SKRIPSI STRATEGI PROGRAM RCTI DALAM MENAYANGKAN FILM ANIMASI “ DORAEMON ” SELAMA 19 TAHUN (1990 - 2009)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu ( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Ryma Wulan Sari.K
Nim
: 44105010149
Jurusan
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Ryma Wulan Sari.k
NIM
: 44105010149
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi ”Doraemon” Selama 19 Tahun ( 1990 – 2009 )
Jakarta, 9 November 2009 Mengetahui, Dosen Pembimbing
( Ponco Budi Sulistyo, S.sos, M.comm )
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI BROADCASTING
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Ryma Wulan Sari.K
NIM
: 44105010149
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi Program RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi ”Doraemon” Selama 19 Tahun ( 1990 – 2009 )
Jakarta, 11 Desember 2009
Ketua Sidang Afdal Makuraga, M.SI
(......................................)
Penguji Ahli Feni Fasta, SE., M.SI
(......................................)
Dosen Pembimbing Ponco Budi Sulistyo, S.sos, M.comm
(.....................................)
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Ryma Wulan Sari.K
NIM
: 44105010149
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi Program RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi ”Doraemon” Selama 19 Tahun ( 1990 – 2009 )
Jakarta, 11 Desember 2009 Disetujui dan Diterima oleh : Dosen Pembimbing
Ponco Budi Sulistyo, S.sos, M.comm
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Dra. Diah Wardhani, M.Si
Kepala Jurusan Broadcasting
Ponco Budi Sulistyo, S.sos, M.com
Fakultas Ilmu Komunikasi Ryma Wulan Sari.K 44105010149 Strategi Program RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi ”Doraemon” Selama 19 Tahun (1990-2009) ( 91 Halaman + V Bab + 25 Buku + 2 Company Profile + Lampiran ) ABSTRAKSI Program yang disajikan televisi pada saat ini sangat beraneka ragam, dan persaingan antar program pun tak terelakan, setiap stasiun televisi mencoba untuk menarik perhatian pemirsanya dengan menyajikan program unggulan mereka, salah satu target pasar televisi adalah anak – anak. Program film animasi Doraemon adalah salah satu program unggulan anak, yang ditayangkan RCTI setiap hari minggu, pukul 08.00, setidaknya ada beberapa program anak saingan yang disajikan oleh stasiun televisi lain pada jam tayang yang sama, namun hal tersebut tidak menyurutkan RCTI dalam mempertahankan film animasi Doraemon selama 19 tahun ini. Melihat fenomena yang terjadi terhadap film animasi Doraemon ini, maka penulis ingin mengetahui bagaimana strategi program RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon selama 19 tahun setidaknya dalam menghadapi beberapa program anak sejenis, sedangkan tujuan peneliti adalah untuk mengetahui apa yang menjadi alasan RCTI dalam mempertahankan film animasi Doraemon tanpa merubah jam tayang selama 19 tahun. Konsep teori yang digunakan pada skripsi ini adalah konsep teori komunikasi massa, khususnya yang berhubungan dengan penayangan sebuah program televisi dan strategi media penyiaran yang telah dikembangkan oleh beberapa pakar komunikasi. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan tujuan menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data berupa hasil wawancara. Hasil penelitian yang didapat adalah strategi yang dilakukan oleh divisi program RCTI dalam menayangkan program film animasi Doraemon, sehingga bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama, serta menjadikan film animasi Doraemon sebagai program anak unggulan RCTI.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmatNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Program RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi Doraemon Selama 19 Tahun (1990 – 2009)” Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Strata satu Ilmu Komunikasi. Penulis melakukan penelitian dalam skripsi ini pada PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia karena melihat RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang juga merupakan pelopor jurnalistik televisi. Film animasi Doraemon yang menjadi obyek penelitian merupakan salah satu program andalan RCTI, yang mampu bersaing dengan program serupa televisi lain bahkan mampu bertahan selama 19 tahun. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana strategi program RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon yang mampu bertahan selama 19 tahun, hal tesebut merupakan alasan utama penulis melakukan penelitian pada skripsi ini. Penulis menyadari dan mensyukuri bahwa dalam menyusun skripsi ini hingga selesai, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan baik dari sisi moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang telah banyak membantu penulis. 1.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Dra. Diah Wardhani, M.Si, Ketua Jurusan Broadcasting sekaligus sebagai dosen pembimbing, Bapak Ponco Budi
Sulistyo, S.sos, M.comm. atas segala arahan, waktu dan bimbingannya yang diberikan kepada penulis, segenap dosen dan staf di Fakultas Ilmu Komunikasi. 2.
Ayah & Ibuku (Alm Bpk Abdul Kadir Sese & Ibu Heryati), Atas Cinta kasih, dukungan serta Doa disetiap Shalatnya yang tiada henti.
3.
Om ku tersayang ( Bpk Alex Rahman ) sebagai pengganti ayahku, thankz banget atas doa dan dukungannya ya...
4.
Soulmate ku tercinta, ( Trisna Rahardi, S.Kom ) atas segala dukungan, waktu, serta doanya, dan selalu menemani disaat suka maupun duka.
5.
Malaikat kecilku, ( Reynard Darell Sapta Rahardi ), selalu temani bunda setiap malam walau hanya dengan tangisan, dan senyummu yang selalu membuat bunda jadi semangat.
6.
Ayah dan Ibu mertuaku ( Bpk Deddy & Ibu Titin Supriatin, S.Pd) thanks atas dukungannya,
7.
Oma – omaku tersayang, ( Oma siswati, Oma Sonya, Nenek Hani, Nenek Hani UP )
8.
Kakakku yang cantik – cantik ( Mbak Atin, Mbak Salma, Mbak Rohma ) thankz ya atas dukungannya.
9.
Adik – adikku tercinta, ( Deo, Raja, Hari, Nanda ) thanks atas doa serta dukungannya.
10. Teman – teman terbaik, ( team HORE ) Kris Yunita Wati, Gina Maharani, Silvia Christin, Eliza Nuriani, Lydia wati, Eliya kemala sari, serta anak – anak broadcast angkatan 2005, kalianlah pelajaran yang paling susah dimengerti
dan bernilai harganya.Terima kasih atas persahabatan kalian selama ini semoga kita dapat selalu mendukung satu sama lain, Thank you so much,
I
LOVE U ALL 11. Pihak RCTI, khususnya ( Bpk Ahmad Roziqin ) selaku Head and PR & D Departement, Bapak Filriady Kusmara ( Planning Section Head ), Bapak Devi Noviana ( International Acquisition ) terima kasih atas kesediaan waktunya menjadi nara sumber untuk wawancara saya, (Bpk Kuwat, Mbak Windi, Mbak Nessy, dan Mbak Tika,) thanks banget atas bantuan anda semua. 12. Ka Andini Wijendaru ( PR Executive AGB Nielsen ) thankz banget atas bantuan data rating doraemonnya. 13. Dan untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu per satu Terima kasih yang sebesar – besarnya.
Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak, dan berkenan membacanya.
Jakarta, 11 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah......................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 9 1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 9 1. Manfaat Akademis..................................................................................... 9 2. Manfaat Praktis.......................................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 10 2.1 Komunikasi Massa......................................................................................... 10 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa.............................................................. 10 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa.......................................................... 12 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa.................................................................... 14 2.1.4 Media Komunikasi Massa..................................................................... 16 2.2 Televisi Sebagai Media Massa....................................................................... 17 2.2.1 Pengertian Televisi................................................................................ 17 2.2.2 Karakteristik Televisi............................................................................. 20 2.2.3 Dampak Program Acara Televisi............................................................ 23 2.3 Strategi Program Televisi................................................................................ 25 2.3.1 Pengertian Strategi................................................................................. 25
2.3.2 Pengertian Program Televisi ................................................................. 27 2.3.3 Pengertian Strategi Program Televisi .................................................... 29 2.4 Dasar – Dasar Strategi Program Televisi........................................................ 31 2.5 Proses Strategi Program Televisi.................................................................... 34 2.6 Analisa Strategi Program Televisi .................................................................. 37 2.7 Waktu Siaran Program Televisi ...................................................................... 40 2.8 Film Animasi .................................................................................................. 42 2.8.1 Pengertian Film Animasi ....................................................................... 42 2.8.2 Sejarah Film Animasi ............................................................................ 43 2.8.3 Jenis – Jenis Film Animasi .................................................................... 44 2.8.4 Perkembangan Film Animasi Di Indonesia ........................................... 45 BAB III METODELOGI................................................................................................... 47 3.1 Sifat Penelitian................................................................................................ 47 3.2 Metode Penelitian........................................................................................... 49 3.3 Teknik Pengambilan data................................................................................ 49 3.3.1 Data Primer............................................................................................ 49 3.3.2 Data Sekunder........................................................................................ 50 3.4 Definisi Konsep............................................................................................... 50 3.5 Fokus Penelitian.............................................................................................. 51 3.6 Nara Sumber / Key Informan......................................................................... 53 3.7 Teknik Analisis Data...................................................................................... 55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 56 4.1 Gambaran Umum PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia .............................. 56 4.1.1 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia ................................................... 56 4.1.2 Visi dan Misi RCTI ............................................................................... 58 4.1.3 Program RCTI ....................................................................................... 59 4.2 Program Film Animasi Doraemon di RCTI ................................................... 62 4.3 Karakteristik Program Film Animasi ............................................................. 64 4.3.1 Sejarah Doraemon ................................................................................. 64 4.3.2 Spesifikasi Doraemon .......................................................................... 66 4.3.3 Alat-Alat Ajaib Doraemon .................................................................... 68 4.3.4 Tokoh-tokoh Film Animasi Doraemon ................................................. 69 4.4 Analisa Data .................................................................................................. 77 4.4.1 Perancangan Program ............................................................................ 77 4.4.2 Tahap Penyiaran .................................................................................... 81 4.4.3 Monitoring dan Evaluasi ....................................................................... 83 4.5 Pembahasan .................................................................................................... 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 88 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 88 5.2 Saran ............................................................................................................... 90 5.2.1 Saran Akademis ..................................................................................... 90 5.2.2 Saran Praktis .......................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat Ijin Penelitian dari Universitas kepada RCTI
Lampiran 2
: Surat Ijin Penelitian dari Universitas kepada AGB Nielsen
Lampiran 3
: Surat Keterangan dari RCTI, bahwa telah melakukan penelitian
Lampiran 4
: Beberapa Gambar karakter tokoh film animasi Doraemon
Lampiran 5
: Hasil Wawancara dengan Nara Sumber Bpk Ahmad Roziqin
( Head Program Research & Development Departement RCTI )
Lampiran 6
: Hasil Wawancara dengan Nara Sumber Bpk Filriady Kusmara
( Planning Section Head RCTI )
Lampiran 7
: Hasil Wawancara dengan Nara Sumber Bpk Devi Noviana
( International Acquisition RCTI )
Lampiran 8
: Data Rating yang diperoleh dari AGB Nielsen
( Andini Wijendaru, Exc PR AGB Nielsen )
Lampiran 9
: Daftar Riwayat Hidup Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia berkomunikasi dengan orang lain untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan
bertahan
hidup,
menambah
ilmu
pengetahuan,
serta
mengembangkan wawasan. Seperti kita ketahui bahwa dalam abad globalisasi, informasi merupakan komoditi yang paling berharga bagi semua pihak. Berkembangnya teknologi di bidang komunikasi membuat dunia semakin dekat, sehingga informasi apapun mudah diperoleh kapan saja diperlukan. Namun demikian teknologi komunikasi tidak akan bisa berkembang bahkan tidak akan bisa bermanfaat tanpa tangan-tangan terampil dan bijak, dalam hal ini perlu adanya orang-orang yang mau dan mampu menggunakannya demi tersebarnya informasi yang berguna bagi kesejahteraan umat manusia. Perkembangan media informasi, khususnya televisi membuat dunia semakin hari semakin dekat saja, meskipun arus informasi yang mengalir tersebut akan mempunyai dampak, baik positif maupun negatif, namun hal tersebut tidak bisa dielakan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini. Keberadaan perkembangan arus informasi tersebut sebenarnya berjalan secara alami sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri, Alfin Tofler dalam bukunya “ The Third Wave “ menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama di tandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya
revolusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 1 Peradaban ketiga inilah yang saat ini menjadi sorotan seluruh dunia maupun bangsa Indonesia, jika tidak ingin tertinggal dengan bangsa lain. Bahkan pemerintah sebagai regulator utama negara ini telah memberikan banyak penghargaan kepada para peneliti di bidang Iptek, inovator maupun memberikan kemudahan dalam perizinan bagi perkembangan dunia telekomunikasi dan Televisi. Tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran di Indonesia setelah hampir tiga puluh tujuh tahun TVRI menjadi single fighter dalam kiprahnya di dunia pertelevisian. Dengan mengudaranya siaran televisi swasta pertama di Indonesia yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas. Kehadiran tv swasta tersebut mendapat sambutan yang baik dari masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI, kehadiran tv swasta tersebut di awali sebagai konsekuensi terbitnya SK Menteri Penerangan RI Nomor 190A / Kep / Menpen / 1987 tentang saluran siaran terbatas yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Adapun setelah mengudaranya RCTI pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul tv swasta lain di Indonesia, adalah SCTV (24–8–1990), TPI (23–1– 1991), ANTV (7–3–1993), Indosiar (11–1–1995), Metro TV (25–11–2000), Trans TV (25–11–2001), dan Lativi (17–1–2002). Selain itu muncul pula TV7 dan Global TV. 2 Jumlah televisi swasta nasional belum mencakup tv lokal – regional. Dengan semakin banyaknya tv swasta nasional semakin marak pula bisnis televisi di
1
Ciptono Setyobudi. “Pengantar Teknik Broadcasting Televisi“ Graha Ilmu : Yogyakarta, 2005 hal 2 2 Tommy Suprapto. “ Berkarier di bidang Broadcasting “ Media Pressindo : Yogyakarta, 2006 hal 21 – 22
Indonesia, dan pada gilirannya masyarakat akan dihadapkan pada beragam pilihan program yang menarik. Televisi telah menjadi kotak ajaib yang mampu membius orang yang sedang menatapnya, dan televisi di anggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan, sehingga masyarakat harus tetap terpaku dalam waktu yang cukup lama di depan layar kaca tersebut, karena keunggulannya itu, masyarakat tak pernah mampu melepaskan diri dari hubungannya dengan media penyiaran. Hampir paruh waktu mereka habiskan untuk menikmati programprogram siaran yang di suguhkan stasiun tv, hal ini wajar karena program tv banyak menawarkan dan menyajikan acara – acara yang menarik dan variatif. Program yang semakin menarik dan variatif ini memang merupakan salah satu kiat dari pengelola media untuk menarik perhatian konsumennya, disamping media sebagai alat bisnis hiburan yang sengaja mencari keuntungan, karena itu tampilan programnya harus selalu menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi agar mampu meraih jumlah penonton yang besar, sehingga suguhan program tidak semata-mata hanya sekedar penyajian informasi atau hiburan semata, tetapi sudah merupakan barang komoditas yang diperjualbelikan. Semakin banyak program yang disaksikan masyarakat, maka semakin banyak pula pemasukan iklan yang di dapat, apalagi jika suatu program memperoleh rating tinggi, maka program tersebut semakin diminati oleh produsen untuk mengiklankan produknya disela-sela program berlangsung, sehingga televisi berjuang untuk membeli program dari luar atau membuatnya sendiri. Namun hal tersebut membuat televisi swasta lebih mementingkan sisi komersilnya daripada
tujuannya mendukung pembangunan. Pada umumnya siaran televisi menyajikan program yang bersifat informatif, edukatif, dan hiburan, program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi, maka itu stasiun tv mengelompokan program siaran sesuai dengan segmentasi audiens. Pada tahun 2005 beberapa stasiun tv mulai terarah dalam menentukan segmentasi audiennya, stasiun tv mulai melakukan segmentasi dan berupaya mengarahkan programnya pada target audien tertentu, biasanya segmentasi audien televisi hanya terjadi pada waktu siaran tertentu, misalnya pada pagi hari waktu siaran lebih banyak diisi dengan program drama yang disukai ibuibu serta pembantu rumah tangga yang tinggal di rumah, sore hari diisi dengan program acara untuk anak – anak seperti film animasi, karena kebanyakan anak – anak menonton televisi pada sore hari, dan waktu prime time biasanya diisi dengan program sinetron yang ditujukan pada remaja serta ibu – ibu. Kecenderungan yang ada menunjukan bahwa hanya stasiun tv yang memiliki segmentasi yang jelas dan mampu melayani segmen itu dengan baik, yang akan berhasil. 3 Salah satu faktor keberhasilan stasiun televisi dalam menayangkan suatu program yang banyak mendapat perhatian dari audiens adalah karena adanya strategi program yang baik. Strategi program adalah suatu perencanaan dan manajemen yang telah disusun dengan baik mulai dari tahap perancangan program, penyiaran, monitoring atau evaluasi untuk mendapatkan dan 3
Morissan “ Manajemen Media Penyiaran “ Ramdina Prakarsa : Diktat Kuliah Programming 1, hal 47
mengembangkan program serta menjadwalkan penyiaraannya agar dapat menarik sebanyak mungkin pemirsa dan bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada. 4 Salah satu target audien stasiun tv adalah anak – anak, mereka adalah pasar yang potensial bagi televisi, karena mereka mau berlama-lama bertahan di depan televisi untuk menikmati tayangan – tayangan yang menurut mereka menarik dan enak untuk ditonton. Pada hari libur biasanya tayangan televisi didominasi oleh acara anak – anak, mulai dari pagi hari menjelang siang, kemudian dilanjutkan sore hari, biasanya acara yang ditayangkan adalah film animasi yang didominasi dari luar negeri seperti jepang. Film Animasi adalah film yang dibuat berupa gambar-gambar yang bergerak, film animasi berasal dari gagasan menghidupkan gambar-gambar yang dilukis, dan lukisan tersebut bisa menimbulkan hal yang unik, lucu, dan menarik, karena dapat “disuruh” memegang peranan apa saja yang tidak mungkin diperankan oleh manusia. 5 Tayangan film animasi ini biasanya menampilkan tokoh – tokoh unik, penuh warna, lucu, dan imajinatif. Namun tidak semua film animasi yang ditayangkan mempunyai alur cerita dan karakter tokoh yang baik bagi anak – anak, misalnya menampilkan adegan kekerasan serta dibumbuhi dengan adegan seks, padahal adegan- adegan seperti itu tidak layak ditonton untuk anak – anak bahkan bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi psikologis mereka, dan mereka adalah peniru yang sangat baik. Namun ada juga film animasi yang jalan ceritanya bisa menambah pengetahuan dan juga kreatifitas anak – anak. Bahkan ada film animasi yang telah cukup lama ditayangkan dan hingga kini masih tayang dengan cerita – cerita yang 4
http://tvconsulto.com, Sekilas Tv Programming, Wardi Wahid Onong Uchjana Effendy “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek “ PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1984, hal 29 – 30.
5
baru. Maka alangkah baiknya jika orangtua turut mendampingi anak mereka ketika menonton televisi serta ikut mengontrol dalam pemilihan acara, dengan demikian ketika ada hal – hal yang tidak dimengerti oleh anak saat menonton televisi dapat langsung dijelaskan oleh orang tua, sehingga mereka menerima informasi yang benar dan di jelaskan dengan bahasa yang sesuai dengan umur mereka agar mereka dapat membuat pemahaman yang lebih baik. Salah satu yang menarik dari beragam film animasi yang ditayangkan televisi adalah “ Doraemon “ yang ditayangkan di RCTI, setiap hari minggu pukul 08.00 WIB, cukup digemari oleh anak – anak. Ratingnya saat ini tidak kalah dengan film animasi yang lain, di saat film animasi seangkatanya sudah meredup, bahkan sudah tidak tayang lagi, namun film animasi Doraemon dapat membuktikan eksistensinya di Indonesia dengan bertahan selama 19 tahun, walaupun film animasi doraemon menimbulkan kontraversi di Indonesia. Film ini berasal dari jepang, yang sudah sangat populer di negara asalnya selama 37 tahun. Pada tahun 1969 komikus Fujiko F Fujio, nama pena dari Hiroshi Fujimoto, menciptakan kartun karakter Doraemon, robot kucing yang datang dari masa depan, tepatnya dari September 2012. Doraemon adalah robot kucing dengan berat 129,3 kilogram dan tinggi 129,3 sentimeter yang dikirim oleh cucu Nobita di masa depan, Sewashi, untuk membantu Nobita. Doraemon, yang sebenarnya lahir pada September 2012 itu, masuk ke rumah Nobita melalui laci meja belajar Nobita. Sejak itu Doraemon bersahabat dengan Nobita, membantunya memecahkan persoalan sehari-hari. Doraemon tidak mempunyai telinga karena digigit tikus robot. Yang menarik, ia mempunyai kantong ajaib yang bisa
mengeluarkan benda-benda ajaib pula. Baling-baling bambu menjadi unsur pemanis yang menarik. 6 Sejak dimuat secara berseri di enam majalah Jepang pada Desember 1969, cerita unik Doraemon makin meluas, menjadi komik yang digemari anak-anak termasuk anak-anak Indonesia. Setelah komik, lalu muncul serial kartunnya, dan terakhir versi filmnya, Doraemon The Movie. PT Perdana IMMG Indonesia mendapat hak tayang serial kartun ini sejak tahun 1989. Dan pada tanggal 4 November 1990 RCTI menayangkan Doraemon untuk pertama kali dengan sistem blocking. 7 Direktur Programming RCTI Harsiwi Akhmad mengatakan, saat ini kartun Doraemon sudah ditayangkan selama 908 episode belum termasuk 268 episode Doraemon yang ditayangkan ulang. Kalau dijumlah, selama ini tak kurang dari 1.176 episode. Ini pun belum termasuk Doraemon the Movie (beberapa film Doraemon versi layar lebar). Dan sekarang ini masih menjadi serial kartun nomor satu yang digemari berdasarkan survei AGB Nielsen. Meski rating cenderung menurun, RCTI belum ingin memutus kontrak kerja sama dengan IMMG. "Masih disukai kok," katanya. Saat ditayangkan perdana pada tahun 1990, rating Doraemon mencapai 25 dan audience share mencapai 89 persen atau ditonton oleh 89 persen pemirsa televisi pada jam tayang yang sama, yakni Minggu pukul 08.00. Sampai tahun 2002 rating stabil di atas dua digit atau 10 ke atas. Pada tahun 2003 rating mulai turun hingga angka 8 dan turun lagi hingga angka 3. Meski demikian, pada tahun 2007 lembaga survei AGB Nielsen mencatat bahwa Doraemon masih 6 7
(on line) http://arsip.televisiana.net/ at 30 September 2008 ibid
menduduki peringkat pertama dari semua kartun yang ditayangkan televisi. Belakangan ini audience share-nya berkisar 30 persen-20 persen. 8 Sepanjang enam menit slot iklan yang tersedia untuk Doraemon tetap selalu penuh. Tak heran kalau RCTI tetap mempertahankan Doraemon dalam jam tayang yang tak berubah sejak pertama kali ditayangkan. Masuknya banyak kartun baru yang juga berkarakter kuat, seperti Spongebob Squarepants dan semua kartun produksi Nickelodeon, memang cukup berpengaruh pada audience share. Namun, Harsiwi yakin, Doraemon masih mempunyai penggemar fanatik. "Makanya, kami belum berpikir untuk memberhentikan tayangan ini," paparnya. 9 Soal kekuatan film animasi ini ada tiga hal. Pertama karena animasi ini mewakili imajinasi anak-anak, terutama soal kantong ajaib dan robot kucing bisa terbang. Kedua, cerita animasi ini sangat "sehari-hari", lucu, dan mudah dinikmati anak-anak. Ketiga adalah pesan moral tentang hal-hal baik yang harus dilakukan sebagai manusia. Film animasi Doraemon dikemas dengan gaya bahasa dan gambar animasi yang menarik, agar dapat dinikmati dan mudah dimengerti oleh anak – anak.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis merumuskan pokok permasalahan penelitian, yaitu Bagaimana strategi program RCTI dalam menayangkan film animasi “Doraemon” selama 19 tahun (1990 – 2009 ) ?
8 9
AGB Nielsen Media Research http://www.kompas.com, 17 Tahun Membangun Imajinasi bersama Doraemon, Susi Iwaty
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan menjawab pertanyaan dari fokus penelitian yaitu strategi program RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon di RCTI selama 19 tahun (1990 – 2009)
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini dapat menambah referensi bagi Ilmu Komunikasi khususnya dalam bidang broadcasting, serta memberikan acuan kepada stasiun televisi tentang bagaimana menciptakan suatu program yang mampu eksis selama 19 tahun.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua agar dapat mendampingi anak – anaknya saat menonton televisi dan menyeleksi tayangan yang sesuai dengan usia anak –anak, dan bermanfaat bagi mereka. Serta diharapkan memberikan masukan bagi stasiun tv, khususnya RCTI agar dapat menayangkan program sesuai dengan segmentasi audiens, dan bisa tetap mempertahankan program – program unggulannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian melalui simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainlain. 10 Sehubungan dengan proses komunikasi dikenal perkataan “komunikator” dan “komunikan”. Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil prakarsa ataupun sedang mengadakan komunikasi dengan individu atau kelompok (sasaran) yang lain. Biasanya dianggap bahwa komunikan adalah objek dari kegiatan komunikasi, yaitu hasil dari kegiatan ini adalah bahwa ide ataupun anjuran dan pikiran komunikator akan diterima oleh komunikan/sasarannya. 11 Jadi kesimpulan dari komunikasi itu adalah proses penyampaian suatu informasi dari komunikator kepada komunikan untuk menyampaikan suatu pesan berupa lambang dengan cara saling mengerti satu sama lain agar informasi tepat sasaran, serta efek yang didapat berupa perubahan sikap dan tindakan sesuai dengan harapan. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga, atau orang yang dilembagakan.
10 Sasa Djuarsa Sendjaja, “Pengantar Ilmu Komunikasi, Materi Pokok Ilmu Komunikasi”. Universitas Terbuka. 1998 hal 7 11 Ibid hal 8
Yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen, pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya media elektronik), komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. 12 Telah disadari pada setiap masyarakat komunikasi massa memang melibatkan setiap orang dengan tujuan yang beranekaragam. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika komunikasi massa bisa dilihat dari berbagai perspektif yang berbeda. 13 Ada tiga model pandangan proses komunikasi massa, yaitu : 1.Model Transmisi Pandangan ini dikaitkan dengan istilah pengiriman, atau pemberian informasi kepada pihak lain. Inti gagasn komunikasi ini adalah transmisi isyarat (sinyal) atau pesan dalam waktu tertentu dengan tujuan tercapainya kontrol. 2. Model ekspresi atau ritual Model ini meliputi definisi, tujuan serta kegiatan media dalam bidang informasi budaya dan hiburan. Meskipun demikian model ini lebih mencerminkan penafsiran eksternal para pengamat dari pada tujuan pengirim dan penerima yang dinyatakan. 3. Model Perhatian. Model ini terletak pada kenyataan bahwa sesuai dengan tujuan utama media, sebagaimana yang telah ditentukan media itu sendiri (menarik hati khalayak),
12
Deddy Mulyana, “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, PT Remaja Rosda Karya, Bandung,2005 hal 75 13 Dennis Mc Quail, “Teori Komunikasi Massa (suatu pengantar)”, Edisi kedua, Erlangga, 1996, hal 44
pada dasarnya kegiatan komunikasi media massa adalah untuk menarik perhatian, bukannya untuk mengirim pesan, menciptakan keamanan pandangan, meningkatkan kemampuan ekspresi, atau mengembangkan kegiatan bersama. Kewajiban dan tujuan utama media adalah menarik perhatian
khalayak.
Dengan
demikian,
keterampilan
yang
harus
dikembangkan dan patut diberikan imbalan dalam komunikasi massa juga harus diselaraskan dengan kewajiban dan juga paling cocok dengan pandangan khalayak umum, menyangkut pentingnya pemakaian media, yaitu : membebaskan diri, melibatkan diri, menghibur dan lain-lain. Model ini pun bertentangan dengan beberapa unsur yang terdapat pada kedua model lainnya. 14
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Setelah mendapat beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi, telah kita ketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dianggap saling melengkapi. Melalui komunikasi massa itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan
dengan
komunikasi
antarpersonal.
Beberapa
karakteristik
komunikasi massa adalah suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengiriman pesan. 15 14 15
Ibid hal 45 - 46 Alo Liliweri, “Komunikasi Massa Dalam Masyarakat”. PT Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1998,
1. Adanya khalayak yang luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum, tidak dapat bersifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan kebudayaan. 4. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya. 5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda-beda, pesan yang keluar dari peralatan komunikasi difokuskan pada perhatian yang sama, seakanseakan khalayak yang heterogen tersebut akan memberikan reaksi yang sama pula. 16 Terdapat lima ciri komunikasi massa, seperti yang telah disebutkan oleh Prof.Dr. Onong U. Effendy, M.A dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dan praktek”, yaitu : 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Komunikator menyampaikan pesan secara satu arah, umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) biasanya berlangsung tertunda. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu intitusi atau organisasi. Komunikasi massa disebut komunikator kolektif karena pesan yang dihasilkan merupakan hasil kerjasama sejumlah kerabat kerja. hal 10 16 Ibid hal 11
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarluaskan pada komunikasi massa untuk umum dan mengenai kepentingan umum pula, jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau pada sekelompok orang tertentu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak yang menonton televisi, khalayak secara serentak dan sesaat pesan yang diberikan oleh media massa tersebut. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen, khalayak ini dalam keberadaannya terpencar, tidak saling mengenal, dan tidak memiliki kontak pribadi, dan masing – masing berbeda dalam berbagai hal; jenis kelamin; agama; usia; pekerjaan; pendidikan; dan sebagainya. 17 Dan ciri – ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi massa harus ada media yang menyampaikan pesan yang bersifat umum, secara satu arah dan serempak kepada khalayak heterogen.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Berikut ini adalah fungsi khusus dari komunikasi massa, menurut Joseph A 17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Opcit hal 20-25
Devito, diantaranya : 18 1. Menghibur Media memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian dari kahalayak sebanyak mungkin sehingga dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. 2. Meyakinkan Media berusaha meyakinkan khalayak atas suatu peristiwa persuasi ini dapat datang dalam bentuk : a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, dan nilai b. Mengubah sikap, kepercayaan seseorang c. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu. 3. Memberikan Informasi Media memberikan informasi kepada khalayak baik berupa pengetahuan tentang musik, politik, film, seni, psikologi, maupun ekonomi. 4. Menganugerahkan Status Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, dalam karya mereka yang berpengaruh Mass Comunication Popular Taste, and Organized Social Action (1951), mengatakan “ jika anda benar-benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian massa, dan jika anda pusat perhatian massa, berarti anda memang penting”. 19 5. Membius Media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa 18
Joseph A Devito, “Komunikasi Antar Manusia”, ed kelima terjemahan Agus Maulana, Professional Book, Jakarta, 1997, hal 518 19 Ibid hal 517
tindakan tertentu telah diambil, sebagai akibat, pemirsa terbius kedalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik. 6. Menciptakan rasa kebersatuan Media mampu membuat khalayak merasa menjadi anggota suatu kelompok.
2.1.4 Media Komunikasi Massa Media dalam arti umum yaitu lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan sub sistem dari sistem pemerintahan di suatu Negara, dimana media tersebut beroperasi bersama-sama dengan sub sistem yang lainnya.20 Media massa dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu, media elektronik dan media cetak, media cetak meliputi surat kabar, majalah, bulletin. Sedangkan media elektronik mencakup media audio seperti radio, dan media audio visual yaitu televisi. Perkembangan media informasi, membuat dunia semakin hari semakin dekat, meskipun arus informasi yang mengalir akan mempunyai dampak baik positif atau negatif. Namun hal tersebut tidak bisa dielakkan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini. 21 Keberadaan perkembangan arus informasi tersebut, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya “ The Third Wave” menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga katagori utama, yaitu pertama, ditandai dengan penemuan-penemuan dalam bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya 20 21
Ibid 90 Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Opcit hal 1
revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. 22 Perkembangan teknologi elektronik telah membawa dampak kepada perkembangan di bidang komunikasi massa. Berkat perkembangan teknologi elektronika ini arus informasi dapat berjalan cepat, sehingga mampu menembus batas ruang dan waktu antara dua tempat yang berbeda. 23
2.2 Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1 Pengertian Televisi Televisi secara harafiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sederhana sebenarnya televisi meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal – sinyal gambar ” view” bersamaan dengan sinyal suara, sehingga sinyal – sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal – sinyal tersebut akan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. 24 Televisi merupakan temuan internasional, karena banyak ilmuwan – ilmuwan yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Tercatat dalam sejarah nama – nama tersebut diantaranya Michael Faraday (Ilmuwan Inggris, 1791 – 1867), dan James Clerk Maxwell (Ilmuwan Inggris, 1831 – 1879), mereka 22
Ibid hal 1 Tommy Suprapto, Berkarier di bidang Broadcasting, Opcit hal 21-22 24 Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi Opcit hal 2 23
mendalami ilmu tentang gelombang elektromagnetik sebagai media untuk mengirim gambar, suara, maupun kombinasi gambar – suara (televisi) untuk dipancarkan dari satu tempat ke tempat lain dengan media udara. 25 Percobaan transmisi gelombang elektromagnetik tersebut telah sukses dikembangkan oleh Heinrich Rudolf Hertz (Ilmuwan Jerman, 1857 – 1894) meskipun dalam jarak yang masih terbatas, baru setelah itu melalui tangan dingin Guglielmo Marconi (Ilmuwan Italia 1874 – 1973), gelombang elektromanetik sebagai media suara atau radio yang dikirim mampu diterima dengan baik meskipun menyebrangi Samudera Atlantik pada tahun 1901. Percobaan tersebut kemudian dipatenkan sebagai penemuan teknologi nirkabel.26 Perkembangan
televisi
dengan
menggunakan
media
gelombang
elektromagnetik, mengalami bermacam – macam proses percobaan dalam waktu yang cukup lama. Pada tahun 1926, John L.Baird mengadakan eksperimen pemancar televisi pertama, dan dilanjutkan tahun 1927 oleh Laboratorium Perusahaan Telepon Bell. Pada tahun 1928, E.F. Alexanderson telah mengadakan percobaan dan demonstrasi pemancar televisi berukuran 3 inchi persegi. Pada tahun 1939, pesawat televisi penerima elektronika sudah mulai dapat ditemui dalam pasaran Amerika Serikat (USA), menggunakan sistem gambar rangka 441 garis. Baru pada tahun 1941 oleh Komisi Perhubungan Federal Amerika Serikat ditatapkan gambar televisi dengan sistem 525 garis rangka.
25 26
Ibid hal 2 Ibid hal 3
Perkembangan pesat pertelevisian dunia terjadi antara tahun 1951 – 1954, dimana saluran (channel) Ultra High Frequency (UHF) mulai dibuka serta ditemukannya televisi berwarna. 27 Tuntutan perkembangan teknologi informasi global mau tidak mau juga merasuki pemerintah Indonesia, dengan memberikan respon yang signifikan, antara lain dengan melakukan terobosan – terobosan berupa kemudahan perizinan pembangunan stasiun – stasiun televisi baru. 28 Televisi sendiri membawa kultur yang dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat, apalagi sebetulnya yang esensial dari kultur ini pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama, sebelum kebudayaan tulis maupun cetak menggesernya. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi pengajaran, ilmu dan hiburan. 29 Televisi sebagai produk teknologi maju berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri, dan telah menyentuh kepentingan umat manusia, hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, karena yang disebabkan oleh kekuatan yang dimiliki televisi sebagai alat yang merupakan bagian dari suatu sistem yang besar sehingga mampu menciptakan daya rangsang yang tinggi dalam mempengaruhi sikap, tingkah laku, dan pola berpikir khalayak, dimana akhirnya menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
27
Ibid hal 4 Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Opcit hal 4 29 Fred Wibowo, “Teknik Produksi Program Televisi”, Pinus Book Publisher, Yogyakarta,2007 hal 17 28
Sesuai dengan cara menyampaikan informasinya, televisi sebagai media massa, seperti halnya radio dimana proses komuikasinya hanya berjalan satu arah. Artinya komunikan tidak berhubungan langsung dengan komunikator, demikian pula komunikatornya pada media televisi tidak bersifat individual melainkan bersifat kolektif, dan massa komunikatornya adalah para penonton yang mempunyai karakteristik tersendiri. 30
2.2.2 Karakteristik Televisi Bedasarkan karakteristik televisi yang berporos pada kekuatan suara, tulisan serta gambar hidup maka program televisi harus di rancang dan dikemas dengan memanfaatkan keunggulan – keunggulan dan kelemahannya. Semakin besar pengetahuan untuk memanfaatkan media tersebut, maka pesan yang disampaikan akan lebih efektif, sebab penerima pesan (pemirsa) cenderung menggunakan proses – proses selektif saat menggunakan media massa. sehingga pesan pengirim (media) dapat mengalami distorsi. Televisi merupakan sarana komunikasi massa dimana terjadi komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Sebagai media komunikasi massa, televisi memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Audiovisual Televisi dapat didengar dan dilihat (audiovisual). Apabila khalayak radio hanya dapat mendengar kata – kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar bergerak. Karena sifatnya yang audiovisual itu 30
Subronto, Darwanto Sastro, “Produksi Acara Televisi“, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal 21
pula maka semua program televisi harus dilengkapi dengan gambar, dan suara. Dengan adanya gambar tersebut khalayak memperoleh gambaran yang lengkap tentang program yang disiarkan serta memiliki keyakinan akan kebenaran berita. 2. Berpikir dalam gambar Seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi seharusnya memiliki kemampuan berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menterjemahkan kata – kata yang megandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi komunikator harus berusaha menunjukan objek – objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan, dan lain sebagainya. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran tergolong lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak orang, peralatan yang digunakan pun lebih banyak dengan cara pengoperasiannya juga lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang – orang yang terampil dan terlatih. Drs. J.B Wahyudi dalam bukunya “Dasar – Dasar Jurnalistik Radio Dan Televevisi”, menjelaskan tentang sifat – sifat media televisi adalah sebagai berikut : 1. Proses pemancaran / transmisi. 2. Isi pesan audiovisual dapat dilihat dan didengar bersamaan pada waktu siaran.
3. Tidak dapat diulang. 4. Dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi (audiovisual). 5. Dapat menyajikan pendapat narasumber secara orisinil (audiovisual). 6. Penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam. 7. Makna berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam. 8. Distribusi melalui pemancar atau transmisi. 9. Bahasa yang digunakan formal dan nonformal (Bahasa tutur). 10. Kalimat singkat, padat, sederhana dan jelas. 31 Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Hal ini disabakan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Immediacy, menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa tersebut berlangsung. 2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya berupa audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera, apa adanya sesuai dengan kenyataan. 32 Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar. Begitu pula bagi seorang komuniaktor yang akan menyampaikan informasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir gambar. Ada dua tahapan yang harus dilakukan dalam berpikir gambar. Taham pertama adalah visualisasi, yakni menterjemahkan kata – kata yang mengandung gagasan menjadi gambar secara 31
J.B. Wahyudi, “Dasar – Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi”, Grafiti, Jakarta, 1996, hal 8 – 9 Onong Uchjana Effendy, “Televisi Siaran Teori dan Praktek”, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal 21
32
individual, tahapan kedua adalah penggambaran, yakni merangkai gambar – gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 33 Jika dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih komplek, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan banyak orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah tehnik, pengarah studio, pemandu gambar, juru kamera, juru video, dan lain – lain. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya jauh lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang – orang yang terampil dan terlatih. 34
2.2.3 Dampak Program Acara Televisi Media televisi berperan sebagai alat informasi,hiburan,kontrol sosial dan penghubung wilayah secara geografis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan di interpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa, serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka macam. Berdasarkan hal itulah maka timbul pendapat pro dan kontra terhadap dampak program acara televisi yaitu : 1. Program acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada didalam masyarakat. 2. Program acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat 33
Elvinaro Ardianto, “Komunikasi Massa“ suatu pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Jakarta, hal 128. 34 Ibid hal 128
3. program acara televisi akan membuat nila-nilai sosial baru dalam kehidupan masyarakat. 35 Sebagai alat dari komunikasi massa, maka televisi memiliki format acara yang juga mempunyai dampak untuk pemirsanya, yaitu : 1. Dampak Kognitif yaitu kemampuan seseorang ataupun pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi dan memberikan pengetahuan bagi pemirsa. 2. Dampak Afektif yaitu pemirsa dihadapkan pada trend aktual yang ditayangkan televisi. 3. Dampak Konatif yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 36 Kunci penyelesaian untuk mengelola dalam perencaan program acara televisi adalah harus konsekuen serta konsisten dalam membuat sebuah paket acara dengan tujuan yang jelas, serta diiringi tanggung jawab moral dalam melihat kondisi dan situasi pemirsa. Televisi merupakan media yang sangat luwes, pesan atau produk apapun dapat diterapkan dalam karakteristik televisi. Adapun kelemahan yang dimiliki media televisi adalah : 1. Pesan televisi cepat sekali berlalu dan mudah dilupakan tanpa pengulangan yang mahal
35
M.Alwi Dahlan, “Televisi dan Spektrum Film Tanggung Jawab Dalam Komunikasi Massa. Dalam Jurnal Penelitian Komunikasi Pembangunan Badan Litbang”. Departemen Penerangan RI, Jakarta 1995, Hal 3 36 Ibid Hal 7
2. Audiens televisi terpisah – pisah dengan banyaknya pilihan seperti tv kabel, stasiun independent, VCR yang saling bersaing untuk memperoleh waktu pemirsa 3. Biaya periklanan terus meningkat, ini mengakibatkan pesan – pesan menjadi lebih pendek dan meningkatkan kekuasaan iklan. Media televisi merupakan media yang penuh kontraversi jika ditelaah lebih lanjut. Hal yang tidak pernah selesai dipermasalahkan adalah ketika televisi banyak diungkap memberikan pengaruh negatif pada kelompok penontonnya dari segmen anak. Kepedulian terhadap tumbuh kembang usia anak yang diduga mendapat pengaruh negatif dari televisi. Hall (dalam Craggs, 1992) mengemukakan tiga tipe penonton televisi : 1. Penonton menerima seluruh pesan – pesan yang ia lihat dari televisi 2. Penonton menerima sebagaimana apa yang ia tonton (pesan – pesan yang ditampilkan), tetapi tidak seluruhnya. Penonton tipe ini masih bisa melakukan negoisasi pesan mana yang harus ia terima dan mana yang tidak. 3. Penonton menolak secara keseluruhan pesan –pesan yang ditampilkan, dan mencari alternatif lain dari pola pikir yang baru.
2.3 Strategi Program Televisi 2.3.1 Pengertian Strategi Strategi memiliki banyak definisi maka untuk memperjelas definisi mengenai strategi, sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, strategi yaitu cara-cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan cara-cara untuk
mencapai tujuan jangka pendek disebut taktik. Konsep Strategi secara historis memang berasal dari militer seperti yang diungkapkan oleh Von Neumon dan Morgentren dalam tulisannya “Theory Of Games” yang mengandung teori dan konsep strategi. Dari sinilah konsep tersebut kemudian diaplikasikan kedalam dunia bisnis dan dalam kehidupan lainnya seperti politik. Thomas Schelling mengembangkan studi dengan judul “The Strategy Of Conflict” yang mengungkapkan berbagai unsur strategi yang pada umumnya ditemui dalam berbagai aspek kehidupan dan dalam situasi kompetisi. Dalam perkembangan selanjutnya terutama dalam era globalisasi strategi merupakan instrumen manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk bertahan dan memenangkan persaingan tapi juga untuk tumbuh dan berkembang. 37 Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasional. Strategi komunikasi harus mampu menunjukan arah operasional secara praktis yang harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktuwaktu bergantung pada situasi dan kondisi.38 Menurut George R.Terry, menejemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
37
Onong Uchjana Effendy, “Ilmu,Teori dan Filsafat Komuniksi”, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003 hal 300 38 Ibid hal 300
lain. 39 Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang mutlak harus dilaksanakan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien. 40 Kesimpulannya strategi merupakan keseluruhan tindakan yang mengandung cara komperhensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja dan berjuang guna mencapai sasaran. Strategi juga berlaku untuk perusahaan media, untuk mencapai target sasaran yang diharapkan oleh perusahaan media dapat mempertahankan program yang dimiliki.
2.3.2 Pengertian Program Televisi Kata “Program” berasal dari bahasa Inggris programming atau program yang berarti
acara
atau
rencana.
Undang-undang
penyiaran
Indonesia
tidak
menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara Program adalah segala hal yang ditampilkan stasin penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya. 41 Dengan demikian, program memiliki pengertian yang luas Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat pemirsa tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah radio maupun televisi. 39
Nunung Chozanah, dan Ating Tedjasutisna, “Dasar – Dasar Manajemen”, Armico, Bandung, 1996, hal 22 40 Ibid hal 45 41 Morissan, “Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, PT Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005, hal 27
Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengaran atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar maupun penonton. 42 Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program unuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai macam program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). 1. Program Informasi Program Informasi adalah segala jenis siaran ya tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan ( informasi ) kepada khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang akan dijual kepada audiens. Program informasi di bagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Berita keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus
42
Ibid, 97-99
segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak. Sebagian orang menyebut berita keras dengan istilah straight news. Sedangkan berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens. Program hiburan dibagi kedalam beberapa jenis program, yaitu : Drama, permainan atau game show, musik, dan pertunjukan. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdiri pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu besifat faktual atau fiktif (fictional), program faktual antara lain meliputi : program berita, dokumenter atau reality show, sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. 43
2.3.3 Pengertian Strategi Program Televisi Strategi program adalah suatu perencanaan dan manajemen yang telah disusun dengan baik mulai dari tahap perancangan program, penyiaran, monitoring atau evaluasi untuk mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan penyiaraannya agar dapat menarik sebanyak mungkin pemirsa dan bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada. 44 Selain itu Head-Steeling (1982) menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik penonton masuk ke stasiun sendiri 43 44
Ibid., 100 http://tvconsulto.com, Sekilas TV Programming, Wardi Wahid
(inflow) dan menahan penonton yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadinya aliran penonton keluar (outflow) yaitu ; 45 1. Head to head Suatu program acara yang menarik penonton yang sama sebagaimana penonton yang dimiliki satu atau beberapa televisi saingan 2. Program Tandingan (Counter Programming) Strategi untuk merebut penonton yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik penonton yang belum terpenuhi kebutuhannya. 3. Bloking Program (Block Programming) Penonton dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenisnya waktu siaran tertentu. 4. Pendahuluan Kuat (Strong Lead-in) Strategi untuk mendapatkan sabanyak mungkin penonton dengan menyajikan program yang kuat pada awal segmen waktu siaran. 5. Strategi Buaran (Creating Hammock) Menempelkan acara yang kurang popular diantara dua program unggulan. 6. Strategi merebut perhatian penonton Dilakukan dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara tepat. 7. Stategi lainnya. Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program-
45
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, opcit hal 130
program yang sudah berhasil dalam posisinya serta menayangkan programprogram unggulan pada saat tersedia banyak penonton misalnya pada waktu prime time. Strategi-strategi program tersebut merupakan cara-cara yang dilakukan oleh pengelola televisi khususnya departemen programming yang bertujuan untuk merih penonton sebanyak mungkin melalui perencanaan pola jam siaran. Namun strategi program tidak akan berhasil apabila produksi program tersebut kurang baik. Menurut pendapat Soenarto R.M dalam bukunya “Manajemen Penyiaran Televisi”, memproduksi suatu acara siaran televisi memerlukan persiapan yang matang. Hasil acara yang bagus biasanya diukur dari kematangan persiapannya. Hal inilah yang membuat strategi program itu sangat penting untuk dapat menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audiens. 46
2.4 Proses Strategi Program Televisi Pengaturan schedule acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dilakukan di satu departemen yakni Programming Departement. Di dalam TV Programming akan tercakup : 1. Perancangan Program Pada tahapan ini aktivitas dimulai dengan mengumpulkan ide baik internal maupun eksternal sampai menjadi sebuah desain program untuk mengisi atau
46
Ibid 168
sebagai masukan pada Pola Dasar yang memuat judul, kriteria serta format program. Tujuannya yakni untuk mendapatkan sebuah desain program yang tentu saja yang menarik serta memenuhi kebutuhan khalayak/penonton. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini yakni : 1. Mengumpulkan Ide 2. Merancang Program 3. Mempelajari & Mengembangkan Ide untuk rancangan program 4. Mengkaji Program 5. Menganalisia & Menilai rancangan program, yang nantinya disetujui atau mungkin ditolak menjadi desain program Dari tahapan ini akan diperoleh : Jenis Program, Ide Program, Desain Program, serta Persetujuan. 2. Tahap Penyiaran Tahapan ini merupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yakni program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya yakni untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on airing. Dalam Tahapan Penyiaran, terdiri atas : 1. Format bahan layak siar 2. Kualitas teknis bahan layak siar 3. Kualitas program bahan layak siar Untuk memenuhi bahan layak siar tadi diperlukan penyimpanan khusus materi siaran yang berbentuk perpustakaan/library bahan siar yang akan : 1. Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan siaran
2. Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan layak siar berikut dengan data pendukung 3. Menyiapkan pita bahan siaran yang baru/blank tape sesuai format yang ditetapkan. Jadi, pada intinya penyiaran merupakan kegiatan menyiarkan bahan layak siar yakni : 1. Megumpulkan database program 2. Menyusun urutan acara/rundown 3. Mensahkan susunan acara 4. Mendistribusikan susunan acara 5. Menyiapkan bahan siaran 6. Otomasi data program (check display logger data) 7. Menyelenggarakan siaran 8. Relokasi bahan siaran 3. Monitoring dan Evaluasi Merupakan kegiatan mengamati dan menilai penyiaran sebagai internal control terhadap kegiatan penyiaran dengan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Mengamati jalannya penyiaran 2. Menilai mutu penyiaran 3. Mengevaluasi masukan yang diterima dan meneruskan kepada setiap fungsi terkait. 47
47
http://dikiumbara.wordpress.com, Tentang TV Programming, diki umbara
Melalui perencanaan (Planning), stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Pada dasarnya setiap program yang disajikan harus melalui proses perencanaan yang matang, para perencana siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik akan memperlancar proses produksi dan penyiaran. Setelah melalui perencanaan yang baik barulah menyusun organisasi (Organizing) penyiaran yang dijabarkan menjadi suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan menjadi satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi baik dalam perencanaan program, pengadaan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan pengarahan (Actuating) oleh pemimpin untuk membimbing, mengarahkan, dan mengatur segala kegiatan dalam penyiaran program, tahapan ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Proses pengawasan (controlling) dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan yang sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah
dan komposisi audiens yang menonton program pada stasiun penyiaran dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset dan rating. Dalam dunia penyiaran, sistem kontrol yang dilakukan dalam bentuk pengawasan sangat penting mengingat output siaran memiliki dampak yang sangat luas bagi masyarakat. 48
2.5 Dasar – Dasar Strategi Program Televisi Secara garis besar setiap strategi perusahaan harus mempunyai analisis SWOT, karena analisis tersebut dapat mempengaruhi maju atau tidaknya sebuah perusahaan. Begitu juga dalam strategi media penyiaran terutama dalam bidang pertelevisian membutuhkan analisis SWOT, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan dalam hal ini stasiun televisi. Analisis ini didasarkan pada : 49 1. Strenght (kekuatan) Media mempunyai peranan yang besar di masyarakat dalam menyebarkan informasi penting atau sebagai agen sosialisasi. Penata program harus bisa menghitung dimana kekuatan stasiun televisi, misalnya jangkauan siaran luas yang mencakup seluruh Indonesia. Programmer harus bisa menciptakan dan menyajikan berbagai jenis acara yang bisa disajikan untuk audiens serta mudah untuk mendapatkan sponsor atau pemasang iklan, dan juga harus bisa mengantisipasi program yang bisa ditiru oleh stasiun televisi lain, serta harus bisa mengukur dan menganalisa kekuatan dari competitor lain.
48 49
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, opcit hal 135 R.M. Soenarto, “Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran”, Jakarta. FFTVIKJ Press 2007, hal 15
2. Weakness (kelemahan) Disamping itu, programmer juga harus bisa melihat kelemahan stasiun lain, kemudian programmer akan bisa masuk dengan program lain yang dapat menarik audiens ke stasiun sendiri. 3. Opportunities (peluang) Programmer harus bisa membuka peluang bersama – sama dengan stasiun televisi yang lain, dan harus cepat tanggap mengisi waktu siarannya dengan tepat sasaran dan tidak didahului oleh stasiun lain. 4. Threats (ancaman) Acara yang bagus di sebuah stasiun televisi lain biasanya menjadi hambatan untuk menentukan jenis dan isi siaran di stasiun sendiri. Karena itu ancaman semacam ini harus dapat diantisipasi oleh seorang programmer. Jika perlu acara di stasiun televisi sendiri cepat diganti atau diubah waktu penyiarannya. Melalui analisis SWOT penata program bisa memperhitungkan kemungkinan kesalahan dalam penempatan acara yang harus dihindari. SWOT sangat memiliki arti bagi penata program dalam mencari, menyusun, memasang atau mengubah acara siaran dengan harapan agar acara-acara yang telah tersusun dapat dinikmati pemirsa dengan nyaman dan tidak memindahkan tontonannya ke channel lain. Membandingkan kekuatan dan kelemahan stasiun televisi dalam peta persaingan dengan beberapa stasiun TV terdekat diperlukan pula untuk menilai apakan strategi yang sekarang berjalan perlu dlanjutkan atau tidak. Programmer harus merangkum seluruh informasi yang diperoleh untuk menilai secara tajam seluruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan melalui
analisis SWOT. Analisis SWOT memberikan gambaran mengenai situasi di dalam dan di luar stasiun TV dan harus sesuai dengan satu sama lain. Khususnya kekuatan stasiun TV, karena bertindak sebagai penyangga utama untuk penyusunan strategi, sementara itu kelemahan merupakan hal yang harus dikurangi dan dilindungi. Peluang harus diidentifikasi dan dicari secara aktif sehingga ketika muncul maka stasiun TV siap menanggapinya, tetapi stasiun TV harus waspada karena biasanya pada setiap peluang selalu muncul ancaman yang bisa membahayakan stasiun TV itu sendiri, seperti misalnya ketika kita membuat program baru dan menuai kesuksesan, sudah pasti program tersebut akan ditiru oleh stasiun TV lainnya dan biasanya program tiruan akan lebih berhasil dibandingkan dengan program yang ditiru atau sebaliknya.
2.6 Analisa Strategi Program Televisi Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada audiens. Dengan demikian audiens adalah pasar, karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran program ditentukan berdasarkan analisa situasi yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audiens yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan analisa situasi ini media
penyiaran mencoba memahami pasar audiens yang mencakup segmentasi audiens dan tingkat persaingan yang ada. Analisa situasi ini terdiri atas : 50 1. Analisa Peluang Analisa yang cermat terhadap pasar audiens akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penontonnya. Peluang pasar program adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan, dimana stasiun penyiaran percaya kebutuhan dari audien tertentu terhadap jenis program tertentu belum terpuaskan dan dimana stasiun dapat bersaing secara efektif. Suatu stasiun penyiaran biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara memperhatikan pasar audien secara cermat dan menandai jika terdapat kecenderungan kenaikan minat dan juga memperhatikan tingkat kompetisi program yang terdapat pada setiap segmen pasar audiens. Suatu pasar audiens tidak dapat dipandang sebagai satu kelompok besar audiens yang homogen tetapi terdiri dari kelompok-kelompok audiens yang heterogen. Pada umumnya stasiun penyiaran saat ini telah menyadari pentingnya upaya memilih pasar audiens penyiaran (segmentasi audiens) agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan dari berbagai segmen audiens yang berbeda. 2. Analisa Kompetitif Dalam mempersiapkan strategi dan rencana program, pengelola program harus melakukan analisa secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audiens. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung (termasuk persaingan diantara sejumlah program
50
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, opcit hal 84
yang dimiliki sendiri) dan persaingan tidak langsung, misalnya oleh media non penyiaran. Salah satu aspek penting dalam analisa strategi program adalah meneliti keuntungan kompetitif yaitu suatu hal khusus yang dimiliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memberikannya keunggulan dibandingkan kompetitor. Contoh keuntungan kompetitif ini misalnya kemampuan stasiun penyiaran untuk memproduksi program berkualitas dengan ongkos rendah sehingga harga program menjadi murah. Pengelola program juga harus memperhatikan situasi kompetisi yang selalu berubah, program dari stasiun kompetitor dapat memberikan dampak bagi strategi program sendiri, sehingga program stasiun pesaing harus terus dianalisa dan dimonitor. Reaksi yang diberikan stasiun pesaing terhadap startegi program juga sangat penting untuk diperhatikan. 51
2.7 Waktu Siaran Program Televisi Perencanaan program televisi diarahkan untuk dapat memilih (seleksi) dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton dari jumlah audiens yang ada (tersedia) saat itu. Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audiens yang ada (tersedia) saat itu. Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audien yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Mengetahui siapa audiens televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program yang ditayangkan.
51
Ibid hal 85
Tabel dibawah ini menjelaskan komposisi audien yang terbentuk pada waktuwaktu tertentu setiap harinya. 52 Pembagian Waktu Siaran dan Ketersediaan Audiens Bagian Hari
Audien Tersedia
Pagi Hari
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa
(06.00 – 09.00)
yang bekerja diluar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang Siang
Anak-anak prasekolah, ibu rumah tangga, pensiunan
(09.00 – 12.00)
dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift).
Siang Hari
Karyawan yang makan siang dirumah, pelajar yang
(12.00 – 16.00)
pulang dari sekolah.
Sore Hari
Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak
(early fringe)
dan remaja.
(16.00 – 18.00) Awal Malam
Hampir sebagian besar audiens sudah berada dirumah
(early evening) (18.00 – 19.00) Jelang
Waktu
(prime accses)
Utama Seluruh audiens tersedia menonton televisi pada waktu ini
(19.00 – 20.00) Waktu Utama
Seluruh audiens tersedia pada waktu ini utamanya
(prime time)
antara pukul 20.00 – 21.00. namun setelah itu audiens
52
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, opcit hal 96
(20.00 – 23.00)
mulai berkurang utamanya audiens anak-anak, para pensiunan dan mereka yang harus tidur lebih cepat agar dapat bangun pagi-pagi.
Jelang Tengah Malam
Umumnya orang dewasa
(late fringe) (23.00 – 23.30) Akhir Malam
Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas
(late night)
secara giliran atau shift
(23.30 – 02.00) Dini Hari
Karyawan yang bertugas secara giliran shift dirumah
(over night)
sakit, pabrik, keamanan dan lain-lain.
(02.00 – 06.00) (Sumber Peter K Pringle, Michael F Starr, William E Mc Cavitt, Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston – London, 1991 )
2.8 Film Animasi 2.8.1 Pengertian Film Animasi Film Animasi adalah film yang dibuat berupa gambar-gambar yang bergerak, film animasi berasal dari gagasan menghidupkan gambar-gambar yang dilukis, dan lukisan tersebut bisa menimbulkan hal yang unik, lucu, dan menarik, karena dapat “disuruh” memegang peranan apa saja yang tidak mungkin diperankan oleh manusia. 53 Tayangan film animasi ini biasanya menampilkan tokoh – tokoh unik, penuh warna, lucu, dan imajinatif. Namun tidak semua film animasi yang ditayangkan mempunyai alur cerita dan karakter tokoh yang baik bagi anak – anak, 53
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek opcit hal 29 – 30.
misalnya menampilkan adegan kekerasan serta dibumbuhi dengan adegan seks, padahal adegan- adegan seperti itu tidak layak ditonton untuk anak – anak bahkan bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi psikologis mereka, dan mereka adalah peniru yang sangat baik. Namun ada juga film animasi yang jalan ceritanya bisa menambah pengetahuan dan juga kreatifitas anak – anak. Bahkan ada film animasi yang telah cukup lama ditayangkan dan hingga kini masih tayang dengan cerita – cerita yang baru. Maka alangkah baiknya jika orangtua turut mendampingi anak mereka ketika menonton televisi serta ikut mengontrol dalam pemilihan acara, dengan demikian ketika ada hal – hal yang tidak dimengerti oleh anak saat menonton televisi dapat langsung dijelaskan oleh orang tua, sehingga mereka menerima informasi yang benar dan di jelaskan dengan bahasa yang sesuai dengan umur mereka agar mereka dapat membuat pemahaman yang lebih baik.
2.8.2 Sejarah Film Animasi Animasi merupakan sutu teknik yang banyak sekali dipakai di dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian dari suatu film, maupun bersatu dengan film live. Dunia film sebetulnya berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dari dunia gambar, yaitu ilustrasi desain grafis (desain komunikasi visual). Melalui sejarahnya masing-masing, baik fotografi maupun ilustrasi mendapat dimensi clan wujud baru di dalam film live clan animasi. Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang lahir dari
dua konvensi atau disiplin, yaitu film clan gambar. Untuk dapat mengerti clan memakai teknik animasi, kedua konvensi tersebut harus dipahami dan dimengerti. Film, biasa dipakai untuk merekam suatu keadaan, atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum, yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya, clan karena sifat hiburannya, film telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling popular dan digemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling efektif. Untuk dapat mempergunakan media film ada dua masalah pokok yang harus dihadapi, yaitu masalah teknis film clan masalah teknik mengemukakan sesuatu denga film atau biasa disebut teknik presentasi. Demikian juga dengan hal yang harus diketahui di dalam film animasi, yaitu masalah teknik animasi, dan masalah teknik mengkomunikasikan sesuatu dengan teknik animasi. Sering perkataan teknik berkomunikasi lebih akrab dikatakan seni berkomunikasi. Di dalam kenyataannya memang hal ini sangat erat hubungannya dengan berbagai bidang kegiatan seni, baik visual maupun verbal atau teateral. Bagi seorang perencana komunikasi, kegiatan ini sangat penting dimengerti. Seorang pembuat film akan mengahadapi masalah teknik membuat film dan seni membuat film. Semua hal yang tertulis di dalam pembahasan ini, bukanlah suatu batasan, melainkan suatu cara melihat dan ringkasan permasalahan yang harus dikembangkan. 54
54
http://blogger.com/ zawa blogsome tentang Animasi 3D Pemula
2.8.3 Jenis – Jenis Film Animasi a. Animasi 2D ( 2 Dimensi ) Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita, biasa disebut juga film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu, memang film kartun itu kebanyakan film yang lucu, contohnya banyak sekali, baik yang di TV maupun di Bioskop. Misalnya Looney Tunes, Tom and Jerry, Doraemon, Mulan, dll. b. Animasi 3D ( 3 Dimensi ) Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3D semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2d, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya, misalnya Shark Tale, CarsFinding Nemo Toy Story 2, dll. c. Animasi Tanah Liat ( Clay Animation ) Jenis ini paling jarang kita dengar dan temukan diantara jenis lainnya. Padahal teknik animasi ini bukan teknik baru seperti animasi lainnya, bahkan boleh dibilang nenek moyangnya animasi karena animasi pertama dalam bentuk Clay Animation,meski namanya clay ( tanah liat ), yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan lentur seperti permen karet, yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh – tokoh dalam animasi ini dibuat dengan memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasticin sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat, setelah tokoh – tokoh siap lalu difoto gerakan per gerakan.foto – foto
tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di film. d. Animasi Jepang ( Anime ) Film – film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan amerika dan eropa, namun jepang pun tak kalah soal animasi, jepang sendiri sudah banyak memproduksi anime ( sebutan untuk animasi jepang ) berbeda dengan buatan Amerika, anime jepang tidak semua diperuntukan untuk anak – anak, bahkan ada juga khusus untuk dewasa. Misalnya, Astro Boy.
2.8.4 Perkembangan Animasi Di Indonesia Padahal film animasi di Indonesia sebagai suatu industri yang berbasis seni sudah lama ada. Misalnya, tercatat di kalender 1955 film Si Doel Memilih karya Dukut Hendronoto telah menancapkan tonggak dimulainya sejarah animasi modern. Dilanjutkan oleh stasiun TVRI yang menampilkan program-program animasi di beberapa segmennya. Pada tahun 1980-an ada film animasi produk Indonesia yang jadi serial televisi yaitu si Huma yang menjadi favorit anak – anak pada masa itu. Tahun 2004, merupakan sejarah bagi per-Animasian Indonesia dengan dibuatnya film cerita panjang animasi 3D pertama oleh studio KasatMata Yogya bekerja sama dengan kelompok Visi Anak Bangsa pimpinan Garin Nugroho, membuat film animasi 3D “Homeland” dengan sutradara Gangsar Waskito. Bahkan, film animasi layar lebar Homeland dan Janus Prajurit Terakhir sempat memberi kita harapan akan masa depan industri film yang bercikal bakal dari artwork komik ini.
Namun yang terlewatkan, industri film animasi Indonesia dari dulu senantiasa meletakkan film animasi sebagai konsumsi anak-anak (atau paling tidak remaja).. Jarang sekali kita melihat film animasi Indonesia yang diperuntukkan bagi orang dewasa. Padahal kalau kita cermati, di awal perkembangannya, film animasi justru menyasar ke penonton dewasa. 55
55
Ibid
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang akan digunakan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 56 Penelitian tersebut yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual.
57
Selain itu penelitian deskriptif memiliki tujuan
membuat deskripsi secara sistematis, actual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. 58 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif.
Deskriptif
yaitu
hanya
memaparkan
situasi/peristiwa,
tidak
mencari/menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, kualitatif yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang merupakan informan yang kompeten dalam penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif, pendekatan kualitatif adalah data yang diperoleh dengan mewawancarai nara sumber yang relevan dan berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Jadi Deskriptif Kualitatif adalah penelitian dengan mencatat secara teliti segala
Setiawan Bambang, “Metode Penelitian Komunikasi”, Jakarta UT, 1995, hal 9 Isac Dan Michel, Terjemahan Jalahudin Rakhmat, “Metode Penelitian Komunikasi”, 1995 hal 2 58 Moeloeng, Lexy.J, “Metode Penelitian Kualitatif”. PT. Remaja R, Bandung, 2004. hal 4 56 57
gejala/fenomena yang didengar serta dibaca. 59 Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah 3. Membuat perbandingan evaluasi 4. Menentukan apa yang dilakukan oang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam terhadap tim programming film animasi Doraemon, yang kemudian hasil wawancara tersebut akan dianalisis
untuk
mendapatkan
strategi
apa
yang
digunakan
oleh
tim
programming RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon yang mampu eksis selama 18 tahun. Pendekatan kualitatif bertujuan mengumpulkan data berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan prilaku objek yang diamati. Pendekatan ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesa, tetapi memandangnya sebagai suatu keutuhan. 60
3.2 Metode Penelitian
Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kualitatif”. PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta 2004, hal 144. 60 Lexy . J . Moleong “Metode Penelitian Kualitatif”, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, hal 6 59
Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang biasa digunakan untuk meneliti, menguratkan dan menjelaskan secara koprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. 61 Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada teknik-teknik yang sama dengan kelaziman yang ada pada strategi historis, tetapi dengan menambahkan dua sumber bukti yaitu wawancara dan observasi. 62 Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dangen How atau Why.
3.3 Teknik Pengambilan Data 3.3.1 Data Primer Data Primer pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dai hasil melakukan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus untuk menggali informasi dari informan. Pertanyaan wawancara sebelumnya sudah disusun secra sistematis, sehingga memudahkan peneliti dan informan dalam melakukan tanya jawab, kemudian hasil dari wawancara tersebut akan dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan. Wawancara dilakukan tidak berstruktur, artinya tidak adanya kebebasan peneliti dalam mengajukan pertanyaan beralih dari suatu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan yang lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara ini dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman kepada topik yang akan
Rachmat Kriyanto, “Teknik Praktis Riset Komunikasi”:Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2006. hal 66. 62 Robert K. Yin, “Studi Kasus (Desain dan Metode)”,terjemahan M. Djausi Murdzaki, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2000, hal 12. 61
diteliti oleh peneliti.
3.3.2 Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara membaca, mengutip teori baik langsung maupun tidak langsung dari buku-buku literatur, dan referensi lainnya bersifat ilmiah dan berhubungan dengan topik penelitian, guna melengkapi data – data yang sudah ada. Selain itu juga di dapat dari library &
research RCTI, AGB Nielsen Media Research dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat pada saat materi kuliah.
3.4 Definisi Konsep Guna memberikan gambaran dan penjelasan secara menyeluruh atas pemakaian istilah-istilah dan konsep kunci dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang dianggap perlu untuk didefinisikan yaitu : 1. Strategi Program adalah suatu perencanaan dan manajemen yang telah disusun dengan baik mulai dari tahap perancangan program, penyiaran, monitoring atau evaluasi untuk mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan penyiaraannya agar dapat menarik sebanyak mungkin pemirsa dan bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada. 2. Program Televisi adalah faktor yang membuat pemirsa tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah radio maupun televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya.
3. Film Animasi adalah film yang dibuat berupa gambar-gambar yang bergerak, film animasi berasal dari gagasan menghidupkan gambar-gambar yang dilukis, dan lukisan tersebut bisa menimbulkan hal yang unik, lucu, dan menarik, karena dapat “disuruh” memegang peranan apa saja yang tidak mungkin diperankan oleh manusia.
3.5 Fokus Penelitian Fokus peneltian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, dan yang menjadi fokus penelitian ini adalah strategi program RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon selama 19 tahun (1990-2009). Hal ini berkaitan antara kegiatan tim program RCTI dengan strategi dalam menayangkan film animasi Doraemon, kegiatan tersebut meliputi : 3. Perancangan Program Pada tahapan ini aktivitas dimulai dengan mengumpulkan ide baik internal maupun eksternal sampai menjadi sebuah desain program untuk mengisi atau sebagai masukan pada Pola Dasar yang memuat judul, kriteria serta format program. Tujuannya yakni untuk mendapatkan sebuah desain program yang tentu saja yang menarik serta memenuhi kebutuhan khalayak/penonton. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini yakni : 6. Mengumpulkan Ide 7. Merancang Program 8. Mempelajari & Mengembangkan Ide untuk rancangan program 9. Mengkaji Program 10. Menganalisia & Menilai rancangan program, yang nantinya disetujui atau mungkin ditolak menjadi desain program
Dari tahapan ini akan diperoleh :
a. Tujuan pemilihan materi program. b. Seberapa besar anggaran biaya. c.
Bagaimana memilih waktu jam tayang
2. Tahap Penyiaran Tahapan ini merupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yakni program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya yakni untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on airing. Dalam Tahapan Penyiaran, terdiri atas : 4. Format bahan layak siar 5. Kualitas teknis bahan layak siar 6. Kualitas program bahan layak siar Untuk memenuhi bahan layak siar tadi diperlukan penyimpanan khusus materi siaran yang berbentuk perpustakaan/library bahan siar yang akan : 4. Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan siaran 5. Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan layak siar berikut dengan data pendukung 6. Menyiapkan pita bahan siaran yang baru/blank tape sesuai format yang ditetapkan. Jadi, pada intinya penyiaran merupakan kegiatan menyiarkan bahan layak siar yakni :
a. Pihak yang bertanggung jawab dalam penyiaran program b. Bagaimana proses penyiaran program
3. Monitoring dan Evaluasi Merupakan kegiatan mengamati dan menilai penyiaran sebagai internal control terhadap kegiatan penyiaran dengan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Bagaimana melakukan pengarahan terhadap program b. Evaluasi program Melalui
analisis
SWOT
penata
program
bisa
memperhitungkan
kemungkinan kesalahan dalam penempatan acara yang harus dihindari. SWOT sangat memiliki arti bagi penata program dalam mencari, menyusun, memasang atau mengubah acara siaran dengan harapan agar acara-acara yang telah tersusun dapat dinikmati pemirsa dengan nyaman dan tidak memindahkan tontonannya ke channel lain. Membandingkan kekuatan dan kelemahan stasiun televisi dalam peta persaingan dengan beberapa stasiun TV terdekat diperlukan pula untuk menilai apakan strategi yang sekarang berjalan perlu dlanjutkan atau tidak. Programmer harus merangkum seluruh informasi yang diperoleh untuk menilai secara tajam seluruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan melalui analisis SWOT. Analisis SWOT memberikan gambaran mengenai situasi di dalam dan di luar stasiun TV dan harus sesuai dengan satu sama lain. Khususnya kekuatan stasiun TV, karena bertindak sebagai penyangga utama untuk penyusunan strategi, sementara itu kelemahan merupakan hal yang harus dikurangi dan dilindungi. Peluang harus diidentifikasi dan dicari secara aktif sehingga ketika muncul maka stasiun TV siap menanggapinya, tetapi stasiun TV harus waspada karena biasanya pada setiap peluang selalu muncul ancaman yang bisa membahayakan stasiun TV itu sendiri, seperti misalnya ketika kita membuat program baru dan menuai kesuksesan, sudah pasti program tersebut akan ditiru oleh stasiun TV lainnya
dan biasanya program tiruan akan lebih berhasil dibandingkan dengan program yang ditiru atau sebaliknya.
3.6 Nara Sumber / Key Informan Posisi nara sumber sangat penting, bukan sekedar memberikan respon melainkan sebagai sumber informasi, karena itu disebut sebagai informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subjek yang diteliti. Informan bukan hanya sebagai sumber data melainkan juga pelaku yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Nara sumber yang akan diwawancarai dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Bapak Filriady Kusmara, selaku Planning Section Head RCTI. Alasannya, karena beliau sangat kompeten dalam bidangnya dan telah berkiprah cukup lama di RCTI sehingga mengetahui secra detail tentang program RCTI. 4. Bapak Ahmad Roziqin, selaku Head Program Research & Development
Departemen
RCTI,
Alasannya
karena
bagian
ini
bertanggung
jawab
menciptakan suatu program serta mengatur jadwal semua program, sehingga mampu mempertahankan jumlah khalayak untuk meningkatkan rating. 5. Bapak Devi Noviana, selaku International Acquisition RCTI, Alasanya karena beliau yang bertanggung jawab dalam pembelian program asing, dan doraemon termasuk salah satunya. 6. Bapak Kuwat, selaku Koordinator Dubber RCTI, Alasannya karena walaupun beliau berkiprah di bagian dubber namun beliau sangat kompeten
dalam menjawab pertanyaan seputar program doraemon, karena beliau sudah bekerja di RCTI selama 18 tahun. 7. Ibu Andini Wijendaru, selaku Executive PR AGB Nielsen, Alasannya karena dari beliau penulis mendapatkan data tentang rating doraemon khususnya di tahun 2009 ini.
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola kategori, dan satuan uraian dasar. Dan dapat dibedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Dari rumusan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data tujuan utamanya adalah mengorganisasikan data. 63 Untuk menganalisa data yang telah terkumpul melalui hasil wawancara mendalam, maka cara yang digunakan adalah melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, peneliti hanya memaparkan data yang diperoleh secara apa adanya. Jadi data – data yang sudah terkumpul baik data primer maupun sekunder hanya tinggal dianalisa dan diteliti tanpa harus memakai statistik dan tidak perlu memperhitungkan perbandingannya karena strategi tidak bisa diukur.
63
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Opcit hal 103
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT.Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) 4.1.1 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Rajawali Citra Televisi Indonsia (RCTI) adalah stasiun tv swasta pertama di Indonesia yang lahir dari gagasan dua perusahaan besar yaitu : PT. Bimantara Citra Tbk. dan PT. Rajawali Wira Bhakti Utama ( yang sekarang ini bekerja sama dengan PT. MNC (Media Nusantara Citra) yang berinisiatif mewujudkan gagasan perencanaan pembangunan stasiun televisi swasta. Televisi diperankan sebagai media informasi dan hiburan dalam peran sertanya di era pembangunan. Tanggal 23 Juni 1988 dilakukan upacara peletakan batu pertama pembangunan stasiun dan studio RCTI di Jalan Raya Pejuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat oleh Gubernur DKI Jakarta Bapak Wiyogo Atmodarminto dan tanggal 24 Agustus 1989 studio RCTI diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto dan ditetapkan sebagai hari jadi RCTI dengan slogan “Menampilkan Pentas Dunia di Rumah Anda” jumlah pelanggan decoder bertambah menjadi 125.000 orang. Tanggal 14 November 1988, RCTI melakukan siaran percobaan selama empat jam sehari untuk daerah Jakarta dan Sekitarnya dengan menggunakan alat decoder yang ditempatkan dirumah pelanggan, jumlah pelanggan saat itu 30.000 orang. Dalam perjalanannya memang terbukti RCTI memberikan cakrawala tersendiri bagi masyarakat penonton televisi di Indonesia. Programprogram RCTI bertujuan menghibur dan mendidik keluarga Indonesia,
membuahkan berpuluh-puluh penghargaan. Perjalanan RCTI memang penuh warna-warni, bahkan bak roda pedati. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia ikut membawa dampak, tetapi dengan komitmen dan loyalitas tinggi dari owner, para direksi serta seluruh karyawan, membuat RCTI tetap eksis dan terus berupaya menjadi media televisi yangberfaedah stekeholder. Maret 1989, RCTI mulai beroperasi secara komerisal dengan pelanggan decoder berjumlah 75.000 orang. Siaran RCTI mulai tanggal 24 Agustus 1990 dapat ditangkap oleh pemirsa tanpa decoder, semenjak saat itu pendapatan RCTI hanya bersumber dari iklan.. Dampak positif dari penghapusan decoder adalah menjadikan siaran RCTI menjadi milik masyarakat Jakarta dan Sekitarnya. RCTI menjadi stasiun televisi dengan kualifikasi stasiun televisi swasta atau SPTS (Stasiun Pemancar Televisi Swasta). Sejak berdiri tahun 1989, RCTI identik dengan beragam program yang populer dan merupakan trend-setter. Memiliki 47 stasiun pemancar diseluruh Indonesia, RCTI selalu menjadi pilihan bagi para pemasang iklan, karena merupakan media untuk berpromosi yang efektif dengan cakupan terluas. Perseroan didirikan pada tanggal 21 Agustus 1987 di Jakarta sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyiaran televisi Indonesia. Memulai kegiatan usahanya pada bulan Agustus 1989 dengan menyiarkan sinyal diwilayah Jakarta dan sekitarnya. Didukung oleh SDM yang berkualitas, RCTI selalu berupaya untuk meningkatkan citra dengan cara memberikan Service Excellent, programprogram bermutu serta berbagai kontribusi sosial masyarakat. Komitmen tersebut yang menjadi acuan RCTI untuk siap menghadapi persaingan ditahun-
tahun mendatang.
4.1.2 Visi dan Misi RCTI Visi RCTI RCTI sendiri memiliki visi untuk menjadi “Media Utama Hiburan dan Informasi”. Perkataan “utama” yang mengandung makna lebih dari yang “pertama”, karena kata “pertama” hanya mencerminkan hirarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan, karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi tersebut mempunyai makna : RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan
penyajian
program
hiburan
dan
informasi.
RCTI
memperhatikan
keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian programprogramnya. RCTI menjadi pilihan utama dari para “stakeholder” (karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitra strategis, masyarakat dan penyelenggara negara).
Misi RCTI Misi RCTI sebagai stasiun televisi ialah “Bersama menyediakan Layanan Prima”. Interaksi kerja di perusahan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkoordinasi,dan tersistematisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stakeholder” 4.1.3 Program RCTI
Dengan pembagian progam tayang antara 20-24 jam per harinya. RCTI membaginya dalam bentuk berita dan dialog sebanyak 18 % iklan 20 % dan hiburan, sport dan budaya sebanyak 62 % lebih dari separuh program-program lokal (51,2 %) dan selebihnya program asing (48,8 %) Cakupan populasi RCTI mengoperasikan 47 stasiun transmisi yang mencakup di 232 kota di seluruh indonesia, secara populasi mencakup lebih dari 140 juta penduduk Indonesia. RCTI dalam mempromosikan program-programnya, memiliki bentuk kategori promosi program yang dilakukan oleh promotion Dept. Seperti : 1. Promo Teaser Merupakan bentuk promosi yang dilakukan untuk menarik perhatian pemirsa
bahwa
akan
ada
suatu
program
baru.
Di
dalam
teaser
diinformasikan secara global tanpa informasi waktu dan tanggal, dibuat dengan durasi 15 detik agar lebih menarik dibuat dalam berbagai versi. Waktu penayangan 14 hari sebelum program tersebut disiarkan atau ditayangkan. Misal : Secret Mission 2. Promo Lounch Program Baru Merupakan
bentuk
promosi
yang
dilakukan
oleh
RCTI
untuk
menginformasikan kepada pemirsa, bahwa akan ada program baru di stasiun televisi tersebut secara detail, lengkap dengan informasi waktu dan tanggal penayangan. Waktu penayangan promo lounch program baru 17 hari sebelum program tersebut ditayangkan hingga pada hari program tersebut jadwal penayangan promo lounch program baru lebih digencarkan, dengan durasi penayangannya selama 15-30 detik. Misal : Wong Cilik. 3. Promo generik
Merupakan
bentuk
promosi
yang
dilakukan
oleh
RCTI
untuk
menginformasikan kepada pemirsa tentang program-program serial atau rutin yang ditayangkan. Promo program generik di update setiap 2-3 minggu dengan durasi penayangannya selama 15-30 detik. Misal : sinetron Bidadari 4. Promo Episodik Merupakan bentuk promo program acara update per episode yang rutin disiarkan di RCTI. Ditayangkan 3 hari sebelum program tersebut disiarkan. Durasi penayangannya selama 15-30 detik. Misal : New Layar Emas. 5. Promo Omni Merupakan bentuk promo yang menginformasikan beberapa program acara RCTI dalam bentuk tayangan. Waktu penayangan 14 hari sebelum program tersebut disiarkan. Durasi penayangannya selam 30-60 detik. Misalnya : News Program Agustus, Spesial Prime Time 6. Promo Tag on Merupakan promo suatu program acara generik atau episodik yang dibeli atau di sponsori oleh klien. Dengan kompensasi iklan selama 5 detik dibelakang promo program. 7. Promo Reguler Blocking Merupakan promo atau suatu program acara yang dibeli atau disponsorioleh klien. Durasi penayangan promo tersebut selama 30 detik. Termasuk tag on dari sponsor. Ditayangkan 3 hari sebelum program tersebut disiarkan. Misal : Gebyar BCA 8. Promo Spesial Events Merupakan suatu bentuk promo spesial events selama events tersebut berlangsung. Misal ; Promo Road Show RCTI.
9. Promo video clip Merupakan bentuk promo spesial events yang berupa sebuah video clip. Durasi penayangan selama 1-5 menit. Promo video clip adalah tayangan back
up selam events tersebut berlangsung. (tidak dilaksanakan untuk mengisi kebutuhan “under” dari Traffic). Misal ; Video Clip World Cup Padi. 10. Promo Program Spesial Merupakan bentuk promo program spesial yang akan ditayangkan oleh RCTI, durasi penayangan selama 15-30 detik. Waktu penayangan selama 14 hari sebelum program tersebut disiarkan. Misal : Latin Grammy, Oscar. 11. Promo Filler Merupakan jenis penyampaian informasi diluar program tayang RCTI kepada masyarakat, berupa infromasi visi dan misi RCTI atau berupa himbauan, durasi penayangan 15-30 detik. 12. Promo Presentasi Merupakan promo yang dibuat oleh promo on-air untuk kebutuhan persentasi RCTI. Terdiri dari dua jenis promo persentasi, yaitu ; a. Promo persentasi untuk kebutuhan Departement Sales and
Marketing
adalah jenis-jenis promo yang berisi gabungan dari promo-promo program unggulan, promo-promo program atau kuis baru yang dibuat dalam bentuk persentasi yang berfungsi untuk menarik klien-klien agar memasang iklannya di stasiun televisi RCTI. b. Promo persentasi untuk kebutuhan Departement Programing adalah merupakan suatu bentuk promo untuk kebutuhan konferensi pers bila RCTi akan mengadakan acara off air diluar lingkungan RCTI. Promo
persentasi ini berisi gabungan dari acara atau program yang akan diadakan di aerah tersebut.
4.2 Program Film Animasi Doraemon di RCTI
Doraemon memang sudah 17 tahun di Indonesia, 15 tahun di Filipina, dan di negeri asalnya, Jepang, umurnya sudah mencapai 37 tahun. Pada tahun 1969 komikus Fujiko F Fujio, nama pena dari Hiroshi Fujimoto, menciptakan kartun karakter Doraemon, robot kucing yang datang dari masa depan, tepatnya dari September 2012. Sejak dimuat secara berseri di enam majalah Jepang pada Desember 1969, cerita unik Doraemon makin meluas, menjadi komik yang digemari anak-anak termasuk anak-anak Indonesia. Setelah komik, lalu muncul serial kartunnya, dan terakhir versi filmnya, Doraemon The Movie. PT Perdana IMMG Indonesia mendapat hak tayang serial kartun ini sejak tahun 1990. Pada tanggal 4 November 1990 RCTI menayangkan Doraemon untuk pertama kali dengan sistem blocking. Artinya, PT Perdana IMMG membeli waktu tayang di RCTI seharga sekian juta rupiah. IMMG berhak mencari iklan sebanyakbanyaknya dan hasilnya masuk ke kantong IMMG sendiri. Dengan sistem ini, masing-masing pihak merasa diuntungkan dan nyaman, sampai sekarang. Direktur Programming RCTI Harsiwi Akhmad mengatakan, saat ini kartun Doraemon sudah ditayangkan selama 725 episode dan masih menjadi serial kartun nomor satu yang digemari berdasarkan survei AGB Nielsen. Meski rating cenderung menurun, RCTI belum ingin memutus kontrak kerja sama dengan IMMG. "Masih disukai kok," katanya.
Saat ditayangkan perdana pada tahun 1990, rating Doraemon mencapai 25 dan audience share mencapai 89 persen atau ditonton oleh 89 persen pemirsa televisi pada jam tayang yang sama, yakni Minggu pukul 08.00. Sampai tahun 2002 rating stabil di atas dua digit atau 10 ke atas. Pada tahun 2003 rating mulai turun hingga angka 8 dan turun lagi hingga angka 3. Meski demikian, pada tahun 2007 lembaga survei AGB Nielsen mencatat bahwa Doraemon masih menduduki peringkat pertama dari semua kartun yang ditayangkan televisi. Dan belakangan ini bulan oktober 2009, rating doraemon masih 30 persen. Masuknya banyak kartun baru yang juga berkarakter kuat, seperti Spongebob Squarepants dan semua kartun produksi Nickelodeon, memang cukup berpengaruh pada audience share. Namun, Harsiwi yakin, Doraemon masih mempunyai penggemar fanatik. "Makanya, kami belum berpikir untuk memberhentikan tayangan ini," paparnya. Direktur Marketing dan Merchandising PT Perdana IMMG Marvie Samala menyebutkan, kekuatan Doraemon adalah pada karakternya sendiri. Selain itu, juga pesan yang disampaikan sangat mendidik, sehat, dan dapat dinikmati mulai dari anak-anak hingga orang tua. Soal kekuatan kartun ini, Harsiwi menyebut ada tiga hal. Pertama karena kartun ini mewakili imajinasi anak-anak, terutama soal kantong ajaib dan robot kucing bisa terbang. Kedua, cerita kartun ini sangat "sehari-hari", lucu, dan mudah dinikmati anak-anak. Ketiga adalah pesan moral tentang hal-hal baik yang harus dilakukan sebagai manusia.
4.3 Karakteristik Pogram Film Animasi Doraemon 4.3.1 Sejarah Doraemon Doraemon adalah robot kucing dengan berat 129,3 kilogram dan tinggi 129,3 sentimeter yang dikirim oleh cucu Nobita di masa depan, Sewashi, untuk membantu Nobita. Doraemon, yang sebenarnya lahir pada September 2012 itu, masuk ke rumah Nobita melalui laci meja belajar Nobita. Sejak itu Doraemon bersahabat dengan Nobita, membantunya memecahkan persoalan sehari-hari.
Doraemon tidak mempunyai telinga karena digigit tikus robot. Yang menarik, ia mempunyai kantong ajaib yang bisa mengeluarkan benda-benda ajaib pula. Baling-baling bambu menjadi unsur pemanis yang menarik. Doraemon adalah sebuah robot kucing yang dibuat pada tanggal 3 September 2112. Produksi massal berbagai macam tipe robot terjadi pada abad ke 22. Di sebuah pabrik yang tidak jauh dari Tokyo, diproduksilah robot-robot kucing. Karena sebuah kecelakaan, Doraemon kurang 1 sekrup dibanding robot kucing lainnya dan menjadi barang kelas dua. Selama proses produksi, kesalahan terjadi pada salah satu robot. Walau Doraemon tidak begitu baik dalam study-nya.Robot ini lalu dikirim ke Akademi Robot untuk dilatih sebagai robot rumah tangga. Dia bisa lulus juga pada akhirnya. Tetapi, tidak semuanya berjalan mulus bagi Doraemon. Doraemon gagal dalam semua ujiannya. (Perhatikan angka 0 pada kertas ulangannya!! ) Dan menjadi pengasuh dari keturunan Nobita. Akibatnya, Doraemon dilelang dan ditawar oleh sebuah keluarga miskin. Dia harus bekerja sebagai babysitter. Pada suatu hari, ketika Doraemon sedang tidur siang, kupingnya digigit oleh seekor tikus robot. Pada suatu hari, saat Doraemon sedang asyik tidur siang, sebuah robot tikus menggigit kedua daun telinganya. (Catatan: Sumber lain
mengatakan bahwa robot tikus tersebut merupakan milik Sewashi, Nobita great great grandson) Musibah ini membuat Doraemon sangat sedih dan menangis selama 10 hari. Doraemon menangis…. dan terus menangis… Air mata membuat warna aslinya yang kuning terang menjadi luntur. Misi Doraemon adalah untuk menolong Nobi Nobita, buyut dari Sewashi, pemilik doraemon. Nobita adalah seorang anak yang selalu mengalami nasib sial dan tak punya kemampuan apa-apa. Ia bodoh dalam pelajaran sekolah dan tidak bisa berolahraga, Nobita hanya berbakat dalam tembak-menembak dan tidur; kemampuan yang hampir tak berguna di zaman Jepang modern. Inilah alasan mengapa ia gagal menjalani kehidupannya. Dan Doraemon dikirim dari masa depan untuk menjadikannya seorang pria yang sukses. Sangat ironis, sebuah robot gagal datang membantu seorang anak yang gagal. Tetapi pada kenyataannya, persahabatan kedua anak ini membuat mereka menjadi seseorang yang lebih baik. Doraemon tiba di tahun 1969, pada hari Tahun Baru Jepang. Ia keluar dari laci meja milik Nobita, dan sejak saat itu ia tinggal bersama Nobita, misinya adalah untuk mencegah Nobita menjadi orang gagal. Setiap kali Nobita tertimpa masalah, Doraemon akan segera membantu dengan alat-alat ajaibnya. Kelihatannya misi Doraemon berhasil, karena ketika mereka menjelajah ke masa depan, Nobita melihat dirinya menikah dengan Shizuka, bukan dengan Jaiko. Dia juga melihat keturunannya hidup dalam kondisi yang lebih baik daripada ketika Sewashi mengirim Doraemon dulu; bahkan keturunan Nobi mampu membeli robot yang “tidak gagal”, Dorami.
4.3.2 Spesifikasi Doraemon 1. Arti nama: Doraemon berasal dari kata “dora-neko” yang berarti “kucing tersesat”, sementara akhiran -emon merupakan suatu akhiran nama yang umum di Jepang. 2. Pemilik asli: Sewashi (Nobita’s great-great-grandson dari abad ke 22) Lahir ke dunia (Diciptakan pertama kali): 1-12-1969 3. Dibuat oleh: Fujimoto Hiroshi dan Motoo Abiko 4. Debut: 1970 (kemungkinan dalam bentuk komik yang terpecah-pecah) Karir di komik: 1974 - 1996 dengan jumlah sirkulasi lebih dari 80 juta komik di seluruh dunia (1992) 5. Karir di TV (Asahi): 1979 – sekarang 6. Karir di film: 1980 - sekarang (untuk edisi tahun 2005 ditunda sampai dengan musim semi 2006) 7. Debut di Indonesia (TV): Juli 1989 (menurut Doraemon-land)* 8. Makanan kesukaan: Dorayaki 9. Hal-hal yang dibenci: kedinginan dan TIKUS!! 10. Lahir (dalam cerita): 2112-9-3 (3 September 2112) 11. Tempat lahir: Pabrik Robot “Matsushiba” Tinggi badan: 129.3 cm 12. Lingkar badan: 129.3 cm 13. Berat badan: 129.3 kg 14. Tinggi loncatan: 129.3 cm (kalau bertemu tikus) 15. Kecepatan lari (kabur): 129.3km/? (kalau bertemu tikus) 16. Mata: infra merah, dapat melihat dalam gelap 17. Hidung: 20x ketajaman hidung manusia
18. Kumis: mempunyai radar yang dapat mendeteksi benda dari jauh 19. Mulut: dengan ukuran mulut sangat besar dapat memakan apapun 20. Bel: berguna untuk memanggil kucing-kucing lain 21. Kantong: 4 dimensi dengan kapasitas nyaris tak terbatas, tempat penyimpanan berbagai macam alat 22. Tangan: mempunyai kemampuan menyedot sehingga benda apapun dapat menempel 23. Kaki: telapaknya datar, dapat berjalan tanpa suara seperti halnya kucing biasa 24. Ekor: berfungsi sebagai “tombol” pengaktifan Doraemon.
4.3.3 Alat-alat Ajaib Doraemon 1. Kantong Ajaib Adalah sebuah kantong 4 dimensi yang tertempel di perut Doraemon, kantong ini dapat menyimpan semua alat-alat Doraemon tanpa batas, bahkan semua barang-barang dikamar Nobita. Doraemon juga menyimpan sebuah kantong ajaib cadangan di lemari tempat ia tidur. Di lubang kantung ini terdapat sebuah alat pendeteksi imajinasi sehingga apabila ingin mengambil suatu alat, Doraemon akan membayangkan bentuk dari benda tersebut. Alat pendeteksi imajinasi akan mencari benda tersebut dan akan memberikannya ke tangannya. 2. Mesin Waktu
Adalah mesin yang dapat digunakan untuk menjelajah ruang dan waktu. Doraemon menggunakannya untuk kembali ke masa depan jika ia ingin menjalani servis rutin. 3. Pintu ke Mana Saja Adalah pintu yang digunakan Doraemon untuk menuju ke tempat apa pun di waktu kapan pun. 4. Baling-Baling Bambu Baling-baling kecil milik doraemon yang digunakan untuk terbang ke tempat yang dituju. Baling-baling bambu terbang dengan menggunakan tenaga baterai yang dapat terisi ulang secara otomatis apabila diistirahatkan selama beberapa saat.
5. Konyaku Penerjemah Konyaku penerjemah adalah makanan yang berguna untuk menerjemahkan bahasa lain. Jika dimakan, maka orang asing yang berbicara dengan kita akan mengerti perkataan kita, begitu pula sebaliknya. 6. Kue Momotaro Adalah kue yang digunakan untuk menjinakkan binatang. Seganas apapun binatangnya, akan berubah menjadi binatang jinak yang bisa ditunggangi bahkan diperintah. 7. Senter Pengecil Jika senter ini digunakan, benda yang disinarinya akan mengecil.
4.3.4 Tokoh-tokoh Film Animasi Doraemon 1. Nobi Nobita Anak kelas 5 SD yang pemalas dan sering diganggu oleh Giant dan temantemannya. Tidak pandai dalam olahraga dan juga dalam pelajaran sekolah. Walaupun begitu, ia pandai dalam membuat teka-teki dan menembak. Sifatnya yang terlalu baik dan suka menolong terkadang malah menyeretnya ke dalam masalah. Namun separah apapun, pada akhirnya Nobita akan selalu bergembira. Selain membuat teka-teki dan menembak, Nobita juga ahli dalam hal “tidur.” Ia mampu tertidur lebih cepat daripada orang lain . Hobinya adalah bermain karet — hobi yang tak lazim untuk anak laki-laki di Jepang — dan mengumpulkan tutup botol. Cita-cita Nobita selalu berganti-ganti, ia pernah ingin menjadi ninja, guru, pilot, dan lain-lain. Namun di masa depan, ia hanya menjadi seorang pegawai kantoran. Fujimoto, pengarang komik ini, pernah mengatakan, “Nobita sebenarnya bukan tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya malas jika harus bersungguh-sungguh ketika melakukan sesuatu, Karenanya, setiap hari ia selalu bersantai-santai. Tapi kalau memang diperlukan, ia bisa melakukannya dengan bersungguh-sungguh. ” Berbeda dengan ibunya, Nobita adalah seorang pecinta binatang. Ia pernah memelihara — dengan sembunyi-sembunyi — berbagai macam hewan mulai dari kucing, Fuuko si anak angin, sampai seekor gajah Afrika yang terpisah dari induknya. Dalam komiknya, Nobita diceritakan pernah tinggal di suatu pulau kecil
terpencil selama 10 tahun akibat keteledorannya sendiri. Namun tak ceritakan apakah peristiwa tersebut memberikan efek terhadap perilaku atau sifatnya. 2. Doraemon Robot kucing berwarna biru dari abad ke-22 yang dikirim ke abad ke-20 untuk menolong Nobita. Lahir pada 3 September 2112. Tinggi badannya 129,3 cm dan berbobot 129,3 kg. Makanan kesukaannya adalah dorayaki. Doraemon sangat menyayangi dan setia kepada Nobita. Seringkali ia menolong Nobita walaupun ia sendiri dalam kesusahan. Sebenarnya, Doraemon adalah sebuah robot kucing berwarna kuning yang dibuat untuk keperluan rumah tangga keluarga kaya. Sayangnya, sebuah kesalahan terjadi ketika ia menjalani proses produksi. Tak seperti robot kucing lainnya, ia gagal melewati tes sehingga ia dilelang ke keluarga kelas bawah, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobi Nobita. Doraemon tetap menjadi sebuah robot kucing berwarna kuning hingga suatu hari, ketika ia sedang mengurus bayi keluarga tersebut,sebuah robot tikus menggigit telinganya sampai hancur, sehingga terpaksa diamputasi. Doraemon menangis dan terus menangis, ia mencoba untuk mengembalikan telinganya kembali dengan cairan penumbuh, tetapi ia mengambil cairan yang salah dan akhirnya melunturkan cat ditubuhnya yang semula kuning menjadi warna dasarnya, biru. Ia pun berubah menjadi seperti sekarang ini: sebuah robot kucing berwarna biru, tanpa telinga. Meskipun gagal dalam proses produksi, Doraemon tetap menjadi sebuah robot canggih yang memiliki alatalat ajaib yang mampu memecahkan semua masalah. Ia juga pengertian dan memiliki rasa kasih sayang; ketika Nobita menangis dan merengek kepadanya,
Doraemon
dengan
senang
hati
mendengarkan
semua
keluhan
dan
membantunya. Doraemon juga mampu memahami perasaan manusia, baik itu sedih, takut, marah, gembira, simpati, dan lainnya. Ia mempelajarinya, dan bertindak sesuai apa yang ia pelajari; ia dapat berteriak kegirangan, meloncat ketakutan, dan mengangis haru. Singkatnya, ia menjadi sebuah robot yang memiliki perasaan seperti manusia. Tubuh Doraemon sangat sensitif, ia tak dapat beraktifitas dengan normal jika ia kehilangan suku cadangnya; walaupun hanya sebuah mur. Ia memiliki seorang adik bernama Dorami yang siap menggantikan tugasnya menjaga Nobita ketika ia menjalani servis rutin di masa depan. 3. Shizuka Minamoto Anak perempuan yang disukai Nobita dan di masa depan akan menikah dengannya walau di masa sekarang ia lebih dekat dengan Dekisugi. Ia selalu membela Nobita jika Nobita dikerjai teman-temannya. Ia juga serius tetapi baik hati, alasannya menikah dengan Nobita pun karena ia tak tega melihat Nobita yang malang dan selalu sial. Kesukannya adalah berendam di air panas dan makan ubi manis bakar (ubi madu). Ia bercita-cita menjadi seorang pramugari. Shizuka juga hobi memainkan Violin, meskipun suara yang dihasilkannya tak jauh berbeda. 4. Takeshi Goda (nama panggilan Giant) Seorang pengganggu yang namanya didasarkan pada kata bahasa Inggris giant (raksasa), cepat marah dan sangat senang menyanyi walaupun suaranya kurang memadai. Ia juga sering mengadakan konser atau resital di lapangan
dan mengundang semua temannya untuk datang dan mendengarkan, walaupun sebenarnya mereka tidak suka. Cita-citanya adalah menjadi penyanyi dan bisa tampil di televisi. Namun dibalik semua itu, Giant adalah seorang anak kuat yang dapat diandalkan ketika teman-temannya berada dalam kesulitan. Selain memasak dan menyanyi, Giant mempunyai hobi yang ia rahasiakan dari teman-temannya: bermain rumah-rumahan dengan boneka-boneka miliknya. 5. Suneo Honekawa Anak dari keluarga kaya yang sering memamerkan kekayaannya di depan Nobita dan membuat Nobita merengek ke Doraemon agar bisa menyaingi Suneo. Walaupun begitu, Suneo sebenarnya adalah seorang anak yang sangat manja, mudah menyerah, dan penakut. Ia juga seorang narcisist dan sering berbohong untuk menjaga harga dirinya. Teman terdekatnya adalah Giant meskipun sebenarnya ia memendam dendam terhadap Giant yang suka mengambil dan merusak mainannya. Hobinya adalah memandangi cermin, mengumpulkan perangko dan barang antik lainnya, membuat pramodel, membuat foto panorama, dan bermain remote control. Cita-citanya adalah menjadi seorang designer pakaian berkelas. Suneo memiliki seorang adik lakilaki bernama Sunetsugu. Ia tinggal bersama pamannya di Amerika Serikat dan jarang pulang ke Jepang. Meskipun begitu, Suneo dan Sunetsugu sering berkomunikasi lewat surat. Dalam suratnya, Suneo selalu berbohong untuk membanggakan dirinya; misalnya dengan mengatakan bahwa ia adalah anak yang paling pintar di sekolah, paling kuat di lingkungan, dan disukai banyak
perempuan. Suneo juga memiliki sepupu bernama Sunekichi yang sering membuatkan remote control untuknya. 6. Ayah Nobita Nama lengkapnya Nobisuke Nobi, seorang pegawai kantoran yang baik dan penyabar. Ketika muda, ia pernah bercita-cita menjadi seorang pelukis bahkan ia sempat berguru kepada seorang pelukis yang kini terkenal. Ia pandai berolahraga terutama bermain golf tetapi ia sangat bodoh dalam pelajaran sekolah. Ia seorang perokok berat dan kesulitan menghilangkan kebiasaan merokoknya. Sejak lama ia memimpikan untuk memiliki SIM mobil namun selalu gagal mendapatkannya. Nobisuke selalu mengharapkan Nobita agar tidak menjadi seperti dirinya; seorang pekerja kantoran dan gagal dalam melakukan apapun. Ia sering membelikan Nobi setumpuk ensiklopedia yang kemudian hanya dijadikan pajangan saja. Nobisuke juga suka petualangan, ia juga sering menasihati agar Nobita keluar rumah menikmati hangatnya sinar matahari daripada hanya tidur-tiduran di rumah. Meskipun begitu, ia sangat memanjakan Nobita, ia jarang sekali memarahi Nobi. 7. Ibu Nobita Nama lengkapnya Tamako Kataoka, seorang ibu rumah tangga yang benci binatang. Ia selalu cerewet dan memarahi Nobita jika anak itu melakukan kesalahan yang tidak dikehendakinya — mendapat nilai nol, contohnya. Di masa muda, ia adalah seorang anak yang pintar tapi tak pandai berolahraga. Hobinya adalah merangkai bunga. 8. Kakek (dari pihak ayah)
Kakek adalah seorang yang galak dan tegas, ia mendidik Nobisuke dengan keras. Namun dibalik semua itu, ia sangat mencintai Nobisuke. Sama seperti nenek, ia juga mengetahui keberadaan Nobita masa kini dan Doraemon. Kakek meninggal sebelum Nobita dilahirkan. 9. Nenek (dari pihak ayah) Nama aslinya tidak diketahui. Nenek adalah seorang yang penyabar dan baik hati. Ia selalu menasihati Nobita dengan halus dan lebut, dan melindungi Nobita ketika diomeli oleh ibunya. Nenek mengenal Nobita masa kini dan mengetahui adanya mesin waktu milik Doraemon. Nasihat nenek yang selalu diingat Nobita adalah Daruma; Daruma walaupun sudah jatuh berkali-kali, namun ia akan bangun dengan sendirinya. Nenek meninggal ketika Nobita masih kecil.
10. Nobisuke Nobisuke adalah anak Nobita dan Shizuka di masa depan. Berbeda dengan Nobita yang pendiam dan tenang, Nobisuke adalah anak yang hiperaktif, suka olahraga, dan sering mengganggu teman-temannya — meskipun keduaduanya sama-sama bodoh. Nobisuke juga sering mengunjungi “calon ayahnya”, Nobita, di masa kini. 11. Sewashi Sewashi adalah cicit Nobita yang hidup di abad ke-22, ia lah yang mengirim Doraemon kepada Nobita.
12. Dorami Adik perempuan Doraemon yang berwarna kuning, pandai beres-beres, bersih-bersih, mencuci dan memiliki tenaga sepuluh ribu daya kuda. Orangnya apik dan benci terhadap ketidakrapihan. Ia juga selalu serius dan tidak bisa diajak bercanda; inilah yang membuat Nobita kurang menyukainya. Meskipun begitu, Dorami sebenarnya adalah robot yang baik dan sering menolong Nobita cs ketika mereka dalam kesulitan. 13. Hidetoshi Dekisugi Anak yang tampan dan pintar dalam pelajaran maupun olahraga, selalu dicemburui Nobita karena sering membantu Shizuka dalam pelajaran. Selain itu, Dekisugi juga pandai menggambar dan memasak.
14. Jaiko Adik perempuan Giant. Hobinya memasak dan mengarang komik. Giant sangat menyayanginya dan rela berkorban apa saja demi Jaiko. Ia akan menjadi istri Nobita andai saja Doraemon tidak datang ke masa kini. 15. Sunetsugu Adik laki-laki Suneo yang tinggal bersama pamannya yang kaya raya di Amerika Serikat. Sunetsugu sangat bangga akan kakaknya, Suneo, yang menurutnya sangat pintar dan kuat, meskipun kenyataannya tidak. 16. Sunekichi
Sepupu laki-laki Suneo, berambut keriting dan — seperti keluarga Suneo lainnya — bermuka seperti rubah. Ia adalah anak orang kaya yang sangat jenius dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia pernah membuat sebuah remote control tiruan kapal Yamato sepanjang 1.75 m hanya untuk dihancurkan dengan mainannya yang lain. Dalam beberapa cerita, ia mengadu mainan remote controlnya dengan peralatan ajaib milik Doraemon. 17. Pak guru Guru kelas 4 SD yang sering menghukum Nobita dengan cara menyuruhnya berdiridi koridor sekolah. Ia sering memaharahi Nobita dan Jaian, tapi menganakemaskan Suneo. Pak guru sering melakukan kunjungan orang tua murid — yang sering menjadi malapetaka bagi Nobita 18. Sunetaro Anak laki-laki Suneo. Ia adalah seorang yang sangat manja — sama seperti ayahnya, namun ia lemah dan sering dijahili Nobisuke, anak Nobita 19. Hideyo Anak laki-laki Dekisugi. Ia sangat pintar seperti ayahnya. Meskipun masih SD ia sudah mampu membuat sebuah robot yang diberi nama Roboket; gabungan antara robot dengan roket.
4.4 Analisa Data 4.4.1 Perancangan Program Peneliti mengacu pada kerangka pemikiran dalam strategi mempertahankan suatu program tayangan. Perancangan program merupakan awal konsep
perencanaan sebelum melakukan suatu kinerja agar berjalan dengan baik dan lancar. Hal seperti inilah yang dilakukan programming dalam merencanakan kinerja mulai dari awal konsep. Dalam menguraikan hasil penelitian, program film animasi Doraemon meliputi : pemilihan materi program, pemasukan anggaran iklan, pemilihan waktu jam tayang. 1. Tujuan memilih materi program Film animasi Doraemon ditayangkan di RCTI sejak 4 November 1990, yang merupakan hasil pemilihan suatu materi program dengan tujuan menghasilkan sebuah tayangan yang baik untuk anak – anak secara keseluruhan baik dari gambar atau cerita, sehingga dapat menarik perhatian pemirsanya dan pemasang iklan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Ahmad Roziqin, yang menyatakan bahwa ” Yang melatar belakangi RCTI dalam memilih Doraemon sebagai salah satu program anak adalah karena Doraemon termasuk animasi tersukses di Jepang selama lebih dari 30 tahun, maka RCTI memutuskan untuk membeli program Doraemon dari pihak IMMG dan mencoba menayangkan episode awal yaitu 1 sampai 13, dan tanpa di duga antusias pemirsa sangat besar minatnya dan rating doraemon saat itu cukup tinggi.” 64 Dengan melihat ketertarikan masyarakat terhadap film animasi Doraemon, maka pihak RCTI merasa tertarik untuk terus menayangkan program ini di Indonesia dan menjadikan sebagai salah satu program anak unggulan. Karena itu RCTI tetap mempertahankan image dan awarenessnya dengan cara promo on air dan off air, misalnya membuat merchandise doraemon pada saat HUT RCTI, dan menayangkan Doraemon versi layar lebar pada hari – hari spesial untuk menguatkan awarenessnya.” Tambahnya. 65
Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 65 Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 64
Untuk itu perlu juga di pertahankan film animasi yang sudah mempunyai image kuat seperti Doraemon di Indonesia, selain dapat menjadi suatu kebanggaan juga sangat menarik untuk ditonton. Apabila dilihat dari tujuannya suatu stasiun televisi dalam menayangkan dan mempertahankan programnya biasanya untuk mendapatkan perhatian pemirsanya sehingga dapat meningkatkan reputasi stasiun televisi tersebut yang tentunya berujung pada tujuan profit. 2. Seberapa besar anggaran biaya Setiap progam yang diproduksi pastilah membutuhkan anggaran biaya yang besar untuk mensukseskan program tersebut, namun bagaimana dengan program animasi Doraemon, Bapak Ahmad Roziqin menyatakan bahwa Program Doraemon adalah program Bloking time, Jadi pihak IMMG selaku distributornya membeli penuh slot tayang tersebut, yaitu pada hari minggu, jam 08.00 wib, dengan durasi 30 menit. 66
Devi Noviana menanggapi hal tersebut selaku International Acquisition, bahwa ” Program Doraemon adalah program bloking time, yang dimana IMMG telah membeli slot tayang pada jam yang telah ditentukan yaitu, hari minggu jam delapan pagi, dimana materi doraemon yang diberi IMMG kepada RCTI sudah program jadi dengan kata lain sudah melalui edit, dubbing, dan terdapat iklan didalamnya, jadi tinggal ditayangkan saja meski demikian harus melalui monitoring terlebih dahulu, jadi selain itu tidak ada anggaran biaya yang dikeluarkan RCTI untuk program Doraemon, ” 67 Artinya untuk program – program yang bersifat Bloking time RCTI tidak mengeluarkan anggaran biaya, karena semua anggaran sudah ditanggung oleh Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 67 Hasil wawancara dengan Devi Noviana, International Acquisition RCTI, 19 November 2009 66
pihak pembeli dalam hal ini yaitu IMMG. Banyaknya persaingan dalam program yang sama dengan televisi lain, membuat RCTI yang telah lama menayangkan film animasi Doraemon justru semakin bersemangat untuk mempromosikan dan bersaing dalam bisnis dengan mencari keuntungan baik materil maupun non materil, misalnya nama atau reputasi dan citra baik yang didapatkan. Hal tersebut sejalan dengan tanggapan dari pihak Planning Section Head RCTI : Menurut Bapak Filriady Kusmara ” Tujuan utama RCTI menayangkan dan mempertahankan film animasi Doraemon adalah untuk meningkatkan rating RCTI sebagai stasiun televisi swasta. Dilihat juga bahwa Doraemon di jepang sudah sangat populer bahkan hingga puluhan tahun, maka RCTI pun tidak ragu – ragu untuk terus mempertahankan doraemon sebagai program unggulannya. Dan semua program RCTI yang mana akan diambil atau dibeli adalah urusan dan kebijakan dari Acquisition program untuk berhubungan dengan perusahaan lain misalnya IMMG, jadi bisa disimpulkan semata – mata bukan hanya ingin mencari keuntungan tapi lebih kepada antusiasme pemirsanya terhadap program tersebut. ” 68 Karena itu dapat dilihat, pihak RCTI lebih menekankan pada antusiasme pemirsanya untuk mengelola strategi mempertahankan suatu program, bukan untuk keuntungan semata tapi lebih kepada citra yang akan dibangun dan meningkatkan loyalitas khalayaknya, dan mempertahankan image dorameon pada RCTI tanpa harus mmbangun dari awal dan merubah judul lagi.
3. Pengaturan Jam Tayang Dari awal penayangan Doraemon, RCTI telah menempatkan program ini pada jam tayang yang cukup strategis untuk menarik perhatian pemirsanya, yaitu setiap hari minggu, pukul delapan pagi, dan hingga kini selama 19 tahun RCTI tetap
Hasil wawancara dengan Filriady Kusmara, Planning Section Head RCTI, 19 November 2009
68
mempertahankan jam tayang tersebut tentunya dengan berbagai alasan yang memang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu RCTI dan IMMG. Pengaturan jam tayang Doraemon disesuaikan dengan profil segmen pemirsanya, sebagaimana dengan pernyataan dari Bapak Ahmad Roziqin : ” Karena pada jam tersebut, sudah sesuai dengan profil pemirsa pada slot tersebut, selain itu juga memudahkan pemirsa khususnya anak – anak untuk mengingat jam tayangnya. Data jumlah penontonnya pun masih bagus, dan dalam kondisi reguler doraemon di tayangkan seminggu sekali, tetapi dalam kondisi spesial, kadang – kadang ditayangkan secara stripping ( senin – jumat ) misalnya pada liburan sekolah. ” 69 Dan ternyata pengaturan jam tayang seperti itu memang sangat tepat, terbukti dengan rating yang didapat doraemon tetap tinggi dibanding dengan program saingan pada stasiun tv lain pada jam yang sama, diperkuat dengan pernyataan Bapak Filriary Kusmara alasan mengapa RCTI tetap mempertahankan jam tayang tersebut : Karena tingkat ketertarikan masyarakat masih tinggi terhadap doraemon, selain itu RCTI juga melihat semakin lama pemirsa semakin serius untuk mengikuti cerita doraemon, di samping jam tayangnya hanya 30 menit dan satu minggu sekali, penempatan jam dan hari tayang juga sangat menetukan, ya walaupun tidak pasti pas 30 menit materi yang diberikan oleh IMMG, tapi kita tutup mata saja, dan tidak bisa berbuat apa – apa, karena materi sudah cerita utuh dan tidak bisa diedit lagi.” Ujar Bapak Filriady Kusmara. 70 Pihak RCTI menilai keseriusan masyarakat Indonesia untuk megikuti cerita doraemon atau hanya sekedar menontonnya masih sangat besar. Perencanaan sangat ditentukan dengan pemikiran yang matang untuk membuat masyarakat tidak merasa bosan. Pihak manajemen dapat melakukan skala prioritas bedasarkan
Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 70 Hasil wawancara dengan Filriady Kusmara, Planning Section Head RCTI, 19 November 2009 69
kebutuhan pasar, dan dapat menentukan strategi dengan tetap mempertahankan jam tayang, sehingga pemirsa terutama anak – anak
akan lebih mudah
mengingatnya.
4.4.2 Tahap Penyiaran Tahapan ini merupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yakni program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya yakni untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on airing. Dalam Tahapan Penyiaran, terdiri atas : 1. Pihak yang bertanggung jawab dalam penyiaran program Suatu program dapat berjalan dengan sukses, dikarenakan terdapat suatu tim yang baik pula. Programming, merupakan sebuah sub sistem dari sebuah organisasi yang ada pada stasiun televisi, meski demikian perlu adanya pengaturan yang baik pula dari sistem organisasi besar demi kelancaran suatu program. Pihak – pihak yang terkait dan bertanggung jawab dalam suatu program, mempunyai tugas masing – masing dan memerlukan kekompakan dan kerjasama, untuk itu diperlukan koordinasi yang baik antara divisi untuk mencapai tujuan bersama yaitu suksesnya program tersebut Dalam hal program Doraemon, pihak – pihak yang terkait adalah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Bapak Filriady Kusmara :
” Program Doraemon bisa dibilang salah satu program yang telah sukses, dan bisa bertahan hingga sekarang ini, itu membuktikan bahwa telah terjadi kerjasama tim yang baik antara divisi – divisi terkait, dan pihak – pihak yang bertanggung jawab dalam program ini adalah, Acquisition, Inventoring, Schedulling, Planning Section, Operation programming, Transcription officer, Research, dll. Namun dibalik itu semua yang bertanggung jawab dalam penayangan program adalah Direktur Programming yaitu, Ibu Harsiwi Ahmad, karena dengan persetujuan beliaulah program tersebut bisa
ditayangkan. ” 71
2. Proses Penyiaran Program Tahapan penyiaran merupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yakni program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya yakni untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on airing. Bapak Ahmad Roziqin menjelaskan ”Suatu program yang disiarkan harus melalui proses yang cukup panjang, walaupun dalam hal ini RCTI memperoleh materi doraemon sudah dalam bentuk jadi, namun tetap tidak dapat langsung disiarkan, harus melewati beberapa tahapan yaitu, RCTI menerima materi harus disertai STLS ( Surat Tanda Lulus Sensor ) oleh material handling dicatat di log book penerimaan materi, setelah itu dilakukan QC teknik dan konten, dan setelah dilakukan QC, barulah keluar QC report yang menyangkut hasil materi, jika ada indikasi kekurangan dalam parameter yang telah ditentukan, akan segera diinformasikan ke IMMG untuk segera dilakukan revisi, dan jika telah direvisi dilakukan time show oleh Transcription officer untuk melakukan segmentasi dan pembuatan Que sheet untuk diteruskan ke MCR dan setelah itu disiarka, setelah disiarkan masih tetap ada proses yaitu monitoring program, dan evaluasi program apabila sudah keluar hasil rating dan share dari AGB Nielsen. 72
Tentu saja ketika proses – proses tersebut berjalan sangatlah dibutuhkan pengarahan dan pengawasan dari divisi – divisi terkait, guna mensukseskan program tersebut.
4.4.3 Monitoring dan Evaluasi 1. Pengarahan Program
Hasil wawancara dengan Filriady Kusmara, Planning Section Head RCTI, 19 November 2009 72 Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 71
Merupakan kegiatan mengamati dan menilai penyiaran sebagai internal control terhadap kegiatan penyiaran, sebelum suatu program dipublikasikan, perlu adanya penetapan rencana serta kebijakan – kebijakan yang dilakukan oleh semua divisi yang terkait. Dan semua itu ada tahapan – tahapan, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Filriady Kusmara, yaitu : ” Secara garis besar, proses awal pengarahan program adalah pada saat perencanaan, jika perencanaan sudah terkontrol dengan baik sesuai tujuan, barulah memonitoring proses penyiaran, mulai dari mengkoreksi materi awal, hingga proses penyiaran berlangsung harus selalu diawasi, dan setelah materi siarpun tetap dilakukan pengarahan, biasanya setelah hasil rating dan share keluar, diadakan meeting antar divisi yang terkait, guna mengetahui apakah ada masalah dalam proses penyiaran, karena RCTI sangat terpengaruhi oleh rating yang diberikan AGB Nielsen untuk mengetahui posisi suatu program. ” 73 ”Perkembangan rating program Doraemon masih stabil, dengan perkembangan kompetisi hingga saat ini. ” 74 ujar Bapak Ahmad Roziqin Pernyataan beliau diperkuat dengan data yang didapat dari AGB Nielsen, yaitu pada bulan oktober 2009, Doraemon masih memiliki rating 3.6 dengan share 20.6. 75 Arti kata program tersebut masih termasuk program unggulan terhadap program lain pada jam tayang yang sama. 2. Evaluasi Program Setelah proses penyiaran pun tidak luput dengan evaluasi, evaluasi program berguna untuk mengetahui apakah ada kesalahan yang terjadi selama proses penyiaran tersebut berlangsung, biasanya setelah hasil rating diterima, dan hasil drai evaluasi menjadi dasar untuk perbaikan episode selanjutnya. Hasil wawancara dengan Filriady Kusmara, Planning Section Head RCTI, 19 November 2009 74 Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 75 Hasil wawancara dengan Andini Wijendar, Executive PR AGB Nielsen, 1 November 2009 73
” Pada program Doraemon, selalu diadakan evaluasi, ya walaupun hanya sekedar memperbincangkan jalannya proses penyiaran, karena materi yang ada adalah satu kesatuan cerita jadi apabila terdapat kesalahan, RCTI segera melaporkannya kepihak IMMG tentang adanya kesalahan dalam materi, dan berharap episode berikutnya tidak akan terjadi kesalahan lagi. ” 76 Tahap evaluasi juga bisa dilakukan bedasarkan analisa SWOT terhadap program tersebut, tentunya dengan melihat beberapa faktor yang ada, mulai dari kekuatan program, kelemahan, peluang serta ancaman terhadap program tersebut. Dengan begitu pihak programming bisa mengantisipasi masalah atau kesalahan yang akan timbul pada program tersebut Seperti yang diutarakan oleh Bapak Ahmad Roziqin tentang analisa SWOT program Doraemon, yaitu : ” Yang menjadi faktor kekuatan program ini adalah, keunikan karakter doraemon dengan kantung ajaibnya, karakter nobita serta teman – temannya, tema cerita dekat dengan kehidupan keseharian anak dan imaginasi anak, lucu dan segar, serta popularitasnya yang sudah melegenda, sementara faktor kelemahan program ini, hampir tidak ada, karena cerita doraemon sangat menarik dan aman ditonton oleh anak – anak., sementara yang menjadi faktor peluang program ini adalah, diharapkan doraemon dapat menjadi legenda kartun dan menjadi icon RCTI, serta bisa diterima oleh semua segmen pemirsa, baik dari status sosial, ekonominya maupun dari kelompok usianya. Dan faktor ancaman program ini adalah trend program anak yang berubah dengan cepat dan dinamis sehingga bermunculan idola kartun anak yang baru, serta kompetisi program yang semakin ketat dengan jenis program yang lain. ” 77
4.5 Pembahasan Setelah peneliti mengumpulkan data – data yang ada pada hasil penelitian, maka pada pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian bedasarkan kerangka pemikiran dan teori – teori yang digunakan, sehingga dapat menjawab Hasil wawancara dengan Filriady Kusmara, Planning Section Head RCTI, 19 November 2009 77 Hasil wawancara dengan Ahmad Roziqin, Head P R & D departement RCTI, 23 Oktober 2009 76
permasalahan yang ada. Kehadiran film animasi doraemon merupakan sebuah terobosan yang dilakukan RCTI untuk memenuhi kebutuhan pemirsa terhadap tayangan hiburan, sehingga tayangan ini dpaat dijadikan sebagai tayangan anak unggulan
ditengah
maraknya
tayangan
program
hiburan
yang
hampir
mendominasi tayangan televisi di Indonesia khususnya pada hari minggu pukul 08.00 WIB. Menurut Bapak Ahmad Roziqin penayangan program doraemon sudah sangat tepat dan strategis pada hari dan jam tersebut, karena memang waktunya anak untuk menonton televisi. Target pemirsa program doaremon adalah anak – anak dan sebagainya. Sehingga pemilihan jam tayang tersebut cukup beralasan dengan terget pemirsanya. Dan yang menjadi alasan utama dalam jam penayangan program doraemon adalah untuk memperkuat ciri khas sebagai film animasi terlama yang ditayangkan di televisi Indonesia, dan dengan sengaja RCTI memang ingin membuat doraemon sebagai icon mereka. Dan keunggulan dari program ini adalah selain penayangannya yang sudah cukup lama yaitu 19 tahun, program ini juga tidak pernah pindah stasiun televisi ( tetap di RCTI ), hari dan jam tayangnya pun tidak berubah dari awal panayangan hingga kini, dan ditayangkan secra rutin dan tidak ada pengulangan tayangan. Apa yang dianggap penting media, maka dianggap penting juga oleh publik, seperti halnya yang dilakukan RCTI dalam menyeleksi program – program yang akan ditayangkan, dan berusaha membentuk persepsi tentang apa yang dianggap penting tersebut. Hal tersebut terdapat pada strategi RCTI dalam mempertahankan tayangan film animasi doraemon selama 19 tahun, yang meliputi :
1. Tahap Perancangan Tahap perancangan ini dimulai dari ide awal memilih materi program, anggaran biaya yang harus dikeluarkan, perencanaan yang matang, serta tujuan yang jelas sehingga bisa menghasilkan program yang mendapat perhatian dari pemirsanya Dalam hal ini, RCTI sudah cukup berhasil dan sukses memilih doraemon sebagai bagian dari tayangan mereka, dengan menetapkan strategi yang matang, mulai dari penjadwalan hari dan jam tayang, hingga penempatan program ini sebagai program bloking time, semua itu terbukti dengan tetap bertahannya program doraemon hingga sekarang ini. 2. Tahap Penyiaran Tahapan penyiaran merupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yakni program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya yakni untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on Dalam hal ini program doraemon mendapatkan pengarahan dan pengawasan yang cukup signifikan dari divisi – divisi yang terkait mulai dari proses penyerahan materi dari IMMG kepada RCTI, hingga tahap pengecekan materi hingga materi tersebut siap tayang, sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin saja terjadi. 3. Tahap Monitoring dan Evaluasi Setelah proses penyiaran pun tidak luput dengan evaluasi, evaluasi program berguna untuk mengetahui apakah ada kesalahan yang terjadi selama proses
penyiaran tersebut berlangsung, biasanya setelah hasil rating diterima, dan hasil drai evaluasi menjadi dasar untuk perbaikan episode selanjutnya. Dalam hal ini, walaupunprogram doraemon adalah bentuk materi yang sudah jadi, tapi harus tetap dimonitoring dan evaluasi, biasanya dilakukan monitoring pada saat penyiaran berlangsung dan evaluasi pada saat hasil rating keluar, karena salah satu penentu program tersebut mendapat perhatian dari pemirsa atau tidak, dapat dilihat dari hasil rating yang dikeluarkan oleh AGB Nielsen, dan hasil ratingdoraemon hingga bulan oktober ini masih stabil, yaitu 3.0 dan share 20.6, dengan begitu bisa diartikan bahwa program ini masih menjadi program unggulan dari para pesaing program distasiun tv lain pada jam penayangan yang sama.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berkembang pesatnya media elektronik pada saat ini juga berdampak pada persaingan program – program acara yang ada di setiap media elektronik tersebut tidak terkecuali program untuk anak. Oleh karena itu redaksi program RCTI menerapkan strategi – strategi tertentu termasuk pada program anak Film Animasi Doraemon dalam bersaing dengan program anak sejenis. Dalam skripsi ini penulis mengambil judul Strategi Program RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi Doraemon Selama 19 Tahun ( 1990 – 2009 ). Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan telah diuraikan pada pembahasan , maka dpat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sejak tanggal 4 November 1990, RCTI menjalin kerja sama dengan IMMG dalam penayangan film animasi Doraemon, dengan sistem Blocking time yang artinya RCTI menerima materi film berupa kaset yang sudah siap tayang dan disertai STLS (Surat Tanda Lulus Sesor), dimana didalamnya sudah terdapat dua segmen cerita dan iklan, namun sebelum penayangan RCTI tetap melakukan pemeriksaan terhadap isi kaset, dan apabila terdapat kendala entah dari suara maupun isi materi, RCTI berhak mengkomplain kepada IMMG dan menggantinya dengan materi baru. 2. Yang melatarbelakangi RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon, adalah karena di negara asalnya Doraemon sudah sangat populer dan bahkan
menjadi ikon bagi film animasi di Jepang, maka RCTI pun ingin melakukan hal yang sama dengan menjadikan program ini sebagai program unggulan untuk segmen anak – anak. 3. Rating doraemon tidak pernah merosot dibanding film animasi yang lain pada jam yang sama. Data rating AGB Nielsen menyebutkan tahun 2009 ini rating doraemon masih berkisar rata – rata 30 persen setiap bulannya. 4. Film Doraemon dipaparkan bedasarkan analisa SWOT, yang menjadi faktor kekuatan film ini adalah dari karakteristik tokoh – tokohnya, dan karena Doraemon sudah sangat melegenda. Namun faktor kelemahan yang dimliki film ini hampir tidak ada, karena film ini aman ditonton oleh anak – anak, dan ceritanya tentang kehidupan anak sehari – hari sehingga mudah dipahami oleh anak, Faktor Peluang film ini, adalah karena tokoh doraemon sudah sangat dikenal baik itu melalui film, pernak – pernik, dll sehingga menjadikan doraemon lebih disukai oleh semua segmen. Ancaman film ini adalah, salah satunya banyaknya muncul program anak yang baru maupun program dari stasiun tv lain pada jam yang sama. 5. Strategi yang dilakukan RCTI dalam mempertahankan film animasi Doraemon hingga sekarang ini adalah, dengan tidak merubah jadwal penayangan, serta menayangkan Doraemon versi layar lebar secara stripping ketika liburan sekolah, dan menjadikan Doraemon sebagai icon kartun RCTI, dengan cara partisipasi saat ulang tahun doraemon atau acara – acara sejenis yang berkaitan dengan Doraemon.
5.2 Saran Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap Strategi Program RCTI Dalam Menayangkan Film Animasi Doramon selama 19 Tahun ( 1990 – 2009 ), maka dapatlah kiranya penulis ajukan beberapa saran, sebagai berikut :
5.2.1 Saran Akademis Secara metodelogis, penulis menyarankan apabila ada yang ingin menindaklanjuti tulisan ini, maka dapat dilakukan atau dikembangkan dengan menggunakan teknik dan pendekatan yang lain, seperti pendekatan kuantitatif, sehingga hasilnya dapat melengkapi dan menambah khasanah penelitian ilmu Broadcasting
i.Saran Praktis 1. Sebaiknya segmen cerita Doraemon ditambahkan agar sebanding dengan iklannya. Karena Doraemon ceritanya menarik dan ditunggu setiap minggunya 2. Lebih dimonitoring lagi pada sebelum penayangan, karena masih ada terselip adegan yang kurang mendidik, misalnya berkelahi. 3. Promosi Doraemon masih kurang dari RCTI, karena selama ini RCTI hanya berpartisipasi dengan IMMG sebagai penyelenggara acara.
DAFTAR PUSTAKA A Devito, Joseph, “Komunikasi Antar Manusia”, ed kelima terjemahan Agus Maulana, Professional Book, Jakarta, 1997. Bambang, Setiawan, “Metode Penelitian Komunikasi”, Jakarta UT, 1995. Bungin, Burhan, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Chozanah, Nunung, dan Ating Tedjasutisna, “Dasar – Dasar Manajemen”, Armico, Bandung, 1996. Dahlan, M.Alwi, “Televisi dan Spektrum Film Tanggung Jawab Dalam Komunikasi Media Massa, Public Relations, Advertising. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2006.. Dalam Jurnal Penelitian Komunikasi Pembangunan Badan Litbang”, Departemen Penerangan RI, Jakarta 1995. Effendy, Onong Uchjana, “Televisi Siaran Teori dan Praktek”, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Effendy, Onong Uchjana, “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek “ PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1984, Effendy, Onong Uchjana, “Ilmu, Teori dan Filsafat Komuniksi”, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Elvinaro, Ardianto, “Komunikasi Massa Suatu Pengantar”, Simbiosa Rekatama Media, Jakarta, 2004. Kriyanto, Rachmat, “Teknik Praktis Riset komunikasi”, Disertai Contoh Praktis Riset Liliweri, Alo, “Komunikasi Massa Dalam Masyarakat”, PT Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1998. Mc Quail, Dennis, “Teori Komunikasi Massa (suatu pengantar)”, Edisi kedua, Erlangga, 1996. Moleong, Lexy J, “Metode Penelitian Kualitatif”, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005. Morissan, “Manajemen Media Penyiaran“, Ramdina Prakarsa : Diktat Kuliah Programming 1,
Morissan, “Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, PT Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005. Mulyana, Deddy, “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005. Sastro, Subronto Darwanto, “Produksi Acara Televisi“, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Sendjaja, Sasa Djuarsa, “Pengantar Ilmu Komunikasi, Materi Pokok Ilmu Komunikasi”, Universitas Terbuka, 1998. Setyobudi, Ciptono, “Pengantar Teknik Broadcasting Televisi“, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. Soenarto, R.M, “Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran”, Jakarta. FFTV-IKJ Press 2007. Suprapto, Tommy, “Berkarier di bidang Broadcasting“, Media Pressindo, Yogyakarta, 2006 Wahyudi, J.B, “Dasar – Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi”, Grafiti, Jakarta, 1996. Wibowo, Fred, “Teknik Produksi Program Televisi”, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2007. Yin, Robert K, “Studi Kasus (Desain dan Metode)”, terjemahan M. Djausi Murdzaki, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2000.
Sumber on line : http://www.rcti.com http://www.agbnielsen.com http://tvconsulto.com, Sekilas Tv Programming, Drs.Wardi Wahid,MM http://arsip.televisiana.net/ at 30 September 2008 http://www.kompas.com, Membangun Imajinasi bersama Doraemon, Susi Iwaty http://dikiumbara.wordpress.com, Tentang TV Programming, diki umbara http://www.blogger.com, Animasi 3D Pemula, zawa blogsome
LAMPIRAN
DRAFT WAWANCARA Nara Sumber : Bpk Ahmad Roziqin Jabatan : Head Program Research & Development Departement RCTI
1.
Apa yang melatarbelakangi RCTI dalam menayangkan film animasi Doraemon ? Jawab Yang melatar belakangi RCTI dalam memilih Doraemon sebagai salah satu program anak adalah karena Doraemon termasuk animasi tersukses di Jepang selama lebih dari 30 tahun, maka RCTI memutuskan untuk membeli program Doraemon dari pihak IMMG dan mencoba menayangkan episode awal yaitu 1 sampai 13, dan tanpa di duga antusias pemirsa sangat besar minatnya dan rating doraemon saat itu cukup tinggi 2.
Sejak kapan RCTI bekerjasama dengan IMMG Indonesia dalam menayangkan film animasi Doraemon ? Jawab Sejak Tanggal 4 November 1990 3.
Mengapa RCTI masih mempertahankan film animasi Doraemon sampai sekarang ini ? Jawab a.Kinerja program ( rating ) dan revenue masih cukup baik b.Sebagai variasi program c.Untuk memenuhi kebutuhan akan program untuk anak dan keluarga 4.
Strategi apa yang dilakukan RCTI dalam mempertahankan film animasi Doraemon yang mampu eksis selama 19 tahun ? Jawab a. Mempertahankan image dan awarenessnya dengan cara promo on-air dan off-air, misalnya membuat merchandise Doraemon pada saat HUT RCTI b. Menayangkan Doraemon versi layar lebar pada hari – hari spesial untuk menguatkan awareness. 5.
Siapa saja yang bertanggung jawab dalam penayangan program film animasi Doraemon ?
Jawab Direktur Program RCTI, serta bagian – bagian programming 6.
Mengapa RCTI tetap mempertahankan hari dan jam tayang film animasi Doraemon ?
Jawab a.Karena sudah sesuai dengan profil pemirsa pada slot tersebut. b.Memudahkan pemirsa anak untuk mengingat jam tayangnya. c.Data jumlah penontonya masih bagus. 7.
Bagaimana Pemasukan iklan yang di dapat dari program film animasi Doraemon ? Jawab Program Doraemon adalah program Bloking time, Jadi pihak IMMG selaku distributornya membeli penuh slot tayang tersebut, yaitu pada hari minggu, jam 08.00 wib, dengan durasi 30 menit. 8.
Bagaimana proses penyerahan kaset video film animasi Doraemon dari PT IMMG kepada RCTI ? Jawab 1. Penerimaan materi yang disertai STLS ( Surat Tanda Lulus Sensor ) oleh material handling dicatat di log book penerimaan materi. 2. Dilakukan QC teknik dan konten. 3. QC mengeluarkan QC report yang menyangkut hasil materi. 4. Jika ada indikasi kekurangan dalam parameter yang telah ditentukan, akan diinformasikan ke IMMG untuk dilakukan revisi. 5. IMMG mengirim hasil revisi materi. 6. Dilakukan time show oleh Transcription officer untuk melakukan segmentasi dan pembuatan Que sheet untuk diteruskan ke MCR.
9. Bagaimana proses penyiaran program animasi doraemon ini ? Jawab Suatu program yang disiarkan harus melalui proses yang cukup panjang, walaupun dalam hal ini RCTI memperoleh materi doraemon sudah dalam bentuk jadi, namun tetap tidak dapat langsung disiarkan, harus melewati beberapa tahapan yaitu, RCTI menerima materi harus disertai STLS ( Surat Tanda Lulus Sensor ) oleh material handling dicatat di log book penerimaan materi, setelah itu dilakukan QC teknik dan konten, dan setelah dilakukan QC, barulah keluar QC report yang menyangkut hasil materi, jika ada indikasi kekurangan dalam parameter yang telah ditentukan, akan segera diinformasikan ke IMMG untuk segera dilakukan revisi, dan jika telah direvisi dilakukan time show oleh Transcription officer untuk melakukan segmentasi dan pembuatan Que sheet untuk diteruskan ke MCR dan setelah itu disiarka, setelah disiarkan masih tetap ada proses yaitu monitoring program, dan evaluasi program apabila sudah keluar hasil rating dan share dari AGB Nielsen. 10. Bagaimana perkembangan rating film animasi Doraemon selama ini ? Jawab
Kinerja Doraemon masih bagus dengan perkembangan kompetisi hingga saat ini, 11. Bagaimana cara pengaturan tayangan program film animasi Doraemon ? Jawab Dalam kondisi reguler ditayangkan seminggu sekalu, tetapi dalam kondisi spesial, kadang – kadang ditayangkan secara stripping ( Senin – Jumat ) 12. Bagaimana strategi penempatan iklan pada program film animasi Doraemon ? Jawab Saat ini setiap episode doraemon terdiri dari 2 segmen program, iklan ditempatkan sebelum segmen 1, diantara segmen dan diakhir segmen 2.
Analisa SWOT 1. Faktor apa yang menjadi Kekuatan bagi film animasi Doraemon Jawab a. Keunikan karakter Doraemon dengan kantung ajaibnya, karakter Nobita, serta teman – temannya. b. Tema cerita dekat dengan kehidupan keseharian anak dan imaginasi anak – anak. c. Lucu dan Segar, Popularitasnya yang sudah melegenda. 2. Faktor apa yang menjadi Kelemahan bagi film animasi Doraemon Jawab Tidak ada, karena cerita Doraemon sangat menarik dan aman ditonton oleh anak – anak 3. Faktor apa yang menjadi Peluang bagi film animasi Doraemon Jawab a.Menjadi legenda kartun dan icon RCTI b. Bisa diterima oleh semua segmen pemirsa, baik dari status sosial ekonominya maupun dari kelompok usianya. 4. Faktor apa yang menjadi Ancaman bagi film animasi Doraemon Jawab a. Trend program anak yang berubah dengan cepat dan dinamis sehingga bermunculan idola kartun anak yang baru b. Kompetisi program yang semakin ketat ( dengan jenis program yang lain )
DRAFT WAWANCARA Nara Sumber : Bpk Filriady Kusmara Jabatan : Planning Section Head RCTI 1. Apakah tujuan utama yang membuat RCTI menayangkan program animasi doraemon ? Jawab Tujuan utama RCTI menayangkan dan mempertahankan film animasi Doraemon adalah untuk meningkatkan rating RCTI sebagai stasiun televisi swasta. Dilihat juga bahwa Doraemon di jepang sudah sangat populer bahkan hingga puluhan tahun, maka RCTI pun tidak ragu – ragu untuk terus mempertahankan doraemon sebagai program unggulannya. Dan semua program RCTI yang mana akan diambil atau dibeli adalah urusan dan kebijakan dari Acquisition program untuk berhubungan dengan perusahaan lain misalnya IMMG, jadi bisa disimpulkan semata – mata bukan hanya ingin mencari keuntungan tapi lebih kepada antusiasme pemirsanya terhadap program tersebut.
2. Mengapa RCTI masih mempertahankan program ini hingga sekarang ? Jawab Karena tingkat ketertarikan masyarakat masih tinggi terhadap doraemon, selain itu RCTI juga melihat semakin lama pemirsa semakin serius untuk mengikuti cerita doraemon, di samping jam tayangnya hanya 30 menit dan satu minggu sekali, penempatan jam dan hari tayang juga sangat menetukan, ya walaupun tidak pasti pas 30 menit materi yang diberikan oleh IMMG, tapi kita tutup mata saja, dan tidak bisa berbuat apa – apa, karena materi sudah cerita utuh dan tidak bisa diedit lagi.
3. Siapa saja yang terlibat dalam proses penayangan doraemon ? Jawab Program Doraemon bisa dibilang salah satu program yang telah sukses, dan bisa bertahan hingga sekarang ini, itu membuktikan bahwa telah terjadi kerjasama tim yang baik antara divisi – divisi terkait, dan pihak – pihak yang bertanggung jawab dalam program ini adalah, Acquisition, Inventoring, Schedulling, Planning Section, Operation programming, Transcription officer, Research, dll. Namun dibalik itu semua yang bertanggung
jawab
dalam
penayangan
program
adalah
Direktur
Programming yaitu, Ibu Harsiwi Ahmad, karena dengan persetujuan beliaulah program tersebut bisa ditayangkan
4. Apakah ada pengarahan yang dilakukan terhadap program ini,? Jawab Secara garis besar, proses awal pengarahan program adalah pada saat perencanaan, jika perencanaan sudah terkontrol dengan baik sesuai tujuan, barulah memonitoring proses penyiaran, mulai dari mengkoreksi materi awal, hingga proses penyiaran berlangsung harus selalu diawasi, dan setelah materi siarpun tetap dilakukan pengarahan, biasanya setelah hasil rating dan share keluar, diadakan meeting antar divisi yang terkait, guna mengetahui apakah ada masalah dalam proses penyiaran, karena RCTI sangat terpengaruhi oleh rating yang diberikan AGB Nielsen untuk mengetahui posisi suatu program
5. Adakah evaluasi terhadap program ini ? Jawab Pada program Doraemon, selalu diadakan evaluasi, ya walaupun hanya sekedar memperbincangkan jalannya proses penyiaran, karena materi yang ada adalah satu kesatuan cerita jadi apabila terdapat kesalahan, RCTI segera melaporkannya kepihak IMMG tentang adanya kesalahan dalam materi, dan berharap episode berikutnya tidak akan terjadi kesalahan lagi.
DRAFT WAWANCARA Nara Sumber : Bpk Devi Noviana Jabatan : International Acquisition RCTI 1. Sejak kapan RCTI menayangkan doraemon ? Jawab Yang saya tahu, Pertama kali doraemon ada di RCTI pada bulan november, tahun 1990, saya tidak tahu pasti, tepetnya tanggal berapa, karena memang sudah lama sekali, sedangkan saya bekerja disini baru sekitar 3 tahunan,
2. Bagaimana proses awal pembelian program ini ? Jawab Bedasarkan cerita yang saya peroleh dari senior – senior disini, awalnya IMMG menawarkan beberapa program kartun untuk anak – anak, kemudian pihak kami memilih – milih film mana yang paling cocok pada saat itu, kemudian bedasarkan kesepakatan bersama, dan persetujuan dari direktur programming, kami memilih doraemon, karena melihat background doraemon di negeri asalnya jepang, pada saat itu memang sedang populer, dan dengan harapan bisa sesukses seperti di Jepang.
3. Bagaimana dengan cost yang didapat RCTI dari program ini ? Jawab Kami mempunyai kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak, tentang pembagian hasil program ini, artinya IMMG membeli slot jam tayang kepada kita yaitu pada hari minggu jam 8 pagi, selama 30 menit, yang disebut bloking time, dimana iklan bukan berasal dari RCTI, melainkan memang sudah terdapat pada materi kaset, dan apabila dalam materi terdapat iklan promo atau sejenisnya, maka pihak IMMG memberikan biaya minimum garancy kepada RCTI, dan seberapa besar pembayarannya bedasarkan kesepakatan bersama.
4. Seberapa besar anggaran biaya progrsm ini Jawab Program Doraemon adalah program bloking time, yang dimana IMMG telah membeli slot tayang pada jam yang telah ditentukan yaitu, hari minggu jam delapan pagi, dimana materi doraemon yang diberi IMMG kepada RCTI sudah program jadi dengan kata lain sudah melalui edit, dubbing, dan terdapat iklan didalamnya, jadi tinggal ditayangkan saja meski demikian harus melalui monitoring terlebih dahulu, jadi selain itu tidak ada anggaran biaya yang dikeluarkan RCTI untuk program Doraemon
5. Materi yang telah disiarkan, menjadi milik siapa Jawab Materi tersebut sepenuhnya milik IMMG, karena memang bedasarkan perjanjian master tetap milik mereka, namun penyimpanan dilakukan di RCTI, dan apabila suatu saat ada pengulangan tayangan, itu harus ada persetujuan dari IMMG.
11 / 11 / 2009 MONTHLY PROGRAM RATING : DORAEMON – RCTI, Kids 5 – 14 years old, all markets JANUARY – OCTOBER 2009 Selected date(s)
: 01/01/2009 - 31/10/2009;
Selected channel(s)
: RCTI;
Selected day part(s)
: 02.00.00 - 25.59.59 (SMTWTFs);
Selected market(s)
: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin
Selected target(s)
: Kids (aged 5-14 years old)
Total Individuals (5-14 y.o., 10 cities)
: 9,565,071 individuals
Program
Channel
Month
Doraemon
RCTI
January February March April May June July August September October
Average number of audience ( in 000 ) 438 429 384 458 425 368 333 281 233 365
Rating (%)*
Share ( % ) **
4.6 4.5 4.0 4.8 4.4 3.8 3.5 2.9 2.4 3.6
20.4 19.9 18.1 22.9 22.1 20.7 18.9 20.3 19.0 20.6
Source : AGB NIELSEN MEDIA RESEARCH
*
Percentage of average number of audience towards TV population ** Percentage of average number of audience towards TV viewers
BIOGRAFI PENULIS
Nama
: Ryma Wulan Sari.K
TTL
: Jakarta, 17 November 1987
Alamat
: Villa Bandara Blok E4 No.10, Dadap, Kosambi, Tangerang Telp: 021 – 5558002 / Mobile : 08568022567
Email
:
[email protected]
Facebook
:
[email protected] / Ryma wulan
Latar Belakang Pendidikan 2005 – 2009
: Mahasiswa Fikom Broadcasting, Universitas Mercu Buana
2002 - 2005
: SMU N 95 Jakarta
1999 - 2002
: SMP N 224 Jakarta
1993 - 1999
: SD N Periuk 6
Pengalaman Kerja 2005 – 2007
: Sekretaris Yayasan Pendidikan Bhakti Ananda
2007 – Skr
: Kepala Sekolah TK ANANDA