STRATEGI REDAKSI METRO TV DALAM MENAYANGKAN PROGRAM TOP NINE NEWS (PERIODE SEPTEMBER 2006)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama Nim Jurusan
: Januar Fajri Herlangga : 4410412-011 : Broadcast
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
1. Nama
: Januar Fajri Herlangga
2. NIM
: 4410412-011
3. Fakultas
: Ilmu Komunikasi
4. Bidang Studi
: Broadcasting
5. Judul
: STRATEGI REDAKSI METRO TV DALAM MENAYANGKAN PROGRAM TOP NINE NEWS (PERIODE SEPTEMBER 2006)
Mengetahui, Pembimbing
( Morissan, MA )
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Januar Fajri Herlangga
NIM
: 4410412-011
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: STRATEGI REDAKSI METRO TV DALAM MENAYANGKAN PROGRAM TOP NINE NEWS (PERIODE SEPTEMBER 2006)
Jakarta, Mei 2007
Mengetahui
1. Ketua Sidang Irmulan Sati Tomohardjo, M.Si.
( ……………….. )
2. Penguji Ahli Ponco Budi Sulistyo, M.Comm.
( ……………….. )
3. Pembimbing Skripsi Morissan, MA.
( ……………….. )
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Januar Fajri Herlangga
NIM
: 4410412-011
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul
: STRATEGI REDAKSI METRO TV DALAM MENAYANGKAN PROGRAM TOP NINE NEWS (PERIODE SEPTEMBER 2006)
Jakarta, Juni 2007
Disetujui dan diterima oleh :
Dosen Pembimbing Skripsi
( Morrisan, MA )
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
( Dra. Diah Wardani, M.Si )
( Drs. Riswandi, M.Si ) iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Nama NIM Judul Bibliografi
: Januar Fajri Herlangga : 4410412-011 : Strategi Redaksi Metro TV Dalam Menayangkan Program Top Nine News (Periode September 2006) : 23 bahan acuan bacaan (1988 – 2007), 68 halaman. ABSTRAKSI
Televisi menjadi salah satu media massa yang sangat diminati masyarakat saat ini. Dari berbagai macam tayangan program acara televisi, siaran berita televisi cukup dapat menarik perhatian pemirsa. Agar tayangan berita televisi menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi masyarakat, maka diperlukan suatu strategi dalam merencanakan berita yang akan ditayangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News. Teori yang digunakan adalah Teori Agenda Setting Cohen yang menyatakan bahwa media membentuk persepsi atau pengetahuan publik tentang apa yang dianggap penting. Apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh publik. Pada penelitian ini strategi redaksi yang digunanakan adalah manajemen redaksional oleh George R. Terry yaitu usahausaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain, melalui tahap perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan Pengawasan/ Evaluasi (Evaluating) Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif yaitu penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan secara jelas tentang strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News. Penelitian ini termasuk pada penelitian pendekatan kualitatif karena penulis ingin menggambarkan strategi yang dilakukan redaksi Metro TV terhadap program Top Nine News. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, penelitian ini berupaya untuk mengetahui strategi yang dilakukan redaksi Metro TV untuk menarik perhatian pemirsa. Teknik pengumpulan data primer berupa hasil wawancara mendalam kepada beberapa narasumber Metro TV. Penggunaan data sekunder juga dilakukan untuk mendukung temuan-temuan selama penelitian, seperti : hasil rating dan pengamatan di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan, walaupun ada beberapa hal yang menurut sumber Metro TV adalah rahasia yaitu mengenai target rating dan target iklan, sehingga yang menjadi ukuran sejauh mana target tersebut sudah tercapai tidak diketahui dengan pasti. Metro iv
TV adal(A, , bila diukur dean ratKATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ijin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STRATEGI REDAKSI METRO TV DALAM MENAYANGKAN PRORGAM TOP NINE NEWS, sebagai persyaratan kelulusan dalam studi Ilmu Komunikasi Jurusan Broadcast, Universitas Mercu Buana. Tak ada gading yang tak retak, itulah yang sangat penulis sadari dalam menyusun skripsi ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik,
saran
dan
masukan
dari
berbagai
pihak
guna
penyempurnaan di kemudian hari. Tanpa keterlibatan banyak pihak skripsi ini tidak akan terwujud. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah swt. sang penguasa dunia - akhirat, dan Nabi Muhammad saw. tokoh yang paling berpengaruh sepanjang masa. 2. Bapak & Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan mencurahkan kasih sayangnya baik berupa moril maupun materil sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Kakakku Ari, Fisca, Kopri dan juga adikku Puspa, pendidikan adalah investasi masa depan. 3. Bapak Morissan, MA., yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai tahap akhir, terima kasih pak. Buku-buku yang telah diterbitkan sangat bermanfaat semoga terus eksis dalam menulis buku-buku akademis.
v
4. Bapak Drs. Riswandi, M.Si selaku Ketua jurusan Broadcast, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana. 5. Para pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Broadcast ; pak Ponco, pak Heri, pak Gatot, pak Joni, bu Diah, bu Endah dan seluruh staf pengajar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Sungguh tak ternilai ilmu yang telah diberikan, karena tanpa pengajar manusia tidak akan pintar. 6. Seluruh staf TU yang selalu membantu penulis, terima kasih atas bantuan TU mekanisme selama belajar mengajar dapat berjalan lancar. 7. Anggota DPD-RI ; Ir.H.M. Said, Drs.H.M. Sofwat Hadi, SH., Drs.H. Muhammad Ramli, dan khususnya H.Ahmad Makkie, BA atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada penulis selaku asisten pribadinya untuk menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada teman-teman Staf DPD-RI Prop. Kalimantan Selatan ; Azis atas saran dan masukannya, Tio, Sigit dan Nina terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya. 8. Narasumber Metro TV ; Farid J.S, Makroen Sanjaya, Agus Guna Diatmika dan Henny Puspitasari yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan data-data yang diperlukan. Juga kepada karyawan Metro TV ; Eric, Andi, dkk, terimakasih atas bantuan kalian bisa terselesaikan. 9. Teman-teman Broadcast angkt.VI ; Delly, Yakun, Tria dan Eva yang lebih dahulu lulus jangan lupa untuk memotivasi yang lain seperti Johan, Eric, Amar, Nurul, Icut, Vicky, Papi, Rini, Gunawan dan Yusrizal semoga cepet lulus. B’dul my best friend, semua teman-teman seperjuangan dan semua
vi
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih banyak. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan selalu mendapat ridho Allah SWT.
Jakarta, Juni 2007
Penulis
vii
DAFTAR ISI No.
I.
II.
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................... LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI .................................................. LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ............................ ABSTRAKSI ........................................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 1.4.1 Secara Akademis ................................................................ 1.4.2 Secara Praktis ..................................................................... KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Massa ......................................................................... 2.1.1 Teori Komunikasi Massa ................................................... 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa ....................................... 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa ................................................. 2.2 Televisi Sebagai Salah Satu Media Massa ..................................... 2.3 Pengertian Berita Televisi .............................................................. 2.3.1 Kriteria Umum Nilai Berita ............................................... 2.3.2 Jenis Berita ......................................................................... 2.3.3 Sumber Berita .................................................................... 2.3.4 Format Berita ..................................................................... 2.4 Redaksi Berita Televisi .................................................................. 2.4.1 Rapat Redaksi ..................................................................... 2.4.2 Rundown ............................................................................ 2.5 Strategi Redaksi ............................................................................ 2.5.1 Perencanaan ....................................................................... 2.5.2 Pengorganisasian ............................................................... 2.5.3 Penggerakan ...................................................................... 2.5.4 Pengawasan/Evaluasi ........................................................ 2.6 Waktu Siaran Program ................................................................. 2.7 Strategi Program ............................................................................ 2.8 Keberhasilan Program ................................................................... 2.9 Rating & Share ..............................................................................
III. METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian ............................................................................... 3.2 Metode Penelitian .......................................................................... 3.3 Definisi Konsep ............................................................................. 3.4 Fokus Penelitian ............................................................................. viii
i ii iii iv v vii x
1 5 6 6 6 6
7 9 10 11 12 14 14 18 19 21 23 26 27 28 29 30 30 30 31 32 34 36
38 39 40 41
3.5 Narasumber (Key Informan) .......................................................... 3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Primer .................................... 3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder ................................ 3.7 Teknik Analisis ............................................................................
42 43 43 43 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Top Nine News .................................................... 4.2. Strategi Redaksi ............................................................................. 4.2.1 Perencanaan ....................................................................... 4.2.2 Pengorganisasian ............................................................... 4.2.3 Penggerakkan .................................................................... 4.2.4 Pengawasan/evaluasi ......................................................... 4.3 Rating dan Share ............................................................................ 4.4 Pembahasan .................................................................................... 4.4.1. Perencanaan ........................................................................ 4.4.2. Pengorganisasian ................................................................ 4.4.3. Penggerakan ....................................................................... 4.4.4. Pengawasan/Evaluasi ......................................................... 4.4.5. Rating dan Share ................................................................
45 48 48 51 53 56 56 58 59 61 62 64 65
V.
PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 5.2 Saran ..............................................................................................
ix
66 67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara dengan Narasumber Metro TV Lampiran 2 : Rating dan Share 20 Program Top Metro TV Lampiran 3 : Rundown Lampiran 4 : Surat Ijin Peneltian dari Universitas Mercu Buana Lampiran 5 : Company Profile Metro TV Lampiran 6 : Daftar Riwayat Penulis
x
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia informasi dan komunikasi yang begitu pesat telah
menjadikan televisi sebagai salah satu media massa yang paling diminati masyarakat saat ini, karena dapat menyajikan unsur suara dan gambar sekaligus. Bisa di bilang abad ini adalah abad pertelevisian. Orang-orang dari berbagai strata usia ataupun profesi seolah-olah televisi sudah menjadi bagian dari hidupnya yang tak bisa dipisahkan. Setiap hari mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur televisi tetap setia menemani pemirsa. Bahkan beberapa stasiun televisi ada yang siaran sampai 24 jam. Berbagai macam acara program televisi setiap hari selalu menghiasi layar kaca mulai dari program berita televisi, kuis, sinetron, musik, infotainment sampai reality show. Berita televisi merupakan salah satu acara yang sangat penting. Berita menjadi semacam ciri khas sebuah stasiun untuk menunjukkan keunggulannya dan menjadi ujung tombak untuk mengangkat image sebuah stasiun. Itu sebabnya, stasiun televisi tidak segan-segan menanamkan investasi besar untuk program berita ini. Apalagi bidang pemberitaan televisi saat ini mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi stasiun televisi.
1
Peran berita televisi menjadi sangat penting sekali bagi masyarakat untuk mendapatkan atau menyaksikan suatu peristiwa besar maupun kecil baik yang terjadi di tanah air maupun di seluruh penjuru dunia. Terjadinya Tsunami pada akhir tahun 2004, gempa bumi di Jogyakarta, invasi Amerika ke Irak, hingga 1
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi ; Teknik Memburu dan Menulis Berita, Indeks, Jakarta 2006, hal. vii
2 kasus korupsi pejabat tinggi negara dan lain sebagainya adalah sederet dari sekian banyaknya informasi yang menjadi fokus pemberitaan berbagai media massa tak terkecuali berita televisi. Bila diperhatikan tayangan program berita dari satu stasiun televisi ke stasiun televisi lain yang menjadi topik atau isu berita utama semuanya hampir sama, hanya cara penyampaian atau penyajiannya saja yang berbeda. Maraknya tayangan program berita di stasiun televisi membuat para pengelola stasiun televisi harus mengatur strategi untuk menjadikan program berita mereka tetap menjadi pilihan pemirsa. Pekerjaan memilih berita yang menarik perhatian pemirsa ternyata tidaklah mudah, apalagi di tengah maraknya persaingan tayangan program berita televisi saat ini. Para tim redaksi dituntut bekerja lebih keras lagi untuk mengatur strategi guna menarik perhatian pemirsanya. Puluhan bahkan ratusan informasi dari berbagai sumber, setiap harinya masuk ke dalam ruang redaksi berita stasiun televisi. Informasi dari dalam negeri maupun luar negeri terus membanjiri ruang redaksi berita. Para staf redaksi harus benar-benar cermat dalam menentukan berita mana yang dibutuhkan atau menarik bagi pemirsa. Berbagai informasi tersebut harus disaring untuk menentukan berita mana yang layak untuk 2
ditayangkan.
Dunia pertelevisian di Indonesia di mulai pada tahun 1962 dengan berdirinya televisi milik pemerintah yaitu TVRI yang sekarang dikenal sebagai televisi publik. Pada tahun 1989 mulai berdiri televisi swasta yang pertama yaitu RCTI, dilanjutkan dengan SCTV (24/8/1990), TPI (23/1/1991), antv (7/3/1993),
2
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia, 2004
3 Indosiar (11/1/1995), Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001), dan Lativi (17/1/2002). Selain itu muncul pula TV Global dan TV7.3 Metro TV adalah stasiun televisi berita yang pertama di Indonesia. Konsep Metro TV pada awalnya agak berbeda dengan yang lain, sebab hanya memfokuskan acaranya pada siaran berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam programprogramnya. Menurut Makroen Sandjaya, Senior News Production Manager Metro TV, program acara yang ditayangkan Metro TV pada hari Senin hingga Jum’at isinya 65 persen berita dan 35 persen hiburan. Sedangkan pada akhir pekan yakni mulai Jum’at malam hingga Minggu komposisinya dibalik menjadi 35 4
persen berita dan 65 persen hiburan.
Adapun kategori atau pembagian program berita Metro TV adalah sebagai berikut : A. Pagi
: Metro Pagi (Indonesia) Metro This Morning (Inggris) Metro Xin-Wen (Mandarin) News Flash (Berita dalam 3 Bahasa) Market Review (Berita dari BEJ)
B. Siang
: Metro Siang (Indonesia) News Flash (Berita dalam 3 Bahasa) Market Review (Berita dari BEJ)
3
4
Rusfadia Saktiyanti Jahja, Muhammad Irvan, Menilai Tanggung Jawab sosial Televisi, Piramedia, Jakarta 2006, hal. 1 Wawancara dengan Makroen Sanjaya, selaku Senior News Production Manager di Metro TV, Jakarta, September 2006.
4 C. Sore
: Bisnis Hari Ini Showbiz News (Berita selebriti) Metro Kampus World News (Berita Luar Negeri) Metro Hari Ini (Indonesia) Metro This Week
D. Malam
: Suara Anda (Berita Pilihan) News Flash (Berita dalam 3 Bahasa) Top Nine News Metro Sports (Berita Olah Raga) Metro Malam (Indonesia)
E. HEADLINE NEWS disetiapjam selama 24jam. F. BREAKING NEWS apabila ada peristiwa besar / tragedi Nasional.
Diantara program-program berita Metro TV di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap program berita Top Nine News, sebuah program berita malam yang hadir ditengah ketatnya persaingan program acara antar stasiun televisi di wilayah kisaran prime time. Pada umumnya tayangan televisi di Indonesia kecuali TVRI, pada pukul 21.00 di dominasi oleh program hiburan (sinetron). Top Nine News adalah program berita berdurasi 30 menit yang ditayangkan setiap hari Senin – Jum’at pukul 21.00 WIB, menyajikan 9 berita terpilih, dilengkapi dengan sajian tof of the tof (berisi 9 intisari berita yang
5 dirangkum selama 90 detik), dan sajian top picture (gambar pilihan terbaik) sebagai sajian penutup.5 Target audience Top Nine News adalah sesuai dengan positioning Metro TV yaitu : A, B, 20 + (Kelas A, B, Pria/Wanita, usia 20 tahun keatas) dengan target penonton diantaranya para pejabat, pengusaha, kaum professional, kaum intelektual, mahasiswa, pengambil keputusan, dan sebagainya yang sesuai dengan 6
statusnya.
Pemilihan periode september 2006 dikarenakan pada periode tersebut pemberitaan mengenai bencana lumpur Lapindo (Jawa Timur) sedang hangat diperbincangkan masyarakat maupun media massa. Pemberitaan lumpur Lapindo telah menjadi berita nasional hampir disemua media massa yang ada di Indonesia. Oleh karena itu berdasarkan teori agenda setting, penulis tertarik untuk lebih lanjut meneliti dan mencermati pemberitaan tersebut. Berita-berita seperti apa saja yang layak ditayangkan program Top Nine News. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pokok permasalahan dalam
penulisan kali ini adalah “Bagaimanakah Strategi Redaksi Metro TV Dalam Menayangkan Program Top Nine News”.
5 6
wikipedia.org Wawancara dengan Makroen Sanjaya, selaku Senior News Production Manager di Metro TV, Jakarta, September, 2006
6 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
yang dilakukan redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News.
1.4.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik
secara akademis maupun secara praktis.
1.4.1. Secara Akademis Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih terhadap permasalahan yang diangkat, dan dapat bermanfaat bagi pengembangan studi komunikasi khususnya tentang pentingnya strategi dalam menayangkan program acara televisi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan mendorong dilakukannya penelitian lanjutan akan hal ini.
1.4.2. Secara Praktis Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi insan pertelevisian di Indonesia khususnya kepada pihak yang memproduksi program berita televisi dan diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi terhadap peningkatan strategi dimasa yang akan datang.
7 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
Komunikasi Massa Tan and Wright, mendefinisikan komunikasi massa sebagai bentuk
komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal 7
yang terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.
Melvin DeFluer menggambarkan proses komunikasi melalui media massa terdiri dari delapan komponen yaitu : source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium device, dan feedback device. Gambar : Model Komunikasi DeFluer Mass medium device Source
Transmitter
Channel
Receiver
Destination
Noice
Destination
Reciever
Channel
Transmeitter
Source
Feedback device
Keterangan gambar : Source
: Sumber pengirim
Transmitter
: Alat pengolah informasi
Channel
: Saluran
7
Elvirano Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal.3
8 Receiver
: Penerima
Destination
: Tujuan
Noise
: Gangguan yang terjadi
Mass Medium Device : Perangkat media massa Feedback Device
: Perangkat umpan balik
Model komunikasi DeFluer dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menghasilkan suatu simbol yang bermakna. Simbol ini kemudian disampaikan melalui suatu saluran (medium) kepada penerima dengan tujuan tertentu. Pihak penerima dalam menerima pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak pengirim. Demikianlah proses ini terus berlangsung secara dinamis dan berjalan secara timbal balik. Namun, dalam prakteknya proses komunikasi yang terjadi tidak bisa luput dari adanya gangguan-gangguan. Gangguan bisa timbul pada unsur pengirim, transmitter, saluran yang dipergunakan, pihak penerima atau pada pengertian makna tujuan. Namun, menurut DeFluer, adanya gangguan inilah yang 8
menyebabkan proses komunikasi yang terjadi lebih dinamis.
Jalaluddin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat 9
diterima secara serentak dan sesaat. 8 9
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universita Terbuka, Jakarta, 1999 hal. 66 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal 189
9 2.1.1. Teori Komunikasi Massa Teori komunikasi massa yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Agenda Setting, kemampuan media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Cohen menyatakan bahwa media membentuk persepsi atau pengetahuan publik tentang apa yang dianggap penting. Apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh publik. Ada hubungan positif antara tingkat penonjolan yang dilakukan media terhadap suatu 10
persoalan dan perhatian yang diberikan publik terhadap yang ditonjolkan media.
Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita yang akan disiarkannya secara selektif “gate keepers” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isyu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (waktu) dan cara penonjolan (frekuensi penayangan). Bagaimana media massa menyajikan peristiwa, itulah yang disebut sebagai agenda media. Pemirsa memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggotaanggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah 11
menarik perhatian masyarakat.
10 11
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, UMM, Malang, 2007, hal. 81 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 229
10 2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi 12
massa, yakni seperti diuraikan dibawah ini : 1. Komunikasi massa bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila digunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa. 2. Komunikasi massa bersifat heterogen Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berbagai dari lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. 3. Media massa menimbulkan keserempakan Yang dimaksud dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 4. Hubungan Komunikator – komunikan bersifat non-pribadi Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filasafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti, Bandung 2003, hal 81-83.
11 orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi disebabkan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi Komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari surveilance, interpretation, linkage, transmission of values, dan 13
entertainment :
1. Surveilance (Pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Sedangkan Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya mamasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 13
Elvirano Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa, Bandung, 2004, hal 15 - 18.
12 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. 5. Entertainment (Hiburan) Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
2.2.
Televisi Sebagai Salah Satu Media Massa Keberadaan media massa di tengah peradaban masyarakat modern
memang sulit diabaikan. Tidak ada satupun masyarakat dan bangsa modern yang tidak memerlukan media massa, karena media massa itu sendiri merupakan salah 14 satu produk kebudayaan/peradaban modern. Televisi tampaknya telah menjadi
media massa yang sangat populer untuk saat ini. Bisa dibilang abad ini adalah abad pertelevisian.
14
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997, hal. 23
13 Keunggulan mendasar yang dimiliki media televisi bila dibandingkan dengan media lainnya seperti surat kabar dan radio adalah bisa dilihat dan didengar (audio visual). Media yang paling cepat menyampaikan isi pernyataannya adalah radio dan televisi. Sedangkan media yang paling lengkap 15
dan jelas menyampaikan isi pernyataannya adalah televisi.
Media televisi mempunyai banyak kelebihan disamping beberapa kelemahan. Kelebihan media televisi adalah menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi melalui satelit). Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa, cukup besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan, sangat cepat. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi, cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). Satu hal yang sangat paling berpengaruh dari daya tarik televisi ialah bahwa informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran 16
televisi.
Ada kelebihan tentu saja ada kelemahan. Kelemahan televisi adalah karena bersifat transitory maka isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsa (lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk klipingan koran). Media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca kapan saja dan dimana saja. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh
15 16
Hoeta Soehoet, Pengantar Ilmu Komnukasi, IISIP, Jakarta, 2002, hal 24 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 23
14 aspek psikologis massa, sedangkan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas.17
2.3. Pengertian Berita Televisi Michael V. Charnley menegaskan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting atau kedua-duanya, bagi sejumlah 18
besar penduduk.
Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Persitiwa atau pendapat tidak akan 19
menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik.
Sedangkan yang dimaksud dengan berita televisi adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat manusia atau kedua-duanya yang disertai gambar (visual) aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.
20
2.3.1. Kriteria Umum Nilai Berita Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moer dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing, menunjuk kepada 9 hal (unusualness, newness, impact, timeliness, proximity, information, conflict, public figure, surprising). Beberapa pakar lain menyebutkan human 17 18
19
20
Ibid. hal. 24 AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, hal 64 Muslimin dan Totok Djuroto, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Dahara Prize, Semarang, 2002, hal 6 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi, Teknik Memburu Dan Menulis Berita, Indeks, Jakarta, 2006, hal 4
15 interest dan sex, dalam segala dimensi dan manifestasinya, juga termasuk kedalam kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan media massa. Sehingga jika digabungkan seluruhnya menjadi sebelas hal, yaitu:21 1. Keluarbiasaan (Unusualness) Berita adalah sesuatu yang luarbiasa , berita bukanlah suatu peristiwa yang biasa. Nilai berita peristiwa luarbiasa, paling tidak dapat dilihat dari lima aspek : lokasi peristiwa, waktu peristiwa itu terjadi, jumlah korban, daya kejut peristiwa dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut, baik dalam bentuk jiwa dan harta maupun menyangkut kemungkinan peristiwa aktivitas kehidupan masyarakat. 2. Kebaruan (Newness) Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru seperti mobil baru, gedung baru, gubernur baru, presiden baru, semua hal yang baru apapun namanya, pasti memiliki nilai berita. 3. Akibat (Impact) Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Apa saja yang menimbulkan akibat sangat berarti bagi masyarakat, itulah berita. Semakin besar dampak sosial budaya, ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya.
21
Opcit. hal 80-91
16 4. Aktual (Timeliness) Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Sesuai dengan definisi jurnalistik, media massa haruslah memuat atau menyiarkan beritaberita aktual yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi hari ini, atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini itu mengandung informasi penting dan berarti. 5. Kedekatan (Proximity) Berita adalah kedekatan. Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk
pada suatu peristiwa atau berita yang
terjadi disekitar tempat tinggal kita. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita. 6. Informasi (Information) Berita adalah informasi. Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita, atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media. 7. Konflik (Conflict) Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. Konflik merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak akan pernah habis.
17 8. Orang Penting (Publik Figure, NewsMaker) Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka dimanapun selalu membuat berita. Teori jurnalistik menegaskan nama menciptakan berita. 9. Kejutan (Surprising) Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahi sebelumnya. 10. Ketertarikan manusiawi (Human Interest) Kadang-kadang suatu peristiwa tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan dan alam perasaan. 11. Seks (Sex) Seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, pasti menarik dan menjadi sumber berita. Segala macam berita tentang perempuan tentang seks, selalu banyak peminatnya. Selalu diminati dan bahkan dicari. Istilah yang tidak dapat dipisahkan dengan nilai berita adalah News Judgement, yaitu kemampuan untuk mengevaluasi berita berdasarkan kepada news value yang sudah disepakati dan merupakan ukuran dari kepatutan berita serta merupakan rutinitas yang berorientasikan kepada audiens. Newsworthiness dibutuhkan untuk menentukan apa yang dianggap menarik dan penting bagi
18 audiens, dan pada praktiknya, membantu gatekeepers untuk menyeleksi berita secara konsisten.22
2.3.2. Jenis Berita Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news, soft news dan investigative reports. Pembedaan terhadap tiga kategori 23
tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data : 1. Hard News
Hard News (berita berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. 2. Soft News Soft News (berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. 3. Investigative Reports Investigative Reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan.
22
23
Indiwan Seto Wahju Wibowo, Dasar-Dasar Jurnalistik ; Wacana Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Univ.Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, hal. 28 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi ; Menjadi Reporter Profesional, Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 40-42
19 2.3.3. Sumber Berita Sumber berita harus layak dipercaya dan menyebutkan nama sumber tersebut. Orang–orang yang berada di sekitar, terlebih-lebih bagi mereka yang terlibat langsung, merupakan sumber informasi yang baik. Selain sumber-sumber berita yang diperoleh secara langsung dilokasi peristiwa juga ada beberapa 24
sumber lain yang dapat dijadikan informasi yaitu :
1. Untuk peristiwa-peristiwa internasional yaitu: a. Kantor berita surat kabar Sumber-sumber yang berasal dari kantor berita surat kabar akan sangat membantu dalam memberikan suplai informasi dan latar belakang peristiwa. Reporter harus dapat mengecek bahwa data yang diperoleh tersebut adalah informasi terbaru. b. Kantor berita televisi Informasi internasional dapat diperoleh melalui kantor berita televisi seperti
WTN,
Visnews,
Asiavision,
dll. Laporan-laporan
yang
dikirimkan melalui kantor berita televisi ini biasanya gambar visualnya sudah di-dubbing suara komentar reporter yang bersangkutan. Ada juga yang tidak didubbing tetapi dengan disertai penulisan narasi yang biasanya dikirimkan melalui faks.
24
Ibid. hal 78-82
20 2. Untuk berita-berita lokal yaitu : a. Press release Press release biasanya disediakan oleh mereka-mereka yang sedang melakukan promosi melalui berita baik lembaga pemerintah, atau organisasi yang sedang punya kegiatan atau ide untuk publikasi. b. Hubungan telepon rutin Para reporter berita harus melakukan hubungan telepon secara rutin kepada orang-orang tertentu yang dianggap perlu. Hal itu mutlak agar dapat tetap menjaga perkembangan terbaru terhadap semua hal yang dinilai penting untuk pemirsa. c. Informasi dari lokasi Sumber informasi yang paling baik untuk dihimpun oleh seorang reporter adalah data yang diperoleh dari mereka yang terlibat. d. Follow up Mengikuti berita-berita di surat kabar atau radio merupakan salah satu cara yang akan memberikan ide tambahan bagi seorang reporter untuk memperoleh bahan berita. e. Wawancara berita Wawancara merupkan salah satu bentuk dialog untuk menggali data yang kemudian diolah sebagai bagian dalam penyusunan berita. Melalui wawancara akan dapat diperoleh informasi yang lebih detil dan memfokuskan sasaran.
21 2.3.4. Format Berita Format berita TV dapat ditetapkan sesuai dengan bahan yang diperoleh. Ada batasan yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan sebuah format sesuai bahan berita yang diperoleh. Secara umum, format berita TV dapat disajikan 25
sebagai berikut : 1. Reader
Reader adalah format berita TV yang paling sederhana. Reporter cukup menuliskan lead in / teras berita saja untuk dibacakan oleh presenter / penyiar. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar. Berita ini dibuat karena diperoleh menjelang deadline atau ketika program berita tengah mengudara. 2. Voice Over (VO) Voice Over adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan penyiar seluruhnya. Sementara penyiar tengah membacakan isi tubuh berita, gambarpun menyertainya sesuai konteks naskah. 3. VO – Grafik VO – Grafik adalah format berita televisi yang lead in dan isi berita seluruhnya dibacakan penyiar. Ketika penyiar membacakan tubuh berita gambar pendukungnya hanya berupa grafik dan tulisan. 4. Sound on Tape (SOT) Sound on Tape adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan statment (pernyataan) narasumber. Penyiar hanya membacakan lead in berita, kemudian diikuti pernyataan narasumber. Pernyataan yang 25
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita, Indeks, Jakarta, 2006, hal. 48-65
22 dikemukakan nara sumber tidak boleh mengulang isi lead in. SOT harus merupakan kelanjutan kalimat dari lead in. 5. Voice Over – Sound on Tape (VO – SOT) VO – SOT adalah format berita TV yang memadukan antara voice over dengan sound on tape. Lead in dan isi tubuh berita dibacakan penyiar. Pada akhir berita dimunculkan SOT narasumber sebagai pelengkap berita yang telah dibacakan. Jadi, ekor sebuah berita diakhiri dengan SOT atau sync dan tak ada lagi naskah yang dibacakan penyiar. 6. Package (PKG) Package adalah format berita yang lead in-nya dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter bersangkutan atau narator lainnya. Pada bagian tubuh berita disisipkan SOT narasumber dan berita ditutup dengan narasi yang dibacakan reporter atau narator lainnya. 7. Live on Cam Live on Cam adalah format berita TV yang pelaporannya langsung dari lapangan atau tempat peristiwa. Sebelum reporter melaporkan peristiwa, penyiar terlebih dahulu membacakan lead in dan kemudian memanggil reporter dilapangan untuk melaporkan hasil liputannya. 8. Live on Tape Live on Tape adalah format berita yang direkam secara langsung ditempat kejadian, namun siarannya delay atau ditunda. 9. Live by Phone Live by Phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio.
23 10. Phone Record Phone Record adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari tempat reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda. 11. Visual News Visual News adalah format berita TV yang hanya menyajikan (rolling) gambar-gambar menarik dan dramatis. Penyiar cukup mengantarkan lead in, kemudian VTR man segera memutar video gambar yang disiapkan redaksi. 12. Vox Pop Vox Pop merupakan kependekan dari vox populi (bahasa latin) yang berarti suara dari rakyat. Kita dapat mengutip atau reaksi berupa komentar atau harapan masyarakat atas berita tertentu.
2.4.
Redaksi Berita Televisi Stasiun televisi bersaing untuk merebut perhatian penonton dalam setiap
program siarannya termasuk juga program berita. Stasiun televisi memiliki redaksi berita dan tim liputan sebagai bagian dari struktur organisasi stasiun televisi. Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari : reporter, juru kamera, koordinator lapangan 26
(korlip), produser, eksekutif produser, dan direktur pemberitaan. 1. Direktur Pemberitaan
Direktur pemberitaan terbaik adalah seorang yang independen bahkan ia harus independen dari pemilik stasiun itu sendiri (Peter Herford, 2000). 26
Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal. 268-274
24 Mengapa? Karena melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur pemberitaan harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi. Reporter harus dapat melaporkan apa yang mereka dapatkan tanpa khawatir terhadap akibat yang ditimbulkan oleh laporan mereka. 2. Produser Eksekutif Produser Eksekutif (Executive Producer) bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Dia bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang atau tampilan suatu program berita yang akan menjadi ciri khas program berita itu. Produser Eksekutif bertanggung jawab terhadap beberapa program berita. Ia juga memegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau tidak perlu disiarkan. 3. Produser Pada stasiun televisi, produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produser akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan. Produser harus menyusun bagaimana urutan beritanya, apa yang akan ditampilkan pertama dan yang terakhir. Lebih rincinya produser dibagi menjadi: a. Produser Acara Produser Acara bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program berita. Ia bertugas memilih berita-berita yang akan disiarkan pada suatu program berita. Produser Acara harus memutuskan berita apa yang akan disiarkan dan ia mempersiapkan
25 segala
sesuatu,
agar
berita
itu
dapat
ditayangkan.
Harus
mempersiapkan susunan berita (rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan ditampilkan pada program berita. b. Produser Lapangan Produser Lapangan bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan dan sesuai namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada dilokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan langsung (live). Dia akan mengarahkan juru kamera
dan
reporter
di
lapangan,
termasuk
mempersiapkan
wawancara, memberikan masukan kepada reporter mengenai materi wawancara atau siapa narasumber yang dapat diwawancarai. 4. Asisten Produser Tugas asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita, ia juga bertugas mengumpulkan gambar gambar yang dikirim (di feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit atau microwiver. Kedudukan asisten produser berada diantara produser acara dan penulis berita (writer). 5. Presenter Pembaca berita atau presenter, sering juga disebut dengan anchor, menjadi citra dari suatu stasiun televisi. Salah satu alasan utama mengapa orang lebih suka mengikuti program berita yang satu dibanding yang lain ialah karena penyiarnya. Kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu stasiun televisi.
26 6. Pengarah Program Pengarah Program (Program Director) adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi. Kedudukan pengarah program terkait langsung dengan penampilan (show) suatu program berita pada saat ditayangkan (on air). Pengarah acara adalah orang yang bertugas untuk mengintegrasikan unsurunsur pendukung produksi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis serta mampu melaksanakan program atau acara berdasarkan rundown dalam pelaksanaan produksi siaran. 7. Pemandu Gambar Pemandu gambar atau switcherman adalah orang yang bertugas menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar kedalam satu tampilan visual program televisi, sehingga program tersebut mempunyai nilai estetika. Pemandu gambar selalu mendampingi pengarah acara atau produser dalam menentukan keputusan tentang pengambilan pada setiap produksi acara dan memberikan pertimbangan teknis jika dibutuhkan.
2.4.1. Rapat Redaksi Rapat redaksi adalah arena bagi pertarungan gagasan. Seluruh anggota rapat redaksi diharapkan dapat menyumbangkan ide untuk show yang akan dipersiapkan atau rencana liputan mendatang. Para produser, reporter dan koordinator liputan, harus melakukan rapat redaksi setiap hari. Stasiun televisi
27 yang memiliki program berita tiga sampai empat kali sehari, biasanya mengadakan rapat redaksi setidak-tidaknya tiga kali sehari. Pada rapat pagi atau siang dibahas berbagai liputan yang telah diperoleh dan liputan lainnya yang masih harus dikejar. Rapat akan memberikan keputusan peristiwa atau acara apa saja yang perlu diliput, liputan apa yang akan menjadi berita utama (top stories) untuk hari itu, siapa wartawan yang akan meliputnya dan sebagainya. Rapat malam merupakan rapat evaluasi yang membahas apa saja yang telah diperoleh pada hari itu, apa saja yang belum diperoleh atau gagal diperoleh, apa yang salah dalam liputan, merencanakan berita apa saja yang akan 27
diangkat dalam liputan akhir (berita malam).
2.4.2. Rundown Rundown adalah urutan materi, dan durasi materi yang akan ditayangkan. Rundown dibuat oleh masing-masing produser program dan dibahas melalui rapat redaksi.
28
Produser program akan mengemukakan perkiraan susunan berita (rundown) yang akan dibuatnya dan berdasarkan berita-berita yang telah diliput ataupun yang masih dalam proses peliputan. Rundown bersifat fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dari perkembangan berita yang terjadi hari itu. Perubahan rundown juga bisa terjadi karena adanya gangguan teknis seperti hasil gambar atau suaranya yang kurang layak untuk di tayangkan.
27 28
Ibid. hal 275-276 Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, selaku Eksekutif Produser di Metro TV, Jakarta, September 2006.
28 2.5.
Strategi Redaksi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah 29
saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Menurut George R. Terry Manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.30 Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang mutlak harus dilaksanakan agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien.31 Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen :32 1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi-organisasi dan pribadi. 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuantujuan, sasaran-saran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi.
29
30
31 32
Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 300. Nunung Chozanah, dan Ating Tedjasutisna, Dasar-Dasar Manajemen, Armico, Bandung, 1996, hal. 22 Ibid. hal. 45 Hani Handoko, Manajemen (edisi kedua), BPFE, Yogyakarta, 1999, hal. 6-7
29 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu yang umum adalah efisiensi dan efektifitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematik, atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dan masukan (input). Sedangkan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di kalangan para ahli belum terdapat adanya keseragaman dalam membagi jumlah fungsi manajemen. Namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, saling menunjang dan saling melengkapi dalam pelaksanaannya, agar tercapai 33
tujuan yang dikehendaki. Fungsi-fungsi manajemen itu diantaranya adalah :
2.5.1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan fungsi penentu tentang apa yang akan dilaksanakan dalam batas waktu tertentu, biaya dan fasilitas tertentu untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Perencanaan adalah suatu pemikiran pendahuluan dalam usaha mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan perencanaan adalah suatu hasil akhir yang secara efektif dan efisien menjadi pokok dari proses manajemen, sesuai dengan kebijaksanaankebijaksanaan umum yang telah dibuatnya.
33
Opcit. hal. 47-59
30 2.5.2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Dengan kata lain bisa juga disebut penyusunan tugas kerja dan tanggung jawabnya. Tujuan pengorganisasian yaitu mempermudah pelaksanaan tugas dan pengawasan setiap unit organisasi, sehingga manajemen berhasil secara efektif dan efisien.
2.5.3. Penggerakan (Actuating) Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan-kegiatan orang yang telah diberi tugas didalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Tujuan penggerakan adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efisien.
2.5.4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki. Dengan pengawasan yang dilakukan
secara
dini
dapat
diketahui
kelemahannya,
kekurangannya,
pemborosan, penyelewengan, dan dapat diketahui serta dapat dicari upaya untuk mengatasinya.
31 Tujuan pengawasan adalah agar proses manajemen secara keseluruhan dapat berhasil dengan efektif dan efisien.
2.6.
Waktu Siaran Program Perencanaan program televisi diarahkan untuk dapat memilih (seleksi) dan
menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton dari jumlah audien yang ada (tersedia) saat itu. Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audien yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Mengetahui siapa audien televisi pada waktu tertentu sangat penting 34
dalam menentukan program yang akan ditayangkan.
Tabel di bawah ini menjelaskan komposisi audien yang terbentuk pada waktuwaktu tertentu setiap harinya.35
Bagian Hari
Audien Tersedia
Pagi Hari
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan
(06.00 – 09.00)
wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang Siang
Anak-anak prasekolah, ibu rumah tangga,
(09.00 – 12.00)
pensiunan dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift).
Siang Hari
Karyawan yang makan siang di rumah,
(12.00 – 16.00)
pelajar yang pulang dari sekolah.
34
35
Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang , 2005, hal 113-115 Ibid. 115 - 116
32 Sore Hari (early fringe)
Karyawan yang pulang dari tempat kerja,
(16.00 – 18.00)
anak-anak dan remaja.
Jelang Malam (prime accses)
Sebagian besar segmen audien tersedia
(18.00 – 19.00)
pada waktu ini namun belum semuanya.
Malam Hari (prime time)
Seluruh audien tersedia pada waktu ini
(20.00 – 23.00)
utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. Namun setelah itu audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak.
Jelang Tengah Malam (late fringe)
Umumnya orang dewasa.
(23.00 – 23.30) Tengah malam (late night)
Orang dewasa termasuk karyawan yang
(23.30 – 02.00)
bertugas secara giliran ((shift).
Dini Hari (over night)
Karyawan yang bertugas secara giliran
(02.00 – 06.00)
(shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.
(sumber Peter K Pringle, Michael F. Starr, William E McCavvitt; Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991).
2.7.
Strategi Program Dalam suatu siaran berita televisi, iklan diputar sesudah pembaca berita
menampilkan gambaran sekilas (preview) dari satu atau dua berita penting dan dramatis yang akan dilaporkan sesudah jeda iklan. Pemuatan di depan ini merupakan strategi menempatkan gambar terbaik diawal acara. Pemuatan di depan berarti menempatkan elemen paling menarik , tegang dan mengasyikkan
33 dalam lima belas detik pertama acara itu untuk mengingat atau memancing pemirsa.36 Head-Sterling (1982) seperti yang dikutip Morrisan menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow) yaitu: 1. Head to Head Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu. 2. Program Tandingan (counter programming) Strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. 3. Booking Program (Block Program) Pada strategi ini audien di pertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. 4. Pendahuluan Kuat (Strong lead-in) Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran. 36
Ibid. hal 167-168
34 5. Strategi Buaian (Creating hammock) Ini merupakan strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. 6. Strategi Penghalang (Stunting) Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan prubahan jadwal program secara cepat. 7. Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan programprogram yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya.
2.8.
Keberhasilan Program Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk
kepada konsumen, keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target tersebut yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audien guna menarik pemasang iklan. Menurut Edwin T Vane dan Lynne S Gross (Vane Gross) seperti dikutip Morissan, terdapat lima tujuan penayangan suatu program di televisi 37
komersial yaitu :
1. Mendapatkan sebanyak mungkin audien Tujuan dari kebanyakan program siaran televisi adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien. Semakin besar audien yang dapat dijaring
37
Ibid. hal. 129 - 132
35 maka semakin mahal tarif iklan yang harus dibayar, sebaliknya jika tidak ada atau hanya tersedia sedikit audien maka tidak akan ada pemasang iklan yang datang. 2. Target audien tertentu Cukup sering terjadi pemasang iklan lebih tertarik untuk memasang iklan pada program dengan audien yang tidak terlalu besar. Mereka lebih suka mengincar kalangan audien tertentu. 3. Prestise Ada kalanya stasiun televisi menayangkan suatu program dengan tujuan utama untuk mendapatkan prestise atau pengakuan pihak lain. 4. Penghargaan Stasiun televisi terkadang membuat suatu program dengan tujuan untuk memenangkan suatu penghargaan. Pengelola televisi yang memproduksi suatu program yang memiliki kualitas baik biasanya juga berkeinginan untuk memenangkan penghargaan atas karyanya itu. 5. Kepentingan Publik Stasiun televisi terkadang memproduksi program untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan publik di tempat stasiun itu berada. Tanggung jawab stasiun televisi adalah menyajikan program yang dapat menjawab atau memenuhi situasi dan kebutuhan yang berbeda-beda.
36 2.9.
Rating & Share Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi
pengelola stasiun penyiaran komersial. Rating merupakan hal yang sangat penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton orang. Keberhasilan penjualan barang dan jasa melalui iklan sebagian besar ditentukan oleh banyaknya audien yang dimiliki suatu program. Rating menjadi indikator apakah program itu memiliki audien atau tidak. Rating menjadi perhatian pula bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Dengan demikian laporan rating memiliki 38
peran yang menentukan bagi stasiun penyiaran.
Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana yaitu hanya membagi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi disuatu wilayah siaran. Share dari suatu stasiun televisi A diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi A dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi A dan hasil pembagian ini disebut dengan Audience Share. Stasiun penyiaran televisi akan selalu memiliki nilai audience share yang lebih tinggi dari pada nilai ratingnya (hal ini disebabkan 39
angka pembaginya yang lebih kecil).
Sebagai sebuah industri, televisi sangat tergantung pada keberadaan khalayaknya. Sebab, ketika seluruh pendapatan televisi ditopang sepenuhnya oleh iklan, maka klaim-klaim tertentu berdasarkan khalayak menjadi sangat signifikan. 38 39
Ibid. hal. 190 Ibid. hal 194 - 195
37 Perusahaan pengiklan, konon, hanya mau atau cenderung akan beriklan disuatu stasiun (atau program acara) jika diketahui jumlah penontonnya banyak.40
40
Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi (Ilusi Sebuah Netralitas), Obor Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 20-21
38 BAB III METODOLOGI
3.1.
Tipe Penelitian Pada penulisan skripsi ini tipe penelitian yang digunakan oleh penulis
adalah menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa secara objectif, sistematis dan cermat sebagaimana adanya keadaan yang sebenarnya yang menjadi objek tersebut, sehingga bersifat analisa dalam mengungkapkan fakta mengenai keadaan yang sebenarnya yang menjadi objek penelitian. 41
Penelitian deskriptif ditujukan untuk :
1. mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek yang berlaku. 3. membuat perbandingan atau evaluasi. 4. menentuakan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa berasal dari hasil
41
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 1997, hal. 25
39 wawancara, catatan lapangan, taperecorder, dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya.42 Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif peneliti bisa saja membandingkan fenomena43
fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komperatif.
Maka dari definisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program berita Top Nine News.
3.2.
Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode penelitian studi kasus atau penelitian kasus (case study). Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu orgnisasi, suatu program, atau suatu situasi soasial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti, dengan menggunakan berbagai metode : wawancara, pengamatan, penelaahan dokumen, dan data apapun untuk 44
menguraikan suatu kasus secara terinci.
42 43 44
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2006, hal. 11 Moh. Nazir, Metode Penelitian,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal. 63-64 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2006, hal. 201
40 Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas di atas akan 45
jadikan hal yang bersifat umum.
3.3.
Definisi Konsep Guna memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilah-istilah
dan konsep kunci dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang dianggap perlu untuk didefinisikan : 1. Strategi redaksi adalah perencanaan dan manajemen yang dilakukan redaksi untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain, melalui tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan/ evaluasi. 2. Berita adalah uraian tentang peristiwa, fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita dan yang sudah dipublikasikan melalui media massa periodik. 3. Top Nine News adalah program berita reguler berdurasi 30 menit yang ditayangkan oleh Metro TV setiap hari Senin – Jum’at pukul 21.00 WIB, menyajikan 9 berita terpilih. 4. Metro TV adalah media massa (elektonik) swasta di Indonesia yang berdaya jangkau nasional dan lebih dikenal sebagai televisi berita.
45
Ibid. hal. 66-67
41 3.4.
Fokus Penelitian Fokus penelitian terletak pada strategi redaksi Metro TV dalam
menayangkan program Top Nine News (periode September 2006). Hal ini berkaitan dengan kegiatan redaksional yang berkaitan dengan strategi dalam menayangkan program Top nine News. Fokus penelitian ini diantaranya adalah : 1. Perencanaan (Planning), Tahap ini dimulai dengan rapat redaksi, yang meliputi penyampaian ide/gagasan dalam menentukan berita yang akan dijadikan topik utama, menyeleksi berita yang akan akan masuk dalam 9 berita terpilih dan menentukan gambar top picture. 2. Pengorganisasian (Organizing) Tahap ini merupakan penugasan kerja untuk meliput berita yang telah ditetapkan sebelumnya, baik untuk peliputan lokal (wilayah Jakarta dan sekitarnya) maupun peliputan di luar wilayah Jakarta. 3. Penggerakan (Actuating) Tahap ini meliputi penulisan naskah berita, mengedit gambar, menentukan format berita dan menentukan durasi berita yang disusun dalam rundown. 4. Pengawasan/Evaluasi (Evaluating) Tahap ini dilakukan untuk mengoreksi program berita yang telah siaran, apabila dalam penayangan tersebut terdapat penyimpangan atau kesalahankesalahan yang tidak sesuai dengan standar Metro TV.
42 3.5.
Narasumber / Key Informan Guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan strategi redaksi
Metro TV dalam menayangkan program berita Top Nine News, maka penulis akan menggali informasi melalui wawancara mendalam. Format wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur, wawancara diajukan kepada orang-orang yang terlibat dalam program berita tersebut, seperti : 1. Farid JS adalah Produser Top Nine News yang bertanggung jawab terhadap suatu program berita yang dipegangnya, memutuskan beritaberita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan. 2. Agus Guna Diatmika adalah Eksekutif Produser yang bertugas membina, mengarahkan, dan membimbing Produser program berita reguler umum dalam hal pengayaan isi, format, narasumber, dan bentuk tayangan. 3. Makroen Sanjaya adalah Senior Manager News Production Metro TV yang bertugas memenej SDM di Departemen Produksi Berita, mengelola program-program berita harian yang ada di News Production, mengawasi operasional sehari-hari terutama untuk program-program berita reguler. 4. Henny Puspitasari adalah Public Relations & Publicity Manager, bertugas memberikan informasi yang berhubungan dengan perusahaan (Metro TV) maupun program-program yang ada di Metro TV.
43 3.6.
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data Primer Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak terkait dan yang bertanggung jawab terhadap penayangan program berita Top Nine News di Metro TV. Penulis akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara detil untuk memperoleh data yang diinginkan. Data yang dikumpulkan adalah mengenai bagaimana strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai literatur, data-data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.7.
Teknik Analisis Teknis analisis data yang penulis gunakan adalah Triangulasi data.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai 46
pembanding terhadap data.
46
Data yang terkumpul terdiri dari hasil wawancara
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2006, hal. 330
44 mendalam, dokumen resmi, hasil pengamatan penulis, hasil catatan lapangan dan dokumen terkait lainnya. Teknik tersebut dapat dilakukan dengan jalan : 1. membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2. membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Sejarah Singkat Top Nine News Menurut Makroen Sanjaya selaku Senior Manager News Production Metro
TV menjelaskan bahwa Top Nine News berdiri pada tahun 2005 awal, ketika itu pimpinan mengkaji bahwa dari Metro Hari Ini yang tayang pada pukul 18.00 WIB untuk menuju news buletin lagi pukul 23.30 WIB jaraknya terlalu lama. Sehingga terpikir bahwa sebaiknya diadakan berita hard news di jam-jam prime time. Kemudian munculah pilihan untuk membuat program berita di jam 9 malam. Tujuannya adalah untuk memperkuat tujuan mencapai 65 persen tayangan Metro TV berisi program berita. Alasan mengapa dipilih jam 9 malam adalah untuk memberikan tayangan alternatif kepada pemirsa televisi yang membutuhkan informasi atau perkembangan berita-berita terbaru, karena umumnya pada jam 9 malam televisi lain menyajikan program hiburan kecuali TVRI. Target audien Top Nine News adalah sesuai dengan target audience Metro TV yaitu kelas A, B 20+, maka ketika membuat program Top Nine News segmentasinya otomatis mengarah ke segmen Metro TV sesuai dengan segmen pasar dan penonton yang telah ditetapkan oleh Metro TV. Untuk lebih jelasnya target audien Metro TV bisa dilihat pada tabel.
46 Stasiun TV lain Me-too product: 90 % Entertainment
Metro TV Berita/informasi: 65 % hard news 35 % entertainment
10 % News Sign on - sign off
24 hours
15-25% in house production
75-85% in house production
target audience : all segment
target audience = segmented M/F, AB, 20+
Keterangan: M/F
: Male / Female; Pria / Wanita
20+
: Umur di atas 20 tahun
Segment
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah berdasarkan berbagai kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili, expenditure.
Expenditure
: Besarnya pengeluaran rata-rata per bulan oleh tiap individu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan.
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas: A = di atas 1 juta /bulan. B = 700,000 - 1.000.000 /bulan. Cl = 500.000 - 700.000 /bulan. C2 = 350.000 - 500.000 /bulan. D = 250.000 - 350.000 /bulan. E = di bawah 250.000 /bulan.
47 Target penonton Top Nine News diantaranya adalah para pejabat, pengusaha, kaum profesional, kaum intelektual, mahasiswa, dan lain sebagainya yang sesuai dengan statusnya. Mereka itulah yang diharapkan cocok pada berita jam 9 malam, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang tersebut yang ingin selalu mengetahui perkembangan berita yang terjadi di tanah air maupun di luar negeri. Dari hasil diskusi antara pemimpin redaksi dengan para manager munculah nama Top Nine News yaitu berita yang ditayangkan pada jam 9 malam. Top Nine News bukanlah hanya sekedar nama saja, tetapi memiliki arti khusus. Berdasarkan hasil rapat diperoleh kesepakatan bahwa Top Nine News berisi 9 berita terpilih, diantara 9 berita itu ada sajian top of the top berisi 9 intisari berita yang dirangkum selama 90 detik, dan sajian terakhir di tutup dengan
top
47
picture.
Menurut Agus Guna Diatmika selaku Produser Eksekutif yang juga ikut terlibat dalam terbentuknya program Top Nine News mengatakan bahwa yang melatarbelakangi terbentuknya program Top Nine News adalah : “1) Mengisi kekosongan program berita pada pukul 21.00 WIB 2) Mengakomodasi berita-berita yang berkembang antara jam 18.00 sampai pukul 20.30 WIB 3) Mengakomodasi berita-berita dari berbagai daerah, yang karena kendala dalam hal pengiriman tidak bisa ditayangkan pada program berita Metro Hari Ini 4) Memberikan tayangan alternatif. Stasiun televisi lain, pada pukul 21.00 WIB biasanya menyajikan hiburan 5) Memberikan informasi terkini dan informasi sepanjang hari untuk khalayak yang karena alasan tertentu, tidak bisa menonton program 48 berita reguler umum lainnya”.
47
48
Wawancara dengan Makroen Sanjaya, selaku Senior News Production Manager di Metro TV, Jakarta, September, 2006 Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, selaku Eksekutif Produser di Metro TV, Jakarta, September, 2006
48 Agus Guna menambahkan bahwa yang membedakan program Top Nine News dengan program berita lainnya yaitu : “1) Top 9 News hanya menyajikan 9 berita. 2) Berita terbaru antara pukul 19.00 sampai sebelum jam tayang Top 9 News atau berita yang karena alasan tertentu, tidak bisa ditayangkan di Metro Hari Ini. 3) Up date/follow up berita-berita yang sudah ditayangkan di Metro Hari Ini atau Headline News sebelumnya. 4) Ringkasan berita-berita terpilih (dalam dan luar negeri) 5) Top picture”.49 Ide/gagasan mengenai program Top Nine News tersebut hanya menghabiskan waktu empat hari, yang langsung disetujui oleh pimpinan redaksi untuk segera diproduksi. Top Nine News merupakan produk in house Metro TV, ditayangkan setiap hari Senin hingga Jum’at pada pukul 21.00 WIB.
4.2.
Strategi Redaksi Strategi
redaksi
adalah
perencanaan
(planning)
dan
manajemen
(management) yang dilakukan redaksi untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain, melalui : perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan/evaluasi.
4.2.1. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan dimulai dengan rapat redaksi. Tujuan rapat redaksi adalah untuk menentukan berita yang akan diliput, berita yang akan dijadikan topik utama, juga membahas berita-berita yang akan di tayangkan dalam program berita reguler. Rapat redaksi isinya adalah seleksi, proyeksi dan evaluasi. Melalui 49
Ibid. Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, September, 2006
49 pengamatan penulis bahwa rapat redaksi dilakukan untuk membahas semua hal yang berkaitan dengan berita yang akan ditayangkan, misalnya menentukan berita utama, menyeleksi berita terbaik hingga menjadi 9 berita terpilih Top Nine News serta memilih gambar terbaik untuk sajian penutup top picture. Berita yang menjadi topik utama selalu ditayangkan pada sajian pertama agar menarik perhatian pemirsa. Sajian berita pertama masuk kedalam segmen Headline News, jadi Headline News tetap masuk dalam hitungan 9 berita terpilih Top Nine News. Farid JS mengatakan bahwa : “kita menempatkan berita terkuat di segmen Headline News, jadi kalaupun ada banyak berita kuat, selain digabung dalam Headline News juga disebar di berita-berita pertama tiap segmen, alur berita yang kuat ada, tapi yang 50 terkuat selalu ditempatkan di Headline News”. Pada umumnya setiap televisi yang memiliki program berita melakukan rapat redaksi sedikitnya 3 kali dalam satu hari. Untuk Metro TV sendiri menurut Makroen Sanjaya rapat redaksi di bagi menjadi 3 bagian yaitu : “1. Rapat Redaksi Pagi pukul 09.00 WIB Membicarakan seleksi berita Metro Siang, juga dibahas proyeksi Metro Hari Ini serta evaluasi Metro Pagi. 2. Rapat Redaksi Siang pukul 14.00 WIB Membacakan tentang seleksi berita untuk berita Metro Hari Ini, proyeksi Top Nine News dan Metro Malam, serta evaluasi Top Nine News. 3. Rapat Redaksi Malam pukul 19.00 WIB Seleksi Top Nine News dan Metro Malam, proyeksi Metro Pagi, serta 51 evaluasi Metro Hari Ini.” Orang-orang yang terlibat dalam rapat redaksi adalah seluruh pihak yang terlibat dalam proses produksi berita seperti Pemimpin Redaksi, Kepala Departemen Berita, Kepala News Gathering, Produser Eksekutif, Supervisor 50
51
Wawancara dengan Farid Jafar Sidik, selaku Produser Top Nine News, Jakarta, September, 2006 Wawancara dengan Makroen Sanjaya, September, 2006
50 Program, Produser sebagai penanggung jawab program, Korlip (Koordinator Peliputan) yang melakukan peliputan di Jakarta, Koordinator Daerah sebagai penanggung jawab peliputan di daerah-daerah, pihak-pihak lain seperti evaluator, kemudian ada sekretariat (notulen). Setiap hari seorang produser mengikuti rapat redaksi. Dalam rapat pukul 19.00 seluruh produser mengajukan proyeksi apa yang harus diliput besok dan dari angle mana. Setelah disetujui oleh rapat, kemudian membuat term of references. Menentukan apa yang harus dikejar dan koresponden daerah mana yang harus bekerja. Setelah itu hasil rapat diserahkan kepada koordinator liputan. Koordinator liputan (korlip) kemudian menyerahkan ke reporter. Biasanya dari form proyeksi yang dibagikan malam hari sudah bisa dibaca oleh para reporter. Jadi para reporter sudah memiliki bayangan tentang apa yang bakal dikerjakan pada pagi hari. Metro TV adalah televisi berita yang memiliki banyak program berita, oleh karena itu menurut Agus Guna startegi yang dilakukan untuk menarik perhatian pemirsa terhadap tayangan Top Nine News adalah dengan melakukan : “1) Menyajikan berita terbaru/terkini. 2) Up date follow up informasi yang sudah ditayangkan di Metro Hari Ini atau Headline News sebelumnya. 3) Menyajikan berita-berita yang belum ditayangkan di Metro Hari ini atau program berita sebelumnya. 4) Memadukan antara kualitas content dengan kualitas gambar. 5) Durasi per item maksimum dua menit, untuk menghindari kejenuhan. 6) Speed dubber dan presenter harus tinggi, agar menghasilkan kesan dinamis. 52 7) Grafis dengan warna-warna cerah.”
52
Opcit. Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, September, 2006
51 Top Nine News merupakan berita reguler yang ditayangkan pada pukul 21.00 WIB, oleh karena itu tayangan berita Top Nine News berusaha untuk mengejar berita-berita yang teraktual atau berita lanjutan dari berita-berita yang telah ditayangkan pada program berita sebelumnya atau pilihan berita terbaik dalam satu hari. Berita yang akan ditayangkan dipilih berdasarkan kriteria beritanya. Agus Guna mengatakan bahwa kriteria berita yang layak untuk ditayangkan pada program Top Nine News adalah: “1) Informasi/berita yang punya magnitude nasional, walau peristiwanya bisa saja terjadi di daerah. 2) Berita luar negeri yang secara visual punya daya tarik tinggi dan secara content (kami asumsikan) menarik mintat audience MetroTV. 3) Berita baru yang belum ditayangkan di MHI atau Headline News terdekat. 4) Up date atau follow up berita/informasi yang sudah ditayangkan di MHI atau Headline News terdekat”.53
4.2.2. Pengorganisasian (Organizing) Struktur Organisasi News Departement Metro TV News Director
Secretary
News Secretariat
53
Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, September, 2006
Multi Media Dept. Head
News Magazine Dept. Head
News Service Dept. Head
Talent Dept. Head
International Dept. Head
News Production Dept. Head Producer Ast. Producer
News Support Dept. Head
News Gathering 2
News Gathering 1
Media News Network (MNN)
Current Affairs Dept. Head
Soft News & Multi Media Division Head
Hard News Production Division Head
52
Dari struktur organisasi tersebut Top Nine News masuk kedalam kategori berita hard news, karena Top Nine News menyajikan berita-berita terbaru yang dianggap penting baik bagi redaksi maupun bagi masyarakat yang menontonnya. Deddy Iskandar Muda menyatakan bahwa yang dimaksud dengan berita hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Dimulai dari Pemimipin Redaksi (News Director) adalah orang yang menjadi pengambil keputusan tertinggi untuk pemilihan topik berita, narasumber, program documentary serta acara khusus yang akan ditayangkan. Pemimpin redaksi melakukan koordinasi dengan bagian programming mengenai aktivitas program. Untuk posisi Hard News Production Divisi Head membawahi beberapa divisi untuk program hard news diantaranya adalah News Production Departemen Head yang memiliki wewenang untuk menayangkan suatu berita (hard news) dan juga memiliki wewenang untuk menentukan kemana saja sebuah berita itu ditayangkan, International Departement Head berkaitan dengan berita luar negeri, dan Talent Departemen Head membawahi presenter-presenter atau biasa disebut news anchor Metro TV untuk mengatur penjadwalan para anchor dan menentukan news anchor suatu program berdasarkan hasil rapat pimpinan. Sedangkan seorang Producer bertanggung jawab terhadap program berita yang dipegangnya, membuat rundown, menyiapkan dan melaksanakan hingga on air, dan asisten produser yang membantu reporter mempersiapkan paket berita, mengumpulkan gambar yang dikirim oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit atau microwiveer, berada dibawah News Production Departement Head. Media News Network (MNN) membawahi News Gathering 1 Departement Head, News
53 Gathering 2 Departement Head dan News Support Departement Head. News Gathering 1 Departement Head terdiri dari Korlip Khusus, Korlip Polhukam, Korlip Sport, Korlip Ekonomi, dan Korlip Humaniora, News Gathering 2 Departemen Head terdiri dari Koordinator Daerah dan Kepala Biro, sedangkan News Supprort Depat Head terdiri dari Koordinator Live Report dan Koordinator Kamera/Foto.
4.2.3.
Penggerakan (Actuating) Penulis mengamati bahwa bagaimana redaksi Metro TV memperoleh
berita yaitu mulai dari undangan peliputan yang dikirim oleh pihak penyelenggara acara hingga undangan peliputan dari masyarakat umum yang disampaikan melalui telepon ataupun faximile. Koordinator liputan menyaring atau memilih berbagai informasi yang masuk ke ruang redaksi tersebut, untuk diliput menjadi sebuah berita. Setelah itu koordinator liputan memberikan penugasan kepada para reporter dan juru kamera untuk meliput berita tersebut, berdasarkan bidangbidangnya seperti bidang politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Pada saat pelaksanaan di lapangan Produser maupun koordinator liputan selalu berkoordinasi melalui telepon dengan para reporter untuk mengetahui perkembangan berita terbaru dilapangan. Seorang reporter selalu didampingi oleh juru kamera. Seorang reporter bertugas mengumpulkan informasi atau meliput berita dari berbagai sumber kemudian menyusunnya ke dalam format penulisan berita.
54 Berita yang sudah diperoleh reporter kemudian diambil oleh messanger untuk diedit distudio atau bisa juga dilakukan dengan cara feeding (mengirim gambar ke studio melalui satelit). Laporan berita yang telah diperoleh bisa dibacakan oleh penyiar pada saat siaran, bisa oleh reporternya sendiri yang mengisi suara laporan atau seseorang yang sudah ditugaskan untuk mengisi suara atau disebut dubber. Dalam penulisan naskah berita unsur 5W + 1 H merupakan hal yang sangat penting, karena dengan menggunakan unsur yang terkandung dalam 5W + 1 H tersebut sebuah berita yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh para pemirsa yang menontonnya. Untuk penulisan berita televisi tidak semua unsur 5W + 1 H dimasukan sekaligus, tergantung dari sudut pandang berita yang akan disampaikan. Seperti yang dikatakan Makroen Sanjaya : “5W+1H itu mutlak dalam sebuah berita, tentu ada porsi-porsinya tergantung sudut pandang atau angel, tidak semua berita masuk 5W + 1H 54 sekaligus, tinggal tergantung penekanannya”. Penulis mengambil contoh misalnya berita mengenai lumpur Lapindo. Banyak sekali berita yang bisa diperoleh mengenai lumpur Lapindo, mungkin saja unsur 5W + 1H bisa masuk semuanya, tetapi penekannya lebih kepada apa penyebabnya misalnya, berarti unsur “what” ini yang lebih ditekankan atau siapa yang menjadi korbannya, berarti unsur “who” yang lebih ditekankan. Jadi sebuah berita yang ditayangkan itu tergantung dari sudut pandang mana berita tersebut akan disampaikan dengan penekanan kepada unsur yang terkandung dalam 5W + 1 H.
54
Wawancara dengan Makroen Sanjaya, September, 2006
55 Berita-berita yang sudah positif untuk ditayangkan kemudian disusun ke dalam rundown oleh seorang produser dengan memperhatikan panjang durasi setiap berita yang ditayangkan. Menurut Agus Guna yang menjadi pertimbangan pada saat menyusun rundown untuk Top Nine News adalah : “1) Informasi terkini atau follow up berita yang sudah ditayangkan di Metro Hari Ini atau Headline News sebelumnya, 2) Skop nasional, 3) Terkait dengan kepentingan publik, 55 4) Punya daya tarik tinggi secara visual”. Dalam menyusun rundown, seorang produser harus menentukan dengan matang durasi berita per item agar tidak terjadi under atau over. Apabila terjadi over berarti durasi berita per item-nya harus dikurangi, sedangkan bila terjadi under yaitu dengan menyiapkan berita cadangan atau top picture yang menjadi penutup program Top Nine News disiapkan dengan durasi yang lebih panjang. Berita yang sudah disusun ke dalam rundown bisa saja berubah pada saat siaran karena rundown bersifat fleksibel (bisa berubah). Misalnya produser telah menentukan pada segmen pertama Top Nine News adalah berita laporan langsung dari lokasi gedung DPR/MPR tentang pemanggilan Jaksa Agung ke Komisi III DPR RI terkait masalah hukum mantan Presiden RI Soeharto, karena terjadi gangguan teknis misalnya telepon reporter atau juru kamera yang sulit dihubungi, yang seharusnya berita tersebut tayang pada segmen pertama sajian kedua akhirnya diganti menjadi segmen kedua sajian pertama. Untuk itu seorang news anchor juga harus memperhatikan atas perubahan yang terjadi seperti ini.
55
Ibid. Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, September, 2006
56 4.2.4. Pengawasan/Evaluasi Evaluasi program juga bertujuan untuk mengetahui apakah tujuannya yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai dengan efektif dan efisien. Evaluasi merupakan tindakan korektif terhadap program Top Nine News yang telah ditayangkan sebelumnya, untuk memperbaiki segala bentuk kesalahan atau penyimpangan yang terjadi. Agus Guna mengatakan bahwa di Metro TV ada satu orang dengan kualifikasi wartawan senior yang bertugas melakukan evaluasi seluruh program berita. Selain itu, juga ada self evaluation yang melibatkan: “1) Eksekutif Produser, 2) Produser, 3) Asisten Produser, 4) Koordinator Liputan, 5) Koordinator Daerah, 56 6) Asisten Koordinator Daerah”. Evaluasi program Top Nine News dilakukan sehari setelah program tersebut ditayangkan. Misalnya Top Nine News edisi Senin di evaluasi pada rapat redaksi pada hari Selasa pukul 14.00 WIB.
4.3.
Rating & Share Metro TV sejak awal berdiri sudah berkonsentrasi membidik kelas
menengah atas (A,B, 20+). Untuk mengetahui apakah benar pemirsa yang diharapkan itu menonton televisinya atau tidak, juga seberapa banyak pemirsa yang menonton program acara tertentu, hal tersebut dapat dilihat melalui rating dan share yang diperoleh setiap program. Dari hasil rating dan share 20 program Top Metro TV, program Top Nine News setiap minggu selalu masuk atau berada 56
Ibid. Wawancara dengan Agus Guna Diatmika, September, 2006
57 pada 20 Program Top Metro TV. Minat para pengiklannya cukup banyak sehingga iklan di program Top Nine News selalu penuh. Bagi sebagian stasiun televisi rating dan share dapat menjadi sebuah pertimbangan dalam menentukan keberlangsungan suatu program. Tetapi bagi Metro TV rating dan share bukan patokan utama untuk menentukan keberlangsungan suatu program berita yang paling penting adalah kualitas program beritanya. Seperti yang diungkapkan oleh Agus Guna : “rating dan share merupakan tolak indikasi jumlah penonton program tertentu. Namun untuk program berita di Metro TV rating dan share bukan menjadi patokan utama untuk menentukan keberlangsungan program berita”.57
Makroen Sanjaya mengatakan bahwa Top Nine News telah ditetapkan sebagai salah satu program locomotif Metro TV (program yang bisa menjadi unggulan dan menjadi contoh serta bisa mendorong program lain untuk menjadi program unggulan Metro TV). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Henny Puspitasari selaku Public Relation & Publicity Manager Metro TV mengatakan bahwa : “Top Nine News merupakan salah satu dari sebelas program Metro TV 58 yang akan tetap dipertahankan”. Hasil rating & share 20 Program Top Metro TV selama bulan Maret – September 2006 bisa dilihat pada lampiran.
57 58
Wawancara dengan Makroen Sanjaya, September, 2006 Wawancara dengan Henny Puspita Sari, selaku Public Relation & Publicity Manager Metro TV, Jakarta, September, 2006
58 4.4.
Pembahasan Kehadiran Top Nine News pada pukul 21.00 WIB merupakan sebuah
terobosan yang dilakukan Metro TV untuk memenuhi kebutuhan pemirsa terhadap tayangan berita televisi, sehingga tayangan ini dapat dijadikan sebagai tayangan alternatif di tengah maraknya tayangan program hiburan yang hampir mendominasi tayangan televisi di Indonesia pada pukul 21.00 WIB atau pada kisaran prime time. Menurut Peter K Pringle, dan kawan-kawan bahwa pukul 20.00 – 23.00 WIB adalah kisaran prime time di mana seluruh penonton (audien) tersedia pada waktu ini. Sehingga Top Nine News masuk ke dalam salah satu program berita unggulan Metro TV. Target audien Top Nine News adalah sesuai dengan target audien Metro TV yaitu A,B, 20+ dengan target penonton diantaranya adalah para pejabat, pengusaha, kaum professional, kaum intelektual, mahasiswa, pengambil keputusan, dan sebagainya yang sesuai dengan statusnya. Sehingga pemilihan jam pada pukul 21.00 WIB cukup beralasan dengan target penontonnya. Alasan mengapa Top Nine News hanya menyajikan 9 berita adalah untuk memperkuat karakteristik Top Nine News itu sendiri. Sajian top of the top (berisi 9 intisari berita dalam satu hari yang dirangkum selama 90 detik) serta sajian penutup top picture (gambar pilihan terbaik) adalah sajian berita yang menjadi ciri khas dari tayangan tersebut dan merupakan sajian berita yang cukup diandalkan Top Nine News. Jadi yang menjadi perbedaan tayangan program berita Top Nine News dengan program berita lainnya yaitu :
59 1. Top Nine News hanya menyajikan 9 berita. 2. Menayangkan sajian top of the top (berisi 9 intisari berita dalam satu hari yang dirangkum selama 90 detik). 3. Menayangkan sajian top picture (gambar pilihan terbaik). Berdasarkan Teori Agenda Setting yang penulis gunakan untuk penelitian ini, bahwa media massa akan menyaring berita secara selektif, menentukan berita mana yang layak atau tidak layak untuk ditayangkan, memberikan bobot panjang durasi serta frekuensi penayangan. Apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh publik. Seperti halnya yang dilakukan oleh Metro TV dalam menyeleksi berita-berita yang akan ditayangkan di Top Nine News, dan berusaha untuk membentuk persepsi tentang apa yang dianggap penting. Hal tersebut terdapat pada strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan Program Top Nine News yang meliputi :
4.4.1. Perencanaan. Menurut George R Terry yang dimaksud dengan perencanaan adalah suatu pemikiran pendahuluan dalam usaha mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap perencanaan ini diawali dengan rapat redaksi yang dilakukan sedikitnya 3 kali dalam sehari, yaitu pukul 09.00, 14.00, dan 19.00 WIB. Pada saat rapat redaksi sering terjadi pergulatan untuk menentukan berita yang akan ditayangkan. Begitu juga dalam menentukan sembilan berita yang akan masuk dalam tayangan Top Nine News serta dalam menentukan berita yang akan dijadikan topik utama maupun pemilihan gambar untuk sajian top picture. Berita
60 yang menjadi topik utama Top Nine News dimasukan ke dalam segmen Headline News dan tetap masuk ke dalam hitungan sembilan berita Top Nine News. Pada tahap perencanaan inilah teori agenda setting berperan yaitu dalam menentukan berita apa yang dianggap penting oleh media, sehingga berita tersebut dianggap penting juga oleh masyarakat. Sebagai program berita reguler umum Top Nine News selalu berupaya untuk menayangkan berita-berita yang memiliki nilai aktual (timeliness) yang terjadi antara pukul 19.00 – 20.30 WIB, dan beritaberita yang memiliki kedekatan (proximity) dengan publik. Misalnya berita mengenai lumpur Lapindo merupakan berita yang memiliki kedekatan (proximity) dengan publik, baik kedekatan geografis maupun psikologis. Metro TV menilai berita ini sebagai berita yang penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak (korban), kerugian yang ditimbulkan maupun dampak yang diterima masyarakat sekitar, sehingga berita ini menjadi berita yang penting juga bagi masyarakat Indonesia maupun bagi pemerintah, khususnya bagi masyarakat Sidoarjo (Jawa Timur) yang mengalami musibah ini. Oleh karena itu berita mengenai lumpur Lapindo pada periode September 2006 mendapatkan kapasitas yang cukup besar dan frekuensi penayangan yang cukup tinggi pada tayangan Top Nine News. Berita yang disampaikan dilihat dari berbagai sudut pandang yang memiliki arti penting untuk dilaporkan. Berita mengenai lumpur Lapindo ini masuk ke dalam fungsi komunikasi massa sebagai pengawasan (surveilance) peringatan. Sesuai dengan yang dikatakan Dominick bahwa fungsi komunikasi massa sebagai pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang adanya suatu ancaman. Artinya berita mengenai lumpur Lapindo ini dapat dijadikan sebagai
61 informasi peringatan bagi warga sekitar agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Untuk sajian top of the top (9 rangkuman intisari berita dalam satu hari) berita yang dipilih adalah berita-berita yang paling populer (tren) dalam satu hari baik berita dari dalam negeri maupun berita dari luar negeri. Sedangkan untuk sajian penutup top picture gambar yang dipilih adalah gambar yang menarik, unik atau luarbiasa seperti kegiatan atraksi, acrobat, kecelakaan/bencana, kerusuhan, dan lain-lain, dimana sajian tersebut hanya menyajikan gambar dan penyiar hanya mengantarkan lead in-nya saja.
4.4.2. Pengorganisasian. Pengorganisasian menurut George R terry adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Pada tahap ini tim redaksi sudah mulai bergerak untuk bekerja berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Pemimpin redaksi mulai melakukan koordinasi dengan bagian programming mengenai aktivitas program. Kepala Produksi Berita memiliki tanggung jawab terhadap semua program berita yang ada di Metro TV, oleh karena itu kinerja orang-orang yang berada di bawahnya sangat diperhatikan. Eksekutif Produser bertanggungjawab mengawasi rapat redaksi (budget berita dan proyeksi) untuk kepentingan seleksi berita dan perencanaan berita berikutnya, membina, mengarahkan, dan membimbing produser dalam hal pengayaan isi, format, narasumber, dan bentuk tayangan berita.
Seorang
Produser
mulai
memproyeksikan
berita-beritanya
dan
menyusunnya kedalam rundown. Reporter dan juru kamera mulai memikirkan
62 dari sudut pandang mana berita tersebut akan diambil, gambar-gambar apa saja yang diperlukan, siapa saja yang akan dijadikan narasumber terkait dengan berita yang diliput, serta memikirkan format penulisan beritanya (unsur 5W + 1H mana yang akan ditonjolkan). Presenter atau biasa disebut news anchor dipilih berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan program berita yang dibawakan.
4.4.3. Penggerakan Menurut George R. Terry yang dimaksud dengan penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan-kegiatan orang yang telah diberi tugas didalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha.. Pelaksanannya dimulai dari permintaan peliputan yang telah dirapatkan sebelumnya yaitu pada rapat malam pukul 19.00 WIB. Koordinator liputan menyiapkan permintaan peliputan tersebut dengan membagikannya kepada para reporter. Sehingga para reporter sudah memiliki bayangan tentang apa yang akan dikerjakan pada pagi hari. Para reporter wajib untuk mengisi form penugasan. Liputan berita tidak hanya berasal dari wilayah Jakarta saja tetapi dari luar Jakarta juga ada, oleh karena itu ada koordinator daerah yang bertugas mengurusi liputan daerah, dan akan selalu berkoordinasi dengan produser mengenai hasil liputannya. Untuk liputan luar negeri selain mengirim wartawan ke luar negeri, Metro TV juga bekerjasama dengan TV asing seperti CNN, CCTV, Channel News Asia (CNA) Singapura, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America (VOA), dan ABS-CBN dari Filipina.
63 Pada saat pelaksanaannya produser maupun koordinator liputan selalu berkoordinasi melalui telepon dengan para reporter untuk mengetahui perkembangan tentang peristiwa yang diliput. Ini bisa untuk mengantisipasi jika ada liputan yang akan dilaporkan secara langsung dari lokasi kejadian. Setelah reporter mengumpulkan informasi berita kemudian ditulis kedalam naskah sesuai dengan unsur 5W + 1H. Gambar yang sudah diperoleh selanjutnya diedit sesuai dengan format berita yang digunakan. Format berita untuk Top Nine News yang biasa digunakan adalah Package (PKG) dan Voice Over (VO). Package yaitu format berita yang lead in-nya dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter bersangkutan atau narator lainnya, pada bagian tubuh berita disisipkan SOT narasumber dan berita ditutup dengan narasi yang dibacakan reporter atau narator lainnya. Voice Over yaitu format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan penyiar seluruhnya. Sementara penyiar tengah membacakan isi tubuh berita, gambarpun menyertainya sesuai konteks naskah. Sedangkan untuk sajian penutup top picture menggunakan format Visual News yaitu format berita TV yang hanya menyajikan (rolling) gambar-gambar menarik dan dramatis. Penyiar cukup mengantarkan lead in, kemudian VTR man segera memutar video gambar yang disiapkan redaksi. Pada tahap ini seorang news anchor sudah mulai bekerja sesuai dengan tugasnya yaitu membawakan program berita hingga selesai. Peran news anchor merupakan peran yang sangat penting dalam program pemberitaan. Tidak semua anchor yang ada di Metro TV bisa membawakan program Top Nine News karena harus sesuai dengan karakteristikyna. Misalnya ritme tayangan program Top Nine News adalah sedikit lebih cepat dan tegas dalam menyampaikan beritanya,
64 sehingga news anchornya harus disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki program tersebut. Salah satu alasan utama mengapa orang lebih suka mengikuti program berita yang satu dibanding yang lain ialah karena anchornya. Kredibilitas news anchor dapat menjadi aset penting bagi suatu stasiun televisi.
4.4.4. Pengawasan/evaluasi. Pengawasan/evaluasi menurut George R. Terry adalah tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki. Metro TV selalu melakukan evaluasi terhadap program berita yang telah ditayangkan. Untuk program Top Nine News evaluasi dilakukan sehari setelah siaran, misalnya Top Nine News edisi Senin dievaluasi pada hari Selasa setelah rapat budget pukul 14.00 WIB. Evaluasi harian ini pada umumnya untuk mengoreksi apabila terjadi penyimpangan/ kesalahan pada saat berita ditayangkan, misalnya gambar atau suara yang pada saat ditayangkan mengalami gangguan dan apakah berita tersebut sudah sesuai dengan standar yang dimiliki Metro TV. Evaluasi tayangan program berita biasanya dilakukan oleh wartawan senior Metro TV. Rating dan share yang diperoleh setiap program acara juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Sejauh ini rating dan share masih menjadi tolak ukur untuk mengetahui banyak tidaknya penonton yang melihat suatu program acara.
65 4.4.5. Rating dan Share. Dari hasil pengamatan penulis terhadap hasil rating dan share yang terdapat dalam 20 Program Top Metro TV selama bulan Maret – September 2006 adalah berfluktuasi (naik turun), rata-rata program tersebut memperoleh rating 1 – 2. Rating tertinggi selama periode tersebut diperoleh program Breaking News (bukan program berita harian) yaitu dengan perolehan rating 2.5 dan share 11.3, untuk Top Nine News sendiri perolehan rating tertingginya mencapai 2 dengan share 7. Bila dibandingkan dengan program-program yang masuk ke dalam 20 Program Top Metro TV, perolehan rating dan share untuk Top Nine News cukup baik, meskipun perolehannya naik turun. Sedangkan bila dibandingkan dengan perolehan rating televisi lain, bisa saja perolehan rating Metro TV cukup kecil. Akan tetapi Metro TV tidak bisa disejajarkan dengan televisi lain karena Metro TV adalah televisi berita dengan target audiennya kelas A,B 20+ (kalangan tertentu saja). Sedangkan target audien televisi lain walaupun ada yang memilih kelas A,B tetapi untuk semua kalangan yang targetnya jauh lebih luas. Karena Metro TV adalah televisi berita dengan target audien tertentu maka Metro TV tidak bisa memperoleh rating dan sharenya yang jauh tinggi lagi. Yang terpenting bagi Metro TV adalah selalu menjaga kualitas program, agar tetap diminati pemirsa televisi maupun para pengiklan. (Rating dan share 20 Program Top Metro TV bisa dilihat pada lampiran).
66 BAB V PENUTUP
Pada Bab V ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian penulis dengan judul strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News.
5.1.
Kesimpulan Strategi redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News
dilakukan melalui tahap perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan/evaluasi (evaluating), yaitu: a. Tahap perencanaan (planning) Tahap perencanaan yang dilakukan redaksi Metro TV dalam menayangkan program Top Nine News berjalan sebagaimana mestinya, yaitu dengan melakukan penyeleksian terhadap berita-berita yang akan ditayangkan berdasarkan nilai beritanya (news value). Sajian top of the top (rangkuman 9 intisari berita dalam satu hari) dan top picture (gambar pilihan terbaik) menjadi nilai lebih dari tayangan Top Nine News. Namun pada tahap perencanaan ini tidak diketahui target rating maupun target iklannya dengan alasan rahasia perusahaan, sehingga untuk mengukur sejauh mana target tersebut sudah tercapai tidak diketahui. b. Tahap pengorganisasian (organizing) Pada tahap pengorganisasian yang dilakukan redaksi Metro TV yaitu terciptanya hubungan yang solid, sehingga antara atasan, bawahan maupun tim dapat saling bekerjasama dengan kompak untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
67 c. Tahap penggerakan (actuating) Pada tahap penggerakan yang dilakukan redaksi Metro TV yaitu bekerja berdasarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing, sehingga tidak terjadi pekerjaan yang saling tumpang tindih. d. Tahap pengawasan/evaluasi (evaluating) Pada tahap evaluasi yang dilakukan redaksi Metro TV yaitu dengan melakukan evaluasi harian setelah program acara ditayangkan, sehingga apabila pada tayangan tersebut terjadi ketidaksesuaian dengan strandar yang dimiliki Metro TV maka dapat segera diatasi.
5.2.
Saran 1. Untuk mengetahui target yang sudah dicapai oleh suatu tayangan program acara baik target rating maupun target iklan, diharapkan Metro TV dapat memberikan data-data yang lebih spesifik lagi guna dijadikan ukuran untuk mengetahui sejauh mana target tersebut sudah tercapai. 2. Dalam hal penyajian berita Top Nine News, diharapkan berita internasional bisa mendapatkan porsi yang lebih besar, agar pemirsa dapat memperoleh informasi berita luar negeri lebih banyak lagi. 3. Dalam hal penyajian 9 isi berita Top Nine News, diharapkan setiap sajian yang ditayangkan selalu dihitung, mulai dari sajian berita pertama hingga sajian berita ke sembilan (1-9). Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat positioning Top Nine News dengan 9 sajian isi beritanya.
68 4. Secara akademis diharapkan ada penelitian lanjutan yang berkaitan dengan strategi redaksi guna penyempurnaan hasil penelitian dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvirano dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004 Chozanah, Nunung dan Ating Tedjasutisna, Dasar-Dasar Manajemen, Armico, Bandung, 1996 Effendy, Onong Uchana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003 Fahmi, A.Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 Hamidi, Metode Penelitian dan teori Komunikasi, UMM, Malang, 2007 Handoko, Hani, Manajemen (edisi kedua), BPFE, Yogyakarta, 1999 Harahap, Arifin S., Jurnalistik Televisi, Teknik Memburu Dan Menulis Berita, Indeks, Jakarta, 2006 Jahja, Rusfadia Saktiyanti dan Muhammad Irvan, Menilai Tanggung Jawab sosial Televisi, Piramedia, Jakarta, 2006 Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2006 Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang 2005 , Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia, 2004 Muda, Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi ; Menjadi Reporter Profesional, Rosdakarya, Bandung, 2005 Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2006 Muslimin dan Totok Djuroto, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Dahara Prize, Semarang, 2002 Nazir, Moh., Metode Penelitian,Ghalia Indonesia Jakarta, 1988 Panjaitan, Erica L dan TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi ; Ilusi Sebuah Netralitas, Obor Indonesia, Jakarta, 2006
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 1997 , Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001 Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Universita Terbuka, 1999 Soehoet, Hoeta, Pengantar Ilmu Komnukasi, IISIP, Jakarta, 2002 Sumadiria, AS. Haris, Jurnalistik Indonesia ; Menulis Berita dan Feature, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005 Wibowo, Indiwan Seto Wahju, Dasar-Dasar Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Univ.Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, 2003
Sumber-Sumber Lain : www.ekawenats.blogspot.com (Peranan Surat Kabar Dan Televisi Dalam Agenda-Setting, 2 Januari 2007) www.kpi.co.id (PH dan Rating Buah Simalakama Stasiun TV, 25 Mei 2006) www.pikiran-rakyat.com (Astri Indah Cahyanti, Mengkritisi Pesan Media, 21 Mei 2005) www.suaramerdeka.com (Arief Suditomo, Pasar Harus Dihormati Sekaligus Dididik, 31 Agustus 2003) www.suara-pembaruan.com (Eddy Suntoro, Kiat Meliput Berita Televisi, 7 September 2003) www.wikipedia.org (Asal Usul dan Konsep Metro TV)
RIWAYAT PENULIS
Nama Jenis Kelamin Tempat/Tgl. Lahir Agama Kewarganegaraan Alamat
: : : : : :
Januar Fajri Herlangga Laki-laki Tangerang / 04 Januari 1981 Islam Indonesia Jl. KH. Hasyim Ashari Rt. 01/02 No. 44 Pd. Pucung Karang Tengah (Ciledug) – Tangerang 15159
Pendidikan : 1987 – 1993 1993 – 1996 1996 – 1999 1999 – 2000 2000 – 2003 2005 – 2007
: : : : :
SDN Karang Tengah 10 Ciledug – Tangerang SMPN 1 Ciledug – Tangerang SMK PGRI 11 Ciledug – Tangerang D1 Desain Grafis TRISAKTI – Jakarta D3 Advertising Universitas Indonusa Esa Unggul – Jakarta : S1 Ilmu Komunikasi (Broadcast) Universitas Mercu Buana - Jakarta
Pekerjaan : Nama Instansi Jabatan Alamat Kantor
: Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia : Asisten Anggota DPD-RI Propinsi Kalimantan Selatan : Gd. DPD / MPR-RI Jl. Jend. Gatot Subroto No. 6 Senayan - Jakarta Pusat 10270