STRATEGI REDAKSI ANTV DALAM MENYIKAPI PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN PADA PENAYANGAN TOPIK PETANG PERIODE 13–27 NOVEMBER 2006 Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh: Sri Kartini Karolina Pardede 0410311–024 Broadcasting
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta 2007
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi
: : : : :
Sri Kartini Karolina Pardede 0410311–024 Ilmu Komunikasi Broadcasting Strategi Redaksi ANTV dalam Menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran pada Penayangan Topik Petang Periode 13–27 November 2007
Jakarta, 26 Agustus 2007
Mengetahui
1.
Ketua Sidang Nurprapti W. Widyastuti., M.Si
2.
………………………
Penguji Ahli Andy Corry., Dr
3.
……………………….
Pembimbing Syaefurrachman Al-Banjary., S.H., M.Si
ii
………………………..
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi
: : : : :
Sri Kartini Karolina Pardede 0410311–024 Ilmu Komunikasi Broadcasting Strategi Redaksi ANTV dalam Menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran pada Penayangan Topik Petang Periode 13–27 November 2007
Jakarta, Oktober 2007
Disetujui dan diterima oleh: Dosen Pembimbing
Syaefurrachman Al-Banjary., S.H., M.Si
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Kepala Jurusan Broadcasting
Dra. Diah Wardhani, M.Si
Drs. Riswandi, M.Si
iii
Fakultas Ilmu Komunikasi Sri Kartini Karolina Pardede 0410311-024 Strategi Redaksi ANTV dalam Menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran pada Penayangan Topik Petang Periode 13 – 27 November 2006 (78 Halaman + V Bab + 26 Buku + 4 Situs Website + Lampiran)
ABSTRAKSI Setiap harinya masyarakat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai peristiwa maupun situasi terkini yang dapat memengaruhi kehidupan mereka. Jika kita cermati, keseharian program siaran televisi di negara ini praktis tak ada hari tanpa pemberitaan. Saat ini, ANTV mengandalkan Topik Petang untuk salah satu pemberitaannya. Topik Petang menjadi andalan karena Topik Petanglah program pemberitaan yang paling lengkap dari semua program berita lainnya di ANTV. Topik Petang menjadi rangkuman dari berita-berita yang terjadi dari pagi hingga sore hari. Berita Topik Petang adalah berita yang lebih cepat, lebih dalam, dan lebih lengkap dengan mengikuti Prinsip Jurnalistik yang terdapat pada “Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh ANTV dalam penayangan Topik Petang agar siarannya tetap mengikuti mengikuti Prinsip Jurnalistik (Akurat, Adil, dan Berimbang) yang terdapat pada “Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.” Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi atau pengamatan langsung ke objek penelitian, serta studi pustaka dan dokumen-dokumen terkait lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam setiap tahap proses produksi siaran Topik Petang, semua yang terlibat di dalamnya tetap mengikuti Standard Operation Procedur pada setiap bagian. ANTV dalam penayangan Topik Petang mempunyai strategi umum dan strategi khusus untuk menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Strategi umum adalah dengan menjabarkan berita yang aktual, lengkap, dan mendalam, sedangkan Strategi Khusus adalah dengan pemberitaan yang akurat, adil, dan berimbang. Topik Petang merupakan program andalan dari pemberitaan ANTV. Oleh karena itu, redaksi Topik Petang ANTV tetap pada prinsipnya dalam penyajian berita, yaitu tidak mengejar Rating melainkan image. Selain itu, redaksi Topik Petang tetap mematuhi Kode Etik Jurnalistik serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih setia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Begitu banyak kendala dan suka duka yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Broadcasting. Mengingat kemampuan dan waktu yang terbatas dari penulis, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu. 1.
Syaefurrachman Al-Banjary, S.H., M.Si., selaku
pembimbing
penyusunan skripsi. Terima kasih, Pa atas bimbingannya. 2.
Bagian News Production ANTV dan SDM ANTV yang telah membantu penulis dalam penelitian dan pencarian data. Pak Kemanda, Pak Eko, Pak Ade Firman, Bu Uni Lubis, dan Mba Regina, thanks atas bantuannya.
3.
Orang tuaku tercinta, Papa yang telah disisi-Nya (I Love U So much, Pa) dan Mama yang telah memberikan doa, semangat, dan kasih
vii
sayang yang tiada henti sehingga membuat penulis mampu menyelesaikan pendidikan. 4.
Abang, kakak, dan keponakan yang telah memberikan doa, semangat, dukungan, dan bantuan.
5.
Tiarma yang telah menemani penulis dalam pencarian data ke ANTV dan yang selalu memberikan doa dan semangat.
6.
Daniel yang sudah memberiku celaan dan semangat untuk memperoleh gelar Sarjana. Niel, ayo kamu nyusul menjadi Sarjana.
7.
Teman-teman seperjuangan Angkatan III Broadcasting: Tammy, Sari, Yunia, Ocha, Mas Nanang, Meidy, Kencana, Sinta, Elis, Feri, Edfar, Johan, dan Nova.
8.
Teman-teman Balai Pustaka: Ibu Yeni yang selalu menanyakan kapan penulis menyelesaikan studi, Sigit yang menjadi saingan dalam menyelesaikan studi, Pak Joko, Febi, Andi, Lina, Gepenk, Rahma, Ismail, Hartono, Mba Kunti, Mas Beni yang sudah nun jauh di Makassar, dan Ibu Ani yang selalu memberi semangat.
9.
Teman-teman EGC: Mba Lani, Sonta, Ida, Shanti, dan Dinda yang memberi semangat dan dukungan.
10. Ibu Niken dan Mba Reni (kost tercinta) yang selalu memberiku semangat untuk cepat menyelesaikan skripsi. 11. Dra. Diah Wardhani selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
viii
12. Drs. Riswandi, M.Si selaku Ketua Jurusan Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 13. Bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang membantu penulis dalam administrasi di kampus. 14. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta, Agustus 2007
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Lembar Lulus Sidang Skripsi ..............................................................
ii
Lembar Pengesahan Perbaikan Sikripsi ..............................................
iii
Motto....................................................................................................
iv
Persembahan.......................................................................................
v
Abstrak ................................................................................................
vi
Kata Pengantar ...................................................................................
vii
Daftar Isi .............................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................
7
1.4 Signifikansi Penelitian ......................................................
8
1.4.1 Signifikansi Akademis .........................................
8
1.4.2 Signifikansi Praktis ..............................................
8
BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................
9
2.1 Komunikasi Massa ..........................................................
9
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa ............................
9
2.1.2 Ciri Komunikasi Massa.........................................
11
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa ...................................
13
2.1.4 Model Komunikasi Massa ....................................
14
x
2.2 Televisi ...........................................................................
17
2.3 Siaran Berita ....................................................................
20
2.4 Proses Produksi Program Televisi ...................................
22
2.4.1 Materi Produksi ...................................................
23
2.4.2 Sarana Produksi ..................................................
24
2.4.3 Biaya Produksi (Financial) ...................................
25
2.5 Manajemen Produksi Pemberitaan .................................
26
2.5.1 Organisasi Pelaksana Produksi Berita Televisi ...
26
2.5.2 Tim Liputan Berita Televisi ..................................
32
2.5.3 Tahapan Pelaksanaan Produksi .........................
33
2.6 Standard Operation Procedure (SOP) ............................
35
2.7 Strategi ...........................................................................
36
2.8 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran .............................................................................
37
2.8.1 Dasar, Tujuan, Arah, dan Asas Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ..............
38
2.8.2 Prinsip Jurnalistik (Pasal 9 P3/SPS) ....................
40
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................
43
3.1 Tipe Penelitian ................................................................
43
3.2 Metode Penelitian ............................................................
44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..............................................
45
3.3.1 Data Primer .........................................................
45
3.3.2 Data Sekunder ....................................................
46
xi
3.4 Definisi Konsep ...............................................................
46
3.5 Fokus Penelitian .............................................................
47
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................
47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................
49
4.1 Hasil Penelitian ...............................................................
49
4.1.1
Gambaran Umum PT Cakrawala Andalas Televisi ..................................................
49
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan .............................
49
4.1.1.2 Visi dan Misi ANTV ................................
50
4.1.1.3 Ragam Berita ANTV ..............................
50
4.1.2 Topik Petang ........................................................
53
4.1.2.1 Tahapan Praproduksi (Perencanaan dan Peliputan) .......................................
54
4.1.2.2 Tahapan Produksi .................................
58
4.1.2.3 Tahapan Pascaproduksi ........................
60
4.1.2.4 Tahapan Penayangan ...........................
61
4.1.3 Strategi Redaksi ..................................................
62
4.1.3.1 Strategi Umum ......................................
63
4.1.3.2 Strategi Khusus .....................................
64
4.1.3.2.1 Akurasi ..................................
65
4.1.3.2.2 Adil ........................................
67
4.1.3.2.3 Ketidakberpihakan .................
68
4.2 Pembahasan ...................................................................
69
xii
BAB V. PENUTUP ..............................................................................
75
5.1 Kesimpulan .....................................................................
75
5.2 Saran ..............................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
77
LAMPIRAN
DATA PRIBADI
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yang bersifat massal, sangat
digemari dan dicari orang. Fungsi televisi adalah memberikan hiburan serta pengetahuan kepada pemirsanya. Televisi adalah sebuah media yang menyajikan kepada konsumen (pemirsa, penonton, pemerhati) gambar dan suara. Kedua unsur yang dikemas dalam suatu kesatuan itu dipancarkan melalui sebuah frekuensi/gelombang yang selanjutnya dapat ditangkap/diterima dan dinikmati. Dalam era seperti sekarang, televisi sudah sangat menjadi bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari dari tingkat golongan masyarakat bawah hingga para elit berekonomi mapan. Dunia televisi di Indonesia saat ini sedang booming, baik televisi yang berskala nasional maupun televisi lokal. Mirip jamur di musim hujan, bermunculan sejumlah televisi baru menyusul yang sudah ada. Terdapat sebelas stasiun televisi nasional yang sudah mengudara saat ini, yakni TVRI, RCTI, TPI, SCTV, ANTV, Indosiar, yang tergolong sebagai perintis, yang kemudian diikuti oleh Metro TV, Trans TV, TV 7 (sekarang Trans 7), Lativi, dan Global TV, sedangkan televisi lokal, misalnya Jak TV, O Chanel, Riau TV, dan Bali TV. Kelahiran sejumlah stasiun televisi baru setidaknya menggambarkan betapa bisnis di dunia pertelevisian memang menjanjikan.
2
Program pemberitaan televisi dengan aneka jenisnya memiliki nilai jual yang dapat mendongkrak bobot sebuah stasiun. Bobot itu tidak hanya berupa image/citra, tetapi pada akhirnya menjadi sumber penghasilan. Jika kita cermati, keseharian program siaran televisi di negara ini praktis tak ada hari tanpa pemberitaan. TVRI yang pernah berjaya dengan Dunia Dalam Berita, kembali mengandalkan pemberitaan itu setelah proses konsolidasi organisasi belakangan ini. RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama, tetap menjadikan Seputar Indonesia sebagai daya tarik bagi pemirsa. Sedangkan ANTV, saat ini mengandalkan Topik Petang untuk salah satu pemberitaannya. Masyarakat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai peristiwa maupun situasi terkini baik yang langsung maupun tidak langsung
dapat
memengaruhi
kehidupan
mereka.
Dengan
kondisi
ini,
masyarakat ikut diberdayakan dengan informasi yang disampaikan. Mereka menjadi lebih paham dan terbarui pemahamannya terhadap perubahanperubahan yang sedang dan akan berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat. Kaitannya dengan dunia jurnalistik adalah persoalan kredibilitas lembaga berdasarkan produk informasi yang pernah disampaikan, merupakan hal utama. Kredibilitas sebuah stasiun televisi sebagian besar ditentukan oleh kualitas berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi tersebut. Berita-berita yang akurat dapat dijadikan pegangan masyarakat jika ingin memperoleh informasi mengenai apa yang
sesungguhnya
terjadi.
Selebihnya,
kepercayaan
masyarakat
akan
mengundang pemasukan bagi stasiun yang bersangkutan. Tak
dapat
dipungkiri,
dengan
begitu
banyaknya
kejadian
yang
berlangsung dalam sehari, mengakibatkan redaksi harus mengadakan seleksi dari sekian banyak kejadian dan menayangkan hasil yang terbaik yang layak
3
sebagai berita. Proses penyeleksian berita ini jelas berbeda dengan keharusan media berita meliput secara menyeluruh kejadian dunia sebagai suatu informasi. Kenyataannya, media hanya bisa menayangkan seleksi dari sekian banyak peristiwa yang terjadi. Terlepas dari sistem pengorganisasian penyajian berita dari suatu stasiun televisi, stasiun televisi juga harus mengikuti ”Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran” yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia pada tahun 2004 dan diberlakukan pada tanggal 30 Agustus 2004. Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan tentang batasanbatasan mengenai apa yang diperbolehkan berlangsung dan atau tidak diperbolehkan dalam proses pembuatan program siaran, sedangkan Standar Program Siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan atau yang tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) diharapkan bisa memberi payung hukum bagi publik dalam mengukur kelayakan program siaran yang ada 1 . Dengan pemberlakuan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, tayangan televisi, khususnya berita, diharapkan tampil makin etis dan mendidik. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa salah satu tujuan penyiaran adalah memberikan pendidikan dan hiburan yang sehat. Oleh karena itu, tayangan seperti kekerasan dalam program berita, khususnya berita kriminal, harus dikemas sedemikian rupa agar tidak membuat korban menjadi trauma. Itulah sebabnya Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
1
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS).
4
melarang menyajikan program yang berisi liputan dan laporan peristiwa yang diduga dapat menimbulkan kepanikan ataupun kerusuhan. Misalnya, siaran langsung adegan penjarahan atau tindakan-tindakan merusak oleh massa yang dapat menimbulkan kepanikan atau mendorong masyarakat di daerah lain untuk meniru perilaku tersebut. ANTV adalah stasiun televisi yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1993, yang awalnya hanya stasiun televisi lokal dengan jangkauan Lampung dan wilayah sekitarnya ikut menyemarakkan industri pertelevisian di Indonesia. Pada akhirnya, tanggal 18 Januari 1993, ANTV mendapatkan izin siaran nasional melalui Keputusan Menteri penerangan RI No. 04 A/ 1993 sehingga stasiun ANTV pindah ke Jakarta. Hingga tahun 2006, ANTV memiliki 22 stasiun relay yang tersebar di beberapa daerah potensial. ANTV mampu menjangkau isu kota dan dapat dinikmati oleh lebih dari 129 juta pemirsa sehingga ANTV menjadi stasiun keempat yang memiliki daya jangkau siaran terluas yang diterima oleh pemirsa televisi di Indonesia 2 . ANTV sebagai stasiun televisi yang pertama kali menayangkan program kriminal dengan nama Cakrawala saat ini telah berubah beberapa kali, baik berupa nama maupun isi ceritanya. Bahkan saat itu dengan tampilan baru, Topik Petang, berita kriminal hampir tidak mendapat tempat. Meski demikian berita kekerasan lainnya masih ada. Misalnya, konflik antarwarga dan kekerasan sosial. Saat ini, Topik Petang menjadi program andalan untuk tayangan berita. Topik Petang menjadi andalan karena Topik Petanglah program pemberitaan yang paling lengkap dari semua program berita lainnya di ANTV. Topik Petang
2
antv website
5
menjadi rangkuman dari berita-berita yang terjadi dari pagi hari hingga sore. Topik Petang menyampaikan informasi tentang berbagai peristiwa kemanusiaan dan menyajikan informasi aktual dari mulai peristiwa kriminal, tragedi kemanusiaan, permasalahan di kota dan di desa, hingga rentetan konflik sosial, panggung politik, serta ragam features masalah kehidupan sehingga Topik Petang diharapkan mampu membuat kita waspada dalam keseharian kita. Pada awalnya, nama Topik Petang adalah Cakrawala. Kemudian berganti nama menjadi Jurnal Sore, kembali ke Cakrawala, dan akhirnya menjadi Topik Petang. Walaupun bolak balik berganti nama, Topik Petang tetap mendapatkan rating yang cukup baik (1.7) dan tetap mendapat share (6.0) 3 di hati masyarakat. Pada bulan Ramadhan, rating Topik Petang sempat turun karena perubahan jam tayang. Jam tayang yang seharusnya pukul 18.30 berubah menjadi pukul 16.30. 4 Pemberitaan televisi merupakan dunia usaha yang sangat kompleks, yang melibatkan lusinan orang dengan beragam jenis keahlian. Untuk mendapatkan berita dengan gambar dan fakta yang akurat serta lengkap, redaksi pemberitaan dituntut untuk selalu peka terhadap informasi dan juga menguasai teknologi komunikasi yang selalu berubah. Komunikasi yang cepat adalah hal yang vital dalam pemberitaan televisi. Berita adalah fakta yang aktual. Pada bagian pertama dari Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, yaitu Pasal 10 sampai dengan Pasal 12 adalah Prinsip Jurnalistik yang merupakan syarat-syarat dari penyajian suatu berita. Prinsip jurnalistik tersebut adalah akurasi, keadilan, dan ketidakberpihakan. Bagian ini merupakan hal
3
Daftar Rating 26 November 2006
4
Wawancara dengan Produser Topik Petang: Edi Purwanto
6
terpenting yang harus diperhatikan oleh suatu stasiun televisi dalam penyajian berita agar siarannya layak untuk disiarkan. Melihat
ketatnya
persaingan
dalam
pemberitaan,
redaksi
ANTV
mengemas beritanya semaksimal mungkin dengan mematuhi aturan yang terdapat pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran agar siarannya tetap eksis di industri penyiaran. Hingga Agustus 2007, selama penayangan Topik Petang, redaksi ANTV belum pernah mendapat teguran dari KPI tentang siarannya. Bangkitnya ANTV dari keterpurukan setelah sempat menjadi urutan terbawah dari lima stasiun televisi swasta yang pertama memperoleh izin siaran bersama, yaitu TPI, RCTI, SCTV, ANTV, dan Indosiar membuat penulis tertarik untuk memilih stasiun ANTV sebagai tempat penelitian dan memilih Topik Petang sebagai bahan penelitian. Setelah menjalin aliansi strategis dengan STAR TV, stasiun milik News Corporation Ltd yang berbasis di Hongkong menyebabkan ANTV bangkit dari keterpurukan. Aliansi ini menyegarkan kembali ANTV, khususnya bidang news. Hasilnya cukup memuaskan, yaitu citra ANTV menjadi cemerlang dan ratingnya pun naik. Menurut survei AC Nielson pada November 2006, rating ANTV naik 100% yaitu pada pemberitaan laporan eksklusif penggerebekan teroris Noordin Top di Wonosobo, Jawa Tengah, Insiden Poso, dan kunjungan Presiden AS, George Bush, ke Indonesia. Namun, keberhasilan ANTV dalam program pemberitaan tidak terlepas dari hasil kerja Karni Ilyas, sang Pemimpin Redaksi ANTV yang dikenal mempunyai jaringan yang luas. 5
5
Website ANTV
7
Jika dilihat dalam keseharian, program Infotainmentlah yang sering melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Namun, berdasarkan uraian tentang pemberitaan di atas, penulis memilih program pemberitaan yang diteliti karena di sinilah terlihat bagaimana kreativitas dari tim redaksi menghasilkan berita faktual dan dapat dipercaya oleh masyarakat dengan bertolak pada prinsip jurnalistik yang terdapat pada Pasal 10 sampai Pasal 12 dari Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menelaah Strategi Redaksi ANTV dalam Menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran pada Penayangan Topik Petang dalam sebuah sikripsi.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan dalam penelitian adalah
bagaimana Strategi Redaksi ANTV Menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran dalam Penayangan Topik Petang.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Strategi
Redaksi ANTV dalam menayangkan Topik Petang mulai praproduksi sampai penayangan dengan mengikuti rambu-rambu Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia sehingga tetap eksis di dunia penyiaran.
8
1.4
Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Akademis
Penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan juga dapat memperkaya kajian studi media dalam bidang broadcasting pada khususnya dan ilmu komunikasi pada umumnya mengenai strategi redaksi pemberitaan televisi swasta dalam menayangkan tayangan berita televisi sore.
1.4.2 Signifikansi Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan gambaran alternatif dari sudut pandang peneliti kepada ANTV maupun televisi swasta lainnya mengenai strategi redaksi pemberitaan yang dilakukan oleh ANTV.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia dan juga diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia karena tanpa komunikasi, interaktif antarmanusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi, tidak mungkin dapat terjadi. Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi, seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tingkatan proses komunikasi terdiri atas komunikasi intrapersona, komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Untuk menuju komunikasi massa diperlukan proses yang dimulai dari komunikasi intrapersonal, lalu berlanjut ke komunikasi antarpersona, dan komunikasi kelompok. Jika kita menggabungkan kata “massa” dengan “komunikasi”, kita akan mendapatkan suatu pengertian/pemahaman umum, yaitu sebuah proses atau usaha mencari pemahaman secara massal. Namun, “massa” di sini lebih dipahami sebagai suatu media, yaitu alat komunikasi sekunder yang dapat
10
menjangkau
khalayak
yang
luas
secara
serempak.
Dengan
demikian
“komunikasi massa” adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa 1 . Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan singkat dan sederhana karena di dalam pengertian komunikasi massa tercakup hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, dan penerimaan), teknologi komunikasi, bentuk-bentuk audiens, dan pengaruh. Banyak teori-teori yang menjelaskan tentang pengertian komunikasi massa. Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang 2 . Definisi ini memberikan batasan pada komponen-komponen dari komunikasi massa. Komponen-komponen itu mencakup adanya pesan-pesan, media massa (koran, majalah, televisi, radio, dan film), dan khalayak. De
Fleur
dan
Dennis
dalam
bukunya
Understanding
Mass
Communication mengatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat memengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Definisi ini memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan dengan definisi Bittner. Dari definisi De Fleur dan Dennis yang ditonjolkan adalah bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan dengan cara dan gaya tertentu yang dapat menciptakan makna tertentu
1
Effendi, Onong Uchajana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. 2000, 20. 2 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya, 2003, 188.
11
yang dapat menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga memengaruhi khalayak. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa
adalah
proses
di
mana
organisasi
media
memproduksi
dan
menyampaikan pesan kepada khalayak yang luas dengan pesan media tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak.
2.1.2 Ciri Komunikasi Massa Dengan satu pemahaman penting bahwa komunikasi massa melibatkan media massa, dalam hal ini perlu lebih dulu merumuskan ciri media massa itu sendiri. Denis McQuail mencirikan bahwa media massa itu 3 : 1.
Merupakan industri yang terus berkembang, baik organisasi maupun teknologinya. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan berbagai lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait.
2.
Sumber kekuatan dan alat kontrol, baik oleh pemilik media, maupun penguasa ekonomi-sosial-politik setempat.
3.
Merupakan lokasi atau forum berkomunikasi yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat.
4.
Wahana pengembangan kebudayaan. Dalam hal ini, bukan saja dalam pengertian bentuk seni, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma.
5.
3
Menyuguhkan nilai normatif.
Dennis McQuail. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Erlangga. 1996, 3.
12
Sejalan dengan ciri-ciri media, komunikasi massa juga memiliki salah satu ciri yang sama, yaitu komunikator yang umumnya adalah lembaga atau institusi atau organisasi. Dalam komunikasi melalui televisi, biasanya komunikator adalah lembaga stasiun televisi yang melibatkan penyiar, penulis naskah atau editor, produser, dan bahkan dewan redaksi stasiun penyiaran tersebut. Oleh sebab itu, kebebasan individual dalam menyampaikan pesan sangat terbatas (feedback tertunda). Jika komunikatornya saja institusi, komunikan dalam komunikasi massa adalah massa yang kolektif, bersifat heterogen, atau siapa saja yang dapat mengakses channel komunikasi tersebut. Oleh sebab itu, salah satu syarat komunikasi massa adalah isi pesan yang disampaikan harus bersifat mudah diterima umum. Beberapa ciri komunikasi massa lainnya adalah sebagai berikut 4 : 1.
Komunikasi
berlangsung
satu
arah.
Untuk
dunia
media
yang
terkonvergensi (menyatu) seperti saat ini, ciri ini sudah memulai memudar, mengingat dalam sebuah siaran televisi atau radio, arus balik bisa langsung didapat dengan adanya siaran interaktif menggunakan telepon atau sms (short message service) atau juga dengan mengundang nara sumber ke studio. 2.
Menimbulkan keserempakan pada khalayak yang menerima pesan. Dalam dunia penyiaran, ciri ini tak perlu diragukan lagi. Bagaimana dengan media cetak? Meski tidak 100%, tetapi keserempakan khalayak media cetak masih bisa didapat pada media cetak besar. Sebuah harian
4
Effendi, Onong Uchajana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. 2000, 24
13
dengan tiras 750.000 eksemplar, misalnya, berpeluang dibaca 100.000 orang sekaligus pada jam dan menit yang sama. Hal ini berbeda dengan koran dinding yang harus dibaca bergantian, tidak bisa oleh banyak orang sekaligus. 3.
Hubungan komunikasi umumnya bersifat impersonal, karena antara komunikator dan komunikasi sering kali belum saling berkenalan.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Sebagai sebuah proses, komunikasi massa memiliki fungsi. Fungsi komunikasi massa sebenarnya dapat dipelajari dari dua sudut analisis, yaitu analisis makro dan analisis mikro. Sebaiknya, memahami fungsinya dari analisis makro, yaitu melihat fungsi komunikasi massa secara umum, tidak individual. Perbedaan nyata dari kedua fungsi di atas adalah sifatnya. Fungsi terhadap masyarakat bersifat menyangkut orang banyak atau bersifat sosiologis, sedangkan fungsi terhadap individu bersifat psikologis. Harold Lasswell, seorang ahli ilmu politik, mengungkapkan bahwa komunikasi massa memiliki fungsi tiga fungsi, yaitu surveillence (pengawasan lingkungan), correlation, dan transmission. Kemudian Charles R. Wright, seorang ahli komunikasi, menambahkan fungsi ke-4, yaitu entertainment (hiburan) 5 . Fungsi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. a.
Surveillance. Fungsi ini berarti bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa membuat masyarakat tahu apa yang sedang terjadi di sekitarnya sehingga masyarakat bisa mengambil tindakan berdasarkan
5
Ponco Budi Sulistyo. Ringkasan Modul Komunikasi Massa. FIKOM UMB
14
apa yang dilihat atau didengarnya dari media. Misalnya sebuah radio memberitakan tentang kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan HR. Rasuna Said, maka pengendara mobil dapat menghindari jalan tersebut dan memilih rute lain untuk sampai ke tempat tujuan. b.
Correlation. Media massa menghubungkan dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi sehingga pemirsa mengetahui suatu peristiwa berdasarkan interpretasi media. Seperti kemacetan yang terjadi sepanjang jalan HR. Rasuna Said, bisa diinterpretasikan karena pembangunan busway atau volume kendaraan yang bertambah.
c.
Transmission. Di sini media massa mengajak masyarakat untuk ikut partisipasi dalam lingkungannya dan berperan penting dalam mewariskan budaya atau nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Misalnya dalam sebuah cerita dikisahkan para anggota keluarga yang saling menghormati satu dengan lainnya.
d.
Entertainment. Selain sebagai sumber informasi, media juga berperan sebagai penyedia hiburan bagi khalayak, dapat dilihat dengan programprogram seperti Extravaganza, Santai Bareng Yuk, dan lainnya 6 .
2.1.4 Model Komunikasi Massa
Dalam mengamati jalannya pesan media kepada audiens, dapat digunakan konsep dan teori sebagai berikut.
6
Brent D. Ruben, Rutgers University. Communication and Human Behavior. 3rd ed, 1992, p. 270-271
15
a.
Model Gatekeeping-Selektif Galtung dan Ruge 7 Model ini menggambarkan tentang arus berita atau kriteria yang memengaruhi berita. Pendekatan Galtung dan Ruge dengan memberi nama
dan
menggambarkan
sifat-sifat
sebuah
berita
yang
akan
memengaruhi terpilihnya berita atau lewatnya suatu berita dari berbagai pintu seperti yang digambarkan McNelly. McNelly menggambarkan berbagai komunikator tengah yang berada di antara berita dengan audiens. Model Gatekeeping-Selektif menggambarkan proses-proses kejadian-kejadian di dunia diubah oleh organisasi pemberitaan menjadi sebuah “citra media” untuk disajikan kepada audiens. Dalam model ini yang menjadi faktor-faktor berita yang memengaruhi seleksi berita adalah sebagai berikut. 1)
Waktu. Sebuah peristiwa lebih diperhatikan jika kejadiannya sesuai dengan jadwal waktu dari medium yang bersangkutan.
2)
Intensitas. Sebuah peristiwa akan lebih diperhatikan jika peristiwa itu mempunyai nilai-nilai penting sehingga menarik perhatian.
3)
Kejelasan. Sebuah peristiwa harus jelas atau akurat sehingga peristiwa itu dapat dijadikan sebagai berita.
4)
Proximity. Peristiwa yang mempunyai kedekatan dengan audiens dapat dijadikan sebagai berita.
5)
Kesesuaian (Konsonansi). Sebuah peristiwa yang sesuai dengan perkiraan lebih mungkin dipilih menjadi berita. Misalnya, ada konflik-konflik yang diperkirakan terjadi pada beberapa bagian dunia, dimana konflik yang satu dianggap berbahaya, yang lain
7
McQuail, Dennis. Model-Model Komunikasi Massa. 115-117.
16
mungkin berbahaya, dan yang lain mungkin dihubungkan dengan perubahan politik dan sebagainya. 6)
Kejutan. Semakin aneh dan mengejutkan suatu kejadian semakin terpilihnya menjadi berita.
7)
Kontinuitas. Jika sebuah kejadian dianggap punya nilai berita, akan ada beberapa momentum untuk terus memperhatikannya.
b.
8)
Komposisi. Kejadian dipilih sesuai dengan tempatnya.
9)
Nilai sosiokultural masyarakat dan gatekeeper.
Teori Tanggung Jawab Sosial 8 Teori tanggung jawab sosial berasal dari inisiatif orang Amerika–Komisi Kebebasan Pers. Pendorong utamanya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa dalam hal-hal tertentu penting, pasar bebas telah gagal untuk memenuhi janji akan kebebasan pers dan untuk menyampaikan maslahat yang diharapkan bagi masyarakat. Landasan teori tanggung jawab sosial adalah asumsi bahwa media melakukan fungsi yang esensial dalam masyarakat. Teori tanggung jawab sosial berusaha menggabungkan tiga prinsip, yaitu prinsip kebebasan dan pilihan individual; prinsip kebebasan media; dan prinsip kewajiban media terhadap masyarakat. Prinsip utama dari teori tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut: 1) 2)
8
Media seyogianya menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada masyarakat. Kewajiban tersebut terutama dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi professional tentang keinformasian, kebenaran, ketepatan, objektivitas, dan keseimbangan.
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa. 1996, 115
17
3)
4)
5)
6)
7)
2.2
Dalam menerima dan menerapkan kewajiban tersebut, media seyogianya dapat mengatur diri sendiri di dalam kerangka hukum dan lembaga yang ada. Media seyogianya menghindari segala sesuatu yang menimbulkan kejahatan, kerusakan, atau ketertiban umum atau penghinaan terhadap minoritas etnik atau agama. Media secara keseluruhan hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan masyarakatnya, dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab. Masyarakat dan publik berdasarkan prinsip yang disebut pertama, memiliki hak untuk mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan intervensi dapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum. Wartawan dan media professional seyogianya bertanggung jawab terhadap masyarakat dan juga kepada majikan serta pasar.
Televisi Penyiaran televisi selama ini diartikan sebagai kegiatan penyelenggaraan
siaran televisi yang dilakukan oleh organisasi penyiaran. Organisasi penyiaran di dalamnya adalah para pelaku penyiaran, seperti produser, jurnalis, dan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Termasuk adalah mereka yang terlibat di bidang teknik. Lebih luas lagi mereka juga melibatkan pihak lain di bidang marketing keuangan dan administrasi penyiaran. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Namun dari sisi komunikasi, penyiaran merupakan proses penyampaian pesan dari seorang produser kepada khalayak melalui proses pemancaran gelombang elektromagnetik. Pesan-pesan dari siaran televisi adalah berupa program acara, mulai dari siaran berita, hiburan hingga iklan baik iklan komersial maupun
non-komersial
announcement).
atau
iklan
layanan
masyarakat
(public
service
18
Sedangkan manajemen penyiaran dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memengaruhi/memanfaatkan kepandaian/ keterampilan orang lain, untuk merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan siaran, dalam usaha mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama di bidang penyiaran adalah agar mencapai siaran yang baik atau berkualitas. Ukuran kualitas siaran biasanya ditetapkan oleh manajemen itu. Bisa dilihat dari segi idiil maupun komersial. Bahkan saat ini rating menjadi ukuran apakah siaran itu baik atau tidak, ditonton orang atau tidak. Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat, maka siaran televisi tidak dapat memuaskan semua lapisan mayarakat. Siaran televisi dapat membuat kagum dan memukau sebagian penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat membuat jengkel dan rasa tidak puas bagi penonton lainnya. Suatu program mungkin disukai oleh kelompok masyarakat terdidik, tetapi program itu dapat juga ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya 9 . Sifat media televisi, selain sebagai media pandang dengar, televisi adalah media yang media transitori, artinya hanya meneruskan isi pesan. Ini artinya isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas. Karena itu pemilihan gambar harus benar-benar yang kuat, agar pesan dapat diterima oleh penonton, atau dengan kata lain pesan yang ingin disampaikan dapat memengaruhi penonton 10 . Media televisi adalah media personal (close up media) sehingga gambar di media televisi harus variatif dan tidak monoton agar tidak membosankan. Sifat
9
Morissan, MA. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi.Jakarta: Ramdina Prakarsa. 2005. 10 Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi. Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003, 47.
19
media televisi lainnya, media televisi adalah media incorporated media yaitu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan media lain (slide, foto, grafik, dan lain-lain). Mengetahui perbedaan sifat media tersebut sangat berguna ketika kita akan memproduksi sebuah siaran, misalnya, televisi. Kita akan berpikir bagaimana jika sebuah pesan akan disampaikan melalui televisi yang dibatasi durasi, yang tidak semua hal dapat kita sampaikan, karena sifatnya non-rinci, dan sekilas. Sebuah gambar tidak mungkin dapat diulang-ulang dalam beberapa program siaran. Itulah sebabnya, dalam sebuah program siaran berita, misalnya, bahasa dan narasi harus dibuat ringkas, sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh semua kalangan masyarakat. Dengan demikian, kalimat yang tersusun dan diucapkan akan enak didengar atau easy listening. Menurut Fang, agar susunan kalimat memenuhi formula easy listening, perlu diusahakan tiap kalimat tidak menggunakan lebih dari 20 kata. 11 Alatas Fahmi 12 menulis beberapa keunggulan televisi jika dilihat dari programatis. Pertama, menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas. Kedua, menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan dan perhatian sepenuhnya, dan utuh. Ketiga, media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun yang direkayasa), sementara media lain (khususnya film) hanya memiliki bintang yang dapat direkayasa.
11 12
JB Wahyudi. 1996. Dasar-dasar Jurnalistik Radio danTelevisi. Fahmi, A. Alatas. 1997. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa.
20
Keunggulan televisi dari aspek teknologis terlihat dari jangkauan siarannya yang sangat luas dalam waktu bersamaan sehingga dapat mengantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya dan mendorong khalayaknya memperoleh informasi dan melakukan interkasi secara langsung. Adapun kelemahan siaran televisi, pertama adalah kecenderungan televisi menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, yaitu sebagai penerima pesan. Kedua, media televisi mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat tanpa menimbulkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di berbagai wilayah jangkauannya. Ketiga, media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya, karena kekuatan media ini mampu menyita waktu dan perhatian khalayaknya utuk meninggalkan aktivitasnya yang lain pada waktu yang bersamaan. Keempat, cepatnya perkembangan teknologi penyiaran televisi bergerak mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayaknya di beberapa wilayah yang berbeda. Ini pada gilirannya yang melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural dari televisi seperti isu-isu imperialisme kultural dari negara-negara asing yang dengan bebas menayangkan acara-acara yang dianggap bertentangan dengan budaya lokal dari suatu masyarakat.
2.3
Siaran Berita Siaran berita adalah siaran yang isinya berupa tayangan berita. Pegertian
berita di sini banyak ragamnya. Bastian misalnya, dalam bukunya yang dikutip Adinegoro, “Publisistik dan Jurnalistik” menyatakan
21
“News is the record of the most interesting, important and accurate information octainable about things man thinks and say, sees and describes, plans and does.” Charles A. Dana, editor surat kabar The New York Sun, yang dikutip oleh F. Fraser dalam An Introduction to Journalisme, menyebutkan: “News is a timely report of anything of interest to humanity and the best news is that which interests the most readers.” Dean M.Lyle Spencer, dalam buku News Writings yang dikutip oleh George Fox Mott dalam New Survey of Journalism, menyatakan “News may be defined as any accurate fact or idea that will interest a large number of readers. “ Dan masih banyak pengertian serupa sebagaimana telah dikutip lengkap oleh JB Wahyudi. 13 Sejumlah batasan tersebut intinya memberikan pengertian bahwa yang termasuk dalam kategori berita adalah informasi atau fakta yang mengandung unsur, dan unsur-unsur inilah yang dinamakan nilai berita 14 : Aktual, artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up tu date), sedang, atau baru saja terjadi. Nilai ini penting karena berita harus memiliki sifat kesegeraan. Faktual, berarti berdasarkan fakta/kenyataan, yang berarti pula bukan kabar bohong. Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata, pendapat, dan pernyataan. Jika tidak ada fakta, berarti itu bukan kejadian nyata, tetapi fiksi. Penting, yaitu besar kecilnya ketokohan orang yang terlibat peristiwa dan besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat.
13 14
JB Wahyudi. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni Bandung Asep Syamsul M. Romli. 2004. Broadcast Journalism. Penerbit Nuansa.
22
Menarik, yaitu memunculkan rasa ingin tahu dan minat masyarakat, antara lain peristiwa yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan, memiliki unsur kedekatan dengan masyarakat secara geografis ataupun emosional, mengandung human interest—menyentuh emosi, menggugah perasaan, atau membangkitkan simpati. Untuk Indonesia, masih ada satu unsur lagi yang perlu diperhatikan yakni unsur security, yakni keamanan. Betapapun pentingnya atau menariknya suatu berita, tetapi apabila dilihat dari sisi keamanan dapat membahayakan stabilitas negara, berita tersebut tidak layak untuk ditayangkan. Jadi, informasi yang yang dapat menimbulkan SARA dapat menyulut kerusuhan dan merugikan stabilitas nasional sehingga harus dihindari 15 .
2.4 Proses Produksi Program Televisi Penayangan sebuah program acara televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau kreativitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya. Acara yang bagus akan menjadi buruk apabila jam tayangnya tidak tepat. Acara yang bagus akan ambruk karena kurang promosi. Acara yang bagus juga bisa jatuh bila kualitas gambarnya buruk. Namun, semua itu masih bisa diantisipasi. Kuncinya ada pada penentuan Format Acara Televisi. Format Acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang
15
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Grasindo.
23
akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. 16 Untuk membuat suatu program televisi, seorang produser harus memikirkan lima hal, yakni: materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.
2.4.1 Materi Produksi
Materi produksi adalah barang atau material yang akan diproduksi menjadi sebuah tayangan yang layak siar dan layak jual sekaligus. Materi tayangan dapat berasal dari alam sekitar, fenomena sosial ekonomi maupun politik, serta budaya. Biasanya seorang produser akan mengumpulkan gagasan, mengkaji, dan meneliti berbagai kemungkinan kejadian alam sekitar yang perlu dibuat program. Untuk ini, seorang produser haruslah memiliki visi dan misi agar tayangan yang diproduksi memiliki nilai dan mampu menyadarkan pemirsa, memberikan inspirasi, menghibur, dan sebagainya. Untuk produksi berita, materi bisa diperoleh dari sumber-sumber berita. Tema-tema program hasil perenungan dan pendalaman ini kemudian dituangkan dalam treatment, yakni langkah perwujudan gagasan menjadi program.
16
Naratama. Menjadi Sutradara Televisi. PT Grasindo. 2004, 63
24
2.4.2 Sarana Produksi
Sarana produksi menjadi sarana penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Untuk itu, diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan
mendorong
kelancaran
seluruh
persiapan
produksi.
Produser
menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Oleh karena itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang diperlukan harus dibuat. Ada tiga unit pokok yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu sebagai berikut. a.
Unit peralatan perekam gambar, seperti kamera dan tripod kamera.
b.
Unit peralatan perekam suara, seperti mikrofon dan tripod mikrofon.
c.
Unit peralatan pencahayaan, seperti lampu dan tripod lampu. Sarana produksi yang diperlukan bergantung pada materi program apa
yang akan diproduksi. Untuk program berita, peralatan yang dibutuhkan cukup dengan satu kamera liputan (ENG = electronic news gathering), yang sudah mencakup perekam gambar, suara, dan pencahayaan. Peralatan lainnya: a.
Video Cassette Recorder (VCR), alat perekam kaset video.
b.
Camera Control Unit (CCU), alat untuk mengatur kamera, mencocokkan kamera dengan peralatan lain, mengatur keseimbangan warna, video level dan diagfragma (iris).
c.
Time Base Corrector, untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan teknis hasil rekaman, menstabilkan sinyal video dari VCR apabila ditransfer ke peralatan lain.
25
d.
Switcher, Vision Mixer atau disebut juga special effect generator, untuk memindahkan gambar dari satu sumber video ke sumber video lain, menciptakan special effects, memilih gambar dari satu sumber untuk direkam (on air). Pada dasarnya, alat tidak boleh menjadi penghambat berlangsung-nya
proses kreatif dalam produksi.
2.4.3
Biaya Produksi (Financial)
Biaya produksi biasanya didasarkan pada dua kemungkinan. Sesuai dengan kemampuan perusahaan atau kemampuan keuangan yang ada, dan kedua sesuai dengan kualitas produksi. Jadi, ada financial oriented dan quality oriented. a.
Financial oriented. Dalam hal ini pengeluaran keuangan dibatasi hanya seperlunya saja. Prinsipnya, anggaran produksi dibuat sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada, tetapi secara umum tidak terlalu mengganggu produksi sesuai standar siaran.
b.
Quality oriented. Ini artinya biaya produksi didasarkan pada tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Biasanya biaya tidak menjadi soal berapa pun besarnya, asalkan kualitasnya prima. Produksi dengan orientasi semacam ini biasanya produksi yang sangat prestisius, untuk hal-hal yang sangat monumental dan diharapkan mendapat nama maupun keuntungan yang besar. Di luar itu semua, pos biaya tidak terduga harus dianggarkan. Biasanya
seperempat dari biaya produksi, ada pula produser yang menentukan sepertiganya. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pembengkakan biaya
26
karena faktor cuaca, alam, dan faktor lain yang biasanya tidak dapat diprediksi lebih dahulu.
2.5
Manajemen Produksi Pemberitaan
2.5.1 Organisasi Pelaksana Produksi Berita Televisi Televisi adalah seperangkat organisasi sosial dengan aturan, tindakan, nilai, dan struktur tertentu. Termasuk di dalamnya divisi pemberitaan. Divisi pemberitaan dalam institusi televisi selayaknya berada pada posisi indipenden dari pengaruh divisi lain dan terpisah dari divisi lainnya 17 . Ini disebabkan oleh berita menempati posisi penting dalam industri penyiaran. Bahkan, stasiun televisi dengan divisi pemberitaan yang aktif dianggap menempati posisi lebih penting dan ditonton lebih banyak khalayak dibanding stasiun lainnya. Keseluruhan kualitas stasiun sering kali ditentukan melalui seberapa baik departemen pemberitaan bekerja. Bahkan, nilai penjualan stasiun dapat dipengaruhi oleh reputasi departemen pemberitaannya. Dengan demikian, departemen pemberitaan yang baik merupakan aset bagi stasiun.
18
Begitu banyak kejadian yang berlangsung dalam satu hari. Oleh sebab itu, media berita terpaksa membuat seleksi dari sekian banyak kejadian tersebut dan menampilkan hasil seleksinya sebagai berita. Tanpa metode rutin yang mengatur begitu banyak peristiwa dan informasi, tidak ada organisasi berita yang dapat berfungsi dengan baik. Padahal proses seleksi, memasukkan dan
17 18
Bernadette Casey, et al. 2002. Television Studies: The Key Concepts. Routledge. Morissan. 2004. JurnalistikTelevisi Mutakhir. Ramdina Prakarsa.
27
mengeluarkan sejumlah berita, bertentangan dengan pandangan bahwa media berita memaparkan seluruh kejadian di dunia secara komprehensif 19 . Berdasarkan proses perjalanan sebuah berita dari peliputan hingga penayangan nampak jelas bahwa sebuah berita yang ditayangkan adalah hasil dari kerja sama tim yang dikomandani oleh produser. Struktur organisasi pemberitaan dapat dilihat pada Bagan 2.1
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab (News Director)
Executive News Producer
Koordinator Liputan
News Producer
Video Editor, Graphic Editor, Script Editor
Reporter, Kameramen
Program Director
• Technical director • VTR operator • Video enginer • Telecine operator
• Lighting director • Audio director
• Director Assitant • Production Assistance
• Floor Director • Cameramen • Teleprompter
Bagan 2.1 Struktur Pemberitaan
19
Ralph Negrine.1994. Politics and The Mass Media in Britain. Routledge.
28
Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi biasanya terdiri dari: 20 a.
Direktur Pemberitaan (News Director) Direktur Pemberitaan terbaik adalah seseorang yang independen, bahkan ia harus independen dari pemilik stasiun televisi itu sendiri (Peter Herford, 2000) karena untuk melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur pemberitaan harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi.
b.
Produser Eksekutif (Executive Producer) 1)
Bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan, seperti setting, dekor, latar belakang, atau tampilan yang menjadi ciri khas program berita tersebut.
2)
Melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten dengan ketetapan tersebut.
3)
Bertanggung jawab terhadap beberapa program berita.
4)
Memegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun dan berita yang tidak boleh disiarkan.
5)
Memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara (rating) agar tetap baik.
20
Disarikan dari Morissan. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Penerbit Ramdina Perkasa. 2005, 268-274; dan J.B. Wahyudi. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti. 1996, 102-105
29
c.
Produser 1)
Bertanggung jawab terhadap suatu program berita.
2)
Memutuskan berita apa saja yang akan disiarkan, berapa lama durasi suatu berita dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan, seperti Voice Over/VO (format berita berupa informasi dan gambar), paket (format berita berupa informasi, gambar, grafik, natural sound, dan sebagainya), reader (format berita berupa informasi yang dibacakan presenter saja), dan lain-lain.
3)
Menentukan berapa VO dan paket yang harus dibuat.
4)
Menyusun
bagaimana
urutan
beritanya,
apa
yang
akan
ditampilkan pertama dan apa yang akan dikeluarkan terakhir. Produser dibagi menjadi 3, yaitu: (1)
Produser Acara (Show Producer/Line Producer): o
Bertanggung jawab mempersiapkan penayangan suatu program berita.
o
Memilih berita-berita yang akan disiarkan.
o
Mempersiapkan susunan berita (rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan ditampilkan dan urutannya.
o
Memperhitungkan waktu tayang (durasi) dari masing-masing format berita tersebut.
(2)
Produser Rekanan (Associate Producer)
(3)
Produser Lapangan (Field Producer) o
Bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan.
o
Jika melakukan liputan langsung (live), produser lapangan mengarahkan juru kamera dan reporter di lapangan, termasuk
30
mempersiapkan wawancara, memberikan masukan kepada reporter mengenai materi wawancara atau siapa narasumber yang dapat diwawancarai. Membantu
o
reporter
melakukan
riset
untuk
mendapatkan
informasi bagi suatu liputan. Mempersiapkan rencana perjalanan jika tim liputan harus
o
berangkat ke daerah. d.
Asisten Produser 1)
Membantu
atau
mengambil
alih
tugas
reporter
dalam
menyelesaikan tugasnya jika dalam keadaan mendesak, seperti reporter harus berangkat lagi ke daerah lain atau karena keadaan waktu yang mendesak. 2)
Mengubah format berita menjadi lebih pendek. Hal ini dilakukan jika produser menginginkan perubahan format.
3)
Mengumpulkan gambar yang dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit atau microwave.
e.
Presenter/Pembaca Berita (Anchor) Presenter merupakan citra bagi suatu program televisi. Kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting bagi suatu stasiun televisi. Presenter biasanya juga seorang reporter atau jurnalis yang mempunyai keahlian dan ilmu yang mendukung dan juga menguasai materi berita yang akan dibacakan.
f.
Pengarah Program (Programme Director) Bertugas
mengintegrasikan
unsur-unsur
pendukung
produksi
dan
bertanggung jawab terhadap aspek teknis serta mampu melaksanakan
31
program atau acara berdasarkan rundown dalam pelaksanaan produksi siaran. Seorang pengarah program harus memiliki pengetahuan yang luas, berjiwa seni, dan cepat mengambil keputusan. g.
Pemandu Gambar (Switcherman) 1)
Memadukan gambar atau visual pada saat proses pruduksi program acara televisi, baik disiarkan secara langsung maupun tidak langsung.
2)
Mengoperasikan alat switcher video production dan digital video effect.
3)
Bertanggung jawab penuh atas tampilan gambar sesuai dengan ketentuan yang diberikan pengarah acara dan produser.
4)
Memahami instalasi jaringan distribusi visual secara teknis dan dapat mengatainya apabila terjadi gangguan.
5)
Melakukan koordinasi dengan Direktur Program dan rekan kerja lain selama proses produksi berlangsung.
h.
Grapher 1)
Bertugas membuat dan mempersiapkan grafik untuk siaran pemberitaan.
2)
Tugas ini dapat dilakukan juga oleh operator grafik komputer dan video digital effect.
i.
Script editor 1)
Bertugas mempersiapkan script atau naskah siaran pemberitaan yang sudah disusun di news room.
32
2)
Bertugas membagikan script tersebut kepada unit kerja yang memerlukan,
seperti
petugas
teleprompter,
switcher,
dan
pengarah program (programme director). j.
Video editor 1)
k.
Bertugas menyunting video
Lain-Lain: Orang-orang yang terlibat langsung pada saat program on air adalah: 1)
Pengatur suara (audioman) dan pengatur cahaya (lightingman)
2)
Juru kamera (cameraman)
3)
Operator video tape recorder (VTR)
4)
Petugas teleprompter
5)
Operator virtual set
6)
Property man
7)
Penata rias dan busana.
2.5.2 Tim Liputan Berita Televisi
Efektivitas suatu liputan berita sebagian besar bergantung pada mereka yang bekerja di lapangan. Ujung tombak dari suatu program berita adalah tim liputan berita yang terdiri dari wartawan/reporter dan juru kamera. 21 a.
Wartawan/reporter Bekerja secara cepat mengumpulkan informasi, menentukan lead berita, menulis berita dan melaporkannya, baik secara langsung (live) maupun tidak (direkam).
21
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Penerbit Ghalia Indonesia. 2004, 69-75.
33
b.
Juru kamera Bertugas
mendapatkan
semua
gambar
yang
dibutuhkan
untuk
mengilustrasikan berita yang akan disajikan. Reporter dan juru kamera harus mampu bekerja sama sebagai suatu tim kerja. Seorang reporter harus memahami tugas juru kamera, begitu pula sebaliknya. Komunikasi antara reporter dan juru kamera adalah kunci efektivitas liputan ketika melakukan shooting di lokasi liputan.
2.5.3 Tahapan Pelaksanaan Produksi
Dalam memproduksi berita, redaksi pemberitaan melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, peliputan, produksi, pascaproduksi, dan penayangan. Semua tahap tersebut saling berkesinambungan supaya menghasilkan suatu produksi berita yang baik. Secara lebih rinci, proses perjalanan sebuah berita mulai dari liputan hingga berita itu ditayangkan dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut.
PERENCANAAN 1.
Menentukan topik
2.
Menentukan reporter dan kameraman yang bertugas
PELIPUTAN 1.
Proses pencarian berita
2.
Memperhatikan batas waktu peliputan
3.
Selalu berkomunikasi dengan produser
34
PRODUKSI 1.
Preview (melihat gambar yang didapat)
2.
Memilih topik berita
3.
Menentukan durasi berita
4.
Membuat naskah
5.
Editing gambar
6.
Dubbing
7.
Membuat grafik
PASCAPRODUKSI 1.
Periksa video
2.
Periksa audio
3.
Periksa materi
4.
Persetujuan layak tayang
5.
Penyusunan rundown
PENAYANGAN 1.
Penampilan presenter
2.
Penayangan materi siaran
3.
Realisasi rundown
4.
Kontrol kualitas gambar dan audio
5.
Evaluasi kualitas topik, produksi, dan tayangan
35
2.6
Standard Operation Procedure (SOP) Standard Operation Procedure (SOP) adalah standar baku yang dimiliki
oleh suatu organisasi penyiaran dalam proses penyiaran. SOP juga merupakan mekanisme kerja yang akan diikuti oleh tim produksi dalam pelaksanaan tugasnya agar pelaksanaannya berjalan dengan baik dan terarah. Lazimnya, Standard Operation Procedure (SOP) produksi televisi meliputi tiga tahap, yaitu: a.
Praproduksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci
dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan akan berjalan lancar. Tahap ini meliputi tiga bagian, yaitu sebagai berikut. 1)
Penemun ide, tahap ini dimulai ketika produser menemukan ide atau gagasan, atau mendapatkan informasi dari para sumber berita.
2)
Perencanaan, tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penentuan lokasi dan crew yang terlibat, serta estimasi biaya.
3)
Persiapan, tahap ini meliputi penyelesaian semua kontrak, perizinan, dan surat-menyurat.
b.
Produksi Tahap ini adalah perwujudan dari perencanaan. Semua pihak yang telah
ditunjuk melakukan tugasnya masing-masing. Reporter dan juru kamera memegang peranan penting dalam meliput suatu berita. c.
Pascaproduksi Tahap ini adalah tahap menggabungkan semua unsur yang dihasilkan
dari tahapan produksi. Ada tiga langkah utama, yakni editing off line, editing on line, dan mixing.
36
2.7
Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam
ketenteraman. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketenteraman dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya. Hal ini terlihat jelas pada apa yang dilakukan oleh Jenderal Collin Powel selama Perang Teluk. Bagaimana dia mengomandoi ribuan pasukan yang berasal dari beberapa angkatan, bahkan berasal dari beberapa Negara. Jelas bukan pekerjaan yang mudah, bukan? Menurut Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan". 22 Michael E. Porter 23 memberikan pengertian strategi adalah lebih dari sekedar meningkatkan efisiensi. Strategi melibatkan pilihan-pilihan yang sulit (trade-off). Strategi berurusan dengan upaya untuk menjadi berbeda (to be different), dan sering berkaitan bukan dengan yang harus dikerjakan, melainkan dengan yang harus dilakukan (what not to do). Michael E. Porter membedakan strategi menjadi dua bagian, yaitu: a.
b.
22
Strategi umum, yaitu strategi yang mempunyai pengertian yang luas dan mencakup hal-hal yang umum dan lebih luas dan bertujuan secara umum. Strategi khusus, yaitu strategi yang mempunyai pengertian khusus dan lebih detail.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, PT. Balai Pustaka, 2001, 140. Disarikan dari Michael E. Porter, “What is Strategy?”, Harvard Business Review, NovDec, 1996, 55.
23
37
2.8
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Kegundahan publik terhadap penyelenggaraan siaran televisi akhir-akhir
ini makin mengkristal. Kegusaran, kecemasan, dan kekhawatiran atas tayangan program-program
siaran
televisi
kita
menjadi
titik
tolak
mereka
untuk
menghadang program-program siaran televisi yang tidak bermutu masuk ke layar kaca di rumah. Surat Keputusan Komisi Penyiaran mengenai Program Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran diharapkan bisa memberi payung hukum bagi publik dalam mengukur kelayakan program siaran yang ada, baik di televisi maupun radio. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran menjelaskan bahwa Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi acuan bagi lembaga penyiaran dan Komisi Penyiaran Indonesia untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional di Indonesia. Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan
panduan
tentang
batasan-batasan
mengenai
apa
yang
diperbolehkan dan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan program siaran. Misalnya, saat menayangkan berita pembunuhan dalam program siaran yang lebih khusus dan detail. Prosesnya bukanlah kejadian pembunuhan ulang, tetapi rekonstruksi yang dilakukan oleh tersangka sendiri dan pelaku untuk korbannya adalah orang lain. Standar Program Siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan atau yang tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran, misalnya adegan seks, adegan sadisme, dan adegan kekerasan dilarang untuk ditayangkan. Contoh
38
lainnya adalah keadaan korban tabrakan kereta api yang tragis. Beritanya dapat ditayangkan, tetapi untuk gambar harus disamarkan. Begitu juga dengan darah yang berceceran dan potongan-potongan tubuh harus ditutupi.
2.8.1 Dasar, Tujuan, Arah, dan Asas Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran 24
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama, nilai-nilai moral, norma-norma lain yang berlaku dan diterima oleh masyarakat umum, berbagai kode etik, standar profesional dan pedoman perilaku yang dikembangkan masyarakat penyiaran, serta peraturan-perundangan yang berlaku, misalnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 tentang Perfilman, Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ditetapkan untuk mengatur perilaku lembaga penyiaran dan lembaga lain yang terlibat dalam dunia penyiaran Indonesia mengingat lembaga penyiaran, dalam menjalankan
aktivitasnya,
menggunakan
spektrum
frekuensi
radio
yang
merupakan sumber daya alam terbatas sehingga pemanfaatannya harus senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat sebesar-besarnya. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ditetapkan dengan tujuan memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
24
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
39
memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera. Pedoman Perilaku Penyiaran diarahkan agar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
lembaga penyiaran taat dan patuh hukum terhadap segenap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia; lembaga penyiaran menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia; lembaga penyiaran menjunjung tinggi norma dan nilai agama dan budaya bangsa yang multikultural; lembaga penyiaran menjunjung tinggi Hak-hak Asasi Manusia; lembaga penyiaran menjunjung tinggi prinsip ketidakberpihakan dan keakuratan; lembaga penyiaran melindungi kehidupan anak-anak, remaja, dan kaum perempuan; lembaga penyiaran melindungi kaum yang tidak diuntungkan; lembaga penyiaran melindungi publik dari pembodohan dan kejahatan; dan lembaga penyiaran menumbuhkan demokratisasi. Pedoman Perilaku Penyiaran menentukan standar isi siaran yang
sekurang-kurangnya berkaitan dengan: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
rasa hormat terhadap pandangan keagamaan; rasa hormat terhadap hal pribadi; kesopanan dan kesusilaan; pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme; perlindungan terhadap anak-anak, remaja, dan perempuan; penggolongan program menurut usia khalayak; penyiaran program dalam bahasa asing; ketepatan dan kenetralan program berita; siaran langsung; dan siaran iklan. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran ditetapkan
dengan menghormati asas manfaat, asas adil dan merata, asas kepastian hukum, asas keamanan, asas keberagaman, asas kemitraan, etika, asas kemandirian, dan asas kebebasan dan tanggung jawab.
40
2.8.2 Prinsip Jurnalistik (Pasal 9 P3/SPS)
1.
2.
Lembaga penyiaran harus menyajikan informasi dalam program faktual dengan senantiasa mengindahkan prinsip akurasi, keadilan, dan ketidakberpihakan (imparsialitas). Program faktual adalah program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi, misalnya program berita, features, dokumentari, program realita (realityshow), konsultasi on-air dengan mengundang narasumber dan atau penelepon, pembahasan melalui diskusi, talk show, jajak pendapat, pidato/ceramah, program editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olahraga, dan program sejenis lainnya. Lembaga penyiaran wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, baik tertulis atau lisan, khususnya dalam program berita berbahasa Indonesia.
Prinsip
Jurnalistik
tentang
akurasi,
keadilan,
dan
ketidakberpihakan
(imparsialitas) dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Akurasi (Pasal 10 P3/SPS) 1) 2) 3)
4)
5)
6) 7)
8)
Dalam program faktual lembaga penyiaran bertanggung jawab menyajikan informasi yang akurat. Sebelum menyiarkan sebuah fakta, lembaga penyiaran harus memeriksa ulang keakuratan dan kebenaran materi siaran. Bila lembaga penyiaran memperoleh informasi dari pihak lain yang belum dapat dipastikan kebenarannya, lembaga penyiaran harus menjelaskan pada khalayak bahwa informasi itu versi berdasarkan sumber tertentu tersebut. Bila lembaga penyiaran menggunakan materi siaran yang diperoleh dari pihak lain, misalnya dari kantor berita asing, lembaga penyiaran wajib menjelaskan identitas sumber materi siaran tersebut kepada khalayak. Saat siaran langsung, lembaga penyiaran harus waspada terhadap kemungkinan narasumber melontarkan pernyataan tanpa bukti atau belum bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya, dan pembawa acara harus melakukan verifikasi atau meminta penjelasan lebih lanjut tentang fakta yang disampaikan narasumber atau partisipan tersebut. Lembaga penyiaran wajib segera menyiarkan koreksi apabila mengetahui telah menyajikan informasi yang tidak akurat. Ketika lembaga penyiaran menyajikan berita atau dokumentari yang didasarkan pada rekonstruksi dari peristiwa yang sesungguhnya terjadi, materi tayangan tersebut harus secara tegas dinyatakan sebagai hasil visualisasi atau rekonstruksi. Dalam menyajikan berita atau dokumentari sebagaimana Ayat (7) di atas, rekonstruksi tersebut harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
41
a)
9)
b.
lembaga penyiaran wajib menyertakan penjelasan bahwa apa yang disajikan tersebut adalah hasil rekonstruksi, dengan memberikan supercaption/ superimpose ‘rekonstruksi' di pojok gambar televisi atau dengan pernyataan verbal di awal siaran. b) dalam rekonstruksi, tidak boleh ada perubahan atau penyimpangan terhadap fakta atau informasi secara tidak adil yang dapat merugikan pihak yang terlibat. c) lembaga penyiaran televisi harus memberitahukan dengan jelas asal versi rekonstruksi peristiwa atau ilustrasi tersebut Dalam menyajikan informasi yang sulit untuk dicek kebenarannya secara empirik, seperti informasi kekuatan gaib, lembaga penyiaran televisi harus menyertakan penjelasan bahwa mengenai kebenaran informasi tersebut, terdapat perbedaan pandangan di masyarakat.
Adil (Pasal 11 P3/SPS) 1) 2)
3)
4)
5)
6)
Lembaga penyiaran harus menghindari penyajian informasi yang tidak lengkap dan tidak adil. Penggunaan footage/potongan gambar dan atau potongan suara dalam sebuah acara yang sebenarnya berasal dari program lain harus ditempatkan dalam konteks yang tepat dan adil serta tidak merugikan pihak-pihak yang menjadi subyek pemberitaan. Bila sebuah program memuat potongan gambar dan atau potongan suara yang berasal dari acara lain, lembaga penyiaran wajib menjelaskan waktu pengambilan potongan gambar dan atau potongan suara tersebut. Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan hukum, setiap tersangka harus diberitakan sebagai tersangka, terdakwa sebagai terdakwa, dan terhukum sebagai terhukum. Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan hukum, lembaga penyiaran harus menyamarkan identitas (termasuk menyamarkan wajah) tersangka, kecuali identitas tersangka memang sudah terpublikasi dan dikenal secara luas. Jika sebuah program acara memuat informasi yang mengandung kritik yang menyerang atau merusak citra seseorang atau sekelompok orang, pihak lembaga penyiaran wajib menyediakan kesempatan dalam waktu yang pantas dan setara bagi pihak yang dikritik untuk memberikan komentar atau argumen balik terhadap kritikan yang diarahkan kepadanya.
42
c.
Tidak Berpihak/Netral (Pasal 12 P3/SPS) 1)
2)
3)
Pada saat menyajikan isu-isu kontroversial yang menyangkut kepentingan publik, lembaga penyiaran harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara obyektif dan secara berimbang. Pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan objektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik lembaga penyiaran. Dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial atau isu yang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berbeda pendapat, moderator, pemandu acara, dan atau pewawancara: a) harus berusaha agar semua partisipan dan narasumber, dapat secara baik mengekspresikan pandangannya; b) tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu pihak/pandangan.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, terbatas hanya membahas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta, dan hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktik yang berlaku.
3.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama, dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
4.
Membuat evaluasi 1 . Melalui data yang ada secara faktual, penelitian ini berusaha memberikan
gambaran tentang bagaimana proses produksi tayangan berita Topik Petang di ANTV mulai dari praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
1
Jalaludin Rakhmat. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung; Remaja Rosdakarya.
44
3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan di mana multi sumber bukti dimanfaatkan. 2 Studi kasus juga merupakan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu program, atau suatu situasi sosial. Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara penulis dan responden. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual, tetapi juga kepercayaan. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut. 3 Untuk meneliti bidang ilmu sosial, dan khususnya komunikasi adalah lebih
tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif. Untuk lebih mengetahui fenomena tentang aspek kejiwaan, perilaku, sikap, tanggapan, opini, perasaan, keinginan, dan kemauan seseorang atau kelompok, maka riset yang dilaksanakan adalah dengan teknik wawancara mendalam (depth interview) dan observasi terhadap
2
Robert K. Yin. Studi Kasus : Desain dan Metode. Penerjemah M. Djauzi Mudzakir, Ed.1, Cet.2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1997, 17 3 Dedi Mulyana. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003, 201-202
45
suatu gejala, peristiwa, perilaku atau sikap tertentu dengan upaya mendekati informan bersangkutan sebagai objek penelitian kualitatif.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1 Data Primer Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam (depth interview) dengan Key Informan. Key informan atau key person adalah orang utama yang merupakan kunci diharapkan menjadi narasumber informasi atau informan kunci dalam suatu penelitian. Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Secara garis besar, wawancara dibagi menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 4 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, sering disebut wawancara mendalam (indepth interview) dengan tim produksi yang terlibat di Redaksi Topik Petang ANTV. Wawancara tidak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan kata-kata dapat berubah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. Untuk memperoleh data atau informasi yang akurat, key informan dalam penelitian ini adalah: a.
General Manajer News: Zulfiani Lubis
b.
Manager News Production: Kenmada Wijayanto
4
Ibid. Hlm. 180
46
c.
Produser Eksekutif: Eko Ardiyanto
d.
Produser: Irmawati
e.
Asisten Produser: Ade Firman
f.
Koordinator liputan/daerah: Edi Purwanto
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer dan didapat melalui studi kepustakaan/dokumen serta observasi, yaitu penulis memperoleh data melalui sumber tertulis dari ANTV. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, disertai pencatatan mengenai keadaan atau perilaku objek sasaran. 5 Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah tayangan Topik Petang. Penulis berusaha mengamati proses produksi berita dari perencanaan hingga penayangan.
3.4
Definisi Konsep
1.
Strategi redaksi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, yang merupakan bagian dari struktur organisasi dalam penyiaran televisi, dalam hal ini melakukan segala yang berhubungan dalam proses produksi pemberitaan. Para awak dalam redaksi bekerja sama untuk menciptakan suatu kejadian yang merupakan informasi sehingga layak untuk ditayangkan.
5
H. Abdurrahmat Fathoni. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Penerbit Rineka Cipta. 2006, 104.
47
2.
Topik Petang ANTV adalah program televisi bertajuk tayangan berita produksi ANTV yang menayangkan perihal berita aktual tentang masalah masyarakat, yang disiarkan pada pukul 18.30 s.d. 19.00. Topik Petang menyampaikan informasi tentang berbagai peristiwa kemanusiaan dan menyajikan informasi aktual dari mulai rawannya peristiwa kriminal, pedihnya tragedi kemanusiaan dan rumitnya masalah perkotaan hingga rentannya konflik sosial, panasnya panggung politik dan pentingnya mengetahui kiat hidup sehat, serta ragam features masalah kehidupan.
3.5. Fokus Penelitian Untuk memandu penelitian serta membatasi fokus penelitian menjadi lebih sistematis, garis besar dan pengamatan penelitian adalah strategi redaksi ANTV dalam menayangkan berita Topik Petang. Hal ini meliputi: (1)
membuat perencanaan;
(2)
pelaksanaan peliputan di lapangan;
(3)
proses produksi;
(4)
penayangan berita;
(5)
evaluasi;
(6)
strategi.
3.6. Teknik Analisis Data Analisis merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul, melacak, mengorganisasi, memilah,
48
menyintesis dan menelaah untuk mencari pola, kemudian diinterpretasikan atau disajikan makna fenomenanya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif sehingga semua data dihimpun dan disusun secara deskriptif dengan hanya memaparkan situasi dan peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum PT Cakrawala Andalas Televisi 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan 1 Pada tanggal 1 Januari 1993, ANTV yang awalnya hanya sebuah stasiuan televisi lokal dengan jangkauan Lampung dan wilayah sekitarnya ikut menyemarakkan industri pertelevisian Indonesia. Dengan izin siaran lokal tersebut, ANTV mengudara selama lima jam sehari. Tanggal 18 Januari 1993, ANTV mendapat izin siaran nasional melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No. 04A/1993. Sepuluh hari setelah izin tersebut dikeluarkan, ANTV mengudara secara nasional dan studio ANTV pindah ke Jakarta. Tanggal 1 Maret dijadikan sebagai hari jadi ANTV karena pada tanggal 1 Maret 1993, ANTV untuk pertama kalinya memproduksi program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya. Sidang Umum DPR/MPR. Dalam perjalanan usahanya, ANTV berhasil menjalin kerja sama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR TV. Dengan bergabungnya STAR TV mengantarkan ANTV sebagai satu stasiun televisi nasional yang mempunyai jaringan terluas di tingkat dunia.
1
Website ANTV
50
Hingga tahun 2006, ANTV memiliki 22 stasiun relay yang tersebar di beberapa daerah potensial. ANTV mampu menjangkau 154 kota dan dapat dinikmati oleh lebih dari 129 juta pemirsa. Dengan demikian, ANTV menjadi stasiun televisi keempat yang memiliki daya jangkauan siaran terluas yang diterima oleh pemirsa Indonesia. Berkat kerja keras seluruh karyawan ANTV yang berpengalaman di dunia pertelevisian dan juga sistem manajemen modern, ANTV berhasil meraih sejumlah perhargaan, baik tingkat nasional maupun internasional. Pada tingkat nasional, ANTV berhasil meraih sejumlah penghargaan dari Panasonic Award, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Award, Festival Sinetron Indonesia (FSI), dan Museum Rekor Indonesia (MURI). Pada tingkat internasional, ANTV meraih tiga penghargaan dari Asian Television Award untuk kategori Best Sport Program dan Best News Program.
4.1.1.2 Visi dan Misi ANTV
Dalam dunia pertelevisian, ANTV mempunyai visi dan misi menjadi stasiun televisi yang berkelas dunia yang dibuat untuk Indonesia dan oleh Indonesia. ANTV juga memberikan kepada stake holder pelayanan terbaik dari segi kualitas dan kreativitas dan juga berbeda dengan stasiun televisi lainnya 2 .
4.1.1.3 Ragam Berita ANTV 3
ANTV hadir membawa cakrawala baru di dunia pertelevisian Indonesia. ANTV tampil dengan beragam kreasi dan inovasi tayangan televisi yang memikat 2 3
Ibid Ibid
51
melalui program unggulan yaitu, program berita, hiburan, dan olahraga. ANTV pernah mendapatkan tingkat penghargaan internasional sebagai Best News Program. ANTV
mempunyai 10 program berita dalam kesehariannya, yaitu
sebagai berikut.
1.
Berbagai Cerita, yaitu Program berita yang dikemas ringan dan menghibur, tetapi sarat informasi. Memuaskan penonton dengan berbagai informasi tempat wisata alternatif, wisata kuliner, hobi, dan dunia anakanak di tanah air. Tayang setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul 11.00 WIB – 11.30 WIB.
2.
Fakta, yaitu Program news feature tentang permasalahan hukum dan kriminal yang aktual. Disajikan dalam bentuk story telling dengan durasi 30 menit. Tayang pada setiap hari Selasa, Pkl. 23.00 WIB.
3.
Mata Rantai, yaitu tayangan yang mengulas permasalahan sosial yang unik, menarik dan kontroversial dari berbagai wilayah di tanah air. Program news feature berdurasi 30 menit ini disajikan dengan pendekatan personal, untuk melihat lebih dekat sosok yang menjadi bagian sebuah permasalahan sosial. Tayang pada setiap hari Jumat, Pkl. 23.00 WIB.
4.
Telisik, yaitu program indepth news atau indepth report tentang berbagai permasalahan: politik, hukum, sosial, ekonomi, dan budaya. Disajikan dalam bentuk analisis permasalahan. Program yang berdurasi 30 menit ini disajikan ke hadapan pemirsa setiap hari Rabu malam pukul 23.00 WIB.
5.
Topik Kita, adalah program dialog 30 menit, yang disiarkan satu minggu sekali, setiap hari Minggu, pukul 11 malam. Topik Kita membahas isu-isu
52
aktual yang terjadi di masyarakat selama satu pekan terakhir, baik menyangkut masalah politik, ekonomi, keamanan dan pertahanan, hukum dan sosial budaya. Sebagai sebuah program dialog, Topik Kita selalu menghadirkan narasumber yang mumpuni di bidangnya. 6.
Topik Pagi, yaitu program berita yang menyajikan informasi aktual tentang berbagai peristiwa tindak kejahatan, kriminal, dan tragedi kemanusiaan yang menarik dan patut diketahui masyarakat. Tayang setiap hari pada pukul 05.30 – 06.30 WIB.
7.
Topik Siang, yaitu program berita regular yang berdurasi 30 menit yang menyajikan berita akual sepanjang pagi hingga siang dengan jam tayang pada pukul 11.30 – 12.00 WIB.
8.
Topik Petang, yaitu program berita reguler yang berdurasi 30 menit yang menyajikan berita aktual yang dikemas lebih dalam dan lengkap dengan jam tayang pada pukul 18.30 – 19.00 WIB (saat ini tayang pada pukul 18.00 – 18.30 WIB).
9.
Topik Malam, yaitu program berita reguler berdurasi 30 menit ini menyajikan berita aktual sepanjang hari. Diperkaya dengan data dan fakta
terbaru.
Dilengkapi
dengan
rubrik
tematis
“LELAKI”
yang
menyajikan informasi menarik bagi kaum lelaki, tetapi penting untuk diketahui perempuan seperti berita tentang sport, extreme sport, technology dan gadget terbaru, tempat hang-out yang oke, gaya hidup, dan berita unik dari seluruh dunia. Tayang setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul 23.30 – 24.00 WIB. 10.
Wanted (Buron), yaitu program live interaktif dengan durasi 30 menit. Isinya membahas masalah pencarian buronan dari berbagai kelas, mulai
53
dari buronan kelas kakap seperti Noordin M. Top atau Edy Tansil, hingga buronan kelas teri, yang melakukan kejahatan marginal. Selain itu, juga terdapat segmen tentang orang hilang dan tips untuk menghindari kejahatan. Ditayangkan pada setiap Senin pukul 23.00 WIB.
Semua program berita tersebut merupakan segmen umum yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Dari sekian banyaknya program berita ANTV, Topik Petang termasuk program berita andalan. Walaupun bolakbalik berganti nama, Topik Petang tetap mendapatkan perhatian khusus dari pemirsa karena Topik Petang merupakan program berita yang terlengkap dari kejadian sehari dan merupakan berita yang aktual.
4.1.2. Topik Petang
Seperti yang dijelaskan di atas, Topik Petang merupakan program berita reguler yang berdurasi 30 menit yang menyajikan berita aktual yang dikemas lebih dalam dan lengkap dengan jam tayang pada pukul 18.30 – 19.00 WIB Topik Petang menyampaikan informasi tentang berbagai peristiwa kemanusiaan dan menyajikan informasi aktual dari mulai peristiwa kriminal, tragedi kemanusiaan, permasalahan di kota dan di desa, hingga rentetan konflik sosial, panggung politik, serta ragam features masalah kehidupan. Di dalam pemberitaannya, Topik Petang harus mengikuti rambu-rambu dari Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Tujuannya adalah supaya Topik Petang tetap eksis di dunia penyiaran.
54
Dalam memroduksi berita, redaksi ANTV melalui beberapa tahap, yaitu praproduksi (perencanaan dan peliputan), produksi, pascaproduksi, dan penayangan.
Semua
tahap
tersebut
saling
berkesinambungan
supaya
menghasilkan suatu produksi berita yang baik. Di sisi lain, redaksi pemberitaan juga harus mempunyai strategi supaya tetap mendapatkan perhatian pemirsa sehingga dapat berakibat pada rating yang baik. Dalam proses produksi berita, Redaksi Topik Petang mengamati jalannya pesan media kepada audiens, dengan menggunakan konsep dan teori Gatekeeping-Selektif Galtung dan Ruge dan teori Tanggung Jawab Sosial. Teori Gatekeeping-Selektif Galtung dan Ruge menjelaskan bahwa setiap berita yang masuk ke redaksi melalui pintu-pintu seleksi dan proses produksi awal berita hingga akhir selalu melalui pengawasan yang ketat. Sedangkan teori Tanggung Jawab Sosial terwujud dalam keseriusan tim produksi untuk melakukan pentaatan terhadap standar jurnalistik yang diterapkan dari awal hingga akhir produksi.
4.1.2.1 Tahapan Praproduksi (Perencanaan dan Peliputan)
Tahapan praproduksi merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan yang akan datang. Dalam tahap ini, Produser bertanggung jawab penuh
untuk
penentuan topik dan pembagian tugas. Menurut Eko Ardyanto, Produser Eksekutif Topik Petang, dalam pelaksanaannya program Topik Petang dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama adalah rapat redaksi, yaitu penentuan angle berita dan kebijakan redaksi. “Redaksi pemberitaan melakukan rapat redaksi pada pukul 24.00 WIB. Baik dari redaksi topik pagi, topik siang, topik petang, maupun topik malam.
55
Dalam rapat ini, dilakukan pembagian reporter pada bidang liputannya masing-masing.” 4 Lebih lanjut Eko Ardyanto menjelaskan bahwa mengingat dalam pelaksanaannya, banyak jenis liputan dengan waktu yang berbeda, ANTV membagi reporter dalam beberapa desk/bidang liputan. “Reporter dibagi atas empat desk, yaitu desk politik, desk ekonomi, desk sosial dan kesejahteraan, serta desk hukum dan perkotaannya. Pembagian reporter ini dibagi berdasarkan background dan keahliannya. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukan perputaran reporter sehingga reporter harus menyesuaikan diri dengan bidang barunya. Rapat redaksi juga dilakukan untuk menentukan angle berita.” 5 Adakalanya dalam dalam menentukan angle berita, ANTV dihadapkan pada persoalan konflik kepentingan. Misalnya, bagaimana seharusnya ANTV memberitakan Lumpur Lapindo karena sebagian saham Lapindo dikuasai oleh grup Bakrie. “Diskusi lebih diarahkan pada penentuan kebijakan redaksi, ke arah mana liputan difokuskan dari sekian banyak topik berita yang bisa digarap. Selain itu, dalam rapat redaksi juga ditentukan siapa saja narasumber yang akan diwawancarai serta gambar-gambar apa saja yang akan diambil sehingga kamerman dapat mempersiapkan peralatan yang akan dibawa dalam peliputan.” 6 Dengan rapat redaksi yang matang diharapkan menghasilkan kualitas peliputan berita yang terarah dan baik sehingga rundown pun bisa disusun dan dipersiapkan lebih dini. Setiap harinya, ruang rapat redaksi mendapatkan dan menerima berita/informasi, baik informasi dari dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, redaksi harus benar-benar cermat dalam menentukan berita mana yang berhubungan dan menarik bagi pemirsa. Menurut Zulfiani Lubis selaku General Manager News Topik Petang menyebutkan bahwa: 4
Wawancara dengan Eko Ardyanto, Produser Eksekutif Topik Petang. Ibid 6 Ibid 5
56
“Pemilihan topik berita sangatlah penting. Karena dengan pemilihan berita yang baik dapat membuat pemirsa untuk tetap diam menonton siaran tersebut dan tidak mengganti-ganti saluran televisi. Seorang jurnalis harus mengetahui juga pemirsa kelas mana yang akan dituju dan berita apa saja yang dibutuhkan oleh pemirsa. Namun, kebijakan redaksi juga sangat menentukan pemilihan topik berita.” 7 Dalam peliputan berita sangat diperlukan persiapan yang baik dan matang karena akan memperlancar proses perburuan berita di lapangan. Reporter
Topik
Petang,
dalam
pencarian
berita,
berkoordinasi
dengan
koordinator liputan dan koordinator daerah. Irmawati selaku Produser Topik Petang memberikan penjelasan sebagai berikut: “Dalam proses pencarian berita, orang yang terlibat adalah koordinator liputan, koordinator daerah, reporter, dan kameraman. Koordinator liputan adalah orang yang bertugas khusus di daerah Jakarta, sedangkan koordinator daerah adalah orang yang bertugas di daerah. Dalam pelaksanannya, reporter dituntut harus cepat melihat situasi dan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Reporter daerah akan melaporkan hasil liputannya ke koordinator daerah yang kemudian dibawa ke meja rapat redaksi.” 8 Seorang reporter dituntut kesiapan dan persiapannya yang baik dalam peliputan sehingga mendapatkan berita terbaik. Siapa yang bertugas dalam penentuan reporter dan kameraman di lapangan? Dalam hal ini, Kenmada Wijayanto selaku Manajer News Production Topik Petang menjelaskan bahwa: “Reporter yang ditugaskan di lapangan merupakan wewenang dari seorang Koordinator Liputan. Koordinator yang akan menentukan siapa pasangan reporter dan kameran yang cocok dan dapat bekerja sama. Demikian juga untuk peliputan di daerah, koordinator daerah lah juga yang menentukan reporter dan kameramannya. Kualitas berita dan keefektifan berita sangat bergantung pada kerja sama antara reporter dan kameraman. Oleh karena itu penentuan tim harus benar-benar dipertimbangkan.” 9 Dalam
melaksanakan
tugasnya,
reporter
dan
kameraman,
pasti
mendapatkan risiko dan cenderung lebih besar jika situasi masyarakat serta 7
Wawancara dengan Zulfiani Lubis, General Manager NewsTopik Petang Wawancara dengan Irmawati, Produser Topik Petang 9 Wawancara dengan Kenmada, Manajer News Production 8
57
objek liputannya bersentuhan dengan kekuasaan, dunia preman, dan sengketa antar dua pihak. Dengan demikian, seorang reporter dan kameraman mulai dari persiapan materi hingga memprediksi tentang risiko tugas mereka sudah harus dipahami sejak dini. Ade Firman selaku Asisten Produser dan merangkap sebagai wartawan menjelaskan persiapan sebelum ke lapangan sebagai berikut: “Hal yang paling utama dilakukan oleh seorang reporter dan kameraman dalam peliputan berita adalah mengumpulkan informasi yang dibutuhkan sebelum melakukan peliputan, termasuk mencari kontak personal yang mungkin dapat membantu dalam proses liputan. Reporter dan kameraman harus bisa memperhitungkan risiko tindak kriminalitas dengan tidak menggunakan aksesori yang mengundang minat jahat. Sebelum terjun ke lapangan, reporter dan kameraman harus menginventarisasi peralatan kerja agar tidak ada yang tertinggal. Dokumen-dokumen pribadi, misalnya paspor dan visa harus disimpan dengan baik, apalagi jika penugasan berlangsung di luar negeri. Sering kali ada keperluan mendadak dalam proses liputan, misalnya ID sehingga reporter mempersiapkan dan membawa foto dalam jumlah yang banyak. Begitu juga halnya dengan obat-obatan. Reporter dan kameraman harus tahu bagaimana kondisi fisik mereka sendiri karena sangat berpengaruh dalam kelangsungan penugasan. Emosi yang stabil juga harus dimiliki seorang reporter dan kameraman. Yang terakhir adalah keselamatan. Keselamatan adalah tanggung jawab reporter dan kameraman itu sendiri. Jadi, jika seorang reporter dan kameraman bertugas di daerah konflik, reporter dan kameraman harus memperhitungkan keselamatan diri dan tidak boleh meremehkan nasihat aparat keamanan berwenang terkait situasi yang memburuk di lokasi.” 10 Berdasarkam penjelasan di atas, untuk menyiapkan liputan reporter harus menguasai sedikitnya 3 (tiga) hal utama, yaitu: 1.
Mengetahui apa yang harus diliput dan melakukan riset untuk informasi ini.
2.
Mengetahui siapa narasumber yang cocok (berkompeten).
3.
Mengetahui dan mengutamakan unsur keselamatan.
10
Wawancara dengan Ade Firman, Asisten Produser Topik Petang
58
Dalam proses peliputan, baik reporter maupun kameraman tetap harus memperhatikan batas waktu peliputan. Edi Purwanto selaku Produser dan Koordinator Liputan Topik Petang menjelaskan sebagai berikut: “Waktu peliputan sangatlah penting diperhatikan karena tidak mungkin berita yang sudah tidak up to date ditayangkan. Nilai suatu berita yang paling penting adalah up to date. Jadi, baik reporter maupun kameraman harus memperhatikan hal tersebut. Mereka berkoordinasi dengan koordinator liputan masing-masing. Untuk mendukung kecepatan waktu, telah digunakan video steraming yang dikirim melalui internet, fasilitas komunikasi lain seperti indosat, telkom, dan juga satelit. Untuk pengiriman barang digunakan cargo udara, kereta, dan bus.” 11 Baik reporter maupun kameraman juga harus mencari cara terbaik dalam penyajian suatu berita. Mereka harus bisa mengatasi ketika suatu berita tidak memiliki gambar ataupun sebaliknya. Di sinilah dituntut suatu kerja sama yang baik antara reporter dan kameramen. Koordinasi dan kerja sama yang baik dan terencana akan mendapatkan hasil yang baik.
4.1.2.2 Tahapan Produksi
Dalam tahapan produksi ini, semua rencana dalam tahapan Praproduksi yang telah disetujui sebelumnya, direalisasikan di studio. Produserlah yang bertanggung jawab penuh atas proses produksi. Tahapan produksi meliputi preview (melihat gambar yang didapat dari lapangan), memilih topik berita, menentukan durasi berita, membuat naskah berita, dubbing, dan pembuatan grafik yang dibutuhkan untuk suatu berita. Ade Firman selaku Asisten Produser memberikan penjelasan sebagai berikut. ”Banyaknya berita yang didapat dan diterima oleh Redaksi Topik Petang mengakibatkan redaksi pemberitaan harus mengadakan seleksi dari sekian banyak kejadian dan menayangkan hasil terbaik yang layak sebagai 11
Wawancara dengan Edi Purwanto, Produser dan Koordinator Liputan Topik Petang
59
berita. Daftar berita didapat dari koordinator liputan, koordinator daerah, dan reporter.” Salah satu tantangan yang dihadapi para jurnalis adalah mencari cara terbaik dalam penyajian suatu berita. Tantangan di mana jurnalis dapat membawa
pemirsa
ke
lokasi
kejadian
dari
sebuah
peristiwa
dengan
menggunakan gambar, suara, dan narasi dengan singkat, jelas, dan mudah dimengerti. “Naskah berita harus memenuhi kaidah sebuah berita televisi, yaitu 5W + 1H. Kalimat yang digunakan harus singkat, padat, dan jelas. Juga menggunakan bahasa tutur yang dapat dengan mudah ditangkap oleh pemirsa televisi. Naskah berita terbagi menjadi dua bagian, yaitu lead berita dan tubuh berita. Lead berita berfungsi mengantar berita ke dalam tubuh berita, sedangkan tubuh berita merupakan semua informasi yang akan disampaikan kepada pemirsa. Model naskah berita dibagi atas dua bagian, yaitu reading dan voice over. Reading adalah naskah yang seluruh beritanya, baik lead maupun tubuh berita dibacakan oleh presenter. Sedangkan voice over, naskah berita dibaca oleh reporter dan direkam dalam video atau yang disebut juga dubbing. Demikian halnya dengan gambar. Dalam pelaksanaannya, gambar harus dipilih dengan tepat. Edi Purwanto memberikan penjelasan bahwa gambar juga harus aktual, bukan merupakan hasil rekayasa yang sengaja diciptakan untuk berita. Gambar juga mengandung keindahan atau estetika sehingga warna, komposisi, dan sudut pandang perlu diperhatikan dalam pengambilan suatu gambar. Namun, kaidah estetika tidak selalu diikuti. Misalnya, untuk kasus kerusuhan. Dapat dibayangkan jika seorang wartawan meliput suatu berita kerusuhan, pasti mendapatkan gambar yang goyang bahkan tidak fokus karena wartawan mengambil gambar sambil berjalan mengikuti proses. Namun, hal itu
60
malah menambah bobot berita yang hendak disampaikan. Beda halnya, jika berita tentang keindahan alam suatu daerah. Di sini, estetika harus diterapkan.” 12 Irmawati selaku Produser Topik Petang juga menuturkan sebagai berikut. “Prinsip utama dalam berita televisi adalah berita gambar. Artinya, tidak ada berita jika tidak gambar (sekalipun ada pengecualian). Karena itu lah, gambar yang paling kuat harus dimunculkan terlebih dahulu untuk menarik perhatian pemirsa. Naskah merupakan pelengkap gambar. Meskipun demikian, narasi bukan tidak penting. Narasi atau naskah berita tetap penting karena naskah berita itu merupakan roh dari berita itu sendiri.” 13 Televisi merupakan media pandang dengar, artinya siaran televisi dapat dilihat dan didengarkan sekaligus. Gambar-gambar di televisi adalah gambar hidup sehingga pemirsa dapat menikmati dan mengikuti siaran berita seperti kejadian yang sesungguhnya. Dalam siaran berita televisi, gambar dipadukan dengan narasi. Gambar dan narasi harus sinkron. Gambar dapat mewakili narasi sehingga narasi tidak perlu rinci. Di sinilah dituntut kerja sama antara reporter dan kameramen, di mana mereka saling mengisi kekurangan dalam tugasnya.
4.1.2.3 Tahapan Pascaproduksi Tahapan pascaproduksi meliputi pemeriksaan video, audio, materi, persetujuan layak tayang, dan penyusunan rundown. Semua hal tersebut harus sangat diperhatikan sebelum penayangan berita. Setelah berita yang akan disiarkan didapat, Produsen pun mempersiapkan dan menyusun rundown sebagai urutan acara yang menjadi patokan untuk semua yang terlibat dalam proses penayangan. Eko Ardyanto selaku Produser Eksekutif Topik Petang memberikan penjelasan sebagai berikut.
12 13
Wawancara dengan Edi Purwanto, Produser dan Koordinator Liputan Topik Petang Wawancara dengan Irmawati, Produser Topik Petang
61
“Rundown adalah urutan acara (berita) yang menjadi patokan seorang produser dan semua yang terlibat dalam proses produksi dan penayangannya. Pengaturan rundown yang baik akan menjadikan acara lebih baik, bahkan ia menjadi bagian dari strategi menarik penonton. Topik Petang mempunyai durasi penayangan 30 menit dengan pembagian 3 blok dan 6 kali break (iklan). Blok 1 dan 2 biasanya diisi dengan hard news, sedangkan untuk blok 3 diisi dengan berita soft news features atau human interest. Setelah Rundown selesai dibuat oleh Produser Eksekutif, redaksi Topik Petang akan melakukan rapat sebelum penayangan dimulai, yaitu pada pukul 15.00 WIB. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Produser Eksekutif, Asisten Produser, Koordinator Liputan, dan Koordinator Daerah. Produser akan membacakan rundown yang telah dibuat dan semua yang hadir akan memberi masukan untuk rundown. Walaupun rundown telah disusun, rundown tetap bisa diubah setelah diputuskan pada rapat tersebut. Setelah semua anggota rapat setuju, rundown pun disetujui.” 14
Setelah rundown didapatkan, maka video, audio, dan materi juga disiapkan dengan teliti. Ade Firman memberikan penjelasan sebagai berikut. “Video, audio, dan materi harus sinkron. Hal ini harus diperhatikan benarbenar dan persiapannya harus teliti. Adalah tidak mungkin jika narasi yang bercerita tentang kerusuhan, tetapi gambar yang muncul adalah gambar aktivitas sekolah. Jadi, sebelum penayangan semua harus diperiksa dengan baik. ” 15 Diharapkan dengan persiapan yang matang, penayangan pun akan berjalan dengan baik.
4.1.2.4 Tahapan Penayangan
Tahapan penayangan meliputi penampilan presenter, penayangan materi siaran, realisasi rundown, kontrol kualitas gambar dan audio, serta evaluasi. Eko Ardyanto selaku Produser Eksekutif Topik Petang yang mempunyai tanggung jawab penayangan memberikan penjelasan sebagai berikut: “Tahapan penayangan adalah hasil akhir dari proses kerja dari news production. Tahapan ini merupakan ujung tombak. Presenter yang membacakan berita, bukanlah sembarangan. Artinya, presenter tidak buta 14 15
Wawancara dengan Eko Ardyanto, Produser Eksekutif Topik Petang Wawancara dengan Ade Firman, Asisten Produser Topik Petang
62
tentang berita yang akan dibacakannya. Presenter harus memiliki pengetahuan dan mengikuti perkembangan berita. Dalam penayangan ini, rundown bisa saja berubah. Hal ini terjadi jika ada berita yang sangat penting dan aktual. Akibatnya, susunan berita berubah dan bisa jadi terjadi pengurangan slot. Di sinilah ketanggapan dan kerja sama yang baik dari seorang Produser dan semua kru yang terlibat dalam penayangan dibutuhkan.” 16 Selama penayangan, orang-orang yang ada di ruangan news memantau siaran. Hal ini dibutuhkan untuk evaluasi. Kekurangan ataupun kesalahan selama penayangan, disampaikan kepada Produser yang bertanggung jawab saat itu. Irmawati memberikan penjelasan sebagai berikut: “Tidak pernah, kami menolak masukan dari teman-teman jika mereka menemukan kesalahan dalam proses penayangan. Hal ini sangat kami butuhkan untuk penayangan berikutnya. Setelah proses penayangan selesai, redaksi melakukan evaluasi. Evaluasi ini dihadiri oleh Produser, Asisten Produser, Koordinator Liputan, Koordinator Daerah, Wartawan, dan Kameraman. Dari evaluasi ini didapatkan suatu pembelajaran untuk siaran berikutnya.” 17
4.1.3 Strategi Redaksi Strategi redaksi yang dimaksud di sini adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, yang merupakan bagian dari struktur organisasi dalam penyiaran televisi, dalam hal ini melakukan segala yang berhubungan dalam proses produksi pemberitaan. Dalam kaitan dengan menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3/SPS), Eko Ardyanto menjelaskan bahwa ANTV memiliki dua strategi, yaitu strategi umum dan strategi khusus yang berdasarkan pada pembagian strategi oleh Michael E. Porter (Bab 2).
16 17
Wawancara dengan Eko Ardyanto, Produser Eksekutif Topik Petang Wawancara dengan Irmawati, Produser Topik Petang
63
4.1.3.1 Strategi Umum
Topik Petang memiliki memiliki motto lebih tepat, lebih lengkap, dan lebih mendalam. Motto inilah yang diterjemahkan oleh tim liputan dan tim produksi untuk secepat mungkin melakukan peliputan di lapangan dan menayangkannya. Tim liputan Topik Petang ANTV harus menjadi orang yang pertama kali mengetahui dan berada di tempat kejadian ketika terjadi peristiwa-peristiwa besar, seperti pemboman, bencana alam, dan kecelakaan. Oleh karena itu, reporter juga dituntut segera mengirimkan liputannya melalui media atau sarana yang tercepat. Misalnya, jika di Jakarta yang sering terjebak kemacetan, koordinator liputan akan segera mengirimkan seorang messenger dengan mengendarai motor untuk mengambil hasil liputan. Para kontributor di daerah harus mengirimkan berita yang melalui internet, video streaming, dan feeding satelit. Untuk berita atau gambar yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan, biasanya master cassette-nya dikirim melalui kargo udara, kereta, dan bus. Sesuai prinsip bahwa berita harus merupakan kejadian yang pertama kali terjadi atau baru saja terjadi, maka redaksi Topik Petang ANTV akan menayangkan berita secepat mungkin meskipun informasinya belum lengkap. Misalnya, kasus bom di Poso. Meskipun baru hanya mendapatkan gambar yang sepintas, kontributor tetap segera mengirimkannya agar dapat tayang pertama kali dibanding televisi lainnya. Menurut Edi Purwanto selaku Produser dan Koordinator
Liputan,
hal
ini
memang
terkesan
kejar
tayang
sehingga
keakuratannya kurang dan juga prinsip keberimbangan tidak diterapkan karena sumber hanya berasal dari satu pihak. Lebih lanjut Edi Purwanto menjelaskan hal ini tidak dibiarkan begitu saja. Berita yang lebih aktual, lengkap, dan dalam akan disiarkan berikutnya karena berita ini merupakan running story. Berita-berita
64
lain, seperti kasus bom dan bencana yang memiliki dampak luar biasa dan menyita perhatian publik, ANTV akan menyiarkannya dalam bentuk Breaking News. Hal kesegeraan di atas merupakan strategi umum yang dilakukan oleh redaksi pemberitaan Topik Petang ANTV agar beritanya tetap diperhitungkan oleh khalayak dan untuk menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Strategi umum lainnya yang dilakukan oleh ANTV dalam menyikapi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran adalah: 1.
memperkuat perencanaan melalui rapat rutin sebelum dan sesudah siaran serta melalui agenda setting;
2.
kontrol tayangan/hasil produksi;
3.
membandingkan berita sendiri dengan berita dari stasiun televisi lainnya;
4.
memperjelas design produksi agar berbeda dengan program siaran televisi lainnya;
5.
evaluasi, dilakukan dengan cara mengontrol apakah tayangan berita dan liputan sesuai dengan rencana.
4.1.3.2 Strategi Khusus
Khusus terhadap Pasal 10–12 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang menyatakan lembaga penyiaran harus menyajikan informasi dalam program faktual dengan mengindahkan prinsip akurasi, keadilan, dan ketidakberpihakan, ANTV melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
65
4.1.3.2.1 Akurasi
1.
Menegaskan
kepada
semua
reporter,
koordinator
liputan/daerah,
eksekutif produser, dan semua tim yang bertugas termasuk video editor, untuk mengikuti Standard Operation Procedure. Standard Operation Procedur (SOP) bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan kesalahan yang dapat berakibat terhadap terhambatnya proses produksi, akurasi berita, kecepatan penyiaran, dan lainnya. Dalam SOP, seorang reporter sebelum melakukan peliputan harus benarbenar siap dengan isu ataupun persoalan yang akan diliput. Reporter juga harus mengetahui siapa narasumber yang harus diwawancarai serta gambar apa saja yang harus ada untuk kelengkapan berita tersebut. Jika di lapangan ditemukan kasus ternyata hanya satu pihak yang dapat diwawancarai, reporter harus koordinasi dengan koordianator liputan atau produser agar dicarikan upaya lain sehingga keberimbangan berita terpenuhi. Untuk Produser, sebelum berita-berita ditayangkan, Produser harus benar-benar mengecek kembali apakah berita tersebut sudah akurat, tidak terdapat gambar yang menyesatkan, dan penulisan nama yang sudah
benar.
Produser
juga
harus
mempertimbangkan
dampak
penayangan gambar kepada masyarakat. Produser harus memberikan patokan yang jelas bagaimana untuk menampilkan gambar-gambar pembunuhan yang masih menunjukkan darah yang segar, luka yang terbuka, ataupun wajah dari pelaku. Misalnya, wajah pelaku pembunuhan yang masih di bawah umur. Di sini, gambar dari wajah pelaku haruslah disamarkan.
66
2.
Memberikan ruang yang sama kepada kedua belah pihak yang bersengkata atau yang menjadi objek pemberitaan. Misalnya, kasus tuduhan mantan wakil DPR, Zainal Ma’arif terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam hal ini, ANTV memberikan porsi yang luas kepada Zainal Ma’arif untuk menjelaskan alasan-alasan atau dasar-dasar tuduhannya bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menikah sebelum menjadi taruna akademi militer pada tahun 1970. Zainal Maarif diundang untuk wawancara langsung di studio dalam program Topik Petang. Agar terjadi pemberitaan yang berimbang, ANTV juga memberikan kesempatan kepada juru bicara Presiden, Andi Malarangeng untuk diwawancarai langsung di studio dalam program Topik Petang pada hari berikutnya.
3.
Contoh lain dalam kasus terorisme, ANTV selalu di depan dalam pemberitaan kasus terorisme. Misalnya, ketika terjadi penangkapan dan penembakan terhadap pelaku teroris di Banyumas, Abu Dujana. Pada awalnya ANTV memang terlalu berpihak kepada Polisi. Hal ini dikarenakan akses terhadap korban penangkapan maupun keluarganya belum didapat oleh ANTV. Namun pada hari ke-3, ANTV berhasil memboyong istri Abu Dujana, Sri Mardiyati, ke studio ANTV
untuk
wawancara langsung pada program Topik Petang. Contoh tersebut menunjukkan bahwa ANTV berusaha keras untuk menyampaikan informasi kepada publik secara berimbang dan akurat. 4.
ANTV
juga berusaha untuk melakukan atau menyiarkan koreksi jika
redaksi mengetahui telah menyajikan informasi yang tidak akurat. Misalnya, penyebutan nama ataupun pangkat seorang nara sumber yang
67
tidak tepat. Dalam kasus ini, seorang presenter pada saat siaran berlangsung segera melakukan ad lib. Namun, jika tidak terkontrol ataupun tidak terlihat, maka kesalahan kecil ini akan terlewatkan begitu saja dan tidak dapat diperbaiki. 5.
Dalam pemberitaan, redaksi harus bertanggung jawab dalam penyajian informasi yang akurat. Pada tanggal 11 Agustus 2007, dalam program siaran Topik Petang memberitakan tentang kasus ledakan bom di Pasuruan, Jawa Timur. Paket berita ANTV
mengulas bahwa ledakan
sangat kental dengan jaringan Jamaah Islamiah (JI). Padahal Kepala Divisi Mabes Polri, Irjen Polisi Sisno Adiwinoto menyatakan bahwa polisi masih menyelidiki ledakan tersebut dan belum dapat menyimpulkan bahwa bahan peledak maupun ada tidaknya jaringan terorisme dari kelompok manapun. Ini menunjukkan bahwa kesimpulan berita ANTV terlalu prematur dan melanggar prinsip jurnalistik tentang keakuratan. Namun, ANTV segera melakukan koreksi terhadap informasi tersebut.
4.1.3.2.2 Adil
1.
Salah satu prinsip Adil menurut Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran adalah stasiun televisi harus menjelaskan sumber potongan gambar/potongan suara yang bersumber dari program lain. Tujuannya supaya tidak merugikan pihak-pihak yang menjadi subjek pemberitaan. Dalam hal ini, ANTV selalu mencantumkan sumber potongan
gambar
(footage)
dengan
tanggal
tertentu
(tanggal
pengambilan gambar). Misalnya, gambar pendistribusian tabung gas untuk masyarakat Depok, potongan gambar sejumlah ledakan baik di
68
Bali, Malang, maupun di Hotel JW. Marriot. Ini mewujudkan bahwa ANTV telah memenuhi prinsip jurnalistik yang adil. 2.
Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan hukum, lembaga penyiaran harus menyamarkan identitas (termasuk menyamarkan wajah) tersangka, kecuali identitas tersangka sudah terpublikasi dan dikenal secara luas (publik figur). Dalam hal ini, ANTV tidak selamanya menyamarkan wajah tersangka dengan pertimbangan bahwa tersangka memang memiliki bukti kuat terlibat kejahatan dan juga tertangkap tangan. Penyamaran wajah tersangka dilakukan untuk kasus-kasus korban susila dan kejahatan kesusilaan. Misalnya, korban perkosaan, pelecehan seksual, dan pelaku kejahatan di bawah umur. Dari hal-hal di atas menunjukkan bahwa ANTV
berusaha dan
melaksanakan untuk mematuhi prinsip jurnalistik, adil, sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3/SPS).
4.1.3.2.3 Ketidakberpihakan Menurut aturan P3/SPS, pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan objektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik lembaga penyiaran. Seperti diketahui dalam kasus Semburan Lumpur Liar di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi perhatian publik yang menonton berita ANTV adalah adanya tuduhan bahwa ANTV tidak netral dalam kasus ini. Hal ini dikarenakan pemilik ANTV adalah grup Bakrie yang juga pemilik PT Lapindo Brantas. Untuk menyikapi berita ini, Karni Ilyas selaku Pemimpin Redaksi menegaskan bahwa ANTV akan tetap objektif melakukan pemberitaan berimbang dan proporsional.
69
Itulah sebabnya berita-berita kasus Lumpur Sidoarjo di ANTV mengutip sumber yang tidak hanya dari satu arah, yakni dari pihak Lapindo saja. Namun, dalam hal ini ANTV juga mendapatkan sumber berita dari Tim Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (TimNas), warga masyarakat, dan sidang kelompok independen. Menurut Edi Purwanto selaku Produser dan Koordinator Liputan Topik Petang, ANTV tidak akan terjebak dalam permainan rekayasa politik pemberitaan kasus Lapindo karena banyaknya pihak yang bermain di dalamnya. Itulah sebabnya ANTV tetap kritis terhadap berita-berita yang tampaknya memojokkan salah satu pihak. Contoh lainnya, berita nasi basi dalam bisnis katering untuk korban Lumpur Lapindo tidak lepas dari keinginan pihak lain agar mengambil alih bisnis katering tersebut.
4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan cara wawancara dengan beberapa sumber yang berkompeten, yaitu Zulfiani Lubis selaku GM News, Kenmada Wijayanto selaku Manager News Production, Eko Ardyanto selaku Produser Eksekutif, Irmawati selaku Produser, Ade Firman selaku Asisten Produser, dan Edi Purwanto selaku Koordinator Liputan, mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan, membaca berbagai literatur dari bermacam-macam buku, serta membuka situs-situs internet yang berkaitan, penulis dapat menjelaskan permasalahan yang menjadi objek penelitian dan menerangkan bagaimana strategi produksi tayangan Topik Petang ANTV. Pada awalnya, ANTV telah terkenal dengan “Cakrawala” sebagai program pemberitaannya. Namun, dengan adanya kerja sama antara ANTV dengan Star TV memberikan peluang bagi ANTV untuk mengembangkan
70
program
pemberitaannya.
Masuknya
orang-orang
profesional
yang
berpengalaman serta ditunjang dengan tenaga ahli dari STAR memperkuat program pemberitaan di ANTV. Semula, Karni Ilyas selaku Direktur Pemberitaan ANTV, ingin menamakan program beritanya sebagai Star News, mengingat kerja sama ANTV dengan Star Hong Kong. Namun kenapa berubah menjadi Topik, hal itu karena ia ingin memakai nama program berita yang menggunakan bahasa sendiri. Karni Ilyas menegaskan secara keseluruhan Topik menyajikan muatan berita yang elegan. Pilihan itu berlatar keharusan suatu berita memberikan informasi yang bermanfaat bagi publik. Berita yang elegan, diterjemahkannya sebagai berkelas dan berkualitas. Dengan pengertian yang akurat, pendalaman, cepat, dan lengkap. Selain itu Karni Ilyas juga menjelaskan bahwa berita-berita yang disuguhkan tidak lagi menyuguhkan kesadisan atau kekerasan yang berlebihan. Padahal pemberitaan seperti itu lah yang kini semakin semarak di pemberitaan televisi bahkan bisa mengangkat Rating. Namun, Karni Ilyas mempunyai pemikiran yang berbeda. Menurutnya, dalam program pemberitaan televisi, Rating bukanlah ukuran, tetapi kita mengejar image. Image sendiri dapat menghasilkan
uang
yang
nantinya
akan
menjadi
pemasukan
kepada
perusahaan. Perlu diingatkan juga bahwa ihwal berita yang harus menaati Kode Etik Jurnalistik. Hal di atas merupakan Strategi Umum yang dilakukan oleh Redaksi Topik Petang dalam pemberitaannya. Strategi ini juga terkait dengan prinsip Teori Tanggung Jawab Sosial. ANTV berusaha mewujudkan tanggung jawab sosial tersebut dengan melakukan pemberitaan yang jernih, tidak menyesatkan,
71
berimbang, akurat, adil, serta netral. Karena menurut Edi Purwanto, ANTV sadar betul bahwa kepercayaan publik akan terbangun apabila berita yang ditayangkan adalah berita yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan pemirsa. Dalam hal ini, pemirsa dapat mengambil sikap untuk dapat atau tidak mempercayai berita tersebut berdasarkan fakta, data, dan keteranganketerangan yang ditayangkan yang nantinya akan berdampak image yang baik atau image yang buruk terhadap ANTV. Usaha ini tampak jelas dengan aturan main intern yang diberlakukan kepada semua personalia peliputan maupun produksi, agar mengikuti Standar Operation Procedure. Redaksi melakukan penyeleksian yang ketat dalam pemilihan berita untuk Topik Petang. Ribuan berita yang masuk ke redaksi, tetapi redaksi harus memilih beberapa berita saja. Sesuai dengan Teori Gate Keeping Galtung–Ruge,
redaksi
Topik
Petang
ANTV
melakukan
penyeleksian
berdasarkan waktu, intensitas, kejelasan, proximity, kesesuaian, kejutan, kontinuitas, komposisi, serta nilai sosialkultural masyarakat dan gatekeeper. Selain itu, terpilihnya suatu berita dipengaruhi oleh sifat berita, yaitu kesegeraan/aktual, faktual, dan menarik. Dalam proses pemberitaannya, redaksi Topik Petang juga menerapkan langkah produksi, yakni: 1.
perencanaan liputan;
2.
pelaksanaan liputan di lapangan;
3.
proses produksi;
4.
penayangan berita. Dalam setiap langkah tersebut, juga terdapat kontrol dari masing-masing
pihak yang terlibat agar proses produksi lancar dan sesuai dengan standar jurnalistik. Kontrol dilakukan mulai dari reporter, koordinator liputan, koordinator
72
daerah, asisten produser, produser, bahkan eksekutif produser. Bahkan Pimpinan Redaksi pun selalu mengevaluasi hasil tayangan berita tersebut. Inilah yang dimaksud dengan teori Gate Keeping yang diterapkan di redaksi ANTV, artinya proses produksi dari awal hingga akhir selalu dalam pengawasan. Pengawasan ini pula yang dilakukan dalam rangka mewujudkan prinsip Jurnalistik yang sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, yaitu prinsip akurat, adil, dan berimbang yang merupakan Strategi Khusus Redaksi Topik Petang ANTV. Akurat berarti benar, tepat, dan sesuai dengan fakta. Redaksi Topik Petang ANTV dalam penayangan berita selalu melakukan pengecekan keakuratan dan keakuratan materi siaran terlebih dahulu sebelum ditayangkan. Menurut Eko Ardyanto, jika redaksi Topik Petang mendapatkan informasi dari berbagai pihak yang belum dapat dipastikan kebenarannya, redaksi Topik Petang memberikan tanda bahwa informasi tersebut diperoleh dari sumber tertentu. Keakuratan data akan dilengkapi pada siaran berita berikutnya mengingat sifat berita yang running story. Misalnya, pada berita semburan Lumpur Gas Lapindo yang terjadi pada tanggal 23 November. Jumlah korban akan terus berubah setiap harinya sampai didapatkan jumlah yang pasti berdasarkan
laporan
jumlah
anggota
keluarga
yang
hilang
dan
akan
diberitahukan pada siaran berikutnya. Eko Ardyanto juga menambahkan apabila redaksi Topik Petang mendapatkan atau menggunakan materi siaran dari pihak lain, misalnya dari kantor berita asing, redaksi Topik Petang akan menuliskan COURTESY pada tayangan. Selain itu, pada saat penyajian berita yang didasarkan pada rekonstruksi dari peristiwa yang sesungguhnya terjadi, redaksi Topik Petang juga
73
memberikan penjelasan bahwa materi tayangan tersebut merupakan hasil rekonstruksi dengan memberikan superimposed “rekonstruksi di pojok gambar televisi. Dalam kasus kriminalitas atau berita pembunuhan, lebih lanjut Edi Purwanto menjelaskan bahwa Redaksi Topik Petang akan menyamarkan identitas dari tersangka kecuali identitas tersangka sudah terpublikasi. Namun, khusus untuk tersangka di bawah umur, identitas tersangka tetap disamarkan. Redaksi Topik Petang juga selalu berusaha untuk bersikap netral dalam pemberitaan. Hal ini dapat kita lihat dalam penayangan berita Lumpur Liar Sidoarjo. Seperti yang kita ketahui, pemilik ANTV adalah grup Bakrie yang juga pemilik PT Lapindo Brantas, tetapi redaksi Topik Petang selalu bersikap objektif dengan melakukan pemberitaan Lumpur Lapindo yang berimbang. Redaksi Topik Petang juga mencari sumber lain untuk pemberitaan kasus ini, misalnya dari masyarakat Sidoardjo sendiri dan TimNas Penanggulangan Lumpur Sidoardjo. Berdasarkan hasil penelitian penulis di atas, terlihat bahwa Topik Petang ANTV berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan prinsip jurnalistik sebagaimana ditegaskan pada Pasal 10–12 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3/SPS) secara serius dan bertanggung jawab. Namun demikian, usaha tersebut tidak serta merta menghasilkan produk jurnalistik yang sesuai dengan standar dari Komisi Penyiaran Indonesia. Hal ini disebabkan oleh masih adanya kendala-kendala yang ditemui mulai dari proses praproduksi hingga penayangan.
74
Adapun kendala tersebut adalah: 1.
Persoalan durasi. Topik Petang mempunyai durasi 30 menit yang dibagi dalam 3 blok dengan menyebabkan
redaksi
3× iklan. Dengan adanya pembatasan durasi tidak
mungkin
memberikan
pemberitaan
selengkap-lengkapnya pada saat yang bersamaan. Namun, berita tersebut dapat disajikan dalam bentuk program lainnya, misalnya dalam program Fakta. 2.
Persoalan kecepatan kejar tayang. Hal ini berhadapan dengan tuntutan kedalaman dan kelengkapan materi berita. Kejar tayang mengakibatkan prinsip kelengkapan, akurasi, dan keadilan masih menghadapi kendala. Misalnya, didapatkan suatu berita tentang pemboman di salah satu pusat perbelanjaan. Tentu saja berita ini dapat segera dimasukkan dalam susunan rundown walaupun harus mengubah susunan rundown yang telah disusun sebelumnya. Dalam pemberitaannya, tentu kelengkapan dan keakuratan berita masih kurang. Misalnya, berapa jumlah korban dan apa penyebab terjadinya pemboman tersebut. Dalam kondisi semacam inilah dituntut kerja keras tim peliputan dan produksi bagaimana mereka dapat mengupayakan untuk memberitakan kepada masyarakat secara akurat dan lengkap.
75
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Seiring dengan wajah barunya, ANTV juga merubah format penampilan
program unggulannya. Salah satunya di bidang pemberitaan, yaitu Topik Petang. Topik Petang menyampaikan informasi tentang berbagai peristiwa kemanusiaan dan menyajikan informasi aktual dari mulai peristiwa kriminal, tragedi kemanusiaan, permasalahan di kota dan di desa, hingga rentetan konflik sosial, panggung politik, serta ragam features masalah kehidupan sehingga Topik Petang diharapkan mampu membuat kita waspada dalam keseharian kita. Topik Petang ANTV kini disuguhkan dengan cara elegan. Berita elegan yang dimaksud adalah berita yang memenuhi kebutuhan publik mencakup keakuratan berita, kedalaman, kecepatan, kelengkapan, dan tidak memihak siapa pun. Berita-berita yang disajikan dalam Topik Petang tidak lagi menyuguhkan kesadisan atau kekerasan yang berlebihan. Walaupun pemberitaan seperti itu lah yang kini semakin semarak di pemberitaan televisi bahkan bisa mengangkat Rating. Namun, redaksi Topik Petang tidak mengejar Rating melainkan image yang nantinya dapat menghasilkan pemasukan yang lebih terhadap perusahaan. Dengan pengertian yang akurat, pendalaman, cepat, dan lengkap, perlu diingatkannya juga ihwal berita yang harus menaati Kode Etik Jurnalistik serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
76
5.2
Saran Topik Petang merupakan program andalan dari pemberitaan ANTV. Oleh
karena itu, redaksi Topik Petang ANTV tetap pada prinsipnya dalam penyajian berita, yaitu tidak mengejar Rating melainkan image. Selain itu, redaksi Topik Petang tetap mematuhi Kode Etik Jurnalistik serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Untuk meningkatkan kualitas produksi yang baik, sebaiknya redaksi pemberitaan ANTV (Topik Petang) membenahi sistem/proses produksi. Karena dari fakta yang ditemukan oleh penulis selama penelitian, sistem/proses produksi redaksi ANTV masih manual sehingga mengakibatkan kontrol dan evaluasi yang lama.
77
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung:
Remaja
Rosdakarya. ________. 2000. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fahmi, A. Alatas. 1997. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: PT. Balai Pustaka. 2001 Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisa Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta L. Rivers, William. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media. McQuail, Dennis. Model-Model Komunikasi Massa. ________. 1996. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Ramdina Prakarsa. ________. 2005. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa. Muda, Dedy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi. Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana,
Dedi.
2003.
Metode
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya. Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS). 2006. Porter, E. Michael . 1996. “What is Strategy?”. Harvard Business Review.
78
Rakhmat, Jalaludin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. ________. 2003. Psikologi Komunikasi. Ed. Revisi.
Bandung: Remaja
Rosdakarya. Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian Komunikasi dan Public Relation. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa Singarimbun, Masri & Effendy Sofyan. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Susanto, Astrid. 1980. Komunikasi Sosial di Indonesia. Bandung: Bina Cipta. Syamsul, Asep. Romli. 2004. Broadcast Journalism. Penerbit Nuansa. Usman, Husaini & Setiady, Akbar Purnomo. 1996. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyudi, JB. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni Bandung ________. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ________. 1996. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio danTelevisi. Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Internet
: http://www.antv.co.id
Internet
: http://www.google.co.id
Internet
: http://www.kpi.go.id
Internet
: http://www.wikipedia.co.id
DATA PRIBADI
Nama
:
Sri Kartini Karolina Pardede
Tempat/tanggal lahir
:
Sidikalang/20 April 1978
Agama
:
Kristen Protestan
Alamat
:
Jl. Salemba Tengah III No. 1FA Jakarta Pusat 10440
Telepon
:
021 99747201
Pendidikan: SD Teladan Sidikalang (1984–1990) SMP Negeri 1 Sidikalang (1990–1993) SMA Negeri 1 Sidikalang (1993–1996) Diploma III — Politeknik Universitas Indonesia, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Program Studi Penerbitan (1996–1999) Strata I — Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Studi Broadcasting (2004–2007)
Pengalaman Kerja: Penerbit Buku Kedokteran EGC, Bagian Copy Editor (2001–2004) PT Balai Pustaka (Persero), Bagian Editor (2004–sekarang) Penerbit Buku Kedokteran EGC, Freelance Copy Editor (2007)
Hasil Karya: Buku Ensiklopedi Tokoh Biologi, Balai Pustaka (2006)