STRATEGI PEMANFAATAN CITIZEN JOURNALISM PADA PROGRAM WIDE SHOT METRO TV Neisya Rezki Dea Asmarani* / Rahmat Edi Irawan** Jl. Situ Gede II no. 40 Cibubur – Jakarta Timur 13720 085691819313
[email protected]
ABSTRAK Citizen journalism is one of journalism activity which is done by regular people whom are not a professional journalist. Wide shot is one of the news program that use citizen journalism concept. THE PURPOSE of this research are to discover the citizen journalism’s role in giving news and information towards metro tv’s television program, Wide Shot, and also to discover the strategy that wide shot used as a media that accommodates audience’s talent and interest in journalism. THE RESEARCH METHODOLOGY of this research is qualitative analysis, with the data taken from observation and interview. THE RESULT of this research shows that the strategy that wide shot uses is to build residents’ critical nature, and to give appreciation to citizen journalism. The role of wide shot is to socialize and to give journalism’s training. THE CONCLUSION of this research is wide shot can be used as a place for residents who want to develop their talent and interest in journalistic, and also can give a wider space for citizen journalism’s development in Indonesia. The next research can discover residents’ response towards wide shot and it can also be used as a consideration for developing wide shot’s program. Keywords Citizen Journalism, News Program , Utilization Strategy Citizen journalism adalah suatu bentuk kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh warga biasa, yang bukan berstatus sebagai jurnalis professional. Program acara Wide Shot merupakan program berita yang mengusung konsep tersebut. TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk mengetahui strategi pemanfaatan citizen journalism dalam keterlibatan memberikan berita atau informasi pada program Wide Shot serta mengetahui strategi apa saja yang dilakukan program Wide Shot sebagai media penyalur bakat dan minat audience dalam bidang jurnalistik. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah kualitatif, dengan sumber pengumpulan data observasi dan wawancara. ANALISIS DATA menggunakan open coding, axial coding, dan selective coding. HASIL PENELITIAN menunjukkan strategi pemanfaatan citizen journalism pada program acara Wide Shot adalah menanamkan sifat kritis ke warga serta memberikan apresiasi kepada citizen journalism. Peranan program acara Wide Shot adalah dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan jurnalistik. SIMPULAN dari hasil penelitian adalah strategi pemanfaatan citizen journalism adalah program Wide Shot merupakan wadah bagi masyarakat yang ingin mengembangkan bakat dan minat dalam bidang jurnalistik serta dapat memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat meneliti respon warga terhadap tayangan Wide Shot yang juga bisa dijadikan pertimbangan untuk perkembangan program acara tersebut.(NRDA). Kata Kunci Citizen Journalism, Program, Strategi Pemanfaatan
*Neisya Rezki Dea Asmarani adalah Mahasiswi Universitas Bina Nusantara ** Rahmat Edi Irawan adalah Dosen Pembimbing Skripsi
PENDAHULUAN Sejarah peradaban manusia menunjukkan, jurnalistik dan teknologi selalu tumbuh dan berkembang sejalan. Ketika teknologi menghadirkan mesin cetak pada abad ke-15 di Eropa, jurnalistik juga tergiring untuk menggunakannya sebagai sarana produksi dan diseminasi informasi. Orang mulai berpikir bahwa informasi yang tersebar secara massif memiliki nilai dan kekuatan tertentu dalam masyarakat. Teknologi pun terus mencari bentuk dan varian barunya hingga kini guna menjadi bagian dari proses yang disebut kemajuan. Segala sendi kehidupan bertransformasi sebagai konsekuensi logis atas implementasi teknologi yang menjadi “teman hidup” peradaban manusia. Memasuki abad ke21, pertumbuhan teknologi khususnya di bidang komunikasi dan informasi makin cepat dan idak terduga. Internet menjadi lokomotif dari transformasi peradaban masa kini. Jurnalistik pun mendapatkan tantangan terbesarnya terutama sejak tahun 2000 dan memuncak pada dua tahun terakhir seiring pesatnya kemajuan dunia cyber. Tantangan itu berwujud sebuah konsep dan praktik yang disebut citizen journalism.. Hanya saja, dalam pemaknaan jurnalisme konvensional (tiba-tiba saja menjadi jurnalisme old school setelah citizen journalism muncul), yang melakukan aktivitas tersebut adalah wartawan, kini publik juga bisa ikut serta melakukan hal-hal yang biasa dilakukan wartawan di lembaga media. Karena itu, Shayne Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. (…warga berperan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan penyebaran berita dan informasi.) Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public journalism, advocacy journalism, participatory journalism, participatory media, open source reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism, grassroot journalism, sampai we-media. Ada dua hal setidaknya yang memunculkan corak citizen journalism seperti sekarang ini. Pertama, komitmen pada suara-suara publik. Kedua, kemajuan teknologi yang mengubah lansekap modus komunikasi. Leslie David Simon menyatakan internet menawarkan kita kesempatan untuk bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri dan untuk mendefinisikan kembali peran kita baik sebagai warga masyarakat lokal sekaligus masyarakat global. Ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk mengambil tanggung jawab dan mengatur diri kita sendiri, untuk berpikir untuk diri kita sendiri, untuk mendidik anak-anak kita, untuk melakukan bisnis secara jujur, dan bekerja sama dengan sesama warga untuk merancang aturan yang ingin kita jalani. Jadi, internet menawarkan kesempatan untuk membangun komunitas yang menyenangkan dengan individu yang memiliki pemikiran serupa, memungkinkan orang untuk mendefinisikan kembali pekerjaan sebagaimana yang diinginkan, memupuk kebenaran menceritakan dan keterbukaan informasi, membantu membangun kepercayaan antar manusia, dan bahkan menjadikan internet sebagai rumah kedua (Khartubij, 2011). Pernyataan diatas relevan jika melihat fenomena citizen journalism yang di tawarkan media online, dan menjadi salah satu keunggulan dibandingkan media konvensional seperti media cetak. Citizen journalism atau dalam pengertian bahasa Indonesia disebut dengan jurnalisme warga mulai berkembang di Indonesia bersamaan dengan berkembangnya media online termasuk blog. Perkembangan di Asia sendiri di mulai pada tahun 2004. Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan aktivitas pencarian, pemrosesan, sampai pada penyajian berita kepada khalayak yang semuanya dilakukan oleh masyarakat awam atau non wartawan. Berkembangnya jurnalisme warga membuat masyarakat mempunyai banyak alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal atau informasi dari berbagai pihak karena proses interaksi yang terjalin disini. Adapun prinsip Citizen journalism, menurut David k. Perry diantaranya: 1. Mengusahakan situasi Koran dan para jurnalis sebagai partisipan aktif dalam kehidupan kelompok karena akan lebih baik dan tidak memihak. 2. Membuat Koran, Forum untuk diskusi dari isu-isu yang ada dalam kelompok. 3. Melayani isu ataupun kegiatan dan masalah-masalah penting bagi masyarakat biasa. 4. Mempertimbangkan pendapat umum melalui proses diskusi dan debat diantara anggota komunitas. 5. Mengusahakan untuk mengunakan jurnalisme untuk mempertinggi keuntungan sosial. Merujuk pada latar belakang dan pengertian Citizen journalism ini sendiri, dapat disimpulkan bahwa Citizen journalism merupakan sarana untuk mencapai suatu hal yang disebut dengan demokrasi. Hubungan jurnalisme dengan demokrasi tidak bisa di pisahkan, karena salah satu elemen dari demokrasi
di suatu negara bisa dilihat dari kebebasan jurnalisme di negara tersebut. Kebebasan berekspresi dalam penyampaian berita tanpa ada ikatan dari pihak di luar si pembuat berita adalah hal yang ingin dicapai oleh Citizen journalisme. Jika melihat kembali sejarah yang terjadi di Indonesia, kelahiran orde Reformasi pada Mei 1998 setelah Soeharto menyerahkan kekuasaannya kepada B.J Habibie yang menjadi wakil presiden saat itu menjadi titik awal Demokrasi di Indonesia. Kebebasan Jurnalistikpun berubah secara drastis di bandingkan masa orde baru, bisa dikatakan kemerdekaan Jurnalistik. Di era Reformasi kebebasan pers benar-benar dijamin dan senantiasa diperjuangkan untuk diwujudkan. Namun sejauh ini jika di lihat demokrasi dalam kegiatan jurnalisme belum bisa dikatakan tercapai, ini dapat dilihat dari konstitusi Indonesia yang tidak menjamin tegas kebebasan jurnalistik. Belum lagi aturan-aturan yang bersumber dalam kelembagaan media itu sendiri, ada faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan Media Massa dalam proses peliputan hingga penyajian berita, seperti yang dipaparkan oleh Reese dan Shomaker dalam lingkaran donat yang mereka buat. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor ideologi media, ekstra media, organisasi media, rutinitas media dan faktor individu media. Tentu saja hal-hal ini mengikat seorang wartawan yang bernaung dalam sebuah lembaga media, Ia harus mengikuti aturan main yang ditetapkan di tempat ia bekerja, yang akhirnya berdampak dalam kebebasannya untuk menyajikan suatu berita kepada publik. Unsur kapitalisme dan politik pun tidak bisa di hindari. Informasi yang bebas dari campur tangan pihak lain pun tidak bisa disajikan, disinilah citizen journalism berperan, citizen journalism yang merupakan corong jurnalisme online, yang bisa diakses melalui internet oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja bisa menjadi model ekspresi yang sangat kuat dan alat baru untuk mengimbangi pemerintah dan industri atau pihak-pihak besar lainnya yang berperan dalam mempengaruhi media. Trend jurnalisme warga sungguh sangat melesat di dunia international. Pengawasan sosial yang dilakukan langsung oleh warga masyarakat merupakan kekuatan yang sangat diperlukan dan sudah terbukti berperan besar dalam gerakan perubahan. India dan Philipina adalah contoh dekat betapa citizen journalism turut serta mewarnai proses perubahan dan demokratisasi di sana. Publik berpartisipasi aktif dan menorehkan aura kejujuran dan idealisme dengan terus melaporkan dan melakukan gerakan anti korupsi, perbaikan pelayanan publik, dan berbagai hal lain yang melukai kepentingan publik. Citizen journalism, menawarkan banyak hal yang membawa keuntungan bagi masyarakat, gempa dan tsunami yang baru-baru saja terjadi di Jepang serta tsunami Aceh pada 2004 lalu menjadi salah satu bukti kecepatan informasi yang disediakan oleh jurnalisme online melalui citizen journalism. Hal ini membenarkan keterbukaan ruang publik yang disediakan oleh media kepada masyarakat untuk berperan aktif menyajikan, mengirimkan video dan gambar langsung dari tempat kejadian sehingga dengan cepat dapat diketahui oleh publik secara luas. kelebihan citizen journalism salah satunya adalah kecepatan menerima informasi. kecepatan informasi dari publik bisa membantu instansi berita menerima dan mengolah informasi. Perkembangan citizen journalism didukung pula dengan perkembangan citizen media dan sosial media. Sejak tahun 2002, citizen media telah berkembang pesat yang mencoba mencari eksistensi di tengah atmosfer media tradisional. Dengan adanya internet, citizen media mampu menyebarkan informasi dalam bentuk teks, audio, video, foto, komentar dan analisis. Bahkan mampu menjalankan fungsi pers seperti watchdog, filter informasi, pengecekan fakta bahkan pengeditan. Jurnalis warga atau citizen journalism dapat memanfaatkan media-media yang ada baik mainstream media ataupun new media. Dalam mainstream media seperti media cetak melalui surat pembaca, media televisi melalui wide shot dan suara anda, media radio melalui info lalu lintas, media online bisa melalui kolom komentar. Sedangkan new media melalui blog (wordpress, blogspot), Microblog (twitter), Media Sosial Blog (kompasiana, ohmy news, now public), Situs Pertemanan (facebook, friendster), Situs foto share (flickr, twitpic), Situs video share (youtube). Program Wide Shot Metro TV hadir selama 4 jam setiap Senin – Jumat Pkl. 13.00 – 17.00. Program acara Wide Shot adalah sebuah program berita dengan konsep baru yaitu citizen journalism, artinya berita yang ditayangkan berasal dari liputan para jurnalis amatir atau warga biasa . Tujuannya adalah selain untuk meliput kejadian-kejadian disekitar kita yang tidak tersentuh oleh para jurnalis resmi stasiun tv, juga untuk melahirkan para jurnalis muda yang tertarik dan tertantang untuk merasakan dunia jurnalisme. Berita yang di publikasikan diliput jurnalis amatir yang notabene adalah kaum muda yang didominasi oleh mahasiswa. Melalui background intelektual inilah para citizen journalist ini mengangkat berita dengan tema-tema atau informasi yang bermanfaat bagi orang banyak. Wide Shot menerapkan dua pola citizen journalism terkait partisipasi publik maupun masyarakat sebagai citizen journalist, yaitu kategori peristiwa dan news feature.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah strategi pemanfaatan citizen journalism pada program acara wide shot untuk menjadi media yang tepat bagi audience dan masyarakat dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang jurnalistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemanfaatan citizen journalism dalam keterlibatan memberikan berita atau informasi pada program Wide Shot serta mengetahui strategi apa saja yang dilakukan program Wide Shot sebagai media penyalur bakat dan minat audience dalam bidang jurnalistik.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism Pada Program Wide Shot Metro TV”, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka. Kualitatif tidak untuk menguji teori, artinya teori tidak untuk diuji tetapi sebagai acuan dan kerangka utama. Kualitatif memang belajar dari sebuah fenomena. Fenomena yang unik, menarik dan dapat memberikan pengetahuan lebih. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan tmenggunakan metode deskriptif (Moleong, 2009: 131) Menurut Keirl dan Miller yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahnya”. Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Creswell adalah (Emzir, 2010: 9-10): 1. Memilih studi kualitatif karena hakikat dari pertanyaan penelitian yang nantinya jawaban akan mendeskripsikan apa yang sedang berlangsung 2. memilih studi kualitatif karena topik tersebut perlu dieksplorasi. 3. Perlu menyajikan suatu pandangan yang mendetail tentang topik tersebut. 4. Melalukan studi kualitatif karena waktu dan sumber-sumber yang cukup untuk digunakan pada pengumpulan data yang luas di lapangan dan analisis data yang rinci tentang informasi “teks”. 1.
2.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : Observasi Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai ‘perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu’. Adapun observasi ilmiah adalah “perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dari yang diwawancarai (interviewee). Dalam bentuknya yang paling sederhana wawancara terdiri atas sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti dan diajukan kepada seseorang mengenai topik penelitian secara tatap muka, dan peneliti merekam jawaban-jawabannya sendiri.
Observasi, wawancara, dokumen pribadi dan resmi, foto, rekaman, gambar, dan percakapan informal semua merupakan sumber data kualitatif. Semua jenis data ini memiliki satu aspek kunci secara umum yaitu analisisnya terutama tergantung pada keterampilan integrative dan interpretatf dari peneliti. Interpretasi diperlukan karena data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka dank arena data kaya rincian dan panjang (Emzir, 2010: 37) Untuk melengkapi berbagai kepentingan dalam menganalisis penelitian ini, peneliti memerlukan data-data yang mendukung dari dalam dan luar perusahaan. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, diperlukan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer atau data utama menurut Lifland dan Lofland, seperti yang dikutip Lexy J. Moleong (2009), sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam video atau tape recorder, pengambilan foto atau film yang bersifat dokumentasi.
2.
Peneliti menggunakan observasi (pengamatan) sistematis (systematic observation) yaitu suatu pengamatan ilmiah yang terkontrol. Dimana waktu dan tempat pengamatan dibatasi, mempergunakan peralatan-peralatan mekanik, seperti tape recorder, kamera, dan lain-lain yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam. Selain itu, data juga diambil secara langsung dari narasumber dengan melakukan wawancara mendalam kepada key informan, yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan executive producer, junior producer citizen journalism dan citizen journalism. Selanjutnya hasil wawancara tersebut akan dianalisis dan dibuat kesimpulan. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang di dapat dari sumber bacaan dan berbagai pustaka, macam-macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku, majalah ilmiah sumber dari arsip sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah atau pendapat ahli yang dijadikan sebagai penunjang data primer. Peneliti menggunakan data sekunder untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan. Data penelitian yang diperoleh yakni melalui dokumendokumen arsip Metro TV, referensi buku-buku, artikel di internet, dan jurnal ilmiah.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Open Coding adalah proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data. Menerima dan mengumpulkan semua data-data yang diperoleh dari hasil wawancara. 2. Axial coding adalah suatu peangkat prosedur diamana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan membuat kaitan antara kategori – kategori, kemudian Menyusun data-data yang pernah diperoleh. 3. Selective coding adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori untuk perbaikan dan perkembangan. Memilih data-data yang berguna dan berhubungan dengan penelitian, selain itu juga memilih atau memperbaiki kata-kata yang salah. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2006; 3), metodologi kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Jadi, dalam hal ini, tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan. Untuk mendapatkan keabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data (Moleong) yaitu: 1. Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (credibility). Teknik ini dapat dilakukan dengan jalan: a. Keikutsertaan penelitian sebagai instrumant (alat) tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. b. Ketentuan pengamatan, yaitu dimaksud untuk menemukan cirri-ciri dan unsure-unsur dan situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Teknik yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-sumber lainnya. d. Kecukupan referensial yakni bahan-bahan yang tercatat dan terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji atau menilai sewaktu-waktu diadakan analisis dan interpretasi data. 2. Teknik pemeriksaan keteralihan (transferability) dengan cara uraian rinci. Teknik ini meneliti agar laporan hasil fokus penelitian dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan kontek tempat penelitian diadakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar mereka dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Selain itu agar data yang diperoleh benar-benar obyektif maka dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan data dengan metode triangulasi. Triangulasi adalah kombinasi beragam sumber data, tenaga peneliti, teori dan teknik metodologi dalam suatu penelitian atas gejala social. Triangulasi diperlukan
karena setiap teknik memiliki keunggulan dan kelemahan sendirinya. Dengan demikian triangulasi memungkinkan tangkapan realitas secara lebih valid.
HASIL DAN BAHASAN Strategi pemanfaatan Citizen Journalism pada program Wide Shot Metro TV, adalah : 1.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism I
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Februari – Mei 2013, Program Wide Shot Metro TV hadir selama 4 jam setiap Senin – Jumat Pkl. 13.00 – 17.00 sehingga tidak heran bahwa berita yang ditayangkan adalah aneka jenis berita yang dipadukan seharmoni mungkin oleh tim kreatif sehingga tidak menimbulkan kesan monoton yang membuat bosan penontonnya. Bagian terpenting dari hadirnya program Wide Shot adalah banyaknya nilai edukasi yang bisa ditangkap dari setiap berita yang ditayangkan. Hal ini terjadi karena konsep utama Wide Shot yang melibatkan warga untuk terlibat dalam pemberitaan. Berita yang di publikasikan diliput jurnalis amatir yang notabene adalah kaum muda yang didominasi oleh mahasiswa. Melalui background intelektual inilah para citizen journalist ini mengangkat berita dengan tema-tema atau informasi yang bermanfaat bagi orang banyak. 2.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism II
Berita yang ditayangkan dalam program Wide Shot sangat beragam diantaranya adalah berita mengenai kesehatan, olahraga, ekonomi dan bisnis, berita politik, hokum dan kriminal, informasi hobi dan hiburan, VOA, berita tentang kondisi ter-update yang terjadi di dalam negeri dan luar negeri. Serta beberapa program lain seperti tayangan musik dan jalan – jalan asyik yang membuat acara Wide Shot ini menjadi lebih segar. Hal unik lainya dari program Wide Shot adalah terdapat segmen Xin Wen atau bahasa mandarin. Disini kita bisa belajar bahasa mandarin dan percakapan sehari-harinya. 3.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism III
Program berita yang dikemas secara ringan, menghibur namun tetap ada unsur edukasi dan satu ciri khas yang membedakan Wide Shot dari program berita di stasiun tv lain adalah, Wide Shot melibatkan warga untuk pemberitaan yang dikenal dengan citizen journalism. Kendala – kendala yang dihadapi selama proses produksi program Wide Shot seperti durasi yang panjang sehingga membutuhkan kreatifitas yang tinggi, keterbatasan sumber daya manusia, dan ketika wartawan atau jurnalis professional tidak bisa menjangkau semua informasi menjadi alasan mengapa program acara Wide Shot melibatkan citizen journalism sebagai bagian dari isi berita, maka dengan adanya citizen journalism, informasi tersebut dapat sampai kepada masyarakat melalui media massa. Konten atau isi dari citizen journalism bisa berupa peristiwa, pengalaman, dan reportase yang termasuk kedalam berita, bisa juga pendapat, ulasan atau analisa yang termasuk kedalam opini, selain itu bisa merupakan liputan news feature yang mengambil issue diluar dari pemberitaan mainstream media. 4.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism IV
Jurnalis warga atau citizen journalism dapat memanfaatkan media-media yang ada baik mainstream media ataupun new media. Program Wide Shot adalah program yang memberikan apresiasi kepada karya citizen journalism, dan menjadi media yang tepat bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang jurnalistik dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang ingin menjadi citizen journalism agar lebih aware dengan lingkungan sekitar, serta memberikan edukasi dengan coaching dan pelatihan jurnalistik yang dilakukan di kampus – kampus di Jakarta maupun yang diluar daerah.
Media tidak akan pernah punya cukup jurnalis professional untuk meng-cover dan merekam semua peristiwa diluar sana. Kekuatan citizen journalism terdapat pada liputan peristiwa, karena diharapkan para citizen journalism mendapatkan golden moment yaitu mendapatkan atau yang melihat dan merekam saat peristiwa sedang berlangsung, dan first hand news report yaitu liputan dari tangan pertama, dimana mereka datang ke lokasi pertama kali, selain itu citizen journalism juga bisa menjadi kekuatan untuk news feature. Citizen journalism di berbagai Negara lain sudah mulai menjadi trend baru, bahkan dari citizen journalism di beberapa Negara sudah terjadi pergerakan besar, ada revolusi yang bahkan berangkat dari citizen journalism, maka dari itu Wide Shot berusaha mengangkat citizen journalism karena banyak peristiwa yang terjadi diluar sana, dan yang pertama kali bisa mengabadikan momen tersebut bukanlah jurnalis professional. 5.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism V
Strategi program Wide Shot untuk menjadi media yang tepat bagi audience dan masyarakat dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang jurnalistik yang lain adalah dengan menggerakkan citizen journalism dan berusaha menanamkan sifat kritis ke warga, ke masyarakat. Bagaimana mereka bisa memandang, melihat dan aware dengan permasalahan yang ada di sekitar mereka, dan mereka bisa membuat liputan mengenai hal tersebut. Contoh liputan yang dapat dilakukan citizen journalism diantaranya adalah informasi jalan rusak, atau rakyat kecil yang terabaikan dalam kondisi kesehatan yang buruk, namun tidak mendapat perhatian apa – apa dari pemerintah setempat, ketika citizen journalist membuat liputan mengenai hal tersebut, rakyat kecil dan warga yang tidak mampu mendapat bantuan dari pemerintah, kemudian jalan yang rusak akan diperbaiki. Hal tersebut membuktikan bahwa setiap warga sudah dilibatkan untuk memberi kepada lingkungannya, sehingga diharapkan mereka sudah berbuat sesuatu untuk masyarakat mereka sendiri ketika hasil liputan mereka ditayangkan di Wide Shot. Berita – berita yang bersumber dari warga ini bersifat bebas, maka kebenaran dari informasi tersebut tidak bisa di percaya karena tidak adanya verifikasi data atau tidak di landasi dengan kaidahkaidah jurnalistik yang lainnya. Dalam citizen journalism sebuah isu yang belum pasti kebenarannya sudah bisa di jadikan berita sehingga seringkali keabsahan berita dari citizen journalism dianggap lemah sebagai jurnalisme yang berkualitas, dan bisa menimbulkan disinformasi bagi publik secara luas jika berita yang disampaikan ternyata tidak terbukti kebenarannya. Hal ini bisa dimaklumi karena ketidaktahuan mengenai etika-etika dalam berjurnalistik, karena tidak semua orang yang berperan dalam citizen journalism mengerti bagaimana proses sebuah informasi atau isu bisa berubah menjadi sebuah berita dan menjadi layak untuk disampaikan kepada publik. 6.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism VI
Diperlukan adanya langkah – langkah yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya disinformasi yang ditimbulkan karena adanya pemberitaan yang salah oleh si pelaku citizen journalism. Hal ini bisa dilakukan dengan mematuhi prinsip – prinsip yang telah di tetapkan dalam kaidah – kaidah jurnalistik seperti memiliki kemampuan menulis yang baik dalam artian menghindari kesalahan dalam penulisan kalimat, dan mengikuti ejaan yang di tetapkan, mempertahankan akurasi, harus mempertahankan kelengkapan data dari informasi atau berita yang ingin disajikan, kepastian akan kebenaran berita harus di tinjau kembali, menghindari subyektivitas dalam penyajian berita, harus mempunyai kepekaan dan kekritisan dalam menanggapi suatu isu, dasar – dasar jurnalisme seperti struktur atau anatomi berita, elemen berita, nilai berita sebaiknya harus di kuasai dengan baik. 7.
Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism VII
Sebuah berita haruslah memuat “fakta” yang di dalamnya terkandung unsur – unsur 5W + 1H, unsur kemenarikan juga perlu menjadi perhatian, dengan begitu walaupun Citizen journalism mengusung kebebasan dalam penyampaian berita, kebebasan tersebut haruslah bertanggung jawab. Citizen journalism dalam pemberitaannya tidak ada aturan yang mengatur dan menentukan harus seperti apa seseorang membuat sebuah berita atau menyajikan informasi, disini semua orang berhak untuk menyampaikan suara dan pendapat yang menjadi aspirasinya dalam menanggapi sebuah permasalahan, isu, atau peristiwa yang sedang terjadi, namun penyalahgunaan hak berekspresi sebaiknya harus di hindari, sehungga penciptaan Citizen journalism sebagai media demokrasi yang baik, jujur dan benar dapat tercapai.
Wide Shot menerapkan dua pola citizen journalism terkait partisipasi publik maupun masyarakat sebagai citizen journalist. Yakni: 1. Citizen Reporter Setiap orang (tanpa batasan usia dan profesi) mendaftarkan diri sebagai citizen journalist Wide Shot dengan mengirim Nama, No telp, Sekilas Identitas Diri, serta usulan topik atau tema yang ingin di liput ke tim redaksi Wide Shot melalui email: Wide
[email protected]. Program ini tidak hanya untuk masyarakat yang berada di seputar JABODETABEK, tapi juga mereka di seluruh penjuru tanah air. Kemudian, tim redaksi akan menghubungi untuk menentukan jadwal briefing dan supervisi dari tim redaksi Wide Shot berikut jadwal peliputannya. 2. Citizen Video atau Video Amatir Wide Shot juga memberikan ruang kepada publik untuk melakukan peliputan sendiri, merekam kejadian peristiwa di sekitar, feature, seni budaya, human interest, penyimpangan terkait pelayanan publik, korupsi, cerita-cerita inspirasi dan sebagainya. Karya video bisa dikirim atau upload melalui website Wide
[email protected]. Tim Redaksi Wide Shot akan menerima video yang masuk untuk di review terlebih dahulu kemudian di edit sebelum tayang on air di program Wide Shot. Peranan program acara Wide Shot dalam memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di Indonesia adalah : 1.
Strategi I
Citizen journalism berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, media terutama internet. Setiap orang kini bisa menulis dan menyampaikan tulisannya kepada khalayak dengan mudah. Berkembangnya jurnalisme online di Indonesia saat ini, dapat semakin menguatkan perkembangan citizen journalism. Dalam citizen journalism, masyarakat dapat membahas hal-hal yang tengah ‘hangat’ dalam masyarakat dalam segala aspek. Kini, minat masyarakat pada jurnalisme online terus meningkat. Jurnalisme online telah menjadi prioritas bagi masyarakat dalam mengakses informasi. Hal ini menyebabkan perkembangan dari citizen journalism akan terus meningkat. Fungsi dari jurnalisme online tidak hanya sebagai alat uintuk mendapat informasi, tetapi juga dapat sebagai pertukaran informasi para penggunanya, dimana para penggunanya bersifat heterogen. Hal ini dapat menjadi kekuatan dari citizen journalism. Selain kekuatan yang dimiliki citizen journalism, dimana citizen journalism memungkinkan masyarakat dapat bertukar informasi mengenai suatu hal yang dapat membuat masyarakat semakin terbuka wawasannya, citizen journalism juga memiliki kendala yang sulit dihindari yang otomatis dapat menjadi tantangan bagi keberadaan citizen journalism ke depan. Sifat citizen journalism yang memungkinkan semua pengakses internet dapat memasukkan informasi yang ia miliki melalui internet, dapat menyebabkan keadaan semacam ’penyalahgunaan wewenang’ oleh pengakses. Tidak adanya batasan yang jelas mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dimasukkan dalam internet telah membuat situs dan blog memuat informasi yang tidak seharusnya. Contoh: Blog yang menjelek – jelekkan pihak atau lembaga tertentu. Selain tidak adanya batas yang jelas, hal lain yang dapat menjadi tantangan dalam citizen journalism adalah masyarakat atau orang-orang yang memasukkan informasi melalui internet tidak harus melalui pendidikan jurnalisme terlebih dahulu. Dalam citizen journalism, semua orang dapat menjadi wartawan. Oleh sebab itu, berita yang dimuat terkadang tidak sesuai dengan aturan penulisan berita atau etika jurnalisme yang ada. Karena itu, menjadi citizen journalist juga ada etikanya. Etika citizen journalism kurang lebih sama dengan etika menulis di media online. Di antaranya sebagai berikut: 1. Tidak menyebarkan berita bohong 2. Tidak mencemarkan nama baik 3. Tidak memicu konflik SARA 4. Tidak memuat konten pornografi Seperti yang dikutip dalam buku Mengamati Fenomena Citizen journalism, Gibson (Severin dan Tankard, 2005 : 445) mendefinisikan: Dunia maya (cyberspace) adalah realita yang terselubung secara global, di dukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisal, atau virtual. Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan bukan representasi objek-objek fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter,
dan aksi pembuatan data, pembuatan informasi murni (Yudhapramesti, 2007 : 5-6). 2.
Strategi II
Peranan program Wide Shot dalam memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di Indonesia adalah dengan memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk berbagi informasi dan mengirimkan liputan mengenai peristiwa dan news feature, karena program Wide Shot Metro TV memberikan slot khusus untuk menayangkan hasil karya citizen journalism sebanyak dua sampai tiga segmen, di program Wide Shot Metro TV. Peranan lain yang diberikan program Wide Shot Metro TV selain memberikan ruang untuk penayangan, dan secara berkala memberikan sosialisasi dan pelatihan jurnalistik bagi perkembangan citizen journalism di Indonesia adalah dengan memberikan award berupa hadiah dengan mengadakan perlombaan setiap bulannya untuk mereka para citizen journalism yang sudah turut berpartisipasi dalam pemberitaan di Wide Shot Metro TV.
REFERENSI Emzir, (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif ANALISIS DATA. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Meleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Karthubij, Susanto. (2011). Tentang Kebebasan dan Tanggungjawab Informasi di Internet: Beberapa Catatan. Jurnal Komunikasi Massa, vol. 4 No. 1 Januari 2011, 4-7 Nugraha. 2011. Citizen Journalism. diperoleh 26-03-2013 dari http://media.kompasiana.com/newmedia/2012/04/20/citizen-journalism-apa-dan-bagaimana-541185.html
RIWAYAT PENULIS Nama Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Agama Pekerjaan Kewarganegaraan
: Neisya Rezki Dea Asmarani : Perempuan : Jakarta/14 September 1990 : Islam : Mahasiswa : WNI
Rahmat Edi Irawan Dosen bidang penyiaran pada Peminatan Broadcast Jurusan Maketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Binus University. Menyelesaikan S1 Jurusan Pendidikan Sejarah di IKIP Jakarta (1994), S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana Jakarta (2012), dan saat ini sedang menyelesaikan S3 Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran. Saat ini juga menjadi praktisi penyiaran sejak tahun 1996