Strategi Humas Metro TV dalam Mempertahankan Citra Sebagai Stasiun Televisi Berita (Periode Januari 2006 – Desember 2006)
SKRIPSI
Disusun Oleh Nama : Munfadli NIM : 0420212-020
Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
ABSTRAKSI
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat STRATEGI HUMAS METRO TV DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA SEBAGAI STASIUN TELEVISI BERITA Munfadli NIM : 0420212-020
Sebagai perusahaan pertelevisian, Metro TV tidak luput dari tantangan komunikasi yang strategis . Seiring dengan ketatnya persaingan di bidang industri pertelevisian saat ini di tambah hadirnya televisi lokal. Untuk bisa tetap eksis Metro TV di era persaingan yang ketat, Metro TV harus mampu mempertahankan citra sebagai televisi berita oleh sebab itu dibutuhkan peran humas dalam menyusun strategi komunikasi yang tepat untuk mempertahankan citra sebagai televisi berita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi Humas Metro TV dalam mempertahankan citra sebagai televisi berita. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini mencakup tentang ilmu komunikasi , kemudian mengenai humas meliputi pengertian, tugas dan fungsi, kegiatan, perencanaan program kerja, strategi manajemen PR, rencana strategi PR dan unsur-unsur pokok strategi PR. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk memudahkan penulis dalam mencari data digunakan teknik indepth interview dengan Ibu Henny Puspitasari serta Cheppy Harun Paputungan dan Masyitah Fauziana. Selebihnya penulis mencari data sekunder melalui studi kepustakaan. Fokus penelitian yang dijabarkan dalam penelitian ini adalah mengenai fact finding, planing, comunicating, evaluating yang dilakukan Humas Metro TV. Berdasarkan hasil penelitian, strategi Humas Metro TV dalam mempertahankan citra sebagai televisi berita meliputi strategi menjaga hubungan baik melalui pendekatan pelayanan informasi dan pendekatan personal dengan stakeholder, pemerintah, pers, community, internasional, dan audience. Dalam pengimplementasian strategi tersebut Humas Metro TV berintegrasi dengan departemen-departemen internal yang lain sehingga bisa saling bersinergi.
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI JUDUL
: STRATEGI HUMAS METRO TV DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA SEBAGAI STASIUN TELEVISI BERITA (PERIODE JANUARI 2006-DESEMBER 2006)
Nama
:
Munfadli
NIM
: 0420212-020
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Ilmu Hubungan Masyarakat
Mengetahui Pembimbing Skripsi
(Ponco Budi Sulistyo, M.Comm)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas rahmat-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi Humas Metro TV Dalam Mempertahankan Citra Sebagai Stasiun Televisi Berita.” Tujuan penyusunan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program studi S-1 jurusan Hubungan Masyarakat pada Fakultas Komunikasi Universitas Mercu Buana. Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bpk. Ponco Budi Sulistyo, M. Comm, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Ibu Irmulan Sati T, SH., M.Si., selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Hubungan Masyarakat. 4. Para Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah membimbing dan mendidik selama mengikuti kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana.
5. Ibu Henny Puspitasari dan seluruh karyawan Metro TV yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam memperoleh data untuk keperluan penelitian ini. 6. Ayah dan Ibu yang selalu menyayangi dan selalu memberi dukungan 7. Istriku tercinta dan gadis kecilku, Cinda Fadliza Addhabie, makasih untuk selalu bersama melewati ini. 8. Kakak-kakakku yang kuhormati dan adik-adikku, Especially for Masitah yang selalu ngertiin pada waktu skripsi ini digarap, thanks ya! 9. Kel. Bapak Usman Hasan dan Kel. Alm. Abdullah Hasan, terima kasih atas dukungannya. 10. Temen-temen yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang senantiasa memberikan dukungan, baik moril maupun materil kepada penulis selama perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Jakarta, April 2007
Munfadli
DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
i
BAB
I PENDAHULUAN …………………………………………… 1.1. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………… 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………… 1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………… 1.4.1. Manfaat Akademis …………………………………… 1.4.2. Manfaat Praktis ……………………………………
1 1 9 9 9 9 10
BAB
II KERANGKA KONSEP …………………………………………… 2.1. Komunikasi …………………………………………………… 2.1.1. Bentuk Kegiatan dan Media Komunikasi …………… 2.2. Hubungan Masyarakat …………………………………… 2.2.1. Tugas dan Fungsi Humas …………………………… 2.2.2. Kegiatan Humas …………………………………… 2.2.3. Perencanaan Program Kerja Humas …………………… 2.3. Strategi Public Relations …………………………… 2.3.1. Strategi Manajemen Humas …………………… 2.3.2. Rencana Strategi Humas ……... …………………… 2.3.3. Unsur-Unsur Pokok Strategi Humas … ………... 2.4. Citra …………………………………………………… 2.4.1. Pengertian Citra …………………………………… 2.4.2. Jenis-jenis Citra …………………………………… 2.4.3. Proses Pembentukan Citra ……………………………
11 11 16 17 19 21 23 25 29 31 35 38 38 41 44
BAB III Metodologi Penelitian …………………………………………… 3.1. Tipe Penelitian …………………………………………… 3.2. Metode Penelitian …………………………………………… 3.3. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 3.3.1. Data Primer …………………………………… 3.3.2. Data Sekunder …………………………………… 3.4. Key Informan/Narasumber …………………………………… 3.5. Definisi Konsep …………………………………………… 3.6. Fokus Penelitian …………………………………………… 3.7. Teknik Analisis Data …………………………………………
46 46 47 47 48 48 49 50 50 52
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………… 4.1. Gambaran Umum Perusahaan …………………………… 4.1.1. Latar Belakang Perusahaan …………………………… 4.1.2. Konsep Program Metro TV ……………………………
53 53 53 56
i
4.1.3. Struktur Organisasi …………………………………… 4.1.4. Kategori / Pembagian Program Metro TV …………… 4.2. Hasil Penelitian …………………………………………… 4.2.1. Fact Finding …………………………………… 4.2.2. Planning (perencanaan) …………………………… 4.2.3. Communicating (komunikasi)…………………………… 4.2.4. Evaluating (evaluasi) …………………………… 4.3. Pembahasan Penelitian ……………………………………
59 59 63 66 74 79 87 90
V Kesimpulan dan Saran …………………………………………… 5.1. Kesimpulan …………………………………………… 5.2. Saran …………………………………………………… 5.2.1. Saran Akademis …………………………………... 5.2.2. Saran Praktis ……………………………………
95 95 97 97 97
DAFTAR PERTANYAAN …………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... ……
iii xiii
BAB
ii
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari-sehari di tempat kerja, dalam masyarakat, atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam aktivitas komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu perusahaan dapat berjalan lancar dan berhasil, dan begitu juga sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi di dalam perusahaan dapat mengakibatkan perusahaan tersebut tidak dapat berjalan lancar. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, bagi para pemimpin perusahaan dan para komunikator dalam perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Sebagai perusahaan pertelevisian, Metro TV tidak luput dari tantangan komunikasi yang strategis. Seiring dengan ketatnya persaingan di bidang industri pertelevisian saat ini, ditambah hadirnya televisi-televisi lokal, menjadi tantangan yang besar bagi perusahaan televisi nasional. Metro TV yang pada awal berdirinya memfokuskan diri pada tayangan berita, mendapatkan tantangan yang sangat berat di tengah pemirsa yang senang dengan tayangan hiburan seperti film, sinetron, dan infotainment. Sementara
2 televisi nasional yang sudah lebih dulu ada, menyajikan tayangan hiburan yang sangat mudah menarik perhatian pemirsa. Tantangan yang dihadapi Metro TV karena memilih berita sebagai format utamanya cukup berat karena berita belum menjadi kebutuhan utama bagi pemirsa televisi di Indonesia, berita hanya sekedar pelengkap saja di samping sejumlah totonan hiburan seperti sinetron, film, infotaiment dan lain-lain. Hal ini tercermin dalam hasil rating yang dilakukan oleh AC Neilson pada bulan Februari 2007 yang menempatkan Metro TV di peringkat ke-9 dari 14 stasiun televisi yang berkedudukan di Jakarata, sedangkan di peringkat atas ditempati oleh televisitelevisi yang menayangkan hiburan sebagai program utamanya seperti Trans TV, RCTI, SCTV, dan Indosiar. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Metro TV harus lebih cerdik dan lebih kreatif dalam mengemas berita agar menjadi tontonan yang menarik dan juga memperbanyak liputan-liputan langsung dari lokasi kejadian. Dengan cara itu Metro TV berharap dapat menarik perhatian pemirsa sehingga tayangan yang disiarkan tidak kalah menarik dari yang disajikan oleh media televisi lainnya. Pengemasan berita yang lebih kreatif dapat menjadi pengganti media hiburan yang tak kalah menarik dari tayangan yang disiarkan oleh televisi lain. Dengan penyajian yang kreatif Metro TV pernah menempati rating urutan nomor ke3 dan ke-4 untuk program “Suara Anda” dan “Padamu Negeri” dan urutan nomor ke-2 untuk program “News Dot Com” dari top all rating news Talk Show stasiun televisi yang dilakukan oleh AC Neilson pada bulan Februari 20071.
1
. lembaga riset televisi AC Neilson
3 Produksi berita yang sudah dikemas sedemikian baiknya tidak akan berarti tanpa adanya strategi yang tepat kepada pemirsa. Oleh karena itu dibutuhkan humas sebagai komunikator untuk menginformasikan program-program acara yang disiarkan oleh Metro TV. Untuk dapat bersaing dengan televisi yang sudah mapan, Metro TV harus mempunyai strategi humas dan promosi yang gencar. Pelaksanaan strategi tentunya tidak terlepas dari peran Humas atau PR. Secara struktural, humas merupakan bagian integral dari suatu organisasi atau perusahaan, dan bukan merupakan fungsi yang terpisah dari sistem manejemen perusahaan. Humas bertindak sebagai pendukung manajemen perusahaan ( back up of corporate management ), sehingga mampu menciptakan citra perusahaan ( make an image and corporate indentity) di mata masyarakat pada umumnya, dan khalayak sasaran (target audience) khususnya.2 Untuk memperoleh dukungan masyarakat, Cyril W. Plattes mengemukakan beberapa hal yang harus dilakukan : 1. Analyzis public interest and determite public attitude. 2. Indenties and interprete policies and program of an organization and 3. Executes a program of action to merit acceptance and good will.3 . Menganalisa hal- hal yang diperhatikan atau menarik bagi publik untuk menetapkan sikap publik, menentukan dan menerjemahkan kebijaksanaan perusahaan atau organisasi dan merumuskan program aksi untuk menciptakan penerimaan dan keinginan atau dukungan baik terhadap perusahaan atau organisasi.
2
Rosady Ruslan, S.H. Manajemen Humas dan manajemen komunilasi- konsep dan aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, kata pengantar 3 William I. Rivers, Petterson and Jay W. Jensen, The Mass and Modern Society, San Fransisco: rinehart, 1971, hal 236
4 Humas berusaha untuk dapat menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah. Di satu sisi dapat memperkenalkan citra perusahaan serta membina citra yang baik dari perusahaan di tengah-tengah masyarakat. Di sisi lain humas harus mampu membangun pendapat umum yang menguntungkan. Padahal pekerjaan membangun atau membentuk citra adalah tidak mudah, apalagi yang berkenaan dengan citra sebagai televisi berita di Indonesia . Metro TV merupakan stasiun TV pertama yang mengklaim diri sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia . Tentunya hal ini menjadi tugas Humas untuk membangun citra Metro TV sebagai stasiun televisi berita sehingga dapat membedakan Metro TV dengan stasiun-stasiun televisi lain di Indonesia . Humas merupakan sosok yang mewakili kepentingan perusahaan. Keberhasilan Humas dinilai akan membawa nama baik perusahaan di mata masyarakat, atau sebaliknya kegagalan figur Humas akan membawa bencana bagi perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki citra positif akan lebih diterima oleh masyarakat. Tentunya citra positif ini tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk terlebih dahulu.
Humas
mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan citra positif perusahaan, karena citra perusahaan merupakan tujuan dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia kehumasan. Fungsi dan manajemen humas yang pada prinsipnya adalah menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya demi tercapainya citra positif yang berasal dari mutual understanding, public suport, public pavour dan public opinion. Maka untuk suksesnya pelaksanaan fungsi manajemen humas tersebut diperlukan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh humas tersebut, yaitu :
5 1.
Kemampuan untuk mengindentifikasi dan menganalisa suatu opini atau berbagai persoalan baik yang ada di dalam masyarakat, maupun pada lembaga yang diwakilinya
2.
Kemampuan mempengaruhi pendapat atau opini yang dihadapinya
3.
Kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dan saling mempercayai antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dan publiknya atau sebaliknya.4
Mengingat tugas humas yang mempunyai fungsi penting dalam membangun citra positif perusahaan, maka program-program atau strategi humas lebih ditujukan kepada kegiatan-kegiatan internal (ke dalam) dan eksternal (ke luar). Kegiatan-kegiatan tersebut seperti mengadakan hubungan dengan karyawan (employee hubungan dengan
relations), mengadakan
pemegang saham (stakeholder relation), mengadakan hubungan
dengan pelanggan (costumer relations), mengadakan hubungan dengan komunitas (community relation), mengadakan hubungan dengan pemerintah (goverment relations), mengadakan hubungan dengan media massa (mass media relations), serta mengadakan hubungan dengan pesaing (competitor relations). Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnaya.
4
Rosady Ruslan S. H, Op. Cit
6 Mengenai citra Wayne De Lozier menjelaskan sebagai berikut : A good corporate image is very valuable asset, A firms reputation often makes difference in whether a consumers will purchase its brand...many concumers are willing to pay higher price for a brand made by a respected company...as consumers each of us recognizes the influence of company image. 5 Citra perusahaan yang baik merupakan modal yang berharga. Reputasi sebuah perusahaan sering membuat perbedaan pandangan tiap konsumen banyak konsumen mau membayar lebih mahal untuk sebuah produk baru karena mengakui perusahaan itu sebagai konsumen kita menyadari bisa mempengaruhi citra perusahaan. Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek) kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra perusahaan atau produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak humas. Biasanya landasan citra itu berakar dari ”nilai-nilai kepercayaan” yang konkretnya diberikan secara induvidual, dan merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak yaitu sering dinamakan citra (image).6 Berbicara mengenai tugas humas untuk membentuk citra sebagai televisi berita, Head Of Public Relations Metro TV, Henny Puspitasari menegaskan bahwa periode tahun 2000-2005, Metro TV telah berhasil membentuk citra sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia.7 5
M. Wayne De Lozer, The Marketing Comunication Process, Tokyo : McGraw-Hill Kogakusta Inc., 1976, (223). 6 Ibid 224 7 Wawancara dengan Ibu Henny Puspitasari , tanggl 9 April 2007
7 Terbentuknya citra ini diawali sejak Metro TV berdiri karena manejemen Metro TV sudah menetapkan diri untuk konsisten menyiarkan berita sebagai format utamanya. Namun memang kondisilah yang membantu Metro TV untuk tetap menjadi stasiun televisi berita pertama di Indonesai dan menanamkan citra tersebut dalam benak pemirsa. Kondisi yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa berskala besar baik domestik maupun internasional yang terjadi dalam kurun lima tahun Metro TV berdiri yang mampu mendongkrak citra Metro TV sebagai stasiun berita pertama di Indonesia. Peristiwa tersebut antara lain adalah Peristiwa ledakan bom malam natal tahun 2000, peristiwa penabrakan pesawat ke gedung Wold Trade Center (WTC) di Amerika Serikat pada tanggal 11 November 2002 yang dituduh pelakunya adalah kelompok Osama Bin Laden, peristiwa bencana alam terbesar abad ini yaitu Tsunami di Aceh yang menelan korban sampai ratusan ribu orang, peristiwa penyanderaan kru Metro TV yaitu Budiyanto dan Mutia Hafiz ketika sedang meliput perang Irak awal tahun 2005, penyanderaan ini menjadikan Metro TV menjadi perhatian baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di antara sekian peristiwa besar tersebut yang paling kuat membentuk citra Metro TV sebagai televisi berita adalah peristiwa bencana alam dasyat, Tsunami di Aceh bulan Desember 2004 . Dalam peristiwa ini Metro TV secara all out melakukan peliputan dari berbagai sisi mulai dari hard news, human interest, indepth reporting secara live dari Aceh sepanjang hari selama 24 jam penuh dengan program “Indonesia Menangis” dan “Badai Pasti Berlalu” Dalam peristiwa ini juga Metro TV membuka posko kemanusian yang menerima bantuan dari masyarakat dan menyalurkan kepada korban Tsunami di Aceh. Suksesnya peristiwa ini membentuk citra Metro TV sebagai televisi berita.
8 Keberhasilan ini ditandai dengan banyaknya bantuan barang maupun uang melalui posko Metro TV untuk disalurkan kepada korban Tsunami. Bantuan tidak hanya datang dari seluruh Indonesia tapi juga dari luar negeri. Ini berarti Metro TV dipercaya sebagai tempat untuk menyalurkan bantuan bagi korban Tsunami. Peran humas dalam peritiwa ini adalah dengan mengurus posko kemanusiaan bagi korban Tsunami dengan tugas menerima dan menyalurkan bantuan yang dipercayakan oleh masyarakat lewat Metro TV. Di posko ini humas juga bertugas mencatat dan menampung orang yang melapor kehilangan sanak famili dalam musibah Tsunami dan kemudian menbantu mencari keberadaan orang hilang dengan cara bekerja sama dengan kru liputan di lapangan. Langkah ini cukup berhasil dengan ditemukan beberapa orang yang hilang. Disini humas berperan sebagai pusat informasi yang melayani masyarakat dalam memperoleh informasi. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi mempertahankan citra Metro TV sebagai televisi berita periode Januari sampai dengan Desember 2006 karena menurut Humas Metro TV, Metro TV telah berhasil membentuk citra sebagai televisi berita di Indonesia pada tahun 2000-2005 dan pada periode 2006 Metro TV berusaha untuk tetap mempertahankan citranya sebagai televisi berita. Banyak
perusahaan-perusahaan
televisi
swasta
di
Indonesia
dewasa
ini
menimbulkan persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut, seperti RCTI, SCTV, INDOSIAR, TRANSTV, ANTV, TV7, LA TV, GLOBAL TV dan lain-lain. Oleh karena itu sangat penting bagi Media Televisi Indonesia mempunyai strategi humas yang efektif dan efisien dalam upaya mempertahankan citra sebagai televisi berita dan tujuannya
9 untuk menjadi televisi yang unggul dalam program berita dan memperoleh pemirsa yang setia dapat terwujud.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana strategi
humas Metro TV dalam mempertahankan citra sebagai
televisi berita di Indonesia periode Januari 2006 – Desember 2006 ?”
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan di atas,
penelitian ini bertujuan
untuk : mengetahui strategi yang dilakukan humas Metro TV dalam mempertahankan citra sebagai televisi berita di Indonesia periode Januari 2006 – Desember 2006.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Akademis Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat menjadi sumbangan bagi
perkembangan ilmu humas khususnya dalam penelitian yang berkaitan dengan strategi untuk mempertahankan citra positif bagi organisasi.
10 1.4.2
Manfaat Praktis Manfaat penelitian secara praktis, adalah sebagai bahan bagi humas Media
Televisi Indonesia dalam meningkatkan strategi untuk mempertahankan citra sebagai televisi berita .
11 BAB II KERANGKA KONSEP 2.1
Komunikasi Menurut
Anwar
Arifin6,
Ilmu
Komunikasi
adalah
suatu
ilmu
kemasyarakatan yang mempelajari secara sistematis sagala segi pernyataan manusia. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner7 dalam “Humas Behaviour” mengidentifikasikan komunikasi sebagai berikut : “Comunication : The Transmission of information, ideas, emotions, skill, etc, by symbol, word, pictures, figures, graphies, etc. It is the act or process of transmission that is usually called communication.” (Komunikasi : penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dll. Kegiatan atau proses ini biasanya dinamakan komunikasi). Sementara itu Carl I Hovland8, (sebagaimana dikutip Onong U. Effendy) mendefinisikan ilmu komunikasi sebagai berikut : Suatu proses dimana seseorang memindahkan rangsangan yang biasanya berupa lambang-lambang atau kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain.
6
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal. 10. 7 Vernard Berelson and A. Steiner Dikutip Onong U. Effendy, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi, Bandung : Remadja Karya CV., 1986, hal 62. 8 Onong U. Effendy, Dimensi, Dimensi Komunikasi, Bandung : Penerbit Alumni 1986, hal. 5.
12 Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah paduan pikiran dan perasaan seorang mengubah sikap, opini, dan perilaku orang lain untuk memperoleh tanggapan. Wilbur
Schramm9
dalam
“The
Process
and
Effect
of
Mass
Communication” mengemukan empat syarat komunikasi efektif, yaitu : 1.
Pesan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan perhatian
2.
Pesan harus dapat menimbulkan kebutuhan pribadi dan menyarankan bagaimana kebutuhan itu dapat dipenuhi
3.
Pesan harus dirumuskan sebegitu rupa, sehingga mencakup pengertian yang sama dan lambang-lambang yang dimengerti
4.
Pesan tadi yang menyarankan bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi harus sesuai dengan situasi penerima pesan Pesan yang memegang peranan penting dalam menciptakan komunikasi
efektif. Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dialihkan kepada khalayak sasarannya, terdiri dari simbol atau lambang yang mempunyai arti tertentu.10 Sementara Everett Rogers mengatakan komunikasi adalah : “Communications is the process by which an idea is transferred from source to receiver with the intension of changing his or her behavior.”11 Di dalam komunikasi manusia saling mengutarakan sesuatu, pendapat, opini dan menceritakan mengenai sesuatu hal yang tentunya memiliki tujuan 9
Dja’far H. Assegaff, Hubungan Masyarakat Dalam Praktek, Jakarta , Ghalia Indonesia, 1986 hal.15. Everett M. Rogers and Agarwala Rogers, Communications and Organization New York, The Free Press, 1966, hal. 11. 11 Ibid, hal 3 10
13 tertentu. Seperti yang dikatakan Everett Rogers proses komunikasi berlangsung seperti hanya mentransfer informasi dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang tepat untuk mendapat feed back untuk mencapai saling pengertian. Harold Lasswell mengatakan bahwa komunikasi terjadi karena adanya suatu informasi yang di sampaikan
komunikan kepada komunikator dengan
menggunakan suatu saluran untuk mendapatkan efek tertentu. Atau yang lebih terkenal dengan pernyataan : Who says what in which channel to whom with what effect.” 12 Berdasarkan definisi Lasswell ada lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu dengan lain yaitu : 1. Source (komunikator) yaitu sumber yang menjadi pemberi pesan atau informasi 2. Pesan yaitu suatu gagasan atau ide berupa pesan / informasi yang merupakan suatu point yang disampaikan kepada penerima pesan. 3. Media (saluran) yaitu suatu media atau sarana yang digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan tersebut kepada penerima pesan. 4. Receiver (komunikan) yaitu penerima pesan dari source. 5. Efek yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan dan dapat berakibat positif maupun negatif.
12
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Rosdakarya, 2004, hal 62-63
14 Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, dapat digunakan model –model komunikasi, salah satu model yang merupakan pengembangan dari teori Lasswell adalah model diagramatik Gerbner. Sementara itu, model diagrmatik Gerbner adalah seperti yang tampak sebagai berikut ini : source
transmitter encode
signal
sig. Rec’d
receiver decode
destination
Message Noice source
M1
receiver
E ’
M3 SSE’
source
transmitter
M2
SE ’
S E
S SSE
SSS M4 E’
message sent S SE
4
Keterangan gambar : 1. Seseorang diperlihatkan sebagai M yang berarti manusia (man) atau sebagai M bila urutan komunikasinya melibatkan alat mekanis. M mungkin pengirim atau penerima pesan---perannya dimaknai berdasarkan letaknya dalam urutan komunikasi 2. E’ adalah kejadian (event) sebagaimana dipersepsi oleh M 3. S/E adalah pernyataan mengenai peristiwa 4. SSE adalah sinyal mengenai pernyataan mengenai kejadian 5. SSE adalah hasil yang dikomunikasikan.
15 Jadi, model Gerbner menunjukkan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan suatu pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal kepada penerima (receiver); dalam transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSSE adalah bagi sasaran (destination).13 Perkataan komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio yang bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Yang dimaksud dengan sama adalah sama arti dan makna.14. Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi diartikan sebagai suatu penyampaian pesan yang diharapkan dapat menumbuhkan terciptanya suatu persamaan mengenai pesan tertentu antara komunikator dan komunikan.15. Dengan kata lain apabila berkomunikasi harus diusahakan agar ada persamaan pendapat, ide dan informasi yang diharapkan dapat membawa kesepakatan antara komunikator dan komunikan. Bernard Barelson & Gary Steneir mengatakan bahwa komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan mengunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses komunikasi itulah yang biasanya disebut komunikasi.16 Dalam hal ini komunikasi merupakan suatu transfer informasi. Hal ini biasanya dilakukan dalam sebuah presentasi, sidang skripsi untuk mendukung penyajian informasi. Komunikasi merupakan suatu proses yang memungkinkan komunikator menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk
mengubah
perilaku orang lain. Stimulus dapat mengubah pandangan atau persepsi seseorang dengan melalui suatu 13
komunikasi. Dengan kata lain komunikasi merupakan
kegiatan
Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Rosdakarya, 2002, hal 149 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikalogis , Bandung , Rosdakarya, 1991, hal 61 15 F. Rachmadi , Public Relations dalam Teori dan Praktek, Bandung Gramedia Pustaka Utama, 1994, hal 64 16 Op.Cit, hal 62-63 14
16 menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain dengan tujuan mengubah perilaku orang tersebut. Sebagai contoh dalam acara malam dana ditampilkan gambar-gambar mengenai lokasi kejadian Gempa Bumi atau banjir dan suara dari para korban yang dapat menggugah hati para donatur untuk menyumbangkan dananya. Dalam hal ini apabila hati mereka terketuk, berarti komunikasi yang disampaikan telah tepat pada sasaran dan mengubah perilaku.
2.1.1. Bentuk Kegiatan dan Media Komunikasi Dalam komunikasi ada beberapa bentuk kegiatan komunikasi yang sangat perlu diketahui diantaranya adalah : 1. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal communications) 2. Komunikasi dengan orang lain (interpersonal communications) 3. Komunikasi dengan media massa (mass media communicattions)17 4. Komunikasai kelompok Dalam melakukan kegiatan komunikasi sering terjadi suatu hambatan yang menimbulkan kesalahpahaman sehingga tidak tercapai suatu pengertian bersama. Empat macam hambatan tersebut antara lain (diambil menurut pakar manajemen dari Amerika Serikat R. Kreiner dalam bukunya “Management”18 1. Hambatan dalam proses penyampaian 2. Hambatan secara fisik 3. Hambatan semantic 4. Hambatan psiko-sosial
17 18
Rachmadi, op.cit, 66 Ruslan, op.cit, hal 9-10
17 Media komunikasi dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Saluran media massa : televisi, radio, film, surat kabar 2. Saluran informal : family, tetangga, teman 3. Saluran instansi pemerintah : juru penerangan, penyuluh da sebagainya. 4. Badan usaha swasta : penjual produk (dealer dan salesman)19 Dari berbagai definisi tentang komunikasi yang beraneka ragam maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan proses dimana penyampaian atau pengiriman pesan / informasi dari suatu sumber kepada satu atau dua lebih penerima pesan dengan maksud untuk mengubah perilaku penerima pesan tersebut. Berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat bahwa proses komunikasi yang dilakukan Public Relations
Metro TV dengan menyampaikan pesan kepada publik
sasaran yang dituju untuk suatu tujuan tertentu.
2.2. Hubungan Masyarakat (Humas) Definisi hubungan masyarakat dalam organisasi menurut Frank Jefkins : hubungan masyarakat adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisai dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.20 Hal ini berarti bahwa hubungan masyarakat adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Tujuannya adalah menciptakan dan
19 20
Rachmadi, op.cit, 53 Frank Jeffkins, Public Relations Edisi 2, Erlangga, Jakarta 1996, hal 2.
18 memelihara saling pengertian, selain itu juga berbagai macam tujuan khusus lainnya dan berkaitan dengan saling pengertian. Secara khusus publik dari perusahaan sangat diperlukan untuk mendapatkan perhatian demi meraih pengertian dan dukungan dari mereka. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Cutlip, Center, dan Glen M. Broom : Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, kepentingan publik, mengidentifikasikan kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik21 Pengertian dukungan yang diberikan publik kepada perusahaan tidak muncul begitu saja. Hal tersebut bisa muncul bila ada upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan. Upaya-upaya tersebut harus benar-benar direncanakan dengan baik dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan hasil pemikiran yang matang dan upaya terus menerus, barulah publik akan menjadi publik yang favourable. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan The British Institute of Public Relations bahwa Public Relations adalah upaya yang disengaja, terencana dan berkesinambungan untuk menegakkan dan membina hubungan saling pengertian diantara organisasi dengan publik.22 Dalam menjalin hubungan dengan publik demi mendapatkan dukungan dan pengertian mereka, ada satu hal yang perlu diingat yaitu komunikasi yang baik antara kedua belah pihak, dalam hal ini dikatakan oleh Prof. Ibon Marston, Public Relations adalah manajemen yang menilai sikap publik dan melaksanakan program kegiatan dan komunikasi untk meraih pengertian umum dan dukungan publik.23
21
Onong Uchjana Effendy, Humas Relations, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 1992, hal. 48 Frank Jeffkins, Op. Cit hal.10 23 Glen M. Broom, Effective Public Relations Edisi 6, Prentice Hall, Englewood Clf Jersey 1985 , hal 3 22
19 Berdasarkan definisi humas yang dikemukan oleh beberapa ahli maka humas merupakan fungsi manajemen yang penting di dalam suatu perusahaan. Semuanya bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan dukungan publik. Artinya dukungan perusahaan diharapkan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari publik, tentunya karena publik berfikir bahwa perusahaan adalah pihak yang patut dipercaya, oleh karena itulah mereka dengan rela memberikan dukungan. Dukungan publik yang positif terhadap perusahaan tidak akan muncul begitu saja. Perusahaan melalui humas harus mampu merancang program-program yang nantinya berakhir dengan terciptanya pengertian dan dukungan publik. Upaya-upaya tersebut harus dengan matang dipikirkan dan direncanakan. Jembatan dari semua itu adalah komunikasi. Melalui komunikasi akan tercipta hubungan baik antara perusahaan dengan publik.
2.2.1
Tugas dan Fungsi Humas Humas mempunyai fungsi timbal balik ke luar dan ke dalam. Ke luar humas harus
mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Ke dalam humas berusaha mengenali dan mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang kurang menguntungkan dalam masyarakat sebelum tindakan itu dijalankan. Irving Smith Kogan dalam artikelnya “Public Relations” mengatakan bahwa fungsi humas adalah fungsi manajemen sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat, menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.24 24
F. Rachmadi, Human Relations and Public Relations, PT Remaja Rosda Karya, Bandung 1992, hal 9
20 Secara struktural humas merupakan bagian integral dari suatu perusahaan. Jadi fungsi Humas tidak terpisahkan dari fungsi perusahaan. Humas yang menetukan sukses tidaknya perusahaan tersebut. Maka humas menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara perusahaan dengan publiknya. F. Rachmadi mengatakan humas mempunyai fungsi pokok sebagai berikut : 1. Sebagai alat bantu untuk mengerti dan memahami sikap publik dan mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan perusahaan untuk mengubah sikap mereka 2. Sebagai sebuah program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan25 Adapun tugas dan kewajiban humas sehari-hari menurut F. Rachmadi adalah : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian
tujuan organisasi atau
perusahaan yang diwakilinya 2. Membina hubungan baik antara organisasi dengan publiknya, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun ke luar (external relations) dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan 3. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat 4. Menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis atau visual kepada khalayak, sehingga khalayak memperoleh pengertian yang benar dan tepat mengenai kondisi perusahaan, tujuan dan kegiatan yang dilakukan 5. Melakukan studi dan analisis atas reaksi serta tanggapan khalayak terhadap kebijakan dan langkah tindakan perusahaan, termasuk segala macam pendapat 25
Ibid, hal 1
21 publik yang mempengaruhi perusahaan, memberikan informasi kepada pejabat (eksekutif) tentang public acceptance atau non acceptance atas cara-cara dan pelayanan perusahaan kepada khalayak.26
2.2.2
Kegiatan Humas Dalam melakukan kegiatannya seorang humas harus benar-benar memahami
dengan pasti siapa saja yang menjadi khalayak dari setiap kegiatannya. Karena hal itu dapat mendukung hasil kerja humas secara maksimal dan sekaligus memperoleh citra yang baik dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya (target audience) dan masyarakat luas lainnya. Menurut Onong Uchjana Effendy kegiatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hubungan ke dalam (internal relations) dan hubungan ke luar (external relations). Yang dimaksud dengan internal relations adalah semua kegiatan humas yang ditujukan kepada publik internalnya, yaitu : karyawan, keluarga karyawan, pemegang saham, manajer dan top executives. Sementara itu yang dimaksud external relations adalah kegiatan humas yang ditujukan kepada publik eksternalnya. Yaitu masyarakat di luar perusahaan yang memerlukan informasi atau penerangan melalui aktivitas publisitas yang dilaksanakan oleh pihaknya dalam rangka menyukseskan tujuan dan misi perusahaan.27 Menurut Arifin Abdurachman, hubungan eksternal dapat dibagi dalam kategorikategori sebagai berikut: 1. Goverment relations, yaitu hubungan organisasi atau perusahaan dengan instansi pemerintahan 26
ibid, hal 23 Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, PT Remaja Rosda Karya, Bandung 1992, hal 18 27
22 2. Customer Relations, yaitu hubungan antara pimpinan perusahaan dengan para relasinya atau pelanggan dengan tujuan untuk mencari dan mempertahankan pelanggan 3. Press Relations, yaitu hubungan antara pimpinan perusahaan dengan pihak-pihak pers seperti dengan pihak surat kabar dan majalah 4. Community relations, yaitu hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitarnya28 Keempat hubungan tersebut sangat mempengaruhi keberadaan suatu perusahaan. Oleh karena itu, hubungan-hubungan tersebut harus dibina dan dijaga sebaik mungkin. Sebagai konsekuensinya seorang humas harus mampu membangun hubungan yang harmonis dengan keempat kelompok di atas dengan persuasi agar perusahaannya mempunyai nilai positif. Adapun hubungan eksternal ini antara lain : 1. Public understanding, yaitu untuk mendapatkan pengertian dari masyarakat 2. Public confidence, yaitu untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat 3. Public Support, yaitu untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat 4. Public Cooperations, yaitu untuk menciptakan kerjasama dari masyarakat29 Kegiatan eksternal suatu perusahaan sangat berkaitan dengan kepentingan publik eksternal. Dalam rangka menjalankan kegiatan eksternal di perusahaannya, seorang petugas humas harus dapat menyuguhkan informasi mengenai kegiatan perusahaannya yang patut ditonjolkan. Kegiatan eksternal sangat menunjang keberadaan suatu perusahaan di mata khalayak disamping kegiatan internal.
28 29
I.G. Wursanto, Pokok-pokok pengertian humas dalam manajemen, Pustaka Dian, Jakarta 1985, hal 45 Ibid, hal 46
23 Dalam melakukan kegiatannya seorang humas harus benar-benar memahami dengan siapa saja yang menjadi khalayak dari setiap kegiatannya. Karena hal itu dapat mendukung hasil kerja humas secara maksimal dan sekaligus memperoleh citra yang positif dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya (target audience) dan masyarakat luas lainnya.
2.2.3 Perencanaan Program Kerja Humas Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas Humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional
dapat dipertanggung jawabkan
hasil atau
sasarannya. Kemudian adanya pertukaran pendapat, pesan, dan informasi yang jelas, serta mudah dimengerti oleh kedua belah pihak- komunikator dan komunikan- yang terlibat melalui sistem saluran (channel), media massa atau bentuk media non massa lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat (tool) untuk kegiatan atau aktivitas komunikasi dua arah timbal balik ( reciprocal two ways traffic communications) dalam hal pencapaian umpan balik ( feed back) yang positif30 Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, yaitu upaya pemecahan permasalahan program kerja tersebut melalui “proses empat tahapan atau langkahlangkah pokok” sebagai landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan selanjutnya , yaitu sebagai berikut :
30
Rosady Ruslan S.H., Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan aplikasi), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 133
24 a. Research – Listening (Penelitian dan Mendengarkan) Dalam tahap ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari publik sasaran yang berkepentingan dengan aksi dan kebijakan-kebijakan
suatu
organisasi.
Kemudian
melakukan
pengevaluasian dari fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk memutuskan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan menetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What’s our problem? (Apa yang menjadi masalah kita). b. Planning-Decision (Perencanaan dan mengambil keputusan) Tahap ini memberikan sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijakan serta termasuk menetapkan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan : Here’s what we can do? ( Apa yang mesti kami kerjakan) c. Communications-Actions (Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan) Tahap ini adalah menjelaskan
dan sekaligus mendramatisirkan
informasi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan , sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif untuk dapat mmempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya : Here’s what we did and why? (Apa yang telah kita kerjakan dan mengapa begitu).
25 d. Evaluation (mengevaluasi) Pada tahap ini, pihak Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktifitas Humas lainnya yang telah dilaksanakan, serta keefektivitasan dari tehnik-tehnik manajemen, dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do ? (Bagaimana kita telah melakukannya)31
2.3 Strategi Humas Untuk mencapai tujuan meningkatkan citra perusahaan, maka strategi kegiatan Public Relations semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi stakeholdernya sebagai tempat akarnya sikap tindak dan persepsi mereka.32 Objective Goal (tujuan sasaran) merupakan suatu pertanyaan mengenai apa yang harus dicapai, dan kapan hasil akan dicapai. Suatu program merupakan suatu rangkaian langkah atau kegiatan yang dibuat untuk mencapai tujuan utama. Strategi lebih mengarah kepada daya atau usaha untuk mendapat sesuatu sebagai contoh untuk dapat meraih gelar kesarjanaan , maka seorang mahasiswa harus belajar giat dan lulus dengan baik sehingga gelar tersebut dapat dicapai. Dan untuk tujuan mencapai hal tersebut maka dilakukan berbagai strategi yang mempermudah menuju ke arah sana. Demikian pula strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai goal akhir perusahaan diantaranya adalah peningkatan citra perusahaan. Suatu strategi merupakan suatu langakah terpadu yang dijalakan dengan membuat planning sebelumnya dengan berbagai perhitungan detil baik dari segi sasaran yang akan 31
Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Rosady Ruslan S.H., Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi ). PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 135) 32 Ruslan, Mananjemen Humas dan Manajemen Komunikasi, hal 107
26 dicapai, budgeting , research, kendala yang akan timbul maupun result dari strategi tersebut. Demikian pula dalam suatu perusahaan strategi dibuat sebagai suatu langkah atau upaya untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Public Relations berusaha melakukan strateginya untuk mencapai peningkatan citra perusahaan. Suatu strategi merupakan faktor pengkoordinasian, prinsip yang jadi penuntun, ide utama dan pemikiran di balik program taktis. Strategi menjadi penting karena memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan yang membentuk untuk mendapatkan hasil serta melihat jauh ke depan. Singkatnya, strategi adalah bagaimana anda akan mencapai tujuan dan taktik apa yang akan anda gunakan. Tujuan memberikan keseluruhan arah program, apa yang harus dicapai. Strategi menyediakan kekuatan, bagaimana caranya dan taktik memberikan detil terhadap program, apa yang akan dialakukan dalam pelaksanaan sehari-hari.33 Ahmad S. Adnanputra seorang pakar Humas mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan).34 . Hal ini berarti bahwa strategi merupakan suatu planning yang terarah dan sistematis untuk suatu tujuan akhir. Dalam hal ini Public Relations sebagai penyelenggara komunikasi timbal balik antara perusahaan dan publiknya memiliki tujuan akhir mencapai suatu citra positif perusahaan. Strategi Public Relations menurut Ahmad S Adnanputra yang dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait erat yaitu:
33 34
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye PR, Jakarta erlangga, 2004, hal 8 Ruslan, op.cit, hal 106
27 Komponen
Pembentukan Strategi PR
1. Komponen sasaran
Satuan atau segmen yang akan digarap
2. Komponen sarana
Paduan atau bauran sarana untuk menggarap sarana.35
yang termasuk ke dalam komponen sarana pada strategi Public Relations berfungsi untuk menggarap ketiga kemungkinan tersebut ke arah posisi melalui pola dasar “ The 3C’s Option” ( Conservation, Change, Crystallization) dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik sasaran : Komponen 1. Mengukuhkan
Strategi Terhadap opini yang aktif-pro (proponen)
(Conservations) 2. Mengubah
Terhadap opini yang aktif-contra(oponen)
(Change) 3. Mengkristalisasi
Terhadap opini yang pasif (ancommited)
(Crystallizations) James Gregory mengatakan bahwa: “Your strategy expresses your brand personality and the promise you make to your stakeholders. It is cornerstone of the expectations you want your stakeholders to have of your company, and the linchpin of everything you want your company to stand for and act on. 36
35 36
Ruslan, op.cit, 108 Ruslan, op.cit, 108
28 Dalam hal ini berarti strategi harus mampu mengekspresikan personality dari perusahaan dan berusaha untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan.Termasuk di dalamnya langkah-langkah yang diambil untuk membuat perusahaan tetap eksis dalam menjalankan kesinambungan perusahaan. Ahmad S. Adnanputra juga mengatakan pernyataan lain tentang strategi yaitu: “Strategi Publik Relations adalah alternatif optimal yang ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations.37 Dalam hal ini berarti suatu strategi yang dilakukan oleh Public Relations merupakan suatu tindakan nyata yang di gunakan untuk membantu mencapai tujuan perusahaan dengan membuat rancangan rencana yang Smart dan efektif. Kata strategi diartikan dan disejajarkan dengan kata cara, yang kemudian berarti cara untuk menyelesaikan sesuatu. Dalam hal ini srategi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk penyelesaian tentang sesuatu. Strategi ditempuh untuk mencapai suatu hasil yang maksimal dan terarah dengan menggunakan cara yang kreatif seperti misalnya pembuatan program acara yang unik dan menarik yang berbeda dengan stasiun televisi yang lain. Sebuah statement lain J.L. Thomson menyatakan bahwa: Strategy as a means to an end. The ends concern the purposes and objectives of the organization.38 Dalam hal ini strategi berarti untuk mencapai suatu goal dan tujuan dari perusahaan. Sebuah kutipan lain yang menekankan tentang petingnya suatu strategi adalah: “Communications strategy between various organizations have be consistent.39
37
Ruslan,op.cit,107 Sandra Oliver, Public Relation Strategy, (London: The Institute of Public Relations, hal 2 39 Oliver, ibid,8 38
29 Hal ini berarti bahwa komunikasi strategi diantara berbagai level dalam suatu perusahaan harus selalu konsisten dengan tujuan untuk tetap melakukan kegiatan yang berkesinambungan. Sebagai sebuah stasiun televisi yang relatif masih baru di bidang penyiaran Metro TV harus terus membuat srategi yang inovatif dan terarah yang berkesinambungan untuk tetap meningkatkan citra perusahaan.
2.3.1
Strategi Manajemen Humas Strategi manajemen Public Relations merupakan suatu proses pengorganisasian
rencana strategis perusahaan dalam jangka panjang yaitu untuk menetapkan perencanaan global dalam beberapa waktu ke depan. Public relations itu sendiri sesungguhnya merupakan bagian yang berhubungan erat dengan fungsi manajemen perusahaan untuk menggapai tujuan utama. Selain itu pada prinsipnya Public Relations merupakan penyelenggara komunikasi timbal balik antara perusahaan dengan publik sasarannya. Strategi manajemen Public Relations secara garis besar harus memenuhi faktorfaktor berikut ini: 1. Melakukan atau merancang SWOT yaitu memprediksi sejauh mana sumbersumber daya kekuatan atau kemampuan dan posisi kelemahan(strengthen dan weaknes)
yang
dilihat
segi
internalnya.
Kemudian
sejauh
mana
pengevaluasian mengenai kesempatan atau peluang yang ada (opportunity) dan bahkan berupa ancaman (threat) yang datang dari segi eksternalnya. 2. Mengevaluasi
mengenai
perencanaan,
pengorganisasian,
koordinasi,
pelaksanaan, pengkomunikasian dan pencapaian tujuan yang diharapkan di
30 masa-masa mendatang khususnya dan mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi atau lembaga pada umumnya. 3. Melaksanakan manajemen dan aktivitas Public Relations berdasarkan pengumpulan fakta (facts finding), perencanaan (planning), komunikasi (communication) dan pengevaluasian (evaluating). 4. Penyampaian analisis fakta secara aktual yang ada beredar di masyarakat, baik mengenai persepsi, sikap maupun opini dan lain sebagainya berdasarkan pengamatan atau penyelidikan tentang kliping berita yang disiarkan berbagai mass media cetak, bahan publikasi perusahaan dan mengadakan wawancara tertentu dengan pihak audiensi atau tokoh yang dianggap terkait dengan kepentingan tertentu.40 Berikut The Strategic Role Of Public Relations The Internal Perspective
The External Position
. The Strategic Rule Of Public Relations Defining and Managing Stakeholder Relation ship Integrating these two Strategic Concept Info
The Development of Specific Strategic And Tactical Plants (Sumber : PR Strategy, Sandra Oliver)
40
Ruslan,op.cit,121-122
31 2.3.2 Rencana Strategi Humas Dalam melakukan kegiatannya Public Relations memiliki suatu rencana yang terintegrasi baik itu jangka panjang maupun pendek. Program rencana jangka pendek lebih terkait dengan apaa yang akan dilakukan untuk jangka waktu beberapa bulan ke depan. Sedangkan jangka panjang lebih mengarah kepada bagaimana melangkah ke beberapa waktu yang panjang ke depan. Biasanya rencana jangka panjang mengacu kepada visi dan misi dari sebuah perusahaan. Apabila Public Relations hendak dijadikan sesuatu yang berharga dalam sebuah perusahaan, maka Public Relations harus ditempatkan di dalam rencana pengembangan strategis secara keseluruhan. Dalam mengembangkan rencana Public Relations jangka panjang perlu memperhitungkan reputasi perusahaan saat ini, yang harus dianalisis melalui suatu riset yang terstruktur. Penggunaan riset eksternal yang terstruktur biasanya akan membantu meminimalkan reaksi emosional dalam proses penilaian semacam itu.41 Daftar kandungan khas dari rencana departemen Public Relations: 1. Ringkasan eksekutif 2. Ulasan kemajuan pada rencana terdahulu 3. Kinerja anggaran 4. Proposal anggaran 5. Isu kritis dan strategis 6. Komunikasi finansial 7. Hubungan dengan pemerintah 8. Komunikasi pemasaran 41
Mike Beard, Managemen Departement Public Relations, Jakarta, Erlangga 2001, hal 54
32 9. Komunikasi internal 10. Hubungan dengan masyarakat 11. Strategi-strategi tehnis khusus seperti strategi kreatif, hubungan dengan media, audiovisual dan lain sebagainya 12. Struktur departemen dan pengembangannya.42 Rencana yang strategis bisa menelan waktu lebih dari lima tahun untuk memberikan bagi gagasan perusahaan tentang bagaimana perusahaan dapat berjalan dan menentukan tingkat pertumbuhan.
Rencana strategis akan mencerminkan rencana
organisasi secara seluruhnya misalnya diversifikasi atau untuk mengurangi ketergatungan atas sektor bisnis, senantiasa akan memusatkan pada implikasi dan persyaratan Public Relations.43 Beberapa langkah-langkah yang dialakukan Public Relations dalam menjalankan suatu strategi antaranya adalah : 1.
Menentukan
misi
perusahaan.
Termasuk
di
dalamnya
adalah
pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran (goal) 2.
Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.
3.
Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum.
4.
Analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan (yang melahirkan pilihan-pilihan)
42 43
Ibid, hal 55 Collin Coulson Thomas, Public Relations Praktis untuk PR, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hal 38
33 5.
Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat digenapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.
6.
Pemilihan strategi atas objectif jangka panjang dan garis besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objectif tersebut.
7.
Mengembangkan objectif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan objectif jangka panjang dan garis besar strategi.
8.
Implementasi atas hal-hal diatas dengan menggunakan sumber yang tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencan tersebut dengan sumber daya manusia, struktur, teknologi, dan sistem balas jasa yang memungkinkan.
9.
Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan kontrol dan sebagai input bagi pengambil keputusan di masa depan.44
Dalam menjalankan kegiatannya Public relations Memerlukan beberapa tahapan yang strategis di antaranya adalah: 1. Tahap Stakeholders Perusahaan mempunyai hubungan dengan publiknya
bilamana perilaku
organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap stakeholdernya atau sebaliknya. Public Relations harus melakukan survei untuk terus membaca perkembangan lingkungannya dan membaca perilaku organisasi.
44
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan aplikasinya di Indonesia , Jakarta: PT. Temprint, 2003, hal 43
34 2. Tahap Publik Publik terbentuk ketika perusahaan menyadari adanya problem tertentu. Oleh karena itu Public Relations harus terus menerus mengindentifikasi publik yang muncul terhadap berbagai problem. 3. Tahap Isu Yang dimaksud isu di sini adalah suatu tema yang dipersoalkan atau yang pada mulanya dipersoalkan secara demikian luas kemudian dikristalisasikan untuk sebuah diskusi. Ketiga tahap diatas dilakukan untuk program komunikasi dengan kelompok stakeholder atau publiknya yang berbeda-beda pada tiga tahap di atas. Selanjutnya empat tahap reguler yang dilakukan oleh praktisi Public Relations : 1. Publik
Relations
perlu
mengembangkan
objectif
formal
seperti
komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan, dan perilaku tertentu terhadap program-program kampanye komunikasi. 2. Public Relations harus mengembangkan program resmi dan kampanye komunikasi yang jelas untuk menjangkau objectif diatas. 3. Public Relations khususnya para pelaksana, memahami permasalahan dan dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi. 4. Public Relations harus melakukan evaluasi terhadap efekktifitas pelaksanaan
tugasnya untuk memenuhi pencapaian objectif dan
mengurangi konflik yang mungkin muncul di kemudian hari.45
45
James F. Gruning dan Fred C. Repper, Strategic Management, Public & Issues, dalam Ecellence in Public Relations & communications Management, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associate, 1992, Hal 124
35 Pada dasarnya rencana strategi Public Relations baik itu jangka panjang maupun jangka pendek harus mengarah kepada objectif dan visi misi dari perusahaan. Seperti halnya di Media Televisi Indonesia, Public Relations menjalankan rencana strategisnya dengan mengacu kepada visi misi perusahaan. Rubert S. Kaplan dan David P Norton mengatakan bahwa jika tidak mengerti visi, mereka tidak dapat membagi visi dan bertindak berdasarkan visi tersebut.46
2.3.3 Unsur-Unsur Pokok Strategi Humas Strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan harus memiliki beberapa unsur-unsur pokok diantaranya adalah:47 1.
Unsur penyatu (unified) yaitu menyatukan unit atau bagian-bagian dalam suatu organisasi perusahaan baik keinginan atau tujuan yang bersifat individual maupun kelompok.
2.
Integrasi (integrated) yaitu seluruh strategi yang direncanakan secara integral tersebut akan selalu tepat atau cocok untuk semua bagian atau tingkatan dalam strutur organisasi seperti: a. Strategi Korporat (corporate Strategy) yang terdiri dari beberapa unit bisnis perusahaan b. Strategi Bisnis (Bussiness Strategy) yang terdiri dari 1 unit bisnis c. Strategi Fungsional (Functional Strategy) yang terdiri dari unitunit pendukung (supporting )
46
Robert S. Kaplan & David P. Norton, Balanced Scorrecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta : Erlangga, 2000, hal 177 47 Ruslan, op.cit, hal 126-127
36 3.
Menyeluruh (comprehensive) yaitu strategi yang dirancang mencakup seluruh aspek, dalam perusahaan, misalnya mencakupi segi produksi, operasional, marketing, promosi, publikasi, kehumasan dan investasi sebagainya demi mencapai tujuan bersama (corporate objectives) dalam jangka panjang.
Berikut uraian dalam skema singkat mengenai proses perencanaan strategis Public Relations :48
Empat langkah Proses Public Relations: 1. Menentukan Masalah Humas (fact finding) -
Penelitian
-
Masalah dan peluang
2. Perencanaan dan Pemograman (planning) -
Perencanaan
-
Sasaran dan tujuan
3. Bertindak dan Berkomunikasi (Implementions & comunicating) -
Pelaksanaan
-
Implementasi
4. Pengevaluasian Program (Evaluating)
48
-
Evaluasi
-
Evaluasi dan Hasil
I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, hal 18
37 Langkah-langkah proses perencanaan strategis dan garis besar rencana program : 1. Problem 2. Analisis Situasi : Informasi, latar belakang, dana, bukti a. Faktor kekuatan dalam b. Faktor kekuatan luar 3. Sasaran Program 4. Publik-publik a. Siapa yang terlibat/berpengaruh b. Bagaimana keterlibatan dan keberpengaruhan mereka? 5. Tujuan program
: untuk masing-masing publik
6. Program tindakan
: untuk masing-masing publik
7. Program komunikasi
: untuk masing-masing publik
a. Strategi pesan b. Strategi media 4. Rencana Pelaksanaan Program a. Pembagian tanggung jawab b. Penjadwalan c. Anggaran 5. Rencana Evaluasi 6. Umpan Balik dan penyesuaian program.
38 Strategi Program Kerja Public Relations
Sasaran Utama PR(PR Objectives)
Strategi Program Kerja Public Relations
Corporate PR 1.In House Journal 2.Publikasi External/internal 3.Special event, Program Exhibition dll 4.Iklan Perusahaan dan sponsorship, dll 5.Community Responsibility & Social Care
Stakeholder Relations 1.Employee Relations 2.Public External 3.Customer Relation 4.Media & Press Relations 5.Pressure Group Relations 6.Government Relations 7.Community Relations 8.Business Relations & Investor Relations
Marketing PR 1. Peluncuran & Publikasi 2. Iklan Layanan Masyarakat 3. Advetorial (artikel sponsor) 4. Special Event Promo Publication program 5. Road Show Business
( Sumber : Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi)
2.4.
Citra
2.4.1. Pengertian Citra Citra merupakan kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Definisi citra menurut G. Sachs49 sebagai berikut: Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok-kelompok kepentingan berbeda.
49
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, Bandung: PT Rosdakarya, 1999
39 Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990)50 mengatakan bahwa citra adalah, “Image: the impression, the feeling, the conception which the public has a company; a concioussly created impression of an object, person or organization (citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi)”. Jadi ungkap Sukatendel, citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.
Dapat dikatakan bahwa citra merupakan tujuan utama sekaligus suatu titik prestasi yang harus dicapai dalam dunia Public Relations. Demikian juga didalam suatu perusahaan citra terbentuk dan ditingkatkan dengan Public Relations sebagai bridging antara perusahaan dengan publiknya. Citra berkaitan dengan hal yang abtrak dan tidak dapat di ukur dengan secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dengan melihat respon dari publik. Respon tersebut ada yang positif dan ada juga yang negatif tergantung dari bagaimana kerja keras Public Relations dalam mengarahkan kepada pembentukan suatu citra. Landasan citra berakar dari nilai-nilai kepercayaan yang merupakan suatu pandangan atau persepsi dengan suatu proses baik cepat atau lambat yang nantinya akan membentuk suatu opini tertentu. Apabila ditelusuri lebih dalam, secara logika bila suatu perusahaan tengah mengalami krisis kepercayaan dari publik akan membawa dampak negaif terhadap citra perusahaan. Atau bahkan yang lebih jauh lagi akan membawa 50
Drs. Soleh Soemirat, MS, Drs. Elvinaro Ardianto, Msi, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Agustus 2002
40 penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah (lost of image). Begitu pentingnya pemahaman dan arti dari citra tersebut sehingga merupakan suatu goal akhir yang positif untuk kemajuan perusahaan. Dalam hal ini citra tidak begitu saja terbentuk dan tercipta melainkan melalui suatu proses dan jalan yang begitu panjang. Citra merupakan kesan, impresi, perasaan/konsepsi yang ada pada publik terhadap perusahaan, organisasi, orang/lembaga sebagai objek. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan atau organisasi melaksanakan kegiatan operasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan terhadap publik. Sebagai hasilnya, Corporete image adalah hal yang penting pada setiap organisasi. Strategi yang terarah dan memiliki planning yang tepat merupakan upaya yang dilakukan untuk memperoleh suatu hasil citra yang positif. Erat kaitannya antara suatu srategi dengan pembentukan dan peningkatan citra perusahaan. Citra perusahaan erat kaitannya dengan bagaimana Public Relations membuat publik memiliki suatu opini tersendiri mengenai perusahaan baik opini yang bersifat negatif atau positif tergantung dari implementasi secara nyata di lapangan. Melihat fungsional dari Public Relations sebagai salah satu aspek yang penting dalam pembentukan citra maka dapat dikatakan bahwa Public Relations merupakan aspek yang bertanggung jawab. Public Relations saat ini, di era globalisasi harus lebih mampu menjadikan publik sasaran memahami suatu pesan, demi menjaga citra perusahaan yang diwakilinya demikian pula halnya seperti fungsi Public Relation di Media Televisi Indonesia. Public Relations di Media Televisi Indonesia selalu berusaha menjaga dan meningkatkan citra perusahaan agar tetap baik dan positif di mata publik dengan selalu memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat.
41 Menurut Kim dan Sunny Baker citra perusahaan adalah : “...is created through the comulative effect of all its communication material, and involves other internal and external
factors such as news coverage and community standing”51 . Atau citra
organisasi diciptakan melalui efek kumulatif dan seluruh perangkat komunikasi, termasuk faktor internal dan eksternal lain seperti peliputan berita dan dukungan masyarakat. Citra perusahaan berkaitan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, di lihat dari sejarah perusahaan kualitas pelayanan prima, keberhasilan pemasaran dan tanggung jawab sosial pada masyarakat. Wujud dari citra tersebut dapat dirasakan dari penilaiann positif dan negatif, tanda respek/tanda hormat masyarakat luas terhadap perusahaan, apakah dapat dipercaya dan diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Dalam bukunya The Corparete Image: Strategies for Effective Indentity Programs, Nicholas menyebutkan bahwa citra perusahaan secara sederhana adalah gambaran yang dimiliki suatu khalayak terhadap suatu organisasi melalui akumulasi dari keseluruhan pesan-pesan yang diterima oleh khalayak52
2.4.2. Jenis-Jenis Citra Ada enam jenis citra yang di kenal di dunia aktivitas Public Relation yaitu sebagai berikut (menurut Frank Jeffkins): 1. Citra cermin (Mirror Image) Pengertian disini adalah citra yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan, terutama para pimpinannya yang tidak percaya “apa dan bagaimana” kesan orang luar terhadap perusahaan yang dipimpinnya itu tidak 51
Kim Baker & Sunny Baker, How to promote, Publicize, and Advertise your Growing Bussiness, (John Wiley & Son Inc, 1992, hal 9 52 Nicholas Ind, The Corporate Image : Stratergies for Effective Indentity Program, Kogan Page Ltd, London, Revised Edition, 1992, hal 21
42 selamanya dalam posisi baik. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang di harapkan dengan kenyataan citra dilapangan, bisa terjadi justru mencerminkan citra negatifnya yang muncul. 2. Citra Kini (current Image) Citra merupakan kesan yang baik di peroleh dari orang lain tentang perusahaan atau organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Kemudian ada kemungkinan berdasarkan pada pengalaman dan informasi diterima yang kurang baik, sehingga dalam posisi tersebut Humas akan mendapat resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice), hingga muncul kesalahpahaman (misunderstanding), yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperolehnya. 3. Citra Keinginan (Wish Image) Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga atau perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum. 4. Citra perusahaan ( Corporate Image) Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang
43 sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (sosial care) dan sebagainya. Dalam hal ini pihak Humas /PR berupaya atau bahkan ikut bertanggungjawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi (liquid) untuk berkompetisi di pasar bursa saham. 5. Citra Serbaneka (Multiple Image) Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas misalnya bagaiman
pihak
Public
Relations
akan
menampilkan
pengenalan
(Awareness) terhadap indentitas, atribut logo, brand’s name, seragam (uniform), sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para profesionalnya, kemudian diunifikasikan atau diindetikan ke dalam suatu citra serbaneka (multiple image) yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image) 6. Citra penampilan ( performance Image) Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaiman kinerja atau penampilan diri para profesional pada perusahaan yang bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu dan pelanggan serta publiknya, serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra penampilan ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang . Misalnya, dalam hal mengangkat secara langsung telepon yang sedang sedang berdering tersebut dianggap sebagai tindakan interupsi,
44 termasuk si penerima telepon masuk tidak menyebut indentitas nama pribadi atau perusahaan bersangutan mmerupakan tindakan kurang bersahabat.53
Citra yang baik dimaksudkan agar perusahaan tetap dapat terus eksis dan sumber daya manusia yang ada di dalamnya dapat senantiasa berkreasi mengembangkan kemampuan atau skill. Citra Humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.54 . Media Televisi Indonesia sebagai sebuah stasiun televisi juga membutuhkan citra yang positif sehingga dapat terus bertahan diantara berbagai persaingan dunia pertelevisian yang semakin marak dewasa ini. Citra tidak dapat begitu saja terbentuk melainkan melalui suatu proses berkesinambungan yang melibatkan berbagai hal diantaranya strategi sebagai suatu smart way.
2.4.3. Proses Pembentukan Citra Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengeritan tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut. Solomon, dalam Rakhmat, menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif—pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan ada teori sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif.
53 54
Ruslan, op.cit, hal 65-67 M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan,, Jakarta, Bumi Aksara, 2002, hal 69
45 Efek
kognitif
dari
komunikasi
sangat
mempengaruhi
proses
pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku terntentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. (Danasaputra, 1995: 34-35) Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoemo, dalam laporan penelitian tentang Tingkah Laku Konsumen, seperti yang dikutip Danasaputra, sebagai berikut: Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedang kan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui empat komponen persepsi kognisimotivasi-sikap yang dapat diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “Picture in our head” oleh Walter Lipman.
46 BAB III METODOLOGI
3.1
Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu
memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Periode penelitian dilakukan selama Januari sampai Desember 2006. Penelitian deskriptif ini adalah metode gambar, dan bukan angka-angka dan
pengumpulan data berupa kata-kata,
tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa,
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pada hakekatnya ada dua macam analisa data yaitu analisi kualitatif dan analisis kuantitatif. Menurut Vredenbergt, kualitatif lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan yang ada pada masyarakat, sedangkan kuantitatif lebih menekankan pada pengujian hubunganhubungan tersebut. Pendekatan Kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan analisis yang sifatnya mendalam.50 Kirk dan Miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara fundamental tergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.51
50
Vredenbergt, Metode dan Tehnik Penelitian Masyarakat, PT Gramedia , Jakarta, 1978, hal 9 Kirk dan Miller dalam Lexy J Moleong MA., Metode penelitian Kuaitatif, PT Remaja Rosdakarya, bandung, 1990, hal 3 51
47 3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode penelitian yang
bersifat studi kasus (case study) yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang pertanyaan penelitiannya berkenaan dengan “ how” atau “why”, bila peneliti hanya mempunyai sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.52
3.3
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data merupakan suatu tehnik memperoleh data untuk
keperluan penelitian. Data itu sendiri merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah benar karena apabila salah akan menghasilkan informasi yang salah juga.53 Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang lain diantaranya adalah wawancara secara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan nara sumber atau informan dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang masalah yang sedang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang – ulang. Pada penelitian kualitatif wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi partisifasi.54 Dalam hal penelitian di Metro TV menggunakan cara In-depth interview dan observasi secara langsung pada saat strategi tersebut dijalankan. 52
Yin. Robert K. Studi Kasus (Desain dan Mode), Raja Grafindo Persada, Jakarta 1997, hal 1 Husein Umar , Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada , 2004, hal 22. 54 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal 110 53
48 3.3.1
Data Primer Pengertian data primer adalah suatu data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu maupun dari kelompok. Dalam penelitian ini yang merupakan sumber dari data primer adalah 1.
Head of Public Relations dalam hal ini Ibu Henny Puspitasari yang merupakan penanggung jawab seluruh kegiatan Public Relations yang ada di Media Televisi Indonesia.
2.
Public Relations Officer dalam hal ini Ibu Beta Anggini bidang eksternal relations yang merupakan penangung jawab kegiatan Public Relations untuk kegiatan Publicity.
3.
Society dalam hal ini Bapak Cheppy Harun Paputungan dan Masitah Fauziana mewakili pemirsa televisi Indonesia.
3.3.2
4.
Ibu Sarah Meutia, staf promosi Bank Mandiri.
5.
Bapak Sigit Pramono, wartwan Harian Kompas.
Data sekunder Pengertian data sekunder adalah suatu data yang diperoleh dari publikasi dan
informasi dari perusahaan seperti : a. Studi Kepustakaan Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari bukubuku yang bersifat ilmiah, bahan-bahan tertulis mengenai strategi Media Televisi Indonesia , dan buku lainnya yang berkaitan dengan materi penelitian ini.
49 b. Data dokumentasi dari kegiatan humas baik yang bersifat internal maupun eksternal, press release, dan lain-lain.
3.4
Key Informan / Nara Sumber Dalam hal ini penelitian
di Metro TV menggunakan nara sumber yang
berkompeten dalam memberikan informasi kepada peneliti yang berkaitan dengan bagaimana berjalannya strategi humas Metro TV dalam upaya meningkatkan citra perusahaan. Yang diwawancara adalah: 1. Head of Public Relations dalam hal ini Ibu Henny Puspitasari yang merupakan penanggung jawab seluruh kegiatan Public Relations yang ada di Media Televisi Indonesia. Dan bertugas untuk menyusun strategi komunikasi jangka panjang dan jangka pendek 2. Public Relations Officer dalam hal ini Ibu Beta Anggini bidang eksternal relations yang merupakan penanggung jawab kegiatan Public Relations untuk kegiatan Publicity. 3. Stakholder Eksternal a. Cheppy Harun Paputungan, Mahasiswa Pasca Sarjana UGM b. Masyitah Fauziana, Pekerja Informal c. Sidik Pramono, Wartawan Harian Kompas d. Sarah Meutia, Pegawai Bank BUMN bidang Promosi
50 3.5. Definisi Konsep Untuk lebih memahami dalam menafsirkan data-data yang ada dalam penelitian ini, oleh karena itu ada beberapa definisi konsep yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu : 1. Strategi Public Relations Strategi Public Relations adalah suatu langkah terpadu yang dijalankan dengan membuat planning sebelumnya dengan berbagai perhitungan detil baik dari segi sasaran yang akan dicapai, budgeting, research, kendala yang akan timbul sampai pada hasil dan evaluasi dari strategi tersebut . 2. Citra Citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan, kesan dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif, citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.
3. 6.
Fokus Penelitian a. Strategi Strategi Komunikasi Humas adalah cara atau taktik menjalankan aktivitas
komunikasi untuk mencapai sasaran tertentu. Cara atau taktik yang dimaksudkan digunakan untuk kegiatan : 1. Pengumpulan data (fact finding) Dalam tahap ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap, dan reaksi dari sasaran sasaran yang berkepentingan dengan aksi dan kebijakan-kebijakan suatu organisasi. Kemudian melakukan pengevaluasian dari fakta-fakta dan
51 informasi yang masuk untuk memutuskan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan menetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi. 2. Perencanaan (planning) Tahap ini memberikan sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijakan serta temasuk menetapkan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan. 3. Komunikasi (communication) Menjelaskan dan sekaligus mendramatisir informasi mengenai langkahlangkah yang akan dilakukan, sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting . 4. Pengevaluasian (evaluating) Apa yang dilakukan Humas Metro TV tehadap hasil-hasil dari program – progam kerja atau aktifitas humas lainnya yang telah dilakukan, serta keefektivitasan dari tehnik-tehnik manajemen, dan komunikasi yang dipergunakan.
52 3.7.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan.55 Berdasarkan data yang diperoleh dengan wawancara mendalam dengan para narasumber, maka penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Humas Metro TV dalam upaya meningkatkan citra sebagai stasiun televisi berita.
55
Sofian Effendy dan Christ Manning dalam Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, LP3ES, 1989, hal 263
53 BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Umum PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV)
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT Media Televisi Indonesia atau yang biasa disebut MetroTV adalah salah satu perusahaan di kelompok Media Indonesia yang sudah berkecimpung di dunia pers selama 30 (tiga puluh) tahun. Perusahaan ini didirikan oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS dan tabloid Detik, sesuai dengan cita-citanya untuk mengembangkan budaya demokrasi. Tetapi kemudian harian PRIORITAS dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu menentang pemerintah. Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar no 3 di Indonesia. Saat ini selain Media Indonesia dan Metro TV, Surya Paloh adalah juga pemilik dari Lampung Post, Indocater, Sheraton Media Hotel, Papandayan Hotel, Bali Intercontinental Jimbaran Hotel, PT. Kable General dan Marmer Purmarin. Oleh karena kemajuan teknologi, maka timbullah gagasan untuk mendirikan TV berita Indonesia yang pertama, suatu pengembangan bentuk penyampaian berita dari teknologi cetak ke teknologi elektronik. Selain itu, dunia luar memerlukan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri Indonesia yang dapat dipercaya dan komprehensif, untuk mengantisipasi penyampaian
54 berita yang ditayangkan oleh TV mancanegara seperti CNN, CNBC, BBC, dll, yang pada umumnya menyampaikan dari sudut pandang mereka dan bukan dari sudat Negara Indonesia sendiri. Adapun latar belakang berdirinya Metro TV adalah : 1.
Belum adanya media televisi yang fokus untuk menyajikan berita dan mempunyai target pemirsa menengah ke atas yang berkembang pesat dan lebih nature pada saat ini.
2.
Kepemilikan lebih dari satu pesawat televisi per rumah, khususnya pada golongan menengah ke atas.
3.
Kejenuhan dengan isi program acara televisi yang hampir seragam.
PT. Media Televisi Indonesia merupakan suatu perusahaan TV broadcast yang berbentuk penanaman modal Dalam Negeri (PMDN). Sehingga kepemilikan saham Metro TV pun merupakan milik Surya Paloh 100%. Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden RI ke-3, Abdurahman Wahid pada tanggal 20 November 2000 dan mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 pukul 18.00 Pada tahap awal, siaran Metro TV bisa diterima di wilayah Jabotabek melalui siaran 57 UHF dan dapat diterima di seluruh Indonesia dengan antena parabola melalui satelit Palapa C-2, yang mana footprint dari satelit Palapa C-2 tersebut akan menjangkau seluruh Negara ASEAN, ditambah dengan Jepang, Hongkong, RRC Selatan, India, Taiwan, Macau, Papua Nugini dan sebagian
55 benua Australia. Dan saat ini Metro TV telah menjangkau 60 kota- kota besar di Indonesia. Sebagai stasiun TV berita, Metro TV menyiarkan berita dan informasi selama 24 jam, yang difokuskan pada berita politik, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, olahraga dan lainnya yang disajikan secara cepat, akurat dan menarik. Metro TV juga menyajikan program talkshow, kuis, infotainment serta program – program dokumenter yang berkualitas tinggi. Metro TV menayangkan siaran beritanya dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin. Berita dalam bahasa Inggris yaitu Metro This Morning dan Metro Xin Wen dalam bahasa mandarin. Untuk memantau partisipasi dan jankauan audience-nya, Metro TV menggunakan 2 cara, yaitu : a. Sistem riset yang kontinyu, melalui penilaian “rating” yang dilakukan oleh konsultan internasional (AC Nielsen), dan b. Sistem polling yang diadakan secara kontinyu hampir setiap hari pada acara Metro Siang dan Metro Hari Ini. Selain itu untuk meningkatkan kedekatan pemirsa, di hampir semua dialognya Metro TV selalu memberikan kesempatan kepada pemirsa untuk bertanya secara langsung melalui telepon interaktif.
56 4.1.2. Konsep Program Metro TV Sebagai stasiun televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang telah mengudara selama lebih dari tiga tahun ini, format acara Metro TV memang terfokuskan pada berita (news). Walaupun demikian, Metro TV pun tetap memvariasikan tayangan – tayangannya yang
bersifat infotainment, namun
jangan harap untuk dapat menemukan sinetron, telenovela atau bahkan film India di layar Metro TV. Program berita Metro TV yang kini banyak dikenal dan diingat orang adalah Headline News yang muncul tiap jam, Breaking News, Live Event, Market Review (yang ditanyangkan live dari Bursa Efek Jakarta) dan lain – lain. Selain memproduksi berita, Metro TV juga menayangkan Talk Show dan infotainment antara lain, Today’s Dialogue, News Dot Com, kick Andy , Healty Life, E Life Style, Padamu Negeri, Showbiz News dll. Dalam persaingan di Industrian televisi, Metro TV mengambil posisi khusus diantara perusahaan – perusahaan televisi lain, hal itu dapat kita lihat dalam tabel perbandingan berikut : Stasiun TV lain Entertainment & Informasi
Metro TV Berita/Informasi & infotainment
Sign On – Sign Off
24 hours
15 – 25% in house production
75 – 85% in house production
Target audience : all segment
Target audience : segmented M/F, AB, 15+
Tabel Posisi Metro TV dibandingkan dengan TV lain
57 Keterangan : M/F
:
male / female
15+
: umur di atas 15 tahun
segment
: segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah – pilah berdasarkan berbagai kategeri seperti jenis
. AB
kelamin, umur, domisili, expenditure : yang dimaksud AB adalah golongan audience Metro TV yang pendapatannya kira – kira mulai Dari Rp 700.000 – di atas 1 juta / bulan
Katagori / Pembagian Program acara Metro TV: Dalam bidang TV news broadcast, informasi adalah keunggulan dari pesaing, sehingga dalam Metro TV, sektor keamanan sangat penting, hal ini diterapkan dengan adanya kartu pas (access card) bagi tiap – tiap karyawan yang digunakan untuk memasuki ruang – ruang tertentu seperti ruang produksi, studio, dan manajemen, sehingga mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan dan bukan lapangan kerjanya, sehingga informasi produk maupun manajemen dapat terjaga secara aman. Metro TV terus mengembangkan dirinya baik bidang peralatan maupun SDM. Saat ini Metro TV memiliki peralatan yang maju yang diadopsi dari teknologi Amerika. Peralatan produksi yang menggunakan teknologi digital ini misalnya : 6 buah mobil SNG (satellite news gethering), 3 buah mobil ENG
58 (electronic news gathering) dan 2 buah Cargo Van (fly away), Videophone, Video Streaming, dll. Dengan adanya peralatan – peralatan digital ini, maka Metro TV dapat melakukan siaran langsung dengan cepat ke pemirsa dari tempat peristiwa walau dari tempat terpencil sekalipun. Inilah keunggulan Metro TV dibanding stasiun – stasiun televisi lain. Selain itu, Metro TV juga merupakan TV Indonesia pertama yang menggunakan teknologi virtual set yaitu teknologi untuk merubah atau merekayasa keadaan di studio (in door) menjadi gambar – gambar hidup dan alamiah seakan – akan berada di luar ruang (out door). Metro TV juga merupakan TV pertama yang menayangkan Running Text , yaitu teks berjalan yang muncul di bagian bawah layar TV yang berisi update berita – berita terkini yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Kini teknologi Virtual Set dan Running Text telah banyak ditiru dan dipakai oleh stasiun – stasiun TV lain di Indonesia. Dalam bidang sumber daya manusia, Metro TV mempunyai lebih dari 1000 karyawan yang berkualitas untuk mendukung kinerja perusahaan. Selain itu Metro TV juga diperkuat dengan merengkrut beberapa tenaga asing (ekspatriat).
Kecepatan informasi dan ketepatan tindakan menjadi peranan
penting dalam budaya kerja yang diterapakan dalam Metro TV, cepat dan professional sangat ditutut sebagai sikap utama para karyawannya, sehingga kondisi kerja yang dihasilkan bersifat cepat, dinamis dan professional. Metro TV juga berusaha untuk menambah keahlian karyawannya dengan mengadakan pelatihan – pelatihan secara berkala dan berjenjang.
59 4.1.3. Struktur Organisasi Dalam setiap kegiatan atau usaha yang melibatkan banyak orang, maka diperlukan adanya suatu susunan organisasi yang baik dan efisien, untuk dapat mewujudkan dan melancarkan apa yang menjadi target perusahaan. Di dalam suatu perusahaan sangatlah penting adanya organisasi yang ramping dan sesuai dengan bentuk perusahaan itu sendiri. Apalagi untuk perusahaan yang telah maju dan besar seperti Metro TV. Ini menjadi alat bagi pimpinan untuk memudahkan dalam mengawasi jalan rencana – rencana yang telah dibuat. Susunan Direksi 1. President Director
: Wisnu Hadi
2. Programing & Devlopment Director
: Zsa Zsa Yusharyahya
3. Sales & Marketing Director
: Lestari Luhur
4. Finence & Adm. Director
: Ana Wijaya
5. Technical Director
: John Balons
6. Pemimpin Redaksi
: Andy F Noya
4.1.4. Kategori / Pembagian Program Metro TV 1) News / berita A. Pagi
: Metro Pagi (Indonesia) : Metro This Morning (Inggris) : Metro Xin-Wen (Mandarin)
60 B. Siang
: Metro Siang ( Indonesia) : Market Reviev ( berita dari BEJ )
C. Sore
: Public Corner ( Indonesia ) : Metro Hari Ini ( Indonesia)
D.Malam
: Metro Malam (Indonesia )
Dan Headline News di setiap jam selama 24 jam
2) Dialog Interaktif / Talkshow •
Oprah Winfrey Show
•
Breakfast Club
•
Editorial Media Indonesia
•
Today’s Dialogue
•
Indonesia Solutions
•
Economic Challenges
•
Beuty & Style
•
Kick Andy
3) Lifestyle •
Famous Home and Hideaways
•
The Plaza
•
Sagas
61 •
Made in Germany
•
Motor Cruise
•
Fame & Fortune
•
Euro
4) Creative Media Placement •
Quiz
•
Flight Schedule
•
Product Launching
•
Filler Promo
5) Reality •
Bach to the Floor
•
Trouble at the Top
•
Indonesian Star
•
Touch The Car
•
Panasonic Big Ball
•
The Scholar Indonesia
62 6) Sport •
Sport Corner
•
Spirit Fotball
•
Metro Sports
•
Smart Drive
7) Info Tech •
Made in Germany
•
E Lifestyle
•
Tomorrow Today
•
Technology Wold
•
EuroMaxx Highlights
8) Health •
Healthy Life
•
Fit & Fresh
•
World Health Magazine
•
Healty Home
9) Art and Culture •
Oasis
•
Maestro
63
4.2.
•
Arts & Unlimited
•
The Music Room
•
Showbiz News
•
Metro Music Special
•
Latin Night
•
Classical Masterpiece
•
Periscope
•
Art 21
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, Head Of Public Relations
Metro TV, Henny Puspitasari menegaskan bahwa periode tahun 2000-2005, Metro TV
telah berhasil membentuk citra sebagai stasiun televisi berita
pertama di Indonesia. Terbentuknya citra ini diawali sejak Metro TV berdiri karena manejemen Metro TV sudah menetapkan diri untuk konsisten menyiarkan berita sebagai format utamanya. Namun memang kondisilah yang membantu Metro TV untuk tetap menjadi stasiun televisi berita pertama di Indonesia dan menanamkan citra tersebut dalam benak pemirsa. Kondisi yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa berskala besar baik domestik maupun internasional yang terjadi dalam kurun lima tahun Metro TV berdiri yang mampu mendongkrak citra Metro TV sebagai stasiun berita pertama di Indonesia. Peristiwa tersebut antara lain adalah Peristiwa ledakan
64 bom malam natal tahun 2000, peristiwa penabrakan pesawat ke gedung World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat pada tanggal 11 November 2002 yang dituduh pelakunya adalah kelompok Osama Bin Laden, peristiwa bencana alam terbesar abad ini yaitu Tsunami di Aceh yang menelan korban sampai ratusan ribu orang, peristiwa penyanderaan kru Metro TV yaitu Budiyanto dan Mutia Hafiz ketika sedang meliput perang Irak awal tahun 2005, penyanderaan ini menjadikan Metro TV menjadi perhatian baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di antara sekian peristiwa besar tersebut yang paling kuat membentuk citra Metro TV sebagai televisi berita adalah peristiwa bencana alam dasyat, Tsunami di Aceh bulan Desember 2004 . Dalam peristiwa ini Metro TV secara all out melakukan peliputan dari berbagai sisi mulai dari hard news, human interest, indepth reporting secara live dari Aceh sepanjang hari selama 24 jam penuh dengan program “Indonesia Menangis” dan “Badai Pasti Berlalu” Dalam peristiwa ini juga Metro TV membuka posko kemanusian yang menerima bantuan dari masyarakat dan menyalurkan kepada korban Tsunami di Aceh. Suksesnya peristiwa ini membentuk citra Metro TV sebagai televisi berita. Keberhasilan ini ditandai dengan banyaknya bantuan barang maupun uang melalui posko Metro TV untuk disalurkan kepada korban Tsunami. Bantuan tidak hanya datang dari seluruh Indonesia tapi juga dari luar negeri. Ini berarti Metro TV dipercaya sebagai tempat untuk menyalurkan bantuan bagi korban Tsunami.
65 Peran humas dalam peritiwa ini adalah dengan mengurus posko kemanusiaan bagi korban Tsunami dengan tugas menerima dan menyalurkan bantuan yang dipercayakan oleh masyarakat lewat Metro TV.
Di posko ini humas juga
bertugas mencatat dan menampung orang yang melapor kehilangan sanak famili dalam musibah Tsunami dan kemudian menbantu mencari keberadaan orang hilang dengan cara bekerja sama dengan kru liputan di lapangan. Langkah ini cukup berhasil dengan ditemukan beberapa orang yang hilang. Disini humas berperan sebagai pusat informasi
yang melayani masyarakat dalam
memperoleh informasi. Kondisi inilah yang kemudian mendorong humas dalam menyusun rencana strategi pada tahun 2006 lebih mengarah kepada usaha mempertahankan citra yang sudah terbentuk tersebut agar bisa lebih tertanam di benak masyarakat. Adapun tahapan humas dalam pelaksanaan program kerjanya adalah: 1. Fact finding Humas berkonsentrasi dalam menjaring data yang berkenaan dengan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) . Humas Metro TV melakukan analisa pada kenyataan yang ada di lapangan bagaimana penilaian perusahaan dan masyarakat mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan Metro TV dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam hubungannya untuk mempertahankan citra sebagai stasiun televisi berita
66 2. Planning (perencanaan) Humas Metro TV menyusun rencana dengan menyesuaikan antara program yang ingin dilaksanakan dengan kemungkinnya untuk dilaksanakan dengan berkaca pada data-data yang sudah ditemukan saat fact finding 3. Communicating Dalam hal ini Metro TV mengimplementasikan rencana-rencana yang telah disusun melalui beberapa departemen terkait.
Komunikasi ini
diperlukan dalam pelaksanaan program kerja humas karena tanpa komunikasi
program-program
ini
tidak
mungkin
dapat
diimplementasikan 4. Evaluating Humas Metro TV tetap melakukan evaluasi terhadap program-program yang telah dilaksanakan. Dalam evaluasi ini diharapkan semua departemen yang telah berperan serta dalam mengimplementasikan program harus mampu mempertanggungjawabkan hasil kegiatannya dan dievaluasi keberhasilannya berdasarkan tolak ukur yang telah ditetapkan juga.
4.2.1.
Pencarian fakta-fakta (Fact Finding) Hal yang paling mendasar mengenai alasan yang tepat mengapa
humas Metro TV berusaha untuk mempertahankan citra sebagai televisi berita adalah visi dan misi Metro TV yang jelas sekali mengacu pada
67 keinginan untuk menjadi stasiun yang formatnya
fokus pada berita
dengan tujuan untuk mencerdaskan bangsa.
Visi Metro TV berdasarkan pidato Bapak Surya Paloh, Direktur Utama PT Media Telivisi Indonesia, pada saat Metro TV di luncurkan pertama kali menegaskan bahwa : “Berdasarkan pada set attitude itu, saya sebenarnya mendambakan Metro TV sebagai stasiun referensi bagi publik yang menginginkan informasi dan kepribadian. Dia harus tampil membawa arti. Ini adalah visi saya mendirikan Metro TV. Selain dari visi yang sudah jelas tampak sejak Metro TV berdiri tersebut, Bapak Surya Paloh kemudian mengaskan pula mengenai misinya dalam menjalankan bisnis pertelevisian ini. “ Pertama-tama harus saya tegaskan bahwa misi yang kita jalankan dengan institusi ini tidak hanya untuk kepentingan pemilik modal semata-mata. Tapi lebih luas dari itu, Dia mempunyai misi yang lebih suci, luhur, dan besar. Yaitu, institusi ini mengabdi pada kepentingan khalayak dalam bingkai bangsa dan negara. Karena itu Metro TV harus menjiwai proses dan denyut nadi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia berperan dalam proses pencerahan berbagai aspek kehidupan; aspek budaya; aspek sosial; aspek politik keamanan dan sebagainya, menumbuhkan semangat kebanggaan pada negeri ini sebagai negara maupun bangsa, perdamaian atas kebhinekaan Independen, Metro TV tetap mengembangkan sikap kritis sehingga dia tidak boleh terbelenggu oleh semangat kepentingan kelompok tertentu, politik tertentu, golongan tertentu. Dengan semangat seperti ini kita lebih mudah menjadi media referensi bagi khalayak. Karena, kita, selain indenpenden juga cerdas dan kritis”. Dari pernyataan itulah kemudian Metro TV sepanjang perjalanannya selama lima tahun ini berjalan. Keberhasilan seluruh jajaran karyawan Metro TV dalam membentuk citranya sebagai stasiun berita yang mampu menjadi
68 media referensi bagi khalayak dapat terlaksana. Namun dalam mempertahankan citra Metro TV, humas perlu melakukan analisa SWOT. Analisa SWOT inilah yang kemudiaan akan menjadi acuan bagi humas untuk menyusun strategi humas dalam mempertahankan citranya. SWOT yang dianalisa tentu saja tidak dilihat dari internal perusahaan saja tapi juga dari eksternal perusahaan. Dalam penelitian ini, humas menjelaskan mengenai Analisa SWOT yang telah dilakukan sepanjang perjalan lima tahun ke belakang sebagai sumber pembelajaran untuk menyusun program tahun 2006. Analisa SWOT merupakan salah satu tahap kerja program humas yaitu melakukan fact finding terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Dalam hal ini yang ditemukan oleh Humas Metro TV adalah : a. Kekuatan (Strenght) : 1. Sebagai televisi berita pertama di Indonesia Ini jelas merupakan kekuatan yang khas dari Metro TV. Sebagai stasiun pertama yang format yang fokus pada berita, Metro TV mempunyai nilai tersendiri bagi penikmat televisi indonsia. Jelas bahwa kebutuhan masyarakat terhadap berita sangat besar sehingga menonton berita tidak lagi menjadi sekedar tontonan yang bisa memuaskan keinginan untuk mengetahui isu yang berkembang namun lebih jauh lagi menonton berita menjadi kebutuhan yang tak bisa ditinggalkan karena cepatnya setiap kejadian berlalu dan digantikan kejadian yang lain, sehingga
69 menonton televisi berita saat ini merupakan tren yang perlu dilirik dengan seksama. 2. Sumber daya manusia berkualitas dan berdedikasi tinggi pada profesi Tidak bisa dipungkiri bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan asset perusahaan yang sangat berharga. Dalam hal ini, Metro TV memang telah menanamkan budaya perusahaan yang wajib untuk dipatuhi oleh seluruh karyawan, yaitu kejujuran, loyalitas, dan kerja keras. Mungkin sebagian orang menganggap ini adalah klise namun inilah yang ditanamkan dan telah berjalan selama lima tahun terakhir. Ini merupakan kekuatan yang khas bagi Metro TV sehingga dalam menjalankan tugasnya seluruh karyawan bebas dari praktek menerima hadiah dalam bentuk apapun sebagai ucapan terima kasih dan lain sebaginya 3. Siaran selama 24 jam Untuk mengakomodir kebutuhan pemirsa terhadap berita, Metro TV menyadari bahwa waktu dan kesempatan pemirsa untuk menikmati sajian berita sangat bergam sehingga dirasakan perlu oleh managemen untuk menyajikan ragam berita dalam waktu 24 jam penuh. Selain itu, informasi harus tetap mengalir dari seluruh penjuru dunia dan disampaikan secepat mungkin agar pemirsa Metro TV dapat merasakan bahwa dialah orang pertama yang
70 menonton berita itu setelah kejadian. Dan berita tidak dapat ditunda sehingga setiap saat Metro TV siap untuk menyajikannya kapanpun berita itu diterima redaksi 4. Didukung dengan peralatan canggih Pentingnya peralatan canggih bagi stasiun adalah mutlak. Metro TV terus mengembangkan dirinya baik bidang peralatan maupun SDM. Saat ini Metro TV memiliki peralatan yang maju yang diadopsi dari teknologi Amerika. Peralatan produksi yang menggunakan teknologi digital ini misalnya : 6 buah mobil SNG (satellite news gethering), 3 buah mobil ENG (electronic news gathering) dan 2 buah Cargo Van (fly away), Videophone, Video Streaming, dll. Dengan adanya peralatan – peralatan digital ini, maka Metro TV dapat melakukan siaran langsung dengan cepat ke pemirsa dari tempat peristiwa walau dari tempat terpencil sekalipun. Inilah keunggulan Metro TV dibanding stasiun – stasiun televisi lain. Selain itu, Metro TV juga merupakan TV Indonesia pertama yang menggunakan teknologi virtual set yaitu teknologi untuk merubah atau merekayasa keadaan di studio (indoor) menjadi gambar – gambar hidup dan alamiah seakan – akan berada di luar ruang (out door). 5. Program berkualitas
71 Bicara mengenai kualitas, tentu saja Metro TV sangat fokus dengan program acara yang mendidik dan informatif. Penilaian terhadap kualitas ini tentu saja disesuaikan dengan visi dan misi. Ketika Metro TV tidak menayangkan sinetron, bagi sebagian orang membosankan, maka boleh dikatakan bahwa penonton tidak bisa mengatakan bahwa Metro TV tidak berkualitas karena memang bukan sinetron yang menjadi program utama Metro TV 6. Dapat melakukan Breaking News kapan saja tanpa terikat pada pengiklan yang sudah bloking time di acara tertentu Ini salah satu bukti keseriusan Metro TV dalam menyajikan berita, meskipun pengiklan sudah bloking time terhadap satu acara tertentu, namun berita tidak bisa ditunda sehingga redaksi Metro TV dapat dengan leluasa menyampaikan informasi atau kejadian yang baru saja terjadi tanpa harus menunggu acara yang telah dibloking selesai
b. Kelemahan (Weakness) : 1. Hiburan masih menjadi tontonan favorit Harus diakui bahwa saat ini pemirsa televisi di Indonesia, masih terpukau dengan tontonan hiburan. Hiburan yang dimaksud adalah sinetron, acara musik, telenovela, dan infotainment. Tentunya tidak bisa dipaksakan bahwa kebutuhan orang untuk menonton televisi masih bersifat mencari hiburan, tapi ini adalah
72 suatu tantangan bagi Metro TV dalam rangka tugasnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Stasiun relay yang masih terbatas Keterbatasan stasiun relay ini mengakibatkan
coverage area
menjadi terbatas juga. Oleh karena itu Metro TV terus berusaha untuk menambah jumlah stasiun relay agar bisa menjangkau seluruh pemirsa televisi di Indonesia.
.c. Kesempatan (Opportunity) : 1. Meningkatnya masyarakat yang berpendidikan tinggi Kebutuhan masyarakat akan berita memang tidak bisa dilihat dari pendidikannya. Namun kelompok masyarakat berpendidikan tinggi cenderung untuk lebih banyak membutuhkan informasi yang cepat dan berkualitas. Hal ini adalah respon dari dirinya untuk mengetahui segala perubahan yang terjadi baik yang kecil atau besar. 2. Masyarakat Jenuh dengan program Stasiun TV yang Monoton dan seragam Saat ini hampir semua stasiun TV menyajikan program hiburan yang monoton dan seragam. Stasiun TV A menyajikan sinetron klenik, kemudian stasiun lain berlomba-lomba memproduksi acara serupa dengan harapan memperoleh pemirsa yang lebih banyak. Namun demikian tidak semua orang membutuhkan tontonan seperti itu, kehadiran Metro TV memberi pencerahan yang khas dibanding stasiun
73 televisi yang lain. Hal ini merupakan peluang emas bagi Metro TV untuk lebih baik dalam mengemas berita, sehingga berita tidak sekedar menyajikan informasi tapi mampu berfungsi ganda yaitu menjadi tontonan yang mampu juga menghibur. c. Ancaman (Threat) : 1. Munculnya televisi hiburan skala nasional maupun daerah meskipun kehadiran televisi hiburan berskala nasional maupun daerah ini tidak satupun yang mengemban misi untuk menjadi stasiun berita, namun Metro TV tentu tidak bisa menganggap bahwa mereka bukan lawan yang patut diperhitungkan. Justru karena mereka tidak memfokuskan diri sebagai stasiun berita, Metro TV harus lebih bisa mendapatkan berita terbaik dalam menyajikan informasi ke masyarakat, jangan sampai stasiun TV lain mengemasnya lebih baik atau lebih akurat 2. akan diberlakukan UU tentang penyiaran no 50 tahun 2005 yang membatasi siaran televisi hanya pada skala daerah jadi tidak boleh televisi swasta melakukan siaran secara nasional kecuali TVRI. Tapi UU ini belum diterapkan atau ditunda karena banyak mendapat
kritikan
dari
masyarakat
kebebasan mendapatkan informasi.
yang
menginginkan
74 Dari analisa SWOT yang telah dilakukan, Humas Metro TV menjadikan hasilnya sebagai panduan atau acuan dalam meyusun rencana strategi mempertahankan citra sebagai televisi berita di tahun 2006.
4.2.2
Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil penelitian analisa SWOT, kemudian PR Metro TV menentukan suatu rencana strategis untuk menentukan langkah-langkah yang semestinya dilakukan pada tahun 2006. Untuk menetapkan rencana tersebut, Ibu Henny mengatakan : “Program adalah arahan apa yang mau kita buat, apa yang sudah kita rencanakan, supaya kita tidak melenceng kemana-mana dan supaya kita jadi fokus. Program jangka pendek Sedangkan program jangka panjang adalah terus mempertahankan brand image kita sebagai televisi berita dan mengacu kepada arah mengimplementasi visi dan misi perusahaan”. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa dalam pelaksanaan penyusunan program ini, humas Metro TV memahami bahwa rencana-rencana tersebut akan membantu gerak langkah humas tahun 2006 sehingga bisa menjadi lebih fokus pada upaya perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan sejak awal berdiri.
Berdasarkan hasil interview dengan humas Metro TV dapat dirumuskan bahwa rencana-rencana yang disusun Metro TV secara garis besar adalah sebagai berikut :
75 1. Strategi hubungan baik dengan Pemerintah Sebuah strategi yang dijalankan dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah baik departemen-departemen, PLN, KPU, Pemda dan lainlain. Metro melihat bahwa hubungan baik dengan pemerintah menjadi sangat penting karena aktivitas pemerintahan terkait begitu erat dengan kepentingan-kepentingan umum atau masyarakat sehingga pemerintah dianggap sebagai sumber informasi yang sangat penting bagi media televisi, terutama televisi berita yang mengemban tanggung jawab untuk dapat menginformasikan setiap perubahan yang terkait dengan berbagai kebijakan dari pemerintah. Selain itu pejabat-pejabat pemerintah adalah narasumber yang sangat berkompeten apabila terjadi gejolak publik yang ditimbulkan akibat
kontroversi terhadap peristiwa maupun
kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pihak Pemerintah merupakan partner yang harus terjaga terus hubungannya oleh sebab itu Public Relations Metro TV membuat strategi di atas untuk menjalin hubungan baik dengan Pemerintah dan diharapkan pada akhirnya akan membantu meningkatkan citra perusahaan. Pemerintah merupakan publik sasaran yang cukup berkompeten untuk membuat opini publik yang dapat memberikan pengaruh tersendiri bagi masyarakat. Terlihat bahwa dukungan pemerintah
akan
membantu
eksistensi
perusahaan
dan
upaya
mempertahankan citra akan tecapai. 2. Strategi hubungan baik dengan pers Press relations merupakan upaya – upaya untuk mencapai publikasi atau penyiaran maksimum atas suatu pesan atau informasi Humas dalam
76 rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Didalamnya meliputi kegiatan yang berhubungan dengan berbagai media cetak ataupun elektronik seperti radio. Tujuannya adalah untuk senantiasa mendapat dukungan dan menjalin hubungan baik dengan pers. Strategi ini dilakukan agar senantiasa mendapat good opinion dari pers yang merupakan rekan sekerja yang diharapkan mendukung apa yang dikerjakan oleh Metro TV. Pada kenyataannya Metro TV sebagai sebuah media televisi yang seyogyanya adalah bagian dari pers juga masih membutuhkan media lainnya untuk
saling
menciptakan
pemahaman yang baik. Strategi hubungan dengan pers merupakan upaya untuk publikasi yang nantinya akan berkaitan dengan mempertahan citra perusahaan. Dijelaskan oleh Ibu Henny bahwa: “Membina hubungan dengan media cukup penting karena media mempunyai peran penting dalam pembentukan citra perusahaan. Media harus kita rangkul dan kita jadikan sebagai teman agar terjadi saling pengertian. Melalui media kita bisa mengkomunikasikan programprogram kita. Isi pemberitaan media yang positif tentang kita akan memperkuat citra kita dimasyarakat” Strategi yang dilakukan tersebut
merupakan suatu upaya menjalin
hubungan baik dengan pers dan strategi tertentu untuk meletakkan citra baik perusahaan di benak insan pers. Public Relations
Metro TV
menyadari sepenuhnya bahwa dengan membuat strategi menjalin hubungan baik dengan pers akan mampu mengarahkan kepada upaya mempertahankan citra perusahaan. Pers merupakan rekan sekerja yang apabila tidak dipelihara akan dapat
menjadi lawan. Oleh sebab itu
strategi menjalin hubungan baik dengan pers diupayakan sebagai suatu langkah untuk menuju kepada upaya mempertahankan citra perusahaan. Melalui pers Metro TV dapat mempublikasikan program acara ataupun sosialisasi untuk berbagai program baru. Dengan bantuan rekan pers maka publik akan tahu lalu dapat menjadi Aware. Tulisan yang baik dari
77 pers akan membuat citra perusahaan menjadi lebih meningkat karena ada persepsi yang baik dari publik. 3. Strategi hubungan baik dengan komunitas Membuat suatu kerja sama dengan pihak komunitas baik masyarakat sekitar kantor Metro maupun yang di wilayah yang lebih luas. Dalam pelaksanaan fungsi public relations komunitas dipandang sebagai satu kesatuan dengan perusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Mengutip dari Ibu Henny: “PR Metro TV juga membuat Communinty Strategi, tujuan strategi ini adalah dalam rangka membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar kantor Metro TV, ini sesuai dengan misi kita yaitu kita hadir membawa arti.” Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan pula bahwa hubungan timbal balik bukan saja suatu komunitas yang saling berbagi melainkan lebih jauh pada komunitas sosial yang saling berinteraksi. Metro TV memandang sosok komunitas sebagai suatu organ penting dalam kaitannya
dengan
pembentukan
opini
publik.
Seperti
pepatah
mengatakan bahwa “jagalah hubungan baik dengan tetangga karena merekalah yang pertama tahu jika terjadi sesuatu pada kita.” 4. Strategi hubungan baik dengan internasional Menjalin kerja sama sebagai bentuk strategi dengan pihak luar seperti kedutaan-kedutaan besar yang ada di Indonesia dan juga dengan televisitelevisi asing. Tujuan strategi kerjasama dengan pihak internasional ini adalah agar masyarakat intenasional mengetahui keberadaan atau eksistensi Metro TV dan menguatkan hubungan dengan pihak intenasional. “Kita juga membina hubungan baik dengan televisi asing, ini berbentuk kerjasama, pertukaran wartawan. Misalnya kita membantu mereka dalam pengiriman gambar, mebuat program bersama, contoh, kita buat program tentang pemilu Presiden. Strategi ini bertujuan adalah
78 kerjasama dengan mayarakat internasional agar keberadaan Metro TV diakui oleh dunia Internasional.” Kita juga membina hubungan dengan televisi asing, strategi ini dalam rangka memperluas jaringan dan menanam saling pengertian dengan mereka.
Manfaatnya
banyak,
disamping
kita
saling
bertukar
pengalaman, kerjasama juga dapat dilakukan dengan saling bertukar informasi, dan sebagainya. 5. Strategi hubungan dengan audience Menjadikan audience sebagai partner yang bersahabat dan sebuah strategi jalinan hubungan baik agar audience merasa diperhatikan dan memiliki Metro TV. Dan Metro TV juga sering mengundang audience untuk berpartisipasi di acara-acara yang membutuhkan dukungan audience, misalnya acara “Going Country”. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Anggi Beta: “Ya, dengan audience PR juga melakukan strategi komunikasi dalam rangka membina hubungan baik dan saling pengertian. Misalnya kita mengadakan workshop ke kampus-kampus ini dalam rangka membina hubungan baik dengan kalangan masyarakat terpelajar.hampir setiap hari ada mahasiswa yang berkunjung kekantor Metro TV untuk melihat dari dekat proses pembuatan berita di redaksi kita dan ingin tahu bagaiman stasiun tv beroperasi”. Hal ini terlihat pada saat penelitian dimana Public Relations secara intens melakukan guiding kepada para mahasiswa yang mengunjungi redaksi Metro TV untuk melihat proses produksi berita. PR disini memberi informasi dan menerangkan kepada mahasiswa proses produksi berita hingga penayangan berita. Ini merupakan strategi yang mungkin dirasakan kecil namun nantinya akan menimbulkan image yang positif dari audience yang akhirnya dapat membantu upaya mempertahankan citra sebagai televisi berita.
79 4.2.3. Comunicating Garis-garis besar yang telah dikemukan di atas merupakan rencana strategi yang perlu dikomunikasikan kepada stakeholder sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Humas Metro TV dalam hal ini berfungsi sebagai mediator yang menjembatani hubungan tersebut. Dalam pelaksanaannya tentu sudah ditentukan pula berapa budget yang disediakan untuk setiap kegiatan. Oleh karena itu, humas Metro TV tetap menjadi lembaga kontrol, yang tidak hanya mengontrol kesuksesan dari pelaksanaan setiap rencana, tapi juga mampu mengendalikan kegiatan tersebut sesuai dengan budget yang tersedia. Namun masalah budget sampai saat ini tidak pernah mengalami kendala. Humas Metro TV dapat melaksanakan seluruh rencana tanpa terhambat masalah dana karena management sangat mengerti betapa pentingnya kegiatan humas terutama dalam menjaga citra Metro Tv sebagai stasiun televisi berita. Oleh karena itu Humas Metro TV merasa sangat leluasa untuk mengembangkan ideidenya. Hasil penelitian yang penulis lakukan ada beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian khusus bagi humas, yaitu menetapkan departemen mana (secara internal) yang akan diajak untuk membantu setiap rencana yang akan
dilaksanakan
sehingga
garis-garis
besar
rencana strategi
dapat
dilaksanakan dengan baik. Seperti yang dikutip dari hasil wawancara ibu henny: “Tentu PR melibatkan bagian lain dalam membuat program komunikasi, disini PR gak bisa berjalan sendiri. Jadi tanggung jawab
80 mempertahankan citra adalah tugas semua karyawan mulai level yang paling tinggi sampai level yang paling rendah harus kita libatkan, mulai direktur sampai tukang sapu harus terlibat. Contoh saya sering menegur bagian redaksi soal penulisan running text yang salah. Metro TV itu TV berita, yang dijual adalah informasi. Jadi kita harus memperhatikan keakuratan informasi yang kita sampakan kepada publik. PR juga bertindak sebagai penerus informasi, contoh, ada pemirsa dari daerah kalimantan yang telepon memberitahu bahwa didaerah kalimantan gambar metro TV tidak bagus karena stasiun relay kita bermasalah, saya langsung merespon dengan menghubungi bagian tehnik untuk segera memperbaiki tranmisi kita. PR juga melakukan dengan bagian promo tentang program-program yang akan kita promo ke masyarakat, kita akan diskusi mengenai bentuk promo seperti apa yang akan kita lakukan, di media apa kita lakukan. Seperti kita melakukan workshop ke universitas-universitas promo kita libatkan untuk bisa menjelaskan tentang program-program Metro TV. Kita juga melibatkan bagian programing dalam menyusun strategi karena programing yang menyusun program acara, untuk mendapatkan masukan-masukan tentang apa yang dibutuhkan programing yang berkenaan dengan program acara, misalnya soal jam tayang, jadwal yang acara kita yang dimuat di media cetak dan lain sebagainya.” Dari pernyataan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan humas di Metro TV terintegrasi dengan bagian lainnya. Dalam hal menjaga citra sebagai televisi berita tentunya humas Metro TV mutlak harus melibatkan departemen-departemen lain di internal perusahaan yang saling bersinergi mendukung visi dan misi perusahaan agar dapat terwujud. Dalam pelaksanannya pun, Humas Metro TV tetap memberikan keleuasaan bagi stakeholdernya untuk terus mengikuti perkembangan Metro TV melalui beberapa mdia komunikasi yang disebarluaskan informasinya kepada seluruh stakeholder termasuk audience melalui internet maupun website. Bahkan untuk melenkapi kebutuhan audience terhadap informasi dari Metro TV, humas Metro TV menempatkan ruang khusus setiap hari minggu di media indonesia dalam kolom Media Indonesia Highlight.
81
Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh Humas Metro TV dalam pelaksanaan rencana yang telah dirumuskan dalam garis-garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Strategi hubungan baik dengan Pemerintah Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan humas dalam kerja samanya dengan pemerintah antara lain adalah dengan a. Mengadakan kerja sama program acara yang didukung oleh departemen pemerintah, misalnya dengan Departemen Pariwisata mengadakan program acara Archipelago. Humas dalam hal ini hanya sebagai mediator saja sementara pada pelaksanaannya humas menggandeng departemen redaksi Metro TVuntuk melaksanakan acara tersebut. Penyesuaian dan bentuk diserahkan seluruhnya sesuai dengan keinginan departemen redaksi Metro TV dan Departemen Pariwisata Indonesia b. Mendukung Program-program pemerintah yang bersifat untuk kepentingan publik. Dalam hal ini, humas Metro TV sebagai mediator mencari dan memberikan ruang yang cukup luas kepada pemerintah untuk menginformasikan setiap programprogramnya. Misalnya mengkampanyekan bahaya flu burung. Dengan bekerja sama antara departemen promosi dan humas Metro
TV,
pemerintah
mendapatkan
peluang
untuk
menginformasikan program publiknya melalui iklan layanan
82 masyarakat. Dalam hal ini departemen promo diserahkan untuk menentukan jam tayang yang tepat untuk menayangkan iklan tersebut yang disesuaikan dengan slot yang diberikan oleh departemen programing c. Mengadakan kerjasama dengan pemerintah daerah, pada tahun 2006 kerja sam dengan pemerintah daerah yang gencar dilakukan adalah dengan pemerintah daerah papua. Pada tahun 2006 Metro TV melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah Papua dalam membangun televisi daerah, dalam hal ini Metro TV diperbantukan untuk menjadi konsultan dalam mempersiapkan tenaga-tenaga terampil di bidang pertelevisian.
2. Strategi hubungan baik dengan Pers Mengadakan kerjasama dengan media lain merupakan hal yang penting bagi Metro TV. Strategi ini dilakukan agar senantiasa mendapat good opinion
dari pers yang merupakan rekan sekerja yang diharapkan
mendukung apa yang dikerjakan oleh Metro TV. Pada kenyataannya Metro TV sebagai sebuah media televisi yang seyogyanya adalah bagian dari pers juga masih membutuhkan media lainnya untuk saling menciptakan pemahaman yang baik. Strategi hubungan dengan pers merupakan upaya untuk publikasi yang nantinya akan berkaitan dengan mempertahan citra perusahaan. Hal hal penting yang dilakukan humas Metro TV pada tahun 2006 adalah :
83 a. Mengadakan press confrence, jika ada program baru contoh program “Kick Andy”, humas Metro TV melakukan press Conference untuk memberitahukan kepada khalayak melalui media yang lain bahwa Metro TV mempunyai program baru, yang dalam Press Conference tersebut dibahas secara detail mengenai konsep acara tersebut dan apa yang unik dari acara tersebut sehingga layak menjadi tontonan yang harus menjadi alternatif tontonan yang menarik bagi pemirsa televisi b. Mengadakan Press Gathering, untuk membina hubungan baik dengan press, Humas Metro TV melakukan acara-acara yang spesial diadakan hanya untuk kaum pers. Misalnya pada bulan suci Ramadhan, humas Metro TV mengadakan gathering yang mengundang seluruh jajaran pers untuk berbuka puasa bersama, ini merupakan pernyataan Metro TV kepada media yang lain bahwa pers adalah teman dan media lain bukanlah lawan, tetapi rekan kerja yang saling memberi pengertian dan dukungan. c. Mengundang para Pemimpin Redaksi media cetak, pada acaraacara tertentu Metro TV selalu melakukan pendekatan yang baik dengan media cetak, misalnya pada HUT Metro TV, pemimpin redaksi media cetak diundang untuk menghadiri acara peringatan HUT Metro TV tersebut.
3. Strategi Hubungan baik dengan Community
84 Dalam pelaksanaan fungsi public relations komunitas dipandang sebagai satu kesatuan dengan perusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Pada umumnya kegiatan yang dilakukan humas Metro TV dalam menjaga hubungan baik bersifat kegiatan sosial. Antara lain a. Kegiatan sosial yang ditujukan untuk masyarakat yang tidak mampu, misalya sunatan massal, kunjungan ke panti asuhan di sekitar Metro TV, mengadakan perayaan HUT RI dengan warga disekitar kantor Metro TV b. Kegiatan sosial yang ditujukan untuk masyarakat terpelajar, dengan mengadakan program beasiswa lewat acara scholarship. Acara ini sebagai usaha Metro Tv dalam mewujudkan visi dan misinya sebagi stasiun berita yang ikut berusaha untuk mencerdaskan bangsa. 4. Strategi Hubungan baik dengan Internasional Strategi hubungan baik dengan internasional yang dilakukan misalnya dengan kedutaan-kedutaan asing di Indonesia. Strategi ini bertujuan untuk bekerjasama dengan masyarakat internasional agar keberadaan Metro TV diakui. Kegiatan real antara lain: a. Menjaga hubungan baik dengan kedutaan setiap negara untuk memudahkan Metro TV apabila membutuhkan nara sumber, Duta Besar misalnya, dengan ada hubungan baik akan gampang kita undang. Contoh kegiatan dalam
85 membina hubungan baik dengan kedutaan adalah humas Metro TV selalu mengirim bunga ketika negara itu merayakan Hari Ulang Tahun dan mengutus wartawan untuk meliput acara tersebut, Metro TV juga menerima kunjungan mereka yang ingin melihat cara-cara produksi berita di Metro TV b. Metro TV juga membina hubungan baik dengan televisi asing, ini berbentuk kerjasama, pertukaran wartawan. Misalnya kita membantu mereka dalam pengiriman gambar, mebuat program bersama, contoh, membuat program tentang pemilu Presiden, dan memberikan footege-foootege
tentang topik yang mereka garap di
Indonesia, misalnya yang paling banyak diminta adalah footege Tsunami, Ini semua dilakukan
dalam upaya
mempertahankan citra Metro TV sebagai televisi berita satu-satunya di Indonesia.
5. Strategi hubungan baik dengan audience Audience merupakan aset yang berharga bagi Metro TV. Dalam menjaga citranya sebagai televisi stasiun berita di Indonesia, penilaian positif dari audience merupakan sesuatu yang semakin mengukuhkan Metro TV sebagai stasiun berita. Oleh karena itu Metro TV tetap terus menjaga hubungan baik dengan audience.
86 Adapun hal-hal penting yang dilakukan Metro TV dalam menjaga hubungan baik dengan audience adalah sebagai berikut : a. Memperkuat hubungan dengan audience yang setia dalam memberikan kontribusi, dukungan dan masukan yang berarti bagi Metro TV. Kontribusi ini bisa berbentuk
kritik
atau
saran
yang
membangun.
Dukungan dan masukan dapat berupa keikutsertaan audience
dalam
merespon
acara-acara
yang
ditayangkan Metro TV. Pemberian yang berupa kontribusi, dukungan dan masukan ini madalah hadiah yang diberikan oleh audience kepada Metro TV sehingga sayang sekali bila Humas Metro TV melewatkan kesempatan untuk mendata orang-orang yang telah ikut membangun citra Metro TV sebagai stasiun berita ini. Oleh karena itu, melanjutkan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, Humas Metro TV melakukan perbaharuan terhadap data base audience yang loyal terhadap Metro TV b. Mendukung redaksi untuk mendapatkan nara sumber dan tamu yag berkompeten. Dalam hal ini humas Metro TV harus mampu membantu redaksi untuk menyiapkan nara sumber yang kompeten di bidangnya bila mengadakan acara-acara talkshow ataupun bentuknya
87 yang membutuhkan narasumber, misalnya program acara kesehatan (Healthy Life), humas membantu redaksi
untuk
mendatangkan
dokter-dokter
yang
memang mempunyai kompetensi yang tinggi dalam bidangnya. Hal ini dilakukan untuk memuaskan audience dengan informasi-informasi yang up to date. c. Mendidik masyarakat dengan memberikan tontonantontonan
yang
berkualitas
dan
mengikutsertakan
mereka untuk berpartisipasi .Humas Metro TV dalam hal
ini
langsung
menginformasikan
turun
ke
lapangan
program-program
untuk
acaranya,
misalnya mengadakan workshop ke kampus-kampus, menerima kunjungan mahasiswa yang ingin melihat dari dekat proses produksi berita di redaksi Metro TV, mengundang audience untuk terlibat langsung pada program-program
yang
membutuhkan
dukungan
audience, contoh: acara “Going Country”, Padamu Negeri, dan “Kick Andy”.
4. 2. 4 Evaluasi (Evaluating) Untuk memastikan program berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka PR Metro TV melakukan evaluasi terhadap program-program yang sudah dilakukan. Evaluasi ini penting dilakukan karena untuk mengetahu sejauh mana
88 program sudah berjalan, apa yang mesti dikoreksi dan apakah yang dilakukan lakukan tepat pada sasaran.
Hal ini dikatakan Ibu Henny Puspitasari dalam sebuah wawancara:
“ Ya, kita evaluasi, Ini kita lakukan karena untuk memastikan apakah program kita sudah berjalan sesuai rencana, sudah sesuai dengan tujuan belum, apa yang masih harus dikoreksi . Evaluasi ini kita lakuakan 2 kali dalam setahun. Jadi kalau ada yang tidak sesuai kita langsung benahi, kenapa kita lakukan 2 kali, karena pertama kita evalusai program yang sedang berjalan 6 bulan, nah, kalau ada yang gak jalan kita langsung tahu, kenapa gak jalan. Evaluasi yang ke 2 kita lakukan di akhir akhir tahun atau program sudah selesai dilaksanakan, ini untuk mengetahu seluruh kegiatan kita tahun ini jalan tidak, ada kendala tidak, pencapaian hasilnya bagaimana . Disini juga untuk melihat penggunaan anggaran, apakah sudah sesuai budget yang tentukan belum. Nah, dari evaluasi inilah kita jadikan patokan untuk rencana tahun depan”. Dari hasil penelitian penulis tahu bahwa Humas Metro TV selalu melakukan evaluasi dari setiap program yang dilakasanakan 2 kali dalam setahun. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah rencana sudah sesuai dengan tujuan, apakah ada kendala-kendala, pengunaan budget sudah sesuai belum dan sebagainya. Evaluasi ini menjadi tolak ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan program yang dijalankan. Dan ini akan jadi patokan untu membuat rencana pada tahun-tahun yang akan datang. Evaluasi itu sediri, menurut Ibu Henny, dilakukan dengan
survey melalui
kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat. Umumnya kuesioner ini dibagikan kepada mahasiswa yang datang untuk Studi Lapangan ke kantor Metro TV atau ketika workshop ke kampus-kampus. Selain itu, survey ke masyarakat dilakukan oleh pihak ketiga yaitu Metro TV bekerja sama dengan
89 Lembaga Konsultan Internasional AC Nielsen, melalui riset yang kontinyu. Survey juga dilakukan oleh Humas melalui sistem pooling yang diadakan secara terus menerus hampir setiap hari pada acara “Metro Hari Ini”, “Suara Anda”, “Editorial Media Indonesia” dan “Padamu Negeri”. Dari hasil interview dengan pemirsa Metro TV, Cheppy Harun Paputungan, Pegawai Bank BUMN sekaligus mahasiswa Magister UGM, mengatakan bahwa pada saat ini Metro TV merupakan TV berita yang cukup handal dan merupakan satu-satunya televisi di Indonesia yang program acaranya adalah berita. Menurut, Cheppy, di tengah kejenuhan masyarakat terhadap tontonan yang tidak mendidik, seperti sinetron, acara mistik, dan infotainment, Metro TV memberikan tontonan alternatif yang lebih mendidik dan informatif. Dengan konsistensi pada penayangan berita, Metro TV sudah berhasil membentuk citranya sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Selain itu, kelompok masyarakat umum, yang diwakili oleh Masitah Fauziana, pekerja informal, mengatakan bahwa ketika orang membutuhkan berita , Metro TV memberikan informasi yang bisa memuaskan pemirsa, membahas suatu topik yag hangat di masyarakat tidak dari satu sisi saja, misalnya bila ada bencana alam, dari lokasi langsung Metro TV menyiarkan kondisi masyarakat, melalui studio Metro TV melakukan dialog dengan pemerintah, dan juga mewawancarai para ahli yang terkait dengan maslah tersebut. Dengan demikian, menurutnya, Metro TV mampu membahas tuntas
90 setiap kejadian yang pada akhirnya memaksa pemirsa yang membutuhkan berita, mengganti channe-lnya ke Metro TV. Dari hasil interview dengan kedua pemirsa Metro TV tersebut, dapat disimpulkan bahwa Metro TV berhasil membentuk citranya sebagai televisi berita di Indonesia.
4.3.
Pembahasan Penelitian Kedudukan Humas Metro TV yang langsung berada dibawah BOD
mempermudah fungsi
Humas dalam menjalankan aktifitasnya. Manajemen
Metro TV mendukung penuh aktivitas humas karena manajemen sadar akan pentingnya peran Humas dalam mengelola komunikasi dalam upaya mempertahankan citra Metro TV sebagai televisi berita di Indonesia. Dalam pelaksanaan program kerjanya, Humas Metro TV tidak terhambat oleh kendala dana. Budget yang diberikan, meskipun Humas Metro TV tidak bersedia menyebut jumlah nominalnya, tetapi menurut Ibu Henny, manajemen Metro TV memberikan keleluasaaan bagi Humas untuk menjalankan programprogram kehumasan. Ini karena manajemen Metro TV menyadari sepenuhnya bahwa citra yang positif sangat diperlukan perusahaan dan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan Humas Metro TV telah melakukan fungsi strategi mananjemen humas secara benar karena sebelum membuat rencana strategi
melakukan analisa
SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity, Treath) telebih dahulu dalam rangka fact finding.
91 Setelah melakukan analisa SWOT dan menemukan data-data baik dari internal maupun dari eksternal, humas Metro TV menyusun strategi humas dalam upaya mempertahankan citra sebagai televisi berita di Indonesia. a. Strategi membina hubungan baik dengan Pemerintah b. Strategi membina hubungan baik dengan pers c. Strategi membina hubungan baik community d. Strategi membina hubungan baik dengan internasional e. Strategi hubungan baik dengan audience
Pelaksanaan strategi tersebut diimplementasikan kedalam tindakan-tindakan nyata dilapangan, mulai dari kerja sama dengan pemerintah, pers, televisi internasional, pelayanan audience, sampai pada aktifitas sosial dengan warga sekitar kantor Metro TV . Untuk mengimplementasikan strategi tersebut Humas melibatkan bagianbagian lain dalam upaya mempertahankan citra Metro sebagai televisi berita di Indonesia.
Kegiatan Humas Metro TV tidak bisa berjalan tanpa adanya
dukungan baik itu dari karyawan maupun dari stakeholder-nya. Dukungan karyawan inilah yang disebut sebagai dukungan internal yang mampu menghimpun kekuatan perusahaan untuk berjalan dengan baik. Karyawan dalam hal ini, sangat berperan penting karena kondisi yang sehat di dalam perusahaan akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman dan saling berintegrasi sehingga seluruh publik internal mampu untuk bekerja secara sinergis dalam mencapai tujuan perusahaan.
92 Seperti yang ditegaskan oleh Ibu Henny bahwa pembentukan citra merupakan tanggung jawab seluruh publik internal perusahaan, baik itu dari pihak Top managament sampai tingkat cleaning service. Namun peran humas secara internal untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan sehat merupakan tanggung jawab yang tidak mudah. Ibu Henny pun menegaskan bahwa SDM yang sudah saat ini kredibilitasnya sudah sangat baik, terutama wartawan dalam hal ini yang terus berada di lapangan dilarang keras menerima imbalan dalam bentuk apapun ketika bekerja mencari berita sehingga tidak ada prasangka buruk yang melekat kepada mereka dan memberikan keleluasaan bagi kreatifitas wartawan dalam menyajikan informasi tanpa campur tangan atau intervensi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan tertentu. Humas juga memberikan informasi kepada masyarakat, sebagai bentuk konsistensinya sebagai televisi berita, bahwa wartawan Metro TV tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun pada running text yang muncul setiap hari di layar Metro TV. Hal ini juga dalam rangka mendidik masyarakat untuk sadar sepenuhnya bahwa tidak semua wartawan mempunyai mental buruk dalam mencari berita sehingga tumbuh kepercayaan diri bagi masyarakat untuk merasa memiliki media sebagai sumber informasi tanpa intervensi. Untuk mengetahui strategi yang digunakan sudah berhasil mencapai tujuan, humas Metro TV melakukan evaluasi dengan mengumpulkan data-data dan fakta-fakta melalui konsultan Internasional, AC Neilson, atau dilakukan sendiri
93 melalui survey, dan telepon interaktif pada acara – acara yang melibat pemirsa seperti, “Padamu Negeri, Suara Anda”. Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh humas Metro TV dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam mempertahankan citra sebagai stasiun televisi berita sudah sesuai dengan tahapan-tahapan program kerja humas menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, yaitu upaya pemecahan permasalahan program kerja tersebut melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” sebagai landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan selanjutnya , yaitu sebagai berikut: 1. Research – Listening (Penelitian dan Mendengarkan) 2. Planning-Decision (Perencanaan dan mengambil keputusan) 3. Communications-Actions (Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan) 4. Evaluation (mengevaluasi)
Dari seluruh program yang telah ditetapkan oleh Humas Metro TV, berdasarkan hasil penelitian ini, sejak berdiri hingga saat ini Metro TV telah berhasil mempertahankan citra sebagai televisi berita. Sehingga dari enam jenis citra yang dikemukan oleh Frank Jeffkins, Metro TV telah berhasil menyejajarkan antara wish image yaitu citra yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan corporate image yaitu citra yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, lebih dikenal dan diterima oleh publiknya. Ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Cheppy Harun Paputungan, yang mengatakan bahwa citra metro TV sebagai televisi berita sudah kuat akibat
94 konsistensi pada penyajian informasi yang cepat dan komprehensif yang berkualitas dan juga pemilihan nara sumber yang kredibel. Hal senada juga diungkapkan oleh Masyitah Fauziana bahwa image Metro TV sebagai televisi berita sudah terbentuk melalui program-program berita dan program lain yang dikemas lebih informatif dan berkualitas. Stasiun Metro TV menjadi tontonan alternatif ditengah munculnya televis-televisi baru yang membuat format acara yang sama yaitu hiburan. Selain itu ada juga pendapat dari klien yang menggunakan Metro Tv sebagai sarana promosi atau penayangan iklan seperti yang diungkapkan oleh Sarah Meutia SH, karyawati Bank BUMN, bahwa Metro TV selalu menjadi pilihan utama dalam menayangkan iklan beberapa produk perbankan yang sesuai dengan pemirsa Metro TV yang relatif kritis dan memiliki filter yang cukup luas dalam memilih produk perbankan yang mungkin menawarkan produk yang serupa. Dalam menjaga hubungan dengan pers pun, Bapak Sidik Pramono, wartawan Kompas, mengungkapkan bahwa Metro TV adalah stasiun televisi yang konsen dengan program berita. Menurut Bapak Sidik, humas Metro TV juga sangat terbuka dalam memberikan data-data yang berkenaan dengan Metro TV kepada khalayak, terutama rekan-rekan pers. Selain itu Humas Metro TV sering mengadakan acara-acara yang mengundang rekan pers untuk menciptakan saling pengertian dan juga memberikan informasi tentang program-program baru yang ditayangkan Metro TV.
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi yang dijalankan oleh Humas Metro TV dalam mempertahankan citra sebagai televisi berita adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa Public Relations Metro TV telah dapat menjalankan fungsinya secara cukup baik dengan berbagai dukungan dari Top Manajemen. Strategi-strategi Public Relations Metro TV telah cukup terarah dan penuh kordinasi dengan bagian-bagian internal lain. 2.
Public Relations Metro TV telah melakukan fungsi strategi manajemen PR dengan melakukan: fact finding, planning, comunicating, evaluating.
Public Relations Metro TV telah melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan citra sebagai televisi berita dengan menitikberatkan pada implementasi strategi kepada publik sasaran seperti :
1. Strategi hubungan baik dengan Pemerintah Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan humas dalam kerja samanya dengan pemerintah antara lain adalah dengan : a. Mengadakan kerja sama program acara yang didukung oleh departemen pemerintah
96 b. Mendukung
program-program
pemerintah
yang
bersifat
untuk
kepentingan publik. c. Mengadakan kerjasama dengan pemerintah daerah 2. Strategi hubungan baik dengan Pers Hal hal penting yang dilakukan humas Metro TV pada tahun 2006 dalam rangka membina hubungan baik dengan pers adalah : a. Mengadakan press confrence b. Mengadakan Press Gathering c. Mengundang para Pemimpin Redaksi media cetak 3. Strategi Hubungan baik dengan Community Pada umumnya kegiatan yang dilakukan humas Metro TV dalam menjaga hubungan baik bersifat kegiatan sosial. Antara lain a. Kegiatan sosial yang ditujukan untuk masyarakat yang tidak mampu b. Kegiatan sosial yang ditujukan untuk masyarakat sekitar kantor Metro TV 4. Strategi Hubungan baik dengan Internasional Strategi ini bertujuan untuk bekerjasama dengan masyarakat internasional agar keberadaan Metro TV diakui. Kegiatan real antara lain: a. Menjaga hubungan baik dengan kedutaan setiap negara b. Metro TV juga membina hubungan baik dengan televisi asing 5. Strategi hubungan baik dengan audience Hal-hal penting yang dilakukan Metro TV dalam menjaga hubungan baik dengan audience adalah sebagai berikut : a.
Memperkuat hubungan dengan audience yang setia dalam memberikan kontribusi, dukungan dan masukan yang berarti bagi Metro TV.
97 b. Mendukung redaksi untuk mendapatkan nara sumber dan tamu yang berkompeten. c.
Mendidik masyarakat dengan memberikan tontonan-tontonan yang berkualitas dan mengikutsertakan mereka untuk berpartisipasi.
5.2 Saran 5.2.1
Saran Akademis
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam pada kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas Public Relations, yang bertujuan untuk mempertahankan citra perusahaan 2. Penelitian dengan metode lainnya dapat dijadikan alternatif untuk mengetahui efektivitas kegiatan humas Metro TV dalam mempertahankan citra perusahaan.
5.2.2. Saran Praktis 1. Untuk lebih memperbayak lagi kegiatan edukasi berupa wokshop-workshop tidak hanya untuk mahasiswa tapi juga bagi masyarakat , dan perlu diadakan riset humas yang lebih mendalam untuk mengetahui minat masyarakat terhadap jenis berita yang ditayangkan oleh Metro TV dalam rangka mengukuhkan citra sebagai televisi berita.
98 2. Tetap mempertahankan kinerja yang baik dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan agat tetap menjadi stasiun berita terbaik di Indonesia dan bisa disejajarkan dengan TV berita Internasional.
3. Membina komunikasi yang lebih terbuka dengan stakeholders internal sehingga dapat menumbuhkan sikap saling beritikad baik, memahami, dan mengerti dalam melakukan tugas di bidang masing-masing. Tumbuhnya sikap tersebut akan membuat sinergi yang saling mendukung sehingga visi dan misi perusahaan dapat terus dipertahankan dalam membentuk citra sebagai stasiun televisi berita terbaik.
Daftar Pustaka Abdurachman, Oemi, Dasar-dasar PR, Alumni, Bandung, 1979 Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002 Anwar, Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 1995 Assegaf, Dja’far H., Hubungan Masyrakat dalam Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986 Baker, Kim & Sunny, How to promote, Publicize, and Advertise your Growing Bussiness, John Wiley & Son Inc, 1992 Beard, Mike, Management Departement Public Relation, Erlangga, Jakarta, 2001 Broom, Glenn M., Public Relation, Prentice Hall, Englewood Cif Jersey, New Jersey, 1985 Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004 Effendy, Onong Uchjana, Dimensi Komukasi, Pernerbit Alumni, 1986 Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1986 Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikologis, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992 Effendy, Onong Uchjana, Humas Relations, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992 Gregory, Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye PR, Erlangga, Jakarta, 2004 Gruning, James F. dan Reffer, Fre C., Strategic Management, Public Issues, dalam Excellence in Public Relations and Communications Management, Lawrence Erlbaum Associate, New Jersey, 1992 Umar, Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja Grafindo Persada , Jakarta, 2004 Jeffkins, Frank, Public Relations, Erlangga, Jakarta 1996 Kaplan, Robert S. & Norton, David P., Balanced Scorrecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta : Erlangga, 2000Lembaga Riset Televisi AC Neilson
Maleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, Bandung, 2004 Moore, H. Frazier, Humas Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000 Nicholas Ind, The Corporate Image : Strategies for Effective Indentity Program, Kogan Page Ltd, London, Revised Edition, 1992 Oliver, Sandra, Public Relations Strategy, Institute of Public Relations, London Putra, I Gusti Ngurah, Manajemen Hubungan Masyarakat, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1999 Rachmadi F, Human Relations and Public Relations, PT Remaja Rosda Karya, Bandung 1992 Rangkuti, Fredy, Measuring Customer Satisfaction, PT Gramedia Pustaka Utama, 2003 Rivers, William I. Petterson and Jay W. Jensen, The Mass and Modern Society, San Fransisco: Rinehart, 1971 Rogers, Everet M., and Rogers, Agarwala, Communications and Organization, The Free Press, New York, 1966 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta 1989 Soemirat, Soleh MS, & Ardianto, Elvinaro, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Agustus 2002 Thomas, Collin Coulson, Public Realations Praktis Untuk PR, Bumi Aksara, Jakarta 1996 Vredenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta 1978 Wursanto, I.G., Pokok-pokok Pengertian Humas dalam Manajemen, Pustaka Dian, Jakrta, 1985 Yin, Robert K, Studi Kasus (Desain dan Model), Raja Grafindo Persada, Jakarta 1997