STRATEGI PENYEHATAN PDAM KOTA PALANGKA RAYA: SUATU STUDI KASUS Hayatun Naimah1 dan Mas Agus Mardyanto 2 1
Mahasiswa Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081349077886, email:
[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081331795854, email:
[email protected]
Abstrak PDAM Kota Palangka Raya pada saat ini dikategorikan sakit. Penyebabnya adalah antara lain kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas; cakupan pelayanan baru mencapai 48% pada tahun 2008; Non Revenue Water masih 27% pada tahun 2008; dan lemahnya kemampuan teknis pegawai PDAM. Dalam paper ini akan disajikan strategi penyehatan PDAM Kota Palangka Raya secara terpadu ditinjau dari aspek teknis dan aspek kelembagaan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa penyebab sakitnya PDAM tersebut secara teknis adalah (i) kapasitas terpasang belum terpakai secara optimal karena masih adanya idle capacity sebesar 75 L/dt, (ii) belum adanya sambungan rumah walaupun jaringan pipa distribusi sudah tersedia, (iii) Non Revenue Water masih tinggi yaitu 27% pada tahun 2008, (iv) operasional dan pemeliharaan jaringan dan instalasi yang masih buruk, serta (v) buruknya kualitas air baku akibat masuknya air gambut ke Sungai Kahayan. Berdasarkan analisis kelembagaan, penyebab sakitnya PDAM tersebut antara lain belum tersedianya sumber daya manusia yang handal serta lemahnya data manajemen. Dari hasil penilaian terhadap dua aspek tersebut, maka disarankan rencana strategi sebagai berikut: (i) meningkatkan keahlian karyawan PDAM (ii) Meningkatkan cakupan pelayanan dari 48 % pada tahun 2008 menjadi 80% pada akhir tahun 2014 dengan penambahan 13.717 sambungan rumah, dengan cara (a) membuat master plan pengembangan PDAM atas pembiayaan Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya, (b) mengidentifikasi daerah yang air tanahnya kurang baik sebagai sasaran pemasaran air, (c) mengidentifikasi calon pelanggan terutama di daerah yang telah dilalui jaringan pipa distribusi, (d) melakukan kerjasama dengan develover perumahan dalam penyediaan air bersihnya, dan (e) melakukan kerjasama dengan BPPLHD untuk promosi dan sosialisasi tentang pentingnya penyediaan air bersih dan menjaga kualitas lingkungan. (iii) Menurunkan tingkat kebocoran dari 27% pada tahun 2009 menjadi 23% pada akhir tahun 2014. Hal ini dapat dilakukan dengan cara (a) membuat peta jaringan perpipaan yang akurat, sesuai kenyataan di lapangan atas pembiayaan Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya, (b) melakukan penzoningan perpipaan agar mudah dalam mendeteksi kebocoran pipa, (c) pengadaan meter air induk, peneraan/pergantian meter air pelanggan, serta (d) menerapkan program insentif dan disinsentif bagi pelanggan yang baik dan buruk. (iv) Mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusinya dalam mengatasi buruknya kualitas air baku dari Sungai Kahayan dengan cara (a) menjalin kerja sama dengan Dinas Pertambangan Kota Palangka Raya dalam pengkajian pemanfaatan air tanah sebagai sumber air baku dan (b) merealisasikan pemindahan intake air baku lebih ke hulu dari intake yang ada saat ini. Kata Kunci: Strategi Penyehatan PDAM, Teknis, Kelembagaan, Kota Palangka Raya
1. PENDAHULUAN Latar Belakang: Kota Palangka Raya memiliki luas area 2.678,51 km2 dan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 191.014 jiwa [2], namun jumlah sambungan rumah per Mei 2008 baru mencapai 14.415 SR dan pemakaian rata-rata tiap pelanggan hanya sebesar 19 m3/bulan [6] sehingga volume penjualan air PDAM masih rendah. Salah satu penyebabnya karena sebagian besar masyarakat Kota Palangka Raya
Hayatun Naimah dan Mas Agus Mardyanto
menggunakan air tanah, pelanggan hanya menggunakan air PDAM pada saat listrik dari PLN terhenti sesaat/mati karena mereka tidak dapat memompa air tanah. Air yang diproduksi oleh PDAM Kota Palangka Raya pada tahun 2007 sebesar 4.393 m3, sedangkan air yang didistribusikan sebesar 4.121 m3 dan sisanya (272 m3) dipakai untuk produksi, namun air yang terbaca di konsumen sebesar 3.193 m3. Ini berarti terdapat Non Revenue Water (NRW) sebesar 929 m3 atau dengan kata lain NRW = 29 % [6]. PDAM Kota Palangka Raya mengalami kerugian sebesar Rp. 761 juta pada tahun 2007, ini disebabkan meningkatnya biaya operasional, dan biaya umum dan administrasi daripada pendapatan operasional , selain akibat NRW masih 29%, juga meningkatnya pembelian bahan kimia untuk mengolah warna air yang tinggi pada musim hujan (Rp. 2,5 milyar), padahal tarif rata-rata air sudah besar sebesar 1.500/m3[6]. Selain itu, Sumber Daya Manusia yang ada di PDAM Kota Palangka Raya pun masih terbatas [6]. PDAM Kota Palangka Raya termasuk salah satu PDAM dengan kategori kurang/tidak sehat di Indonesia [5]. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa PDAM Kota Palangka Raya saat ini perlu disehatkan agar (PDAM tersebut) mampu memberikan kontribusi pendapatan kepada kas daerah. Oleh karena itu, dalam makalah ini dilakukan kajian terhadap aspek teknik dan kelembagaan yang nantinya hasil kajian tersebut akan dipergunakan untuk penyusunan strategi penyehatan PDAM Kota Palangka Raya.
2. DASAR TEORI Cakupan Pelayanan Meningkatkan jumlah pelayanan di area pelayanan dan pengembangan penduduk yang terlayani dengan indikator sebagai berikut: Penambahan pelayanan jumlah unit sambungan rumah, Penambahan pelayanan jumlah unit sesuai dengan kebutuhan, Penambahan pelayanan jumlah unit hidran umum, dan Peningkatan dan pengembangan kawasan [4]. Non Revenue Water (NRW) Non Revenue Water adalah perbedaan jumlah air yang diditribusikan dengan jumlah air yang terjual. Meningkatkan pengelolaan sistem air bersih perpipaan melalui upaya penurunan kebocoran PDAM dengan indikator sebagai berikut: meningkatnya jumlah air terjual, meningkatnya jumlah pendapatan PDAM, meningkatnya jumlah pelanggan tertagih, sudah tidak terdapat kebocoran pipa, dan menjaga kualitas air bersih sesuai peraturan yang berlaku [4]. Sumber Daya Manusia Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sumber daya manusia [8], antara lain : 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya manusia a) Faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain: geografi, tuntutan profesional, teknologi, pemerintah, demografi, ekonomi, tuntutan dunia internasional, dan nilai budaya dan norma sosial. b) Faktor internal yang mempengaruhi antara lain : serikat kerja, sistem informasi, karakter/budaya organisasi, dan konflik-konflik internal yang timbul. 2) Perencanaan sumber daya manusia Suatu perencanaan SDM secara mendasar mencakup 6 (enam) aspek yang harus diperhatikan oleh manajemen, yaitu : aspek kuantitas SDM yang tepat; aspek kualitas SDM yang tepat; aspek waktu, posisi/penempatan, perilaku bekerja yang
Strategi Penyehatan PDAM Kota Palangka Raya: Suatu Studi Kasus
3)
4) 5) 6) 7) 8) 9)
tepat; aspek perhatian terhadap tujuan individu maupun organisasi yang tepat; aspek perubahan lingkungan dan organisasi; serta aspek minimasi biaya. Penilaian kinerja a) Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja, yaitu: karakteristik situasi, deskripsi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan, standar kinerja, tujuan penilaian kinerja, sikap para karyawan, dan manajer terhadap evaluasi. b) Metode penilaian kinerja - Keprilakuan : daftar pertanyaan, skala penilaian grafis, forced choise scales, critical incidents, Essa, dan lain-lain. - Perbandingan Personalia : Rangkings, rank order, forced distribution. Rekruitmen dan seleksi karyawan Orientasi pelatihan karyawan Kompensasi Manajemen karir Pemeliharaan karyawan Pemberhentian karyawan
3. METODOLOGI Metode yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Gambar 1. Metodologi Penelitian Latar Belakang
Rumusan Masalah : PDAM Kota Palangka Raya dalam kategori Sakit Tujuan Penelitian
Tahap Pengumpulan Data : 1. Data Primer Observasi, Kuisioner, dan Wawancara 2. Data Sekunder Data teknik PDAM Kota Palangka Raya, data instansi terkait, hasil pencarian di Internet, studi pustaka, studi terdahulu,.
Kajian Pustaka: Teori-teori tentang strategi penyehatan PDAM yang dilihat dari aspek teknik dan kelembagaan.
Kesimpulan
Tahap Analisis Data Analisis KinerjaPDAM melalui Keputusan Mendagri No. 47 tahun 1999, analisis deskriptif kualitatif terhadap aspek teknik dan kelembagaan, dan Analisis SWOT
Pemecahan Masalah & Perumusan Strategi Penyehatan PDAM
Hayatun Naimah dan Mas Agus Mardyanto
Gambar 2. Diagram Alir Tahap Analisa Data Menilai Kinerja PDAM Kota Palangka Raya berdasarkan Keputusan Mendagri No. 47 tahun 1999 terhadap aspek Teknik, Kelembagaan dan Keuangan Kategori Kinerja PDAM Kota Palangka Raya (SAKIT/SEHAT) Identifikasi Masalah untuk masingmasing aspek yaitu aspek teknik dan kelembagaan Menentukan Strategi Penyehatan PDAM Kota Palangka Raya pada masing-masing aspek teknik dan kelembagaan dengan menggunakan metode Analisis SWOT
Menganalisis aspek peran serta masyarakat dengan analisis deskriptif kualitatif
STRATEGI PENYEHATAN PDAM KOTA PALANGKA RAYA
4. HASIL DAN DISKUSI Kinerja PDAM Kota Palangka Raya Berdasarkan Surat Menteri Permukiman dan Prasarana perihal penjelasan mengenai Program Penyehatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang ditujukan kepada Walikota/Bupati di seluruh Indonesia, bahwa dari ± 300 PDAM di Indonesia, 90% kinerjanya tidak/kurang sehat yang umumnya mengalami kesulitan, baik dari aspek manajemen, keuangan, dan teknik [5]. Begitu pula dengan kondisi PDAM Kota Palangka Raya yang termasuk salah satu PDAM yang kurang sehat. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri [3], maka didapatkan kinerja PDAM Kota Palangka Raya seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Kinerja PDAM Kota Palangka RayaTahun 2006-2008 No.
Indikator Kinerja
Nilai Maksimum Kinerja 60
2006
2007
2008
18,00
21,00
25,50
Nilai Kinerja Pada Tahun
1
Aspek Keuangan
2
Aspek Teknik
47
19,57
19,57
20,43
Aspek Kelembagaan
36
3
12,92
12,92
12,92
Total Nilai Kinerja
50,49
53,49
58,84
Rata-rata Nilai Kinerja
16,83 Tidak baik
17,83 Tidak baik
19,61 Tidak baik
Tingkat Keberhasilan
Sumber : Data PDAM Kota Palangka Raya tahun 2006-2008 Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999 [3], nilai kinerja PDAM Kota Palangka Raya mengalami kenaikan tiap tahun. Namun bila tiap aspek indikator kinerja dibandingkan dengan nilai maksimum tiap aspeknya masih sangat kurang (Tabel 1), misal pada aspek teknik, nilai kinerja yang diperoleh pada tahun 2006, 2007, dan 2008 secara berturut-turut adalah 18,00; 21,00; dan 25,50, jika
Strategi Penyehatan PDAM Kota Palangka Raya: Suatu Studi Kasus
dibandingkan dengan nilai maksimum aspek teknik yaitu 47, maka kinerja teknik PDAM Kota Palangka Raya masih belum optimal (kinerja baru mencapai 54,26% dari total kinerja teknik pada tahun 2008). Begitu pula dengan aspek keuangan yang memiliki kinerja keuangan baru mencapai 42,5% pada tahuun 2008 dan aspek kelembagaan yang memiliki kinerja kelembagaan baru mencapai 35,89% pada tahun 2008. Potensi Sumber Air Baku Kota Palangka Raya Tabel 2. Potensi Sumber Air Baku di Kota Palangka Raya No. 1.
Sumber Air Baku Basin Air Tanah
Debit 32.393 juta m3/tahun
Keterangan CAT Palangka RayaBanjarmasin
2.
Air Permukaan : Sungai Kahayan
> 1.261 juta m3/tahun
Pada musim kemarau
Sumber : Dinas Pertambangan & Energi dan Dinas PU Prov. Kalteng Dari Tabel 2, diketahui bahwa Kota Palangka Raya memiliki sumber air baku yang besar baik yang bersumber dari air tanah maupun air permukaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan masyarakat pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam penyediaan air bersih, namun ada beberapa daerah di Kota Palangka Raya yang kondisi tanahnya bergambut sehingga air tanah dangkalnya kurang baik (pengambilan ± 15 m). hal ini merupakan peluang PDAM Kota Palangka Raya dalam memperluas cakupan pelayanan. Sungai Kahayan merupakan pemasok sumber air baku PDAM Kota Palangka Raya, memiliki debit yang besar (musim kemarau debit 40 m3/dt) namun kualitasnya sangat terpengaruh dengan kondisi lingkungan. Apalagi pada musim penghujan, air Sungai Kahayan mendapat pengaruh dari Sungai Rungan yang merupakan air gambut. Hal ini menyebabkan warna air baku menjadi coklat kemerahan, dan memerlukan penanganan tersendiri untuk menjernihkan air. Oleh sebab itu, PDAM Kota Palangka Raya bersama Pemerintah Daerah telah melakukan studi kelayakan pemindahan intake PDAM sebelum pertemuan 2 sungai tersebut. Aspek Teknik PDAM Kota Palangka Raya a. Kualitas, Kuantitas, dan Kontinyuitas Kualitas air yang dihasilkan PDAM Kota Palangka Raya sudah memenuhi standar baku mutu air bersih, namun pada kenyataannya di lapangan, masyarakat masih mengeluhkan keruh dan baunya air PDAM terlebih pada musim penghujan karena masuknya air gambut dari Sungai Rungan ke Sungai Kahayan dimana terdapat pompa intake. Hal ini disebabkan kurang optimalnya penjernihan air akibat ketidakdisiplinan karyawan dalam menangani masalah tersebut. Untuk itu solusi yang perlu dilakukan adalah: 1) Melakukan pengkajian pemanfaatan air tanah sebagai sumber air baku khususnya pada musim penghujan, berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah. Jika ini dapat dilakukan, akan berdampak pada penurunan biaya operasional PDAM, karena dengan menggunakan air tanah, PDAM tidak memerlukan bahan kimia. 2) Pendisiplinan karyawan PDAM Kota Palangka Raya dengan metode reward dan punishment. Kuantitas air produksi masih dirancang untuk memenuhi kebutuhan air harian ratarata, sehingga pada jam-jam pemakaian air puncak belum terpenuhi. Untuk itu
Hayatun Naimah dan Mas Agus Mardyanto
solusi yang perlu dilakukan untuk masalah ini adalah dengan mengoptimalkan produksi air (kapasitas yang masih idle capacity sebesar 75 l/det dari total 200 l/det). Kontinyuitas pelayanan masih kurang baik, hal ini disebabkan panjangnya perpipaan tanpa dilengkapi dengan air vent, padahal Kota Palangka Raya secara geografis cendrung datar. Ada sebagian wilayah pelayanan yang tidak mendapatkan air dengan baik bahkan tidak mengalir, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari PDAM Kota Palangka Raya (± 5-6 km dari lokasi PDAM) seperti di daerah Kelurahan Bukit Tunggal. Padahal pada daerah ini sebagian besar air tanahnya kurang baik, sehingga ini merupakan peluang PDAM Kota Palangka Raya menyediakan air bersih. Untuk itu solusi yang dilakukan adalah pengadaan/pemasangan air vent pada jaringan perpipaan. b. Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan pada saat ini (tahun 2008) baru mencapai 48%, padahal Pemerintah Kota Palangka Raya telah menargetkan cakupan pelayanan pada tahun 2013 menjadi 80% [1]. Oleh sebab itu perlu strategi khusus dan kerja keras dari PDAM Kota Palangka Raya untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Kesulitan yang dihadapi oleh PDAM Kota Palangka Raya saat ini adalah meyakinkan masyarakat untuk berlangganan air PDAM Kota Palangka Raya, karena mudahnya masyarakat mendapatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Namun dari hasil responden, ada beberapa wilayah/daerah yang air tanahnya kurang baik, misalnya di daerah Jalan Rajawali Bukit Tunggal, Panarung, Perumnas Jalan Garuda. Untuk itu solusi yang diambil adalah: 1) Pada tahun-tahun yang akan datang perlu peningkatan kualitas, kuantitas, kontinyuitas air PDAM. Hal ini disebabkan pesatnya pertumbuhan perumahan dan perkembangan kota ke arah barat. 2) Melakukan survei daerah-daerah yang air tanahnya kurang baik. 3) Melakukan pendataan calon pelanggan di daerah yang telah dilalui jaringan distribusi air PDAM Kota Palangka Raya, terutama di Kelurahan Kereng Bangkirai. 4) Melakukan promosi kepada masyarakat melalui organisasi kewanitaan, sekolah-sekolah, dan lain-lain. 5) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga air tanah bekerja sama dengan BPPLHD, hal ini disebabkan kelulusan air pada lapisan tanah di Kota Palangka Raya sedang-tinggi. 6) Bekerja sama dengan pihak developer/pengembang perumahan dalam penyediaan air bersihnya. c. Non Revenue Water (NRW) Non Revenue Water (NRW) di PDAM Kota Palangka Raya saat ini (tahun 2008) sebesar 27 %, diharapkan pada tahun 2018 dapat diturunkan menjadi 23% sesuai target MDG (menurunkan NRW setengah dari kondisi yang ada pada saat ini). Untuk itu perlu strategi khusus dalam menanganinya. Menurut hasil wawancara dengan Bagian Teknik PDAM Kota Palangka Raya, masalah NRW berasal dari meter air pelanggan yang belum ditera sehingga pembacaan meter air tidak akurat, jaringan pipa distribusi yang sudah tua, serta faktor non teknis misal kesalahan pembacaan meter air oleh petugas. Pembacaan meter air dilakukan oleh 6 orang karyawan PDAM Kota Palangka Raya yang telah diatur dan terjadwal antara tanggal 1 – 20 setiap bulannya. Untuk menurunkan NRW tersebut diperlukan solusi sebagai berikut: 1) Pengadaan/Pemasangan Meter Induk Air pada pipa ditribusi utama/awal.
Strategi Penyehatan PDAM Kota Palangka Raya: Suatu Studi Kasus
2) Peneraan/Penggantian meter air pelanggan 3) Pendisiplinan pencatatan meter air setiap bulannya oleh petugas dengan penyerahan kepada pihak swasta atau mekanisme insentif dan disinsentif. 4) Melakukan studi penzoningan perpipaan. Sumber Daya Manusia PDAM Kota Palangka Raya Tabel 3. Komposisi Pegawai berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah
%
SD SLTP SLTA D3 S1 S2 Total
5 4 43 1 10 1 64
8 6 65 2 17 2 100
Sumber : PDAM Kota Palangka Raya, 2008 Seperti tampak pada tabel 6, diketahui bahwa dari 64 karyawan (Sumber Daya Manusia) di PDAM Kota Palangka Raya, 43 orang berpendidikan SLTA, 1 orang berpendidikan D3 Teknik Lingkungan, 10 orang berpendidikan Sarjana Ekonomi, Hukum, Teknik Sipil dan Elektro, 1 orang berpendidikan Magister Manajemen Aset, selebihnya adalah SLTP dan SD. Dari latar belakang pendidikan karyawan tersebut tergambarkan bahwa SDM masih sangat minim untuk mengelola sebuah lembaga penyediaan air minum (PDAM). Apalagi PDAM Kota Palangka Raya memiliki tantangan yang besar diantaranya adalah air baku yang memiliki kekeruhan dan warna yang tinggi, mudahnya mendapatkan air tanah sehingga masyarakat lebih memilih air tanah, air baku yang tercemar pertambangan, rumah sakit, rumah tangga. Untuk itu perlu peningkatan keahlian melalui berbagai pelatihan maupun kursus-kursus baik sebagai tekniki air minum maupun administrator. Sehingga SDM yang ada nantinya siap untuk menghadapi tantangan dan dapat mendukung dalam mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 2007 tentang organ dan kepegawaian perusahaan daerah Air Minum, dalam penilaian yang perlu dinilai adalah loyalitas; kecakapan; kesehatan; kerjasama; kerajinan; prestasi kerja; dan kejujuran. Untuk itu, solusi yang diambil adalah: a. Melakukan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yang akan berindikasi pada perlunya pelatihan atau pemberian kompensasi terhadap karyawan tersebut. b. Bekerja sama dengan Pemda untuk konfirmasi dan mengusulkan program peningkatan keahlian SDM pada PDAM baik sebagai teknisi maupun adaministrator. c. Mengirim SDM yang ada dan terpilih untuk mengikuti program peningkatan keahlian di bidang pengeloalan PDAM baik sebagai teknisi maupun administrator secara bertahap. d. Pemberian penghargaan kepada karyawan yang telah memberikan kontribusi terhadap berbagai tujuan organisasi melalui insentif misalnya uang, promosi, liburan, dsb. e. Melakukan penempatan karyawan yang tepat dan sesuai antara tugas pokok dengan keahlian yang dimiliki. f. Melakukan perekrutan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang telah direncanakan dalam master plan/corporate plan untuk kemajuan organisasi.
Hayatun Naimah dan Mas Agus Mardyanto
Analisis SWOT Strategi ini dipakai sebagai dasar penyusunan program, yaitu berkaitan dengan aspek teknik, aspek kelembagaan, aspek finansial, dan aspek peran serta masyarakat yang mendukung peningkatan kinerja PDAM Kota Palangka Raya dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Analisis SWOT digunakan sebagai alat dalam membuat konsep strategi penyehatan PDAM Kota Palangka Raya. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) [7]. Analisis ini diharapkan mampu untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan konsep strategi penyehatan PDAM Kota Palangka Raya. Dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka diperoleh strategi memaksimalkan peluang dan meminimalkan kelemahan (Kuadran III). Strategi pada kuadran III tersebut seperti pada table 4. Tabel 4. Strategi dan Action Plan Penyehatan PDAM Kota Palangka Raya No. 1.
Strategi Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui program bantuan peningkatan keahlian dan profesionalisme serta perekrutan SDM yang sesuai dengan keahliannya dengan bekerjasama dengan pihak yang kompeten sehingga dapat berdampak pada peningkatan kinerja operasional dan pemeliharaan yang baik
Action Plan a) Melakukan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yang akan berindikasi pada perlunya pelatihan atau pemberian kompensasi terhadap karyawan tersebut. b) Bekerja sama dengan Pemda untuk konfirmasi dan mengusulkan program peningkatan keahlian SDM pada PDAM baik sebagai teknisi maupun adaministrator. c) Mengirim SDM yang ada dan terpilih untuk mengikuti program peningkatan keahlian di bidang pengeloalan PDAM baik sebagai teknisi maupun administrator secara bertahap. d) Pemberian penghargaan kepada karyawan yang telah memberikan kontribusi terhadap berbagai tujuan organisasi melalui insentif misalnya uang, promosi, liburan, dsb. e) Melakukan penempatan karyawan yang tepat dan sesuai antara tugas pokok dengan keahlian yang dimiliki. f) Melakukan perekrutan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang telah direncanakan dalam master plan/corporate plan untuk kemajuan organisasi
2.
Mendata kembali aset PDAM Kota Palangka Raya melalui program bantuan penyehatan PDAM
Membuat peta jaringan perpipaan yang baik dan sesuai dengan kenyataan di lapangan melalui usulan ke Pemprov/Pemkot dengan metode epanet atau metode sejenisnya
3.
Meningkatkan cakupan pelayanan dengan memanfaatkan pangsa pasar dan pertumbuhan kawasan permukiman sehingga meningkatkan pendapatan
a) Membuat master plan PDAM yang benar melalui usulan kepada Pemprov/Pemkot. b) Melakukan survey daerah-daerah yang air tanahnya kurang baik, misalnya di daerah Jalan Rajawali dan sekaligus promosi di daerah tersebut.
Strategi Penyehatan PDAM Kota Palangka Raya: Suatu Studi Kasus
operasional
c) Melakukan pendataan calon pelanggan yang rumahnya telah dilalui jaringan pipa distribusi, misalnya pada Kelurahan Kereng Bangkirai. d) Bekerja sama dengan developer/Pembangun perumahan dalam penyediaan air bersihnya. e) Bekerja sama dengan BPPLHD melakukan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyediaan air bersih yang baik dan pentingnya menjaga lingkungan khususnya air tanah melalui kegiatan kemasyarakatan seperti, Dharma Wanita, Arisan, PKK, dll. f) Pengadaan mobil operasional (pick up)
4.
Menurunkan tingkat kebocoran baik teknik maupun non teknik dengan memanfaatkan kepedulian masyarakat melalui pelaporan kebocoran perpipaan, meter air pelanggan yang rusak, dan kualitas pelayanan lainnya
a) Penggantian/peneraan kembali meter air pelanggan b) Pengadaan Mesin Las pipa PE c) Pengadaan/pemasangan air vent, wash out, dan katup. d) Pengadaan/Pemasangan Meter Air Induk e) Melakukan studi dan pelaksanaan penzoningan perpipaan sehingga nantinya diketahui pipa-pipa mana yang bocor secara teknis maupun non teknis melalui perhitungan debit air masuk-keluar. f) Mengusulkan kepada Walikota Palangka Raya mekanisme insentif dan disinsentif terhadap NRW teknis dan khususnya non teknis. g) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kebocoran pipa dengan mekanisme insentif misalnya berupa diskon pembayaran atau diskon pemasangan baru air dari PDAM, dan disinsentif misalnya berupa denda uang/pidana.
5.
Mengkaji dan mencari solusi a) Bekerja sama dengan Dinas Pertambangan yang benar untuk mengatasi melakukan pengkajian pemanfaatan air tanah yang buruknya kualitas air Sungai debitnya besar (32.393 juta m3/tahun) yang dapat Kahayan yang berwarna digunakan sebagai sumber air baku alternative pada pada musim penghujan musim penghujan dimana warna air tinggi dan melalui program bantuan merinci untung ruginya jika dibandingkan dengan penyehatan PDAM dari penggunaan bahan kimia penjernih air misalnya Pemerintah dengan cara kaolin. melakukan koordinasi b) Merealisasikan pemindahan intake lebih ke hulu dengan stakeholders terkait dari intake yang ada saat ini. c) Bekerja sama dengan Pemda khususnya BPPLHD untuk perlindungan DAS Kahayan dari pencemaran (industry, pertambangan, dan aktivitas rumah tangga) melalui peraturan pemerintah daerah. d) Pengadaan dan memfungsikan alat-Bahan Laboratorium untuk penelitian penjernihan air
Hayatun Naimah dan Mas Agus Mardyanto
5. KESIMPULAN Upaya/strategi penyehatan PDAM Kota Palangka Raya yang perlu dilakukan adalah : 1. Kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas air yang didistribusikan masih buruk, sehingga perlu peningkatan keahlian karyawan dan pendisiplinan karyawan, pengoptimalan kapasitas terpasang, dan pemasangan air vent. 2. Peningkatan cakupan pelayanan dari 48% pada tahun 2008 menjadi 80% pada tahun 2018 dengan penambahan jumlah pelanggan sebesar 16.993 SR. 3. Penurunan Non Revenue Water (NRW) dari 27% pada tahun 2008 menjadi 23% pada tahun 2018 dengan cara pengadaan meter air induk, peneraan/pergantian meter air pelanggan, dan pendisiplinan petugas pencatat air pelanggan. 4. Sumber Daya Manusia yang ada saat ini sebagai karyawan PDAM Kota Palangka Raya belum sesuai dengan keahlian dan belum professional, sehingga perlu ditingkatkan melalui pelatihan/kursus-kursus dan pendisiplinan karyawan dengan mekanisme reward/punishment.
6. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya, 2008. Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Infrastruktur Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013. Palangka Raya: Pemkot Palangka Raya 2. Badan Pusat Statistik, 2008. Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2008. Palangka Raya. 3. Departemen Dalam Negeri, 1999. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Jakarta. 4. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1998. Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan. Volume V. Jakarta 5. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003. Surat Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. AM.01.01-Mn/228 tanggal 19 Maret 2003 perihal penjelasan mengenai Program Penyehatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Jakarta 6. PDAM Kota Palangka Raya, 2008. Business Plan PDAM Kota Palangka Raya periode 2008-2012. Palangka Raya. 7. Rangkuti, Freddy, 2004. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 8. Sofyandi, Herman, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.