ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Te pi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” Oleh : Juprianto Bua’ Toding ( Alumni Universitas Palangka Raya / Mahasiswa Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Jefrey I. Kindangen ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas teknik / Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Sangkertadi ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas teknik / Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Abstrak Budaya bermukim di Palangka Raya awal mulanya, berawal dari pemukiman tradisional dayak dimana komplek pemukiman masyarakat tradisional ini berada di tepi sungai. Pada umumnya rumah di tepian sungai ini mempunyai 2 jenis rumah, yaitu rumah terapung / lanting dan rumah panggung. Di mana Kalimantan Tengah sendiri memiliki tinggkat kelembaban yang tinggi, ( T>28°C, RH>80% ). Maka diperlukan sebuah penelitian untuk mencari pengkondisiaan termal pada rumah ditepian sungai,untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal pada rumah tepian sungai ini. Data-data pengukuran yang diperlukan untuk mengetahui pengkondisian termal adalah 2 variabel personal dan 4 variabel iklim berdasarkan teori PMV dari Fanger. Maka analisis yang digunakan menggunakan indeks PMV dan PPD. Dimana untuk mengetahui persepsi termal dan memprediksi berapa banyak orang merasa tidak nyaman terhadap lingkungannya, pada rumah tepi sungai di kota Palangka Raya. Kata Kunci : Kondisi Termal, Indeks PMV dan PPD, Rumah Tepi Sungai, Kota Palangka Raya
mengakibatkan
PENDAHULUAN Di pulau Kalimantan ini termasuk daerah tropis lembab dimana meng alami hujan dan kelembab an y ang s angat tinggi dengan suhu relative tinggi. Angin sedikit, radiasi matahari sedang b ahkan sang at kuat untuk di siang hari, dan pertukaran pan as kecil karen a tingginya kelembaban. (Frick, 2007).
Di
pulau
Kalimantan
memiliki
banyak sek ali sungai berukuran besar. Salah satunya adalah Sungai Kahay an. Sungai merupakan u rat nadi k ehidupan masy arak at yang telah turun temurun b erk embang di Kalimantan, dan sebagai tempat masyarak at bermukim (Wijanarka,2001). Permukiman di tepi sungai inilah yang m emiliki tingkat kelembaban y ang sang at tinggi. Pada siang hari
kuatnya
radiasi
dari
matahari
Kebany akan
pengu apan rumah
dari
ditepi
sungai. sungai
mengunakan b ahan materi al kayu, diman a bahan
ters ebut
menjadi
penghatar
kelembaban deng an cepat, karen a k ayu memiliki pori-pori yang bisa meny erap kadar air sehingga kondisi dalam rumah menjadi lembab, ditambah radiasi panas dari matahari
y ang
meng enai
langsung
ke
selubung atap y ang memb erikan ras a pan as yang tinggi ke dalam ruang. Kota Palangka Raya y ang merup akan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah ini secara g eografis terl etak p ada 113° 30’ – 114° 07’ Bujur Timur dan 1° 35 ‘ – 2° 24’ Lintang Selatan. Karakteristik iklim wilayah kota Palangka Raya masih dibawah 34°C, dan suhu minimum masih diatas 23°C d an
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 33 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
kelembaban udara di wilayah Palangka Ray a sekitar 86% - 87% , di mana kelembab an tertinggi pada bulan maret, april sampai dengan di bulan mei sed angkan k elembab an terendah
terdap at
di
bulan
agustus,
september d an oktober dimana k elembab an sekitar 83% - 80%. Dan kecep atan angin bekisar ant ara 1,00 – 1,83 m/detik Dimana kecep atan angin tertinggi b erad a p ada bul an agustus dan oktober sekitar 1,81 dan 1,83 m/detik dan titik terendah kecep atan angin berad a pad a bulan mei dan juni, sekitar 1,17 dan 1,00 m/detik. Dalam
penelitian
ini
membahas
tentang persepsi keny amanan termal pad a rumah tepi sungai k ahayan di kota Palangk a Raya. Pada lokasi penelitian terdapat dua jenis bentukan rumah yang berbed a yaitu rumah terapung/rumah lanting dan rum ah panggung (Gambar 1).
Gambar 1 Subjek P enelitian Rumah Tepi Sungai
Gambar 2 Gambar Denah, P otongan, dan P erspektif Rumah Lanting
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 34 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
TINJAUAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA Dari beb erapa p enelitian yang t elah di publikasikan hasil pen elitian tentang kin erja dan kenyaman an termal. Diantarany a Juhana (2000), Diem (2004), Sugini (2004), Sukawi (2009), Sangkertadi, dkk (2008), Santoso (2012),
dari
p embahas an
y ang
didapat
terdapat kemirip an, dimana pada kondisi rentang waktu siang hari b erad a pad a kondisi tidak nyaman, khususnya di musim panas (kemarau). Pada bangun an di d aerah iklim tropis lembab mengalami k esulitan untuk memenuhi standar yang disyaratkan sesuai zona k enyaman an ASHRAE 55 (Santoso 2012). Persepsi tentang tingkat keny amanan termal
yang
diras akan
oleh
s eseorang,
diperlukan suatu satuan penguku r, yang dalam hal ini diken al sebag ai angk a Skala Kenyaman an termal Untuk meny eragamkan persepsi tentang tingkat kenyamanan termal yang dirasak an oleh s eseorang, diperlukan suatu satuan penguku r, yang dalam h al ini dikenal seb agai angka Skala Keny amanan termal (Sangkertadi, 2006). Orientasi sang at berpeng aruh d alam menentukan k enyaman term al pad a rumah, menurut
Diem
(2004 )
rum ah
yang
berorient asikan Selatan dan utara, sangat menguntungkan karena sisi yang banyak terkena
m atahari
adalah
sisi
pendek
bangunan. Hal ini sama dengan pend apat dari Attau fiq
(2014) orientasi
matah ari
ikut
menentukan intensitas p anas y ang masuk kedalam
ruang an
suatu
bangunan
yang
terletak didaerah tropis, maka diharapkan Gambar 3 Gambar Denah, P otongan, dan P erspektif Rumah P anggung
membangun rumah deng an pasad e seminimal mungkin menghadap barat dan timur. Selain
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 35 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
fasad e Tinggi lantai dari permukaan menjadi
proses penguap an yang menurunk an suhu
bahan
pada kulit manusia.
pertimbangan
dalam
men ciptakan
kenyaman an term al dalam ruang, dimana
Dari
sejumlah
pen elitian
tentang
tingkat kelembaban y ang dihasilkan dari
kenyaman an termal , bah wa s epakat d engan
bidang dibawahny a. Menurut Riyanto (2000)
definisi
semakin tinggi permukaan lantai bangunan
kenyaman an term al ad alah kondisi seseo rang
dari
merasa nyaman
tanah
mak a
kelemb aban
rata-rata
oleh
Fanger
(1970),
bahwa
terh adap lingkunganny a.
semakin berku rang, semakin d ekat lok asi
Kuntifikasi b erdas arkan ras a keny amanan
rumah dengan bidang ai r/ sungai, maka
termal dilakukan b erd asark an hasil pen elitian
kelembabany a semakin tinggi.
empiric terhadap sejumlah v ariab el klimatik
Tetapi menurut Lippsmeier (1997)
dan parameter tubuh manusia. Variabel
bidang darat menjadi pan as dua kali lipat
klimatik meliputi suhu udara, suhu radiatif,
dibandingkan dengan bidang air deng an luas
kelembaban ud ara, dan kecepat an angin.
yang sama. Bidang air kehilangan energi
Sedangkan p aram eter tubuh manusia seperti
panasnya
jenis tubuhnya, aktifitas yang dilakuk an dan
k arena
p enguap an.
Karena
temperature udara seb agian bes ar ditentukan
jenis pakaian yang digunakan.
oleh sentuhan udara deng an permukaan tanah, maka terjadilah temperature yang
METODE PENELITIAN
tinggi dengan kelembab an yang rendah, dan temperatur yang rend ah deng an kel embaban yang tinggi, pada lokasi/ rumah yang berada
material
kayu
pad a
dinding, pada umumnya b anyak digunakan pada rumah
di
daerah
tropis.
Dimana
pemasangan kayu disusun secara ho rizontal, dimana memiliki celah atau rongga. Menurut Frick (2008) dinding y ang memiliki rongga / celah
a. Alat pengukuran suhu d an kelemb aban yaitu Thermo-hygrometer.
di atas bidang air. Penggunaan
Alat dan Data Yang digunakan
p engudaraan
lebih
kering
(kelembab abn reati f menurun) dibandingkan dengan dinding masif biasa. Dalam bangunan p ada d aerah iklim tropis untuk menurunkan perpindahan p anas dalam bangunan hany a mengand alkan system ventilasi alami. Menurut Frick dkk (2008 ), cross –ventilasion mengh asilkan p enyegaran udara v entilasi terbaik karena s elain terjadi pertukaran udara dalam ru ang terjadi pula
b. Alat pengukur pergerak an udara ad alah Anemometer. Setelah mend apatkan data dari survey, untuk mengidentifik asi Temperatur Efekti f ( TE ), dengan menggun akan nomogram. Setelah mendapatkan hasil dari suhu efekti f dari nomogram, maka dilihat interval kenyamanan menurut Mom dan Wiesbrom (1940) s ebagai mana ditulis dalam Sugijanto (1989), yaitu Sejuk Nyaman suhu antara 20,5 ° C – 22,8 ° C (TE), Nyaman Optimal suhu antara 22,8 ° C - 25,8 ° C (TE), Hangat Ny aman suhu antara 25,8 ° C - 25,1 ° C (TE). Selain itu untuk
mengetahui
kondisi
kenyamanan
ruang,
maka
menggun akan
p erhitungan
kenyaman an termal antara lain indeks PMV (Predicct ed Mean Vote) dimana merup akan
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 36 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
teori kenyamanan termal yang memprediksi
dimana tinggi alat ukur suhu, kelembaban
kenyaman an
dan angin diletakkan setinggi ±50 cm.
termal
PPD (Predicted
s eseorang.
Indeks
Percentag e
of
Dimana
penggukuran
dilakukan
s elama
Dissatisfied) digunakan untuk memprediksi
periode s atu hari Pukul 07.00-19.00 pada
berap a banyak orang yang meras a tidak
bulan April.
nyaman dari suatu kondisi termal di dalam Tabel 1 Definisi skala P MV
suatu ruang an. Indeks PMV (Predi ccted Mean
Vote)
adalah
mod el
yang
menghubungkan antara sensasi termal dengan kombinasi dua variable d an empat variabel iklim ( Fanger,1982 sebag aimana ditulis dalam Sugini 2014). Adapun formulasinya sebagai berikut : PMV =
Kemudian
Dimana Qcp = M - R - C - Eresl - Eress - Edif Keterangan : Act : Jenis Aktifitas (met) e : Bilangan eksponensial Adu : Luas kulit tubuh (m2 ) M : Metabolisme Termal (W) R : Perpindahan Panas Radiasi (W) C : Perpindahan Panas Konveksi (W) Eresl : Produksi Panas Laten Melalui Proses Respiransi (W) Eress : Perpindahan Panas Respirati f Sensibel (W) Edif : Perpindahan Panas Di fusi Kulit (W)
kuisioner
k enyaman an
termal diberikan k epad a respond en dari masing masing rumah (studi kasus). Dimana pada nantinya seb agai bah an pembanding dengan hasil perhintungan indeks PMV dan PPD.
HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Lanting Temperatur Udara p ada rumah lanting
dari
pada jam 7.00 – 11.00 berada pada kondisi
perhitungan PMV,maka dap at dilihat seperti
Hangat Ny aman di m ana suhu TE seb esar
di
skala
26,1ºC - 26,8°C, suhu berada pada pun cak
kenyaman an yang diketahui d ari b eberapa
pada jam 13.00 pada kondisi Panas di mana
referensi sep erti Sangkert adi (2006), dapat
suhu TE sebesar 28,5°C dan selanjutnya pada
dilihat pada Tabel 1.
pukul 14.00-19.00 temperatur menurun p ada
Setelah tabel
mendapatk an
yaitu
Perhitungan pada
ruang
responden
7
(tujuh)
nilai
hasil pol a
PMV dilakukan
keluarga,
dimana
duduk
sant ai
kondisi Hangat Ny aman d engan suhu TE
aktivitas
sebesar 27,4°C – 25,2°C. Dimana tingkat
dengan
kelembaban p ada p agi- malam hari masih
menggunakan p akaian baju tropis ringan.
berad a
berada k ategori Ny aman, karena
Masing-masing dilakukan pad a ru ang dalam
kelembaban relati f pada ru ang luar dan dalam
rumah lanting dan rumah panggung. Titik
berad a pad a 50%-70%. Perg erak an angin
pengukuran dilakukan di ruang keluarg a,
pada ru ang luar dan ruang dalam masih p ada
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 37 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
kategori nyaman dimana nilai pergerakan
Dimana hasil PPD ditunjukan pad a
udara pad a pagi hari 0.85m/s – 1.13 m/s pada
Pagi hari dengan indeks kenyaman an PMV
siang hari 1.14 m/s – 1.94 m/s. Pada sore –
sekitar 0,1-0,5 dinyatakan nilai PPD berada
malam berada pad a nilai 0.99 m/s – 0.65 m/s.
pada 5 %, maka pad a pagi pukul 07.00 hari masih
dapat
dikatakan
dal am
kondisi
Nyaman. Pada siang hari berada
dalam
kondisi Sangat Panas dimana nilai indeks PPD mencapai 26% - 55%, , dimana persentasi o rang y ang setuju tidak nyaman melebihi dari setengah. Dan pada sore-malam hari dalam kondisi meng arah ag ak pan as, dimana nilai presentase kecil yaitu 5%-26%. Gambar 4 Gambar Grafik Temperatur Efektif P ada Rumah Lanting
Untuk
mengetahui
kondisi
kenyaman an term al digunakan p erhitungan kenyaman an termal deng an indeks PMV (Predicct ed Mean Vote) dimana merup akan teori kenyamanan termal yang memprediksi kenyaman an
term al
seseo rang.
Setelah
mendapatkan nilai indeks dari PMV maka diketahui
berap a
persentas e
orang
Gambar 5 Gambar P erhitungan Indeks P MV dan PP D P ada Rumah Lanting
memprediksi meras a tidak nyaman dari suatu
Dari hasil analisi perhitungan PMV
kondisi termal di dalam suatu ruangan
dan PPD, kondisi pada ruang dalam di
dengan menggun akan indeks PPD (Predicted
Rumah Lanting cend erung merasak an Tidak
Percentag e of Dissatisfied).
Nyaman. Dimana pers entase ketidak pu asan
Menurut hasil an alisis PMV indeks
melebihi dari set engah y aitu 55% pad a titik
kenyaman pad a p agi hari (07.00-10.00) rasa
puncak siang hari dan pres entase ketidak
Nyaman dirasak an hanya 1 jam saja pada
puasan mendek ati setengah sebes ar 26-43%
pukul 07.00 dengan nilai PMV 0,3, dan
pada sore d an malam hari. Hal ini dibenarkan
mengarah pad a kondisi Agak Panas pada
oleh pendap at dari responden dimana lebih
pukul 10.00 den nilai PMV 1,3. Dan sampai
rentan meras a Tidak Nyaman s elama p eriode
pada kondisi puncak di siang hari pukul
satu hari pada bulan april.
13.00, dengan indeks kenyaman Sangat Panas
Perbedaan persepsi keny amanan d ari
dimana nilai PMV 3,0. Pada sore pukul 15.00
indeks PMV dan PPD dibandingkan dengan
dalam kondisi Panas dan mengarah pada
hasil Kuesioner dimana PMV mend apatkan 1
kondisi Agak Panas dengan nilai PMV 0,6.
jam rasa nyaman y aitu pada pagi hari pukul
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 38 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
07.00 dan hasil dari kuesioner mencapai 6
Untuk
mengetahui
kondisi
jam rasa nyam an yaitu p ada pagi h ari pukul
kenyaman an term al digunakan p erhitungan
07.00-10.00 dan 18.00-19.00. Dari h asil
kenyaman an termal deng an indeks PMV
perhitungan an alisis indeks PMV dan PPD
(Predicct ed Mean Vote) dimana merup akan
dibandingkan deng an h asil kuisioner terasa
teori kenyamanan termal yang memprediksi
lebih hangat atau lebih 1 skala.
kenyaman an
term al
seseo rang.
Setelah
mendapatkan nilai indeks dari PMV maka Tabel 2 P erbandingan Skala P MV dan Hasil Kuisioner
diketahui
berap a
persentas e
orang
memprediksi meras a tidak nyaman dari suatu kondisi termal di dalam suatu ruangan dengan menggun akan indeks PPD (Predicted Percentag e of Dissatisfied).
Rumah Panggung Temperatur
Ud ara
pad a
rumah
panggung pada jam 7.00 – 11.00 berada p ada kondisi Hangat Nyam an di man a suhu TE sebesar 25,0ºC - 26,5°C, suhu berada pada puncak pad a jam 13.00 pada kondisi Panas di
Gambar 6 Gambar Grafik Temperatur Efektif P ada Rumah P anggung
Menurut hasil an alisis PMV indeks
dan
kenyaman pad a p agi hari (07.00-10.00) rasa
14.00-19.00
Nyaman diras akan selam a 2 jam pada pukul
menurun pad a kondisi Hangat
07.00-08.00 dengan nilai PMV 0,2-0,5, dan
Nyaman dengan suhu TE sebesar 27,5°C –
mengarah pad a kondisi Agak Panas pada
27,0°C. Dimana tingkat kelembaban pada
pukul 10.00 den nilai PMV 0,6. Dan sampai
pagi- malam h ari masih b erada
berada
pada kondisi puncak di siang hari pukul
kategori Nyam an, karen a kel embaban relati f
13.00, dengan indeks kenyaman Sangat Panas
pada
dimana nilai PMV 2,9. Pada sore pukul
mana
suhu
TE
selanjutnya temperatur
sebesar
pad a
d alam
28,5°C
pukul
berada
pad a
53%-67 %.
Pergerakan angin pad a ruang dalam m asih
15.00-19.00
pada
menurun pad a kondisi Agak Panas d engan
k ategori
nyaman
dimana
nilai
pergerakan ud ara p ada pagi h ari 0.45m/s –
dalam
kondisi
Panas
dan
nilai PMV sebesar 1,1.
0.79 m/s pada siang hari 1.19 m/s – 0.95 m/s.
Dimana hasil PPD ditunjukan pad a
Pada sore – mal am kecepatan angin seb esar
Pagi hari dengan indeks kenyaman an PMV
0.63 m/s – 0.17 m/s.
sekitar 0,3-0,5 dinyatakan nilai PPD berada
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 39 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
pada 5%, maka p ada pagi h ari pukul 07.0008.00, masih dapat dikatakan d alam kondisi Nyaman. Pada siang hari berada
Tabel 3 P erbandingan Skala P MV dan Hasil Kuisioner
dalam
kondisi Sangat Panas dimana nilai indeks PPD mencapai 26% - 43%, , dimana persentasi o rang y ang setuju tidak nyaman hampir mencap ai setengah. Dan pada soremalam hari dalam kondisi mengarah agak panas, dimana nilai presentas e kecil yaitu 26%.
Adanya p engaruh dari p ermukaan bidang air pada rumah tepi sung ai ini terhadap k enyam anan termal ruang d alam, dimana lantai dari bangunan lanting dekat dengan p ermukaan air (±20 cm), maka aliran udara l embab dari permukaan air sungai dibawah lantai, beresiko membawa aliran Gambar 7 Gambar Perhitungan Indeks PMV dan PPD Pada Rumah Panggung
udara lembab masuk k edalam ru ang. Berbeda dengan kasus rumah panggung Diman a jarak yang
cukup
jauh
yaitu
±230cm
dari
Dari hasil analisi perhitungan PMV
permukaan air, s ehingga d apat m engurangi
dan PPD, kondisi pada ruang dalam di
aliran udara lembab dari permukaan air
Rumah Panggung cendrung merasak an Tidak
sungai dibawah lantai, yang akan masuk
Nyaman. Dimana persent ase pada pagi hari
kedalam
sebesar 5%-26%, ketidak puasan mendek ati
pendapat Sukawi (2009), dimana rumah
setengah y aitu 43% p ada titik puncak siang
panggung atau lant ai yang diangk at dapat
hari, dan presentas e ketidak puasan seb esar
mengurangi k elembab an yang tinggi dari
26% pada sore dan malam hari. Hal ini
permukaanny a.
dibenarkan oleh pendap at d ari responden
ruang.
Sama
halny a
dengan
Penggunaan material penutup lantai
dimana lebih rentan merasa Tidak Nyaman
mengunakan
selama periode 1 hari pada bulan April.
meminimalisir pengaruh aliran udara lembab
karp et
plastik
untuk
Hal ini dibenarkan oleh pendapat dari
dari bawah lantai. Jadi hanya permukaan
responden dimana l ebih rentan meras a Tidak
lantai yang tertutup oleh material plastik yang
Nyaman selama 1 hari. Dari hasil perhitungan
tidak lembab dan teras a nyaman. Penggunaan
analisis indeks PMV dan PPD dibandingkan
material kayu, pada dinding dimana material
dengan hasil kuisioner dirasak an lebih hangat
kayu dap at menyimpan pan as deng an l ama,
atau lebih 1 skala.
dan penghantar yang jelek, maka temperatur
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 40 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
udara di dalam ruang tetap teras a panas
Bentukan Arsitektur dan Iklim Terhadap
sampai
Dimana
kenyaman an termal rumah tinggal suku Bajo,
pendapat dari Sukawi (2009 ) oleh karena
( rumah p anggung kayu , beriklim tropis
panas diserap oleh permuk aan lu ar, maka
lembab), menunjukan cendrung pada kondisi
akan
Hangat Nyaman, pada pukul 08.00-18.00.
sore dan
malam
mengh angatk an
hari.
permukaan
bagian
dalam sesudah b eberapa waktu menu rut daya
Kemiripan
hasil
serap p anas dan t ebal bah an. Papan kayu
dibandingkan dengan studi lainnya tentang
dengan ketebal an 2,5 cm mempunyai time lag
kenyaman an
0,5 jam dan papan kayu k etebal an 5 cm
Damayanti (2012), mengen ai kinerja termal
mempunyai time lag 1,3 jam.
pada rum ah tradisonal , Sao Ria di d esa
termal
juga
dip eroleh
oleh
jika
Suwarta
dan
Radiasi yang masuk pada bangunan
Nggagelang p rovinsi Nusa Tenggara Timur
melalui atap, dimana atap d apat merefl eksi
(iklim Tropis Lembab) . dikemukakan bahwa
panas 90%-70% dan seb agian lagi diserap
respon termal Tidak Nyaman pada musim
dan masuk ke ruang dalam. Hal ini sama
kemarau.
dengan pend apat d ari Sugijanto (1989),
Santoso (2012), tentang keny amanan termal
bahwa
dalam ruang pad a bangunan didaerah iklim
p ermukaan
yang
p aling
besar
menerima panas ad alah atap. Pada menggunakan
rumah
tropis
tepi
system
sungai
ventilasi
ini
Studi Lainnya yang sejenis oleh
lembab.
bangunan
Dikemukakan
didaerah
dengan
iklim
bahwa tropis
silang,
lembab banyak mengalami kesulitan untuk
dimana pergerakan angin didalam ruang tidak
memenuhi standar yang disyaratkan sesuai
selamanya cukup baik dimana pergerakan
dengan zona k enyaman an ASHRAE 55, hal
udara men cap ai 0,38 m/s -1,35m/s. Menurut
yang sama dibandingkan deng an kondisi
Darmawan (2008 ) perg erakan ud ara p ada
kenyaman an term al pad a Rumah Lanting
kisaran 0,25m/s – 1m/s dianggap nyaman,
yang tidak memenuhi standar keny amanan
jika melebihi 1,5 m/s dianggap tidak nyaman.
termal yang disyaratkan oleh ASHRAE 55.
Hasil tersebut menunjukan k emiripan terhadap studi oleh Diem (2004) dimana
KESIMPULAN
orientasi turut mempengaruhi atau b erperan terhadap pengkondisian term al pada ruang dalam pad a rumah rakit di Palembang, (tipe bangunan
rumah
rakit
mempunyai kesamaan
di
Palembang
dengan tipe rumah
lanting di Palangka Ray a yaitu terapung diatas sungai dan b erada p ada iklim tropis
Terdapat kemiripan h asil persepsi rasa kenyaman an di dalam ru ang ad apun studi Juhana
temperatur
efekti f pad a
rumah lanting dan panggung tidak ada perbed aan, dimana p ada rentan waktu pagi dalam kondisi Hang at Nyam an, Siang hari dalam kondisi Panas, dan sore – malam hari dalam kondisi Hangat Nyaman. Dari h asil analisis PMV d an PPD,
lembab).
oleh
Kead aan
(2000)
tentang
Peng aruh
Rasa Ny aman p ada Rumah Tepi Sungai hanya dirasak an pad a rentan waktu pagi pukul 07.00-08.00, dimana rumah panggung merasa Nyaman p ada pukul 07.00-08.00
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 41 -
ISSN 1858 1137
MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014
dimana lebih nyaman 1 jam d ari rumah lanting dimana rasa nyaman diras akan p ada pukul 07.00. Dimana pada kondisi puncak pada pukul 13.00 d alam kondisi yang sama yaitu dalam kondisi Panas diman a indeks PMV sebesar 2,9-3 dimana indeks PPD sebesar 43%-55% yang setuju meras a tidak nyaman . dan menurun dalam kondisi Agak Tidak Nyaman pada pukul 19.00. Dari hasil perhitungan indeks PMV dilakukan
perb andingan
d engan
h asil
kuisioner, dimana hasil perhitungan indeks PMV ini lebih hangat atau lebih 1 skala dari hasil kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA • Diem A.F, 2004, Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Pengkondisian Thermal Dalam Ruangan Pada Rumah Rakit Palembang, Tesis Fakultas Pasca Sarjana Unversitas Diponego ro, Semarang. • Fanger P.O,1970, Thermal Comfort. McGraw-Hill Book Company, United States • Frick Heinz , Suskiyantno FX. Bambang, 2007. Dasar- Dasar Arsitektur Ekologis, Konsep Pembangunan b erkelanjutan dan Ramah Lingkungan, Kanisius;ITB, Yogyakart a ; Bandung • Frick Heinz, Darmawan Antonius Arditanto,AMS,2008.Ilmu Fisika Bangunan (Pengantar pemah aman cahay a,kalor,kelembap an,iklim,gempa bumi, dan kebakaran ) cetak an ke I.Kanisius.Yogyakarta. • Juhana, 2001. Arsitektur Dalam Kehidupan Masyarak at “ Pengaruh Bentukan Arsitektur dan Iklim Terhadap Kenyam ana Thermal Rumah Tinggal Suku Bajo di Wilayah Pesisir Bajoe Kabup aten Bone Sulawesi Selatan”, Bendera. Semarang.
• Lippsmeier Georg., 1997, Tropis, Erlangga, Jakarta
Bangunan
• Riyanto Bambang, 2000, Pengaruh Komponen Bangunan Terhadap Pengkondisian Termal Pada Rumah Tradisonal Nelayan Di Demak, Studi Kasus “ Perumahan Nelayan Dipantai Morodemak”, Tesis Fakultas Pasca Sarj ana Universitas Diponegoro, Semarang • Sugijanto, 1989, Jati Diri Indonesia. ALUMNI.Bandung
Arsitektur
• Sugini, 2004, Pemaknaan Istilah – Istilah Kualitas Kenyaman an Thermal Ruang Dalam Kaitan Dengan Variab el Iklim Ruang, Jurnal LOGIKA, Vol1,No.2 Juli 2004. Universitas Islam Indonesia • Sukawi., 2009, Aplikasi Eko Arsitektur Pada Rumah Panggung Dalam Menantisipasi Kondisi Termal Lingkungan (Tinjauan Konstruksi dan Bahan Bangunan), Jurnal Lingkungan Tropis, Edisi Khusus. Universitas Diponegoro .Semarang. • Sangkertadi., 2006, Fisika Bangunan Untuk Mahasiswa Teknik, Arsitektur Dan Praktisi. Pustaka wira usaha muda, Bogor • Sangkertadi, Syafriny R, Tungka A, 2008, Thermal Confort Comparision of Traditional Architecture and Modern Style Housing in North Sulawesi – Indonesia, Procceeding o f SENVAR 9th & ISESEE08, Shah Alam, Nopember 2008 • Santoso Edi Imam, 2012. Indonesian Green Technology Jurnal Vol. 1 E-ISSN.23381787. Fakultas Teknik Universitas Merdek a. Surabaya. • Suarta Ketut dan Damay anti Desak Putu, 2013, Kinerja Termal Pada Rumah Sao Ria Di Desa Ngalupolo Dan Nggel a Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jurnal Permukiman Vol.8 No. 2 Agustus 2013, Bali • Wijanarka , 2001, Dasar Dasar Konsep Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Tepi Sungai Di Palangka Raya, Tesis Fakultas Pasca Sarjan a Universitas Diponegoro, Semarang
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” - 42 -