JSM (Jurnal Sains Manajemen)
ISSN : 2302-1411
Program Magister Sains Manajemen UNPAR
Volume III, Nomor 1, April 2014
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA Lina Ningsih Pascasarjana Magister Sains Manajemen, Universitas Palangka Raya
[email protected]
ABSTRACTS. potential Tourism in Palangkaraya city is nature. The lack of tourism promotion activities became a major drawback for Palangkaraya attraction. The position of nature in Palangkaraya at the stage of "growing build." Alternative strategies are: (1) market penetration strategy: Promoting, strengthening brand nature (2) product development strategy: a) Make a tour package to the expectations of visitors without a change of nature; b) Developing a new tourist activity which travel and science education village Tourism, tourist hiking on the fringe of the river tour, as well as the interpretation of lines Sei Gohong; c) Improving services for visitors with counseling, supervision and cooperation with surrounding communities attraction; d) Improvements in infrastructure and other supporting facilities; e) management of the management plan which can improve the welfare of the community. (3) Market development strategy: a) more intensive marketing strategy and planned to campaign through the mass media and electronic media, exhibition attractions that exist in Palangkaraya to regions/provinces, even out of the country; b) Promoting "visit Palangkaraya" along with other nature -based tourist attractions; c) tourism ambassador Palangkaraya, as Public Relations Keywords: Tourism Marketing, SWOT Analysis
PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu bidang yang perlu digalakkan dalam pembangunan. Pariwisata merupakan sektor yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan daerah sebagai salah satu penyumbang PAD serta dapat menunjang perbaikan ekonomi. Selain itu, ekonomi pariwisata dapat memperbesar kesempatan kerja, meningkatkan taraf kehidupan dan berusaha meningkatkan pertumbuhan wilayah. Kota Palangka Raya memiliki banyak potensi wisata yang masih harus terus dikembangkan dan faktor penunjang bagi perkembangan pariwisata itu sendiri. Potensi wisata Kota Palangka Raya terbagi atas wisata alam, wisata budaya dan wisata kuliner. Pengembangan potensi wisata di kota Palangka Raya, meskipun masih minim dibanding sektor lainnya, tapi telah menyumbangkan sejumlah penambahan bagi PAD kota Palangka Raya. Seperti dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 1 Pemasukan PAD Kota Palangka Raya Dari Sektor Pariwisata Tahun 2011 Dan 2012 TAHUN BENTUK PENDAPATAN JUMLAH (Rp) 2011 1) Pajak Hiburan 563.374.056 2) Pajak Hotel 3.283.212.048 3) Pajak Restaurant 2.266.182.832 Jumlah 2011 6.112.768.936 2012 1) Pajak Hiburan 1.293.389.659 2) Pajak Hotel 16.797.625.277 3) Pajak Restaurant 2.915.745.376 Jumlah 2012 21.006.760.312 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
45
JSM (Jurnal Sains Manajemen)
ISSN : 2302-1411
Program Magister Sains Manajemen UNPAR
Volume III, Nomor 1, April 2014
Total PAD Kota Palangka Raya tahun 2012 dari pajak dan retribusi berjumlah Rp. 45.280.520.333,- miliar. Dari jumlah PAD tersebut, sektor pariwisata menyumbang Rp. 21.006.760.312,-. Berarti sektor Pariwisata telah menyumbang sekitar 46,3% dari jumlah PAD Pajak dan Retribusi pada tahun 2012. Berdasarkan data di atas maka perlu usaha pengembangan yang lebih intensif terhadap sektor pariwisata di kota Palangka Raya. Mengingat perkembangan lingkungan yang cepat memunculkan hambatan-hambatan yang tak terduga dan tantangan-tantangan besar di bidang pariwisata. Selama ini pengelolaan sektor pariwisata di kota Palangka Raya di bawah wewenang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas ini merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengembangan, serta peraturan dan mengadakan pembinaan terhadap industri kepariwisataan didaerah secara menyeluruh. Dalam menjalankan tugasnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memandang perlu adanya rencana strategis yang handal untuk menghadapi perubahan yang terjadi di dunia pariwisata, strategi pemasaran serta strategi peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing ke kota Palangka Raya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas imigrasi Kalimantan Tengah, kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara ke Kota Palangka Raya tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Data Kunjungan Wisatawan TAHUN WISATAWAN 200 2009 8 Wisatawan Nusantara 915 9467 0 4 Wisatawan Mancanegara 195 253 Sumber: Dinas Imigrasi Kalimantan Tengah
2010
2011
9510 0
9531 6
294
2012 9850 0
471
828
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan lokasi penelitian di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah: Observasi Lapangan, Wawancara dan Studi Pustaka/Studi Literatur. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dengan teknik wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literature. Selain itu sumber data lain dalam penelitian ini adalah para pelaku pariwisata yang terlibat dalam pemasaran dan pengembangan objek wisata di kota Palangka Raya seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, Pengelola Objek Wisata, Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (HPI-Prov.Kalteng), Perhimpinan Hotel dan Resourant Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (PHRI Prov.Kalteng), Travel Agency. Teknik pemilihan sumber data yang digunakan adalah snow ball, artinya dari seluruh sumber data, dipilih sumber data yang dianggap mengerti permasalahan dan tujuan penelitian. Sumber data yang dipilih disebut key informan. Dengan demikian, informan dalam penelitian ini adalah orang yang benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat dalam permasalahan pemasaran dan pengembangan objek wisata di kota Palangka Raya. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini disajikan secara deskriptif dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui sikap pengunjung terhadap objek wisata di Kota Palangka Raya, untuk mendukung analisa kuantitatif digunakan analisis SWOT dan untuk Proses perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT untuk menentukan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
46
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
HASIL PENELITIAN Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957, dengan kondisi fisik kota yang belum ada hanya berupa kampung yaitu Kampung Pahandut, terletak di tepi Sungai Kahayan. Hal menarik lainnya adalah kondisi alam kota Palangka Raya berupa dataran yang dibelah oleh Sungai Kahayan dan dikelilingi rawa gambut. Aliran air permukaan yang mengalir di wilayah Kota Palangka Raya adalah Sungai Kahayan, Sungai Rungan dan Sungai Sabangau. Sungai-sungai dengan anak-anak sungainya tersebut adalah prasarana transportasi alam yang sangat penting, karena sungai-sungai tersebut menghubungkan wilayah Kota Palangka Raya dengan wilayah sekitarnya dan menghubungkan desa-desa di wilayah utara Kota Palangka Raya dengan pusat kotanya, karena keterbatasan prasana jalan yang menghubungkan pusat kota dengan wilayah (desa/kelurahan) di utara dan selatan Kota Palangka Raya. Sebagai pintu gerbang Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya memiliki berbagai macam objek wisata. Keindahan alam, keunikan flora dan fauna merupakan salah satu daya tarik wisatanya. Seni dan budaya suku dayak yang khas dan unik menambah nilai jual pariwisata kota Palangka Raya. 1. Wisata alam di wilayah Kota Palangka Raya 1) Wisata Taman Nasional Sebangau 2) Taman Rekreasi Sabaru 3) Wisata Pulau Kaja 4) Desa Wisata Tundai 5) Makam Kubah Kuning 6) Desa Wisata Sei Gohong 7) Tajahan Tjilik Riwut 8) Wisata Arboretum Nyaru Menteng 9) Wisata Danau Taha’i 10) Wisata Alam Bukit Tangkiling 11) Wisata Alam Batu Banama 12) Wisata Religi Bukit Carmel 13) Taman Wisata Fantacy Beach 14) Wisata Hutan Ulin Mungku Baru 15) Sandung Bawi Kuwu 16) Tugu Tiang Pancang 17) Jembatan Kahayan 18) Betang Mandala Wisata 19) Sandung Ngabe Sukah 20) Museum Balanga 21) Kalawa Baulevard 22) Objek Wisata Kuliner Kum-kum 23) Perahu Wisata Rahai Pangun 2. Wisata Seni dan Budaya di Kota Palangka Raya Wisata seni dan budaya (art and cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan seni dan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan, perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan. Wisata Seni dan Budaya di Kota Palangka Raya adalah: Kerajinan Anyaman Rotan, Ukiran dan Seni Patung Khas Dayak, Tato Khas Dayak, Benang Bintik, Festival Budaya Isen Mulang, Ritual Mapas Lewu, Ritual Tiwah, Kuntau, Tari, Karungut dan Wisata Kuliner
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
47
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, dapat dilihat bahwa Kota Palangka Raya memang memiliki beberapa obyek wisata yang menarik untuk dikembangkan, namun sayangnya pengelolaannya belum optimal, tenaga ahli dibidang pariwisata masih minim, promosi masih sangat kurang, alokasi dana dari pemerintah untuk sektor pariwisata masih terbatas. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan tantangan bagi pemerintah dan pengelola pariwisata di kota Palangka Raya, yaitu: 1. Peningkatan sarana dan prasarana di beberapa objek wisata alam 2. Pengembangan pemampilan atraksi yang inovatif 3. Peningkatan sumber daya manusia yang berkaitan dengan kepariwisataan, misalnya pemandu wisata, pengelola objek wisata. 4. Kebijakan pemerintah yang tumpang tindih dalam menangani sektor pariwisata di kota Palangka Raya. Dari hasil wawancara dengan Kebala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, Bpk. Marjudi T. Marpan, ada beberapa negara seperti Rusia dan Cina yang bersedia bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palangka Raya untuk membantu pengembangan kepariwisataan. Tawaran kerjasama tersebut tidak dapat segera ditindak lanjuti mengingat biaya yang diperlukan tidak sedikit, sedangkan kemampuan pendanaan kota Palangka Raya masih sangat terbatas. Meski pun demikian, Pemerintah Kota Palangka Raya berusaha untuk terus mengembangkan kepariwisataan Kota Palangka Raya dengan tetap melakukan perencanaan yang lebih tajam dan melibatkan seluruh stake holder dan segenap lapisan masyarakat. Identifkasi Faktor Internal dan Eksternal Analisa faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan oleh perusahaan. Faktor internal pada wisata di Kota Palangka Raya harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak pengelola dan analisis lingkungan internal perusahaan dalam sub bab evaluasi kepentingan dan kepercayaan pada sikap konsumen, maka didapatkan beberapa faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran wisata di Palangka Raya, antara lain a. Kekuatan 1) Potensi wisata alam Kota Palangka Raya yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2) Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3) Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4) Obyek wisata alam di Palangka Raya masih alami dan belum mengalami perubahan. 5) Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6) Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7) Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8) Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. b. Kelemahan 1) Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 2) Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 3) Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang. 4) Kurangnya kegiatan promosi wisata. 5) Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 6) Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 7) Belum dikenal masyarakat luas. 8) Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
48
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
Analisa faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Faktor eksternal pada wisata di Kota Palangka Raya harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak pengelola dan analisis lingkungan eksternal perusahaan dalam sub bab evaluasi kepentingan dan kepercayaan pada sikap konsumen, maka didapatkan beberapa faktor ekstemal yang meliputi peluang dan ancaman yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran wisata di Palangka Raya, antara lain: a. Peluang 1) Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2) Adanya pencanangan Desa Wisata. 3) Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 4) Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5) Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6) Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7) Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8) Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. b. Ancaman 1) Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2) Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3) Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4) Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5) Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. Matriks Faktor Internal dan Eksternal Hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan ekstemal wisata alam di Kota Palangka Raya maka dirumuskan faktor-iaktor kunci yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. faktor-faktor tersebut dievaluasi dalam matriks IFE dan EFE. Matriksmatriks tersebut digunakan sebagai data masukan untuk menentukan alternatif-alternatif strategi pemasaran. Hasil pengelolaan matriks IFE untuk wisata alam di Palangka Raya (Tabel 1), maka didapatkan yang menjadi faktor kekuatan utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah potensi wisata alam Kota Palangka Raya yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam dengan skor 0.494. Kekuatan terkecil yaitu topografi kawasan wisata alam sangat beragam dengan skor 0.105. Kelemahan utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah kurangnya kegiatan promosi wisata dengan skor 0.286 dan yang menjadi kelemahan terkecil yaitu jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung dengan skor 0.031. Tabel 3 Matrik IFE Faktor-faktor strategis ekstemal
Bobot (b)
A. Kekuatan 1. Potensi wisata alam Kota Palangka Raya yang tinggi, baik dari 0,13 segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 0,033 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah 0,056
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
Ratin Skor Bobot g kekuatan (r) (r x b) 3,8
0,494
3,2 3,4
0,105 0,19
49
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di Palangka Raya masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. B. Kelemahan 1. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 2. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 3. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 4. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 5. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 6. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 7. Belum dikenal masyarakat luas. 8. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada. Total
0,082
3
0,246
0,088
4
0,352
0,057
3,4
0,194
0,062
3,8
0,236
0,038
3,6
0,137
0,017
1,8
0,031
0.085 0.076 0.102 0.046
2.8 2.4 2.8 2.8
0.238 0.182 0.286 0.129
0,026 0.083 0.019
0.18 2.8 2.4
0,046 0.232 0.046
1
3,144
Hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai factor strategis eksternal, kemudian memberikan rating dan bobot maka diperoleh hasil (Tabel 5.2). Berdasarkan pengelolaan matriks EFE untuk wisata alam di Kota Palangka Raya, maka didapatkan yang menjadi faktor peluang utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan dengan skor 0.664. Peluang terkecil dengan skor 0.089 yaitu kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. Sedangkan yang menjadi ancaman utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya dengan skor 0.31, dan yang menjadi ancaman terkecil yaitu meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain dengan skor 0.068. Tabel 4 Matrik EFE Faktor-faktor strategis ekstemal
Bobot Rating Skor Bobot (b) (r) kekuatan (r x b)
A. Peluang 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih 0,166 destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata. 0,04 3. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk 0,073 mengembangkan pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional 0,1 yang belum ada sebelumnya.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
4
0,664
2,6 3,6
0,104 0,263
3,8
0,38
50
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. B. Ancaman 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. Total
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014 0,1
3,2
0,32
0,059 0,028 0,06
3 3,2 3,6
0,177 0,089 0,18
0,019
3,6
0,068
0,09 0,1
3,4 2,6
0,324 0,34
0,122 0,043
3,2 2,6
0,317 0,137
1
3,363
Matriks IE (Internal - Eksternal) Nilai bobot skor kekuatan IFE (3.144) dan EFE (3.363) yang dicocokan dengan matriks IE (Gambar 35), terlihat posisi wisata alam di Kota Palangka Raya berada di sel pertama. Sel pertama, kedua dan keempat menggambarkan bahwa wisata alam di Kota Palangka Raya berada pada tahap "tumbuh membangun". Pada tahap ini sebuah usaha harus menjalankan strategi yang intensif. Strategi intensif dapat berupa strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Setelah diketahui posisi wisata di Kota Palangka Raya dimana, maka posisi Wisata alam di Kota Palangka Raya harus cocok dengan tipe strategi intensif yang dihasilkan pada matriks SWOT, yaitu strategi yang sifatnya penatrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis yang ada, maka tiga tipe strategi umum yang cocok untuk wisata di Kota Palangka Raya yaitu: 1) Penetrasi Pasar Strategi pertumbuhan wisata di Kota Palangka Raya dengan berusaha memperkenalkan objek wisata yang ada saat ini ke segmen pasar yang sama. Melalui strategi ini, wisata di Kota Palangka Raya mengintensifkan penjualannya yaitu segmen wisata alam yang alami dan unik. 2) Pengembangan Pasar Strategi pertumbuhan wisata di Kota Palangka Raya dengan cara mengidentifikasi dan mengembangkan segmen-segmen pasar baru untuk produknya yang sekarang. Melalui strategi ini, wisata di Palangka Raya lebih mengembangkan produknya di luar segemen pasar yang telah ada. 3) Pengembangan Produk Strategi pertumbuhan wisata di Kota Palangka Raya dengan cara menawarkan produk baru atau yang telah dimodifikasi kepada segmen-segmen pasar sekarang. Strategi ini adalah upaya meningkatkan kunjungan melalui pengembangan jasa baru. Analisis Matriks SWOT Altematif strategi dapat dirumuskan berdasarkan analisis matriks SWOT. Keunggulan analisis ini adalah dapat memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal. Empat Strategi utama yang disarankan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), ST (Strengths-Threats), WO (Weaknesses-Opportunities) dan WT (Weaknesses-Threats). Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
51
JSM (Jurnal Sains Manajemen)
ISSN : 2302-1411
Program Magister Sains Manajemen UNPAR
Volume III, Nomor 1, April 2014
Tabel 5 Matrik SWOT Internal
Eksternal
Peluang (Opportunities) 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 3. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 4. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 5. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 6. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional
Kekuatan (Strengths) 1. Potensi wisata di Kota Palangka Raya yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan 3. Obyek wisata alam di Kota Palangka Raya masih alami dan belum mengalami perubahan. 4. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 5. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 6. Keramah penduduk atau masyarakat kepada pengunjung 1. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (SI, S2, S3, Ol, O2, O3, O4, O6). 2. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (SI, S2, S3, S4, Ol, O2,03,04,06). 3. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata (S5, S6,04, O5, O6).
Kelemahan (Weaknesses) 1. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 2. Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang. 3. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 4. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 5. Belum dikenal masyarakat luas
1. Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur (aksesibilitas, sarana dan prasarana) (Wl, W2, W5, O2, O3, O4,05,O6). 2. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan putra-putri duta pariwisata Kota Palangka Raya (W3, W4, O2, O3,04, O6). 3. Melakukan promosi "visit Palangka Raya" bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. (W3, W4, Ol,
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
52
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
O2, O3, O6). Ancaman (Threats) 1. Meningkatkan daya saing 1. Memperbanyak 1. Meningkatkan minat obyek wisata yang fasilitas pendukung masyarakat untuk melakukan berkualitas dan unik (SI, S3, wisata lainnya seperti perjalanan wisata ke daerah Tl, T2). fasilitas olah raga(Wl, lain. 2. Membuat paket wisata yang W5, Tl, T2). 2. Terdapat tempat wisata lain sesuai dengan harapan 2. Melakukan yang menjadi pesaing. pengunjung tanpa merubah perencanaan 3. Citra pariwsata yang merusak alam (Sl, S2, S3, S4, Tl, T2, manajement yang baik lingkungan Seni dan budaya. T3). dalam hal pengelolaan 4. Kondisi perekonomian 3. Melakukan penyuluhan sehingga dapat Indonesia yang tidak stabil. kepada masyarakat sekitar menguntungkan 5. Penduduk yang bermata serta melakukan kerjasama kesejahteraan pencaharian di sekitar yang dan pengawasan dengan masyarakat desa kawasan wisata mayoritas masyarakat sekitar ( S5, S6, setempat (W2, W3, berpendidikan rendah T3, T4, T5). W5, T3, T4, T5). 3. Penguatan brand wisata alam Kota Palangka Raya sebagai wisata yang unik dan alami (W3,W4,T1,T2,T3) Penjelasan tentang strategi-strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT (Tabel 5.3) adalah sebagai berikut: 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan pada lingkungan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada pada lingkungan eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu: a. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam (SI,S2,S3,01,02,03,04,06). Pihak pengelola wisata di Kota Palangka Raya melakukan promosi dengan mengangkat atau menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam yang ada. Karena wisata alam di Kota Palangka Raya memiliki sumber daya alam yang masih alami yang dapat diangkat menjadi obyek wisata. Strategi ini dapat digolongkan sebagai penetrasi pasar. b. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi (SI,S2,S3,S4, 01,02,03,04,06). Pihak pengelola mengembangkan kegiatan wisata yang baru yaitu wisata pendidikan dan ilmu Desa Wisata di lokasi wisata. Selain itu mengembangkan wisata jelajah alam pada wisata susur sungai, serta mengembangkan jalur interpretasi pada Desa Sei Gohong yang merupakan bagian dari Perum Perhutani Kalimantan Tengah. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata (S5, S6,04,05,06). Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang merupakan hal yang penting karena wisata merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang jasa. Bekerjasama dengan masyarakat sekitar sebagai pemandu wisata merupakan hal yang penting untuk kegiatan wisata yang bersifat jelajah alam. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. 2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi WO adalah strategi yang memperkecil kelemahan yang dimiliki lingkungan internal dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada di lingkungan eksternal.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
53
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
a. Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur (aksesibilitas, sarana dan prasarana) (Wl,W2,W5,02,03,04,05,06). Aspek yang harus diperbaiki oleh pengelola wisata alam di Kota Palangka Raya adalah infrastrukutur, sarana dan parasarana yang ada seperti aksesibilitas dari jalan kota menuju kawasan wisata banyak yang mengalami kerusakan. Selain itu juga sarana dan prasarana yang ada disetiap kawasan wisata yang rusak maupun belum ada. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. b. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan duta pariwisata Kota Palangka Raya (W3,W4,02,03,04,06). Strategi pemasaran yang telah dilakukan harus lebih intensif dan terencana dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan promosi melalui media, melakukan pameran obyek wisata yang ada di Kota Palangka Raya, serta pemilihan duta pariwisata Kota Palangka Raya. Strategi ini dapat digolongkan sebagai penetrasi pasar. Melakukan promosi "visit Palangka Raya" bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. (W3,W4,01,02,03,06). Usaha pengembangan kawasan wisata Palangka Raya yang masih alami membuat Provinsi Kalimantan Tengah menjadi daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, potensi untuk mengundang wisatawan semakin besar. Pada strategi ini pihak pengelola bergabung dengan pihak wisata lain untuk mencari target segmen yang lebih luas. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi pengembangan pasar. 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan lingkungan internal untuk mengatasi ancaman yang ada dari lingkungan eksternal. Strategi yang dapat diterapkan yaitu: a. Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik (S1,S3,T1,T2). Persaingan yang semakin tinggi dengan obyek wisata lain baik wisata sejenis maupun tidak sejenis akan mempengaruhi usaha wisata alam Kota Palangka Raya, oleh karena itu pihak wisata alam di Palangka Raya harus meningkatkan pengelolaan yang baik sehingga wisata alam tersebut menjadi berkualitas. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi pasar. b. Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alam (SI, S2, S3, S4, Tl, T2, T3). Paket wisata yang merupakan paket yang ditawarkan oleh kawasan wisata di Kota Palangka Raya harus meruapakan paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung. Kualitas dan kuantitas yang memenuhi harapan pengunjung harus dapat dicapai oleh wisata alam Kota Palangka Raya agar pengunjung tidak kecewa. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar (S5,S6,T3,T4,T5). Masyarakat sekitar yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang kurang merupakan ancaman bagi keberadaan kawasan sekitar wisata alam Kota Palangka Raya. Oleh karena itu diperlukan suatu program penyuluhan oleh pihak pengelola dengan bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menjaga kawasan. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. 4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi WT adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dalam ifi lingkungan internal dan mengatasi ancaman yang ada di lingkungan eksternal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
54
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
a. Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga (Wl, W5,Tl,T2). Pengadakan fasilitas olah raga dapat meningkatkan daya tarik pengunjung, Karena fasilitas olah raga dapat melengkapi objek wisata alam. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. b. Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat (W2,W3,W5,T3,T4,T5). Syarat usaha yang baik salah satunya yaitu harus melakukan perencanaan yang baik. Perencanaan terhadap manajemen secara keseluruhan harus tepat sasaran dan tepat guna agar tujuan utama dapat tercapai. Perencanaan yang baik sebelumnya hams mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal. Hal tersebut untuk menghindari kerugian dan usaha tersebut dapat terus berlanjut, sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa setempat. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. Penguatan brand wisata alam Kota Palangka Raya sebagai wisata yang unik dan alami (W3,W4,Tl,T2,T3). Cara untuk memperkuat brand adalah dengan edukasi pasar. Edukasi pasar dapat dilakukan di beragam acara formal yang diadakan oleh pemerintah atau pihak terkait dengan wisata alam Kota Palangka Raya. Dengan acara pameran yang diadakan dan informasi tentang keunikan kawasan wisata alam Kota Palangka Raya, dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi pasar karena dilakukan di segmen utama wisata alam di Kota Palangka Raya.
KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini hanya membahas strategi pengembangan pariwisata di Kota Palangka Raya. Masih banyak faktor lain yang belum diteliti. Peneliti sendiri masih banyak kekurangan dalam melakukan pembahasan karena keterbatasan pengetahuan dan data-data penunjang sehingga dalam penyusunan dan isi masih banyak ketidaksempurnaannya.
KESIMPULAN Faktor kekuatan utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah potensi wisata alam Kota Palangka Raya yang tinggi baik dari segi landskap, flora, fauna dan pemandangan alam. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam merupakan salah satu faktor kekuatan pendukung. Kelemahan utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah kurangnya kegiatan promosi wisata dan yang menjadi kelemahan terkecil yaitu jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. Faktor peluang utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. Peluang terkecil yaitu kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. Ancaman utama bagi wisata alam di Kota Palangka Raya adalah citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya dan yang menjadi ancaman terkecil yaitu meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. Posisi wisata alam di Kota Palangka berada pada tahap "tumbuh membangun". Pada tahap ini sebuah usaha harus menjalankan strategi yang intensif dan integratif. Strategi intensif dapat berupa strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis yang ada, maka tiga tipe strategi pemasaran umum yang cocok untuk wisata di Kota Palangka Raya yaitu: Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk. Alternatif strategi yang baik yang dapat diterapkan adalah: 1) Strategi penetrasi pasar. a. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan sumber daya alam yang masih alami.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
55
JSM (Jurnal Sains Manajemen)
ISSN : 2302-1411
Program Magister Sains Manajemen UNPAR
Volume III, Nomor 1, April 2014
b. Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik. c. Penguatan brand wisata alam Kota Palangka Raya sebagai wisata yang unik dan alami 2) Strategi pengembangan produk. a. Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alam. b. Mengembangkan kegiatan wisata yang baru yaitu wisata pendidikan dan ilmu Desa Wisata di lokasi wisata. Selain itu mengembangkan wisata jelajah alam pada wisata susur sungai, serta mengembangkan jalur interpretasi pada Desa Sei Gohong. c. Melakukan penyuluhan, kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung dengan menjalin bekerjasama dengan masyarakat sekitar objek wisata sebagai pemanduan wisata. d. Perbaikan infrastruktur (aksesibilitas, sarana dan prasarana) seperti aksesibilitas jalan dari kota menuju kawasan wisata, banyak yang belum ada ataupun yang sudah ada tetapi mengalami kerusakan atau tidak terawat, perlu diperhatikan dan diperbaiki. e. Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga f. Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat 3) Strategi pengembangan pasar. a. Strategi pemasaran harus lebih intensif dan terencana dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan promosi melalui media massa dan media elektronik, melakukan pameran obyek wisata yang ada di Kota Palangka Raya ke wilayah atau provinsi lain, bahkan ke luar negeri. b. Melakukan promosi "visit Palangka Raya" bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. c. pemilihan duta pariwisata Kota Palangka Raya, duta pariwisata berperan penting sebagai Publik Relation bagi kota Palangka Raya.
SARAN Perlu peningkatan dan pengembangan potensi obyek wisata alam dari aspek daya tarik. aksesibilitas, sarana dan prasarana sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal. Perlunya penajaman kebijakan pemerintah yang mendukung usaha wisata dan pengembangan objek wisata. Strategi pemasaran wisata alam dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengembangan wisata alam di Kota Palangka Raya.
DAFTAR RUJUKAN Bulletin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya. Bulletin Panarung Budaya. Edisi khusus, No.13/2013. Penerbit: CV. Auotographis Mediatama. Palangka Raya. Burtkart, AJ ; S. Medlik.1987. Tourism, Past, Present and Future. London:Heinemann. David L. Edgell, Sr., Kurtis M. Ruf and Alpa Agarwal. 1999. Industry Viewpoint: Strategic Marketing Planning for the Tourism Industry. www.ebookbrowse.com Inskeep, Edward.1991. Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach, New York: Van Nostrand Reinhold Comp. James J. Spillane. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa Kebudayaan. Cetakan 1, Penerbit: Lembaga Studi Realino, Jakarta. Kotler Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Penerbit: Yayasan Andi. Yogyakarta. Kotler Philip. 2001. Menagemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Penerbit: Yayasan Andi. Yogyakarta.
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
56
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume III, Nomor 1, April 2014
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Trecy Aden, 2013. Paparan: Hasil Capaian Program Kerja, Rencana Kerja Kedepan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Palangka Raya dan Kontribusi Sektor Pariwisata Bagi Perekonomian Kota Palangka Raya. Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Indonesia
ANALISIS PEMASARAN WISATA DI KOTA PALANGKA RAYA
57