STRATEGI PENINGKATAN KUNJUNGAN MELALUI PERBAIKAN KUALITAS WEBSITE LAPIS BOGOR SANGKURIANG
RATIH INDRI HASTUTI
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Ratih Indri Hastuti NIM H24100141
ABSTRAK RATIH INDRI HASTUTI. Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang. Dibimbing oleh PRAMONO D. FEWIDARTO. Hampir semua perusahaan memiliki website sendiri untuk mendukung pemasaran produk atau jasa mereka.Bentuk keberhasilan website ini dapat dilihat dari seberapa besar kunjungan ulang ke website. Tujuan penelitian ini antara lain (1) Mengidentifikasi faktor dominan yang menyebabkan seseorang tertarik melakukan kunjungan ulang ke website (2) Menganalisis kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesannya kepada konsumen dan (3) Merekomendasikan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas website dalam rangka meningkatkan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistika deskriptif, tabulasi silang, analisis gap, dan Importance Performance Analysis. Berdasarkan penelitian dengan analisis statistika deskriptif didapatkan bahwa content website merupakan faktor dominan yang membuat seseorang tertarik berkunjung ulang ke website. Kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang juga dapat dikatakan masih tergolong rendah. Strategi yang dapat dilakukan antara lain menerapkan sistem “linkage ability”, menggunakan komposisi warna yang harmonis dan tidak mencolok, dan menambahkan fitur member ID pelanggan di website. Kata kunci: kesenjangan, kualitas website, kunjungan ulang
ABSTRACT RATIH INDRI HASTUTI. Strategy of Improvement Visit Through Lapis Bogor Sangkuriang’s Website Quality Improvement. Supervised by PRAMONO D. FEWIDARTO. Most of all companies have their own website to endorse marketing of their product or goods. One of the successful website can be signed by how many revisit user to the website. The purpose of this research are (1) to identify dominant factor which make consumer interested to revisit the website (2) to analyze performance of Lapis Bogor Sangkuriang’s website in communicating their message to consumers (3) to recommend an appropriate strategy to redesign their website to increase quality of Lapis Bogor Sangkuriang’s website. Data analizing use the descriptive statistic analysis, crosstab, gap analysis, and Importance Performance Analysis. Based on the descriptive analysis result, it is found out that website content is the dominant factor that attract people to revisit the website. Performance from Lapis Bogor Sangkuriang’s website is low. The strategy can be done such as implement a linkage ability system, using harmonious colors composition and unobtrusive, and adds a feature customer membership. Keywords: gap, revisit, website quality
STRATEGI PENINGKATAN KUNJUNGAN MELALUI PERBAIKAN KUALITAS WEBSITE LAPIS BOGOR SANGKURIANG
RATIH INDRI HASTUTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Online Marketing, dengan judul Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran dalam pembuatan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Raden Paulus Aris Pambudi selaku bagian Marketing Lapis Bogor Sangkuriang, dan responden yang telah membantu selama proses pengumpulan data. Penghargaan penulis sampaikan kepada orang tua, Departemen Manajemen, rekan-rekan Manajemen 47 IPB, dan orang terkasih atas doa, dukungan dan motivasinya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor,
Agustus 2014
Ratih Indri Hastuti
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
1 2 2 3 3
TINJAUAN PUSTAKA
3
METODOLOGI PENELITIAN
9
Kerangka Pemikiran Tahapan Penelitian Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data Uji Validitas dan Reliabilitas Metode Pengolahan dan Analisis Data Lokasi dan Waktu Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Profil Responden Faktor Penyebab Kunjungan Ulang ke Website Analisis Kinerja Website Lapis Bogor Sangkuriang Kesenjangan antara Tingkat Harapan dengan Kondisi Aktual Website Lapis Bogor Sangkuriang Strategi Pengembangan Website Lapis Bogor Sangkuriang Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
9 9 12 12 13 13 13 13 14 17 17 23 27 28 29 29 30
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
32
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Statistik kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang Populasi mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor Data responden berdasarkan jenis kelamin Data responden berdasarkan fakultas Data responden berdasarkan jenjang semester yang sedang ditempuh Data pengeluaran pulsa setiap bulan Frekuensi mengakses website dalam sehari Gadget untuk mengakses website Jenis website yang sering dikunjungi Faktor penyebab ketertarikan berkunjung ulang ke website Minat kunjungan ulang terkait jenis kelamin Minat kunjungan ulang terkait frekuensi mengakses website Minat kunjungan ulang terkait gadget yang digunakan Minat kunjungan ulang terkait komposisi warna Minat kunjungan ulang terkait tambahan fitur Minat beli terkait jenis kelamin Minat beli terkait kemudahan memperoleh informasi di website Minat beli terkait informasi produk Minat beli terkait tambahan fitur Minat beli terkait minat kunjungan ulang ke website Analisis gap kriteria website Rata-rata tingkat harapan-kinerja indikator website
1 12 14 14 15 15 15 16 16 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Kerangka pemikiran penelitian Tahapan penelitian Radar kriteria kemudahan penggunaan website Radar kriteria desain website Radar kriteria isi (content) website Diagram kartesius indikator kualitas website
10 11 24 25 25 27
DAFTAR LAMPIRAN 1 Tujuan, kebutuhan data, sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan kesimpulan 31
1 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dampak yang dihasilkan dari perkembangan tersebut adalah berubahnya sebagian besar aktivitas manusia ke dalam bentuk mobile. Saat ini masyarakat menggunakan internet untuk berbagai hal seperti berkomunikasi dengan teman, transaksi secara online, hingga akses berita yang juga dapat dilakukan secara online. Berubahnya bentuk aktivitas manusia tersebut mengakibatkan perubahan hampir di semua aspek, tidak terkecuali aktivitas pemasaran. Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memperoleh laba dari produk yang ditawarkan. Saat ini, individu atau perusahaan dapat memasarkan barang atau jasa mereka melalui internet yang kemudian dikenal sebagai internet marketing atau online-marketing atau e-marketing. Menurut Shera (2010), internet marketing adalah kegiatan yang dilakukan melalui media internet dengan tujuan memperoleh keuntungan. Melalui internet, kegiatan bisnis menjadi lebih mudah dan murah karena tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertatap muka secara langsung. Salah satu cara pemasaran melalui internet adalah dengan memasarkan produk melalui website perusahaan sendiri. Hampir semua usaha memiliki website untuk membantu pemasaran produk mereka. Perusahaan dapat meletakkan semua informasi terkait produk mereka di website. Penggunaan website sebagai sarana pemasaran merupakan pelengkap dari bentuk media marketing lainnya. Keunggulan yang ditawarkan oleh website adalah adanya ruang tak terbatas sehingga siapapun yang dapat mengakses internet dapat mengakses web tersebut. Lapis Bogor Sangkuriang merupakan salah satu jenis usaha yang sedang berkembang saat ini. Pemasaran produk mereka dilakukan melalui berbagai cara, termasuk melalui media online. Pemasaran melalui media online seperti twitter dan Facebook cukup efektif dalam membantu meningkatkan volume penjualan produk Lapis Bogor Sangkuriang. Pihak Lapis Bogor Sangkuriang juga melakukan pemasaran produk melalui website perusahaan sendiri. Keberadaan website menjadi hal yang penting bagi pihak Lapis Bogor Sangkuriang karena dapat membantu meningkatkan volume penjualan produk. Keberhasilan website dapat terlihat dari tingkat kunjungan, durasi kunjungan, dan hal-hal yang dilakukan pengunjung saat membuka website. Tabel 1 Statistik kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang No 1 2 3 4
Bulan Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 Apr 2014
Jumlah kunjungan 37 24 44 62 ∑ = 167
Sumber: Data diolah dari Lapis Bogor Sangkuriang (2014)
Rata-rata kunjungan per hari 1.19 0.85 1.41 2.06 Rata-rata = 1.39
2
Berdasarkan data pada Tabel 1 terlihat bahwa tingkat kunjungan ke website Lapis Bogor Sangkuriang masih terlalu kecil. Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat kunjungan per hari yang hanya sebesar 1 – 2 kunjungan. Rendahnya tingkat kunjungan ke website dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya publikasi website. Meskipun tingkat kunjungan ke website masih terbilang rendah, namun data penjualan Lapis Bogor Sangkuriang beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan dimana awalnya hanya mampu menjual 50 boks per hari, saat ini pihak Lapis Bogor Sangkuriang sudah mampu menjual hingga 3400 boks per hari. Jadi dapat diduga bahwa kontribusi keberadaan website terhadap penjualan masih relatif kecil. Sebagai salah satu media komunikasi pemasaran, website harus berisi informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini dapat membantu terciptanya kunjungan ulang konsumen ke website. Pihak Lapis Bogor Sangkuriang perlu melakukan pengembangan pada website mereka agar dapat membantu meningkatkan kunjungan ulang yang dilakukan konsumen. Bagaimana cara mengembangkan website agar mampu meningkatkan kunjungan ulang ke website tersebut menjadi salah satu hal yang menarik untuk diteliti.
Perumusan Masalah Media online merupakan sarana pemasaran yang sering digunakan akhirakhir ini, salah satunya dengan menggunakan website. Tingkat kunjungan ke website memiliki korelasi dengan besarnya volume penjualan suatu usaha. Semakin besar tingkat kunjungan suatu website, diasumsikan volume penjualan usaha tersebut juga tinggi. Usaha Lapis Bogor juga melakukan pemasaran produk mereka melalui website. Oleh karena itu produsen Lapis Bogor Sangkuriang perlu memiliki strategi yang tepat guna membantu mengembangkan website agar tingkat kunjungan ulang ke website dapat meningkat.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain: 1. Mengidentifikasi faktor dominan yang menyebabkan seseorang melakukan kunjungan ulang ke website. 2. Menganalisis kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesannya kepada konsumen. 3. Merekomendasikan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas website dalam rangka meningkatkan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang.
3
Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam merancang strategi yang tepat untuk meningkatkan kunjungan ulang ke website sebagai upaya meningkatkan volume penjualan. 2. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi program Strata 1 di Departemen Manajemen FEM IPB dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan. 3. Bagi pendidikan dan civitas akademi, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada perancangan strategi yang tepat untuk mendesain ulang website Lapis Bogor Sangkuriang agar tingkat kunjungan ulang ke website meningkat. Penelitian dilakukan pada mahasiswa program Strata 1 IPB yang mempunyai pengalaman pernah membuka website. Kriteria website yang diteliti dibatasi pada faktor internal website antara lain kegunaan (usability), content, dan desain website. Hasil akhir yang ingin diperoleh dari penelitian adalah melihat apakah terdapat minat kunjungan ulang seseorang setelah dilakukan perbaikan terhadap website dan melihat minat beli terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran melalui Internet Seiring dengan berkembangnya teknologi, aktivitas masyarakat kini menjadi lebih cepat, mudah, dan murah. Perkembangan teknologi juga mengubah strategi pemasaran perusahaan menjadi bentuk online yang dikenal sebagai e-marketing. Pemasaran internet (yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai e-marketing atau online-marketing atau internet marketing) adalah tindakan memasarkan produk atau jasa melalui internet (online). Pemasaran melalui internet ini tidak jauh berbeda dengan memasarkan secara offline, hanya saja di internet marketing penjual dapat memasarkan produk atau jasa mereka melalui blog, jejaring sosial, dan lain sebagainya. Definisi e-marketing menurut Kotler dan Amstrong (2004): “e-marketing is the marketing side of e-Commerce, it consists of company efforts to communicate abaout, promote and sell products and services over the internet”. Pengertian di atas menunjukkan bahwa e-marketing merupakan sisi pemasaran dari e-commerce, yang terdiri dari kerja perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet. Salah satu definisi yang paling sering digunakan yang juga
4
mendorong adanya aktivitas online-marketing adalah menurut Chartered Institute of Marketing, dimana: “marketing is the management process, which identifies, anticipates and supplies customer requirement profitably”. Menurut Boone dan Kurtz (2005), e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain.
Definisi Website World wide web sering disingkat www atau web adalah suatu metode untuk menampilkan informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser (Yuhefizar 2008). Definisi lain mengenai website adalah suatu kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink) (Saputro 2007).
Kriteria Website yang Baik Setiap sesuatu yang diciptakan mempunyai kriteria, dalam hal ini situs juga mempunyai kriteria. Adapun kriteria-kriteria situs yang baik menurut Suyanto (2007), dapat dilihat dari: a. Usability Usability merupakan pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Untuk mencapai tingkat usability yang ideal, sebuah situs harus memenuhi 5 syarat berikut: 1) Mudah untuk dipelajari, dengan meletakkan isi yang paling penting pada bagian atas halaman agar pengunjung dapat menemukannya dengan cepat. 2) Efisien dalam penggunaan, dengan menyediakan link seperlunya saja agar pengunjung dapat mencapai informasi yang diperlukan dengan cepat dan mudah. 3) Mudah untuk diingat, dengan tidak banyak melakukan perubahan yang mencolok pada situs, khususnya pada navigasi. 4) Tingkat kesalahan rendah, dengan menghindari link yang tidak berfungsi (broken link) atau halaman masih dalam proses pembuatan (under construction). 5) Kepuasan pengguna. Hal ini wajib diperhatikan karena berhubungan dengan kelangsungan situs web. Oleh karena itu sebuah website seharusnya mudah digunakan oleh user, dalam artian user harus dapat menemukan apa yang mereka cari, men-download-nya dengan cepat, mengetahui kapan mereka
5
selesai, dan dapat dengan mudah memberitahukan site atau konten yang mereka temukan kepada user lainnya. Ini merupakan promosi bagi situs tersebut. b. Sistem navigasi (struktur) Aspek navigasi berkaitan dengan cara atau mekanisme perpindahan dari satu situs ke situs yang lain (menu system) di dalam sebuah sistem website. Kemudahan bernavigasi dalam situs web melibatkan sistem navigasi situs web secara keseluruhan dan desain interface situs web tersebut. Navigasi membantu user menemukan jalan yang mudah ketika menjelajahi situs web untuk dapat menemukan apa yang mereka butuhkan dengan cepat. Navigasi dapat ditampilkan dalam berbagai media seperti teks, image atau animasi. Syarat navigasi yang baik: 1) Mudah dipelajari. 2) Konsisten. 3) Memungkinkan feedback. 4) Muncul dalam konteks. 5) Memberikan alternatif lain. 6) Memerlukan perhitungan waktu dan tindakan. 7) Menyediakan pesan visual yang jelas. 8) Menggunakan label yang jelas dan mudah dipahami. 9) Mendukung tujuan dan perilaku user. Beberapa saran untuk membuat navigasi yang baik: Rencanakan dengan benar. Kelompokkan link navigasi dan atur seperlunya. Membuat tampilan navigasi yang berbeda dari tampilan lainnya. Navigasi yang singkat, tepat dan jelas. Navigasi yang memungkinkan user feedback. Bila diperlukan buatlah breadcrumb untuk memudahkan pengunjung menjelajahi situs dengan cepat dan mengetahui lokasi serta kedalaman kunjungan mereka pada situs. 7) Tidak ada navigasi yang non-fungsional (broken link, baik internal maupun eksternal) dan navigasi yang belum ada isinya. 8) Jaga konsistensi. Posisi daerah navigasi harus tetap dan struktur navigasi harus konsisten dengan struktur isi, yang diurutkan berdasarkan logika pengunjung seperti penempatan yang sama pada setiap halaman, warna yang sama dan mudah untuk dilihat.
1) 2) 3) 4) 5) 6)
c. Graphic Design (Desain Visual) Desain yang baik sekurang-kurangnya memiliki komposisi warna yang baik dan konsisten, layout grafik yang konsisten, teks yang mudah dibaca, penggunaan grafik yang memperkuat isi teks, penggunaan animasi pada tempat yang tepat, isi animasi yang memperkuat isi teks, dan secara keseluruhan membentuk suatu pola yang harmonis. Beberapa saran untuk membuat desain visual yang baik:
6
1) Desain visual harus menciptakan kejelasan kegunaan, sesuai dengan tujuan situs, dan desainnya harus mampu mengomunikasikan, mendukung dan menyempurnakan situs tersebut secara visual. 2) Berkesan profesional dan orisinal. 3) Keep it clean and simple. Jaga agar situs web tetap bersih dan sederhana dengan menggunakan grafik secukupnya. 4) Jaga agar grafik berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program pengolah grafik. 5) Menggunakan format yang tepat. Seperti format JPEG dan PNG 24 bit digunakan untuk foto, format GIF dan PNG 8 bit digunakan untuk image berwarna. d. Contents Konten atau isi adalah ruh utama sebuah situs, karena itu haruslah menarik, relevan, dan sesuai untuk target audien situs yang dituju. Situs web sebaiknya memiliki arsip dari konten data-data lama. Untuk objektivitas dan ketepatan informasi yang terdapat pada konten, lebih baik bila konten tersebut merupakan hasil kompilasi data dan diperkuat dengan pendapat pihak-pihak berwenang. Miliki data-data atau penjelasan pendukung. Sertakan juga daftar referensi dari sumber yang berwenang. Bila konten berbentuk multimedia, usahakan berhubungan dengan isi situs web. Streaming bersama isi situs web. Sinkronkan antara audio dan visual. Jika perlu aksesnya dikelompokkan pada halaman tertentu dan diberikan informasi mengenai besar file dan total waktu pemutarannya. Beberapa saran untuk membuat konten yang baik: 1) Mengenali audien. Menulis dengan gaya mereka dan sesuaikan dengan isinya. 2) Selalu up-to-date. 3) Menyatakan kebijakan dengan jelas. 4) Kualitas di atas kuantitas. 5) Membuat tulisan pada halaman web agar mudah dan cepat dalam proses scanning. e. Compatibility Situs web harus kompatibel dengan berbagai perangkat tampilannya (browser), harus memberikan alternatif bagi browser yang tidak dapat melihat situs tersebut. Beberapa saran untuk meningkatkan kompatibilitas: 1) Uji di berbagai browser. Dengan pertimbangan bahwa browser yang dipakai user bisa berbeda, versi berbeda, atau setting berbeda, dan lain-lain. 2) Pastikan situs web bekerja paling tidak di platform PC. 3) Bila memungkinkan, tawarkan pilihan tampilan situs, baik halaman web yang pelan (versi grafis atau animasi) atau cepat (versi HTML). 4) Bila menggunakan plug in, pastikan pengunjung dapat dengan mudah mendownload-nya.
7
f. Loading time Bila sebuah situs web dapat tampil lebih cepat, kemungkinan besar user akan kembali mengunjungi situs tersebut, apalagi bila ditunjang dengan konten dan tampilan yang menarik. Beberapa saran untuk meningkatkan loading time: 1) Menguji dalam berbagai kecepatan koneksi. 2) Bila menggunakan grafik, jagalah grafik agar berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program pengolah grafik. 3) Melakukan slicing pada image secara efektif. 4) Menggunakan atribut pada image. 5) Melakukan manajemen tabel yang baik. 6) Menggunakan animasi dan suara seefektif mungkin. g. Functionality Fungsionalitas ini menyangkut beragam fasilitas dan kemudahan yang tersedia di situs web. Seberapa baik sebuah situs web bekerja dari aspek teknologinya, hal ini bisa melibatkan programmer dengan script-nya, misalnya HTML, (DHTML), PHP, ASP, COLDFUSION, CGI, SSI, dan lain-lain. h. Accesibility Halaman web harus dapat digunakan oleh setiap orang, tanpa memandang usia dan keadaan fisiknya. Hambatan infrastruktur juga harus diperhatikan, seperti akses internet yang lambat, spesifikasi komputer penggunaan browser, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi akses seseorang, termasuk berbagai teknologi baru seperti PDA dan ponsel. Web juga harus dapat diakses melalui teknologi tersebut. i. Interactivity Interaktivitas adalah hal-hal yang melibatkan pengguna situs web sebagai user experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah hyperlinks (link) dan mekanisme feed back. Hyperlinks digunakan untuk membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih lanjut, topik terkait, atau lainnya. Seperti link yang berbunyi More info about this, glossary, related links. Untuk mekanisme feed back, contohnya seperti kritik, komentar, pertanyaan, polling atau survey. Keuntungan dari adanya mekanisme feedback adalah user dapat memberitahu pengelola bila ada kesalahan pada situs seperti missing link, dead link, atau kesalahan lainnya. User juga dapat memberikan kritik atau saran demi kemajuan situs. Penelitian Terdahulu Prasetya (2011) melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas Website www.kereta-api.co.id oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai Media Informasi Kepada Konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada Manager Humas PT. KAI. Dari hasil penelitian didapat bahwa Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai komunikator website www.kereta-api.co.id dianggap cukup memiliki kredibilitas.
8
Intensitas website www.kereta-api.co.id yang dikelola oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terdiri dari durasi selama 24 jam, dimana konsumen atau masyarakat dapat membuka website PT Kereta Api Indonesia (Persero) kapan saja dan dimana saja. Selain itu, isi pesan dalam website www.kereta-api.co.id dikelola oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bersifat aktual, singkat, padat dan dapat dimengerti oleh konsumen. Website www.kereta-api.co.id oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai media informasi kepada konsumen sudah dianggap efektif. Hapsari (2013) melakukan penelitian yang berjudul Evaluasi Website Luxina dengan Menggunakan 7Cs Customer Interface. Penelitian ini menggunakan metode AHP untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan subkriteria dari masing-masing kriteria yang terdapat pada 7Cs desain customer interface dan melihat role model bagi masing-masing kriteria atas website pesaing kepada responden secara tertulis. Hasil pengolahan menggunakan AHP didapat integrasi memiliki tingkat kepentingan paling tinggi yaitu sebesar 60 persen, konten yang terkandung adalah information-dominant dengan nilai 66 persen, karakteristik kriteria strong memiliki hasil pembobotan rata-rata sebesar 54 persen. Generic dan Hub masingmasing memiliki nilai tingkat kepentingan sebesar 72 persen dan 64 persen. Selanjutnya fitur commerce yang menjadi pilihan adalah medium dengan nilai sebesar 68 persen. Penyampaian pesan informasi secara hybrid dan juga nilai-nilai pada website juga akan lebih tersampaikan. Hermana dan Loho (2013) melakukan penelitian yang berjudul Transparansi Informasi Keuangan dan Popularitas Website Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapat bahwa pemanfaatan website resmi sebagai media informasi dan publikasi laporan keuangan masih perlu ditingkatkan di perusahaan asuransi jiwa. Kondisi tersebut bisa dilihat dari kunjungan dan tautan ke website yang rendah. Desain dan fitur website dapat dikembangkan ke arah transaksional yang selanjutnya akan meningkatkan popularitas website. Pengunjung website akan meningkat jika mereka bisa memperoleh informasi atau layanan yang diperlukan. Hubungan kedua variabel tersebut dapat dijelaskan menggunakan beberapa teori yaitu Social Presence and Information Richness, Media Richness Theory, atau berbagai model perilaku pengguna teknologi informasi seperti Technology Acceptance Model dan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Model riset tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengetahui faktor apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan usabilitas website. Wijaya dan Arifin (2010) melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Metode Search Engine Optimization pada Situs Web untuk Meningkatkan Trafik Pengunjung (Studi Kasus: www.beasiswa.org). Hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan SEO di penelitian tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu indexing, onpage optimization, dan backlinks. Ketiga tahap tersebut diterapkan dengan menggunakan metode Action Research Cycle. Dari ketiga tahap tersebut, backlinks merupakan faktor paling penting untuk meningkatkan ranking di search engine Google. Semakin banyak jumlah backlinks yang dimiliki suatu website, semakin besar kemungkinan untuk meraih ranking tertinggi di Google. Hal ini telah dibuktikan pada penelitian ini dimana situs infobeasiswa.org mengalami kenaikan ranking seiring bertambahnya backlinks.
9
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Pemasaran melalui internet merupakan bentuk pemasaran yang sering digunakan akhir-akhir ini, namun tidak semua bentuk pemasaran melalui internet tersebut cukup efektif untuk membantu peningkatan volume penjualan. Salah satu penerapan pemasaran melalui internet ini adalah dengan menggunakan website sebagai media promosi. Saat ini hampir semua usaha memiliki website sendiri untuk memasarkan produk atau jasa mereka, tidak terkecuali usaha Lapis Bogor Sangkuriang. Pentingnya website memiliki desain dan content yang bermanfaat menjadi salah satu hal yang dapat menarik perhatian pengunjung ke website. Tingkat kunjungan website memiliki korelasi positif dengan besarnya volume penjualan suatu usaha. Jika website memiliki tingkat kunjungan yang banyak, volume penjualannya diasumsikan tinggi dan usaha tersebut memiliki jumlah pelanggan yang banyak. Lain halnya apabila tingkat kunjungannya rendah, diperlukan desain ulang website yang tepat agar tingkat kunjungan ke website mengalami peningkatan. Dampak yang diharapkan dari adanya peningkatan ke website adalah volume penjualan dan jumlah customer juga meningkat sehingga usaha menjadi berkembang. Untuk lebih jelasnya, alur kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahapan Penelitian Tahapan penelitian diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang berkembang di dunia pemasaran dan selanjutnya mencari data terkait sektor usaha yang sedang mengalami perkembangan, dan didapatkan sektor usaha di bidang makanan dan minuman sebagai objek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya adalah merumuskan permasalahan dan menentukan ruang lingkup penelitian. Kemudian mengidentifikasi studi pustaka yang terkait dengan internet marketing dan mencari literatur tentang website yang masih memerlukan pengembangan. Setelah didapatkan website Lapis Bogor Sangkuriang sebagai objek yang akan diteliti, dilakukan perbandingan antara hal-hal yang diinginkan dengan fakta yang tersaji di website untuk selanjutnya dirumuskan strategi yang tepat guna meningkatkan kunjungan terhadap website.
10 Pemasaran melalui internet
Usaha Lapis Bogor Sangkuriang
Strategi pemasaran usaha Lapis Bogor Sangkuriang
Pemasaran Lapis Bogor Sangkuriang melalui website
Tingkat kunjungan ke website
Banyak?
Ya
Tidak
Desain ulang website
Peningkatan kunjungan ke website Volume penjualan dan customer meningkat
Usaha berkembang
Gambar 1 Kerangka pemikiran Langkah selanjutnya yaitu penyusunan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa Strata 1 IPB yang dijadikan sampel penelitian. Data yang didapat dari hasil penelitian dianalisis menggunakan metode yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu menentukan faktor dominan yang membuat seseorang tertarik membuka website menggunakan analisis statistika deskriptif dan tabulasi silang, perbandingan antara kriteria website yang diharapkan dengan keadaan sebenarnya dianalisis menggunakan analisis gap dan metode Importance Performance Analysis. Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh data tentang faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tertarik membuka website. Selain itu diperoleh juga data mengenai bagaimana kriteria website yang sesuai harapan dengan keadaan aktual yang tersaji di website Lapis Bogor Sangkuriang. Hal ini kemudian menjadi
11
acuan apakah website perlu perbaikan atau tidak. Untuk lebih jelasnya, tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Mulai
Identifikasi Masalah
Menentukan dan memilih sektor usaha yang sedang berkembang
Usaha Lapis Bogor Sangkuriang
Pemasaran melalui website
Identifikasi Strategi Peningkatan Kunjungan Website Lapis Bogor
Profil responden
Sangkuriang
Penyusunan Kuesioner dan Uji Validitas dan Reliabilitas
Faktor yang mempengaruhi seseorang berkunjung ulang ke website
Perbaikan Strategi Peningkatan Kunjungan Website Tidak Sudah Ya Rekomendasi untuk Perusahaan
Stop
Gambar 2 Tahapan penelitian
12
Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel yang penentuan sampelnya berdasarkan pertimbangan tertentu. Tujuannya adalah memastikan bahwa responden yang dijadikan sampel dipilih berdasarkan kemudahan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Tabel 2 Populasi Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor Fakultas
Jumlah
Pertanian Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu Kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan IPA Ekonomi dan Manajemen Ekologi Manusia
2098 865 1769 826 1848 1794 2922 2295 1506 15.923
Total
Sumber: Direktorat AJMP IPB (2014)
Populasi penelitian adalah mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor tanpa membedakan fakultas dimana responden berasal, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan rumus Slovin dalam Umar (2003) :
Keterangan : : ukuran sampel : ukuran populasi : persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Berdasarkan jumlah populasi dengan tingkat ketidaktelitian sebesar 10%, maka dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan sampel sebesar : = 99,38 ≈ 100 orang
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada 30 responden awal. Kuesioner dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel yaitu lebih dari 0.361. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’sAlpha. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai koefisiennya
13
lebih besar dari 0.6. Uji validitas dan reliabilitas dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 19.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif, crosstab, analisis kesenjangan (gap), dan Importance Performance Analysis. Analisis statistika deskriptif digunakan untuk menentukan kriteria apa yang paling membuat seseorang tertarik untuk membuka website. Analisis tabulasi silang (crosstab) menggunakan taraf signifikansi dari 0.05 sampai dengan 0.15. Tabulasi silang tersebut digunakan untuk menentukan bagaimana kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesannya kepada konsumen. Selanjutnya analisis gap dan Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur kesenjangan tentang penilaian kriteria website yang baik dengan keadaan sebenarnya yang terdapat di website Lapis Bogor Sangkuriang.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor. Responden yang diberikan kuesioner adalah responden yang sedang berada di sekitar Kampus IPB Dramaga, dan yang berada di rumah kost. Penelitian dilaksanakan sejak bulan April sampai Mei 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan Salah satu oleh-oleh khas Bogor yang sedang berkembang saat ini adalah Lapis Bogor Sangkuriang. Berbeda dengan kue lapis pada umumnya, Lapis Bogor menggunakan talas sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatannya. Lapis Bogor Sangkuriang pertama kali berdiri pada tahun 2011. Adapun produk yang ditawarkan antara lain adalah Lapis Bogor, Brownies Talas, Bolu Gulung Talas, Cake Talas, Keripik Talas, Kacang Bogor, dan berbagai macam jenis makanan lainnya. Pihak Lapis Bogor Sangkuriang dalam memasarkan produknya melakukan beberapa cara salah satunya adalah dengan membuat website perusahaan sendiri. Adapun website Lapis Bogor Sangkuriang yang dapat diakses adalah www.LapisBogor.com. Tujuan pembuatan website tersebut yaitu sebagai media promosi dan pelayanan informasi kepada publik. Adapun fitur-fitur yang tersedia di website Lapis Bogor Sangkuriang antara lain adalah halaman utama, lokasi outlet beserta kontak perusahaan yang dapat dihubungi, profil perusahaan, dan galeri produk Lapis Bogor Sangkuriang.
14
Lapis Bogor Sangkuriang saat ini menerapkan strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) pada produk mereka. Segmentasi produk Lapis Bogor secara geografis umumnya ditujukan untuk pembeli yang berasal dari Jabodetabek namun terdapat juga pembeli yang berasal dari luar Jabodetabek. Berdasarkan demografis dan psikografisnya, produk Lapis Bogor Sangkuriang ditujukan untuk pelanggan remaja hingga dewasa baik pria maupun wanita yang umumnya merupakan wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Target pasar dari produk Lapis Bogor Sangkuriang yaitu para wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Produk Lapis Bogor Sangkuriang juga memiliki brand image sebagai oleh-oleh khas Bogor yang berasal dari talas yang merupakan tumbuhan khas yang banyak dijumpai di kota Bogor sehingga memiliki ciri khas tersendiri dari kue lapis dibandingkan dengan daerah lainnya.
Profil Responden Kuesioner disebarkan kepada 100 responden mahasiswa program Strata 1 IPB yang memenuhi syarat pernah membuka website. Hasil penelitian terkait jenis kelamin didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Data responden berdasarkan jenis kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Pria Perempuan Total (%)
Jumlah 33 67 100
Persentase 33 67 100
Didapatkan gambaran dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 67 persen. Hal ini sesuai dengan kondisi IPB dimana mayoritas mahasiswa IPB yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60 persen. Pengelompokkan jenis kelamin ini memungkinkan adanya perbedaan penilaian responden terhadap kriteria website dan minat beli terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang. Asal fakultas mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Fakultas teknologi (Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan, Teknologi Pertanian, dan MIPA), dan Fakultas non teknologi (Ekonomi dan Manajemen, dan Ekologi Manusia). Data mengenai pengelompokkan jumlah responden berdasarkan fakultas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Data responden berdasarkan asal fakultas No 1 2
Fakultas Teknologi Non teknologi Total (%)
Jumlah
Persentase (%)
50 50 100
50 50 100
15
Didapatkan gambaran dari hasil penelitian bahwa mahasiswa dari dua kelompok fakultas memiliki sebaran yang sama. Hal ini kurang sesuai dengan kondisi IPB dimana mayoritas mahasiswa yang berasal dari fakultas teknologi sebesar 76 persen dan sisanya berasal dari fakultas non teknologi. Perbedaan tersebut dapat dikarenakan lokasi pengambilan sampel yang diambil. Latar belakang fakultas yang berbeda dari para responden memungkinkan adanya perbedaan pada minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang. Terkait jenjang semester yang sedang ditempuh dikelompokkan menjadi mahasiswa semester dua (TPB), dan mahasiswa non TPB. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenjang semester dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Data responden berdasarkan jenjang semester yang sedang ditempuh No 1 2
Semester Semester 2 (TPB) Non TPB Total (%)
Jumlah 12 88 100
Persentase (%) 12 88 100
Gambaran hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas mahasiswa yang menjadi responden adalah mahasiswa non TPB. Berdasarkan hal tersebut kemungkinan terdapat perbedaan pada tingkat frekuensi responden dalam mengakses website atau perbedaan penilaian terhadap kriteria website. Umumnya, mahasiswa TPB lebih memiliki banyak waktu luang dikarenakan jadwal kuliah yang belum terlalu padat. Hasil penelitian terkait besarnya rata-rata pengeluaran pulsa perbulan didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki belanja pulsa sebesar Rp50 001 – Rp100 000 atau jika dibagi dalam hitungan hari rata-rata responden berbelanja pulsa sebesar Rp1 700 – Rp3 400. Data mengenai jumlah responden berdasarkan besarnya pengeluaran pulsa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Data pengeluaran pulsa setiap bulan No 1 2 3 4
Pengeluaran pulsa
Rp200 000 Total (%)
Jumlah
Persentase (%)
32 53 12 3 100
32 53 12 3 100
Hasil penelitian terkait frekuensi seseorang mengakses website didapatkan bahwa mayoritas responden membuka website adalah cukup sering, yaitu 6-7 kali per hari. Data mengenai jumlah responden berdasarkan frekuensi mengakses website secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Frekuensi mengakses website dalam sehari No 1
Frekuensi Jarang (2-3 kali per hari)
Jumlah 9
Persentase (%) 9 18 41
2
Kadang-kadang (4-5 kali per hari)
18
3 4
Cukup sering (6-7 kali per hari) Sering (>7 kali per hari) Total (%)
41 32 100
32 100
16
Gambaran dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden frekuensi mengakses website berada pada kelompok cukup sering. Hal ini dapat dikarenakan banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga waktu luang tersebut digunakan untuk mengakses website. Pengelompokkan frekuensi dalam mengakses website ini dapat memungkinkan adanya perbedaan penilaian responden terhadap suatu website dengan website yang lain. Makin sering seseorang mengakses website, maka semakin banyak pembanding sehingga penilaian terhadap indikator website akan lebih tepat. Penelitian mengenai gadget yang digunakan responden untuk mengakses website dapat dilihat pada Tabel 8. Mayoritas responden menggunakan smartphone untuk mengakses situs website. Tabel 8 Gadget untuk mengakses website No 1 2 3 4
Gadget Smartphone Phone Tablet Laptop atau notebook Personal Computer Total (%)
Jumlah 53 2 44 1 100
Persentase (%) 53 2 44 1 100
Hal ini dapat dikarenakan kepraktisan dari smartphone karena umumnya smartphone memiliki ukuran yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak tempat dan mudah untuk dibawa. Pengelompokkan jenis gadget yang digunakan ini memungkinkan adanya perbedaan minat berkunjung ulang responden ke website. Penelitian terkait jenis website yang sering dikunjungi dikelompokkan menjadi enam jenis kelompok yaitu news, fashion, otomotif, teknologi, sport, dan lainnya. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis website yang sering dikunjungi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Jenis website yang sering dikunjungi No 1 2 3 4 5 6
Jenis website News Fashion Otomotif Teknologi Sport Lainnya Total (%)
Jumlah 44 9 4 6 7 30 100
Persentase (%) 44 9 4 6 7 30 100
Gambaran dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden lebih sering membuka website yang terkait berita (news). Hal ini dapat dikarenakan mahasiswa memiliki pola pikir yang kritis, sehingga mereka lebih tertarik membuka website yang memuat portal berita. Hal ini dapat menghasilkan perbedaan penilaian terhadap masing-masing indikator website yang sering dikunjungi dengan kondisi sebenarnya di website Lapis Bogor Sangkuriang.
17
Faktor Penyebab Kunjungan Ulang ke Website Faktor-faktor yang membuat seseorang dapat melakukan kunjungan ulang ke website dibatasi pada faktor internal website antara lain adalah kemudahan penggunaan (usability), isi (content) website, dan desain website. Hasil survei diperoleh bahwa faktor utama yang membuat seseorang berkunjung ulang ke website adalah isi (content) website. Kemudahan penggunaan (usability) dari sebuah situs website juga menjadi salah satu faktor lainnya yang membuat responden tertarik berkunjung ulang ke website. Data mengenai ketertarikan responden berkunjung ulang ke website dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Faktor penyebab ketertarikan berkunjung ulang ke website No 1 2 3
Kriteria website Kemudahan penggunaan (usability) Desain website Isi (content) website
Jumlah
Persentase (%)
39 12 49
39 12 49
Faktor utama yang membuat seseorang melakukan kunjungan ulang ke website adalah isi (content) yang ada di website. Hal ini menunjukkan bahwa content website yang menarik dan bermanfaat menjadi faktor penting yang perlu ada di website. Oleh karena itu isi (content) website sebaiknya disesuaikan dengan tujuan penyampaian informasi. Lain halnya dengan desain website yang hanya memperoleh persentase sebesar 12 persen dari total responden yang dijadikan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa desain website tidak menjadi prioritas utama ketika seseorang membuka website. Berbeda dengan penelitian Prasetya yang menyatakan bahwa desain merupakan faktor penentu sebuah website, dimana dengan desain yang menarik pengunjung akan selalu datang kembali ke website tersebut.
Analisis Kinerja Website Lapis Bogor Sangkuriang Analisis kinerja dari website Lapis Bogor Sangkuriang ini diukur dengan menggunakan tabulasi silang, yaitu dengan melihat keterkaitan antar karakteristik yang dilihat dengan menggunakan nilai chi-square. Jika nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi-square Tabel maka dapat dikatakan tolak H0 yang berarti tidak ada keterkaitan antara baris dan kolom. Keterkaitan baris dan kolom dilihat melalui nilai Asymp Sig. (2-sided) dimana apabila nilai chi-square hitung kurang dari 0.05 sampai dengan 0.15 maka asumsi ditolak, yang artinya ada keterkaitan antara baris dan kolom. Rencana pengolahan tabulasi silang dilakukan pada beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi. a.
Tabulasi Silang Minat Kunjungan Ulang ke Website Lapis Bogor Sangkuriang
Terkait minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang diduga terdapat perbedaan antara responden pria dan perempuan. Mayoritas responden baik yang berjenis kelamin pria maupun perempuan, minat kunjungan ulang ke
18
website Lapis Bogor Sangkuriang adalah lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Minat kunjungan ulang terkait jenis kelamin Jenis kelamin Pria Perempuan Total (%)
Tetap tidak berminat 2 2 4
Minat kunjungan ulang Kurang Lebih berminat berminat 2 29 5 51 7 80
Sangat berminat 0 9 9
Total (%) 33 67 100
Keterkaitan antara jenis kelamin dengan minat kunjungan ulang didapatkan bahwa sebanyak 88 persen responden pria minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah lebih berminat, namun tidak ada responden pria yang sangat berminat untuk melakukan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 76 persen responden perempuan, minat kunjungan ulang ke website adalah lebih berminat. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.145 yang berarti ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat berkunjung ulang ke website. Hal ini mengindikasikan bahwa minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang antara responden pria dan perempuan adalah sama. Dugaan awal terkait minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Pada semua kelompok frekuensi mengakses website, sebagian besar minat kunjungan ulang berada pada lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 12. Tabel 12 Minat kunjungan ulang terkait frekuensi mengakses website Frekuensi Jarang Kadang-kadang Cukup sering Sering Total (%)
Tetap tidak berminat 1 1 2 0 4
Minat kunjungan ulang Kurang Lebih berminat berminat 1 5 1 16 4 33 1 26 7 80
Sangat berminat 2 0 2 5 9
Total (%) 9 18 41 32 100
Keterkaitan antara frekuensi mengakses website dengan minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa mayoritas responden pada semua kelompok frekuensi mengakses website, minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah lebih berminat. Walau demikian tampak bahwa responden yang tidak berminat dan kurang berminat untuk berkunjung ulang adalah sebesar 11 persen dari total responden. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.306 yang berarti tidak terdapat hubungan antara frekuensi mengakses website dengan minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Terkait minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang diduga terdapat perbedaan minat berkunjung ulang dengan gadget yang digunakan. Sebagian besar responden menggunakan smartphone dan laptop atau notebook untuk mengakses website dimana minat berkunjung ulang ke website adalah lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 13.
19
Tabel 13 Minat kunjungan ulang terkait gadget yang digunakan Gadget Smartphone Phone tablet Laptop atau notebook Personal computer Total (%)
Tetap tidak berminat 3 1 0 0 4
Minat kunjungan ulang Kurang Lebih berminat berminat 2 43 0 1 5 35 0 1 7
80
Sangat berminat 5 0 4 0 9
Total (%) 53 2 44 1 100
Keterkaitan antara jenis gadget yang digunakan untuk mengakses website dengan minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa sebanyak 43/53 atau sekitar 81 persen responden yang menggunakan smartphone lebih berminat untuk mengunjungi website Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 11 persen responden yang menggunakan smartphone dan laptop atau notebook, minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah tetap tidak berminat dan kurang berminat. Hal ini dapat disebabkan karena kurang menariknya informasi yang disediakan di website. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.078 yang berarti terdapat hubungan antara gadget yang digunakan dengan minat berkunjung ulang ke website. Dugaan awal terkait penilaian antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang adalah terdapat hubungan antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Mayoritas responden di semua kelompok penilaian komposisi warna, minat kunjungan ulang ke website adalah lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 18. Tabel 14 Minat kunjungan ulang terkait komposisi warna Penilaian komposisi warna Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik Total (%)
Tetap tidak berminat 1 1 2 0 4
Minat kunjungan ulang Kurang Lebih berminat berminat 2 4 1 32 3 36 1 8 7 80
Sangat berminat 0 2 5 2 9
Total (%) 7 36 46 11 100
Keterkaitan antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang didapatkan bahwa sebanyak 78 persen responden merasa bahwa komposisi warna yang ada di website Lapis Bogor Sangkuriang sudah baik dan minat kunjungan ulang ke website adalah lebih berminat. Walau demikian sebanyak 11 persen responden tetap tidak berminat dan kurang berminat untuk berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.255 yang berarti tidak ada hubungan antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang ke website. Terkait minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang diduga terdapat hubungan tambahan fitur dengan minat kunjungan ulang ke website. Sebagian besar responden menginginkan adanya tambahan fitur di website dengan minat kunjungan ulang ke website adalah lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 15.
20
Tabel 15 Minat kunjungan ulang ke website terkait tambahan fitur Minat kunjungan ulang ke website Tetap tidak Kurang Lebih Sangat berminat berminat berminat berminat 0 1 23 0 4 6 57 9 4 7 80 9
Tambahan fitur Tidak perlu Perlu Total (%)
Total (%) 24 76 100
Keterkaitan antara tambahan fitur dengan minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa sebanyak 76 persen responden menginginkan adanya perbaikan atau penambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang, dan sebanyak 24 persen responden merasa fitur di website sudah cukup dan sesuai harapan sehingga tidak perlu ada tambahan fitur. Penambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang dianggap bukan menjadi hal utama yang membuat responden berkunjung kembali ke website. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang tetap akan lebih berminat berkunjung ke website meskipun tidak ada tambahan fitur adalah sebesar 23/24 atau sekitar 96 persen. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.141 yang berarti ada keterkaitan antara tambahan fitur dengan minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. b. Tabulasi Silang Minat Beli Terkait minat beli terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang diduga terdapat perbedaan antara responden pria dan perempuan. Mayoritas responden baik pria maupun perempuan, minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah berminat seperti yang tersaji pada Tabel 16. Tabel 16 Minat beli terkait jenis kelamin Jenis kelamin
Minat beli
Total (%)
Berminat
Tidak berminat
Pria
22
11
33
Perempuan Total (%)
51 73
16 27
67 100
Keterkaitan antara jenis kelamin dengan minat beli didapatkan bahwa mayoritas responden berminat untuk membeli produk Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 73 persen responden baik pria maupun perempuan berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 27 persen responden tidak berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa alasan seperti selera. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.sig sebesar 0.317 yang berarti tidak ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan minat beli konsumen. Dugaan awal terkait kemudahan memperoleh informasi di website dengan minat beli adalah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Mayoritas responden merasa mudah dalam memperoleh informasi di website dengan minat beli konsumen terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah berminat seperti yang tersaji di Tabel 17.
21
Tabel 17 Minat beli terkait kemudahan memperoleh informasi Kemudahan memperoleh informasi di website
Berminat 0 11
Tidak mudah Cukup mudah Mudah Sangat mudah
47 15 73
Total (%)
Minat beli Tidak berminat 3 9 13 2 27
Total (%) 3 20 60 17 100
Keterkaitan antara kemudahan memperoleh informasi di website dengan minat beli didapatkan bahwa sebanyak 47/60 atau sekitar 78.33 persen responden merasa mudah dalam memperoleh informasi di website Lapis Bogor Sangkuriang dengan minat beli produk adalah berminat. Responden yang merasa sulit untuk memperoleh informasi di website Lapis Bogor Sangkuriang dan tidak berminat untuk melakukan pembelian sebesar 3 persen dari total responden. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.003 yang berarti ada hubungan antara kemudahan memperoleh informasi di website dengan minat beli. Terkait hubungan antara informasi produk dengan minat beli diduga terdapat keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Mayoritas responden merasa bahwa informasi produk yang ada di website adalah cukup lengkap dan lengkap dengan minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah berminat seperti yang tersaji pada Tabel 18. Tabel 18 Minat beli terkait informasi produk Informasi produk Tidak lengkap Cukup lengkap Lengkap Sangat lengkap Total (%)
Berminat 8 30 25 10 73
Minat beli Tidak berminat 4 8 13 2 27
Total (%) 12 38 38 12 100
Keterkaitan antara informasi produk dengan minat beli didapatkan bahwa sebanyak 89 persen responden merasa bahwa informasi produk yang tersedia di website Lapis Bogor adalah cukup lengkap sampai sangat lengkap, berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Responden yang merasa bahwa informasi produk yang ada di website adalah lengkap namun tidak berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah sebesar 34 persen. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lain seperti lokasi outlet, pelayanan, atau selera. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.461 yang berarti tidak ada hubungan antara informasi produk yang tersedia di website dengan minat beli produk. Terkait hubungan antara antara tambahan fitur dengan minat beli diduga terdapat keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Sebagian besar responden menginginkan adanya tambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang dengan minat beli produk adalah berminat seperti yang tersaji pada Tabel 19.
22
Tabel 19 Minat beli terkait tambahan fitur Minat beli
Tambahan fitur Berminat 21 52 73
Tidak perlu Perlu Total (%)
Tidak berminat 3 24 27
Total (%) 24 76 100
Keterkaitan antara tambahan fitur dengan minat beli konsumen terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa sebanyak 76 persen responden menginginkan adanya perbaikan atau penambahan fitur, dan hanya sekitar 24 persen responden yang merasa tidak perlu ada penambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 87.5 persen responden tetap berminat untuk melakukan pembelian produk meskipun tidak ada penambahan fitur di website. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.066 yang berarti ada hubungan antara minat beli dengan tambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang. Hal ini menunjukkan bahwa responden akan semakin berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang terutama jika website diberi tambahan fitur seperti yang diharapkan responden. Terkait hubungan antara minat kunjungan ulang ke website dengan minat beli diduga terdapat keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Sebagian besar responden yang lebih berminat untuk berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang, berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang seperti yang tersaji pada Tabel 20. Tabel 20 Minat beli terkait minat kunjungan ulang ke website Minat kunjungan ulang Tidak berminat Kurang berminat Lebih berminat Sangat berminat Total (%)
Minat beli Berminat 1 2 63 7 73
Tidak berminat 3 5 17 2 27
Total (%) 4 7 80 9 100
Keterkaitan antara minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang dan minat beli didapatkan bahwa sebanyak 78 persen responden yang berminat untuk berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang, tetap berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.004 yang berarti terdapat hubungan antara minat kunjungan ulang ke website dengan minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang. Responden yang melakukan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah responden yang memang berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang.
23
Kesenjangan antara Tingkat Harapan dengan Kondisi Aktual Website Lapis Bogor Sangkuriang Kesenjangan antara kondisi aktual website Lapis Bogor Sangkuriang dengan tingkat harapan responden dilihat dengan menggunakan analisis gap dan Importance Performance Analysis. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kesenjangan dari masing-masing indikator dan melihat indikator apa saja yang perlu dipertahankan dan indikator apa yang menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan. Kesenjangan yang terjadi selanjutnya dapat dijadikan acuan untuk merumuskan strategi perbaikan pada website Lapis Bogor Sangkuriang. Analisis Gap Analisis gap dihitung dengan membandingkan kondisi aktual website Lapis Bogor Sangkuriang dengan tingkat harapan responden terhadap website tersebut. Penilaian kondisi aktual dengan tingkat harapan responden diukur menggunakan skala Likert. Nilai total kondisi aktual dan tingkat harapan website didapatkan dengan mengalikan bobot kriteria dan bobot indikator terlebih dahulu kemudian nilai yang didapat dikali dengan modus masing-masing indikator. Bobot kriteria dihitung dengan membagi nilai rata-rata dari tiap kriteria dengan nilai total ratarata kriteria. Bobot indikator didapat dari nilai modus tiap indikator dibagi dengan nilai total modus masing-masing kriteria. Tingkat harapan untuk masing-masing indikator diasumsikan berada pada kondisi ideal, yaitu pada skala 4. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 21 terlihat bahwa semua indikator di website Lapis Bogor Sangkuriang masih perlu untuk dilakukan perbaikan. Hal ini terlihat dari nilai gap semua indikator yang lebih besar dari nol.Seluruh indikator pada kriteria kegunaan (usability) website memiliki gap sebesar 25 persen. Tabel 21 Analisis gap kriteria website No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Indikator Kemudahan mengingat alamat website Kemudahan memahami isi website Kemudahan memperoleh informasi Komposisi warna Penggunaan grafik, image, atau animasi Penggunaan bahasa Background (latar belakang) website Penggunaan jenis dan ukuran huruf Banner ucapan selamat datang Informasi produk Menu pemesanan Gallery website Kontak informasi perusahaan
Tingkat Harapan
Aktual
Terbobot (%)
Harapan (%)
Gap (%)
Prioritas perbaikan
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4
3
0.75
1.00
0.25
2
4 4 4
2 3 2
0.50 0.75 0.50
1.00 1.00 1.00
0.50 0.25 0.50
1 2 1
4
3
0.75
1.00
0.25
2
24
Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian harapan konsumen pada kriteria tersebut sebesar 75 persen, namun website dirasa tetap perlu untuk dilakukan perbaikan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat kriteria usability tersebut dianggap penting oleh konsumen karena dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen apabila informasi yang dibutuhkan dapat dengan mudah didapatkan. Kesenjangan antara kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai dapat dilihat pada Gambar 4. . 1 1 0.8 0.6 0.4 0.2 kondisi aktual
0
tingkat harapan 3
2
Keterangan: 1: Kemudahan mengingat alamat website; 2: Kemudahan memahami isi website; 3: Kemudahan memperoleh informasi di website
Gambar 3 Radar kriteria kemudahan penggunaan website Seluruh indikator pada kriteria desain website juga memiliki nilai gap sebesar 25 persen. Hal ini berarti bahwa pencapaian harapan konsumen pada indikator tersebut adalah sebesar 75 persen. Kesenjangan antara kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai dapat dilihat pada Gambar 5. Kesenjangan juga terjadi pada kriteria content website dimana indikator banner ucapan selamat datang, menu pemesanan, dan kontak informasi perusahaan dimana pencapaiannya baru sebesar 75 persen sehingga masih terdapat gap sebesar 25 persen.
25
1 1 0.8 0.6 0.4
5
2
0.2
kondisi aktual
0
tingkat harapan
4
3
Keterangan: 1: Komposisi warna; 2: Penggunaan grafik, image, atau animasi; 3: Pemilihan bahasa; 4: Background website; 5: Pengunaan jenis dan ukuran huruf
Gambar 4 Radar kriteria desain website Informasi produk dan galeri website Lapis Bogor Sangkuriang juga perlu dilakukan perbaikan karena target yang baru tercapai adalah sebesar 50 persen dan berarti bahwa masih terdapat gap sebesar 50 persen pada kedua indikator tersebut. Hal ini sesuai dengan penilaian substansi masing-masing kriteria website dimana pada indikator informasi produk dan galeri website, responden merasa bahwa indikator tersebut masih berada pada kelompok cukup lengkap. Oleh karena itu pihak Lapis Bogor Sangkuriang perlu melakukan perbaikan terutama pada kedua indikator tersebut yang memiliki nilai gap paling besar. Grafik radar di bawah ini merepresentasikan kesenjangan antara kondisi saat ini dengan harapan responden. 1 1 0.8 0.6 0.4
5
2
0.2
kondisi aktual
0
4
tingkat harapan
3
Keterangan: 1: Banner ucapan selamat datang; 2: Informasi produk; 3: Menu pemesanan di website; 4: Galeri website; 5: Kontak informasi perusahaan
Gambar 5 Radar kriteria isi (content) website
26
Importance Performance Analysis Analisis IPA digunakan untuk mengetahui posisi dari setiap indikator kualitas website berdasarkan tingkat harapan dan tingkat kinerja, dan menganalisis tindakan apa yang harus dilakukan perusahaan terkait dengan posisi masing-masing indikator tersebut. Sebelum mengelompokkan indikator ke dalam diagram kartesius, terlebih dahulu mengetahui tingkat harapan dan kinerja yang diperoleh dari rata-rata tingkat harapan dari responden untuk masing-masing indikator (Y) dan rata-rata tingkat kinerja dari responden untuk masing-masing indikator (X). Data yang diperoleh selanjutnya dijabarkan ke dalam diagram kartesius. Rata-rata nilai tingkat harapan-kinerja masing-masing indikator dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Rata-rata tingkat harapan-kinerja indikator website No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Indikator Kemudahan mengingat alamat website Kemudahan memahami isi website Kemudahan memperoleh informasi Komposisi warna Penggunaan grafik, image, atau animasi Penggunaan bahasa Background (latar belakang) website Penggunaan jenis dan ukuran huruf Banner ucapan selamat datang Informasi produk Menu pemesanan Gallery website Kontak informasi perusahaan
Mean Harapan 3.29 3.41 3.64 3.24 3.18 3.30 3.07 3.03 2.40 3.67 3.53 3.29 3.61
Kinerja 3.40 3.03 2.91 2.61 2.56 2.78 2.55 2.71 2.71 2.50 2.45 2.51 2.92
Nilai rata-rata yang sudah diperoleh, selanjutnya dijabarkan ke dalam diagram kartesius yang dapat dilihat pada Gambar 6. Hal ini dilakukan untuk melihat posisi dari masing-masing indikator kualitas website. Berdasarkan hasil diagram kartesius, indikator yang masuk ke dalam kuadran A yaitu prioritas utama dimana responden merasa bahwa indikator tersebut sangat penting tetapi memiliki kinerja yang rendah. Indikator tersebut antara lain: (10) Informasi produk (11) Menu pemesanan (12) Galeri website Kuadran B adalah indikator yang dianggap sangat penting oleh responden dan memiliki kinerja yang baik sehingga indikator pada kuadran ini harus dipertahankan. Indikator pada kuadran ini yaitu: (1) Kemudahan mengingat alamat website (2) Kemudahan memahami isi website (3) Kemudahan memperoleh informasi di website (6) Penggunaan bahasa (13) Kontak informasi perusahaan di website Indikator-indikator yang masuk ke dalam kuadran C adalah indikator yang dianggap kurang penting oleh responden dan memiliki kinerja yang rendah namun pihak perusahaan sebaiknya juga tetap memperhatikan indikator pada kuadran ini. Indikator-indikator tersebut antara lain:
27
Kuadran A
Kuadran C
Kuadran B
Kuadran D
Gambar 6 Diagram kartesius indikator kualitas website (4) (5) (7) (8) (9)
Komposisi warna Penggunaan grafik, image, atau animasi Background (latar belakang) website Penggunaan jenis dan ukuran huruf Banner ucapan selamat datang Kuadran D adalah indikator yang dianggap kurang penting oleh responden namun memiliki kinerja yang baik. Pada kuadran ini, tidak ada indikator kualitas website yang masuk ke dalam kuadran tersebut.
Strategi Pengembangan Website Lapis Bogor Sangkuriang Rendahnya tingkat kunjungan ke website Lapis Bogor Sangkuriang membuat pihak perusahaan harus merancang strategi yang tepat untuk mendesain ulang website. Hal ini bertujuan agar kunjungan ulang ke website tersebut dapat meningkat. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan fitur apa saja yang diinginkan oleh konsumen. Adapun alternatif strategi untuk masing-masing kriteria website disesuaikan dengan gambaran yang didapat dari hasil penelitian antara lain:
28
a. Strategi kemudahan penggunaan (usability) 1) Tetap menggunakan alamat website yang telah ada karena adanya kemudahan untuk mengingat alamat website tersebut. 2) Mengklasifikasikan informasi sesuai dengan kategorinya sehingga informasi mudah diperoleh oleh pengunjung yang sedang berkunjung ke website. 3) Menerapkan sistem “linkage ability” yaitu menghubungkan website Lapis Bogor Sangkuriang dengan website lain yang sering dikunjungi oleh user seperti website berita, media sosial dan lain sebagainya. b. Strategi desain website 1) Penggunaan bahasa sebaiknya tetap menggunakan bahasa yang mudah dicerna oleh pengunjung yang sedang mengakses website Lapis Bogor Sangkuriang. 2) Komposisi warna dan background website sebaiknya menggunakan warnawarna yang lebih harmonis agar nyaman untuk dilihat. 3) Pihak Lapis Bogor Sangkuriang juga sebaiknya menggunakan grafik, image atau animasi yang lebih baik agar mampu menarik perhatian pengunjung untuk berkunjung kembali ke website. 4) Melakukan perbaikan pada jenis dan ukuran huruf agar nyaman dibaca oleh pengunjung website. 5) Tetap menggunakan kontak informasi yang sama seperti yang tercantum di website agar memudahkan pelanggan ketika akan melakukan pemesanan atau klaim terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang. c. Strategi isi (content) website 1) Mencantumkan deskripsi produk dan daftar harga setiap produk Lapis Bogor Sangkuriang secara jelas dan lengkap. 2) Melakukan perbaikan pada menu pemesanan di website dengan memberikan informasi mengenai tata cara pemesanan. 3) Menambahkan foto-foto yang berkaitan dengan produk atau event yang diadakan oleh perusahaan. 4) Banner ucapan selamat datang sebaiknya didesain dengan lebih baik. 5) Penambahan fitur member ID pelanggan di website Lapis Bogor Sangkuriang.
Implikasi Manajerial Produsen Lapis Bogor Sangkuriang perlu melakukan perbaikan atau peningkatan pada website usaha mereka mengingat saat ini banyak perusahaan atau bentuk usaha lainnya yang memasarkan produk atau jasa melalui internet. Perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang yang dapat berdampak pada peningkatan volume penjualan produk. Evaluasi perbaikan website Lapis Bogor Sangkuriang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada kriteria content (isi) website, pihak Lapis Bogor Sangkuriang dapat menerapkan promosi penawaran harga seperti pemberian discount produk Lapis Bogor Sangkuriang kepada pengunjung yang rutin berkunjung ke website dalam jangka waktu tertentu, potongan harga untuk
29
pembelian dalam jumlah tertentu, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan sebagai dampak dari dibuatnya fitur member ID di website. Selain itu, pada kriteria kemudahan penggunaan (usability), pihak Lapis Bogor Sangkuriang dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mempromosikan website mereka. Pihak Lapis Bogor Sangkuriang juga dapat menggunakan jasa designer website untuk melakukan perbaikan pada website usaha mereka. Perbaikan tersebut dapat berupa perubahan secara parsial maupun keseluruhan website. Tujuannya adalah agar website tidak hanya digunakan sebagai sarana promosi, tetapi juga dapat dijadikan sebagai salah satu alat pemasaran yang efektif.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 1. Faktor yang membuat seseorang tertarik untuk berkunjung ulang ke website adalah content (isi) website. 2. Kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dapat dikatakan masih rendah terutama pada indikator informasi produk. 3. Strategi yang dapat diterapkan perusahaan antara lain : a) Kriteria kemudahan penggunaan 1. Tetap menggunakan alamat website yang telah ada. 2. Mengklasifikasikan informasi sesuai dengan kategorinya. 3. Menerapkan sistem “linkage ability” yaitu menghubungkan website Lapis Bogor Sangkuriang dengan website lain yang sering dikunjungi. b) Kriteria desain website 1. Tetap menggunakan bahasa yang mudah dicerna pengunjung yang sedang mengakses website Lapis Bogor Sangkuriang. 2. Menggunakan warna yang lebih harmonis dan tidak terlalu mencolok. 3. Menggunakan grafik, image atau animasi yang lebih baik 4. Melakukan perbaikan pada jenis dan ukuran huruf di website 5. Tetap menggunakan kontak informasi yang sama seperti yang tercantum di website. c) Kriteria content website 1. Mencantumkan deskripsi produk dan daftar harga setiap produk Lapis Bogor Sangkuriang. 2. Melakukan perbaikan pada menu pemesanan di website dengan memberikan informasi mengenai tata cara pemesanan. 3. Menambahkan foto-foto yang berkaitan dengan produk atau event yang diadakan oleh perusahaan. 4. Melakukan perbaikan pada desain banner selamat datang. 5. Melakukan penambahan fitur member ID pelanggan di website.
30
Saran 1. Pihak perusahaan perlu memberikan prioritas untuk perbaikan website mereka yaitu pada indikator informasi produk dan galeri website. 2. Pihak perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi perbaikan website secara teratur, misalnya dalam enam bulan sekali. 3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya tidak menganggap bobot untuk masingmasing kriteria dan indikator kualitas website adalah sama.
DAFTAR PUSTAKA Boone, Kurtz D. 2005. Contemporary Marketing. Ohio (USA): Thomson South Western. Hapsari W. 2013. Evaluasi Website Luxina dengan Menggunakan 7Cs Customer Interface [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bina Nusantara. Hermana B, Loho R. 2013. Transparansi Informasi Keuangan dan Popularitas Website Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia – Jurnal Asuransi dan Manajemen Resiko (Februari, 2013) [internet]. [diunduh 2014 Maret 2]. Tersedia pada: jamr.aamai.or.id%2Findex.php%2Fasuransi-manajemenresiko%2Farticle%2Fdownload%2F8%2F6&ei=BWYXU7frGYTGrAfMhY CgAQ&usg=AFQjCNEas6shUIJFD2l5gD2v9hzowGxa6Q&sig2=w6w6vOZ 8O97Uumb6bK8XxQ&bvm=bv.62286460,bs.1,d.bmk. Kotler P, Armstrong G. 2004. Principles of Marketing, Tenth Edition. Pearson Prentice Hall (USA): New Jersey. Prasetya H. 2011. Efektivitas Website www.kereta-api.co.id oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai Media Informasi Kepada Konsumen [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Komputer Indonesia. Saputro H. 2007. Pengertian Website dan Unsur-unsurnya [internet]. [diunduh 2014 Maret 10]. Tersedia pada: http://www.balebengong.net/topik/teknologi/2007/08/01/pengertian-websitedan-unsur-unsurnya.html. Shera A. 2010. Step by Step Internet Marketing. Jakarta (ID): PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung (ID): Alfabeta. Suyanto, A. 2007. Web Design : Theory and Practices. Yogyakarta (ID): Andi Yogyakarta. Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Wijaya S, Arifin A. 2010. Penerapan Metode Search Engine Optimization pada Situs Web untuk Meningkatkan Trafik Pengunjung (Studi Kasus: www.beasiswa.org) [internet]. [diunduh pada 2014 Maret 5]. Tersedia pada: https://www.academia.edu/411400/The_Implementation_of_Search_Engine_O ptimization_Method_to_Increase_Web_Traffic_Case_Study_www.infobeasisw a.org. Yuhefizar. 2008. 10 Jam Menguasai Internet: Teknologi dan Aplikasinya. Jakarta (ID): PT. Elex Komputindo.
Lampiran 1 Tujuan, kebutuhan data, sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan kesimpulan No.
Tujuan
Data / informasi
Sumber data
Metode pengumpulan data
1.
Mengidentifikasi faktor dominan yang menyebabkan seseorang melakukan kunjungan ulang ke website.
a. Faktor-faktor yang membuat seseorang tertarik berkunjung ulang ke website. b. Data tingkat kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang
Mahasiswa program Strata 1 IPB
Kuesioner
2.
Menganalisis kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesan kepada konsumen.
a. Faktor yang membuat seseorang tertarik berkunjung ulang ke website.
3.
Merekomendasikan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas website dalam rangka meningkatkan kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang.
a. Faktor dominan yang membuat orang tertarik berkunjung ulang ke website.
Mahasiswa program Strata 1 IPB
Pemilik usaha Lapis Bogor Sangkuriang Mahasiswa program Strata 1 IPB
Metode analisis data Statistika deskriptif
Kuesioner
Tabulasi silang, analisis gap, dan analisis IPA
Kuesioner, wawancara dengan pihak Lapis Bogor Sangkuriang
Tabulasi silang, analisis gap, dan analisis IPA
Kesimpulan Faktor dominan yang menyebabkan seseorang melakukan kunjungan ulang ke website adalah content website yang menarik dan bermanfaat. Website Lapis Bogor Sangkuriang masih kurang mampu mengkomunikasikan isi pesan kepada konsumen.
Terjadi peningkatan kunjungan ke website setelah dilakukan perbaikan dan usaha menjadi semakin berkembang.
31
32
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Zulkifli Arif dan Utari Salmah. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Aisyiah pada tahun 19961998. Pada tahun 1998-2004 penulis meneruskan pendidikan di SD Muhammadiyah 10 Grogol dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 89 Jakarta pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 23 Jakarta dan di tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur SNMPTN. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himpro COM@, Departemen Manajemen IPB. Pada bulan Juli 2013, penulis pernah mengikuti magang di PT. Inter Pan Pasifik sebagai staff Marketing.