STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECAP MANIS PADA PERUSAHAAN KECAP BANYAK MLIWIS DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH
KUKUH PRAKOSO
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lain atau lembaga lain manapun. Sumber Informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013
Kukuh Prakoso NIM. H34090119
4
ABSTRAK KUKUH PRAKOSO. Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Dibimbing oleh SUHARNO. Industri pengolahan pangan di Indonesia telah berkembang. Salah satu industri pengolahan pangan yang berkembang adalah industri pengolahan kecap. Kecap merupakan produk olahan dari kedelai. Salah satu perusahaan kecap lokal adalah Kecap Banyak Mliwis. Perusahaan Kecap BANYAK Mliwis memproduksi kecap sejak tahun 1972 dan berlokasi di Kebumen, Jawa Tengah. Perusahaan Kecap BANYAK Mliwis menghadapi beberapa masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi, dan merekomendasikan prioritas yang lebih strategis. Alat analisis yang cocok untuk tujuan penelitian adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Matriks IFE menghasilkan tujuh kekuatan dan lima kelemahan. Matriks EFE menghasilkan tujuh peluang dan lima ancaman. Matrik IE menunjukkan bahwa Perusahaan Kecap BANYAK Mliwis berada pada kuadran II, posisi ini digambarkan sebagai posisi tumbuh dan membangun. Matriks SWOT menghasilkan enam alternatif strategi bagi perusahaan. Berdasarkan Matriks QSPM, strategi terbaik adalah untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam manajerial, akuntansi dan teknologi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Kecap Banyak Mliwis, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks IFE Matriks QSPM, Matriks SWOT dan Strategi Pengembangan Bisnis
ABSTRACT KUKUH PRAKOSO. Business Development Strategy of Soysauce in Kecap Banyak Mliwis Company, Kebumen Regency Central Java. Supervised by SUHARNO. Food processing industry in Indonesia has grown. One of growing food processing industry is soy sauce processing industry. Soy sauce is a product processed from soybeans. One of local company is Kecap Banyak Mliwis. Kecap Banyak Mliwis producing soy sauce since 1972 and located in Kebumen, Central Java. Kecap Banyak Mliwis company facing some problems. The purpose of this study is to identify the internal and external environment, formulating strategic alternatives, and recommends more strategic priorities. Analytical tool suitable for research purposes is a matrix IFE, EFE matrix, IE matrix, SWOT matrix and matrix QSPM. IFE matrix produced seven strengths and five weaknesses. EFE matrix produced seven opportunities and five threats. IE matrix shows that Kecap Banyak Mliwis company is in quadrant II, this position is described as a position to grow and build. SWOT matrix produced six strategic alternatives for the company. Based Matrix QSPM, the best strategy is to increase the ability of employees in managerial, accounting and technology in order to improve the performance of the company. Keywords : Business Development Strategy, EFE matrix, IFE matrix and IE matrix, Kecap Banyak Mliwis, QSPM matrix, SWOT matrix
5
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECAP MANIS PADA PERUSAHAAN KECAP BANYAK MLIWIS DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH
KUKUH PRAKOSO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN `1INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
6
Judul Skripsi Nama NRP
: Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah : Kukuh Prakoso : H34090119
Disetujui, Pembimbing
Dr Ir Suharno M. Adev NIP. 19610610 198611 1 001
Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
7
PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan pemimpin terbaik bagi umat manusia. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juni 2013 ini adalah strategi pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Kecap Manis pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M,Adev selaku dosen pembimbing, Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM dan Ibu Tintin, SP, MM selaku dosen penguji. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Gunawan Sutanto dan Ibu Indraningsih selaku pemilik Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, Mamah, Bapak dan Kak Septi atas segala perhatian, doa, dukungan, dan kasih sayangnya selama ini. Terakhir penulis sampaikan salam semangat dan terima kasih kepada teman-teman Agribisnis 46, HIPMA IPB 2011-2012, Bina Desa BEM KM IPB 2010-2011 dan sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2013
Kukuh Prakoso
8
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 Deskripsi Kecap 6 Tahapan Umum Pembuatan Kecap 7 Kandungan Zat Gizi Kecap 9 Hasil Penelitian Terdahulu 9 KERANGKA PEMIKIRAN 12 Kerangka Pemikiran Teoritis 12 Kerangka Pemikiran Operasional 20 METODE PENELITIAN 23 Lokasi dan Waktu Penelitian 23 Jenis dan Sumber Data 23 Metode Pengumpulan Data 23 Metode Pengolahan dan Analisis Data 24 HASIL DAN PEMBAHASAN 35 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan 35 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan 43 Identifikasi Faktor Internal Perusahaan 51 Identifikasi Faktor Eksternal Perusahaan 53 Formulasi Strategi 55 SIMPULAN DAN SARAN 65 Simpulan 65 Saran 66 DAFTAR PUSTAKA 66 LAMPIRAN 68
9
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Distribusi persentase PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2010 – 2012 1 Jumlah tenaga kerja menurut subsektor di industri pengolahan tahun 2008 – 2010 2 Total permintaan kedelai, permintaan per kapita dan proyeksi permintaan kecap tahun 2007 – 2010 3 Provinsi sentra produksi kedelai di Indonesia tahun 2007 – 2011 3 Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di wilayah 5 Kabupaten Kebumen tahun 2010 Kandungan zat gizi kecap 9 Faktor eksternal umum perusahaan 18 Penilaian bobot faktor strategi internal dan eksternal 25 Matriks IFE ((Internal Factor Evaluation) 27 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) 27 Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) 29 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 30 Daftar harga Kecap Banyak Mliwis 39 Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2008 – 2011 45 Pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta atas dasar harga konstan tahun 2008 – 2011 45 Pengeluaran rata-rata penduduk Provinsi Jawa Tengah per kapita dalam sebulan pada tahun 2002 – 2011 46 Persentase pola konsumsi untuk makanan penduduk Provinsi Jawa 46 Tengah per kapita dalam sebulan pada tahun 2011 Jumlah penduduk Indonesia tahun 2007 – 2010 47 Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di Kabupaten Kebumen tahun 2010 49 Kekuatan dan kelemahan yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 53 Peluang dan ancaman yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 55 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 56 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) 58
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4.
Alur Pembuatan Kecap Kedelai Model Komprehensif Manajemen Strategis Model Kekuatan Bersaing
Bagan Alur Pemikiran Opersional 5. Matriks IE (Internal – Eksternal)
6. Struktur organisasi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 7. Beberapa karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar
8 13 18 22
28 33 37
10
8. 9 10 11
Produk Kecap Banyak Mliwis siap untuk dipasarkan Proses pemasakan kecap manis pada tungku besar Teknologi sederhana yang digunakan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Matriks IE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
39 42 48 59
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5.
Tahapan proses produksi Kecap Banyak Mliwis Rumusan Strategi Pengembangan Usaha Kecap Banyak Mliwis Perhitungan bobot faktor eksternal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Perhitungan bobot faktor internal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Perhitungan rating faktor internal dan eksternal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 6. Matriks EFE dan Matriks IFE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis 7. Matriks SWOT 8. Matriks QSPM
68 69 72 74 76 77 78 80
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang mencapai 259 juta orang1 senantiasa berupaya melaksanakan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor industri pengolahan berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional. Berdasarkan kontribusinya menurut lapangan usaha, sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDB atas dasar harga berlaku selama kurun waktu 2010-2012. Data pada tahun 2010 menunjukan bahwa industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 24.80 persen, berada diatas sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 15.29 persen (BPS 2012).
Tabel 1
Distribusi persentase PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2010 – 2012a Persentase Kontribusi PDB (%) No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 Pertanian, Peternakan, 1 15.29 14.70 14.44 Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 11.16 11.85 11.78 3 Industri Pengolahan 24.80 24.33 23.94 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.76 0.77 0.79 5 Konstruksi 10.25 10.16 10.45 Perdagangan, Hotel dan 6 13.69 13.80 13.90 Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6.56 6.62 6.66 Keuangan, Real Estat dan Jasa 8 7.24 7.21 7.26 Perusahaan 9 Jasa-jasa 10.24 10.56 10.78
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)
Menurut Krishnamurthi (2000), dalam lingkungan industri pengolahan di Indonesia, agribisnis tetap memiliki prospek yang baik karena beberapa alasan, yaitu adanya pasar produk agribisnis yang sangat besar di dalam dan di luar negeri, tersedianya potensi sumberdaya alam domestik yang berlimpah dan banyaknya kegiatan agribisnis yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain.
1
Kompas. 2012. Jumlah Penduduk Indonesia. [internet]. [diacu 2012 Desember 20]. Tersedia dari : http://nasional.kompas.com/read/2011/09/19/10594911/
2 Industri pengolahan merupakan salah satu industri berkembang yang ada di Indonesia. Industri pengolahan dibagi menjadi 9 subsektor industri, antara lain subsektor industri pengolahan makanan ,minuman dan tembakau; tekstil, barang kulit dan alas kaki; barang kayu dan hasil hutan lain; kertas dan barang cetakan, pupuk, kimia dan barang dari karet; semen dan barang lain bukan logam; logam dasar besi dan baja; alat angkutan, mesin dan peralatan; serta barang lainnya (BPS 2010).
Tabel 2 Jumlah tenaga kerja menurut subsektor di industri pengolahan tahun 2008 – 2010a Jumlah Tenaga Kerja No. Subsektor 2008 2009 2010 1. Makanan dan Minuman 721 457 714 824 715 648 2. Tembakau 346 042 331 590 327 865 3. Furniture 313 656 322 741 362 437 4. Tekstil 484 732 498 005 525 470 5. Pakaian Jadi 495 518 464 777 481 470 6. Karet dan Barang Plastik 360 181 339 297 363 490 7. Subsektor lainnya 1 736 346 1 673 940 1 724 765 a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa diantara subsektor yang ada di industri pengolahan, subsektor makanan dan minuman merupakan penyerap tenaga kerja tertinggi. Jika terpisah dengan tembakau, subsektor makanan dan minuman menyerap tenaga kerja sebesar 714 824 orang pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 715 648 orang. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting terhadap peningkatan pendapatan masyarakat melalui penyediaan lapangan pekerjaan. Salah satu jenis industri yang termasuk kedalam subsektor makanan dan minuman adalah industri kecap. Industri kecap merupakan salah satu industri pangan dimana keberadaannya di Indonesia relatif sudah cukup lama. Awalnya produksi kecap dilakukan oleh industri rumah tangga dan pada umumnya daya jangkauan pemasarannya sangat kecil. Kecap merupakan hasil fermentasi atau pengolahan lebih lanjut kedelai yang dicampurkan atau tidak dicampurkan dengan bahan lain dan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan (Wisnu 2009). Menurut Dicky Saelan, Manajer Pemasaran Kecap Bango (2008), pertumbuhan bisnis kecap di Indonesia luar biasa cepat. Setiap tahunnya secara nasional terjadi peningkatan sebesar 10 persen sampai dengan 15 persen2. Pertumbuhan bisnis kecap dan banyaknya perusahaan kecap baru di Indonesia disebabkan oleh permintaan terhadap kecap yang masih cukup tinggi.
2
Agrina. 2013. Pertumbuhan Bisnis Kecap di Indonesia. [internet]. [diacu 2013 Januari 15]. Tersedia dari : http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1115.htm.
3 Tabel 3
Total permintaan kedelai, permintaan per kapita dan proyeksi permintaan kecap tahun 2007 - 2010a Total permintaan Permintaan Proyeksi permintaan Tahun kedelai (Ton) (kg/kap/th) kecap (Ton) 2007 1 601 323 7.12 80 066 2008 1 555 731 6.83 77 787 2009 1 510 644 6.55 75 532 2010 1 461 569 6.26 73 078
a
Sumber : Komalasari (2008)
Perhitungan proyeksi kecap didapat dari 5 persen (persentase kedelai yang diolah menjadi kecap) total permintaan kedelai. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa total permintaan kedelai sejak tahun 2007 hingga 2010 mengalami penurunan namun masih cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan masih banyaknya perusahaan kecap baru yang bermunculan di Indonesia untuk ikut bersaing meraih konsumen kecap yang masih potensial. Menurut Komalasari (2008), Indonesia merupakan salah satu negara produsen terbesar kedelai di dunia setelah Cina, Jepang, Thailand dan Vietnam. Sebagai komoditas pangan, kedelai memiliki tingkat komsumsi yang cukup tinggi di Indonesia setelah menjadi produk olahan. Sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40 persen dalam bentuk tahu dan 10 persen dalam bentuk produk olahan lain (seperti kecap, tauco dan lainlain). Tabel 4 Provinsi sentra produksi kedelai di Indonesia tahun 2007 - 2011a No. 1 2 3 4 5 6 7 8 a
Provinsi Jawa Timur Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta Aceh Jawa Barat Sulawesi Selatan Provinsi Lainnya
2007 252.03 123.21 68.42 29.69 19.02 17.44 18.97 63.75
Produksi (000 ton) 2008 2009 2010 277.28 355.26 339.49 167.34 175.16 187.99 95.11 95.85 93.12 34.99 40.28 38.24 43.88 63.54 53.35 32.92 60.26 55.82 29.12 41.279 35.71 95.05 142.89 103.30
2011 366.99 112.27 88.09 32.79 50.01 56.17 33.72 111.23
Sumber : BPS dan Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian (2008)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan daerah dengan produksi kedelai terbesar di Indonesia dengan 366 990 ton dan 112 270 ton pada tahun 2011. Jika dilihat secara keseluruhan nasional dapat disimpulkan bahwa Pulau Jawa merupakan wilayah sentra produksi kedelai pada tahun 2011 dengan tingkat kontribusi sebesar 67 persen dari total produksi kedelai nasional. Keberadaan perusahaan-perusahaan kecap tersebar di seluruh wilayah Indonesia namun sebagian besar perusahaan kecap tersebut berada di Pulau Jawa.
4 Jumlah perusahaan dalam industri kecap di Pulau Jawa mencapai 278 perusahaan atau 69.67 persen dari jumlah total yang ada di Indonesia. Faktor kedekatan dengan daerah sentra produksi kedelai menjadi salah satu penentu banyaknya jumlah perusahaan kecap yang ada di Pulau Jawa (Indocomercial 1995). Sebagai daerah sentra produksi kedelai, Jawa Tengah juga didukung oleh beberapa wilayah kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi gula kelapa. Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah merupakan satu daerah penghasil gula merah dengan kualitas baik yang cocok digunakan untuk tambahan olahan pembuat kecap. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya perusahaan kecap lokal di Kabupaten Kebumen. Banyaknya perusahaan kecap lokal yang terdapat didaerah Jawa Tengah dan sekitarnya menyebabkan setiap perusahaan kecap tersebut harus menghadapi persaingan yang ketat. Peluang pasar dan permintaan yang tinggi juga menyebabkan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan. Oleh sebab itu, sebuah perusahaan kecap dituntut untuk selalu peka terhadap kondisi faktor lingkungan baik secara internal maupun eksternal. Dalam kondisi lingkungan yang cepat berubah, perusahaan kecap harus dapat melaksanakan kegiatan pemasarannya secara efektif serta menerapkan strategi pengembangan usaha yang tepat agar dapat bertahan dan bersaing di industri kecap. Perumusan Masalah Perusahaan Kecap Banyak Mliwis merupakan salah satu perusahaan yang turut meramaikan industri kecap skala kecil di Jawa Tengah. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1972 di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kecap Banyak Mliwis didirikan dan diusahakan oleh keluarga Bapak Gunawan Sutanto. Sejak awal berdiri hingga saat ini perusahaan dikelola oleh manajemen keluarga. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis menghasilkan produk kecap yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan, antara lain (1) jumlah konsumen kecap banyak mliwis tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Kebumen tetapi juga diluar wilayah Kabupaten Kebumen, antara lain Jogjakarta, Jawa Timur hingga daerah Jawa Barat; (2) kualitas produk yang dihasilkan cukup baik karena perusahaan hanya memproduksi kecap dari bahan alami (non GMO) dan telah memiliki aspek legalitas yang lengkap dari Standar Nasional Indonesia (SNI), Hak Paten serta sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI); (3) adanya budaya memberikan oleh-oleh yang melekat di masyarakat saat pulang ke kampung halaman; (4) trend konsumsi produk olahan kedelai termasuk kecap yang terus mengalami peningkatan; (5) produk kecap yang dihasilkan PT KBM hanya satu varian rasa, yakni kecap manis namun dengan lima ukuran kemasan yang berbeda. Dengan potensi tersebut, maka dapat dimanfaatkan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis untuk mengembangkan usahanya. Selain potensi dan peluang yang dimiliki untuk pengembangan usaha, Perusahaan Kecap Banyak Mliwis juga dihadapkan pada beberapa kendala baik internal maupun eksternal perusahaan. Dalam lingkungan eksternal, peluang pasar yang cukup besar menyebabkan banyak bermunculan usaha-usaha sejenis yang memproduksi kecap kedelai. Kondisi tersebut berpotensi untuk menciptakan persaingan usaha yang cukup tinggi. Persaingan yang terjadi diantaranya dalam
5 perebutan daerah pemasaran karena pasar yang dituju relatif sama, persaingan produk hingga harga jual. Saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis harus berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan kecap berskala nasional maupun perusahaan lokal di wilayah Kabupaten Kebumen. Persaingan dalam industri kecap ini sangat kompetitif dengan hadirnya perusahaan-perusahaan baru. Berdasarkan data dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Kebumen tahun 2010, terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi kecap kedelai. Daftar perusahaan yang memproduksi kecap kedelai dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di wilayah Kabupaten Kebumen tahun 2010a No Perusahaan Produksi / Tahun (liter) 1 Kecap Sami Rasa 150 000 2 Makmur Jaya 1 200 3 Kurnia Sari 1 450 4 Kecap Banyak Mliwis 180 000 5 Kecap Kentjana 750 000
a
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kebumen (2010)
Dari sisi manajemen sumberdaya manusia, terjadi tumpang tindih pekerjaan antara pemilik perusahaan dan para karyawan. Pemilik perusahaan disamping berkewajiban untuk memimpin perusahaan juga bertindak terhadap proses produksi dan pendistribusian produk. Pembagian tugas karyawan di perusahaan juga belum diatur secara baik dan tidak adanya unit kelompok atau divisi didalam perusahaan. Hingga saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis belum memiliki perencanaan dan formulasi strategi dalam menjalankan usahanya. Dengan relatif stagnannya kinerja perusahaan tersebut, maka dirasa perlu untuk menyusun strategi pengembangan usaha perusahaan dengan membuat prioritas strategi mana saja yang mungkin untuk dijalankan untuk dapat bersaing di industri kecap yang semakin berkembang di Kabupaten Kebumen. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menyelaraskan perusahaan dengan perubahaan lingkungan eksternal yang ada saat ini apabila perusahaan ingin bertahan dalam persaingan yang semakin kompetitif. Untuk membantu dalam menganalisis variable-variabel yang mempengaruhi perusahaan serta merumuskan dan menghasilkan strategi yang tepat hingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis, maka dibuatlah suatu perumusan masalah. Terdapat beberapa perumusan masalah yang akan diangkat pada penelitian ini,yaitu : 1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa yang mempengaruhi PT KBM? 2. Perumusan strategi seperti apa yang dapat diterapkan pada PT KBM berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan? 3. Apa alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh PT KBM dalam menghadapi persaingan?
6 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha PT KBM. 2. Merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT KBM berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. 3. Memilih strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT KBM untuk menghadapi persaingan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi perusahaan, penelitian berguna sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Selain itu bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategi pengembangan yang lebih baik sehingga dapat menguntungkan pihak perusahaan. 2. Bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait, sebagai media informasi dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan usaha industri kecil dan menengah. 3. Bagi masyarakat atau mahasiswa dan pihak lainnya yang membutuhkan informasi mengenai strategi pengembangan agribisnis dapat dijadikan sebagai literatur referensi untuk menambah wawasan dan bahan untuk penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai strategi pengembangan perusahaan kecap banyak mliwis kebumen ini hanya dibatasi pada tahap formulasi strategi yaitu mengkaji kondisi lingkungan bisnis perusahaan kecap banyak mliwis yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Tahap formulasi terdiri dari tiga tahap yaitu input stage (tahap input), matching stage (tahap pencocokan) dan decision stage (tahap keputusan). Hasil formulasi dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan atau penyusunan strategi bagi perusahaan, sedangkan tahap implementasi dan tahap evaluasi merupakan kewenangan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kecap Kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa penambahan gula kelapa dan bumbu. Diduga bahwa RRC merupakan Negara asal pembuatan kecap. Sedangkan di Indonesia sulit diketahui sejak kapan untuk
7 pertama kalinya nenek moyang kita membuat kecap kedelai ini. Kenyataannya sampai sekarang kecap merupakan salah satu jenis makanan kesukaan kita, baik di pedesaan maupun di perkotaan (Santoso 1994). Penggunaan kecap sebagai pelengkap dan peningkat rasa pada makanan telah lama dikenal di masyarakat Indonesia. Banyak menu makanan Indonesia yang memanfaatkan kecap sevagai bumbu penyadap andalannya. Sehingga keberadaan kecap menjadi salah satu yang paling dinanti di meja makan keluarga Indonesia. Terdapat beberapa jenis kecap atau Soy Sauce yang ada di dunia, namun secara umum kecap di Indonesia dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu kecap asin dan kecap manis3. Tahapan Umum Pembuatan Kecap Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu dengan cara fermentasi, hidrolisis asam dan kombinasi kedua cara tersebut. Pembuatan kecap di Indonesia pada umumnya dilakukan secara fermentasi. Dibandingkan dengan cara hidrolisis, kecap yang berasal dari proses fermentasi biasanya mempunyai cita rasa dan aroma yang lebih baik. Pembuatan kecap secara fermentasi pada prinsipnya adalah memecah protein, lemak dan karbohidrat oleh aktifitas enzim dari kapang, ragi (khamir) dan bakteri menjadi fraksi-fraksi yang lebih yang lebih sederhana. Fraksi-fraksi tersebut menentukan cita rasa, aroma dan komposisi kecap. Pada dasarnya cara membuat kecap kedelai terdiri dari empat tahapan besar, yaitu proses perebusan biji kedelai yang telah disortir, penjemuran (mold fermentation), penggaraman dan perebusan akhir. Secara terstruktur dan rinci, pembuatan kecap menempuh beberapa langkah. Alur pembuatan kecap kedelai secara lengkap tersaji dalam bentuk Gambar 1. Tahapan proses pembuatan kecap kedelai dimulai dengan mencuci dan merendam kedelai dalam 3 liter selama satu malam. Kemudian rebus hingga kulit kedelai menjadi lunak, lalu ditiriskan diatas tampah dan didinginkan. Tahap selanjutnya adalah memberikan jamur tempe pada kedelai. Aduk hingga merata dan simpan pada suhu rungan (25o-30oC) selama 3-5 hari. Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih, tambahkan larutan garam. Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (25o-30oC). Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan.
3
Okto Magazine. 2013. Penggolongan Jenis Kecap. [internet]. [diacu 2013 Februari 10]. Tersedia dari : http://www.oktomagazine.com/oktofamily/dapur_resep/5740/berbagai-jenis-kecap-danmanfaat-manfaatnya.htm.
8 KEDELAI Dicuci dan direndam (1 malam) Direbus Jamur Tempe
Diragikan I (3-5 hari)
Larutan Garam
Diragikan II (3-4 minggu)
Air
Dimasak hingga mendidih
Bungkil
Disaring Hasil Saringan Dimasak II hingga mendidih
Ampas
Disaring KECAP
Gambar 1 Alur Pembuatan Kecap Kedelai Sumber: Menegristek (2000)
Tahap selanjutnya setelah proses penggaraman adalah menuangkan air bersih dan masak hingga mendidih lalu saring. Tambahkan gula dan bumbubumbu (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) kedalam hasil saringan. Setelah semua bumbu dicampurkan kedalam hasil saringan, proses dilanjutkan dengan memasak hingga mendidih dan terus diaduk. Perebusan akan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi. Tahap terakhir setelah adonan masak adalah proses penyaringan dengan kain saring dan hasil saringan yang diperoleh inilah merupakan kecap yang siap dibitilkan4. Sebagai catatan dalam penambahan gula merah sebagai bahan tambahan. Kecap manis: tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah sedangkan untuk kecap asin: tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2½ ons gula merah. Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama (Menegristek 2000)
4
Menegristek. 2013. Cara Pembuatan Kecap Kedelai. [internet]. [diacu 2013 Februari 10]. Tersedia dari : http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/kecap_kedelai.pdf
9 Kandungan Zat Gizi Kecap Dilihat dari kandungan gizinya, kecap kedelai ternyata masih memiliki protein dan kadar abu yang cukup tinggi. Sementara itu, komposisi asam amino pada kecap kedelai sebagian besar didukung ole asam glutamate, prolin, asam asportat dan leusin. Dengan demikian mengkonsumsi kecap bukanlah sekedar menikmati rasa asin atau manis, akan tetapi karena kecap kedelai memiliki zat gizi yang lengkap dengan asam aminonya (Susanto 1994).
Tabel 6 Kandungan zat gizi kecapa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. a
Zat Gizi Energi Air Protein Lemak Karbohidrat Serat Abu Kalsium Besi Vitamin B1 Vitamin B2
Kecap 86 kalori 57.4 gram 5.5 gram 0.6 gram 15.1 gram 0.6 gram 21.4 gram 85 mg 4.4 mg 0.04 mg 0.17 mg
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI dalam Susanto (1994).
Dilihat dari aspek gizi, kecap merupakan sumber protein yang cukup baik karena mengandung asam-asam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap mengandung pula zat gizi lain, seperti lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang jumlahnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan protein. Hasil Penelitian Terdahulu Fitria (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi bisnis kecap pada PT Korma Jaya Utama di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi PR KJU, merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT KJU berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan serta memilih strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT KJU untuk menghadapi persaingan. Perumusan dan penyusunan strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengumpulan input, tahap pemanduan dan tahap penetapan strategi. Alat analisis yang digunalkan pada penelitian ini yaitu analisi EFE, IFE, IE , matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis IE dari analisis IFE dan EFE sebelumnya diperoleh bahwa posisi perusahaan PT KJU sekarang menempati posisi V dalam matriks IE. Posisi sel ini menunjukkan bahwa baik posisi internal maupun eksternal perusahaan berada pada taraf rata-rata. Pada sel ini PT KJU berada pada posisi jaga dan pertahankan. Pada posisi ini, strategi yang paling baik untuk
10 diterapkan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Beberapa alternatif strategi yang telah berhasil dibuat dengan matriks SWOT kemudian dipilih yang terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Prioritas strategi tersebut adalah (1) mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan; (2) mengembangkan litbang dan riset pemasaran; (3) mengundang aliran permodalan pada perusahaan, dll. Maryani (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Permintaan dan Penawaran Industri Kecap di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri kecap di Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh nyata terhadap permintaan dan penawaran kecap di Indonesia, serta mengetahui pengaruh adanya impor dan ekspor kecap terhadap permintaan dan penawaran kecap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder time series mulai tahun 1988 sampai dengan tahun 2004. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). Metode analisis yang digunakan adalah metode Kuadrat terkecil Biasa (Ordinary Least Square/OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan industri kecap di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat, baik dilihat dari sisi produksi maupun konsumsi. Peningkatan pada produksi kecap tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi yaitu mahalnya harga bahan baku kedelai serta panjang dan rumitnya proses pembuatan kecap yang membuat sebagian pengusaha mengganti bahan baku kedelai dengan bahan-bahan yang lebih murah, seperti beras, jagung, pewarna maupun perasa kecap. Salah satu penyebab mahalnya harga kedelai adalah produksi kedelai dalam negeri, baik kedelai kuning maupun kedelai hitam, yang masih belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan industri yang berbahan baku kedelai, termasuk industri kecap. Produksi kedelai hitam, yang merupakan bahan baku kecap, semakin langka karena kurang mendapat perhatian baik dari petani maupun pemerintah. Peningkatan produksi kecap juga tidak terlepas dari peningkatan konsumsi kecap seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya industri pemakai kecap. Namun, karena kecap hanya digunakan sebagai penyedap makanan yang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari tidak terlalu banyak, sehingga laju pertumbuhan konsumsi kecap di Indonesia relatif lebih lamban jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksinya. Darma (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran Kecap Hasindo Jaya, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi strategi pemasaran kecap dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan Hasindo Jaya dilakukan melalui analisis lingkungan internal dan eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Dari hasil IFE dan EFE dicocokan melalui matriks SWOT dapat ditentukan prioritas strategi yang terbaik melalui matriks SWOT. Dari beberapa alternatif strategi yang sudah diperoleh melalui IE dan matriks SWOT dapat ditentukan prioritas strategi yang terbaik melalui matriks QSPM. Prioritas strategi berdasarkan matriks QSPM, yaitu mempertahankan wilayah pemasaran, menekan biaya operasional tanpa mengurangi mutu produk dan meningkatkan variasi produk.
11 Farisi (2011) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California pada Gapoktan Lembayung, Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Berdasarkan matriks IFE Gapoktan Lembayung sebesar 2,594 dan total matriks EFE Gapoktan Lembayung sebesar 3,032. Berdasarkan nilai skor pada kedua matriks IFE dan EFE maka posisi usaha pepaya California Gapoktan Lembayung berada pada sel II. Pada sel II ini usaha Gapoktan Lembayung dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif atau strategi integratif. Prioritas strategi yang dapat diterapkan didapatkan dari strategi alternative dan kemudian di lakukan prioritas pilihan pada matriks QSP. Alternatif strategi yang didapatkan yaitu: mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk, berusaha berpartisipasi dalam pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru, membangun kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input, budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan , meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan, memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan, membuat dan membangun sarana promosi serta informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas, meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada. Strategi yang memiliki nilai total daya tarik terbesat yaitu mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk sebesar 6,798. Wisandhini (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis strategi pengembangan usaha jamur tiram putih pada perusahaan Tegal Waru Bogor. Dalam penelitianannya, Wisandhini berupaya untuk menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang pada akhirnya akan melahirkan rumusan strategi untuk dapat dijadikan alternatif pemilihan strategi bagi perusahaan Tegal Waru dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Berdasarkan hasil dari Matriks IE, diketahui bahwa perusahaan berada pada kuadran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat untuk digunakan adalah strategi intensif dan integratif. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi mengoptimalkan produktifitas. Manfaat mengkaji penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai pembanding hasil dan alat analisis yang telah dijalankan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian ini apakah sejalan. Kemudian untuk penelitian terdahulu yang menyangkut Industri Kecap manis yaitu untuk menunjukkan bahwa Kecap manis berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan referensi terhadap penelitian ini. Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada konsep dan produk atau objek yang digunakan. Persamaan dengan penelitian keempat dan penelitian kelima terletak pada konsep yang digunakan yaitu merumuskan strategi dalam upaya mengembangkan kegiatan bisnis suatu unit usaha, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Pada penelitan pertama, kedua dan ketiga terdapat persamaan objek yang diteliti dalam
12 hal ini adalah kecap manis, sedangkan perbedaannya terletak pada konsep yang digunakan untuk menganalisis kecap manis.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Strategi adalah sarana bersama untuk mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai keberhasilan. Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnsi, divestasi, likuidasi dan usaha patungan atau joint venture. (David 2009) Konsep Manajemen Strategi Menurut David (2009), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapau keberhasilan organisasi. Proses manajemen strategis dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahap formulasi strategi diawali dengan mengembangkan misi bisnis, dilanjutkan dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang, mengembangkan strategi-strategi alternatif, diakhiri dengan memilih strategi yang akan dilaksanakan. Tahap kedua dari manajemen strategis adalah implementasi strategi. Implementasi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya yang ada sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Tahap akhir manajemen strategis adalah evaluasi strategi. Pada tahap ini, manajer harus mengetahui kapan suatu strategi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Tiga kegiatan dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar bagi penetapan strategi yang sedang dilaksanakan, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan koreksi. Gambar 2 menunjukkan model komprehensif manajemen strategis menurut David (2009).
13
Menjalankan audit eksternal MengemMenetapbangkan kan tujuan pernyataan jangka visi dan panjang misi
Menciptakan, mengevaluasi, dan memilih strategi
Implementasi strategi – Isu-isu manajemen
Menjalankan audit internal
Perumusan Strategi
Implementasi strategi – Pemasaran, keuangan, akuntasnsi, litbang dan isu MIS
Penerapan Strategi
Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Penilaian Strategi
Gambar 2 Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber: David (2009)
Model komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun pada penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi. Hirarki Strategi Manajemen strategi merupakan suatu aktifitas yang dijalankan oleh seluruh level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya, manajemen strategi membentuk sebuah hirarki. Pearce dan Robinson (1997) membagi strategi menjadi tiga tingkatan, antara lain: 1. Strategi tingkat korporasi yang disusun berdasarkan sasaran dan strategi jangka panjang yang mencakup bidang fungsional. Manajer pada tingkat korporasi berusaha memnfaatkan kompetensi perusahaan dengan menerapakan portofolio bisnis dan mengembangkan rencana. 2. Strategi tingkat bisnis yang menerjemahkan rumusan arah dan keinginan di tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang nyata untuk masingmasing divisi. Para manajer pada tingkat bisnis menentukan bagaimanan perusahaan akan bersaing di arena pasar produk tertentu. 3. Strategi tingkat fungsional yang disusun berdasarkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek di tingkat fungsional. Strategi fungsional ini lebih bersifat operasional, karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsifungsi manajemen yang berada pada tingkat bawah. Strategi Pengembangan Usaha
14 Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Sebagaimana kita ketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Strategi yang berhasil pada umumnya dengan mengombinasikan beberapa hal berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu: 1. Sasaran Sederhana Jangka Panjang Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran, jika tidak strategi tidak dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan. Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung jawab terhadap pemegang saham, para pegawai, dan konsumen. 2. Analisis Lingkungan Persaingan Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian pasar saham, pandangan terhadap potensi kemungkinan akuisisi serta kemampuan dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia perusahaan. 3. Penilaian Sumberdaya yang Objektif Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan, termasuk reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk, kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan mengendalikan mutu produk. 4) Penerapan yang Efektif Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memrlukan pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi. Alternatif Strategi Menurut David (2004), alternatif strategi merupakan alternatif tindakan yang memungkingkan perusahaan mencapai misi dan tujuannya dengan cara terbaik. Alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan atau organisasi dikategorikan menjadi empat jenis (strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi difensif) dengan tiga belas tindakan. Alternatif-alternatif tipe strategi tersebut adalah : 1. Strategi Integrasi Strategi Integrasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan control terhadap distributor, pemasok dan pesaing., misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Tipe Strategi Integrasi terdiri dari : a) Forward Integration (integrasi kedepan) yaitu tipe strategi untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor dan pengecer. b) Backward Integration (integrasi kebelakang) yaitu tipe strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok (supplier).
15 c) Horizontal Integration (pengembangan produk) yaitu tipe strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing (competitor). 2. Strategi Intensif Strategi Intensif dilakukan secara intensif agar posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada pada saat ini membaik. Tipe strategi intensif terdiri dari : a) Market Penetration (penetrasi pasar) yaitu tipe stratgi untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk barang dan jasa saat ini. b) Market Development (pengembangan pasar) yaitu tipe strategi untuk memperkenalkan produk-produk yang sudah ada kedaerah pemasaran baru (pangsa pasar bertambah). c) Product Development (pengembangan produk) yaitu tipe strategi untuk meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. 3. Strategi Diversifikasi Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasikan aktivitas bisnis. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari : a) Concentric Diversification (diversifikasi konsentrik) yaitu tipe strategi untuk menambah produk baru yang saling berhubungan untuk pasar yang sama. b) Horizontal Diversification (diversifikasi horizontal) yaitu tipe strategi untuk menambah produk baru tapi tidak berhubungan yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan yang sama. c) Conglomerate Diversification (diversifikasi konglomerat) yaitu tipe strategi untuk menambah produk-produk baru tapi tidak berhubungan untuk pelanggan pasar yang berbeda. 4. Strategi Difensif Strategi difensif merupakan tipe strategi bertahan. Strategi ini terdiri dari : a) Joint Venture (usaha patungan) yaitu dua atau lebih perusahaan bekerjasama membentuk suatu perusahaan baru yang terpisah dari kedua induknya. b) Retrencmenth (pengurangan) yaitu penghematan biaya dengan cara mengurangi sebagian dari asset perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan atau keuntungan. c) Divestiture (divestasi) yaitu menjual sebuah unit bisnis atau sebagaian perusahaan kepada pihak lain. d) Liquidation (likuidasi) yaitu menjual seluruh aset perusahaan atau menutup perusahaan. Visi dan Misi Perusahaan Visi memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Visi mengandung pernyataan prinsip perusahaan dan mendifinisikan bisnis yang dijalankan. Misi adalah fondasi untuk prioritas, strategi, rencana, dan penugasan (David 2009). Menurut Drucker diacu dalam David (2009), pengembangan visi dan misi bisnis yang jelas merupakan langkah awal dalam penyusunan strategi. Visi dan misi juga berperan sebagai pedoman dan acuan bagi perusahaan. Pernyataan visi dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk merumuskan, menerapkan, dan mengevaluasi strategi.
16 King dan Cleland diacu dalam David (2009), merekomendasikan agar perusahaan secara cermat dan hati-hati mengembangkan sebuah pernyataan misi tertulis untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut : a) Memastikan tujuan dasar organisasi b) Menyediakan landasan atau standar untuk mengalokasikan sumberdaya organisasi c) Membangun iklim organisasi yang padu d) Menjadi titik fokus bagi individu-individu agar sejalan dengan arah organisasi dan dapat berpartisipasi lebih jauh dalam setiap aktivitas organisasi e) Memfasilitasi penerjemah tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan pembagian tugas hingga elemen tanggung jawab f) Menjelaskan tujuan dasar organisasi, arahan keputusan dan memotivasi karyawan Analisis Lingkungan Perusahaan David (2009), menjelaskan bahwa tahap awal dalam proses formulasi strategi adalah menganalisis dan mendiagnosis secara menyeluruh faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh bagi perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan pemasaran dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel-variabel ancaman dan peluang yang berada diluar kontrol manajemen perusahaan, dan lingkungan internal yang terdiri dari variabel-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan berada dalam kontrol manajemen perusahaan. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bagian internal perusahaan. Setidaknya ada dua bagian pada faktor internal perusahaan yang dapat menentukan posisi persaingan perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan. Menurut David (2009), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. David (2009) membagi area fungsional menjadi variable-variabel yaitu : 1. Manajemen Menurut David (2009), fungsi dari manajemen dalam perusahaan terdiri dari lima aktivitas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengendalian. Kelima ativitas manajemen ini akan membantu dan mengarahkan perusahaan pada tujuan utamanya serta memberikan kekuatan bagi perusahaan tersebut. 2. Pemasaran Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, pencitraan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran (functions of marketing) yaitu analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang (David, 2009).
17 3.
Produksi/ operasi Fungsi produksi/operasi (production/operations function) suatu bisnis mencakup semua aktifitas yang mengubah input, transformasi, dan output yang beragam dari satu industri dan pasar ke industri dan pasar yang lain. Menurut Roger Schroeder dalam David (2009), manajemen produksi/operasi terdiri atas lima fungsi atau era keputusan: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas. 4. Keuangan Kondisi keuangan dalam perusahaan sering dianggap satu ukuran terbaik untuk menentukan posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Untuk dapat merumuskan strategi perusahaan secara efektif, haruslah menetapkan kekuatan dan kelemahan dari aspek keuangan perusahaan tersebut. 5. Penelitian dan pengembangan Istilah penelitian dan pengembangan digunakan untuk menggambarkan beragam kegiatan. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang kuat, karena kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif. Untuk penelitian dan pengembangan, pada penelitian ini tidak termasuk dalam bahasan karena tidak mencakupi aspek internal dari perusahaan ini. 6. Sistem informasi manajemen Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa kemudian baru menyajikan informasi yang bernama database. Untuk Sistem informasi manajemen, pada penelitian ini tidak termasuk dalam bahasan karena tidak mencakupi aspek internal dari perusahaan ini. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini mempengaruhi perusahaan diluar kendali perusahaan tersebut, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Menurut David (2009) lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri. 1. Lingkungan Umum Pada lingkungan umum ini ada empat hal yang mempengaruhi perusahaan yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman. Empat hal yang mempengaruhi yaitu ekonomi, sosial dan budaya, politik dan teknologi. Lingkungan ini dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja dari perusahaan.
18 Tabel 7 Faktor eksternal umum perusahaana Ekonomi Tingkat inflasi Pola konsumsi Kurs mata uang Pajak Tren pertumbuhan Ketersediaan energi Politik, Pemerintah dan Hukum Situasi politik negara Kebijakan politik luar negeri Regulasi dan deregulasi pemerintah Peraturan pajak Kebijakan subsidi Peraturan tenaga kerja Peraturan ekspor dan impor a
Sosial, Budaya dan Demografi Pertumbuhan penduduk Gaya Hidup Sikap terhadap mutu produk Jumlah Penduduk Tingkat pendidikan masyarakat Kepercayaan Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi Kecenderungan perkembangan teknologi yang unik dalam industri Perkembangan teknologi dasar
Sumber : David (2009)
2. Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri ini merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap persaingan dalam industri. Dalam menghadapi situasi dalam lingkungan industri ini, perusahaan dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam persaingan. Lima kekuatan persaingan ini terdapat dalam konsep Model kekuatan bersaing M. Porter. Menurut Porter (1991), sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat melalui lima kekuatan yaitu pendatang baru potensial, pemasok, pembeli, barang subtitusi dan persaingan dalam industri seperti dalam Gambar 3. Pendatang Baru Potensial (Ancaman Mobilitas)
Pemasok (Kekuatan Pemasok)
Persaingan Industri
Barang Subsitusi (Ancaman Subsitusi)
Gambar 3 Model Kekuatan Bersaing Sumber : Porter 1991
Pembeli (Kekuatan Pembeli)
19 1. Ancaman pendatang baru Adanya pendatang baru dalam industri jelas akan mempengaruhi perusahaan. Dengan adanya pendatang baru otomatis persaingan dalam industri menjadi semakin ketat. Dengan masuknya pendatang baru tidak memungkiri akan terjadinya penurunan harga produk, penurunan laba dan pangsa pasar yang diraih. Masuknya pendatang baru dalam industri juga dipengaruhi oleh hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan masuk dalam industri tersebut rendah, maka pendatang baru mudah untuk masuk ke dalam industri dan jika hambatan masuknya tinggi, maka pendatang baru sulit untuk memasuki industri. 2. Kekuatan pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan tawar menawarnya. Pemasok dapat menaikkan harga bahan pasokan atau menurunkan mutu dari bahan pasokan ini sehingga kekuatan pemasok dapat mempengaruhi laba yang didapat. 3. Kekuatan pembeli Pembeli dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan tawar menawarnya berupa menginginkan harga yang rendah, mutu yang baik dan pelayanan yang memuaskan 4. Ancaman barang subtitusi Produk subtitusi bisa mempengaruhi produk-produk yang sudah ada dalam industri tersebut. Ancaman yang dihasilkan terhadap produk subtitusi yaitu kemampuan harga yang lebih rendah, kegunaan yang lebih beragam dan inovasi produk yang diterapkan sehingga dapat menurunkan laba perusahaan yang produknya kalah bersaing dengan barang subtitusinya. 5. Persaingan Industri Persaingan dalam industri dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam industri tersebut. Persaingan ini dapat berupa persaingan harga, promosi, peningkatan pelayanan serta jaminan purna jual produk. Persaingan dalam industri ini memberikan motivasi perusahaan untuk selalu dalam kinerja baik serta memiliki produk yang kompetitif agar dapat bertahan dalam dunia persaingan industrinya. Matriks IFE dan EFE Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis industri. Dalam penyusunan matriks ini dilakukan pengumpulan data dan menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan dipasar industri dimana perusahaan berada. Hal ini sangat penting bagi perusahaan mengingat faktor eksternal memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan. Skor yang nantinya diperoleh dari matriks ini menunjukkan posisi strategis perusahaan dalam memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan menghindari ancaman yang mungkin timbul. Total skor untuk matriks EFE berkisar antara 1.0 (terendah) samapai 4.0 (tertinggi). Pada faktor peluang, skor yang tinggi (4.0) mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang yang ada. Begitupula pada faktor ancaman, jika skor yang diperoleh juga tinggi (4.0) mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
20 kemampuan yang tinggi dalam menghadapi ancaman yang ada dalam menjalankan kegiatan usahanya. Matriks IFE meliputi faktor-faktor internal perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting bagi perusahaan. Data dan aspek internal dapat digali dari beberapa aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi manajemen, dan produksi operasi. Skor yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan posisis perusahaan dalam posisi strategis internal. Total skor untuk matriks IFE berkisar antara 1.0 (terendah) samapai 4.0 (tertinggi) dan skor rata-rata adalah 2.5. Total nilai bobot yang dibawah rata-rata menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kelemahan secara internal, serta untuk total nilai bobot yang jauh diatas rata-rata menunjukkan posisis internal yang kuat (David 2009). Matriks IE Matriks Internal-Eksternal (IE) bermanfaat untuk memposisikan suatu unit bisnis strategis perusahaan kedalam matriks yang terdiri dari Sembilan sel. Matriks IE memilki dua dimensi kunci utama yaitu pembobotan dari faktor internal dan pembobotan dari faktor eksternal perusahaan. Dalam penyusunannya, Matriks IE dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan posisinya dimana tiap posisi mempunyai strategi yang berbeda. Matriks SWOT Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) manajemen dapat mencocokkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan internalnya untuk menghasilkan empat rangkaian alternatif strategi. Matriks SWOT dapat diaplikasikan baik oleh perusahaan bisnis tunggal maupun multibisnis dan bahkan untuk unit bisnis. Matriks SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk merancang analisis strategi suatu perusahaan. Cara yang paling umum adalah dengan memanfaatkannya sebagai sumber kerangka kerja yang logis untuk mengarahkan perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan yang strategis berdasarkan situasi dan kondisi serta pertimbangan lain yang dihadapi perusahan. Dalam matriks SWOT, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan akan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks QSPM Matriks QSP merupakan alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya, serta memerlukan penilaian intuitif yang baik. Kegunaan matriks QSP adalah untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik. Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka pemikiran operasional merupakan urutan langkah-langkah yang akan dilakukan selama penelitian berdasarkan teori. Pada penelitian ini kerangka pemikiran menjelaskan tahapan pada proses pengambilan strategi pengembangan.
21 Konsep strategi pengembangan dianggap cocok untuk diterapkan pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis karena masalah yang dihadapi perusahaan tidak hanya terletak pada satu sektor namun terurai hampir disetiap sektor. Selain itu sebagai sebuah perusahaan kecap yang menghadapi persaingan dari perusahaan lain, perusahaan Kecap Banyak Mliwis diharapkan memiliki keunggulan kompetitif yang unik atau tidak dimiliki perusahaan kecap lain. Karena itu dibutuhkan strategi pengembangan usaha yang dapat mencangkup keseluruhan sektor didalam perusahaan sehingga perusahaan memiliki keunggulan kompetitif atau dapat dikatakan perusahaan memiliki keunggulan yang lebih dari perusahaan lain atau bahkan keunggulan yang tidak dimiliki perusahaan lain (Mudrjad, 2010) Menurut David (2009), tahap perumusan strategi ada tiga yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Sebelum memasuki tahap input, perlu diketahui terlebih dahulu gambaran organisasi secara umum, sehingga dapat mengetahui visi dan misi organisasi. Dari identifikasi gambaran umum tersebut, barulah memasuki tahap-tahap perumusan strategi. Kerangka pemikiran operasional ini juga membantu menemukan dan menentukan data-data apa saja yang akan digunakan serta diolah selama penelitian. Data-data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner yang diberikan selama penelitian dilakukan Langkah berikutnya adalah melakukan wawancara dengan pihak Perusahaan Kecap Banyak Mliwis untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dalam menjalankan usahanya, kemudian menganalisis informasi lingkungan lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal yang akan diteliti mencangkup manajemen, keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta penelitian dan pengembangan. Sedangkan analisis eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro mencangkup ekonomi, sosial budaya serta politik dan hukum. Lingkungan industri melalui pendekatan persaingan dengan menggunakan model kekuatan Porter yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman produk subsitusi dan persaingan dengan perusahaan anggota industri. Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianilisis kemudian dirangkum dan dijabarkan dalam matriks IFE yang merupakan kekuatan dan kelemahan serta matriks EFE yang menjadi peluang dan ancaman bagi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Tahap berikutnya adalah memadukan hasil matriks IFE dan EFE dengan menggunakan alat analisis matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian dengan menggunakan matriks SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan usaha kecap yang dijalankan oleh perusahaan kecap banyak mliwis. Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi prioritas dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Matriks QSPM didesain untuk menentukan alternatif tindakan yang layak. Berdasarkan hal tersebut maka bagan alur penelitian operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
22 Kondisi Internal (Perusahaan Kecap Banyak Mliwis mengalami permasalahan dari aspek manajemen sumber daya manusia, keungan, produksi dan penelitian dan pengembangan)
Kondisi Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Masalah Bisnis PT KBM 1. Persaingan yang semakin ketat di Industri Kecap Jawa Tengah 2. Penjualan Berfluktuasi (Pasar inkonsisten) 3. Manajemen Keluarga
1. 2. 3.
Tujuan Penelitian Mengetahui Faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi PT KBM Perumusan strategi yang dapat diterapkan pada PT KBM Alternatif strategi yang dapat diterapkan
Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Analisis Lingkungan
Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Umum - Ekonomi - Sosial Budaya - Politik dan Hukum - Teknologi
Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Industri (5 Kekuatan Bersaing Porter) 1. Ancaman Pendatang Baru 2. Daya tawar menawar pembeli 3. Daya tawar menawar pemasok 4. Ancaman Produk Subsitusi 5. Persaingan dengan anggota industri
Analisis Lingkungan Internal - Manajemen - Pemasaran - Keuangan - Produksi dan Operasi - Penelitian dan Pengembangan
Matriks EFE
Matriks IFE Tahap Pemaduan Matriks IE dan Matriks SWOT Tahap Pengambilan Keputusan Matriks QSPM
Rekomendasi Strategi Pengembangan Usaha Perusahaan Kecap Banyak Mliwis
Gambar 4 Bagan Alur Pemikiran Opersional
23 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Kecap Banyak Mliwis, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa wilayah Kabupaten Kebumen dan sekitarnya terdapat banyak perusahaan kecap dengan skala usaha kecil menengah. Selain itu, Jawa Tengah merupakan wilayah sentra produksi kedelai (sebagai bahan baku kecap) dengan tingkat kontribusi sebesar 66 persen dari total produksi kedelai nasional dan terdapat sekitar 278 perusahaan atau 69.67 persen dari jumlah total perusahaan kecap yang ada di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan diantara perusahaan kecap lokal di wilayah Kabupaten Kebumen cukup ketat. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Maret sampai Bulan April 2013. Waktu ini digunakan untuk memperoleh data dan keterangan dari pemilik perusahaan, menganilisis industri kecap di wilayah Kabupaten Kebumen dan semua pihak yang terkait dalam penelitian ini. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Proses pengambilan data primer berupa wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung dengan pihak Perusahaan Kecap Banyak Mliwis (pemilik perusahaan atau pengambil kebjikan perusahaan) dan pengisian kuesioner dengan pihak Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Proses pengambilan data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang terkait dengan penilitian. Data sekunder ini berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen serta Nasional dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Data sekunder ini juga diperoleh dari media internet, buku-buku, penelitian-penelitian terdahulu dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian strategi pengembangan usaha. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulan data primer adalah dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner. Data primer dikumpulkan dengan dua tahap. Tahap pertama pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan responden, yakni pihak manajemen Perusahaan untuk mendapatkan gambaran umum tentang Perusahaan Kecap Banyak Mliwis, meliputi visi dan misi Perusahaan, kondisi Perusahaan saat ini, dan kondisi lingkungan internaleksternal Perusahaan. Tahap kedua, memberikan kuesioner kepada setiap responden yang dipilih. Kuesioner yang dibuat untuk menentukan faktor strategis lingkungan internaleksternal, rating dan pembobotan faktor-faktor strategis. Berdasarkan David (2009) terdapat tiga tahap dalam kuesioner yaitu penentuan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan faktor eksternal berupa peluang dan
24 ancaman perusahaan, penentuan bobot faktor strategis dan penentuan rating faktor strategis tersebut. Penentuan faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal didasarkan pada panduan pengertian faktor internal eksternal David (2009), namun untuk faktor strategis internal dan eksternal pada kuesioner dilakukan menurut persetujuan penulis dan wawancara pihak terkait dan mengacu pada panduan teori David (2009). Kuesioner dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara untuk merumuskan hal-hal yang berpengaruh terhadap Perusahaan tersebut terkait penelitian. Data sekunder diperoleh melalui pengajuan permintaan data kepada pihak manajemen mengenai laporan bulanan atau tahunan perusahaan, Badan Pusat Statistik, dan lembaga/instansi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis deskriptif dan konsep-konsep manajemen strategis yang ada, sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan mengenai masalah yang terjadi. Selanjutnya, menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan metode Analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam perumusan strategi perusahaan adalah Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Intenal-Eksternal (IE), Matriks SWOT dan matriks QSPM. Analisis Lingkungan Internal Pada tahap analisis lingkungan internal ini dilakukan identifikasi mengenai keadaan internal perusahaan. Analisis lingkungan internal ini meliputi identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut. Faktor kekuatan dan kelemahan ini, menjadi unsur penting dalam menentukan strategi dalam pengembangan usaha perusahaan tersebut. Analisis Lingkungan Eksternal Pada tahap analisis lingkungan eksternal ini dilakukan identifikasi mengenai keadaan lingkungan yang terdapat di luar seperti lingkungan umum (politik, pemerintah dan hukum, ekonomi, sosial,budaya, demografi dan lingkungan, dan teknologi) dan lingkungan industri (lima kekuatan bersaing) perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut. Analisis lingkungan eksternal ini meliputi indentifikasi peluang dan ancaman yang yang dihadapi perusahaan tersebut. Peluang dan ancaman ini merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam menentukan strategi pengembangan usahanya sehingga perusahaan tidak dapat mengabaikan lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Analisis Tiga Tahap Perumusan strategi Menurut David (2009), dalam merumuskan strategi terdapat tahap-tahap formulasi strategi yaitu tahap input (the input stage), tahap pencocokan (the matching stage), dan tahap keputusan (the decision stage). 1. Tahap Input (the input stage)
25 Pada tahap input ini hasil identifikasi lingkungan internal dan eksternal diformulasikan ke dalam matriks IFE dan matriks EFE. a. Langkah Awal Langkah awal yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi aspek lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan aspek eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Data internal didapatkan melaui wawancara pihak internal perusahaan sedangkan data eksternal bisa didapat dari wawancara atau kuesioner dengan pihak lain atau mendaftarkan peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan tersebut. b. Pembobotan Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode paired comparison atau metode perbandingan berpasangan. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri (industry-based). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang digunakan untuk pengisisan kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah 1, 2, dan 3. 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical Tabel 8 Penilaian bobot faktor strategi internal dan eksternala Faktor Penentu
A
B
C
D
…
Total Xi
Bobot
A B C D … Total a
Sumber : David (2004)
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap total nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor berada pada kisaran 0.0 (tidak penting) hingga 1.0 (paling penting). Faktorfaktor yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Penentuan ini tidak mempedulikan apakah faktor tersebut peluang atau ancaman serta kekuatan atau kelemahan. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada setiap faktor harus sama dengan 1.0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel menggunakan rumus
26
Dimana : αi = bobot variabel ke i N = Jumlah variabel
i = 1,2,3,...,n Xi = nilai variabel ke i
c. Menentukan rating Untuk matriks EFE memberikan peringkat 1 hingga 4 untuk masingmasing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana : 4 = respon perusahaan sangat bagus 3 = respon perusahaan di atas rata-rata 2 = respon perusahaan rata-rata 1 = respon perusahaan dibawah rata-rata. Peringkat didasari atas efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (company-based) sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4. Untuk matriks IFE Memberikan peringkat 1 sampai 4 untuk masingmasing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan : peringkat 1 = sangat lemah peringkat 2 = lemah peringkat 3 = kuat peringkat 4 = sangat kuat Perlu diperhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri. Dalam menentukan rating pada matriks IFE dan EFE, peneliti menggunakan metode media sebagai penentuan rating rata-rata mengingat rating tersebut merupakan skala ordinal. d. Perkalian bobot dengan peringkat Tahap selanjutnya adalah perkalian antara bobot dengan rating yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Hasil perkalian ini menjadi nilai tertimbang setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David 2006). Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam matrik. Matrik IFE dan EFE terdapat pada Tabel 9 dan 10.
27 Tabel 9 Matriks IFEa Faktor Strategis Internal
Bobot
Rating
Nilai Tertimbang (Bobot x Rating)
Kekuatan : 1. …….. 2. …….. 3. …….. Kelemahan : 1. …….. 2. …….. 3. …….. Total a
Sumber : David (2009)
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks IFE, total rata-rata tertimbang berkisar antara yang (terendah) 1.0 dan (tertinggi) 4.0 dengan rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2.5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2.5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran total rata-rata tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1.0. Tabel 10 Matriks EFEa Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Nilai Tertimbang (Bobot x Rating)
Peluang : 1 …….. 2 …….. 3 …….. Ancaman : 1 …….. 2 …….. 3 …….. Total a
Sumber : David (2009)
Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4.0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1.0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2.5. Total nilai tertimbang sebesar 4.0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai 1.0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.
28 2. Tahap Pencocokan (the matching stage) Tahap yang kedua adalah pencocokan atau pemaduan hasil pembobotan EFE dan IFE ke dalam Matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Kemudian selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Matriks Internal-External (IE) Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan matriks yang memposisikan suatu perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE, skor bobot IFE 1.0 sampai 1.99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang, dan skor 3.0 sampai 4.0 adalah kuat. Serupa dengan sumbu x, sumbu y skor bobot EFE 1.0 sampai 1.99 menunjukan posisi yang rendah, skor 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang, dan skor 3.0 sampai 4.0 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan, penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi. SKOR TOTAL IE
4,0 4,0
SKOR TOTAL EFE
3,0 2,0
3,0
2,0
1,0
KUAT
RATA-RATA
LEMAH
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
TINGGI
RATARATA RENDAH
Gambar 5 Matriks IE Sumber : David (2004)
Matriks SWOT Setelah menganalisis dengan matriks IE maka dilakukan berbagai kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Dengan analisis SWOT dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Matriks ini mengambarkan secara jelas bagaimana
29 peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagi berikut : 1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan. 2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan. 3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan. 4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan. 5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi S-O dalam sel yang tepat. 6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi W-O dalam sel yang tepat 7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi S-T dalam sel yang tepat 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi W-T dalam sel yang tepat Tabel 11 Matriks SWOTa IFAS STRENGTH (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal EFAS OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO Tentukan 5-10 faktorCiptakan strategi yang faktor kekuatan menggunakan kekuatan eksternal untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) STRATEGI ST Tentukan 5-10 faktorCiptakan strategi yang faktor kekuatan menggunakan kekuatan eksternal untuk mengatasi ancaman a
WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan eksternal STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman
Sumber : Matriks SWOT menurut David (2004)
Berdasarkan tabel diatas, komponen dalam matriks SWOT terbagi menjadi beberapa strategi yaitu : 1. Strategi SO (Strength – Opportunity) yaitu strategi yang menggunkan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. 2. Strategi ST (Strength – Threath) yaitu strategi yang digunakan perusahaan untuk menghindari dan mengurangi dampak dari ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. 3. Strategi WO (Weakness –Opportunity) yairu strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang ada. 4. Strategi WT (Weakness – Threath) merupakan strategi yang digunakan sebagai taktik bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
30 Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan, agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan usaha perusahaan mampu memberikan hasil yang maksimal. Tahap keputusan (the decision stage) Tahap keputusan (the decision stage) merupakan tahap akhir dalam perumusah strategi. Setelah semua dilakukan pada tahap input dan pencocokan, pada tahap ini dilakukan pilihan berbagai alternatif strategi yang bisa ditempuh dan menjadi prioritas untuk diterapkan pada perusahaan. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini yaitu matriks dan QSPM (Quantitative Strategic Planning). Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning) Menurut David (2009), Matriks QSPM merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif. Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik, dengan menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Format dari matriks QSPM dapat dilihat dalam Tabel 12. Tabel 12 Matriks QSPMa Faktor-faktor Utama
Bobot
Strategi I AS TAS
Alternatif Strategi Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total a
Sumber : David (2009)
Keterangan : AS = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik) Ada enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan matriks QSPM yaitu : 1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal perusahaan pada kolom paling kiri matriks QSPM 2. Berikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal perusahaan tersebut. Bobot ini sama dengan bobot yang ada dalam matriks IFE dan EFE. 3. Cermati tahap pencocokan dan identifikasi strategi alternative yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk di pilih.
31 4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score=AS). Tentukan nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relative dari setiap strategi dalam alternatif strategi terpilih. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score=TAS). Nilai ini diperoleh dari perkalian bobot setiap faktor dengan AS tiap baris. 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total nilai daya tarik (TAS) dalam setiap kolom strategi QSPM. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi merupakan strategi yang paling menarik dan paling layak untuk diimplementasikan.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah salah satu produsen kecap lokal yang berada di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Perusahaan ini didirikan dan dijalankan oleh keluarga Bapak Gunawan Santoso sejak tahun 1972 dan terletak di Jalan Konolel Sugiono No. 11. Pendirian usaha kecap didasari oleh keinginan Bapak Gunawan untuk mencari nafkah secara mandiri bagi keluarganya. Bapak Gunawan tumbuh dan besar dikeluarga yang notabene merupakan pedagang, hal ini turut mempengaruhi pendirian Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Perintisan usaha Kecap Banyak Mliwis dimulai dengan modal awal sekitar Rp500 000. Pada awal berdirinya Kecap Banyak Mliwis, pembuatan kecap dilakukan didapur belakang rumah. Bapak Gunawan dibantu oleh satu orang tenaga kerja dan hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana untuk memproduksi kecap. Modal awalnya digunakan untuk membeli bahan baku utama pembuatan kecap, yakni kedelai hitam, gula kelapa sebanyak 10-30 kg dan racikan rempahrempah untuk satu kali produksi. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh Bapak Gunawan diawal merintis usaha adalah menitipkan kecapnya di toko-toko yang telah menjadi konsumen tetap bagi produk sabun keluarganya5. Dari aspek diferensiasi produk, walaupun proses pembuatan masih menggunakan alat yang sederhana, Kecap Banyak Mliwis fokus terhadap kualitas dan kebersihan produk. Cita rasa dari kecap disesuaikan dengan lidah konsumen didaerah Kebumen. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Bapak Gunawan, cita rasa kecap yang disukai masyarakat didaerah Kebumen dan sekitarnya adalah kecap yang tidak terlalu manis dan terdapat rasa asin didalamnya. Untuk memperoleh komposisi rasa yang pas, Bapak Gunawan melakukan uji rasa dari dua merk kecap yang sudah terkenal, yakni kecap ABC dan kecap Lombok sebagai bahan perbandingan. Hasilnya didapat rasa manis asin pada Kecap Banyak Mliwis seperti yang ada saat ini. Setelah melakukan uji pasar dibeberapa toko penjual kecap, diketahui bahwa konsumen utama diawal berdirinya Kecap Banyak Mliwis adalah para 5
Pada tahun 1970-1980 keluarga Bapak Gunawan memiliki usaha pembuatan sabun dan telah
memiliki pasar yang cukup luas di wilayah Kebumen dan sekitarnya.
32 pedagang makanan (pedagang sate, bakso dan bakmi jawa) di daerah Kebumen. Kecap banyak mliwis dinilai oleh para pedagang memiliki cita rasa yang pas sebagai produk pendukung makanan olahan. Melihat prospek usaha yang berjalan baik, pada tahun 1982 Bapak Gunawan mulai fokus pada usaha Kecap Banyak Mliwis dan meninggalkan usaha sabun yang dijalankan oleh keluarga. Permintaan yang terus meningkat menyebabkan perusahaan memproduksi kecap sebanyak 300 liter setiap harinya. Variasi produk juga dilakukan untuk menjangkau semua konsumen, Kecap Banyak Mliwis menjual produknya kedalam 4 ukuran yang berbeda (ukuran kecil 80 ml, ukuran sedang 250 ml, ukuran botol kaca 625 ml dan ukuran isi ulang atau reflil 250 ml). Saat ini kecap Banyak Mliwis telah berkembang menjadi kecap yang dikenal luas didaerah Kebumen dan sekitarnya. Wilayah pemasarannya tersebar kearah timur dari Kebumen hingga Solo, Jogjakarta dan Semarang, sedangkan kearah barat dari Kebumen hingga Tasikmalaya dan Jakarta. Terdapat 12 agen Kecap Banyak Mliwis yang tersebar di daerah-daerah tersebut. Untuk pemasaran di wilayah seperti Jogjakarta, Jakarta dan Semarang biasanya kecap dipesan sejak jauh hari untuk didistribusikan ke tempat penginapan dan hotel setempat. Saat ini kemampuan produksi Kecap Banyak Mliwis telah mencapai 3 000 liter dalam sehari, namun jika terjadi lonjakan permintaan yang signifikan seperti menjelang Hari Raya Idul Fitri dan musim mudik, Kecap Banyak Mliwis biasa melakukan produksi maksimal hingga mencapai 4 000 liter dalam sehari. Lokasi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis terletak di Jalan Kolonel Sugiono No.11, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Lokasi ini merupakan pabrik atau tempat produksi kecap. Adapun total luas bangunan tempat usaha sekitar 500 m2. Lokasi produksi yang dimiliki Kecap Banyak Mliwis dapat dikatakan strategis karena berada dipusat kota, dekat dengan jalan raya dan dekat dengan pasar tradisional Kebumen. Akses menuju jalan raya antar kota antar provinsi juga terbilang cukup dekat dari pabrik, sehingga dengan kata lain lokasi strategis yang dimiliki oleh Kecap Banyak Mliwis dapat memudahkan selama pengangkutan barang dan mendukung kelancaran usaha. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan hubungan tanggung jawab dan wewenang yang ada pada perusahaan tersebut. Selain itu, struktur organisasi juga menggambarkan pembagian kerja dari suatu aktifitas tertentu guna kelancaran usaha yang sedang dijalankan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan, Kecap Banyak Mliwis belum memiliki struktur organisasi secara tertulis. Namun gambaran secara umum mengenai struktur organisasi Kecap Banyak Mliwis tersirat dalam wawancara dengan pemilik usaha dan dapat dilihat pada Gambar 6.
33
Pemilik Perusahaan
Pengawas SDM
Bendahara
Bagian Produksi
Bagian Pengemasan
Bagian Pemasaran
Gambar 6 Struktur organisasi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Sumber : Perusahaan Kecap Banyak Mliwis (2013)
Dilihat dari struktur organisasi tersebut, maka yang berada pada puncak tertinggi adalah pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan adalah Bapak Gunawan yang bertugas sebagai pengelola utama dan bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan yang terkait dengan seluruh aktivitas perusahaan. Selain sebagai pemilik perusahaan, Bapak Gunawan juga bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran produk yang berkaitan dengan agen dan sales serta hubungan dengan pihak eksternal lain, seperti pemasok dan petugas pemerintahan. Keberhasilan perusahaan yang dijalankan oleh Bapak Gunawan dalam bertahan dan berkembang selama ini tidak terlepas dari peran istrinya, yaitu Ibu Indraningsih. Dalam pengelolaan perusahaan, Ibu Indraningsih bertugas sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berkaitan dengan keuangan Kecap Banyak Mliwis, misalnya pembayaran upah karyawan, kasir serta keluar masuk arus kas perusahaan. Ibu Indraningsih ternyata memiliki tugas ganda didalam perusahaan, yakni sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas produk dan standar kerja para karyawannya atau biasa disebut dengan kepala pengawas. Jadi dapat dilihat dalam struktur organisasi perusahaan Kecap Banyak Mliwis, peran Bapak Gunawan sebagai pemilik dan istrinya sebagai kepala pengawas sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika Bapak Gunawan bertugas lebih kearah eksternal perusahaan, Ibu Indraningsih melakukan pendekatan kedalam perusahaaan. Didalam struktur organisasi Kecap Banyak Mliwis, pemilik dan kepala pengawas membawahi dua bagian kerja perusahaan, yakni Bagian Produksi dan Bagian Pemasaran dan Sales. 1. Bagian Produksi Bagian produksi di perusahaan Kecap Banyak Mliwis yang terdiri dari tiga sub bagian, yaitu pembuatan, pengisian dan pengemasan, memiliki tugas untuk melakukan proses produksi dan menghasilkan produk dengan memperhatikan aturan dan tata cara pembuatan yang telah ditentukan oleh perusahaan, sehingga kualitas dan mutu produk yang dihasilkan tetap terjaga. Bagian produksi dikepalai oleh seorang kepala bagian, yakni Bapak Heni. Bapak Heni dianggap oleh pemilik perusahaan memiliki kompetensi dan pengalaman selama bekerja diperusahaan dalam hal memproduksi kecap. Tugas dan kewajiban kepala penanggung jawab bagian produksi antara lain : a. Merencanakan jadwal kegiatan produksi dan penggunaan bahan baku
34 b. Bertanggung jawab melaksanakan proses produksi secara efektif dan efisien. c. Bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan d. Mempertanggungjawabkan aktivitas produksi kepada kepala pengawas standar kerja dan kualitas produk 2. Bagian Pemasaran dan Sales Bagian pemasaran dan sales diperusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki beberapa fungsi penting diantaranya yaitu menyalurkan produk yang telah dihasilkan agar dapat sampai ke tangan konsumen dengan tepat jumlah, tepat tempat dan tepat waktu. Karena begitu pentingnya peran bagian pemasaran dan sales yang berkaitan dengan ketepatan dan kepercayaan konsumen, maka bagian ini bertanggung jawab dan diawasi langsung oleh pemilik perusahaan, yaitu Bapak Gunawan. Sumberdaya Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki berbagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan guna mendukung proses produksi. Sumberdaya yang dimiliki oleh Kecap Banyak Mliwis meliputi sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia. 1. Sumberdaya Fisik Sumberdaya merupakan faktor terpenting dalam mendukung kegiatan produksi perusahaan. Adapun sumberdaya fisik yang dimiliki oleh perusahaan Kecap Banyak Mliwis tanah, bangunan, sumberdaya manusia dan sumberdaya keuangan. A. Tanah Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki tanah yang dimanfaatkan dalam usaha produksinya. Tanah ini memiliki luas sekitar 900 m2 yang merupakan pusat kegiatan produksi perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Pada tanah ini terdapat bangunan rumah, kantor kerja, pabrik pengolahan, garasi kendaraan operasional dan gudang bahan baku maupun gudang tempat menyimpan produk yang siap dipasarkan. B. Bangunan Pada lahan yang dijadikan pusat kegiatan usaha perusahaan Kecap Banyak Mliwis dengan luas sekitar 900 m2 terdapat berbagai ruangan yang mendukung aktivitas usaha. Sekitar 200 m2 digunakan sebagai bangunan rumah pemilik beserta keluarga, sekitar 500 m2 digunakan untuk pabrik pengolahan kecap, sekitar 200 m2 sisanya digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan baku dan produk kecap yang siap diantar ke konsumen. C. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Hal ini dikarenakan fungsi sumberdaya manusia didalam perusahaan berperan penting dan dominan dalam setiap aspek kegiatan perusahaan mulai dari kegiatan produksi sampai dengan pemasaran. Setiap proses kegiatan perusahaan dalam memproduksi kecap tidak terlepas dari peran serta dan campur tangan manusia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa maju mundur dan berkembangnya perusahaan juga bergantung dari kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Sumberdaya manusia yang dapat diandalkan perusahaan adalah sumberdaya yang produktif dan mampu menjalankan setiap tugas dan tanggung
35 jawabnya. Saat ini sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan Kecap Banyak Mliwis berjumlah hampir 30 orang, yang terdiri dari satu orang pemilik perusahaan (Bapak Gunawan Sutanto), satu orang pengawas produksi dan keuangan (Ibu Indraningsih) dan sisanya adalah karyawan perusahaan yang terbagi kedalam beberapa divisi dengan tugas masing-masing yang berbeda. D. Sumberdaya Keuangan Sumberdaya keuangan merupakan faktor yang memiliki peranan penting dalam mendukung jalannya kegiatan usaha perusahaan. Sumberdaya ini merupakan bahan pertimbangan perusahaan dalam menyusun perencanaan produksi terkait besarnya jumlah alokasi. Visi dan Misi Perusahaan Pernyataan mengenai visi dan misi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memang tidak ditemukan secara tertulis. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik perusahaan dan menurut para karyawan, visi dan misi perusahaan sering tersirat dari pernyataan pemilik perusahaan. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki visi menjadi perusahaan kecap profesional yang bekerja tepat dalam menghasilkan kecap yang sehat dan berkualitas. Untuk mencapai visi tersebut perusahaan merumuskan misi yaitu menjaga kepercayaan konsumen dengan menggunakan bahan baku berkualitas, tidak menggunakan bahan kimia yang mengganggu kesehatan, membangun kerjasama dan komunikasi antar karyawan perusahaan dan pengelolaan manajemen sumberdaya yang baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada didalam perusahaan serta berpengaruh langsung terhadap arah dan tindakan perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis. Area fungsional bisnis ini termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi dan operasi, dan penelitian dan pengembangan. Manajemen Menurut David (2009), fungsi manajemen merupakan suatu proses diperusahaan yang terdiri atas lima aktivitas pokok, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Secara garis besar, fungsi manajemen yang telah diterapkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Saat ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis belum memiliki perencanaan tertulis untuk jangka menengah dan panjang. Hal ini terlihat dari belum adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik. Meskipun demikian, kondisi ini tidak mempengaruhi pemilik
36 perusahaan Kecap Banyak Mliwis untuk mengembangkan usahanya. Penyusunan perencanaan harian maupun bulanan dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk mempermudah dan memberikan pemahaman komitmen terhadap tujuan perusahaan kepada para karyawannya. 2. Pengorganisasian Perusahaan Kecap Banyak Mliwis merupakan organisasi usaha yang bersifat lini yaitu organisasi yang segala kebijaksanaannya ada ditangan satu orang pemimpin yakni Bapak Gunawan Sutanto sebagai pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan dibantu oleh dua orang yang bertugas dalam bagian keuangan dan pengawasan SDM yakni Ibu Indraningsih (istri Bapak Gunawan) dan Bapak Heni sebagai Mandor bagian produksi. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, bidang fungsional penelitian dan pengembangan tidak dibuat divisi khusus, begitu pula untuk bidang fungsional Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan belum memiliki divisi khusus yang menangani bidang tersebut. Fungsi dari bidangbidang tersebut masih dipegang sendiri oleh pemilik perusahaan. Walaupun struktur organisasi perusahaan Kecap Banyak Mliwis masih sederhana namun pembagian tugas pada tingkat karyawan sudah tertata rapi. Hal ini dikarenakan pembagian tugas yang sudah dilakukan perusahaan sejak lama sehingga karyawan mengerti dan paham terhadap tugas masing-masing.` 3. Pemberian Motivasi Pemberian motivasi dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses manajemen strategis menjadi lebih mudah diterapkan ketika bawahan atau karyawan terdorong untuk ikut berpartisipasi terhadap kemajuan perusahaan. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis selalu berupaya untuk menciptakan suasana kekeluargaan didalam setiap kegiatan usahanya. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, meningkatkan motivasi kerja dan meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Langkah yang diambil perusahaan untuk meningkatkan loyalitas karyawan adalah dengan memberikan tunjangan hari raya, cuti hamil dan bonus berdasarkan kinerja karyawan. 4. Pengelolaan Staf Fungsi manajemen dari pengelolaan staf atau biasa disebut manajeman personel atau manajemen sumber daya manusia, mencakup aktivitas seperti perekrutan, wawancara, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan, pemberian perhatian, pengevaluasian, pengkompensasian, pendisiplinan, promosi, pemindahan, dan pencatatan karyawan. Tenaga kerja pada perusahaan Kecap Banyak Mliwis sebagian besar berasal dari masyarakat sekitar pabrik. Saat ini perusahaan memperkerjakan 30 orang karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Sebagian besar tenaga kerja berlatar pendidikan lulusan SMP dan SMA. Tenaga kerja yang saat ini terdapat perusahaan mayoritas tidak melalui proses penyeleksian. Hal ini termasuk kelemahan dari perusahaan Kecap Banyak Mliwis karena kualitas SDM karyawan yang relative masih rendah.
37
Gambar 7 Beberapa karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar 5. Pengendalian Fungsi dari pengendalian yaitu mencakup semua aktivitas yang dijalankan perusahaan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan operasi yang direncanakan. Hal ini perlu dilakukan untuk menetapkan standar kerja, mengukur kinerja tiap individu, membandingkan kinerja aktual dengan standar kerja yang direncanakan, dan melakukan tindakan korektif. Pada perusahaan Kecap Banyak Mliwis tindakan pengendalian secara umum dilakukan oleh pemilik perusahaan langsung dan pengawas SDM perusahaan. Pemasaran David (2009) mendefinisikan pemasaran sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang atau jasa. Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. 1. Analisis Konsumen Analisis konsumen adalah sebuah pengamatan dan evaluasi yang dilakukan perusahaan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang memonitor secara terus-menerus pola pembelian pelanggan saat ini dan pelanggan potensial. Konsumen kecap Banyak Mliwis dapat dibagi menjadi dua target yaitu rumah tangga dan pehoran (pedagang makanan, hotel dan restoran). Terdapat perbedaan perilaku pada dua target pasar ini. Pada konsumen rumah tangga, persaingan pasar sangat ditentukan oleh tingkat kemudahan dalam mendapatkan barang di pasar dan daya tarik iklan atau promosi. Sedangkan pada konsumen untuk target pedagang makanan, hotel dan restoran lebih ditentukan oleh kekuatan kualitas produk. Karena apabila mereka salah memilih kualitas kecap akan berakibat kepada menurunnya rasa dari masakan dan akhirnya akan berdampak terhadap menurunya penjualan. 2. Penjualan Produk Penerapan atau implementasi strategi yang berhasil biasanya bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menjual produk atau jasa mereka. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memasarkan produk mereka melalui penjualan pribadi atau menggunakan tenaga jual (sales man) yang berhubungan secara langsung dengan konsumen. Perusahaan sering turut serta dalam berbagai pameran maupun bazaar yang diadakan disekitar perusahaan.
38 Pemasaran produk dan promosi dilakukan perusahaan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan memberikan hadiah berupa gelas untuk pembelian dalam jumlah yang telah ditentukan maupun hadiah langsung seperti membeli kecap ukuran besar gratis kecap ukuran kecil. Selain itu, perusahaan kerap memberikan kaos gratis bergambar logo perusahaan dan bertuliskan Kecap Banyak Mliwis kepada penjaga toko langganan tempat penjualan produk perusahaan. Perusahaan juga sering ikut serta sebagai sponsor acara kegiatan dengan memberikan hadiah berupa uang tunai maupun produk dan spanduk kepada kecamatan maupun kelurahan yang mengadakan acara. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis juga berupaya untuk selalu menjaga hubungan dengan pelanggan. Perusahaan melakukan hubungan dengan pelanggan tidak hanya sebatas transaksi jual beli produk. Lebih dari itu, perusahaan Kecap Banyak Mliwis sering melakukan kegiatan diluar perhitungan komersil dengan ikut serta dalam kegiatan bakti sosial, undangan kelurahan serta mendukung kegiatan sosial keagamaan disekitar perusahaan. 3. Perencanaan Produk dan Jasa Positioning kecap banyak mliwis adalah produk kecap yang enak dengan cita rasa yang pas dilidah konsumen. Maka perusahaan berusaha untuk terus menjaga rasa dan kualitas produk kecap seperti saat ini. Kecap Banyak Mliwis memiliki variasi produk dalam ukuran dan jenis kemasan. Hal ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki perusahaan. Walaupun hanya menjual satu varian rasa, perusahaan berusaha memenuhi permintaan konsumen akan ukuran produk yang tepat bagi mereka. Awalnya perusahaan hanya menjual kecap dengan ukuran 80 ml, 250 ml dan 625 ml. Sekitar tahun 2000 perusahaan mengeluarkan variasi produk berupa ukuran produk yang lebih bervariasi, yakni dengan dirigen berukuran 3 kg, 7,5 kg, 15 kg, 35 kg dan ukuran isi ulang 250 ml. Hal ini dilakukan perusahaan karena melihat kebutuhan konsumen akan kecap yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Konsumen hotel, pedagang makanan dan restoran menginginkan produk kecap dengan ukuran besar sehingga pembelian bisa lebih efisien. Sedangkan konsumen rumah tangga menginginkan produk kecap dalam kemasan isi ulang beberapa kali pakai. Kebutuhan yang berbeda inilah yang direspon perusahaan dengan mengeluarkan variasi produk berupa ukuran yang berbedabeda. Pengemasan produk Kecap Banyak Mliwis juga memiliki variasi kemasan yang berbeda-beda. Untuk kemasan kecap ukuran 80 ml dan 250 ml digunakan botol plastik berwarna putih yang tutupnya menggunakan model flip top. Kecap ukuran 620 ml menggunakan botol kaca dengan bagian tutupnya diberikan plastic perekat tambahan bercapkan Kecap Banyak Mliwis. Sedangkan untuk ukuran diatas 3 kg kemasan yang digunakan berupa dirigen sedang dan besar. 4. Penetapan Harga Untuk masalah penetapan harga, perusahaan Kecap Banyak Mliwis tidak memiliki divisi tersendiri yang bertugas memperhitungkan harga yang akan dijual. Keputusan penetapan harga dipengaruhi oleh konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. Perusahaan sangat berhati-hati dalam penetapan harga untuk mendapatkan pengendalian yang lebih baik atas harga yang dibebankan pada konsumen. Keputusan terakhir mengenai penetapan harga jual ada ditangan pemilik perusahaan.
39 Produk Kecap Banyak Mliwis ditawarkan dalam empat kemasan berbeda dan ukuran yang berbeda juga. Daftar Harga Kecap Banyak Mliwis dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Daftar harga Kecap Banyak Mliwisa Jenis Kemasan Botol Mini K Isi ulang (refill) Botol Mini B Botol Kaca Dirigen Dirigen Dirigen a
Ukuran 80 ml 250 ml 250 ml 620 ml 3 kg 7,5 kg 35 kg
Harga (Rp) 1 200 5 000 6 000 12 000 40 000 12 000/kg 12 000/kg
Sumber : Perusahaan Kecap Banyak Mliwis (2013)
5. Distribusi Kegiatan distribusi dari suatu organisasi meliputi penggudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi toko peritel, teritori penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, ala t transportasi, penjual partai besar, dan peritel. Distribusi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu usaha, terutama ketika perusahaan tersebut berusaha untuk mengimplementasi pengembangan pasar atau strategi integrasi kedepan. Perusahan yang dapat menjual produk secara langsung ke konsumen, seringkali dapat memperoleh hasil yang lebih besar dengan memperluas dan memperbaiki operasi perusahaannya. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki lokasi usaha yang strategis dengan berada di pusat kota Kebumen dan letaknya yang berdekatan dengan pasar Kebumen dan daerah pertokoan. Wilayah cabang pemasaran tersebut antara lain Kabupaten Kebumen, Semarang dan Jogjakarta. Dalam pendistribusian Kecap Banyak Mliwis, perusahaan menggunakan 4 buah mobil bak.
Gambar 8 Produk Kecap Banyak Mliwis siap untuk dipasarkan Untuk memenuhi kebutuhan target horeka (hotel, restoran, dan katering) perusahaan secara langsung mengantarkan kepada konsumen tersebut atau menjualnya di kantor wilayah cabang pemasaran. Produk Kecap Banyak Mliwis
40 juga didapatkan para konsumen rumah tangga dibeberapa Pasar Swalayan, salah satunya adalah di Rita Pasaraya Kebumen. Keterbatasan sarana transportasi perusahaan yang digunakan untuk pemasaran produk menjadikannya kelemahan tersendiri bagi perusahaan. 6. Riset Pemasaran Riset pemasaran dapat didefinisikan sebagai pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa. Melalui riset pemasaran ini dapat diungkap kekuatan dan kelemahan penting dari sistem pemasaran. Peneliti pemasaran dapat menggunakan berbagai skala, instrumen, prosedur, konsep, dan teknik untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Riset pemasaran yang dilakukan perusahaan masih sangat sederhana. Hal ini karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki perusahaan. Riset pemasaran juga terbentur pada masalah finansial yang disediakan perusahaan untuk kegiatan ini. 7. Analisis Peluang Analaisis peluang melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat dan resiko yang berhubungan dengan keputusan pemasaran. Ketika manfaat yang diharapkan melebihi total biaya, maka suatu peluang menjadi lebih menarik. Analisis biaya atau manfaat harus dilakukan ketika perusahaan mengevaluasi cara alternatif untuk menjadi perusahaan yang memiliki tanggung jawab. Karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan maka banyak sekali tugas seperti melakukan riset pemasaran dan analisis peluang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Tidak ada bagian khusus yang melakukan hal tersebut. Keuangan / Akutansi Modal awal yang dimiliki perusahaan sewaktu berdiri hanya Rp500 000 yang berasal dari modal sendiri atau dana milik pemilik perusahaan. Sekitar tahun 2000 perusahaan mendapat pinjaman dan tambahan modal dari Bank dalam negeri untuk membeli peralatan baru dan teknologi tepat guna sebesar Rp50 000 000. Kini setelah berdiri hampir 40 tahun berdiri, saat ini aset perusahaan sudah mencapai tiga miliar. Saat ini pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan masih tergolong pencatatan yang sederhana. Hal ini dikarenakan pencatatan yang dilakukan terbatas pada pencatatan pemasukan dan pengeluaran saja. Pencatatan tersebut belum terkomputerisasi. Jadi hanya dicatat di buku keuangan dan belum terpisah antar biaya investasi dan biaya operasionalnya. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memprediksi keuntungan yang diperoleh karena komponen biayanya tidak dipisah. Perusahaan juga mengakui bahwa terdapat keterbatas keuangan untuk mengembangkan usaha karena memiliki keterbatasan modal. Apabilda perusahaan ingin meningkatkan produksi ataupun menambah inventararis peralatan perusahaan, harus memperoleh tambahan modal dari pihak eksternal perusahaan. Produksi dan Operasi Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Operasi manufaktur kecap mengubah
41 atau mentransformasi bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas menjadi barang jadi seperti kecap. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memproduksi kecap hanya dengan satu rasa, yakni tidak terlalu manis dan terdapat rasa asin didalamnya. Cita rasa ini menjadi cita rasa khas yang dimiliki oleh Kecap Banyak Mliwis. Dalam proses pembuatan Kecap Banyak Mliwis, bahan baku yang digunakan adalah kedelai hitam, gula kelapa merah, bawang putih, serai, daun salam dan bahan-bahan penambah rasa alami lainnya. Kedelai yang digunakan harus memiliki syarat tertentu, sesuai dengan standar kualitas perusahaan. Kedelai yang diguanakan harus memiliki kadar air dibawah 10 persen serta terbebas dari kerusakan biologis, kimia dan mikroorganisme. Kebutuhan akan kedelai ini diperoleh dari pedagang kedelai yang terdapat di pasar Kebumen. Standar untuk gula kelapa merah yang digunakan oleh perusahaan adalah gula kelapa yang tidak begitu kering dan sedikit kotorannya atau biasa disebut oleh para pedagang dengan sebutan gula kelapa merah kualitas super. Hal ini sangat penting untuk mengurangi busa yang terlalu banyak ketika proses pemasakan kecap. Untuk memperoleh gula kelapa merah, perusahaan membelinya dari pedagang pengumpul di daerah Pantai Ambal, Gombong, Pantai Ayah, Petanahan (daerah pesisir selatan Pulau Jawa). Perusahaan memiliki tiga pemasok inti yang sudah berkerjasama sejak lama untuk produk Kecap Banyak Mliwis. Bahan lainnya berfungsi sebagai penambah rasa bagi kecap yang dihasilkan. Bahan lain ini antara lain bawang putih, serai, daun salam dan lengkuas. Kebutuhan akan bahan-bahan ini didapat dari Pasar Kebumen. Tahapan proses produksi Kecap Banyak Mliwis dapat dilihat pada Lampiran 1. Proses pemasakan kecap di perusahaan Kecap Banyak Mliwis tidak menggunakan perapian yang berasal dari kayu bakar maupun kompor gas. Perapian untuk memasak kecap menggunakan batu bara panas. Hal ini dilakukan oleh perusahaan karena panas yang dihasilkan batu bara lebih merata dan tahan lama. Untuk memperoleh batu bara kualitas baik, perusahaan mendapatkannya dari seorang pemasok yang telah lama berkerjasama yakni pemasok dari daerah Purwokerto. Dalam sebulan perusahaan bisa menerima pasokan batu bara sebanyak 6 ton.
42
Gambar 9 Proses pemasakan kecap manis pada tungku besar Perusahaan memiliki 8 buah tungku besar yang digunakan untuk memasak kecap. Setiap satu kali proses pemasakan kecap dibutuhkan 2.5 kuintal gula kelapa merah ditambah 20 liter air kedelai ditambah 20 liter air ditambah perapian dari batu bara. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan (litbang) didalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan guna mendukung pengembangan usaha. Adanya kegiatan penelitian dan pengembangan ini ditujukan untuk mengembangkan produk baru sebelum pesaing melakukannya. Penelitian dan pengembangan produk juga diperlukan untuk memperbaiki kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi agar dapat menurunkan biaya. Selama ini perusahaan Kecap Banyak Mliwis belum memiliki divisi penelitian dan pengembangan tersendiri. Kegiatan litbang saat ini merupakan bagian dari tugas pemilik perusahaan. Upaya pengembangan produk selama ini yang dilakukan perusahaan adalah menciptakan variasi ukuran dan kemasan. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam melakukan kegiatan litbang yaitu karena kurangnya fasilitas dan peralatan penelitian. Selain itu, sumber daya manusia yang bepotensi dalam bidang litbang produk perusahaan juga masih sangat terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selama ini perusahaan menjalin kerjasama dengan lembaga luar seperti Departemen Kesehatan maupun Dinas Perdagangan Kabupaten Kebumen. Perusahaan biasanya meneliti tentang kandungan yang ada pada setiap produk yang mereka produksi. Kebersihan produk hingga kemasan juga ikut mereka periksa untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Sistem Informasi Manajemen Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem informasi perusahaan adalah dimensi yang penting dalam menjalankan audit internal. Sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan hardware, software, model analisis, dan database komputer. Fungsi dari sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan
43 manajerial, memperbaiki pemahaman fungsi bisnis, memperbaiki komunikasi, analisis masalah yang lebih baik, serta kontrol yang lebih baik. Saat ini perusahaan tidak fokus terhadap faktor internal ini, perusahaan belum terpikirkan untuk membuat sebuah jaringan sistem infromasi untuk menjalankan audit internal perusahaan. Keterbatasan sumberdaya manusia dan kebutuhan yang tidak terlalu mendesak bagi perusahaan menyebabkan sistem informasi manajemen seperti pembuatan situs resmi perusahaan maupun manajemen terkomputerisasi tidak terdapat di perusahaan Kecap Banyak Mliwis ini. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan eksternal merupakan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung maupun tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha Kecap Banyak Mliwis. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan merupakan lingkungan eksternal perusahaan yang terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi dan kondisi operasional suatu perusahaan. Faktorfaktor utama yang dianalisis dalam lingkungan jauh yaitu faktor ekonomi, politik, sosial dan teknologi. 1. Faktor Politik Faktor keamanan dan stabilitas politik merupakan aspek penting yang mempengaruhi iklim usaha di suatu negara. Keadaan keamanan dan politik yang tidak stabil di suatu negara akan memberikan dampak negatif dan kondisi ketidaknyamanan bagi para pelaku usaha. Namun apabila kondisi keamanan dan politik di suatu negara stabil maka dampaknya akan positif bagi pelaku usaha. Oleh sebab itu, pemerintah dituntut bersikap hati-hati dan cermat dalam mengambil kebijakan agar menjaga kondisi politik dan keamanan tetap stabil. Berikut merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap perkembangan industri kecap. a) Peraturan Pemerintah tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Dalam peraturan ini, pemerintah mengamanatkan Bupati/Walikota melalui Dinas Kesehatan untuk membina industri pangan siap saji. Peraturan perundangundangan tersebut juga mengamanatkan setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan industri pangan siap saji wajib memenuhi persyaratan sanitasi dengan cara menerapkan pedoman cara produksi pangan siap saji yang baik yang memperhatikan aspek keamanan pangan. Oleh karena itu, para produsen pangan siap saji harus melakukan registrasi ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan nomor izin Depkes. Pada umumnya terdapat tiga jenis registrasi untuk kelompok produk pangan, yaitu pangan hasil industri rumah tangga diberi kode registrasi PIRT, untuk pangan hasil dalam negeri diberi kode registrasi MD dan untuk pangan yang berasal dari impor diberi kode ML. sertifikasi nomor PIRT (Pangan hasil Industri Rumah Tangga). Bentuk sertifikasi terhadap produk pangan merupakan upaya para pelaku usaha untuk membuktikan bahwa produknya aman
44 dikonsumsi serta wujud kepedulian pemerintah melalui Dinas Kesehatan terhadap perlindungan konsumen. b) Peraturan tentang Sistem Kredit bagi Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah maka setiap daerah diberi kewenangan untuk ikut serta dalam mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk dalam pengembangan usaha. Hal ini karena dengan adanya otonomi daerah maka peluang untuk mengembangan usaha bagi setiap daerah akan semakin terbuka. Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) berupaya untuk menumbuhkan iklim usaha yang baik bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 yang di dalamnya memuat pasal-pasal tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah maka Dinas KUKM memiliki tanggung jawab terhadap penumbuhan iklim usaha yang kondusif. Untuk meningkatkan akses Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terhadap sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 maka Pemerintah Daerah bersama Dinas KUKM akan memberikan kemudahan dan fasilitasi dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan, serta menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jangkauan lembaga penjamin kredit. 2. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Jika kondisi ekonomi pada daerah tertentu stabil bahkan cenderung terus meningkat maka akan memberikan dampak positif dan dapat mendukung kelancaran usaha yang berkembang di daerah tersebut. Selain itu kestabilan ekonomi suatu daerah dapat mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Akan tetapi, jika perekonomian cenderung menunjukkan kearah negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi dapat menghambat kelancaran usaha bahkan dapat melumpuhkan usaha. Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi daerah, antara lain : a) Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta merupakan wilayah pasar produk kecap perusahaan selama ini. Karena itu pertumbuhan ekonomi di ketiga daerah ini dianggap penting untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melihat kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi usaha Kecap Banyak Mliwis. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun maka digunakan indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan. PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan harga tahun 2000. Berikut ini merupakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2008 sampai tahun 2011 (Tabel 14).
45 Tabel 14 Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2008 – 2011a Nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan (Milyar Rupiah) 2008
2009
2010
2011
Kabupaten Kebumen
2 721
2 828
2 945
3 070
Kabupaten Purworejo
2 737
2 872
3 016
3 443
Provinsi Yogyakarta
19 209
20 051
21 044
22 130
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa PDRB ketiga daerah diatas terus menerus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ini diharapkan mampu mendukung kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha untuk lebih baik juga. , ditandai dengan PDRB atas harga konstan yang semakin meningkat. Adapun nilai PDRB ini dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 15 Pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Provinsi D.I Yogyakarta atas dasar harga konstan tahun 2008 – 2011a Persentase pertumbuhan ekonomi (persen) 2008
2009
2010
2011
Kabupaten Kebumen
5.8
3.9
4.2
4.3
Kabupaten Purworejo
5.6
4.9
5.1
4.4
Provinsi Yogyakarta
5.3
4.5
4.5
4.1
a
Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase pertumbuhan ekonomi selalu mengalami peningkatan. Walaupun persentase peningkatannya tidak selalu lebih besar disbanding tahun sebelumnya namun hal ini merupakan fakta positif bagi sektor usaha. Karena apabila daerah mengalami pertumbuhan ekonomi yang selalu positif setiap tahunnya, maka akan memberikan dampak positif dan dapat mendukung kelancaran usaha yang berkembang di daerah tersebut. b) Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan (perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, pajak, asuransi dan lain-lain). Persentase pengeluaran makanan dan non makanan ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Hal ini dapat dilihat dari
46 distribusi pengeluaran menurut kelompok pendapatan. Berikut ini merupakan data tentang pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Kebumen per kapita dalam sebulan.
Tabel 16 Pengeluaran rata-rata penduduk Provinsi Jawa Tengah per kapita dalam sebulan pada tahun 2002 – 2011a Tahun Pengeluaran Rata-rata per Pengeluaran Rata-rata per Kapita Kapita Sebulan untuk Sebulan untuk Kelompok Non Kelompok Makanan (Rupiah) Makanan (Rupiah) 2002 102 416 70 269 2005 131 068 107 648 2008 226 926 182 402 2011 228 402 224 438 a
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS (2012)
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir sebagian besar pengeluaran penduduk Provinsi Jawa Tengah digunakan untuk kebutuhan makanan daripada kebutuhan non/bukan makanan. Masih besarnya pengeluaran untuk kelompok makanan menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Jawa Tengah masih mementingkan kebutuhan pokok makanan dibandingkan dengan kebutuhan pelengkap non makanan. Untuk mengetahui pola konsumsi makanan penduduk Kabupaten Kebumen dapat diliha pada Tabel 17.
Tabel 17 Persentase pola konsumsi untuk makanan penduduk Provinsi Jawa Tengah per kapita dalam sebulan pada tahun 2011a Jenis Makanan Persentase Pola Konsumsi Makanan (Persen) Padi-padian 40.251 Umbi-umbian 1.158 Ikan/Udang/Cumi/Kerang 8.975 Daging 7.350 Telur dan Susu 13.404 Sayur-sayuran 18.981 Kacang-kacangan 9.211 Buah-buahan 10.683 Minyak dan Lemak 9.211 Bahan Minuman 9.681 Bumbu-bumbu 5.186 Konsumsi lainnya 5.318 Makanan dan Minuman Jadi 65.214 Tembakau dan Sirih 23.543 a
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS (2012)
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar pola konsumsi makanan penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah makanan dan minuman jadi, dimana nilainya mencapai 28.55 persen dari total pengeluaran penduduk Jawa
47 Tengah untuk kelompok makanan dalam satu bulan pada tahun 2011. Oleh sebab itu, kondisi ini dapat menjadi peluang bagi kelompok usaha yang berbasis makanan dan minuman jadi untuk mengembangkan usahanya. 3. Faktor Sosial Salah satu faktor sosial yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha pada sektor makanan dan minuman adalah pertumbuhan penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk yang ada disuatu daerah, maka akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap makanan dan minuman. Karena hakikatnya setiap manusia membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup. Setiap tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Data peningkatan jumlah penduduk di Indonesia selama periode 2007-2010 yang diperoleh dari BPS dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Jumlah penduduk Indonesia tahun 2007 – 2010a Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) 2007 225 642 2008 228 523 2009 231 370 2010 237 641 Rata-rata a
Pertumbuhan (%) 1.26 1.23 2.71 1.73
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya selama periode 2007 - 2010 meningkat rata-rata sebesar 1.73 persen. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan pangan pun meningkat. Peningkatan kebutuhan pangan mempengaruhi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. Saat ini terjadi perubahan perilaku konsumsi pada masyarakat. Kecenderungan yang terjadi adalah masyarakat lebih memilih membelanjakan uang mereka untuk membeli makanan dibandingkan kebutuhan lain. Hal ini dapat terlihat dari fenomena yang ada di televisi. Semakin banyaknya acara yang bernuansa wisata kuliner, mulai dari acara yang menyajikan cara membuat masakan, sampai acara yang menampilkan dan memperkenalkan berbagai masakan khas suatu daerah atau tempat yang unik dan lezat. Acara seperti ini bisa disaksikan hampir diseluruh stasiun televisi. Hal ini ikut mempengaruhi perubahan pola perilaku masyarakat 4. Faktor Teknologi Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. a) Perkembangan Teknologi pada Aspek Produksi
48 Dalam industri kecap, perkembangan teknologi pada aspek produksi dapat dilihat dari mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan selama proses pembuatan kecap.
Gambar 10 Teknologi sederhana yang digunakan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Perusahaan Kecap Banyak Mliwis juga menggunakan teknologi berupa mesin pencetak label produk dan mesin press dan pengerat bagi kemasan kecap yang berukuran kecil atau isi ulang (refill). Teknologi lain yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah penggunaan teknologi penyimpanan kecap yang akan dimasukkan kedalam kemasan. Dengan alat ini dapat menjamin kehigienisan produk. Alat ini membantu proses pengisian menjadi lebih mudah dan juga mampu menjaga kualitas produk kecap untuk tetap bersih dan rasanya tetap terjaga. b) Perkembangan Teknologi pada Aspek Pemasaran Perkembangan teknologi terdapat pula pada aspek pemasaran. Salah satunya adalah dengan adanya perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan transportasi. Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi, seperti telepon atau hand phone maka mempermudah komunikasi antara pelaku usaha dengan pemasok bahan baku atau antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Sedangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi, seperti jasa pengiriman akan mempercepat pendistribusian dari produsen ke konsumen sehingga akan memperlancar proses pemasaran produk. Untuk mendukung pemasaran produk, pihak Bagas Bakery telah melengkapi rumah produksinya dengan fasilitas berupa telepon dan mobil yang digunakan pengangkutan bahan baku dari pemasok atau digunakan untuk pendistribusian produk ke pengecer atau pelanggan. Lingkungan Industri Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha. Menurut Porter (1997), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk subsitusi, kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen. 1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis
49 Pada industri kecap saat ini yang berada di Kabupaten Kebumen terdapat lebih dari sepuluh jumlah perusahaan. Namun perusahaan yang cukup memiliki posisi kuat di pasar terdapat 5 perusahaan. Perusahaan-perusahaan kecap yang terdapat di Kabupaten Kebumen mayoritas merupakan perusahaan kecil dan menengah karena rata-rata perusahaan memiliki jumlah pekerja yang tidak lebih dari 100 orang dan dari segi asset yang dimiliki perusahaan kecap yang berada di Kabupaten Kebumen memiliki asset kurang dari 25 miliar.
Tabel 19 Daftar perusahaan kecap dan kapasitas produksi per tahun di Kabupaten Kebumen tahun 2010a Produksi / Tahun No Perusahaan (liter) 1 Kecap Kentjana 750 000 2 Kecap Banyak Mliwis 180 000 3 Kecap Sami Rasa 150 000 4 Makmur Jaya 1 200 5 Kurnia Sari 1 450 a
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kebumen (2010)
Banyaknya pesaing utama terutama perusahaan kecap lokal yang berasal dari Kabupaten Kebumen merupakan salah satu faktor kunci yang dapat mempengaruhi dan menjadi ancaman bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Untuk wilayah pemasaran di Kabupaten Kebumen, perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki pesaing utama yakni perusahaan Kecap Kentjana dan perusahaan kecap besar skala nasional seperti Kecap ABC dan Kecap Bango yang memiliki keunggulan kompetitif berupa teknologi produksi, jalur produksi, jumlah karyawan dan permodalan. 2. Ancaman Pendatang Baru Mudah atau sulitnya suatu perusahaan baru untuk masuk tergantung hambatan pada industri tersebut. Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk, maka tingkat persaingan antara perusahaan akan meningkat. Untuk itu perusahaan Kecap Banyak Mliwis perlu mengetahui persuhaan kecap baru dan yang berpotensi untuk masuk pasar, mengawasi pergerakan perusahaan baru dan kemudian dengan cepat melakukan tindakan antisipasi ataupun balasan jika dibutuhkan. Produksi kecap merupakan usaha pengolahan lebih lanjut dari kedelai. Pengelohaan kedelai yang selanjutnya menjadi kecap ini tidak mudah karena membutuhkan keahlian tertentu dengan cita rasa khas yang berbeda dengan perusahaan kecap yang sudah ada. Hambatan bagi perusahaan baru yang ingin masuk kedalam industri cukup banyak dan memerlukan perhitungan yang cermat, antara lain membutuhkan modal yang besar, saluran distribusi, akses terhadap bahan baku dan pemasok, serta sulitnya merebut pangsa pasar dari perusahaan yang sudah terlebih dahulu ada di industri kecap dan perusahaan lain yang telah memiliki konsumen yang loyal. 3. Ancaman Produk Subsitusi
50 Definisi dari produk subsitusi adalah produk yang dapat saling menggantikan fungsi dari produk lain dalam rangka memenuhi konsumen. Produk substitusi dapat menjadi ancaman bagi perusahaan, karena jika ada sesuatu yang tidak berkenan bagi konsumen terhadap produk yang dihasilkan saat ini, maka konsumen akan beralih ke produk substitusi. Kecap memang dikelompokkan sebagai bumbu masak, hal ini sama seperti garam, penyedap rasa, dan saos. Namun fungsi dari kecap tidak dapat digantikan sebagai pemberi warna dan rasa pada masakan. Kegunaan kecap pada beberapa makanan seperti sate dan semur tidak dapat digantikan oleh bumbu masak yang lainnya seperti saos ataupun penyedap rasa. Ancaman persaingan yang dihadapi PT KJU akibat adanya produk substitusi dari kecap tidak begitu berarti, karena produk kecap tidak memiliki substitusi. Namun selalu ada potensi bagi pengembangan produk substitusi bagi kecap kedelai, sehingga pengambil keputusan harus tetap mewaspadai akan adanya produk substitusi. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Kekuatan tawar-menawar penjual atau pemasok dipengaruhi oleh jumlah dari pemasok itu sendiri, jika jumlah pemasok sedikit, maka kekuatan tawar menawar pemasok menjadi lebih tinggi. Bagi perusahaan, untuk mendapatkan pemasok yang sesuai dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan perusahaan, cukup sulit. Karena hal tersebut, perusahaan menjadi tergantung pada pemasok. Semua produk kecap yang dihasilkan perusahaan saat ini adalah yang terbaik yang dapat dihasilkan perusahaan dan rasanya sudah melekat di lidah konsumen. Rasa yang baik tersebut ditunjang oleh bahan baku yang baik, maka akan sangat merugikan perusahaan untuk mengganti-ganti bahan bakunya. Karena kepuasan pembeli akan menjadi tidak terpenuhi apabila terus menggunakan bahan baku yang berubah. Pada perusahaan kecap banyak mliwis, perusahaan memiliki pemasok bahan baku utama berupa gula kelapa, kedelai dan batu bara yang sudah menjalin kerja sama sejak lama, yakni sejak perusahaan baru berdiri hingga saat ini. Hubungan dan jalinan kerja sama bisnis antara perusahaan dan pemasok menjadi keunggulan tersendiri bagi perusahaan. Karena selama ini perusahaan selalu meneriman bahan baku sesuai dengan kualitas yang telah dijanjikan pemasok, apabila terdapat kesalah pemasok bersedia mengurangi harga hingga ditukar dengan barang yang baru. Jadi dalam hal tawar-menawar dengan pemasok, perusahaan memiliki posisi yang lebih tinggi atau lebih kuat. 5. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dipengaruhi oleh jumlah dari konsumen tersebut, kuantitas pembelian dalam jumlah besar, informasi produk, dan mudah tidaknya konsumen beralih kepada produk pesaing. Bagi sebagian produsen jika konsumen membeli dalam jumlah banyak, maka produsen akan memberikan potongan haarga atau garansi yang lebih panjang dari pesaing lainnya. Karena jumlah perusahaan yang memproduksi kecap cukup banyak, maka di pasar konsumen dapat dengan mudah beralih dari suatu produk ke produk lain jika tidak sesuai dengan harapan mereka. Dalam hal ini kekuatan tawar-menawr konsumen menjadi cukup besar. Pembeli dapat mempengaruhi suatu industri melalui kemampuan mereka untuk menekan harga.
51 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen. Identifikasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelamahan diperlukan untuk menyusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi usaha Kecap Banyak Mliwis sebagai berikut : 1. Lokasi Perusahaan Strategis Lokasi perusahaan yang strategis dapat mempengaruhi kelancaran suatu usaha. Lokasi usaha Kecap Banyak Mliwis dapat dikatakan strategis karena dekat dengan lokasi perdagangan ditengah kota, berada dekat dengan jalan raya dan mudah dilalui oleh alat transportasi, sehingga memudahkan pada saat pengangkutan bahan baku maupun distribusi produk. 2. Komunikasi Antara Pemilik dan Karyawan Terjalin Baik Hubungan komunikasi antara pemilik perusahaan dan karyawan merupakan salah satu kekuatan perusahaan. Pemilik sering menjalin komunikasi dengan para karyawan saat sedang dalam proses produksi maupun diluar jam operasional usaha. Cara komunikasi didalam perusahaan lebih cenderung kearah kekeluargaan. Kondisi ini dapat membuat para karyawan merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya dan pada akhirnya dapat menciptakan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. 3. Pembagian Tugas yang Jelas Pembagian tugas yang terdapat pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis sudah tertata rapi. Pembagian tugas seperti saat ini sudah diterapkan sejak lama. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas, maka sistem kerja didalam perusahaan tidak terdapat tumpang tindih. Karena jika pembagian tugas diatur secara jelas, maka Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dapat menjalankan manajemen produksi dengan baik. 4. Kualitas Produk Bermutu Baik Perusahaan senantiasa mempertahankan kualitas mutu produk yang dihasilkan. Hal ini tidak terlepas dari upaya perusahaan yang terus menjaga kepercayaan yang telah diberikan konsumen kepada perusahaan. Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk menjaga kualitas produk agar selalu bermutu baik, mulai dari memilih menggunakan bahan baku berupa kedelai dan gula kelapa dengan kualitas super hingga mempertahankan tradisi perusahaan dengan tidak menggunakan bahan pengawet kimia yang dapat mengganggu kesehatan. 5. Produk Memiliki Izin dan Legalitas yang Lengkap Saat ini produk Kecap Banyak Mliwis telah dilengkapi dengan nomor PIRT dengan nomor registrasi, yaitu No. 111330504011 dan juga telah memperoleh sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dengan No. 15062740709. Upaya Kecap Banyak Mliwis memperoleh izin dari Dinas Kesehatan dan MUI adalah bentuk dari perlindungan konsumen. Memiliki kepastian produk untuk layak dikonsumsi merupakan salah satu keunggulan dan kekuatan perusahaan. 6. Hubungan yang Terjalin Baik antara Perusahaan dan Pelanggan
52 Hubungan yang terjalin baik antara pemilik atau perusahaan dengan pelanggan adalah salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menumbuhkan loyalitas dan menjaga kepercayaan pelanggan. Pihak Kecap Banyak Mliwis selalu berupaya membangun hubungan yang baik kepada pelanggan, dengan cara memberikan pelayanan secara optimal pada saat proses transaksi berlangsung maupun memberikan produk yang berkualitas. 7. Produk yang Bervariasi Saat ini Kecap Banyak Mliwis memiliki produk yang bervariasi. Variasi produk yang dimaksud berupa jenis kemasan dan ukuran produk. Kemasan Kecap ada 4 jenis, yaitu kemasan plastik (isi ulang), botol plastik, botol kaca dan dirigen. Sedangkan ukuran kecap ada 5 jenis. Perusahaan memutuskan untuk membuat berbagai variasi bagi produknya untuk meraih pasar yang lebih luas dan salahh satu bentuk upaya perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sedangkan faktor-faktor strategi internal yang menjadi kelemahan bagi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pembukuan Keuangan Masih Sederhana Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis masih tergolong sederhana. Biasanya transaksi yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan tidak disimpan dengan baik, sehingga sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari pihak perusahaan mengenai pentingnya melakukan pembukuan untuk menganilisis usaha. 2. Kualitas SDM Karyawan Relatif Masih Rendah Sumber daya manusia berupa karyawan yang terdapat di perusahaan masih tergolong rendah. Hal ini diakui juga oleh pemilik perusahaan. Mayoritas tenaga kerja yang terdapat di perusahaan dipilih tidak melalui proses penyeleksian. Mutu SDM yang masih rendah merupakan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan jika ingin mengembangkan usahanya. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan Tidak Ada Saat ini perusahaan tidak memiliki perencanaan pengembangan yang jelas. Pemilik perusahaan sebagai pengambil keputusan perusahaan terlalu disibukkan dengan operasional perusahaan sehari-hari. Padahal perencanaan pengembangan memiliki peran yang cukup besar terkait dengan pengembangan produk atau riset pasar. Keterbatasan tenaga ahli maupun kurangnya kesadaran merupakan salah satu faktor dari tidak terdapatnya bidang penelitian dan pengembangan dalam perusahaan usaha kecil. 4. Keterbatasan Modal Keterbatasan modal merupakan masalah klasik bagi perusahaan kecil yang ingin mengembangkan dan memperbesar usaha. Kondisi ini juga terjadi pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis untuk menambah gudang hasil produksi maupun melakukan penambahan alat produksi yang dapat mendukung proses produksi. Oleh karena itu, hal ini merupakan salah satu kelemahan perusahaan didalam melakukan pengembangan usaha. 5. Keterbatasan Sarana Transportasi Saat ini Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki keterbatasan didalam distribusi produk, yakni keterbatasan sarana transportasi. Hal ini diakui oleh pemilik perusahaan bahwa keterbatasan sarana transportasi sangat mempengaruhi upaya perusahaan didalam melakukan pengembangan usaha. Karena dengan
53 adanya armada transportasi yang sesuai dengan kebutuhan maka perusahaan dapat mengjangkau wilayah pemasaran yang lebih luas.
Tabel 20 Kekuatan dan kelemahan yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Manajemen Hubungan baik antara Kualitas SDM karyawan pemilik perusahaan dan relatif masih rendah karyawan Pembagian tugas yang jelas Pemasaran Produk yang bervariasi Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap Hubungan baik antara perusahaan dan pelanggan Keuangan / Sistem pembukuan Akuntansi keuangan yang masih sederhana Keterbatasan modal Produksi / Kualitas produk bermutu baik Keterbatasan sarana Operasi transportasi Penelitian dan Bidang penelitian dan Pengembangan pengembangan tidak ada Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi eksternal yang berupa peluang dan ancaman bagi usaha Kecap Banyak Mliwis di Kabupaten Kebumen. Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang bagi Kecap Banyak Mliwis sebagi berikut 1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kebumen Semakin Baik Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen yang semakin baik diharapkan mampu mendukung kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang beroperasi di Kabupeten Kebumen. Oleh karena itu, Kecap Banyak Mliwis sebagai salah satu perusahaan yang berada di Kabupaten Kebumen memiliki peluang besar untuk mengembangkan usaha. 2. Kebutuhan Pangan yang Semakin Meningkat Seiring dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang semakin meningkat dapat berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan pangan. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Kecap Banyak Mliwis untuk mengembangkan usaha. Hal ini karena jumlah penduduk yang semakin bertambah merupakan pangsa pasar yang potensial untuk memasarkan produk. 3. Meningkatnya Daya Beli Konsumen Meningkatnya daya beli konsumen terhadap produk makanan jadi yang salah satunya adalah kecap merupakan peluang bagi Perusahaan Kecap Banyak
54 Mliwis. Meningkatnya daya beli konsumen ditandai dengan meningkatnya pengeluaran per kapita setiap bulannya, begitu pula dalam pengeluaran terhadap produk makanan, minuman dan tembakau dan masih cukup tinggi. 4. Perkembangan Teknologi yang Cepat Perkembangan teknologi yang cepat merupakan peluang bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis didalam mengembangkan usaha. Khususnya perkembangan teknologi pada sektor informatika yang dapat mendukung pemasaran dan meningktkan kinerja produksi perusahaan. 5. Hambatan Masuk Industri Tinggi Hambatan masuk yang tinggi kedalam industri kecap merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Sulitnya perusahaan baru untuk masuk kedalam industri kecap disebabkan karena untuk mendirikan sebuah perusahaan kecap diituntut memiliki keterampilan dan kemampuan produksi yang baik. 6. Tidak Ada Produk Subsitusi Kecap Kemudahan dalam memperoleh produk substusi merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha perusahaan. Produk kecap tidak memiliki produk subsitusi, hal ini dikarenakan fungsi dari kecap sebagai bahan pelengkap makanan memiliki karakteristik rasa dan kekhasan tersendiri yang tidak bisa diganti dengan produk lain. 7. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Rendah Kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap Kecap Banyak Mliwis tergolong rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki pemasok bahan baku yang berjumlah cukup banyak dan telah melakukan kerjasama dagang dengan perusahaan lebih dari 10 tahun. Sehingga perusahaan Kecap Banyak Mliwis tidak sulit berganti dari satu pemasok ke pemasok lain untuk memperoleh bahan baku dalam pembuatan kecap. Sedangkan faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi ancaman bagi Kecap Banyak Mliwis adalah sebagai berikut : 1. Harga Kedelai yang Semakin Meningkat Harga kedelai yang cenderung meningkat dapat menjadi ancaman bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis, hal ini dikarenakan kedelai merupakan salah satu bahan baku penting didalam pengolahan kecap. Dampak bagi perusahaan adalah kenaikkan harga kedelai sebagai bahan baku dapat meningkatkan biaya produksi perusahaan. 2. Perilaku Kompetitif Pesaing Didalam persaingan usaha, setiap perusahaan memiliki cara sendiri untuk bersaing didalam industri. Pesaing yang memiliki modal, tingkat produksi dan pemasaran yang lebih baik akan menawarkan harga produknya lebih rendah dari harga produk perusahaan lain. Perilaku kompetitif ini merupakan ancaman bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis didalam melakukan pengembangan usaha. 3. Jumlah Produsen Kecap di Kabupaten Kebumen Semakin Meningkat Jumlah produsen kecap yang semakin meningkat di Kabupaten Kebumen dapat memberikan dampak terhadap tingkat persaingan didalam industri kecap. Walaupun peningkatan jumlah perusahaan produsen kecap tidak terlalu besar, namun tetap saja hal ini merupakan ancaman tersendiri bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Tinggi
55 Secara umum, pembeli atau konsumen kecap memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan dalam membeli produk kecap sesuai dengan seleranya. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah perusahaan yang terdapat di Kabupaten Kebumen, dimana masing-masing perusahaan kecap menawarkan produk yang semakin bervariasi dan dengan mutu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan Kecap Banyak Mliwis. 5. Kebijakan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Saat ini pemerintah akan mengeluarkan kebijakan menaikkan harga bbm. Kenaikkan harga bbm dapat memberikan dampak domino bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah. Kenaikkan harga bbm mengakibatkan meningkatkan biaya distribusi bahan baku dari pemasok ke perusahaan yang menyebabkan harga bahan baku meningkat. Selain itu, harga bbm memberikan dampak bagi biaya operasional distribusi perusahaan kepada pelanggan. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan. Karena dengan naiknya harga bbm, perusahaan harus melakukan perhitungan ulang secara terperinci dan apabila perusahaan harus menaikkan harga produk untuk menutupi biaya produksi maka akan berakibat terhadap respon konsumen.
Tabel 21 Peluang dan ancaman yang dihadapi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Faktor Eksternal Kekuatan Kelemahan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Harga kedelai yang Kabupaten Kebumen semakin meningkat semakin baik Politik dan Kebijakan pemerintah Hukum menaikkan harga BBM Sosial Pertumbuhan penduduk Meningkatnya daya beli konsumen Teknologi Perkembangan teknologi yang cepat Kompetitif Hambatan masuk industri Perilaku kompetitif tinggi pesaing Tidak adanya produk Jumlah produsen subsitusi kecap meningkat Kekuatan tawar-menawar Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah pembeli tinggi FORMULASI STRATEGI Tahap Masukan (The Input Stage) Pada Tahap Masukan, data yang dikumpulkan dianilisis kemudian dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang didapatkan dari analisis lingkungan internal kemudian dijabarkan dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Sedangkan faktor-faktor yang didapatkan dari analisis
56 lingkungan eksternal dijabarkan kedalam matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation). Analisis Matriks IFE Matriks IFE disusun setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal perusahaan yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Identifikasi faktor-faktor internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen dan data-data internal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal, maka dilanjutkan dengan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor tersebut. Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparation yaitu pembobotan dengan cara membandingkan setiap faktor kunci untuk mengetahui tingkat kepentingan dari faktor-faktor tersebut bagi perusahaan. Sedangkan peratingan dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan besar atau kecil serta kelemahan besar atau kecil. Skor yang diperoleh dari matriks IFE menunjukkan kemampuan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. Bobot dan rating dari masing-masing faktor internal ditentukan oleh dua responden yaitu Pemilik Perusahaan (Bapak Gunawan Sutanto) dan Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Perusahaan (Ibu Indraningsih). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis yang dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) NO Faktor Strategis Internal Kekuatan A Lokasi perusahaan yang strategis B Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan C Pembagian tugas yang jelas D Produk yang bervariasi E Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap F Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan G Kualitas produk bermutu baik Kelemahan H Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah I Sistem pembukuan keuangan masih sederhana J Keterbatasan modal K Keterbatasan sarana transportasi L Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada TOTAL
Bobot
Rating
Skor
0.047 0.080
3 4
0.141 0.320
0.091 0.055 0.108
3 3.5 4
0.273 0.193 0.432
0.082
3.5
0.287
0.087
3.5
0.305
0.095 0.095
1.5 1.5
0.143 0.143
0.104 0.076 0.082
1 2 1.5
0.104 0.152 0.123 2.614
57 Dari hasil perhitungan matriks IFE yang dapat dilihat pada Tabel 22, diketahui bahwa produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap adalah faktor strategis yang merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh bagi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dengan nilai skor 0.432. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memberikan kepastian dan keamanan produk kepada konsumen dengan menjual produk kecap yang telah memiliki izin penjualan dan legalitas yang lengkap. Izin dan legalitas yang dimiliki Kecap Banyak Mliwis dapat terlihat dalam kemasan produk. Sertifikasi PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dengan nomor registrasi 111330504011 dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dengan No. 15062740709. Perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan makanan dan minuman dituntut untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan bagi konsumen. Oleh karena itu, keberhasilan memperoleh izin dan legalitas merupakan keuntungan bagi perusahaan yang akan dijadikan modal kekuatan untuk menghadapi persaingan produk sejenis. Kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah keterbatasan sarana transportasi yang dimiliki perusahaan dengan nilai skor sebesar 0.152. Keterbatasan sarana transportasi sangat mempengaruhi upaya perusahaan didalam melakukan pengembangan usaha. Berdasarkan hasil perhitungan melalui matriks IFE diperoleh total skor sebesar 2.614. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatannya tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah. Analisis Matriks EFE Penyusunan matriks EFE hampir sama dengan langkah penyusunan matriks IFE. Perbedaannya terdapat pada faktor strategis yang dimasukkan pada matriks EFE yaitu faktor kunci peluang (opportunities) dan ancaman (threaths) yang berpengaruh terhadap usaha yang dijalankan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Faktor-faktor strategis eksternal diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden yang sama. Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal, maka dilanjutkan dengan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor tersebut. Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparation yaitu pembobotan dengan cara membandingkan setiap faktor kunci untuk mengetahui tingkat kepentingan dari faktor-faktor tersebut bagi perusahaan. Sedangkan peratingan dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang besar atau kecil serta ancaman besar atau kecil. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 3. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks EFE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis yang dapat dilihat pada Tabel 23.
58 Tabel 23 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) NO Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Peluang A Pertumbuhan ekonomi kabupaten 0.089 3.5 kebumen semakin baik B Kebutuhan pangan semakin meningkat 0.101 3.5 seiring dengan pertumbuhan penduduk C Daya beli konsumen meningkat 0.108 4 D Perkembangan teknologi yang cepat 0.068 3 E Hambatan masuk industri kecap tinggi 0.095 3 F Tidak ada produk subsitusi kecap 0.070 3 G Kekuatan tawar-menawar pemasok 0.082 3 rendah Ancaman H Harga kedelai semakin meningkat 0.065 4 I Perilaku kompetitif pesaing 0.084 3 J Jumlah produsen kecap di Kabupaten 0.104 3.5 Kebumen semakin meningkat K Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi 0.086 2.5 L Kebijakan pemerintah menaikkan harga 0.051 2 BBM TOTAL
Skor 0.312 0.354 0.432 0.204 0.285 0.210 0.246
0.260 0.252 0.364 0.215 0.102 3.235
Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah daya beli konsumen yang semakin meningkat dengan nilai skor 0.432. Meningkatnya daya beli konsumen salah satunya ditandai dengan meningkatnya jumlah pengeluaran masyarakat per bulan. Hal ini merupakan peluang yang sangat menjajikan bagi perusahaan. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen yang semakin baik. Ancaman utama yang dihadapi oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen yang semakin meningkat. Bertambahnya pelaku usaha khususnya produsen kecap diwilayah pemasaran Kecap Banyak Mliwis akan berdampak terhadap loyalitas konsumen yang selama ini telah terjaga apabila perusahaan baru memiliki keunggulan faktor produksi yang lebih baik dari perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE diperoleh total skor sebesar 3.235. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam menangkap atau memanfaatkan peluang dan menghindari atau menghadapi ancaman dapat dikatakan cukup tinggi. Tahap Pencocokan (The Matching Stage) Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dalam perumusan strategi dan berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada tahap pencocokan (The Matching Stage) dilakukan penyusunan
59 matriks IE (Internal-External) dan matriks SWOT (Strengths-WeaknessesOpportunities-Threats) untuk memperoleh beberapa pilihan alternatif strategi. Total skor pada matriks IFE dan EFE dipetakan kedalam matriks IE untuk melihat posisi KWT Hanjuang berdasarkan tiga kelompok strategi, yaitu strategi tumbuh dan bina (growth and bulid), pertahankan dan pelihara (hold and maintain), serta panen atau divestasi (harvest or divest). Analisis SWOT dilakukan pada tahap yang sama. Matriks SWOT diperoleh dengan memetakan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Beberapa alternaltif strategi yang diperoleh dari analisis SWOT dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menyusun strategi. Analisis Matriks IE Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total skor EFE yang diberi bobot pada sumby Y. Matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks EFE dan IFE, dapat disusun dalam matriks InternalEksternal. Posisi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dapat dilihat pada Gambar 11.
4,0 KUAT 4,0 I
SKOR TOTAL IFE 3,0 2,0 RATALEMAH RATA II III
1,0
TINGGI
3,0
SKOR TOTAL EFE 2,0 1,0
IV
V
VI
VII
VIII
IX
RATA-RATA RENDAH
Gambar 11 Matriks IE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis matriks IFE diperoleh total skor 2,614 yang menggambarkan bahwa usaha Kecap Banyak Mliwis berada pada kondisi internal rata-rata dan analisis matriks EFE diperoleh total skor 3,235 yang menggambarkan bahwa usaha Kecap Banyak Mliwis berada dalam kondisi eksternal tinggi. Pada Matriks IE ditunjukkan bahwa posisi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis berada pada sel II yang artinya tumbuh dan kembangkan. Pada kondisi ini strategi yang dapat diterapkan perusahaan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal). Strategi penetrasi pasar adalah berusaha mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik. Strategi pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru. Selanjutnya strategi pengembangan produk adalah mengupayakan
60 peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru. Sebagai usaha yang berada pada posisi tumbuh dan berkembang, Kecap Banyak Mliwis bisa menerapkan strategi intensif yang meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau integratif yang meliputi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Jadi strategi Intensif yang bisa diterapkan dalam pengembangan usaha Kecap Banyak Mliwis salah satunya adalah penetrasi pasar yaitu dengan mencari pangsa pasar yang lebih besar melalui upaya pemasaran yang lebih baik mengingat Kecap Banyak Mliwis adalah usaha yang sedang tumbuh dan saat ini pasar belum jenuh dengan produk-produk yang ada. Strategi integratif yang bisa dilakukan oleh Kecap Banyak Mliwis adalah strategi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Strategi-strategi ini bisa dilakukan dengan melakukan kepemilikan atau kendali yang cukup besar atas pemasok, distributor, dan pesaing. Strategi integrasi ke belakang bisa dilakukan Kecap Banyak Mliwis dengan melakukan hubungan kemitraan dan kerja sama dalam hal penyediaan input produk-produk Kecap Banyak Mliwis sehingga pasokan input bisa kontinu dan Kecap Banyak Mliwis bisa memiliki pengaruh besar atas pemasok. Strategi integrasi ke depan bisa dilakukan Kecap Banyak Mliwis dengan cara memperluas jaringan pemasaran dan memperbaiki jalur distribusi sekaligus menambah distibutor dalam upaya memaksimalkan penjualan produk-produk Kecap Banyak Mliwis. Selanjutnya strategi integrasi horizontal bisa dilakukan Kecap Banyak Mliwis dengan cara berusaha menciptakan produk-produk berkualitas dan kreatif untuk tetap menarik konsumen dan bisa mengungguli pesaing lainnya. Matriks IE digunakan untuk menghasilkan gambaran strategi secara umum yang dapat dilakukan tanpa menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Agar diperoleh strategi yang lebih spesifik maka digunakan matriks SWOT yang dibuat dengan melihat faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga grand strategy yang dihasilkan matriks IE dapat disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini. SWOT dapat digunakan oleh perusahaan untuk melengkapi matriks IE melalui alternatif-alternatif strategi yang lebih spesifik. Dengan kata lain strategi yang akan diperoleh melalui matriks SWOT dirumuskan berdasarkan pada pengembangan dari matriks IE. Matriks SWOT Penyusunan matriks SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dengan analisis matriks IE. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan faktor kunci internal (faktor kekuatan – faktor kelemahan) dan faktor kunci eksternal (faktor peluang – faktor ancaman) sehingga menghasilkan alternative strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : Strategi S-O Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan sebagai faktor kunci untuk memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa
61 alternative strategi S-O yang dapat dipertimbangkan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis diantaranya : 1. Meningkatkan jumlah produksi (S2, S3, S4, S5 S6, S7, O1, O2, O3 O6 dan O7) Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Kebumen yang semakin baik diiringi dengan kebutuhan pangan dan daya beli konsumen terhadap pangan yang semakin meningkat merupakan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Tidak adanya produk subsitusi kecap dan hambatan masuk industri kecap yang tinggi juga merupakan peluang lain bagi perusahaan. Selama ini kapasitas produksi yang dilakukan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis belum maksimal dikarenakan permintaan yang tinggi namun dibagi dengan beberapa produsen kecap lain. Munculnya peluang berupa peningkatan permintaan terhadap kecap harus direspon dengan baik oleh perusahaan, salah satunya dengan meningkatkan produksi. Peningkatan produksi dilakukan karena perusahaan sudah memiliki modal untuk melakukannya. Produk yang telah memiliki izin, berkualitas baik dan hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumen maupun karyawan adalah beberapa faktor yang dapat dijadikan modal untuk mengembangkan usahanya melalui alternatif strategi meningkatkan jumlah produksi. Strategi untuk meningkatkan jumlah produksi merupakan salah satu strategi yang layak dipertimbangkan oleh pihak perusahan, mengingat permintaan akan produk yang dihasilkan yaitu kecap manis semakin meningkat. Penerapan strategi ini tentunya harus didukung dengan penerapan teknologi dalam kegiatan produksi. Penerapan strategi untuk meningkatkan jumlah produksi juga harus didukung dengan adanya ketersedian bahan baku yang berlimpah disekitar perusahan yang dapat dimanfaatkan. Alternatif strategi ini juga menuntut perusahaan sebagai pengawas harian produksi untuk bertindak secara dinamis atau tidak kaku dalam memutuskan kapasitas produksi, perusahaan harus selalu peka terhadap kondisi lingkungan diluar perusahaan. 2. Mengundang aliran permodalan pada perusahaan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, O1, O2, O3, O5, O6, O7) Aliran modal yang ditujukan kepada perusahaan atau penambahan modal yang berasal dari luar perusahaan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis diharapkan dapat menerapkan alternatif strategi yang berkaitan dengan penetrasi dan pengembangan pasar maupun pengembangan produk. Strategi tersebut dapat dilakukan perusahaan apabila memiliki modal yang cukup. Perusahaan sebenarnya telah memiliki keunggulan untuk menarik para investor atau institusi diluar perusahaan untuk memberikan modal. Karena perusahaan memiliki lokasi pabrik yang strategis, produk kecap manis yang dihasilkan perusahaan merupakan produk berkualitas baik didukung dengan izin dan legalitas produk yang lengkap. Selain itu, dari internal perusahaan hubungan antara pemilik dan karyawan perusahaan terjalin dengan baik ditambah pembagian tugas yang jelas. Perusahaan juga telah memiliki variasi produk berupa kemasan dan ukuran produk. Aliran modal yang berasal dari pihak investor dapat digunakan untuk mengembangkan usaha dan menangkap peluang yang ada seperti perekonomian daerah yang semakin baik, kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, daya beli konsumen meningkat, hambatan masuk industri kecap yang tinggi dan kekuatan tawar-menawar pemasok yang rendah.
62 Strategi W-O Strategi W-O adalah strategi yang ditunjukkan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan faktor kunci peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah : 1. Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan (W1, W2, O3 dan O5) Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat upaya mereka dalam mengembangkan usaha seperti kualitas sumberdaya manusia karyawan yang relatif masih rendah dan sistem pembukuan keuangan yang masih sederhana. Sementara persaingan di industri kecap semakin ketat, hal ini memaksa perusahaan untuk dapat bersaing. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut yakni dengan memiliki kualitas sumberdaya manusia karyawan yang terampil dan bekerja keras. Saat ini kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan masih rendah, hal ini juga diakui oleh pemilik perusahaan. Sebagian besar karyawan perusahaan berpindidikan lulusan SD, SMP dan SMA dengan keterampilan yang terbatas. Untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas karyawan yang ada saat ini, perusahaan dapat memberikan pelatihan teknis produksi maupun pelatihan penggunaan teknologi. Cara lain yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah melalui perekrutan karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Dengan adanya sumberdaya karyawan yang berkualitas, maka dapat membantu pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan maupun membantu mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan perusahaan. Sehingga perusahaan dapat bersaing atau mengungguli perusahaan lain dalam hal kualitas sumberdaya karyawan. 2. Mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan (W1, W3, W4, O1, O2, O3, O5, dan O6) Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki kelemahan yang berasal dari dalam internal perusahaan seperti keterbatasan modal dan keterbatasan sarana transportasi. Oleh sebab itu perusahaan dirasa perlu untuk lebih mengefektifkan kegiatan promosi dan pemasaran produknya. Karena target pasar dari perusahaan adalah hotel, restoran, katering yang di dalamnya termasuk pedagang sate dan bakso, maka strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk dapat memepertahankan pelanggannya selama ini adalah dengan memberikan potongan harga atau discount untuk setiap pembelian dalam partai besar. Selain itu cara promosi yang lainnya adalah memberikan pelayanan jasa antar produk untuk pembelian dalam jumlah besar dengan pembayaran tunai atau kredit. Untuk pedagang restoran atau warung makan, strategi promosi yang digunakan dengan memberikan kaos berlogo kecap Banyak Mliwis maupun peralatan makan yang berlogo kecap Banyak Mlwis seperti tempat mangkok atau piring. Untuk strategi promosi bagi target pasar rumah tangga dapat dilakukan dengan cara membagikan secara gratis sampel kecap banyak mliwis ukuran sacchet, atau memberikan hadiah setiap pembelian kecap banyak mliwis. Cara lainnya yaitu dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh organisasi masyarakat maupun acara hiburan untuk memberikan hadiah berupa produk maupun ikut membuka stand di bazar makanan.
63 Strategi S-T Strategi S-T adalah strategi yang betujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal dengan menggunakan faktor kunci kekuatan internal perusahaan yang ada. Beberapa strategi S-T yang dapat dijadikan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah : 1. Membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan (S2, S7, T2, T3 dan T4) Adanya ancaman yang dapat mengganggu proses pengembangan usaha yang berasal dari luar perusahaan seperti perilaku kompetitif pesaing, jumlah produsen kecap yang meningkat dan kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi karena produk kecap yang beraneka ragam di pasaran menyebabkan perusahaan dituntut untuk dapat memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari atau menghadapi ancaman yang ada. Menjalin dan membina hubungan antara perusahaan dengan pemasok bahan baku dan pelanggan merupakan salah satu alternatif strategi bagi perusahaan apabila ingin menghadapi ancaman dari luar perusahaan. Kekuatan yang dimiliki perusahaan seperti hubungan yang baik antara perusahaan dengan karyawan, produk yang bervariasi dan berkualitas serta produk yang telah memiliki izin dan legalitas yang lengkap dapat dijadikan modal dalam membina hubungan baik dengan pelanggan. Membina hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan salah satu cara perusahaan dalam menghadapi ancaman yang ada. Diharapkan dengan membina hubungan yang baik akan timbul loyalitas pelanggan terhadap produk kecap manis perusahaan. Pembinaan hubungan dengan pelanggan dapat dilakukan dengan menjaga komunikasi dengan pelanggan tetap, selalu memenuhi kontrak perjanjian yang telah disepakati dengan pelanggan serta memberikan produk dan pelayanan terbaik dalam proses negosisasi maupun transaksi. Strategi W-T Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta sekaligus menghindari ancaman dari luar perusahaan. Alternatif strategi tersebut diantaranya adalah : 1. Membina kerjasama dengan institusi lain (W1, W2, W5, T2, T3, T4 dan T5) Kelemahan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis antara lain tidak memiliki lembaga penelitian dan pengembangan tersendiri, kualitas sumberdaya karyawan yang masih rendah dan sistem keuangan yang masih sederhana. Sementara perusahaan dihadapkan pada ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan seperti perilaku kompetitif pesaing, jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen yang semakin meningkat dan kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi. Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan salah satunya dengan membina kerjasama dengan institusi dalam pengembangan produk. Institusi yang dimaksud antara lain adalah lembaga penelitian yang memiliki laboratorium untuk penelitian produk, lembaga pemerintahan untuk perizinan dan standarisasi produk. Manfaat lain yang dapat diperoleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dari adanya kerjasama dengan institusi adalah perusahaan dapat belajar hal-hal baru, memperluas jaringan dan mengembangkan usaha. Tahap Keputusan The Decision Stage)
64 Tahap keputusan merupakan tahap terakhir yang dilakukan dalam merumuskan suatu strategi. Pada tahap ini matriks yang digunakan adalah matriks QSPM atau Quantitative Strategic Planning Matrix. Matriks ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik dengan menggunakan analisis input data pada tahap penginputan dan tahap pencocokan dari alternatif-alternatif strategi yang ada. Matriks ini juga digunakan sebagai rekomendasi strategi mana yang harus dijalankan dan di prioritaskan oleh Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Pada matriks ini nilai daya tarik (AS) faktor-faktor internal dan eksternal terhadap alternatif strategi dilakukan oleh pemilik perusahaan yaitu Bapak Gunawan Sutanto. Bapak Gunawan Sutanto dipilih karena sebagai pemilik perusahaan beliau lebih mengetahui dan terbiasa dalam mengambil keputusan untuk setiap tindakan yang akan dilakukan perusahaan. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi apakah faktor internal dan eksternal mempengaruhi alternatif strategi tersebut. Jika mempengaruhi, maka penentuan nilai daya tarik dapat dilakukan. Nilai strategi yang lebih tinggi merupakan strategi yang lebih diprioritaskan dari pada strategi yang lain berdasarkan nilai total daya tarik (TAS). Semakin tinggi nilai TAS berarti menunjukkan strategi tersebut paling menarik dari strategi lainnya. Alternatif strategi dari matriks SWOT yang dapat dihasilkan antara lain : Strategi 1 : meningkatkan jumlah produksi Strategi 2 : mengundang aliran permodalan pada perusahaan Strategi 3 : meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan Strategi 4 : mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan Strategi 5 : membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan Strategi 6 : membina kerjasama dengan institusi lain Berdasarkan hasil penilaian dari pemilik perusahaan Kecap Banyak Mliwis, maka diperoleh urutan strategi dari yang paling menarik untuk diimplementasikan pada perusahaan. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran. Seluruh alternatif strategi tersebut jika diurutkan berdasarkan prioritas adalah : 1. Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan (W1, W2, O3 dan O5) dengan nilai STAS sebesar 6,954 2. Mengundang aliran permodalan pada perusahaan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, O1, O2, O3, O5, O6, O7) dengan nilai STAS sebesar 6,914 3. Mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan (W1, W3, W4, O1, O2, O3, O5, dan O6) dengan nilai STAS sebesar 6,897 4. Membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan (S2, S7, T2, T3 dan T4) dengan nilai STAS sebesar 6,774 5. Membina kerjasama dengan institusi lain (W1, W2, W5, T2, T3, T4 dan T5) dengan nilai STAS sebesar 6,773 6. Meningkatkan jumlah produksi (S2, S3, S4, S5 S6, S7, O1, O2, O3 O6 dan O7) dengan nilai STAS sebesar 6,697 Nilai STAS yang diperoleh tersebut dapat dinterpretasikan bahwa skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik (David, 2009). Alternatif strategi diatas diharapkan dapat membantu Perusahaan Kecap Banyak
65 Mliwis untuk meningkatkan penjualan sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan keuntungan yang diperoleh. Penerapan strategi yang telah diprioritaskan ini membutuhkan beberapa kondisi, yaitu organisasi atau kegiatan manajemen perusahaan telah berjalan cukup baik dan beroperasi sesuai dengan tingkatan korporasi. Tanpa pemenuhan kondisi tersebut, saran untuk menerapkan strategi yang telah diprioritaskan tersebut akan menjadi sulit karena harus memenuhi asumsi bahwa Perusahaan Kecap Banyak Mliwis bekerja sesuai korporat. Apabila syarat ini terpenuhi, maka Perusahaan Kecap Banyak Mliwis dapat menerapkan strategi yang telah diprioritaskan tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis faktor internal yang telah dilakukan pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis, diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan meliputi lokasi perusahaan yang strategis, hubungan yang baik antara pemilik dengan karyawan perusahaan, pembagian tugas karyawan yang jelas, produk yang bervariasi, produk telah memiliki izin dan legalitas yang lengkap, hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan dan kualitas produk yang bermutu baik. Sedangkan kelemahan yang dimiliki Perusahaan Kecap Banyak Mliwis meliputi kualitas sumberdaya karyawan yang masih rendah, sistem pembukuan keuangan masih sederhana, keterbatasan modal, keterbatasan sarana transportasi dan bidang penelitian pengembangan tidak ada. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal yang telah dilakukan pada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis, diketahui bahwa peluang yang dimiliki perusahaan meliputi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen semakin baik, kebutuhan pangan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, daya beli konsumen meningkat, perkembangan teknologi, hambatan masuk industri kecap tinggi dan kekuatan tawar-menawar pemasok rendah. Sedangkan ancaman yang bagi perusahaan meliputi kenaikkan harga bahan baku, perilaku kompetitif pesaing, jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen yang semakin meningkat, kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi dan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Hasil analisis pada tahap pencocokan menggunakan matriks IE menunjukkan bahwa posisi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis saat ini berada pada sel II yaitu grow and build (tumbuh dan membangun). Pada posisi ini strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Hasil analisis pada tahap pencocokan menggunakan matriks SWOT diperoleh enam strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu meningkatkan jumlah produksi, mengundang aliran permodalan pada perusahaan, meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan, mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan, membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan dan membina kerjasama dengan institusi dalam pengembangan produk. Pada tahap keputusan, hasil perhitungan prioritas strategi menggunakan matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi yang saat ini cocok untuk diterapkan
66 adalah meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan kepada Perusahaan Kecap Banyak Mliwis adalah : 1. Sebaiknya Kecap Banyak Mliwis dapat mengimplementasikan strategi pengembangan usaha prioritas dimana semua strategi hasil analisis SWOT semuanya diimplementasikan dan diselaraskan dengan rencana strategis, visi, misi, dan tujuan Kecap Banyak Mliwis. 2. Kecap Banyak Mliwis harus berani melakukan terobosan-terobosan yang bersifat agresif dalam rangka melakukan pengembangan usaha baik itu berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk maupun pengamanan sektor hulu, hilir, dan pesaing. 3. Strategi yang telah dipilih sebaiknya dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang terkait agar proses pencapaian tujuan strategi dapat terasa bagi perusahaan dan berjalan baik. Adapun saran untuk penerapan secara konkrit dari alternative strategi yang telah dirumuskan dapat dilihat pada Lampiran 2.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Bustanul. 2004. Refleksi dan Pengembangan Agribisnis di Indonesia. Agrimedia : Bogor [Badan Pusat Statistik] 2010. Statistik Indonesia : Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010. Jakarta. [Badan Pusat Statistik]. 2011. Statistik Indonesia : Nilai Tambah Menurut Subsektor Industri Tahun 2011. Jakarta. [Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen]. 2012. Kebumen dalam Angka : Kebumen in Figures 2012. Kebumen. [Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo]. 2011. Purworejo dalam Angka : Purworejo in Figures 2011. Purworejo. Cahyadi, Wisnu. 2009. Kedelai : Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara : Jakarta. David, F. R. 2004. Manejemen Strategis Konsep. Sindoro A, penerjemah. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Concepts of Strategic Management. David, F.R. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Edisi ke-12. Dono Sunardi, penerjemah. Jakarta : Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management, 12th ed. Farisi, Kharisma Affan. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California. Skripsi. Bogor : Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Fitria, Loly. 2007. Analisis Strategi Bisnis Kecap Pada PT Korma Jaya Utama. Skripsi. Bogor : Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor.
67 Harahap, Amli Rama. 2011. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Bibit dan Media Tanam Jamur Tiram Putih pada “Kelompok Wanita Tani Hanjuang” di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Herlina, Liza. 2002. Analisis Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha Kecil pada Pia Apple Pie Bogor. Skripsi. Bogor : Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Kementerian Keuangan RI. 2011. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah : Provinsi D.I Yogyakarta. Yogyakarta. Komalasari, Wieta B. 2008. Prediksi Penawaran dan Permintaan Kedelai dengan Analisis deret Waktu : Prediction of Soybeans’s Supply and Demand Using Time Series Analysis. Bogor Krishnamurthi, Bayu. 2000. Koreksi Krisis dan Prospek Agribisnis. Makalah Seminar, disampaikan pada seminar Business Market Expose 2000, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kuncoro, Mudrajad. 2010. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta (ID) : Erlangga. Maryani, Rina. 2007. Analisis Permintaan dan Penawaran Industri Kecap di Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi. Institut Pertanian Bogor. Menegristek. 2013. Cara Pembuatan Kecap Kedelai. http://www.warintek.ristek.go.id. Pearce, J A & Robinson B. 1997. Manajemen Strategi: Formulasi Implementasi dan Pengendalian. Jilid 1. Jakarta. PT. Bina Rupa Aksara. Porter, Michael E. 1980. Strategi Bersaing. Agus Maulana, penerjemah. Jakarta (ID) : Erlangga. Porter, Michael E. 1991. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Agus Maulana, penerjemah. Jakarta : Gelora Aksara Pratama. Terjemahan dari: Competitive Strategy. Santoso, Hieronymus Budi. 1994. Kecap dan Tauco Kedelai. Kanisius. Yogyakarta Sari, Dinar Fridahastika. 2011. Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kedelai Lokal di Indonesia. Skripsi. Bogor : Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Solahuddin, Soleh. 1998. Strategi Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri dalam Mengatasi Krisis Ekonomi. Agrimedia : Bogor Wisandhini Y. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih pada Perusahaan Tegal Waru Bogor. Skripsi. Bogor : Departemen Sosial Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
68 Lampiran 1 KEDELAI Dicuci dan direndam (1 malam) Direbus Jamur Tempe
Diragikan I (3-5 hari)
Larutan Garam
Diragikan II (3-4 minggu)
Air
Dimasak hingga mendidih
Bungkil
Disaring Hasil Saringan Dimasak II hingga mendidih
Ampas
Disaring KECAP
69 Lampiran 2 Rumusan Strategi Pengembangan Usaha Kecap Banyak Mliwis Latar Belakang Pertumbuhan bisnis kecap di Indonesia luar biasa cepat. Setiap tahunnya secara nasional terjadi peningkatan sebesar 10 persen sampai dengan 15 persen (Saelan,2008). Pertumbuhan industri kecap dan banyaknya perusahaan kecap baru di Indonesia disebabkan oleh permintaan terhadap kecap yang masih tinggi sebagai bahan pelengkap makanan. Pertumbuhan industri kecap tersebar diberbagai wilayah di Indonesia, namun sebagian besar perusahaan kecap berada di pulau Jawa. Jumlah perusahaan kecap di Pulau Jawa mencapai 278 perusahaan atau 69.67 persen dari jumlah total yang ada di Indonesia. Faktor kedekatan dengan kedelai dan gula kelapa sebagai bahan baku kecap menjadi salah satu faktor penentu banyaknya perusahaan kecap yang ada di Pulau Jawa (Indocomercial 1995). Salah satu perusahaan kecap lokal yang berada di Pulau Jawa adalah Kecap Banyak Mliwis. Kecap Banyak Mliwis telah berdiri sejak tahun 1972 di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki beberapa permasalahan antara lain banyaknya perusahaan kecap lokal yang terdapat di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya menyebabkan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis harus menghadapi persaingan yang ketat. Selain itu munculnya perusahaan-perusahaan baru dari eksternal perusahaan dan permasalahan internal pada perusahaan seperti manajemen, keuangan dan produksi merupakan permasalah bagi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis. Sehingga untuk keberlanjutan dan menghadapi persaingan maka perusahaan membutuhkan strategi pengembangan usaha. Visi dan Misi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Pernyataan mengenai visi dan misi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memang tidak ditemukan secara tertulis. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik perusahaan dan menurut para karyawan, visi dan misi perusahaan sering tersirat dari pernyataan pemilik perusahaan. Perusahaan Kecap Banyak Mliwis memiliki visi menjadi perusahaan kecap profesional yang bekerja tepat dalam menghasilkan kecap yang sehat dan berkualitas. Untuk mencapai visi tersebut perusahaan merumuskan misi yaitu menjaga kepercayaan konsumen dengan menggunakan bahan baku berkualitas, tidak menggunakan bahan kimia yang mengganggu kesehatan, membangun kerjasama dan komunikasi antar karyawan perusahaan dan pengelolaan manajemen sumberdaya yang baik. Alternatif Strategi yang dirumuskan 1. Meningkatkan jumlah produksi 2. Mengundang aliran permodalan pada perusahaan 3. Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan
70 4. Mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan 5. Membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan 6. Membina kerjasama dengan institusi lain Prioritas Strategi 1. Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan nilai STAS sebesar 6,954 2. Mengundang aliran permodalan bagi perusahaan dengan nilai STAS sebesar 6,914 3. Mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan dengan nilai STAS sebesar 6,897 4. Membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan dengan nilai STAS sebesar 6,774 5. Membina kerjasama dengan institusi lain dengan nilai STAS sebesar 6,773 6. Meningkatkan jumlah produksi dengan nilai STAS sebesar 6,697
1
Lampiran 2 Rumusan Strategi Pengembangan Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Sb y Strategi - Strategi
Meningkatkan jumlah produksi
Mengundang aliran permodalan bagi perusahaan
Membina kerjasama dengan institusi lain
Visi Perusahaan Kecap Banyak Mliwis menjadi perusahaan kecap profesional yang bekerja tepat dalam menghasilkan kecap yang sehat dan berkualitas
Membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan
Mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan
Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan Sumbu x Waktu siklus produksi (1 tahun) Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Target : Untuk menjadi perusahaan kecap yang bekerja profesional maka perusahaan kecap banyak mliwis harus meningkatkan kemampuan kinerja perusahaan secara bertahap sekaligus melakukan strategi lain secara bertahap sehingga perusahaan dapat mengembangkan usahanya secara tepat sesuai kebutuhan
71
72
2
Lampiran 3 Perhitungan Bobot Faktor Eksternal PT Kecap Banyak Mliwis PAKAR 1 : Pemilik Perusahaan (Gunawan Sutanto) FAKTOR EKSTERNAL A. Pertumbuhan ekonomi kabupaten kebumen semakin baik B. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk C. Daya beli konsumen meningkat D. Perkembangan teknologi E. Hambatan masuk industri kecap tinggi F. Tidak ada produk subsitusi kecap G. Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah H. Kenaikkan harga bahan baku I. Perilaku kompetitif pesaing J. Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat K. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi L. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM TOTAL PAKAR 2 : Kasub Bagian Umum Dinas Perdagangan Kab kebumen (Budi Saptono) FAKTOR EKSTERNAL A. Pertumbuhan ekonomi kabupaten kebumen semakin baik B. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk C. Daya beli konsumen meningkat D. Perkembangan teknologi E. Hambatan masuk industri kecap tinggi F. Tidak ada produk subsitusi kecap G. Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah H. Kenaikkan harga bahan baku I. Perilaku kompetitif pesaing J. Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat K. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi L. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM TOTAL
A 1 2 1 3 1 3 1 3 1 1 1
A 3 3 1 3 1 3 3 1 1 3 1
B 3 3 1 1 3 1 1 1 3 1 1
B 1 3 3 1 1 1 1 1 1 2 1
C 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1
C 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1
D 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3
D 3 1 3 3 2 1 1 2 2 3 1
E 1 3 2 1 1 1 1 3 3 2 1
E 1 3 2 1 1 1 1 3 3 2 1
F 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 1
F 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 1
G 1 3 2 2 3 1 2 3 3 2 1
G 1 3 2 3 3 2 2 1 3 1 1
H 3 3 1 1 3 1 2 3 3 3 3
H 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1
I 1 3 3 2 1 1 1 1 3 3 1
I 3 3 2 2 1 2 3 1 3 3 1
J 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
J 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1
K 3 3 3 2 2 2 2 1 1 3
L 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3
TOTAL 26 25 28 14 25 18 21 18 24 29 21 15 264
BOBOT 0,098 0,095 0,106 0,053 0,095 0,068 0,080 0,068 0,091 0,110 0,080 0,057 1,000
L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
TOTAL 21 28 29 22 25 19 22 16 20 26 24 12 264
BOBOT 0,080 0,106 0,110 0,083 0,095 0,072 0,083 0,061 0,076 0,098 0,091 0,45 1,000
1
K 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 2
3
Rekapitulasi Bobot Eksternal PT Kecap Banyak Mliwis FAKTOR EKSTERNAL A. Pertumbuhan ekonomi kabupaten kebumen semakin baik B. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk C. Daya beli konsumen meningkat D. Perkembangan teknologi E. Hambatan masuk industri kecap tinggi F. Tidak ada produk subsitusi kecap G. Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah H. Kenaikkan harga bahan baku I. Perilaku kompetitif pesaing J. Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat K. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi L. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM TOTAL
Pakar 1 0,098 0,095 0,106 0,053 0,095 0,068 0,080 0,068 0,091 0,110 0,080 0,057 1,000
Pakar 2 0,080 0,106 0,110 0,083 0,095 0,072 0,083 0,061 0,076 0,098 0,091 0,045 1,000
Jumlah 0,178 0,201 0,216 0,136 0,190 0,140 0,163 0,129 0,167 0,208 0,171 0,102 2,000
Rata-rata 0,089 0,101 0,108 0,068 0,095 0,070 0,082 0,065 0,084 0,104 0,086 0,051 1,000
73
74
4
Lampiran 4 Perhitungan bobot faktor internal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis PAKAR 1 : Pemilik Perusahaan (Gunawan Sutanto) FAKTOR INTERNAL A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan C. Pembagian tugas yang jelas D. Produk yang bervariasi E. Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap F. Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan G. Kualitas produk bermutu baik H. Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah I. Sistem pembukuan keuangan masih sederhana J. Keterbatasan modal K. Keterbatasan sarana transportasi L. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada TOTAL PAKAR 2 : Kasub Bagian Umum Dinas Perdagangan Kab kebumen (Budi Saptono) FAKTOR INTERNAL A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan C. Pembagian tugas yang jelas D. Produk yang bervariasi E. Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap F. Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan G. Kualitas produk bermutu baik H. Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah I. Sistem pembukuan keuangan masih sederhana J. Keterbatasan modal K. Keterbatasan sarana transportasi L. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada TOTAL
A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
A 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
B 1 2 1 3 2 2 1 3 2 3 1
B 1 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3
C 1 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2
C 1 2 1 3 1 2 2 1 3 2 1
D 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
D 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
E 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1
E 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 3
F 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1
F 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
G 1 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1
G 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3
H 1 3 2 1 3 3 2 3 2 1 2
H 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1
I 1 1 1 1 3 3 3 1 2 2 2
I 1 1 3 1 3 1 1 3 1 1 2
J 1 2 2 1 1 1 3 2 2 1 1
J 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2
K 1 1 3 1 3 3 3 3 2 3
L 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2
TOTAL 13 23 23 14 31 27 26 21 24 27 19 16 264
BOBOT 0,049 0,087 0,087 0,053 0,117 0,102 0,098 0,080 0,091 0,102 0,072 0,061 1,000
L 1 1 3 1 1 1 1 3 2 2 1
TOTAL 12 19 25 15 26 16 20 29 26 28 21 27 264
BOBOT 0,045 0,072 0,095 0,057 0,098 0,061 0,076 0,110 0,098 0,106 0,080 0,102 1,000
2
K 1 1 2 1 2 1 3 3 3 3 3
5
Rekapitulasi Bobot Internal PT Kecap Banyak Mliwis FAKTOR INTERNAL A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan C. Pembagian tugas yang jelas D. Produk yang bervariasi E. Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap F. Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan G. Kualitas produk bermutu baik H. Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah I. Sistem pembukuan keuangan masih sederhana J. Keterbatasan modal K. Keterbatasan sarana transportasi L. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada TOTAL
Pakar 1 0,049 0,087 0,087 0,053 0,117 0,102 0,098 0,080 0,091 0,102 0,072 0,061 1,000
Pakar 2 0,045 0,072 0,095 0,057 0,098 0,061 0,076 0,110 0,098 0,106 0,080 0,102 1,000
Jumlah 0,094 0,159 0,182 0,110 0,215 0,163 0,174 0,190 0,189 0,208 0,152 0,163 2,000
Rata-rata 0,047 0,080 0,091 0,055 0,108 0,082 0,087 0,095 0,095 0,104 0,076 0,082 1,000
75
76
6
Lampiran 5 Perhitungan rating faktor internal dan eksternal Perusahaan Kecap Banyak Mliwis FAKTOR EKSTERNAL A. Pertumbuhan ekonomi kabupaten kebumen semakin baik B. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk C. Daya beli konsumen meningkat D. Perkembangan teknologi E. Hambatan masuk industri kecap tinggi F. Tidak ada produk subsitusi kecap G. Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah H. Harga kedelai semakin meningkat I. Perilaku kompetitif pesaing J. Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat K. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi L. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM
Pakar 1 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 2 2
Pakar 2 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2
Jumlah 7 7 8 6 6 6 6 8 6 7 5 4
Rata-rata 3,5 3,5 4 3 3 3 3 4 3 3,5 2,5 2
FAKTOR INTERNAL A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan C. Pembagian tugas yang jelas D. Produk yang bervariasi E. Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap F. Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan G. Kualitas produk bermutu baik H. Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah I. Sistem pembukuan keuangan masih sederhana J. Keterbatasan modal K. Keterbatasan sarana transportasi L. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada
Pakar 1 3 4 3 3 4 4 4 2 2 1 2 2
Pakar 2 3 4 3 4 4 3 3 1 1 1 2 1
Jumlah 6 8 6 7 8 7 7 3 3 2 4 3
Rata-rata 3 4 3 3,5 4 3,5 3,5 1,5 1,5 1 2 1,5
7
Lampiran 6 Matriks EFE dan Matriks IFE Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Matriks EFE FAKTOR EKSTERNAL A. Pertumbuhan ekonomi kabupaten kebumen semakin baik B. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk C. Daya beli konsumen meningkat D. Perkembangan teknologi E. Hambatan masuk industri kecap tinggi F. Tidak ada produk subsitusi kecap G. Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah H. Kenaikkan harga bahan baku I. Perilaku kompetitif pesaing J. Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat K. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi L. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM TOTAL
Bobot 0,089 0,101 0,108 0,068 0,095 0,070 0,082 0,065 0,084 0,104 0,086 0,051 1,000
Rating 3,5 3,5 4 3 3 3 3 4 3 3,5 2,5 2
Skor 0,312 0,354 0,432 0,204 0,285 0,210 0,246 0,260 0,252 0,364 0,215 0,102 3,235
Bobot 0,047 0,080 0,091 0,055 0,108 0,082 0,087 0,095 0,095 0,104 0,076 0,082 1,000
Rating 3 4 3 3,5 4 3,5 3,5 1,5 1,5 1 2 1,5
Skor 0,141 0,320 0,273 0,193 0,432 0,287 0,305 0,143 0,143 0,104 0,152 0,123 2,614
Matriks IFE FAKTOR INTERNAL A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan C. Pembagian tugas yang jelas D. Produk yang bervariasi E. Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap F. Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan G. Kualitas produk bermutu baik H. Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah I. Sistem pembukuan keuangan masih sederhana J. Keterbatasan modal K. Keterbatasan sarana transportasi L. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada TOTAL
77
78
8
Lampiran 7 Matriks SWOT Perusahaan Kecap Banyak Mliwis IFE
EFE
Kekuatan – S
Kelemahan – W
1. Lokasi perusahaan yang strategis 2. Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan 3. Pembagian tugas yang jelas 4. Produk yang bervariasi 5. Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap 6. Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan 7. Kualitas produk bermutu baik
1. Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah 2. Sistem pembukuan keuangan masih sederhana 3. Keterbatasan modal 4. Keterbatasan sarana transportasi 5. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada
Peluang – O 1. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen semakin baik 2. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk 3. Daya beli konsumen meningkat 4. Perkembangan teknologi 5. Hambatan masuk industri kecap tinggi 6. Tidak ada produk subsitusi kecap 7. Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah
Meningkatkan jumlah produksi (S2, S3, S4, S5, S6, S7, O1, O2, 03, O6 dan O7) Mengundang aliran permodalan pada perusahaan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, O1, O2, O3, O5, O6, O7)
Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi dan teknologi karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan (W1, W2, O3 dan O5) Mengefektifkan kegiatan promosi dan penjualan (W1, W3, W4, O1, O2, O3, O5, dan O6)
9
Ancaman – T 1. Harga kedelai semakin meningkat 2. Perilaku kompetitif pesaing 3. Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat 4. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi 5. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM
Membina kerjasama dengan institusi lain (W1, W2, W5, T2, T3, T4 dan T5) Membina hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan (S2, S4, S5, S6, S7, T2, T3 dan T4)
79
10 80
Lampiran 8 Matriks QSPM Perusahaan Kecap Banyak Mliwis Alternatif Strategi Faktor Kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2 TAS
Strategi 3
Strategi 4
AS
TAS
AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6
AS
TAS
AS
AS
TAS
2
0,094
2
0,094
3
0,141
3
0,141
3
0,141
2 0,094
4
0,320
4
0,320
4
0,320
4
0,320
4
0,320
4 0,320
4
0,364
3
0,273
3
0,273
4
0,364
3
0,273
4 0,364 4 4 3 4
Kekuatan Lokasi perusahaan yang strategis
0,047
Hubungan baik antara pemilik perusahaan dan karyawan
0,080 0,091
Pembagian tugas yang jelas Produk yang bervariasi
0,055
4
0,220
4
0,220
4
0,220
4
0,220
4
0,220
Produk memiliki izin dan legalitas yang lengkap
0,108
4
0,432
4
0,432
4
0,432
4
0,432
4
0,432
Hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan
0,082
3
0,246
3
0,246
3
0,246
4
0,328
3
0,246
Kualitas produk bermutu baik
0,087
4
0,348
4
0,348
4
0,348
4
0,348
4
0,348
0,095
3 3
0,285 0,285
4 3
0,380 0,285
4 4
0,380 0,380
4 2
0,380 0,190
4 2
0,380 0,285
4
0,416
4
0,416
3
0,312
4
0,416
3
0,312
4 0,380 3 0,285 3 0,312
3
0,228
3
0,228
3
0,228
4
0,304
3
0,228
3 0,228
2
0,164
3
0,246
3
0,246
3
0,246
3
0,246
4 0,328
4
0,356
4
0,356
4
0,356
3
0,267
4
0,356
4 0,356
0,220 0,432 0,246 0,348
Kelemahan Kualitas SDM karyawan relatif masih rendah Sistem pembukuan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal Keterbatasan sarana transportasi Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada
0,095 0,104 0,076 0,082
Peluang Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen semakin baik
0,089
11
Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk Daya beli konsumen meningkat
0,101 0,108
4
0,404
4
0,404
4
0,404
4
0,404
3
0,303
4 0,404
4
0,432
4
0,432
4
0,432
3
0,324
4
0,432
3 0,324
Perkembangan teknologi
0,068
3
0,204
4
0,272
4
0,272
3
0,204
3
0,204
4 0,272
Hambatan masuk industri kecap tinggi
0,095
3
0,285
3
0,285
3
0,285
3
0,285
3
0,285
Tidak ada produk subsitusi kecap
0,070
3
0,210
3
0,210
3
0,210
3
0,210
3
0,210
Kekuatan tawar-menawar pemasok rendah
0,082
3
0,246
3
0,246
3
0,246
3
0,246
3
0,246
3 0,285 3 0,210 3 0,246
0,065
2
0,130
3
0,195
3
0,195
4
0,260
3
0,195
3 0,195
3
0,252
4
0,336
3
0,252
4
0,336
4
0,336
3 0,252
4
0,416
4
0,416
4
0,416
3
0,312
4
0,416
3 0,312
Ancaman Harga kedelai semakin meningkat Perilaku kompetitif pesaing
0,084
Jumlah produsen kecap di Kabupaten Kebumen semakin meningkat
0,104
Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi
0,086
3
0,258
2
0,172
3
0,258
3
0,258
3
0,258
3 0,258
Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM
0,051
2
0,102
2
0,102
2
0,102
2
0,102
2
0,102
2 0,102 6,773 5
STAS Prioritas
6,697
6,914
6,954
6,897
6,774
6
2
1
3
4
81
1
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 03 Maret 1991. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Mariyo dan Ibu Sarminah. Penulis lulus dari SMAN 48 Jakarta Timur pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis lulus tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengikuti kegiatan kepanitian maupun organisasi. Kepanitian yang pernah diikuti diantaranya yaitu sebagai Staf Agribusiness Youth Camp 2010, 3rd Greenation FEM 2011, Masa Perkenalan Departemen Agribisnis dan Fakultas 2011, dan I-Share BEM KM 2011. Kemudian sebagai Kepala Divisi Logistik dan Transportasi pada acara Bogor Art Festival FEM 2011, Jelajah Tani (Jawa-Bali) Departemen Agribisnis dan pembina panitia Agribusiness Festival 2012. Sedangkan untuk organisasi yang diikuti yaitu sebagai Staf Kominfo Bina Desa BEM KM periode 2009-2010, Anggota Koperasi Mahasiswa periode 2009-2010, Staf Sosial Lingkungan dan Masyarakat BEM KM periode 2010-2011, Direktur Bina Desa BEM KM periode 2010-2011 dan sebagai Kepala Departemen Sosial dan Peduli Lingkungan HIPMA periode 2011-2012. Penulis selama masa perkulihan memperoleh beberapa prestasi, diantaranya yaitu : Kelompok terbaik Koperasi Mahasiswa IPB tahun 2009, Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan “Batik Kreatif” didanai DIKTI tahun 2010, Juara 2 Sepakbola Sportakuler FEM tahun 2010, Kelompok terbaik Kewirausahaan Departemen Agribisnis tahun 2011, Juara 1 Sepakbola Sportakuler FEM tahun 2011, Juara 2 Futsal Sportakuler FEM tahun 2011 dan Juara 3 Basket Sportakuler FEM tahun 2012.