STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR MANGGIS (Garnicia mangostana Linn) PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA DI PASANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN
Oleh : STEVANUS CHANDRA TIMOR A 14104622
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN STEVANUS CHANDRA TIMOR. Strategi Pengembangan Ekspor Manggis (Garnicia mangostana Linn) Pada PT Agroindo Usaha Jaya Di Pasanggrahan, Jakarta Selatan . Dibawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS.
Manggis merupakan salah satu komoditas buah Indonesia sebagai promadona ekspor yang menjadi andalan Indonesia untuk meningkatkan pendapatan devisa negara, karena manggis di luar negeri dijuluki dengan “Queen of the Tropical Fruits” yang merupakan refleksi perpaduan dari rasa asam dan manis yang tidak dipunyai oleh komoditas buah-buahan lainnya. Volume dan ekspor buah manggis nilai yang paling tinggi dengan pangsa pasar utama adalah Taiwan, Hongkong, Cina, Perancis, Belanda, Spanyol, Singapura, dan Timur Tengah. Secara nasional, produksi, luas panen, dan produktivitas manggis cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai tahun 2006 dengan laju pertumbuhan produksi sebesar 26,76 persen per tahun, laju pertumbuhan luas panen sebesar 11,43 persen per tahun, dan laju pertumbuhan produktivitas sebesar 10,79 persen per tahun. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan pengekspor buah manggis. Salah satu perusahaan eksportir buah manggis adalah PT. Agroindo Usaha Jaya, perusahaan ini mempunyai kapasitas ekspor 10-25 ton per tahun dengan Negara tujuan ekspor wilayah Timur Tengah dan Eropa. Dalam upaya memenuhi permintaan dan perluasan pangsa pasar luar negeri akan buah manggis, PT. Agroindo Usaha Jaya bersaing dengan perusahaan-perusahaan eksportir buah manggis lainnya. Dengan demikian PT. Agroindo Usaha Jaya harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat untuk bisa bersaing dan memperluas pangsa pasar. Adanya fluktuasi volume dan nilai ekspor manggis PT. Agroindo Usaha Jaya dari tahun 2000-2007 disebabkan beberapa kendala yang di hadapi PT. Agroindo Usaha Jaya, diantaranya dari faktor buah manggis yang bersifat musiman dan kuantitas serta kualitas buah manggis yang masih rendah. Kendala lain yang dihadapi perusahaan adalah transportasi. yang dirasakan sangat membebani perusahaan. Selain kendala-kendala eksternal yang dihadapi perusahaan, PT Agroindo Usaha Jaya juga menghadapi kendala internal, yaitu kekuatan dan kelemahan perusahaan. Berdasarkan data nilai dan volume ekspor PT Agroindo Usaha Jaya, tidak menunjukan adanya peningkatan dari tahun 2005 sampai 2007. Dengan demikian, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan, (2) Mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan (3) Merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT Agroindo Usaha Jaya Jl. H. Buang No.24 RT.07/07, Ulujami, Pangsanggrahan, Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Masalah yang dianalisis mencakup kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT Agroindo Usaha Jaya.
2
Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2007 sampai bulan Agustus 2007. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen melalui wawancara, pengamatan langsung di lapangan (observasi), dan pengisian kuisioner dengan pihak yang dianggap paling berkompeten di PT Agroindo Usaha Jaya yaitu Direktur, Manajer Accounting dan Manajer Ekspor, serta dari Manajer Pemasaran perusahaan pesaing PT Alindojaya Pratama. Analisis dilakukan dengan menggunakan IFE, EFE, SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan (1) faktor internal yang menjadi kekuatan PT Agroindo Usaha Jaya adalah menguasai daerah produksi buah manggis, mempunyai pengalaman kerja dan berorganisasi yang baik, mempunyai ketepatan waktu dalam pendistribusian barang, harga yang kompetitif, negara tujuan ekspor yang sudah pasti, mempunyai modal yang kuat dan bekerjasama dengan lembaga tentang mutu, sedangakan yang menjadi kelemahan adalah biaya transportasi yang tinggi, informasi pasar kurang, promosi kurang, marketing kurang dan kurangnya pelatihan karyawan. Berdasarkan faktor eksternal yang menjadi peluang adalah segmentasi pasar yang jelas, harga buah manggis dipasar internasional tinggi, adanya peningkatan jumlah produksi manggis didalam negeri dan permintaan yang tinggi akan buah manggis. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah kenaikan harga BBM, nilai tukar rupiah yang tidak stabil, adanya inflasi, adanya kebijakan tarif ekspor, kekuatan tawar menawar pemasok yang kuat dan adanya pesaing. Analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu memperluas pangsa pasar, menekan biaya operasional, meningkatkan promosi, meningkatkan kualitas SDM dan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor. Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi secara berturut-turut dari nilai terbesar sampai terkecil yaitu : (a) Memperluas pangsa pasar(6,611), (b) Meningkatkan promosi(5,281), (c) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor(5,101), (d) Menekan biaya operasional(4,906) dan (e) Meningkatkan kualitas SDM(3,995).
3
STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR MANGGIS (Garnicia mangostana Linn) PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA DI PASANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN
Oleh : Stevanus Chandra Timor A14104622
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
4
Judul
Nama Nrp
: STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR MANGGIS (Garnicia mangostana Linn) PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA DI PASANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN : Stevanus Chandra Timor : A 14104622
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Muhammad Firdaus, PhD NIP. 132 158 758
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian:
5
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “STRATEGI
PENGEMBANGAN
AGROINDO
USAHA
JAYA
EKSPOR DI
MANGGIS
PASANGGRAHAN,
PADA
PT
JAKARTA
SELATAN” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MENYATAKAN
MERUPAKAN
HASIL
BAHWA KARYA
SKRIPSI SAYA
INI
SENDIRI
BENAR-BENAR DAN
TIDAK
MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2008
STEVANUS CHANDRA TIMOR NRP A14104622
6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang lahir dari keluarga Alm Margono HS dan Sutrisniawati. Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 25 September 1979. Masa pendidikan penulis dimulai dari jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Cisarua. Penulis memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 1 Cisarua. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 1 Ciawi. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Program Diploma III Teknologi dan Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2000. Kemudian pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
7
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penelitian ini berjudul ”Strategi Pengembangan Ekspor Manggis Pada PT Agroindo Usaha Jaya Di Pasanggrahan, Jakarta Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PT Agroindo Usaha Jaya serta merumuskan strategi yang dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Bogor, Januari 2008
Stevanus Chandra Timor NRP 14104622
8
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih pada pihakpihak yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain: 1. Muhammad Firdaus, PhD selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi. 2. Ir. Netty Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan saran dan koreksi dalam skripsi ini. 3. Ibuku tercinta atas doa, dukungan, motivasi dan kasih sayangnya yang telah diberikan kepada penulis. 4. Kakakku tercinta Christian Kuncoro .P dan Nining Rudiani, Triono Budi.S dan Margina Ari .H, dan Adikku tercinta Rika Oktaviani .H dan seluruh keluarga terima kasih atas doa, dukungan dan motivasinya. 5. Maria Shinta Sulistyowati terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya, doa, pengorbanan yang tak terhingga, dukungan dan motivasinya selama ini. ”You always in my heart and my soul”.... 6. Manajemen PT Agroindo Usaha Jaya atas informasi yang sangat berguna dalam penelitian ini. 7. Robby Ramdan yang telah berkenan menjadi pembahas seminar. 8. Rekan-rekan Ekstensi MAB Iskhaq terima kasih atas segala bantuan, dukungan dan motivasinya, Apek, Tathep, Cudai, Jono, Yayan (Asco
9
Computer), Bonus, Tante, Echi, Ia dan teman-teman Ekstensi serta berbagai pihak lainnya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii I.
PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5
II.
Latar Belakang ....................................................................... Perumusan Masalah ................................................................ Tujuan Penelitian .................................................................... Kegunaan Penelitian ............................................................... Ruang Lingkup Penelitian........................................................
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) ..... 2.1.1. Syarat Tumbuh ............................................................ 2.1.2. Penanaman .................................................................. 2.1.3. Pemeliharaan ............................................................... 2.1.4. Panen .......................................................................... 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................... 2.2.1. Studi Tentang Buah Manggis ...................................... 2.2.2. Studi Mengenai Pemasaran dan Ekspor Manggis ........ 2.3. Perbedaan Penelitian ini Dengan Penelitian Terdahulu ..........
III.
1 3 5 6 6
7 8 9 10 10 11 11 12 14
KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 3.1.1. Pemasaran .................................................................. 3.1.2. Strategi Pemasaran .................................................... 3.1.3. Bauran Pemasaran ...................................................... 3.1.4. 3.1.5. 3.1.6. 3.1.7. 3.1.8.
Lingkungan Perusahaan .............................................. Analisis Lingkungan Internal ...................................... Analisis Lingkungan Eksternal .................................... Matriks IFE dan EFE .................................................. Analisis SWOT (Strengths, Weakneses, Opportunities, Threats) ...................................................................... 3.1.9. Analisis QSPM (Quantitave Strategic Planning Matriks)
15 15 16 18 23 23 25 28 29 29
11
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual..............................................
IV.
METODE PENELITIAN 4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
V.
VI.
30
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. Jenis dan Sumber Data ............................................................ Metode Pengumpulan Data ..................................................... Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 4.4.1. Tahap Penglahan Data ................................................. 4.4.2. Tahap Analisis ............................................................ 4.4.3. Tahap Pengambilan Keputusan .................................. 4.4.4. Tahap Formulasi Strategi ............................................
33 33 33 34 34 38 39 41
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 5.2. Visi dan Misi Perusahaan.........................................................
42 44
5.3. Struktur dan Fungsi Organisasi ................................................ 5.4. Ketenagakerjaan ......................................................................
44 47
IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1............................................................................................Identif ikasi Bauran Pemasaran ........................................................... 50 6.1.1. Produk ......................................................................... 50 6.1.2. Harga ........................................................................... 51 6.1.3. Tempat......................................................................... 52 6.1.4. Promosi........................................................................ 52 6.2. Analisis Lingkungan Perusahaan ............................................. 53 6.2.1. Analisis Lingkungan Internal ....................................... 53 6.2.1.1. Manajemen.................................................... 53 6.2.1.2. Keuangan ...................................................... 55 6.2.1.3. Penelitian dan Pengembangan........................ 55 6.2.1.4. Sistem Informasi Manajemen......................... 56 6.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal..................................... 57 6.2.2.1. Lingkungan Makro ........................................ 57 6.2.2.2. Lingkungan Mikro......................................... 62 6.3. Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan...... 65 6.3.1. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan ................ 65 6.3.2. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan ............. 66
12
VII.
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN 7.1. Tahap Masukan ....................................................................... 7.1.1. Analisis Matriks IFE .................................................... 7.1.2. Analisis Matriks EFE ................................................... 7.2. Tahap Pencocokan................................................................... 7.2.1. Matriks SWOT............................................................. 7.2.1.1. Strategi S-O................................................... 7.2.1.2. Strategi S-T ................................................... 7.2.1.3. Strategi W-O ................................................. 7.2.1.4. Strategi W-T.................................................. 7.3. Tahap Keputusan.....................................................................
67 67 68 69 70 70 71 71 72 73
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan ............................................................................. 8.2. Saran .......................................................................................
77 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
79
LAMPIRAN ...............................................................................................
81
13
DAFTAR TABEL
Nomor
halaman
1.
Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun 2003-2005.......... 2
2.
Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Manggis Indonesia Tahun 2000-2006 .....................................................
3
Volume dan Nilai Ekspor Manggis PT. Agroindo Usaha Jaya Tahun 2000-2007 ...................................................................................
4
Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Manggis setiap 100 gram Bahan .........................................................................................
8
5.
Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan ..................
35
6.
Penilaian Bobot Fakor Strategi Eksternal Perusahaan .................
35
7.
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) .......................................
37
8.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ...................................
38
9.
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) .........
40
10.
Pendidikan, Usia dan Jenis Kelamin Tenaga Kerja PT Agroindo Usaha Jaya ..................................................................................
54
12.
Suku Bunga Internasional dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$
59
13.
Ekspor Manggis Indonesia ..........................................................
59
14.
Perusahaan Eksportir Manggis ....................................................
63
15.
Jumlah Pembelian dan Harga Manggis Dari Pemasok Tahun 2006
64
16.
Identifikasi Lingkungan Internal PT Agroindo Usaha Jaya ..........
66
17.
Identifikasi Lingkungan Eksternal PT Agroindo Usaha Jaya .......
66
18.
Hasil Analisis Matriks IFE PT Agroindo Usaha Jaya...................
67
19.
Hasil Analisis Matriks EFE PT Agroindo Usaha Jaya..................
69
20.
Matriks SWOT PT Agroindo Usaha Jaya....................................
70
3.
4.
14
DAFTAR GAMBAR
Nomor
halaman
1.
Bauran Pemasaran .........................................................................
19
2.
Saluran Distribusi Pada Pasar Konsumsi ........................................
21
3.
Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri ....................
27
4.
Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................
32
5.
Matriks Analisis SWOT ................................................................
38
6.
Tahap Formulasi Strategi ...............................................................
41
7.
Struktur Organisasi PT Agroindo Usaha Jaya 2007 ........................
47
15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
halaman
1.
Kuisioner Penelitian ..........................................................................
82
2.
Kuisioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) ..............................................................
83
Kuisioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman......................................................................
84
4.
Kuisioner Penetapan Rating Faktor-Faktor Internal ..........................
85
5.
Kuisioner Penetapan Rating Faktor-Faktor Eksternal.........................
86
6.
Kuisioner Pemilihan Alternatif Strategi (QSPM) ..............................
87
7.
Hasil Analisis IFE .............................................................................
88
8.
Hasil Analisis EFE ............................................................................
90
12.
Hasil Matriks QSPM ........................................................................
92
13.
Hasil Analisis IFE .............................................................................
93
14.
Hasil Analisis EFE ............................................................................
94
15.
Tanaman Menghasilkan, Luas Panen, Hasil per Hektar, Hasil per Pohon Dan Produksi Manggis Menurut Propinsi .........................
95
3.
16
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2007 sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2008). Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan hortikultura. Salah satu komoditas yang sangat diminati pasar dunia adalah manggis. Manggis merupakan salah satu komoditas primadona ekspor yang menjadi andalan Indonesia untuk meningkatkan pendapatan devisa negara. Di luar negeri manggis dijuluki sebagai “Queen of the Tropical Fruits” yang merupakan refleksi perpaduan dari rasa asam dan manis yang tidak dipunyai oleh komoditas buahbuahan lainnya. Buah manggis yang diperdagangkan pada pasar luar negeri (ekspor) sebagian besar berasal dari kebun rakyat yang belum terpelihara secara baik dan sistem produksinya masih tergantung pada alam (tradisional). Meskipun penanganan budidaya dan pascapanen yang seadanya, ternyata Indonesia mampu melakukan ekspor buah manggis dalam jumlah yang cukup besar. Tabel 1 menunjukkan perkembangan volume dan nilai ekspor buah-buahan Indonesia. Volume dan nilai ekspor buah manggis dari tahun 2003-2005 mempunyai nilai yang paling tinggi dibanding buah lain. Pangsa pasar utama adalah Taiwan, Hongkong, Cina, Perancis, Belanda, Spanyol, Singapura, dan Timur Tengah.
17
Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun 2003-2005 Komoditas Manggis Pepaya Pisang Nenas Durian Alpukat Jeruk Mangga Rambutan Total
2003 Volume (Kg) 9.304.511 187.972 10.615 2.284.432 14.241 169.049 85.920 559.224 604.006 13.219.970
Nilai (US$) 9.306.042 231.350 7.899 2.315.283 12.943 53.892 22.026 460.674 958.850 13.137.609
Tahun 2004 Volume Nilai (Kg) (US$) 3.045379 3.291855 524.686 1.301.371 992.505 722.722 2.431.263 529.122 1.494 6.710 5.416 785 632.996 517.554 1.879.664 2.013.390 134.772 117.336 9.648.175 8.500.845
2005 Volume Nilai (Kg) (US$) 8.472.770 6.386.091 60.485 112.597 3.647.027 1.288.873 643.716 219.703 2.911 11.857 5.121 6.644 526.038 282.219 964.294 999.981 * * 14.322.362 9.307.965
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007 Ket: *) Data tidak tersedia
Secara nasional, produksi, luas panen, dan produktivitas manggis Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai tahun 2006 dengan laju pertumbuhan produksi sebesar 26,76 persen per tahun. Laju pertumbuhan luas panen sebesar 11,43 persen per tahun dan laju pertumbuhan produktivitas sebesar 10,79 persen per tahun ( Tabel 2). Peningkatan produksi, luas panen, dan produktivitas ini ternyata tidak selalu diikuti oleh peningkatan mutu buah manggis yang dihasilkan di sentra produksi (PKBT LPPM-IPB, 2004). Rendahnya mutu buah manggis yang dihasilkan disebabkan karena kebun manggis rakyat yang belum dipelihara secara baik, sehingga kenaikan produksi belum berdampak signifikan pada volume ekspor.
Sentra produksi tersebut
tersebar dari Sabang (Aceh) sampai ke Nusatenggara Barat dan Sulawesi, sehingga produksi sebenarnya ada sepanjang tahun.
18
Tabel 2. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Manggis Tahun 2000-2006 Produksi Luas Panen Produktivitas Tahun (Ton) (Ha) (Ton/Ha) 2000 26,400 5,192 5.08 2001
25,812
4,607
5.60
2002
62,055
8,051
7.71
2003
79,073
9,354
8.45
2004
62,117
8,473
7.33
2005
64,711
9,119
7.10
2006
72,634
8,275
8.78
Laju (%/th)
26,76
11,43
10,79
Sumber: Departemen Pertanian, 2007 Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan pengekspor buah manggis. Salah satu perusahaan eksportir buah manggis adalah PT. Agroindo Usaha Jaya, perusahaan ini mempunyai kapasitas ekspor 10-25 ton per tahun dengan Negara tujuan ekspor wilayah Timur Tengah dan Eropa1. Penggalian terhadap strategi pengembangan ekspor perusahaan ini diperlukan sehingga dapat meningkatkan volume ekspor manggis Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah Dalam upaya memenuhi permintaan dan perluasan pangsa pasar luar negeri akan manggis, PT. Agroindo Usaha Jaya bersaing dengan perusahaanperusahaan eksportir buah manggis lainnya. Perusahaan pesaing eksportir buah manggis
terbesar di Indonesia
adalah PT. Yuda Mustika yang mempunyai
kapasitas ekspor rata-rata sebesar 1.100 ton per tahun. Negara-negara tujuan ekspor PT. Yuda Mustika adalah Taiwan, Hongkong, dan Cina. Bila dibandingkan 1
Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2007
19
dengan volume ekspor perusahaan ini, volume ekspor PT. Agroindo Usaha Jaya masih sangat kecil. Selain PT. Yuda Mustika, ada beberapa perusahaan pesaing ekspor buah manggis lainnya seperti PT. Kem Farm dan PT. Alindojaya Pratama. Kedua perusahaan ini mempunyai negara tujuan ekspor yang sama dengan PT. Agroindo Usaha Jaya yaitu Timur Tengah. Keberadaan perusahaan-perusahaan pesaing membuat PT. Agroindo Usaha Jaya harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat untuk bisa bersaing dan memperluas pangsa pasar. Tabel 3 menunjukkan adanya fluktuasi volume dan nilai ekspor manggis dari tahun 2000-2007 . Hal ini disebabkan beberapa kendala yang di hadapi PT. Agroindo Usaha Jaya, diantaranya dari faktor buah manggis yang bersifat musiman sehingga ketersediaan dan harga buah manggis di tingkat produsen selalu mengalami perubahan. Selain itu kuantitas dan kualitas buah manggis yang masih rendah disebabkan komoditas tersebut
belum sepenuhnya diusahakan
secara intensif karena sebagian besar berasal dari kebun rakyat yang belum dipelihara secara baik. Tabel 3. Volume dan Nilai Ekspor Manggis PT. Agroindo Usaha Jaya Tahun 2000 - 2007 Ekspor Manggis Tahun Volume (Kg) Nilai (US$) 2000 42.446 127.338 2001 30.824 92.472 2002 39.423 118.269 2003 54.722 191.527 2004 59.648 208.768 2005 61.916 247.664 2006 51.838 207.352 2007 60.711 242.844 Laju (%/th) 7,57 12,99 Sumber: PT. Agroindo Usaha Jaya, 2008
20
Kendala lain yang dihadapi perusahaan adalah transportasi. Masalah ini antara lain disebabkan tingginya biaya pengiriman dari daerah sentra produksi ke perusahaan. Perusahaan masih menggunakan pesawat udara untuk mengekspor manggis karena pertimbangan bahwa komoditas ini bersifat (perishable) yaitu relatif cepat mudah mengeras. Selain itu volume yang diekspor relatif masih kecil. Dengan demikian perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan. 2. Mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. 3. Merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan. 1.4.Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi PT.Agroindo Usaha Jaya dalam hal pemasaran dan sebagai bahan acuan dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian berikutnya.
21
1.5.Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Agroindo Usaha Jaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor buah manggis. Analisis dilakukan menggunakan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diketahui strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.
22
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti Manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat). Manggis dapat klasifikasikan sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
KeluaFga
: Guttiferae
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia mangostana L.
Manggis {Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu komoditas eksotik tropika yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Di luar negeri manggis dikenal sebagai " Queen of Tropical Fruits". Buah manggis berbentuk bulat, sewaktu muda warnanya hijau muda dan setelah tua berwarna ungu merah kehitaman. Buah berwarna hijau muda dengan bercak ungu sudah dapat dipanen. Buah masak beratnya berkisar antara 30-140 gr, tebal kulit sekitar 5 mm, getah berwarna kuning, warna petal merah dan stigma halus dengan diameter 8-12 mm.
23
Daging buah manggis bersegmen-segmen yang jumlahnya berkisar antara 5-8 segmen. Daging buah manggis berwarna putih dan bertekstur halus dan setiap segmen daging mengandung biji yang berukuran besar. Masyarakat luas menggemari buah manggis untuk dikonsumsi sebagai "buah segar", karena buah yang telah matang memiliki cita rasa yang khas yaitu manis, asam dan menyegarkan. Tabel 4 mengukur kandungan komposisi gizi buah manggis setiap 100 gram bahan. Tabel 4. Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Manggis setiap 100 gram Bahan Komposisi Gizi Satuan Kandungan Gizi Kalori
cal
63.00
Protein
gr
0.60
Lemak
gr
0.60
Karbohidrat
gr
15.60
Kalsium
mg
8.00
Fosfor
mg
12.00
Zat Besi
mg
0.80
Vitamin Bl
mg
0.03
Vitamin C
mg
2.00
Air
gr
83.00
Sumber : Departemen Pertanian, 1999
2.1.1. Syarat Tumbuh Tanaman manggis merupakan tanaman yang cocok hidup di daerah tropik basah, sering ditemukan tumbuh bersama dengan tanaman durian. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m di atas permukaan laut (dpl), suhu optimal berkisar antara 22-32°C dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun dan kelelembaban 80 persen.
24
Jenis tanah yang ideal adalah latosol dan andosol, berdrainase baik, memiliki pH 5,0-7,0 dengan kedalaman lapisan olah tanah 50-200 cm. Daun dan buah manggis tahan terhadap sinar matahari, namun tanaman ini memerlukan naungan pada saat masih kecil. Naungan dikurangi seiring dengan semakin besarnya tanaman. Tanaman manggis cocok untuk ditumpangsarikan dengan tanaman buah-buahan lainnya. 2.1.2. Penanaman Tanaman manggis kebanyakan diperbanyak dengan biji, karena bibit manggis adalah true-to-type (identik dengan genetik induknya), batang tegak, kuat, tahan hama dan penyakit dan tidak mudah roboh. Tetapi kini mulai dikembangkan perbanyakan secara vegetatif dengan sambungan atau susuan. Pertumbuhan bibit lambat, sehingga perlu perawatan khusus, misalnya media harus remah dan subur, mengandung air cukup banyak tetapi tidak tergenang. Pengolahan tanah dilakukan sebelum musim hujan, dengan lubang tanam berukuran 100 x 100 x 50 cm untuk tanah gembur. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama dua minggu sebelum diisi dengan campuran tanah galian bagian atas. Pemberian pupuk diberikan dengan dosis 30 kg untuk pupuk kandang, Urea sebanyak 50 gr, TSP 25 gr dan KCL 20 gr. Jarak tanam ideal manggis adalah 10 x 10 m untuk tanaman asal biji, dan 5 x 5 m untuk tanaman hasii sambungan. Sebagai tanaman pelindung dapat digunakan pisang dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m ditanam dua bulan sebelum tanaman manggis ditanam dan naungan perlu dipertahankan sampai tanaman berumur 2-4 tahun. Untuk menjaga kelembaban tanaman, sebaiknya diberi mulsa secukupnya di sekiling tanaman.
25
2.1.3. Pemeliharaan Pemupukan diberikan sesuai dengan umur tanaman dan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu setengah dosis sesudah panen dan setengah dosis lagi menjelang berbunga. Pupuk diberikan dalam larikan melingkar sedalam 10-20 cm tepatnya di bawah tepi tajuk. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau. Interval pengairan dikurangi bertahap setelah tanaman berumur di atas 5 tahun. Pengendalian hama terutama ulat daun yang menyerang pada daun muda dan kutu api yang menyerang pada saat tanaman sedang berbunga dan berbuah. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida. 2.1.4. Panen Secara umum buah manggis mulai dapat dipanen setelah berumur 8-10 tahun jika dikembangkan dari biji dengan umur produktif hingga 80 tahun. Namun dengan pengembangan budidaya sekarang, pohon manggis dengan tinggi hanya 5 meter sudah dapat dipanen pada umur 5-7 tahun. Ciri-ciri buah manggis yang siap dipanen adalah kulit buahnya berwarna ungu kemerah-merahan atau merah muda. Pemanenan buah manggis sangat tergantung pada tujuan pemasaran. Manggis untuk ekspor dipanen pada umur 104-108 hari setelah bunga mekar, dengan kriteria kulit buah berwarna ungu kemerah-merahan hingga kulit buah masih hijau dengan ungu merah mencapai 10-25 persen
26
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu 2.2.1.
Studi Tentang Buah Manggis Penelitian mengenai buah manggis sudah banyak dilakukan di antaranya
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2004) mengenai analisis persepsi dan prioritas konsumen dalam keputusan pembelian manggis dengan menggunakan Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan buah manggis masih kurang diminati dibandingkan dengan buah lainnya, baik nasional maupun impor. Buah manggis menempati peringkat ketujuh yang diprioritaskan konsumen diantara empat jenis buah nasional lainnya dan lima jenis buah impor. Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan AHP diperoleh faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga membeli manggis diantaranya harga manggis (koefisien + 0,1888), frekuensi pembelian (koefisien - 0,1141) dan rata-rata jumlah pembelian manggis (koefisien + 0,050) dari standar error (a) 5 persen. Ketersediaan buah merupakan faktor pertama yang mempengaruhi keputusan untuk menyediakan manggis dengan permintaan (bobot 0,186), harga (bobot 0,152), atribut buah fisik (bobot 0,139) dan faktor anggaran (0,126) Selain itu, penelitian mengenai buah manggis juga telah dilakukan Susanto (2005) mengenai kajian strategis pengembangan agribisnis buah manggis di wilayah agropolitan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan AHP secara horisontal diketahui bahwa pengembangan sumberdaya manusia menjadi prioritas utama dalam pengembangan agribisnis buah manggis, prioritas selanjutnya adalah pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat, pengembangan permodalan serta pengembangan iklim usaha.
27
Hasil pengolahan data secara vertikal diketahui bahwa prioritas utama alternatif strategi yang direkomendasikan adalah alternatif strategi pengembangan peran lembaga penunjang agribisnis buah manggis dalam penyediaan bibit unggul dan inovasi teknologi budidaya guna menghasilkan tanaman manggis yang memiliki produktivitas tinggi, berorientasi dengan mutu yang dapat bersaing di pasar internasional. 2.2.2. Studi Mengenai Pemasaran dan Ekspor Manggis Penelitian
Asrar
(2001)
tentang
pemasaran
manggis
Indonesia
mengemukakan bahwa terdapat dua pola pemasaran manggis pada lokasi I (Kecamatan 2x11 Enam Lingkung) dan tiga pola pemasaran manggis pada lokasi II (Kecamatan Lubuk Alung). Lembaga pemasaran yang terlibat adalah pedagang pengumpul tingkat desa (pengepul), pedagang antar kota (PAK), pedagang besar (PB) dan pedagang pengecer (PP). Pola 1 relatif lebih dominan dibandingkan pola dua dan tiga karena pertimbangan harga yang diterima lebih tinggi dan proses pembayaran yang tunai. Hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan pola 1 lokasi I adalah total marjin pemasaran paling kecil sebesar 48,132 persen (dari total harga akhir) dan farmer's share paling besar mencapai 51,868 persen (dari total harga akhir). Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran dan keterpaduan pasar serta indikator-indikator efisiensi pemasaran (farmer's share), maka sistem pemasaran buah manggis dari kedua lokasi belum efisien. Penelitian Pakpahan (2006) tentang Analisis Sistem Pemasaran Manggis mendapatkan enam pola pemasaran manggis pada lokasi I (Desa Babakan) dan enam pola pemasaran manggis pada lokasi II (Desa Karacak). Lembaga pemasaran yang terlibat adalah pedagang pengumpul antar desa, pedagang
28
pengumpul antar kota, eksportir, supermarket, dan pedagang pengecer . Hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan pola pemasaran enam lokasi I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien karena memiliki total marjin pemasaran yang paling kecil yaitu sebesar 70 persen dan farmer' share yang terbesar yaitu sebesar 30 persen. Pada lokasi II, saluran pemasaran yang efisien merupakan saluran pemasaran enam karena memiliki total marjin pemasaran terkecil sebesar 74 persen dan farmer's share terbesar sebesar 26 persen. Penelitian Novansi (2006) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Beberapa Buah-Buahan Penting Indonesia. Menganalisis perkembangan ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menurut negara tujuan ekspor dan menganalisis pengaruh faktor-faktor (harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain dan volume ekspor periode sebelumnya) terhadap volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia. Perkembangan ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia seperti pisang, manggis, mangga dan rambutan selama tahun 2002-2003 cenderung menurun. Penurunan yang terjadi masing-masing untuk pisang adalah sebesar 99,23 persen, manggis 83,55 persen, mangga 32,78 persen dan rambutan 184 persen. Tetapi pada tahun 2004 ekspor beberapa buah-buahan tersebut kecuali manggis kembali menunjukkan peningkatan sebesar 182 persen (pisang), 287 persen (mangga), dan 51,13 persen (ranbutan). Pada tahun yang sama (20022004) ekspor nenas menunjukkan perilaku yang cenderung menurun dengan ratarata penurunan sebesar 75,97 persen atau rata-rata sebesar 455.830 kg.
29
2.3. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang manggis sudah banyak dilakukan diantaranya penelitian mengenai analisis persepsi dan prioritas konsumen dalam pembelian manggis dengan menggunakan Analisi Hierarki Proses (AHP), sedangkan mengenai pemasaran manggis yaitu tentang Analisis Sistem Pemasaran Manggis dengan menggunakan hasil analisis marjin pemasaran. Sementara pada penelitian ini yaitu tentang Analisis Strategi Pemasaran Ekspor Manggis di PT. Agroindo Usaha Jaya dengan memfokuskan kepada perumusan strategi pemasaran ekspor buah manggis dengan menggunakan Analisis Evaluasi Faktor Internal (IFE), Analisis Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Analisis SWOT (Strengths, Weakneses, Opportunities, Threats), serta Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrixs).
30
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi Pengembangan Perusahaan Perencanaan strategis atas bisnis tertentu mencakup kegiatan berikut ini : pendefinisian misi unit bisnis, analisis peluang dan ancaman bisnis, analisis kekuatan dan kelemahan internal, perumusan sasaran, perumusan strategi, perumusan program pendukung pelaksanaan program, dan pengumpulan umpan balik serta penerapan pengendalian. Proses pemasaran terdiri dari empat langkah analisis peluang pasar, pengembangan strategi pemasaran, perencanaan program pemasaran, dan pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian usaha pemasaran (Kotler, 2004). Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi dapat termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan (David, 2004). Strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya. Perusahaan yang melaksanakan strategi dengan paling baik akan memperoleh laba paling besar (Kotler, 2004). David (2004), menyatakan bahwa strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan.
31
Kotler (2004), mendefinisikan strategi pemasaran sebagai pendekatan produk yang digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Didalamnya terdapat keputusan-keputusan pokok mengenai pemasaran produk yaitu target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan. Perusahaan perlu memilih strategi pemasaran yang tepat agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen
pemasaran
strategis
dapat
diartikan
sebagai
proses
perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan pengendalian aktivitasaktivitas pemasaran agar dapat mengantisipasi dan merespon perubahanperubahan yang mempengaruhi pasar untuk menghindari ancaman dan mengambil keuntungan dari peluang, bukan hanya saat ini, tapi juga yang terjadi di masa depan (Pearce dan Robinson, 1997). Kotler (2004), menyatakan bahwa dalam strategi pemasaran setiap perusahaan harus merancang strategi bersaing. Klasifikasi bersaing perusahaan menurut peran yang mereka mainkan di pasar sasaran : 1) Pemimpin Pasar Biasanya memimpin perusahaan lain dalam perubahan harga, perkenalan produk baru, cakupan distribusi dan cakupan promosi. 2) Penantang Pasar Dapat menyerang pemimpin dan pesaing lain secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar atau mengikuti permainan dengan tidak menimbulkan gejolak.
32
3) Pengikut Pasar Setiap pengikut pasar mencoba menonjolkan keunggulan yang tersendiri ke pasar sasarannya, lokasi, pelayanan dan pembiayaan. 4) Pengisi Celah Pasar Perusahaan kecil umumnya mengincar pasar kecil yang kurang atau tidak menarik bagi perusahaan besar. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar kecil dibandingkan pasar keseluruhan, dapat memperoleh laba yang besar melalui pencarian relung secara cerdik. 3.1.2. Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2004), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy mengklasifiksikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Bauran pemasaran merupakan bentuk strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam pelaksanaan strategi pemasaran dipengaruhi oleh unsur-unsur
bauran
pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat P variabel utama yang dapat dilihat pada Gambar 1.
33
Bauran Pemasaran
Pasar sasaran
Produk Keragaman produk Kualitas Design Ciri Nama merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan
Harga
Tempat
Daftar harga Rabat/ Diskon Potongan harga
Saluran pemasaran Cakupan pasar Pengelompokan Periode pembayaran Lokasi Syarat kredit Persediaan Transportasi
Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Kehumas Pemasaran langsung
Gambar 1. Bauran Pemasaran Sumber : Kotler, 2004
1). Produk Produk didefenisikan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 1997). Produk tersebut dapat mencakup objek fisik orang, jasa, tempat, organisasi, dan gagasan. Termasuk juga kualitas, bentuk, desain, ragam, merek dan kemasan. Menurut
Kotler
(2004),
pemasaran
mengklasifikasikan
produk
berdasarkan karakteristik produknya, menjadi tiga kelompok menurut ketahanan atau wujudnya, yaitu (1) barang habis dipakai, (2) barang tahan lama, dan (3) jasa. Barang habis dipakai adalah barang yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Barang tahan lama adalah barang yang biasanya
34
tidak habis setelah banyak penggunaan. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya, yaitu memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Kualitas tersebut tercermin dari kemudahan dipergunakan dan diperbaiki keandalan, keawetan, serta atribut bernilai yang lain. (Kotler dan Amstrong, 1997). Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan dan kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lain. Kemasan adalah segala aktifitas merancang dan menghasilkan tempat atau bungkus suatu produk (Kotler dan Amstrong, 1997). Pengemasan produk yang dirancang dengan baik akan menciptakan kemudahan bagi konsumen dan memberikan nilai promosi bagi produsen. Kemasan produk yang baik tidak hanya sekedar sebagai pembungkus, tapi juga melindungi kualitas produk serta harus mencantumkan petunjuk dan komposisi bahan. 2). Harga Harga
adalah
satu-satunya
unsur
pemasaran
yang menghasilkan
pendapatan bagi pemasar. Harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang (mungkin ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Kotler, 2004). Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas konsumsi barang dan jasa. Bila
35
manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat. Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba dan berbasis persaingan, karena harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan masukan dan dapat mengukur seberapa jauh laba yang ingin dicapai perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya atau bahkan lebih dari itu untuk mendapatkan laba. 3). Tempat atau Saluran Distribusi Distribusi adalah usaha melalui saluran pemasaran yang dilakukan untuk menyerahkan produk dari perusahaan atau pemasar kepada konsumen. Saluran pemasaran yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak langsung, atau kombinasi keduanya (Kotler dan Amstrong, 1997). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran dan saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu: saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat tiga P R O D U S E N
1
PEDAGANG BESAR
2
AGEN
3
P E N G E C E R
K O N S U M E N
Gambar 2. Saluran Distribusi Pada Pasar Konsumsi Sumber Kotler, 2004
Saluran distribusi tingkat nol adalah hubungan langsung antara produsen ke konsumen, saluran distribusi tingkat satu adalah hubungan antara produsen dan konsumen melalui pengecer. Saluran distribusi tingkat dua terdiri dari produsen,
36
pedagang besar, pengecer dan konsumen. Sedangkan distribusi tingkat tiga terdapat empat pelaku yaitu produsen, pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen. 4). Promosi Promosi
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan keunggulan produknya, sehingga akan mendapat perhatian dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler, 2004) yaitu : 1. Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 2. Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang 3. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 4. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. 5 Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dahulu mengenal secara mendalam tentang produk yang akan dipasarkannya agar media yang dipilih sebagai media promosi akan tepat.
37
3.1.3. Lingkungan Perusahaan Mcleod (2001), menyatakan bahwa lingkungan adalah alasan utama keberadaan dari perusahaan. Pemilik perusahaan melihat perlunya penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tertentu dan menanamkan modalnya sehingga perusahaan dapat melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan kemudian menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa. Ada delapan elemen lingkungan perusahaan yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada perusahaan diantaranya : pemasok, serikat pekerja, pelanggan, masyarakat keuangan, pemegang saham, pesaing, pemerintah dan masyarakat global. Perusahaan yang berhasil memandang bisnis mereka dari luar ke dalam, mereka menyadari bahwa lingkungan pemasaran selalu menimbulkan peluang serta ancaman baru dan mereka memahami pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah (Kotler, 2004). 3.1.4. Analisis Lingkungan Internal David (2004), mengemukakan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang terjadi di dalam aktifitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan adanya kekuatan dan kelemahan. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan tujuan agar dapat memanfaatkan kekuatan agar menjadi peluang, dan mengatasi kelemahan agar tidak menjadikan ancaman. Lingkungan internal memberikan lebih banyak peluang untuk pihak yang berpartisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan. Ada 6 faktor yang mempengaruhi kekuatan internal dan kelemahan internal yaitu :
38
1) Manajemen Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar : perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. 2) Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan pelanggan atas barang dan jasa. 3) Keuangan/ akuntansi Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. 4) Produksi/ Operasi Fungsi produksi/ operasi mengubah input bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas menjadi barang dan jasa. 5) Penelitian dan Pengembangan Pengeluaran/ ivestasi untuk litbang ditujukan untuk menghasilkan pada pengembangan
produk
baru
sebelum
pesaing
melakukannya
untuk
memperbaiki kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi untuk menurunkan biaya. 6) Sistem Informasi Manajemen Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan dasar untuk semua keputusan. Sistem informasi manajemen menerima bahan mentah dari evaluasi internal dan eksternal dari suatu organsasi, pengumpulan data tentang pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal, serta faktor sosial budaya, demografi, lingkungan,
39
ekonomi, politik, peraturan pemerintah, teknologi dan kompetitif secara eksternal. Pearce dan Robinson (1997), mengatakan bahwa analisis internal adalah pengertian mengenai pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan intern perusahaan dengan peluang dan ancaman yang ada di lingkungan. Memahami pemikiran yang cukup sederhana ini akan memungkinkan anda melihat peran analisis intern dalam pengembangan strategi yang tepat, sehingga mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan 3.1.5. Analisis Lingkungan Eksternal David
(2004),
mengemukakan
bahwa
analisis
eksternal
adalah
pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga dengan adanya peluang maka akan didapatkan keuntungan, sebaliknya dengan adanya ancaman maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya. Kekuatan-kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori: 1) Kekuatan ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat usaha perusahaan beroperasi. Beberapa variabel yang harus diperhatikan oleh perusahaan diantaranya tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, faktorfaktor impor/ekspor, fluktuasi harga, tarif pajak, pola konsumsi dan tingkat inflasi. 2) Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan berdampak besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil, besar, pencari laba, dan nirlaba dibuat bingung dan dihadapkan pada peluang
40
dan ancaman yang timbul dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Variabel yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah pendapatan per kapita, kepercayaan kepada pemerintah, gaya hidup, jenis kelamin dan sikap. 3) Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting dalam merumuskan strategi perusahaan. Perubahan-perubahan yang terjadi sangat berpengaruh
terhadap
perusahaan. Sejumlah variabel politik,
pemerintah, dan hukum adalah regulasi atau deregulasi pemerintah, undangundang anti monopoli, perubahan dalam undang-undang pajak, peraturan impor-ekspor, perubahan fiskal dan kebijakan moneter. 4) Kekuatan teknologi Persoalan yang berkaitan dengan teknologi akan mendasari hampir setiap keputusan penting yang dibuat perencana strategi. Strategi teknologi yang efektif dibuat berdasarkan analisis penetrasi dari peluang dan ancaman teknologi, dan penilaian seberapa penting faktor-faktor ini terhadap strategi korporasi secara keseluruhan. 5) Kekuatan persaingan Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai pesaing sangat penting untuk perumusan strategi. Mengidentifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan mempunyai berbagai divisi yang bersaing di industri yang berbeda. Persaingan industri tidak hanya terjadi diantara sesama peserta persaingan, tetapi persaingan berakar pada situasi ekonomi (Pearce dan Robinson, 1997). Ada
41
5 kekuatan yang mempengaruhi kekuatan-kekuatan dalam persaingan industri pada hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 Pendatang Baru
Persaingan di kalangan anggota industri Pemasok
Pembeli Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada
Substitusi
Gambar 3. Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber Pearce dan Robinson, 1997 1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan seringkali sumber daya yang cukup besar. Ada enam sumber utama hambatan masuk : skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses ke saluran distribusi dan kebijakan pemerintah. 2) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif penjualan
42
pembeliannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya. 3) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli atau pelanggan dapat juga menekan harga, menuntut kualitas lebih tinggi, atau layanan lebih banyak dan mengadu domba sesama anggota industri ini dapat menurunkan laba. 4) Ancaman Produk Pengganti/ Subtitusi Dengan menetapkan batas harga tertinggi, produk atau jasa subtitusi membatasi potensi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas produknya atau mendeferensiasikannya, laba, dan pertumbuhan industri dapat terancam. 5) Persaingan Diantara Para Anggota Industri Persaingan di kalangan industri terjadi karena mereka berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk dan perang iklan. 3.1.6. Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) David (2004) mengemukakan bahwa pembuatan matriks evaluasi faktor internal (IFE) merupakan tahap akhir dari analisis lingkungan internal perusahaan yang berupa kekuatan dan kelemahan dengan beberapa variabel, diantaranya : manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Sedangkan pembuatan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) merupakan tahap akhir dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang berupa peluang dan ancaman dengan beberapa
43
variabel, diantaranya : ekonomi, sosial, budaya, demografi dan lingkungan, politik, pemerintah, dan hukum, teknologi, dan persaingan. 3.1.7. Analisis SWOT (Strengths, Weakneses, Opportunities, Threats) Analisis SWOT merupakan akronim dari Strengths (kekuatan), Weakneses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah suatu proses identifikasi berbagai faktor serta sistematis untuk merumuskan strategi yang sesuai dengan lingkungan perusahaan. Dimana analisis tersebut didasarkan pada logika yang dapat dimaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada pada perusahaan, namun secara bersamaan dapat diminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada (Rangkuti, 2004). Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan memadukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan dari matriks SWOT yang telah dianalisis akan diperoleh strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. 3.1.8. Analisis QSPM (Quantitave Strategic Planning Matriks) Disamping membuat peringkat strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dan alternatif tindakan yang layak. Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) yang termasuk dalam tahap akhir dari kerangka kerja analisis perumusan strategi, teknik ini secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi
44
alternatif strategi secara obyektif dan dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya, (David, 2004).
Setelah melewati tahap input dan
pencocokan, perusahaan harus dapat mengambil keputusan tentang strategi terbaik dan yang paling cocok diterapkan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternalnya.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Dalam upaya untuk tetap dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaanperusahaan sejenis maka PT Agroindo Usaha Jaya memerlukan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dari sebuah aktifitas perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktifitas usahanya dapat diukur dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat memasarkan produknya sampai ke tangan konsumen. Pelaksanaan strategi pemasaran dilakukan oleh perusahaan agar mampu meningkatkan nilai jual produknya dan memperoleh laba. Produsen ingin memberikan kepuasan kepada konsumen dalam harga yang menguntungkan, sedangkan konsumen menginginkan mutu yang baik dengan harga yang murah, untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Dalam melakukan strategi pemasaran maka perusahaan harus dapat melihat kondisi lingkungan eksternal dan internal. Penentuan awal adalah melakukan analisis lingkungan perusahaan dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal yang berupa kekuatan dan kelemahan, terdiri dari : pemasaran, keuangan, produksi atau operasi, teknologi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Sedangkan
45
kondisi lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Analisis diatas dilakukan untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dalam lingkungan pemasaran yang akan mempengaruhi keberadaan dan pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Tahap berikutnya adalah memasukkan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan internal kedalam matriks IFE dan faktor-faktor lingkungan eksternal kedalam matriks EFE. Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE selanjutnya dianalisis dengan matriks SWOT tujuan analisis ini adalah untuk memperoleh alternatif strategi yang akan dilakukan perusahaan. Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSPM, analisis ini ditujukan untuk mendapatkan prioritas strategi yang akan digunakan oleh perusahaan, hal ini diperoleh dari matrik SWOT. Nilai TAS yang paling tinggi adalah alternatif strategi terbaik yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut.
46
PT Agroindo Usaha Jaya Berusaha Menghadapi Tingginya Persaingan dan Berkeinginan Memperluas Pasar
Lingkungan Perusahaan
Bauran Pemasaran 1. 2. 3. 4.
Produk Harga Tempat Promosi
Analisis Lingkungan Internal
1. Faktor Manajemen 2. Faktor Pemasaran 3. Faktor Keuangan 4. Faktor Produksi/ Operasi 5. Litbang 6. SIM
Analisis Lingkungan Eksternal 1. Faktor Ekonomi 2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan 3. Faktor Politik, Pemerintah, dan Hukum 4. Faktor Teknologi 5. Faktor Persaingan
Matriks IFE
Matriks EFE
Analisis SWOT Analisis QSPM Alternatif Strategi Pengembangan Ekspor Manggis PT Agroindo Usaha Jaya
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Ekspor Manggis (Garnicia mangostana Linn) Pada PT Agroindo Usaha Jaya Di Pasanggrahan, Jakarta Selatan
47
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Agroindo Usaha Jaya Jl. H. Buang No.24 RT.07/07, Ulujami, Pangsanggrahan, Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Aspek masalah yang dianalisis mencakup kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT Agroindo Usaha Jaya. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2007 sampai bulan Agustus 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen melalui wawancara. Pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuisioner dilakukan dengan pihak yang dianggap paling berkompeten di PT Agroindo Usaha Jaya sebanyak tiga orang Direktur, Manajer Accounting dan Manajer Ekspor, serta satu orang Manajer Pemasaran dari PT Alindojaya Pratama sebagai perusahaan pesaing. Data sekunder diperoleh dari dokumen, laporan manajemen PT Agroindo Usaha Jaya, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), serta literaturliteratur atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian.
4.3. Metode Pengumpulan Data Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Responden dipilih secara sengaja dan memiliki kontribusi besar dalam perumusan dan pelaksanaan strategi di PT Agroindo Usaha Jaya. Pemilihan
48
responden tersebut dilakukan dengan alasan dapat mewakili perusahaan dan memiliki wewenang mengenai data- data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung ke PT. Agroindo Usaha Jaya sehingga mengetahui situasi dan kondisi yang ada di lapangan. Pengisian kuisioner dipandu oleh peneliti. Wawancara dan kuisioner dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan serta penentuan bobot dan peringkat untuk masingmasing faktor tersebut. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan perusahaan, literatur-literatur yang relevan dengan penelitian, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), pemasok, serta perusahaan pesaing yaitu PT Alindojaya Pratama.
4.4. Pengolahan dan Analisis Data 4.4.1. Tahap Pengolahan Data Analisis data dimulai dengan mengidentifikasi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dianalisis secara kualitatif. Setelah mengetahui faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka dilakukan pembobotan. Pembobotan dilakukan untuk menentukan prioritas dari identifikasi faktor-faktor internal, sedangkan pengolahan dan analisis kuantitatif digunakan dengan alat batu komputer melalui program Microsoft Excel. Bentuk penilaian pembobotan untuk matrik IFE dapat dilihat pada Tabel 5.
49
Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan Faktor Strategi Internal A B C D ... Total A B C D ... Total Sumber: Rangkuti, 2004 Matrik EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman perusahaan. Setelah mengetahui faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka dilakukan pembobotan. Pembobotan dilakukan untuk menentukan prioritas dari identifikasi faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan A B C D ... Faktor Strategi Eksternal A B C D ... Total Sumber: Rangkuti, 2004
Total
Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor faktor strategis internal dan eksternal yang telah dirumuskan bersama kepada pihak perusahaan. Penentuan bobot dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3, skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : 1. = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2. = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
50
3. = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
n ai =
Xi
∑ Xi i=1
Keterangan : ai = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1, 2, 3, ....., n n = jumlah variabel Sumber : Rangkuti, 2004
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE dan EFE (Rangkuti, 2004) adalah : 1) Menentukan beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor strategi yang menjadi peluang dan ancaman, kemudian menempatkannya pada kolom pertama. 2) Memberikan bobot terhadap faktor-faktor tersebut pada (kolom dua) dengan skala mulai
dari
0,0 (tidak
penting)
sampai
1,0 (sangat penting).
Pembobotan didasarkan atas tingkat kepentingan relatif faktor tersebut bagi kesuksesan perusahaan. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu. 3) Memberikan rating 1 sampai 4 pada (kolom tiga) untuk menunjukkan efektifitas perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Untuk matriks IFE untuk faktor yang bersifat positif yaitu dengan skala 1= kekuatan yang kecil, 2= kekuatan yang sedang, 3= kekuatan yang besar, 4= kekuatan yang
51
sangat besar. Untuk faktor kelemahan merupakan kebalikan dari faktor kekuatan yaitu : 1= kelemahan yang sangat berarti, 2= kelemahan yang cukup berarti, 3= kelemahan yang kurang berarti, 4= kelemahan yang tidak berarti. Sedangkan untuk matriks EFE untuk faktor peluang yang bersifat positif yaitu dengan skala 1= peluang kecil, 2= peluang sedang, 3= peluang tinggi, 4= peluang sangat tinggi. Untuk faktor ancaman yang bersifat negatif merupakan kebalikan dari faktor peluang yaitu : 1= ancaman sangat besar, 2= ancaman besar, 3= ancaman sedang, 4= ancaman kecil. 4) Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan. 5) Jumlahkan skor pembobotan pada (kolom empat) untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan lainnya dalam kelompok perusahaan yang sama. Matriks IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating (Xi) (Yi) Kekuatan Kelemahan Total ∑ Xi = 1.0
Skor Pembobotan (Xi.Yi)
∑(Xi.Yi)
Sumber: Rangkuti, 2004
52
Tabel 8. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating (Xi) (Yi) Peluang Ancaman Total ∑ X i = 1.0
Skor Pembobotan (Xi.Yi)
∑ (Xi.Yi)
Sumber: Rangkuti, 2004 4.4.2. Tahap Analisis Matriks SWOT diperoleh dari hasil identifikasi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) yaitu berupa kekutan dan kelemahan dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) yaitu berupa peluang dan ancaman. Dalam matriks SWOT diperlihatkan kesesuaian antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman seperti pada Gambar 5.
Internal Eksternal Opportunities (O) * Faktor Peluang
Threaths (T) * Faktor Ancaman
Weakness (W) * Faktor Kelemahan
Strength (S) * Faktor Kekuatan Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi VVI Ciptakan strategi yang meminimkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 5. Matriks Analisis SWOT. Sumber: Rangkuti, 2004
53
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan memadukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Langkah untuk menyusun matriks SWOT adalah : 1) Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan. 2) Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan. 3) Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan. 4) Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan. 5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO yang tepat. 6) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO. 7) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST. 8) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT. 4.4.3. Tahap Pengambilan Keputusan Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif dan dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Langkah-langkah dalam pembuatan tahap keputusan dengan QSPM adalah membuat daftar peluang dan ancaman dari faktor eksternal dan kekuatan serta kelemahan dari faktor internal. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
54
1) Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan bobot yang ada pada matriks IFE dan matriks EFE. 2) Menuliskan alternatif strategi yang akan dievaluasi 3) Menentukan nilai daya tarik (AS) Attractiveness Score, jika faktor yang bersangkutan ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan. Kisaran nilai 1 sampai 4, dengan nilai 1 = tidak menarik, nilai 2 = agak menarik, nilai 3 = cukup menarik dan nilai 4 = sangat menarik. Jika faktor yang bersangkutan tidak berpengaruh terhadap alternatif strategi yang dipertimbangkan, maka tidak diberikan nilai AS. 4) Hitung total nilai daya tarik, dengan mengalikan bobot dengan nilai AS. 5) Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) Total Attractiveness Scrore, nilai total tertinggi merupakan strategi yang lebih menarik dan paling baik. Tabel 9. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Alternatif strategi Faktor Kunci Bobot Strategi I Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Sumber: Rangkuti, 2004
55
4.4.4. Tahap Formulasi Strategi Setelah mengolah dan menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, lalu penelitian dilanjutkan dengan langkah berikutnya yaitu perumusan strategi. Perumusan strategi dilakukan dengan tiga tahap seperti pada Gambar 6.
Tahap 1 : Masukan (Input Stage) 1. Matrik Evaluasi Faktor Internal(IFE)
2. Matrik Evaluasi Faktor eksternal(EFE)
Tahap 2 : Pencocokan (Matching Stage) Matrik (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) SWOT
Tahap 3 : Pengambilan Keputusan (Decision Stage) Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Gambar 6. Tahap Formulasi Strategi. Sumber: Rangkuti, 2004 Tahap pertama adalah tahap masukan dengan menggunakan Evaluasi Faktor Internal (IFE) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan PT. Agroindo Usaha Jaya serta menggunakan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan . Tahap kedua adalah tahap pencocokan dengan menggunakan matrik SWOT, matrik SWOT ini untuk mendapatkan alternatif strategi berdasarkan kekuatan dan kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan PT. Agroindo Usaha Jaya.
56
Tahap ketiga adalah tahap keputusan dengan menggunakan QSPM untuk mendapatkan prioritas strategi yang paling tepat bagi perusahaan.
57
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Agroindo Usaha Jaya berdiri pada tanggal 17 Oktober 1991, didirikan oleh 3 (tiga) orang pemegang saham yang salah satunya adalah Saleh Husein Baagil. Sampai sekarang masih menjadi karyawan dan juga sebagai pemegang saham perusahaan, para pemegang saham tersebut antara lain: Saleh Husein Baagil, Muhammad Garamah, dan Zaky Abdurrahman. PT. Agroindo Usaha Jaya memulai usahanya dengan modal awal sebesar Rp 200.000.000,-. Sejak awal berdiri PT. Agroindo Usaha Jaya bergerak dalam bidang perdagangan dalam negeri, impor dan ekspor buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya PT. Agroindo Usaha Jaya memutuskan untuk bergerak di bidang ekspor saja karena dirasa paling menguntungkan. Perusahaan telah beberapa kali berpindah tempat, kantor pertama bertempat di Jl. Cililitan Kecil I, Jakarta Timur, kemudian pindah ke Jl. Danau Bawah I No.22-A daerah Bendungan Hilir di Jakarta Pusat, setelah itu berpindah tempat lagi di Gg. Halimah daerah Kebayoran Lama, sampai akhimya bertempat di Ulujami, Jakarta Selatan (tempat kantor yang sekarang) dengan alamat Jl. H. Buang No.24 RT 007/07 Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pasanggrahan, Jakarta Selatan, sedangkan gudang tempat pengumpulan dan pengepakan sejak awal sudah berada di Ulujami. PT. Agroindo Usaha Jaya didirikan dihadapan notaris Anis Husein Abdat, SH berdasarkan akta tertanggal 17 Oktober 1991 dan baru disahkan pada tanggal
58
31 Oktober 1991 No.55, adapun surat-surat yang telah dimiliki oleh perusahaan tersebut adalah: 1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.06/1.759.2 dari Kelurahan Ulujami. 2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari pihak Kantor Pelayanan Pajak Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dengan No. 1.567.4-022. 3. Tanda
Terdaftar
Perusahaan
dari
Departemen
Perdagangan
Republik Indonesia dengan No. 09051619904 tertanggal 7 Nopember 1998. 4. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia dengan No. 12.950/09-01/PM/1991 tertanggal 31 Oktober 1991. Tanggal 27 April 1992 pemegang saham bertambah satu orang, oleh karena itu perusahaan harus mengubah surat-surat yang telah dimiliki yakni: 1. Akta perubahan dari notaris mengenai perubahan pemegang saham. 2. Surat Pengesahan dari Departemen Kehakiman. PT Agroindo Usaha Jaya juga telah terdaftar di BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) sebagai salah satu perusahaan pengekspor Hortikultura sejak tahun 2003. Setiap tiga bulan pihak BPEN melakukan pengawasan dan pengambilan data kegiatan ekspor PT Agroindo Usaha Jaya. Perusahaan ini mempunyai kapasitas ekspor 15-25 ton per tahun dengan Negara tujuan ekspor Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qattar dan Bahrain. Negara tujuan Eropa yaitu Prancis dan Belanda.
59
5.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi PT Agroindo Usaha Jaya adalah perusahaan keluarga yang berorientasi pada tindakan. Pemimpin berkomitmen untuk terus memperbaiki mutu dari hubungan yang menguntungkan dengan pemegang stakeholder (pemilik,
karyawan,
pemasok,
pemerintah
dan
masyarakat),
sehingga
mendapatkan nilai tambah bagi perusahaan. Misi PT Agroindo Usaha Jaya adalah melakukan bisnis secara efektif, efisien dan bertanggungjawab untuk mencapai laba keuangan yang proporsional dalam jangka panjang serta memberikan manfaat kepada pemilik perusahaan. Tanggungjawab terhadap konsumen dan pelanggan yang mengkonsumsi buah dari perusahaan.
Perusahaan
memasarkan
dengan
berusaha
biaya
yang
mengembangkan, efektif
serta
memproduksi
perusahaan
dan
menerima,
mengembangkan, memotivasi, memberikan penghargaan dan mempertahankan karyawan yang mempunyai kredibilitas tinggi.
5.3 Struktur dan Fungsi Organisasi PT Agroindo Usaha Jaya meruapakan perusahaan berbadan hukum yang berbentuk perseroan terbatas. Hak penuh dan wewenang serta pemegang kebijakan tertinggi adalah pimpinan perusahaan yang sekaligus pemegang saham. Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan masih sangat sederhana dalam menjalankan fungsinya untuk menunjang kegiatan ekspor. Perusahaan memiliki fungsi dan tugas msing-masing pada beberapa bagian, yaitu :
60
1. Komisaris Adapun tugas dan tanggungjawabnya adalah menyetujui tujuan perusahaan yang telah dibuat oleh direktur atas kesepakatan bersama dan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap satu tahun sekali untuk meminta pertanggungjawaban laporan dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. 2. Direktur Direktur merupakan pemilik perusahaan yang bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap manajemen organisasi perusahaan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan operasional terhadap seluruh kegiatan ekspor. 3. Manajer Ekspor Tugas dan tanggungjawabnya adalah melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan serta mengatur kebijakan teknis di lapangan termasuk koordinasi dengan importir dalam hal penerimaan order dan penetapan harga supplier dalam pembelian barang-barang, tenaga kerja untuk memperlancar kegiatan ekspor dan jasa angkutan untuk pengiriman barang-barang ke negara tujuan ekspor. Manajer ekspor membawahi tiga bagian utama yang membantu pelaksanaan kegiatan ekspor perusahaan, bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut : a. Bagian Pembelian Seorang bagian pembelian ditugaskan mendatangi lokasi supplier untuk mengawasi kegiatan penyortiran dan pengemasan di tempat supplier yang berada di luar daerah dengan persetujuan manajer ekspor.
61
b. Bagian Gudang Tugas dan tanggungjawabnya adalah melakukan pengumpulan barangbarang dari supplier, mengawasi kegiatan penyotiran dan pengemasan yang dilakukan di gudang perusahaan di Jakarta. c. Bagian Lapangan Seorang bagian lapangan adalah bertugas dan bertangungjawab mengurusi penganngkutan barang-barang yang telah di kemas dan mengurusi suratsurat atau dokumen yang di perlukan di bandara udara agar barang-barang tersebut sampai ke tangan importir. Bagian lapangan harus mengetahui jumlah seluruh barang yang siap di angkut setelah memperoleh informasi baik dari bagian pembelian maupun bagian gudang. 4. Manajer Accounting Tugas dan tanggungjawab manajer accounting adalah merencanakan dan memperkirakan keuangan perusahaan agar dapat di gunakan secara efektif, memperoleh dan menggunakan dana untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Manajer accounting membawahi tiga bagian utama yang berperan dalam kegiatan keuangan perusahaan, bagian-bagian tersebut adalah : a. Kasir Bagian ini melakukan transaksi untuk hal-hal yang berhubungan langsung dengan pembelian buah ke supplier, pembelian bahan-bahan penunjang pengemasan dan pemberian gaji untuk karyawan tetap dan tidak tetap.
62
b. Administrasi Bagian ini mengurusi kegiatan pembayaran kepada agen penerbangan, pengangkutan dan pembayaran dari importir setelah barang-barang di terima. c. Pembukuan Bagian ini akan melakukan pengelompokan berbagai transaksi seperti transportasi, pembelian dan honor, kemudian di buat kedalam bentuk laporan keuangan. Berikut ini adalah struktur organisasi PT Agroindo Usaha Jaya dapat di lihat pada Gambar 7. Komisaris
Direktur
Manajer Accounting
Manajer Eskpor
Bagian Pembelia n
Bagian Pembelian
Buruh Tetap
Bagian Lapanga n
Bagian Kasir
Bagian Administra si
Bagian Pembukuan
Buruh Lepas
Gambar 7. Struktur Organisasi PT Agroindo Usaha Jaya Tahun 2007
63
5.4 Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan komponen pokok dari suatu usaha dalam pelaksanaan kegiatan ekspor yang dilakukan perusahaan. Tenaga kerja di perusahaan ini dibedakan menjadi dua bagian: 1. Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja tetap merupakan karyawan yang bekerja sebagai staff atau penggerak dalam perusahaan yang berjumlah enam orang. Dalam menjalankan tugasnya, karyawan tetap bekerja selama enam hari dalam satu minggu, yaitu dimulai dari hari senin hingga sabtu, dengan jam kerja dimulai dari pukul 08.0016.00 WIB dan diselingi dengan istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB. Khusus pada hari Jum'at jam istirahat dimulai pukul 11.30-13.00 WIB. Perusahaan memberikan gaji tenaga kerja tetap dihitung berdasarkan jabatan yang diberikan pada tiap awal bulan. 2. Tenaga Kerja Tidak Tetap Tenaga kerja tidak tetap terbagi menjadi dua, yaitu buruh tetap dan buruh lepas. Buruh tetap berjumlah 15 orang yang bertugas menangani jalannya kegiatan ekspor perusahaan di lapangan, seperti pengadaan dan penanganan baik yang dilakukan di dalam atau pun di luar Jakarta secara bergiliran. Sedangkan buruh lepas berjumlah
lebih dari 30 orang yang bertugas membantu dalam proses
penyortiran dan pengemasan baik yang dilakukan di dalam atau pun di luar Jakarta. Buruh tetap seluruhnya merupakan laki-laki dan bekerja di tempat gudang perusahaan di Jakarta, sedangkan buruh lepas yang bekerja di gudang perusahaan di Jakarta biasanya berasal dari orang-orang yang bertempat tinggal dekat dengan
64
lokasi sekitar gudang perusahaan. Sebagian besar merupakan ibu-ibu yang masih muda, setengah umur maupun yang sudah agak tua. Perusahaan tidak menetapkan batas umur dan tingkat pendidikan karena sifat pekerjaannya yang tidak begitu berat dan sulit. Sudah menjadi wewenang perusahaan untuk mengatur dan menentukan jumlah buruh lepas yang selalu berubah dan disesuaikan dengan jumlah buah-buahan yang harus disortir dan dikemas sesuai permintaan importir agar segera dikirim sesuai dengan jadwal pengiriman yang sudah disepakati. Upah buruh lepas yang berada di luar Jakarta dibayarkan oleh perusahaan melalui supplier sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan dihitung berdasarkan jumlah jam kerja. Lain halnya dengan buruh lepas yang berada di Jakarta, upah yang dibayarkan oleh perusahaan diberikan tiap bulan sesuai dengan jumlah jam kerjanya.
5.5 Fasilitas Perusahaan Fasilitas perusahaan PT Agroindo Usaha Jaya berupa sarana dan prasarana yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan produksi perusahaan. Sarana kegiatan produksi perusahaan diantaranya penggunaan mesin dan peralatan untuk proses produksi atau pengemasan. Sarana yang digunakan adalah untuk mengepak kemasan-kemasan karton atau mengepak box master dengan mesin rolling dan mesin facum. Selain itu di gunakan beberapa alat pendukung lainnya yaitu timbangan (elektrik dan manual), straples, gunting, silet dan keranjang yang berukuran besar dan kecil. Sarana trasportasi untuk pengangkutan buah manggis dari gudang pemasok ke gudang perusahaan menggunakan dua buah mobil pick
65
up milik perusahaan atau truk sewaan, sedangkan pengangkutan buah manggis dari gudang perusahaan ke bandara menggunakan dua buah mobil box milik perusahaan. Prasarana yang ada di PT Agroindo Usaha Jaya berupa tiga buah bangunan yang terdiri dari satu buah kantor dan dua buah gudang tempat penyimpanan buah manggis. Salah satu gudang terletak di perusahaan dan satu gudang lainnya berada di bandara.
5.6 Prosedur Pengiriman Barang Prosedur pengiriman barang yang dilakukan PT Agroindo Usaha Jaya dintaranya dengan 1) melakukan kontak dagang dan mengajukan penawaran, 2) pembuatan kontrak penjualan, 3) pemesanan alat transportasi, 4) pengurusan surat-surat antara lain: invoice (isi kemasan), packing list (daftar kemasan), sertifikat karantina, surat keterangan asal usul barang (SKA), pemberitahuan ekspor barang (PEB) dan surat persetujuan ekspor (PE) dan 5) pemuatan ekspor barang di bandara dengan mengeluarkan Air Waybill yaitu tanda bukti bahwa barang sudah diterima dan siap untuk dikirim.
5.7 Kemitraan Dengan Petani PT Agroindo Usaha Jaya menjalin kerjasama dengan pemasok dalam penyediaan buah manggisnya karena perusahaan tidak mempunyai kebun manggis sendiri. Peran pemasok sangat besar untuk memenuhi kebutuhan manggis perusahaan, untuk itu perusahaan harus membina hubungan yang baik dengan
66
pemasok. Bentuk kerjasama antara perusahaan dan pemasok yaitu sistem kemitraan, artinya perusahaan membantu memasarkan manggis yang barasal dari pemasok. Sehingga ada hubungan timbal balik yang baik antara perusahaan dan pemasok, keuntungan bagi perusahaan adalah dapat memperoleh manggis untuk kebutuhan ekspornya, sementara bagi pemasok manggis dapat dipasarkan dengan baik. Pemasok berasal dari beberapa daerah diantaranya Jawa Barat, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
67
VI IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN DAN ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
6.1 Identifikasi Bauran Pemasaran Identifikasi bauran pemasaran dilakukan dengan meninjau strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan. Ada empat komponen strategi bauran pemasaran yang akan diidentifikasi yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. 6.1.1 Produk PT Agroindo Usaha Jaya merupakan perusahaan eksportir buah-buahan dan rempah dengan produk ekspor utama adalah buah manggis. Untuk memenuhi kebutuhan buah manggis perusahaan bergantung sepenuhnya kepada supplier (pemasok). Perusahaan tidak mempunyai kebun manggis sendiri sehingga perusahaan harus membina
hubungan yang baik dengan pemasok. Pemasok
berasal dari Jawa Barat, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Buah manggis yang diekspor adalah buah manggis dalam bentuk segar dan harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu berwarna merah, manis, berkulit halus, berpenampilan menarik, dan sepal tidak patah. Penyortiran buah manggis dilakukan setelah manggis datang di gudang perusahaan, buah manggis yang tidak memenuhi kriteria akan dikembalikan ke supplier. Buah manggis yang terpilih kemudian ditimbang dan dikemas sesuai dengan negara tujuan ekspor. Untuk negara tujuan Timur Tengah manggis disusun dengan menggunakan foam tray, kemudian dibungkus dengan wrapping film, dan kemudian dimasukan kedalam kemasan pengiriman berupa kotak karton yang
68
diberi perekat berupa lack band dan diikat dengan menggunakan strapping band. Tiap karton berisi dua kilogram manggis. Untuk negara tujuan ekspor Timur Tengah tiap satu kilogram berjumlah 14 buah. Untuk negara tujuan ekspor Eropa manggis dikemas langsung kedalam kemasan pengiriman (kotak karton). Kemasan pengiriman mempunyai berat bersih dua kilogram, dan tiap kilogramnya berjumlah delapan sampai sepuluh buah manggis. Perbedaan pengemasan dan jumlah manggis per kilogramnya untuk tiap negara tujuan ekspor, ditentukan oleh permintaan tiap Negara tujuan ekspor itu sendiri. Kemasan menggunakan label yang masih sangat sederhana, label perusahaan langsung dicetak pada kemasan kotak karton. 6.1.2 Harga Harga jual manggis yang di tawarkan PT Agroindo Usaha Jaya sangat kompetitif. Artinya harga tersebut dapat bersaing dengan harga buah manggis yang di tawarkan oleh perusahaan pesaing. Harga jual untuk pasar Timur Tengah sebesar US$ 3 sementara untuk harga jual di pasar Eropa US$ 4. Harga beli buah manggis yang di peroleh dari kesepakatan antara perusahaan dengan pemasok. Harga beli yang di peroleh berfluktuasi sesuai dengan musim dan daerah asal buah manggis tersebut. Harga relatif mahal pada awal musim panen yaitu pada bulan Oktober, kemudian harga secara perlahan turun hingga pada pertengahan musim panen yaitu pada bulan Januari sampai Maret dan harga kembali naik menjelang akhir musim panen yaitu pada bulan April. Harga terendah yang di peroleh sebesar Rp 5000 per kilogram buah manggis, harga tertinggi sebesar Rp 6000 per kilogram buah manggis.
69
6.1.3 Tempat PT Agroindo Usaha Jaya berlokasi di Jl. H. Buang No.24 RT 007/07 Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pasanggrahan, Jakarta Selatan.
Lokasi
perusahaan tersebut merupakan lokasi yang strategis, karena dekat dengan lokasi bandara dan dekat dengan pemasok. Lingkup pemasaran PT Agroindo Usaha Jaya mencakup negara tujuan ekspor Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab (Abu Dhabi dan Dubai), Arab Saudi (Jeddah, Riyadh, dan Damman), Qattar (Doha), dan Bahrain.
Negara tujuan
ekspor Eropa mencakup Prancis dan Belanda. PT Agroindo Usaha Jaya memperoleh buah manggis dari pemasok yang berasal dari Jawa Barat (Bogor, Tasikmalaya, dan Purwakarta), Lampung, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Sistem kerjasama antara perusahaan dan pemasok dengan sistem kemitraan. Dalam melakukan kegiatan pemasarannya, PT Agroindo Usaha Jaya menyalurkan produknya melalui beberapa saluran pemasaran, yaitu: 1. Petani Tengkulak Pemasok PT Agroindo Usaha Jaya Konsumen 2. Petani Pemasok PT Agroindo Usaha jaya Konsumen 6.1.4 Promosi Promosi yang dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya yaitu dengan mengajukan penawaran langsung kepada calon pembeli dengan cara suratmenyurat, telepon, faximile atau bahkan bertemu langsung dengan calon pembeli. Promosi lain yang dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya dalam memperluas pemasarannya yaitu dengan melakukan kerjasama dengan BPEN (Badan
70
Pengawas Ekspor Nasional), promosi juga dilakukan dengan cara memasang iklan di internet. 6.2 Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan perusahaan meliputi analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. 6.2.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang terdapat di dalam perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor-faktor internal perusahaan meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan sistem informasi menajemen. 6.2.1.1 Manajemen Manajemen PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai tugas untuk melakukan perencanaan dan pengorganisasian dari tingkat atasan sampai bawahan sehingga hubungan kerja yang baik yang ada di perusahaan dapat tercipta dan tetap tejaga. Pengorganisasian dan koordinasi pada PT Agroindo Usaha Jaya dilakukan melalui rapat, hal ini di maksudkan agar evaluasi kinerja lebih efektif, efisien dan dapat terealisasi. Beberapa sentra produksi buah manggis telah dikuasai oleh pihak perusahaan untuk memenuhi kebutuhan buah manggis, hal ini karena PT Agroindo Usaha Jaya tidak mempunyai kebun manggis sendiri. Proses pendistribusian manggis telah dilakukan dengan baik oleh perusahaan, sehingga tidak adanya komplen terhadap ketepatan waktu pengiriman manggis. Berdasarkan pengalaman kerja dan organsasi yang dimiliki, perusahaan mampu
71
menguasai daerah produksi dan menjaga ketepatan waktu dalam pendistribusian. Sehingga hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan. Tenaga kerja yang ada pada perusahaan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda baik dalam hal pendidikan, usia, dan jenis kelamin. Rata-rata tenaga kerja yang ada pada perusahaan berpendidikan SMP dan SMU sehingga dukungan kualitas SDM yang dimiliki perusahaan dirasakan sangat kurang. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan dan kurangnya pelatihan yang dilakukan, menjadi salah satu kelemahan bagi perusahaan. Karyawan hanya menjalankan aktifitas sesuai rencana yang dirancang oleh para staf kantor/manajer. Struktur organisasi PT Agroindo Usaha Jaya adalah struktur fungsional, dimana pola pengambilan keputusan yang bersifat penting diambil oleh pemilik sebagai direktur. Sedangkan untuk kegiatan harian dilakukan oleh manajer dan bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga koordinasi antar bagian dapat terkendali secara baik. Data pendidikan, usia, dan jenis kelamin tenaga kerja pada PT Agroindo Usaha Jaya dapat di lihat pada Tabel 10. Pada Tabel 10 terlihat tingkat pendidikan tamatan SMP memiliki jumlah paling dominan yakni sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 41,7 persen sedangkan untuk pendidikan Universitas/Akademi hanya 3 orang saja dengan persentase sebesar 12,5 persen. Berdasarkan tingkat usia tenaga kerja di PT Agroindo Usaha Jaya memiliki sebaran yang berkisar antara 20 tahun sampai lebih dari 40 tahun, terlihat bahwa sebaran usia yang terbanyak adalah terdapat pada umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 12 orang dengan persentase 50 persen.
72
Tabel 10. Pendidikan, Usia, dan Jenis Kelamin Tenaga Kerja PT Agroindo Usaha Jaya Kategori Pendidikan • SD • SMP • SMU • Universitas Total Usia • 20-25 • 26-30 • 31-40 • > 40 Total Jenis Kelamin • Pria • Wanita Total Sumber : PT Agroindo Usaha Jaya, 2007
Jumlah
Persentase (%)
4 10 7 3 24
16,7 41,7 29,16 12,5 100
3 6 12 3 24
12,5 25 50 12,5 100
13 11 24
54,17 45,83 100
Jenis kelamin pria lebih mendominasi yakni sebanyak 13 orang dengan persentase 54,17 persen, maka pengelolaan produksi perusahaan lebih banyak di kendalikan oleh pria. Tenaga kerja perusahaan terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas. Tenaga kerja tetap terdiri dari 12 orang, 4 orang tenaga kerja kantor, 8 tenaga kerja di gudang. Jumlah tenaga kerja tidak tetap berfluktuasi maksimum 25 orang. 6.2.1.2 Keuangan PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai sumberdaya keuangan yang baik dimana modalnya berasal dari tiga orang pemegang saham sekaligus sebagai pemilik. Modal awal pendirian PT Agroindo Usaha Jaya adalah sebesar Rp 300 juta. Modal sendiri inilah yang merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki perusahaan, karena perusahaan tidak mempunyai beban kepada pihak manapun
73
sehingga keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan usaha. Kondisi keuangan perusahaan berada pada kondisi yang baik, hal ini diperlihatkan tidak terjadinya penundaan pembayaran gaji karyawan dan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. 6.2.1.3 Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan pada PT Agroindo Usaha Jaya dilakukan dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Diantaranya menjalin kerjasama dengan Litbang Departemen Pertanian tentang mutu dan kualitas buah manggis dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) tentang pengembangan ekspor buah manggis. 6.2.1.4 Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi yang digunakan PT Agroindo Usaha Jaya dalam kegiatan sehari-hari dalam penyampaian informasi dan laporan serta dalam kegiatan promosi dan transaksi adalah dengan menggunakan telepon, faximile, komputer dan internet. Sistem informasi yang ada di PT Agroindo Usaha Jaya saat ini kurang di manfaatkan secara optimal, hal ini dapat dilihat dari kurangnya informasi pasar di negara tujuan dan kurangnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Selama ini PT Agroindo Usaha Jaya hanya mengandalkan kolega-kolega yang berada di negara tujuan ekspor untuk memperoleh informasi pasar dan melakukan promosi. Kolega-kolega yang dimiliki perusahaan di negara tujuan ekspor merupakan kekuatan bagi perusahaan dalam memasarkan produknya.
74
Akan tetapi hal ini juga menjadi salah satu kelemahan bagi perusahaan karena informasi dan promosi yang diperoleh kurang maksimal. Hal ini dapat di lihat dari rendahnya laju pertumbuhan volume nilai ekspor manggis PT Agroindo Usaha Jaya sebesar 7,57 persen per tahun. 6.2.2
Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor
yang terdapat diluar perusahaan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam menyusun strategi. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro (industri). Lingkungan mikro terdiri dari ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk pengganti/substitusi, dan persaingan diantara para anggota industri. 6.2.2.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor politik, pemerintahan dan hukum, faktor teknologi dan faktor persaingan. A.Faktor Ekonomi Dilihat dari situasi perekonomian secara global, saat ini perekonomian dunia kurang stabil. Situasi perekonomian secara umum yaitu adanya inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah akan sangat berpengaruh bagi perusahaan. Pada Tabel 11 terlihat adanya peningkatan inflasi yang signifikan di beberapa negara dari tahun 2005 sampai 2006 terutama di Singapura dari 0.53 menjadi 0.95 dan Indonesia dari 10.70 menjadi 12.28. Sementara untuk negara Perancis mengalami penurunan inflasi dari 1.83 menjadi
75
1.53 dan Jerman dari 2.00 menjadi 1.90. Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara juga mengalami peningkatan kecuali di negara Amerika Serikat dan Indonesia yang mengalami penurunan. Nilai inflasi yang tinggi merupakan ancaman yang kuat bagi PT Agroindo Usaha Jaya karena hal ini berpengaruh pada kenaikan harga bahan bakar minyak yang akan berdampak pada kenaikan harga-harga lainnya. Perkembangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi beberapa negara dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara Pertumbuhan Inflasi (%/ tahun) Ekonomi (%/tahun) Negara 2005 2006 2005 2006 Amerika Serikat 3.13 3.21 3.50 3.40 Thailand 5.13 5.25 4.40 5.00 Singapura 0.53 0.95 5.60 8.10 Perancis 1.83 1.53 1.60 2.05 Malaysia 3.18 3.38 5.10 5.70 Jerman 2.00 1.90 1.03 2.58 Jepang -0.45 0.55 2.40 2.55 Indonesia 10.70 12.28 5.53 5.35 Inggris 2.10 2.48 1.90 2.65 Sumber: Bank Indonesia, 2007 Suku bunga internasional dan nilai tukar rupiah yang tidak stabil akan berpengaruh terhadap nilai penjualan dan keuntungan PT Agroindo Usaha Jaya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya suku bunga internasional tahun 2005 sebesar 4.02 persen per tahun menjadi 5.32 persen per tahun pada tahun 2006. Sementara peningkatan juga terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap US$ pada tahun 2005 sebesar 9.170 menjadi 9.300 pada tahun 2006 merupakan suatu ancaman bagi PT Agroindo Usaha Jaya. Nilai tukar rupiah yang menguat akan menurunkan tingkat pendapatan perusahaan, sedangkan jika nilai tukar rupiah menurun akan meningkatkan tingkat pendapatan bagi perusahaan. Suku bunga internasional dan nilai rupiah terhadap US$ dapat di lihat pada Tabel 12.
76
Tabel 12. Suku Bunga Internasional dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ Indikator
2005
Suku Bunga Internasional Nilai Tukar Rupiah Terhadap US $ Sumber: Bank Indonesia, 2007
2006 4.02
5.32
9,170
9,300
Perkembangan volume dan nilai ekspor manggis nasional untuk negara tujuan Timur Tengah dan Eropa mengalami peningkatan. Peningkatan volume ekspor buah manggis mengindikasikan adanya peningkatan permintaan akan buah manggis dari Timur Tengah dan Eropa. Peningkatan permintaan buah manggis juga diikuti dengan peningkatan produksi buah manggis dalam negeri. Hal ini merupakan peluang yang baik bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Perkembangan ekspor manggis Indonesia dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Ekspor Manggis Indonesia Tahun Negara China Hongkong Uni Emirat Arab Belanda Arab Saudi Singapura Prancis Malaysia Korea India Kuwait Qatar Jepang Bahrain Jerman Italia Spanyol Vietnam Taiwan Total
2005 Volume (Ton) 3.463 4.242 359 29 101 78 27 19 19 4 7 1 79 44 8.472
2006 Nilai (US$000) 2.186 3.582 288 59 82 56 17 5 22 3 5 1 55 26 6.387
Volume (Ton) 3.576 1.258 395 27 105 120 35 57 15 73 9 7 12 3 3 2 5.624
Nilai (US$000) 2.068 863 309 91 82 78 36 29 18 13 9 6 5 3 2 1 3.613
Sumber: Badan Pengembangan Ekspor Nasional, 2007 .
77
B. Faktor Sosial, Budaya dan Demografi Setiap negara mempunyai faktor sosial, budaya, dan demografi yang berbeda-beda. Dilihat dari faktor sosial, buah manggis termasuk buah yang dianggap bergengsi dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Buah manggis juga disebut sebagai “exotic fruit” oleh bangsa eropa karena manggis mempunyai rasa yang lengkap mulai dari manis, asam, sepet dan lain-lain yang tercampur menjadi satu. Adanya beragam budaya yang berbeda-beda dari setiap negara menyebabkan adanya perbedaan dalam pola mengkonsumsi buah manggis. Perbedaan pola konsumsi ini dapat dilihat dari digunakannya buah manggis untuk peribadatan di beberapa negara. Budaya di beberapa negara yang menggunakan buah manggis sebagai media peribadatan menyebabkan permintaan buah manggis cukup tinggi di negara tersebut. Permintaan buah manggis yang sangat tinggi dari berbagai negara, merupakan peluang bagi Indonesia khususnya PT Agroindo Usaha Jaya untuk mengekspor buah manggis, mengingat secara demografi Indonesia sangat cocok untuk memproduksi buah manggis. C. Faktor Politik, Pemerintahan dan Hukum Peran politik, hukum dan kebijakan pemerintah seperti pajak dan subsidi sangat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian suatu negara. Politik dan hukum suatu negara tidak terlepas dari campur tangan pemerintah. Keadaan perekonomian negara yang stabil harus didukung oleh stabilitas politik dan hukum. Ketidakstabilan politik akan menyebabkan ancaman pada nilai tukar rupiah yang tidak stabil dan berdampak juga pada penurunan nilai investasi dan
78
penanaman modal di dalam negeri. Politik yang tidak stabil merupakan satu penghambat dalam dunia industri, baik yang bergerak disektor produksi, jasa maupun sektor-sektor lainnya. Sehingga situasi ini mempunyai pengaruh sangat besar dalam kegiatan aktifitas perusahaan PT Agroindo Usaha Jaya Hukum dan kebijakan pemerintah akan sangat berpengaruh kepada PT Agroindo Usaha Jaya sebagai perusahaan pengekspor buah manggis, hal ini dapat terlihat dengan diterapkannya kebijakan tarif ekspor oleh pemerintah yang memberatkan bagi perusahaan. Diberlakukannya kebijakan tarif ekspor akan meningkatkan biaya ekspor sehingga akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. D. Faktor Teknologi Perkembangan teknologi baik teknologi produksi maupun teknologi informasi semakin pesat. Perkembangan dalam teknologi produksi budidaya buah manggis sudah semakin baik, hal ini dapat dilihat dari pola pembibitan dan penanaman buah manggis yang lebih baik sehingga akan menghasilkan buah manggis yang bermutu dan berkualitas baik yang dapat bersaing di pasar internasional. Perkembangan teknologi produksi ditandai adanya peningkatan produksi manggis nasional dari tahun 2000-2006 dengan laju pertumbuhan sebesar 26,76 persen per tahun. Perkembangan
teknologi
informasi
yang
semakin
pesat
sangat
berpengaruh positif bagi perusahaan. Perkembangan teknologi ini merupakan peluang bagi perusahaan dalam
kegiatan promosi dan penyediaan informasi
pasar. Perusahaan harus memanfaatkan teknologi dan informasi secara maksimal untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan penjualan.
79
Dewasa ini sedang dikembangkan teknologi diversifikasi buah manggis untuk meningkatkan nilai guna buah manggis diantaranya buah manggis dijadikan pewarna tekstil, syrup dan obat tradisional. Perkembangan teknologi ini merupakan peluang yang cukup potensial untuk pengembangan pengusahaan buah manggis di Indonesia. 6.2.2.2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro terdiri dari ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk pengganti/substitusi, dan persaingan diantara para anggota industri.
A. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Ancaman pendatang baru pada perusahaan pengekspor khususnya buah manggis cukup kecil. Beberapa tahun belakangan ini belum ada perusahaan pengekspor buah manggis baru di Indonesia. Untuk masuk menjadi perusahaan pengekspor memerlukan modal yang cukup besar, manajemen yang baik dan jaringan yang kuat baik dalam hal sumber daya bahan baku maupun pemasaran. Perusahaan pengekspor buah manggis yang ada saat ini adalah perusahaan yang sudah cukup lama bergerak di bidang ini. Diantaranya adalah PT Agroindo Usaha Jaya yang telah menekuni ekspor manggis ini selama kurang lebih 16 tahun dengan negara tujuan Timur Tengah dengan kapasitas ekspor sebesar 18-25 ton per tahun dan PT Alindojaya Pratama selama kurang lebih 13 tahun. Sementara PT Besari Javaica dan PT Tatanindo Agro Selaras merupakan perusahaan termuda yang telah bergerak di bidang ini
80
sekitar 5 tahun. Beberapa perusahaan pengekspor manggis dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Perusahaan Eksportir Manggis Nama Perusahaan
Lama Beroperasi
Tujuan Ekspor
Kapasitas Ekspor
Taiwan Hongkong Cina Taiwan Timur Tengah
1.100 ton per tahun (rata-rata)
7 tahun
90-100 ton per tahun (rata-rata)
8 tahun
PT. Corona Prayitna
Hongkong Taiwan
75 ton per tahun (rata-rata)
8 tahun
PT. Alindojaya Pratama
Timur Tengah
10-25 ton per tahun
13 tahun
PT. Besari Javaica
Timur Tengah
10 ton per tahun
5 tahun
PT. Kem Farm
Singapura
25 ton per tahun
6 tahun
PT. Tatanindo Agro Selaras
Singapura
15 ton per tahun
5 tahun
PT. Yuda Mustika
Emerald Trading Inc.
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2006 B. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok PT Agroindo Usaha Jaya menjalin kerjasama dengan pemasok dalam penyediaan buah manggisnya karena perusahaan tidak mempunyai kebun manggis sendiri. Peran pemasok sangat besar untuk memenuhi kebutuhan perusahaan untuk dapat mengatasi permintaan pasar yang cukup tinggi. Pemasok berasal dari beberapa daerah diantaranya Jawa Barat, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Buah manggis yang bersifat musiman dan masih diusahakan secara tradisional menyebabkan produksi yang dihasilkan masih rendah. Membuat peta persaingan semakin tinggi antar perusahaan pengekspor untuk memperoleh pasokan buah manggis dari pemasok. Sehingga kekuatan tawar menawar pemasok menjadi sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pembelian manggis PT Agroindo Usaha Jaya yang mengalami peningkatan pada bulan November sebesar
81
3.796 menjadi 17.956 pada bulan Desember walaupun terjadi kenaikan harga pembelian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15 dimana harga pembelian manggis pada bulan Januari, Febuari dan Maret sebesar Rp.5000 per kilogram dan terjadi kenaikan pada bulan April sampai Desember sebesar Rp. 6000 per kilogram. Jumlah pembelian dan harga pembelian manggis dari pemasok kepada PT Agroindo Usaha Jaya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Pembelian dan Harga Manggis Dari Pemasok Tahun 2006 Total Pembelian Bulan Jumlah Harga Pembelian (Rp) Pembelian (Kg) (Rp/Kg) Januari
10.012
5.000
50060000
Febuari
6.914
5.000
34570000
Maret
6.860
5.000
34300000
April
1.508
6.000
9048000
Mei
1.004
6.000
6024000
Juni
174
6.000
1044000
Juli
196
6.000
1176000
Agustus
772
6.000
4632000
2.646
6.000
15876000
-
-
-
November
3.796
6.000
22776000
Desember
17.956
6.000
107736000
Total
51.838
63.000
287.242.000
September Oktober
Sumber: PT. Agroindo Usaha Jaya, 2007. C. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Para pembeli produk buah manggis PT Agroindo Usaha Jaya berasal dari beberapa negara diantaranya Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qattar, dan Bahrain sementara dari Eropa yaitu Perancis dan Belanda. Pembeli bisa bebas memilih perusahaan pengekspor, tetapi biasanya pembeli akan loyal pada perusahaan yang telah menjalin hubungan baik selama ini. Kekuatan tawar menawar pembeli terlihat dimana perusahaan harus dapat memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan oleh pembeli diantaranya mengenai mutu dan kualitas
82
produk harus sesuai standar, dapat memenuhi setiap permintaan, tepat waktu dalam pengiriman dan mempunyai harga yang kompetitif. Kekuatan tawar menawar pembeli didalam perusahaan PT Agroindo Usaha Jaya tidak begitu besar. Hal ini terlihat dari volume ekspor manggis PT Agroindo Usaha Jaya yang mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 51.838 menjadi 60.711 pada tahun 2007. Dengan laju pertumbuhan sebesar 7,57 persen per tahun dari tahun 2000 sampai 2007
D. Persaingan Diantara Para Anggota Industri Persaingan diantara para perusahaan pengekspor buah manggis sangat tinggi dimana para pesaing berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri terdapat perusahaan-perusahaan sejenis yang mempunyai negara tujuan ekspor yang sama dengan PT Agroindo Usaha Jaya yaitu Timur Tengah diantaranya adalah PT Alindojaya Pratama dengan kapasitas ekspor 10-25 ton per tahun, PT Besari Javaica dengan kapasitas ekspor 10 ton per tahun dan Emerald Trading Inc dengan kapasitas ekspor 90-100 ton per tahun (rata-rata). Adanya persaingan diantara perusahaan pengekspor buah manggis merupakan salah satu ancaman bagi PT Agroindo Usaha Jaya.
6.3
Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan
6.3.1 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan Identifikasi lingkungan internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor internal perusahaan diperoleh kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 16.
83
Tabel 16. Identifikasi Lingkungan Internal PT Agroindo Usaha Jaya Faktor-faktor Internal Kekuatan Kelemahan H. Tidak mempunyai kebun sendiri A. Penguasaan produk (sources) I. Informasi pasar di negara tujuan B. Pengalaman kerja dan kurang berorganisasi J. Promosi ke negara tujuan kurang C. Ketepatan waktu dalam K. Marketing pendistribusian L. Kurangnya pelatihan karyawan D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor manggis
6.3.2
Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan Identifikasi lingkungan eksternal diperoleh melalui wawancara dengan
pihak
perusahaan.
Berdasarkan
hasil identifikasi faktor-faktor
eksternal
perusahaan diperoleh peluang dan ancaman perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Identifikasi Lingkungan Eksternal PT Agroindo Usaha Jaya Faktor-faktor Eksternal Peluang Ancaman A. Negara tujuan ekspor jelas E Kenaikan harga BBM B. Harga pasar internasional F. Nilai tukar rupiah yang tidak C. Peningkatan jumlah produksi stabil D. Permintaan yang tinggi G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan
84
VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
7.1. Tahap Masukan Tahap input (masukan) merupakan tahap lanjutan pertama yang menggunakan matriks IFE dan EFE. 7.1.1. Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Analisis matriks IFE merupakan hasil dari identifikasi faktor internal berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh terhadap PT Agroindo Usaha Jaya. Penentuan nilai dan bobot dengan menggunakan metode paired comparison. Penentuan rating diperoleh dari tiga orang responden, sedangkan total skor dengan mengalikan bobot dan rating. Hasil identifikasi diperoleh melalui kuisioner dari tiga orang responden yang telah diolah dengan nilai rata-rata. Tabel 17. Hasil Analisis Matriks IFE PT Agroindo Usaha Jaya Faktor Internal Kekuatan H. Penguasaan produk I. Pengalaman kerja dan berorganisasi J. Ketepatan waktu dalam pendistribusian K. Harga yang kompetitif L. Mempunyai kolega M. Modal sendiri N. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor manggis Kelemahan M. Tidak mempunyai kebun sendiri N. Informasi pasar kurang O. Promosi kurang P. Marketing kurang Q. Kurangnya pelatihan karyawan Total Skor IFE
Bobot
Rata-rata Rating Skor
0.088 0.060 0.092 0.092 0.100 0.067 0.075
3.000 3.667 4.000 3.333 3.000 3.667 2.000
Bobot
Rating
Skor
0.073 0.092 0.092 0.084 0.079
1.333 2.000 2.000 1.000 2.000
0.098 0.184 0.184 0.084 0.159
1
0.265 0.224 0.368 0.311 0.299 0.248 0.151
2.575
85
Berdasarkan
Tabel
17
diketahui
bahwa
pengalaman
kerja
dan
berorganisasi, ketepatan waktu dalam pendistribusian dan modal merupakan kekuatan utama PT Agroindo Usaha Jaya yang ditunjukan dengan nilai rating lebih tinggi. Indikator pengalaman kerja dan berorganisasi serta modal mempunyai nilai rating 3,667, ketepatan waktu dalam pendistribusian mempunyai nilai rating 4,0 ini merupakan indikator yang paling penting dalam perusahaan. Sedangkan marketing dan tidak adanya kebun sendiri merupakan kelemahan PT Agroindo Usaha Jaya. Total skor rata-rata untuk matriks IFE adalah 2,575. Hal ini menunjukan bahwa PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai kekuatan internal di atas rata-rata yaitu 2,50. Ini berarti PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai kekuatan yang besar dan mampu mengatasi kelemahan usahanya. 7.1.2. Analisis Matriks EFE Analisis matriks EFE merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap PT Agroindo Usaha Jaya. Jumlah responden yang mengisi kuisioner matriks EFE adalah tiga orang. Penilaian bobot dilakukan dengan cara mencari rata-rata nilai bobot dari ketiga responden yang mengisi kuisioner, begitu juga dalam menentukan nilai rating dilakukan dengan cara mencari rata-rata nilai rating dari ketiga responden. Hasil analisis matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa harga pasar internasional menjadi peluang terbesar PT Agroindo Usaha Jaya yang ditunjukan dengan nilai rating 3,3.
86
sedangkan negara tujuan ekspor, peningkatan jumlah produksi dan permintaan yang tinggi dengan nilai rating 3,0 juga merupakan peluang bagi perusahaan. Hasil identifikasi faktor eksternal berupa ancaman bagi PT Agroindo Usaha Jaya ada beberapa faktor yaitu yang terbesar adalah adanya kebijakan tarif ekspor ditunjukan dengan nilai rating tertinggi yaitu 3,667. Total skor rata-rata untuk matriks EFE adalah 3,235 yang berada diatas rata-rata sebesar 2,50. Total skor rata-rata 3,235 memperlihatkan bahwa perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan ancaman bagi perusahaan. Tabel 18. Hasil Analisis Matriks EFE PT Agroindo Usaha Jaya Faktor Eksternal Peluang E. Negara tujuan ekspor jelas F. Harga pasar internasional G. Peningkatan jumlah produksi H. Permintaan yang tinggi Ancaman E Kenaikan harga BBM K. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil L. Inflasi M. Adanya kebijakan tarif ekspor N. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat O. Adanya persaingan Total Skor EFE
Bobot
Rata-rata Rating
Skor
0.105 0.102 0.090 0.118
3.000 3.333 3.000 3.000
0.300 0.336 0.271 0.354
Bobot
Rating
Skor
0.090 0.103 0.077 0.125 0.105 0.079
3.333 3.333 3.000 3.667 3.000 3.667
0.316 0.351 0.238 0.461 0.315 0.293
1
3.235
7.2. Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dalam proses perumusan strategi dan berfungsi untuk mencocokan antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal dengan peluang dan ancaman dari faktor eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah matriks SWOT.
87
7.2.1. Matriks SWOT Pada matriks SWOT dilakukan pencocokan antara kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman perusahaan. Dari penggabungan matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O, dan strategi
W-T. Hasil analisis matriks SWOT PT Agroindo
Usaha Jaya dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Matriks SWOT PT Agroindo Usaha Jaya
Internal
Eksternal Opportunities (O)
Strengths (S)
Weakness (W)
1. Penguasaan produk (S1) 2. Pengalaman kerja dan berorganisasi (S2) 3. Ketepatan waktu dalam pendistribusian(S3) 4. Harga yang kompetitif (S4) 5. Mempunyai kolega (S5) 6. Modal sendiri (S6) 7. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor manggis (S7)
1. Tidak mempunyai kebun sendiri (W1) 2. Informasi pasar di negara tujuan kurang (W2) 3. Promosi ke negara tujuan kurang (W3) 4. Pemasaran kurang (W4) 5. Kurangnya pelatihan karyawan (W5)
Strategi S – O
1. Memperluas pangsa pasar 1. Negara tujuan ekspor jelas (S2,S3,S5 – O2,O3,O4) (O1) 2. Harga pasar internasional(O2) 3. Peningkatan jumlah poduksi (O3) 4. Permintaan yang tinggi (O4)
Treaths (T) 1. Kenaikan harga BBM (T1) 2. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil (T2) 3. Inflasi (T3) 4. Adanya kebijakan tarif ekspor (T4) 5. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat (T5) 6. Adanya persaingan (T6)
Strategi S – T 1. Menekan biaya operasional (S3,S5,S7 –T1,T3,T4)
Strategi W – O 1. Meningkatkan promosi (W2,W3,W4 – O1,O4) 2. Meningkatkan kualitas SDM (W3,W5 – O1,O2,O4)
Strategi W – T 1. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor (W2,W3,W4,W5 - T1,T2,T3)
7.2.1.1 Strategi S-O Strategi S-O atau strategi kekuatan - peluang merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal guna menghadapi tingginya persaingan dan memperluas pangsa pasar.
88
Alternatif strategi yang digunakan oleh PT Agroindo Usaha Jaya yaitu berusaha untuk memperluas pangsa pasar dengan memperluas negara tujuan ekspor. Hal ini dilakukan karena adanya peningkatan jumlah produksi buah manggis di dalam negeri, harga buah manggis yang cukup tinggi di pasar internasional serta permintaan yang tinggi akan buah manggis di pasar internasional. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh PT Agroindo Usaha Jaya sebagai perusahaan eksportir buah manggis dengan cara meningkatkan mutu dan kualitas buah manggis serta ketepatan dalam pendistribusian barang. Selain itu perusahaan mempunyai pengalaman kerja dan berorganisasi yang baik dan
modal yang kuat untuk
meningkatkan pangsa pasar. 7.2.1.2 Strategi S-T Strategi S-T atau strategi kekuatan - ancaman merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Naiknya harga BBM, adanya inflasi serta adanya kebijakan tarif ekspor yang tinggi sangat memberatkan bagi perusahaan, mengakibatkan perusahaan berusaha menekan biaya operasional perusahaan tanpa mengurangi mutu dan kualitas buah manggis. Beberapa negara tujuan ekspor yang telah dimiliki perusahaan khususnya Timur Tengah merupakan keuntungan bagi perusahaan dalam proses pendistribusian buah manggis sehingga proses pengirimannya dapat tepat waktu sehingga buah manggis yang di ekspor tetap terjamin mutu dan kualitasnya. 7.2.1.3 Strategi W-O Strategi W-O atau strategi kelemahan - peluang merupakan strategi yang bertujuan
untuk
memperbaiki
kelemahan
internal
perusahaan
dengan
89
memanfaatkan peluang eksternal. Salah satu strategi yang penting adalah meningkatkan kegiatan promosi dengan cara mengikuti pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan pemasangan iklan. Dengan pameran diharapkan perusahaan dapat memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen serta dapat memperoleh informasi pasar yang jelas. Pemasangan iklan khususnya di internet merupakan promosi yang efektif dan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga diharapkan perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar. Alternatif yang kedua adalah meningkatkan kualitas SDM dengan cara melakukan pelatihan karyawan dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait,
sehingga
dengan
peningkatan
kualitas
SDM
diharapkan
dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. 7.2.1.4. Strategi W-T Strategi W-T atau strategi kelemahan – ancaman merupakan strategi untuk mengurangi kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal. Kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait tentang mutu dan pengembangan ekspor manggis diantaranya dengan Litbang Departemen pertanian dan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai mutu dan kualitas buah manggis, memperoleh informasi pasar yang jelas, meningkatkan promosi dan meningkatkan SDM perusahaan. Sehingga perusahaan mampu bersaing dengan para pesaing baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
90
7.3. Tahap Keputusan Tahap ini merupakan tahap ketiga dari perumusan strategi. Proses pemilihan prioritas strategi dilakukan oleh direktur yang juga menjabat sebagai manajer pemasaran PT Agroindo Usaha Jaya yang memiliki otoritas dan kemampuan dalam memilih strategi pemasaran. Matriks QSPM akan menentukan kemenarikan relative (relative attractiveness) dari tindakan-tindakan strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya. Beberapa strategi yang akan dipilih yaitu : 1) Memperluas pangsa pasar dengan memperluas negara tujuan ekspor. Hal ini dilakukan karena adanya peningkatan jumlah produksi buah manggis di dalam negeri, harga buah manggis yang cukup tinggi di pasar internasional serta permintaan yang tinggi akan buah manggis di pasar internasional. 2) Menekan biaya operasional perusahaan tanpa mengurangi mutu dan kualitas buah manggis. Naiknya harga BBM, adanya inflasi serta adanya kebijakan tarif ekspor yang tinggi sangat memberatkan bagi perusahaan, mengakibatkan perusahaan berusaha menekan biaya operasionalnya. 3) Meningkatkan kegiatan promosi dengan cara mengikuti pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan pemasangan iklan. Dengan pameran diharapkan perusahaan dapat memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen serta dapat memperoleh informasi pasar yang jelas. Pemasangan iklan khususnya di internet merupakan promosi yang efektif dan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga diharapkan perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar.
91
4) Meningkatkan kualitas SDM dengan cara melakukan pelatihan karyawan dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, sehingga dengan peningkatan kualitas SDM diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 5) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait tentang mutu dan pengembangan ekspor manggis diantaranya dengan Litbang Departemen Pertanian dan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai mutu dan kualitas buah manggis, memperoleh informasi pasar yang jelas, meningkatkan promosi dan meningkatkan SDM perusahaan. Sehingga perusahaan mampu bersaing dengan para pesaing baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan hasil perhitungan QSPM dengan mengalikan rata-rata bobot dari masing-masing faktor dengan nilai daya tarik (attractive score) dihasilkan total nilai daya tarik (total attractive score) yang dapat dilihat pada Lampiran 12. Sehingga dihasilkan alternatif strategi yang dipilih adalah strategi satu yaitu “Memperluas pangsa pasar dengan memperluas negara tujuan ekspor “ dengan nilai Total Attractive Score (TAS) sebesar 6,611. Alternatif strategi yang terakhir dipilih adalah strategi nomor empat yaitu “meningkatkan kualitas SDM “ dengan nilai TAS 3.995. Prioritas strategi yang disarankan disusun berdasarkan urutan pertama dengan nilai TAS terbesar sampai dengan urutan terakhir dengan nilai TAS terendah. Hasil analisis QSPM menghasilkan urutan prioritas strategi sebagai berikut :
92
1. Memperluas pangsa pasar dengan memperluas negara tujuan ekspor. Hal ini dilakukan karena adanya peningkatan jumlah produksi buah manggis di dalam negeri, harga buah manggis yang cukup tinggi di pasar internasional serta permintaan yang tinggi akan buah manggis di pasar internasional (6,611). 2. Meningkatkan kegiatan promosi dengan cara mengikuti pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan pemasangan iklan. Dengan pameran diharapkan perusahaan dapat memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen serta dapat memperoleh informasi pasar yang jelas. Selama ini promosi yang dilakukan sangat kurang karena hanya mengandalakan kolega-kolega yang sudah ada. Pemasangan iklan khususnya di internet merupakan promosi yang efektif dan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga diharapkan perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar (5,281). 3. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait tentang mutu dan pengembangan ekspor manggis diantaranya dengan Litbang Departemen Pertanian dan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai mutu dan kualitas buah manggis, memperoleh informasi pasar yang jelas, meningkatkan promosi dan meningkatkan SDM perusahaan. Sehingga perusahaan mampu bersaing dengan para pesaing baik dari dalam negeri maupun luar negeri (5,101). 4. Menekan biaya operasional perusahaan tanpa mengurangi mutu dan kualitas buah manggis. Naiknya harga BBM, adanya inflasi serta adanya
93
kebijakan tarif ekspor yang tinggi sangat memberatkan bagi perusahaan, mengakibatkan perusahaan berusaha menekan biaya operasionalnya (4,906). 5. Meningkatkan kualitas SDM dengan cara melakukan pelatihan karyawan dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, sehingga dengan peningkatan kualitas SDM diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan (3,995).
94
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap strategi pemasaran ekspor manggis di PT Agroindo Usaha Jaya yang meliputi analisis IFE, analisis EFE, analisis SWOT dan analisis QSPM maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Faktor internal yang menjadi kekuatan PT Agroindo Usaha Jaya adalah menguasai daerah produksi buah manggis, mempunyai pengalaman kerja dan berorganisasi yang baik, mempunyai ketepatan waktu dalam pendistribusian barang, harga yang kompetitif, mempunyai kolega di negara tujuan ekspor, mempunyai modal yang kuat serta bekerjasama dengan lembaga tentang mutu dan pengembangan ekspor . Sedangakan yang menjadi kelemahan adalah tidak mempunyai kebun sendiri, informasi pasar kurang, promosi kurang, marketing kurang dan kurangnya pelatihan karyawan. 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah Negara tujuan ekspor yang jelas, harga buah manggis dipasar internasional tinggi, adanya peningkatan jumlah produksi manggis didalam negeri dan permintaan yang tinggi akan buah manggis. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah kenaikan harga BBM, nilai tukar rupiah yang tidak stabil, adanya inflasi, adanya kebijakan tarif ekspor, kekuatan tawar menawar pemasok yang kuat dan adanya pesaing. 3. Pada analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu memperluas pangsa pasar, menekan biaya operasional, meningkatkan
95
promosi, meningkatkan kualitas SDM dan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor. 4. Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yaitu : memperluas pangsa pasar, meningkatkan promosi, melakukan kerjasama dengan lembagalembaga terkait untuk meningkatkan ekspor, menekan biaya operasional, meningkatkan kualitas SDM.
8.2 Saran PT Agroindo Usaha Jaya disarankan untuk memperluas pangsa pasar dengan memperluas negara tujuan ekspornya khususnya ke negara-negara di wilayah Asia seperti Singapura, China, Taiwan dan Hongkong. Sementara untuk meningkatkan penyediaan manggis PT Agroindo Usaha Jaya disarankan membina hubungan baik dengan para pemasok dari daerah-daerah sentra produksi manggis seperti di Jawa Barat, Lampung, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Selain itu PT Agroindo Usaha Jaya harus meningkatkan kegiatan promosi dengan cara mengikuti pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri, pemasangan
iklan.
Dengan
demikian,
diharapkan
perusahaan
dapat
memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen serta dapat memperoleh informasi pasar yang jelas.
96
DAFTAR PUSTAKA
Asrar, Z. 2001. Analisis Pemasaran Manggis Indonesia dari Kecamatan 2x11 Enam Lingkung dan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Indonesia. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Perdagangan Luar Negeri. Ekspor. BPS. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Buku Statistik Indonesia. Jakarta. Indonesia. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Kesembilan. Prentice Hall. Indeks. Jakarta. . 2006. Manajemen Strategis. Buku 1. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2004. Managemen Pemasaran Manggis di Kabupaten Purwakarta. Purwakarta. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2005. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Buah, Sayuran, Tanaman Hias dan Biofarmaka Tahun 2004. Departemen Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanain. 2005. Kinerja Ekspor-Impor Produk Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. PT Indeks. Jakarta. .2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. PT Indeks. Jakarta. Kotler P. dan G. Amstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I. Terjemahan Penerbit Prehalindo. Jakarta. Mcleod, R. Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ketujuh. PT Prenhalindo, Jakarta. Media Informasi Pertanian Purwakarta. 2004. Penanganan Panen dan Pasca Panen Buah Manggis. Gema Agrobisnis Buah Manggis. Purwakarta.
97
Novansi. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Beberapa Buah-Buahan Penting Indonesia. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pakpahan. 2006. Analisis Sistem Pemasaran Manggis. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Binarupa Aksara. Jakarta. PKBT LPPM-IPB. 2004. Program Peningkatan Produksi dan Kualitas Kebun Manggis Rakyat Cengal Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Bogor. Rahmawati. 2004. Analisis Persepsi dan Prioritas Konsumen dalam Keputusan Pembelian Manggis. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti, F. 2000. Riset Pemasaran. Edisi Kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta. . 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Terjemahan. Edisi Ke-5. Prentice Hall-Erlangga. Jakarta. Susanto, H. 2005. Kajian Strategis Pengembangan Agribisnis Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) di Wilayah Agropolitan Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. Program Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
98
99
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
Dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi dengan judul
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN EKSPOR MANGGIS DI PT. AGROINDO USAHA JAYA IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan
: :
Saya mohon Bapak/ Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, saya juga berharap melalui kuisioner ini akan memperoleh masukan yang sangat berarti untuk kelancaran penelitian, sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti : Stevanus Chandra Timor A. 14104622
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
100
Lampiran 2. Kuisioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) I. Bagian Identitas Nama Jabatan
: :
II. Bagian Pengisian Matriks Berpasangan Petunjuk Pengisian : a. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antara suku elemen yang ada di kolom sebelah kiri dengan elemen yang ada di baris atas b. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan. c. Skala penilaian perbandingan berpasangan yang diberikan mempunyai nilai antara 1 sampai 3 atau kebalikannya. Identitas Kepentingan 1 2 3
Definisi Nilai Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal
Dalam penentuan prioritas faktor Internal atribut yang harus diperbandingkan adalah : Faktor A B C D E F G H I J K L Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Nilai
Bobot
Rating
Keterangan : Kekuatan : O. Penguasaan produk P. Pengalaman kerja dan berorganisasi Q. Ketepatan waktu dalam pendistribusian
101
Skor
R. Harga yang kompetitif S. Mempunyai kolega T. Modal sendiri U. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor manggis Kelemahan : R. Tidak mempunyai kebun sendiri S. Informasi pasar kurang T. Promosi kurang U. Marketing kurang V. Kurangnya pelatihan karyawan Lampiran 3. Kuisioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) I. Bagian Identitas Nama Jabatan
: :
II. Bagian Pengisian Matriks Berpasangan Petunjuk Pengisian : a. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antara suku elemen yang ada di kolom sebelah kiri dengan elemen yang ada di baris atas b. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan. c. Skala penilaian perbandingan berpasangan yang diberikan mempunyai nilai antara 1 sampai 3 atau kebalikannya. Identitas Kepentingan 1 2 3
Definisi Nilai Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal
102
Dalam penentuan prioritas faktor Eksternal atribut yang harus diperbandingkan adalah : Faktor A B C D E F G H I J Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Nilai
Bobot
Rating
Keterangan : Peluang : I. Negara tujuan ekspor jelas J. Harga pasar internasional K. Peningkatan jumlah produksi L. Permintaan yang tinggi Ancaman : E Kenaikan harga BBM P. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil Q. Inflasi R. Adanya kebijakan tarif ekspor S. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat T. Adanya persaingan Lampiran 4. Kuisioner Penetapan Rating Faktor-Faktor Internal I. Bagian Identitas Nama : Jabatan :
103
Skor
II. Bagian Pengisian Rating 1. Peringkat faktor - faktor internal Berilah rating pada masing-masing faktor internal yang ada dalam perusahaan sesuai dengan keadaan perusahaan pada saat ini.
Untuk faktor kekuatan yaitu : Nilai 1 = Kekuatan yang kecil Nilai 2 = Kekuatan yang sedang Nilai 3 = Kekuatan yang besar Nilai 4 = Kekuatan yang sangat besar
Untuk faktor kelemahan yaitu : Nilai 1 = Kelemahan yang sangat berarti Nilai 2 = Kelemahan yang cukup berarti Nilai 3 = Kelemahan yang kurang berarti Nilai 4 = Kelemahan yang tidak berarti
Kekuatan A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor manggis
Kelemahan H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan
Rating
Rating
104
Lampiran 5. Kuisioner Penetapan Rating Faktor-Faktor Eksternal 2. Peringkat faktor-faktor eksternal Keterangan Pemberian peringkat/ nilai adalah sebagai berikut : Nilai 4 = Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang Nilai 3 = Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang Nilai 2 = Jika perusahaan mempunyai kemampuan cukup/ sedang dalam meraih peluang Nilai 1 = Jika perusahaan mempunyai kemampuan kurang/tidak baik dalam meraih peluang
Peluang A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi
Rating
Keterangan Pemberian peringkat/ nilai adalah sebagai berikut : Nilai 4 = Jika faktor ancaman memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perusahaan Nilai 3 = Jika faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap perusahaan Nilai 2 = Jika faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap perusahaan Nilai 1 = Jika faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan
Ancaman E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan
Rating
105
Lampiran 6. Kuisioner Pemilihan Alternatif Strategi (QSPM) • Petunjuk umum : A. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden B. Jawaban merupakan hasil diskusi dari para responden C. Dalam pengisian kuisioner responden diharapkan mengisi secara sekaligus (tidak menunda) untuk menghindari inkosistensi jawaban D. Pengisian nilai AS harus beralasan, dapat dipertahankan dan masuk akal. • Petunjuk khusus : Menentukan daya tarik (AS) dari masing-masing faktor internal dan eksternal untuk masing-masing alternatif dengan pilihan nilai AS adalah sebagai berikut 1 = Tidak menarik 3 = Cukup menarik 2 = Agak menarik 4 = Sangat menarik • Alternatif-alternatif strategi adalah sebagai berikut : 1. Memperluas pangsa pasar 2. Menekan biaya operasional 3. Meningkatkan promosi 4. Meningkatkan kualitas SDM 5. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor Bentuk kuisioner QSPM Faktor kunci
Bobot
Strategi 1 AS
TAS
Strategi 2 AS
TAS
Strategi 3 AS
TAS
Strategi 4 AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6 AS
TAS
Kekuatan A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor manggis Kelemahan H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan Peluang A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi Ancaman E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan Total
106
Strategi 7 AS
TAS
Lampiran 7. Hasil analisis EFI Responden 1 A 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 17
B 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 28
C 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 26
D 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 3 21
E 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 19
F 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 3 24
G 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 15
H 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 27
I 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 3 23
J 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 24
K 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 28
L 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
Nilai 27 16 18 23 25 20 29 17 21 20 16 32 264
Bobot 0.102 0.060 0.068 0.087 0.094 0.075 0.109 0.064 0.079 0.075 0.060 0.121 1
Rating 3 4 4 3 3 4 2 1 2 2 1 2
Skor 0.306 0.24 0.272 0.261 0.282 0.3 0.218 0.064 0.158 0.15 0.06 0.242 2.553
L 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
Nilai 21 14 28 27 27 15 14 20 27 27 28 14
Bobot 0.080 0.053 0.106 0.103 0.103 0.057 0.053 0.076 0.103 0.103 0.106 0.053
Rating 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 1 2
Skor 0.24 0.159 0.424 0.412 0.309 0.171 0.106 0.152 0.206 0.206 0.106 0.106
30
262
1
12
90
Faktor A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan Total
Responden 2 Faktor A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan Total
A 1 2 2 3 1 1 3 3 3 3 1 23
B 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 30
C 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 16
D 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 17
E 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 1 17
F 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 29
G 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 28
H 1 1 3 3 3 2 1 2 2 3 1 22
I 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 17
J 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 17
K 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 16
2.597
107
Responden 3 Faktor
A
A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan Total
1 2 3 3 1 1 3 3 3 1 1 22
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Nilai
Bobot
Rating
Skor
3
2 1
1 2 3
1 2 3 2
3 1 2 2 3
3 2 2 2 3 2
1 2 3 2 3 1 2
1 2 3 3 3 1 1 1
1 1 2 2 3 1 1 1 3
3 1 2 2 2 2 1 2 3 2
3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3
22 18 27 23 27 18 17 21 25 26 23 17
0.083 0.068 0.102 0.087 0.102 0.068 0.064 0.079 0.094 0.098 0.087 0.064
3 4 4 3 3 4 2 1 2 2 1 2
0.249 0.272 0.408 0.261 0.306 0.272 0.128 0.079 0.188 0.196 0.087 0.128
27
264
1
3 2 2 3 2 2 2 3 3 1 26
1 1 2 2 1 1 2 2 2 17
2 2 2 2 1 2 2 2 21
1 1 1 1 1 2 2 17
2 3 3 3 2 2 26
2 3 3 3 2 27
3 3 2 1 23
1 1 2 19
2 1 18
1 21
2.574
91
Lampiran 8. Hasil Analisis EFE Responden 1 Faktor A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan Total
A 1 1 2 1 1 1 2 3 2 14
B 3 1 2 1 3 1 2 3 2 18
C 3 3 3 2 2 2 2 2 2 21
D 2 2 1 1 1 2 2 2 2 15
E 3 3 2 3 2 2 3 3 1 22
F 3 1 2 3 2 2 2 2 1 18
G 3 3 2 2 2 2 3 2 1 20
H 2 2 2 2 1 2 1 1 1 14
I 1 1 2 2 1 2 2 3 1 15
J 2 2 2 2 3 3 3 3 3 23
Nilai 22 18 15 21 14 18 16 22 21 13 180
Bobot 0.122 0.1 0.083 0.116 0.077 0.1 0.088 0.122 0.116 0.072 1
Rating 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3
108
Skor 0.244 0.3 0.249 0.348 0.308 0.3 0.352 0.366 0.348 0.216 3.031
Responden 2 A 2 1 2 1 2 1 3 2 1 15
B 2 2 3 2 3 1 3 2 1 19
C 3 2 2 1 3 1 3 1 1 17
D 2 1 2 1 2 1 2 1 2 14
E
F 3 2 3 3
3 2 3 2 3 24
2 1 1 2 1 1 2 1 3 14
G 3 3 3 3 2 3 3 3 1 24
H 1 2 2 2 1 2 1 2 1 11
I
J 2 2 3 3 2 3 1 3 2 21
3 3 3 2 1 1 3 3 2 21
Nilai 21 17 19 22 12 22 12 25 15 15 180
Bobot 0.116 0.094 0.105 0.122 0.066 0.122 0.066 0.138 0.083 0.083 1
Rating 3 4 3 3 2 4 2 4 3 4
Skor 0.348 0.376 0.315 0.366 0.132 0.488 0.132 0.552 0.249 0.332 3.29
Nilai 14 20 15 21 23 16 14 21 21 15 180
Bobot 0.077 0.111 0.083 0.116 0.127 0.088 0.077 0.116 0.116 0.083 1
Rating 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
Skor 0.308 0.333 0.249 0.348 0.508 0.264 0.231 0.464 0.348 0.332 3.385
92
Faktor A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan Total
Responden 3 Faktor A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan Total
A 3 1 3 3 3 1 3 3 2 22
B 1 2 1 1 3 1 2 3 2 16
C 3 2 3 3 2 2 2 2 2 21
D 1 3 1 2 1 1 2 2 2 15
E 1 3 1 2 1 1 1 2 1 13
F 1 1 2 3 3 2 3 3 2 20
G 3 3 2 3 3 2 3 2 1 22
H 1 2 2 2 3 1 1 2 1 15
I 1 1 2 2 2 1 2 2 2 15
J 2 2 2 2 3 2 3 3 2 21
109
Lampiran 9. Hasil Matriks QSPM Strategi 1
Bobot AS
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Kekuatan A B C D E F G
0.088 0.060 0.092 0.092 0.100 0.067 0.075
4 4 4 4 4 4 3
TAS 0.352 0.24 0.368 0.368 0.4 0.268 0.225
AS 4 4 4 3 4 3 1
TAS 0.352 0.24 0.368 0.276 0.4 0.201 0.075
AS 3 4 4 4 4 4 3
TAS 0.264 0.24 0.368 0.368 0.4 0.268 0.225
AS 4 4 4 2 3 4
TAS 0.352 0.24 0.368 0.184 0.201 0.3
AS 4 3 3 4 3 4
TAS 0.352 0.18 0.276 0.4 0.201 0.3
Kelemahan H I J K L
0.073 0.092 0.092 0.084 0.079
2 3 3 2 1
0.146 0.276 0.276 0.168 0.070
4 1 3 3 1
0.292 0.092 0.276 0.252 0.079
2 4 4 3 1
0.146 0.368 0.368 0.252 0.079
1 1 3 4
0.092 0.092 0.168 0.316
3 4 3 3
0.276 0.368 0.168 0.237
Peluang A B C D Ancaman
0.105 0.102 0.090 0.118
4 4 4 4
0.42 0.408 0.36 0.472
1 3 3
0.102 0.27 0.354
3 1 1 4
0.315 0.102 0.090 0.472
1 3 3
0.102 0.27 0.354
2 1 3 3
0.21 0.102 0.27 0.354
E F G H I J Total
0.090 0.103 0.077 0.125 0.105 0.079 1.00
1 4 3 4 3 3
0.09 0.412 0.231 0.5 0.315 0.237 6.611
4 2 3 3 1 -
0,36 0.206 0.231 0.375 0.105 4.906
1 1 2 2 4
0.103 0.077 0.25 0.21 0.316 5.281
1 1 2 2 4
0.103 0.077 0.25 0.21 0.316 3.995
1 1 1 4 3 4
0.090 0.103 0.077 0.5 0.315 0.316 5.101
110
93
Faktor kunci
Lampiran 10. Hasil Analisis EFI Responden 4 A 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 3 19
B 2 1 1 1 2 2 3 1 2 2 2 19
C 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 25
D 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 26
E 2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 19
F 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 20
G 2 2 1 1 2 3 3 1 1 1 2 19
H 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 16
I 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 28
J 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 27
K 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 27
L 1 2 2 1 3 2 2 3 1 1 1
Nilai 25 25 19 18 25 24 25 28 16 17 17 25 264
Bobot 0.094 0.094 0.071 0.068 0.094 0.090 0.094 0.106 0.060 0.064 0.064 0.094 1
Rating 4 4 4 3 4 4 2 1 2 2 1 2
Skor 0.376 0.376 0.284 0.204 0.376 0.36 0.188 0.106 0.12 0.128 0.064 0.188 2.77
L 2 2 3 3 3 1 1 1 2 2 2
Nilai 20 24 21 22 24 22 22 24 24 18 21 22
Bobot 0.075 0.090 0.079 0.083 0.090 0.083 0.083 0.090 0.090 0.068 0.079 0.083
Rating 4 3 4 4 3 4 3 1 2 1 2 2
Skor 0.3 0.27 0.316 0.332 0.18 0.332 0.249 0.090 0.18 0.068 0.158 0.166
22
264
1
19
94
Faktor A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan Total
Responden 5 Faktor A. Penguasaan produk B. Pengalaman kerja dan berorganisasi C. Ketepatan waktu dalam pendistribusian D. Harga yang kompetitif E. Mempunyai kolega F. Modal sendiri G. Kerjasama dengan lembaga mutu dan pengembangan ekspor H. Tidak mempunyai kebun sendiri I. Informasi pasar kurang J. Promosi kurang K. Marketing kurang L. Kurangnya pelatihan karyawan Total
A 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 24
B 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 20
C 2 3 2 2 2 3 3 3 1 1 1 23
D 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 22
E 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 20
F 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 22
G 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 3 22
H 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 3 20
I 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 2 20
J 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 26
K 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 23
2.641
111
Lampiran 11. Hasil Analisis EFE Faktor A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan Total
A 2 1 2 2 1 1 1 3 1 14
B 2 2 2 2 2 2 1 2 1 16
C 3 2 2 1 2 2 2 3 2 19
D 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
E 2 2 3 2 2 2 2 1 1 17
F 3 2 2 2 2 2 2 2 1 18
G 3 2 2 2 2 2 2 2 1 18
H 3 3 2 2 2 2 2
I 1 2 1 2 3 2 2 1
3 1 20
J 3 3 2 2 3 3 3 3 2
2 16
24
Nilai 22 20 17 18 19 18 18 16 20 12 180
Bobot 0.122 0.111 0.094 0.1 0.105 0.1 0.1 0.088 0.111 0.066 1
Rating 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4
Skor 0.488 0.444 0.282 0.4 0.42 0.3 0.3 0.352 0.333 0.264 3.583
Nilai 21 17 23 17 21 12 14 17 19 19 180
Bobot 0.116 0.094 0.127 0.094 0.116 0.066 0.077 0.094 0.105 0.105 1
Rating 4 3 2 3 4 4 3 2 3 2
Skor 0.464 0.282 0.254 0.282 0.464 0.264 0.231 0.188 0.315 0.21 2.954
Responden 5 Faktor A. Negara tujuan ekspor jelas B. Harga pasar internasional C. Peningkatan jumlah produksi D. Permintaan yang tinggi E. Kenaikan harga BBM F. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil G. Inflasi H. Adanya kebijakan tarif ekspor I. Kekuatan tawar menawar pemasok kuat J. Adanya persaingan Total
A 2 2 2 3 1 1 1 2 1 15
B 2 2 1 2 3 2 2 3 2 19
C 2 2 2 1 1 1 1 1 2 13
D 2 3 2 2 2 2 2 2 2 19
E
F 1 2 3 2
1 2 1 2 1 15
3 1 3 2 3 3 3 3 3 24
G 3 2 3 2 2 1 3 3 3 22
H 3 2 3 2 3 1 1 1 3 19
I
J 2 1 3 2 2 1 1 3 2 17
3 2 2 2 3 1 1 1 2 17
112
95
Responden 4
Lampiran 12. Tanaman Menghasilkan, Luas Panen, Hasil Per Hektar, Hasil Per Pohon dan Produksi Manggis Menurut Propinsi
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Propinsi N. Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Kepulauan Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Nusa Tenggara Bali & Nusa Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Maluku dan Papua Luar Jawa Indonesia
Tanaman Menghasilk an 13.221 67.901 54.407 49.959 42.952 14.797 8.491 4.121 27.898 330 284.077 280.389 50.869 7.892 60.551 59.732 459.433 7.365 7.721 1.548 16.634 9.965 7.001 2.780 1.933 21.679 14.858 4.348 12.292 20 3.013 34.531 4.302 6.775 11.077 367.998 827.431
Luas Panen (Ha) 132 679 544 500 430 148 85 41 279 3 2.841 2.804 509 79 606 597 4.595 74 77 15 166 100 70 28 19 217 149 43 123 30 345 43 68 Ill 3.680 8.275
Hasil per Ha 15,27 9,99 14,08 6,45 5,02 14,95 6,02 8,59 4,82 1,00 9,24 9,74 4,51 7,97 8,82 6,87 8,63 6,14 6,25 4,93 6,08 13,95 6,11 7,25 6,47 9,90 9,78 6,63 8,59 3,17 839 7,42 4,81 5,82 8,96 8,78
Manggis Hasil Produks per Pohon i (Ton) 152,41 2.015 99,90 6.783 140,83 7.662 64,51 3.223 50,22 2.157 149,56 2.213 60,30 512 85,42 352 48,21 1.345 9,09 3 92,46 26.265 97,36 27.298 45,14 2.296 79,83 630 88,29 5.346 68,66 4.101 86,35 39.671 61,64 454 62,30 481 47,80 74 60,66 1.009 139,99 1.395 61,13 428 73,02 203 63,63 123 99,13 2.149 98,06 1.457 65,55 285 85,91 1.056 50,00 1 31,53 95 83,81 2.894 74,15 319 48,27 327 58,32 646 89,57 32.963 87,78 72.634
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006
113