STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana S1
Oleh Muhammad Nurudin NIM 09102249029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FEBRUARI 2016
MOTTO
Hidup adalah perjuangan yang harus di hadapi, Perjuangan yang harus di menangkan, Rahasia yang harus digali, dan Anugrah yang harus di syukuri
Life is barrier that must be faced, Struggle that must be won, Secret that must be searched and, Award which must thank goodness.
v
PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk : 1. Anggota keluarga saya, istri dan anak-anak saya tercinta. 2. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY
vi
STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL Oleh: MUHAMMAD NURUDIN NIM. 09102249029
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan. Pertama, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengorganisasian pembelajaran. Kedua, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran, dan yang ketiga bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagai sumber informasi dalam penelitian ini adalah tutor, pengelola, dan peserta didik. Sampel diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi data. Sebagai alat untuk mempertinggi validitas digunakan metode triaggulasi sumber. Hasil penelitian dan data yang ada terungkap bahwa strategi pembelajaran yang dipergunakan oleh tutor meliputi : pertama, strategi pengorganisasian pembelajaran dilaksanakan mulai dari penyusunan jadwal sampai dengan standarisasi kegiatan pembelajaran yang kesemuanya dibawah bimbingan pengelola PKBM. Kedua, strategi penyampaian pembelajaran dilakukan melalui materi pembelajaran yang kontekstual dan mudah dipahami oleh warga belajar, dan selanjutnya tutor menggunakan metode pembelajaran WB aktif serta di lanjutkan dengan Tanya jawab. Ketiga, strategi pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan pembuatan media pembelajaran yang sesuai dengan keinginan WB termasuk di dalamya adalah tempat, waktu pelaksanaan pembelajarannya. Dengan strategi pengelolaan yang baik selanjutnya akan membuahkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan tutor dan pengelola PKBM. Dengan cara inilah bagi tutor akan menimbulkan strategi dan seni tersendiri dalam mengelola pembelajaran.
Kata kunci: strategi pembelajaran, keaksaraan usaha mandiri.
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan berkahNya sehingga penelitian dan laporan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ketua jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini. 2. Bapak RB Suhato, M.Pd. dan Bapak Mulyadi, M.Pd., pembimbing I dan II yang telah dengan ikhlas dan sabar memberikan bimbingan dan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Suyanto dari SKB Bantul yang telah memberikan berbagai arahan dan literatur hidup dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Marsudi, S.S. ketua PKBM Kyai Suratman yang telah bersedia sebagai informan sekaligus menemani kami dalam melakukan penelitian ini. 5. Ibu Elia Efti Ervanida tutor KUM di dusun Kwalangan, yang telah banyak memberikan informasinya dalam penelitian ini. 6. Ibu-ibu peserta didik KUM yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak menambahkan informasi dalam penelitian ini. 7. Keluarga anak-anak, istriku, dan handai taulan yang telah banyak memberikan spirit dan doanya hingga terselesaikan skripsi ini.
viii
8. Teman-teman mahasiswa PTK-PNF yang telah banyak memberikan masukan dan wawasannya dalam penulisan skripsi ini. 9. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis berharap semoga kebaikan Bapak / Ibu / Saudara mendapat imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Yogyakarta, Penulis
ix
Desember 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ………..........................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
ABSTRAK ……………………………………………………………........
vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………..….
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….……
xi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….….
xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................
6
C. Batasan Masalah ......................................................................................
6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................
7
BAB II. KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran ............................................................................. .
8
1. Pengertian Strategi ………………………………………………….
8
2. Pengertian Pembelajaran ……………………………………………
10
3. Pengertian Strategi Pembelajaran …………………………………..
11
B. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) …….................................................
13
C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ..........................................
14
1. Pengertian PKBM …………………………………………………..
14
2. Metode Pembelajaran di PKBM ……………………………………
25
x
D. Kerangka Berfikir ………………………………………………………
26
E. Pertanyaan Penelitian ……………….....................................................
29
BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian .............................................................................
30
B. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................................
30
C. Seting Penelitian .....................................................................................
31
D. Waktu Penelitian .....................................................................................
31
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
32
1. Wawancara Mendalam ……………………………………………..
32
2. Dokumentasi ………………………………………………………..
33
3. Observasi ……………………………………………………………
33
F. Teknik Analisis Data ................................................................................
35
1. Reduksi Data (data reduction) ………………………………………
36
2. Penyajian Data (data display) …………………………….…………
36
3. Verifikasi ……………………………………………………………
37
G. Uji Keabsahan Data ..................................................................................
37
1. Trianggulansi ………………………………………………………..
38
2. Perpanjangan Keikutsertaan ………………………………………...
38
3. Ketekunan Pengamatan ……………………………………………… 39 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………………….
40
1. Deskripsi Lembaga …………………………………………………..
40
a. Sejarah Berdirinya PKBM Kyai Suratman ………………………
40
b. Letak Geografis PKBM Kyai Suratman …………………………
41
2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Kyai Suratman ……………………..
42
3. Tujuan dan Sasaran Lembaga ………………………………………..
42
4. Program PKBM Kyai Suratman ……………………………………..
43
5. Struktur Organisasi Lembaga ………………………………………..
44
B. Hasil Penelitian ………………………………………………………….
48
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ………..…..…………….... a. Penyusunan Jadwal ………………………………..…………….
xi
48 48
b. Standar Kegiatan pembelajaran …………………………………
51
1) Koordinasi Kegiatan ……………………………………….
52
2) Pengambilan Keputusan ……………………………………
52
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ……………………………….
53
a. Materi Pembelajaran …………………………………………...
53
b. Metode Pembelajaran …………………………………………..
54
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ….…………………………….
54
a. Media Pembelajaran ……………………………………………
55
b. Tempat Pembelajaran …………………………………………..
55
c. Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………….
56
d. Hasil Pembelajaran ……………………………………….........
57
e. Pendukung dan Penghambat Pembelajaran ……………………
58
f. Peran Tutor dan PKBM Dalam Pembelajaran KUM …………..
59
C. Pembahasan …………………………………………………………….
60
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ………….……………….
60
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ……………………………….
63
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ………………………………...
67
a. Penjadwalan Semua Program …………………………………...
73
b. Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar ………………………….
74
c. Pengelolaan Motivasional ………………………………………
75
d. Kontrol Belajar ………………………………………………….
77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………………….
79
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ………………………….
79
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ………………………………
79
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran …………..…………………….
79
B. Saran …………………………………………………………………...
79
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
81
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
84
1. Pedoman Wawancara/Pengumpulan Data ……………………..……....
85
2. Hasil Pengumpulan Data ………………………………………………
88
xii
3. Dokumentasi Foto ………………………………………………………
98
4. Dokumen Pembelajaran ………………………………………………..
106
5. Surat Ijin Penelitian …………………………………………………….
132
xiii
DAFTAR TABEL halaman Tabel 1. Jadwal Penelitian …………………………………………….…..
31
Tabel 2. Pedoman Wawancara …………………………………………….
33
Tabel 3. Pedoman Observasi ………………….……………………………
34
Tabel 4. Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman ……………………………
46
Tabel 5. Sarana dan Prasarana ……………………………………………..
47
Tabel 6. Jadwal Pembelajaran ………………………………………….....
49
Tabel
Hasil Pengumpulan Data Dokumentasi ………………….………
89
Tabel
Hasil Pengumpulan Data Observasi Lapangan …………………..
90
Tabel
Hasil Pengumpulan Data Wawancara Lapangan ………………... 91-97
Tabel
Silabus KUM PKBM Kyai Suratman …………………………... 107-148
xiv
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir ………………………………………..
28
Gambar 2. Component of data analysis …………………………………..
36
Gambar 2. Bagan Struktur PKBM Kyai Suratman ……………………….
44
Gambar 3. Dokumentasi Foto ………….…………………………………
98
xv
DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1. Pedoman Wawancara …………………………………….
85
Lampiran 2. Hasil Pengumpulan Data ……………….…………….…..
88
Lampiran 3. Dokumentasi Foto …………………………………….….
98
Lampiran 4. Dokumen Pembelajaran/Silabus ……………….………..
106
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ……………………………………...
132
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah hak bagi setiap warga Negara sejak ia dalam kandungan sampai akhir hayatnya (pendidikan sepanjang hayat). Pendidikan nasional secara umum telah dapat dinikmati oleh sebagian warga masyarakat yang tidak mengalami permasalahan, baik secara ekonomi, keluarga maupun sosialnya. Bagi mereka yang mengalami masalah tersebut di atas, tentu mereka mengalami kendala yang mengakibatkan mereka tidak bisa mengakses pendidikan secara formal. Dalam rangka itulah, maka pendidikan non formal sangat penting peranannya agar setiap warga Negara berkesempatan memperoleh pendidikan sesuai dengan bakat dan ketrampilannya, sebagaimana diamanatkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan non formal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal. Sesungguhnya pendidikan non formal telah dikenal dalam peradaban manusia jauh sebelum adanya pendidikan formal dan sistem persekolahan. Namun pembinaan pendidikan nasional selama ini masih didominasi oleh pendidikan formal. Pembinaan pendidikan non formal dilakukan oleh pemerintah hanya melalui berbagai pendekatan proyek yang bersifat sementara dan kadangkala tidak berkelanjutan. Cakupannyapun masih sangat terbatas pada beberapa jenis kebutuhan pendidikan yang bersifat nasional. Sementara pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat masih bertumpu pada jenis-jenis
1
pendidikan yang memiliki nilai komersial sehingga dapat ditarik pembayaran dari masyarakat untuk membiayai kegiatan pendidikan tersebut. Kegiatan Pendidikan Non Formal atau sering disebut Pendidikan Luar Sekolah yang mencakup pendidikan informal, non formal dan berfungsi menjadi mitra pendidikan formal merupakan perwujudan Pendidikan Sepanjang Hayat. Pendidikan informal yang diselenggarakan pada lingkup keluarga memainkan peran utama dalam memprakarsai proses belajar sepanjang hayat yang berlangsung selam rentang waktu kehidupan seseorang. Selain pembelajaran diperoleh pula pembiasaan dan peneladanan, sebagai mitra pendidikan formal maksudnya Pendidikan Luar Sekolah dapat berfungsi sebagai substitusi, komplemen, dan suplemen serta dapat menjembatani ke dunia kerja. Pendidikan non formal yang diselenggarakan di masyarakat pada lembaga yang membantu peserta didik dimasyarakat sehingga selalu belajar tentang nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan fungsional yang diperlukan untuk mengatualisasikan diri dan untuk mengembangkan masyarakat serta bangsa dengan selalu berorientasi pada kemajuan kehidupan masa depan. Melihat cakupan yang sedemikian luas, Pendidikan Luar Sekolah atau Non Formal tidak ditempatkan pada pilar pendidikan ketat, Pendidikan luar sekolah diletakan pada tatanan Pendidikan Sepanjang Hayat karena Pendidikan Sepanjang Hayat memberi arah agar PLS membantu peserta didik untuk mengembangkan diri melalui proses “pendewasaan” yang selalu berusaha menemukan kepuasan bagi diri individu di lingkuangan melalui aktualisasi diri, serta dalam upaya
2
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk kebermaknaan diwaktu yang akan datang. Kegiatan belajar mengajar
(KBM),
seorang tutor harus pandai
menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan peserta didik. Pandangan tutor terhadap peserta didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap tutor tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai peserta didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang tutor ambil dalam pengajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran , yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Salah satu aspek penting dan sering menjadi masalah mengemuka dalam pendidikan keaksaraan, adalah aspek pembelajaran. Aktivitas pembelajaran bukan sekedar penyampaian dan penerimaan informasi, melainkan juga memberikan pengalaman belajar yang mampu mendukung proses transformasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik. Dalam pendidikan keaksaraan, pembelajaran yang efektif terjadi apabila rangsangan yang diberikan oleh tutor menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta didik sesuai dengan yang diharapkan. Tutor sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan di PKBM, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tutor diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran.
3
Sepertihalnya dalam peperangan yang harus dituntut menggunakan strategi yang handal di dalamnya. Strategi pembelajaran yang ideal menurut Made Wena, (2011:12) adalah mencakup tiga hal yaitu, “strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan”. Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi KUM yaitu membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pememilihan isi atau materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya. Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada peserta didik dan atau untuk menerima serta merespon masukan dari peserta didik. Sedangkan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antar peserta didik dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Strategi pengelolaan pembalajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar, dan motivasi. Saat ini di PKBM Kyai Suratman telah menggunakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor Keaksaran Usaha Mandiri (KUM). Strategi pengorganisasian yaitu dengan cara koordinasi bahan ajar sesama tutor KUM sesuai dengan kondisi lokal yang ada di wilayahnya. Pemilihan materi dan pembuatan RPP di sesuaikan dengan ketrampilan yang diminati oleh peserta didik. Bahan ajar yang disiapkan oleh tutor juga menyesuaikan dengan materi CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung) yang berhubungan dengan
4
ketrampilan yang akan diajarkan, kemudian format dan diagram yang dipersiapkan juga menyesuaikan dengan materi ketrampilannya. Strategi penyampaian yang dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman adalah dengan cara menyampaikannya secara lisan maupun bendanya secara langsung dengan merujuk pada bahan praktek yang telah disepakati oleh peserta didik sebelumnya. Dalam strategi ini peserta didik akan tahu wujud dari bendanya dan sekaligus langsung belajar calistung dengan bimbingan dan arahan dari tutor. Strategi pengelolaan yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman adalah pengkondisian dari kedua strategi diatas dengan peserta didik. Pengkondisian disini adalah mengkondisikan peserta didik agar materi bahan ajar yang disampaikan oleh tutor cepat direspon dan langsung ada tindakan calistung, kemudian tidak menutup kemungkinan akan timbul diskusi dan kerjasama dalam cara-cara menuliskannya. Sambil mengingat bentuk wajah huruf tutor mendampingi peserta didik KUM ini untuk belajar menggoreskan pensilnya kedalam buku tulis yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dari beberapa kali proses pembelajaran akhirnya tutor dapat mengklasifikasikan peserta didiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan sekaligus tutor membuat dan mencatatnya dalam buku perkembangan peserta didik sesuai dengan jumlah pertemuan yang direncanakan. Permasalahan yang sering timbul dalam melakukan strategi pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman adalah bagaimana melakukan strategi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat penyusunan program hapir tidak ada
5
masalah, pada saat pembuatan RPP, Silabus, dan bahan ajar di kerjakan secara bersama oleh tutor KUM se kecamatan Pandak yang difasilitasi oleh PKBM sampai teknis pelaporannya. Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor pada saat kegiatan pembelajaran inilah yang pelaksanaannya tergantung dari kreatifitas dan inovasi tutor itu sendiri. Dari sinilah strategi ini dapat dikatakan merupakan seni tersendiri bagi tutor dalam menghadapi peserta didik yang berfariasi dan beraneka ragam. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang timbul berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Belum optimalnya peran tutor dalam melakukan strategi pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Minimnya strategi yang dilakukan oleh tutor dalam penyusunan program belajar seperti, pada saat pembuatan RPP, Silabus, dan bahan ajar. 3. Kurangnya peran dan upaya tutor dalam teknis pelaporannya. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam, maka permasalahan ini di batasi pada Strategi Pembelajaran pada program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di PKBM Kyai Suratman Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
6
D. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti dalam proposal ini adalah : 1. Bagaimana strategi pengorganisasian pembelajarannya? 2. Bagaimana strategi penyampaian pembelajarannya? 3. Bagaimana strategi pengelolaan pembelajarannya? E. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman dalam melakukan kegiatan pembelajaran KUM, yang meliputi: 1. Mendeskripsikan strategi pengorganisasian pembelajaran KUM. 2. Mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran KUM. 3. Mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran KUM. F. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis yaitu mengetahui berbagai strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh tutor KUM. 2. Bagi tutor diharapkan setelah selesai penelitian ini akan dapat menambah wawasan dan memperkaya strategi pembelajaran KUM. 3. Bagi lembaga PKBM diharapkan setelah selesai penelitian ini agar dapat menjadi bahan masukan, dan analisa kebijakan selanjutnya.
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Strategi sangat penting untuk dikaji lebih mendalam terutama dalam bidang pembelajaran dan peserta didik. Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. “Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani yaitu strategos. Sebagai kata benda strategos merupakan hubungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin)” (Sudjana, 2000: 5). Sebagai kata kerja strategi berarti merencanakan. Pada awalnya strategi berarti kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugastugasnya di lapangan. Konsep strategi yang semula di terapkan dalam kemiliteran dan dunia politik, kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen, dunia usaha, pengadilan dan pendidikan. Dengan makin luasnya penerapan strategi Mintzberg dan Waters (1983:9) sebagaimana dikutib oleh Sudjana berpendapat bahwa “strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan” (Sudjana, 2000: 5). Menurut eksiklopedi pendidikan, “strategi adalah the art of bringing forces to the battle field in favourable position” (W. Gulo, 2002: 2). Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan ke dalam medan tempur dalam posisi yang paling menguntungkan. Dalam perkembangan selanjutnya strategi tidak hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari.
8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. Menurut Daeng dalam Made Wena “Strategi berasal dari bahasa Yunani “stratogos” yang berarti ilmu para jendral untuk memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Strategi diartikan pula sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. (Made Wena, 2011: 2). Adapun dalam strategi terdapat unsur yang berperan dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Menurut teorinya Newman dan Logan yang dikutib oleh Abin Syamsuddin Makmun (Made Wena, 2011:12) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
9
Berdasar beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan diterapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. 2. Pengertian Pembelajaran Pengertian pembelajaran, dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Syaiful Sagala (2011: 62) mendefinisikan “pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dari pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai sebuah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pengertian pembelajaran yang lain disampaikan juga oleh Triyanto (2010: 17), “pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara mudah dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna komplek adalah usaha sadar dari seorang guru atau tutor untuk membelajarkan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”.
10
Berdasar penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang bertujuan untuk membantu peserta didik memiliki pengalaman belajar yang bermakna sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Berkaitan dengan hal ini maka diperlukan strategi khusus dalam melakukan pembelajaran. 3. Pengertian Strategi Pembelajaran Pengertian strategi pembelajaran, Menurut Rowntree dalam Wina Senjaya “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008:2) menyebutkan
bahwa
dalam
“strategi
pembelajaran
terkandung
makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) groupindividual learning” (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Kemp
(Wina
Senjaya,
2008:2)
mengemukakan
bahwa “strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008:2) menyebutkan
bahwa
“dalam
strategi
pembelajaran
terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
11
konseptual
tentang
keputusan-keputusan
yang
akan
diambil
dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran”. Menurut Nana Sudjana, “strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien” (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004: 34). Pendapat Nana Sudjana tersebut berarti strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Disamping itu, strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (disarikan dari pendapatnya J.R. David dalam Sanjaya, 2008: 126). Selanjutnya dijelaskan “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien” (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126). Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. “Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan
12
guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran” (Ahmad Rohani, 2004: 32). Berdasar beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan peserta didik atau warga belajar. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam
kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan
sebagai
suatu
seni,
strategi
pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran, misalnya banyak tutor dan praktisi yang tidak memiliki latar belakang keilmuan tentang pendidikan, namun mereka mampu mengajar dengan baik dengan strategi yang seadanya, dan peserta didik yang diajar merasa senang dan termotivasi. Sebaliknya tutor yang sudah profesional dan mempunyai latar belakang pendidikan keguruan, sekaligus mereka juga sebagai guru di formal dan memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama, namun dalam mengajar di pembelajaran KUM yang dirasakan oleh peserta didiknya “tetap tidak enak”. Mengapa demikian?, tentu hal tersebut bisa dijelaskan dari segi seni. Sebagai suatu seni, kemampuan mengajar dimiliki oleh seseorang diperoleh tanpa harus belajar ilmu cara-cara mengajar secara formal. B. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Sebelum membahas lebih banyak tentang Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) terlebih dahulu dijelaskan tentang aksara. Adapaun yang dimaksud
13
dengan “aksara adalah sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tandatanda simbul, bukan hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad” (Dikbud, 2012: 1). Adapun yang dimaksud Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) adalah “kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan melalui pembelajaran ketrampilan usaha yang dapat meningkatkan produktivitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi peserta didik yang telah mengikuti dan atau mencapai kompetensi
keaksaraan dasar” (Acuhan Penyelenggaraan dan
Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) PNFI, 2010: 4). C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian PKBM Program pendidikan non formal dilaksanakan pada tempat yang disediakan oleh masyarakat yang memungkinkan untuk melaksanakan proses belajar. “Tempat kegiatan belajar yang menampung berbagai program layanan pendidikan non formal dinamakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Melalui program pembelajaran di PKBM pendidikan non formal berusaha untuk memperdayakan masyarakat sebagai wujud keikutsertaan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing” (Sihombing, 2000: 6). Sujana (2003: 2) menyatakan “PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya”. Lebih luas dijelaskan Buhai (2003: 3), bahwa “PKBM adalah wahana pendidikan luar
14
sekolah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat setempat yang secara khusus berkonsentrasi dalam berbagai usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat yang termarginalkan, sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat”. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat. Sebagai salah satu wahana pendidikan non formal, PKBM mempunyai fungsi: (1) melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada warga masyarakat, (2) melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi-potensi di masyarakat, (3) menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan ketrampilan bekal hidup, (4) menyediakan ajang berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai ketrampilan diantara anggota masyarakat, dan (5) menjadi tempat upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi warga masyarakat yang membutuhkannya. (Sujana, 2003: 3).
15
Sebagai institusi pendidikan luar sekolah dan wadah pembelajaran dari, oleh, dan untuk masyarakat, maka PKBM harus bersifat fleksibel dan netral. PKBM disebut fleksibel karena ada peluang bagi masyarakat untuk belajar apa saja sesuai yang dibutuhkan. Program-program yang diselenggarakan di PKBM adalah sebagai berikut: program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), pendidikan kesetaraan (paket A, B, C), pendidikan keaksaraan Dasar (PKD), Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM), PAUD, dan pendidikan ketrampilan lain (Life Skill). Selanjutnya bersifat netral karena tidak menggunakan atribut Diknas atau Pemerintah, oleh karena itu semua lembaga atau instansi pemerintah, swasta LSM, atau pihak-pihak lain dapat memanfaatkan keberadaan PKBM sepanjang untuk kepentingan masyarakat. PKBM yang kegiatannya berbasis masyarakat minimal memiliki berbagai ciri khas yang utama, yaitu: 1. Inisiatif pembentukan dari masyarakat. 2. Pengelolaan penyelenggaraan program dilakukan oleh masyarakat. 3. Perencanaan dan penetapan program bertitik tolak dari pengalamanpengalaman yang ada di masyarakat. 4. Penyelenggaraan program diutamakan mendayagunakan potensi dan sumber daya masyarakat. 5. Pembiayaan diusahakan dari sumber yang ada di masyarakat. 6. Tempat strategis dan sesuai kesepakatan masyarakat. 7. Melibatkan lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat sebagi mitra kerja dalam penyelenggaraan program kegiatannya.
16
8. Memberikan layanan pendidikan baik baik individu maupun kelompok. 9. Penyelenggaraan program berdasarkan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. 10. Memiliki fasilitator / pendamping atau tutor. 11. Tersedianya tempat dan sarana belajar. 12. Tersedianya tempat informasi dan dokumentasi. PKBM berbasis masyarakat akan memiliki 2 fungsi strategis yaitu: 1. Fungsi utama, yaitu sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat. 2. Fungsi pendukung a. Sebagai pusat informasi 1) Bagi masyarakat sekitar berkenaan dengan sumberdaya dari dalam maupun dari luar yang dapat didayagunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, program kegiatan yang diluncurkan kedaerahnya, dan informasi umum lainnya. 2) Bagi lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat yang
berkepentingan
berkenaan
dengan
pada sumber
pembangunan daya
masyarakat,
potensi
berikut
masalah/kebutuhan untuk peluncuran program yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pembelajaran masyarakat.
17
b. Sebagai pusat jaringan informasi dan kerjasama dari lembaga yang ada di masyarakat (lokal) dan lembaga di luar masyarakat. c. Sebagai
tempat
koordinasi,
konsultasi,
komunikasi
dan
bermusyawarah para pembina teknis, tokoh masyarakat dan para pemuka agama untuk merencanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. d. Sebagai tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi tepat guna. Adapun berbagai program yang telah dilaksanakan di PKBM merupakan program belajar yang dikembangkan/diselenggarakan telah digali dari kebutuhan nyata yang rasakan masyarakat yang dikaitkan dengan potensi lingkungan dan kemungkinan pemasaran hasil belajar, ketrampilan fungsional terintegrasi dengan seluruh program pembelajaran, waktu belajar disesuaikan dengan kesiapan warga belajar, menggunakan pendekatan orang dewasa, ijasah tidak menjadi tujuan utama, walaupun bagi mereka yang masih usia sekolah, program kesetaraan tetap berjalan. Belajar sambil bekerja dan menghasilkan barang yang laku dijual merupakan proses pembelajaran di PKBM. Ada tiga tujuan penting dalam rangka pendirian dan pengembangan PKBM: (a) memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya), (b) meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi, (c) meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah
yang terjadi di
lingkungannya sehingga mampu memecahkan masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut. Sihombing
18
dalam bukunya Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa depan (1999:116) menyebutkan, bahwa tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan, dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat, untuk sebesar-besarnya pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Berdasar pada peran ideal PKBM ada beberapa fungsi yang dapat dijadikan acuan. Fungsi dari PKBM antara lain : a. “Sebagai tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan funsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat berdaya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. b. Sebagai tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar, sehingga anatar warga belajar yang satu dengan yang lainnya bisa saling mengisi. c. Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat (perpustakaan) masyarakat, sebagai TBM. d. Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat. PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat (tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, aparat pemerintah daerah, pengusaha/swasta, dll), dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan, masalah dan kebutuhan masyarakat serta selaras dengan asas dan prinsip belajar masyarakat atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning dan lifelong education)”.
Sebagai pusat penelitian masyarakat (community research center), PKBM berfungsi sebagai tempat menggali, mengkaji menganalisa, berbagai persoalan dalam bidang pendidikan nonformal dan ketrampilan baik yang berkaitan dengan program yang dikembangkan di PKBM maupun berkaitan dengan programprogram yang lain yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM, (Mustofa Kamil, 2009:89).
19
Beberapa program yang dikembangkan PKBM, diantaranya adalah : a. Program Keaksaraan Fungsional Program ini bertujuan membelajarkan masyarakat (warga belajar) agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, dan kemampuan fungsionalnya sehari-hari. Materi pembelajaran dan bahan atau sarana pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan mata pencaharian warga belajar. Perkembangan kemampuan dan keterampilan warga belajar dicatat oleh tutor sebagai hasil evaluasi pembelajaran, terutama berhubungan dengan mata pencahariannya, baik dalam bentuk tulisan maupu perubahan tingkah laku warga belajar selama mengikuti proses pembelajaran. b. Pengembangan Anak Usia Dini (early childhood) Di samping program keaksaraan fungsional, program lain yang dikembangkan adalah program pendidikan Anak Usia Dini, meskipun program ini diselenggrakan oleh lembaga-lembaga pendidikan lainnya di luar PKBM. Alasan dasar mengapa program ini dikembangkan karena sampai saat ini perhatian terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah. Padahal, konsep pembangunan sumber daya manusia (SDM) justru dimulai sejak masa usia dini. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia selama ini cerminan rendahnya perhatian terhadap pendidikan anak usian dini, sehingga berdampak terhadap rendahnya kualitas SDM Indonesia. Oleh karena itu PKBM memiliki kewajiban untuk mngembangkan program tersebut sejalan dengan tujuan dan fungsi PKBM di tengah-tengah masyarakat.
20
c. Kelompok Belajar Usaha Salah satu tujuan PKBM adalah, meningkatnya kualitas hidup masyarakat atau warga belajar dari sisi ekonomi atau meningkatnya pendapatan (income generating). Maka salah satu program yang dikembangkan PKBM adakah program kelompok usaha. Melalui proses belajar usaha, kemandirian warga belajar (masyarakat) dalam mengembangkan jiwa makarya (enterpreneurship) akan mudah dicapai. Melalui program kejar usaha diharapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kemampuan warga belajar akan semakin bertambah atau semakin meningkat. Terutama bagi warga belajar yang belum memiliki sumber mata pencaharian tetap atau berpenghasilan rendah. d. Kursus Keterampilan Beberapa jenis keterampilan yang teridentifikasi dalam PKBM adalah: kursus mekanik otomotif, elektronika, keterampilan menjahit, tata boga, tata kecantikan, dll. Sasaran kursus keterampilan diarahkan bagi masyarakat (wargabelajar) yang minimal terbebas dari buta huruf atau telah menyelesaikan pendidikan kesetaraan dasar paket A, dan paket B, atau telah lulus pendidikan dasar formal (SD/MI, SMP/ MTs). e. Program Kesetaraan (equivalency education), Sesuai dengan fungsi dan perannya PKBM sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat memilki peran penting dalam mengembangkan program-program kesetaraan ditengah-tengah masyarakat. Program kesetaraan melingkupi program kelompok paket A setara SD/MI, kelompok belajar paket B setara SMP/MTs, dan kelompok belajar paket C setara SMA/MA.
21
Pendidikan kesetaraan di PKBM sebagai bagian dari pendidikan nonformal, disamping memberikan kemampuan akademik sesuai jenjangnya, secara terintegrasi juga memberikan kemampuan berbagai kecakapan hidup yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh peserta didik setelah lulus dari program-program pendidikan kesetaraan. Program pendidikan kesetaraan dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa komponen sebagai berikut: a. Warga belajar Warga belajar umumnya sangat beragam/hiterogen, yang dipengaruhi
faktor
geografis dan demografi, ekonomi, sosial budaya, dan faktor usia (usia sekolah dan orang dewasa). Terdapat dua kelompok sasaran utama program kesetaraan. Sasaran pertama, adalah kelompok usia wajib belajar yang tidak terjangkau pendidikan formal seperti anak jalanan, para pekerja di bawah umur, anak-anak tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut. Sasaran kedua adalah masyarakat umum, orang dewasa yang karena seuatu dan lain hal tidak berkesempatan memperoleh pendidikan (misal PNS, TNI/POLRI, karyawan swasta, karywan perusahaan, BUMD, petani, nelayan, penduduk terpencil dan lain sebagainya). b.
Tutor
Di samping penyelenggara program sebagai tenaga pengelola program
dan
administrasi, tenaga pendidik (tutor dan nara sumber teknis) direkrut dari masyarakat yang memilki kemauan dan kemampuan menjadi tutor atau narasumber teknis sesuai kriteria yang ditentukan. Namun umumnya tutor berasal dari kalangan pendidik, guru, Pamong Belajar yang bertugas sebagai tenaga
22
pendidik akademik, sedangkan nara sumber teknis berasal dari berbagai bidang keahlian yang bertugas memberikan bimbingan keterampilan prkatis bagi warga belajar. c.
Kurikulum
Kurikulum program kesetaraan menekankan pada kecakapan hidup dan penambahan penghasilan, meliputi (a) kurikulum akademik yang setara dengan kompetensi minimal pendidikan dasar dan menengah, dan (b) kurikulum keterampilan fungsional dengan penekanan pada kemampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri dengan membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya dan bagi sesamanya. d.
Media pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan warga belajar sehingga dapat mendorong proses pembelajaran pada diri warga belajar. Media pembelajaran meliputi media cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi gambar, sketsa, kartun, diagram, chart, grafik, poster. Media elektronik meliputi audio seperti a). radio, tape; b). visual seperti film slide, film strip, film loop, epideskop, OHP; c). audio visual seperti televisi, film suara, radio vision, slide suara, tape dan film suara. e. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas
23
secara spontan dan insidental, melainkan merupakan menilai sesuatu secara terencana, sistematis dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Evaluasi pendidikan berfokus pada training, implementasi, transaksi dan dan hasil training. Dalam proses pembelajaran, kemampuan seorang tutor sangat menentukan hasil dari pembelajaran yang efektif. f. Strategi pembelajaran Strategi
pembelajaran
adalah
suatu
strategi
dalam
mengelola
secara
sistematiskegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan seperti yang diharapkan (Dick dan Carey, 1991:1). Dalam kegiatan pembelajaran tutor dituntut memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran yang tepat. Untuk memilih strategi pembelajaran strategi pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, kemudian memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisisen. Suatu strategi pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila metode tersebut dapat mencapai tujuan dengan waktu lebih singkat. Kriteria lain yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran adalah tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses pemebelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran seorang tutor perlu menyiapkan materi, metode, media dan semua fasilitas
yang
dapat
mendukung
dan
memperlancar
terjadinya
proses
pembelajaran. Sistem pembelajaran program kesetaraan berpusat pada kebutuhan dan potensi lokal (berbasis masyarakat) dengan menggunakan bahan belajar hemat biaya, luwes, dan memuat “menu” dengan sajian berbagai pilihan.
24
2. Metode Pembelajaran di PKBM Metode yang digunakan dalam Pembelajaran di PKBM adalah metode pendidikan orang dewasa yang lebih di kenal dengan “andragogi jika diartikan secara harafiah adalah seni dan ilmu memgajar orang dewasa. Dalam hal ini terdapat dua aliran pengembangan andragogi yaitu aliran ilmiah dan aliran seni” (Sodiq, 2005: 13-14). Aliran ilmiah dilakukan melalui penelitian ilmiah tentang kemampuan belajajar orang dewasa, bukan proses belajarnya. Artinya bahwa orang dewasa dapat belajar, memiliki minat dan kemampuan belajar yang berbeda dari anak-anak. Sementara itu aliran seni dilakukan melalui intuisi dan pengelaman yang member perhatian tentang bagaimana orang dewasa belajar. Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses seseorang dengan peran sosialnya melaksanakan kegiatan belajar yang sistematis dan berkelanjutan dengan tujuan untuk mencapai perubahan pengetahuan, sikap dan nilai atau ketrampilan. Dalam hal ini jelas bahwa orang dewasa adalah orang yang sudah memiliki peran sosial yang secara sadar melekukan kegiatan belajar untuk dirinya secara sistematis dan berkelanjutan. Tujuan akhinya adalah adanya perubahan pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan tertentu. Ada lima asusmsi dasar dalam pendekatan andragogi ini sebagaimana disampaikan oleh Knowles dalam (Sodiq 2005 : 25). Kelima asumsi dasar tersebut adalah: a. “Kebutuhan untuk belajar. Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar sesuatu. Orang dewasa mengetahui konsekuensi logis jika ia belajar atau tidak belajar sesuatu hal tersebut. Orang dewasa memiliki motivasi internal yang kuat dari pada motivasi ekternal. Selain itu orang dewasa memiliki kebutuhan belajar yang dekat dengan perubahan peran sosial.
25
b. Konsep tentang pebelajar. Orang dewasa memiliki konsep diri tentang belajar serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya. Pada saat itu orang dewasa ingin dianggap mampu melakukan tugasnya dan mampu mengarahkan dirinya secara mandiri. c. Peranan pengalaman. Orang dewasamemasuki aktifitas belajar dengan menggunakan pengalaman yang dimilikinya. Pengalaman hidup ini bervariasi jumlahnya maupun kualitasnya. Orang dewasa menggunakan pengalaman hidupnya yang banyak tersebut sebagai sumber untuk belajar. d. Kesiapan belajar. Orang dewasa siap belajar apa yang ingin diketahuinya dan mampu mengerjakan secara efektif tugas yang diberikan sesuai dengan situasi kehidupan nyata. e. Orientasi belajar. Berbeda dari anak-anak atau remaja, orang dewasa memiliki orientasi belajar yang berpusat pada kehidupan nyata”.
Dapat disimpulkan pendidikan orang dewasa atau dikenal dengan andragogy adalah belajar berbasis tugas atau masalah yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia memiliki motivasi untuk belajar karena apa yang dipelajari tersebut dapat membantu dirinya dalam menghadapi dan memecahkan masalah dan tugas-tugas pada situasi hidup yang nyata. D. Kerangka Berfikir Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) merupakan inovasi dari program pendidikan keaksaraan sebelumnya yang memiliki cita-cita tidak hanya menjadikan warga buta aksara mampu membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi lebih dari itu, yaitu membuat warga belajar atau peserta didik mampu dan berdaya. Pada kenyataan di daerah lokasi penelitian ini dilakukan hasilnya tidak demikian, masih banyak warga yang telah memiliki SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara) tetap masih belum berdaya. Situasi ini yang mendorong PKBM
26
untuk melanjutkan program tersebut dengan berorientasi pada life skill. Situasi ini yang mendorong munculnya program Keaksaraan Usaha Mandiri. Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dirancang sebagai upaya saling membelajarkan diantara peserta didik dalam kelompok belajar tersebut. Dengan prinsip ini peserta didik yang sudah melek aksara akan membantu temannya dalam
kontek
pembahasan
usaha
sekaligus
memanfaatkan
kemampuan
keberaksaraannya untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pelatihan keterampilan kecakapan hidup (life skill). Kegiatan mempertahankan
pendampingan kemampuan
kecakapan keberaksaraan
hidup peserta
dilakukan didik
untuk sekaligus
meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, dengan strategi pembelajaran yang mempertimbangkan kemampuan dan kondisi peserta didik, serta potensi yang dapat dikembangkan di lingkungan dimana ia tinggal. Berawal dari konsep inilah peserta didik perlu dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Strategi pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman meliputi : strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.
27
KUM
Pendampingan
Hasil
Pembelajaran
Strategi : 1. Pengorganisasian 2. Penyampaian 3. Pengelolaan
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir
28
Dampak
E. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan penjabaran kajian teori diatas, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman? 2. Bagaimana bentuk strategi dalam pelaksanaan program KUM? 3. Bagaimana
keterlibatan
peserta
didik
dalam
membantu
kelancaran
pembelajaran program KUM? 4. Apa saja hasil yang pernah diraih oleh peserta didik dengan strategi yang diterapkan? 5. Apa faktor pendukung dan penghambat dari strategi pembelajaran yang telah ditetapkan oleh tutor terhadap pelaksanaan program KUM di PKBM Kyai Suratman? 6. Bagaimana peran tutor dan pengelola PKBM dalam upaya bersama membangun strategi pembelajaran di setiap kelompok belajar?
29
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu “penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, sedangkan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”. Melong (2005: 6). Jenis penelitian deskriptif kualitatif menggunakan jenis penelitian studi kasus (case study). Suharsimi Arikunto (2002: 120) menjelaskan bahwa “penelitian studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tetentu”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan mendalam tentang Strategi Pembelajaran pada program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di PKBM Kyai Suratman Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. B. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian studi kasus di PKBM Kyai Suratman yakni seluruh pihak yang berperan dalam proses pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri. Subyek penelitian ini meliputi Tutor/pamong belajar, peserta didik KUM, pengelola PKBM, dan Yayasan Kyai Suratman. Subyek penelitian didapatkan melalui metode snowball (efek bola salju) melalui key informan (tokoh 30
kunci) yaitu tutor/pamong belajar KUM, pengelola PKBM, dan warga belajar KUM. Sedangkan objek dalam penelitian ini yakni strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman Pandak Bantul. C. Setting Penelitian Seting penelitian ini di lakukan pada saat kegiatan belajar mengajar PKBM Kyai Suratman, di dusun Kwalangan, desa Wijirejo, Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul tahun 2014. D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2014, dengan rincian jadwal penelitian sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Penelitian
2.
Pembuatan instrumen penelitian
3.
Pengumpulan data
4.
Pengolahan dan analisa data
5.
Penyusunan draft laporan
6.
Penyempurnaan laporan
Ѵ
Ѵ Ѵ
September
Penyususnan proposal
Agustus
1.
Juni
.
Mei
Agenda
Juli
NO
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Oktober
Bulan
Ѵ Ѵ
Ѵ Ѵ
31
E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Wwancara Mendalam Melong (2005: 186) menyebutkan “wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu”, Sugiyono (2012: 317) mendefinisikan, “interviev is a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic” wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. H.M. Burhan (2007: 108) menjelaskan bahwa “wawancara mendalam merupakan suatu proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa pedoman wawancara”. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara tersetruktur. Seperti yang disampaikan oleh melong (2005: 190), wawancara terstruktur merupakan wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. “Melalui wawancara ini peneliti diharapkan akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi”(Sugiyono, 2012: 318).
32
Tabel 2. Pedoman Wawancara Aspek yang diungkap 1. Strategi
pembelajaran
digunakan 2. Motifasi
Hal yang diungkap yang
a. Strategi pengorganisasian pembelajaran b. Strategi penyampaian pembelajaran c. Strategi pengelolaan pembelajaran
dan
pengaruhnya Motivasi dan semangat belajar baik yang
terhadap warga belajar
alami oleh tutor maupun peserta didik
2. Dokumentasi Dokumentasi akan memberikan tambahan informasi dalam penelitian yang berkaitan dengan strategi pembelajaran keaksaraan usaha mandiri (KUM). “Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang” (Sugiyono, 2012: 328). Peliti memerlukan dokumen untuk mendukung data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. 3. Observasi Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 1998) dalam Sugiyono (2012: 310) “melalui observasi seorang peneliti dapat belajar tentang perilaku dan sebuah makna dari perilaku tersebut”. Melong (2005: 176) mengklasifikasikan pengamatan menjadi dua bagian yakni “pengamatan melalui cara berperan serta dan tanpa berperanserta”. Melengkapi penjelasan yang telah disampaikan oleh Melong, Sugiyono (2012: 310) mengklasifikasikan pengamatan (observasi) menjadi tiga bagian yakni partisipasi observatif, observasi tersamar, dan observasi tak berstruktur. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik observasi partisipatif. “Observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari
33
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian” (Sugiyono, 2012: 310). “Proses observasi yang dilakukan akan menggunakan catatan lapangan untuk menuangkan hasil dari apa yang amati. Catatan lapangan merupakan alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya” (Melong, 2005: 208). Catatan lapangan merupakan coretan-coretan yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, bias berupa gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain. Melong (2005: 209) menyebutkan “pentingnya catatan lapangan dalam suatu penelitian kualitatif, karena catatan lapangan sebagai hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan derajat kepercayaan, dan dalam rangka keabsahan data”. “Catatan lapangan terdiri dari dua bagian yakni bagian deskriptif yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan, serta bagian reflektif yang berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan, dan kepeduliannya” (Melong, 2005: 211). Tabel 3. Pedoman observasi No.
Aspek yang diobservasi
Indikator
1.
Proses pembelajran
a. Ruang atau tempat belajar, meja, kursi, lesehan/tikar, dll b. Komunikasi
tutor
dengan
warga
belajar/peserta didik, termasuk bahasa yang digunakan. c. Peran pendampingan tutor dalam KBM, terutama untuk WB yang mengalami kesulitan belajar.
34
d. Tingkah laku warga belajar saat kegiatan pembelajaran,
tenang
seksama,
ramai/gaduh, termasuk warga belajar yang membawa anak kecil. e. Kesesuaian
tema
dengan
kondisi
lingkungan warga belajar. 2.
Dokumen pembelajaran
a. Perencanaan pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran c. Media yang digunakan d. Peran tutor dalam proses pembelajaran e. Proses evaluasi
F. Teknik Analisis Data Analisis
data
“proses
merupakan
mengatur
urutan
data
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data” (Melong, 2005: 280). Analisis data bertujuan untuk mengorganisasikan data dengan jumlah yang sangat banyak dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Dalam hal ini analisis data yang dilakukan yakni mengatur,
mengurutkan,
mengelompokkan,
memberikan
kode,
dan
mengkatagorisasikannya. Terdapat berbagai macam model dalam proses analisis data kualitatif, dan peneliti pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan model Miles & Huberman (1994: 2) dalam proses analisis data yang dijelaskan sebagai berikut:
35
Data Collection
Data Display
Data Reduction
Conclussion drawing/verifying
Gambar 2. Component of data analysis: interactive model Sumber: Miles & Huberman (1994: 2)
1. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dalam mereduksi data harus berfokus pada tujuan yang akan dicapai yakni temuan-temuan. Jika peneliti melakukan penelitian dan menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. 2. Penyajian Data (Data Display) Pada penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan lain sebagainya. Melalui penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
36
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Verifikasi Langkah terakhir dalam analisis kualitatif menurut Miles & Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. G. Uji Keabsahan Data Sugiyono
(2012:
365)
menyatakan
bahwa
“penelitian
kualitatif
menekankan pada aspek validitas. Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti denga apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kebenaran realitas dalam penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, melainkan jamak, dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya”.
37
1. Trianggulasi Trianggulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik trianggulasi yang paling sering digunakan yakni pemeriksaan melalui sumber lainnya. Terdapat empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yakni memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sumber yang dijadikan sebagai dasar dalam trianggulasi pada penelitian ini yakni Tutor, warga belajar KUM, dan pengelola PKBM. Sedangkan metode yang digunakan untuk trianggulasi pada penelitian ini yakni metode wawancara, observasi, dan catatan lapangan. 2. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini dilakukan untuk membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Perpanjangan keikutsertaan menurut peneliti supaya terjun kelokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi
yang mungkin
mengkotori
data. Disisi
lain
perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
38
3. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten intepretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative, mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh dan mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Lembaga a. Sejarah Berdirinya PKBM Kyai Suratman PKBM Kyai Suratman dirintis oleh pentutors yayasan Kyai Suratman. Yayasan Kyai Suratman berdiri sejak tahun 1983 sudah berkecimpung dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pelopor penggerak yayasan pada waktu itu dipimpin oleh bapak KH. Sutojo Ahmad, SU. M. Psi. Yayasan Kyai Suratman sudah menyelenggarakan berbagai kursus diantaranya kursus las karbit, las listrik, montir sepeda motor, tukang kayu, tukang batu (nyelep tegel), menjahit, mc bahasa jawa, karawitan, membuat gula merah, membuat tas alquran, keristik, dan nganyam rotan (kursi). Kepemimpinan bapak Sutojo Ahmad berlangsung hingga tahun 1998, kemudian kepemimpinan diserahkan kepada bapak Sambudi, A.Md selaku Lurah Desa Caturharjo. Pada tahun 1998 Dr. Sihombing mencetuskan adanya program PKBM di Jakarta. Mendengar kabar tersebut yayasan Kyai Suratman pertama kalinya mendeklarasikan kegiatan yang ada di yayasan Kyai Suratman dibentuk menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dengan penambahan kegiatan Pemberantasan Buta Aksara dan Pendidikan Kesetaraan di desa Catur Harjo. Pada masa kepemimpinan bapak Sambudi tersebut kegiatan PKBM masih menggunakan gedung milik yayasan Kyai Suratman, sedangkan secara kelembagaan berbeda yaitu yayasan Kyai Suratman merupakan lembaga
40
independen karena sumberdananya untuk yayasan dari masyarakat, sedangkan PKBM merupakan instansi dibawah Dinas Pendidikan. Dari tahun ke tahun perkembangan kegiatan PKBM semakin pesat, program-program PKBM semakin bertambah banyak, dan sasaran PKBM tidak hanya di desa Caturharjo tetapi meluas sampai ke kecamatan Pandak. Pada tahun 2004 bapak Sambudi menyerahkan kepemimpinan PKBM Kyai Suratman kepada bapak MS. Sos.
Beliau meneruskan perjuangan bapak
Sambudi dengan di dampingi penilik PLS dan membentuk kepentutoran yang tetap. Berkat dukungan dan kerjasama pentutors PKBM bisa mengakses dana bantuan mulai dari bantuan program keaksaraan fungsional, pendidikan kesetaraan, dan program Life Skills. Karena perkembangan PKBM sangat bagus pada masa pemerintahan presiden B.J. Habibi, PKBM Kyai Suratman dinobatkan sebagai PKBM penggerak masyarakat pertama kali dan mendapatkan prestasi. PKBM Kyai Suratman sebagai PKBM pertama dan tertua di Indonesia terus melangkahkan perjuangan dan terus melakukan inovasi program sampai sekarang. b. Letak Geografis PKBM Kyai Suratman Kondisi geografis PKBM Kyai Suratman pada posisi strategis karena berada di Jalan Srandakan Km. 9, tepatnya di dusun Tegallayang 9, Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Batas–batas PKBM Kyai Suratman yaitu sebelah barat berbatasan dengan desa Trimurti, sebelah utara berbatasan dengan desa Trimurti, sebelah timur berbatasan dengan desa Triharjo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanden.
41
2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Kyai Suratman a. Visi “Terwujudnya masyarakat yang cerdas, berdaya saing, berkepribadian terampil, kreatif dan mandiri” b. Misi 1) Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif melalui program Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C. 2) Memberikan keterampilan dan menciptakan masyarakat yang berdaya saing melalui program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dan program Life Skills. 3) Menumbuhkan semangat wirausaha yang mandiri melalui program – program pelatihan. 3. Tujuan dan Sasaran Lembaga a. Tujuan Lembaga PKBM Kyai Suratman Tujuan dibentuknya lembaga PKBM Kyai Suratman adalah sebagai lembaga pelaksana pendidikan nonformal yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, yang bertujuan untuk membekali pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat, dan memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat. b. Sasaran Lembaga PKBM Kyai Suratman Daerah sasaran PKBM Kyai Suratman cukup luas karena masuk ke pelosok-pelosok dusun, yaitu: Teggallayang 1, Tegallayang 2, Tegallayang 3, 42
Tegallayang 4, Tegallayang 5, Tegallayang 6, Tegallayang 7, Tegallayang 8, Tegallayang 9, Tegallayang 10, Gluntung Kidul, Gluntung Lor, Banyu Urip, Bogem, Gumulan, Samparan, Krapakan, Pijenan, Wijirejo, Kwalangan, Ngeblak, dan Pedak. Kriteria sasaran program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Kyai Suratman
adalah
masyarakat
Kabupaten
Bantul
dan
sekitarnya
menginginkan layanan pendidikan nonformal. 4. Program PKBM Kyai Suratman Program yang diselenggarakan oleh PKBM Kyai Suratman adalah: a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) b. Program Pendidikan Keaksaraan Dasar (PKD) c. Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) d. Program Pendidikan Kesetaraan Paket A e. Program Pendidikan Kesetaraan Paket B f. Program Pendidikan Kesetaraan Paket C g. Program Pendidikan Pemberdayaan Perempuan h. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) i.
Program Pelatihan
43
yang
5. Struktur Organisasi, Uraian Tugas, dan Susunan Tutor a. Struktur Organisasi PKBM Kyai Suratman
PEMBINA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
PENILIK PNF
KETUA MARSUDI, S.S
SEKRETARIS
BENDAHARA
TRI WULANDARI
MUH. NURUDIN
PJ. KF
PJ. PAUD
PJ. Paket B
PJ Paket C
PJ. Life Skill
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi PKBM Kyai Suratman b. Uraian Tugas a). Ketua i. sebagai koordonator atau penanggungjawab program di lembaga ii. mengusulkan program yang akan diselenggarakan, mencari terobosan program dan pendanaan 44
PJ. Lansia
iii. melaporkan setiap program kegiatan yang diselenggarakan di lembaga b). Sekretaris i. mencatat dan mendokumentasikan setiap kegiatan ii. menyusun rencana program kegiatan iii. menyiapkan data yang diperlukan iv. pengadministrasian organisasi c). Bendahara i.
mengelola keuangan yang terkait dengan kegiatan lembaga
ii.
membukukan setiap kegiatan yang menggunakan dana lembaga
iii.
melaporkan secara tertulis setiap pengeluaran kepada atasan baik di lembaga maupun kepada dinas terkait
iv.
mengambil keputusan sehubungan dengan keuangan
v.
mencari sumber dana
d). PJ Program i.
melaksanakan program
ii.
bertanggungjawab atas keberhasilan program
iii.
melaporkan kegiatan atau program secara berkala
iv.
Susunan Pentutors PKBM Kyai Suratman
45
Tabel 4. Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman
Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman No
Nama
1.
Marsudi, S.S
2.
Tri Wulandari
Tempat Tgl Lahir
L/P
Pend.
Pekerjaan
Jabatan
Bantul, 17-06-72
L
S1
Wiraswasta
Ketua
Bantul, 05-11-83
P
SMEA Karyawan
Sekretaris
3.
M. Nurudin, K.Progo, A.Md. 24-02-75
L
D3
Wiraswasta
Bendahara
4.
Endardi
Bantul,1209-66
L
S1
Pamong
Seksi Pkt B
5.
Sukijo
Bantul, 07-10-65
L
SMA
Pamong
Seksi KF
6.
Jarnawi, S.Ag.
Bantul, 06-05-66
L
S1
Tutor
Seksi Lansia
46
Tabel 5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana PKBM Kyai Suratman No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Kondisi
1.
Ruang kelas
1 unit
Baik
2.
Ruang kantor
1 unit
Baik
3.
Dapur
1 unit
Baik
4.
Kamar mandi
2 unit
Baik
5.
Ruang Ibadah
1 unit
Baik
6.
Ruang perpustakaan (TBM)
1 unit
Baik
7.
Meja
20 buah
Baik
8.
Kursi
38 buah
Baik
9.
White board
5 buah
Baik
10.
Almari
4 buah
Baik
11.
Loker
3 buah
Baik
12.
Rak buku
4 buah
Baik
13.
Laptop
1 buah
Baik
14.
Printer
2 buah
Baik
15.
Mesin foto kopi
1 buah
Baik
16.
Mesin jahit
10 buah
Baik
17.
Mesin Bordir
1 buah
Baik
47
B. Hasil Penelitian 1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri PKBM Kyai Suratman dalam strategi keorganisasian pembelajarannya dilakukan melalui beberapa cara (sumber: tutor/Jarnawi, S. Ag), yaitu: a. Penyusunan jadwal Warga belajar yang mengikuti pembelajaran beraneka ragam aktifitasnya (pekerjaannya). Oleh karena itu jadwal yang dibuat tidak berlaku selamanya sama (dalam satu semester). Jadwal belajar berubah jika kondisi warga belajar sulit mengikutinya. Adapun fungsi jadwal pembelajaran itu sendiri adalah agar pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan tertib dan progam-progam yang ada dapat terlaksana dengan baik. Dalam rapat pengurus dan staf pengajar jika jadwal yang telah ada dan warga belajar sulit menyesuaikannya, maka dalam rapat tersebut jadwal akan dirubah sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh warga belajar, karena progam yang ada ini khusus disediakan untuk warga yang pendidikan sangat rendah, di samping bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat sebagaimana yang disampaikan oleh Bpk Sukijo (pamong di PKBM kyai Suratman). “Bpk Sukijo menyampaikan kalau jadwalnya sulit diikuti warga belajar, maka jadwal harus dirubah, karena kita tidak sekolah formal, dan jika jadwal disamakan dengan sekolah formal, maka tidak akan berjalan dengan baik PKBM ini, akan tetapi pada dasarnya jadwal dibuat sedemikian rupa”.
48
Dengan demikian jadwal di PKBM Kyai suratman bersifat lunak/tidak kaku dan mudah diikuti. Adapun secara tertulis/formal dalam penyusunan jadwal pembelajaran sebagai berikut: Tabel 6. Jadwal Pembelajaran
JADWAL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI NO Nama Kelompok 1. Samparan
Warga belajar 10
2.
Korowelang 1 10
3.
Korowelang 2
4.
Tegallurung 1 10
5.
Tegallurung 2 10
6.
Jomboran
10
7.
Kauman 1
10
8.
Kauman 2
10
9.
Daleman
10
10.
Pandak
10
11.
Tegalsempu 1 10
10
Alamat Kelompok Samparan, Caturharjo, Pandak Korowelang, Caturharjo, Pandak Korowelang, Caturharjo, Pandak Tegallurung, Gilangharjo, Pandak Tegallurung, Gilangharjo, Pandak Jomboran, Gilangharjo, Pandak Kauman, Gilangharjo, Pandak Kauman, Gilangharjo, Pandak Daleman, Gilangharjo, Pandak Pandak, Wijirejo, Pandak Tegalsempu, Caturharjo,
49
Hari Senin, Rabu, Sabtu Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Selasa, Jum’at, Minggu Selasa, Jum’at, Minggu Senin, Rabu, Jum’at Minggu, Selasa, Kamis Senin, Rabu,
Jam Pembelajaran 18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
12.
Tegalsempu 2
10
13.
Kauman Wiji 10 1
14.
Gesikan 1
10
15.
Gesikan 2
10
Pandak Tegalsempu, Caturharjo, Pandak Kauman, Wijirejo, Pandak Gesikan, Wijirejo, Pandak Gesikan, Wijirejo, Pandak
Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at Senin, Rabu, Jum’at
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
18.30–21.30
Bantul, 12 September 2012 Ketua PKBM
MARSUDI,S.S.
Jadwal yang telah disusun dengan baik di atas disosialisasikan dengan warga belajar, supaya jauh hari peserta warga belajar mengatur waktunya dengan baik. Walaupun demikian, jadwal tersebut kadangkala berubah sesuai dengan waktu yang
dimiliki
oleh
warga
belajar,
karena
warga
belajar
mempunyai
aktivitas/pekerjaan yang berbeda-beda. Akan tetapi jika yang tidak bisa hanya satu atau dua orang pembelajaran tetap berlaku sesuai dengan jadwal yang tertulis. Kondisi warga belajar, beraneka ragam, ada yang menjadi petani, pedagang, buruh, dan lain sebagainya. Keluarga warga belajar juga beraneka macam, ada yang mempunyai anak satu, dua, tiga, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, di samping mereka disibukkan dengan pekerjaan dan keluarga mereka, juga ditambah dengan kegiatan PKBM. Sebagai mana hasil wawancara dengan warga belajar (supardi).
50
“Setiap hari kami bekerja dan mengurusi anak istri, waktu kami kadangkala habis untuk digunakan kegitan itu, tetapi kami berusaha semaksimal mungkin mengikuti kegiatan PKBM untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan kami dan sekaligus memberi contoh pada anak-anak kami”. Warga belajar, dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di PKBM dengan baik, walaupun dalam kondisi kecapean setelah kerja pada siang hari. Guru pengajarnya juga berusaha dengan baik dalam mendampingi warga belajar melakukan proses pembelajaran. Kegiatan PKBM dapat berjalan dengan baik melalui kerja sama antara warga belajar dengan guru pembimbingnya dan menggunakan strategi yang baik sebagaimana teori yang disampaikan oleh Abin Syamsuddin Makmun (2003) di dalam strategi terdapat empat unsur, yaitu: 1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. b. Standar kegiatan pembelajaran Standardisasi kegiatan pembelajaran merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakan kegunaan kegiatan. Menstandardisasi artinya menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan program seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja. PKBM kyai Suratman melaksanakan
51
standarisasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan beberapa langkah di bawah ini 1) Koordinasi kegiatan Koordinasi kegiatan melalui pertemuan penanggung jawab masing-masing kelompok untuk mengadakan kegiatan pembelajaran atau mengevaluasi hasi pembelajaran yang telah dilakukannya. Masing-masing kelompok melaporkan kegiatan yang telah direncanakan serta hasil yang telah diperoleh. Kelompok belajar yang ada mempunyai progam atau rencana yang akan dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan diadakannya koordinasi adalah untuk mengetahui seberapa banyak hasil yang telah dicapai oleh PKBM. Pola yang diterapkan dalam berkoordinasi adalah masing-masing penanggungjawab kelompok melaporkan (menjelaskan) kegiatan yang telah dilakukan ean hasil yang telah didapatkan. Beberapa hasil koordinasi dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya, sebagaimana pernyataan yang di sampaikan oleh bapak samsul dalam wawancara “Kebijakan yang digunakan dalam PKBM melalui musyawarah yang dilakukan oleh penanggungjawab kelompok masing-masing PKBM, dan para pengajar hanya mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan dalam musyawarah pengurus”.
2) Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan lembaga mengacu pada hasil musyawarah yang dilakukan oleh para penanggunjawab kelompok PKBM. Adapun para pengajarnya dan warga belajarnya mengikuti keputusan yang telah diambil dari musyawarah
52
tersebut. Pengambilan keputusan merupakan proses dalam menjalankan PKBM berjalan. Pemberian wewenang pengambilan keputusan dalam PKBM merupakan suatu kebijakan yang disepakati dalam lembaga tersebut. Oleh karena itu, semua yang terkait dengan PKBM mengikuti keputusan bersama dalam musyawarah yang telah dilakukan oleh pengurus-pengurus atau penanggungjawab kegiatan di PKBM. 2. Strategi Penyampaian pembelajaran a. Materi pembelajaran Materi yang digunakan dalam pembeajaran bersumber dari pemerintah dan ditambahi dengan materi yang bersifat lokal (PKBM kyai Suratman). Materimateri tersebut diurutkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh warga belajar dan berbentuk tema atau topik-topik tertentu. Bapak Marsudi, S.S. (Ketua PKBM) menyampaikan “materi ajar yang ada sekarang ini di kelompok-kelompokkan dan disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar” (wawancara tgl 22 oktober 2014). Adapun sikap warga belajar yang mengikuti program ini melakukannya dengan sungguh-sungguh selama proses pembelajaran berlangsung. Materi-materi pembelajaran yang disampaikan kepada warga belajar atau progam yang harus diselesaikan warga belajar berupa cara membaca huruf vokal dan huruf konsonan, cara menulis, berkaitan dengan keterampilan, dan pengetahuan secara luas. Adapun keterampilan yang dipelajari adalah cara memasak atau membuat kue-kue ringan, seperti donat, roti, dan lain sebagainya.
53
Materi tersebut tersusun rapi dalam bentuk buku pegangan baik yang dibawa oleh warga belajar maupun tutor yang bersangkutan. b. Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran aktif. Guru dan warga belajar bekerjasama dalam melaksanakan aktifitas pembelajarn, dan kadangkala pengajar seperti teman belajar warga belajar (tidak sebagai guru). Namun metode yang seperti ini tidak berlaku setiap pembelajaran, kadang-kadang guru menggunakan metode ceramah dengan disertai tanya jawab. Pokok pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan beberapa metode yang intinya mengaktifkan warga belajar dalam proses pembelajaran. Adapun kesan yang diterima warga belajar, Merasakan bahwa pembelajaran yang berlangsung terasa menyenangkan (tidak membosankan), sebagaimana pernyataan salah satu warga belajar dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti “Belajar di PKBM ini menyenangkan, tidak sepaneng, suasana pembelajaran seperti dalam keluarga sendiri yang saling membantu satu sama lain. Dan kami sangat berharap suasana yang seperti ini terus berjalan dengan baik, tidak terputus di tengah-tengah pembelajaran. Kami merasa bersaudara, jika ada yang sakit kami berusaha untuk menjenguknya atau membantunya dalam meringankan bebannya”.
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan
pembelajaran
adalah
cara-cara
yang
dipakai
untuk
menyampaikan pembelajaran kepada warga belajar, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari warga belajar. Adapun penyampaian materi ajar dalam proses pembelajaran menekankan pada media
54
yang digunakan dan ketersediaan media di PKBM, kegiatan yang dilakukan warga belajar, dan struktur belajar mengajar yang digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini. a. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah alat atau peraga yang digunakan proses pembelajaran dalam menyampaikan materi. Media pembelajaran yang tersedia di PKBM berupa alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktek, seperti memasak kue donat, dengan media calistung (membaca, menulis, berhitung) soblok, wajan, takaran bahan, dan lain-lain. Media pembelajaran tersebut tersebut sebagian disediakan sendiri oleh warga belajar dan sebagian yang lain diperoleh melalui sumbangan dari pemerintah atau PKBM itu sendiri. Setiap pembelajaran yang menggunakan media tersebut diatur dengan baik. Setiap kelompok warga belajar dalam proses pembelajaran dianjurkan untuk membawa alat pembelajaran sendiri dengan dibantu penyediaan dari PKBM. Media yang digunakan untuk belajar ini, setelah selesai pembelajaran dibawa pulang sendiri-sendiri dan diwa lagi jika akan melaksanakan pembelajaran kembali. Adapu masing-masing kelompok dalam proses pembelajaran materinya tidak sama dan disesuaikan jadwal yang ada. b. Tempat pembelajaran Kegiatan pembelajaran keaksaraan usaha mandiri PKBM Kyai Suratman dilakukan di beberapa tempat sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Adapun tempat-tempat yang digunakan tersebut diantaranya adalah rumah tutor dan rumah warga belajar. Penggunaan tempat pembelajaran tersebut sesuai
55
dengan
kesepakatan
sekaligus
mempertimbangkan
ketersediaan
bahan
pembelajaran yang akan digunakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut tempat duduk yang digunakan warga belajar adalah tikar (duduk lesehan) dan papan tulis seadanya, dan kadangkala menggunakan halaman belakang kertas kalender yang masih kosong. Masing-masing kelompok warga belajar melaksanakan pembelajaran cara dan tempat yang digunakan pembelajarn bentuknya sama. c. Pelaksanaan pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran tutor merupakan pemegang kendali utama dalam kelangsungan proses pembelajaran. Orang yang menjadi tutor adalah seseorang yang dianggap mampu mengajar dan kebanyakan mereka dari tetangga warga belajar itu sendiri. Tutor dalam mengajar pada warga belajar mengggunakan cara atau gaya serta bahasa yang disesuaikan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh warga belajar dalam aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran tersebut antara tutor dan warga belajar kelihatan sangat akrab dan kadang-kadang bersunda gurau tapi masih dalam kontek pembelajaran secara santai, seperti tidak terasa kalau sedang melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal jika tidak ada penghakangnya, akan tetapi jika ada penghalang seperti ada oranng yang meninggal dunia, ada orang sakit, dan lain-lain, maka pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh warga belajar dan mengadakan kesepakatan
56
terlebih dahulu. Bagi warga belajar yang tidak bisa datang biasanya minta ijin dan materi ajarnya minta pada teman sejawatnya. Adapun peran warga belajar dalam proses mengikuti pembelajaran dengan santai, terarah, kadang dengan lelucon, dan kadang ada yang membawa anaknya yang masih kecil. Warga belajar merasa dalam mengikuti pembelajaran sangat semangat. Materi yang diajarkan langsung berkaitan dengan alat, bahan, resep, dan cara memasak kue donat atau ketrampilan yang diminati warga belajar. Dengan model ini warga lebih semangat karena ada dana praktek ketrampilan, sukur-sukur nanti ada modal untuk usaha baik secaramandiriataupunkelompok, harapannya. d. Hasil pembelajaran Pembelajaran yang dilaksanakan oleh warga belajar bersama dengan tutor menghasilkan beberapa pengetahuan dan keterampilan (Wawancara dengan ibu Elia Evti). Pengetahuan yang diperoleh warga belajar anatara lain: 1) Warga dikenalkan tanda tangan ini merubah dari cap jempo menjadi tandatangan walaupun masih kelihatan belum sempurna, 2) Warga belajar mengenal identitasdiri (KTP); mengamati dan menghafal huruf namanya sendiri, syukur bias menuliskannya atau meniru huruf nama pada KTPnya sendiri. 3) Mengenalkan angka pada tanggal lahirnya, termasuk tanggal kadaluarsa KTP. 4) Belajar tanda tangan secara ajeg sesuai di KTP. Adapun keterampilan yang diperoleh oleh warga belajar adalah mengenal, mengetahui resep, cara berwira usaha terutama masakan, warga bisa membaca
57
resep, membaca takaran, dan sekaligus cara memasaknya. Spiritual tidak terprogamkan secara tersendiri, akan tetapi disisipkan pada saat pembelajaran berlangsung. e. Pendukung dan penghambat pembelajaran; 1) Pendukung; Pendukung dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan adalah sumber daya manusia (tutor) mempunyai kemampuan yang cukup dan dapat memahami kondisi warga belajar yang baik dan handal, sehingga yang digunakan untuk merekrut tutor diutamakan terlebih dahulu rumahnya yang dekat dengan tempat pembelajaran warga belajar. Tutor yang mengajar warga belajar sangat paham kondisinya, ia tahu banyak tentang seluk beluk, kondisi rumah tangga bahkan suami dan anaknya. Bahkan masih ada yang hubungan darah dan juga hubungan darah dengan bapak dukuh. Di samping itu, progam yang direncanakan sangat tepat sesuai dengan kebutuhan 2) Penghambat; Mencari
tutor
yang
berkompeten
dan
secara
totalitas
ikut
menangani/mendampingi warga belajar PKBM. Sebagian tempat tinggal tutor ada yang jauh dari lokasi pembelajaran. Di samping itu, orang yang menjadi tutor itu juga disibukkan dengan kesibukan-kesibukannya sendiri, sehingga mendampingi warga belajar tidak bisa maksimal.
58
f. Peran tutor dan PKBM dalam pembelajaran KUM Dalam proses berlangsungnya pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman Pandak Bantul tidak terlepas dari pihak-pihak yang sangat berperan dalam keberlangsungan pembelajaran yang direncanakan. Diantara pihak yang membantu keberlangsungan pembelajaran adalah tutor dan PKBM. Tutor merupakan salah satu orang yang mendampingi pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sekaligus mewakili masyarakat. Seorang tutor menjadi ujung tombak berjalannya program KUM yang telah di tentukan, jika tutor tidak ada pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. Disisi lain, lembaga PKBM sebagai kepanjangan tangan dari dinas, tertuntut harus bersinergi dengan pemerintah, kecamatan, kelurahan/desa, dukuh juga sangat berperan berjalannya program ini, karena KUM jika tidak ditangani dengan PKBM maka KUM tidak akan berjalan dengan baik. Adapun progam yang berjalan di KUM dituntut menyelesaikan selama tiga bulan sejak diadakan sosialisasi (wawancara dengan tutor ibu Elia Efti E). Tetapi di lapangan target tersebut belum bisa dilaksanakan sebagaimana yang direncanakan, karena warga belajar cara belajarnya dengan pelan-pelan dan hati-hati serta santai. Jika progam ini belum selesai dalam tiga bulan dan harus membuat laporan, maka progam tetap dilanjutkan dan laporannya dibuat sebagaimana rencana yang telah ada. Di samping itu, jika progam telah selesai dan warga masih menginginkan berlanjut, maka progam akan tetap dilanjutkan. Adapun dana yang digunakan jika terjadi kekurangan kadangkala tutor menombokinya.
59
C. Pembahasan 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa strategi pengorganisasian pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman melibatkan berbagai macam pihak, antara lain pengurus yayasan, pemeritah, tutor, dan masyarakat sekitar. Masingmasing pihak mempunyai peran atau tugas sesuai dengan kapasitas dan posisi yang diamanahkan, seperti yayasan bertugas menyelenggarakan PKBM dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan PKBM bersama dengan pemerintah, sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Gagne dan Briggs (1979) yang menyebutkan strategi ini dengan delivery system, yang didefinisikan sebagai “the total of all components necessary to make an instructional system operate as intended” (jumlah keseluruhan komponen yang dibutuhkan untuk menyusun sistem) (Degeng, 1989 :69). Strategi pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan di PKBM Kyai Suratman adalah berupa materi yang akan dipelajari warga belajar disusun dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pada waktu pelaksanaannya. Materi ajar yang terorganisasi atau tersusun dengan baik akan mudah menyampaikan dan warga belajarpun akan mudah menerimanya. Tutor juga akan mudah menjelaskan materi pada warga belajar, sehingga warga belajar akan semangat mengikuti pembelajaran. Untuk meningkatkan keterampilan tutor dalam membuat strategi pembelajaran hendaknya ada pelatihan atau pembinaan khusus dari yayasan atau pengurus KUM baik secara rutin atau secara insidental.
60
Dalam kajian teori Daeng menyatakan strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran. Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran. Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan keterkaitan topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari (Daeng, 1989: 30). Diungkapkan lebih jauh oleh Daeng bahwa penataan urutan suatu materi sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar. Sedangkan strategi pengorganisasian materi ajar dilakukan dengan dua cara sebagaimana yang disampaikan oleh Reigeluth (1983: 40) bahwa tsrategi pengorganisasian dalam pengelolaan materi ajar dibagi menjadi dua, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi pengorganisasian makro pada materi ajar adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi, sedangkan strategi pengorganisasian mikro pada materi ajar adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal.
61
Adapun tutor KUM PKBM Kyai Suratman dalam mengajar menggunakan berbagai macam media yang ada dengan cara-cara yang memudahkan warga belajar memahami materi dengan mudah (kreatif), karena berprinsip janganlah keterbatasan media yang ada menyebabkan pembelajaran tidak baik atau tidak menarik bahkan membosankan. Sedangkan warga belajar sendiri juga menyesuaikan dengan kondisi yang ada, mereka tetap selalu berusaha belajar dengan baik, tetap semangat mengikuti pembelajaran, dan tidak pantang menyerah dengan keadaan. Tutor dan warga belajar berjalan bersama bekerjasama mencoba melakukan pembelajaran dengan baik dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai macam cara agar progam yang telah direncakan dapat terlaksana dengan baik dan warga belajar dapat merasakan hasilnya. Tutor KUM di PKBM Kyai Suratman sebagai pendamping berusaha selalu mendampingi warga belajar dalam proses pembelajaran baik dalam kondisi yang kurang baik maupun kondisi yan baik. Pendampingan yang dilakukan oleh tutor dilakukan dengan sabar dan perhatian, setiap ada persoalan diselesaikan dengan hati-hati dan cermat, karena bagaimanapun baiknya perencanaan strategi pengorganisasian pembelajaran jika pengelolaannya tidak baik/diperhatikan secara serius maka efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal dan hasil yang diperoleh tidak memuaskan. Pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman untuk menjalankan progam yang direncanakan, membuat struktur organisasi dan bekerja sama dengan pihakpihak luar untuk menangani progam-progam yang telah ditentukan. Adapun kondisi progam yang ada pada KUM di PKBM Kyai Suratman berjalan
62
disesuaikan dengan kondisi warga belajar, situasi dan kondisi lingkungan karena progam ini hanya diperuntukkan untuk warga belajar, akan tetapi warga belajarnya banyak kesibukan dalam memenuhi rumah tangganya dan banyak tugas untuk memenuhi kebutuhan kehidupan diri dan keluarganya. Berbagai macam kondisi dialami oleh warga belajar di PKBM Kyai Suratman, seperti mengurus anak (momong), bekerja mencari nafkah, dan lingkungan dan kondisi yang menyebabkan warga belajar tidak masuk. Kondisikondisi tersebut sudah menjadi kebiasaan orang desa yang tidak pernah ditinggalkan seperti aada orang meninggal, kebiasaan orang desa mereka mendatanginya sampai selesai dikuburkan dan malamnya dibacakan doa-doa yang biasanya sampe hari ke tujuh. Dengan demikian progam yang telah direncanakan akan berjalan jika kondisi warga belajar baik dan organisasi atau struktur yang ada, juga harus konsentrasi menanganinya. 2. Strategi penyampaian pembelajaran Pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan dilakukan dengan menggunakan berbagai macam strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi dan kondisi yang ada. Tutor yang sangat berkompeten dalam menyampaikan materi ajar akan tetapi jika tidak menggunakan metode yang baik maka tidak akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi sangat mempengaruhi berhasil tidaknya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, sebaik apapun materi ajar akan tetapi strategi penyampaiannya kurang baik, maka sulit untuk mencapai keberhasilan.
63
Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran karena pembelajaran (KUM) tanpa disertai dengan media maka pembelajaran sulit dilaksanakan. Itulah sebabnya, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi. Adapun pihak-pihak yang berperan tersebut mempunyai tugas sesuai dengan bagiannya masing-masing yang saling mendukung dan saling memberi sumbangan. Jika ada satu bagian yang tidak ada, maka akan mempersulit faktor lain, sehingga dalam menjalankan program, faktor-faktor pendukungnya diusahakan terpenuhi dengan baik. Pemenuhan faktor-faktor tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak ada sedikitpun bagian yang terlewatkan sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Daeng dalam Made Wena bahwa strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Made Wena, 2011: 2). Menurut Degeng (1989: 10) secara lengkap ada komponen yang perlu diperhatikan dalam mendiskripsikan strategi
penyampaian,
yaitu
Media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, atau pun bahan. Interaksi
siswa
dengan
media
adalah komponen
strategi
penyampaian
pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan daerah. Strategi penyampaian materi ajar hendaknya dilakukan dengan baik. strategi penyampaian materi dapat dilakukan dengan cara pembagian waktu mulai awal sampai selesainya waktu yang tersedia. Waktu yang digunakan
64
menyampaikan materi ajar dibagi secara rutin dan direncanakan sebaik-baiknya, sehingga materi-materi yang telah disiapkan dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Awal mulainya penyampaian materi dibagi dengan rinci dan jelas serta langkah-langkah yang digunakan dalam mencapai tujuan, seperti gambaran waktu pembelajaran satu jam, maka dalam satu jam tersebut sepuluh menit diguanakan untuk pembukaan atau pengantar, empat puluh menit digunakan untuk menjelaskan materi pokok, dan sepuluh menit digunakan untuk menyimpulkan dan menutup pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian waktu yang tersedia dapat bermanfaat dengan baik. Keterampilan tutor sangat mempengaruhi mudah tidaknya ketercapaian progam yang telah direncanakan dan kinerja yang dilakukan. Tutor yang keterampilan atau kemampuannya kurang (kurang berkualitas) akan kesulitan melaksnakannya, dan tutor yang keterampilan atau kemampuannya cukup baik (berkompeten) akan mudah melaksanakan tugas yang ada pada diriya. Kemampuan yang dimiliki oleh tutor merupakan hal yang sangat mendasar yang memberi sumbangan besar terhadap kesuksesan warga belajar. Keterampilan yang ada pada tutor juga merupakan modal dalam menyampaikan materi terhadap warga belajar dalam proses pembelajaran. Penyampaian materi ajar sangat membutuhkan keterampilan dalam mengajar, dan penyampaian materi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan. Metode pengajaran yang baik akan baik pula hasil yang diperolehnya, dan metode pembelajaran yang buruk juga akan
65
menghasilkan hal yang kurang baik. Adapun baik tidaknya metode dapat diukur dengan melihat keadaan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran. Adapun pendekatan dalam penyampaian pembelajaran dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran. Lingkungan dan kondisi yang ada dapat memberi peran tersendiri dalam mengantarkan warga belajar mengikuti proses pembelajaran. Pendekatan yang baik tidaklah semata-mata kepandaian atau kemampuan tutor pengampu pelajaran akan tetapi ada pihak lain yang juga berperan dalam membantu keberhasilan warga belajar. Oleh karena itu baik tidaknya metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kemampuan lembaga itu sendiri. Lembaga yang lengkap media belajarnya, tentu lebih mudah proses pembelajarannya dari pada lembaga yang berjalan apa adanya (tidak ada media pembelajarannya). Adapun media yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran, karena satu lembaga dengan lembaga lain sangat mungkin terjadi perbedaan kebutuhan yang hal tersebut dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai. Keberhasilan lembaga sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain sumber daya manusia, kemampuan lembaga, organisasi lembaga, lembaga
diluar
lembaga
itu
sendiri
(rekanan),
kesungguhan
dalam
penangannannya, dan lain-lain. Di samping itu, pola kepemimpinan seorang pemimpin atau ketua lembaga juga berperan atau mempengaruhi berjalannya organisasi dalam lembaga tersebut. Pemimpin yang baik dan bijaksana akan berusaha memimpin dengan bijaksana dan selalu perhatian terhadap bawahannya.
66
3. Strategi pengelolaan pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran yang dilakukan akan dapat memberi sumbangan kepada tutor yang akan digunakan untuk memonitor perkembangan progam yang ada. Strategi yang baik akan menghasilkan tujuan dengan baik pula, begitu juga sebaliknya strategi yang tidak baik akan mempersulit mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi pengelolaan yang baik dibutuhkan beberapa faktor pendukung, yaitu rencana yang jelas, tujuan, objek yang ditangani, media, dan pengetahuan yang berkaitan. Pengelolaan pembelajaran yang baik akan mempermudah warga belajar menerima materi ajar, mempermudah pengaturan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran, dan mempermudah tutor dalam menyampaikan materi ajar. Pengelolaan yang kurang baik, akan berjalan apa adanya (tanpa adanya strategi yang baik). Tidak adanya kesungguhan dalam mengelola kelas warga belajar akan kesulitan dalam menyesuaikan progam-progam yang telah direncanakan. Pengelolaan pembelajaran membutuhkan keterampilan yang baik bagi tutor dan pengurus lembaga serta dinas-dinas yang terkait. Pembelajaran yang dilaksanakan di buat jadwal dengan baik dan jelas serta disosialisasikan secara transfaran. Pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan ditulis secara lengkap dan disosialisasikan ke semua pihak yang berhubungan dengan keaksaraan usaha mandiri (KUM). Pimpinan atau kepala sekolah (KUM) semaksimal mungkin berusaha menyampaikan pola-pola pembelajaran yang kemungkinan dapat dilaksanakan oleh para tutor.
67
Pembuatan strategi pengelolaan pembelajaran mempertimbangkan empat unsur pokok dalam setiap usaha, yaitu mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang akan diperoleh (out pout). Hasil yang akan didapatkan menjadi tolak ukur menentukan langkah-langkah yang akan digunakan agar tindakan yang dilakukan efektif dan efesien. Pembuatan strategi tanpa mempedulikan hasil yang diinginkan, maka strategi tersebut akan dilakukan asalasalan dan tidak efektif dan efesien. Strategi yang kedua yaitu pengelolaan dengan mempertimbangkan dan memilih jalan utama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pertimbangan dan pemilihan jalan terbaik sangat mendukung dan mempengaruhi bentuk strategi yang akan digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penentuan jalan utama untuk mencapai hasil yang diinginkan sangat penting dan hendaknya diperhatikan sungguh-sungguh. Karena jalan atau cara akan mengantarkan mencapai hasil yang baik. Setelah penentuan cara atau jalan, maka langkah selanjutnya menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh. Penentuan langkah yang pasti akan memudahkan menjalankan rencana yang telah ditetapkan bersama, tanpa adanya langkah-langkah yang pasti akan mempersulit menjalankan progam-progam yang telah ditentukan, sehingga hasil yang sesuai harapan tidak tercapai. Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Untuk mengetahui berhasil tidaknya progam yang telah dibuat diukur dengan menggunakan standar yang ada di lembaga.
68
Stantar yang ada dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan progam yang telah diadakan. Jika hasil yang diperoleh kurang dari standar yang telah disepakati berarti progam tersebut belum sukses atau sebaliknya jika hasil yang diperoleh seperti standar yang telah ditentukan menunjukkan progam tersebut dapat dilakukan dengan baik. Keempat langkah tersebut diatas sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003: 40) yang berbunyi ada empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Pengelolaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan cara-cara yang baik dan menarik serta memungkinkan dilaksanakan. Kondisi dan keadaan warga belajar dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan dalam penentuan kebijakan pengelolaan pembelajaran. Penentuan kebijakan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor yang ada dalam lembaga (KUM). Faktor-faktor yang ada hendaknya diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan dijadikan penunjang atau pertimbangan dalam membuat kebijakan. Adapun
69
kebijakan yang dilakukan hendaknya memberi kemudahan dan kemanfaatan kepada semua cifitas yang ada dalam lembaga (KUM) tanpa terkecuali. Warga belajar hendaknya dapat merasakan kenyamanan dan kemudahan terhadap kebijakan atau pengelolaan pembelajaran yang telah ditentukan. Pimpinan lembaga (KUM) juga hendaknya berusaha selalu memperhatikan tutor, warga belajar, dan kondisi yang sedang berlangsung dalam lembaga. Kebijakan yang diambil yang tanpa memperdulikan kondisi lembaga, tutor, dan warga belajar akan menghasilkan kebijakan yang kurang baik bagi pihak-pihak tertentu, sehingga kebijakan yang diambil tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan. Adapun dalam penentuan kebijakan pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan bekerja sama dengan tutor yang menjadi pendamping warga belajar. Cara yang dapat dilakukan dalam mengelola pembelajaran dari pihak tutor adalah tutor membuat strategi dalam proses pembelajaran yaitu tutor memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Oleh karena itu, warga belajar dalam proses pembelajaran hendaknya aktif dan mandiri dalam mengikuti pembelajaran, dan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan progam-progam yang ditentukan dengan pendampingan seorang tutor. Bagi pengurus lembaga KUM hendaknya pembelajaran dijadwalkan dengan jelas dan mudah diikuti oleh warga belajar dan tentornya. Materi-materi pembelajaran juga disusun dengan baik untuk disampaikan sesuai dengan jadwal yang ada dan materi tersebut hendaknya mudah dipelajari dan dipahami karena warga belajar kesempatan mengikuti pembelajaran sangat terbatas, dan waktu
70
belajar mandiri juga sangat sedikit, mereka telah disibukkan dengan urusan keluarganya. Bagi pengelola yayasan PKBM Kyai Suratman pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara musyawarah bersama dengan pengurus KUM dan tutor pendampingnya. PKBM Kyai Suratman sangat luas bagian-bagian yang harus ditanganinya atau diselesaikannya sesuai dengan bagian yang ada dalam PKBM tersebut. Adapun dalam penentuan kebijakan terkait dengan pengelolaan pembelajaran hendaknya bekerja sama dengan tutor dan pengurus KUM. Kebijakan yang dikeluarkan oleh PKBM dapat berupa pemantauan terhadap jalannya progam yang ada. Jika ada progam yang tidak dapat dilaksnakan hendaknya dievaluasi oleh PKBM dicari penyebab tidak berhasilnya progam tersebut. Ketidakberhasilan
progam
tidak
dijadikan
sebagai
alasan
untuk
menyalahkan pengurus KUM yang tidak suskses menjalankan progamnya, akan tetapi dicari penyebab terjadinya ketidakberhasilan menjalankan progam tersebut. Jika kegagalan itu dijadikan alat untuk menyalahkan pengurus KUM, maka yang terjadi adalah tidak berjalannya pembelajaran yang telah dijadwalkan tersebut. Kegagalan progam yang telah ditentukan bukanlah satu-satunya pengurus menjadi penyebabnya, akan tetapi bagian-bagian yang lainpun sedikit banyak juga ikut mempengaruhinya. Selain empat unsur pokok di atas, media yang digunakan pembelajaran hendaknya diperhatikan, karena media tersebut sangat membantu warga belajar dalam mengikuti pembelajaran yang ada. Jika media tersedia dengan baik
71
(lengkap), maka pembelajaran akan berkualitas dan kemungkinan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun tempat belajar juga merupakan sarana yang hendaknya disediakan sebaik mungkin agar progam-progam yang tersusun dapat terlaksana dengan baik, sesuai harapan. Walaupun mencari tempat belajar yang ideal sulit, tetapi tetap diusahakan proses pembelajaran berjalan dengan baik dan berkualitas. Tempat-tempat yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran anatara lain rumah warga belajar, rumah dukuh, atau rumah tutor. Pemilihan tempat tersebut dilakukan dengan kesepakatan terlebih dahulu agar semua menjadi lega (tidak mempunyai perasaan yang kurang baik). Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha penataan interaksi antar siswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajaran sangat memberi sumbangan dengan ketercapaian progam yang dilaksanakan. Progam akan dapat terlaksana dengan baik jika ada dukungan berbagai macam faktor. Sedangkan tutor sendiri merupakan faktor yang sangat mendukung keberlangsungan progam yang akan dilaksanakan. Sebaik progam yang direncanakan jika tidak ada tutor maka tidak akan berjalan, begitu juga sebaliknya, jika ada tutor akan tetapi tidak adanya progam yang terencana dengan baik maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Oleh karena itu tutor dan progam harus berjalan seiringan. Secara garis besar strategi pengelolaan pembelajaran berjalan dengan baik walaupun kadang-kadang tidak sesuai waktu yang direncakan karena melihat
72
situasi dan kondisi warga belajar yang beraneka ragam kesibukan dan kegiatannya. Kegiatan yang ada dalam KUM PKBM Kyai Suratman Pandak Bantul dibuat jadwal dengan baik, akan tetapi jadwal yangtelah dibuat itu sewaktu-waktu bisa berubah dengan melihat situasi dan kondisi warga belajar. Strategi pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan mengelompokkan bagianbagian penting sebagaimana yang disampaikan oleh Daeng (1989: 40) paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, catatan kemajuan kelas, pengelolaan motivasi, dan kontrol belajar. Adapun secara lebih rinci strategi pengelolaan pembelajaran dalam KUM PKBM Kyai suratman dipaparkan sebagai berikut : a. Penjadwalan semua progam Semua progam dan kegiatan yang ada pada KUM PKBM Kyai Suratman Pandak Bantul disusun secara rinci dengan baik. penyusunan tiap progam dilakukan oleh pengurus inti dan pengurus harian dan penyusunan tersebut dengan menggunakan pertimbangan atau dengan asas manfaat dan kemampuan yang tersedia di PKBM. Penjadwalan yang telah tersusun dengan baik disosialisasikan kepada seluruh bagian yang berwenang menjalankannya dan juga bagian yang lain yang sifatnya sekedar mengetahui. Adapun progam yang ada itu sendiri terdri dari bebarapa progam, diantaranya adalah progam PKBM secara umum, progam yayasan, dan secara khusus progam KUM. Masing progam tersebut direncanakan dengan baik dan disusun jauh hari sebelum progam tersebut dilaksanakan. Di samping adanya progam yang telah disusun, kadangkala dalam proses perjalanan pelaksanaan
73
progam muncul progam baru yang sifatnya insidental dan akan dilaksanakan jika waktunya memungkinkan. Apabila progam yang telah tersusun tersebut terdapat kekurangan dan ketidak sesuaian situasi dan kondisi, maka akan direfisi sesuai dengan keadaannya. Adapun progam KUM tersendiri berusaha semaksimal mungkin dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam sumber pendukung. Progamprom KUM tersebut antara lain pelatihan membuat koe donat, pelatihan masak, jahit, dan lain-lain. Progam tersebut dilakukan dengan kerjasama pemerintah, yayasan, masyarakat sekitar PKBM Kyai Suratman, dan tutor. Sebelum progam tersebut dilaksanakan terlebih dahulu disusun secara baik dan terperinci. Adapun dalam pelaksanaannya tutor berusaha untuk mencapai tujuan yag telah ditetapkan dan tutor juga tetap memperhatian situasi dan kondisi warga belajar. Dalam
menjalankan
progam
tersebut
tutor
melakukan
dengan
menggunakan berbagai macam cara/metode atau meramu sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu tutor dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, apa, berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi apa, kapan, dan berapa kali suatu strategi digunakan dengan memperhatikan kondisi dan keadaan pembelajaran yangsedang berlangsung. b. Pembuatan catatan kemajuan belajar warga belajar Catatan kemajuan belajar warga belajar sangat penting dan bermanfaat bagi tutor, karena untuk melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang
74
dilakukan serta tujuan yang telah ditetapkan. Catatan yang telah dilkukan tutor berupa kemajuan warga belajar, prestasi yang diraih oleh warga belajar, dan keberhasilan pembelajaran yang telah didapatkan warga belajar. Catatan-catatan tersebut ditulis secara rapi sesuai urutan kejadiannya dalam buku khusus, kemudian di dianalisis dengan teliti dan disimpulkan hasilnya. Disamping itu, hasil analisis tesebut juga digunkan untuk melihat prosen pembelajaran (pembelajaran efektivitas dan efisiensi atau tidak). Dengan hasil analisis catatan kejadian tersebut juga dapat digunakan oleh tutor untuk menentukan
langkah-langkah
pembelajaran
selanjutnya
seperti
strategi
pembelajaran yang digunakan, hasil belajar siswa, penjadwalan strategi pembelajaran, dan lain sebagainya. Jika hasil catatan tersebut menunjukkan pembelajaran kurang baik, maka ada rencana yang baru untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Dengan demikian pencatatan kemajuan belajar warga belajar tersebut merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan proses pembelajaran agar pembelajaran yang dilakukan berkualitas, sehingga menghasilkan pembelajaran yang memuaskan. Adapun tutor juga harus selalu siap dan berusaha melakukan pembelajaran yang berkualitas dengan berbagai macam cara dan bekerja sama dengan baik dengan pihak lain agar hasilnya baik. c. Pengelolaan motivasional Motivasi yang ada di dalam diri warga belajar akan memunculkan dorongan melakukan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Keinginan kuat warga belajar dalam mengikuti pembelajaran akan mengarahkan warga belajar
75
melakukan pembelajaran yang sungguh-sungguh, sehingga berusaha sebaik mungkin pembelajaran yang dilakukan berhasil. Oleh karena itu, tutor berusaha dengan berbagai macam cara untuk menimbulkan semangat/motivasi warga belajar. Degeng (1989: 30) menyatakan peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata dari strategi pengorganisasian. Melihat hal tersebut, seorang tutor hendaknya mampu mengembangkan kiat-kiat
khusus
penyampaian.
dalam
Strateggi
melakukan penyampainan
penjadwalan dilakukan
penggunaan dengan
baik
strategi dapat
mempermudah warga belajar menerima dan memahami metri yang sedang dipelajari, sehingga kemudahan pemahamn materi itu akan menimbulkan semangat untuk mempelajri materi lebih jauh atau lebih banyak dengan sungguhsungguh. Peran tutor sagat dibutuhkan untuk memunculkan atau meningkatkan motivasi yang ada dalam diri warga belajar. Adapun untuk menunculkan atau meningkatkan motivasi warga belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara, antara lain memberi pelayanan yang menyenangkan, menyampaikan materi ajar dengan jelas dan mudah diterima, memberi perhatian dengan baik, selalu siap membimbing warga belajar, dan lain sebagainya. Sikap yang ada dalam diri tutor akan keluar ketika membimbing warga belajar.
Membimbing
warga
belajar
dengan
sungguh-sungguh
akan
menyenangkan warga belajar dalam mengikuti progam keaksaraan usaha mandiri, sehingga progam-progam yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan akan tercapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian progam
76
yang dilaksanakan akan berhasil atau sukses dan dapat dirasakan langsung oleh warga belajar. d. Kontrol belajar Selain adanya penjadwalan, pencatatan kemajuan pembelajaran, dan usaha memunculkan atau meningkatkan motivasi warga belajar, juga diperlukan kontrol belajar terkait dengan kebebasan warga belajar dalam mengikuti progam keaksaraan usaha mandiri dalam mengikuti progam yang telah direncanakan. Kontrol belajar dilakukan untuk mengontrol berbagai macam bagian yang ada dalam progam keaksaraan usaha mandiri, seperti materi ajar, jadwal pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan lain sebagainya, sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh Degeng (1989: 32) kontrol dilakukan untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan. Warga belajar dalam kegiatan pembelajaran dapat memilih terhadap progam-progam yang telah direncanakan, dan pilihan warga belajar yang telah dilakukan dikontrol oleh yayasan dan tutor yang membimbingnya. Seorang tutor harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar bagi siswa. Tutor tersebut selalu melakukan kontrol terhadap progam yang telah di rencanakan agar progam tersebut dapat terkontrol dengan baik, sehingga keberhasilan dan kegagalan progam yang telah direncanakan dapat dipantau dengan baik. Adapun kontrol yang dilakukan oleh yayasan dapat dilakukan dengan cara melihat berjalannya progam yang telah dilakukan di keaksaraan usaha mandiri.
77
Kontrol yang dilakukan oleh yayasan berfungsi untuk mendukung keberhasilan progam yang telah dilakukan oleh yayasan yang diberlakukan di KUM. Adapun pengurus dan para tutor Keaksaraan Usaha Mandiri berusaha menjalankan progam yang telah dilakukan dengan bekerja sama dengan PKBM Kyai Suratman, dinas pendidikan dan kebudayaan, warga setempat, dan pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun strategi dalam pengelolaan pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman yang telah dilakukan meliputi tutor, warga belajar, dan warga masyarakat sekitar. Warga masyarakat yang berperan dalam pembelajaran KUM adalah memberi tempat belajar/menyediakan tempat belajar serta sarananya dan peralatan/media pembelajaran yang dibutuhkan. Tempat, sarana dan prasarana, dan media pembelajaran yang disediakan alakadarnya (terbatas kemampuannya), sehingga kadangkala waktu pembelajaran berlangsung disesuaikan dengan media yang ada.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran dilaksanakan mulai dari penyusunan jadwal sampai dengan standarisasi kegiatan pembelajaran yang kesemuanya dibawah bimbingan pengelola PKBM. 2. Strategi penyampaian pembelajaran dilakukan melalui materi pembelajaran yang kontekstual dan mudah dipahami oleh warga belajar, dan selanjutnya tutor menggunakan metode pembelajaran WB aktif serta di lanjutkan dengan Tanya jawab. 3. Strategi pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan pembuatan media pembelajaran yang sesuai dengan keinginan WB termasuk di dalamya adalah tempat, waktu pelaksanaan pembelajarannya. Dengan strategi pengelolaan yang baik selanjutnya akan membuahkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan tutor dan pengelola PKBM. B. Saran Berdasarkan temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Tutor hendaknya selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan materi pembelajaran. Disamping itu, perhatiannya juga hendaknya ditingkatkan agar pembelajaran berjalan lebih baik kembali
79
2. Bagi pengurus keaksaraan usaha mandiri dan pengurus PKBM Kyai Suratman hendaknya meningkatkan kualitas pengelolaaannya, agar lebih baik lagi kualitas pembelajarannya. 3. Bagi pemegang kebijakan (pemerintah) hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya dengan langsung memberi segala fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat setempat khususnya warga belajar.
80
DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi. (2006). Proses Pelaksanaan dan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas. Agus Salim, 2010, Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. BPKB Jayagiri. (2003). Manajemen PKBM Berbasis Masyarakat. Bandung. Daryanto (2010). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Ella Yulaelawati (2011). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Sebagai Satuan Pendidikan Nonformal. Jakarta: Depdiknas. K Bandung: Citra Umbara. Kemdikbud, 2013. NSPK Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri. Jakarta: Direktorat pembinaan pendidikan masyarakat. Knud Illeris–Terjemahan M. Khozim, 2011. Contemporary Theories of Learning. Bandung: Nusa Media. Lexy J. Moleong (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Made Wena, 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Martinis Yamin. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Muhtar Dan Martini Yamin, 2002. Metode Pembelajaran Yang Berhasil. Jakarta: Sasama Mitra Suksena. Mustofa Kamil. (2011). Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui PKBM di Indonesia. Bandung: Alfabeta. Nurul Zuriah, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nurul Zuriah. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Safruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, 2002. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers. 81
Saleh Marzuki (2010). Pendidikan Nonformal Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sisdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara. Siti Sari’ah, 2012. Skripsi Strategi Pembelajaran Seni Musik di SMP N 8 Yogyakarta, FBS-UNY. Sudjana, S. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sudjana. (2004). Pendidikan Nonformal (Pendidikan Luar Sekolah). Bandung: Falah Production. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa betha. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidika, Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Umberto Sihombing, 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini Dan Masa depan. Jakarta: PD Mahkota. Umberto Sihombing. (2001). Pendidikan Luar Sekolah Tantangan dan Peluang. Jakarta: PD. Mahkota. Umberto Sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Managemen Strategi. Jakarta: PD. Mahkota. Wina Sanjaya, 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Wirawan. (2011). Evaluasi Teori, Model, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: Rajawali Press.
82
Yoyon Suryono. (2009). Peningkatan Kemampuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Jakarta: Depdiknas.
83
LAMPIRAN
84
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
85
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL
A. Dokumentasi 1. Sejarah berdirinya PKBM kyai Suratman 2. Sarana dan prasarana PKBM kyai Suratman 3. Keadaan warga belajar PKBM kyai Suratman B. Pedoman Observasi Hal-hal yang diobservasi 1. Lokasi PKBM kyai Suratman dan lingkungannya 2. Keadaan peserta / warga belajar KUM PKBM kyai Suratman 3. Pelaksanaan pembelajaran KUM PKBM kyai Suratman 4. Pelaksanaan pemberdayaan warga belajar melalui kegiatan keterampilan KUM yang diselenggarakan PKBM kyai Suratman 5. hasil yang dicapai warga belajar setelah mengikuti kegiatan KUM di PKBM kyai Suratman C. Pedoman Wawancara Informan yang diwawancarai dalam penelitia ini terdiri dari: 1. Pengurus (key Informan) 2. Pemilik PKBM (responden) 3. Staf pengajar (responden) 4. Warga belajar (responden)
86
1. Wawancara dengan pengurus a. Apa saja progam yang telah direncanakan di PKBM kyai Suratman? b. Apa saja bagian-bagian yang ditangani pengurus ? c. Bagaimana cara merikrut warga belajar ? d. Fasilitas apa saja yang diperoleh warga belajar ? e. Apa saja persyaratan menjadi warga belajar ? f. Apa saja fasilitas yang ada di PKBM kyai Suratman ? 2. Wawancara dengan pemilik PKBM a. Bagaimana sejarah berdirinya PKBM kyai Suratman ? b. Mengapa
anda
mempunyai
kepedulian
terhadap
warga
yang
pendidikannya rendah ? c. Adakah pihak-pihak yang membantu PKBM kyai Suratman ? d. Apa yang diperoleh dalam mendirikan PKBM kyai Suratman ? 3. Wawancara dengan staf pengajar a. Bagaimana cara mengajar yang dilakukan di PKBM kyai Suratman? b. Bagaimana tanggapan warga belajar dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung ? c. Bagaimana pengaruh hasil belajar terhadap warga belajar di PKBM kyai Suratman ? d. Apakah Tutor mendapat imbalan mengajar di PKBM kyai Suratman ?
87
Lampiran 2 : Hasil Pengumpulan Data Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi.
Hasil Pengumpulan Data Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi
88
HASIL PENGUMPULAN DATA DOKUMENTASI Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
: Selasa : 22 Juli 2014 : 16.00 s/d 18.00 WIB : Kantor Sekretariat PKBM Kyai Suratman : Bp. Marsudi, SS. (Ketua PKBM)
No. Hal yang di tanyakan
Ada / tidak
1.
Sejarah Berdirinya PKBM
Ada
2.
Sarana dan prasarana
Ada
3.
Data warga belajar/keadaan WB
Ada
89
HASIL PENGUMPULAN DATA OBSERVASI LAPANGAN
Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
: Jum’at : 27 Juli 2014 : 16.00 s/d 18.00 WIB : Kantor Sekretariat PKBM Kyai Suratman : Bp. Marsudi, SS. (Ketua PKBM)
Tindakan yang dilakukan
No. Hal yang di tanyakan 1. 2. 3. 4.
5.
Lokasi PKBM dan lingkungannya Keadaan peserta / warga belajar KUM PKBM kyai Suratman Pelaksanaan pembelajaran KUM PKBM kyai Suratman Pelaksanaan pemberdayaan warga belajar melalui kegiatan keterampilan Hasil yang dicapai warga belajar setelah mengikuti kegiatan KUM di PKBM kyai Suratman
90
Di foto Di foto Di foto Di foto
Wawancara, pengamatan
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
: Senin : 6 Agustus 2014 : 14.00 s/d 16.00 WIB : Kantor PKBM : Bp. Jarnawi
Hasil wawancara No. 1.
2.
Hal yang di tanyakan
dengan pengurus, Bp. Jarnawi
Apa saja progam yang telah direncanakan di PKBM kyai Suratman? Apa saja bagian-bagian yang ditangani pengurus ?
“PKBM memiliki program Paket B, C dan KUM ini”. “Yang di handel pengurus adalah yang berhubungan dengan Dinas Kabpupaten dan propinsi, yang berhubungan dengan pemerintah desa dan kecamatan”.
warga “Perekrutan data warga belajar melalui rekomendasi bapak dukuh setempat”.
3.
Bagaimana belajar ?
4.
Fasilitas apa saja yang diperoleh “Fasilitas : modul bergilir satu warga belajar ? kelompok, buku dan alat tulis, buku administrasi tutor”.
5.
Apa saja persyaratan menjadi warga “Persyaratan WB KUM adalah alumni kesetaraan paket A, warga belajar ? masyarakat yang rentan buta huruf”.
6.
Apa saja fasilitas yang ada/diberikan “Fasilitas : administrasi dan honor tutor, dana ketrampilan, yang oleh PKBM kyai Suratman ? kesemuanya bersumber dari dinas pendidikan kabupaten atau propinsi”.
cara
merikrut
91
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
No.
: Senin : 6 Agustus 2014 : 14.00 s/d 18.00 WIB : Kantor PKBM : Bp. Marsudi, SS.
Hasil Wawancara dengan Bp. Marsudi, S.S. Senin 6 Agustus 2014, di kantor PKBM :
Hal yang di tanyakan
1.
Bagaimana sejarah berdirinya PKBM “Sejarah PKBM Kyai Suratman kyai Suratman ? terlampir”.
2.
Mengapa Bapak mempunyai ““mesakake dan ikut prihatin” kepedulian terhadap warga yang dengan warga yang kondisinya pendidikannya rendah/terbelakang ? demikian memprihatinkan”.
3.
Adakah pihak-pihak yang membantu “PKBM tidak hanya dibiayai PKBM kyai Suratman ? dari dinas, tetapi ada dari partisipasi warga yang memiliki usaha sukses, ada juga yang melalui teman saudara aparat desa, dll”.
4.
Apa yang diperoleh dalam mendirikan PKBM kyai Suratman ?
92
“Tidak ada yang diperoleh secara material, tetapi secara batiniah merasa “mantep” senang sudah bisa membantu warga yang kurang mampu”.
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
No.
: Selasa : 7 Agustus 2014 : 14.00 s/d 18.00 WIB : Kantor PKBM : Ibu Elia Efti
Hasil Wawancara dengan staf pengajar/tutor Ibu Elia Efti E
Hal yang di tanyakan
1.
Bagaimana cara mengajar yang “Karena yang dihadapi adalah dilakukan di PKBM kyai Suratman? warga yang serba kurang dalam berfikir atau tidak sekolah, maka harus dilayani dengan sabar, tulus dan iklhas”.
2.
Bagaimana tanggapan warga belajar “Warga belajar terlihat antusias dalam proses pembelajaran yang dan serius, dalam mengikuti KBM sedang berlangsung ? ini”.
3.
Bagaimana pengaruh hasil belajar “Hasil belajar tidak terlalu terhadap warga belajar di PKBM kyai berpengaruh, tatapi sepanjang Suratman ? pengamatan saya warga merasa termotivasi oleh kegiatan ini”.
4.
Apakah Tutor mendapat imbalan “Saya merasa senang bisa mengajar di PKBM kyai Suratman ? membantu tatangga saya yang belum pernah sekolah SD atu DO, walaupun saya hanya dihargai 75 ribu perbulan selama program ini berlangsung”.
93
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
No.
: Selasa : 7 Agustus 2014 : 14.00 s/d 18.00 WIB : Kantor PKBM : Ibu Elia Efti
Hasil Wawancara dengan staf pengajar/tutor Ibu Elia Efti E
Hal yang di tanyakan
1.
Apakah ada bahan ajar, media “Ada jawabya, terlampir”. pembelajaran yang digunakan ?
2.
Apakah ada silabus, RPP KUM dan “Ada”. sebagainya, yang digunakan oleh tutor dan bagaimana persiapannya ?
3.
Bahan ajar, media pembelajaran, “Bahan ajar dipersiapkan oleh jadwal apakah dipersiapkan oleh tutor tutor yang bersangkutan, dengan yang bersangkutan atau lembaga ? terlebih dahulu diadakan kesepakan antara WB dengan tutornya terutama tentang pokok materi dan disesuaikan dengan ketrampilan yang diinginkan WB”.
4.
Termasuk materi dan jenis ketrampilan “Materi dan jenis keterampilan yang di ajarkan mbak? yang akan dipakai disesuaikan dengan kondisi local daerah tersebut”.
94
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
No.
: Selasa : 7 Agustus 2014 : 14.00 s/d 18.00 WIB : Kantor PKBM : Ibu Elia Efti
Hasil Wawancara dengan staf pengajar/tutor Ibu Elia Efti E
Hal yang di tanyakan
1.
Pengorganisasian pembelajaran KUM ?
“Pengorganisasian pembelajaran saya menyesuaikan dengan petunjuk yang sudah dibuat dalam pelatihan tutor KUM se PKBM Kyai Suratman beberapa waktu lalu, namun dalam implementasi dilapangan saya menyesuaikan dengan kondisi warga belajar saya”.
2.
Penyampaian pembelajaran KUM ?
“Penyampaian pembelajaran dimulai dari batin saya sendiri, karena mengajar dengan rasa batin yang tulus akan membuahkan rasa empati tersendiri bagi warga belajar saya. Dengan materi pembelajaran yang sama namun suasananya berbeda, saya juga menyesuaikan dengan suasana terkini yang menurut WB adalah serba baru atau bahkan belum mengerti sama sekali, inilah yang dinamakan seni dalam mengajar dan mendidik”.
3.
Pengelolaan pembelajaran KUM ?
“Pengelolaan pembelajaran saya menurut petunjuk yang ada, karena harus sesuai tidak boleh kurang dan atau bahkan lebih. Hal ini juga kaitannya dengan
95
pelaporan ke dinas terkait”. 4.
Untuk silabusnya sendiri, bagaimana “Tentang silabus materi dan mbak? bahan ajar saya sesuaikan dengan kemampuan warga belajar saya, dan juga yang saya ajarkan dalam pembuatan silabus saya menyesuaikan dengan tingkat daya serap WB KUM di tempat saya. Kesepakatan tentang jenis ketrampilan yang akan dipelajari juga saya sesuaikan dengan bahan lokal yang tersedia di dusun ini”.
96
HASIL PENGUMPULAN DATA WAWANCARA LAPANGAN Hari Tanggal Pukul Tempat Responden
No.
: Sabtu : 11 Agustus 2014 : 14.00 s/d 16.00 WIB : Saat kegiatan pembelajaran, di dusun Kwalangan : Ibu Sarjiyem, dkk
Hasil Wawancara dengan Warga Belajar Ibu Sarjiyem, dkk
Hal yang di tanyakan
1.
Apakah menyenangkan atau tidak “kulo rumaos mongkog lan dalam mengikuti pembelajaran ? bombing, ing atase kulo naming tiyang cilik lan sekeng mekaten tasih wonten ingkang nggatossaken dhateng pasinaon kados jaman riyin”.
2.
Bagaimana peran tutor mendampingi warga belajar ?
3.
Ramah dan kesabaran tutor dalam “matur nuwun nggih bu Elia, kulo kegiatan belajar KUM ? sakmeniko pun mboten kesupen nyerat jeneng kulo piyambak kados wonten ing KTP, kulo ugi pun saget damel coretan tanda tangan senajan mboten ajeg tur mesthi sok bedo, matur nuwun bu!”
dalam “Bu Elia meniko sabar sanget lan tlaten tenan pak, ngajari kulo nulis ngantos dipun cepengke potlot meniko kanthi kenceng wonten tangan kulo, amargi dredeg gemeter mboten nate nyepeng potlot”.
97
Lampiran 3 : Dokumentasi Foto
Dokumentasi Foto
98
Papan nama PKBM
Poster PKBM
99
Wawancara dengan ketua PKBM
Mertamu di PKBM
100
Kantor PKBM
Pembekalan Tutor KUM
101
Pelatihan Tutor
Pembuatan silabus oleh tutor
102
Evaluasi Tutor
Belajar Calistung
103
Warga Belajar menulis
Belajar Menulis
104
Praktek Membuat Kue Donat
Senam Warga Belajar dengan Tutor
105
Lampiran 4 : Dokumen Pembelajaran / Silabus
Dokumen Pembelajaran / Silabus
106
e. f. SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)
PKBM KYAI SURATMAN
Alamat: Tegallayang, Caturharjo, Pandak, Bantul g. 107
h. SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)
Nama PKBM : Kyai Suratman Alamat No 1
: Tegallayang, Caturharjo, Pandak, Bantul Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mengungkapkan keinginan berusaha berdasarkan minat dan potensi yang tersedia
Mengidentifika si bidang usaha yang sesuai dengan minat dan keterampilan yang dimiliki
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Materi
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Penilaian
Mampu mengungkapkan macam bidang usaha
Tutor mengajak WB Bidang menyebutkan macam usaha Usaha keluarga misalnya ; membuat criping pisang, keripik tempe, anyaman tikar mendong, kacang telur, susu kedelai, minuman gujahe dan lain-lain.
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu mengungkapkan jenis usaha yang sesuai dengan minat dan kemampuan/keter
Tutor meminta WB menuliskan daftar bidang usaha yang sesuai minat dan keterampilan yang mendukung, misalnya berjualan goreng pisang,
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
108
Bidang Usaha
Menetapkan bidang usaha yang akan dikembangkan
2
Mempraktikkan sebuah keterampilan yang berpeluang menjadi bidang usaha sesuai minat dan
Menjelaskan bahan, alat, dan angkahlangkah produksi dalam usaha yang akan
ampilan yang dimiliki
keterampilan yang mendukung adalah membuat gorengan.
Mampu memilih beberapa bidangbidang udaha yang paling sesuai dengan minat dan keterampilannya.
Tutor meminta WB menuliskan 3 jenis usaha yang paling sesuai dengan minat dan keterampilan anggota keluarga.
Minat Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menetapkan satu bidang usaha yang akan dikembangkan
Tutor meminta WB untuk memilih satu bidang usaha yang akan dikembangkan dalam keluarga.
Minat Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan dalam keterampilan yang mendukung
Tutor meminta WB untuk membuat rincian jenis dan kuantitas bahan dan jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan produk
Jenis-jenis Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
109
potensi yang dimiliki
dikembangkan
Mendemonstra sikan keterampilan yang dimiliki untuk mendukung usaha
usaha yang akan dikembangkan Mampu menjelaskan langkah-langkah kerja keterampilan yang mendukung usaha yang akan dikembangkan
Tutor meminta WB untuk menjelaskan langkahlangkah berproduksi.
Kegiatan Usaha
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu mempraktikkan keterampilan yang mendukung usaha yang akan dikembangkan
Tutor meminta WB mempraktikkan keterampilan yang dikuasai oleh tiap-tiap WB. Misalnya WB yang terampil membuat anyaman, ceriping pisang, susu kedelai dll
Kegiatan Usaha
3 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Praktek
Mampu mengemukakan factor pendukung agar keterampilan yang dikuasainya
Setelah praktek keterampilan. Tutor mengajak WB untuk berdiskusi tentang apa yang dibutuhkan agar
Kegiatan Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
110
3
Mengidentifikasi sumberdaya alam dan manusia di lingkungannya sesuai dengan bidang usaha yang dipilih.
dapat menjadi usaha
keterampilannya menjadi lahan usaha.
Mengungkapka n jenis-jenis sumber daya alam yang potensial di lingkungannya sesuai bidang usaha yang dikembangkan
Mampu mengungkapka jenis-jenis sumber daya alam yang ada di lingkungannya
Tutor meminta WB untuk menyebutkan sumber daya alam di sekitar rumahnya yang dapat dikembangkan.
Sumber Daya Alam
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menyebutkan jenis sumber daya alam potensial yang dapat dikembangkan
Dari sumber daya alam yang disebutkan buat daftar mana yang paling mudah berpeluang memberikan keuntungan jika dikembangkan
Sumber Daya Alam
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mengungkapka n sumber daya mausia di lingkungannya yang kompeten dalam bidang usaha yang dikembangkan
Mampu menyebutkan siapa saja di lingkungannya yang memiliki keterampilan tertentu
Tutor meminta WB menyebutkan anggota keluarga dan keterampilan yang dimiliki maisngmasing,
Sumber Daya Alam
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
111
Mampu membuat daftar siapa saja di lingkungannya yang memiliki keterampilan tertentu sesuai denga bidang usaha yag akan dikembangkan
4
Mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang sesuai denga bidang usaha
Tutor meminta WB membuat Sumber daftar anggota keluarga dan Daya Alam keterampilan yan sesuai dengan bidang usaha yang akan dikembangkan.
Menjelasan arti Mampu Tutor meminta warga belajar pasar menyebutkan menyebutkan contoh pasar contoh pasar yang yang mereka ketahui ada di lingkungannya Mampu menjelaskan arti
Tutor menjelaskan arti pasar yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Dalam 112
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Pasar
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Pasar
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha
Tes Lisan (Komunikasi)
yang dipilih
Menyebutkan kebutuhan barang dan jasa yang pasokannya belum terpenuhi
Menjelaskan faktor permintaan dan penawaran
pasar
lingkup keluarga misalnya warung di depan rumah.
Mampu menyebutkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat di lingkungannya
Tutor meminta WB untuk menyebutkan beberapa barang dan jasa yang dibutuhkan di daerahnya namun belum ada yang memasoknya atau belum tercukupi pasokannya.
Barang dan Jasa
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu membuat daftar barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan belum terpenuhi pasokannya
Tutor meminta WB membuat Barang dan daftar barang dan jasa yang Jasa dibutuhkan di daerahnya namun belum ada yang memasoknya atau belum tercukupi pasokannya.
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
Tutor terlebih dahulu menjelaskan bahwa: permintaan adalah jumlah barang/jasa yang ingin dibeli
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
113
Mandiri
Permintaan dan Penawaran Pasar
produk yang dikembangkan
permintaan produk dan pengaruhnya
oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Kemudian tutor menjelaskan kepada WB faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap barang/jasa yang ditawarkan oleh WB. Contohnya: faktor harga, selera masyarakat, tingkap pendapatan masyarakat, dll.
Mampu mengenali faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran produk dan pengaruhnya
Tutor terlebih dahulu menjelaskan penawaran adalah jumlah barang yang ingin disupplai/ditawarkan oleh produsen pada harga tertentu. Kemudian tutor menjelaskan kepada WB faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang/jasa yang ditawarkan oleh WB. Contohnya : faktor harga,
114
Permintaan dan Penawaran Pasar
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
biaya tenaga kerja, harga bahan baku, dll. 5
Menyusun rancangan usaha dan menjalankan usaha mandiri yang dikembangkan
Menyusun rencana usaha yang akan dikembangkan
Mampu menjelaskan latar belakang pemilihan dan tujuan usaha
Tutor memberikan contoh penulisan rencana usaha, dengan format sbb: * Bidang Usaha yang akan dikembangkan; usaha Kerupuk Nasi : *Latar Belakang: jumlah panen yang dimiliki warga cukup banyak
Pemilihan Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
*tujuan usaha: mendapatkan keuntungan dengan jumlah tertentu dan menyediakan lapangan kerja. Mampu menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dan peluang keberhasilannya
Langkah-langkah yang akan Peluang dilakukan: 1. Mencari tempat Usaha yang strategis. 2. Mengidentifikasi peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan. 3. Menghitung biaya yang dibutuhkan. 4.
115
Melakukan pemasaran kepada calon konsumen *peluang keberhasilan: Besar, karena belum ada saingan. Selanjutnya.
6
Merancang dan mengelola biaya pada usaha yang akan dikembangkan
Mengidentifika Mampu si jenis-jenis mengungkapkan biaya pada jenis biaya tetap usaha tertentu
Tutor memberikan pengertian biaya tetap: yaitu biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun tidak memproduksi satu unit produk apapun. Contohntya: jika usaha yang dikembangkan adalah ternak ayam, maka sewa tanah tetap harus dikeluarkan walaupun tidak ada sedang beternak.
Merancang biaya usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu mengungkapkan biaya tidak tetap pada usaha yang dikembangkan
Tutor memberikan pengertian biaya tidak tetap: yaitu biaya yang dikeluarkan disesuaikan dengan produk yang diproduksi. Contohnya:
Merancang biaya usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
116
jika usaha yang dikembangkan adalah pembuatan kacang telur, maka jika kacang telur yang dibuat adalah untuk 1 kg , maka biaya yang dikeluarkan sesuai yang dibutuhkan.
Mengidentifika si sumbersumber permodalan
Mampu mengenali biaya tetap dan biaya tidak tetap pada usaha yang akan dikembangkan
Tutor dapat meminta WB mengidentifikasi dan menyebutkan biaya tetap dan biaya tidak tetap dari usaha produksi yang akan dikembangkan.
Merancang biaya usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menyebutkan sumber-sumber permodalan dan perbedaan masing-masing
Tutor meminta WB untuk menyebutkan sumbersumber permodalan yang mungkin untuk usaha yang ingin dimulai. Contoh: dari modal sendiri, dari bantuan pemerintah, bank, koperasi ataupun menawarkan bisnis tersebut kepada orang lain yang tertarik untuk menanam
Sumber Permodalan
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
117
modal di dalamnya. Mampu menentukan sumber modal yang paling tepat bagi usaha yang dilaksanakan
Menghitung biaya, pendapatan dan keuntungan
Tutor meminta WB untuk menyebutkan apakah kelebihan dan kekurangan dari setiap sumber dana tersebut, yang diketahui oleh masing-masing WB. Contoh: Kelebihan bank: dana yang dipinjam dalam jumlah besar, Penanam modal: tidak susah prosedurnya berdasarkan kepercayaan. Kekurangan Bank: bunganya biasanya cukup besar, prosedurnya rumit.dll dan menetapkan sumber dana untuk usaha yang akan dikembangkan.
Mampu Tutor menjelaskan bahwa Menghitung biaya total biaya produksi adalah produksi jumlah dari seluruh biaya produksi yang dikeluarkan baik biaya tetap maupun
118
Sumber Permodalan
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Menghitung keuntungan dan kerugian
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
atau kerugian dalam menjalankan Usaha mandiri yang dikembangkan
7
Mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dan mempengaruhi laba rugi usaha
biaya tidak tetap. Mampu menghitung pendapatan dan laba rugi dari kegiatan usaha
Tutor menjelaskna bahwa total pendapatan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari penjualan produk ataupun jasa yang dijualkan. Secara sederhana dapat dirumuskan sebagai Harga X unit penjualan
Menghitung keuntungan dan kerugian
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Membuat pembukuan sederhana
Mampu mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima pada usaha yang dikembangkan
Tutor mengajarkan cara melakukan pencatatan sederhana kegiatan usaha. Pembukuan yang dapat dikelompokkan berdasarkan pengeluaran dan pendapatan
Pembukuan Sederhana
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mengenali risiko usaha yan g dapat terjadi dan dampaknya terhadap laba
Mampu menyebutkan risiko-risiko yang dapat terjadi pada usaha yang dikembangkan
Tutor menjelaskan bahwa dalam memulai dan mengembangkan usaha, WB akan menghadapi berbagai resiko. Contonya krisis ekonomi yang dialami secara
Resiko Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
119
rugi usaha yang dikembangkan
Menemukan langkahlangkah untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul
nasional, hampir semua usaha menjadi lesu. Contoh lainnya: risiko naiknya harga kedelai akan berpengaruh pada usaha keripik tempe. Mampu menjelaskan dampak dari risiko yang dapat terjadi terhadap laba rugi usaha yang akan dikembangkan
Tutor memberikan beberapa contoh resiko yang mungkin muncul dari usaha yang akan dimulai atau dikembangkan WB dan meminta WB memperkirakan dampaknya
Resiko Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu menjelaskan langkah-langkah untuk menghadapi risiko yang mungkin timbul pada usaha yang akan
Tutor meminta WB untuk merinci langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menghadapi risiko yang mungkin timbul pada usaha yang akan dikembangkan. Contoh: untuk mengurangi risiko naiknya hutang akibat suku bunga yang naik, maka pinjaman sebaiknya
Antisipasi resiko usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
120
8
Melakukan interaksi dengan konsumen
Menjelaskan produk usaha kepada konsumen
dikembangkan
dilakukan dengan bunga yang tetap
Mampu menjelaskan langkah-langkah untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul
Tutor meminta WB untuk merinci langkah-langkah yang akan dilakukan mencegah timbulnya risiko dalam berusaha. Misalnya untuk mencegah kesulitan bahan bakar ia harus menyimpan cadangan untuk beberapa waktu dll
Antisipasi resiko usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menyebutkan keunggulan produk yang dihasilkan di bandingkan dengan produk sejenis lainnya
Tutor memberikan contoh cara mengemukakan keunggulan produk yang dikembangkan. Misalnya produk pisang goreng ini dibuat dari pisang yang matang di pohon, digoreng dengan minyak goreng yang bagus sehingga pisang menjadi garing, tidak basah oleh minyak. Tutor juga menunjukkan cara berbicara
Macammacam promosi Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
121
yang ramah, menatap muka calon pembeli.
Menapilkan bahasa lisan dan bahasa tubuh yang simpatik kepada konsumen
Mampu menyampaikan keunggulun produk kepada konsumen baik individu maupun kelompok
Tutor juga menunjukkan cara berbicara yang ramah, menatap muka calon pembeli. Tutor juga menunjukkan cara berbicara yang kurang menyenangkan, tidak menatap pembeli. Dengan mencontohkan dua cara yang berbeda itu diharapkan WB.
Macammacam promosi Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Praktek
Mempu memberikan tanggapan yang sesuai atas informasi lisan atau bahasa tubuh yang dikemukakan oleh konsumen
Tutor meminta WB untuk menanggapi ungkapan keunggulan produk yang telah dikemukakan oleh Tutor atau WB lain. Kemudian Tutor memberi contoh cara menghadapi komentar atau pertanyaan yang diajukan kepadanya. Tubuh harus dihadapkan kepada orang yang memberi
Macammacam promosi Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
122
komentar atau bertanya, mata manatap si pembicara, memperhatikan apa yang diungkapkan pembicara dan wajah tetap tersenyum. Kemudian WB diminta untuk mencoba praktik berpasangan dengan WB lain. Mampu menunjukkan sikap dan penyataan yang simpatik kepada konsumen
Tutor meminta WB untuk menanggapi ungkapan keunggulan produk yang telah dikemukakan oleh Tutor atau WB lain. Kemudian Tutor memberi contoh cara menjawab yang baik, tidak terpancing emosi atau memperlihatkan kejengkelan atas komentar atau pertanyaan yang diajukan kepadanya. Bahasa tetap sopan, muka dihadapkan kepada orang yang memberi komentar atau
123
Macammacam promosi Usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
bertanya, dan wajah tetap tersenyum. Kemudian WB diminta untuk mencoba praktik secara berpasangan dengan WB lain. 9
Memahami stategi pemasaran
Menentukan harga produk yang bersaing
Mampu menghitung harga pokok dan harga jual
Tutor mengajak WB menghitung harga yang ingin dikenakan pada produk/jasa yang ditawarkan dengan mempertimbangkan keuntungan yang ingin diraih dan keinginan membayar dari calon konsumen
Strategi Pemasaran
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu membandingkan harga produk yang dihasilkan dengan harga produk sejenis
Tutor mengajak WB melihat daftar harga barang-barang yang sejenis yang dijual di pasar
Strategi Pemasaran
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
124
Melakukan promosi yang efektif
Mengemas produk dengan menarik
Mampu memilih jenis media yang sesuai untuk melakukan promosi
Tutor memperkenalkan kepada WB macam-macam media promosi produk yang mungkin dilakukan oleh WB
Strategi Pemasaran
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu menyusun langkah-langkah promosi yang akan dilakukan
Tutor mengajak WB memikirkan media dan langkah promosi seperti apa yang akan membuat produk yang akan ditawarkan diminati masyarakat. Contoh: mempromosikan dengan menawarkan ke arisan di sekitar.
Strategi Pemasaran
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu menjelaskan ciriciri kemasan yang menarik bagi konsumen
Tutor memberikan contoh dua produk yang sama, namun dikemas berbeda. Tutor meminta WB memilih produk mana yang akan dipilih jika mereka akan membeli dan alasannya.
Strategi Pemasaran
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
125
10
Mengenali Mengenali kekuatan pesaing produk-produk dalam pasar sejenis di pasar produk yang dikembangkan
Mampu menentukan jenis kemasan yang sesuai untuk produk dihasilkan dan menarik konsumen
Tutor memberi contoh kemasan yang sesuai untuk produk dan menarik. Misalnya, membungkus lumpia dengan plastik yang dihiasi dengan potongan cabe dan daun seledri; tidak dibungkus dengan kertas Koran.
Strategi Pemasaran
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menyebutkan produk-produk sejenis yang menjadi pesaing dalam usaha yang dikembangkan
Tutor meminta WB menyebutkan produk-produk sejenis yang menjadi pesaing dari produk yang akan dikembangkan.
Mengenali pesaing usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu membandingkan keunggulan dan kelemahan dari produk sejenis yang ada di pasar dengan produk
Tutor mengajak WB menyebutkan keunggulan dan kelemahan satu produk dibandingkan produk sejenis lainnya.
Mengenali pesaing usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
126
yang akan dikembangkan. Mengenali produsen pesaing produk sejenis
11
Menjalin kemitraan
Menjalin kerjasama dengan mitra usaha
Mampu menyebutkan produsenprodusen yang menjadi pesaing pada produk usaha yang dikembangkan.
Tutor meminta WB menyebutkan produsen dari produk pesaing di atas dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Mengenali pesaing usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menjelaskan langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi pesaing
Tutor mengajak WB memikirkan bagaimana langkah yang dilakukan menghadapi langkah yang dilakukan pesaing.
Mengenali pesaing usaha
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu menyebutkan pihak-pihak yang dapat menjadi pemasok, pemberi modal, pemberi
Tutor memberi contoh Mitra Usaha dengan memilih suatu produk, misalnya membuka usaha angkringan. WB diajak bersama-sama Tutor menentukan siapa pihak
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
127
pinjaman, pekerja dan jaringan penjualan usaha yang dikembangkan
yang dapat memasok kebutuhan, Siapa yang dapat diajak untuk mengerjakan usaha angkringan,
Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan pendekatan, menjali dan memelihara hubungan kemitraan dengan pihak pemasok, pemberi modal, pemberi pinjaman, pekerja dan jaringan penjualan
Tutor memberi contoh Mitra Usaha strategi pendekatan terhadap mitra kerja. Pendekataan misalnya dilakukan dengan cara membuat rencana kerja yang jelas, meliputi kejelasan barang yang akan dikembangkan, bahan-bahan yang diperlukan, rencana hasil yang dicapai dalam periode tertentu (bulan, semester atau tahunan); kepastian cara mengembalikan pinjaman atau melakukan pembayaran. Sedangkan pembinaan dapat dilakukan dengan cara menunjukkan komitmen terhadap kesepakatan yang
128
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
telah dilakukan dengan mitra kerja, mematuhi janji dan jujur. 12
Menjaga kelangsungan usaha yang dikembangkan
Mengidentifika si kebutuhan modal dan kas secara berkelanjutan
Mampu merinci kebutuhan modal dan kas usaha dalam satu siklus usaha
Tutor mengajak WB menghitung besarnya modal dan uang kas yang dibutuhkan dalam satu siklus usaha.
Menjaga kelangsunga n usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu merinci kebutuhan modal dan kas usaha sicara berkelanjutan
Tutor mengajak WB melakukan perhitungan modal dan kas untuk jangka panjang.
Menjaga kelangsunga n usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Tutor meminta WB Menjaga mengidentifikasi produk kelangsunga yang dulu banyak dipakai n usaha masyarakat namun tidak lagi dipakai karena mutunya yang menurun. Tutor kemudian mengingatkan pentingnya upaya kontrol kualitas
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mempertahank Mampu membuat an kepercayaan rumusan tentang konsumen kontrol kualitas produk
129
produk terhadap pemasaran produk dimasa yang akan dating.
Memahami peraturan pemerintah terhadap usaha yang dikembangkan
Mampu membuat rumusan tentang langkah-langkah untuk memberikan layanan prima terhadap konsumen
Tutor menjelaskan kepada WB bagimana memberikan layanan sebaik mungkin kepada pelanggan untuk kepuasan pelanggan. 1. Kualitas produk. 2. Memberi kemudahan dalam layanan, 3. Ramah,
Menjaga kelangsunga n usaha
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu mengenali perlunya peraturan pemerintah dalam mengatur usaha
Tutor menjelaskan ada beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan usaha kecil seperti PNPM Mandiri, dll
Menjaga kelangsunga n usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
Mampu mengidentifikasi peraturan yang terkait denga usaha yang
Tutor menjelaskan adanya peraturan pemerintah yang mengatur bidang usaha yang dikembangkan. Contohnya; untuk usaha makanan,
Menjaga kelangsunga n usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
130
Menampilkan produk kreatif dan inovatif
dikembangkan
pemerintah melarang penggunaan bahan-bahan berbahaya bagi kesehaan seperti penggunaan Borax, daging glongongan, dll
Mampu menentukan keunikan/keikhlas an dari produk yang dikembangkan
Tutor mengajak WB untuk bersama-sama memikirkan ide baru yang belum banyak dikembangkan orang lain untuk produk yang mereka pilih untuk dikembangkan.
Menjaga kelangsunga n usaha
1 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Lisan (Komunikasi)
Mampu membuat dan memproduksi produk usaha yang kreatif dan inovatif
Tutor menjelaskan cara-cara menghasilkan produk kreatif menambah sisi yang berbeda yang tidak biasa/unik dari suatu produk
Menjaga kelangsunga n usaha
2 Jpl
Modul Keaksaraan Usaha Mandiri
Tes Tertulis
131
Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian
Surat Ijin Penelitian
132