STK511 Analisis Statistika Pertemuan – 6 Statistika Inferensia (2)
6. Statistika Inferensia (2)
Pengujian Hipotesis
2
x 2 s p
anang kurnia (
[email protected])
?
6. Statistika Inferensia (2)
Pengujian Hipotesis • Rataan populasi: – nilainya tidak diketahui – nilainya diduga – nilainya diasumsikan sama dengan, kurang dari atau lebih dari nilai tertentu – nilainya dihipotesiskan • Rataan contoh – digunakan untuk menduga rataan populasi – digunakan untuk mengkonfirmasi hipotesis tentang rataan populasi – kesimpulan konfirmasi hipotesis: ditolak vs diterima anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Kesimpulan Konfirmasi Hipotesis • Ditolak (rejected) : hipotesis tidak didukung oleh data, data tidak cukup mendukung hipotesis • Diterima (accepted): hipotesis didukung oleh data
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Kesimpulan Konfirmasi (berdasarkan data contoh)
Kesalahan Kesimpulan Kondisi Sebenarnya (tapi tidak diketahui) Hipotesis Benar Hipotesis Salah Diterima
Ditolak
Apapun kesimpulan yang diambil berdasarkan data contoh, mengandung peluang membuat kesalahan. anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Bentuk Hipotesis
Hipotesis pernyataann tentang nilai parameter suatu populasi (parameter fungsi peluang) Hipotesis dalam statistika dinyatakan dalam dua bentuk yaitu: H0 (hipotesis nol / null hypothesis) H1 / HA (hipotesis alternatif / alternative hypothesis) H0 dan H1 bertolak belakang, tidak mungkin dua-duanya ditolak dan tidak mungkin dua-duanya diterima. Penolakan terhadap H0 berimplikasi pada penerimaan terhadap H1, dan sebaliknya. anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Bentuk Hipotesis
Two-Tail Hypothesis H0 : = 0 H1 : 0
One-Tail Hypothesis H0 : 0 H1 : < 0
anang kurnia (
[email protected])
H0 : 0 H1 : > 0
6. Statistika Inferensia (2)
Kesimpulan Konfirmasi (berdasarkan data contoh)
Kesalahan Kesimpulan Kondisi Sebenarnya (tapi tidak diketahui) H0 Benar H0 Salah Terima H0
Tolak H0
Type II Error ()
Type I Error ()
ditentukan oleh pengambil kesimpulan. Secara umum membesar jika mengecil. disebut juga sebagai tarafanang nyata (significance level). kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Kesalahan Kesimpulan
Kesensitifan uji : peluang untuk menolak H0 jika sebenarnya H0 harus ditolak kuasa uji anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Pengambilam Kesimpulan H0 : = 0 H1 : 0
Jika H0 benar maka x-bar akan menyebar mengikuti sebaran N(0, 2/n) Wilayah penolakan H0: 1. x-bar lebih dari 0 + z/2 /n 2. x-bar kurang dari 0 – z/2 /n
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Pengambilam Kesimpulan H0 : = 0 H1 : 0 Jika didefinisikan zhitung sebagai
z hitung
x 0
n Tolak H0 jika |zhitung| > z/2 1-
/2
Z/2
99%
0.005
2.57
95%
0.025
1.96
0.050
1.645
90%
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Pengambilam Kesimpulan H0 : = 0 H1 : 0 Pada kondisi nilai ragam (2) atau simpangan baku () populasi tidak diketahui, didefinisikan thitung sebagai
x 0 t hitung s n Tolak H0 jika |thitung| > t/2 dengan derajat bebas (n – 1) anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Pengambilam Kesimpulan Daerah penolakan H0 sangat tergantung dari bentuk hipotesis alternatif (H1) dan statistik uji daerah kritis (critical region)
Uji Z (Z-test) H1: < 0 Tolak H0 jika zhitung < -z (tabel) H1: > 0 Tolak H0 jika zhitung > z (tabel) H1: 0 Tolak H0 jika |zhitung| > z/2(tabel)
Uji t (t-test) H1: < 0 Tolak H0 jika thitung < -t(; db=n-1)(tabel) H1: > 0 Tolak H0 jika thitung > t(; db=n-1)(tabel) H1: 0 Tolak H0 jika |thitung| > t(/2; db=n-1)(tabel) anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Ilustrasi • Batasan yang ditentukan oleh pemerintah terhadap emisi gas CO kendaraan bermotor adalah 50 ppm. • Sebuah perusahaan baru yang sedang mengajukan ijin pemasaran mobil, diperiksa oleh petugas pemerintah untuk menentukan apakah perusahan tersebut layak diberikan ijin. • Sebanyak 20 mobil diambil secara acak dan diuji emisi CO-nya. • Dari data yang didapatkan, rata-ratanya adalah 55 dan ragamnya 4.2. • Dengan menggunakan taraf nyata 5%, layakkah perusahaan tersebut mendapat ijin ?
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Ilustrasi • Hipotesis yang diuji: H0 : 50 vs H1 : > 50 • Statistik uji: th= (55-50)/(4.2/20)=10.91 • Daerah kritis pada taraf nyata 0.05 Tolak Ho jika th > t(0.05;db=19) = 1.729
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2)
Ilustrasi • Kesimpulan: Tolak H0, artinya emisi gas CO kendaraan bermotor yang akan dipasarkan oleh perusahaan tersebut melebihi batasan yang ditentukan oleh pemerintah sehingga perusahaan tersebut tidak layak memperoleh ijin untuk memasarkan mobilnya.
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Gambaran Umum • Dua populasi ingin dibandingkan rata-ratanya.
• Contoh acak diambil dari masing-masing populasi. • Menggunakan contoh acak yang berasal dari populasi pertama diperoleh nilai rata-rata x1 dan dari contoh acak kedua diperoleh nilai rata-rata x2 . • Pembandingan bisa melibatkan salah satu dari dua kasus berikut: – Contoh Saling Bebas – Contoh Berpasangan anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Saling Bebas atau Berpasangan • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bermaksud mengevaluasi dan membandingkan motivasi pengembangan diri guru di sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta. • Untuk tujuan tersebut, seratus orang guru dari sekolah negeri dan seratus orang guru dari sekolah swasta dilibatkan. • Setiap orang guru diwawancarai oleh psikolog terlatih untuk dinilai tingkat motivasi pengembangan dirinya.
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Saling Bebas atau Berpasangan • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bermaksud mengevaluasi dan membandingkan motivasi pengembangan diri guru sekolah dasar, sebelum dan sesudah penerapan sertifikasi guru.
• Sebanyak seratus orang terlibat dan diamati motivasinya beberapa bulan sebelum penerapan program sertifikasi. Selanjutnya, guru-guru yang sama kemudian diamati kembali dua tahun setelah penerapan program sertifikasi.
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Perbandingan Nilai Tengah Dua Populasi 1 ??? 2
Kasus Dua Contoh Saling Bebas – Setiap populasi diambil contoh acak berukuran tertentu (bisa sama, bisa juga tidak sama) – Pengambilan kedua contoh saling bebas – Tujuannya adalah menguji apakah parameter 1 sama dengan parameter 2
Populasi I X~N(1,12)
Populasi II X~N(2,22)
Acak dan saling bebas
Contoh I (n1)
anang kurnia (
[email protected])
Contoh II (n2)
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Bentuk Hipotesis
• Hipotesis – Hipotesis satu arah (One-Tail Hypothesis) H0: 1- 2 0 vs H1: 1- 2 < 0 H0: 1- 2 0 vs
H1: 1- 2 > 0
– Hipotesis dua arah (Two-Tail Hypothesis) H0: 1- 2 = 0 vs H1: 1- 2 0
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Bentuk Hipotesis
• Jika 0 = 0 – Hipotesis satu arah (One-Tail Hypothesis) H0: 1 2 vs H1: 1 < 2 H0: 1 2
vs
H1: 1 > 2
– Hipotesis dua arah (Two-Tail Hypothesis) H0: 1 = 2 vs H1: 1 2
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Statistik Uji
( x1 x2 ) 0 th s( x1 x2 ) • Jika diasumsikan ragam kedua populasi sama besar atau 21 = 22
s x1 x2 s g
1 1 (n1 1) s12 (n2 1) s22 dengan s g n1 n2 n1 n2 2
• Jika diasumsikan ragam kedua populasi tidak sama besar atau 21 22
s12 s22 s x1 x2 n1 n2 anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Statistik Uji • Daerah kritis pada taraf nyata () – Pada prinsipnya sama dengan kasus satu contoh, dimana daerah penolakan H0 sangat tergantung dari bentuk hipotesis alternatif (H1) dan statistik uji
H1: 1- 2 <0 Tolak H0 jika th < -t(; db)(tabel) H1: 1- 2 >0 Tolak H0 jika th > t(; db)(tabel) H1: 1- 2 0 Tolak H0 jika |th | > t(/2; db)(tabel)
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Derajat Bebas Pengujian
• Jika diasumsikan ragam kedua populasi sama besar atau 21 = 22 db = n1 + n2 – 2
• Jika diasumsikan ragam kedua populasi sama besar atau 21 22 ( s12 / n1 s22 / n2 ) 2 db 2 ( s1 / n1 ) 2 ( s22 / n2 ) 2 (n1 1) (n2 1) anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi PT MultiKertas mengklaim bahwa kertas produksinya lebih baik dari pada produk PT Kertasku, dalam artian lebih tahan dan kuat menahan beban. Guna memeriksa hal tersebut, dilakukan pengukuran kekuatan kertas yang dipilih acak masing-masing sebanyak 10 lembar dari kedua perusahaan tersebut. Data yang didapatkan adalah sebagai berikut: Kertasku
30
35
50
45
60
25
45
45
50
40
MultiKertas
50
60
55
40
65
60
65
65
50
55
Ujilah apakah klaim MultiKertas didukung oleh data dengan mengasumsikan ragam kedua populasi berbeda dan menggunakan taraf nyata 10%
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi Jawab: – Rata-rata dan ragam kedua contoh: 30 35 40 x1 42,5 10 50 60 55 x2 56,5 10
s
n x12 xi
s
n x22 xi
2
2 1
n(n 1)
2
2 2
n(n 1)
– Perbandingan kekuatan karton • Hipotesis: – H0: 1 2 vs H1: 1 < 2
anang kurnia (
[email protected])
10(19025) - (425) 2 106.94 10(9) 10(32525) - (565) 2 66.94 10(9)
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi
Jawab: Two-Sample T-Test and CI: MultiKertas, Kertasku
MultiKertas Kertasku
N 10 10
Mean 56.50 42.5
StDev 8.18 10.3
SE Mean 2.6 3.3
Difference = mu (MultiKertas) - mu (Kertasku) Estimate for difference: 14.0000 90% CI for difference: (6.7690, 21.2310) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3.36 P-Value = 0.004 DF = 18 Both use Pooled StDev = 9.3244 anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Perbandingan Nilai Tengah Dua Populasi Berpasangan 1 ??? 2
Kasus Dua contoh Saling Berpasangan – Setiap populasi diambil contoh acak berukuran n (wajib sama) – Pengambilan kedua contoh berpasangan, ada pengkait antar kedua contoh (bisa waktu, objek, tempat, dll) – Tujuannya adalah menguji apakah parameter 1 sama dengan parameter 2
Populasi I X~N(1,12)
Populasi II X~N(2,22)
Acak dan berpasangan
contoh I (n)
anang kurnia (
[email protected])
contoh II (n)
Pasangan 1 Pasangan … Pasangan n
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Perbandingan Nilai Tengah Dua Populasi Berpasangan • Jika X1 adalah nilai pengukuran dari contoh pertama dan X2 adalah nilai pengukuran dari contoh kedua, dan didefinisikan D = X1 - X2, maka hipotesis statistika untuk kasus data berpasangan: –Hipotesis satu arah: H0: D 0 vs H1: D < 0 H0: D 0 vs H1: D > 0 –Hipotesis dua arah: H0: D = 0 vs H1: D0 (catatan D adalah selisih dari kedua pengukuran, D= difference)
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Proses Analisis Contoh 1 (X1)
Contoh 2 (X2)
Selisih (D)
x11
x21
D1
x12
x22
D2
x13
x23
D3
x1n
x2n
Data yang dikumpulkan
Dn
Data yang selanjutnya diuji
anang kurnia (
[email protected])
Pandang seperti dalam pengujian hipotesis ratarata satu populasi
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi • Ilustrasi Suatu klub kesegaran jasmani ingin mengevaluasi program diet, kemudian dipilih secara acak 10 orang anggotanya untuk mengikuti program diet tersebut selama 3 bulan. Data yang diambil adalah berat badan sebelum dan sesudah program diet dilaksanakan, yaitu: Berat Badan
Peserta 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sebelum (X1)
90
89
92
90
91
92
91
93
92
91
Sesudah (X2)
85
86
87
86
87
85
85
87
86
86
D=X1-X2
5
3
5
4
4
7
6
6
6
5
Apakah program diet tersebut dapat mengurangi berat badan lebih dari 5 kg? Lakukan pengujian pada taraf nyata 5%! anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi Jawab: • Karena kasus ini merupakan contoh berpasangan, maka: • Hipotesis: H0 : D 5 vs H1 : D > 5 • Deskripsi: • di 51 d
s 2 d
n
10
5.1
n d d i
2
2 i
n(n 1)
• Statistik uji: t
10(273) (51) 2 1.43 dan sd 1.43 1.20 10(9)
d d 5.1 5 0.26 sd 1.20 / 10 n anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi • Daerah kritis pada =5% Tolak H0, jika th > t(=5%,db=9)= 1.833 • Kesimpulan: Terima H0, artinya data tidak mendukung hipotesis bahwa program diet tersebut dapat mengurangi berat badan lebih dari 5 kg
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Uji Kesamaan Ragam Dua Populasi • Pengujian pembandingan rata-rata dua populasi mengasumsikan kesamaan atau ketidaksamaan ragam. • Jika tidak ada alasan untuk membuat asumsi, diperlukan pengujian terlebih dahulu untuk melihat apakah kedua populasi dapat dikatakan memiliki ragam yang sama atau sebaliknya.
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Uji Kesamaan Ragam Dua Populasi • Bentuk Hipotesis: H0: 12 = 22 H1: 12 22 • Statistik uji :
f hit
max(s 12 , s 22 ) min(s12 , s 22 )
~ f db1 n1 1;db2 n 2 1
• Tolak H0 jika fhit > F, dengan db1 = n1-1, db2 = n2 - 1 anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi
Rata-rata hasil biomassa kedua penyinaran berbeda nyata (significantly different) Berbeda nyata secara statistik anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) – Dua Populasi
Ilustrasi
Two-Sample T-Test and CI Sample 1 2
N 9 10
Mean 5.10 2.100
StDev 1.10 0.690
SE Mean 0.37 0.22
Difference = mu (1) - mu (2) Estimate for difference: 3.00000 95% CI for difference: (2.12139, 3.87861) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 7.20 P-Value = 0.000 DF = 17 Both use Pooled StDev = 0.9063 anang kurnia (
[email protected])
Bersambung …….
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) Z-tabel
anang kurnia (
[email protected])
6. Statistika Inferensia (2) Tabel t-Student
anang kurnia (
[email protected])