STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011
Analisis Strategi Pemasaran Jeruk Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di Kabupaten Karo Dame Hanna Yusnita Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan
ABSTRACT The purpose of this study were: 1) to analyze the right marketing strategy by taking into account the factors inhibiting and supporting the citrus marketing so as to increase incomes of farmers in Karo District, 2) to formulate appropriate marketing strategies to be applied so as to increase the incomes of farmers in Karo district, 3) Develop appropriate marketing strategies to be applied so as to increase the incomes of farmers in Karo district. From the results of research and discussion concluded that the appropriate strategy in the marketing of orange in Karo district in an effort to increase the income of peasant society in terms of aspects in the field of marketing 4Ps (Product, Price, Placement, Promotion) are as follows: I. Product Strategy, II. Strategies to Overcome Price Fluctuations, III. Chain Distribution Marketing Strategies At Tanah Karo Orange. IV. Citrus Marketing Promotion Strategy At Tanah Karo. Keywords: marketing strategy, orange, farmer's income
Pendahuluan belakangan ini hanya konsumsi local. Pintu masuk ke pasar internasional mulai tertutup rapat. Era globalisasi dan persaingan antara buah-buah impor yang berasal dari negara-negara seperti Cina, Australia, Thailand, Pakistan, dan lain-lain telah menyebabkan jeruk Tanah Karo mulai terancam. Kelemahan dimiliki oleh komoditas buah-buahan segar asal Indonesia, karena sampai saat ini belum memiliki standarisasi sehingga mutunya kurang terjamin. Hal ini, mengakibatkan buah lokal kalah bersaing dengan buah impor. Faktor lain yang mengganggu adalah mahalnya ongkos angkut/cargo. Bila dipandang dari aspek produksi,
Komoditas jeruk Tanah Karo yang selama ini menjadi primadona dan dikenal ke manca negara karena bentuk dan rasanya sehingga mampu menopang hidup pelaku usahanya, kini terancam hamper tidak bisa lagi diharapkan. Petani jeruk tanah Karo mulai mengeluhkan bahwa petani jeruk sangat berat dari sisi pemasaran dan pembiayaan kebun jeruk yang cukup tinggi dibandingkan pendapatan yang mereka terima. Jeruk sebagai komoditas pertanian yang berasal dari Kabupaten Karo yang biasanya menembus pasar internasional melalui Singapura namun tiga tahun
[ 42 ]
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011
terjadi dalam pemasaran jeruk di Tanah Karo.
untuk meningkatkan mutu buah jeruk agar memiliki daya saing yang baik dibutuhkan teknologi pada pada seluruh aspek mulai pra panen sampai pasca panen seperti : teknologi penyediaan bibit Tujuan penelitian ini adalah untuk; 1. Menganalisis strategi pemasaran yang tepat dengan memperhatikan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pemasaran jeruk sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani di Kabupaten Karo 2. Merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani di Kabupaten Karo 3. Menyusun strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani di Kabupaten Karo.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini bersifat homogen. Desain sampel dalam penelitian ini adalah non probabilitas dengan kategori quota sampling, dimana peneliti menentukan sendiri jumlah sampel yang akan diteliti yang dianggap dapat mewakili karakteristik sampel yang diinginkan peneliti untuk diteliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu : petani jeruk sebanyak 30 orang, pedagang jeruk 10 orang, konsumen jeruk sebanyak 20 orang. Analisis Data 1. Data dianalisis secara deskriptif eksplanatori dengan menguraikan, mengklasifikasikan, menginterpretasikan dan menjelaskan secara kualitatif dan kuantitatif. 2. Analisis induktif yaitu dengan menarik kesimpulan berdasarkan hal-hal yang spesifik atau khusus untuk hal-hal yang umum.
Metode Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Kabupaten Karo. Instansi yang menjadi objek penelitian adalah : Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Karo, para petani jeruk, pedagang jeruk dan konsumen jeruk. Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu selama 8 (delapan) minggu, dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :
Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 1. Masalah Pada Aspek Budidaya No 1
Metode
2
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan studi kasus pada kelompok petani jeruk, pedagang jeruk dan konsumen jeruk. Penelitian ini bersifat eksplanatori (menjelaskan) permasalahan yang
3
[ 43 ]
Masalah Aspek Budidaya Hama Dan Penyakit Tanaman Pemupukan dan Pemeliharaan Sulit mencari bibit unggul
Jumlah Responden
(%)
15
50
12
40
3
10
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011
60 50 40 30 20 10 0 Hama Dan Penyakit Tanaman
Pemupukan dan Pemeliharaan
Sulit mencari bibit unggul
Gambar 1. Masalah Pada Aspek Budidaya Tabel 2. Nilai Variabel Mutu Jeruk Siam Madu Tanah Karo No
Ni
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Variabel
STS
TS
RR
S
SS
n
(Nj x Ni)
Ns
Sigma
1
Rasanya Manis
1
1
0
14
4
20
79
3.95
2
Kulit buahnya menarik
2
14
2
2
0
20
44
2.2
3
Warnanya menarik
1
15
3
1
0
20
44
2.2
4
Harganya murah
0
3
2
13
2
20
74
3.7
5
Mudah didapat
1
2
2
14
1
20
72
3.6
6
Lebih sering dikonsumsi
0
1
3
14
2
20
77
3.85
7
Tahan lama disimpan
0
4
15
1
0
20
57
2.85
Nilai Indikator
140
3.2
Tabel 3. Kendala-Kendala Pemasaran Jeruk Bagi Petani
1
Fluktuasi Harga
Jumlah Responden 12
2
Biaya produksi yang tinggi
10
33.4
3
Adanya kendala di aspek budidaya
6
20
4
Pengangkutan & sarana jalan yang tidak memadai
1
3.3
5
Informasi yang minim bagi petani jeruk
1
3.3
No Kendala
[ 44 ]
(%) 40
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011 Tabel 4. Keinginan Petani Memperoleh Kredit Usaha Tani No
Respon Petani
(%)
1
Perlu Sekali
80
2
Perlu
20
3
Tidak perlu
0
Tabel 5. Pola Petani Menjual hasil kebun jeruknya No Bagaimana Petani Menjual jeruknya 1 2 3 4
Menjual sendiri ke pasar buah Menjual kepada satu pedagang yang telah lama dikenal Menjual kepada agen besar Menjual langsung ke Jakarta dan diekspor
Jumlah Responden 3
(%) 10
24
80
3 0
10 0
Tabel 6. Permasalahan Yang Dihadapi Pedagang Jeruk No
Masalah Dalam Distribusi Jeruk
(%)
1
Modal untuk membeli jeruk dari petani
30
2
Masalah transportasi dalam pengangkutan jeruk
20
3
Kesulitan dalam menjamin keberlangsungan
40
permintaan agen di Jakarta
10
Sulitnya bekerja sama dengan perusahaan ekspedisi/cargo
0
4
Tabel 7. Kegiatan Pameran/Promosi No
Kegiatan Pameran
(%)
1
Mengikuti pameran Bunga dan Buah
10
2
Tidak pernah mengikuti pameran
90
mengidentifikasi jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Dari data diperoleh 40% petani jeruk tidak mendapatkan kunjungan penyuluh. Penggunaan pestisida juga harus memperhatikan ambang batas residu, karena beberapa negara tujuan ekspor memiliki kebijakan ketat tentang hal tersebut. Saat ini pertanian organik malah menjadi kunci dalam menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar internasional.
Pembahasan Bila dibahas dari sisi bauran pemasaran, ada empat aspek yang akan dibahas yaitu yang meliputi : Aspek Produk Jenis jeruk yang ditanam adalah Jeruk Siam Madu. Menurut 50 % petani, mereka menyatakan serangan hama dan penyakit adalah kondisi yang sangat menghambat dalam aspek budidaya. Petani mengakui kesulitan untuk
[ 45 ]
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011
usaha tani jeruk sehingga merekasangat memiliki keinginan untuk memperoleh kredit usaha tani. Hal ini dapat diatasi dengan dibentuknya suatu bentuk kemitraan antara petani, pedagang, dan bank. Petani akan menjadi anggota dari Pola Kemitraan tersebut, selanjutnya pedagang/pengusaha nantinya bersedia menjalin kemitraan dengan petani dengan cara membeli hasil tani dari petani plasma dan selanjutnya diolah di pabrik yang nantinya akan menghasilkan produk bermutu yang dapat dikonsumsi di dalam negeri maupun diekspor. Bank sebagai mitra memberikan modal investasi kepada pedagang tentunya dengan uji kelayakan usaha. Bank juga memberikan kredit usaha tani bagi para petani jeruk. Dari aspek pengembangan agribisnis masih terbuka peluang. Jeruk yang dibeli oleh pedagang dari petani adalah jeruk yang tampilannya baik. Namun untuk jeruk yang kurang baik akan dibeli dengan harga murah dan ada yang dibiarkan membusuk saja di kebun jeruk oleh para petani. Tentunya jeruk yang kondisinya sedemikan masih dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan minuman atau makanan berbahan baku jeruk, hal ini akan member nilai tambah dan nilai ekonomis bagi para petani jeruk.
Data mengenai respon konsumen terhadap Jeruk Siam madu Tanah Karo, memberikan gambaran bahwa beberapa atribut yang menonjol yaitu menyangkut : rasanya yang manis, harganya murah, mudah didapat, dan lebih sering dikonsumsi. Keempat atribut ini mendapat respon yang positif dari konsumen. Ini merupakan gambaran bahwa peluang pasar masih terbuka lebar. Kedua variabel lainnya yaitu berupa warnanya yang kurang menarik dan kurang tahan lama disimpan dapat menjadi masukan bagi pengembangan produk dan teknologi pasca panen jeruk. Di Negara-negara maju seperti Australia, sebelum panen, buah jeruk sudah mereka cuci dengan cairan anti septic, diberi lapisan lilin, diberi label dan dikemas dalam kemasan yang dapat menahan benturan selama proses distribusi. Di era globalisasi dan persaingan bebas kita harus meningkatkan keunggulan agar dapat bersaing di pasar. Faktor lainnya yang mempengaruhi permintaan adalah gaya hidup konsumen. Konsumen yang tingkat ekonomi menengah ke atas kebanyakan berbelanja di swalayan dan membeli jeruk impor demi prestise, karena lebih mewah dan bergengsi. Oleh sebab itu perlu ada program pemerintah untuk mencintai produk Indonesia daripada produk impor.
Aspek Rantai Distribusi Ada praktek yang terjadi pada distribusi jeruk di Tanah Karo yang dikenal dengan istilah monopsony dimana para agen yang membeli jeruk dari para petani pada akhirnya bermuara pada satu agen besar saja yang ada di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, dan kondisi inilah yang harus diatasi secara bersama. Peranan para agen/pedagang cukup penting dalam rantai distribusi. Sehingga dalam penelitian ini, penulis juga mewawancarai para agen/pedagang
Aspek Harga Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 40 % responden mengemukakan bahwa aspek fluktuasi harga menjadi masalah bagi petani. Kejatuhan harga jeruk diakibatkan panen komoditas yang sama pada saat yang bersamaan. Lembaga pemasaran dapat berperan penting dalam mengatasi fluktuasi harga jeruk. Dari data diperoleh 80 % petani mengalami kesulitan dalam pembiayaan
[ 46 ]
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011 jeruk. Pedagang jeruk mengeluhkan sulitnya memprediksi permintaan jeruk di Jakarta. Selain itu masalah ketersediaan modal untuk membayar pembelian jeruk secara tunai juga mereka mengalami kesulian. Namun permasalahan yang utama dalam rantai distribusi adalah biaya-biaya pemasaran yang cukup tinggi. Biaya-biaya tersebut terdiri dari : pembelian di tingkat petani, pengangkutan dari kebun jeruk ke gudang agen, biaya packing, transport ke pasar induk Jakarta, bongkar muat, dan margin keuntungan pedagang. Dari data survey tahun 2004, total keseluruhan biaya tersebut berkisar Rp. 7.000,-/kg. Demikian pula sarana jalan lintas pulau Sumatera – Jawa dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, sehingga memperlama waktu pengangkutan dan memperbesar cost.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Strategi yang tepat dalam pemasaran jeruk di Tanah Karo ditinjau dari aspek 4P dalam bidang pemasaran (Product, Price, Placement, Promotion) adalah sebagai berikut : 1. Strategi Product / Komoditi Jeruk 2. Peningkatan kualitas jeruk dengan penerapan teknologi pada seluruh aspek mulai pra panen sampai pasca panen yaitu : teknologi penyediaan bibit bebas penyakit, teknologi pemupukan berimbang, teknologi pengendalian hama dan penyakit dengan memperhatikan keselamatan lingkungan, teknologi penanganan pasca panen, penerapan sortasi dan grading, penanganan selama pengangkutan dan pemasaran. 3. Penggunaan bibit unggul yang bersertifikasi dan pengembangan teknologi pertanian. 4. Pengembangan teknologi untuk menghasilkan pupuk yang berkualitas. 5. Penggunaan pupuk organic. 6. Penggunaan teknologi dalam pasca panen dan pemberdayaan petani melalui program penyuluhan penggunaan teknologi pasca panen. 7. Variabel yang menonjol dari jeruk Siam Madu Tanah Karo yaitu : rasa yang manis, harganya murah, mudah didapat. 8. Jeruk impor unggul pada variable kulit buah yang menarik dan warna yang menarik. 9. Melakukan diferensiasi produk dengan pengolahan jeruk menjadi bahan makanan dan minuman.
Aspek Promosi Produk-produk pertanian juga membutuhkan promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk tersebut ke masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan. Dari data hasil penelitian 90% petani menyatakan tidak ada kegiatan promosi komoditi pertanian di Tanah Karo, dan 10% lainnya menyatakan bahwa “Pesta Bunga dan Buah” yang dilaksanakan pemerintah sebagai program tahunan adalah merupakan kegiatan promosi. Kegiatan promosi baik berupa pameran, stand, promo melalui media internet sangat dibutuhkan untuk membuka kembali peluang pasar khususnya pasar ekspor. Isu-isu yang beredar tentang tingginya residu pestisida pada buah jeruk harus mendapat tanggapan yang serius dari pemerintah.
Strategi Price / Mengatasi Fluktuasi Harga
[ 47 ]
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011
3. Mendirikan stand-stand penjualan khusus komoditi jeruk dah hasil industry pengolahan buah jeruk pada tempat-tempat strategis serta memberikan label dan merek pada produk – produk tersebut.
1. Membangun suatu system tata niaga jeruk yaitu dengan mendirikan lembaga pemasaran dapat berupa koperasi, assosiasi maupun kemitraan baik bagi petani jeruk di Tanah Karo dan bagi pedagang di pasar induk Kramat Jati. 2. Harga akan terkait dengan kualitas jeruk. Kualitas yang baik akan menaikkan harga jeruk. 3. Melakukan pemetaan ulang kawasan penanaman jeruk di Kabupaten Karo, terkait dengan kapasitas produksi dan rotasi panen. 4. Mendirikan pabrik minuman (industry kecil) dengan bahan baku jeruk. Industri minuman berbahan baku jeruk akan memberikan nilai tambah dan harga jual yang lebih baik, termasuk dapat mengatasi sifat buah jeruk yang mudah rusak/busuk. 5. Membuka peluang investasi bagi para pengusaha yang berminat di bidang industry pengolahan makanan maupun minuman berbahan dasar jeruk.
Saran. Strategi-strategi tersebut dapat dilaksanakan apabila ada kondisikondisi yang mendukung, yaitu : 1. Petani harus memiliki kemauan yang kuat untuk meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi serta mampu menciptakan nilai tambah. 2. Pedagang sebaiknya membentuk kemitraan dengan petani 3. Pemerintah Kabupaten Karo mendukung pembangunan di sector agroindustri berbahan baku jeruk sehingga menarik bagi para investor. 4. Dinas Pertanian Kabupaten Karo diharapkan semakin meningkatkan program penyuluhan dan pemberdayaan petani jeruk khususnya dalam hal sosialisasi teknologi baru di bidang pertanian. 5. Perlu dibangun suatu system tata niaga yang terdiri dari Pemerintah Kabupten Karo, Dinas Pertanian Karo, Petani Jeruk, Pedagang Jeruk dan Lembaga Pemasaran agar jeruk Siam Madu Tanah Karo dapat bersaing di pasar local dan pasar internasional.
Strategi Placement /Distribusi 1. Mengurangi mata rantai pada rantai distribusi, termasuk mengurang pungutan liar. 2. Membangun kemitraan sekaligus informasi pasar tentang jeruk bagi petani dan pedagang jeruk. 3. Membenahi kondisi jalur distribusi fisik seperti jalan dan pelabuhan.
Daftar Pustaka
Strategi Promotion / Promosi 1. Mengadakan pameran-pameran pertanian baik di dalam maupun luar negeri 2. Membangun website khusus tentang informasi pasar komoditi jeruk.
Chandra, G,. 2002, Strategi Dan program Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta Downey D,. W, dan Erickson Steven P, 1987, Manajemen Agribisnis, Edisi Kedua, Penerbit Airlangga, Jakarta
[ 48 ]
STEVIA
ISSN No. 2087-6939 Vol. I No. 01-Januari 2011 Sumber Lain
Jain, S.C., 1997, Marketing Planning ang Strategy, Third Edition, Cincinnati, South-Western Publishing Co.
1.Kabupaten Karo Dalam Angka, Kantor Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2003
Kartasapoetra G, Kartasapoetra R.G, Kartasapoetra A.G, Ir, 1986, Marketing Produk Pertanian dan Industri, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.
2.www.Agroindustri.com 3.www.Citrus-indonesia.com 4.www.Kompas.com
Kotler, P., 1997, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga, Jakarta Kuncoro, M., 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta Loudon D. L, Bitta A. J. D., 1993, Customer Behavior, New York ; McGraw-Hill Inc. Porter, E. M., 1993, Keunggulan Bersaing, Penerbit Erlangga, Jakarta Rahardi, Yovita H, Indriani dan Haryono, 1999, Agribisnis Tanaman Buah, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta Soekartawi, 2003, Agribisnis: Teori dan Aplikasinya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Stoner, J. A. F., R. E. Freeman and D.R. Gilbert, Jr., 1995, Management, Sixth Edition, Englewood Cliffs, N.J., Prentice Hall. Inc. Sumber : Jeruk-jeruk Tanah Karo, Meina D., Risnawani D., dan Elly L. R., Trubus, Edisi Desember, 1992/ XXIII Sumarwan, U., 2003, Konsumen, Penerbit Indonesia, Jakarta.
Perilaku Ghalia,
Tim Penulis AAK, 1992, Bertanam Pohon Buah-Buahan 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Tjiptono, F., 1997, Strategi Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[ 49 ]