perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2 SMA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
SKRIPSI Oleh: DYAH SETIANINGRUM NIM K7407068
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2 SMA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
DYAH SETIANINGRUM NIM K7407068
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Dyah Setianingrum. STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2 SMA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. (2) Mengetahui apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan model ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu eksperimen semu (Quasi eksperimental research). Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/1011 sejumlah 202 siswa yang terbagi dalam 5 kelas. Sampel diambil dengan Cluster random Sampling sejumlah dua kelas, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen berjumlah 40 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dengan prasyarat yaitu t-matching. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh harga Me = 79,75 dan Mk = 74,76 hal ini menunjukkan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelompok kontrol. Hasil analisis data juga menunjukkan harga thitung = 2,303 hasil tersebut dikonsultasikan dengan ttabel dengan n = 78 dan taraf signifikasi 5% dengan db = 75 sebesar 1,995. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji-t ditunjukkan dengan thitung > ttabel yaitu 2,303 > 1,995 pada taraf signifikasi 5% dan db = 75, berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011, (2) Pada kelompok eksperimen ratarata nilai post-test sebesar 79,75 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 74,76. Dengan adanya hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan hasil yang dicapai kelompok kontrol, berarti metode pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif diterapkan daripada model pembelajaran ekspositori. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dyah Setianingrum. A COMPARATIVE STUDY OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL AND EXPOSITORY MODEL ON STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING LEARNING OF THE XI IPS GRADERS OF SEMESTER 2 OF SMA AL ISLAM I SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, June 2011. The objectives of research are (1) to find out whether or not there is difference of accounting learning achievement between the students taught using Problem-Based Learning model and those taught using Expository Learning in the XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011, and (2) to find out whether or not the Problem Based Learning model provides the better accounting learning achievement than expository model does in the XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011. This study employed a quasi experimental research. The population of research was all XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011, consisting of 202 students divided into 5 classes. The sample was taken using cluster random sampling of two classes as experiment group and control group. The experiment group contains 40 students and the control one contains 38 students. Techniques of collecting data used were documentation and test. Technique of analyzing data used was t-test with prerequisite, t-matching. Considering the result of analysis, it can be found Me value = 79.75 and Mk = 74.76; it indicates that the mean value of experiment group is higher than that of control group. The result of data analysis shows that the tstatistic value = 2.303 is consulted with the ttable with n = 78 and significance level of 5% with db = 75 of 1.995. Considering the result of analysis, it can be concluded that (1) based on the data analysis carried out using t-test indicated with tstatistic > ttable 2.303 > 1.995 at significance level of 5% and db = 75, meaning that there is a difference of accounting learning achievement between the students taught using Problem-Based Learning model and those taught using Expository Learning in the XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011, (2) in the experiment group, the mean posttest value is 79.75 while in the control group it is 74.76. The higher learning achievement in experiment group compared the result obtained by the control group means that problem based learning is more effective to apply than the expository learning model.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “......Setiap terjatuh, pasti akan terasa sakit. Namun, ketika mulai bangkit dan melangkah, rasa sakit pasti akan tergantikan dan menjadi pembelajaran untuk perjalanan yang akan datang......” (Penulis) “.......Perubahan bukan hanya sekedar ucapan, tapi harus diwujudkan.....” (Penulis) “....Tidak ada hal yang sia-sia jika didasari niat, kemauan, usaha, dan do’a untuk menjadikannya menjadi nyata......” (Penulis)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan sebuah karya dari hasil kerjaku untuk jiwa yang merangkul ragaku dan untuk orang-orang yang menghiasi jejak-jejak nafasku. Tak pernah kuhenti ucap syukur alhamdulillah karena aku memiliki kalian. Skripsi ini penulis persembahkan untuk: - Ibu dan Bapak tersayang yang selalu memberikan semangat, doa dan kasih sayang yang tak terputus. - Mbak Lie`, De’ Iin dan De’ Fajarku tersayang yang selalu memberiku semangat dan inspirasi. - Dian, Anjani, Erlin, Dessy, Nurul, Pipit atas semua hal yang telah diberikan untukku, dan persahabatan kita yang indah. - Pak Sigit Santosa dan Ibu Laily Faiza Ulfa, terima kasih atas bimbingan dan motivasinya. - Sahabat-sahabatku CaKA (Bu Lurah dan yang lainnya). - Teman-teman prodi Ekonomi angkatan 2007. - Almamater UNS.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Laily faiza Ulfa,S.E, M.M, selaku Pembimbing II yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi 6. Riyanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Al Islam I Surakarta dan Slamet Widodo, S.Pd., selaku guru pembimbing beserta seluruh keluarga besar SMA Al Islam I Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta doa dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Tim Penguji, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
Juni 2011
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
v
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................. vi HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
4
D. Perumusan Masalah ....................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
8
1. Proses Belajar Mengajar .......................................................
8
2. Pembelajaran dan Model Pembelajaran ................................
9
a. Pembelajaran .....................................................................
9
b. model Pembelajaran ..........................................................
10
3. Hasil Belajar ..........................................................................
11
4. Pembelajaran Akuntansi ....................................................... commit toAkuntansi user a. Sejarah Perkembangan ....................................
12
xii
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Definisi Akuntansi ...........................................................
13
c. Laporan Keuangan ...........................................................
14
d. Jenis laporan Keuangan ....................................................
15
5. Pembelajaran Berdasarkan Masalah .....................................
17
a. Pengertian Problem Based Learning ................................
17
b. Karakteristik Problem Based Learning ............................
19
c. Keunggulan Problem Based Learning .............................
19
d. Kelemahan Problem Based Learning ..............................
20
e. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ..................
20
f. Prinsip-prinsip dalam Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah .......................................................
21
6. Pembelajaran Ekspositori ......................................................
22
a. Pengertian Pembelajaran Ekspositori ................................
22
b. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori ............................
22
c. Keunggulan Pembelajaran Ekspositori .............................
23
d. Kelemahan Pembelajaran Ekspositori ..............................
23
e. Langkah-langkah Pembelajaran Ekspositori .....................
24
f. Prinsip Penggunaan Pembelajaran Ekspositori .................
26
B. Penelitian Yang Relevan .............................................................
26
C. Kerangka Berpikir .......................................................................
28
D. Hipotesis ......................................................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
32
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
32
1. Tempat Penelitian....................................................................
32
2. Waktu Penelitian .....................................................................
32
B. Populasi dan Sampel ...................................................................
33
1. Populasi ..................................................................................
33
2. Sampel ....................................................................................
33
3. Teknik Sampling ....................................................................
33
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... to user 1. Variabel Penelitiancommit .................................................................
34
xiii
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sumber Data ...........................................................................
34
a. Metode Tes .......................................................................
34
b. Metode Dokumentasi ........................................................
35
3. Instrumen Penelitian ..............................................................
35
a. Tingkat Kesukaran Soal ....................................................
35
b. Daya Pembeda ...................................................................
36
c. Uji Validitas ......................................................................
37
d. Uji Reabilitas .....................................................................
38
D. Rancangan Penelitian ..................................................................
39
E. Teknik Analisis Data ...................................................................
42
1. Uji Prasyarat Analisis .............................................................
42
2. Uji Hipotesis ..........................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................
45
A. Deskripsi Data ..............................................................................
45
1. Deskripsi Data Umum .............................................................
45
a. Sejarah Singkat SMA Al Islam 1 Surakarta ......................
45
b. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah ..........................................
46
c. Struktur organisasi Sekolah ...............................................
47
d. Data Peserta Didik .............................................................
48
e. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ...............
48
f. Proses Pembelajaran SMA Al Islam 1 Surakarta .............
49
g. Sistem Penilaian Hasil Belajar ..........................................
50
h. Kriteria ketuntasan Minimum ..........................................
50
i. Kondisi Lingkungan Belajar .............................................
51
2. Deskripsi Data khusus ............................................................
51
a. Data Nilai Kemampuan Awal ...........................................
51
b. Data Nilai Prestasi Belajar Akuntansi ...............................
54
c. Data Nilai Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi ..........
56
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...................................................
59
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... commit to user D. Pembahasan hasil Analisis Data .................................................
60
xiv
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................
63
A. Simpulan ......................................................................................
63
B. Implikasi ......................................................................................
63
C. Saran ............................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
66
LAMPIRAN ...................................................................................................
68
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Akuntansi . ..........................................................................
14
Gambar 2. Kerangka Berpikir . ........................................................................
30
Gambar 3. Rancangan mengenai Nonrandomized Control-Group, Pretest-Posttest Design . ...............................................................
41
Gambar 4. Struktur Organisasi SMA Al Islam 1 Surakarta . ...........................
47
Gambar 5. Histogram Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ......
52
Gambar 6. Histogram Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen
53
Gambar 7. Histogram Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Kontrol . ..........
55
Gambar 8. Histogram Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen . ...
56
Gambar 9. Histogram Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Kontrol .......
57
Gambar10. Histogram Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Eksperimen
59
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ................................
20
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan Penyusunan Skripsi . .......................................
32
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item ........................
36
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item . ..........................
37
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian . ...................
38
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ....................
39
Tabel 7. Data Siswa SMA Al Islam I Surakarta . ...........................................
48
Tabel 8. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan...............................
49
Tabel 9. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol . ........................
52
Tabel 10. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ..................
53
Tabel 11. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Kontrol . .............................
54
Tabel 12. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen ........................
56
Tabel 13. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Kontrol . .........................
57
Tabel 14. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Eksperimen . ..................
58
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelompok Kontrol . .................................
69
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelompok Eksperimen . ...........................
70
Lampiran 3. Daftar Nama Siswa Kelompok Try out . ...................................
71
Lampiran 4. Daftar Nama Siswa Kelompok Diskusi . ...................................
72
Lampiran 5. RPP Kelompok Kontrol . ...........................................................
73
Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen . .....................................................
88
Lampiran 7. Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol . ........................... 103 Lampiran 8. Nilai Kemampuan Awal kelompok Eksperimen . ...................... 104 Lampiran 9. Analisis Instrumen Penelitian . ................................................... 105 Lampiran 10. Perhitungan uji kesetaraan (t-matching) . ................................. 108 Lampiran 11. Perhitungan uji-t . ..................................................................... 113 Lampiran 12. Soal Post-test . .......................................................................... 120 Lampiran 13. Lembar Jawab Siswa . ............................................................... 128 Lampiran 14. Nilai Post-test kelompok Kontrol . ............................................ 129 Lampiran 15. Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen . .................................. 130 Lampiran 16. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol . ................. 131 Lampiran 17. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen . .......... 133 Lampiran 18. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Kontrol. ........................ 135 Lampiran 19. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen. ................. 137 Lampiran 20. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Kontrol. .................... 139 Lampiran 21. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Eksperimen . ........... 140 Lampiran 22. Foto-Foto Penelitian. ................................................................. 141 Lampiran 23. Lembar Monitoring Pelaksanaan Penelitian. ............................. 144
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada suatu negara, pendidikan merupakan sarana yang penting untuk dapat menunjang kecerdasan bangsa. Melalui pendidikan yang bermutu, maka akan tercipta sumberdaya manusia yang berkualitas dan berkompeten untuk menghadapi persaingan dalam dunia nyata. Pada era Globalisasi, melalui sumber daya manusia yang bermutu diharapkan suatu bangsa dapat menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang sedang dan akan terjadi. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, kualitas pendidikan perlu ditingkatkan untuk menunjang perkembangan bangsa menuju perbaikan yang lebih baik. Pada saat sekarang ini pendidikan cenderung hanya mengutamakan pada tercapainya tujuan pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses untuk menuju tercapainya tujuan tersebut. Proses pembelajaran sebagai aktivitas pendidikan dalam bentuk yang paling sederhana selalu melibatkan siswa dan guru. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, akan tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, hendaknya pendidik dapat memilih serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru yang baik harus dapat menguasai berbagai macam metode mengajar, commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 sehingga dapat memilih serta menentukan metode serta pendekatan yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan awal dengan guru mata pelajaran bahwa metode mengajar yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar pada saat ini adalah metode ceramah. Karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan, dan tidak perlu peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar. Didalam pembelajaran, guru dianggap sebagai sumber segala informasi, guru yang mendominasi kelas, guru langsung membuktikan dalil-dalil, dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan siswa harus mendengarkan, melaksanakan pola-pola yang diterapkan guru, mencontoh cara-cara yang dilakukan guru dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat mengakibatkan siswa bertindak pasif. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan kurang berkembang secara baik. Akibat permasalahan tersebut menyebabkan para siwa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Sehingga ada siswa yang mendapatkan hasil belajar yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dan efektif yang sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa. Dengan pemilihan strategi yang tepat, guru dapat menyampaikan pelajaran akuntansi dengan lebih menarik, interaktif, dan menyenangkan. Sehingga siswa akan lebih dapat termotivasi selama mengikuti proses belajar mengajar. Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka perlu diupayakan pemilihan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta penyajian materi yang menarik. Sehingga dari pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yaitu siswa menerapkan pengetahuan, belajar menganalisa dan memecahkan permasalahan, berdiskusi dengan teman, belajar menyampaikan ide atau gagasan, serta bertanggung jawab terhadap tugas. Alternatif model pembelajaran yang menarik serta dapat menjadikan siswa to userMasalah serta model Ekspositori. aktif adalah model Pembelajarancommit Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan suatu pendekatan dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Pelaksanaan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menuntut para siswanya untuk ikut aktif dalam berdiskusi dan mandiri pada saat guru memberikan tugas pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam memecahkan masalah maupun menyelesaikan tugas yang diberikan guru, tiap anggota harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu pokok bahasan. Sehingga nanti diharapkan seluruh siswa dapat memahami pokok bahasan. Ibrahim dalam Triyanto (2009: 98) mengemukakan tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Orientasi pada masalah Mengorganisasi siwa untuk belajar Membimbing penyelidikan individual atau kelompok Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model Ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara
optimal. Dalam sistem ini, guru menyampaikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, secara lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa, guru menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Adapun tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran Ekspositori yaitu: 1. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran 2. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran 3. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran 4. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi pembelajaran.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Melalui penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah serta model ekspositori, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu memotivasi siswa untuk memahami konsep akuntansi dengan lebih baik. Selain itu, siswa diharap dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa lain agar tercipta suasana yang menarik, menyenangkan dan aktivitas sosial siswa di kelas dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dilakukan di SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dengan judul: “Studi Komparasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS Semester 2 SMA Al Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011“.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut : 1. Apakah rendahnya hasil belajar akuntansi siswa dipengaruhi oleh kurangnya motivasi siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar? 2. Apakah rendahnya pencapaian hasil belajar akuntansi siswa mungkin dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar? 3. Apakah model Pembelajaran Masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 4. Apakah model ekspositori dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 5. Diantara model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan model Ekspositori manakah yang lebih efektif dan tepat diterapkan? 6. Apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan model Ekspositori?
C. PEMBATASAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu model pembelajaran dan hasil belajar to user adalah sebagai berikut: akuntansi. Penjelasan dari masalahcommit yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 1. Model pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk dapat mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini adalah perbandingan antara model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model pembelajaran Ekspositori. a. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah suatu pendekatan dimana peserta didik diberi permasalahan untuk dipecahkan dalam rangka penncapaian tujuan pembelajaran. b. Model pembelajaran Ekspositori adalah adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. 2. Hasil Belajar Hasil Belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Hasil Belajar adalah suatu puncak dari proses pembelajaran. Pada penelitian ini, pembahasan hasil belajar difokuskan pada segi kognitif.
D. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011?
2.
Apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran commit to user 2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
E. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dirumuskan tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2.
Untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
F. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoretis, yaitu : 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai pemilihan metode pengajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar. 2. Manfaat Praktis a.
Bagi siswa Untuk
meningkatkan
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran
akuntansi, sehingga siswa akan merasa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. b.
Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menentukan alternatif pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif yang sesuai dengan karakteristik siswa di tiap-tiap kelas, sehingga pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan serta tingkat keaktifan dan prestasi commit to user belajar siswa akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
c.
Bagi Peneliti Sebagai masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan materi ajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar merupakan interaksi antar individu yang dapat membawa perubahan. Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap individu yang dapat memberikan pengalaman serta perubahan kearah yang baik. Belajar dalam arti yang luas yaitu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, serta kecakapan dasar yang terdapat dari berbagai mata pelajaran atau lebih khusus lagi dalam aspek kehidupan maupun pengalaman yang terorganisasi. Menurut W.Gulo (2004: 8) menyatakan belajar merupakan suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Menurut Hilgard dalam Wina Sanjaya (2009: 112) belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan didalam laboratorium naupun dalam lingkungan ilmiah. Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat mengubah pola perilaku peserta didik yang lebih baik. Belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Belajar merupakan proses mental dalam diri individu yang terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari sehingga menyebabkan timbulnya perubahan tingkah laku. Untuk membuat kegiatan belajar dapat berlangsung secara optimal perlu diciptakan situasi yang dapat merangsang belajar, mengarahkan kegiatan belajar, serta mengelola kegiatan belajar secara efisien dan kegiatan inilah yang disebut dengan mengajar. Menurut W. Gulo (2004: 8) mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar commit to user secara optimal. Menurut Smith dalam Wina Sanjaya (2009: 96) mengajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 menanamkan pengetahuan atau ketrampilan. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2004: 156) Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung satu arah, akan tetapi secara timbal baik dimana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir yang dipahami dan disepakati bersama. Proses belajar mengajar yang terarah pada peningkatan kualitas manusia secara utuh adalah meliputi dimensi-dimensi kognitif intelektual, ketrampilan dan nilainilai. Pembentukan kepribadian melalui proses belajar-mengajar ialah usaha untuk menampilkan dan memperoleh nilai-nilai tertentu dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam suatu kondisi yang mendukung sehingga dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. 2. Pembelajaran dan Model Pembelajaran a. Pembelajaran Pembelajaran sebagai usaha sadar dan aktif dari pendidik terhadap peserta didik agar peserta didik berkeinginan untuk belajar. Pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan belajar. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam hal ini berarti didalam pembelajaran terdapat interaksi antara pendidik dengan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan belajar. Menurut Gino (1997: 32) Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dan didalam prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan, materi, metode atau strategi, media, serta evaluasi sehingga terjadi perubahan tingkah laku dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama karena adanya usaha. b. Model pembelajaran Istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Pada proses belajarmengajar diperlukan model pembelajaran agar peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan oleh pengajar secara optimal. Menurut Aunurrahman (2009: 146) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Joyce dalam Trianto (2009: 22) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan
pengalaman untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Arends dalam Triyanto (2009: 22) Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan
pembelajaran
dan
mengelola
kelas.
Penggunaan
model
pembelajaran yang tepat dapat menumbuhkan motivasi peserta didik, menumbuhkan minat, serta commit memberi kemudahan peserta didik dalam to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 memahami materi pelajaran yang disampaikan sehingga memungkinkan bagi peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebuh baik. Menurut Kardi dan Nur dalam Triyanto (2009: 23) Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus, yaitu : 1) Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. 2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). 3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.
3. Hasil Belajar Setiap
proses
belajar-mengajar
diukur
dengan
seberapa
jauh
perkembangan hasil belajar yang dicapai peserta didik, dengan kata lain hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan kemampuankemampuan peserta didik setelah mendapatkan pengalaman belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi guru dan dari sisi peserta didik. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan akhir dari proses belajar mengajar yang berwujud evaluasi. Sedang dari peserta didik, hasil belajar merupakan puncak dari kegiatan belajar sebagai wujud dari usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan ukuran dari keberhasilan suatu proses pembelajaran yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Menurut Oemar Hamalik (1992: 58), hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar, akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Dimyati dan Mudjion, hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar user merupakan saat terselesaikannyacommit bahan topelajaran. Menurut Ngalim Purwanto
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 (1987: 54) mengatakan bahwa hasil belajar adalah nilai yang dapat dicapai siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dan dapat diukur dengan menggunakan suatu tes. Menurut Bloom dalam Gino dkk (1997: 19) Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta didik telah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum belajar. Menurut Howard Kingsley dalam Nana Sudjana (2006: 22), tiga macam hasil belajar yang menunjukkan hasil perubahan dari proses belajar terdiri dari : a) Ketrampilan dan kebiasaan b) Pengetahuan dan pengertian c) Sikap dan cita-cita Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dicapai siswa secara optimal setelah mengikuti proses belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Hasil belajar akan tersimpan dalam waktu yang lama karena hasil belajar berperan dalam pembentukan pribadi individu untuk menjadi lebih baik. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif berupa tes formatif pada kelas eksperimen. 4. Pembelajaran Akuntansi Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa SMA Al Islam 1 Surakarta commit to untuk user jurusan Ilmu Sosial. Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 merupakan mata pelajaran pokok pada jurusan Ilmu Sosial. Mata Pelajaran akuntansi telah diajarkan kepada siswa mulai dari kelas X sebagai dasar, serta pendalaman materi dilakukan setelah peserta didik melalui proses penjurusan pada kelas XI. Pada kelas XI mata pelajaran akuntansi diberikan kepada setiap kelas sebanyak tiga kali pertemuan dalam satu minggu. a. Sejarah Perkembangan Akuntansi Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukan sistem yang berpasangan (double entry sistem) oleh pedagang-pedagang venesia yang merupakan kota dagang yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia. Pada 1949 diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Pacioli. Buku tersebut berjudul summa de arithmatica, Geometrica, Proportioni et proportionalita dan membahas pelajaran ilmu pasti. Dalam buku tersebut terdapat beberapa bagian yang berisi pelajaran pembukuan untuk para pengusaha yang berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio.
b. Definisi Akuntansi Istilah akuntansi mempunyai pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli. Dalam Agus Suranto dkk (2005: 2), American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) mendefinisikan Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in the terms of money, transactions, and events which are in part at least of a financial character and interpreting the result theoreof (Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran hasil-hasilnya). Dan menurut American Accounting Association (AAA) mendefinisikan Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permint informed judgements and decisions by users of the information (Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian commit to dilakukannya user informasi ekonomi yang memungkinkan penilaian dan keputusan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut). Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Proses akuntansi akan menghasilkan sebuah laporan yang disebut laporan keuangan. Tahap-tahap kegiatan didalam akuntansi dilakukan mulai dari penyediaan dokumen sumber transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan disebut dengan siklus akuntansi. Hal ini disebabkan kegiatan tersebut akan berulang kembali selama tiap-tiap periode berikutnya. Siklus akuntansi pada perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Transaksi
Pencatatan
Pengelompokan
Pengihtisaran
LKU
Gambar 1. Bagan Siklus Akuntansi c. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan memiliki tujuan sebagai berikut: 1) Menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2) Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai walaupun tidak menyediakan semua informasi yang memuaskan karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3) Untuk menyatakan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 d. Jenis Laporan Keuangan Jenis dari laporan keuangan meliputi: 1) Laporan Laba Rugi Laporan laba Rugi merupakan ringkasan pendapatan dan beban suatu perusahaan
dalam
jangka
waktu
tertentu.
laporan
laba
rugi
menggambarkan hasil usaha selama satu periode. Hasil usaha tersebut diperoleh dengan cara membandingkan antara jumlah pendapatan dengan jumlah beban. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah beban, maka berarti laba. Sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban berarti rugi. Unsur-unsur Laporan Laba Rugi: a) Penghasilan (income), yaitu kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. b) Beban (expenses), yaitu penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi salam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban terdiri dari: (1) Beban operasional (2) Beban non operasional 2) Neraca Neraca merupakan daftar yang memuat secara terperinci keadaan aktiva perusahaan, keadaan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, dan besar modal pemilik perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Unsur-unsur neraca: a) Aktiva, yaitu sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Terdiri dari: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 (1) Aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang usaha, wesel tagih, perlengkapan, beban dibayar dimuka, pendapatan yang akan diterima, serta persediaan barang dagangan). (2) Investasi jangka panjang (penanaman modal dalam saham, penanaman modal dalam obligasi, penanaman modal dalam bentuk dana). (3) Aktiva tetap (kendaraan, peralatan kantor, mesin-mesin, gedung, tanah yang digunakan untuk lokasi usaha). (4) Aktiva tidak berwujud (hak paten, hak cipta, hak merk, waralaba, goodwill). (5) Aktiva lain-lain b) Kewajiban, yaitu suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dibagi menjadi dua golongan, yaitu: (1) Kewajiban jangka pendek (utang usaha, wesel bayar, beban yang masih harus dibayar, serta pendapatan diterima dimuka). (2) Kewajiban jangka panjang (pinjaman jangka panjang, utang hipotek). c) Ekuitas, yaitu hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. 3) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas merupakan ringkasan tentang perubahan ekuitas yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan Perubahan Ekuitasmemberikan informasi mengenai penambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. penambahan ekuitas berasal dari investasi dan laba. Pengurangan ekuitas biasanya terjadi karena adanya kerugian dan pengambilan untuk kepentingan pribadi. 4) Laporan Arus kas Laporan arus kas memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu periode tertentu, sesuai dengan periode commit to user laporan lain. Laporan ini menerangkan saldo kas awal perusahaan berubah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 dengan penambahan dan pengurangan uang kas hingga mencapai saldo akhir per tanggal neraca. Penambahan dan pengurangan kas dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: a) Kelompok
Operasi,
yaitu
perkiraan
yang
terkait
dengan
operasional perusahaan. b) Kelompok investasi, yaitu semua transaksi yang terkait dengan investasi perusahaan berupa pembelian aktiva tetap atau aktiva lainnya. c) Kelompok Pembiayaan, yaitu perkiraan yang terkait dengan aktivitas utang dan modal. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran, pencatatan, penggolongan dan peringkasan yang dapat memberikan informasi serta manfaat untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Sedangkan pembelajaran akuntansi merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru serta sumber belajar untuk mempelajari serta mengembangkan kemampuan akuntansi yang dimiliki oleh siswa. 5. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) a. Pengertian Problem Based Learning Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Menurut Arends dalam Triyanto (2009: 92) Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan kemampuan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Menurut Dutch dalam M. Taufiq Amir (2010: 21) Problem Based Learning merupakan metode commit instruksional to useryang menantang mahasiswa agar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 “belajar untuk belajar” bekerjasama dalam suatu kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Pelaksanaan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah menuntut para siswanya untuk ikut aktif dalam berdiskusi dan mandiri pada saat guru memberikan tugas pada proses belajar mengajar di kelas. Menurut Dewey dalam Trianto (2009: 91) Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mngembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Rantumanan dalam Triyanto, 2009: 92). Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah konsep
pembelajaran
yang
membantu
guru
menciptakan
lingkungan
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Pembelajaran berdasarkan masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran berdasarkan masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkrit, akan tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Terdapat 3 ciri dalam pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu: 1. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan serangkaian aktifitas pembelajaran. to user 2. Aktivitas pembelajarancommit diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. b. Karakteristik Problem Based Learning Menurut Arends dalam Trianto (2009: 93), Karakteristik dari pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari : 1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran 3. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. 4. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. 5. Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. c. Keunggulan Problem Based Learning Menurut Wina Sanjaya (2010: 220), Pembelajaran berdasarkan masalah dalam pengajaran memiliki keunggulan, yaitu: 1) Pemecahan masalah merupakan teknis yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. 2) Pemecahan masalah menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan commit to user barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
6)
7) 8)
9) 10)
lakukan. Selain itu pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiribaik terhadap hasil maupun proses belajarnya. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaranpada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti siswa, bukan hanya belajar dari guru atau dari buku-buku saja. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaiakan dengan pengetahuan baru. Pemecahan masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Pemecahan masalah mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.
d. Kelemahan Problem Based Learning Menurut Wina Sanjaya (2010: 220), Pembelajaran berdasarkan masalah dalam pengajaran memiliki kelemahan, yaitu: 1) Manakala siswa tidak memiliki minat ataupun tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan untuk mencobanya. 2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. e. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Tahap 1.
Kegiatan guru
Indikator Orientasi siswa pada
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
masalah
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang telah dipilih.
2.
commit to user Mengorganisasi siswa Guru membantu siswa mendefinisikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 untuk belajar
dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3.
Membimbing penyelidikan Guru
mendorong
siswa
untuk
individual maupun
mengumpulkan informasi yang sesuai,
kelompok
melaksanakan
eksperimen,
untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4.
Mengembangkan dan
Guru
membantu
siswa
dalam
menyajikan hasil karya
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model, serta membantu mereka berbagi tugas dengan teman.
5.
Menganalisis dan
Guru membantu siswa untuk melakukan
mengevaluasi proses
refleksi atau evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah
penyelesaian masalah. (Ibrahim dan M. Nur dalam Triyanto, 2009: 98)
f. Prinsip-Prinsip Dalam Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah dirancang agar siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai pengetahuan yang dimiliki. Masalah disiapkan sebagai konteks peembelajaran yang baru. Guru bersama siswa membahas konsep teori yang diperlukan dalam membahas pemecahan masalah, kemudian melaksanakan tahapan-tahapan dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Analisis serta penyelesaian terhadap masalah menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemecahan masalah. Guru berperan sebagai pengawas kelompok agar situasi interaksi belajar menjadi aktif dan produktif serta membantu siswa mengidentifikasi commit pengetahuan yang dibutuhkan untukto user memecahkan permasalahan. Proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 pembelajaran berdasarkan masalah akan dianggap lengkap jika siswa melaporkan pengetahuan apa yang didapat dari proses pemecahan masalah sebagai hasil penelitian. 6. Pembelajaran Ekspositori a. Pengertian Pembelajaran Ekspositori Pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini, guru menyampaikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, secara lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib (Abin Syamsuddin Makmun, 2004: 233). Pada model ini dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa, guru menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Guru hanya memberi informasi pada saat tertentu jika diperlukan, misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal serta menjawab pertanyaan siswa. Karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”. b. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya: 1) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. 2) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. 3) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu commit to user sendiri. Artinya,setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan
akademik
(academic achievement ) siswa. c. Keunggulan Model Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan model ini
memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya: 1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. 3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). 4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. d. Kelemahan Model Ekspositori Model Ekspositori disamping memiliki kelebihan juga terdapat kelemahan. Kelemahan model pembelajaran ekspositori, yaitu: 1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara commit to user baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar. 3) Strategi ini lebih banyak dilakukan dengan ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. 4) Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada apa yang dimiliki guru, serta persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan guru dalam mengelola kelas. 5) Strategi pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan
untuk
mengontrol
pemahaman
siswa
akan
materi
pembelajaran akan sangat terbatas pula. e. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Ekspositori Ada beberapa langkah dalam penerapan model ekspositori, yaitu: 1) Persiapan (Preparation) Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah: a.) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif. b.) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai. c.) Bukalah file dalam otak siswa. 2) Penyajian (Presentation) Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru dalam
melakukan
penyajian ini harus berusaha agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 a.) Penggunaan bahasa b.) Intonasi suara c.) Menjaga kontak mata dengan siswa d.) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan 3) Korelasi (Correlation) Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa. 4). Menyimpulkan (Generalization) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. 5). Mengaplikasikan (Application) Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya : a.) Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan. b.) Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan. commit to user f. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Ekspositori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Strategi pembelajaran bisa diamati dari efektifnya strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai. Dalam Wina Sanjaya (2010: 181) penggunaan model pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, antara lain : 1) Berorientasi pada Tujuan Penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namum tanpa meninggalakan tujuan pembelajaran. Justru tujuan pembelajaranlah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi Ekspositori. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk karena tujuan yang spesifik memungkinkan bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. 2) Prinsip komunikasi Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan, dalam upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi. 3) Prinsip Kesiapan Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan,terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. 4) Prinsip Berkelanjutan Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan untuk dijadikan titik tolak penelitian dalam mencoba melakukan pengulangan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 revisi, modifikasi, dan sebagainya. Adapun penelitian yang relevan sebagai titik tolak penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Tri Hastuti Septiyaningsih (2007), Studi Komparasi antara Pengajaran Metode Problem Solving dengan Metode Konvensional terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI program IPS SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara pengajaran metode Problem Solving dengan metode konvensional pada siswa kelas XI program IPS SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. 2) Metode Problem solving lebih efektif diterapkan daripada metode konvensional.
2.
Utut Udiyanto (2008), Studi Perbandingan antara Metode Pemecahan Masalah dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 2 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara Metode Pemecahan Masalah dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 2 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2008/2009. 2) Metode Pemecahan Masalah lebih efektif diterapkan dibandingkan dengan Metode Ceramah.
3.
Sugiyarti (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Ekspositori terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Ditinjau dari Motivasi Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009). Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah memiliki pengaruh yang lebih baik daripada Model Ekspositori terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
4.
Gino S (2007), Pengaruh Model Problem Based Learning, Cooperative Learning
dan
Ekspositori terhadap Prestasi Belajar Pendidikan commit to user Kewarganegaraan Ditinjau dari Tingkat Intelegensi Siswa SMP di Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 Jatisrono Wonogiri. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Model Problem Based Learning memiliki pengaruh yang lebih baik kemudian diikuti Cooperative Learning dan Ekspositori.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan olahan penalaran untuk dapat memberikan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoretis. Dalam penelitian ini kerangka pemikirannya sebagai berikut: 1.
Perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidikan yang melibatkan siswa dan guru. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, akan tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Sebagai pengajar, guru bertugas menyampaiakan materi yang dipelajari kepada siswa. Dengan demikian guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengajaran. Akan tetapi, pengajaran yang dilakukan oleh guru tidak selamanya berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya hasil belajar siswa yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Keberhasilan
proses
belajar-mengajar
untuk
mencapai
tujuan
pengajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran memiliki pengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Dengan
demikian,
pemilihan
model
pembelajaran
sangat
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini terlihat pada materi-materi yang menuntut pemikiran yang melibatkan aspek kognitif, afektif bahkan psikomotorik. Pendekatan yang dianggap baik belum tentu cocok digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk menyampaikan suatu pokok bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.
2.
Model pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif diterapkan dari pada model pembelajaran ekspositori. Pemilihan model pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini terlihat pada materi-materi yang menuntut pemikiran yang melibatkan aspek kognitif, afektif bahkan psikomotorik. Pendekatan yang dianggap baik belum tentu cocok digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk menyampaikan suatu pokok bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu. Guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, hendaknya pendidik dapat memilih serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru yang baik harus dapat menguasai berbagai macam metode mengajar, sehingga dapat memilih serta menentukan metode serta pendekatan yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu dari model pembelajaran yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning), dimana seorang guru harus berusaha melibatkan siswa dalam pemecahan masalah. Penggunaan model Problem Based Learning akan menghasilkan proses belajar yang efektif. Hal ini dikarenakan dalam model Problem Based Learning siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini pengajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dan model pembelajaran ekspositori. commitmodel to userini adalah sama, yaitu untuk Tujuan dilaksanakannya kedua
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 mendapatkan pencapaian hasil belajar. Model pembelajaran berdasarkan masalah dilakukan dengan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah. Sedangkan model ekspositori, model yang digunakan adalah metode ceramah. Dari kedua model pembelajaran ini, dibandingkan kemudian dicari mana yang lebih baik digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran akuntansi. Untuk dapat memperjelas kerangka pemikiran tersebut diatas, maka dapat dibuatkan bagan paradigma sebagai berikut:
Model PBL
Hasil Belajar Dibandingkan
Model Pembelajaran
Siswa
Model Ekspositori
Hasil Belajar
Gambar 2. Kerangka Berpikir tentang Perbandingan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap Hasil Belajar
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis merupakan suatu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 1. Terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antara metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan metode Ekspositori pada pada siswa kelas XI IS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah lebih efektif digunakan dibandingkan dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta. Adapun alasan penulis memilih SMA Al Islam 1 Surakarta sebagai tempat penelitian adalah : 1.
Di SMA Al Islam 1 Surakarta belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul Studi Komparasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS Semester 2 SMA Al Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai masukan baik bagi guru maupun manajemen sekolah.
2.
Penulis ingin mengetahui apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah cukup efektif dilaksanaka pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Waktu Penelitian Waktu yang peneliti rencanakan untuk kegiatan penelitian ini selama kurang
lebih 6 bulan, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi Jenis Kegiatan a. Persiapan Penelitian 1. Pengajuan Judul 2. Penyusunan Proposal 3. Izin Penelitian 4. Pelaksanaan Tindakan b. Implementasi Tindakan 1. Pengumpulan Data 2. Penganalisaan Data c. Pembuatan Laporan 1. Penyusunan Laporan
Jan
Feb
commit to user
Tahun 2010/1011 Mar Apr Mei
Juni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam penelitian terdapat populasi yang akan diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) ”Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Menurut Sudjana (1986: 5) “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kauntitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 202 siswa yang terdiri dari 5 kelas yaitu XI IPS 1 sebanyak 43 siswa, XI IPS 2 sebanyak 41 siswa, XI IPS 3 sebanyak 40 siswa, XI IPS 4 sebanyak 38 siswa, dan XI IPS 5 sebanyak 40 siswa. 2. Sampel Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sudjana (1986: 5) “Sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi”. Mengacu pada pengertian sampel tersebut, peneliti mengambil sampel sebanyak 78 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu 40 siswa di kelompok eksperimen dan 38 siswa di kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode ekspositori. 3. Teknik Sampling Teknik yang digunakan penulis untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik secara cluster random sampling. Hal ini dikarenakan semua subyek dianggap memiliki peluang yang sama untuk diteliti. Pemilihan dan penetapan dua kelas sebagai sampel didasarkan pada fakta bahwa kedua kelas tersebut, yakni XI IPS 4 dan XI IPS 5 memiliki nilai rata-rata commit to user akuntansi yang hampir sama.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 C. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati seluruh variabel berikut: a.
Variabel Bebas = Model pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran berdasarkan masalah pada kelompok eksperimen dan model ekspositori pada kelompok kontrol.
b. Variabel Terikat = Hasil Belajar Akuntansi Hasil belajar akuntansi merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. 2. Sumber Data Pengumpulan data dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis serta memperoleh informasi atau bukti yang valid serta reliabel. Untuk memperoleh data yang valid dan reliabel diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat dan handal. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 124) ”Ada beberapa metode pengumpulan data yaitu: Metode Tes, Metode Kuisioner, Metode Interview, Metode Observasi, dan Metode Dokumentasi”. Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengumpulan data, yaitu Metode tes dan Metode Dokumentasi. a. Metode Tes Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari suatu perlakuan. Menurut Nana Sudjana (2002: 35) tes sebagai penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tes tulisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger agenda dan sebagainya (Arikunto, 1996 : 234). Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa dan nilai akhir ulangan blok kelas XI semester 1. Skor inilah yang akan dimanfaatkan untuk menguji kesamaan kualitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada tahap pendahuluan (sebelum perlakuan). 3. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pengumpul data dalam penelitian. Instrumen dalam penelitain ini adalah berupa tes. Soal tes dibuat sama untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah soal disusun, dilakukan uji coba terlebih dahulu pada kelas XI IPS 1 dengan asumsi bahwa peserta didik dikelas tersebut telah mendapatkan materi yang sama, sehingga pengukuran dan penelitian akan menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu ditinjau beberapa aspek kelayakannya.
a. Taraf Kesukaran Suatu Item Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukan dengan indeks kesukaran yang menunjukan sukar mudahnya soal. Harga tingkat kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005: 208) sebagai berikut:
P= Keterangan : P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks kesukaran, makin sukar soal tersebut, sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal seperti yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005: 210) adalah sebagai berikut : P : 0,00 – 0,30 = soal sukar P : 0,31 – 0,70 = soal sedang P : 0,70 – 1,00 = soal mudah Hasil uji taraf kesukaran suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item Kriteria Cukup (sedang) Mudah
Nomor Item 1,2,6,8,10,13,14,17,20,21,24,25 3,4,5,7,9,11,12,15,16,18,19,22,23 Jumlah Item
Jumlah 12 13 25
b. Taraf Pembeda Suatu Item Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 211) taraf pembedaan item adalah kemampuan suatu item untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah (kurang pandai). Rumus untuk menentukan daya pembeda sesuai dengan telah yang ditemukan oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut : D=
-
= PA - PB
Keterangan : D
: indeks diskriminasi
J
: jumlah peserta tes
JA
: jumlah siswa dari kelompok atas
JB
: jumlah siswa dari kelompok bawah
BA
: banyaknya peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan commit to user benar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 BB
: banyaknya peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
PA
: proporsi peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
PB
: proporsi peserta dari kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Klasifikasi daya pembedaan soal adalah sebagai berikut : 0,08 – 1,00 = sangat membedakan (SM) 0,60 – 0,79 = lebih membedakan (LB) 0,40 – 0,59 = cukup membedakan (CM) 0,20 – 0,39 = kurang membedakan (KM) 0,00 – 0,19 = sangat kurang membedakan (SKM) (Masidjo, 1995:201) Hasil uji taraf pembeda suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini: Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item Kriteria Baik (good) Cukup (satisfactory) Jelek (poor)
Nomor Item
Jumlah 3,4,11,17,18,22 6 1,2,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,19,20,21,23,25 18 24 1 Jumlah Item 25
c. Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrument (Suharsimi Arikunto,2005: 72), adapun untuk menguji validitas item pertanyaan digunakan rumus teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut :
rxy =
√{
}{
commit to user
}
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Keterangan : rxy
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X
: skor item soal
Y
: skor total soal
N
: jumlah subjek
Kriteria pengujian : Jika rxy > rtotal (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan valid Jika rxy < rtotal (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan tidak valid
Klasifikasi validitas soal (Masidjo,1995: 243) adalah sebagai berikut : 0,91 – 1,00 = sangat tinggi (ST) 0,71 – 0,90 = tinggi (T) 0,41 – 0,70 = cukup (C) 0,21 – 0,40 = rendah (R) 0,00 – 0,20 = sangat rendah (SR) Hasil uji validitas instrumen dari 25 soal yang telah diujikan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Kriteria Valid Tidak Valid
Nomor Item 1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,16,18,19,20,21,23, 24,25 8,17,22 Jumlah Item
Jumlah 22 3 25
d. Reabilitas Instrumen Penelitian Reliabilitas test berhubungan dengan masalah ketepatan hasil test, dalam arti instrument tersebut apabila digunakan akan memberikan hasil yang relative sama. Untuk mencari reliabilitas test dapat digunakan rumus dari Kurder commit Arikunto to user (2005: 100) sebagai berikut : Richardson (KR-20) dalam Suharsimi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
r11= (
)(
)
Keterangan : r11
: koefisien reabilitas
n
: jumlah item
S
: deviasi standar
p
: proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
t
:
q
: proporsi yang mendapat skor 0 (1 – p)
Klasifikasi reliabilitas soal (Masidjo,1995: 243) adalah sebagai berikut : 0,91 – 1,00 = sangat tinggi (ST) 0,71 – 0,90 = tinggi (T) 0,41 – 0,70 = cukup (C) 0,21 – 0,40 = rendah (R) 0,00 – 0,20 = sangat rendah (SR) Hasil uji validitas instrumen dari 25 soal yang telah diujikan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian Jumlah Soal 25
S2 24,8616
4,8554
r11 0,83823
Keterangan Tinggi
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, karena dalam penelitian ini terdapat perlakuan terhadap subyek penelitian yaitu dengan memberikan latihan soal-soal akuntansi. “Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepatcommit untuktomenyelidiki hubungan sebab-akibat” user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 (Sutrisno Hadi,2004: 465). Menurut Gay dalam Emzir (2008: 63-64) mengatakan bahwa: Metode penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimental peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel bebas, juga diacu sebagai variabel eksperimental, variabel penyebab atau variabel perlakuan yang aktivitas atau karakteristiknya dipercaya membuat suatu perbedaan. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental semu (quasi-exsperimental research). Tujuan dari penelitian ini dalam Sigit Santosa (2011: 43) adalah untuk meneliti ada tidaknya sebab-akibat dengan cara memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan berbeda. Langkah dalam penelitian ini adalalah dengan membandingkan satu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dan satu kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan jurnal penyesuaian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonrandomized Control-Group, Pretetest-Posttest Design”. Pada rancangan ini sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu diadakan matching antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseimbangkan terlebih dahulu sehingga keduanya berangkat dari titik tolak yang sama. Gambaran rancangan penelitian ini dalam Sigit Santosa (2011: 44) adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Kelompok
Tes Awal
Variabel Independen
Tes Akhir
E
Y1
X
Y2
C
Y1
-
Y2
Gambar 3. Rancangan mengenai Nonrandomized Control-Group, Pretest-Posttest Design Keterangan: C
: Kelompok kontrol
E
: Kelompok eksperimen
Y1
: Kemampuan awal
X
: Model pembelajaran berdasarkan masalah
Y2
: Hasil belajar setelah perlakuan diterapkan
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Memilih sejumlah subyek secara acak dari suatu populasi.
2.
Menggolongkan subyek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol serta kelompok eksperimen.
3.
Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar akuntansi siswa sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kedua kelas telah seimbang sehingga kedua kelas berangkat dari titik yang sama.
4.
Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda antara kelompok
kontrol
dengan
kelompok
eksperimen.
Untuk
kelompok
eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran berdasarkan masalah dan untuk kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model ekspositori dalam hal ini adalah metode ceramah, tanya jawab serta penugasan. 5.
Mengadakan post test terhadap kedua kelas pada akhir pengajaran.
6.
Hasil tes kedua kelas dibandingkan untuk diketahui apakah penggunaan commit to user model pembelajaran berdasarkan masalah berkaitan dengan perubahan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 lebih baik pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol yang lebih baik hasilnya. 7.
Menggunakan tes statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk menentukan apakah perbedaan antara nilai yang telah dihitung dengan langkah itu signifikan.
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan matching sampel antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Matching sampel dilakukan untuk menyeimbangkan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam eksperimen. Langkah dalam menyamakan titik tolak adalah variabel kontrol, yaitu pengetahuan siklus akuntansi yang diambil dari prestasi belajar semester sebelumnya, yaitu semester I dibandingkan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan atara dua kelas tersebut. Teknik yang digunakan peneliti adalah t-matching, yaitu sebagai berikut: √ db = nk + ne – 2 Keterangan: t
= t-matching
Mk
= mean kelompok kontrol
Me
= mean kelompok eksperimen = standar deviasi kelompok kontrol yang dikuadratkan = standar deviasi kelompok eksperimen yang dikuadratkan
db
= derajad kebebasan
nk
= jumlah siswa kelompok kontrol commit to user = jumlah siswa kelompok eksperimen
ne
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Bila diperoleh hasil thitung lebih besar dari ttabel (t0 > t1), berarti menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Bila diperoleh hasil thitung lebih kecil dari ttabel (t0 < t1), berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hal ini berarti bahwa kedua kelas telah seimbang dan dapat dilaksanakan eksperimen.
2. UJI HIPOTESIS Untuk menguji hipotesis digunakan statistic uji perbedaan dua rata-rata dengan uji t (uji pihak kanan) dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Menurut Sudjana (1995: 239) langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut : H0 : μ1 = μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata nilai kelompok kontrol H1 : μ1 >μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai kelompok kontrol Dimana : μ1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen μ2 = nilai rata-rata kelompok kontrol Rumus yang digunakan adalah : t= √
Keterangan : t
: harga distribusi eksperimen
Md
: mean dari perbedaan pretest dan posttest (posttest – pretest) : jumlah kuadrat deviasi
N
: banyaknya subjek pada sampel
Dalam pengujian ini yang dilakukan akan diperoleh dua kemungkinan, yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 (thitung > ttabel), menunjukkan adanya perbedaan antara variabel-variabel penelitian pada taraf signifikan 5%, berarti hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima. (thitung < ttabel), menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara variabel-variabel penelitian pada taraf signifikan 5%, berarti hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Singkat SMA Al Islam 1 Surakarta SMA Al Islam 1 Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang memiliki rangkaian sejarah panjang. Diawali dari berdirinya Perguruan Al Islam tanggal 27 Romadlon 1346 H atau 21 Maret 1928 M yang dirintis dan dipelopori oleh KH. Imam Ghozali dengan dibantu K.H. Abdussomad dan K.H. Abdul Manaf. Pada mulanya berupa Madrasah Dinul Islam yang hanya mengajarkan pendidikan agama islam, kemudian berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Dalam kongres pendidikan islam di Surakarta tahun 1948 diamanatkan untuk memasukan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah, kemudian atas prakarsa K.M Makmuri disusunlah kurikulum seperti yang dimaksud, sehingga MA Al Islam yang semula masa belajarnya 2 tahun menjadi 3 tahun karena adanya tambahan pelajaran umum yang sama dengan SMA. Identitas SMA Al Islam 1 Surakarta dapat dilihat sebagai berikut: Nama Yayasan
: Yayasan Perguruan Al Islam
Nama Sekolah
: SMA Al Islam I Surakarta
Persetujuan Berdiri
: 26 April 1966
No. Data Sekolah NDS
: C.35054011
No. Statistik Sekolah/NSS : 303036101015 Status Sekolah
: Terakreditasi A : SK. BASN Provinsi Jateng Tgl.29 September 2007
Alamat Sekolah
: Jl. Honggowongso 94 Surakarta 57149 : Telp. (0271) 713342 Fax. (0271) 710883 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 b. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah 1) Tujuan sekolah Setelah menjalani proses pendidikan di SMA Al Islam I Surakarta, peserta didik diharapkan: a) Memiliki aqidah yang kuat dan benar serta berakhlak mulia. b) Memiliki bekal yang cukup dalam bidang ilmu dasar agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengarungi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. c) Mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. d) Berjiwa mandiri, dan memiliki kreativitas dan daya juang yang tinggi. e) Memiliki tanggung jawab sosial dan kekeluargaan yang tinggi. f) Memiliki motivasi untuk menjadi uswah khasanah atau contoh terbaik dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat.
2) Visi Sekolah Terwujudnya generasi tauhid, benar dan mantap dalam aqidah, berwawasan ilmiah serta berakhlak mulia.
3) Misi Sekolah a) Memberikan ilmu pendidikan dasar agama yang cukup guna mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan berkelanjutan. c) Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah. d) Menerapkan manajemen partisipatif dan asas musyawarah e) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara optimal. f) Membangun kehidupan sosial dan budaya yang beradab atas dasar persaudaraan, persahabatan dan akhlak mulia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 c. Struktur Organisasi Sekolah Struktur organisasi di SMA Al Islam 1 Surakarta berfungsi untuk mempermudah koordinasi antara satu bagian dengan bagian lain dalam rangka mencapai tujuan serta visi misi sekolah. Pemegang keputusan berada pada kepala sekolah yang dapat berkoordinasi dengan komite sekolah atau yayasan dan bagian tata usaha. Kepala sekolah memiliki pendamping yaitu wakil kepala sekolah yang terdiri pada tiga bidang yaitu pada bidang kurikulum, kesiswaan dan humas serta pada sarana dan prasarana. Wakil kepala sekolah (Wakasek) kurikulum dan wakasek kesiswaan dan humas berkerjasama dengan komite sekolah atau yayasan dalam rangka pengembangan sekolah. Wakasek sarana dan prasarana berkerjasama dengan bagian tata usaha dalam rangka penyediaan sarana maupun kondisi yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah juga berkoordinasi dengan koordinator bimbingan dan penyuluhan serta dengan guru-guru dalam rangka mengatasi kesulitan dan permasalahan maupun mengembangkan kemampuan siswa. Berdasarkan uraian tersebut, untuk memperjelas struktur organisasi dapat dilihat pada bagan struktur organisasi SMA Al Islam I Surakarta sebagai berikut: Kepala Sekolah Komite Sekolah / Yayasan
Wakasek Kurikulum
Wakasek Kesiswaan & Humas
Koordinator BP
Kepala Tata Usaha (KATU)
Wakasek Sarana & Prasarana Guru-guru
Siswa – siswi kelas X, XI, XII commit to user Gambar 4. Struktur Organisasi SMA Al Islam I Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
d. Data Peserta Didik SMA Al Islam 1 Surakarta pada tahun ajaran 2010/2011 memiliki jumlah siswa sebanyak 932 Siswa. Kelas X memiliki 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 329 siswa, kelas XI sebanyak 8 kelas yang terdiri dari 3 kelas pada jurusan IPA dengan jumlah siswa sebanyak 120 siswa dan 5 kelas pada jurusan IPS dengan jumlah siswa sebanyak 202 siswa, kelas XII sebanyak 8 kelas yang terdiri dari 3 kelas pada jurusan IPA dengan jumlah siswa sebanyak 116 siswa dan 5 kelas pada jurusan IPS dengan jumlah siswa sebanyak 165 siswa. Berdasarkan uraian tersebut, rincian data peserta didik SMA Al Islam 1 Surakarta tahuna ajaran 2010/2011 dapat diperjelas pada tabel berikut: Tabel 7. Data Siswa SMA Al Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 No 1 2 3 4 5
Tahun Ajaran 2010/2011 Kelas Jumlah Siswa X 329 XI IPS 202 XI IPA 120 XII IPS 165 XII IPA 116 Jumlah Siswa 932
e. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengajaran di SMA Al Islam 1 Surakarta dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapannya untuk beberapa mata pelajaran ditambahkan jam tatap muka melebihi struktur program yang ditetapkan oleh departemen Pendidikan Nasional. Silabus dan Indikator dikembangkan oleh guru mata pelajaran didalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, untuk memperjelas struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Al Islam 1 Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Tabel 8. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Surakarta Kelas XI Kelas No Mata Pelajaran X IPA IPS 1 Pendidikan Agama a. Al Qur'an 2 2 2 b. Al Hadits 2 2 2 c. Syari'ah 2 2 2 d. Aqidah 1 1 1 e. SKI 1 1 1 2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3 Bahasa & Satra Indonesia 4 4 4 4 Bahasa Inggris 4 4 4 5 Matematika 4 5 5 6 Fisika 3 5 7 Biologi 3 5 8 Kimia 3 5 9 Sejarah 1 1 3 10 Geografi 2 3 11 Ekonomi 3 6 12 Sosiologi 2 4 13 Seni Budaya 1 1 1 14 Pend. Jasmani, OR & Kesehatan 2 2 2 15 Tek. Informasi & Komunikasi 2 2 2 16 Bahasa Arab 3 3 3 17 Bahasa Jawa 1 1 1 18 Conversation 1 1 1 19 BK 1 1 1 JUMLAH JAM TIAP KELAS 50 50 50 JUMLAH JAM SELURUH KELAS 450 150 250
Al Islam I Kelas XII IPA IPS 2 2 2 1 1 2 4 4 6 6 6 6 1
2 2 2 1 1 2 4 5 5
1
3 4 8 3 1
2 3
2 3
49 147
48 240
f. Proses Pembelajaran SMA Al Islam 1 Surakarta Proses pembelajaran dilaksanankan secara teori dan praktik di kelas dan atau di laboratorium. Pembelajaran berpusat pada siswa artinya siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Berbagai metode dipergunakan dalam proses pembelajaran antara lain ceramah, diskusi, kerja kelompok, penugasan individu. Sumber belajar yang digunakan selama proses pembelajaran meliputi buku dan LKS, CD Pembelajaran, perperpustakaan, dan media lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 g. Sistem Penilaian Hasil Belajar SMA Al Islam 1 Surakarta Penilaian yang diamati disekolah dalam proses pembelajaran sebagai hasil belajar siswa terdiri atas: 1) Penilaian disekolah terdiri atas: (a) Penilaian harian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih sebgai dasar pelaksanaan remidial
dan
pengayaan,
ulangan
remidi,
pemberian
tugas,
pengamatan sikap dan perilaku serta kegiatan praktik lainnya. (b) Penilaian tengah semester yaitu kegiatan yang dilakukan loleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. (c) Penilaian hasil semester I adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir semester serta memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran satu semester untuk melakukan perbaikan pada semester berikutnya. (d) Penilaian akhir semester II adalah kegiatan dilakukan oleh pendidik diakhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket, untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir tahun guna melakukan perbaikan di tahun ajaran berikutnya. (e) Nilai rapor semester II, akhlak mulia dan kepribadian menjadi pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas. 2) Pada akhir semester I dilaksanakan ulangan akhir semester I. 3) Pada akhir semester II dilakukan ulangan kenaikan kelas.
h. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimum adalah berupa batasan nilai minimum yang harus dicapai oleh siswa baik pada penilaian Ulangan Harian, Ulangan Tengah to user Semester, dan Ulangan Akhircommit Semester. KKM untuk setiap Mata Pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 ditentukan pada setiap awal semester dan KKM setiap Mata Pelajaran tidak sama.
i. Kondisi Lingkungan Belajar SMA Al Islam I Surakarta Letak SMA Al Islam I Surakarta cukup strategis karena terletak pada tempat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh transportasi umum. Letak yang berdekatan dengan jalan raya menyebabkan suasana menjadi ramai dan bising. Ruang kelas dirancang sedikit kedalam untuk menciptakan suasana belajar yang tidak terlalu ramai oleh kebisingan jalan raya.
2. Deskripsi Data Khusus Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah, variabel terikat berupa hasil belajar mata pelajaran akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat deskripsi data khusus sebagai berikut: a. Data Nilai Kemampuan Awal 1) Kelompok kontrol Nilai kemampuan awal siklus akuntansi kelas XI IPS 4 semester 1 selaku kelompok kontrol memiliki rentang antara 68 sampai 97. Hasil perhitungan pada lampiran menunjukkan: Rata-rata (M)
= 84,6
Median (Me)
= 83,27
Modus (Mo)
= 79,56
Standar Deviasi (SD) = 6,42 Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol disajikan pada tabel 9. Untuk memperjelas distribusi frekuensi tersebut disajikan histogram pada gambar 5. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelompok kontrol
No
Frekuensi Kelompok kontrol
Kelas Interval
1 2 3 4 5 6
Absolut 4 11 6 13 3 1 38
93-97 88-92 83-87 78-82 73-77 68-72 Jumlah
Titik Tengah
Relatif 10,53% 28,95% 15,79% 34,21% 7,89% 2,63% 100%
95 90 85 80 75 70
14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 95
90
85
80
75
70
Titik Tengah Interval
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelompok kontrol
2) Kelompok eksperimen Nilai kemampuan awal siklus akuntansi kelas XI IPS 5 semester 1 selaku kelompok eksperimen memiliki rentang antara 69 sampai 92. Hasil perhitungan pada lampiran menunjukkan: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Rata-rata (M)
= 79,3
Median (Me)
= 79,17
Modus (Mo)
= 78,06
Standar Deviasi (SD) = 5,57 Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol disajikan pada tabel 10. Untuk memperjelas distribusi frekuensi tersebut disajikan histogram pada gambar 6. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelompok Eksperimen
No
Kelas Interval
1 2 3 4 5 6
89-92 85-88 81-84 77-80 73-76 69-72 Jumlah
Frekuensi Kelompok eksperimen Absolut Relatif 2 5,00% 5 12,50% 8 20,00% 15 37,50% 4 10,00% 6 15,00% 40 100%
Titik Tengah 90,5 86,5 82,5 78,5 74,5 70,5
16 14 12 Frekuensi
10 8 6 4 2 0 90.5
86.5
82.5
78.5
74.5
70.5
Titik Tengah Interval
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelompok eksperimen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 b. Data Nilai Prestasi Belajar Akuntansi 1) Kelompok kontrol Prestasi belajar akuntansi kelas yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori (ceramah, tanya jawab, tugas) berupa nilai tes yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran memiliki rentang antara 60-89. Hasil perhitungan pada lampiran 18 (halaman 135) menunjukkan: Rata-rata (M)
= 74,76
Median (Me)
= 78,25
Modus (Mo)
= 75,33
Standar Deviasi (SD) = 7,68 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada kelompok kontrol disajikan pada tabel 11. Untuk memperjelas distribusi frekuensi tersebut disajikan histogram pada gambar 7. Tabel 11 . Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelompok kontrol
No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 Jumlah
Frekuensi Kelompok kontrol Absolut 3 9 10 5 6 5 38
commit to user
Relatif 7,89% 23,68% 26,32% 13,16% 15,79% 13,16% 100%
Titik Tengah 87 82 77 72 67 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 10
Frekuensi
8 6 4 2 0 87
82
77
72
67
62
Titik Tengah Interval
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelompok kontrol
2) Kelompok eksperimen Prestasi belajar akuntansi kelas yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah berupa nilai tes yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran memiliki rentang antara 68-97. Hasil perhitungan pada lampiran 19 (halaman 137) menunjukkan: Rata-rata (M)
= 79,75
Median (Me)
= 79,64
Modus (Mo)
= 80,19
Standar Deviasi (SD) = 6,40 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada kelompok eksperimen disajikan pada tabel 12 dihalaman selanjutnya. Untuk memperjelas distribusi frekuensi tersebut disajikan histogram pada gambar 8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelompok eksperimen No
Kelas Interval
1 2 3 4 5 6
93-97 88-92 83-87 78-82 73-77 68-72 Jumlah
Frekuensi Kelompok Eksperimen Absolut Relatif 1 2,50% 4 10,00% 7 17,50% 14 35,00% 8 20,00% 6 15,00% 40 100%
Titik Tengah 95 90 85 80 75 70
14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 95
90
85
80
75
70
Titik Tengah Interval
Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelompok eksperimen
c. Data Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi 1) Kelompok kontrol Data mengenai frekuensi peningkatan nilai siswa kelompok kontrol diperoleh dari nilai tes akhir dikurangi nilai awal atau nilai setelah mendapatkan perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan model commit to tanya user jawab, tugas) berupa nilai tes pembelajaran ekspositori (ceramah,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 setelah pengajaran selesai dikurangi dengan nilai sebelum mendapatkan perlakuan. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 20 (halaman 139), peningkatan nilai siswa kelompok kontrol memiliki rentang -29 sampai 20 dengan rata-rata -10,87 yang disajikan pada tabel 13. Untuk memperjelas distribusi frekuensi peningkatan nilai tersebut, disajikan dengan histogram pada gambar 9. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa Kelompok kontrol
No
Kelas Interval
1 2 3 4 5 6
13-20 5-12 (-3)-4 (-11)-(-4) (-19)-(-12) (-29)-(-20) Jumlah
Frekuensi Kelompok kontrol Absolut Relatif 1 2,63% 3 7,89% 4 10,53% 10 26,32% 12 31,58% 8 21,05% 38 100%
Titik Tengah 16,5 8,5 0,5 -7,5 -15,5 -24,5
12 10
Frekuensi
8 6 4 2 0 16.5
8.5
0.5
-7.5
-15.5
-24.5
Titik Tengah Interval
Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa Kelompok kontrol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 2) Kelompok eksperimen Data mengenai frekuensi peningkatan nilai siswa kelompok eksperimen diperoleh dari nilai tes akhir dikurangi nilai awal atau nilai setelah mendapatkan perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah berupa nilai tes setelah pengajaran selesai
dikurangi
dengan
nilai
sebelum
mendapatkan
perlakuan.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 21 (halaman 140), peningkatan nilai siswa kelompok eksperimen memiliki rentang -29 sampai 20 dengan ratarata -10,87 yang disajikan pada tabel 14. Untuk memperjelas distribusi frekuensi peningkatan nilai tersebut, disajikan dengan histogram pada gambar 10. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa Kelompok Eksperimen
No
Kelas Interval
1 2 3 4 5 6
9-14 3-8 (-3)-2 (-9)-(-4) (-15)-(-10) (-21)-(-16) Jumlah
Frekuensi Kelompok Eksperimen Absolut Relatif 8 20,00% 7 17,50% 12 30,00% 8 20,00% 4 10,00% 1 2,50% 40 100%
commit to user
Titik Tengah 11,5 5,5 -0,5 -6,5 -12,5 -18,5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 11.5
5.5
-0.5
-6.5
-12.5
-18.5
Titik Tengah Interval
Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa Kelompok eksperimen
B. Pengujian Persyaratan Analisis Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi dalam penelitian eksperimen ini adalah t-matching, data yang digunakan adalah nilai ulangan semester 1 mata pelajaran akuntansi, nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 81,89 sedangkan untuk kelompok eksperimen nilai rata-ratanya adalah 78,18. Berdasarkan hasil uji t-matching diperoleh thitung sebesar 1,817. Syarat bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama jika –ttabel < thitung < ttabel. Pada taraf signifikan 5% dan db 78 diperoleh ttabel sebesar 1,995. Berdasarkan hasil tersebut berarti thitung < ttabel atau Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, sehingga kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berangkat dari titik yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Berdasarkan post test yang dilakukan pada akhir pengajaran diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 74,76 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 79,75. Syarat bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan jika –ttabel < thitung < ttabel. Hasil analisis dengan mengunakan t-test memperoleh thitung = 3,444, sedangkan ttabel = 1,995 pada taraf signifikan 5% dan db=75. Berdasarkan analisis tersebut berarti thitung > ttabel atau 3,444 > 1,995 atau Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. 2. Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,444 sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 74,76 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 79,75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran model pembelajaran ekspositori.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Pada penelitian ini diambil dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, untuk kelompok eksperimen mendapat pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah sedangkan untuk kelompok kontrol mendapat pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena penelitian ini sifatnya membandingkan prestasi belajar antara dua kelas, maka sebelum penelitian dimulai harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Untuk itu perlu diadakan analisis prasyarat dengan menggunakan t-matching. Berdasarkan hasil perhitungan t-matching diperoleh commit to user hasil –t < t < t yaitu -1,995 < 1,817 < 1,995 sehingga dapat tabel
hitung
tabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen atau dapat diartikan bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan dengan metode mengajar yang berbeda kemudian diberikan tes prestasi untuk pengambilan data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh - thitung ≤ –ttabel dan thitung ≥ ttabel atau -3,444 ≤ -1,995 dan 3,444 ≥ 1,995. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen sebesar 79,75 dan rata-rata nilai post-test kelompok kontrol sebesar 74,76. Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dikarenakan pada kelompok kontrol masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, banyak siswa yang sering tidak mengikuti pelajaran dikarenakan ada kegiatan ekstrakulikuler lain diluar mata pelajaran, selain itu siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dirasa membosankan. Berbeda halnya dengan pembelajaran dikelompok eksperimen, siswa diusakan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dengan kerja kelompok siswa merasa tidak malu bila bertanya kepada teman atau gurunya mengenai materi yang kurang dipahaminya sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Hal ini mempengaruhi nilai prestasi belajar akuntansi siswa sehingga nilai prestasi siswa dapat meningkat. Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas tersebut membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan model ekspositori. Melalui commitberdasarkan to user penggunaan pendekatan pembelajaran masalah, keterlibatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 dalam proses belajar mengajar lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah salah satu pendekatan yang menuntut para siswan untuk ikut aktif dalam berdiskusi dan mandiri pada saat guru memberikan tugas pada proses belajar mengajar di kelas, sehingga partisipasi atau keaktifan siswa sangat dibutuhkan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dikelompok eksperimen selama pengajaran berlangsung keaktifan siswa sangat terlihat. Keaktifan siswa tersebut antara lain adanya keaktifan bertanya kepada teman maupun kepada guru, serta keaktifan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru. Lain halnya dengan pengamatan yang dilakukan dikelompok kontrol, dikelas ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. Model pembelajaran berdasarkan masalah selain dapat meningkatkan partisipasi atau keaktifan siswa, juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya rasa senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. berdasar pada pengamatan yang dilakukan dikelompok eksperimen siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan semangat dan rasa senang. Dengan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah, siswa juga dapat meningkatkan kerjasama antar kelompok, siswa dengan kemampuan yang lemah dapat dibantu oleh siswa lain yang kemampuannya lebih tinggi, selain itu proses pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih bervariasi, pembelajaran menjadi lebih menarik dan hidup. Berbeda dengan pengamatan yang dilakukan dikelompok kontrol, siswa merasa kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari pada pembelajaran dengan mengunakan model ekspositori. Hal ini juga didukung oleh data-data kuantitatif yang telah dikemukakan diatas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka simpulan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1.
Terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini di tunjukkan dari hasil belajar yang dicapai pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada hasil yang dicapai oleh kelompok kontrol.
2.
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori
pada
siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini dilihat dari pencapaian hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan pada kelompok kontrol.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi dengan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran akuntansi menggunakan model ekspositori. Keefektifan model pembelajaran berdasarkan masalah ini ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan model ekspositori. Pembelajaran menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah mendorong siswa untuk memiliki kemampuan yangcommit baik dalam berkomunikasi dan dapat membantu to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 siswa meningkatkan kreativitas dalam memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok.
2. Implikasi Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi guru, khususnya guru akuntansi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan peningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Serta harus mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode mengajar, khususnya pada mata diklat akuntansi sehingga dengan pemilihan metode mengajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah penulis sampaikan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan keberhasilan bagi siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar. 1. Bagi Guru Guru dapat menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah dalam pembelajaran mata diklat akuntansi, pada saat proses belajar mengajar guru akan mengkoordinasikan kelas sesuai dengan sistem sosial yang berlaku di masyarakat sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Guru hendaknya mampu membuat suasana belajar yang terpusat kepada siswa sehingga siswa dapat berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
2. Bagi Siswa Siswa hendaknya secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar baik fisik, mental maupun pikiran untuk benar-benar commit to user memahami, mengerti dan dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat. Siswa harus dibiasakan untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok sehingga siswa mendapatkan pengetahuan optimal bukan hanya dari guru tetapi siswa menemukan langsung dan membangun sendiri pengetahuan mereka melalui membaca, latihan soal maupun sumber- sumber belajar yang lain.
3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya mampu menyediakan guru-guru yang profesional dan berpengalaman dalam menggunakan berbagai metode mengajar. Selain itu sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Dengan demikian akan mampu meningkatkan prestasi siswa secara optimal sehingga tujuan dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
DAFTAR PUSTAKA Agus Suranto, Kardiman. 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi I SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Dimyanti, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Gino, Suwarni, Suripto. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press. Gulo, W. 2002. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Oktia fajri Puji Hidayati. 2007. Studi Komparasi Hasil Belajar Geografi Antara Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas XI Program Ilmu Sosial SMA Negeri 9 Semarang Tahun 2006/2007. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Richard Dunne, Ted Wragg. 1996. Pembelajaran Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Richard I. Arends. 2004. Learning to Teach. Mc graw Hill. Sigit Santosa. 2011. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Suci Lestari. 2009. Upaya Peningkatan kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui Penerapan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMK Batik 2 Surakarta tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Sudjana. 1986. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. ______. 2001. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Suharno, Sukardi et al. 2000. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Bumi Aksara. _______________. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Bumi aksara. Saifuddin Azwar. 1996. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syamsuddin Makmun. 2004. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Taufiq Amir. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group. Tri Hastuti septianingsih. 2007. Studi Komparasi Antara Pengajaran Metode Problem Solving Dengan Metode Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI Program IPS SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: PT. Rineka Cipta. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.
commit to user