perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: SUHARYANTO X 4711186
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user JULI to 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Suharyanto
NIM
: X 4711186
Jurusan/Program Studi
: FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Suharyanto
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: SUHARYANTO X 4711186
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user JULI to 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi ABSTRAK
Suharyanto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar bola basket melalui modifikasi permainan pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalinga Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja yang berjumlah 22 siswa terdiri atas 10 siswa putra dan 12 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara dan angket dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bola basket dari pra siklus sebesar 40,9%, pada siklus I meningkat sebesar 64%, dan kemudian pada siklus II meningkat sebesar 90,9%. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered sehingga hasil belajar bola basket siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar bola basket siswa meningkat tinggi sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas. Simpulan penelitian ini adalah melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bola basket siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: modifikasi permainan, hasil belajar, bola basket.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii MOTTO
Mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett Dan Huggett) Berbicara masalah martabat guru, separuhnya adalah kesejahteraannya (Wardiman Djojonegoro) Agar para pendidik jangan menampilkan diri sebagai sosok yang serba tahu, biarkan anak didik yang menemukan sendiri (Muchlas Samani) Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan (Purwanto) Adanya standar untuk menentukan guru sebagai profesi, memungkinkan tidak semua orang menjadi guru (Purwanto)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk: SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya Istri dan anak-anakku tercinta, Segalanya bagiku Bapak dan Ibuku, Kasihmu sepanjang jalanku Bapak dan Ibu Mertuaku, Sumber inspirasiku FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas. 2. Drs. Mulyono, M. M, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Waluyo, S. Pd. M. Or, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Sri Santoso Sabarini, S. Pd. M. Or, selaku pembimbing I, dan, Drs. Sugiyoto, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan. 6. Saryono, S.Pd, Selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Bukateja yang telah memberikan izin terlaksananya penelitian. 7. Rekan-rekan mahasiswa UNS Surakarta yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian. Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi DAFTAR ISI
Halaman JUDUL..........................................................................................................
i
PERNYATAAN…………………………………………………………..
ii
PENGAJUAN……………………………………………..........................
iii
PERSETUJUAN...........................................................................................
iv
PENGESAHAN……………………………………………………………
v
ABSTRAK…………………………………………………………………
vi
MOTTO……………………………………………………........................
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………........................
viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
1
B. Perumusan Masalah............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian................................................................................
3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………
5
1. Sejarah Olahraga Bola Basket …………..……………………....
5
2. Cara Bermain Bola Basket……………………………………....
6
3. Teknik Dasar Permainan Bola Basket…………………………...
7
a. Teknik Melempar dan Mengoper Bola………………………..
7
b. Teknik Lemparan Bola Setinggi Dada (Chest Pass)……….....
8
c. Teknik Membawa Bola (Dribbling)………………………….. user d. Teknik Memasukkancommit Bola ketoRing…………………………...
9
xi
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii e. Teknik Memasukkan Bola ke Ring Basket Sambil Melompat (Lay Up)………………………………………………………
10
4. Perlengkapan Olahraga Bola Basket……………………………..
11
a. Lapangan Bola Basket………………………………………...
11
b. Garis Tembakan Hukuman……………………………………
12
c. Papan Pantul…………………………………………………...
12
d. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang……………………
13
e. Bola……………………………………………………………
13
5. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD………………………….
14
6. Pembelajaran……………………………………………..............
16
a. Konsep Pembelajaran……………………………………….....
16
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran……………………………….....
17
c. Efektivitas Pembelajaran………………………………………
18
7. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani…………………..
19
8. Konsep Modifikasi…………………………………………….....
20
9. Modikasi Permainan dan Sarana Pra Sarana…………………….
22
10. Pembelajaran Bola Basket Melalui Modifikasi Permainan……...
24
B. Kerangka Berpikir..............................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
27
1. Tempat Penelitian………………………………………………..
27
2. Waktu Penelitian…………………………………………………
27
B. Subyek Penelitian...............................................................................
28
C. Data dan Sumber Data........................................................................
28
D. Pengumpulan Data..............................................................................
28
E. Uji Validitas Data…………………………………………………...
29
F. Analisis Data......................................................................................
29
G. Indikator Kinerja Penelitian…………………………………………
30
H. Prosedur Penelitian.............................................................................
31
1. Rancangan Siklus I……………………………………………… commit to user a. Tahap Perencanaan…………………………………………...
33
xii
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii b. TahapPelaksanaan………………………………………….....
33
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
33
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
34
2. Rancangan Siklus II……………………………………………..
34
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
34
b. TahapPelaksanaan………………………………………….....
34
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
35
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
35
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan……………………………………………..
36
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus………………………………
38
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………………
46
D. Pembahasan…………………………………………………………
48
BABV SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A.Simpulan………………………………………………………….....
52
B. Implikasi………………………………………………………….....
52
C. Saran………………………………………………………………...
53
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
54
LAMPIRAN……………………………………………………………….
55
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..........................
27
2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………………………………
28
3. Indikator Kinerja Penelitian.……………………………………………
30
4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian…………………………..
37
5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………………
41
6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………...
45
7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus……………….
46
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Cara Memegang Bola……………………………………………………...
8
2. Cest Pass…………………………………………………………………..
8
3. Dribbling…………………………………………………………………..
9
4. Cara Memasukkan Bola dengan Satu Tangan…………………………….
10
5. Cara Memasukkan Bola dengan Dua Tangan…………………………….. 10 6. Lay Up…………………………………………………………………….
11
7. Lapangan Bola basket ………………………………………………….....
11
8. Daerah Bersyarat untuk Tembakan Hukuman………………………….....
12
9. Papan Pantul……………………………………………………………..... 12 10. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang……………………………....
13
11. Bola Basket……………………………………………………………… 13 12. Kerangka Berpikir……………………………………………………….
26
13. Skema Siklus…………………………………………………………….
32
14. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola basket…………...
47
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Silabus Pembelajaran……………………………………………………..
55
2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran Siklus I…………………………………. 56 3. Rencana Pelaksanaan Pelajaran Siklus II……………………...................
66
4. Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………...................
77
5. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I……………….................... 78 6. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I……………….....................
79
7. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I………………………………. 80 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I………………………….....................
81
9. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II…………………………..
82
10. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II………………………….. 83 11. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II……………….....................
84
12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………..
85
13. Foto-foto Kegiatan…………………………………………....................
86
14. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………... 91 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi…………………………………………….
92
16. Surat Permohonan Ijin Penelitian……………………………………….
93
17. Surat Keterangan Penelitian…………………………………………….. 94
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendididkan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran para siswa. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. Pendekatan pengajaran yang menyenangkan dapat membimbing siswa dalam melakukan aktivitas jasmani di sekolah. Selain itu siswa dapat diajarkan pula bagaimana mempraktekkan kebiasaan hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari. Kelemahan pendidikan jasmani di SD terkait beberapa faktor yang saling berhubungan mulai dari faktor kurangnya guru spesialis dalam pendidikan jasmani, lemahnya sistim supervisi, langkanya ketersediaan infrastuktur olahraga sampai
pada
kesenjangan
antara
kurikulum
sebagai
dokumen
dan
implementasinya. Pada tingkat pengajaran di kelas, isu pembaharuan model pembelajaran merupakan masalah yang paling kritis. Untuk memperbaiki keadaan tersebut strategi umum yang dapat dilaksanakan untuk memberdayakan pendidikan jasmani di SD adalah dapat melalui pembenahan manajemen dan peningkatan sumber daya baik secara kuantitatif maupun mutu. Yang paling mungkin ditingkatkan oleh guru pendidikan jasmani adalah proses belajar mengajar. Salah satu penyebab rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh sekolah-sekolah tersebut. Ketergantungan para guru penjas pada sarana yang standar serta pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada prestasi, menyebabkan
pola
pembelajaran
yang
kurang
variatif
dan
cenderung
membosankan siswa. Saat ini sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dasar masih memprihatinkan. Jangankan kuantitasnya, kualitas kelayakan untuk terselenggaranya kegiatan penjas yang commit user sulit untuk dihindari, karena nyaman masih jauh dari harapan. Hal totersebut
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 keberadaan sekolah yang semakin terasa sempit, apalagi bila kebijakan pemerintah atau sekolah kurang berpihak pada kegiatan pendidikan jasmani. Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin saja di beberapa sekolah dasar hanya mempunyai lahan untuk kegiatan penjas berupa halaman untuk upacara bendera, dan itupun sudah boleh dikatakan ada, karena di atasnya masih dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penjas ala kadarnya. Ketergantungan guru penjas pada sarana standar seringkali menghambat aktivitas pembelajaran penjas. Apalagi bila jumlah alat yang dimiliki sekolah tidak sesuai dengan jumlah siswa yang diajar. Di sisi lain, keberadaan struktur serta kondisi fisik dan kemampuan fisik siswa sekolah dasar masih belum memadai untuk kegiatan-kegiatan yang mengacu pada standarisasi alat maupun lapangan. Ukuran alat serta lapangan, masih belum sesuai dengan kemampuan siswa sekolah dasar. Beratnya bola basket, seringkali mengganggu dalam hal penguasaan keterampilan dasar bermain basket. Belum lagi ketinggian ring yang seringkali dipasang untuk ukuran orang dewasa. Barangkali mereka sering melihat di TV pemain basket yang melakukan slamdunk. Mungkin saja ada dalam benak mereka suatu keinginan untuk melakukan hal yang sama seperti yang sering mereka lihat. Namun keinginan tersebut sangat mustahil dapat mereka lakukan, karena ukuran ketinggian ringnyapun jauh dari jangkauan mereka. Akibatnya tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran bola basket jauh dari harapan. Secara psikologis siswa sekolah dasar masih belum siap dihadapkan pada hal-hal yang bersifat teknis. Sebab di usia mereka, kegiatan berbentuk permainan yang menyenangkan akan lebih menggugah minat serta memotivasi mereka untuk beraktifitas, dibandingkan dengan berbagai aktifitas yang bersifat teknis. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa siswa-siswi kelas VI SD Negeri 1 Bukateja kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran bola basket, hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang monoton. Pembelajaran berorientasi pada tehnik, sehingga penjas merupakan rutinitas pembelajaran yang menjemukan, tidak adanya unsur yang menyenangkan dalam penyajian materi pembelajaran.
Permainan
bola basket yang seharusnya menarik dan commit yang to user menyenangkan menjadi suatu aktivitas menjemukan bagi siswa. Keadaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 semacam ini mengakibatkan minat siswa dalam pembelajaran bola basket sangat rendah sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Berdasarkan data nilai hasil belajar bola basket pada tahap pra penelitian, siswa siswi kelas VI SD Negeri 1 Bukateja belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Dari 22 siswa-siswi kelas VI, hanya 40,9% atau 9 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan yang dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran bola basket. Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran melalui modifikasi permainan diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran bola basket, sehingga meningkatkan minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bola Basket Melalui Modifikasi Permainan Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bola basket pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012?"
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatan hasil belajar bola basket melalui modifikasi permainan pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 D. Manfaat Penelitian Manfaat utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan dapat tidaknya modifikasi permainan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket. Manfaat lainnya adalah : 1. Bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket. 2. Bagi guru Penjaskes SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. a. Menambah wawasan tentang macam-macam model pembelajaran. b. Sebagai usaha perbaikan pembelajaran dari model konvensional menjadi pembelajaran ke arah PAKEM. 3. Bagi SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. a. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mata pelajaran Penjaskes. b. Sebagai masukan untuk penyusunan program sekolah berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Olahraga Bola Basket Pada musim dingin, di Amerika Serikat praktis seluruh kegiatan agak terhambat, begitu juga kegiatan olahraga, sedangkan olahraga di negara tersebut sudah benar-benar merupakan suatu kebutuhan. Untuk mengatasi musim dingin tersebut dan keinginan untuk mengadakan kegiatan olahraga, Dr. L. H. Gulick, sekretaris pendidikan jasmani di YMCA, Young Man Christian Association menghendaki diciptakannya suatu permainan yang menyenangkan, mudah dipelajari, mudah dimainkan, dan menghindari permainan kasar. Maka pada tahun 1891, Dr. James A. Naismith menciptakan suatu permainan yang disebut Basket Ball. Permainan ini ternyata mendapat sambutan yang baik terutama di kalangan remaja dan pemuda sehingga dengan cepat sekali permainan ini menyebar dan berkembang ke seluruh dunia. Kejuaraan bola basket pertama kali dilakukan pada tahun 1913, di mana regu Filipina berhasil mengalahkan regu Cina. Lima tahun kemudian, Negara-negara Eropa mulai mengenal permainan ini. Tahun 1933 untuk pertama kalinya berlangsung konggres bola basket di Jenewa, Swiss. Tahun 1933 untuk pertama kali dilangsungkan kejuaraan dunia bola basket mahasiswa di Turin, Italia dan pertama kali permainan bola basket dimasukkan dalam acara pertandingan di Olimpiade, yaitu pada tahun 1936 di Jerman. Permainan bola basket mulai masuk ke Indonesia setelah perang dunia ke-2 dibawa oleh perantau-perantau Cina. Di Indonesia permainan ini juga cepat sekali berkembang sehingga pada PON I tahun 1948 di Surakarta menjadi salah satu acara pertandingan. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan prestasi bola basket, maka pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikan Persatuan Basket Ball Seluruh commit to user Indonesia (PERBASI). Sebagai ketuanya adalah Tonny When. Selanjutnya,
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 pada tahun 1955 PERBASI dirubah kepanjangannya menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia hingga sekarang. Sejak itu pula permainan bola basket di seluruh Indonesia terus berkembang. Organisasi bola basket juga terus berkembang sampai ke daerahdaerah. Sementara itu, pertandingan terus berlanjut baik dalam negeri maupun di luar negeri. Abdul Rohim (2008: 1-2)
2. Cara Bermain Bola Basket Setiap regu terdiri dari 5 orang anggota. Masing-masing satu orang pemain tengah, dua pemain depan, dan dua pemain penjaga (guard). Pemain pengganti diperbolehkan masuk untuk bermain pada saat berhenti. Offisial terdiri dari dua orang hakim/wasit yang memimpin pertandingan, namun kadang 3 orang wasit. Mereka dibantu oleh dua pencatat nilai dan pencatat waktu. Lama permainan pada umumnya 4X6 menit, 4X8 menit, 4X12 menit, atau 2X20 menit. Para pemain dapat mengoper bola ke depan dan ke belakang, dari sisi ke sisi sambil menipu lawan. Satu-satunya cara yang sah memindahkan bola adalah dengan melambungkan bola sepanjang lantai dengan sebuah tangan atau dribbling. Kalau berhenti mendribel bola, harus segera dioper atau ditembakkan ke dalam keranjang. Jika bola keluar lapangan, wasit menentukan pemain dari regu mana yang terakhir menyentuh bola. Selanjutnya bola diberikan kepada regu lawan yang akan melakukan lemparan ke dalam. Jika pemain dari kedua regu secara bersamaan memegang boal erat-erat, offisial akan melemparkan bola ke atas antara dua regu. Beberapa kesalahan seperti mendorong, memegang, tripping dan charging, bermain kasar (roughing), atau menghalangi kelancaran atau progres lawan, merupakan kesalahan personal (personal foul). Pemain yang melakukan 5 kali kesalahan harus meninggalkan lapangan permainan. Technical Foul terjadi apabila regu melakukan time out melebihi yang diperbolehkan. Apabila commit to user lainnya, seperti tindakan tidak melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 sportif dan tidak menghormati offisial, itu merupakan kesalahan teknis (technical foul). Terhadap pelanggaran kecil, diberikan kepada regu lawan untuk melakukan lemparan ke dalam. Offisial memutuskan bahwa kesalahan yang dilakukan ringan dan tidak sengaja, regu lawan hanya diberikan lemparan bebas. Bila kesalahan yang dilakukan lebih seperti diberikan dua lemparan bebas. Pada situasi lemparan bebas diperolehkan yaitu jika lemparan pertama berhasil baik maka pemain memperoleh satu lemparan lagi. Yang terpenting dalam permainan bola basket adalah adanya fundamental yang baik serta memperoleh kesempatan baik untuk melepaskan diri dari penjagaan lawan. Pada saat teman menguasai bola, kita harus membebaskan diri pada posisi yang dapat menerima operan dan melemparkan ke mulut keranjang. Di samping itu perlu mengetahui cara berhenti dengan tindakan petama, menghindari personal foul dan yang kedua untuk memperoleh posisi sebaik mungkin untuk menerima operan. Permainan bola basket diawali dengan Jump ball play sebagai tanda permulaan permainan, Abdul Rohim (2008: 37-39).
3. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Bermain bola basket sangat menyenangkan. Permainan ini merupakan permainan beregu. Oleh karena itu kerjasama antara sesama pemain sangat diperlukan. Untuk melakukan permainan ini, teknik-teknik dasarnya perlu dikuasai dengan benar, (Tim Bina Karya Guru, 2005: 21-23). Beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai adalah sebagai berikut: a. Teknik Melempar dan Mengoper Bola Teknik melempar dan mengoper bola sangat penting untuk dikuasai. Kalau cara melempar dan mengoper sudah dilakukan dengan benar maka hasil lemparan dan operannya akan baik pula. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan melempar dan mengoper bola adalah sebagai commit to user berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 a) Cara memegang bola Bola dipegang oleh kedua tangan dengan jari-jarinya terbuka dan menutupi bola bagian atasnya. Kedua ibu jari berada dalam keadaan sejajar, kedua sikut ditekuk rapat dengan badan, bola diletakkan di dekat dada.
Gambar 1. Cara Memegang Bola (Tim Bina Karya Guru 2005: 21) b) Cara melemparkan dan mengoper bola Berdiri tegak dan kedua kaki agak dibuka. Kedua lutut agak ditekuk, sementara kedua tangan memegang bola. Kedua sikut ditekuk rapat dengan badan, bola berada tepat di depan dada. Kemudian dorong bola ke depan dengan kedua tangan. Pada saat kedua tangan diluruskan, serentak bola dilepaskan ke arah sasaran. Pandangan mengarah ke depan.
b. Teknik Lemparan Bola Setinggi Dada (Chest Pass) Melempar bola setinggi dada (chest pass) merupakan lemparan dasar dalam permainan bola basket. Untuk itu teknik ini harus dikuasai dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa ketika bola lepas, pada saat yang bersamaan kedua tangan lurus dan dibantu oleh jari-jari tangan untuk menolakkan bola. Melangkahlah salah satu kaki ke depan agar bola yang ditolakkan kuat dan cepat.
commit user Gambar 2. Chest Pass (Tim to Bina Karya Guru 2005: 22)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 c. Teknik Membawa Bola (Dribbling) Membawa bola dengan gerakkan memantul-mantulkan bola ke lantai disebut dribbling. Memantul-mantulkan bola ke lantai dilakukan untuk menguasai bola agar tidak dapat direbut pemain lawan. Memantul-mantul bola dapat dilakukan dengan cara di tempat, sambil berjalan, atau sambil berlari.
Gambar 3. Dribbling (Tim Bina Karya Guru 2005: 25)
d. Teknik Memasukkan Bola ke Ring Keterampilan memasukkan bola ke dalam ring sangat penting. Apabila keterampilan ini telah dikuasai dengan baik maka dengan mudah akan memperoleh nilai. Istilah memasukkan bola ke dalam ring basket disebut shooting. Terdapat dua cara memasukkan bola ke dalam ring yaitu memasukkan bola dengan satu tangan dan memasukkan bola dengan dua tangan. a) Cara memasukkan bola dengan satu tangan - Berdiri tegak kaki agak dibuka kedua lutut agak ditekuk, - Kedua tangan memegang bola di atas depan dahi, - Sikut tangan kanan agak ditekuk, tangan kiri agak diluruskan untuk membantu memegang bola, - Pandangan ke arah ring basket, - Bola didorong dengan tangan kanan, - Pada waktu mendorong bola, kaki diluruskan hingga bola terlontar ke ring basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Gambar 4. Cara Memasukkan Bola dengan Satu Tangan (Tim Bina Karya Guru 2005: 23) b) Cara memasukkan bola dengan dua tangan - Berdiri tegak kedua kaki agak dibuka, - Kedua lutut agak ditekuk, - Kedua tangan memegang bola, - Bola berada di depan dahi, - Kedua sikut agak dibengkokkan, pandangan ke arah ring.
Gambar 5. Cara Memasukkan Bola dengan Dua Tangan (Tim Bina Karya Guru 2005: 23) e. Teknik Memasukkan Bola ke Ring Basket Sambil Melompat (Lay Up) Yang dimaksud lay up shoot adalah tembakan yang dilakukan dari jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat setinggi-tingginya, Abdul Rohim (2008: 24). Adapun cara melakukan lay up adalah: - Gerakkan langkah pertama dengan lebar sambil memegang bola, - Gerakkan pada langkah kedua tidak selebar pada gerakkan pertama dengan menggunakan kaki kiri atau kanan, - Kemudian loncatlah setinggi-tingginya agar lebih dekat dengan ring basket,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 - Pada saat mencapai titik tertinggi luruskan lengan yang memegang bola ke atas, - Kemudian lecutkan pergelangan lengan yang memegang bola hingga bola berjalan lambat dan memantul di papan pantul.
Gambar 6. Lay Up (Tim Bina Karya Guru 2005: 24)
4. Perlengkapan Olahraga Bola Basket a. Lapangan Bola Basket Lapangan olahraga bola basket harus pada permukaan yang keras berbentuk empat persegi panjang serta bebas dari rintangan. Ukuran panjang lapangan adalah 28 meter dan lebar 15 meter diukur dari sebelah dalam garis batas. Jari-jari tengah lingkaran lapangan bola basket adalah 1,80 meter yang dibuat di tengah lapangan. Jari-jari ini diukur dari bagian luar kelilingnya dan garis tengahnya sejajar dengan garis akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
commit to user Gambar 7. Lapangan Bola Basket (Abdul Rohim 2008: 5)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 b. Garis Tembakan Hukuman Garis tembakan hukuman pada lapangan bola basket terdapat di daerah bersyarat. Daerah beersyarat itu dibatasi oleh garis akhir, garis tembakan hukuman, dan garis-garis yang bertolak dari garis akhir menuju ujung garis tembakan hukuman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 8. Daerah Bersyarat untuk Tembakan Hukuman (Abdul Rohim 2008: 5) c. Papan Pantul Papan pantul pada lapangan bola basket terdiri dari dua bagian. Kedua papan pantul harus terbuat dari kayu keras setebal 3 cm atau bahan lain yang cocok dan mempunyai derajat kekakuan (kekerasan) yang sama dengan kayu. Ukuran papan pantul ini adalah panjang 1,80 meter dan lebar 1,20 meter. Permukaan papan tersebut harus datar dan berwarna putih. Pada papan pantul terdapat empat persegi panjang yang berukuran panjang (horisontal) 0, 59 m dan lebar (vertikal) 0,45 m. empat persegi panjang ini dipergunakan untuk arahan memantulkan bola supaya bola masuk ke basket. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
user Rohim 2008: 6) Gambar 9. Papancommit Pantul to (Abdul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 d. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang Pada lapangan bola basket dilengkapi dengan simpay yang terbuat dari besi yang mepunyai garis tengah 20 mm dan jalanya mempunyai panjang 40 cm diletakkan 3,03 meter di atas lantai dan sama jauh dari kedua tepi vertikal papan pantul. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 10. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang (Abdul Rohim 2008: 7) e. Bola Bola harus terbuat dari karet yang dilapisi kulit atau bahan sintetis lainnya. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm, sedangkan beratnya tidak kurang dari 600 gram dan tidak lebih dari 650 gram. Bola tersebut dapat dipergunakan untuk bermain setelah dipompa sedemikian rupa sehingga bila dipantulkan ke lantai yang keras dari tempat setinggi 1,80 meter diukur dari dasar, bola akan memantul setinggi tidak kurang 1,20 meter dan tidak lebih dari 1,40 meter bila diukur dari puncak bola.
commit to user Gambar 11. Bola Basket (Abdul Rohim 2008: 5)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 5. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD Menurut Mulyani Sumantri, Nana Syaodih (2009: 6.3-6.6) beberapa karakteristik siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut: Karakteristik yang pertama dari anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan pembelajaran yang bermuatan permainan terutama bagi siswa-siswa kelas rendah. Moldel pembelajaran hendaknya dirancang yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Karakteristik yang kedua dari anak SD adalah senang bergerak. Oleh karena itu hendaknya proses pembelajaran dirancang yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi merupakan situasi yang menyiksa bagi mereka. Karakteristik yang ketiga anak seusia SD adalah senang bekerja di dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang pointing dalam proses sosialisasi, seperti belajar mematuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan permainan kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru penjas harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok. Karakteristik yang keempat anak usia SD adalah senang merasakan atau memeragakan/melakukan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari perkembangan kognitif, anak usia SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran jenis kelamin, moral dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama commit user dewasa. Dengan demikian guru halnya dengan pemberian contoh bagitoorang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan juga dapat bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan keb utuhan anak SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugastugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugastugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat, dan kesulitan menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan yang berhubungan dengan kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar-menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya. Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar bertanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilainilai kepribadian individu diantaranya memilih dan memepersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan. Anak usia SD ditandai tiga dorongan keluar yang besar yaitu: (1) Kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok teman sebaya, (2) Kepercayaan anak memasuki dunia pemainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, dan (3) Kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbolis dan komunikasi orang dewasa. Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 6. Pembelajaran a. Konsep Pembelajaran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Menurut Mohammad Asrori (2009: 6) Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian suatu peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan (olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste): lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam. Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara permukaan licin dan permukaan kasar. Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaanperasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita, seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Sementara
Knirk
&
Gustavson
(2005)
menjelaskan
bahwa,
Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Dimyati & Mujiono menjabarkan bahwa, Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut Surya (2004), Pembelajaran merupakan suatu proses yang commit to user suatu perubahan perilaku yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lebih lanjut Gagne dan Briggs (1973: 3) mengungkapkan Pengertian Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. http: //blogspot. com/2010/12. Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution dalam Agus Kristiyanto (2010: 125), bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya masih dalam Agus Kristiyanto mengatakan bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pembelajaran commit to user diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 a. Berpusat pada siswa b. Belajar dengan melakukan c. Mengembangkan kemampuan sosial d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah e. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah f. Mengembangkan kreatifitas siswa g. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi h. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik i. Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip
pembelajaran
tersebut
sangat
penting
untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap pencapaian tujuan. Pencapain
tujuan
tersebut
berupa
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya: 1) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal commit to user yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 didik tentang suatu objek, disebabkan: (a). Objek terlalu besar; (b). Objek terlalu kecil; (c). Objek yang bergerak terlalu lambat; (d). Objek yang bergerak terlalu cepat; (e). Objek yang terlalu komplek; (f). Objek yang bunyinya terlalu halus; (g). Objek mengandung bahaya dan resiko tinggi. 2) Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. 3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 5) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak. http: //blogspot. com/2010/12.
7. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kurikulum pendidikan jasmani di SD pada dasarnya berisi seperangkat pengalaman belajar berupa keterampilan berolahraga, meskipun di dalamnya termuat tentang pengembangan tugas gerak dasar. Namun demikian substansi atau materi yang akan diajarkan lebih tertuju pada keterampilan suatu cabang olahraga. Pengembangan dan penerapan materi pendidikan jasmani memiliki potensi untuk dikembangkan secara fleksibel. Materinya dapat dikembangkan dengan memeperhatikan struktur tugas gerak dan tata urutannya. Dengan demikian guru pendidikan jasmani memiliki kesempatan untuk memodifikasi kegiatan olahraga formal untuk dijabarkan dalam pengajarannya, tentunya dengan memperhatikan karakteristik anak didiknya. Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi, dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Penyelenggaraan
program pendidikan jasmani hendaknya commit topendidikan user mencerminkan karakteristik program jasmani itu sendiri, yaitu,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 “Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Di sini guru pendidikan jasmani harus memahami betul tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan modifikasi.
8. Konsep Modifikasi Pendekatan modifikasi adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara
ini
dimaksudkan
untuk
menuntun,
mengarahkan,
dan
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan oleh guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Beberapa aspek analisis modifikasi tidak terlepas dari pemahaman guru tentang tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Disamping itu keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajran itu sendiri. Berkaitan dengan sarana dan prasarana, yang paling dirasakan oleh guru pendidikan jasmani adalah media pembelajaran pendidikan jasmani yang commit totugasnya user sangat diperlukan dalam melaksanakan sehari-hari. Minimnya sarana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 dan prasarana yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan pengguanan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara semenarik mungkin, sehingga peserta didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh para gurur pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani. Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak aakan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah ”Bermain – bergerak – ceria” Lutan
(1988)
menyatakan
modifikasi
dalam
mata
pelajaran
pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak. Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan: a) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, b) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, c) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, d) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anakcommit to user anak dalam situasi kompetitif. (http://pojok penjas.blogspot.com)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
9. Modikasi Permainan dan Sarana Pra Sarana Asep Suharta (2007: 147-148) menjelaskan bahwa usaha untuk meningkatkan kualitas dan keterbatasan sekolah adalah melakukan modifikasi permainan. Modifikasi dalam pendidikan jasmani dan olahraga memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Sesuai dengan kemampuan anak (umur, kesegaran jasmani, status kesehatan, tingkat keterampilan, dan pengalaman sebelumnya); 2) Aman dimainkan; 3) Memiliki beberapa aspek alternatif seperti ukuran berat dan bentuk peralatan, lapangan permainan, waktu bermain atau panjangnya permainan, peraturan, jumlah pemain, rotasi atau posisi pemain; 4) Mengembangkan dan keterampilan olahraga yang relevan yang dapat dijadikan dasar pembinaan selanjutnya. Modifikasi pendidikan jasmani dan olahraga menjadi penting dengan berbagai alasan diantaranya sebagai berikut; 1) Secara fisik dan psikis anakanak berbeda dengan orang dewasa sehingga mereka tidak bisa bermain olahraga dengan peraturan dan peralatan
orang dewasa;
2) Dapat
mengembangkan kemampuan anak tanpa resiko cedera; 3) Mempercepat penguasaan keterampilan untuk beradaptasi dengan olahraga orang dewasa dikemudian hari; 4) Olahraga modifikasi sangat menyenangkan bagi anakanak. Adapun tujuan modifikasi menurut Ateng dalam Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (2008: 52) diantaranya adalah: 1) Agar siswa memperoleh kepuasan dan memberikan hasil yang baik; 2) Untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan berpartisipasi; 3) Agar siswa dapat mengerjakan pola gerak yang benar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Modifikasi dalam olahraga dapat dilakukan terhadap faktor-faktor berikut: 1) Ukuran lapangan. Ukuran lapangan permainan dan panjangnya waktu permainan harus disesuaikan dengan keadaan fisik anak-anak; 2) Peralatan. Peralatan yang digunakan harus dalam batas-batas penguasaan ( kontrol ) anak-anak, ukuran dan komposisi bola harus mudah dan familiar untuk
dimainkan,
ketinggian
sasaran
dimodifikasi
dengan
cara
menurunkannya; 3) Panjangnya waktu permainan. Konsentrasi dan faktor kesenangan pada anak-anak biasanya relatif pendek, agar anak-anak dapat berkonsentrasi penuh waktu pemainan harus diperpendek; 4) Peraturan pertandingan.
Modifikasi
terhadap
peraturan
pertandingan
dapat
mengembangkan keterampilan dan menimbulkan rasa senang. Modifikasi permainan meliputi: peralatan, ukuran bola, ukuran lapangan ukuran sasaran dan jumlah pemain (Australian Sports Commission, 1996). Modifikasi permainan meliputi perubahan-perubahan dalam: 1) jumlah pemain; 2) peralatan yang digunakan; 3) peraturan; 4) pencatatan skor ; 5) keterampilan alternatif (Gabbard, dkk, dalam Asep Suharta, 2007). Sementara Ateng (1992) berpendapat bahwa untuk modifikasi permainan dapat dilakukan dengan: 1) mengurangi jumlah pemain dalam satu tim; 2) mengurangi ukuran lapangan atau dipersempit; 3) mengurangi waktu permainan; 4) memperpendek net, ring basket atau memperlebar gawang; 5) mempermudah mencetak skor/gol, umpamanya dengan memperbesar gawang, tanpa penjaga gawang atau menambah dengan cara lain dalam mencetak skor/gol; 6) pakai alat yang lebih cocok seperti bola yang lebih ringan, bola pantai untuk bola basket atau bola junior untuk sepakbola dan basket; 7) pakai garis-garis batas daerah atau batas zone, untuk menekankan permainan posisi; 8) ubah peraturan agar permainan dapat berjalan, umpamanya memainkan bola lebih dari tiga kali; 9) tambah aturan bermain, jika belajar menghindari laawan atau merebut bola, tambahkan peraturan bahwa bola hanya boleh dilepas setelah melampaui seseorang. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (2008: 5153). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 10. Pembelajaran Bola Basket Melalui Modifikasi Permainan Persoalannya adalah apakah pilihan atas permainan bola basket harus menunggu datangnya masa dewasa di mana kita sudah cukup ukuran tinggi badan untuk layak memainkannya? Jawabannya tentu saja tidak. Bagaimanakah agar anak-anak sudah dapat mulai bermain bola basket sejak usia dini ? Melalui modifikasi tentunya, permainan bola basket akan menjadi sebuah permainan yang menarik bagi anak-anak. Modifikasi yang dimaksudkan adalah berkenan dengan penyederhanaan karakteristik permainan bola basket. Penyederhanaan juga dapat dilakukan dengan memodifikasi peraturan. Dengan demikian, esensi pembinaan olahraga sejak dini dapat dilakukan dengan cara melakukan modifikasi karakteristik permainan bola basket dengan adaptasi perkembangan anak. Guru pendidikan jasmani mempunyai kesempatan untuk memodifikasi olahraga formal untuk dijabarkan dalam pengajarannya dengan memperhatikan karakteristik anak. Di sisi lain, untuk membangkitkan motivasi dapat dilakukan melalui
“Developmentally
menunjukkan
suatu
Appropriate
pengertian
Practice”
bahwa
praktik
(DAP).
Istilah
pendidikan
ini
jasmani
diselenggarakan dengan memperhatikan perbedaan yang berpangkal pada usia dan kemampuan fisik, (Rusli Lutan 2001: 6.8). Sementara Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon mengikuti hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Sugihartono dkk, (2007: 92) Dalam hukum kesiapan belajar (law of readiness) telah amat jelas ditekankan bahwa: “Belajar (termasuk berlatih di dalamnya), akan berlangsung sangat efektif jika siswa/seseorang telah SIAP untuk memberikan respon”. Kesiapan yang dimaksudkan adalah kesiapan untuk adaptasi dengan stimulus, termasuk juga kesiapan dari sisi kematangan secara fisik-biologisantropometrik anak, Agus Kristiyanto (2010: 68). Secara mental, anak-anak commit to user sebenarnya tidak ada hambatan, karena bola basket merupakan olahraga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 permainan yang sangat sesuai dengan dunia anak, yaitu dunia untuk bermain dan bermain. Aplikasi dalam pemberian sebentuk permainan olahraga menurut hukum belajar tersebut, dilakukan dengan cara memodifikasi permainan, bukan menunggu agar anak tumbuh berkembang menjadi besar baru boleh melakukan permainan bola basket. Lebih lanjut Agus Kristiyanto (2010: 76) berpendapat bahwa Penyederhanaan permainan bukan dengan cara menghilangkan teknik dasar, tetapi dengan cara memodifikasi ukuran sarana dan prasarana yang digunakan, seperti ukuran lapangan, ukuran bola, ketinggian net, maupun lebar dan panjang lapangan. Agar pembelajaran bola basket dapat berhasil dengan baik, maka unsur-unsur bermain harus menjadi pokok pertimbangan penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan. Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain: a) menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, b) penuh tantangan dan kegembiraan, c) memberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya. Modifikasi permainan merupakan salah satu alternatif untuk menciptakan suasana pembelajaran bola basket yang menyenangkan bagi siswa. Modifikasi permainan meliputi perubahan-perubahan dalam: 1) jumlah pemain; 2) peralatan yang digunakan; 3) peraturan dan lain sebagainya sangat mungkin untuk meningkatkan gairah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Permainan sederhana, mengandung kesederhanaan dalam hal: 1) peraturan-peraturan bermain, 2) situasi bermain, dan 3) teknik yang digunakan dalam bermain, (M. Mariyanto, Sunardi, Agus Margono, 1996: 78)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 B. Kerangka Berpikir Kondisi awal sebelum penelitian yaitu pada tahap pra siklus, proses pembelajaran bola basket belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan oleh faktor miskinnya inovasi dan kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran. Akibatnya siswa kurang antusias dan cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Tingkat kesegaran jasmani rendah dan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani juga rendah karena minimnya aktivitas gerak dalam proses pembelajaran. Modifikasi permainan dalam proses pembelajaran bola basket diharapkan dapat membangkitkan minat, motivasi dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Modifikasi permainan dapat mengoptimalkan pembelajaran bola basket di SDN 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga. Pembelajaran lebih bermakna dan menjadi lebih efektif dan efisien. Siswa lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan pembelajaran akan tercapai dengan mudah. Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran
Menerapkan model C. pembelajaran melalui modifikasi permainan
Melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket
a. Siswa kurang antusias dan cepat bosan dengan pelajaran penjaskes b. Rendahnya hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran Siklus I: Peneliti bersama kolaborator menyusun pola pengajaran yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan
Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan
commit to user Gambar 12. Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bukateja Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian
Apr
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan teman sejawat dan kolaborator c. Penyusunan proposal d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen (lembar observasi) e. Simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis Data b. Penyusunan Laporan Skripsi c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan Pengumpulan Laporan commit to user
27
2011/2012 Mei Jun Jul
Ag
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah semua siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 22 siswa terdiri atas 10 siswa putra dan 12 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data. Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut: 1. Data Primer a.
Data hasil belajar bola basket diperoleh dari siswa
b.
Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
c.
Data tentang modifikasi permainan diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya KBM
2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas: nilai hasil belajar bola basket siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, silabus, kurikulum; diperoleh dari dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data
Tabel 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data No
Jenis Data
1
Hasil belajar bola basket Keaktifan siswa
2
4 5
Penggunaan bidang miring Nilai hasil
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data Tes Praktik
Instrumen Tes bola basket
Siswa
Pengamatan
Lembar pengamatan
Peristiwa
Pengamatan
Lembar pengamatan Daftar Nilai
Dokumen Studi Simak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
6
belajar bola basket sebelum tindakan RPP, silabus, kurikulum
Dokumen
Studi Simak
Analisis Content (isi)
E. Uji Validitas Data Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall (Ismaryati 2011: 14) validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur apa yang ingin diukur. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi. 1.
Hasil belajar bola basket dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2.
Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3.
Modifikasi permainan, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4.
Nilai hasil belajar bola basket sebelum tindakan, divalidasi dengan triangulasi peneliti
5.
RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen
F. Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis tersebut adalah: a.
Hasil belajar bola basket; dianalisis dengan menghitung persentase capaian di siklus I dan siklus II.
b.
commit kelemahan to user Keaktifan siswa; dianalis tentang dan kelebihan siswa ketika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 berlangsungnya KBM. c.
Modifikasi permainan; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika berlangsungnya KBM bola basket melalui modifikasi permainan.
d.
Nilai hasil belajar bola basket sebelum tindakan; dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang sudah ada.
e.
RPP; dianalisis melalui analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan kriteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika menguasai materi 70% ke atas atau mendapat nilai 70. Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka ditentukan kriteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Tabel 3. Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang diukur Hasil belajar
Prosentase Cara mengukur Pra Siklus Siklus Siklus 1 2 40,9% 60 % 80 % Dengan membandingkan gerak
siswa dalam
dasar permainan bola basket yang
pembelajaran
dilakukan siswa dengan gerak dasar
bola basket
bola basket yang benar. Yang diamati adalah: 1. Passing 2. Dribble 3. Shooting commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 H. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan pada siswa yang dijadikan subyek penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus. Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah PTK pada prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindaakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. PTK adalah penelitian praktis untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator. Oleh karena merupakan penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar menyarankan untuk dilakukan minimal 2 siklus. Melalui kerjasama dan diskusi, diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam proses pembelajaran, sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus dan seterusnya. Secara sederhana prosedur tindakan atau langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Penetapan fokus masalah
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
TINDAKAN LANJUTAN
Perencanaan
Refleksi Observasi
SIKLUS II HASIL Pelaksanaan
Gambar 13. Skema Siklus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanaan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar bola basket melalui modifikasi permainan 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan. 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan Tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan (2) kemampuan melakukan permainan bola basket (3) commit to user aktivitas siswa dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus serta tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi, serta anlisis, refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan. 3. Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan bola basket. 4. Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanaan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: commit to userbola basket melalui modifikasi 1. Menjelaskan kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 permainan. 2. Melakukan pemanasan 3. Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4. Melakukan latihan gerak dasar bola basket 5. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 6. Melakukan pendinginan c. Pengamatan Tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan, (2) kemampuan melakukan permainan bola basket (3) aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga selama ini belum berjalan efektif. Pembelajaran tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa. Pembelajaran berorientasi pada teknik, sehingga pembelajaran menjadi suasana yang monoton. Guru kurang bisa memodifikasi pembelajaran menjadi suatu aktifitas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Kecenderungan pola pembelajaran yang monoton tersebut di atas berdampak pada ketidaktercapaian tujuan pembelajaran. Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga, diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 22 siswa terdiri atas 10 siswa putra dan 12 siswa putri. b. Dari jumlah keseluruhan 22 siswa, hanya 40,91% siswa atau sekitar 9 siswa yang dapat mencapai batas ketuntasan minimal. c. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran bola basket. Situasi yang demikian berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih monoton. Kurangnya modelmodel pembelajaran serta kecenderungan pembelajaran yang berorientasi pada teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Karakteristik permainan bola basket yang seharusnya menyenangkan bagi siswa, menjadi suatu pembelajaran yang kurang diminati siswa. Kegagalan guru dalam merancang pembelajaran, sering mengakibatkan pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi suasana yang menjemukan dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut berdampak commitsiswa to user buruk terhadap pencapaian hasil belajar kurang memuaskan.
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Adapun hasil belajar siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja pada tahap pra penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian Jumlah Skor Kriteria Persentase Keterangan Siswa 90-100 Baik Sekali 0 0% 80-89 Baik 3 13,6% Tuntas 70-79 Cukup 6 27,3% Tuntas 60-69 Kurang 5 22,7% Belum Tuntas < 60 Kurang Sekali 8 36,4% Belum Tuntas Jumlah 22 100%
Berdasarkan data (tabel 4), dari 22 siswa kelas V SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil mencapai ketuntasan minimal dalam mengikuti pembelajaran bola basket hanya 40,9% dan sisanya sebesar 59,1% masih belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan. Data selengkapnya ada pada lampiran. Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan. Skenario pembelajarannya adalah berupa pemberian materi gerak dasar bola basket yang dikemas melalui modifikasi permainan. Modifikasi permainan yang dimaksud adalah meliputi modifikasi peralatan, lapangan dan peraturan. Melalui permainan dan peraturan sederhana memungkinkan siswa menyerap materi bola basket melalui aktifitas permainan yang menyenangkan. Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bola basket khususnya di SD Negeri 1 Bukateja. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk mengetahui hasil dari tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara mengamati peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket, kemudian diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir commit to user siklus.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua siklus I pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012. Pada siklus II tindakan juga dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2012. Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama kolaborator dan teman sejawat untuk membahas tentang tindakan yang telah dilaksanakan dalam siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang muncul pada siklus dan menentukan tindakan berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 1. Deskripsi Siklus Pertama a. Perencanaan Tindakan I - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan commit to user awal).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: o Lari keliling lapangan. o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar lempar tangkap bola setinggi dada (cest past). b) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar lempar tangkap melambung.
3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: o Lari keliling lapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar membawa bola (dribbling) b) Melakukan permainan bola basket
melalui modifikasi permainan
dengan menekankan shooting kepada teman yang berdiri di atas meja.
3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
c. Observasi Berdasarkan
hasil
observasi
yang
dilakukan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012 diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola basket. Hal tersebut berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu melalui modifikasi permainan berhasil
menarik
perhatian
siswa.
Modifikasi
permainan
juga
meningkatkan antusiasme siswa dalam mempelajari gerak dasar bola basket. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan commit to user bola basket. dalam melakukan gerak dasar permainan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 2. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Dari 22 siswa kelas VI SD Negeri 2 Bukateja, 14 siswa atau 64%. Persentase tersebut meliputi 2 siswa atau 9,1% termasuk dalam kategori baik sekali, 5 siswa atau 22,7% termasuk dalam kategori baik dan 7 siswa atau 31,8% termasuk dalam kategori cukup hasil belajarnya. Sedangkan untuk kategori kurang adalah 6 siswa atau 27,3% dan 9,1% atau 2 siswa berada pada kategori kurang sekali. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I Skor
Kriteria
90-100
Baik Sekali
Jumlah Siswa 2
80-89
Baik
70-79
Persentase
Keterangan
9,1%
Tuntas
5
22,7%
Tuntas
Cukup
7
31,8%
Tuntas
60-69
Kurang
6
27,3%
Belum Tuntas
< 60
Kurang Sekali
2
9,1%
Belum Tuntas
22
100%
Jumlah
Melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajarn bola basket. Akan tetapi masih ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I kurang maksimal. Masalah tersebut diantaranya adalah: 1. Permainan yang dilakukan masih terlalu sederhana sehingga perlu ditingkatkan agar lebih menarik. 2. Pembelajaran belum mencakup semua materi gerak dasar permainan bola basket. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi: 1. Pemberian tindakan berupa peningkatan permainan yang lebih kompleks dalam suasana bertanding. 2. Pemberian materi gerak dasar dalam permainan.
2. Deskripsi Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahanpermasalahan yang muncul pada siklus sebelumnya dapat teratasi, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket dapat meningkat lebih maksimal. a. Perencanaan Tindakan II - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Tindakan II Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu pada hari Kamis 24 Mei 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan kedua hari Kamis 31 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan commit to user - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 - Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: o Lari keliling lapangan. o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar membawa bola (dribbling) b) Melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan menekankan gerakan shooting ke dalam keranjang di atas meja. 3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 o Lari keliling halaman/lapangan. o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan permainan bola basket
melalui modifikasi permainan
dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan menekankan shooting ke ring sebenarnya setengah lapangan. b) Bermain bola basket dengan peraturan sederhana.
3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
c. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bola basket dengan materi bola basket. Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu melalui modifikasi permainan berhasil menarik perhatian siswa. 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran bola basket meningkat jika dibandingkan data pada siklus I. Dari 22 siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja yang dapat mencapai KKM 18 siswa atau 90%. to userpada kategori kurang. Meskipun Sedangkan 2 siswa ataucommit 10% berada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 demikian, terjadi pengurangan siswa yang berada pada kategori kurang semula 6 siswa atau 30% menjadi 2siswa atau 10%. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II Jumlah Persentase Keterangan Siswa 5 22,7% Tuntas
Skor
Kriteria
90-100
Baik Sekali
80-89
Baik
7
31,8%
Tuntas
70-79
Cukup
8
36,4%
Tuntas
60-69
Kurang
2
9,1%
Belum Tuntas
< 60
Kurang Sekali
0
0%
-
22
100%
Jumlah
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga pada proses pembelajaran bola basket siklus II meningkat menjadi 90,9%. Prosentase tersebut meliputi jumlah kriteria: a) baik sekali 22,7% atau 5 siswa, b) baik 31,8% atau 7 siswa, c) cukup 36,4% atau 8 siswa, d) kurang 9,1% atau 2 siswa sedangkan kategori kurang sekali 0%. d. Refleksi Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola basket. Siswa terlihat lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola basket siswa commit to user kelas VI SD Negeri 1 Bukateja. Modifikasi permainan dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 animo siswa dalam mempelajari gerak dasar permainan bola basket serta meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam bermain bola basket. Berdasarkan data pada siklus II (tabel 6) maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan terhadap materi bola basket menggunakan modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negei 2 Bukateja. Melalui kesepakatan bersama kolaborator, maka diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil sehingga hanya sampai pada siklus kedua.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi bola basket menggunakan modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola basket siswa kelas VI SD Negeri 2 Bukateja. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II, tindakan yang dilakukan melalui modifikasi permainan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data hasil belajar pada pra siklus. Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Skor
Kriteria
Pra Siklus Jumlah Siswa
Persen
Siklus I Jumlah Siswa
Siklus II
Persen
Jumlah Siswa
Persen
Ket
90-100
Baik Sekali
0
0%
2
9,1%
5
22,7%
Meningkat
80-89
Baik
3
13,6%
5
22,7%
7
31,8%
Meningkat
70-79
Cukup
6
27,3%
7
31,8%
8
36,4%
Meningkat
60-69
Kurang
5
22,7%
6
27,3%
2
9,1%
Berkurang
< 60
Kurang Sekali
8 22
36,4% 100%
2
9,1%
0
0%
Berkurang
22
100%
22
100%
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Tabel 7 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bola basket pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja yang berjumlah 22 siswa pada pra siklus adalah sebesar 40,9%, siklus I 63,6%, siklus II 90,9%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan persentase dari pra siklus ke siklus I sebesar 22,7%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar 27,3%. Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah merupakan bukti konkrit bahwa melalui modifikasi permainan dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cara penyampaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak akan memudahkan guru menyampaikan materi secara optimal. Selain itu siswa juga dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula. Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I dan siklus II seperti terlihat dalam grafik berikut:
40% Baik Sekali
30%
Baik
20%
Cukup
10%
Kurang Kurang Sekali
0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 14. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola Basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi bola basket melalui modifikasi permainan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran bola basket. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Pemberian tindakan dalam pembelajaran bola basket menggunakan modifikasi permainan ternyata tidak mengurangi makna dari pembelajaran itu sendiri. Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya diri, dalam melakukan tugas gerak. Modifikasi permainan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang monoton, sehingga pembelajaran bola basket yang dilaksanakan dapat berhasil. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil belajar pra penelitian. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam penelitian melalui modifikasi permainan, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa agar lebih termotivasi untuk mempelajari gerak dasar permainan bola basket. Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi bola basket dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melakukan modifikasi peraturan, modifikasi bola, lapangan ketinggian net dan sebagainya. Yang perlu mendapat perhatian khusus dalam bermain bola basket di sekolah dasar adalah penguasaan gerak dasar passing, dribbling dan shooting. Setelah pengenalan bola telah familiar dilakukan oleh anak-anak, maka langkah berikutnya adalah mengajarkan kepada mereka tentang dribbling dan passing. Shooting pun baru sebatas shooting yang paling sederhana. Jika ketiga gerak dasar tersebut telah dikuasai maka siswa dapat memainkan bola basket dalam bentuk permainan yang sederhana. Pembelajaran diawali dengan permainan sederhana dengan memodifikasi sarana dan prasarana. Bola yang digunakan dalam permainan awal menggunakan bola yang lebih ringan. Ketinggian ring pun diawali dari sejangkauan siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Sentuhan bola pada setiap regu belum dibatasi. Kemudian secara bertahap ditingkatkan sehingga sampai pada peraturan yang sebenarnya. Pemberian tindakan diawali dari siklus I pertemuan pertama berupa permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar lempar tangkap bola setinggi dada (cest past), dilanjutkan bermain lempar tangkap dan memantulkan bola ke lantai (dribbling). Berikutnya permainan lempar tangkap dan memantulkan bola dribbling diselingi dengan shooting. Dalam permainan ini secara bertahap guru memberikan materi gerak dasar passing, dribbling dan shooting. Pemberian materi gerak dasar tersebut masih dalam suasana bermain dengan ketinggian net sejangkauan siswa. Tindakan yang dilakukan dalam siklus I pertemuan kedua
diawali
dengan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar membawa bola (dribbling), kemudian dilanjutkan permainan bola basket melalui modifikasi permainan dengan menekankan shooting kepada teman yang berdiri di atas meja. Dalam tahap ini siswa terlihat antusias dan senang dalam melakukan permainan. Keraguan dalam memainkan bola tidak terlihat, sebagian siswa yang tadinya kurang berminat terhadap permainan bola basket, mulai terlihat aktif mengikuti permainan. Pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas masih merupakan kelanjutan dari siklus sebelumnya. Didahului dengan permainan lempar tangkap dan memantulkan bola ke lantai, siswa mulai diperkenalkan dengan gerak dasar permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar membawa bola (dribbling). Secara perlahan guru meningkatkan aktivitas permainan lempar menuju gerak dasar yang lebih kompleks. Aktivitas berikutnya adalah melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan menekankan gerakan shooting ke dalam keranjang di atas meja. Hal itu dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memasukkan bola (shooting) dalam permainan, sehingga pengenalan gerak dasar bola basket secara perlahan dapat diterima oleh siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Siklus II pertemuan kedua, siswa mulai diperkenalkan dengan permainan bola basket melalui modifikasi permainan dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan menekankan shooting ke ring sebenarnya setengah lapangan, namun masih menggunakan modifikasi peraturan dan modifikasi permainan. Pada tahap ini siswa terlihat sangat antusias dalam bermain bola basket. Hal itu karena adanya kebebasan dalam memainkan bola tanpa harus dibatasi oleh peraturan baku. Aktivitas berikutnya adalah bermain bola basket dengan peraturan sederhana namun menggunakan ring sebenarnya. Agar lebih menarik, maka dibentuk regu sesuai dengan jumlah siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja yang berjumlah 22 siswa. Terdapat empat regu dengan masing-masing regu berjumlah lima siswa. Agar lebih menarik maka keempat regu diadu dalam suatu pertandingan untuk menentukan pemenang diantara keempat regu. Berdasarkan data hasil penelitian, hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Pencapaian persentase pada siklus I sebesar 63,6% melampaui rencana target pencapaian sebesar 60%. Sedangkan pada siklus II sebesar 90,9% melampaui target capaian yang direncanakan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian pelaksanaan tindakan melalui modifikasi permainan dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 20 siswa atau 90,9% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sedangkan 2 siswa atau 9,1% berada pada kriteria kurang berhasil. Hal itu berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80%, dapat terlampaui. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket menggunakan modifikasi permainan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun 2011/2012, telah mencapai keberhasilan pada siklus II. Dengan tercapainya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. Setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini, maka diperoleh fakta sebagai berikut: 1. Modifikasi permainan yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran bola basket berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. 2. Melalui modifikasi permainan dapat menanamkan konsep dasar gerakan bola basket. 3. Penyampaian materi pembelajaran dengan mempermudah karakteristik tugas gerak dapat dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian menuju gerakan yang tingkat kesulitannya lebih kompleks. 4. Modifikasi permainan yang dirancang sesuai dengan karakteristik gerak dasar bola basket dapat digunakan dalam pembelajaran bola basket khususnya bagi siswa sekolah dasar kelas VI SD Negeri 2 Bukateja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa: Melalui modifikasi permainan dapat meningkatakan hasil belajar bola basket siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi dari 9 siswa atau 40,9% pada pra siklus menjadi 14 siswa atau 64% pada siklus I. Kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9%.
B. Implikasi Setelah dilakukan penelitian, ditemukan suatu cara yang lebih efektif untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran bola basket yaitu melalui modifikasi permainan. Modifikasi permainan dapat digunakan untuk alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar bola basket. Modifikasi permainan dapat digunakan sebagai variasi dalam pembelajaran bola basket, dan daya tarik terhadap materi, sehingga siswa tidak bosan dengan pembelajaran bola basket. Dengan demikian pembelajaran dapat berjalan lancar, kondisif, efektif, dan efisien.
C. Saran Dari pembahasan di atas dapat disarankan kepada guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bukateja sebagai berikut: 1. Pengembangan model-model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 2. Dalam pembelajaran bola basket dapat dilaksanakan melalui modifikasi permainan, karena terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar bola basket siswa. 3. Menggunakan media pembelajaran yang merata dalam pembelajaran Penjaskes, sehingga tidak membosankan.
commit to user