OPTIMASI FASE GERAK DAPAR FOSFAT PH 4,4–METANOL PADA PENETAPAN KADAR CAMPURAN AMOKSISILIN DAN KALIUM KLAVULANAT DALAM TABLET SECARA SIMULTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
SKRIPSI
OLEH : ALFAN MARTINA NIM 060804051
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
OPTIMASI FASE GERAK DAPAR FOSFAT PH 4,4–METANOL PADA PENETAPAN KADAR CAMPURAN AMOKSISILIN DAN KALIUM KLAVULANAT DALAM TABLET SECARA SIMULTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
OLEH : ALFAN MARTINA NIM 060804051
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
PENGESAHAN SKRIPSI
L OPTIMASI FASE GERAK DAPAR FOSFAT PH 4,4–METANOL PADA PENETAPAN KADAR CAMPURAN AMOKSISILIN DAN KALIUM KLAVULANAT DALAM TABLET SECARA SIMULTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) Oleh ALFAN MARTINA NIM 060804051 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Pada tanggal:..............................................
Pembimbing I,
Panitia penguji,
(Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt.) NIP. 195006221980021001
(Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt.) NIP. 194908111976031001
Pembimbing II, (Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt.) NIP. 195006221980021001 (Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt.) NIP. 195201041980031002 (Drs. Syafruddin, MS., Apt.) NIP. 194811111976031003
(Drs. Chairul Azhar Dalimunthe, M.Sc., Apt.) NIP. 194907061980021001
Medan, ............. 200... Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Dekan,
(Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt.) NIP. 195311281983031002
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4-Metanol pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Tablet secara Simultan dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. KCKT merupakan metode yang paling umum digunakan untuk penetapan kadar campuran senyawa kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimal metode KCKT dalam penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet. Kombinasi obat ini sering digunakan untuk mengobati penyakit infeksi oleh β-laktmase. Hasil optimasi menunjukkan perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol 91:9 dengan laju alir 2 memberikan komdisi yang optimal. Hendaknya hasil penelitian ini menjadi masukan kepada industri obat tentang penetapan kadar campuran amokisilin dan kalium klavulanat dalam tablet secara KCKT. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. dan Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua, Ayahhanda Ham Hui Kock dan Ibunda Ng Lian Sin tercinta, serta abang dan kakak atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Medan, Desember 2009 Penulis,
(Alfan Martina)
iv
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
OPTIMASI FASE GERAK DAPAR FOSFAT PH 4,4–METANOL PADA PENETAPAN KADAR CAMPURAN AMOKSISILIN DAN KALIUM KLAVULANAT DALAM TABLET SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) ABSTRAK Obat dalam bentuk kombinasi sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk diantaranya penyakit infeksi. Kombinasi amoksisilin dan kalium klavulanat merupakan kombinasi antibakteri yang terdiri dari antibiotik βlaktam amoksisilin dan penghambat β-laktamase kalium klavulanat. Kombinasi ini diberikan untuk mengatasi resistensi β-laktam. Obat ini dapat dianalisis secara serempak (simultan) menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Untuk mendapatkan hasil analisis yang baik, maka perlu dilakukan optimasi terhadap metode KCKT yang digunakan. Adapun optimasi yang paling sederhana dan sering dilakukan yaitu terhadap perbandingan fase gerak dan laju alir. Analisis menggunakan kolom Shim-pack VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), detektor UV λ = 220 nm. Optimasi dilakukan terhadap perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol dengan perbandingan 98:2, 96:4, 94:6, 92:8, 91:9, dan 90:10. Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan fase gerak yang terbaik adalah 91:9. Kemudian dengan perbandingan fase gerak yang terpilih dilakukan optimasi laju alir dari 1,0 ml/menit, 1,2 ml/menit, 1,4 ml/menit, 1,5 ml/menit, 1,6 ml/menit, 1,8 ml/menit, dan 2,0 ml/menit. Dari hasil optimasi diperoleh laju alir 2,0 ml/menit memberikan hasil yang terbaik dengan waktu tambat 3,9 menit untuk amoksisilin dan 2,5 menit untuk kalium klavulanat; resolusi 3,88; theoretical plate 1407 untuk amoksisilin dan 1346 untuk kalium klavulanat. KCKT memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode analisis lainnya, diantaranya kolom dapat digunakan kembali, memiliki berbagai jenis detektor, waktu analisis umumnya relatif singkat, ketepatan dan ketelitian relatif tinggi serta dapat digunakan untuk menganalisis kebanyakan senyawa kimia. Penentuan linieritas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linier antara luas puncak dengan konsentrasi, untuk amoksisilin pada konsentrasi 100 sampai 1250 µg/ml dengan koefisien korelasi, r = 0,9999 dan persamaan regresi Y = 14997,2615 3X + 146176,518 ; untuk kalium klavulanat pada konsentrasi 50 sampai 500 µg/ml dengan koefisien korelasi, r = 0,9999 dan persamaan regresi Y = 17320,2392 9X + 68440,9270 4 .
v
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Uji validasi yang dilakukan terhadap tablet generik (PT Indofarma), untuk amoksisilin diperoleh % recovery = 99,09%, simpangan baku relatif (RSD) = 0,21% dan untuk kalium klavulanat diperoleh % recovery = 99,71%, simpangan baku relatif (RSD) = 0,98%. Hasil ini menunjukkan metode KCKT yang digunakan memenuhi persyarat akurasi dan presisi. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) untuk amoksisilin berturut-turut adalah 34,23 mcg/ml dan 103,74 mcg/ml dan untuk kalium klavulanat adalah 8,83 mcg/ml dan 26,75 mcg/ml. Hasil penetapan kadar kombinasi amoksisilin dan kalium klavulanat secara simultan memenuhi syarat USP XXX (2007). . Kata kunci : amoksisilin, kalium klavulanat, simultan, kromatografi cair kinerja tinggi, fase gerak, laju alir, validasi
vi
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
OPTIMIZATION OF PHOSPHATE BUFFER PH 4,4–METHANOL AS MOBILE PHASE AND FLOW RATE OF THE SIMULTANEOUS DETERMINATION OF AMOXICILLIN AND CLAVULANATE POTASSIUM MIXTURE IN TABLETS BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) ABSTRACT Drug combinations are often used to treat any diseases, include bacterial infection. Combination of amoxicillin dan clavulanate potassium is antibiotic drug combination of the β-lactam antibiotic amoxicillin and the β-lactamase inhibitor clavulanate potassium. This combination is used to overcome β-lactam resistance. It can be analysed simultaneously by High-performance Liquid Chromatography (HPLC). To get the optimum condition of analysis, it is important to optimization the HPLC method. The mobile phase composition and flow rate is the simplest and often be optimization. The separation was achieved using the Shim-pack VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), ultraviolet light detector at 220 nm, the mobile phase consisted of phosphate buffer pH 4,4 and methanol mixture. Optimization of mobile phase composition is determined from 98:2, 96:4, 94:6, 92:8, 91:9, and 90:10. Optimization result showed the best analysis condition was the mobile phase consisted of phosphate buffer pH 4,4-methanol 91:9. Optimization of flow rate with the best mobile phase is determined from 1,0 ml/minute, 1,2 ml/minute, 1,4 ml/minute, 1,5 ml/minute, 1,6 ml/minute, 1,8 ml/minute, and 2,0 ml/minute. The best analysis condition was the 2,0 ml/minute with retention time 3,9 minutes for amoxicillin and 2,6 minutes for clavulanate potasium; the resolution is 3,88; 1407 theoretical plates for amoksisilin and 1346 for clavulanate potassium. Adventages of HPLC are the column can be reused, various detector, the shorter analysis time, the better accuracy and precision, and most material can be analysed by HPLC. The determination of calibration curve linearity showed a linear correlation between the peak area versus concentration, for amoxicillin from 100 to 1250 µg/ml with the correlation coefficient, r = 0.9999 and the regression Y = Y = 14997,2615 3X + 146176,518 ; for clavulanate potassium from 50 to 500 µg/ml with the correlation coefficient, r = 0.9999 and the regression Y = 17320,2392 9X + 68440,9270 4 . The validation test of Clavamox® tablet showed amoxicillin has percent recovery = 99,09 %, relative standard deviation (RSD) = 0,21 % and clavulanate potassium has percent recovery = 99,71 %, relative standard deviation (RSD) = 0,98 %. These result showed that HPLC method fulfilled the requirement of accuracy and precision. Limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ)
vii
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
of amoxicillin = 34,23 mcg/ml and 103,74 mcg/ml. Limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) of clavulanate potassium = 8,83 mcg/ml and 26,75 mcg/ml. The result of simultaneous determination of amoxicillin and cavulanate mixture in tablets fulfilled the requirement of the thirtieth edition United States Pharmacopoeia (2007). Keywords : amoxicillin, clavulanate potassium, high performance liquid chromatography, mobile phase, flow rate, validation
viii
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii KATA PANGANTAR................................................................................. iv ABSTRAK...................................................................................................
v
ABSTRACT ................................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR...................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ...............................................................
4
1.3 Hipotesis ................................................................................
5
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 21 3.1 Alat ........................................................................................ 21 3.2 Bahan..................................................................................... 21 3.3 Sampel ................................................................................... 22 3.4 Rancangan Penelitian ............................................................. 22 3.4.1 Penyiapan Bahan........................................................... 22 3.4.1.1 Pembuatan Dapar Fosfat pH 4,4 ........................
6
3.4.1.2 Pembuatan Pelarut .............................................
6
3.4.1.3 Pembuatan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4Metanol .............................................................
6
3.4.1.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Amoksisilin .....
7
3.4.1.5 Pembuatan Larutan Induk Baku Kalium Klavulanat .........................................................
7
3.4.2 Prosedur Analisis ..........................................................
7
ix
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
3.4.2.1 Penyiapan Alat KCKT .......................................
7
3.4.2.2 Penentuan Komposisi Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4 dan Laju Alir yang Optimum .......
8
3.4.2.3 Analisis Kualitatif ..............................................
8
3.4.2.4 Analisis Kuantitatif ............................................
8
3.4.2.4.1 Penentuan Lineritas Kurva Kalibrasi Baku Pembanding Amoksisilin dan Kalium Klavulanat .............................
8
3.4.2.4.2 Penetapan Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Sampel ......
9
3.4.2.5 Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik . 10 3.4.3 Validasi Metode ............................................................ 11 3.4.3.1 Akurasi (Kecermatan) ........................................ 11 3.4.3.2 Presisi (Keseksamaan) ....................................... 11 3.4.3.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi .................... 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 13 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 26 5.1 Kesimpulan ............................................................................ 26 5.2 Saran ...................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27 LAMPIRAN ................................................................................................ 29
x
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Data hasil analisis amoksisilin dan kalium klavulanat baku pada berbagai perbandingan komposisi fase gerak dan laju alir 2 ml/menit ...................................................................... 15
Tabel 2.
Data hasil analisis amoksisilin dan kalium klavulanat baku pada berbagai laju alir dengan fase gerak fosfat pH 4,4-metanol (91:9) .......................................................................................... 16
Tabel 3.
Hasil pengolahan data dari sediaan tablet campuran amoksisilin dan kalium klavulanat .................................................................. 21
Tabel 4.
Hasil penetapan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dalam berbagai sediaan tablet ...................................................... 22
Tabel 5.
Data hasil pengujian akurasi dan presisi amoksisilin dengan metode penambahan baku ............................................................ 23
Tabel 6.
Data hasil pengujian akurasi dan presisi kalium klavulanat dengan metode penambahan baku................................................ 24
xi
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.
Kromatogram identifikasi amoksisilin dan kalium klavulanat Baku sebelum dilakukan spiking (penambahan baku) amoksisilin......................................................................
Gambar 2.
13
Kromatogram identifikasi amoksisilin dan kalium klavulanat baku setelah dilakukan spiking (penambahan baku) amoksisilin......................................................................... 14
Gambar 3.
Kromatogram analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dengan kolom Shim-pack VP-ODS, fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4–metanol (95:5) dan laju alir 2 ml/menit ................................................................................... 14
Gambar 4.
Kromatogram hasil analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit..................................................... 17
Gambar 5.
Kromatogram hasil analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet Clavamox dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit .................. 18
Gambar 6.
Kurva kalibrasi kalium klavulanat baku menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (91:9) dan laju alir 2,0 ml/menit ................................................................................ 19
Gambar 7.
Kurva kalibrasi amoksisilin baku menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (91:9) dan laju alir 2,0 ml/menit ................................................................................ 20
xii
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Gambar Instrumen KCKT dan Syringe 100 µl ............................. 29
Lampiran 2.
Gambar Perangkat Pendukung Penelitian Lainnya ....................... 30
Lampiran 3.
Kromatogram Penyuntikan Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Larutan Dapar Fosfat pH 4,4 dan Metanol yang Optimum untuk Analisis .......... 31
Lampiran 4.
Kromatogram Penyuntikan Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku dalam Upaya Mencari Laju Alir yang Optimum untuk Analisis .............................................................................. 34
Lampiran 5.
Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku pada Pembuatan Kurva Kalibrasi .......... 38
Lampiran 6.
Perhitungan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi Amoksisilin dan Kalium Klavulanat yang Diperoleh dengan KCKT pada Panjang Gelombang 220 nm ........................................................ 41
Lampiran 7.
Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Generik (PT Indofarma) ............................................................................ 45
Lampiran 8.
Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Generik (PT Indofarma) ....................................... 48
Lampiran 9.
Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Claneksi (PT Sanbe) ................................................................................... 52
Lampiran 10. Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Claneksi (PT Sanbe)............................................. 55 Lampiran 11. Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Clavamox (PT Kalbe Farma) ........................................................................ 59 Lampiran 12. Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Clavamox (PT Kalbe Farma)................................ 62
xiii
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 13. Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Augmentin (PT Glaxo Smithkline Beecham).................................................. 66 Lampiran 14. Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Augmentin (PT Glaxo Smithkline Beecham)........ 69 Lampiran 15. Kromatogram Hasil Perolehan Kembali Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku yang Ditambahkan pada Tablet Generik (PT Indofarma) ............................................................... 73 Lampiran 16. Data Perolehan Kembali Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku pada Tablet Generik (PT Indofarma) dengan metode Penambahan Baku ....................................................................... 76 Lampiran 17. Contoh perhitungan persen perolehan kembali ............................. 77 Lampiran 18. Analisis Data secara Statistik dari Hasil Perolehan Kembali Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku pada Tablet Generik (PT Indofarma) dengan Metode Penambahan Baku...................... 79 Lampiran 19. Perhitungan Penetapan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi .......... 82 Lampiran 20. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel ................................... 84 Lampiran 21. Tabel Hasil Analisa Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Sampel ............................................................................. 85 Lampiran 22. Contoh perhitungan untuk mencari kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat ....................................................................... 89 Lampiran 23. Daftar spesifikasi sampel ............................................................. 91 Lampiran 24. Sertifikat Analisis Amoksisilin BPFI ........................................... 92 Lampiran 25. Sertifikat Analisis Kalium Klavulanat Baku ................................. 93 Lampiran 26. Sertifikat Analisis Amoksisilin Baku ........................................... 94 Lampiran 27. Daftar Nilai Distribusi t ............................................................... 95
xiv
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Obat dalam bentuk kombinasi sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk diantaranya penyakit infeksi. Kombinasi amoksisilin dan kalium klavulanat merupakan kombinasi antibakteri yang terdiri dari antibiotik βlaktam amoksisilin dan penghambat β-laktamase kalium klavulanat. Kombinasi ini diberikan untuk mengatasi resistensi β-laktam. Obat ini dapat dianalisis secara serempak (simultan) menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) (Borisy, 2003; Ahuja, 2006; Berry, 2005; Olano, 2007). Untuk mendapatkan hasil analisis yang baik, maka perlu dilakukan optimasi. Optimasi metode KCKT dilakukan untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik, analisis lebih cepat, meningkatkan sensitifitas dan menghemat biaya. Optimasi dilakukan terhadap beberapa variabel diantaranya perbandingan fase gerak, kecepatan alir fase gerak, fase diam atau kolom. Adapun optimasi yang paling sederhana dan sering dilakukan yaitu terhadap perbandingan fase gerak dan laju alir (Kromidas, 2006). Perubahan perbandingan fase gerak dan laju alir (flow rate) dapat mempengaruhi waktu analisis, tekanan, dan efisiensi kolom (Meyer, 2004; Ahuja and Dong, 2005; Synder, 1979).
1 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Menurut Undang-undang No. 36 tahun 2009 pasal 105 ayat 1 tentang kesehatan bahwa sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat harus memenuhi syarat farmakope Indonesia atau buku standar lainnya. Persyaratan kadar untuk sediaan tablet amoksisilin dan kalium klavulanat menurut USP XXX (United States Pharmacopoeia XXX) tahun 2007 yaitu mengandung amoksisilin, C16H19N3O5S, dan asam klavulanat, C8H9NO5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Menurut USP XXX (2007), tablet campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dapat ditentukan kadarnya secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom L1 (oktadesil silana) 4 mm x 30 cm dengan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (95:5), laju alir (flow rate) 2,0 ml/menit, dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 220 nm. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan optimasi metode KCKT dengan kolom Shim-pack VP-ODS (4,6 mm x 25 cm). Optimasi dilakukan terhadap perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol dan laju alir. Kemudian perbandingan fase gerak dan laju alir yang terpilih digunakan untuk menetapkan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan yang tercantum dalam USP XXX (2007). Metode KCKT mempunyai beberapa keuntungan dibanding metode analisis lain, diantaranya kolom dapat digunakan kembali, memiliki berbagai jenis detektor, waktu analisis umumnya relatif singkat, ketepatan dan ketelitian relatif
2 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
tinggi serta dapat digunakan untuk menganalisis kebanyakan senyawa kimia (Meyer, 2004). Untuk memperoleh validitas metode ini, maka dilakukan uji akurasi yang dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery) dan uji presisi yang dinyatakan dalam Relative Standart Deviation (RSD). Kemudian ditentukan batas deteksi (limit of detection) dan batas quantitasi (limit of quantitation) (Épshtein, 2004).
1.2 Perumusan Masalah − Apakah fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol dapat memisahkan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet dengan metode KCKT? − Berapakah perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol dan laju alir agar dapat menghasilkan pemisahan yang baik untuk campuran amoksisilin dan kalium klavulanat sesuai dengan kriteria harga resolusi tidak lebih kecil dari 3,5? − Apakah kondisi optimal fase gerak dan laju alir yang diperoleh dapat digunakan untuk analisis kuantitatif campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet dengan validasi metode yang memenuhi persyaratan?
1.3 Hipotesis − Metode KCKT dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol dapat memisahkan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet.
3 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
− Fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol pada perbandingan tertentu dan laju alir yang terpilih dapat memisahkan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat sesuai dengan persyaratan harga resolusi tidak lebih kecil dari 3,5. − Kondisi optimal fase gerak dan laju alir yang diperoleh dapat digunakan untuk analisis kuantitatif campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet dengan validasi metode yang memenuhi persyaratan.
1.4 Tujuan penelitian − Melakukan pemisahan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dengan metode KCKT meggunakan fase gerak dapar fosfat pH 4,4metanol. − Melakukan optimasi fase gerak sehingga didapatkan komposisi dapar fosfat pH 4,4-metanol dan laju alir yang optimal untuk pemisahan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat yang baik. − Melakukan uji validasi terhadap metode KCKT pada kondisi optimal fase gerak dan laju alir yang terpilih.
1.5
Manfaat Penelitian Diharapkan kondisi optimal fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol dan
laju alir yang terpilih dalam penelitian ini dapat digunakan oleh industri farmasi untuk analisis kuantitatif campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet.
4 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Amoksisilin dan kalium klavulanat adalah kombinasi antibakteri oral yang
terdiri dari antibiotik β-laktam amoksisilin dan penghambat β-laktamase kalium klavulanat. Kalium klavulanat melindungi amoksisilin agar tidak terhidrolisis oleh enzim β-laktamase sehingga dapat memperpanjang kerja amoksisilin (Berry, 2005). Kombinasi amoksisilin dan kalium klavulanat lebih toksik daripada amoksisilin maupun kalium klavulanat yang diberikan secara tunggal. Kombinasi ini dapat menimbulkan gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri perut dan diare. Kelebihan dosis kombinasi ini dapat menyebabkan terjadinya hipersensitivitas neuromuskular dan ketidakseimbangan elektolit sehingga terjadi gangguan ginjal. Sedangkan pemberian pada dosis subterapi dapat menyebabkan resistensi (Caron, 1991; Methews, 1995). 2.1.1 Amoksisilin Amoksisilin memiliki rumus molekul C16H19N3O5S.3H2O dengan berat molekul 419,45. Amoksisilin merupakan suatu senyawa obat dengan pemerian serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau, berasa pahit, dan tidak stabil pada temperatur di atas 37oC. Amosisilin sukar larut dalam air dan metanol (1 gram dalam 370 ml air atau dalam 2000 ml alkohol), tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetra klorida dan dalam kloroform (Ditjen POM, 1995; Gelone, 2005).
5 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Amoksisilin merupakan antibiotik β-laktam berspektrum luas yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Amoksisilin dpat dirusak oleh βlaktamase sehingga amoksisilin tidak efektif untuk melawan bakteri yang memproduksi β-laktamase (Unal, 2008).
Gambar 1. Rumus bangun amoksisilin 2.1.2 Kalium Klavulanat
Kalium klavulanat memiliki rumus molekul C8H8KNO5 dngan berat molekul 237,25. Kalium klavulanat merupakan suatu senyawa obat dengan pemerian serbuk putih, dan berasa pahit. Kalium klavulanat mudah larut dalam alkohol dan air (1 gram dalam 2,5 ml alkohol atau dalam 1 ml air) (USP XXX, 2007; Gelone, 2005). Asam klavulanat merupakan metabolit yang dihasilkan oleh Streptomyces clavuligerus. Penelitian menunjukkan asam klavulanat bekerja sebagai bakterisida dan bekerja secara sinergis dengan penisilin melawan bakteri resisten-penisilin (Finlay, 2003; Boon, 1982).
Gambar 2. Rumus bangun kalium klavulanat
6 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
2.3
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan suatu metode
kromatografi yang menggunakan suatu padatan, cairan, resin penukar ion (ion exchange resin) atau polimer berpori (porous polymer) pada kolom sebagai fase diamnya, sedangkan fase geraknya berupa suatu cairan yang melewati kolom pada tekanan tinggi (Hamilton and Sewell, 1977). KCKT merupakan metode yang sering digunakan untuk menganalisis senyawa obat. KCKT dapat digunakan untuk pemeriksaan kemurnian bahan obat, pengawasan proses sintesis dan pengawasan mutu (quality control) (Ahuja, 2005). 2.3.1 Jenis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dapat dibagi menjadi beberapa metode, yakni: kromatografi fase normal (normal phase chromatography), kromatografi fase balik (reversed-phase chromatography), kromatografi penukar ion (ion-exchange chromatography) dan kromatografi eksklusi ukuran (sizeexclusion chromatography) (Kazakevich, 2007). Kromatografi fase balik merupakan kebalikan dari kromatografi fase normal. Kromatografi fase balik menggunakan fase diam yang bersifat hidrofobik, dan fase geraknya yang relatif lebih polar daripada fase diam. Fase diam yang populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18). Hampir 90 % senyawa kimia dapat dianalisis dengan kromatografi jenis ini (Meyer, 2004; Kazakevich, 2007). 2.3.2 Proses Pemisahan dalam Kolom KCKT Pemisahan analit dalam kolom kromatografi berdasarkan pada aliran fase gerak yang membawa campuran analit melalui fase diam dan perbedaan interaksi
7 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
analit dengan permukaan fase diam sehingga terjadi perbedaan waktu perpindahan setiap komponen dalam campuran (Kazakevich, 2007). Contohnya, campuran dua komponen dimasukkan ke dalam sistem kromatografi (partikel ● dan ▲) (Gambar 3a). Di mana komponen ▲ cenderung menetap di fase diam dan komponen ● lebih cenderung di dalam fase gerak (Gambar 3b). Masuknya eluen (fase gerak) yang baru ke dalam kolom akan menimbulkan kesetimbangan baru: molekul sampel dalam fase gerak diadsorpsi sebagian oleh permukaan fase diam berdasarkan pada koefisien distribusinya, sedangkan molekul yang sebelumnya diadsorpsi akan muncul kembali di fase gerak (Gambar 3c). Setelah proses ini terjadi berulang kali, kedua komponen akan terpisah. Komponen ● yang lebih suka dengan fase gerak akan berpindah lebih cepat daripada komponen ▲ yang cenderung menetap di fase diam, sehingga komponen ● akan muncul terlebih dahulu dalam kromatogram, kemudian baru diikuti oleh komponen ▲ (Gambar 3d) (Meyer, 2004). → Fase gerak → Fase diam
Gambar 3.
Ilustrasi proses pemisahan yang terjadi di dalam kolom KCKT. (sumber: Meyer, V.R. 2004. Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition. St. Gallen: John Wiley & Sons, Ltd. Page 16)
8 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
2.3.3 Konsep Umum KCKT 2.3.3.1 Faktor Tambat (k) Waktu tambat atau retention time (tR) adalah periode waktu yang dilalui dari penyuntikan sampel hingga diperoleh rekaman signal maksimum. Waktu tambat suatu zat selalu konstan pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini dijadikan suatu dasar analisis kualitatif. Suatu puncak kromatografi dapat diidentifikasi dengan membandingkan waktu tambatnya terhadap baku (Meyer, 2004).
Gambar 4.
Kromatogram hasil analisis KCKT. (sumber: Meyer, V.R. 2004. Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition. St. Gallen: John Wiley & Sons, Ltd. Page 21)
Gambar 4 menunjukkan, w adalah lebar puncak dan t0 disebut waktu hampa (void time/dead time) yaitu waktu tambat pelarut yang tidak tertahan atau waktu yang dibutuhkan oleh fase gerak untuk melewati kolom (breakthrough time) (Meyer, 2004). Waktu tambat dipengaruhi oleh laju alir (µ) dan panjang kolom (L). Jika laju alir lambat atau kolom panjang, maka tR akan semakin besar dan sebaliknya.
µ=
L t0
(Meyer, 2004).
9 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Oleh karena itu, diperlukan suatu ukuran derajat tambatan dari analit yang lebih independen yakni faktor tambat (k). Faktor tambat dihitung dengan membagi waktu tambat bersih (t’R) dengan waktu hampa (t0) seperti yang dapat dilihat pada rumus berikut ini.
k=
t ' R tR − t 0 = t0 t0
(Ornaf and Dong, 2005).
Faktor tambat disebut juga sebagai faktor kapasitas (k’). Idealnya, analit yang sama jika diukur pada dua instrumen berbeda dengan ukuran kolom yang berbeda namun memiliki fase diam dan fase gerak yang sama, maka faktor tambat dari analit pada kedua sistem KCKT tersebut secara teoritis adalah sama (Kazakevich, 2007). 2.3.3.2 Efisiensi Kolom (N) Efisiensi adalah ukuran tingkat penyebaran puncak dalam kolom. Efisiensi kolom ditunjukkan dari jumlah lempeng teoritikal atau theoretical plates (N), yang dapat dihitung dengan rumus: tR N = 16 w
2
(Kazakevich, 2007).
Kolom yang efisien adalah kolom yang mampu menghasilkan pita sempit dan memisahkan analit dengan baik. Nilai lempeng akan semakin tinggi jika ukuran kolom semakin panjang, hal ini berarti proses pemisahan yang terjadi semakin baik. Hubungan antara nilai lempeng dengan panjang kolom disebut sebagai nilai HETP/High Equivalent of a Theoretical Plate (H). H dapat dihitung dengan rumus: H =
L N
(Snyder and Kirkland, 1979).
10 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
2.3.3.3 Selektifitas atau Faktor Pemisahan (α α) Selektifitas
(α)
adalah
kemampuan
sistem
kromatografi
untuk
membedakan analit yang berbeda. Selektifitas ditentukan sebagai rasio perbandingan faktor tambat (k) dari analit yang berbeda:
α=
k 1 tR 2 − t 0 = k 2 tR1 − t 0
(Kazakevich, 2007).
Nilai selektifitas yang didapatkan dalam sistem KCKT harus lebih besar dari 1 (Ornaf and Dong, 2005).
Gambar 5.
Kromatogram hasil analisis KCKT dengan berbagai selektifitas dan efisiensi. (sumber: Kazakevich, Y. 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists, New Jersey: John Wiley & Sons, Ltd. Page 21)
11 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
2.3.3.4 Resolusi (Rs) Resolusi (Rs) merupakan derajat pemisahan dari dua puncak analit yang bersebelahan. Resolusi didefinisikan sebagai perbedaan waktu tambat antara dua puncak dibagi dengan rata-rata lebar kedua puncak
R=
tR 2 − tR1 [(w1 + w2 ) / 2]
(Ornaf and Dong, 2005).
Pada analisis kuantitatif, resolusi yang ditunjukkan harus lebih besar dari 1,5. Sementara itu, bila kedua puncak yang berdekatan memiliki perbedaan ukuran yang signifikan, maka diperlukan nilai resolusi yang lebih besar (Meyer, 2004).
2.3.3.5 Faktor Tailing dan Faktor Asimetri Idealnya, puncak kromatogram akan memperlihatkan bentuk Gaussian dengan derajat simetris yang sempurna (Ornaf and Dong, 2005). Namun kenyataannya, puncak yang simetris secara sempurna jarang dijumpai. Jika diperhatikan secara cermat, maka hampir setiap puncak dalam kromatografi memperlihatkan tailing (Dolan, 2003). Pada Gambar 6 ditunjukkan tiga jenis bentuk puncak. Pengukuran derajat asimetris puncak dapat dihitung dengan 2 cara, yakni faktor tailing dan faktor asimetris. Faktor tailing (Tf) dihitung dengan menggunakan lebar puncak pada ketinggian 5% (W0,05), rumusnya dituliskan sebagai berikut. Tf =
a+b 2a
Dengan nilai a dan b merupakan setengah lebar puncak pada ketinggian 5% seperti yang ditunjukkan di Gambar 7.
12 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Gambar 7. Pengukuran derajat asimetris puncak. (sumber: Dolan, J.W. 2003. Why Do Peaks Tail?. LC GC North America 21(7). Page 612) Sedangkan faktor asimetri (As) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. As =
b a
Nilai a dan b dalam perhitungan faktor asimetri merupakan setengah lebar puncak pada ketinggian 10% seperti yang ditunjukkan di Gambar 6. Jika nilai a sama dengan b, maka faktor tailing dan asimetri bernilai 1. Kondisi ini menunjukkan bentuk puncak yang simetris sempurna (Dolan, 2003). Bila puncak berbentuk tailing, maka kedua faktor ini akan bernilai lebih besar dari 1 dan sebaliknya bila puncak berbentuk fronting, maka faktor tailing dan asimetri akan bernilai lebih kecil dari 1 (Hinshaw, 2004).
2.3.4 Instrumen KCKT Instrumen KCKT terdiri atas 6 bagian, yakni wadah fase gerak (reservoir), pompa (pump), tempat injeksi sampel (injector), kolom (column), detektor (detector) dan perekam (recorder) (McMaster, 2007).
13 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Gambar 8.
Instrumen dasar KCKT. (sumber: McMaster, M.C. 2007. HPLC A Practical User’s Guide, 2nd Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Page 106)
2.3.4.1 Wadah Fase Gerak (Reservoir) Wadah fase gerak menyimpan sejumlah fase gerak yang secara langsung berhubungan dengan sistem (Meyer, 2004). Wadah haruslah bersih dan inert, seperti botol pereaksi kosong maupun labu gelas. Adalah hal yang penting untuk men-degass fase gerak sebelum digunakan karena gelembung gas kecil dalam fase gerak dapat terkumpul di pump head atau pun detektor sehingga akan mengganggu kondisi KCKT (Brown and DeAntonis, 1997).
2.3.4.2 Pompa (Pump) Pompa yang digunakan pada KCKT haruslah merupakan instrumen yang kokoh untuk menghasilkan tekanan tinggi hingga 350 bar atau bahkan 500 bar. Tipe pompa yang umum digunakan adalah pompa piston bersilinder pendek (short-stroke piston pump). Laju alir dapat bervariasi dari 0,1 hingga 5 atau 10 mL/menit. Kebanyakan pompa saat ini telah memiliki saluran pembilas yang biasanya air dapat bersirkulasi. Larutan ini berfungsi untuk membilas piston agar bersih dari garam dapar (Meyer, 2004).
14 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
2.3.4.3 Tempat Injeksi Sampel (Injector) Ada 3 jenis macam injektor, yakni syringe injector, sampling valve dan
automatic injector. Syringe injector merupakan bentuk injektor yang paling sederhana (Synder and Kirkland, 1979).
Sampling valve atau manual injector mengandung 6 katup saluran dilengkapi dengan rotor, sample loop dan saluran jarum suntik (needle port). Larutan sampel akan disuntikkan ke dalam sampel loop dengan jarum suntik gauge 22 pada posisi “load” dan larutan sampel yang ada di sample loop kemudian akan dialirkan ke kolom dengan memutar rotor ke posisi “inject”. Ukuran sample loop eksternal bervariasi antara 6 µl hingga 2 ml (Ornaf and Dong, 2005).
Gambar 9.
Tipe injektor sampling valve. (sumber: Meyer, V.R. 2004. Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition. St. Gallen: John Wiley & Sons, Ltd. Page 69)
Automatic injector atau disebut juga autosampler memiliki prinsip yang mirip, hanya saja sistem penyuntikannya bekerja secara otomatis (Meyer, 2004).
2.3.4.4 Kolom (Column) Kolom merupakan jantung dari instrumen HPLC karena proses pemisahan terjadi di sini. Kolom umumnya terbuat dari 316-grade stainless steel yang relatif
15 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
tahan karat dan dikemas dengan fase diam tertentu. Ukuran kolom untuk tujuan analitik berkisar antara panjang 10 hingga 25 cm dan diameter dalam 3 hingga 9 mm (Brown and DeAntonis, 1997).
2.3.4.5 Detektor (Detector) Karakteristik detektor yang baik adalah sensitif, batas deteksi rendah, respon yang linier, mampu mendeteksi solut secara universal, tidak destruktif, mudah dioperasikan, memiliki dead volume yang kecil dan tidak sensitif terhadap perubahan temperatur serta kecepatan fase gerak (Hamilton and Sewell, 1977). Beberapa detektor yang paling sering digunakan dalam KCKT adalah detektor spektrofotometri UV-Vis, photodiode-array (PDA), fluoresensi, indeks bias dan detektor elektrokimia (Rohman, 2007).
2.3.4.6 Perekam (Recorder) Alat pengumpul data seperti komputer, integrator dan rekorder dihubungkan ke detektor. Alat ini akan menangkap sinyal elektronik dari detektor dan memplotkannya ke dalam kromatogram sehingga dapat dievaluasi oleh analis (Brown and DeAntonis, 1997).
2.4
Validasi Metode Validasi metode adalah suatu proses yang menunjukkan bahwa prosedur
analitik telah sesuai dengan penggunaan yang dikehendaki. Proses validasi metode untuk prosedur analitik dimulai dengan pengumpulan data validasi oleh pelaksana guna mendukung prosedur analitiknya (Bliesner, 2006). Validasi merupakan persyaratan mendasar yang diperlukan untuk menjamin kualitas dan reabilitas hasil dari semua aplikasi analitik (Ermer, 2005).
16 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Hasil validasi metode dapat digunakan untuk memutuskan kualitas, reabilitas dan konsistensi dari hasil analitik (Huber, 2007). Menurut USP (United States
Pharmacopeia) XXX, ada 8 karakteristik utama yang digunakan dalam validasi metode, yakni akurasi/kecermatan, presisi/keseksamaan, spesifisitas, batas deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang dan kekuatan/ketahanan.
2.4.1 Akurasi/Kecermatan Akurasi/kecermatan adalah kedekatan antara nilai hasil uji yang diperoleh lewat metode analitik dengan nilai sebenarnya. Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembail (%recovery) Akurasi dapat ditentukan dengan dua metode, yakni spiked-placebo recovery dan standard addition method. Pada spiked-
placebo recovery atau metode simulasi, analit murni ditambahkan (spiked) ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi, lalu campuran tersebut dianalisis dan jumlah analit hasil analisis dibandingkan dengan jumlah analit teoritis yang diharapkan. Jika plasebo tidak memungkinkan untuk disiapkan, maka sejumlah analit yang telah diketahui konsentrasinya dapat ditambahkan langsung ke dalam sediaan farmasi otentik. Metode ini dinamakan standard
addition method atau metode penambahan baku. (USP XXX, 2007; Ermer, 2005; Harmita, 2004).
2.4.2 Presisi/Keseksamaan Presisi/keseksamaan
adalah
ukuran
keterulangan
metode
analitik,
termasuk di antaranya kemampuan instrumen dalam memberikan hasil analitik yang reprodusibel. Berdasarkan rekomendasi ICH (the International Conference
on the Harmonisation), karakteristik presisi dilakukan pada 3 tingkatan, yakni keterulangan
(repeatability),
presisi
antara
(intermediate
precision)
dan
17 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
reprodusibilitas
(reproducibility).
Keterulangan
dilakukan
dengan
cara
menganalisis sampel yang sama oleh analis yang sama menggunakan instrumen yang sama dalam periode waktu singkat. Presisi antara dikerjakan oleh analis yang berbeda. Sedangkan reprodusibilitas dikerjakan oleh analis yang berbeda dan di laboratorium yang berbeda (USP XXX, 2007; Épshtein, 2004).
2.4.3 Spesifisitas Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk degradatif dan komponen matriks. Secara umum, spesifisitas dapat ditunjukkan oleh pendekatan secara langsung maupun tidak langsung. Pendekatan langsung dapat ditunjukkan oleh minimalnya gangguan oleh senyawa lain terhadap hasil analisis misalnya mendapatkan hasil yang sama dengan atau tanpa senyawa pengganggu, resolusi kromatografik yang bagus dan kemurnian puncak (peak purity). Pendekatan tidak langsung adalah lewat pengamatan karakteristik akurasi dari metode tersebut. Bila akurasi metode telah dapat diterima (acceptable) dan valid, maka metode tersebut otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik (Ermer, 2005).
2.4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan batas kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan (USP XXX, 2007).
18 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Menurut ICH, batas deteksi dan batas kuantitasi dapat ditentukan dengan 2 metode yakni metode non-instrumental visual dan metode perhitungan. Metode non-instrumental visual digunakan dalam analisis kromatografi lapis tipis dan metode titrimetri. Sementara itu, metode perhitungan banyak digunakan dalam analisis kromatografi cair kinerja tinggi (Rohman, 2007).
2.4.5 Linieritas Linieritas adalah kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil uji yang secara langsung proposional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linieritas dapat ditentukan secara langsung dengan pengukuran analit atau sampel yang di-spiked pada konsentrasi sekurang-kurangnya lima titik konsentrasi yang mencakup seluruh rentang konsentrasi kerja (Ermer, 2005). Berdasarkan rekomendasi ICH, linieritas dalam prakteknya diperkirakan pertama kali secara visual dari penampilan kurva plot luas area/tinggi puncak dengan konsentrasi. Bila terlihat linier, maka hubungan plot tersebut dipelajari lagi dengan metode analisis regresi. Untuk prosedur analitik penentuan kadar senyawa induk, CDER (Center for Drug Evaluation and Research, US FDA) merekomendasikan bahwa kriteria linieritasnya pada tingkat koefisien korelasi tidak lebih kecil dari 0,999 (Épshtein, 2004).
2.4.6 Rentang Rentang adalah konsentrasi terendah dan tertinggi yang mana suatu metode analitik menunjukkan akurasi, presisi dan linieritas yang cukup. Rentang harus mencakup sekurang-kurangnya rentang hasil analisis yang diperlukan atau diharapkan dalam penelitian atau konsentrasi target uji (Ermer, 2005). Rentang suatu prosedur dapat divalidasi lewat pembuktian bahwa prosedur analitik tersebut
19 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
mampu memberikan presisi, akurasi dan linieritas yang dapat diterima ketika digunakan untuk menganalisis sampel (USP XXX, 2007; USP Convention, 2006).
2.4.7 Kekuatan/Ketahanan Kekuatan/ketahanan dievaluasi dengan melakukan perubahan parameter dalam melakukan metode analitik seperti persentase kandungan pelarut organik dalam fase gerak, jumlah zat tambahan (garam, pereaksi pasangan ion, dan lainlain) dalam fase gerak, pH larutan dapar, temperatur kolom KCKT, waktu pengekstraksian analit, komposisi pengekstraksi, perbandingan konsentrasi fase gerak, laju alir fase gerak dan tipe kolom serta pabrik pembuat kolom (Épshtein, 2004).
20 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada bulan Agustus hingga Oktober 2009.
3.1
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat instrumen
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) lengkap (Shimadzu Prominence series) dengan pompa (LC 20 AD), degasser (DGU 20 A5), injektor (Rheodyne 7225i), kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), detektor UV/Vis (SPD 20 A); syringe 100 µl (SGE); sonifikator (Branson 1510); pompa vakum (Gast DOAP604-BN); alat penyaring sampel dan fase gerak dilengkapi dengan penyaring membran Whatman Cellulose Nitrate 0,45 µm, Cellulose Nitrate 0,2 µm dan PTFE 0,5 µm; neraca analitik (Boeco BBL31); pH meter (Hanna) serta alat gelas lainnya.
3.2
Bahan Bahan-bahan yang digunakan jika tidak dinyatakan lain adalah berkualitas
proanalisis produksi E.Merck yaitu metanol, narium dihidrogen fosfat, asam fosfat 85%, natrium hidroksida, aquabidestilata (PT Ikapharmindo Putramas), amoxicilllin trihidrat BPFI (PPOM Jakarta), kalium klavulanat baku PT Meprofarm, tablet generik (PT Indofarma), tablet Claneksi (PT Sanbe), tablet
21 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Clavamox (PT Kalbe Farma) dan tablet Augmentin (PT Glaxo Smithkline Beecham).
3.3
Sampel Pengambilan
sampel
dilakukan
secara
purposif
karena
tempat
pengambilan sampel dianggap homogen. Dari hasil sampling tersebut maka diperoleh tablet generik (PT Indofarma), tablet Claneksi (PT Sanbe), tablet Clavamox (PT Kalbe Farma) dan tablet Augmentin (PT Glaxo Smithkline Beecham) yang merupakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yang mengandung masing-masing amoksisilin 500 mg dan kalium klavulanat 125 mg.
3.4
Rancangan Penelitian
3.4.1 Penyiapan Bahan 3.4.1.1 Pembuatan Dapar Fosfat pH 4,4 Dilarutkan NaH2PO4 sebanyak 7,8 gram dalam 900 ml air, disesuaikan pH 4,4 ± 0,1 dengan penambahan NaOH 10 N atau asam fosfat. Diencerkan dengan air hingga 1000 ml (USP XXX, 2007).
3.4.1.2 Pembuatan Pelarut Dicampurkan larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol dengan perbandingan 91:9.
3.4.1.3 Pembuatan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4–Metanol Fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9) dibuat dengan sistem elusi gradien. Sebelum digunakan, dapar fosfat dan metanol disaring masing-masing
22 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
melalui cellulose nitrate membrane filters 0,45 µm dan membrane filters PTFE 0,5 µm, lalu diawaudarakan selama lebih kurang 20 menit.
3.4.1.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Amoksisilin Ditimbang seksama sejumlah 125,0 mg Amoksisilin BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2500 mcg/ml.
3.4.1.5 Pembuatan Larutan Induk Baku Kalium Klavulanat Ditimbang seksama sejumlah 125,0 mg kalium klavulanat baku (mengandung campuran kalium kavulanat dan avicel 1:1), dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2500 mcg/ml.
3.4.2 Prosedur Analisis 3.4.2.1 Penyiapan Alat KCKT Kolom yang digunakan adalah Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm). KCKT menggunakan detektor UV-Vis pada panjang gelombang analisis yang diperoleh dengan sensitifitas 1,000 AUFS. Pompa menggunakan mode aliran tetap dengan sistem elusi gradien. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak dibiarkan mengalir selama ±60 menit sampai diperoleh base line yang menandakan sistem kromatografi telah stabil.
23 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
3.4.2.2 Penentuan Komposisi Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4–metanol dan Laju Alir yang Optimum Kondisi kromatografi divariasikan untuk mendapatkan hasil analisis yang optimum. Kondisi kromatografi yang divariasikan adalah perbandingan fase gerak dan laju alir. Perbandingan fase gerak yakni larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol divariasikan 98:2, 96:4, 94:6, 92:8, 91:9, dan 90:10. Dari perbandingan fase gerak yang terpilih ditentukan laju alir dari 1,0 ml/menit, 1,2 ml/menit, 1,4 ml/menit, 1,5 ml/menit, 1,6 ml/menit, 1,8 ml/menit dan 2,0 ml/menit.
3.4.2.3 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif amoksisilin dan kalium klavulanat dilakukan dengan membandingkan puncak yang memiliki waktu retensi hampir sama (identik), pada kromatogram hasil analisis KCKT dari larutan baku pembanding amoksisilin dan kalium klavulanat dengan larutan sampel pada panjang gelombang 220 nm.
3.4.2.4 Analisis Kuantitatif 3.4.2.4.1 Penentuan
Linieritas
Kurva
Kalibrasi
Baku
Pembanding
Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Larutan induk baku Amoksisilin dan Kalium Klavulanat masing-masing dipipet 1 ml dan 0,5 ml; 2,5 ml dan 1 ml; 5 ml dan 2 ml; 7,5 ml dan 3 ml; 10 ml dan 4 ml; 12,5 ml dan 5 ml. Kemudian dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda. Konsentrasi larutan amoksisilin berturut-turut adalah 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 750 ppm dan 1250 ppm. Sedangkan konsentrasi kalium klavulanat berturut-turut
24 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
adalah 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm. Masingmasing larutan disaring melalui penyaring membran Cellulose Nitrate 0,2 µm dan diawaudarakan selama ± 20 menit. Kemudian, filtrat larutan baku pembanding disuntikkan sebanyak 100 µl ke dalam sistem KCKT melalui injektor dengan loop 20 µl. Deteksi menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm. Direkam kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi dari luas puncak, lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasi.
3.4.2.4.2 Penetapan Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Sampel Diambil 10 tablet yang telah bersih dari selaput film, ditimbang, dan digerus homogen. Ditimbang serbuk setara dengan 25 mg amoksisilin, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan ditambahkan dengan pelarut sampai garis tanda. Dikocok, lalu disaring (beberapa ml filtrat pertama dibuang). Larutan lalu disaring melalui penyaring membran Cellulose Nitrate 0,2 µm dan diawaudarakan selama ±20 menit. Kemudian disuntikkan sebanyak 100 µl ke dalam sistem KCKT melalui injektor dengan loop 20 µl, menggunakan sistem elusi gradien dengan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9), laju alir 2,0 ml/menit. Deteksi menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm. Direkam kromatogram dan dicatat luas puncak. Kadarnya dihitung dengan mensubstitusikan luas puncak ke dalam persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi.
25 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
3.4.2.5 Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik Data perhitungan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Rumus yang digunakan adalah:
SD =
∑ (X − X ) n- 1
t hitung =
2
X−X SD
n
Data diterima jika -ttabel < thitung < ttabel pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005. Keterangan: SD
= standard deviation/simpangan baku
X
= kadar dalam satu perlakuan
X
= kadar rata-rata dalam satu sampel
n
= jumlah perlakuan
α
= tingkat kepercayaan
Untuk menghitung kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dalam sampel secara statistik digunakan rumus: Kadar ( µ ) = X ± (t × SD
n)
Keterangan:
X
= kadar rata-rata dalam satu sampel
t
= harga ttabel sesuai dengan derajat kepercayaan
SD
= standard deviation/simpangan baku
n
= jumlah perlakuan
(Épshtein, 2004).
26 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
3.4.3 Metode Validasi 3.4.3.1 Akurasi (Kecermatan) Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery) dengan menggunakan metode penambahan baku (the method of standard additives), yakni ke dalam tablet ditambahkan baku sebanyak 50% dari kadar yang diketahui terdapat dalam sampel, kemudian dianalisis dengan prosedur yang sama seperti pada sampel. Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. % Perolehan Kembali =
A−B × 100 % kadar baku yang ditambahkan
Keterangan: A
= kadar analit yang diperoleh setelah penambahan baku
B
= kadar analit sebelum penambahan baku
(Ermer, 2005).
3.4.3.2 Presisi (Keseksamaan) Presisi metode dinyatakan oleh simpangan baku relatif (Relative Standard
Deviation/RSD) dari serangkaian data. RSD dapat dirumuskan sebagai berikut.
RSD =
SD × 100 % X
Keterangan: SD
= standard deviation/simpangan baku
X
= kadar rata-rata dalam satu sampel
(Épshtein, 2004).
27 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
3.4.3.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi (Limit Of Detection/LOD) dan batas kuantitasi (Limit Of
Quantitation/LOQ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 2 ( Y − Yi) SY = ∑
n- 2
LOD =
3,3 × SY S
LOQ =
10 × SY S
Keterangan: SY
= simpangan baku residual
S
= slope atau derajat kemiringan
(Miller, 2005).
28 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi amoksisilin dan kalium klavulanat dilakukan dengan metode
spiking yaitu dengan penambahan baku amoksisilin pada larutan baku campuran amoksisilin dan kalium klavulanat yang telah dianalisis sebelumnya. Dari hasil kromatogram menunjukkan adanya peningkatan luas area amoksisilin. Hal ini menunjukkan kromatogram yang mengalami peningkatan luas area adalah amoksisilin sedangkan kromatogram yang tidak mengalami peningkatan luas area adalah kalium klavulanat. Kromatogram dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Mekanisme pemisahan amoksisilin dan kalium klavulanat menggunakan kolom ODS (oktadesilsilan) yaitu berdasarkan sifat kepolaran dari kedua komponen ini. Dilihat dari strukturnya, kalium klavulanat lebih polar daripada amoksisilin sehingga kalium klavulanat akan terelusi lebih dahulu dari amoksisilin pada kolom ODS.
Gambar 1.
Kromatogram identifikasi amoksisilin dan kalium klavulanat sebelum dilakukan spiking (penambahan baku) amoksisilin.
baku
29 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Gambar 2.
Kromatogram identifikasi amoksisilin dan kalium klavulanat baku setelah dilakukan spiking (penambahan baku) amoksisilin.
Tahap pertama dilakukan analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan KCKT menggunakan kolom Shim-pack VP-ODS dan kondisi kromatografi menurut USP XXX (2007). Kromatogram dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.
Kromatogram analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dengan kolom Shim-pack VP-ODS, fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4–metanol (95:5) dan laju alir 2 ml/menit.
30 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Kromatogram pada Gambar 3 menunjukkan hasil analisis yang cukup baik dengan resolusi 6,38; teoretical plate 2669 untuk amoksisilin dan 2501 untuk kalium klavulanat; waktu tambat 4,9 menit untuk amoksisilin dan 2,9 menit untuk kalium klavulanat. Untuk mendapatkan waktu analisis yang relatif lebih singkat maka ditentukan perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol. Menurut penelitian yang dilakukan Nagaraju dan Kaza pada penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat, analisis dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat yaitu 5 menit. Data analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan KCKT menggunakan berbagai komposisi fase gerak pada laju alir 2 ml/menit dapat dilihat pada Tabel 1 dan kromatogram dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 1. Data hasil analisis amoksisilin dan kalium klavulanat baku pada berbagai perbandingan komposisi fase gerak dan laju alir 2 ml/menit. Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4 (%)
Waktu Tambat
Luas Puncak
Theoretical Plate
(%)
Kalium Klavula nat
Amoksi silin
Kalium Klavulanat
Amoksisilin
Kalium Klavulanat
Amoksisilin
98
2
4,633
9,193
643071
2741999
1467,550
1576,913
6,469
96
4
3,555
6,446
667042
2712624
1427,275
1431,872
5,467
94
6
3,015
5,009
666382
2706867
1392,643
1384,399
4,628
92
8
2,780
4,429
679084
2718066
1374,784
1247,684
4,114
91
9
2,586
3,948
666399
2736978
1346,643
1407,457
3,877
90
10
2,386
3,536
680856
2767703
1278,310
1205,748
3,414
Metanol
Resolusi
Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi metanol dalam fase gerak, maka waktu tambat amoksisilin dan kalium klavulanat semakin singkat. Hal ini dikarenakan adanya kekuatan pelarut (solvent strength). Pada kromatografi fase
31 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
balik, konsentrasi metanol yang lebih besar akan mengakibatkan fase gerak semakin kuat sifat nonpolarnya sehingga proses elusi terjadi lebih cepat, oleh karena itu waktu tambat menjadi singkat (Snyder, 1979). Efisiensi kolom pada HPLC dapat dilihat dari parameter theoretical plate pada setiap kromatogram dan daya pisah dapat dilihat dari parameter resolusi. Menurut USP XXX, theoretical plate setiap kromatogram dalam penetapan kadar tablet amoksisilin dan klavulanat secara simultan harus lebih besar dari 550 dan resolusi tidak lebih kecil dari 3,5. Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol yang terbaik untuk analisis adalah 91:9 dengan waktu tambat 3,9 menit untuk amoksisilin dan 2,6 menit untuk kalium klavulanat; teoretical
plate 1346 untuk amoksisilin dan 1407 untuk kalium klavulanat; resolusi 3,88. Selanjutnya dari fase gerak yang terpilih ditentukan laju alir yang optimal. Data analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan KCKT pada berbagai laju alir dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9) dapat dilihat pada Tabel 2 dan kromatogram dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 2. Data hasil analisis amoksisilin dan kalium klavulanat baku pada berbagai laju alir dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9). Waktu Tambat Laju Alir (ml/menit)
(kgf/cm2)
1,0
Tekanan
Luas Puncak
Theoretical Plate
Kalium Klavula nat
Amoksi silin
Kalium Klavulanat
Amoksisilin
Kalium Klavulanat
Amoksisilin
86
4,884
7,189
1219086
5170048
2071,063
2056,827
4,336
1,2
103
4,100
6,056
1052449
4364153
1949,893
1918,809
4,231
1,4
120
3,569
5,334
930630
3786725
1777,312
1835,448
4,218
1,5
126
3,326
4,876
844967
3521627
1828,749
1790,602
4,015
1,6
135
3,121
4,660
820520
3308022
1711,081
1636,786
4,038
1,8
150
2,771
4,164
743499
2935505
1594,399
1517,399
3,951
2,0
168
2,586
3,948
666399
2736978
1346,643
1407,457
3,877
Resolusi
32 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Sama seperti pada penentuan perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4 dan metanol, parameter seperti waktu tambat, theoretical plate dan resolusi menjadi penentu pemilihan laju alir optimum. Dari hasil penelitian diperoleh laju alir yang terbaik untuk analisis adalah 2 ml/menit dengan waktu tambat 3,9 menit untuk amoksisilin dan 2,6 menit untuk kalium klavulanat; teoretical plate 1346 untuk amoksisilin dan 1407 untuk kalium klavulanat; resolusi 3,88. Kromatogram hasil optimasi metode KCKT yang dilakukan terhadap campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
Kromatogram hasil analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit
Selanjutnya dari perbandingan fase gerak dan laju alir yang terpilih, dilakukan analisis terhadap sampel tablet Clavamox®. Kromatogram analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet Clavamox dengan fase
33 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5.
Kromatogram hasil analisis campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet Clavamox dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4–metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit.
Gambar 5 menunjukkan optimasi KCKT dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9) dan laju alir 2 ml/menit memberikan hasil optimal yang sama terhadap baku pembanding dengan waktu tambat 3,9 menit untuk amoksisilin dan 2,6 menit untuk kalium klavulanat; teoretical plate 1888 untuk amoksisilin dan 1691 untuk kalium klavulanat; resolusi 4,34. Dari kromatogram pada semua tablet yang dianalisis diperoleh waktu tambat dengan perbedaan tidak lebih dari 5% terhadap amoksisilin dan kalium klavulanat baku yaitu 3,9 menit untuk amoksisilin dan 2,6 menit untuk kalium klavulanat. Hal ini berarti bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengandung amoksisilin dan kalium klavulanat (Weston and Brown, 1997). Kromatogram analisis sampel tablet dapat dilihat pada lampiran 7, 9,11 dan 13.
34 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Analisis
kuantitatif
ditentukan
berdasarkan
luas
puncak
karena
kromatogram yang diperoleh tidak simetris. Pengukuran luas puncak tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi kromatografi dibandingkan dengan tinggi puncak, kecuali laju alir. Oleh karena itu, pengukuran luas puncak merupakan pilihan yang terbaik dalam analisis kuantitatif secara KCKT (Poole, 2003). Penyuntikan larutan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku untuk kurva kalibrasi dilakukan secara simultan. Kurva kalibrasi kalium klavulanat baku dengan rentang konsentrasi 50 ppm hingga 500 ppm dan amoksisilin 100 ppm hingga 1250 ppm. Kromatogram kalibrasi campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Kurva kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.
Gambar 6.
Kurva kalibrasi kalium klavulanat baku menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4metanol (91:9) dan laju alir 2,0 ml/menit.
35 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Gambar 7.
Kurva kalibrasi amoksisilin baku menggunakan KCKT dengan kolom ShimPack VP-ODS (4,6 x 250 mm), fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9) dan laju alir 2,0 ml/menit.
Dari kurva kalibrasi diperoleh hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi dengan koefisien korelasi, r = 0,9999 untuk kalium klavulanat dan amoksisilin. Koefisien korelasi ini telah memenuhi persyaratan yaitu lebih besar dari 0,999 (CMC CC, 1994). Berdasarkan harga r yang mendekati 1 berarti ada hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi sehingga konsentrasi amoksisilin dan kalium klavulanat dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan regresi yaitu dengan mensubsitusikan luas puncak terhadap Y (Rohman, 2007).
36 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Kromatogram hasil penyuntikan larutan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat baku pada pembuatan kurva kalibrasi menunjukkan puncak yang melebar ke belakang (tailing). Parameter yang dapat digunakan sebagai indikator puncak yang tidak simetris yakni tailing factor. Tailing factor dari kromatogram penyuntikan amoksisilin dan kalium klavulanat baku untuk pembuatan kurva kalibarasi diperoleh berkisar dari 1,475 hingga 1,729 untuk amoksisilin dan 1,859 hingga 1,929 untuk kalium klavulanat. Hasil analisis ini masih dapat diterima karena tailing factor lebih kecil dari 2 (CMC CC, 1994). Hasil pengolahan data dari sediaan tablet amoksisilin dan kalium klavulanat yang terdapat di perdagangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengolahan data dari sediaan tablet campuran amoksisilin dan kalium klavulanat
Kalium Klavulanat No
1
2
Nama Tablet
Tablet Generik (PT Indofarma)
Tablet Claneksi (PT Sanbe)
Perlakuan
Amoksisilin
1
Luas Area 2457623
Kadar (%) 92,4398
Luas Area 7674338
Kadar (%) 99,0904
2
2463655
91,9679
7669342
98,2611
3
2454383
94,1217
7676401
101,0523
4
2455063
95,4560
7663356
102,2785
5
2449870
92,1381
7731337
99,836
6
2453669
95,0232
7741037
102,9268
1
2478209
93,9790
7818811
101,2639
2
2473441
94,6058
7779949
102,1530
3
2479772
91,4022
7807614
98,7914
4
2470635
94,1212
7823341
102,3268
5
2462817
91,6376
7861933
100,4542
6
2472311
91,2946
7811920
99,0367
37 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
3
4
Tablet Clavamox (PT Kalbe Farma)
Tablet Augmentin (PT Glaxo Smithkline Beecham)
1
2172067
92,5248
7678572
112,7025
2
2168783
92,0273
7698036
114,0103
3
2149864
90,6761
7612752
110,6534
4
2159629
90,9297
7654392
110,9173
5
2171574
91,1018
7704682
111,3795
6
2085395
90,9850
7604900
113,3436
1
2582257
97,3095
8311699
107,5263
2
2536487
95,7216
8229120
106,6437
3
2561923
98,4113
8334670
109,9390
4
2557315
97,4669
8275629
108,2986
5
2559851
97,9467
8237824
108,2150
6
2563159
95,8341
8257540
105,9994
Berdasarkan data pada Tabel 3 yang diolah menggunakan perhitungan statistik diperoleh kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dalam sediaan tablet dengan nama dagang seperti pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Hasil penetapan kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dalam berbagai sediaan tablet
No 1
2
3
Nama sediaan Tablet Generik (PT Indofarma) Tablet Claneksi® (PT Sanbe) Tablet Clavamox® (PT Kalbe Farma)
Kadar Kalium Klavulanat (%)
Kadar Amoksisilin (%)
93,52445 ± 2,5351
100,5742 ± 3,0142
92,8401 ± 2,5458
100,671 ± 2,5007
91,3741 ± 1,2008
112,1678 ± 2,2739
97,115 ± 2,5457
107,7703 ± 2,5007
Tablet Augmentin® 4
(PT Glaxo Smithkline Beecham)
38 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Sediaan tablet amoksisilin dan kalium klavulanat yang ditentukan kadarnya berdasarkan luas area keseluruhannya memenuhi persyaratan yang ditetapkan USP XXX (2007) yaitu mengandung amoksisilin dan klavulanat tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Parameter validasi yang diuji adalah akurasi (kecermatan), presisi (keseksamaan), batas deteksi dan batas kuantitasi. Akurasi (kecermatan) metode dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery) yang ditentukan dengan menggunakan metode penambahan baku. Kromatogram hasil perolehan kembali dapat dilihat pada Lampiran 16. Presisi (kecermatan) dinyatakan dalam simpangan baku relatif. Data hasil pengujian akurasi dan presisi dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Data hasil pengujian akurasi dan presisi amoksisilin dengan metode penambahan baku
No.
Analit yang ditambahkan (µg/ml)
Luas Puncak
Perolehan Kembali (%)
1
252
11438921
99,1262
2
244
11453309
98,7748
3
248
11377394
99,0707
4
254
11476636
99,3357
5
254
11461869
98,9480
6
256
11505171
99,3029
Rerata perolehan kembali
99,0930
Simpangan baku (SD)
0,2130
Simpangan baku relatif (RSD)
0,2149
39 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Tabel 6. Data hasil pengujian akurasi dan presisi kalium klavulanat dengan metode penambahan baku
No.
Analit yang ditambahkan (µg/ml)
Luas Puncak
Perolehan Kembali (%)
1
68
3614832
98,4162
2
66
3605623
100,5929
3
62
3536457
100,6418
4
70
3668019
99,9910
5
72
3685364
98,6044
6
72
3703305
100,0430
Rerata perolehan kembali
99,7148
Simpangan baku (SD)
0,9731
Simpangan baku relatif (RSD)
0,9759
Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa rerata persen perolehan kembali yang diperoleh telah memenuhi syarat akurasi untuk validasi prosedur analitik karena rerata berada di antara rentang 98-102% yaitu 99,09% untuk amoksisilin dan 99,71% untuk kalium klavulanat. Simpangan baku relatif yang diperoleh telah memenuhi syarat presisi untuk validasi prosedur analitik karena lebih kecil dari 2% yaitu 0,22% untuk amoksisilin dan 0,98% untuk kalium klavulanat (Ermer, 2005). Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dari persamaan regresi yang diperoleh dalam kurva kalibrasi (Ermer and Burgess, 2005). Batas deteksi dan batas kuantitasi analisis amoksisilin yang diperoleh berturut-turut adalah 34,23
µg/ml dan 103,74 µg/ml. Sedangkan batas deteksi dan batas kuantitasi analisis kalium klavulanat yang diperoleh berturut-turut adalah 8,83 µg/ml dan 26,75
µg/ml. 40 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Dari hasil di atas, disimpulkan bahwa prosedur analisis yang dikerjakan dalam penelitian ini sahih dan dapat digunakan untuk penetapan kadar tablet campuran amoksisilin dan kalium klavulanat secara simultan karena telah memenuhi persyaratan validasi metode.
41 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Metode KCKT dengan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol dapat memisahkan campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet. Perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9) dengan laju alir 2 ml/menit dapat menghasilkan pemisahan yang baik dengan waktu tambat 3,9 menit untuk amoksisilin dan 2,6 menit untuk kalium klavulanat; theoretical
plate 1346 untuk amoksisilin dan 1407 untuk kalium klavulanat dengan resolusi 3,88 yang memenuhi persyaratan USP XXX (2007). Hasil uji validasi metode KCKT pada penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet secara simultan memberikan hasil akurasi dan presisi yang baik. Dengan demikian metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet.
4.2 Saran Disarankan agar dilakukan penelitian menggunakan perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol 91:9 dan laju alir 2 ml/menit terhadap penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam bentuk sediaan lain seperti suspensi secara KCKT. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penetapan kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dalam tablet dengan melakukan optimasi terhadap parameter lainnya.
42 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
DAFTAR PUSTAKA Ahuja, S. and M.W. Dong. (2005). Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC. Volume 7. New York: Elsevier Academic Press. Page 35. Ahuja, S., and N. Jespersen. (2006). Comprehensive Analytical Chemistry. Volume 47. New York: Elsevier Academic Press. Page 7. Berry,
V., et.al. (2005). Comparative Bacteriological Efficacy of Enhanced Amoxicillin-Clavulanate Againts Pharmacokinetically Streptpcoccus pneumoniae with Elevated Amoxicillin MIC’s and Haemophilus influenza. Journal of Antimicrobial agent and Chemotherapy 49(3): 908-915.
Bliesner, D.M. (2006). Validating Chromatographic Methods A Practical Guide. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.. Page 1. Borisy, A.A., P.J. Elliott, N.W. Hurst, M.S. Lee, J. Lehar, E.R. Price, G. Serbedzija, G.R. Zimmermann, M.A. Foley, B.R. Stockwell, C.T. Keith. (2003). Systematic Discovery of Multicomponent Therapeutics. Proc Natl Acad Sci USA. 10(13): 7977-82. Brown, P. and K. DeAntonis. (1997). High-Performance Liquid Chromatography. In: F.A. Settle (eds). Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Pages 149-154. Caron, F., et.al. (1991). Effect of Amoxicillin-Clavulanate combination on the Motility of Small Intestine in Human Beings. Journal of Antimicrobial agent and Chemotherapy 35(6): 1085-88. Chemistry Manufacturing Controls Coordinating Committee/CMC CC. (1994). Validation of Chromatographic Methods, Reviewer Guidance. Rockville: Center for Drug Evaluation and Research/CDER, Food and Drug Administration/FDA. Pages 12, 25. Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal 95-96. Dolan, J.W. (2003). Why Do Peaks Tail?. LC GC North America 21(7): 612-616. Épshtein, N.A. 2004. Validation of HPLC Techniques for Pharmaceutical Analysis. Pharmaceutical Chemistry Journal 38(4): 212-228. Ermer, J. (2005). Analytical Validation within the Pharmaceutical Environment. In: J. Ermer and J.H. McB. Miller (eds). Method Validation in Pharmaceutical Analysis. Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA. Pages 3-5, 16.
43 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Ermer, J. and C. Burgess (2005). Performance Parameters, Calculations and Tests: Detection and Quantitation Limit. In: J. Ermer and J.H. McB. Miller (eds). Method Validation in Pharmaceutical Analysis. Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA. Page 101. Finlay, J., L. Miller and J.A. Poupard. (2003). A Review of the Antimicrobial Activity of Clavulanate. Journal of Antimicrobial Chemotherapy 52: 1823. Gelone, S. and J.A. O’Donnell. (2005). Anti-Infectives. In: D. Troy (ed). Remington the Science and Practice of Pharmacy. 21th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Page 1638. Hamilton, R.J. and P.A. Sewell. (1977). Introduction to High Performance Liquid Chromatography.Liverpool: Chapman and Hall, Ltd. Page 1, 53-54. Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian I(3): 117-135.
dan
Cara
Huber, L. (2007). Validation and Qualification in Analytical Laboratories, 2nd Edition. New York: Informa Healthcare USA, Inc.. Page 125. Hinshaw, J.V. (2004). Anatomy of A Peak. LC GC North America 22(3): 252260. International Conference on Harmonisation/ICH. (1994). Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2(R1). ICH Harmonised Tripartite Guideline. Page 6. Kazakevich, Y. and L. LoBrutto. (2007). Introduction. In: Y. Kazakevich and L. LoBrutto (eds). HPLC for Pharmaceutical Scientists. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Page 18-19. Kromidas, S. (2006). HPLC Made to Measure A Practical Handbook for Optimization. Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA. Pages 19-20. McMaster, M.C. (2007). HPLC A Practical User’s Guide, 2nd Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Page 106. Methews, K.H. (2001). Antimicrobial Drug Use and Veterinary Cost in US Livestock Production. Agriculture Information Bulletin 766: 1-6. Meyer, V.R. (2004). Practical High-Performance Liquid Chromatography. Chichester: John Wiley and Sons Inc. Page 4.
44 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Miller, J.N. and J.C. Miller (2005). Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 5th Edition. Pearson Education, Ltd. page 116. Nagaraju, R. and Kaza, R. (2008). Stability Evaluation of Amoxicillin and Potassium Klavulanate Tablets USP by Accelerated Studies. Turk Journal Pharmaceutical Science. 5 (3): 201-214. Olano, D.G., et.al. (2007). Selective Sensitization to Clavulanic Acid and Penicillin V. J Invstig allergol Clin Immunol. 17(2): 119-21. Ornaf, R.M. and M.W. Dong. (2005). Key Concepts of HPLC in Pharmaceutical Analysis. In: S. Ahuja and M.W. Dong (eds). Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC. San Diego: Elsevier, Inc. Pages 22-29. Poole, C.F. (2003). The Essence of Chromatography. Amsterdam: Elsevier Science B.V. Page 68-69. Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Halaman 465-469. Snyder, L.R. and J.J. Kirkland. (1979). Introduction to Modern Liquid Chromatography, 2nd Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Pages 52, 250. Unal, K., et.al. (2008). Spectrophotometric Determination of Amoxicillin in Pharmaceutical Formulations. Journal of Pharmacy Science. 5(1): 1-16. United
States Pharmacopeial Convention. (2006). The United Pharmacopeia (USP), 30th Edition. United States. Page 680.
States
United States Pharmacopeia. (2007). The National Formulary. 30th Edition . The United States Pharmacopeial Convention. Page 1407. Weston, A. and P.R. Brown. (1997). HPLC and CE Principles and Practice. California: Academic Press. Pages 216.
45 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 1.
Gambar Instrumen KCKT dan Syringe 100 µl
Seperangkat instrumen KCKT (Shimadzu Corp.) dan komputer (Hewlett-Packard) sebagai perangkat pendukung
Syringe 100 µl
46 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 2.
Gambar Perangkat Pendukung Penelitian Lainnya
Sonifikator (Branson 1510)
Pompa vakum (Gast DOA-P604-BN) serta seperangkat penyaring sampel dan fase gerak (Whatman Ltd.)
47 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 3.
Kromatogram Penyuntikan Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Larutan Dapar Fosfat pH 4,4-Metanol yang Optimal untuk Analisis
Perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (98:2) dengan tekanan 144 kgf/cm2
Perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (96:4) dengan tekanan 151 kgf/cm2
48 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 3.
(lanjutan)
Perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (94:6) dengan tekanan 157 kgf/cm2
Perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (92:8) dengan tekanan 160kgf/cm2
49 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 3.
(lanjutan)
Perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (91:9) dengan tekanan 164 kgf/cm2
Perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (90:10) dengan tekanan 168 kgf/cm2
Kromatogram di atas merupakan hasil penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku untuk mencari perbandingan fase gerak dapar fosfat pH 4,4-metanol yang optimal untuk analisis menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
50 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 4.
Kromatogram Penyuntikan Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku dalam Upaya Mencari Laju Alir yang Optimum untuk Analisis
Laju alir 1,0 ml/menit dengan tekanan 86 kgf/cm2
Laju alir 1,2 ml/menit dengan tekanan 103 kgf/cm2
51 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 4.
(lanjutan)
Laju alir 1,4 ml/menit dengan tekanan 120 kgf/cm2
Laju alir 1,5 ml/menit dengan tekanan 126 kgf/cm2
52 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 4.
(lanjutan)
Laju alir 1,6 ml/menit dengan tekanan 135 kgf/cm2
Laju alir 1,8 ml/menit dengan tekanan 150 kgf/cm2
53 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 4. (lanjutan)
Laju alir 2,0 ml/menit dengan tekanan 168 kgf/cm2
Kromatogram di atas merupakan hasil penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dalam upaya mencari laju alir yang optimal untuk analisis menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), volume penyuntikan 20 µl, perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9), laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
54 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 5.
Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku pada Pembuatan Kurva Kalibrasi
A
Penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan konsentrasi masing-masing 50 µg/ml dan 100 µg/ml
B
Penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan konsentrasi masing-masing 100 µg/ml dan 250 µg/ml
55 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 5.
(lanjutan)
C
Penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan konsentrasi masing-masing 200 µg/ml dan 500 µg/ml
D
Penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan konsentrasi masing-masing 300 µg/ml dan 750 µg/ml
56 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 5. (lanjutan)
E
Penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan konsentrasi masing-masing 400 µg/ml dan 1000 µg/ml
F
Penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku dengan konsentrasi masing-masing 500 µg/ml dan 1250 µg/ml
A, B, C, D, E dan F merupakan kromatogram hasil penyuntikan larutan amoksisilin dan kalium klavulanat baku pada pembuatan kurva kalibrasi menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4- metanol (91:9), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
57 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 6.
Perhitungan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi Amoksisilin dan Kalium Klavulanat yang Diperoleh dengan KCKT pada Panjang Gelombang 220 nm
a. Amoksisilin Data Hasil Penyuntikan Larutan Amoksisilin Baku yang Diperoleh dengan KCKT No.
Konsentrasi (µ µg/ml)
Luas Puncak
1
100
1551849
2
250
3912796
3
500
7669876
4
750
11516484
5
1000
15186947
6
1250
18778567
Tabel Konsentrasi (X) vs Luas Area (Y) untuk Amoksisilin Baku No.
X
Y
XY
X2
Y2
1
100
1551849
155184900
10000
2,4082 x 1012
2
250
3912796
978199000
62500
15,3099 x 1012
3
500
7669876
3834938000
250000
58,8270 x 1012
4
750
11516484
8637363000
562500
132,6294 x 1012
5
1000
15186947
15186947000
1000000
230,6434 x 1012
6
1250
18778567
23473208750
1562500
352,6346 x 1012
Σ
3850
58616519
5,226584065 x 1010
3447500
792,4525 x 1012
8710973442
574583,3333
132,0754 x 1012
Rerata 641,6667 9769419,833
58 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 6.
(lanjutan)
a=
=
∑ XY − ∑ X × ∑ Y n 2 ( X) ∑X − ∑ n 2
5,226584065 x 1010 − 3850 × 58616519
6
2
3447500 − 3850
6
10
1,4653574x 10 977083,3333 = 14997,26153 =
Y = aX + b b = Y − aX = 9769419,833 − (14997,26153 × 641,6667) = 146176,518 Sehingga diperoleh persamaan garis regresi Y = 14997,26153X + 146176,518
Untuk mencari hubungan linier antara konsentrasi (X) dengan luas area (Y) maka dihitung koefisien korelasi (r) sebagai berikut r=
=
=
∑ XY − ∑ X × ∑ Y n ( X )2 × ∑ Y 2 − (∑ Y )2 2 ∑X − ∑ n n 5,226584065 x 1010 − 3850 × 58616519
6
3447500 − 3850 × 792,4525 x 12 − 286165192 10 6 6 2
5,226584065 x 1010 − 3,7612266 x 1010
(3447500 − 2470416,667) × (792,4525
x 1012 − 572,64938 x 1012 )
1,4653574 x 1010 1,4654895 x 1010 = 0,999909859 =
59 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 6.
(lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Data Hasil Penyuntikan Larutan Kalium Klavulanat Baku yang Diperoleh dengan KCKT No.
Konsentrasi (µ µg/ml)
Luas Puncak
1
50
909851
2
100
1793924
3
200
3539508
4
300
5294127
5
400
7053114
6
500
8666489
Tabel Konsentrasi (X) vs Luas Area (Y) untuk Kalium Klavulanat Baku No.
X
Y
XY
X2
Y2
1
50
909851
45492550
2500
0,8278 x 1012
2
100
1793924
179392400
10000
3,2182 x 1012
3
200
3539508
707901600
40000
12,5281 x 1012
4
300
5294127
1588238100
90000
28,0278 x 1012
5
400
7053114
2821245600
160000
49,7462 x 1012
6
500
8666489
4333244500
250000
75,1080 x 1012
Σ
1550
27257013
9675514750
552500
169,4561 x 1012
4542835,5
1612585792 92083,3333
Rerata 258,3333
28,2427 x 1012
60 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 6.
(lanjutan)
a=
=
∑ XY − ∑ X × ∑ Y n
2 ( X) ∑X − ∑ n 9675514750 − 27257013× 1550 2
6
2
552500 − 1550
6
2634119725 152083,3333 = 17320,23929 =
Y = aX + b b = Y − aX = 4542835,5 − (17320,23929 × 258,3333) = 68440,92704 Sehingga diperoleh persamaan garis regresi Y = 17320,2392 9X + 68440,9270 4
Untuk mencari hubungan linier antara konsentrasi (X) dengan luas area (Y) maka dihitung koefisien korelasi (r) sebagai berikut
r=
=
=
∑ XY − ∑ X × ∑ Y n ( X )2 2 ∑X − ∑ n
( Y )2 2 ×∑Y − ∑ n 9675514750 − 1550 × 27257013
6
2 12 27257013 552500 − 15502 × 169,4561 x − ( ) 10 6 6 9675514750 − 7041395025
(552500 − 400416,6667 ) × (169,4561 x 1012 − 123,8241 x 1012 )
2634119725 2634362668 = 0,999907779 =
61 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 7.
Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Generik (PT Indofarma)
A
B
62 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 7.
(lanjutan)
C
D
63 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 7.
(lanjutan)
E
F
A, B, C, D, E, dan F merupakan kromatogram hasil penyuntikan 6 kali larutan tablet generik PT Indofarma pada konsentrasi setara dengan Amoksisilin 500 µg/ml dan Klavulanat 125 µg/ml yang dianalisa secara KCKT, dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
64 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 8.
Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Generik (PT Indofarma)
a. Amoksisilin Amoksisilin Kadar (% %)
Luas puncak
X
Y
1
99,0904
2
(X− X)
( X − X )2
7674338
-1,4838
2,20166244
98,2611
7669342
-2,3131
5,35043161
3
101,0523
7676401
0,4781
0,22857961
4
102,2785
7663356
1,7043
2,90463849
5
99,836
7731337
-0,7382
0,544939924
6
102,9268
7741037
2,3526
5,53472676
No.
ΣX= 603,4451
Σ( X − X )2 =
X = 100,5742
16,76497815
2
SD =
∑ (X - X) 16,76497815 = = 1,8311 n- 1 6 −1
65 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 8. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t t
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 =
n − 1,4838
1,8311 6 − 2,3131 t data 2 = hitung 1,8311 6 0,4781 t data 3 = hitung 1,8311 6 1,7043 t data 4 = hitung 1,8311 6 − 0,7382 t data 5 = hitung 1,8311 6 2,3526 t data 6 = hitung 1,8311 6
= −1,9850 = −3,0944 = 0,6396 = 2,28 = −0,9876 = 3,1473
(semua data diterima)
KadarAmoksisilin (µ ) = X ± (t tabel × SD n ) 1,8311 = 100,5742± 4,0321× 6 = 100,5742± 3,0142
66 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 8. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Kalium Klavulanat Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
92,4398
2
(X− X)
( X − X )2
2457623
-1,0866
1,180743024
91,9679
2463655
-1,55655
2,422847903
3
94,1217
2454383
0,59725
0,356707562
4
95,4560
2455063
1,93155
3,730885403
5
92,1381
2449870
-1,38635
1,921966323
6
95,0232
2453669
1,49875
2,246251563
No.
ΣX= 516,1467
Σ( X − X )2 =
X = 93,52445
11,85940178
2
∑ (X - X) 11,85940178 SD = = = 1,5401 n- 1 6 −1
67 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 8. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t t t t t t t
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 = data 2 = data 3 = data 4 = data 5 = data 6 =
n − 1,08665 1,5401 6 − 1,55655 1,5401 6 0,59725 1,5401 6 1,93155 1,5401 6 − 1,38635 1,5401 6 1,49875 1,5401
6
= −1,7284 = −2,4758 = 0,9499 = 3,0723 = −2,2051 = 2,3839
(semua data diterima)
Kadar Kalium Klavulanat ( µ ) = X ± (t tabel × SD
n)
1,5401 = 93 ,52445 ± 4,0321 × 6 = 93 ,52445 ± 2,5351
68 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 9.
Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Claneksi® (PT Sanbe)
A
B
69 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 9.
(lanjutan)
C
D
70 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 9.
(lanjutan)
E
F
A, B, C, D, E, dan F merupakan kromatogram hasil penyuntikan 6 kali larutan tablet Claneksi® (PT Sanbe) pada konsentrasi setara dengan Amoksisilin 500 µg/ml dan Klavulanat 125 µg/ml yang dianalisa secara KCKT, dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
71 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 10. Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Claneksi® (PT Sanbe)
a. Amoksisilin Amoksisilin Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
101,2639
2
(X− X)
( X − X )2
7818811
0,5929
0,35153041
102,1530
7779949
1,482
2,196324
3
98,7914
7807614
-1,8796
3,53289616
4
102,3268
7823341
1,6558
2,74167364
5
100,4542
7861933
-0,2168
0,04700224
6
99,0367
7811920
-1,6343
2,67093649
No.
ΣX= 604,026
Σ( X − X )2 =
X = 100,671
11,54036294
2
SD =
∑ (X - X ) 11,54036294 = = 1,5192 n- 1 6 −1
72 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 10. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t t
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 =
n 0,5929
1,5192 6 1,482 t data 2 = hitung 1,5192 6 - 1,8796 t data 3 = hitung 1,5192 6 1,6558 t data 4 = hitung 1,5192 6 - 0,2168 t data 5 = hitung 1,5192 6 - 1,6343 t data 6 = hitung 1,5192 6
= 0,9560 = 2,3896 = −3,0306 = 2,6698 = −0,3496 = −2,6343
(semua data diterima)
KadarAmoksisilin (µ ) = X ± (t tabel × SD n ) 1,5192 = 100,671± 4,0321× 6 = 100,671± 2,5007
73 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 10. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Kalium Klavulanat Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
93,9790
2
(X− X)
( X − X )2
2478209
1,1389
1,29709321
94,6058
2473441
1,7657
3,11769649
3
91,4022
2479772
-1,4379
2,06755641
4
94,1212
2470635
1,2811
1,64121721
5
91,6376
2462817
-1,2025
1,44600625
6
91,2946
2472311
-1,5455
2,38857025
No.
ΣX= 557,0404
Σ( X − X )2 =
X = 92,8401
11,95813982
2
∑ (X - X ) 11,95813982 SD = = = 1,5465 n- 1 6 −1
74 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 10. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
=
X−X SD n
data 1 =
1,1389 = 1,8038 1,5465 6
data 2 =
1,7657 = 2,7965 1,5465 6
data 3 =
− 1,4379 = −2,2773 1,5465 6
data 4 =
1,2811 = 2,0290 1,5465 6
data 5 =
− 1,2025 = −1,9045 1,5465 6
data 6 =
− 1,5455 = −2,4477 1,5465 6
(semua data diterima)
Kadar Kalium Klavulanat ( µ ) = X ± (t tabel × SD
n)
1,5465 = 92,8401 ± 4,0321 × 6 = 92,8401 ± 2,5458
75 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 11. Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Clavamox® (PT Kalbe Farma)
A
B
76 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 11. (lanjutan)
C
D
77 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 11. (lanjutan)
E
F
A, B, C, D, E, dan F merupakan kromatogram hasil penyuntikan 6 kali larutan tablet Clavamox® (PT Kalbe Farma) pada konsentrasi setara dengan Amoksisilin 500 µg/ml dan Klavulanat 125 µg/ml yang dianalisa secara KCKT, dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
78 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 12. Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Clavamox® (PT Kalbe Farma)
a. Amoksisilin Amoksisilin Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
112,7025
2
(X− X)
( X − X )2
7678572
0,5347
0,28590409
114,0103
7698036
1,8425
3,39480625
3
110,6534
7612752
-1,5144
2,29340736
4
110,9173
7654392
-1,2505
1,56375025
5
111,3795
7704682
-0,7883
0,62141689
6
113,3436
7604900
1,1758
1,38250564
No.
ΣX= 973,0066
Σ( X − X )2 =
X = 112,1678
9,54179048
2
SD =
∑ (X - X) 9,54179048 = = 1,3814 n- 1 6 −1
79 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 12. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t
hitung
=
X−X SD
= 0,9482 1,3814 6 1,8425 t data 2 = = 3,2674 hitung 1,3814 6 - 1,5144 t data 3 = = −2,6856 hitung 1,3814 6 - 1,2505 t data 4 = = −2,2176 hitung 1,3814 6
t
t t
hitung
hitung
hitung
data 1 =
n 0,5347
data 5 = data 6 =
- 0,7883 1,3814 6 1,1758 1,3814
6
= −1,3979 = 2,0851
(semua data diterima)
KadarAmoksisilin (µ) = X ± (t tabel × SD n ) 1,3814 = 112,1678± 4,0321× 6 = 112,1678± 2,2739
80 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 12. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Kalium Klavulanat Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
92,5248
2
(X− X)
( X − X )2
2172067
1,1507
1,32411049
92,0273
2168783
0,6532
0,42667024
3
90,6761
2149864
-0,698
0,487204
4
90,9297
2159629
-0,4444
0,19749136
5
91,1018
2171574
-0,2723
0,07414729
6
90,9850
2085395
-0,3891
0,15139881
No.
ΣX= 548,2447
Σ( X − X )2 =
X = 91,3741
2,66102219
2
∑ (X - X ) SD = = n- 1
2,66102219 = 0,7295 6 −1
81 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 12. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t t t t t t t
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 = data 2 = data 3 = data 4 = data 5 = data 6 =
n 1,1507 0,7295 6 0,6532 0,7295 6 - 0,698 0,7295 6 - 0,4444 0,7295 6 - 0,2723 0,7295 6 - 0,3891 0,7295
6
= 3,8640 = 2,1934 = −2,3438 = −1,4923 = −0,9144 = −1,3066
(semua data diterima)
Kadar Kalium Klavulanat (µ ) = X ± (t tabel × SD
n)
0,7295 = 91,3741± 4,0321× 6 = 91,3741± 1,2008
82 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 13. Kromatogram Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Augmentin® (PT Glaxo Smithkline Beecham)
A
B
83 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 13. (lanjutan)
C
D
84 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 13. (lanjutan)
E
F
A, B, C, D, E, dan F merupakan kromatogram hasil penyuntikan 6 kali larutan tablet Augmentin
®
(PT Glaxo Smithkline Beecham) pada konsentrasi setara dengan
Amoksisilin 500 µg/ml dan Klavulanat 125 µg/ml yang dianalisa secara KCKT, dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4-metanol (91:9), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
85 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 14. Analisis Data secara Statistik untuk Mencari Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Sebenarnya dari Hasil Penyuntikan Larutan Tablet Augmentin® (PT Glaxo Smithkline Beecham)
a. Amoksisilin Amoksisilin Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
107,5263
2
(X− X)
( X − X )2
8311699
-0,244
0,059536
106,6437
8229120
-1,1266
1,26922756
3
109,9390
8334670
2,1687
4,70325969
4
108,2986
8275629
0,5283
0,27910089
5
108,2150
8237824
0,4447
0,19775809
6
105,9994
8257540
-1,7709
3,13608681
No.
ΣX= 646,622
Σ( X − X )2 =
X = 107,7703
9,64496904
2
SD =
∑ (X - X) 9,64496904 = = 1,5192 n- 1 6 −1
86 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 14. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t t
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 =
n - 0,244
1,5192 6 - 1,1266 t data 2 = hitung 1,5192 6 2,1687 t data 3 = hitung 1,5192 6 0,5283 t data 4 = hitung 1,5192 6 0,4447 t data 5 = hitung 1,5192 6 - 1,7709 t data 6 = hitung 1,5192 6
= −0,9560 = −2,3896 = 3,0306 = 2,6698 = 0,3496 = −2,6343
(semua data diterima)
Kadar Amoksisilin (µ ) = X ± (t tabel × SD
n)
1,5192 = 107,7703± 4,0321× 6 = 107,7703± 2,5007
87 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 14. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Kalium Klavulanat Kadar (%)
Luas puncak
X
Y
1
97,3095
2
(X− X)
( X − X )2
2582257
0,1945
0,03783025
95,7216
2536487
-1,3934
1,94156356
3
98,4113
2561923
1,2963
1,68039369
4
97,4669
2557315
0,3519
0,12383361
5
97,9467
2559851
0,8317
0,69172489
6
95,8341
2563159
-1,2809
1,64070481
No.
ΣX= 582,6901
Σ( X − X )2 =
X = 97,115
6,11605081
2
∑ (X - X ) 6,11605081 SD = = = 1,5465 n- 1 6 −1
88 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 14. (lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
t t t t t t t
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 = data 2 = data 3 = data 4 = data 5 = data 6 =
n 0,1945 1,5465 6 - 1,3934 1,5465 6 1,2963 1,5465 6 0,3519 1,5465 6 0,8317 1,5465 6 - 1,2809 1,5465
6
= 1,8038 = −2,7965 = 2,2773 = 2,0290 = 1,9045 = −2,4477
(semua data diterima)
Kadar Kalium Klavulanat ( µ ) = X ± (t tabel × SD
n)
1,5465 = 97,115 ± 4,0321 × 6 = 97,115 ± 2,5457
89 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 15. Kromatogram Hasil Perolehan Kembali Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku yang Ditambahkan pada Tablet Generik (PT Indofarma)
A
B
90 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 15. (lanjutan)
C
D
91 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 15. (lanjutan)
E
F
A, B, C, D, E dan F merupakan kromatogram dari hasil perolehan kembali amoksisilin dan kalium klavulanat baku yang ditambahkan pada tablet generik PT Indofarma untuk enam kali perlakuan menggunakan KCKT dengan kolom Shim-Pack VP-ODS (4,6 x 250 mm), perbandingan fase gerak larutan dapar fosfat pH 4,4 dan metanol (91:9), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 2,0 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 220 nm dan sensitifitas 1,000 AUFS.
92 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 16. Data Perolehan Kembali Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku pada Tablet Generik (PT Indofarma) dengan metode Penambahan Baku a. Amoksisilin Konsentrasi (µg/ml) No.
Luas Puncak
Setelah penambahan analit
Sebelum penambahan analit
Analit yang ditambahkan (µg/ml)
Perolehan Kembali (%)
1
11438921
752,9871
503,1892
252
99,1262
2
11453309
744,1996
503,1892
244
98,7748
3
11377394
748,8846
503,1892
248
99,0707
4
11476636
755,5019
503,1892
254
99,3357
5
11461869
754,5172
503,1892
254
98,9480
6
11505171
757,4046
503,1892
256
99,3029
Rerata perolehan kembali
99,0930
Simpangan baku (SD)
0,2130
Simpangan baku relatif (RSD)
0,2149
b. Kalium Klavulanat Konsentrasi (µg/ml) No.
Luas Puncak
Setelah penambahan analit
Sebelum penambahan analit
Analit yang ditambahkan (µg/ml)
Perolehan Kembali (%)
1
3614832
204,7542
137,8312
68
98,4162
2
3605623
204,2225
137,8312
66
100,5929
3
3536457
200,2291
137,8312
62
100,6418
4
3668019
207,8249
137,8312
70
99,9910
5
3685364
208,8264
137,8312
72
98,6044
6
3703305
209,8622
137,8312
72
100,0430
Rerata perolehan kembali
99,7148
Simpangan baku (SD)
0,9731
Simpangan baku relatif (RSD)
0,9759
93 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 17. Contoh perhitungan persen perolehan kembali % Recovery
=
A-B x 100% konsentrasi baku yang ditambahkan
Keterangan : A
= konsentrasi sampel setelah penambahan baku
B
= konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
a. Amoksisilin Berat 10 tablet
= 10,584 g
Berat 1 tablet
= 1,0584 g
Kandungan amoksisilin dalam 1 tablet
= 500 mg
Ditimbang serbuk tablet setara 25 mg amoksisilin
25 mg x 10584 mg = 52,9 mg 10 tablet x 500 mg Rerata kadar amoksisilin dalam tablet generik (PT Indofarma) adalah 503,1892 µg/ml. Kadar analit yang diperoleh setelah penambahan amoksisilin baku pada data 1 adalah 752,9871 µg/ml. Penimbangan baku amoksisilin = 12,6 mg, dilarutkan dalam labu 50 ml. Maka kadar baku yang ditambahkan adalah = 252 µg/ml. Maka persen perolehan kembali adalah % Recovery
=
752,9871 - 503,1892 x 100% 252
= 99,1262 %
94 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 17. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Berat 10 tablet
= 10,584 g
Berat 1 tablet
= 1,0584 g
Kandungan kalium klavulanat dalam 1 tablet
= 125 mg
Ditimbang serbuk tablet setara 6,25mg kalium klavulanat
6,25 mg x 10584 mg = 52,9 mg 10 tablet x 125 mg Rerata kadar kalium klavulanat dalam tablet generik (PT Indofarma) adalah 137,8312 µg/ml. Kadar analit yang diperoleh setelah penambahan kalium klavulanat baku pada data 1 adalah 204,7542 µg/ml. Penimbangan baku kalium klavulanat = 3,4 mg, dilarutkan dalam labu 50 ml. Maka kadar baku yang ditambahkan adalah = 68 µg/ml. Maka persen perolehan kembali adalah % Recovery
=
204,7542 - 137,8312 x 100% 68
= 98,4162 %
95 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 18. Analisis Data secara Statistik dari Hasil Perolehan Kembali Amoksisilin dan Kalium Klavulanat Baku pada Tablet Generik (PT Indofarma) dengan Metode Penambahan Baku
a. Amoksisilin
No.
Perolehan Kembali (%) X
(X− X)
( X − X )2
1
99,1262
0,0332
0,00110224
2
98,7748
-0,3182
0,10125124
3
99,0707
0,0223
0,00049729
4
99,3357
0,2427
0,05890329
5
98,9480
-0,145
0,021025
6
99,3029
0,2099
0,04405801
ΣX= 594,5583 Σ( X − X )2 = 0,22683707
X = 99,030 2
∑ (Xi - X ) SD = = n- 1
0,22683707 = 0,2130 6 −1
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 = data 2 = data 3 = data 4 = data 5 = data 6 =
n 1,2987 0,2130
5
- 0,878 0,2130
5
0,9269 0,2130
5
0,2791 0,2130
5
- 1,1109 0,2130
5
0,3281 0,2130
5
= 0,3816 = −3,6575 = 0,2563 = 2,7897 = −1,6667 = 2,4126
(semua data diterima) 96 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 18. (lanjutan)
SD 0,2130 × 100% = × 100% 99,0930 X = 0,2149%
RSD =
b. Kalium Klavulanat
No.
Perolehan Kembali (%) X
(X− X)
( X − X )2
1
98,4162
-1,2987
1,68662169
2
100,5929
0,878
0,770885
3
100,6418
0,9269
0,85914361
4
99,9910
0,2791
0,07623121
5
98,604
-1,1109
1,23409881
6
100,043
0,3281
0,10764961
ΣX= 598,2889
X = 99,7148 2
∑ (Xi - X) SD = = n- 1
Σ( X − X )2 = 4,73462993
4,73462993 = 0,9731 6 −1
Pada interval kepercayaan 99,5% dengan nilai α = 0,005, dk = 5 diperoleh nilai ttabel = 4,0321. Data diterima bila -ttabel
97 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 18. (lanjutan)
t t t t t t t
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
hitung
=
X−X SD
data 1 = data 2 = data 3 = data 4 = data 5 = data 6 =
n - 1,2987 0,9731 5 0,878 0,9731 5 0,9269 0,9731
5
0,2791 0,9731 5 - 1,1109 0,9731 5 0,3281 0,9731
5
= −3,2688 = 2,2099 = 2,3330 = 0,7025 = −2,7961 = 0,8258
(semua data diterima)
SD 0,9731 × 100% = × 100% 99,7148 X = 0,9759%
RSD =
98 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 19. Perhitungan Penetapan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
a. Amosisilin Persamaan regresi:
Y = 14997,2615 3X + 146176,518
No.
Konsentrasi (µg/ml)
Luas puncak
Yi
( Y − Yi )
( Y − Yi )2
1
X 100
Y 1551849
1645902,671
-94053,671
8846093029
2
250
3912796
3895491,901
17304,099
299431842,2
3
500
7669876
7644807,283
-25068,717
628440572
4
750
11516484 11247946,15
268537,85
72112576000
5
1000
15186947 15143438,05
43508,95
1893028730
6
1250
18778567 18892753,43
-114186,4305
13038540000
Σ( Y − Yi )2 =
96818111000
2
96818111000 ∑ ( Y - Yi) SY = = n- 2 6−2 = 155578,0439 3,3 × SY S 3,3 × 155578,0439 = 14997,26153 = 34,2334 µg/ml
Batas Deteksi =
10 × SY S 10 × 155578,0439 = 14997,26153 = 103,7376 µg/ml
Batas Kuantitasi =
99 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 19. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Y = 17320,2392 9X + 68440,9270 4
Persamaan regresi:
No.
Konsentrasi (µg/ml)
Luas puncak
Yi
( Y − Yi )
( Y − Yi )2
1
X 50
Y 909851
934452,8915
-24601,8915
605253065,4
2
100
1793924
1800464,856
-6540,56
42778925,11
3
200
3539508
3532488,785
-7019,215
49269379,22
4
300
5294127
5264512,714
-29614,286
877005935,3
5
400
7053114
6996536,643
56577,357
3200997325
6
500
8666489
8728560,572
-62071,57204
3852880100
Σ( Y − Yi )2 =
8583884730
2
8583884730 ∑ ( Y - Yi) SY = = n- 2 6−2 = 46324,6283 3,3 × SY S 3,3 × 46324,6283 = 17320,23929 = 8,8262µg/ml
Batas Deteksi =
10 × SY S 10 × 46324,6283 = 17320,23929 = 26,7460 µg/ml
Batas Kuantitasi =
100 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 20. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel
Berat 10 tablet
= 10416 mg
Kandungan Amoksisilin dalam setiap tablet
= 500 mg
Kandungan Kalium Klavulanat dalam setiap tablet = 125 mg Labu ukur
= 50 ml
Dibuat larutan uji dengan konsentrasi amoksisilin 500 µg/ml atau kalium klavulanat 125 µg/ml. Ditimbang serbuk setara dengan 25 mg amoksisilin atau 6,25 mg kalium klavulanat. Berat penimbangan sampel =
25mg x 10416 mg 10 x500mg
= 0,0521 g Atau Berat penimbangan sampel =
6,25mg x 10416 mg 10 x125mg
= 0,0521 g Sampel yang sudah ditimbang (0,0521 mg) dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dengan pelarut sampai garis tanda Kadar amoksisilin =
25 x 1000 µg 50ml
= 500 µg/ml Kadar kalium klavulanat =
6,25 x 1000 µg 50ml
= 125 µg/ml
101 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 21. Tabel Hasil Analisa Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Sampel
1. Tabel Hasil Analisa Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Tablet Generik (PT Indofarma)
a. Amoksisilin
1
Berat penimbangan (mg) 52,1
Berat Setara (mg) 25,0096
7674338
Konsentrasi Perolehan (µg/ml) 501,9691
Konsentrasi Teoritis (µg/ml) 500,192
99,0904
2
52,5
25,2016
7669342
501,6363
500,0323
98,2611
3
51,1
24,5296
7676401
502,1066
490,5914
101,0523
4
50,4
24,1935
7663356
501,2386
483,8710
102,2785
5
52,1
25,0096
7731337
505,7697
500,192
99,836
6
50,6
24,2896
7741037
506,4165
485,792
102,9268
No
Luas Area
Rata-rata konsentrasi teoritis
Kadar (%)
493,445
b. Kalium Klavulanat
No
Berat penimbangan (mg)
Berat Setara (mg)
Luas Area
Konsentrasi Perolehan (µg/ml)
Konsentrasi Teoritis (µg/ml)
Kadar (%)
1
52,1
6,2524
2457623
137,9416
125,048
92,4398
2
52,5
6,3004
2463655
138,2899
126,008
91,9679
3
51,1
6,1324
2454383
137,7546
122,648
94,1217
4
50,4
6,0484
2455063
137,7938
120,968
95,4560
5
52,1
6,2524
2449870
137,4940
125,048
92,1381
6
50,6
6,0724
2453669
137,7133
121,448
95,0232
Rata-rata konsentrasi teoritis
123,528
102 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 21. (lanjutan)
2. Tabel Hasil Analisa Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Tablet Claneksi® (PT Sanbe)
a. Amoksisilin
1
Berat penimbangan (mg) 51,0
Berat Setara (mg) 24,9413
7818811
Konsentrasi Perolehan (µg/ml) 511,6024
Konsentrasi Teoritis (µg/ml) 498,826
101,2639
2
50,3
24,5990
7779949
509,0111
491,980
102,1530
3
52,2
25,5282
7807614
510,8558
510,564
98,7914
4
50,5
24,6968
7823341
511,9044
493,936
102,3268
5
51,7
25,2836
7861933
514,4777
505,673
100,4542
6
52,1
25,4793
7811920
511,1429
509,586
99,0367
No
Luas Area
Rata-rata konsentrasi teoritis
Kadar (%)
501,761
b. Kalium Klavulanat
No
Berat penimbangan (mg)
Berat Setara (mg)
Luas Area
Konsentrasi Perolehan (µg/ml)
Konsentrasi Teoritis (µg/ml)
Kadar (%)
1
51,0
6,2363
2478209
139,1302
124,707
93,9790
2
50,3
6,1497
2473441
138,8549
122,995
94,6058
3
52,2
6,3820
2479772
139,2204
127,641
91,4022
4
50,5
6,1742
2470635
138,6929
123,484
94,1212
5
51,7
6,3209
2462817
138,2415
126,418
91,6376
6
52,1
6,3698
2472311
138,7897
127,396
91,2946
Rata-rata konsentrasi teoritis
125,440
103 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 21. (lanjutan)
3. Tabel Hasil Analisa Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Tablet Clavamox® (PT Kalbe Farma)
a. Amoksisilin
1
Berat penimbangan (mg) 52,0
Berat Setara (mg) 22,0003
7678572
Konsentrasi Perolehan (µg/ml) 502,2514
Konsentrasi Teoritis (µg/ml) 440,006
112,7025
2
52,2
22,0850
7698036
503,5492
441,670
114,0103
3
52,5
22,2119
7612752
497,8626
444,238
110,6534
4
52,6
22,2542
7654392
500,6391
445,084
110,9173
5
52,8
22,3388
7704682
503,9924
446,776
111,3795
6
51,2
21,6619
7604900
497,3390
433,238
113,3436
No
Luas Area
Rata-rata konsentrasi teoritis
Kadar (%)
441,835
b. Kalium Klavulanat
1
Berat penimbangan (mg) 52,0
Berat Setara (mg) 5,5001
2172067
Konsentrasi Perolehan (µg/ml) 121,4548
Konsentrasi Teoritis (µg/ml) 110,002
92,5248
2
52,2
5,5212
2168783
121,2652
110,424
92,0273
3
52,5
5,5530
2149864
120,1729
111,060
90,6761
4
52,6
5,5635
2159629
120,7367
111,270
90,9297
5
52,8
5,5847
2171574
121,4263
111,694
91,1018
6
51,2
5,4155
2085395
116,4507
108,310
90,9850
No
Luas Area
Rata-rata konsentrasi teoritis
Kadar (%)
110,460
104 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 21. (lanjutan)
4. Tabel Hasil Analisa Kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Tablet Augmentin® (PT Glaxo Smithkline Beecham)
a. Amoksisilin
1
Berat penimbangan (mg) 52,1
Berat Setara (mg) 24,9976
8311699
Konsentrasi Perolehan (µg/ml) 544,4676
Konsentrasi Teoritis (µg/ml) 499,952
107,5263
2
52,0
24,9496
8229120
538,9613
498,992
106,6437
3
51,1
24,5178
8334670
545,9992
490,356
109,9390
4
51,5
24,7097
8275629
542,0624
494,194
108,2986
5
51,3
24,6138
8237824
539,5417
492,276
108,2150
6
52,5
25,1895
8257540
540,8563
503,790
105,9994
No
Luas Area
Rata-rata konsentrasi teoritis
Kadar (%)
496,593
b. Kalium Klavulanat
No
Berat penimbangan (mg)
Berat Setara (mg)
Luas Area
Konsentrasi Perolehan (µg/ml)
Konsentrasi Teoritis (µg/ml)
Kadar (%)
1
52,1
6,2494
2582257
145,1375
124,988
97,3095
2
52,0
6,2374
2536487
142,4949
124,748
95,7216
3
51,1
6,1295
2561923
143,9635
122,589
98,4113
4
51,5
6,1774
2557315
143,6974
123,548
97,4669
5
51,3
6,1534
2559851
143,8439
123,068
97,9467
6
52,5
6,2974
2563159
144,0349
125,948
95,8341
Rata-rata konsentrasi teoritis
124,148
105 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 22. Contoh perhitungan untuk mencari kadar Amoksisilin dan Kalium Klavulanat
a. Amoksisilin Y = 14997,2615 3X + 146176,518
Misalnya diambil data 1 dari Tablet Generik (PT Indofarma) Luas puncak = 7674338 *Konsentrasi perolehan :
X=
7674338 − 146176,518 = 501,9691 µg/ml 14997,26153
Berat 10 tablet =10416 mg Penimbangan serbuk = 52,1 mg Tiap tablet mengandung 500 mg amoksisilin Kesetaraan serbuk =
52,1 mg × 10 tablet × 500 mg = 25,0096 mg 10416 mg
Ditimbang 52,1 mg serbuk tablet yang mengandung 25,0096 mg amoksisilin dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan fase gerak isokratik sampai tanda. *Konsentrasi teoritis :
X=
25,0096 x 1000 µg = 500,192 µg/ml 50ml
Kadar baku amoksisilin yang tertera dalam sertifikat = 98,735 % Kadar =
=
konsentrasi perolehan x 98,735 % konsentrasi teoritis
501,9691 µg/ml 500,192 µg/ml
x 98,735 %
= 99,0904 %
106 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 22. (lanjutan)
b. Kalium Klavulanat Y = 17320,23929X + 68440,92704
Misalnya diambil data 1 dari Tablet Generik (PT Indofarma) Luas puncak = 2457623 *Konsentrasi perolehan :
X=
2457623 − 68440,92704 = 137,9416 µg/ml 17320,23929
Berat 10 tablet =10416 mg Penimbangan serbuk = 52,1 mg Tiap tablet mengandung 125 mg kalium klavulanat Kesetaraan serbuk =
52,1 mg × 10 tablet × 125 mg = 6,2524 mg 10416 mg
Ditimbang 52,1 mg serbuk tablet yang mengandung 6,2524 mg kalium klavulanat dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan fase gerak isokratik sampai tanda. *Konsentrasi teoritis :
X=
6,2524 x 1000µg = 125,048 µg/ml 50ml
Kadar baku klavulanat yang tertera dalam sertifikat = 83,8 % Kadar =
=
konsentrasi perolehan x 83,8 % konsentrasi teoritis 137,9416 µg/ml 125,048 µg/ml
x 83,8 %
= 92,4398 %
107 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 23. Daftar spesifikasi sampel
1. Generik No. Batch
: AC7I125
Produsen
: PT. Indofarma
No. Pendaftaran : DKL0600914709A1 Tgl. Kadaluwarsa : Sept 2010 2. Claneksi® No. Batch
: KF4358A
Produsen
: PT. Sanbe
No. Pendaftaran : DKL9111614143B1 Tgl. Kadaluwarsa : Jun 2011 3. Clavamox® No. Batch
: 143019
Produsen
: PT. Kalbe Farma
No. Pendaftaran : DKL9111615217B1 Tgl. Kadaluwarsa : May 2011 4. Augmentin® No. Batch
: 0873070C
Produsen
: PT Glaxo Smithkline Beecham
No. Pendaftaran : DKL8728100717B1 Tgl. Kadaluwarsa : April 2011
108 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 24. Sertifikat Analisis Amoksisilin BPFI
109 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 25. Sertifikat Analisis Kalium Klavulanat Baku
110 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 26. Sertifikat Analisis Amoksisilin Baku
111 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.
Lampiran 27. Daftar Nilai Distribusi t
112 Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2010.