PELUANG PENERAPAN PP 51 TAHUN 2009 TERKAIT TITIK IMPAS: STUDI KASUS DI APOTEK FARMA NUSANTARA DAN KIMIA FARMA 27 MEDAN
SKRIPSI
OLEH: HILMA AZIZAH NIM 050804034
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
PELUANG PENERAPAN PP 51 TAHUN 2009 TERKAIT TITIK IMPAS: STUDI KASUS DI APOTEK FARMA NUSANTARA DAN KIMIA FARMA 27 MEDAN
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
OLEH: HILMA AZIZAH NIM 050804034
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
Lembar Pengesahan Skripsi PELUANG PENERAPAN PP 51 TAHUN 2009 TERKAIT TITIK IMPAS: STUDI KASUS DI APOTEK FARMA NUSANTARA DAN KIMIA FARMA 27 MEDAN OLEH: HILMA AZIZAH NIM 050804034 Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal: Desember 2010 Pembimbing I,
Panitia Penguji,
Drs. Wiryanto, M.S. Apt. NIP 195011171980022001
Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. NIP 195301011983031004
Pembimbing II,
Drs. Wiryanto, M.S. Apt. NIP 195011171980022001
Dra. Juanita Tanuwijaya, Apt. NIP: 130 672 239
Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 195807101986012001
Drs. Ismail, M.Si., Apt. NIP 195006141980031001
Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PELUANG PENERAPAN PP 51 TAHUN 2009 TERKAIT TITIK IMPAS: STUDI KASUS DI APOTEK FARMA NUSANTARA DAN KIMIA FARMA 27 MEDAN”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada Ayahanda Suparmin dan Ibunda (Almh). Siti Aminah, serta abang dan kakakku tercinta, atas do’a, dukungan, motivasi dan perhatian yang tiada hentinya kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Wiryanto.MS.,Apt. dan Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, Apt., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dan tanggung jawab dari awal penelitian hingga menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas Farmasi 3. Bapak Drs. Agus Cahyana, Apt., selaku manager bisnis sekaligus APA di Apotek Kimia Farma 27 dan Ibu Dra. Sudewi, Apt., selaku APA di Apotek Farma Nusantara.
Universitas Sumatera Utara
4. Dosen-dosen di Fakultas Farmasi yang telah membimbing penulis selama perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Abang, kakak, adik-adik dan terutama buat teman-teman angkatan 2005 Fakultas Farmasi atas dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan profesi apoteker pada khususnya.
Medan, Desember 2010 Penulis,
Hilma Azizah
Universitas Sumatera Utara
PELUANG PENERAPAN PP 51 TAHUN 2009 TERKAIT TITIK IMPAS: STUDI KASUS DI APOTEK FARMA NUSANTARA DAN KIMIA FARMA 27 MEDAN
ABSTRAK
Penerapan ketentuan PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, bahwa Pelayanan Kefarmasian di Apotek hanya dapat dilakukan oleh Apoteker, akan membawa konsekuensi lain. Jam kerja apotek yang panjang menuntut adanya apoteker pendamping dan tenaga kerja lainnya yang memadai. Hal ini akan berakibat meningkatnya biaya tetap yang harus dikeluarkan apotek oleh karena harus memberikan imbalan yang sesuai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peluang penerapan PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian di apotek terkait titik impas. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, melalui survei dengan cara penyebaran kuisioner dan analisis dokumen yang bersifat purposive. Penyebaran kuisioner ditujukan kepada peserta seminar pharmacy update di Hotel Inna Darma Deli Medan pada tanggal 13 Maret 2010 dan analisis dokumen dilakukan terhadap biaya operasional Apotek Farma Nusantara Jl. Setia Budi No. 25 dan Apotek Kimia Farma 27 pada bulan Mei tahun 2010. Hasil survei menunjukkan bahwa omset apotek per hari berkisar antara 1 3 juta rupiah. Agar dapat hidup normal, maka apotek harus menggunakan indeks penjualan minimal sebesar 1,15. Dengan demikian indeks penjualan 1,15 dapat dipandang sebagai indeks penjualan yang ideal dan wajar oleh karena selain titik impas dapat tercapai, imbalan apoteker sesuai standar juga dapat terpenuhi. Pada penerapan PP 51 tahun 2009, hasil survei menunjukkan bahwa imbalan yang diharapkan apoteker adalah sebesar 5 juta rupiah. Peningkatan imbalan apoteker dan penyesuaian gaji bagi tenaga kerja lain pada penerapan PP 51 tahun 2009 mengakibatkan peningkatan biaya tetap, yang membawa konsekuensi peningkatan titik impas yaitu sebesar Rp 4.906.720,- per hari. Karena omset apotek per hari saat ini hanya berkisar antara 1 - 3 juta rupiah, maka peluang penerapan PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian kaitannya dengan titik impas di apotek adalah kecil. Kata kunci: PP 51 tahun 2009, omset, indeks penjualan, biaya tetap, titik impas.
Universitas Sumatera Utara
APPLICATION OPPORTUNITIES RELATED PP 51 IN 2009 BREAK-EVENT POINT: A CASE STUDY at FARMA NUSANTARA PHARMACIES AND CHEMICAL FARMA 27 MEDAN ABSTRACT Application of the provisions of Regulation 51 of 2009 on Pharmaceutical Jobs, Pharmaceutical Services at the pharmacy that can only be done by pharmacists, will bring other consequences. Long working hours pharmacy requires a pharmacist assistants and other appropriate labor. This will result in increased fixed costs that must be paid pharmacies by having to provide an appropriate reward. The purpose of this study is to identify the opportunity of applying Regulation 51 year 2009 about work-related pharmacy in pharmacy break-even point. The research was done with descriptive method, through a survey by distributing questionnaires and document analysis that is purposive. Distributing questionnaires to participants in a seminar aimed at updating pharmacy at the Hotel Inna Dharma Deli Medan on March 13, 2010 and document analysis conducted on the operational costs Farma Apotek Nusantara Jl. Setia Budi No. Apotek Kimia Farma 25 and 27 in May of 2010. The survey results indicate that the turnover of pharmacies per day ranged between 1-3 million dollars. To be able to live normal, then the pharmacy must use a minimum sales index of 1.15. Thus the sales index index of 1.15 can be viewed as an ideal and reasonable sales because in addition to break-even point can be reached, compensation standards pharmacist can also be met. On the application of PP 51 of 2009, the survey results show that the expected benefits pharmacist is 5 million dollars. Increased reward pharmacists and salary adjustments for other employees on the application of PP 51 in 2009 resulted in increased fixed costs, the consequences increase in break-even point that is Rp 4,906,720, - per day. Because the turnover of pharmacies per day at this time ranged only between 1-3 million dollars, then the opportunity for the application of PP 51 of 2009 on a job related to pharmacy in pharmacy break-even point is small. Keywords: PP 51, 2009, the turnover, an index of sales, fixed costs, break-even point.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Halaman JUDUL.................................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….iii KATA PENGANTAR.........................................................................................iv ABSTRAK……………………………………………………………………...vi ABSTRACT…………………………………………………………………….vii DAFTAR ISI……………………………………………………………………viii DAFTAR TABEL…………………………………………………………........xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....xii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xiii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….......1 1.1
Latar Belakang…………………………………....................…...1
1.2
Kerangka Pikir Penelitian ……………………………………… 2
1.3
Perumusan Masalah………………………………….…………..3
1.4
Hipotesis……………………………………………………........3
1.5
Tujuan Penelitian………………………………………………...3
1.6
Manfaat Penelitian…………………………………….…………3
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………..……………......4 2.1
Pelayanan Kefarmasian..………………………...........................4
2.2
Pekerjaan Kefarmasian.....……………………………………… 5
2.3
Apotek....................………………………………….……….......8
2.4
Sumber daya Manusia (SDM)..…………………………….........9 2.4.1
Apoteker.....………………………………………...........9
2.4.2
Asisten Apoteker.....……………………………………..9
2.5
Manajemen Apotek.....…………………………………….....… 10
2.6
Administrasi.....…………………………………................…… 11
2.7
Analisa Titik Impas.....………………………………….....…… 12 2.7.1
Pengertian Titik Impas.....……….…………………… 12
2.7.2
Asumsi-asumsi Analisis Titik Impas………………… 14
2.7.3
Biaya Tetap (Fixed Cos ) .....………………………… 15
2.7.4
Biaya Variabel.....………………….………………… 15
2.7.5
Kegunaan dan Kelemahan Analisa Titik Impas…....…16
BAB III METODE PENELITIAN.....……………………………………..… 17 3.1
Waktu, Tempat dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian....… 17
3.2
Analisa Data.....……………………...............………………… 17
3.3
Prosedur Kerja .....…………………………………...........…… 17
3.1
Defenisi Operasional.....…………………………..…………… 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....……….………………………… 19 4.1
Gambaran Apotek Penelitian..……….….………………………19
Universitas Sumatera Utara
4.2
4.3
4.1.1
Apotek Farma Nusantara.....…………………….…… 19
4.1.2
Apotek Kimia Farma 27.....……………...…………… 19
Hasil Analisis Dokumen Terhadap Biaya Operasional Apotek... 20 4.2.1
Data Analisis Dokumen Terhadap Biaya Operasional Apotek.....…………...........…………………………… 20
4.2.2
Data Analisis Impas Terhadap Biaya Operasional Apotek.....…………...................……………………… 21
Hasil Survei Terhadap Peserta Seminar Pharmacy Update…… 25 4.3.1
Distribusi Apotek Berdasarkan Omset Rata-rata Per Hari.....…………….........………………………… 26
4.3.2
Distribusi Imbalan yang Diterima Apoteker .....…....… 28
4.3.3
Distribusi Imbalan yang Diharapkan Sehubungan dengan Penerapan PP 51 Tahun 2009...……………… 29
4.1
Data Biaya Tetap Apotek Per Hari Berdasarkan Imbalan yang Diterima dan Imbalan yang Diharapkan Apoteker Sehubungan dengan Penerapan PP 51 Tahun 2009.....……………..............………………………… 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....…………………………………… 36 5.1
Kesimpulan......................……………………………………… 36
5.2
Saran.....………...........................……………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA.....…………………………….......................………… 37 LAMPIRAN.....…….....................................………………………………… 39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Biaya Tetap Apotek Farma Nusantara Per Bulan .....…………...… 20 Tabel 4.2 Biaya Tetap Apotek Nimia Farma 27 Per Tahun.....….…………… 21 Tabel 4.3 Analisis Impas dengan Berbagai Asumsi Nilai Indeks pada Apotek Farma Nusantara dan Apotek Kimia Farma......…………………… 21 Tabel 4.4 Distribusi Apotek Berdasarkan Omset Rata-rata Per Hari.....…...… 26 Tabel 4.5 Distribusi Imbalan Yang Diterima Apoteker dari Apotek............… 28 Tabel 4.6 Distribusi Imbalan yang Diharapkan Sehubungan dengan Penerapan PP 51 Tahun 2009.....……………………..…………… 29 Tabel 4.7 Distribusi Kemungkinan Harapan Imbalan dapat Terpenuhi ..…… 30 Tabel 4.8 Biaya Tetap Apotek Per Hari Berdasarkan Imbalan yang Diterima Apoteker dan Imbalan yang Diharapkan Sehubungan dengan Penerapan PP 51 Tahun 2009.....………..………………………… 32 Tabel 4.9 Analisis Impas Menggunakan Data Biaya Tetap Apotek Per Hari Berdasarkan Imbalan yang Diterima Apoteker dan Imbalan yang Diharapkan Sehubungan dengan Penerapan PP 51 Tahun 200.…… 33
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Skema Hubungan Variabel Bebas Dan Variabel Terikat ..…….… 2 Gambar 2.1 Gambar Analisa Titik Impas antara Indeks vs Omset.....……...… 13 Gambar 2.2 Gambar Biaya Tetap antara Jumlah Barang vs Biaya.....……...… 15 Gambar 4.1 Grafik Analisis Impas dalam Bentuk Indeks vs Titik Impas pada Apotek Farma Nusantara.....…..................................…............… 24 Gambar 4.2. Grafik Analisis Impas dalam Bentuk Indeks vs Titik Impas pada Apotek Kimia Farma 27.....…............................................…...… 24 Gambar 4.3 Grafik Distribusi Apotek Berdasarkan Omset Rata-rata Per Hari.. 27 Gambar 4.4 Grafik Distribusi Imbalan yang Diterima Apoteker dari Apotek... 28 Gambar 4.5 Grafik Analisis Impas dalam Bentuk Indeks vs Titik Impas Berdasarkan Imbalan yang Diterima dan Imbalan yang Diharapkan Sehubungan Penerapan PP 51 Tahun 2009…............................... 34
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Perhitungan Analisis Impas dengan Berbagai Nilai Indeks Penjualan pada Apotek Farma Nusantara .....…................…...… 39
Lampiran 2. Perhitungan Analisis Impas dengan Berbagai Nilai Indeks Penjualan pada Apotek Kimia Farma 27……………………..… 40
Lampiran 3. Perhitungan Analisis Impas Menggunakan Data Biaya Tetap Apotek Per Hari Berdasarkan Imbalan yang Diterima Apoteker dengan Berbagai Nilai Indeks Penjualan di Apotek.....…........… 41
Lampiran 4. Perhitungan Analisis Impas Menggunakan Data Biaya Tetap Apotek Per Hari Berdasarkan Imbalan yang Diharapkan Sehubungan dengan Penerapan PP 51 Tahun 2009 dengan Berbagai Nilai Indeks Penjualan di Apotek............................… 42
Lampiran 5. Kuisioner Penelitian.....…................................................…....… 43
Lampiran 6. Data Biaya Tetap Per Tahun pada Apotek Farma Nusantara dan Apotek Kimia Farma 27..........................................................… 45
Universitas Sumatera Utara