UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DALAM MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B MTs NU 03 AL HIDAYAH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
LINA WAHYUNI NUZULIA 3105037
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
i
ABSTRAK Lina Wahyuni Nuzulia (NIM: 3105037). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada Peserta Didik Kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel pada peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal. Obyek penelitian ini adalah di MTs NU 03 AL Hidayah Kendal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yaitu kelas VIII B yang jumlahnya ada 44 peserta didik yang terdiri dari 21 putra dan 23 putri. Pengumpulan data menggunakan Lembar kerja peserta didik dan tes evaluasi. Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, rata-rata tes evaluasi 54. Pada siklus I rata-rata tes evaluasi 65,68 dengan ketuntasan klasikal 79,54%. Sedangkan pada siklus II rata-rata tes evaluasi peserta didik meningkat menjadi 75,37 dengan ketuntasan klasikal 88,64%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.
ii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 10 Desember 2009 Deklarator,
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037
iii
MOTTO
8Õµ
Ü1ÊAµ%
¬ÒßÜoe
.....
ÉA%Ê
Î"Ï
8Õµ
..... 0¡`Fs`l a2ß µÎÞ Artinya : “ ….. Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat…..” (Q.S. Al Mujadillah, 11)∗
∗ Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 946.
iv
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis yang sederhana ini yang telah memberi arti dalam hidupku. ¾ Abah Muhtarom dan Ibu Salamah tercinta yang dengan penuh kesabaran selalu berjuang, merawat dan mendo’akan anak-anaknya. Terima kasih atas lantunan do’a, motivasi dan ridho yang selalu mengiringi langkah saya hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah saya. Hormat dan bakti ku kan selalu tertuju untukmu.. ¾ Kakaku tercinta Mas Afif Amrullah, terima kasih atas motivasi dan do’a yang diberikan. Semoga cepat menyelesaikan skripsinya. Salam sukses selalu.. ¾ Adikku tercinta Arif Budi Seiawan dan Hapy Latifah Aprilia, yang selalu membantu, mendoakan dan memberi semangat selama perjalanan hidupku. serta dengan senyuman dan motivasi yang kalian berikan memberikan semangat kepada penulis. ¾ Keluarga BANI MASKUR terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian sehingga menghantarkan aku menuju gerbang kesuksesan. ¾ Seseorang yang selalu memberikan motivasi, yang selalu ada buat aku, memberikan warna lain dikehidupanku (Mz Toermudzi). Terima kasih atas cinta dan kasihmu selama ini. Semoga Abadi selamanya ¾ Sahabat – sahabat terbaik dan terindahku atik, farida, kuni, harir, islam, siwi, lian, mandik yang selalu memberi motivasi dan selalu ada saat suka maupun dukaku (kau adalah tempatku berbagi kisah) dan sahabat-sahabatku anak Tadris Matematika 2005 yang tidak bisa aku sebut satu per satu ¾ Rekan-rekan KORPS yang tidak dapat saya sebutkan, terima kasih telah memberikan banyak ilmu dalam berorganisasi. ¾ Semua pihak yang pernah melintas dan menghiasi hidupku dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baikmu, amin ….
v
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terlesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang merestui pembahasan skripsi ini dan selaku Wali Studi yang telah bersedia memberikan pengarahan selama penulis menjadi mahasiswa. 2. Hj. Minhayati Shaleh, M.Sc., dan Mursid, M.Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini. 3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menambah ilmu. 4. Suhamdan S.Pd. selaku Kepala MTs NU 03 Al Hidayah Kendal, A. Qomarudin, S.Pd.I selaku guru pamong beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta membantu mengarahkan dan memberikan saran yang berharga dalam penelitian skripsi ini. 5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga dengan doa dan motivasimu sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
vi
6. Sahabat, teman-teman dan keluarga besar Tadris Matematika yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak ada yang penulis kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Amin. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 desember 2009 Penulis,
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi suatu bangsa, karena bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci dan tanpa kunci itu usaha akan gagal.1 Dalam pendidikan di sekolah, aspek yang dominan adalah guru dan peserta didik. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan.2 Dengan guru sebagai pemegang peran utama. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik di dalam mempelajari matematika. Salah satu kesulitan itu terdapat dalam materi sistem persamaan linear dua variabel pada peserta didik kelas VIII B semester gasal. Matematika merupakan sebuah ilmu yang memberikan kerangka berfikir logis universal pada manusia3. Di samping itu, matematika merupakan satu alat bantu yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau matematika ditempatkan sebagai mathematics is king as well as good servant.4 Namun dalam praktek pembelajarannya matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik di mata peserta didik. Hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam penguasaan materi matematika, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang
1
hlm. 1
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. I,
2
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. II, hlm. 3 3 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm.1. 4 Ibid., 1
2
tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik.5 Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Berdasarkan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII yaitu bapak Qomarudin pada tanggal 23 April 2009. Yang selama ini terjadi, ketika peserta didik diberi tugas tidak sedikit dari mereka yang hanya mencontek tanpa mau memahami maksudnya. Lebih jauh berdiskusi mengenai keadaan peserta didiknya dalam belajar matematika, menyatakan bahwa minat/semangat peserta didik dalam melaksanakan tugas guru terutama dalam hal membaca, ketika peserta didik diberi PR membaca materi pelajaran dirumah kebanyakan dari mereka tidak membaca karena malas dan tidak termotivasi untuk membaca. Daya tangkap peserta didik dalam menerima pelajaran, kemampuan peserta didik dalam menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata, kemampuan peserta didik dalam belajar mandiri, kemampuan peserta didik dalam menuliskan ide, kemampuan peserta didik dalam mengerjakan tugas mandiri, keberanian peserta didik dalam menyajikan temuan, ketrampilan peserta didik menulis dipapan tulis, dirasa masih rendah belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan belum sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh matematika itu sendiri yaitu peserta didik mampu belajar mandiri, mengembangkan sense of mathematics, dan memiliki kemampuan berpikir tinggi (higher level thinking). Ini dibuktikan pada tahun pelajaran 2008/2009, peserta didik yang memenuhi KKM hanya 61%. KKM untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah 6,0 Pembelajaran lebih khusus pada peserta didik belajar dalam materi sistem persamaan linear dua variabel, peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam penyelesaian masalah. Meskipun guru sudah mencoba memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan diajarkan dirumah sebelum materi diberikan tapi pada kenyataannya hanya peserta didik tertentu saja yang mengerjakan sendiri. Berdasarkan data nilai yang diberikan oleh 5
Ibid.
3
bapak Qomarudin, hasil tes sumatif pada tahun pelajaran 2008/2009 rataratanya adalah 53 masih di bawah KKM yang ditentukan. Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk dapat memilih berbagai pendekatan, strategi, model pembelajaran matematika yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karena peran dan tugas guru salah satunya meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sehingga dengan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) peserta didik tidak bosan dalam menerima pelajaran. Karena kurangnya minat membaca dan menulis penyelesaian masalah secara runtun peserta didik dalam mata pelajaran matematika maka penulis berminat meneliti salah satu model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang akan diterapkan dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Model pembelajaran CIRC ini merupakan model pembelajaran yang menekankan pada membaca dan menulis.Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang heterogen. ”Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.”6 Sehingga penggunaan model pembelajaran ini diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi peserta didik dalam mempelajari matematika, sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperatve Integrated Reading and Composition) dalam Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”. 6
Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP: Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matematika, (Semarang: UNNES, 2004).hlm. 12.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok penelitian ini adalah 1. Kemampuan peserta didik dalam menerima mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel masih lemah 2. Peserta didik kurang senang dengan mata pelajaran matematika 3. Nilai tes sumatif masih di bawah standar ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh MTs NU 03 Al Hidayah Kendal yaitu 6,0. 4. Model pembelajaaran yang diterapkan oleh guru masih konvensional.
C. Pembatasan Masalah. Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi sasaran penelitian antara lain: 1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik tingkat MTs. 2. Sasaran penelitian ditujukan kepada peserta didik kelas VIII B semester gasal. 3. Sasaran penelitian terbatas pada pokok bahasan penyelesaian soal cerita 4. Sasaran penelitian terbatas pada tahun pelajaran 2009 - 2010. Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap arti dari judul yang digunakan, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut. 1.
Peningkatan hasil belajar Peningkatan hasil belajar yang dimaksud disini adalah upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel khusus pada sub pokok bahasan menyelesaikan soal cerita yang ditandai dengan peningkatan nilai yang cukup signifikan yang diperoleh oleh peserta didik.
5
2.
Penerapan Penerapan
yaitu
kemampuan
untuk
menggunakan
atau
menerapkan teori, prinsip, peraturan atau informasi ke dalam situasi yang baru. 3.
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition dan merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi rangkaian kegiatan yang spesifik, yakni : (1) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, dan (4) menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut ( menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya), dan (5) saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).
4.
Materi pokok sistem persamaan linear dua variabel Materi pokok sistem persamaan linier dua variabel sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ada, yang sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi ini merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran matematia kelas VIII tingkat menengah pertama (SMP/MTs) yang diajarkan pada semester ganjil. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan materi hanya pada bahasan Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel dan penafsirannya.
5.
Peserta didik kelas VIII B Peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
6
dirinya melalui proses pembelajaran dan masih terdaftar sebagai peserta didik di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal. 6.
MTs NU 03 Al Hidayah Kendal MTs NU 03 Al Hidayah Kendal adalah suatu sekolah / madrasah tingkat menengah pertama yang berlatar belakang Agama Islam di kecamatan Kendal kabupaten Kendal yang terletak di jalan raya utama Kendal.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas
maka
permasalahan
yang
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut: ”Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading an Composition) dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal?”
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peserta Didik. a. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. b. Menambah minat peserta didik untuk membaca dan latihan mata pelajaran matematika c. terjalin sikap gotong royang dan kerja sama yang antar peserta didik d. Dapat bersosialisasi dengan teman ataupun guru. 2. Manfaat Bagi Guru a. Memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas peserta didik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum satuan pendidikan. b. Guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif.
7
c. Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara berfikir. d. Memberikan dorongan dan dukungan akan pentingnya bertekad untuk terus memperbaiki diri. 3. Manfaat Bagi Peneliti a. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan model pembelajaran CIRC yang bisa diterapkan kelak di lapangan. b. Memberi pengalaman dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. c. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap melaksanakan berbagai model pembelajaran di lapangan, sesuai kebutuhan lapangan agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar. 4. Manfaat Bagi Sekolah a. Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat meningkatkan peringkat MTs NU 03 Al Hidayah Kendal. c. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN karena pelajaran matematika. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama untuk rujukan pembelajaran MTs NU 03 Al Hidayah Kendal.
F. Kajian Pustaka Penelitian ini dilatar belakangi oleh penelitian yang dilakukan penelitipeneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan keshahihannya. Penelitian mahasiswi UNNES, Virginia Sari tahun 2007 dengan judul “ Keefektifan model pembelajaran problem posing dibanding kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam menyelesaikan soal
8
cerita materi pokok himpunan tahun pelajaran 2006/2007” hasil yang diperoleh adalah nilai matematika setelah diberi pembelajaran problem posing rata-rata 62.256, sedangkan pada kelas pemebelajaran kooperatif CIRC ratarata 69.282. berdasarkan uij kesamaan dua pihak dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung = -1.7008 dan t tabel = 1.67, karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada kelas problem posing dan kooperatif CIRC.7 Noviana Kusumawati, mahasiswi UNNES yang lulus tahun 2008. Dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Kelas VII Pokok Bahasan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di SMP N 15 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009” menunjukkan ada pengaruh kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah terhadap hasil belajar peserta didik yaitu sebesar 32.2 % sedangkan pengaruh kemampuan komunikasi terhadap hasil belajar peserta didik sebesar 10.4 % dan pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar peserta didik sebesar 2.8 %.8 Andi Wibowo mahasiswa UNNES lulus tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul “Keefektifan pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi pokok lingkaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri Taman Pemalang Tahun pelajaran 2007/2008” berdasarkan uji proporsi, uji π ternyata π hitung < π tabel pada taraf signifikansi 5 % sehingga Ho diterima. Ini berarti kemampuan pembelajaran 7
pemecahan CIRC
masalah
sama
dengan
peserta peserta
didik didik
yang
memperoleh
yang
memperoleh
Virginia Sari, “Keefektifan model pembelajaran problem posing dibanding kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok himpunan tahun pelajaran 2006/2007”, Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakan UNNES 2007) hlm. 87, t.d. 8 Noviana Kusumawati, “Pengaruh Kemapuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Kelas VII Pokok Bahasan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di SMP N 15 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009” Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakaan UNNES 2008) hlm. 93, t.d.
9
pembelajaran konvensional metode pemecahan masalah. Hal ini ditunjukkan dengan proporsi peserta didik yang mendapat nilai ≥ 42.5 pada pembelajaran CIRC sama dengan pembelajaran konvensional metode pemecahan masalah.9 Skripsi Budi Setyono mahasiswa UNNES lulus tahun 2006, yang berjudul “meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok bahasan pengukuran dengan metode pembelajaran problem posing siswa kelas IV semester 2 MI Roudlotul Huda tahun ajaran 2005/2006” hasil penelitian diperoleh prosentase ketuntasan belajar yaitu siklus I masih 50 % (kurang dari 80 %) dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya 3.82 (kurang dari 5.5) sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar kelas mencapai 91 % (lebih dari 80 %) dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya 7.05 (lebih dari 5.5) selain itu diketahui juga bahwa rata-rata aktifitas peserta didik lebih dari 70 % yaitu 81 % dan rata-rata aktifitas guru mencapai 96 % (lebih dari 80 %). Interpretasi terhadap hasil refleksi pada siklus II dapat diartikan bahwa model pembelajaran problem posing untuk menyelesaikan soal cerita pada peserta didik kelas IV MI Roudlotul Huda Sekaran telah berhasil.10 Berkaca dari penelitian yang telah ada, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu CIRC tetapi untuk materi pokok dalam pelajaran matematika yang berbeda yaitu sistem persamaan linear dua variabel. Peneliti akan mengadakan penelitian pada MTs NU 06 Al Hidayah yang mana rata-rata minat belajar peserta didik masih tergolong sedang dan rendah. Penelitian yang akan dilaksanakan ini tergolong penelitian tindakan kelas.
9
Andi Wibowo, “Keefektifan Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Pokok Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Taman Pemalang Tahun pelajaran 2007/2008” Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008) hlm. 86, t.d. 10 Budi Setyono, “Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Problem Posing Siswa Kelas IV Semester 2 MI Roudlotul Huda Tahun Ajaran 2005/2006”, Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2006), hlm. 79, t.d.
10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI 1. Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Belajar adalah usaha sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapatkan kepandaian. Banyak hadist-hadist yang menerangkan perintah untuk belajar, salah satunya hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya yang berbunyi:
ﺪ ﻨﻋ ﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﺍﹾﻟﺿﻊ ﺍﻭﻭ ﻠ ﹴﻢﺴ ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛﻞﱢ ﻣ ﻀ ﹲﺔ ﻳﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﹶﻓ ﹺﺮ ﺍﹾﻟ ﹶﻃﹶﻠﺐ:ﻢ ﺳﻠﱠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﷲ ﻭﻗﹶﺎ ﹶﻝ (ﺐ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻭﻏﲑﻩ ﻫ ﺍﻟﺬﱠﺆ ﻭ ﺆﻟﹸ ﺍﻟﻠﱡﺮ ﻭ ﻫ ﻮ ﺠ ﻳ ﹺﺮ ﺍﹾﻟﺎ ﹺﺯﺨﻨ ﺪ ﺍﹾﻟ ﹶﻔﻠﱠﻪ ﹶﻛﻤ ﻠﻫ ﻴ ﹺﺮ ﹶﺍﹶﻏ Rosulullah SAW bersabda, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain ahlinya bagaikan menggantungkan permata mutiara dan emas pada babi hutan” (HR Ibnu Majah dan lainnya).1 Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan definisinya menurut para ilmuan, diantaranya sebagai berikut: 1) Hilgard dan Bower, mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)” 2. 2) Gagne, menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga perbuatan (performance-nya) berubah
1 Hafizh al-Mundzir, At-Targhib wat Tarhib Amaliah Surgawi, diterjemahkan oleh Mahfudli Sahli, (Jakarta: Pustaka Amali, 1995), hlm. 1. 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 84.
10
11
dan waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”3. 3) Clifford T. Morgan, mengemukakan: “Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experience” (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu)4. 4) Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand: “Learning as a relatively permanent change in behaviour traceable to experience and practice” (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan).5 5) Dr. Musthofa Fahmi:
ﺍﻥ ﺍﻟﺘﻌﻠﻢ ﻋﺒﺎ ﺭ ﺓ ﻋﻦ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻐﻴﲑ ﺍﻭ ﲢﻮ ﻳﻞ ﰲ ﺍﻟﺴﻠﻮﻙ ﺍﻭﺍﳋﱪﺓ (Sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjukkan) aktifitas (yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman).6 b. Ciri-ciri belajar Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka pada hakekatnya “Belajar menunjuk pada perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respons bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek.7 Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Konsep belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu 1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. 2) perubahan perilaku itu terjadi
3
Ibid. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet. II, hlm. 33 5 Mustaqim, Op.Cit., hlm. 33 6 Ibid., hlm. 34 7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), cet. VII, hlm. 47 4
12
karena di dahului oleh proses pengalaman, 3) perubahan perilaku terjadi karena belajar bersifat relative permanent.8 Ciri-ciri belajar diantaranya meliputi: a. Perubahan itu intensional. b. Perubahan itu positif dan aktif. c. Perubahan itu efektif dan fungsional.9 Dari beberapa pendapat di atas pada prinsipnya belajar adalah perubahan
perilaku
melalui
latihan
dan
pengalaman
untuk
mendapatkan tujuan yang diinginkan.
c. Pembelajaran Matematika 1) Pembelajaran Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction dan external instruction. Pembelajaran yang bersifat eksternal yang berasal dari guru disebut teaching atau pengajaran.10. Tri
Anni
menjelaskan
bahwa
tujuan
pembelajaran
memberikan deskripsi tentang perubahan yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi11. Untuk mengukur kemampuan pembelajar di dalam mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pengamatan kinerja (performance) pembelajar selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Salah
satu
komponen
dalam
pembelajaran
adalah
pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, peserta didik dan konteks pembelajaran.
8
Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar (Semarang : UPT UNNES Perss, 2006) hlm. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 116. 10 Achmad Sugandi, dkk.,.Op.Cit., hlm. 9 11 Catharina Tri Anni,Op.Cit.,hlm 5 9
13
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara dua manusia yakni pembelajaran sebagai pihak yang belajar dan pembelajaran sebagai pihak yang mengkondisikan terjadinya kegiatan belajar.12 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan guru yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Tujuan pembelajaran dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan biasa dinamakan sasaran belajar bagi peserta didikPembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada matematika. Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu berlatih untuk bekerja mandiri atau bekerjasama dalam kelompok, bersikap kritis dan kreatif, mampu berfikir logis dan sistematis, dapat menghargai pendapat orang lain, serta bertindak jujur dan tanggungjawab. 2) Pengertian Matematika Secara etimologi, istilah mathematics (inggris), mathematic (jerman),
mathematique
(perancis),
matematicio
(Italia),
matematiceski (rusia), atau mathematic/wikunde (belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan
atau
ilmu
(knowledge,
science).
Perkataan
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya
12
Yamin, Martinis, Mengembangkan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2004), hlm. 132.
14
yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir).13 Menurut R. Soedjadi, matematika adalah ilmu pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematis, terstruktur serta menggunakan aturan-aturan yang ketat dengan mengungkap beberapa fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.14 Matematika adalah telaah tentang hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.15 Beberapa definisi atau pengertian matematika diantaranya adalah: a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 16 Menurut Erman Suherman, matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Matematika itu ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya.17
13
Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdikat Tenaga Teknis Keagamaan-Depag bekerja sama dengan DIT Bina Widyaiswara LAN-RI, 2007)., hlm. 14 14 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Depdiknas, 2000), hlm. 11. 15 Mutadi, Op.Cit., hlm. 15. 16 R. Soedjadi OP.Cit., hlm 11 17 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Malang: UPI, 2003), hlm. 15.
15
2. Hasil Belajar a. Tujuan Belajar Hasil belajar tidak bisa lepas dari tujuan pembelajaran karena keseluruhan dari tujuan pendidikan dibagi atas hierarki18 atau taksonomi menurut Benjamin Bloom menjadi tiga kawasan (dominan) yaitu: Pertama, domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarki dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis, penilaian. Kedua, domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarki19 yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri. Ketiga, domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.20
b. Keterkaitan tujuan dengan hasil belajar Dari ketiga tujuan diatas maka pencapaian hasil belajar akan lebih maksimal karena ranah yang ingin dicapai jelas dan berorientasi pada perkembanagan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
18
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: ARKOLA, tt), hlm. 227. Bahwa hierarki mempunyai arti Berurut-urutan; peringkat-tingkat, dan seterusnya. 19 Hierarki yang dimaksudkan adalah pemecahan masalah yang memerlukan penguasaan sejumlah aturan yang harus dipelajari sebelumnya. Lebih jelas baca bukunya … S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. XII, hlm. 178. 20 Wahidin, “Dasar-Dasar Pendidikan dalam Konsep dan Makna Belajar”, http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/26/phtml, hlm.. 22.
16
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsle membagi tiga macam hasil belajar, yakni:21 1) Keterampilan dan kebiasaan 2) Pengetahuan dan pengertian 3) Sikap dan cita-cita Belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak
hubungannya
dengan
tujuan
pengajaran),
Gagne
mengemukakan 5 jenis/ 5 tipe, hasil belajar yakni:22 a) Belajar kemahiran intelektual (kognitif). b) Belajar informasi verbal. c) Belajar mengatur kegiatan intelektual. d) Belajar sikap. e) Belajar ketrampilan motorik Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar23. Bloom dkk mengemukakan tiga ranah atau aspek hasil belajar, yaitu:24 1) Ranah kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa perubahan, kemampuan dan kemahiran intelektual. ranah kognitif mencakup enam kategori yang tersusun secara herarki yang berarti tujuan pada tingkat atas dapat tercapai bila tujuan pada tingkat bawahnya telah dikuasai. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemajaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. VI, hlm. 22-23. 22 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 288. 23 Ibid,hlm. 5 24 Achmad Sugandi, dkk., Teori Pembelajaran (Semarang: UPT UNNES Pers, 2004), hlm. 24-27
17
2) Ranah Afektif Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai25. Tujuan pembelajaran tersebut
menggambarkan
proses
seseorang
mengenali
dan
mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah laku. Berkanaan dengan ranah afektif terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik Hasil belajar ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf. Berkanaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikimotorik, yakni: (a) Gerakan reflek, (b) Ketrampilan gerakan dasar, (c) Kemampuan perseptual, (d) Keharmonisan atau ketepatan, (e) Gerakan ketrampilan komplek, (f) Gerakan ekspresif dan interpretatif. Menurut Robert M. Gagne dalam bukunya J.J. Hasibuan dan Moedjiono,
mengelompokkan
kondisi-kondisi
belajar
(sistem
lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, sehingga membutuhkan sekian macam kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:26 1) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik). 2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
25
Catharina Tri Anni,Op.Cit.,hlm 8 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. VI, hlm. 5. 26
18
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. 4) keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan
menulis,
mengetik,
menggunakan
jangka,
menggambar, dan lain sebagainya. 5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang
dimiliki
seseorang,
sebagaimana
dapat
disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian. Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah satu mata rantai yang menyatu terjalin didalam proses pembelajaran peserta didik Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan menjelaskan, tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil pembelajaran pada setiap atau sekelompok peserta didik. Ada dua macam yaitu pretes dan post tes (tes formatif).27 Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes. Bentuk tes ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, ada juga tes tertulis (menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini disusun secara objektif dan uraian, serta tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Sedangkan bahan tes sebagai alat penilaiannya mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri dan studi kasus.28
27
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 36, Cet. 3. 28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 5, Cet. 13..
19
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC a. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja sama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).29 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).30 Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya kelompok belajar, yaitu (1) kemampuan anak, (2) ketersediaan bahan, (3) ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar semua anak aktif menyelesaikan tugas–tugas mereka.31 Sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima pokok (johnson & johnson, 1993), yaitu: 1) Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap peserta didik mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin diatas nilai rata-rata mereka. Beberapa peserta didik yang
29
Mutadi, Op.Cit., hlm.1. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) cet. V, hlm. 242. 31 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 125. 30
20
kurang mampu tidak akan minder terhadap rekan-rekan mereka karena mereka juga memberikan sumbangan. Malah mereka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan demikian menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, peserta didik yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan mereka. 32
Untuk terciptanya kelompok yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan
setiap
anggota
kelompok.
Inilah
hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.33 2) Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola pemikiran dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik akan meras bertanggungjawab melakukan yang terbaik. 3) Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesmpatan untuk bertemu muka dan diskusi, kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. 32 Anita lie, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas), (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 32. 33 Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 246, Cet.3.
21
4) Komunikasi antar anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan peserta didik mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5) Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 34
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas Cooperatif Learning diantaranya: 1) Mengurangi kecemasan (Reduction of Anxiety), seperti: -
menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
-
menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerja sama (cooperation)
-
melibatkan peserta didik untuk aktif di dalam proses belajar.
-
menciptakan suasana kelas yang lebih rilek dan tidak terlalu resmi (more relaxed and informal classroom).
-
karena bekerja di dalam grup yang kecil hambatan rasa malu (barriers of shyness) dan ras kurang percaya diri (lack of confidence) dapat dikurangi.
2) Belajar melalui komunikasi (Learning through communication), seperti: -
mereka belajar dengan berbicara dan mendengarkan satu dengan yang lainnya.
34
Anita lie, Op.Cit., hlm.35.
22
-
mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), adu gagasan (wrestle with idea), konsep dan keahlian sampai benarbenar memahaminya.
-
mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
-
mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level), dan cacat fisik (disability)
3) Dengan cooperative learning memungkinkan peserta didik dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru (new knowledge) dengan pengetahuan yang telah ia miliki (prior knowledge) dan menemukan pemahannya sendiri lewat ekspositori, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan (relate) dan mempertanyakan
gagasan-gagasan
baru
yang
muncul
dikelompoknya. 35 Beberapa kelemahan dari aktivitas Cooperative learning di antaranya : 1) Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang. 2) Memerlukan waktu yang lama. 3) Apa yang dipelajarai dan dipahami belum seluruhnya dicapai oleh peserta didik. 4) Penilaian yang diberikan bukanlah nilai kelompok melainkan nilai atau hasil dari prestasi setiap individu.36 Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademik, toleransi dan penerimaan
terhadap
keanekaragaman,
dan
pengembangan
keterampilan sosial.37 35
Mutadi, Op.Cit., hlm. 36-38. Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 250, Cet.3 37 Richard I. Arrends, Learning to Teach “Belajar untuk Mengajar” edisi ketujuh/buku kedua,terj. Helly Prajitno Soetjipto (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), cet.I, hlm. 5 36
23
Ragam model pembelajaran kooperatif cukup banyak seperti STAD (Student Teams Achievment Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Team Assisted Individualization), Jigsaw, Jigsaw II, CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), dan sebagainya
b. Model pembelajaran CIRC. CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition.38
CIRC merupakan program komprehensif untuk
mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada tingkat menengah. Al Qur’an secara dini menggaris bawahi pentingnya ”membaca”.39 Dalam surat Al-’Alaq ayat 1-5, Allah SWT berfirman:
`´s ¯2ÙZ´ ß oÞ `U °® `U uµ ±® # É ÚGµ% aG¡V{60S `[s ß oÞ uµ ²® É3oÞ)U ³® ¯2 Þ´ a2 Ì Ù2 % aG¡V{60S a2 Ì ´® Ý/!ÝÎe Artinya: ”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan al-qalam. yang telah mengajarkan manusia sesuatu yang belum ia ketahui”.(Q.S. Al-’Alaq : 1-5)40 Surat di atas menjelaskan tentang perintah membaca, dimana perintah membaca merupakan perintah yang paling penting dan berharga yang dapat diberikan kepada manusia sebagai homo
38
Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Lita, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 200 39 M. Quraish Shihab, “Membumikan” Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2003), Cet. XXV., hal. 168. 40 .M. Chabib Thoha., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Cet. I, hlm. 16.
24
educandum (makhluk yang dapat dan harus dididik).41 Perintah membaca di sini secara historis bukan hanya bersifat individual, melainkan menjadi sebuah gerakan .42 Jadi kita dianjurkan untuk bekerja sama dalam hal menuntut ilmu salah satunya adalah membaca. Dalam kelompok kecil, para peserta didik diberi suatu teks/bacaan (cerita atau novel), kemudian peserta didik latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita atau memberikan tanggapan terhadap isi cerita, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru. Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 peserta didik. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada peserta didik yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing peserta didik sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.43 Unsur utama dari CIRC adalah sebagai berikut: 1) Kelompok Membaca. Jika menggunakan
kelompok membaca, peserta didik
dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca. 2) Tim
41
Nanang Gojali, Manusia, Pendidikan, dan Sains dalam Perspektif Tafsir Hermeneutik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. I, hlm.135. 42 .M. Chabib Thoh., Op.Cit., hlm. 17 43 Robert E. Slavin, Op.Cit., hlm. 203
25
Peserta didik dibagi ke dalam pasangan (trio) dalam kelompok membaca. Selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca. 3) Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan membaca. Diskusi mengenai cerita disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan
tertentu
seperti
membuat
dan
mendukung prediksi dan mengindentifikasi masalah dalam bentuk narasi. 4) Pemeriksaan oleh pasangan Setelah selesai menyelesaikan semua kegiatan, pasanagn memberikan
formulir
tugas
peserta
didik
yang
mengidentifikasikan bahwa telah selesai mengerjakan tugas. 5) Tes Peserta didik diberikan tes untuk mengetahui seberapa besar kemampuan membaca. Pada tes ini peserta didik tidak diperbolehkan saling membantu. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khusus pada materi pemecahan masalah bentuk soal cerita, pada penelitian ini akan diterapkan pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), maka langakah yang ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut: 1)
Guru menerangkan tentang cara membuat model matematika dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel : Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita sebagai berikut. a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa
kalimat
matematika
(model
matematika),
sehingga membentuk sistem persamaan linear dua variabel. b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.
26
c) Menggunakan
penyelesaian
yang
diperoleh
untuk
menjawab pertanyaan pada soal cerita. 2)
Guru memberikan latihan soal termasuk cara menyelesaikan soal cerita.
3)
Guru
siap
melatih
peserta
didik
untuk
meningkatkan
keterampilan peserta didiknya dalam menyelesaikan soal cerita melalui penerapan Cooperative Learning tipe CIRC. 4)
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik (Learning Society) yang heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik.
5)
Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membagikannya kepada setiap peserta didik dalam kelompok yang sudah terbentuk.
6)
Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkain kegiatan spesifik sebagai berikut.(a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita tersebut, (b) membuat prediksi atau penafsiran atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan varibel tertentu, (c) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (d) menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya), (e) saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi), dan (f) menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
7)
Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC (Team Study). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
8)
Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota
27
kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan kepada kelompok secara proporsional. 9)
Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal cerita yang diberikan oleh guru.
10) Guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan temuannya di depan kelas. 11) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator jika diperlukan. 12) Guru memberikan tugas/PR soal cerita secara individual kepada peserta didik tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari. 13) Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan peserta didik ke tempat duduknya masing-masing. 14) Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi pemecahan soal cerita. 15) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik
dapat
meningkatkan
pikiran
kritisnya,
kreatif,
dan
menumbuhkan rasa social yang tinggi.
4. Tinjaun Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Standar Kompetensi: 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel 2.3 Menyeleasaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
28
a. Pengertian SPLDV Untuk memahami pengertian dan konsep dasar SPLDV, ada baiknya mengulang kembali materi tentang persamaan linear satu variabel.
1) Persamaan Linear Satu Variabel Perhatikan bentuk-bentuk persamaan dibawah ini: x+5=6
6 + 7p = 20
4x + 3 = 9
2r = 3 + 9
12 + y = 14
8p + 6 = 24
Bentuk-bentuk persamaan tersebut memiliki satu variabel yang belum diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti inilah yang dimaksud dengan persamaan linear satu variabel. 2) Persamaan Linear Dua Variabel Perhatikan bentuk-bentuk persamaaan berikut: 2x + 3y = 14 P + q + 3 = 10 4a + 5b = b + 7
12 m – n = 30 r + 5s = 10 9z – 3y = 5
Persamaan-persamaan tersebut memiliki dua variabel yang belum diketahui nilainya. Bentuk inilah yang dimaksud dengan persamaan linear dua variabel. Jadi, persamaan dua variabel adalah persamaan yang memiliki minimal dua variabel dan masingmasing variabel berpangkat satu. 3) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Perhatikan bentuk-bentuk sistem persamaan linear dua variabel berikut: 2x + 3y = 8
4a + b = 8
x+y=2
a–b=1
P + 2q = 9
9c + f = 12
5p + q = 4
c – 3f = 2
29
Dari
uraian
tersebut
terlihat
bahwa
masing-masing
memiliki dua buah persamaan linear dua variabel. Bentuk inilah yang dimaksud dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Berbeda dengan persamaan dua variabel, SPLDV memiliki penyelesaian atau himpunan penyelesaian yang harus memenuhi kedua persamaan linear dua variabel tersebut. Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah mencari nilainilai variabel yang dicari demikian sehingga memenuhi kedua persamaan linear. b. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Apabila terdapat dua persamaan linear dua variabel yang berbentuk ax + by = c dan dx + ey = f atau biasa ditulis ax + by = c dx + ey = f
maka dikatakan dua persamaan tersebut
membentuk sistem persamaan linear dua variabel. Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel tersebut adalah pasangan bilangan (x,y) yang memenuhi kedua persamaan tersebut. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan metode grafik, eliminasi, subtitusi dan gabungan. 44 1) Metode Grafik Pada metode grafik, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel adalah koordinat titik potong dua garis tersebut. Jika garis-garisnya tidak berpotongan di satu titik
44
Dewi Nuharini dan Tri Wahyui, Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs 2, (Semarang: Aneka Ilmu, 2008), hal. 103.
30
tertentu maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan kosong.45 Contoh: Dengan metode grafik tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel x+y=5 dan x-y=1 jika x,y variabel pada himpunan bilangan real. Penyelesaian: untuk memudahkan menggambar grafik dari x+y=5 dan x-y=1, buatlah tabel nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan tersebut. x+y=5 x y (x,y) x-y=1
0 5 (0,5)
x y (x,y)
0 -1 (0,-1)
5 0 (5,0) 1 0 (1,0)
y
x+y=5
x-y=1
6 5 4 3 2 1 0 -
1 2
3 4 5 6
7
x
Gambar 1 Gambar 1 adalah grafik sistem persamaan dari x+y = 5 dan x-y = 1 dari gambar tampak bahwa koordinat titik potong kedua garis adalah (3,2). Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x+y =5 dan xy =1 adalah {(3,2)} 45
Ibid.,
31
2) Metode Eliminasi Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya.46 Contoh: Dengan menggunakan metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 6 dan x – y = 3. Penyelesaian: 2x + 3y = 6 dan x – y = 3 Langkah 1 (eliminasi variabel y) Untuk mengeliminasi variabel y, koefisien y harus sama, sehingga persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan persamaan x – y = 3 dikalikan 3. 2x + 3y = 6
x1
2x + 3y = 6
x–y=3
x3
3x + 3y = 9 2x + 3x = 6 + 9 5x = 15 x = 15/5 = 3
Langkah 2 (eliminasi variabel x) Seperti pada langkah 1, untuk mengeliminasi variabel x, koefisien x harus sama, sehingga persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan persamaan x – y = 3 dikalikan 2. 2x + 3y = 6
x1
2x + 3y = 6
x–y=3
x2
2x + 2y = 6 3y + 2y = 6 - 6 5y = 0
46
Ibid., hlm. 105
32
y= 0/5 = 0 jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3,0)}. 3) Metode Subtitusi Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode subtitusi, terlebih dahulu nyatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubtitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya.47 Contoh: Dengan menggunakan metode substitusi, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 6 dan x – y = 3. Penyelesaian: persamaan x – y = 3 ekuivalen dengan x = y + 3. dengan menyubstitusikan persamaan
x = y + 3 ke
persamaan 2x + 3y = 6 diperoleh sebagai berikut. 2x + 3y = 6 ⇔ 2 (y + 3) + 3y = 6 ⇔
2y + 6 + 3y = 6
⇔
5y + 6 = 6
⇔
5y + 6 – 6 = 6 – 6
⇔
5y = 0
⇔
y=0
Selanjutnya untuk memperoleh nilai x, substitusikan nilai y ke persamaan x = y + 3, sehingga diperoleh x=y+3 ⇔x=0+3 ⇔x=3
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x + 3y = 6 dan x – y = 3 adalah {(3,0)}. 4) Metode Gabungan
47
Ibid., hlm. 106
33
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode gabungan yaitu metode eliminasi dan subtitusi.48
c. Membuat Model Matematika dan Menyelesaikan Masalah Sehari-hari yang Melibatkan Sistem Persamaan Linear Dua Variabael. Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita sebagai berikut. a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa kalimat matematika (model matematika), sehingga membentuk sistem persamaan linear dua variabel. b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. c) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita.49 Contoh: Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus membayar Rp 15.000,00, sedangkan Intan membeli 1 kg mangga dan 2 kg apel dengan harga Rp 18.000,00. berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel? Penyelesaian: misalkan harga 1 kg mangga = x harga 1 kg apel
=y
kalimat matematika dari soal di atas adalah 2x + y = 15.000 x + 2y = 18.000 selanjutnya, selesaikan dengan menggunakan salah satu metode penyelesaian, misalnya dengan metode gabungan yaitu gabungan anatara metode eliminasi dengan metode substitusi. Langkah 1: metode eliminasi 48 49
Ibid., hlm. 107 Ibid., hlm. 108-109
34
2x + y = 15.000
x1
2x + y = 15.000
x + 2y = 18.000
x 2 4x +2y = 36.000 y – 4y = 15.000 – 36.000 ⇔ ⇔
- 3y = - 21.000 y =
− 21.000 = 7.000 −3
Langkah 2: metode substitusi Substitusikan nilai y ke persamaan 2x + y = 15.000 2x + y = 15.000 2x + 7.000 = 15.000 ⇔ 2x = 15.000 – 7.000 ⇔ 2x = 8.000
⇔ x=
8.000 = 4.000 2
Dengan demikian, harga 1 kg mangga adalah Rp 4.000,00 dan harga 1 kg apel adalah Rp 7.000,00. Jadi, harga 5 kg mangga dan 3 kg apel adalah 5x – 3y = (5 x Rp 4.000,00) + (3 x Rp 7.000,00) = Rp20.000,00 + Rp21.000,00 = Rp41.000,00
B. Kerangka Berfikir
Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satunya adalah keberhasilan dalam belajar matematika, karena matematika merupakan satu alat bantu yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu. Namun dalam kenyataannya peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam belajar matematika., salah satunya dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dalam menyelesaikan masalah. Sehingga guru dituntut untuk memilih model pembelajaran yang inovatif.
35
Model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk guru sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika sekaligus dapat meningkatkan aktifitas peserta didik, serta memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreatifitas peserta didik adalah dengan pembelajaran kooperatif. Berdasarkan pembelajaran kooperatif ini peserta didik termotivasi untuk belajar menyampaikan pendapat dan bersosialisasi dengan teman. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengelompokkan peserta didik dengan tingkat kemampuan yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan salah satu model pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran. Masing-masing peserta didik mempunyai kelompok kecil untuk belajar bersama. Dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC, tiap peserta didik diajarkan bekerja sama dalam suatu kelompok sehingga dapat memberikan penjelasan kepada teman-teman sekelompok yang belum mengerti tanpa ada rasa malu atau takut. Dengan demikian diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC hasil belajar matematika khususnya materi pokok sistem persamaan linear dua variabel peserta didik dapat meningkat.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan yang akan diajukan dalam penelitian ini yaitu apabila dilakukan penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel, maka hasil belajar peserta didik kelas VIII B semester gasal MTs NU 03 Al Hidayah dapat ditingkatkan.
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini, mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Kendal dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).
B. Waktu dan Tempat penelitian 1. Waktu penelitian diadakan selama 14 hari yaitu mulai tanggal 19 Oktober 2009 sampai tanggal 31 Oktober 2009. 2. Tempat penelitian di kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
C. Subyek Penelitian Subjek yang akan diteliti ialah hasil belajar peserta didik kelas VIII B semester gasal MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 44 peserta didik putra dan putri (lihat lampiran 1).
D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah hasil belajar peserta didik. adapun indikator dari variabel tersebut adalah: 1. Tiap peserta didik memperoleh nilai tes pada tiap siklus minimal 6,1. 2. Peserta didik yang mampu menuntaskan belajar jumlahnya
≥ 85% dari
jumlah peserta didik di kelas.
E. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam literature berbahasa inggris disebut dengan class
36
37
room action research.1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.2 PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti sekaligus pengamat.3 Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaborasi. . Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran yang saling membutukan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerja sama sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun uysulan, melakukan tindaka, observasi, merekam data, evaluasi, refleksi, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.4 Yang menjadi kolaborator disini adalah Bapak Qomarudin, S.Pd.I. Pengalaman mengajar beliau selama 8 tahun. Diharapkan kolaborator ini dapat
hlm. 6 8.
1
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), cet. I,
2
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), lhm.
3
Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2. 4 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo, (Semarang: -------, 2008), hlm.7.
38
memberikan masukan-masukan dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran selama siklus dalam penelitian yang dilaksanakan.
F. Rencana Kegiatan Penelitian Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 3 siklus penelitian yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran matematika CIRC. Sedangkan siklus I dan siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, penilaian, dan refleksi. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran matematika pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel yang pelaksanaannya belum menggunakan model pembelajaran CIRC. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat prestasi belajar peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran matematika dengan CIRC pada siklus I dan siklus II. 2. Siklus I: Langkah-langkah besar dalam siklus I ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Menyusun
rencana
pembelajaran
dengan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC.(lampiran 3)
menerapkan
39
2) Membuat
lembar
kerja
peserta
didik
untuk
berdiskusi
kelompok.(lampiran 4) 3) Membuat kunci jawaban lembar kerja peserta didik. (lampiran 5) 4) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran 5) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan setiap kelompok 4-5 peserta didik.(lampiran 6) 6) Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah. 7) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus I. (lampiran 7) 8) Membuat kunci jawaban evaluasi akhir siklus I b. Pelaksanaan Guru
mitra
dengan
didampingi
peneliti
melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran SPLDV dengan menggunakan model pembelajaran CIRC pada siklus I ini secara garis besar adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan apersepsi tentang menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. 2) Guru
memberikan
motivasi
mengenai
pentingnya
materi
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4) Guru menerangkan secara garis besar tentang mengubah soal cerita ke dalam model matematika (kalimat matematika) pada materi pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel Langkah-langkah membuat kalimat matematika dari soal cerita sebagai berikut. a) Menuliskan apa yang diketahui b) Memisalkan dalam bentuk variabel
40
c) Menuliskan yang ditanyakan d) Menuliskan kalimat matematikanya. 5) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai placement tes yang di dapat pada pra siklus. 6) Guru membagikan lembar kerja peserta didik (LKP) kepada setiap kelompok dan peserta didik diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja . 7) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu. 8) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan. 9) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 10) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan soal cerita yang diberikan guru. 11) Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition).
41
13) Guru memberikan kuis, tindakan mengadopsi komponen facts tests. 14) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi komponen whole-class units). 15) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 16) Guru memberikan PR. 17) Guru memberikan tes formatif secara individual. c.
Pengamatan Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran.
d.
Refleksi 1) Merekapitulasi hasil diskusi dan tes pada siklus I. 2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I. 3) Mendiskusikan dengan guru tentang hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya dalam siklus II.
3. Siklus II Untuk pelaksanaan siklus II secara teknis sama dengan pelaksanaan siklus I. Langkah-langkah besar dalam siklus II ini yang perlu ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, penilaian dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut: a.
Perencanaan 1) Menyusun
rencana
pembelajaran
dengan
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC. 2) Membuat lembar kerja peserta didik untuk berdiskusi kelompok. 3) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajarn
42
4) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan setiap kelompok 4-5 peserta didik. 5) Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah. 6) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus II b.
Pelaksanaan Tindakan Guru
mitra
dengan
didampingi
peneliti
melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran SPLDV dengan menggunakan model pembelajaran CIRC pada siklus II ini secara garis besar adalah sebagai berikut: 1)
Guru memberikan apersepsi tentang menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel.
2)
Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari.
3)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4)
Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel yang berkaitan dengan soal cerita. Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita sebagai berikut. a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa kalimat
matematika
(model
matematika),
sehingga
membentuk sistem persamaan linear dua variabel. b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. c) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita.
43
5)
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai placement tes yang di dapat pada pra siklus.
6)
Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan peserta didik diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja .
7)
Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (c) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (d) menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya), (e) saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi), dan (f) menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
8)
Guru
berkeliling
mengawasi
kegiatan
kelompok
untuk
memberikan pendampingan. 9)
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
10) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan soal cerita yang diberikan guru. 11) Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian
memberikan
kesempatan
pada
kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
44
12) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition). 13) Guru memberikan kuis, tindakan mengadopsi komponen facts tests. 14) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi komponen whole-class units). 15) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 16) Guru memberikan PR. 17) Guru memberikan tes formatif secara individual. c.
Pengamatan Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran.
d.
Refleksi Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran CIRC yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara “Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.”5 Metode wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran.
5
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV Alfabeta, 2008), hlm. 72.
45
2. Metode Dokumentasi “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.”6 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik dari kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal serta arsip-arsip yang relevan. Dalam metode dokumentasi ini juga akan diambil foto pada saat pembelajaran. 3. Metode Tes “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.”7 Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan model CIRC, baik pada siklus I maupun siklus II.
H. Cara Pengolahan Data Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai berikut. 1. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase. Nilai yang diperoleh peserta didik dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 2. Data kualitatif yang berasal dari wawancara diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan model Cooperative Integrated Reading and Composition ditandai semakin meningkatnya hasil belajar peserta didik. 6 7
hlm. 53.
Ibid., hlm. 82. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusai Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
46
I. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Belajar Peserta Didik Ketuntasan belajar dalam akademik dapat dilihat dan diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar klasikal. Rumus yang dipergunakan adalah: a. Menghitung rata-rata Untuk mengetahui nilai rata-rata tiap peserta didik bisa menggunakan rumus:8
x=
∑x N
Keterangan:
x
= rata-rata nilai
∑x
= jumlah seluruh nilai
N
= jumlah peserta didik
b. Menghitung ketuntasan belajar 1) Ketuntasan belajar individu Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 61. 2) Ketuntasan belajar klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan: Ketuntasan klasikal
=
Jumlah peserta didik yang tuntas X 100% Jumlah peserta didik sec ara keseluruhan Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan
jika rata – rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan 8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 264.
47
minimal 85% dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan ≥ 61.
J. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Kendal tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata hasil belajar adalah 60 dengan ketuntasan klasikal 85%.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Sekolah 1. Sejarah berdiri MTs NU 03 Al Hidayah Kendal MTs NU 03 Al Hidayah Kendal didirikan oleh Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Kendal, semula bernama PGAPNU 4 Tahun yang didirikan tahun 1954/1955. Kemudian pada tahun 1972 di dirikan PGALNU 6 Tahun Al hidayah. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Tahun 1977, untuk PGA swasta dirubah menjadi Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah. Maka PGANU 6 Tahun Al hidayah Kendal, menjadi MA Al Hidayah dan MTs NU 03 Al Hidayah Kendal. 2. Letak geografis Madrasah ini terletak di jalan raya utama Kendal sebelah barat masjid Agung Kendal. Dengan sebelah utara berbatasan dengan jl. Taat Pekauman, sebelah timur berbatasan dengan masjid Agung Kendal, sebelah Selatan Jalan raya utama Kendal dan sebelah Barat berbatasan dengan pertokoan. 3. Struktur Organisasi, Keadaan Guru dan Peserta didik. a. Struktur Organisasi MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal sebagai lembaga formal dalam
pendidikan
mempunyai
banyak
kegiatan
yang
harus
dilaksanakan dalam rangka mencapai keberhasilan disekolah maka dibentuklah struktur organisasi madrasah. Adapun struktur organisasi MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal sebagai berikut:
48
49
Gambar 2. Struktur Organisasi MTs NU 03 Al Hidayah Kendal KEPALA SEKOLAH Sukhamdan, S.Pd BENDAHARA Hj. Umsidah
WAKA KURIKULUM A. Qomaruddin, S. Pd.I
WAKA KESISWAAN Maskur, A.Ma
WAKA SARANA PRASARANA Abu Jamsari, S.Pd.I
WAKA HUMAS
Khariroh, S.Pd
GURU
PESERTA DIDIK
b. Keadaan Guru dan Peserta didik Para guru yang mengajar di MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal ini berjumlah 19 guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbedabeda mulai sarjana sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan data 2009/2010 adalah 355 peserta didik. Dengan rincian kelas VII = 137, Kelas VIII = 88, sedangkan kelas IX = 130 4. Visi dan Misi MTs NU 03 Al Hidayah Kendal a. Visi Mewujudkan lulusan yang Terampil Hidup, bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK serta berakhlaqul karimah. b. Misi Menyelengarakan pendidikan yang berkualitas, baik akademik maupun non akademik yang bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK serta berakhlaqul karimah dalam rangka mewujudkan pribadi muslim yang tangguh dan mandiri.
50
B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu pra siklus untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum menggunakan model, siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 2 kali pertemuan. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pra Siklus Dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi matematika. Dengan karakteristik matematika yang abstrak, apabila guru masih menggunakan cara lama dalam mengajar yaitu guru lebih mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang, duduk, mendengarkan, mencatat materi, latihan setelah itu pulang, maka hal itu akan mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa butuh malah cenderung menyepelekan. Dengan tidak memiliki motivasi belajar maka sering kali hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matemtika kelas VIII MTs NU 03 Al Hidayah Kendal pada tahun pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008 bapak Qomarudin, S.Pd.I, pada tanggal 6 April 2009, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika dirasa masih kurang dari kenyataan yang diharapkan. Ini terjadi karena peserta didik ketika guru menjelaskan materi tidak memperhatikan malah bergurau sendiri.
51
Ketika guru memberi tugas kebanyakan dari mereka hanya mencotek pekerjaan teman tanpa mau memahami langkah-langkah penyelesaian tugas tersebut. Kebanyakan dari peserta didik merasa jenuh dengan matematika karena merasa matematika suatu hal yang sulit, ini dibuktikan dengan nilai rata-rata peserta didik yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Berdasarkan data nilai dari bapak Qomarudin S.Pd.I, nilai harian kelas VIII B tahun 2007-2008 nilai rata-rata untuk materi pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel masih rendah yaitu 53. Sedangkan nilai rata-rata untuk materi pokok sistem persamaan linear dua variabel tahun pelajaran 2008-2009 yaitu 55. Sedangkan untuk nilai materi pokok persamaan garis lurus nilai rata-rata kelas VIII B adalah 55. Pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009, sebelum peneliti melakukan penelitian. Peneliti melihat proses pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam,proses pembelajaran ini guru masih menggunakan metode konvensional. Setelah itu guru membagi kelompok menjadi 9 kelompok dengan anggota 4-5 peserta didik.(lihat lampiran 14). Pembagian kelompok ini digunakan untuk siklus I dan juga siklus II. Berdasarkan data nilai 2 tahun pelajaran sebelumnya dari bapak Qomarudin dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh peserta didik masih dibawah rata-rata. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat dalam lampiran 16. Tabel 1. nilai rata-rata No.
Hasil Belajar Matematika
2007-2008
2008-2009
1.
Nilai Tertinggi
75
86
2.
Nilai Terendah
40
40
3.
Rata-rata Nilai
53
55
4.
Prosentase Ketuntasan Klasikal
27.27%
29.55%
Rata-Rata Nilai Keduanya Ketuntasan Klasikal Keduanya
54 28.41%
52
2. Siklus I a. Implementasi Tindakan. Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. Tabel 2. jadwal pelaksanaan siklus I Hari/Tanggal
Waktu
Jam ke
Kamis,
2x45’
5 dan 6
Implementasi Tindakan
-
materi ( mengubah soal cerita ke bentuk kalimat
22 Oktober 2009
matematika).
Sabtu,
1x45’
1
-
Memahami LKP
-
Evaluasi
24 Oktober 2009 Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Kamis, 22 Oktober 2009
Waktu
: 09.55 – 11.15 WIB
Implementasi Tindakan : - materi ( mengubah soal cerita ke bentuk kalimat matematika) - memahami LKP Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab dengan serentak. Kemudian guru memberi memberi apersepsi, yaitu tentang materi penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. Guru bertanya, “penyelesaian SPLDV itu ada berapa?” peserta didik menjawab ada 4 setelah itu guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menyebutkannya, peserta didik tidak menjawab lalu meminta bantuan teman sebangkunya dan menjawab penyelesaian dengan metode substitusi, eliminasi, gabungan dan grafik.
53
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu cara mengubah bentuk soal cerita ke bentuk kalimat matematika, kemudian memotivasi peserta didik tentang manfaat mempelajari materi
ini.
Dengan
mempelajari
materi
ini
kita
dapat
menerapkannya pada kehidupan sehari-hari misalnya ketika ibu kita pergi ke pasar dan membeli beberapa buah-buahan yang terdiri dari 5 jeruk dan 4 apel, dan harga semua buah-buahan itu adalah Rp. 11.000 kita akan mengetahui harga perbuahnya tanpa harus pergi ke pasar lagi. Guru
kemudian
menjelaskan
secara
singkat
materi
bagimana mengubah bentuk soal cerita ke bentuk kalimat matematika, “cara menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV adalah (1) mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa kalimat matematika, sehingga membentuk
sistem
persamaan
linear
dua
variabel;
(2)
menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV); (3) menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pada soal cerita” pada saat guru menjelaskan peserta didik banyak yang gaduh, sehingga tidak mendengarkan penjelasan guru dan meminta untuk dijelaskan lagi. Setelah guru selesai menjelaskan materi, peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompoknya(lihat lampiran 14) yang telah guru tentukan sebelumnya. Suasana kelas menjadi sangat ramai saat peserta didik mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya. Setelah
semua
peserta
didik
mengelompok,
guru
menjelaskan cara kerja dan tanggung jawab peserta didik dalam kelompok. Guru membagikan LKP (lihat lampiran 4) kepada setiap kelompok untuk dipelajari bersama. Peserta didik berdiskusi dengan berpasangan duaan atau tigaan dan salah satu membacakan soal diskusi yang diberikan. Peserta didik mengerjakan LKP sesuai
54
dengan petunjuk yang ada di LKP, dengan menuliskan apa yang diketahui, yang ditanya dan yang dimisalkan. Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi. Pada waktu guru berkeliling ada kelompok yang bertanya tentang soal di LKP, salah satu anggota kelompok kubus bertanya, “bu, soal no 1 yang dimisalkan apa?” guru menjawab, “yang harus dimisalkan itu bilangannya, misalkan bilangan I = x dan bilangan II = y, sudah paham?”, peserta didik menjawab, “belum bu!” guru berkata lagi, “dicoba dulu, jangan takut salah!”. Setelah menjelaskan pada kelompok kubus, ternyata kelompok yang lain juga bertanya soal no 1 yang dimisalkan apa?. Gurupun menerangkan kepada semua peserta didik. Namun setelah dijelaskan ternyata banyak kelompok yang tidak bisa mengerjakan soal no 1. Dalam
kelompok
ada
yang
saling
bekerja
sama
memecahkan masalah namun ada juga yang bermalas-malasan dan menyerahkan LKP kepada teman sekelompoknya tanpa mau tahu cara mengerjakannya. Ada juga yang tidak mau bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam mengerjakan soal LKP. Setelah
selesai
membahas
LKP,
ketua
kelompok
bertanggung jawab untuk memastikan kalau semua anggotanya sudah memahami penyelesaian soal LKP tersebut. Setiap kelompok menunjuk satu wakil untuk maju mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok yang lain menanggapinya. Setelah selesai presentasi, LKP dikumpulkan dan guru mengumumkan kelompok yang mendapat nilai paling tinggi adalah layang-layang dan memberi penghargaan. Setelah berdiskusi, guru membubarkan kelompok diskusi dan peserta didik kembali ke tempat duduk semula. Sebelum pelajaran diakhiri guru menanyakan kembali tentang materi yang telah diajarkan sudah paham atau belum,kemudian guru dan
55
peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Kemudian guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah untuk mempelajari materi yang telah di diskusikan karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawab dengan serempak. 2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Sabtu, 24 Oktober 2009
Waktu
: 07.00 – 07.45 WIB
Implementasi Tindakan : Evaluasi Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawab salam dengan serempak dan semangat. Guru memberi apersepsi materi sebelumnya yaitu cara mengubah soal cerita ke bentuk
kalimat
matematika.
Guru
mengingatkan
tujuan
pembelajaran kali ini adalah evaluasi, lalu bertanya pada peserta didik, “kalian sudah belajar di rumah?”, peserta didik menjawab, “sudah Bu!” ada juga yang menjawab, “belum Bu!” selain itu ada juga yang mengeluh, “kenapa harus ulangan Bu?”. Guru menjelaskan bahwa evaluasi ini untuk mengetahui kemampuan kalian pada materi ini. Guru membagikan soal evaluasi (lihat lampiran 8). Guru memberitahukan evaluasi ini dikerjakan sendiri tidak boleh bekerja sama. Suasana kelas tenang, peserta didik berkonsentrasi mengerjakan soal evaluasi. Tapi ada juga anak yang ribut karena ingin mencontek teman sebangkunya atau yang duduk di samping atau belakang tempat duduknya. Guru memberi peringatan kepada peserta didik tersebut agar jangan mencontek dan untuk mengerjakan soal evaluasinya dengan tangannya sendiri. Setelah itu suasana kelas menjadi tenang kembali.
56
Waktu untuk mengerjakan soal evaluasi sudah selesai, peserta didik diminta untuk mengumpulkan pekerjaan mereka. Pada saat mengumpulkan soal evaluasi banyak peserta didik yang memanfaatkan keadaan untuk mencontek pekerjaan teman yang lain. Setelah semua dikumpulkan guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang selanjutnya yaitu tentang penyelesaian SPLDV bentuk soal cerita yang berkaitan dengan masalah seharihari. Guru menutup pertemuan dengan salam dan peserta didik menjawab dengan serempak. b. Pengamatan Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran pada siklus I ini diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Guru dalam menerapkan model pembelajaran tidak sesuai dengan RPP 2) Guru aktif dalam memberikan pengarahan kepada peserta didik yang belum memahami materi yang diajarkan. 3) Guru sudah berkeliling memantau kerja kelompok. 4) Guru telah memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta didik. 5) Peserta didik kurang aktif dalam berdiskusi dan kurang memanfaatkan waktu dengan baik. 6) Peserta didik masih malu untuk bertanya dan takut berpendapat kepada teman satu kelompok. Hanya sebagian yang berani menerangkan dan bertanya kepada guru. 7) Peserta didik yang aktif dan nilainya bagus adalah dewi akidah sehingga mendapatkan hadiah dari guru. c. Evaluasi dan refleksi Pada
pelaksanaan
pembelajaran
kooperatif
tipe
CIRC
(Cooperatif Integrated Reading and Composition) pada siklus I ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Berdasarkan data
57
yang diperoleh, maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan adalah: 1) Peserta didik dalam kelompok masih kurang bekerja sama, sehingga kegiatan diskusi belum berjalan semestinya. 2) Peserta didik masih banyak yang ramai sendiri dan tidak mau mengerjakan LKP sendiri serta menggantungkan pekerjaan mereka pada teman satu kelompok. 3) Masih banyak peserta didik yang belum berani mengungkapkan pendapatnya maupun memberi komentar terhadap jawaban teman. Hanya sebagian yang mulai berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. 4) Peserta didik kurang memanfaatkan waktu mereka dengan baik untuk berdiskusi. Sehingga peserta didik merasa waktu yang diberikan kurang lama. 5) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih kurang, sehingga peserta didik belum begitu paham dengan materi yang diberikan. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang ditetapkan. Seperti di bawah ini Tabel 3. Hasil belajar siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari
NILAI 47.5 78 65.25 62 63.75 67.25 65.75 63.5 74.25 68.25 57.5 64.25
KETUNTASAN Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas
58
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Dewi Akhidah 80 Tuntas Eko Nofi Endang Paludi 76.25 Tuntas Ima Alfiana 75.5 Tuntas Ima Sylia Rahmana 60.5 Tuntas Kholiq Maulana 71 Tuntas M. Nur Sidik 61.25 Tuntas Muh Abdul Wakhid 61.25 Tuntas Muh. Bejo Haris 56.75 Belum Tuntas Muhamad Shodikin 61.25 Tuntas M. Fathul Hidayat 66.5 Tuntas Muhsidin 63.5 Tuntas Mukhamad Tafrikhan 78 Tuntas Mustafrihatul ulfah 57.5 Belum Tuntas Naeli Lailatul Mubarokah 80 Tuntas Niswatul Hidayah 60.5 Belum Tuntas Nur Indah 60.5 Belum Tuntas Nur Kholiq 65.75 Tuntas Nurul Farihah 65 Tuntas Nurul Hidayat 56.25 Belum Tuntas Ria Safiana 58 Belum Tuntas Rokhmad 65 Tuntas Sholekhah 75.5 Tuntas Siti Alfiyah 61.25 Tuntas Siti Fatimah 75.5 Tuntas Siti Nurul Khotimah 74.75 Tuntas Siti Rohayati 62.75 Tuntas Siti Rokhimah 62 Tuntas Sochib 66 Tuntas Sri Purwanti 66.25 Tuntas Sulasih 64.5 Tuntas Wakhidatul Rochmah 63 Tuntas Wakhidah Ulfah 60.75 Belum Tuntas JUMLAH 2889.75 RATA-RATA 65.68 Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan
guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut:
59
1) Guru memberi pengarahan manfaat kerja sama dalam kelompok dan mengupayakan agar peserta didik aktif dalam kelompok sehingga diskusi bisa berjalan dengan baik serta melakukan pengawasan agar peserta didik megerjakan LKP dengan diskusi. 2) Guru harus memberikan semangat agar peserta didik mau berpendapat dan bertanya pada guru ataupun teman dalam kelompok.. 3) Guru akan lebih menyesuaikan waktu yang diberikan dan meminta peserta didik untuk lebih memanfaatkan waktu dengan baik. 4) Guru membuat strategi penyampaian materi agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan waktu yang singkat. 5) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan siklus II. 3. Siklus II Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan dan tujuan penelitian juga belum tercapai sehingga harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. a. Implementasi Tindakan Siklus II dilaksanakan pada: Tabel.4 Jadwal Pelaksanaan Siklus II Hari/Tanggal
Waktu
Jam ke
Senin,
2 x 45’
5 dan 6
26 Oktober 2009
Implementasi Tindakan - Materi
(menyelesaikan
masalah sehari-hari yang melibatkan persamaan
sistem linear
variabel) - Memahami LKP
dua
60
Kamis,
2 x 45’
5 dan 6
- Tes Evaluasi
29 Oktober 2009 Diskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/tanggal
: Senin, 26 Oktober 2009
Waktu
: 09.55 – 11.15 WIB
Implementasi Tindakan
: - Materi (menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan sistem persamaan linear dua variabel) - Memahami LKP
Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawab dengan serempak. Guru langsung mengumumkan peserta didik yang aktif dan mendapat nilai tertinggi yaitu Dewi Akidah dan menyuruhnya maju ke depan disambut dengan tepuk tangan dari teman-temannya serta mengumumkan kelompok yang mendapat nilai paling tinggi adalah kelompok Balok. Mereka yang maju diberi hadiah. Guru memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif dalam diskusi dan lebih memanfaatkan waktu yang diberikan, kemudian guru memberikan apersepsi tentang materi yang sebelumnya, “cara mengubah soal cerita ke bentuk kalimat matematika adalah dengan memisalkannya ke dalam variabel. Dengan dituliskan terlebih dahulu diketahui,ditanya dan dijawab” kemudian guru bertanya “ibu membeli dua apel dan dua jeruk dengan harga Rp 8.000,00 dan 3 apel dan 1 jeruk dengan harga Rp 9000,00. yang dimisalkan apa?” peserta didik bersama-sama menjawab “ apel dimisalkan dengan x dan jeruk dimisalkan dengan y, persamaannya menjadi 2x + 2y = 8000 dan 3x + y = 9000.”
61
Guru menjelaskan secara singkat mengenai pelajaran setelah itu meminta peserta didik megelompok sesuai dengan kelompok sebelumnya. Suasana kelas menjadi sangat gaduh, ada yang mencari kelompoknya, mengangkat bangku dan mengeluh meminta pindah kelompok. Guru membagikan LKP (lihat lampiran 6) kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama. Suasana kelas menjadi ramai tapi kondusif, ada yang mulai berani bertanya dengan teman kelompoknya “no 2 yang dimisalkan apa?” dan temannya menjawab “ yang dimisalkan harga 1 baju dan 1 kaos, 1 baju dimisalkan dengan x dan 1 kaos dengan y.” Ada kelompok yang berani bertanya dengan mengacungkan jarinya, “bu kelompok saya mau bertanya” kemudian guru yang sedang berkeliling mengawasi jalannya diskusi mendatangi kelompok yang ingin bertanya. Guru bertanya, “kalian ingin bertanya apa?” “bu, soal yang no 1 yang dimisalkan harga 4 buku dan 2 pensil ya bu?”. Guru pun menjelaskan, “yang dimisalkan itu harga 1 pensil = x dan harga 1 buku = y. kalian dah paham?”. Kelompok itu serempak menjawab, “iya bu…” Sekiranya waktu telah cukup untuk berdiskusi, ketua kelompok bertanggung jawab untuk memastikan kalau semua anggotanya sudah memahami penyelesaian soal LKP tersebut. Setiap
kelompok
mempresentasikan
menunjuk hasil
diskusi
satu dan
wakil
untuk
kelompok
yang
maju lain
menanggapinya. Setelah selesai presentasi, LKP dikumpulkan dan guru mengumumkan kelompok yang mendapat nilai paling tinggi adalah kubus dan memberi penghargaan. Guru membubarkan kelompok dan peserta didik kembali ke tempat duduknya semula. Sebelum guru mengakhiri pertemuan, guru menerangkan kembali dan menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama. Dan guru mengingatkan peserta didik untuk belajar
62
materi ini di rumah karena pada pertemuan yang akan datang akan diadakan tes evaluasi. Setelah itu guru mengakhiri pertemuan dengan salam dan peserta didik menjawab dengan serempak. 2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Kamis, 29 Oktober 2009
Waktu
: 09.55 – 11.15 WIB
Implementasi Tindakan : Evaluasi Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawab salam dengan serempak dan semangat. Guru memberi apersepsi materi sebelumnya yaitu cara mengubah soal cerita ke bentuk
kalimat
matematika.
Guru
mengingatkan
tujuan
pembelajaran kali ini adalah evaluasi, lalu bertanya pada peserta didik, “kalian sudah belajar di rumah?”, peserta didik menjawab, “sudah Bu!” ada juga yang menjawab, “belum Bu!” selain itu ada juga yang mengeluh, “kenapa harus ulangan Bu?”. Guru menjelaskan bahwa evaluasi ini untuk mengetahui kemampuan kalian pada materi ini. Guru membagikan soal evaluasi (lihat lampiran 10). Guru memberitahukan evaluasi ini dikerjakan sendiri tidak boleh bekerja sama. Suasana kelas tenang, peserta didik berkonsentrasi mengerjakan soal evaluasi. Tapi ada juga anak yang ribut karena ingin mencontek teman sebangkunya atau yang duduk di samping atau belakang tempat duduknya. Guru memberi peringatan kepada peserta didik tersebut agar jangan mencontek dan untuk mengerjakan soal evaluasinya dengan tangannya sendiri. Setelah itu suasana kelas menjadi tenang kembali. Waktu untuk mengerjakan soal evaluasi sudah selesai, peserta didik diminta untuk mengumpulkan pekerjaan mereka. Pada saat mengumpulkan soal evaluasi banyak peserta didik yang
63
memanfaatkan keadaan untuk mencontek pekerjaan teman yang lain. Setelah semua dikumpulkan guru mengumumkan kelompok yang terbaik adalah kelompok kubus dan mengumumkan peserta didik yang nilainya paling tinggi adalah Dewi Akidah. Mereka diberikan hadiah. Guru menutup pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik. b. Hasil Observasi Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Guru telah memberikan semangat kepada peserta didik dengan memberikan penghargaan/hadiah dan pengarahan ketika peserta didik tidak bisa mengerjakan soal. 2) Peserta didik lebih bisa memahami materi yang diajarkan ketika guru menerangkan. 3) Peserta didik sudah aktif berpendapat dan bertanya kepada teman sekelompoknya atau kepada guru. 4) Dalam mengerjakan soal, peserta didik terlebih dahulu membaca soal dengan teliti kemudian menuliskan apa yang diketahui, yang ditanyakan, dijawab dengan memisalkannya ke dalam variabel lalu merubahnya ke dalam model matematika dengan menuliskan sistem persamaannya serta menyelesaikannya. c. Evaluasi dan Refleksi Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi dengan guru partner, hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut: 1) Guru mampu memberikan semangat dan apersepsi kepada peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami
kesulitan dalam
mengikuti proses belajar mengajar. 2) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada teman dalam kelompoknya. 3) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan dapat dilihat seperti di bawah ini
64
Tabel. 5. Hasil belajar siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin Muhammad Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah Siti Fatimah
NILAI KETUNTASAN 48.75 86 69.25 75 72.25 85 64.5 81.5 63 79.75 58.75 72.5 98 89.25 79.5 69 81.5 64.25 64.25 76 75 63.75 63.5 84 72.5 73.25 82 59.25 68 74.5 60.75 77.75 90.5 89.5 94 86.5
Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
65
37 38 39 40 41 42 43 44
Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah NILAI RATA-RATA
94.25 81.25 64.5 54.75 84.25 84 87.5 73 75.37
Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
C. PEMBAHASAN Pada pra siklus peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama peserta didik dan datai awal yang diambil dari nilai ulangan harian pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel oleh guru pengampu selama 2 tahun. Nilai awal digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang selanjutnya digunakan untuk pembagian. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu nilai rata-rata peserta didik pada materi pokok SPLDV pada tahun pelajaran 2007-2008 dan tahun pelajaran 2008-2009. Dari kedua tahun tersebut diperoleh rata-rata sebesar 54 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 28. %. Masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni rata-rata nilai peserta didik ≥ 61 dan ketuntasan klasikal ≥ 85 %, seperti digambarkan pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Hasil Belajar Pra Siklus No.
Hasil Belajar Matematika
2007-2008
2008-2009
1.
Nilai Tertinggi
75
86
2.
Nilai Terendah
40
40
3.
Rata-rata Nilai
53
55
4.
Prosentase Ketuntasan Klasikal
27.27%
29.55%
Rata-Rata Nilai Keduanya Ketuntasan Klasikal Keduanya
54 28.41%
66
Pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan yaitu hari kamis tanggal 22 Oktober 2009 jam ke 5 dan 6, serta hari sabtu tanggal 24 Oktober 2009. Kegiatan pada pertemuan pertama adalah menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi peserta didik menjadi sembilan kelompok. Pengelompokan ini dilakukan secara heterogen. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC kepada peserta didik, kemudian memulai pembelajaran dengan materi penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang berhubungan dengan masalah sehari-hari. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I (lihat lampiran 12) diperoleh nilai rata-rata peserta didik sebesar 65,68 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 79,54 %. Rata-rata nilai peserta didik sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni rata-rata nilai peserta didik ≥ 61 sedangkan ketuntasan klasikal masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal ≥ 85 %. Dengan demikian diperlukan perlakuan selanjutnya pada siklus II. Tabel 7. Hasil belajar siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
NAMA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana
NILAI 47.5 78 65.25 62 63.75 67.25 65.75 63.5 74.25 68.25 57.5 64.25 80 76.25 75.5 60.5
67
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin M. Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah Siti Fatimah Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah JUMLAH RATA-RATA
71 61.25 61.25 56.75 61.25 66.5 63.5 78 57.5 80 60.5 60.5 65.75 65 56.25 58 65 75.5 61.25 75.5 74.75 62.75 62 66 66.25 64.5 63 60.75 2889.75 65.68
Tabel 8. Perbandingan Pra Siklus dengan siklus I Pra Siklus
Siklus I
Rata-rata Hasil Belajar
54
65,68
Ketuntasan belajar
28.41 %
79,54 %
68
Pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 Oktober 2009 dam pertemuan kedua pada hari kamis tanggal 29 Oktober 2009. Materi yang diajarkan adalah penyelesaian sistem persamaan linear dua variael yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. Berdasarkan hasil evaluasi siklus II (lihat lampiran 13) diperoleh nilai rata-rata peserta didik sebesar 75,37 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 88,64 %. Rata-rata nilai peserta didik sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni rata-rata nilai peserta didik ≥ 61 dan ketuntasan klasikal juga sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal ≥ 85 %. Tabel 9. perbandingan nilai siklus I dan siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin M. Fathul Hidayat
SIKLUS I
SIKLUS II
47.5 78 65.25 62 63.75 67.25 65.75 63.5 74.25 68.25 57.5 64.25 80 76.25 75.5 60.5 71 61.25 61.25 56.75 61.25 66.5
48.75 86 69.25 75 72.25 85 64.5 81.5 63 79.75 58.75 72.5 98 89.25 79.5 69 81.5 64.25 64.25 76 75 63.75
69
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah Siti Fatimah Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah RATA-RATA
63.5 78 57.5 80 60.5 60.5 65.75 65 56.25 58 65 75.5 61.25 75.5 74.75 62.75 62 66 66.25 64.5 63 60.75 65.68
63.5 84 72.5 73.25 82 59.25 68 74.5 60.75 77.75 90.5 89.5 94 86.5 94.25 81.25 64.5 54.75 84.25 84 87.5 73 75.37
Tabel 10. Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dengan siklus II Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Rata-rata Hasil Belajar
54
65,68
75,37
Ketuntasan belajar
28.21 %
79,54 %
88,64%
Sehingga jelas bahwa terjadi penIngkatan hasil belajar pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada sub materi pokok penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang berkaitan dengan masalah seharihari pada peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009/2010.
70
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan
deskripsi
data
dan
analisis
penelitian
tentang
meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada peserta didik kelas VIII B MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal dari bab I sampai IV, maka pada akhir skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B semester I MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata awal 54 dengan ketuntasan klasikal 28.21%. Kemudian nilai rata-rata pada siklus I meningkat menjadi 65,68 dengan ketuntasan klasikal 79,54 %. Dan selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 75,37 dengan ketuntasan klasikal 88,64%.
B. Saran Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009/2010, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran matematika guru MTs NU 03 Al Hidayah 70
71
Kendal disarankan manggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebagai variasi dalam pembelajaran kepada peserta didik. 2. Berdasarkan pelaksanaan penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC memerlukan waktu yang relativ lama, oleh karena itu guru MTs NU 03 Al Hidayah Kendal harus mampu mengatur waktu sebaik mungkin dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang diungkapkan di atas diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan bagi MTs NU 03 Al Hidayah Kendal. Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Al-Mundzir, Hafizh At-Targhib wat Tarhib Amaliah Surgawi, diterjemahkan oleh Mahfudli Sahli, Jakarta: Pustaka Amali, 1995. A Partanto, Pius dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: ARKOLA, tt Arrends, Richard I, Learning to Teach “Belajar untuk Mengajar” edisi ketujuh/buku kedua, terj. Helly Prajitno Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008, cet.I. Arikunto, Suharsimi., Dasar-dasar Evalusai Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002 , Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. C. Asri Budiningsih, DR., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. cet. I Ghony, Djunaidy., Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008. Gojali, Nanang, Manusia, Pendidikan, dan Sains dalam Perspektif Tafsir Hermeneutik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, cet. I. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008, cet. VII. Kusumawati, Noviana, Pengaruh Kemapuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Kelas VII Pokok Bahasan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di SMP N 15 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009, Semarang: Perpustakaan UNNES 2008 Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning DiruangRuang Kelas), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Martinis, Yamin, Pengembangan Kompetensi Belajar, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2004 Murni Wahid dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Cet II. Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992. Nuharini, Dewi dan Tri Wahyui, Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs 2, Semarang: Aneka Ilmu, 2008. Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007. , Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. cet. V Sari, Virginia, Keefektifan model pembelajaran problem posing dibanding kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok himpunan tahun pelajaran 2006/2007, Semarang: Perpustakan UNNES, 2007. Setyono, Budi, Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Problem Posing Siswa Kelas IV Semester 2 MI Roudlotul Huda Tahun Ajaran 2005/2006, Semarang: Perpustakaan UNNES, 2006 Shihab,M. Quraish, “Membumikan” Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2003, Cet. XXV. Slavin, Robert E, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik,terj. Lita, Bandung: Nusa Media, 2008.
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. XII Soedjadi, R., Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Depdiknas, 2000. Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2009. cet. I Sugandi, Achmad, dkk., Teori Pembelajaran Semarang: UPT UNNES Pers, 2004. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: CV Alfabeta, 2008. Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Malang: UPI, 2003. Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. II. Suyitno, Amin, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP: Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matematika, Semarang: UNNES, 2004. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992. Thoha, Drs. H.M. Chabib, M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, Cet. I. Tri Anni, Catharina., Psikologi Belajar ,Semarang : UPT UNNES Perss, 2006.
Wahidin, “Dasar-Dasar Pendidikan dalam Konsep dan Makna Belajar”, http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/26/phtml, Wibowo, Andi, Keefektifan Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Pokok Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Taman Pemalang Tahun pelajaran 2007/2008, Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008. .
Lampiran 1 TABEL NAMA PESERTA DIDIK KELAS VIII B MTs NU 03 AL HIDAYAH KENDAL Nomor Urt Induk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
4437 4393 4395 4440 4396 4441 4399 4442 4403 4405 4406 4408 4409 4443 4450 4415 4452 4454 4455 4456 4457 4458 4423 4424 4425 4461 4463 4426 4427 4485 4429 4465 4467 4432 4433
NAMA SISWA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin Muhammad Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
4469 4471 4472 4473 4475 4477 4434 4436 4481
Siti Fatimah Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Satuan Pendidikan
: MTs NU 03 Al Hidayah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
: 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Indikator
: Membuat kalimat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
I. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan harga barang.
II. Materi Pembelajaran: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV.
III. Model Pembelajaran: Cooperative integrated Reading and Composition IV. Metode Pembelajaran: Diskusi, Individu, Tanya Jawab. V. Langkah-langkah Pembelajaran: N
Kegiatan Pembelajaran
o
Pengorganisasian Peserta
Waktu
Kegiatan Awal 1
Apersepsi : Guru mengingatkan kembali peserta didik tentang cara menentukan penyelesaian sistem persamaan
k 5 menit
linear dua variabel Motivasi
: Menjelaskan manfaat penerapan sistem
persamaan
linear
dua
variabel pada kehidupan seharihari. 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
k
2 menit
k
10 menit
k
3 menit
I
15 menit
Kegiatan Inti 3
Guru menjelaskan tentang pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel yang berkaitan dengan soal cerita.
4
Guru membagi kelompok sesuai dengan hasil tes
sebelumnya
dengan
pembagian
yang
heterogen yang masing-masing terdiri dari 4 - 5 peserta didik. 5
Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing
peserta
didik
dalam
kelompok.
Dilanjutkan pengerjaan lembar kerja dengan salah
satu/beberapa
anggota
kelompok
membaca soal cerita tersebut lalu membuat prediksi soal cerita, saling membuat rencana penyelesaian, 6
Setelah itu saling mengoreksi dan mengedit
g
pekerjaan. 7
Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau hambatan yang dialami kelompoknya. Guru memfasilitasi peserta didik ataupun kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita.
8
Guru meminta setiap ketua kelompok untuk memastikan
bahwa
setiap
anggota
telah
g
15 menit
memahami materi ajar yang diberikan oleh guru, dan siap untuk diberi tes. Peserta didik harus dapat menyelesaikan minimal 2 soal dari 3 soal latihan yang ada dalam lembar kerja peserta didik. 9
Peserta
didik
diberi
mempresentasikan kemudian
kesempatan
hasil
memberikan
untuk
g
11 menit
g
2 menit
i
8 menit
i
2 menit
kelompoknya,
kesempatan
pada
kelompok lain untuk menanggapi. 10 Guru
harus
mengumumkan
hasilnya
dan
menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition). 11 Tes evaluasi individu Penutup 12 Mengumpulkan tes akhir (hasil lembar kerja peserta didik). 13 Guru
bersama
peserta
didik
membuat
k
kesimpulan tentang materi soal cerita
5 menit
14 Guru memberi penguatan dan meluruskan hasil diskusi peserta didik. 15 Guru memberikan tugas untuk mempelajari
k
materi selanjutnya, yaitu ukuran penyebaran data.
VI. Bahan ajar: Buku paket matematika kelas VIII, LKP, kapur tulis, papan tulis.
VII.
Penilaian:
1. Prosedur Tes: -
Tes awal
: tidak ada
2 menit
-
Tes Proses : tidak ada
-
Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes: -
Tes awal
: tidak ada
-
Tes Proses : tidak ada
-
Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes: (Terlampir) -
Tes awal
: tidak ada
-
Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : Tertulis (lembar kerja peserta didik dan kuis)
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
A. Qomarudin, S.Pd.I NIP. 19770927 200501 1 001
Kendal, 20 Oktober 2009 Peneliti
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2 Satuan Pendidikan
: MTs Nu 03 Al Hidayah Kendal
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
: 2.3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
Indikator
: Menyelesaikan model matematika dari masalah umur yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika dari masalah umur yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
I. Materi Pembelajaran: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
II. Model Pembelajaran: Cooperative Integrated Reading and Composition III. Metode Pembelajaran: Diskusi, Individu, Tanya Jawab. IV. Langkah-langkah Pembelajaran: N
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
o
Peserta
Waktu
k
8 menit
Kegiatan Awal 1
Apersepsi:
Mengingatkan penyelesaian
kembali sistem
linear dua variabel.
tentang
persamaan
Motivasi : memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
2
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
k
6 menit
k
10 menit
K
8 menit
G
20 menit
Kegiatan Inti 3
Guru menjelaskan tentang penyelesaian model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variable. Pada pertenuan sebelumnya peserta didik telah diberi tugas untuk mempelajari materi yang akan diajarkan.
4
Guru membagi kelompok sesuai dengan hasil tes
sebelumnya
dengan
pembagian
yang
heterogen yang masing-masing terdiri dari 4 - 5 peserta didik. Kelompok sama dengan siklus 1. 5
Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing
peserta
didik
dalam
kelompok.
Dilanjutkan pengerjaan lembar kerja oleh peserta
didik.
menyelesaikan
Peserta model
didik
berusaha
matematika
dengan
penyelesaian siatem persamaan linear dua variabel secara kelompok. 6
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, angggota
kelompok
saling
G
mengoreksi
pekerjaan teman dan berdiskusi. 7
20 menit
Guru memfasilitasi peserta didik ataupun kelompok yang mengalami kesulitan.
8
Guru meminta setiap ketua kelompok untuk memastikan
bahwa
setiap
anggota
telah
memahami materi bahan ajar yang diberikan oleh guru, dan siap untuk diberi tes. Peserta
G
didik harus dapat menyelesaikan minimal 4 soal dari 5 soal latihan yang ada dalam lembar kerja peserta didik untuk mendapatkan tanda tangan dari korektor sehingga dapat menempuh tes formatif. 9
Peserta
didik
diberi
mempresentasikan kemudian
kesempatan
hasil
memberikan
g
16 menit
g
10 menit
g
20 menit
i
5 menit
untuk
kelompoknya,
kesempatan
pada
kelompok lain untuk menangggapi. 10 Guru
harus
mengumumkan
hasilnya
dan
menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition). 11 Tes evaluasi individu. Penutup 12 Mengumpulkan tes akhir(hasil lembar kerja peserta didik dan tes evaluasi). 13 Guru
bersama
kesimpulan
peserta
tentang
cara
didik
membuat
k
menyelesaikan
10 menit
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 14 Guru memberi penguatan dan meluruskan hasil diskusi peserta didik. 15 Guru memberikan tugas.
k
V. Bahan ajar: Buku paket matematika kelas VIII, LKP, kapur tulis, papan tulis.
VI. Penilaian: 1. Prosedur Tes: -
Tes awal
: ada
5 menit
-
Tes Proses : tidak ada
-
Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes: -
Tes awal
: lisan
-
Tes Proses : tidak ada
-
Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes: (Terlampir) -
Tes awal
: lisan
1. Cara mengubah masalah sehari-hari ke dalam model matematika? -
Tes Proses : tidak ada
-
Tes Akhir : Tertulis (lembar kerja peserta didik dan tes evaluasi)
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
A. Qomarudin, S.Pd.I NIP. 19770927 200501 1 001
Kendal, 20 Oktober 2009 Peneliti
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037
Lampiran 4 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS I Indikator Pembelajaran: Dapat memaknai isi kalimat soal cerita dengan cara peserta didik dapat : 1. Menuliskan apa yang diketahui; 2. menuliskan apa yang ditanyakan; 3. memisalkan apa yang ditanyakan dengan suatu variabel; 4. menuliskan sistem persamaannya. Pokok bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Soal Cerita : 1. Jumlah dua bilangan adalah 40 dan selisih kedua bilangan itu adalah 10. Tentukan kedua bilangan tersebut! Isilah seperti perintah di bawah ini! Diketahui : Ditanyakan : Yang harus dimisalkan Sistem persamaannya : 2. Harga 1 Taro dan 2 Jelly Drink adalah Rp. 3000,- sedangkan harga 2 Taro dan 3 jelly Drink adalah Rp. 5000,-. Tentukan harga satu Taro dan satu Jelly drink! Isilah seperti perintah di bawah ini! Diketahui : Ditanyakan : Yang harus dimisalkan : Sistem persamaannya :
Lampiran 5 JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS I
1. Diketahui: Jumlah dua bilangan adalah 40 Selisih kedua bilangan adalah 10 Ditanya: kalimat matematika? Dijawab: misalkan bilangan ke I = x Bilangan ke II = y Jumlah dua bilangan adalah 40 x + y = 40 selisih kedua bilangan adalah 10 x – y = 10 jadi kalimat matematikanya adalah x + y = 40 x – y = 10
(skor 5) (skor 5) (skor 5) (skor 5) (skor 5) (skor 10) (skor 10)
(skor 5)
2. Diketahui: Harga 1 Taro dan 2 Jelly Drink adalah Rp. 3.000,Harga 2 Taro dan 3 Jelly Rdink adalah Rp. 5.000,Ditanya: kalimat matematika? Dijawab: misalkan harga 1 Taro = x Harga 1 Jelly Drink = y Harga 1 Taro dan 2 Jelly Drink adalah Rp. 3.000,x + 2y = 3000 Harga 2 Taro dan 3 Jelly Rdink adalah Rp. 5.000,2x + 3y = 5000 Jadi kalimat matematikanya adalah x + 2y = 3000 2x + 3y = 5000
(skor 5) (skor 5) (skor 5) (skor 5) (skor 5) (skor 10) (skor 10)
(skor 5)
Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA II Untuk Siklus II Indikator Pembelajaran : dapat memaknai isi kalimat soal cerita dengan cara siswa dapat : 1. menuliskan apa yang diketahui; 2. Menuliskan apa yang ditanyakan ; 3. Memisalkan apa yang ditanyakan dengan satu variabel ; 4. Menuliskan sistem persamaanya ; 5. Menyelesaikan sistem persamaanya. Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Variabel Soal Cerita : 1. Harga 3 pensil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,00 sedangkan harga 1 pensil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,00. tentukan harga 2 pensil dan 4 buku! isilah seperti perintah dibawah ini ! Diketahui :
Ditanyakan : Yang harus dimisalkan : Sistem persamaanya : penyelesaianya :
2. harga 2 baju dan 3 kaus adalah Rp. 85.000,00 sedangkan harga 3 baju dan 1 kaus adalah Rp.75.000,00. tentukan harga 1 baju dan 1 kaus. isilah seperti di bawah ini ! Diketahui :
Ditanyakan : Yang harus dimisalkan : Sistem persamaanya : Penyelesaianya :
Lampiran 7 Kunci Jawaban lembar kerja peserta didik Siklus II 1. Diketahui: harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,Harga 1 pensil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,Ditanya: harga 2 pensil dan 4 buku? Dijawab: misalkan harga 1 pensil = x Harga 1 buku = y Sistem persamaannya: Harga 3 pensil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,3x + 2y = 28000 … (1) Harga 1 pensil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,x + 3y = 21000 … (2) penyelesaiannya: (1) dan (2) eliminasi x 3x + 2y = 28000 x 1 3x + 2y = 28000 x + 3y = 21000 x 3 3x + 9y = 63000 -7y = -35000 y = -35000/-7 y = 5000 y = 5000 masukkan (2) x + 3y = 21000 x + 3(5000) = 21000 x + 15000 = 21000 x = 21000 – 15000 x = 6000
(skor 3) (skor 2) (skor 5) (skor 5)
(skor 5) (skor 5)
(skor 10)
(skor 10)
jadi harga 2 pensil = 2x = 2. Rp. 6.000 = Rp. 12.000,harga 4 buku = 4y = 4. Rp. 5000 = Rp. 20.000,- (skor 5)
2. Diketahui: Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,-
(skor 3)
Ditanya: harga 1 baju dan 1 kaos?
(skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 baju = x
(skor 5)
Harga 1 kaos = y
(skor 5)
Sistem persamaannya: Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,2x + 3y = 28.000 …. (1)
(skor 5)
Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,3x + y = 75.000 … (2)
(skor 5)
Penyelesaiannya: (1) dan (2) eliminasi x 2x + 3y = 28.000
x 3 6x + 9y = 255.000
3x + y = 75.000
x 2 6x + 2y = 150.000 7y = 105.000 y = 105.000/7 y = 15.000
(skor 10)
y = 15.000 masukkan (2) 3x + y = 75.000 3x + 15.000 = 75.000 3x = 75.000 – 15.000 3x = 60.000 x = 60.000/3 x = 20.000
(skor 10)
jadi harga 1 baju = x = Rp. 20.000,harga 1 kaos = y = Rp. 15.000,-
(skor 5)
lampiran 8 SOAL TES SIKLUS I
Nama
:
No Urut :
Kerjakan soal berikut dengan rinci dengan menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan, yang harus dimisalkan, menuliskan kalimat matematikanya? 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 40 dan selisih kedua bilangan itu adalah 10. Buatlah kalimat matematika dari soal cerita tersebut! 2. Harga 2 apel dan 3 jeruk adalah Rp. 3.500,- sedangkan harga 3 apel dan 2 jeruk adalah Rp. 4.000,-. Buatlah kalimat matematika dari soal cerita tersebut! 3. Harga 2 baju dan 3 kaus adalah Rp. 85.000,00 sedangkan harga 3 baju dan 1 kaus adalah Rp.75.000,00. buatlah kalimat matematika dari soal cerita tersebut!. 4. Keliling persegi panjang adalah 48 cm, jika panjangnya persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya. Tentukan panjang dan lebar persegi panjang!
Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Siklus I 1. Diketahui: jumlah dua bilangan adalah 40 Jumlah kedua bilangan adalah 10
(skor 3)
Ditanya: kalimat matematika?
(skor 2)
Dijawab: misalkan bilangan I = x
(skor 5)
Bilangan II = y Jumlah dua bilangan adalah 40 x+y=40
(skor 5)
Selisih kedua bilangan adalah 10 x-y=10
(skor 5)
jadi kalimat matematikanya adalah x+y=40
(skor 5)
x-y=10
2. diketahui: harga 2 apel dan 3 apel adalah Rp. 3.500,harga 3 apel dan 2 jeruk adalah Rp. 4.000,ditanya: kalimat matematika?
(skor 3) (skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 apel = a Harga 1 jeruk = b
(skor 5)
Harga 2 apel dan 3 jeruk adalah Rp. 3.500,2a + 3b = 3500
(skor 5)
harga 3 apel dan 2 jeruk adalah Rp. 4.000,3a + 2b = 4000
(skor 5)
Jadi kalimat matematikanya adalah 2a + 3b = 3500 3a + 2b = 4000
(skor 5)
3. Diketahui: Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,Ditanya: kalimat matematika?
(skor 3) (skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 baju = x Harga 1 kaos = y
(skor 5)
Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,2x + 3y = 28.000
(skor 5)
Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,3x + y = 75.000
(skor 5)
Jadi kalimat matematikanya adalah 2x + 3y = 28.000
(skor 5)
3x + y = 75.000 4. Diketahui: keliling persegi panjang adalah 48 cm Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya (skor 3) Ditanya: panjang dan lebar persegi panjang?
(skor 2)
Dijawab: misalkan panjang persegi panjang = x Lebar persegi panjang = y
(skor 5)
keliling persegi panjang adalah 48 cm 2(x + y) = 48 x + y = 48/2 x + y = 24 y = 24 - x
(skor 8)
Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya x=3+y
(skor 7)
lampiran 10 SOAL TES SIKLUS II
Nama
:
No Urut :
Kerjakan soal berikut dengan rinci dengan menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan, yang harus dimisalkan, sistem persamaan dan penyelesaiannya! 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 55 dan selisih kedua bilangan itu adalah 25. Tentukan masing-masing bilangan tersebut! 2. Harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,- sedangkan harga 1 pencil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,-. Tentukan harga 5 pencil dan 4 buku! 3. Keliling persegi panjang adalah 48 cm, jika panjangnya persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya. Tentukan panjang dan lebar persegi panjang! 4. Harga 5 mangga dan 3 pir adalah Rp. 10.500,- sedangkan harga 3 mangga dan 4 pir adalah Rp. 8.500,-. Tentukan harga 1 mangga dan 1 pir! 5. Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya 34 tahun. Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya?
Lampiran 11 Jawaban Soal Tes Siklus II
1. diketehui: jumlah dua bilangan cacah adalah 55 Selisih dua bilangan cacah adalah 25 Ditanyakan: bilangan cacah tersebut?
(skor 2)
Dijawab: Misalkan bilangan I = a bilangan II = b
(skor 2)
jumlah dua bilangan cacah adalah 55 a+b=55…(1) selisih dua bilangan cacah adalah 25 a-b=25…(2)
(skor 3)
(1) dan (2) dieliminasi a: a+b=55 a-b=25 2b=30 b=30/2=15
(skor 5)
b=15 masuk ke (1) a+b=55 a+15=55 a=55-15 a=40
(skor 5)
jadi bilangan I=a=40 bilangan II=b=15
(skor 3)
2. Diketahui: harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,harga 1 pencil dan 2 buku adalah Rp. 21.000,Ditanya: harga 5 pencil dan 4 buku?
(skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 pencil=p Harga 1 buku=q Harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,3p+2q=28.000 …(1)
(skor 2)
Harga 1 pencil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,p+3q=21.000 …(2)
(skor 3)
(1) dan (2) dieliminasi p 3p+2q=28000
x1
3p+2q=28000
p+3q=21000
x3
3p+9q=63000 -7q=-35000 q=-35000/-7 q=5000
(skor 5)
q=5000 masuk ke (2) p+3q=21000 p+3(5000)=21000 p+15000=21000 p=21000-15000 p=6000
(skor 5)
Jadi harga 5 pencil=5p=5.6000= Rp. 30.000,Harga 4 buku=4q=4.5000= Rp. 20.000,-
(skor 3)
3. Diketahui: keliling persegi panjang adalah 48 cm Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya Ditanya: panjang dan lebar persegi panjang?
(skor 2)
Dijawab: misalkan panjang persegi panjang = x Lebar persegi panjang = y
(skor 2)
Sistem penyelesaiannya keliling persegi panjang adalah 48 cm 2(x + y) = 48 x + y = 48/2 x + y = 24 … (1) Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya x=3+y x – y = 3 … (2)
(skor 3)
penyelesaiannya: (1) dan (2) eliminasi x x + y = 24 x–y=3 2y = 21 y = 21/2 y = 10,5
(skor 5)
y = 10,5 masukkan (1) x + y = 24 x + 10,5 = 24 x = 24 – 10,5 x = 13,5
(skor 5)
jadi panjang = x = 13,5 cm lebar = y = 10,5 cm
(skor 3)
4. Diketahui: Harga 5 mangga dan 3 pir adalah Rp. 10.500,Harga 3 mangga dan 4 pir adalah Rp. 8.500,-
(skor 2)
Ditanya: harga 1 mangga dan 1 pir? Dijawab: misalkan harga 1 mangga = x Harga 1 pir = y
(skor 2)
Sistem persamaannya: Harga 5 mangga dan 3 pir adalah Rp. 10.500,5x + 3y = 10500 … (1)
(skor 3)
Harga 3 mangga dan 4 pir adalah Rp. 8.500,3x + 4y = 8500 … (2) Penyelesaiannya: (1) dan (2) eliminasi x 5x + 3y = 10500
x3
15x + 9y = 31500
3x + 4y = 8500
x5
15x + 20y = 42500 -11y = -11000 y = -11000/-11 y = 1000
(skor 5)
y = 1000 masukkan (2) 3x + 4y = 8500 3x + 4(1000) = 8500 3x + 4000 = 8500 3x = 8500 – 4000 3x = 4500 x = 4500/3 x = 1500
(skor 5)
jadi harga 1 mangga = x = Rp. 1.500
(skor 3)
harga 1 apel = y = Rp. 1.000
5. Diketahui: selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun. Jumlah umur keduanya 34 tahun. Ditanya: umur ayah dan anak?
(skor 2)
Dijawab: misalkan umur ayah = x Umur anak = y
(skor 2)
Sistem persamaannya: Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun. x – y = 26 … (1) Jumlah umur keduanya 34 tahun. x + y = 34 … (2)
(skor 3)
penyelesaiannya: (1) dan (2) eliminasi x x – y = 26 x + y = 34 -2y = -8 y = -8/-2 y=4 y = 4 masukkan (1) x – y = 26 x – 4 = 26
(skor 5)
x = 26 + 4 x = 30
(skor 5)
jadi umur ayah = x = 30 umur anak = y = 4
(skor 3)
lampiran 12 TABEL HASIL BELAJAR SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Tahun Pelajaran NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
: MTs NU 03 Al Hidayah Kendal : Matematika : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel : VIII B / Gasal : 2009 – 2010
NAMA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin M. Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah
LKP EVALUASI
NILAI
KETUNTASAN
40 72 57 62 60 65
50 80 68 62 65 68
47.5 78 65.25 62 63.75 67.25
Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
62 50 57 63 50 62 80
67 68 80 70 60 65 80
65.75 63.5 74.25 68.25 57.5 64.25 80
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas
80 62 62 80 65 65 62 65 62 50
75 80 60 68 60 60 55 60 68 68
76.25 75.5 60.5 71 61.25 61.25 56.75 61.25 66.5 63.5
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
72 50
80 60
78 57.5
Tuntas Belum Tuntas
80 62
80 60
80 60.5
Tuntas Belum Tuntas
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nur Indah 62 Nur Kholiq 62 Nurul Farihah 80 Nurul Hidayat 60 Ria Safiana 52 Rokhmad 65 Sholekhah 62 Siti Alfiyah 62 Siti Fatimah 62 Siti Nurul Khotimah 80 Siti Rohayati 62 Siti Rokhimah 62 Sochib 60 Sri Purwanti 85 Sulasih 63 Wakhidatul Rochmah 57 Wakhidah Ulfah 60 JUMLAH RATA-RATA
60 67 60 55 60 65 80 61 80 73 63 62 68 60 65
60.5 65.75 65 56.25 58 65 75.5 61.25 75.5 74.75 62.75 62 66 66.25 64.5
Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
65 61
63 60.75 2889.75 65.68
Tuntas Belum Tuntas
KET. Nilai = 25% nilai LKP + 75% nilai tes evaluasi Nilai rata-rata = 65,68 Peserta didik yang tuntas belajar 35 Ketuntasan Klasikal = 79,54% Ketuntasan dapat dilihat dari nilai peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 61
Lampiran 13 TABEL HASIL BELAJAR SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Tahun Pelajaran NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
: MTs NU 03 Al Hidayah Kendal : Matematika : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel : VIII B / Gasal : 2009 – 2010
NAMA Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin Muhammad Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah
LKP 45 50 73 72 85 100 45 92 90 73 55 77 98 87 78 60 80 53 47 64 90 45 50 90 80 95 82 72
EVALUASI 50 98 68 76 68 80 71 78 54 82 60 71 98 90 80 72 82 68 70 80 70 70 68 82 70 66 82 55
NILAI
KETUNTASAN
48.75 86 69.25 75 72.25 85 64.5 81.5 63 79.75 58.75 72.5 98
Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas
89.25 79.5 69 81.5 64.25 64.25 76 75
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
63.75 63.5 84 72.5
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
73.25 82 59.25
Tuntas Tuntas Belum Tuntas
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah Siti Fatimah Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah NILAI RATA-RATA
86 100 57 71 80 91 82 85 95 73 57 45 88 75 50 58
62 66 62 80 94 89 98 87 94 84 67 58 83 87 100 78
68 74.5 60.75 77.75 90.5 89.5 94 86.5 94.25 81.25 64.5 54.75 84.25 84 87.5 73 75.37
Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
KET. Nilai = 25% nilai LKP + 75% nilai tes evaluasi Nilai rata-rata = 75,37 Peserta didik yang tuntas belajar 39 Ketuntasan Klasikal = 88,64% Ketuntasan dapat dilihat dari nilai peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 61
Lampiran 14 DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK Persegi 1. Abdul Aziz 2. Ahmad Mutakin 3. Ahmad Subari 4. Mustarifatul Ulfah 5. Ria Sofiana Jajargenjang 1. Ahmad Utomo 2. Eko Novi Endang Paludi 3. Muhamad Shodikin 4. Naeli Lailatul Mubarokah 5. Rokhmad Balok 1. Ayu Umi Masruroh 2. Muh. Bejo Haris 3. Sri Purwanti 4. Sochib 5. Muh. Abdul Wakhid
Persegi Panjang 1. Asrom Mustaqim 2. Mukhamad Tafrikhan 3. Nur Kholiq 4. Wakhidatul Rochmah Layang-layang 1. Aji Prasetyo 2. Dewi Akhidah 3. Kholiq Maulana 4. Nurul Farihah 5. Siti Nurul Khotimah Kubus 1. Niswatul Hidayah 2. Nurul Hidayat 3. Sholekah 4. Siti Fatimah 5. Aam Kumaidi
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Segitiga Akhmad Abdul Basid Ima Alfiana Muhammad Fathul Hidayat Siti Alfiyah Sulasih Lingkaran M. Nur Sidik Nur Indah Siti Rohayati Siti Rokhimah Muhsidin
Limas Anor Mubaidin Basri Desi Mariasari Ima Sylia Rahmana Wakhidah Ulfah
Lampiran 15 DOKEMENTASI SELAMA PENELITIAN
Peserta didik memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
Peserta didik saat berdiskusi kelompok mengerjakan lembar kerja peserta didik
Peserta didik sedang mengerjakan soal evaluasi
Salah satu peserta didik memberi pengarahan ke peserta didik yang belum bisa.
Peserta didik saat berdiskusi kelompok
Lampiran 16 Nilai sub materi SPLDV tahun pelajaran 2008-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin Muhammad Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah Siti Fatimah Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah
Nilai 40 66 40 50 55 71 50 50 40 52 40 76 81 66 66 40 50 54 45 54 45 50 40 73 50 66 71 40 40 40 44 40 58 86 55 70 54 60 70
Ketercapaian Peserta didik Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas
40 41 42 43 44
Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah Rata-rata
55 70 54 53 50 55
Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Nilai sub materi SPLDV tahun pelajaran 2007-2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Aam Kumaidi Abdul Azis Ahmad Mutakin Ahmad Subari Ahmad Utomo Aji Prasetyo Akhmad Abdul Basid Anor Mubaidin Aserom Mustaqim Ayu Umi Masruroh Basri Desi Mariasari Dewi Akhidah Eko Nofi Endang Paludi Ima Alfiana Ima Sylia Rahmana Kholiq Maulana M. Nur Sidik Muh Abdul Wakhid Muh. Bejo Haris Muhamad Shodikin Muhammad Fathul Hidayat Muhsidin Mukhamad Tafrikhan Mustafrihatul ulfah Naeli Lailatul Mubarokah Niswatul Hidayah Nur Indah Nur Kholiq Nurul Farihah Nurul Hidayat Ria Safiana
Nilai 40 60 40 50 55 65 40 50 40 50 40 70 75 64 72 40 50 50 45 54 46 45 40 70 50 63 70 40 40 40 40 40
Ketercapaian Peserta didik Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Rokhmad Sholekhah Siti Alfiyah Siti Fatimah Siti Nurul Khotimah Siti Rohayati Siti Rokhimah Sochib Sri Purwanti Sulasih Wakhidatul Rochmah Wakhidah Ulfah Rata-rata
55 70 45 70 54 60 70 55 70 54 45 50 53
Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Dari data 2 tahun pelajaran berturut-turut didapat : NA + NB 55 + 53 108 Nilai rata-rata pra siklus : = = = 54 2 2 2 Jadi untuk pra siklus nilai rata-ratanya adalah 54 Ketuntasan Klasikal pra siklus : KKA + KKB 29.55% + 27.27% 56.82% = = = 28.41% 2 2 2 Jadi untuk pra siklus ketuntasan klasikalnya adalah 28.41% Keterangan: Ket. : Keterangan T : Tuntas TT : Tidak Tuntas NA : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2008-2009 NB : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2007-2008 KKA : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2008-2009 KKB : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2007-2008
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(A. Qomarudin S.Pd.I.)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:
Nama
: Lina Wahyuni Nuzulia
Tempat/Tanggal Lahir
: Kendal, 25 Mei 1987
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Gg. Untung Suropati Rt.02 Rw.01 no. 9 Kalibuntu Wetan Kec. Kendal Kab. Kendal
Pendidikan
: 1. MIN Kalibuntu Wetan Kendal Lulus Tahun 1999 2. SMP N 1 Kendal Lulus Tahun 2002 3. MA Negeri Kendal Lulus Tahun 2005 4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005
Demikian daftar riwayat hidup pendidikan penulis ini dibuat dan harap menjadikan maklum adanya.
Semarang, 10 Desember 2009
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037