PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SEMESTER 1 KELAS VII A MTs NU MIFTAHUT THOLIBIN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh : HANIK ROCHMAWATI NIM : 3105069
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
ABSTRAK Hanik Rochmawati (3105069). “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester 1 Kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010” Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi persamaan linear satu variabel 2) Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan linear satu variabel dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penerapannya melalui 3 siklus, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus peneliti melakukan wawancara dengan guru tentang pembelajaran matematika yang diterapkan di kelas VII A, dalam pembelajarannya masih menggunakan metode konvensional yang mana dalam metode tersebut guru masih sangat dominan dalam proses belajar mengajar. Hal ini yang menjadikan peserta didik pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga mengakibatkan aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar menjadi tidak maksimal, dampaknya peserta didik tidak bisa maksimal dalam memahami materi yang secara tidak langsung menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak maksimal pula. Hal ini dibuktikan dengan nilai peserta didik yang masih banyak dibawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) yang ditentukan pihak sekolah yaitu 60. Pada pra siklus, peneliti mendapatkan data hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 yaitu nilai rat-rata kelas 58,6 dengan ketuntasan belajar klasikal 55% dan 59,2 dengan ketuntasan belajar klasikal 60%. Dari latar belakang inilah peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus yang berjumlah 43 siswa (23 peserta didik laki-laki dan 20 peserta didik perempuan). Pada siklus I hasil belajar yang didapat dari nilai ratarata kelas yaitu 62,7 dengan banyaknya 62,8% peserta didik yang tuntas. Pada siklus II didapat hasil nilai rata-rata kelas 71,2 dengan banyaknya 88,4 % peserta didik yang tuntas. Dari ketiga siklus tersebut (pra siklus, siklus I, dan siklus II) mengalami peningkatan hasil belajar yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi persamaan linear satu variabel dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus.
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Semarang, 14 Desember 2009 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi An. Sdri. Hanik Rochmawati
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudari: Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Hanik Rochmawati : 3105069 : Tadris Matematika : Penerapan Model Pembelajaran Coopeartive Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester I Kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010.
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I
Pembimbing II
Minhayati Saleh, M.Sc. NIP. 19760426 200604 2 001
Drs. Darmu’in, M.Ag. NIP. 19640424 199303 1 033
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag. Ketua
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. Sekretaris
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. Anggota
Yulia Romadiastri, S.Si Anggota
iv
Tanda Tangan
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 14 Desember 2009 Deklarator ,
Hanik Rochmawati NIM. 3 1 0 5 0 6 9
v
MOTTO
t"É Í5`Î" ... uÞ * ´Op¯Þ t"É Í5`Î" y ... ®I ÚkÉÎÞ ¯2Þ20S ...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran... (Q.S. Al-Maidah: 02)1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 2000), hlm. 156.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala kebanggaan hati karya ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayahanda Jari Munarto dan Ibunda Khalimah, yang dengan tulus mencurahkan kasih sayang, bimbingan, perhatian, dan do’anya untuk penulis. 2. Simbah putri Basirah yang penulis sayangi. 3. Mbak Muslimah dan adik-adik penulis (Erna dan Apip) sebagai tanda kasih sayang. 4. Sahabat-sahabat sejati penulis (Ridho, mbak Keli, Ulink, Pink, mbak Ika, Ana, Maya). 5. Teman-teman Tadris Matematika Angkatan 2005 (Mila, Muna, Arip, Mbak Ifa, Pendi dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu) terimakasih atas dukungan dan semangat kalian.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester 1 Kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada: 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Hj. Minhayati Saleh, M. Sc. dan Drs Darmu’in, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 3. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik, membimbing, serta memberikan ilmunya dengan ikhlas selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Kepala MTs NU Miftahut Tholibin Kudus, Drs. H. Muchroni yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian. 5. Drs. Subiyanto, selaku guru matematika kelas VII yang berkenan membantu dan mengarahkan penulis dalam proses penelitian. 6. Ayahanda Jari Munarto, Ibunda Khalimah, Mbak Mus, Erna, dan Apip yang dengan tulus mencurahkan kasih sayang, perhatian dan do’a untuk keberhasilan penulis. 7. Sahabat-sahabat penulis (Ridho, mbak Keli, Ulink, Pink, mbak Ika, Ana, Maya).
viii
8. Mila, Muna, Mbak Ifa, dan teman-teman tadris matematika angakatan 2005. Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah Swt. membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 14 Desember 2009 Penulis ,
Hanik Rochmawati NIM. 3 1 0 5 0 6 9
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...…………………………………………………….
i
ABSTRAK………………………………………………………………...
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………
iii
PENGESAHAN PENGUJI...........................................................................
iv
DEKLARASI ……………………………………………………………...
v
MOTTO ...…………………………………………………………………
vi
PERSEMBAHAN ..……………………………………………………….
vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
xv
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………
1
B. Penegasan Istilah………………………………….......
5
C. Rumusan Masalah……………………………………..
6
D. Tujuan Penelitian...........................................................
6
E. Manfaat Penelitian…………………………………….
6
: MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori…………………………………………
8
1. Belajar Matematika…………………………….......
8
a.
Pengertian Belajar..............................................
8
b.
Pembelajaran Matematika..................................
10
x
c.
Teori Belajar.......................................................
12
d.
Persamaan Linear Satu Variabel........................
14
2. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw……………………………………………… a.
Cooperative
Learning
19
(Pembelajaran
Kooperatif)…………………………………….
19
b.
Cooperative Learning Tipe Jigsaw…………....
24
c.
Penerapan Model Pembelajaran Coopeartive Learning Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok
BAB III
BAB IV
Persamaan Linear Satu Variabel........................
27
3. Hasil Belajar..............................................................
29
4. Kerangka Berpikir.....................................................
32
B. Kajian Penelitian yang Relevan ……………….………
33
C. Pengajuan Hipotesis……………………………………
35
: METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian............................................................
36
B. Waktu Penelitian……………………….........................
36
C. Kolaborator.....................................................................
36
D. Prosedur Penelitian…………………………………….
36
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………......
40
F. Teknik Analisis Data…..................................................
42
G. Indikator Keberhasilan…………………………….......
42
: DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAB V
A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas.............................
43
B. Analisis Penelitian Tindakan Kelas................................
54
: PENUTUP A. Simpulan ……………………………………………..
xi
60
B. Saran-saran …………………………………………..
60
C. Penutup ………………………………………………
61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif....................................... 24 2. Jadwal Pelaksanaan Siklus I........................................................................
44
3. Jadwal Pelaksanaan Siklus II....................................................................... 50 4. Nilai Pra Siklus Dua Tahun yang Lalu........................................................ 55 5. Hasil Belajar Siklus I...................................................................................
56
6. Hasil Belajar Siklus II..................................................................................
58
xiii
DAFTAR GAMBAR 1. Illustrasi Kelompok Jigsaw........................................................................... 26 2. Nilai Rata-rata Kelas Dua Tahun yang Lalu................................................ 55 3. Ketuntasan Belajar Klasikal Dua Tahun yang Lalu....................................
55
4. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pada Pra Siklus dan Siklus I..............
57
5. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pada Pra Siklus dan Siklus I...
57
6. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II........................................................................................................
59
7. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II................................................................................................. 59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Subjek Penelitian Kelas VII A Tahun Pelajaran 2009/2010
Lampiran 2
: Daftar Nilai Peserta Didik Tahun Pelajaran 2007/2008
Lampiran 3
: Daftar Nilai Peserta Didik Tahun Pelajaran 2008/2009
Lampiran 4
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5
: Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I
Lampiran 6
: Lembar Kerja Ahli Siklus I
Lampiran 7
: Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli Siklus I
Lampiran 8
: Soal Tes Siklus I
Lampiran 9
: Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I
Lampiran 10 : Daftar Nilai Tes Siklus I Lampiran 11 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 12 : Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Siklus II Lampiran 13 : Lembar Kerja Ahli Siklus II Lampiran 14 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli Siklus II Lampiran 15 : Soal Tes Siklus II Lampiran 16 : Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II Lampiran 17 : Daftar Nilai Tes Siklus II Lampiran 18 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 19 : Pedoman Wawancara Lampiran 20 : Lembar Observasi Lampiran 21 : Piagam PASSKA Institut Lampiran 22 : Piagam PASSKA Fakultas Lampiran 23 : Piagam KKN Lampiran 24 : Surat Keterangan Bebas Kuliah Lampiran 25 : Surat Keterangan Ko Kurikuler Lampiran 26 : Transkip Ko Kurikuler Lampiran 27 : Penunjukan Pembimbing Lampiran 28 : Surat Ijin Riset Lampiran 29 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 30 : Daftar Riwayat Hidup
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada peserta didik sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi, namun demikian kegunaan Matematika bukan hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Manusia sering memanfaatkan nilai praktis dari matematika dalam kehidupan sehari-hari dan untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik di mata peserta didik . Pada akhirnya anggapan tersebut berpengaruh pada minat peserta didik dalam belajar matematika yang akibatnya prestasi belajar menjadi
menurun.
Dalam
kompleksitas
permasalahan
pembelajaran
matematika ini, tampaknya peran guru sebagai penyampai pengetahuan dapat menjadi kunci utama sebagai problem solver dengan kemampuan dalam memilih
dan
menerapkan
model
pembelajaran
yang
efektif
dalam
pembelajaran
yang
pembelajaran matematika di sekolah. Pembelajaran memungkinkan
efektif
peserta
didik
merupakan untuk
suatu
dapat
belajar
dengan
mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.1 Keefektifan pembelajaran merupakan hal yang sangat diharapkan dapat dicapai. Sebab kurang atau tidak sempurnanya kegiatan proses belajar mengajar mengakibatkan tidak optimalnya hasil yang dicapai.
1
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 15.
1
2
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.2 Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman.3 KBM perlu mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada peserta didik lain, guru, atau pihak-pihak lain. Dengan demikian, KBM memungkinkan peserta didik bersosialisasi dengan menghargai pendapat, perbedaan sikap, perbedaan kemampuan, perbedaan prestasi dan berlatih untuk bekerja sama.4 Seringnya rasa takut peserta didik yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga kembali pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengandalkan komunikasi yaitu antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.5 Proses pembelajaran dapat berlangsung jika terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Mengajar bukanlah semata persoalan menceritakan, belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi dalam benak peserta didik. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya variasi metode
2 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.5, hlm. 156. 3 Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) Cet. 1, hlm. 48. 4 Ibid., hlm. 50. 5 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), hlm. 28.
3
mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Metode mengajar merupakan cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada peserta didik.6 Oleh karenanya guru sebagai pendidik berperan penting dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berdampak positif pada hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Pedoman
itu
memuat
tanggung
jawab
guru
dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.7 MTs NU Miftahut Tholibin merupakan satu diantara sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Kudus yang menghadapi permasalahan terkait dengan pembelajaran matematika di sekolah, khususnya pada materi persamaan linear satu variabel. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana peserta didik hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi peserta didik untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga peserta didik menjadi pasif. Hal ini pula yang menyebabkan mereka bosan mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan. Apalagi berdasarkan survei, banyak sekali peserta didik yang menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit diantara mata pelajaran yang lain. Dampaknya hasil belajar peserta didik kurang memuaskan yang ditandai masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 201. 7 Yusti Arini, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http://yusti–arini.blogspot.com /2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html, (diakses tanggal 10 Oktober 2009).
4
di bawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 6,0. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam upaya peningkatan keefektifan pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Pembelajaran kooperatif dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diberi kesempatan bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan atau memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu peserta didik dalam belajar matematika.8 Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang menciptakan suasana kelas lebih santai dan menyenangkan. Model pembelajaran jigsaw memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengekspresikan pengetahuannya melalui diskusi. Dengan model ini diharapkan peserta didik menjadi aktif. Dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melakukan
penelitian
dengan
judul
“PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SEMESTER 1 KELAS VII A MTs NU MIFTAHUT THOLIBIN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
8
Eman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 259.
5
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari perbedaan penafsiran maupun persepsi dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan dari masingmasing istilah sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran “Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien”.9 2. Cooperative Learning “Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal)”.10 3. Cooperative Learning tipe Jigsaw “Pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
adalah
suatu
tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”.11 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.12 Untuk melihat hasil belajar peserta didik dapat diketahui dengan memberikan tes.
9 Amin Suyitno, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm. 1, t.d. 10 Mutadi, op.cit., hlm. 35. 11 Novi Emildadiany, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperativelearning-teknik-jigsaw/, (diakses tanggal 10 Oktober 2009). 12 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. 2, hlm. 37.
6
5. Persamaan Linear Satu Variabel. Persamaan linear satu variabel merupakan salah satu materi pokok dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran matematika yang diajarkan kepada peserta didik SMP atau sederajat kelas VII semester gasal. Dalam materi pokok persamaan linier satu variabel peneliti hanya akan membahas tentang penyelesaian persamaan linier satu variabel.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok persamaan linear satu variabel semester 1 kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin tahun pelajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII A di MTs NU Miftahut Tholibin dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan linear satu variabel dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti a. Mendapat pengalaman langsung bagaimana penggunaan model pembelajaran yang baik dan menyenangkan terutama pada pelaksanaan cooperative learning tipe jigsaw untuk mata pelajaran matematika di MTs.
7
b. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap melaksanakan tugas di lapangan, sesuai kebutuhan lapangan. 2. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan semangat dan minat belajar matematika peserta didik. b. Meningkatkan kerjasama dan aktifitas belajar peserta didik. 3. Bagi Guru a. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi. b. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. 4. Bagi MTs NU Miftahut Tholibin a. Memperoleh panduan inovatif model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. b. Melalui peningkatan pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di MTs NU Miftahut Tholibin Kudus.
BAB II MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi. 1) Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.1 2) Menurut Margaret “belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap”.2 3) Menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa “Learning may be defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as a result of experience or practice”,3 belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat dari pengalaman atau latihan. 4) Menurut Jabir Abdul Hamid Jabir, dalam kitabnya Sikulujiyyah At-Ta’allumi bahwa:
ﻠﻮﻙ ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﳋﱪﺓﺮ ﰱ ﺍﻻﺩﺍﺀ ﺍﻭ ﺗﻌﺪﻳﻞ ﰱ ﺍﻟﺴﻪ ﺗﻐﻴﻌﻠﹼﻢ ﺑﺎﻧﻳﻌﺮﻑ ﺍﻟﺘ 4 ﻭﺍﳌﺮﺍﻥ 1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. 3, hlm. 2. 2
Margaret E. Bell, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Rajawali, 1991), hlm. 1.
3
Clifford T. Morgan dan Richard A. King, Introduction to Psychology, (Tokyo: Grow Hill, 1971), hlm. 63. 4
Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyyah At-Ta’allumi, (Mesir: Daarun Nahdhoh AlA’rabiyyah, 1978), hlm. 8.
8
9
Dinamakan belajar dikarenakan adanya perubahan tindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
yang
ditampakkan
dalam
peningkatan
kecakapan
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lain, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dimana perubahan tersebut harus relatif menetap. Di antara ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut slameto adalah sebagai berikut.5 1) Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurangkurangnya ia merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, ini berarti bahwa perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, positif maksudnya dalam perubahan belajar senantiasa bertambah dan tertuju
untuk
memperoleh
sesuatu
yang
lebih
baik
dari
sebelumnya. Aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan. 5
Slameto, op.cit., hlm. 3-4.
10
6) Perubahan
mencakup
seluruh
aspek
tingkah
laku
(sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya). Dalam perspektif keagamaan (dalam hal ini Islam), belajar atau menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
،ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻛﺜﲑ ﺑﻦ ﺷﻨﻈﲑ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺣﻔﺺ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ،ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻫﺸﺎﻡ ﺑﻦ ﻋﻤﺎﺭ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ: ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ؛ ﻗﺎﻝ، ﻋﻦ ﳏﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﲑﻳﻦ 6 ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺇﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ.... ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻋﻠﻰ ﻛ ﹼﻞ ﻣﺴﻠﻢ: ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ Dari Hisyam bin Ammar, dari Hafsh bin Sulaiman, dari Katsir bin Syindhir, dari Muhammad bin Sirin, dari Anas bin Malik r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu adalah fardhu (kewajiban) bagi tiap-tiap muslim...” (HR. Imam Ibnu Majah) b. Pembelajaran Matematika “Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik”.7 Sedangkan matematika secara etimologi, istilah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematicio (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda), berasal dari bahasa Latin mathematica, yang mulanya diambil dari bahasa Yunani mathematike, yang berarti “relating to learning”. Mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike sangat berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir).8 6
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Mesir : Darul Fikr, t.t.), hlm. 81. Amin Suyitno, “Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2004), hlm. 1, t.d. 8 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 14. 7
11
Jadi pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari matematika. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan
geometri,
trigonometri.
aljabar,
peluang
Matematika
juga
dan
statistika,
berfungsi
kalkulus
dan
mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.9 Tujuan pembelajaran matematika adalah:10 1) Melatih cara berpikir dan bernalar secara matematis. 2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain. Untuk mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkannya proses belajar matematika yang menyenangkan, memperhatikan keinginan peserta didik, membangun pengetahuan dari apa yang diketahui peserta didik, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan 9 Arini Math, “Definisi Matematika”, http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisimatematika, html (diakses tanggal 14 Desember 2009). 10 Ibid.
12
kegiatan yang memberi harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian peserta didik. Selain itu di dalam mempelajari matematika peserta didik memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda sehingga diperlukan usaha guru untuk: 1) Memberikan satu permasalahan yang menantang (challenging problem) untuk didiskusikan dan diselesaikan menurut cara berpikir peserta didik. 2) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dan beradu argumentasi dalam memecahkan masalah dalam kelompok belajarnya (cooperative learning). 3) Memberikan
kesempatan
pada
peserta
didik
untuk
mempresentasikan atau mengkomunikasikan hasil pemikiran baik pribadi maupun kelompok di depan kelas.11 c. Teori Belajar Ada beberapa tentang teori belajar, diantaranya sebagai berikut: 1) Teori Medan/(Field Theory), dengan tokohnya Lewin. Teori Medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah. Beberapa hal yang berkaitan dengan proses pemecahan masalah menurut Lewin dalam belajar adalah:12 a) Belajar adalah perubahan struktur kognitif. b) Pentingnya motivasi. Motivasi adalah faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berperilaku. 2) Teori Belajar menurut Bruner. Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan 11
Mutadi, op.cit, hlm. 3. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 3, hlm. 122. 12
13
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.13 3) Teori Konstruktivistik, dengan tokohnya Jean Piaget. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi
pengetahuannya
sendiri.
Pengetahuan
yang
dikonstruksi oleh anak sebagai objek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan.14 . Piaget berpendapat bahwa “learning as personal knowledge construction, particularly in relation to science and mathematics” (belajar adalah proses konstruksi pengetahuan secara individual, terutama dalam ilmu pengetahuan alam dan matematika).15 Prinsip-prinsip dalam pembelajaran yang berpaham konstruktivisme diantaranya sebagai berikut:16 a) Pengertian dibangun oleh peserta didik sendiri baik secara personal maupun sosial. b) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik itu sendiri untuk bernalar. c) Peserta didik aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah. 13
hlm. 40.
14
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 1,
Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 124. Ibid., hlm. 18. 16 Defantri, “Pembelajaran Matematika di Sekolah”, http://defantri .blogspot .com/ 2009/ 05/ pembelajaran-matematika-di-sekolah.html (diakses tanggal 14 Desember 2009 ). 15
14
d) Guru hanya membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi peserta didik berjalan mulus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Ciri-ciri
pembelajaran
matematika
secara
konstruktivisme, sebagai berikut:17 a) Peserta didik secara aktif dalam belajar, b) Peserta didik belajar materi matematika secara bermakna, c) Peserta didik belajar bagaimana belajar itu, d) Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan skemata yang telah dimiliki peserta didik, e) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan, f) Berorientasi pada pemecahan masalah. Pembelajaran
kooperatif
merupakan
salah
satu
pembelajaran yang dikembangkan dari teori konstruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. d. Persamaan Linear Satu Variabel Persamaan linear satu variabel merupakan salah satu materi pokok dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran matematika yang diajarkan kepada peserta didik SMP atau sederajat kelas VII semester gasal. Dalam materi pokok persamaan linear satu variabel mempelajari tentang pengertian persamaan linear satu variabel dan penyelesaian persamaan linear satu variabel. 1) Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel o Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) o Persamaan linear satu variabel adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu.18 17
Ibid.
15
Perhatikan kalimat-kalimat terbuka berikut ini a) a + 1 = 6
c) 6 + 2y = 3y – 1
e) t2 – 6 = 10
b) x - 2 = 6
d) x - 8 = 3x – 6
f) 3x – y = 6
Keterangan: a, x, y, t adalah variabel. Variabel adalah lambang atau simbol yang dapat diganti oleh sembarang anggota dari himpunan semesta. Kalimat-kalimat terbuka tersebut mengandung tanda sama dengan (=) dan beberapa variabel, maka dapat dirincikan sebagai berikut. o Bentuk (a) sampai (d) disebut persamaan linear satu variabel (PLSV) o Bentuk (e) disebut persamaan kuadrat dengan satu variabel. o Bentuk (f) disebut persamaan linear dua variabel. 2) Penyelesaian persamaan linear satu variabel “Penyelesaian suatu persamaan linear satu variabel adalah pengganti dari variabel yang membuat kalimat terbuka menjadi kalimat yang benar”.19 Contoh : 3x = 9 dengan x variabel bilangan asli. Mengganti x dengan 3 akan membuat kalimat terbuka menjadi bernilai benar. 3x = 9 ⇒ 3 x 3 = 9 (benar) x = 3 adalah penyelesaian/jawaban akar PLSV 3x = 9 Jadi, himpunan penyelesaian dari 3x = 9 adalah {3} “Himpunan penyelesaian adalah himpunan semua pengganti dari variabel-variabel pada kalimat terbuka yang membuat kalimat tersebut menjadi benar. Himpunan penyelesaian sering disingkat sebagai HP”.20
18
Sukino dan Wilson Simangunsong, Matematika Untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 119. 19 Daisy Natalia (ed.), Matematika SMP Untuk Kelas VII, (Surabaya: Gelora Aksara Pratama, 2006), hlm. 126. 20 Sukino dan Wilson Simangunsong, op.cit., hlm. 140.
16
Persamaan yang Ekuivalen Perhatikan persamaan-persamaan berikut ini a) x + 6 = 18, maka himpunan penyelesaiannya adalah {12}. b) x - 2 = 10, maka himpunan penyelesaiannya adalah {12}. c) 3x – 6 = 30, maka himpunan penyelesaiannya adalah {12}. Ketiga persamaan tersebut memiliki himpunan penyelesaian yang sama. Persamaan-persamaan tersebut disebut persamaan yang ekuivalen. “Persamaan yang ekuivalen adalah suatu persamaan yang mempunyai himpunan penyelesaian yang sama, apabila pada persamaan itu dikenakan suatu operasi tertentu. Notasi ekuivalen adalah ‘ ⇔ ’”.21 1. Menyelesaikan persamaan dengan sifat-sifat operasi suatu persamaan yang ekuivalen. a) Sifat penambahan Kedua ruas suatu persamaan boleh ditambah dengan bilangan yang sama untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen. Contoh: x – 3 = 10 dengan x ∈ {bilangan asli} ⇔ x – 3 + 3 = 10 + 3 (kedua ruas ditambah 3) ⇔
x + 0 = 13
⇔
x = 13
Jadi, HP = {13} b) Sifat pengurangan Kedua ruas suatu persamaan boleh dikurangi dengan bilangan yang sama untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen. Contoh: p + 2 = 9 dengan p ∈ {bilangan cacah} 21
Ibid., hlm. 123.
17
⇔ p + 2 – 2 = 9 – 2 (kedua ruas dikurangi 2) ⇔
p+0=7
⇔
p=7
Jadi, HP = {7} c) Sifat perkalian Kedua ruas suatu persamaan boleh dikalikan dengan bilangan yang sama untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen. Contoh: 3 t = 9 dengan t ∈ {bilangan rasional} 4 ⇔
3 4 4 t× =9× 4 3 3
⇔
t=3×4
⇔
t = 12
(kedua ruas dikalikan
4 ) 3
Jadi, HP = {12} d) Sifat pembagian Kedua ruas suatu persamaan boleh dibagi dengan bilangan yang sama untuk mendapatkan persamaan yang ekuivalen. Contoh: 5k = 20 dengan k ∈ {bilangan cacah}
⇔ 5k : 5 = 20 : 5 (kedua ruas dibagi 5) ⇔
k=4
Jadi, HP = {4} 2. Menyelesaikan persamaan dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan. a) Menyelesaikan persamaan dengan menggunakan lawan Hal yang patut diingat sebelum menyelesaikan persamaan dengan menggunakan lawan adalah definisi tentang lawan tersebut.
18
Lawan dari + a adalah – a , lawan – a adalah + a
Jika suatu elemen (variabel bilangan) berpindah ruas maka elemen tersebut juga berubah tanda menjadi “lawannya”.22 Contoh: Selesaikan persamaan 3y = 5 – 2y, y ∈ {bilangan rasional} Jawab: 3y = 5 – 2y ⇔ 3y + 2y = 5 ⇔
5y = 5
⇔
y=
⇔
y = 1,
5 5
Jadi HP = {1} b) Menyelesaikan persamaan dengan menggunakan kebalikan bilangan Untuk menyelesaikan persamaan dengan menggunakan kebalikan bilangan yang patut diingat adalah:
a b merupakan kebalikan dari , dengan a ≠ 0, b ≠ 0 b a 1 merupakan kebalikan dari a , dengan a ≠ 0 a Contoh: Selesaikan persamaan 3x + 6 = 6x - 10, x ∈ {bilangan rasional} Jawab: 3x + 6 = 6x – 10 ⇔ 6 + 10 = 6x – 3x
22
Ibid., hlm. 127.
⇔
16 = 3x
⇔
3x = 16
19
16 3
⇔
x=
⇔
x=5
1 1 , jadi HP = {5 } 3 3
2. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
“Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien”.23 a. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) “Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal)”.24 Posamentier dalam Rachmadi menyebutkan bahwa cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa
peserta didik dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.25 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).26 Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan 23
Amin Suyitno, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm. 1, t.d. 24 Mutadi, op.cit., hlm. 35. 25 Rachmadi Widdiharto, Model-model Pembelajaran Matematika SMP, (Yogyakarta: PPPG, 2004), hlm. 13. 26 Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 242.
20
akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut.27 Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi
anggota
masyarakat
yang
bahagia
dan
memberikan
kontribusi.28 Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong-royong dalam pendidikan adalah falsafah Homo Homini Socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah.29 Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat Al-Maidah ayat 2 tentang tolong menolong.
...ﻥ ﺪﻭَﺍ ﺘ ﹾﻘﻮَﻯ ﻭَﻻ َﺗﻌَﺎ َﻭﻧُﻮﺍ َﻋﻠﹶﻰ ﺍﻹﹾﺛ ﹺﻢ ﻭَﺍﹾﻟ ُﻌ… َﻭَﺗﻌَﺎ َﻭﻧُﻮﺍ َﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟﹺﺒ ّﹺﺮ ﻭَﺍﻟ ...Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...(Q.S. Al-Maidah: 02)30 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tolong menolong dalam hal kebajikan sangat dianjurkan, dan begitu pula sebaliknya. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik secara aktif bekerjasama dalam kelompok untuk saling membantu dalam memecahkan masalah, sehingga mereka akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
27
Ibid., hlm. 244. Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 33. 29 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 28. 30 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul ‘Ali, 2005), hlm. 107. 28
21
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:31 1) Peserta didik bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis. 2) Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. 3) Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin. 4) Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu. Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan dengan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. 32 Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan,33 diantaranya adalah: 1) Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu kelompok dalam memecahkan masalah sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. 2) Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota kelompok harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. 3) Tatap muka, interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
31
Ina Karlina, “Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Sebagai Salah Satu Strategi Membangun Pengetahuan Peserta Didik”, http://www.sd-binatalenta.com/images/ artikel_ina.pdf (diakses tanggal 10 Oktober 2009). 32 Anita Lie, op.cit., hlm. 29. 33 Ibid., hlm. 31.
22
sama, menghargai setiap perbedaan, mamanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4) Komunikasi antar anggota, keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat. 5) Evaluasi
proses
kelompok,
evaluasi
ini
dilakukan
untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif. Disamping lima unsur yang dijelaskan oleh Roger dan David Johnson juga terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif tersebut adalah:34 1) Peserta didik dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. 2) Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3) Peserta didik haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4) Peserta didik haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 5) Peserta
didik
akan
dikenakan
evaluasi
atau
diberikan
hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6) Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
34
Muslimin Ibrahim, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), hlm. 6.
23
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim35, yaitu: 1. Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi peserta didik atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu peserta didik memahami konsepkonsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai peserta didik pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada peserta didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 2. Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3. Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada peserta didik keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh peserta didik sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. 35
Ibid., hlm. 7.
24
Menurut Muslimin Ibrahim, terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.36 Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Fase
Tingkah laku guru
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan memotivasi peserta didik. pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar. Fase-2 Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan peserta Guru menjelaskan kepada peserta didik kedalam kelompok- didik bagaimana caranya kelompok belajar. membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompokbekerja dan belajar. kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjasama. Fase-6 Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu. b. Cooperative Learning Tipe Jigsaw “Jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins”.37
36
Ibid., hlm. 10.
25
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, peserta didik bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan
untuk
mengolah
informasi
dan
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.38 Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, peserta didik saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.39
37
Ibid., hlm. 21. Anita Lie, op.cit., hlm. 69. 39 Novi Emildadiany, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperativelearning-teknik-jigsaw/, hlm. 6 (diakses tanggal 10 Oktober 2009). 38
26
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian peserta didik-peserta didik itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok peserta didik yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.40 Pada proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijelaskan dengan gambar berikut: Kelompok asal ABC DE
ABC DE
ABC DE
ABC DE
ABC DE
AAA AA
BBB BB
CCC CC
DDD DD
EEE EE
Kelompok Ahli Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw
40
Ibid., hlm. 7.
27
Keterangan pada gambar di atas: Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap anggota dalam kelompok mendapat soal yang berbeda. : perpindahan kelompok, dari kelompok asal ke kelompok ahli. Kelompok ahli : kelompok yang terbentuk dari kelompok asal yang mendapatkan materi atau soal yang sama. Kunci jigsaw adalah interdependensi; tiap peserta didik bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian.41 c. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Persamaan Linear satu Variabel Seorang guru diharapkan mampu memotivasi agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang kooperatif. Di mana dalam pembelajaran kooperatif peserta didik memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Selain itu peserta didik diberi kesempatan bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan atau memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran matematika pada materi persamaan linear satu variabel adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam. b) Guru memeriksa presensi kehadiran peserta didik. 41
Robert E. SLavin, op.cit., hlm. 237.
28
c) Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. e) Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik 2) Kegiatan Inti a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka. b) Guru memberikan Lembar Kerja Ahli kepada peserta didik. Lembar Kerja Ahli terdiri dari Lembar Kerja Ahli 1, Lembar Kerja Ahli 2, Lembar Kerja Ahli 3, dan Lembar Kerja Ahli 4 (terlampir). c) Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota untuk mengerjakan LK ahli yang berbeda (satu peserta didik mengerjakan satu LK ahli) d) Kemudian anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli 1 bertemu dengan anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli 1 lainnya untuk mendiskusikan LK 1 tersebut sampai mengerti benar dan dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar, anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli 2 bertemu dengan anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli 2 lainnya untuk mendiskusikan LK 2 tersebut sampai mengerti benar dan dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar, begitu seterusnya sampai LK 4. e) Guru memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mengerjakan LK yaitu mengisi titik-titik dengan mengikuti petunjuk dalam kurung yang ada di sebelah kanan LK ahli. f) Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan. g) Kemudian peserta didik itu kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya.
29
h) Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. i) Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. j) Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas, guru menganjurkan kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok). 3) Penutup a) Menyimpulkan
pelaksanaan
pembelajaran
yang
telah
dilakukan. b) Guru memberikan soal individu kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. c) Guru menutup pelajaran dengan memberikan tugas rumah kepada peserta didik.
3. Hasil Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru.42 Menurut WS. Winkel, mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan sikap atau tingkah laku setelah anak melalui kegiatan belajar.43 Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan. Kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.44
42
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 895. 43 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 48. 44 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 37.
30
Benyamin S Bloom dalam Nana Sudjana mengklasifikasikan hasil belajar dalam 3 ranah, yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.45 a. Ranah kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu: 1) Pengetahuan atau ingatan. Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam Taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat. Sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dan sebagainya. Ada
beberapa
cara
untuk
dapat
mengingat
dan
menyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai,
mengurutkan
kejadian,
membuat
singkatan
yang
bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. 2) Pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu: a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan. Mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. b) Tingkat
kedua
adalah
pemahaman
penafsiran,
yakni
menghubungkan beberapa bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian dan lain sebagainya. c) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. 45
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1999), hlm. 22.
31
3) Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.46 4) Analisis Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. 5) Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. 6) Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan lain-lain. Di lihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. b. Ranah afektif. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar kategorinya dimulai tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks:
46
Ibid., hlm. 26.
32
1) Receiving / attending yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. 2) Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. 4) Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai terhadap nilai lain. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian.47 c. Ranah psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yakni: 1) Gerakan refleks. 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif, motoris dan lain-lain. 4) Gerakan-gerakan skill. 5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive. 48
4. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran 47 48
Ibid., hlm. 30. Ibid., hlm. 31.
33
lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke peserta didik, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, guru hendaknya lebih dapat memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran matematika di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam upaya peningkatan keefektifan pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu solusi untuk pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik diberi kesempatan bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan atau memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Materi persamaan linear satu variabel memungkinkan peserta didik untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang aktif. Peserta didik dapat berdiskusi untuk mempelajari atau menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan materi persamaan linear satu variabel. Melalui penerapan model model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel
diharapkan dapat menjadi solusi dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas serta hasil belajar peserta didik.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah:
34
1. Jamaludin Malik (3104301) yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun Atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E Semester I MTs Al-Asror Semarang” Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang, 2009. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ratarata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pada peserta didik kelas VII E semester I di MTs Al-Asror Semarang pada materi hukum nun sukun atau tanwin. Penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.49 2. Ni’mah
Maulidah
(3104244)
yang
berjudul
“Efektivitas
Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009”, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2009.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model
pembelajaran
cooperative
learning
tipe
jigsaw
dengan
menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul Falah Demak. Penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.50 49
Jamaludin Malik, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun Atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E Semester I MTs Al-Asror Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009),hlm. ii. 50 Ni’mah Maulidah, “ Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009”, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Matematika, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009),hlm. iv.
35
Sedangkan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester 1 Kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010” membahas tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya khususnya pada kajian penelitian pendukung di atas adalah pada skripsi Jamaludin Malik materi yang dibahas adalah qur’an hadits. Sedangkan skripsi Ni’mah Maulidah membahas materi bangun ruang sisi lengkung.
C. Pengajuan Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.51 Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: Melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus pada materi pokok persamaan linear satu variabel.
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 96.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tolibin Kudus yang berjumlah 43 peserta didik terdiri dari 23 peserta didik laki-laki dan 20 peserta didik perempuan.
B. Waktu Penelitian Penelitian dirancang selama 4 bulan. Dalam waktu itu akan digunakan untuk observasi, menyusun instrumen yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja ahli, menyusun alat evaluasi, pelaksanaan siklus dan menyusun laporan.
C. Kolaborator Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru perlu melakukan segala langkah penelitian secara bersama-sama (kolaboratif) dari awal hingga akhir. Kegiatan kolaborasi dilakukan agar dapat meringankan dan membantu guru mencari jalan keluar permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya seharihari melalui penelitian tindakan kelas1. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang bertindak sebagai kolaborator adalah peneliti sendiri.
D. Prosedur Penelitian Kegiatan
penelitian
tindakan
kelas
ini
dirancang
dan
akan
dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas
1
Risman Sikumbang (ed.), Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), Cet. 1, hlm. 28.
36
37
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap siklus akan diambil satu kelas yang sama. Hal ini ditempuh untuk membandingkan dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pra siklus Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran matematika pada materi pokok persamaan linear satu variable di kelas. Pada pelaksanaan pra siklus ini guru akan menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu belum menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajarannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu hasil belajar peserta didik (rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal). Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe jigsaw pada siklus 1 dan siklus 2.
2. Siklus 1 a. Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran matematika pada materi persamaan linear satu variabel melalui model pembelajaran cooperative learning
tipe
jigsaw
dan
membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan Lembar Kerja ahli beserta kunci jawabannya 3) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa beserta kunci jawabannya b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
38
cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel pada siklus 1 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam. b) Guru memeriksa presensi kehadiran peserta didik c) Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. e) Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik 2) Kegiatan Inti a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka. b) Guru memberikan 4 Lembar Kerja Ahli kepada peserta didik. c) Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota untuk mengerjakan LK ahli yang berbeda (satu peserta didik mengerjakan satu LK ahli) d) Kemudian setiap anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli yang sama bertemu (disatukan) untuk mendiskusikan LK ahli tersebut sampai mengerti benar dan dapat menyelesaikan LK ahli tersebut dengan benar. e) Kemudian peserta didik itu kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. f) Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan. g) Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. h) Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. i) Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas, guru menganjurkan kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok)
39
3) Penutup a) Menyimpulkan
pelaksanaan
pembelajaran
yang
telah
dilakukan. b) Guru menutup pelajaran dengan memberikan tugas rumah kepada peserta didik. c) Guru memberikan tes evaluasi sebagai hasil tes siklus 1. c. Pengamatan 1) Peneliti mengamati proses belajar peserta didik pada siklus 1. 2) Mengamati peserta didik saat mengerjakan lembar kerja ahli. 3) Mengamati hasil evaluasi (tes). 4) Mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. d. Refleksi 1) Secara
kolaboratif
guru
dan
peneliti
menganalisis
dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus ke 2 nantinya. 2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
3. Siklus 2 Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama seperti pelaksanaan siklus 1. langkah-langkah besar dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus 2 merupakan perbaikan dari siklus 1 berdasarkan hasil refleksi siklus 1 akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus 1.
40
b. Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sama seperti langkah-langkah pada siklus 1. Dalam siklus 2 membahas tentang sub materi pokok persamaan linear satu variable(materi berkelanjutan). c. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus 1. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan simpulan. Setelah berakhirnya siklus 2 di harapkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VII A
MTs NU
Miftahut Tholibin Kudus.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut 1. Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang tertulis.2 Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Dalam
hal
ini
peneliti
menggunakan
dokumentasi
untuk
mendapatkan data-data nama peserta didik kelas VIIA dan gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 158.
41
2. Pengamatan (observasi) “Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.3 Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar,dll. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3. Wawancara Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.4 Metode
wawancara
ini
oleh
peneliti
digunakan
untuk
mewawancarai guru sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penelitian, termasuk menanyakan keadaan peserta didik, hasil belajar peserta didik, serta metode yang diterapkan dalam pembelajaran matematika. 4. Tes “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
ketrampilan,
pengetahuan
inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.5 Metode tes digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik yang telah melakukan pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan linear satu variabel melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya.
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm. 220. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penlitian Kualitatif, (Bandumg: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 186. 5 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 150.
42
F. Teknik Analisis Data “Teknik analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain”6. Teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan
model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kelas adalah: Rata-rata =
Jumlah nilai tes seluruh peserta didik Jumlah seluruh peserta didik
Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan rumus: Ketuntasan belajar Klasikal =
Jumlah peserta didik yang lulus × 100% Jumlah seluruh peserta didik
G. Indikator Keberhasilan
Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus pada materi pokok persamaan linear satu variabel dengan indikator sebagai berikut: 1. Rata-rata kelas mencapai lebih dari atau sama dengan 60. 2. Ketuntasan belajar klasikal lebih dari atau sama dengan 75%7 dari seluruh peserta didik di kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus.
6
Nana Sudjana, Penelitian dan Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1995), hlm. 64. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Implementasinya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 4, hlm. 101. 7
dan
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini adalah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan linear satu variabel dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari bapak Drs. Subiyanto selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus, bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal, peserta didik menyalinnya di buku tulis mereka masing-masing. Adapun hasil belajar pra siklus ini akan dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian peserta didik pada materi pokok persamaan linear satu variabel tahun ajaran 2007/2008 dan 2008/2009 (terlampir) 2. Siklus I Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus I yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
43
44
1) Membuat RPP dengan indikator a.) mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel, b.) menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi (lampiran 4). 2) Membuat lembar kerja ahli (lampiran 6) disertai kunci jawabannya (lampiran 7). 3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus I (lampiran 8) beserta kunci jawabannya (lampiran 9). b. Pelaksanaan Tindakan Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan siklus I Hari/Tanggal
Waktu
2 × 40’ Rabu, 25 Agustus 2009
Pertemuan Ke1
1× 40’ Kamis, 26 Agustus 2009
2
Materi - Mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi Evaluasi Siklus 1
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 25 Agustus 2009 Waktu
: 07.40- 09.00 WIB
Materi
: - Mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi.
45
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Ketua kelas memimpin do’a, setelah selesai, guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1, ada 2 peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, yaitu Muhammad Nur Yasin dan Siti Musmiroh. Jadi jumlah peserta didik yang semula 43 menjadi 41. Setelah mengabsen, guru mulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi sebelumnya, yaitu kalimat tertutup (pernyataan) atau kalimat terbuka. Guru meminta peserta didik untuk membuat contoh kalimat tertutup dan kalimat terbuka. Salah satu peserta didik yang berani angkat tangan untuk menjawab adalah Yayuk Sri Ningsih. Setelah
melakukan
appersepsi,
guru
menjelasakan
model
pembelajarn yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru membagi peserta didik dalam 10 kelompok. Dengan perincian 9 kelompok beranggotakan 4 peserta didik dan 1 kelompok beranggotakan 5 peserta didik (lampiran 5). Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 4 lembar kerja ahli yang terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli dibagikan, masingmasing ketua kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli. Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya. Suasana
46
menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaiakan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Saat peneliti berkeliling, peserta didik bernama Yayuk Sriningsih dari kelompok lembar kerja ahli 3 bertanya, “Mbak, soal no 2 yang 2r + 1 = 11 kok jawabannya salah semua?trus HP nya gimana?”. Peneliti menjawab, “Begini, 2r + 1 = 11 untuk r anggota himpunan A = (1, 2, 3, 4) memang tidak punya penyelesaian, karena pengganti r dari himpunan A yang benar tidak ada. Jadi, untuk HP adalah tidak ada atau kosong, bisa ditulis HP ={ } atau Ø ”. Peserta didik dari kelompok lembar kerja ahli 3 menjawab, “Oo....gitu.” Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Namun, peserta didik tidak ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sehingga guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan
penguatan
kepada
kelompok
yang
berani
mempresentasikan ke depan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik.
47
Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2009 Waktu
: 11.20 – 12.00 WIB
Materi
: Evaluasi Siklus 1
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru bertanya “Tadi malam sudah belajar belum?”. Sebagian menjawab “Sudah, pak!”. Sebagian tidak menjawab. “Sudah siap ulangan ya anak-anak?” tanya pak Subiyanto. “ya, pak” jawab peserta didik. Guru memerintahkan peserta didik untuk memasukkan semua buku ke dalam laci. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus 1, guru memberikan 2 soal. Soal pertama dengan menjawab “ya” atau “tidak” dalam kurung sebanyak 5 soal. Soal kedua adalah uraian sebanyak 3 soal (lampiran 8). Pada evaluasi siklus 1 diikuti oleh semua peserta didik kelas VIIA, yakni sebanyak 43 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. c. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik belum terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan
pembelajaran
pembelajaran
cooperative
matematika learning
tipe
dengan
model
jigsaw
belum
terlaksana secara optimal. b) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih dahulu
48
peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya masingmasing. c) Beberapa peserta didik masih ada yang pasif, tidak mau berdiskusi sehingga guru harus menegurnya. d) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. b) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Hal ini menyebabkan alokasi waktu tidak berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Hasil Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru bersama peneliti berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu diadakan perbaikan adalah: 1) Guru kurang menguasai skenario pembelajaran, sehingga proses pembelajaran model cooperative learning tipe jigsaw belum lancar/optimal. 2) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat menyelesaikan masalah. 3) Masih
banyak
peserta
didik
yang
belum
berani
untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 4) Masih ada beberapa murid yang pasif. 5) Ada beberapa murid yang trouble maker dalam kelompoknya. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
49
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru
mempelajari
lebih
lanjut
dan
mamahami
skenario
pembelajaran siklus II 2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik berdiskusi kelompok. 3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar berani maju di depan kelas. 4) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran. 5) Guru memberikan peringatan kepada peserta didik yang trouble maker. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus II.
3. Siklus II a. Perencanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus II yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Membuat RPP dengan indikator a.) menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan cara kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan, atau dibagi dengan bilangan yang sama, b.) menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan (lampiran 11). 2) Membuat lembar kerja ahli (lampiran 13) disertai kunci jawabannya (lampiran 14). 3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus II (lampiran 15) beserta kunci jawabannya (lampiran 16).
50
b. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan siklus II Hari/Tanggal
Waktu
Rabu, 2 × 40’ 1 September 2009
Pertemuan Ke1
1× 40’ Kamis, 2 September 2009
2
Materi - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan cara kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama. - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan. Evaluasi Siklus II
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2009 Waktu
: 07.40- 09.00 WIB
Materi
: - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel
dengan
cara
kedua
ruas
ditambah,
dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama. - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan
51
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1, semua peserta didik masuk sekolah sehingga jumlah peserta didik genap 43 peserta didik. Setelah mengabsen, guru mulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi sebelumnya, penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi. Guru memberikan contoh di papan tulis, dan peserta didik menjawab atau menyelesaikan bersamasama. Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik dalam 10 kelompok. Dengan perincian 7 kelompok beranggotakan 4 peserta didik dan 3 kelompok beranggotakan 5 peserta didik (lampiran 12). Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 4 lembar kerja ahli yang terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan
lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli
dibagikan, masing-masing ketua kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli. Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya. Suasana menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaikan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.
52
Saat guru berkeliling, salah satu peserta didik dari kelompok lember kerja ahli 4 bertanya, “Pak, misalnya 3x – 4 = - 2x + 6 caranya tidak kedua ruas ditambah 4, tapi kedua ruas dikurangi 6 boleh gak?”. Guru menjawab, “Boleh, hasilnya sama saja.” Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Peserta didik sudah ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru sebelumnya. Guru
memberikan
penguatan
kepada
kelompok
yang
berani
mempresentasikan ke depan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 2 September 2009 Waktu
: 11.20 – 12.00 WIB
Materi
: Evaluasi Siklus II
53
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap untuk melakukan evaluasi. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus II, guru memberikan 5 butir soal dalam bentuk uraian (lampiran 15). Pada evaluasi siklus 1 diikuti oleh semua peserta didik kelas VIIA, yakni sebanyak 43 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. c. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik sudah terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan
pembelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terlaksana lebih optimal. b) Peserta didik sudah ada yang berani untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. c) Sebagian besar peserta didik sudah terlihat aktif dalam proses pembelajaran (diskusi). 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru selalu memantau dan membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. b) Guru memotivasi peserta didik agar semua peserta didik terlibat aktif dalam diskusi.
54
d. Hasil Refleksi Berdasarkan
data-data
yang
diperoleh
dari
penelitian
menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari pada siklus I. Meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai dengan nilai rata-rata kelas telah mencapai lebih dari 65 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari 75% pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus III.
B. Analisis Penelitian Tindakan Kelas 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari bapak Subiyanto selaku guru matematika kelas VII MTs NU Miftahut Tholibin Kudus bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika belum mampu menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Setelah menjelaskan materi guru memberikan contoh soal dan peserta didik menyalinnya di buku tulis masing-masing. Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Pada pra siklus masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Nilai peserta didik tahun ajaran 2007/2008 tentang materi persamaan linear satu variabel (terlampir) menunjukkan bahwa dari 40 peserta didik terdapat 18 peserta didik yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 60, sedangkan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 22 peserta didik sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 55%. Sedangkan nilai peserta didik tahun ajaran 2008/2009 (terlampir) menunjukkan bahwa dari 55 peserta didik terdapat 22 peserta didik yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 60,
55
sedangkan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 33 peserta didik sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 60%. Adapun hasil nilai pra siklus dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 4. 3. Nilai pra siklus dua tahun yang lalu Pra siklus
Nilai
Ketuntasan Belajar Klasikal
Tahun ajaran 2007/2008
58,6
55%
Tahun ajaran 2008/2009
59,2
60%
Grafik 4. 1. Nilai rata-rata kelas dua tahun yang lalu
59,2 59,1 59 58,9 59,2
58,8 58,7 58,6 58,5
58,6
58,4 58,3 Tahun Ajaran 2007-2008
Tahun Ajaran 2008-2009
Grafik 4. 2. Ketuntasan belajar klasikal dua tahun yang lalu
60% 59% 58% 57%
60%
56% 55% 54%
55%
53% 52% Tahun Ajaran 2007-2008
Tahun Ajaran 2008-2009
56
2. Siklus I Pada pelaksanaan siklus 1 belum menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel. Peserta didik belum bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat masih kacau, dapat dikatakan belum kondusif sehingga guru harus sering melerai untuk mengkondisikan kelas agar lebih tenang. Rata-rata peserta didik masih malu dan takut untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya saat berdiskusi. Selain itu, masih banyak peserta didik yang pasif dan tidak mau berdiskusi, hanya menunggu jawaban dari teman yang mengerjakan. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus 1 (lampiran 10). Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIIA pada silus 1 sebesar 62,7 dengan ketuntasan belajar klasikal 62,8% dan yang tidak tuntas sebanyak 37,2%. Dari 43 peserta didik yang tuntas sebanyak 27 peserta didik , sedangkan yang belum tuntas sebanyak 16 peserta didik yakni masih di bawah KKM. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa untuk indikator penelitian pertama (rata-rata kelas) sudah terpenuhi. Namun untuk indikator penelitian kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus selanjutnya yakni pada siklus 2. Adapun hasil belajar peserta didik pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut: Tabel 4.4. Hasil Belajar Siklus I No Indikator 1.
Rata-rata Kelas
2.
Ketuntasan Belajar Klasikal
Pra Siklus
Siklus I
58,9
62,7
57,5%
62,8%
57
Grafik 4.3. Perbandingan nilai rata-rata kelas pada pra siklus dan siklus I
63 62 61 62,7
60 59 58
58,9
57 Pra Siklus
Siklus I
Grafik 4.4. Perbandingan ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus dan siklus I
63% 62% 61% 60% 62,80%
59% 58% 57% 56%
57,50%
55% 54% Pra Siklus
Siklus I
3. Siklus II Pada pelaksanaan siklus II sudah menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel. Peserta sudah bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat lebih kondusif
58
dibandingkan dengan siklus I. Peserta didik sudah terlihat aktif pada proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sudah ada yang berani bertanya kepada guru perihal menyelesaikan lembar kerja ahli. Bahkan ada peserta didik yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIIA pada siklus II sebesar 71,2 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,4% yang sudah berada di atas ketentuan yaitu nilai rata-rata kelas lebih dari 65 dan ketuntasan belajar klasikal di atas 75 %. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 38 sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 peserta didik yang masih di bawah KKM. Mereka adalah Abdul Kholil Maulana, Eko Wisnu, M. Mustaqim, Sri Lestari, dan Yusuf Prayogo. Hasil belajar peserta didik pada siklus II yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus II (lampiran 17). Pada pelaksanaan siklus II hasil belajar sudah mencapai indikator yang diinginkan oleh peneliti yakni nilai rata-rata kelas ≥ 65 dengan ketuntasan belajar klasikal ≥ 75%. Dengan demikian tidak perlu dilakukan siklus 3. Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.5. Hasil Belajar Siklus II No
Indikator
1.
Nilai rata-rata Kelas
2.
Ketuntasan Belajar Klasikal
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
58,9
62,7
71,2
57,5%
62,8%
88,4%
59
Grafik 4.5. Perbandingan nilai rata-rata kelas pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
80 70 60 50 40 30
58,9
62,7
Pra Siklus
Siklus I
71,1
20 10 0 Siklus II
Grafik 4.6. Perbandingan ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus dan siklus I
90% 80% 70% 60% 50%
88,40%
40% 30%
57,50%
62,80%
20% 10% 0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini adalah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran matematika khususnya pada materi pokok persamaan linear satu variabel dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari bapak Drs. Subiyanto selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus, bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal, peserta didik menyalinnya di buku tulis mereka masing-masing. Adapun hasil belajar pra siklus ini akan dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian peserta didik pada materi pokok persamaan linear satu variabel tahun ajaran 2007/2008 dan 2008/2009 (terlampir) 2. Siklus I Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus I yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
43
44
1) Membuat RPP dengan indikator a.) mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel, b.) menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi (lampiran 4). 2) Membuat lembar kerja ahli (lampiran 6) disertai kunci jawabannya (lampiran 7). 3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus I (lampiran 8) beserta kunci jawabannya (lampiran 9). b. Pelaksanaan Tindakan Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan siklus I Hari/Tanggal
Waktu
2 × 40’ Rabu, 25 Agustus 2009
Pertemuan Ke1
1× 40’ Kamis, 26 Agustus 2009
2
Materi - Mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi Evaluasi Siklus 1
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 25 Agustus 2009 Waktu
: 07.40- 09.00 WIB
Materi
: - Mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi.
45
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Ketua kelas memimpin do’a, setelah selesai, guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1, ada 2 peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, yaitu Muhammad Nur Yasin dan Siti Musmiroh. Jadi jumlah peserta didik yang semula 43 menjadi 41. Setelah mengabsen, guru mulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi sebelumnya, yaitu kalimat tertutup (pernyataan) atau kalimat terbuka. Guru meminta peserta didik untuk membuat contoh kalimat tertutup dan kalimat terbuka. Salah satu peserta didik yang berani angkat tangan untuk menjawab adalah Yayuk Sri Ningsih. Setelah
melakukan
appersepsi,
guru
menjelasakan
model
pembelajarn yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru membagi peserta didik dalam 10 kelompok. Dengan perincian 9 kelompok beranggotakan 4 peserta didik dan 1 kelompok beranggotakan 5 peserta didik (lampiran 5). Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 4 lembar kerja ahli yang terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli dibagikan, masingmasing ketua kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli. Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya. Suasana
46
menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaiakan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Saat peneliti berkeliling, peserta didik bernama Yayuk Sriningsih dari kelompok lembar kerja ahli 3 bertanya, “Mbak, soal no 2 yang 2r + 1 = 11 kok jawabannya salah semua?trus HP nya gimana?”. Peneliti menjawab, “Begini, 2r + 1 = 11 untuk r anggota himpunan A = (1, 2, 3, 4) memang tidak punya penyelesaian, karena pengganti r dari himpunan A yang benar tidak ada. Jadi, untuk HP adalah tidak ada atau kosong, bisa ditulis HP ={ } atau Ø ”. Peserta didik dari kelompok lembar kerja ahli 3 menjawab, “Oo....gitu.” Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Namun, peserta didik tidak ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sehingga guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan
penguatan
kepada
kelompok
yang
berani
mempresentasikan ke depan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik.
47
Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2009 Waktu
: 11.20 – 12.00 WIB
Materi
: Evaluasi Siklus 1
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru bertanya “Tadi malam sudah belajar belum?”. Sebagian menjawab “Sudah, pak!”. Sebagian tidak menjawab. “Sudah siap ulangan ya anak-anak?” tanya pak Subiyanto. “ya, pak” jawab peserta didik. Guru memerintahkan peserta didik untuk memasukkan semua buku ke dalam laci. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus 1, guru memberikan 2 soal. Soal pertama dengan menjawab “ya” atau “tidak” dalam kurung sebanyak 5 soal. Soal kedua adalah uraian sebanyak 3 soal (lampiran 8). Pada evaluasi siklus 1 diikuti oleh semua peserta didik kelas VIIA, yakni sebanyak 43 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. c. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik belum terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan
pembelajaran
pembelajaran
cooperative
matematika learning
tipe
dengan
model
jigsaw
belum
terlaksana secara optimal. b) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih dahulu
48
peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya masingmasing. c) Beberapa peserta didik masih ada yang pasif, tidak mau berdiskusi sehingga guru harus menegurnya. d) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. b) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Hal ini menyebabkan alokasi waktu tidak berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Hasil Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru bersama peneliti berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu diadakan perbaikan adalah: 1) Guru kurang menguasai skenario pembelajaran, sehingga proses pembelajaran model cooperative learning tipe jigsaw belum lancar/optimal. 2) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat menyelesaikan masalah. 3) Masih
banyak
peserta
didik
yang
belum
berani
untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 4) Masih ada beberapa murid yang pasif. 5) Ada beberapa murid yang trouble maker dalam kelompoknya. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
49
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru
mempelajari
lebih
lanjut
dan
mamahami
skenario
pembelajaran siklus II 2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik berdiskusi kelompok. 3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar berani maju di depan kelas. 4) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran. 5) Guru memberikan peringatan kepada peserta didik yang trouble maker. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus II.
3. Siklus II a. Perencanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus II yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Membuat RPP dengan indikator a.) menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan cara kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan, atau dibagi dengan bilangan yang sama, b.) menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan (lampiran 11). 2) Membuat lembar kerja ahli (lampiran 13) disertai kunci jawabannya (lampiran 14). 3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus II (lampiran 15) beserta kunci jawabannya (lampiran 16).
50
b. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan siklus II Hari/Tanggal
Waktu
Rabu, 2 × 40’ 1 September 2009
Pertemuan Ke1
1× 40’ Kamis, 2 September 2009
2
Materi - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan cara kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama. - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan. Evaluasi Siklus II
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 1 September 2009 Waktu
: 07.40- 09.00 WIB
Materi
: - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel
dengan
cara
kedua
ruas
ditambah,
dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama. - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan
51
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1, semua peserta didik masuk sekolah sehingga jumlah peserta didik genap 43 peserta didik. Setelah mengabsen, guru mulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi sebelumnya, penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi. Guru memberikan contoh di papan tulis, dan peserta didik menjawab atau menyelesaikan bersamasama. Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik dalam 10 kelompok. Dengan perincian 7 kelompok beranggotakan 4 peserta didik dan 3 kelompok beranggotakan 5 peserta didik (lampiran 12). Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 4 lembar kerja ahli yang terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan
lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli
dibagikan, masing-masing ketua kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli. Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya. Suasana menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaikan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.
52
Saat guru berkeliling, salah satu peserta didik dari kelompok lember kerja ahli 4 bertanya, “Pak, misalnya 3x – 4 = - 2x + 6 caranya tidak kedua ruas ditambah 4, tapi kedua ruas dikurangi 6 boleh gak?”. Guru menjawab, “Boleh, hasilnya sama saja.” Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Peserta didik sudah ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru sebelumnya. Guru
memberikan
penguatan
kepada
kelompok
yang
berani
mempresentasikan ke depan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 2 September 2009 Waktu
: 11.20 – 12.00 WIB
Materi
: Evaluasi Siklus II
53
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap untuk melakukan evaluasi. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus II, guru memberikan 5 butir soal dalam bentuk uraian (lampiran 15). Pada evaluasi siklus 1 diikuti oleh semua peserta didik kelas VIIA, yakni sebanyak 43 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. c. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik sudah terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan
pembelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terlaksana lebih optimal. b) Peserta didik sudah ada yang berani untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. c) Sebagian besar peserta didik sudah terlihat aktif dalam proses pembelajaran (diskusi). 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru selalu memantau dan membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. b) Guru memotivasi peserta didik agar semua peserta didik terlibat aktif dalam diskusi.
54
d. Hasil Refleksi Berdasarkan
data-data
yang
diperoleh
dari
penelitian
menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari pada siklus I. Meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai dengan nilai rata-rata kelas telah mencapai lebih dari 65 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari 75% pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus III.
B. Analisis Penelitian Tindakan Kelas 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari bapak Subiyanto selaku guru matematika kelas VII MTs NU Miftahut Tholibin Kudus bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika belum mampu menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Setelah menjelaskan materi guru memberikan contoh soal dan peserta didik menyalinnya di buku tulis masing-masing. Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Pada pra siklus masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Nilai peserta didik tahun ajaran 2007/2008 tentang materi persamaan linear satu variabel (terlampir) menunjukkan bahwa dari 40 peserta didik terdapat 18 peserta didik yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 60, sedangkan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 22 peserta didik sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 55%. Sedangkan nilai peserta didik tahun ajaran 2008/2009 (terlampir) menunjukkan bahwa dari 55 peserta didik terdapat 22 peserta didik yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 60,
55
sedangkan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 33 peserta didik sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 60%. Adapun hasil nilai pra siklus dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 4. 3. Nilai pra siklus dua tahun yang lalu Pra siklus
Nilai
Ketuntasan Belajar Klasikal
Tahun ajaran 2007/2008
58,6
55%
Tahun ajaran 2008/2009
59,2
60%
Grafik 4. 1. Nilai rata-rata kelas dua tahun yang lalu
59,2 59,1 59 58,9 59,2
58,8 58,7 58,6 58,5
58,6
58,4 58,3 Tahun Ajaran 2007-2008
Tahun Ajaran 2008-2009
Grafik 4. 2. Ketuntasan belajar klasikal dua tahun yang lalu
60% 59% 58% 57%
60%
56% 55% 54%
55%
53% 52% Tahun Ajaran 2007-2008
Tahun Ajaran 2008-2009
56
2. Siklus I Pada pelaksanaan siklus 1 belum menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel. Peserta didik belum bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat masih kacau, dapat dikatakan belum kondusif sehingga guru harus sering melerai untuk mengkondisikan kelas agar lebih tenang. Rata-rata peserta didik masih malu dan takut untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya saat berdiskusi. Selain itu, masih banyak peserta didik yang pasif dan tidak mau berdiskusi, hanya menunggu jawaban dari teman yang mengerjakan. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus 1 (lampiran 10). Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIIA pada silus 1 sebesar 62,7 dengan ketuntasan belajar klasikal 62,8% dan yang tidak tuntas sebanyak 37,2%. Dari 43 peserta didik yang tuntas sebanyak 27 peserta didik , sedangkan yang belum tuntas sebanyak 16 peserta didik yakni masih di bawah KKM. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa untuk indikator penelitian pertama (rata-rata kelas) sudah terpenuhi. Namun untuk indikator penelitian kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus selanjutnya yakni pada siklus 2. Adapun hasil belajar peserta didik pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut: Tabel 4.4. Hasil Belajar Siklus I No Indikator 1.
Rata-rata Kelas
2.
Ketuntasan Belajar Klasikal
Pra Siklus
Siklus I
58,9
62,7
57,5%
62,8%
57
Grafik 4.3. Perbandingan nilai rata-rata kelas pada pra siklus dan siklus I
63 62 61 62,7
60 59 58
58,9
57 Pra Siklus
Siklus I
Grafik 4.4. Perbandingan ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus dan siklus I
63% 62% 61% 60% 62,80%
59% 58% 57% 56%
57,50%
55% 54% Pra Siklus
Siklus I
3. Siklus II Pada pelaksanaan siklus II sudah menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi pokok persamaan linear satu variabel. Peserta sudah bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat lebih kondusif
58
dibandingkan dengan siklus I. Peserta didik sudah terlihat aktif pada proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sudah ada yang berani bertanya kepada guru perihal menyelesaikan lembar kerja ahli. Bahkan ada peserta didik yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIIA pada siklus II sebesar 71,2 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,4% yang sudah berada di atas ketentuan yaitu nilai rata-rata kelas lebih dari 65 dan ketuntasan belajar klasikal di atas 75 %. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 38 sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 peserta didik yang masih di bawah KKM. Mereka adalah Abdul Kholil Maulana, Eko Wisnu, M. Mustaqim, Sri Lestari, dan Yusuf Prayogo. Hasil belajar peserta didik pada siklus II yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus II (lampiran 17). Pada pelaksanaan siklus II hasil belajar sudah mencapai indikator yang diinginkan oleh peneliti yakni nilai rata-rata kelas ≥ 65 dengan ketuntasan belajar klasikal ≥ 75%. Dengan demikian tidak perlu dilakukan siklus 3. Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.5. Hasil Belajar Siklus II No
Indikator
1.
Nilai rata-rata Kelas
2.
Ketuntasan Belajar Klasikal
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
58,9
62,7
71,2
57,5%
62,8%
88,4%
59
Grafik 4.5. Perbandingan nilai rata-rata kelas pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
80 70 60 50 40 30
58,9
62,7
Pra Siklus
Siklus I
71,1
20 10 0 Siklus II
Grafik 4.6. Perbandingan ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus dan siklus I
90% 80% 70% 60% 50%
88,40%
40% 30%
57,50%
62,80%
20% 10% 0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, Cet. 2. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. 13. Arini, Yusti, “Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http : // yusti – arini . blogspot. com/2009/08/modelpembelajaran-kooperatif .html (diakses tanggal 10 Oktober 2009). Bell, Margaret E., Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali, 1991. Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Defantri, “Pembelajaran Matematika di Sekolah”, http://defantri.blogspot.com/ 2009/ 05/ pembelajaran-matematika-di-sekolah.html (diakses tanggal 14 Desember 2009). Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul ‘Ali, 2005. Emildadiany, Novi, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat .wordpress.com/2008/07/3/cooperative-learning-teknik-jigsaw/, (diakses tanggal 10 Oktober 2009). Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000. Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyyah At-Ta’allumi, Mesir: Daarun Nahdhoh Al-A’rabiyyah, 1978. Karlina, Ina, “Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa”, http://www.sdbinatalenta.com/images/artikel_ina.pdf (diakses tanggal 10 Oktober 2009). Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2004. Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, Mesir : Darul Fikr, t.t.
Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. 5. Malik, Jamaludin, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Qur’an Hadits Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun Atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E Semester I MTs Al-Asror Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009. Math, Arini, “Definisi Matematika”, http://arinimath.blogspot.com. /2008/02/ definisi-matematika, html (diakses tanggal 14 Desember 2009). Maulidah, Ni’mah, “ Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009”, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Matematika, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009. Moleong, Lexy J., Metodologi Penlitian Kualitatif, (Bandumg: Remaja Rosda Karya, 2006 Morgan, Clifford T. dan Richard A. King, Introduction to Psychology, Tokyo: Grow Hill, 1971. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasinya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 4. Muslich, Masnur, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007. Natalia, Daisy, (ed.), Matematika SMP Untuk Kelas VII, Surabaya: Gelora Aksara Pratama, 2006. Sanjaya,
Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. 3.
Standar
Proses
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet. 3. Slavin, Robert E., Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008.
Sikumbang, Risman (ed.), Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, Cet. 1. Sudirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008. , Penelitian dan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1995. , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 1999. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 6. Suherman, Eman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003. Sukino dan Wilson Simangunsong, Matematika Untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Tindakan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 1. Suyitno, Amin, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006. , “Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1”, Makalah, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2004. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Widdiharto, Rachmadi, Model-model Pembelajaran Yogyakarta: PPPG, 2004.
matematika
SMP,
Winkel, WS., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983.
Lampiran 1 SUBJEK PENELITIAN KELAS VII A TAHUN PELAJARAN 2009/2010 No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Abdul Kholil Maulana Andrai Cahyo Utomo Anton Sujarwadi Apriani Arif Chasanul Muna Ashariono Budi Setyawan Budi Utomo Choirul Umam Deni Aprilianto Diana Wulansari Eko Wisnu Agus S Heni Ratna Sari Indah Wulandari Moh. Khoirul K Moh. Trijaya P M. Ilham Mahfuds M. Mustaqim M. Nur Yasin Najib Fadlur R Nur Rochman Nur Hidayah Nuril Anear Pujiyono Rijayanti Rika Fatmawati Riki Sudrajat Risnawati Rizza Afthoni Setia Murtianingsih Siti Fatimah Siti Maesaroh Siti Makhmudah Siti Musmiroh Siti Zulastuti Sri Lestari
Jenis kelamin L/P L L L P L L L L L L P L P P L L L L L L L P L L P P L P L P P P P P P P
Keterangan Jumlah siswa = 43 Laki-laki= 23 Perempuan = 20
37 38 39 40 41 42 43
Sri Wahyuni Suaibatul Aslamiyah Teguh Prasetyo Vena Febiana Wiwik Nor Hidayah Yayuk Sri Ningsih Yusuf Prayogo
P P L P P P L
Lampiran 2
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK KELAS VIIA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 No.
Nama
1
A. Janzuli
2
Abdul Rohman
3
Ali Maksum
4
Andi Okka K
5
Aprilliyani
6
Aulya Rochmanasari
7
Boni S
8
Budi Pramono
9
Chafidhotul C.
10
Dwi Jayanti
11
Eko Slamet R
12
Eni Rufida
13
Eva Isnaini
14
Evanna Naili Nida
15
Fela Maulida
16
Feri Handoko
17
Heni Khumaidah
18
Jama'an
19
Koswadi
20
M. Arifin
21
M. Farid Harja
22
M. Hariyanto
23
M. Qomarudin
24
M. Rido Utomo
25
M. Setiyanto
26
Noor Khamidah
27
Nor Hafivi
28
Nur Miati
29
Putri Lestari
30
Setiyawati
31
Siti Choiriyah
32
Siti Istianah
33
Suprihatin BL
Nilai
% Ketercapaian
50 60 60 55 50 60 65 55 50 50 65 60 60 65 70 50 55 65 60 85 70 50 55 55 65 60 60 55 60 65 55 60 50
50% 60% 60% 55% 50% 60% 65% 55% 50% 50% 65% 60% 60% 65% 70% 50% 55% 65% 60% 85% 70% 50% 55% 55% 65% 60% 60% 55% 60% 65% 55% 60% 50%
Ketuntasan ya tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
34
Supriyadi
35
Supriyanto
36
Suwarti
37
Tri Utami
38
Umi Anifah
39
Wulansari
40
Yayan Budi P. Jumlah Rata-rata
50 65 55 60 50 55 60 2345 58,63
50% 65% 55% 60% 50% 55% 60% 58,63%
√ √ √ √ √ √ √ 22 55%
18 45%
Lampiran 3
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK KELAS VIIA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 No.
Nama
1
Abdur Rohman A.
2
Abdur Rohman B.
3
Achmad Sidiq
4
Adik Erma Suryani
5
Aditya Ulil Absor
6
Agung Utomo
7
Ahmad Suwito
8
Ahsan Fitriyanto
9
Ainul Yachin
10
Ali Sahab
11
Andriyani Dewi
12
Anis Rika Saputri
13
Ari Ariani
14
Aris Rifai
15
Bayu Subiyanto
16
Chotibul Umam
17
Diah Ayu L.
18
Esti Wahyu N.
19
Eva Wulansari
20
Jamaah
21
Kholfatun Rosyidah
22
Khumaidah
23
Khusnul Khotimah
24
Leni Maulani
25
M. Abdul Aziz
26
M. Abdur Rohman
27
M. Budi Santoso
28
M. Dolhadi
29
M. Irfan Maulana B
30
M. Ismail
Nilai
% Ketercapaian
97 65 65 55 35 55 65 53 50 50 65 60 60 67 67 50 53 67 60 87 70 50 55 55 93 73 60 55 60 83
97% 65% 65% 55% 35% 55% 65% 53% 50% 50% 65% 60% 60% 67% 67% 50% 53% 67% 60% 87% 70% 50% 55% 55% 93% 73% 60% 55% 60% 83%
Ketuntasan ya tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
31
M. Jepriyanto
32
M. Khoerul Umam
33
M. Miftahuddin
34
M. Rudibahtiar
35
M. Sholeh
36
M. Slamet
37
M. Sobri
38
M. Syahrul Anam
39
M. Taufiq Aryanto
40
Maryanti
41
Mita Sari
42
Mohammad Yusuf
43
Novi Larasati
44
Rudi
45
Safi Qurrohman
46
Selviana
47
Setiya Budi U.
48
Siti Miftakul Noor H.
49
Solikin
50
Sri Untari
51
Teguh Fauzan K.
52
Totok Setio U
53
Tri Hana Lutfiana
54
Ulin Nuha Firdaus
55
Zuliandi Pramono Jumlah Rata-rata
55 60 40 45 65 57 45 50 55 55 60 50 50 45 45 47 45 73 65 60 55 70 50 70 65
55% 60% 40% 45% 65% 57% 45% 50% 55% 55% 60% 50% 50% 45% 45% 47% 45% 73% 65% 60% 55% 70% 50% 70% 65%
3257 59,22
59,22%
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 33 60%
22 40%
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : :
MTs NU Miftahut Tholibin Matematika VII / I 2 x 40 menit (1 x pertemuan) 2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. : 2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu variabel. : - Mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan substitusi
A. Tujuan pembelajaran - Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat mengenali persamaan linear satu variabel dengan benar. - Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan persamaan linear satu variabel dengan substitusi. B. Materi ajar Persamaan linear satu variabel (terlampir) C. Metode pembelajaran 1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab. D. Langkah-langkah pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran 1
Waktu
Pendahuluan: a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: mengingat kembali tentang kalimat tertutup dan 10 menit kalimat terbuka. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2
3
Kegiatan Inti a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka. b. Guru memberikan lembar kerja ahli c. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota untuk mengerjakan LK ahli yang berbeda (satu peserta didik mengerjakan satu LK ahli) d. Kemudian anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan LK ahli tersebut 60 menit sampai mengerti dan dapat menyelesaikan LK tersebut dengan benar. e. Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. f. Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan. g. Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. h. Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. i. Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas, guru meminta kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok). Penutup a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi yang sudah dipelajari. 10 menit b. Guru memberikan tugas rumah. c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
E. Sumber belajar 1. Buku matematika kelas VII 2. LKS matematika kelas VII semester 2 F. Penilaian Tes akhir siklus
Kudus, 25 Agustus 2009 Guru kelas VII
Peneliti
Drs. Subiyanto NIP. -
Hanik Rochmawati NIM. 3105069
Mengetahui, Kepala MTs NU Miftahut Tholibin
Drs. H. Muchroni NIP. 1954041019790301003
Lampiran 5 DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA SIKLUS I
KELOMPOK 1
1. 2. 3. 4.
Sri Lestari Siti Fatimah Rika F. Wiwik Nor H.
KELOMPOK IV
1. 2. 3. 4.
Ashariono Pujiyono Najib Fadlur R Abdul Kholil
KELOMPOK II
1. 2. 3. 4.
M. Khoirul K. Arif Chasanul Nuril Anwar Teguh P.
KELOMPOK V
1. 2. 3. 4.
Siti Maesaroh Apriani Yayuk Sri N. Siti Zulastutik
KELOMPOK VII
KELOMPOK VIII
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Setia Murtia N Makhmudah Vena Febiana Risnawati
M. Mustaqim Choirul U. Nur Rohman Trijaya P.
KELOMPOK X
1. 2. 3. 4. 5.
Deni A. Budi S. Andrai C. U. Reza Afthoni Budi Utomo
KELOMPOK III
1. 2. 3. 4.
Heni Ratna S. Nur Hidayah Rijayanti Sri Wahyuni
KELOMPOK VI
1. 2. 3. 4.
Riki Sudrajat M. Ilham M. Agus Saputro Yusuf P.
KELOMPOK IX
1. 2. 3. 4.
Suaibatul A. Indah W. Diana W. Anton S.
Lampiran 6 LEMBAR KERJA AHLI 1 SIKLUS 1 Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. x + y = 5, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) b. p + 5 = 8, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) c. a – 4 = 2, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) d. t2 – 6 = 10, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) e.
= 4, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…)
2. Selesaikan persamaan x + 3 = 7 dengan cara substitusi , jika x peubah pada himpunan bilangan asli! Jawab : x + 3 = 7, jika x = 1 → 1 + 3 = 7 ( salah ) x = 2 → … + 3 = 7 ( …… ) x = 3 → … + 3 = 7 ( …… ) x = 4 → … + 3 = 7 ( …… ) Penyelesaian x = … Himpunan Penyelesaian = {…}
LEMBAR KERJA AHLI 2 SIKLUS 1 Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. p + q = 7, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) b. m – 2 = 5, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) c. 4 + h = 9, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) d. n2 – 1 = 8, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) e. 5 x = 2x + 12, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) 2. Selesaikan persamaan 3y + 7 = 25 dengan cara substitusi, jika y peubah pada himpunan bilangan asli A = {2,3,4,5,6} Jawab : 3y + 7 = 25, jika y = 2 → 3 × 2 + 7 = 25 ( salah ) y = 3 → 3 × .... + 7 = 25 ( …….) y = 4 → 3 × .... + 7 = 25 ( …….) y = 5 → 3 × …. + 7 = 25 ( …….) y = 6 → 3 × …. + 7 = 25 ( …….) Penyelesaian y = … Himpunan Penyelesaian = {…}
LEMBAR KERJA AHLI 3 SIKLUS 1 Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. a + b = 11, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) b. 2 (3y -1) = 8, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) c. 3x – 2 = x + 7, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) d. 3 = 1 + 2, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) e. 2z = 14, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) 2. Selesaikan persamaan 2r + 1 = 11 dengan cara substitusi, r anggota himpunan A = {1,2,3,4} Jawab: 2r + 1 = 11, Jika r = 1 → 2 × 1 + 1 = 11 (salah) r = 2 → 2 × .... + 1 = 11 (..........) r = 3 → 2 × .... + 1 = 11 (..........) r = 4 → 2 × .... + 1 = 11 (...........) Pengganti r yang benar tidak ada. Maka himpunan penyelesaiannya = { }atau Ø
LEMBAR KERJA AHLI 4 SIKLUS 1 Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. m + n = 4, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) b. w – 2 = 7, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) c. 2 (3x – 5) = 4x + 8, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) d. 5 + 2 = 7, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) e. y2 + 1 = 5, kalimat terbuka (…) merupakan persamaan linier satu variabel?(…) 2. Selesaikan persamaan z - 3 = 4 dengan cara substitusi, z anggota himpunan A = {4,5,6,7} Jawab : z - 3 = 4, jika z = 4 → 4 - 3 = 4 ( salah ) z = 5 → … - 3 = 4 ( …… ) z = 6 → … - 3 = 4 ( …… ) z = 7 → … - 3 = 4 ( …… ) Penyelesaian z = … Himpunan Penyelesaian = {…}
Lampiran 7 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 1 SIKLUS 1 Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. x + y = 5, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) b. p + 5 = 8, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) c. a – 4 = 2, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?(ya) d. t2 – 6 = 10, kalimat terbuka (ya) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) e.
= 4, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya )
2. Selesaikan persamaan x + 3 = 7 dengan cara substitusi , jika x peubah pada himpunan bilangan asli! Jawab : x + 4 = 7, jika x = 1 → 1 + 3 = 7 ( salah ) x = 2 → 2 + 3 = 7 ( salah ) x = 3 → 3 + 3 = 7 ( salah ) x = 4 → 4 + 3 = 7 ( benar ) Penyelesaian x = 4 Himpunan Penyelesaian = {4}
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 2 SIKLUS 1
Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. p + q = 7, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) b. m – 2 = 5, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) c. 4 + h = 9, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) d. n2 – 1 = 8, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) e. 5 x = 2x + 12, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) 2. Selesaikan persamaan 3y + 7 = 25 dengan cara substitusi, jika y peubah pada himpunan bilangan asli A = {2,3,4,5,6} Jawab : 3y + 7 = 32, jika y = 2 → 3 × 2 + 7 = 25 ( salah ) y = 3 → 3 × 3 + 7 = 25 ( salah ) y = 4 → 3 × 4 + 7 = 25 ( salah ) y = 5 → 3 × 5 + 7 = 25 ( salah ) y = 6 → 3 × 6 + 7 = 25 ( benar ) Penyelesaian y = 6 Himpunan Penyelesaian = { 6 }
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 3 SIKLUS 1 Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. a + b = 11, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) b. 2 (3y -1) = 8, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) c. 3x – 2 = x + 7, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) d. 3 = 1 + 2, kalimat terbuka ( tidak ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) e. 2z = 14, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) 2. Selesaikan persamaan 2r + 1 = 11 dengan cara substitusi, r anggota himpunan A = {1,2,3,4} Jawab: 2r + 1 = 11, Jika r = 1 → 2 × 1 + 1 = 11 ( salah ) r = 2 → 2 × 2 + 1 = 11 ( salah ) r = 3 → 2 × 3 + 1 = 11 ( salah ) r = 4 → 2 × 4 + 1 = 11 ( salah ) Pengganti r yang benar tidak ada. Maka himpunan penyelesaiannya = { }atau Ø
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 4 SIKLUS 1
Petunjuk Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=) Persamaan Linear satu variable adalah persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu. 1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. m + n = 4, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) b. w – 2 = 7, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) c. 2 (3x – 5) = 4x + 8, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( ya ) d. 5 + 2 = 7, kalimat terbuka ( tidak ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) e. y2 + 1 = 5, kalimat terbuka ( ya ) merupakan persamaan linier satu variabel?( tidak ) 2. Selesaikan persamaan z - 3 = 4 dengan cara substitusi, z anggota himpunan A = {4,5,6,7} Jawab : z - 3 = 4, jika z = 4 → 1 - 3 = 4 ( salah ) z = 5 → 5 - 3 = 4 ( salah ) z = 6 → 6 - 3 = 4 ( salah ) z = 7 → 7 - 3 = 4 ( benar ) Penyelesaian z = 7 Himpunan Penyelesaian = { 7 }
Lampiran 8 TES SIKLUS 1
Nama
: …………………..
No. Absen : …………………. Petunjuk a. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan soal b. Isilah nama dan no. absen c. Jangan menyontek
1. Lengkapilah soal dibawah ini dengan jawaban ya atau tidak ! a. a + 1 = 6, kalimat terbuka (…...) merupakan persamaan linier satu variabel?(…....) b. 4x - 6 = 2x + 2, kalimat terbuka (…....) merupakan persamaan linier satu variabel?(….....) c. 3x – y = 6, kalimat terbuka (…....) merupakan persamaan linier satu variabel?(….....) d. 5 + 1 = 6, kalimat terbuka (….....) merupakan persamaan linier satu variabel?(….....) e. 5k = 20, kalimat terbuka (….....) merupakan persamaan linier satu variabel?(….....) 2. Tentukan himpunan penyelesaian PLSV berikut dengan cara substitusi a. x + 5 = 8, jika x = anggota pada himpunan B = {1,2,3,4}. b. 4 – x = 2, jika x = anggota pada himpunan K = {0,1,2} c. 2x + 3 = 11, jika x = anggota pada himpunan A = {1,2,3,4,5}.
Lampiran 9 Kunci jawaban tes siklus 1 Skor 1. a. ya,ya
5
b. ya,ya
5
c. ya,tidak
5
d. tidak,tidak
5
e. ya,ya
5
2. a. x + 5 = 8 jika x = 0, maka 0 + 5 = 8 (salah)
5
x = 1, maka 1 + 5 = 8 (salah)
10
x = 2, maka 2 + 5 = 8 (salah)
15
x = 3, maka 3 + 5 = 8 (benar)
20
Jadi HP {3}
25
b. 4 – x = 2 jika x = 0, maka 4 - 0 = 2 (salah)
5
x = 1, maka 4 - 1 = 2 (salah)
10
x = 2, maka 4 - 2 = 2 (salah)
20
Jadi HP {2}
25
c. 2x + 3 = 11 Jika x = 1, maka 2.1 + 3 = 11 {salah}
5
x = 2, maka 2.2 + 3 = 11 {salah}
10
x = 3, maka 2.3 + 3 = 11 {salah}
15
x = 4, maka 2.4 + 3 = 11 {benar}
20
Jadi HP {4}
25 Skor total 100
Lampiran 10
DAFTAR NILAI TES SIKLUS I KELAS VIIA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Abdul Kholil Maulana Andrai Cahyo Utomo Anton Sujarwadi Apriani Arif Chasanul Muna Ashariono Budi Setyawan Budi Utomo Choirul Umam Deni Aprilianto Diana Wulansari Eko Wisnu Agus S Heni Ratna Sari Indah Wulandari Moh. Khoirul K Moh. Trijaya P M. Ilham Mahfuds M. Mustaqim M. Nur Yasin Najib Fadlur R Nur Rochman Nur Hidayah Nuril Anear Pujiyono Rijayanti Rika Fatmawati Riki Sudrajat Risnawati Rizza Afthoni Setia Murtianingsih Siti Fatimah Siti Maesaroh Siti Makhmudah Siti Musmiroh Siti Zulastuti Sri Lestari Sri Wahyuni Suaibatul Aslamiyah Teguh Prasetyo Vena Febiana
Nilai
% Ketercapaian
50 50 60 65 52,5 70 55 62,5 55 62,5 67,5 50 55 70 65 50 65 67,5 67,5 67,5 65 55 75 52,5 80 55 80 70 45 70 55 67,5 70 62,5 70 45 80 80 50 62,5
50% 50% 60% 65% 52,50% 70% 55% 62,50% 55% 62,50% 67,50% 50% 55% 70% 65% 50% 65% 67,50% 67,50% 67,50% 65% 55% 75% 52,50% 80% 55% 80% 70% 45% 70% 55% 67,50% 70% 62,50% 70% 45% 80% 80% 50% 62,50%
Ketuntasan ya tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
41 42 43
Wiwik Nor Hidayah Yayuk Sri Ningsih Yusuf Prayogo Jumlah rata-rata
67,5 80 50 2695 62,67442
67,50% 80%% 50%% 62,67%
√ √ 27 62,79%
√ 16 37,21%
Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : :
MTs NU Miftahut Tholibin Matematika VII / I 2 x 40 menit (1 x pertemuan) 2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel : 2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu variabel : - Menentukan bentuk setara dari persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel dengan cara kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama - Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan menggunakan lawan dan kebalikan bilangan.
A. Tujuan pembelajaran - Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan persamaan linear satu variabel dengan benar. B. Materi ajar Persamaan linear satu variabel (terlampir) C. Metode pembelajaran 1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab. D. Langkah-langkah pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran 1
Waktu
Pendahuluan: a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: mengingat kembali tentang persamaan linear 10 menit satu variabel
2.
3.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti: a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka. b. Guru memberikan lembar kerja ahli c. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota untuk mengerjakan LK ahli yang berbeda (satu peserta didik 60 menit mengerjakan satu LK ahli) d. Kemudian anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan LK ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikan LK tersebut dengan benar. e. Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. f. Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan. g. Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. h. Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. i. Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas, guru meminta kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok). Penutup a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi yang sudah dipelajari. 10 menit b. Guru memberikan tugas rumah. c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
E. Sumber belajar 1. Buku matematika kelas VII 2. LKS matematika kelas VII semester 2 F. Penilaian Tes akhir siklus
Kudus, 01 September 2009 Guru kelas VII
Peneliti
Drs. Subiyanto NIP. -
Hanik Rochmawati NIM. 3105069
Mengetahui, Kepala MTs NU Miftahut Tholibin
Drs. H. Muchroni NIP. 1954041019790301003
Lampiran 12 DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA SIKLUS II
KELOMPOK 1
1. 2. 3. 4.
Siti Maesaroh Heni Ratna S. Setia Murtia N Suaibatul A
KELOMPOK II
1. 2. 3. 4.
KELOMPOK IV
1. 2. 3. 4.
Najib Fadlur R M. Mustaqim Budi Utomo Agus Saputro
KELOMPOK VII
1. 2. 3. 4. 5.
Budi S. Reza Afthoni Pujiyono Abdul Kholil Deni A.
Apriani Siti Fatimah Rika Fatmawati Sri Wahyuni
KELOMPOK III
1. 2. 3. 4.
KELOMPOK V
1. 2. 3. 4.
Choirul U. Nur Rohman Nuril Anwar Teguh P.
KELOMPOK VI
1. 2. 3. 4.
KELOMPOK VIII
1. 2. 3. 4.
Diana W. Musmiroh Rika F. Wiwik Nor H
KELOMPOK X
1. 2. 3. 4. 5.
Riki Sudrajat Yusuf P. Ashariono M Nur Yasin Trijaya P.
M. Khoirul K. M. Ilham M. Anton S. Andrai C. U.
Yayuk Sri N. Siti Zulastutik Vena Febiana Risnawati
KELOMPOK IX
1. 2. 3. 4. 5.
Nur Hidayah Rijayanti Sri Lestari Makhmudah Indah W
Lampiran 13
LEMBAR KERJA AHLI 1 SIKLUS 2 1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x – 3 = x + 1, x merupakan anggota himpunan bilangan asli. Jawab: 2x – 3 = x + 1
⇔ 2x – 3 + …. = x + 1 + …. ⇔
2x = x + …
⇔
2x - …. = x - …. + 4
⇔
x = …..
(persamaan awal) (kedua ruas ditambah 3) (kedua ruas dikurangi x)
Jadi HP = {….} 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 3x – 10 = 8, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 3y – 10 = 8 ⇔
3y = 8 + …..
⇔
3y = ……
⇔
y=
⇔
y = ….
Jadi HP = {….}
.... 3
(persamaan awal) (-10 pindah ruas menjadi + 10 )
(pindah ruas menjadi pembagian)
LEMBAR KERJA AHLI 2 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan
x - 5 = 3, x ∈ {bilangan bulat} 2
Jawab : x -5=3 2 ⇔
x - 5 +….. = 3 + ….. 2
(persamaan awal)
(kedua ruas ditambah 5)
x = …… 2
⇔
x × …. = 8 × ….. 2
⇔ ⇔
(kedua ruas dikalikan 2)
x = …..
Jadi HP = {….} 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan -3y + 4 = 19, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : -3y + 4 = 19 ⇔
-3y = 19 - ….
⇔
- 3y = …..
⇔
y=
⇔
y=-5
.... −3
(persamaan awal) ( +4 pindah ruas menjadi -4)
(pindah ruas menjadi pembagian)
Jadi HP = { }, atau Ø, karena -5 bukan anggota himpunan bilangan asli.
LEMBAR KERJA AHLI 3 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x + 1 = 7, x merupakan anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 2x + 1 = 7
⇔
2x + 1 - …. = 7 - ….
⇔
2x = ….
⇔
2x 6 = .... ....
⇔
(persamaan awal) (kedua ruas dikurangi 1)
(kedua ruas dibagi 2)
x = ….
Jadi HP = {….} 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 8 + 6y = 5y + 12, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : ⇔
8 + 6y = 5y + 12
(persamaan awal)
6y – 5y = 12 - ….
(5y pindah ruas menjadi -5y, 8 pindah ruas menjadi -8)
⇔
y = ….
Jadi HP = {….}
LEMBAR KERJA AHLI 4 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 3x – 4 = - 2x + 6, x merupakan anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 3x – 4 = - 2x + 6
⇔
3x – 4 + …. = -2x + 6 + ….
⇔
3x = - 2x + ….
⇔
3x + …. = - 2x + …. + 10
⇔
5x = 10
⇔
5 x 10 = .... ....
⇔
(persamaan awal) (kedua ruas ditambah 4) (kedua ruas ditambah 2x)
(kedua ruas dibagi 5)
x = ….
Jadi HP = {….} 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 6y - 8 = 22, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 6y - 8 = 22 ⇔
6y = 22 + ….
⇔
6y = …. .... 6
⇔
y=
⇔
y = ….
Jadi HP = {….}
(persamaan awal) (-8 pindah ruas menjadi + 8)
(6 pindah ruas menjadi pembagian)
Lampiran 14 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 1 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x – 3 = x + 1, x merupakan anggota himpunan bilangan asli. Jawab: 2x – 3 = x + 1
⇔
2x – 3 + 3 = x + 1 + 3
⇔
2x = x + 4
⇔
2x - x = x - x + 4
⇔
(persamaan awal) (kedua ruas ditambah 3) (kedua ruas dikurangi x)
x=4
Jadi HP = { 4 } 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 3x – 10 = 8, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 3y – 10 = 8 ⇔
3y = 8 + 10
⇔
3y = 18
⇔
y=
⇔
y=6
Jadi HP = { 6 }
18 3
(persamaan awal) (-10 pindah ruas menjadi + 10 )
(pindah ruas menjadi pembagian)
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 2 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan
x - 5 = 3, x ∈ {bilangan bulat} 2
Jawab : x -5=3 2 x -5+5=3+5 2
⇔ ⇔
x =8 2
⇔
x × 2=8 × 2 2
⇔
(persamaan awal) (kedua ruas ditambah 5)
(kedua ruas dikalikan 2)
x = 16
Jadi HP = {16 } 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan -3y + 4 = 19, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : -3y + 4 = 19 ⇔
-3y = 19 - 4
⇔
- 3y = 15
⇔
y=
⇔
y=-5
15 −3
(persamaan awal) ( +4 pindah ruas menjadi -4)
(pindah ruas menjadi pembagian)
Jadi HP = { }, atau Ø, karena -5 bukan anggota himpunan bilangan asli.
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 3 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x + 1 = 7, x merupakan anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 2x + 1 = 7
⇔
2x + 1 - 1 = 7 - 1
⇔
2x = 6
⇔
2x 6 = 2 2
⇔
x=3
(persamaan awal) (kedua ruas dikurangi 1)
(kedua ruas dibagi 2)
Jadi HP = { 3 } 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2(4 + 3y) = 5y + 12, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 2(4 + 3y) = 5y + 12 ⇔ ⇔
8 + 6y = 5y + 12 6y – 5y = 12 - 8
(persamaan awal) (sifat distributif) (5y pindah ruas menjadi -5y, 8 pindah ruas menjadi -8)
⇔ Jadi HP = {4}
y=4
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 4 SIKLUS 2
1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 3x – 4 = - 2x + 6, x merupakan anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 3x – 4 = - 2x + 6
⇔
3x – 4 + 4 = -2x + 6 + 4
⇔
3x = - 2x + 10
⇔
3x + 2x = - 2x + 2x + 10
⇔
5x = 10
⇔
5 x 10 = 5 5
⇔
x=2
(persamaan awal) (kedua ruas ditambah 4) (kedua ruas ditambah 2x)
(kedua ruas dibagi 5)
Jadi HP = { 2 } 2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2(3y - 4) = 22, y anggota himpunan bilangan asli. Jawab : 2(3y - 4) = 22 ⇔
6y - 8 = 22
⇔
6y = 22 + 8
⇔
6y = 30 30 6
⇔
y=
⇔
y=5
Jadi HP = { 5 }
(persamaan awal) (sifat distributif) (-8 pindah ruas menjadi + 8)
(6 pindah ruas menjadi pembagian)
Lampiran 15 TES SIKLUS 2
Nama
: …………………..
No. Absen : …………………. Petunjuk a. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan soal b. Isilah nama dan no. absen c. Jangan menyontek
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut dengan cara yang kalian anggap mudah, x adalah anggota himpunan bilangan bulat. 1. x – 5 = 3 2. x + 2 = -5 3. 3x + 4 = 19 4. 5x + 2 = 2x + 8 5.
x =9 2
Lampiran 16 Kunci jawaban tes siklus 2 1. x – 5 = 3
skor
⇔x–5+5=3+5
10
⇔
15
x=8
Jadi HP = {8}
20
2. x + 2 = -5 ⇔ x + 2 – 2 = -5 - 2
10
⇔
15
x = -7
Jadi HP = {-7}
20
3. 3x + 4 = 19 ⇔ 3x + 4 – 4 = 19 – 4
4
⇔
3x = 15
8
⇔
3x : 3 = 15 : 3
12
⇔
x=5
16
Jadi HP = {5}
20
4. 5x + 2 = 2x + 8 ⇔ 5x + 2 – 2 = 2x + 8 - 2
4
⇔
5x = 2x + 6
8
⇔
5x – 2x = 2x – 2x + 6
12
⇔
5.
3x = 6
16
⇔ x=2
18
Jadi HP ={3}
20
1 x=9 2 ⇔x=9×2
10
⇔ x = 18
15
Jadi HP = {18}
20 Skor total 100
Lampiran 17 DAFTAR NILAI TES SIKLUS 2 KELAS VII A No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama
Nilai
Abdul Kholil Maulana Andrai Cahyo Utomo Anton Sujarwadi Apriani Arif Chasanul Muna Ashariono Budi Setyawan Budi Utomo Choirul Umam Deni Aprilianto Diana Wulansari Eko Wisnu Agus S Heni Ratna Sari Indah Wulandari Moh. Khoirul K Moh. Trijaya P M. Ilham Mahfuds M. Mustaqim M. Nur Yasin Najib Fadlur R Nur Rochman Nur Hidayah Nuril Anear Pujiyono Rijayanti Rika Fatmawati Riki Sudrajat Risnawati Rizza Afthoni Setia Murtianingsih Siti Fatimah Siti Maesaroh Siti Makhmudah Siti Musmiroh Siti Zulastuti Sri Lestari Sri Wahyuni Suaibatul Aslamiyah
50 70 65 70 60 70 60 75 60 60 70 55 75 70 60 65 80 55 70 85 75 80 80 70 80 85 70 75 65 80 85 85 75 70 70 50 75 85
% Ketercapaian 50% 70% 65% 70% 60% 70% 60% 75% 60% 60% 70% 55% 75% 70% 60% 65% 80% 55% 70% 85% 75% 80% 80% 70% 80% 85% 70% 75% 65% 80% 85% 85% 75% 70% 70% 50% 75% 85%
Ketuntasan ya tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
39 40 41 42 43
Teguh Prasetyo Vena Febiana Wiwik Nor Hidayah Yayuk Sri Ningsih Yusuf Prayogo Jumlah Rata-rata
80 75 70 100 55 3060 71,1627 9
80% 75% 70% 100% 55%
√ √ √ √ 38
71,16%
88,37209
√ 5 11,6279 1
DOKUMENTASI
PEDOMAN WAWANCARA Pokok-pokok wawancara dengan Guru mata pelajaran matematika kelas VII (Drs. Subiyanto) di MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Meliputi: 1. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Matematika di MTs NU Miftahut Tholibin Kudus? 2. Bagaimana aktivitas peserta didik / kelas dalam pembelajaran matematika? 3. Bagaimana perolehan nilai peserta didik / kelas dalam pembelajaran matematika? 4. Dengan berlakunya KTSP, apakah pembelajaran matematika di MTs NU Miftahut Tholibin Kudus sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif khususnya tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya? Hasil wawancara dengan Drs. Subiyanto
1. Selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah ceramah, memberikan latihan dan pemberian tugas rumah. Karena metode ini dianggap lebih efektif dan efisien. 2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran matematika, peserta didik jarang bertanya bahkan hampir tidak pernah. 3. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran matematika selalu di bawah pelajaran-pelajaran yang lain. Sering sekali harus mengadakan remidi karena banyak peserta didik yang nilainya dibawah KKM yang ditentukan madrasah yaitu 60. 4. Model kooperatif tipe jigsaw belum pernah digunakan untuk pembelajaran matematika di MTs Miftahut Tholibin, hanya sesekali pernah saya gunakan metode kerja kelompok untuk mengerjakan soal/tugas.
Lembar Observasi
Hasil Pengamatan Siklus I No.
Idikator
Skor
1
2
3
1.
Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
√
2.
Peserta didik merespon apa yang disampaikan
√
guru 3.
Keaktifan bekerjasama dalam kelompok
4.
Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi
√ √
kelompok 5.
Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal evaluasi
Keterangan:
√
4
5
Skor
: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).
=
N
Skor yang dicapai × 100 % Skor maksimal
14 × 100 % 25 = 56% =
Hasil Pengamatan Siklus II No.
Idikator
Skor
1
2
3
4
1.
Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
√
2.
Peserta didik merespon apa yang disampaikan
√
guru 3.
Keaktifan bekerjasama dalam kelompok
4.
Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi
√ √
kelompok 5.
Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal evaluasi
Keterangan: Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang). N
=
Skor yang dicapai × 100 % Skor maksimal
19 × 100 % 25 = 76% =
√
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat
: : : : :
Riwayat Pendidikan
:
1. 2. 3. 4.
Hanik Rochmawati Kudus, 31 Mei 1987 Perempuan Islam Desa. Golantepus, Rt. 03 Rw. II Kec. Mejobo, Kab. Kudus
SD Golantepus I Lulus Tahun 1999 MTs Banat NU Kudus Lulus Tahun 2002 MA Banat NU Kudus Lulus Tahun 2005 Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika Tahun 2005
Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya
Semarang, 12 Desember 2009 Penulis,
Hanik Rochmawati NIM. 3 1 0 5 0 6 9