PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII MTs NU BANAT KUDUS PADA MATERI POKOK OPERASI BILANGAN PECAHAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh NASIMATUL WARDIYYAH NIM. 3105345
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009 i
ABSTRAK Nasimatul Wardiyyah (NIM: 3105345). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pembelajaran matematika melalui model pembelajaran tutor sebaya pada materi pokok operasi bilangan pecahan peserta didik kelas VII C semester I MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010. (2) hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada materi pokok operasi bilangan pecahan. Penelitian ini menggunakan studi tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VII C melalui prasiklus penelitian tindakan kelas dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan guru cenderung masih menggunakan metode klasikal, guru menerangkan, memberi contoh lalu mengerjakan soal-soal. Sehingga mengakibatkan peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,0. Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah di MTs NU Banat Kudus dengan populasi peserta didik yang terdiri dari kelas VII 331 peserta didik, kelas VIII 343 peserta didik, kelas IX 326 peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya yaitu kelas VII C yang jumlahnya ada 48 peserta didik. Setelah dilaksanakan tindakan kelas melalui model pembelajaran tutor sebaya dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, ketuntasan belajar mencapai 49% dan rata-rata ulangan harian 57,5. pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan kelas ketutasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dari 49% menjadi 72,9% dan rata-rata tes siklus I dari 57,5 menjadi 69,8. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 89,5 % dan rata-rata tes siklus II peserta didik adalah 76,04. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran tutor sebaya dengan sebelumnya. Namun dari penelitian tersebut terdapat peserta didik yang dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II mempunyai nilai skor terakhir dan nilai tes akhirnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga yang tidak mendukung dan karena memang daya ingat atau tingkat intelektualitas maupun IQ yang rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran tutor ii
sebaya. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Dorongan belajar juga bisa berasal dari faktor orang tua atau keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi psikologi anak.
iii
MOTTO
...
⌧
. . .Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2) 1
1
DEPAG RI, Al-Qur’an Al- Karim dan Terjemahnya, (Senarang: PT. Karya Toha Putra), hlm. 85.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Si.
Tanda Tangan
__________________
__________________
_________________
__________________
Pembimbing I
Drs. H. Mat Sholikin, M.Ag.. Pembimbing II
v
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Ridwan, M. Ag.
Tanda Tangan
__________________
________________
_________________
________________
_________________
________________
_________________
________________
Ketua Sidang
Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc. Sekertaris Sidang
Hj. Muntholi’ah, M.Pd. Penguji I
Saminanto, S. Pd., M.Sc. Penguji II
vi
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT, Tuhan semesta seluruh alam. Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk:
Ayahanda H. Mc. Thoriq & Ibunda Hj. Shorihah tercinta, yang selalu mendoakan ananda dan memberikan motivasi serta mengorbankan segalanya demi kesuksesan ananda. Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro Kakak dan adik-adikku tersayang : Mas Zaqy, De’ Mimin dan Nok Nia yang telah memberikan semangat dan seluruh bantuannya pada diriku untuk mencapai cita-cita. Kakanda (Achmad Yazid) yang selalu ada dihatiku, yang senantiasa selalu membantuku dalam segala hal dengan penuh kesabaran, yang selalu mendampingiku dalam suka dan duka sehingga hari demi hari dapat terlewati dengan penuh makna dan kenangan, serta tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Teman- teman seperjuangan, Arum, Mandik, dan D’ Va, you are the best may friend, ku bisa selalu lebih baik karenamu. Juga semua teman-teman paket Matematika angkatan 2005 yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Teman-teman KMKS IAIN Walisongo tercinta yang telah memberiku banyak pelajaran hidup. Teman-teman serta adik-adikku yang ada di kos BPI E-17, yang telah memberikan motivasi dan membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 15 Desember 2009 Deklarator
Nasimatul Wardiyyah NIM. 3105345
viii
KATA PENGANTAR Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan proses akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw, sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa ”uncivilized” yang gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman. Penelitian yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.” ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai akuntabilitas akademik juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik tetapi juga sebagai media untuk memberikan wacana dan solusi dalam dunia kependidikan. Cukup terharu rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah banyak belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu penulis atas problematika hasil belajar peserta didik yang rendah dalam mengarungi suatu setting pertempuran intelektualitas yang cukup menantang sehingga dapat mencari dan menemukan identitas diri sebagai seorang manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya, penulis semakin sadar akan berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis. Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti ingin
ix
mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata. Peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. ED., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 3. H. Abdul Wahid, M.Ag, Ketua Jurusan Tadris. 4. H. Mursyid, M.Ag., Sekretaris Jurusan Tadris. 5. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Sc., selaku Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. H. Mat sholikin, M.Ag. selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Muhammad Nafi Annury, M.Pd. selaku Wali Studi selama Penulis menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang. 8. Dosen Tadris Matematika serta Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif. 9. Hj. Churiyati RF, S.Pd.I. Selaku kepala MTs NU Banat Kudus yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 10. Nor khusomah, SP. Guru Mata Pelajaran Matematika MTs NU Banat Kudus yang telah memberikan informasi dan membantu penelitian ini. 11. Kakanda (Achmad Yazid) yang senantiasa selalu membantuku dalam segala hal dengan penuh kesabaran, tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus seiring doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
x
Semarang, 15 Desember 2009
Penulis DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
i
ABSTRAK.....................................................................................................................
ii
MOTTO.........................................................................................................................
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................................
v
PENGESAHAN.............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN...........................................................................................................
vii
DEKLARASI.................................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................
xii
BAB I
: PENDAHULUAN.........................................................................................
1
A. Latar Belakang.........................................................................................
1
B. Penegasan Istilah......................................................................................
4
C. Rumusan Masalah...................................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................
6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN...............................
8
A. Landasan Teori.......................................................................................
8
1. Pembelajaran.....................................................................................
8
a. Pengertian.....................................................................................
8
b. Teori‐Teori Pembelajaran............................................................
9
c. Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi pembelajaran......................
10
xi
d. Hasil Belajar.................................................................................
13
2. Pembelajaran Matematika................................................................
16
3. Model Pembelajaran Tutor Sebaya..................................................
18
4. Tinjauan Materi Pokok Pecahan......................................................
24
5. Penerapan Model Tutor Sebaya pada Materi...................................
28
B. Kajian Pustaka.........................................................................................
29
C. Kerangka Berpikir....................................................................................
30
D. Hipotesis Tindakan..................................................................................
31
BAB III : METODE PENELITIAN..............................................................................
32
A. Subjek Penelitian……………................................................................
32
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................
32
C. Kolaborator............................................................................................
32
D. Prosedur Penelitian......................…………………..............................
32
E. Metode Pengumpulan Data…………………………….......................
39
F. Penyusunan Instrumen............………………………………...............
41
G. Teknik Analisis Data………………………………………….............
42
H. Indikator Keberhasilan………………………………………...............
44
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………................
45
A. Gambaran Umum Madrasah...........................………………................
45
B. Hasil Penelitian Tindakan........................................................................
47
C. Pembahasan......................................................………………...............
63
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP................................................
67
A. Simpulan..................................................................................................
67
B. Saran.......................................................................................................
67
C. Penutup....................................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA
xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar nama peserta didik kelas VII C 2009/2010 2. Daftar nilai ulangan harian materi pecahan tahun pelajaran 2008/2009 3. Daftar nilai pre‐test 4. Soal pre‐test 5. Kunci jawaban soal pre‐test 6. RPP siklus I pertemuan I 7. RPP siklus I Pertemuan II 8. LKS siklus I 9. Kunci jawaban LKS siklus I 10. Soal kuis dan kunci jawabannya 11. Soal tugas rumah (PR) siklus I 12. Kunci jawaban soal tugas rumah PR siklus I 13. Soal evaluasi siklus I 14. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I 15. RPP siklus II pertemuan I 16. RPP siklus II pertemuan II 17. LKS siklus II 18. Kunci jawaban LKS siklus II 19. Soal tugas rumah PR siklus II 20. Kunci jawaban tugas rumah PR siklus II 21. Soal evaluasi siklus II 22. Kunci jawaban soal evaluasi siklus II 23. Hasil belajar siklus I 24. Daftar kelompok siklus I 25. Daftar kelompok siklus II xiii
26. Hasil belajar siklus II
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu, terutama perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu berdampak pada terjadinya perubahan dalam segala aspek kehidupan diantaranya dalam sistem pendidikan. Perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan sebagaimana yang kita ketahui, misalnya, perubahan dalam bidang kurikulum. Kurikulum 2004 menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan kemudian berubah menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), perubahan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi SKS (Sistem Kredit Semester). Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi suatu model dan sistem pendidikan yang dapat menyelesaikan problem pendidikan terkait dengan era perubahan di bidang ilmu dan teknologi. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan pembaharuan. Pembaharuan pendidikan yang terencana, terarah, dan berkesinambungan, guna meningkatkan mutu pendidikan pada komponen-komponen pendidikan, baik pada tataran konsep yaitu teori belajar, tenaga pengajar, peserta didik, materi, metode serta komponen-komponen terkait lainnya1. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru. Dari sinilah diharapkan upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dapat dilaksanakan secara optimal, sehingga mampu memenuhi ketiga sasaran utama tujuan pendidikan yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus diikuti oleh 1
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 4, hlm. 1.
2
guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas)2. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) paradigma pembelajaran berorientasi pada peserta didik dan proses pembelajaran yang berlangsung tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru harus lebih bijaksana dalam menentukan suatu model ataupun strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok dan kondisi peserta didik. Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika juga merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerja sama3. Keterampilan matematika tidak didapat dengan sendirinya. Keterampilan matematika didasarkan atas pemahaman dan latihan yang cukup sehingga tidak mudah lupa terhadap konsep-konsep dan teorema-teorema yang telah dipelajari. Guru sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar peserta didik, diharapkan mampu memantau tingkat kesukaran yang dialami peserta didik. Peningkatan hasil belajar peserta didik yang maksimal, merupakan salah satu tujuan dari pendidikan. Namun kenyataannya banyak peserta didik yang belum mampu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sebagaimana harapan tersebut. Keadaan tersebut dapat terlihat pada kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah salah satunya dalam pelajaran matematika yang cenderung semakin menurun. Menurut informasi dari guru yang sudah mengajar bertahun-tahun sampai saat ini pelajaran matematika masih merupakan sesuatu hal yang dianggap sulit oleh peserta didik MTs NU Banat Kudus, dari masalah-masalah konsep, rumusrumus, maupun penerapannya. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai matematika 2
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 2. 3 Daniel Muijs, David Reynolds, Effectif Teaching Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. 1, hlm. 333.
3
pada ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM), yaitu 60 termasuk dalam materi pokok operasi bilangan pecahan. Hasil ulangan harian pada materi pokok operasi bilangan pecahan pada tahun sebelumnya diperoleh rata-rata 57,5. Terutama pada kelas yang tidak unggulan yaitu kelas VII C di MTs NU Banat Kudus. Kondisi tersebut terjadi karena selain letak MTs NU Banat Kudus yang dekat dengan jalan raya, sehingga terlalu bising dengan aktifitas kendaraan dan itu mengakibatkan konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran matematika menjadi terganggu. Peserta didik di MTs NU Banat merasa malas setiap ada jam pelajaran matematika karena setiap mereka mendengar kata matematika mereka sudah beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit ditambah dengan proses pembelajaran yang cenderung meminimalkan keterlibatan peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep materinya dan mengaplikasikannya ke dalam soalsoal khususnya terhadap materi pokok operasi bilangan pecahan pada penjumlahan, pengurangan berpenyebut berbeda. peserta didik masih kesulitan ketika menyamakan penyebutnya, kemudian operasi pembagian pecahan dan soal cerita, pada sub bab pembagian pecahan dan soal cerita peserta didik masih banyak yang kebingungan dalam menyelesaikannya. Sehingga minat untuk mempelajari matematika pun menjadi kurang, mereka juga segan untuk bertanya mengenai pelajaran matematika, dan masih banyak peserta didik yang pasif, kurang kreatif, dan enggan untuk bertanya walaupun ada yang mereka tidak mengerti. Sering juga ditemui peserta didik lebih senang bertanya kepada teman dari pada kepada gurunya karena peserta didik merasa takut, enggan, dan malu sehingga potensi kemampuan peserta didik pun kurang termanfaatkan. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dari peserta didik. Oleh sebab itu pembelajaran harus diarahkan agar dapat membangkitkan kreatifitas peserta didik tersebut, salah satunya adalah belajar dengan cara berkelompok, dengan cara tersebut peserta didik dapat berdiskusi satu sama lain, peserta didik dapat
4
bertukar informasi dan peserta didik yang pintar dapat membantu peserta didik yang kurang pintar. Bermunculan konsep tentang strategi pembelajaran adalah sebagai revolusi belajar untuk menciptakan sistem pembelajaran yang efektif, efisien, serta optimal tutor sebaya merupakan strategi pembelajaran untuk mengajak peserta didik aktif berpartisipasi dalam belajar. Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa perlu memunculkan sebuah model pembelajaran salah satunya adalah penggunaan pembelajaran tutor sebaya, dimana menurut hemat peneliti, pembelajaran tersebut dapat mengajak peserta didik berfikir secara langsung dalam proses pembelajaran dengan diskusi dan menjelaskan secara langsung kepada temannya yang belum paham, sehingga dengan adanya model pembelajaran tutor sebaya diharapkan pemahaman peserta didik dalam materi pokok operasi bilangan pecahan ini menjadi lebih baik yang ditandai dengan hasil belajar yang meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”.
B.
PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari kesalahan dalam memprediksi maupun menafsirkan dari kata-kata yang digunakan pada judul dan untuk mewujudkan kesatuan berfikir, cara pandang persamaan persesi serta anggapan tentang sesuatu dalam skripsi ini perlu kiranya diadakan penegasan istilah pada judul di atas: 1.
Model Pembelajaran Tutor Sebaya
5
tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama dengan sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah dalam suatu kelompok.4 Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah difahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa engan, rendah hati, malu untuk bertanya maupun minta bantuan. Meningkatkan Hasil Belajar
2.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.5 Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, sementara menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang di tampilkan oleh peserta didik, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar, ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh peserta didik.6 Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Meningkatkan hasil belajar adalah suatu usaha untuk mencapai keberhasilan belajar yang lebih baik dari sebelumnya melalui skill individu yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan tindakan atau pekerjaan, seperti meningkatkan prestasi, aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik. Dalam penelitian ini yang akan ditingkatkan adalah hasil belajar 4
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 139. 5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesuilitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 28. 6 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, hlm. 6.
6
peserta didik. Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes tulis saat pembelajaran matematika pada siklus I dan siklus II. 3.
Operasi Bilangan Pecahan Pecahan adalah suatu bagian utuh yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar atau bilangan yang digunakan untuk menyebutkan bagian dari keseluruhan.7 Operasi bilangan pecahan meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perluasan bilangan pecahan.
C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka perumusan masalah dari skripsi ini adalah: Apakah dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok operasi bilangan pecahan?
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian dalam tindakan kelas ini adalah:
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan. 7
43.
Sukino, Wilson simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga), hlm.
7
2. Manfaat Penelitian a. Bagi peserta didik 1) Tercapainya kompetensi peserta didik di bidang matematika, khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan. 2) Hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus dalam pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan dapat meningkat. 3) Proses
pembelajaran
yang
efektif
dari
penerapan
model
pembelajaran tutor sebaya dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan dapat diterima. 4) Penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat dikembangkan atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain. b.
Bagi guru 1) Terperolehnya inovasi model pembelajaran matematika dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran tutor sebaya. 2) Menambah wawasan bagi peserta didik atau guru bidang studi matematika sehingga dalam proses pembelajaran nantinya betulbetul memperhatikan metode & model pembelajaran, dengan demikian hasil belajar peserta didik pada bidang studi matematika dapat tercapai dengan baik. 3) Dengan adanya penelitian ini maka terjalin kerjasama atau kolaborasi sesama guru mata pelajaran matematika di MTs NU Banat Kudus. 4) Dapat memberikan sumbangsih dan pengabdian guru dalam turut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang ditekuninya.
c. Bagi Peneliti
8
1) Menambah
wawasan
bagi
peneliti
tentang
faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam bidang studi matematika. 2) Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti tentang tata cara dan proses penelitian dalam pendidikan. d. Bagi sekolah Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran matematika dengan tutor sebaya yang selanjutnya diharapkan dipakai di kelas-kelas lainnya, baik di MTs NU Banat Kudus maupun sekolah yang lain.
8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.1 Menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, memberikan pengertian belajar sebagai berikut:
ث ِﻓ ْﻴ َﻬﺎ َ ﺤ ُﺪ ْ ﺳﺎ ِﺑ َﻘ ٍﺔ َﻓ َﻴ َ ﺣ ْﺒ َﺮ ٍة ِ ﻋَﻠﻰ َ ﻦ اﻟ ُﻤ َﺘ َﻌﱢﻠ ِﻢ ِ ﻲ ِذ ْه ْ ن اﻟ ﱠﺘ َﻌﱡﻠ َﻢ ُه َﻮ َﺗ ْﻐ ِﻴ ْﻴ ُﺮ ِﻓ ِا ﱠ ﺟ ِﺪ ْﻳ ًﺪا َ َﺗ ْﻐ ِﻴ ْﻴ ًﺮا “Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman di masa lalu, kemudian terjadilah perubahan yang baru”.2 Para ahli telah mencoba menjelaskan pegertian belajar dengan mengemukakan rumusan/definisi menurut sudut pandang yang berbedabeda. Baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam belajar. Berikut adalah pengertian belajar menurut para ahli: 1)
James O. Wittaker Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. “learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experince”.3
1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hlm.2. 2 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, juz 1, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968), hlm. 169. 3 Wasty Soemanto, psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 104.
9
2)
Dahama dan Bhatnagar Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung sebagai pengalaman. Menurut mereka pengalaman belajar adalah reaksi mental dan fisik terhadap penglihatan, pendengaran dan perubahan mengenai sesuatu yang dipelajari.4
3)
Clifford T. Morgan “Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experince,” belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang baru.5
4)
Witherington Dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari refleksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.6 Dari beberapa definisi di atas, istilah yang terdapat pada semua
definisi adalah perubahan dan pengalaman. Dengan demikian, belajar adalah suatu proses yang menimbulkan atau merubah perilaku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap melalui latihan atau pengalaman. Beberapa teori tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Teori Vygotsky, yang dikutip oleh Daniel Muijs dan David Reynolds percaya bahwa interaksi anak dengan orang lain melalui bahasalah yang paling kuat mempengaruhi tingkat pemahaman konseptual yang dapat dicapai anak.7 Jadi bagi Vygotsky, cooperation (kerja sama)lah yang menjadi dasar belajar. Vigotsky sangat percaya bahwa kita dapat
4
Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, ( Semarang: Balai Diklat Keagamaan Semarang), hlm. 13. 5 Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, (Semarang, 2007), hlm. 36. 6 M. Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 211. 7 Daniel Muijs, dan David Reynolds, Effective Teaching, terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 26.
10
belajar dari orang lain baik yang seumur maupun yang lebih tua dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi.8 2) Teori Gestalt Perintis dari teori ini adalah Chr. Von Ehrenvels. Kemudian dikembangkan oleh Max Werrheimer (1880-1943), Kurt Koffka (1886-1941), dan Wolfgang Kohler (1887-1959). Teori Gestalt berpendapat bahwa: a) Pengalaman
itu
berstruktur
yang
terbentuk
dalam
satu
keseluruhan, orang yang belajar perlu mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisir bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. b) Belajar
ialah
suatu
proses
mendapatkan
“insight”
yaitu
pengamatan atau pemahaman terhadap hubungan antara bagiabagian di dalam suatu situasi permasalahan (dalam situasi problematik).9 3) J. Brunner, yang dikutip oleh M. Dalyono, menjadikan pendapat Pieget sebagai dasar pemikirannaya bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam kelas. Untuk itu, Brunner memakai cara yang disebutnya “Discovery Learning” yaitu di mana peserta didik mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan reception learning atau expository teaching, di mana guru menerangkan semua informasi dan peserta didik harus mempelajari semua bahan/informasi. Bruner menyebutkan hendaknya guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin atau ahli matematika. Biarkanlah para peserta didik kita menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka
8 9
Ibid Mustaqim, op.cit., hlm. 73.
11
untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti mereka.10
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Kemampuan
belajar
peserta
didik
sangat
menentukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya. Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi:11 1. Faktor Internal a.
Aspek Fisik Kesehatan dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti palajaran. Untuk memperhatikan kesehatan jasmani agar tetap bugar, peserta didik sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, peserta didik juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makanminum dan istirahat akan menimbulkan reaksi kesehatan yang negatif dan merugikan semangat mental peserta didik itu sendiri.
b.
Aspek Psikologis 1) Intelegensi Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh
10 11
M. Dalyono, op. cit., hlm. 41. Slameto, op. cit., hlm. 54.
12
lainnya, lantaran otak merupakan ”menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. 2) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. 3)
Bakat Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talenta child, yakni anak berbakat.
4)
Minat Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
5) Motivasi
13
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkat laku secara terarah. 2. Faktor Eksternal a.
Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperhatikan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar.
b.
Lingkungan non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah keadaan udara, suhu udara, cuaca, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.12
c. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibanding pada saat pra-belajar.13 Jadi hasil belajar adalah suatu perolehan dari suatu proses dengan ditandai dengan perubahan. Menurut Nana Sudjana, Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.14 Hasil belajar biasanya mengikuti pelajaran tertentu yang harus dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika merupakan hasil 12
233.
13
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 250251. 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6. hlm. 22.
14
kegiatan dari hasil belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Menurut Bloom, yang dikutip oleh Agus Suprijono, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), (menguraikan,
analysis
menentukan
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan
respon),
valuing
(nilai),
organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.15 Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.16 a.
Faktor Internal (faktor dari dalam diri sendiri) meliputi: 1)
Faktor jasmaniah (fisiologi). Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olah raga serta cukup tidur.
15
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1. hlm. 6. 16 Indra Munawar, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar”, http://Indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html.
15
2)
Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
b.
Faktor Eksternal (faktor dari luar) yang meliputi: 1)
Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian orang tua, suasana rumah. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2)
Faktor sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan
belajar
peserta
didik.
Hal
yang
paling
mempengaruhi keberhasilan belajar para peserta didik disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten
16
3)
Faktor masyarakat, yang terdiri dari: kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Seorang peserta didik hendaknya dapat memilih
lingkungan
masyarakat
yang
dapat
menunjang
keberhasilan belajar. Masyarakat merupkan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembagalembaga pendidikan non formal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.17 Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah peserta didik dari penyebabpenyebab terhambatnya pembelajaran.
2. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.18 Berdasarkan etimologi kata matematika berarti ilmu yang diperoleh dengan bernalar. Johnson dan Rising yang dikutip oleh Mutadi, mengatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.19 Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi dengan adanya matematika itu dapat 17
Ibid Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, ( Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES , 2007), hlm. 1. 19 Mutadi, op. cit., hlm. 14. 18
17
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.20 Matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan dan industri, karena matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak ambigus. Matematika berfungsi sebagai alat untuk mendiskripsikan dan memprediksi, maka matematika mencapai kekuatannya melalui simbolsimbolnya, tata bahasa, dan kaidah bahasa (syntax) pada dirinya, serta mengembangkan pola berpikir kritis, aksiomatik, logis, dan deduktif..21 Dari berbagai definisi matematika yang sudah disebutkan di atas terdapat ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik tersebut adalah:22 a.
Memiliki objek kajian abstrak
b.
Bertumpu pada kesepakatan
c.
Berpola pikir deduktif
d.
Memiliki simbol yang kosong dari arti
e.
Memperhatikan semesta pembicaraan
f.
Konsisten dalam sistemnya Nesher, yang di kutip oleh Hamzah B. Uno mengonsepsikan
karakteristik
matematika
terletaka
pada
kekhususannya
dalam
mengkomunikasikan ide matematika melalui bahasa numerik. Dengan bahasa numerik, memungkinkan seseorang dapat melakukaan pengukuran secara kuantitatif. Sedangkan sifat kekuantitatifan dari matematika tersebut, dapat memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menyikapi suatu masalah.23 Itulah sebabnya matematika lebih memberikan jawaban yang lebih eksak dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, belajar matematika yang lebih tinggi harus didasarkan pada tahap belajar yang lebih rendah. Namun
20 21
129.
22
Ibid, hlm. 15 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Ed.1, Cet. 3, hlm.
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di indonesia, ( Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 13. 23 Hamzah B. Uno op. cit., hlm. 130.
18
dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi matematika.24 Pembelajaran matematika adalah upaya memperoleh kemampuan matematika
melalui
cara-cara
tertentu.25
Pembelajaran
matematika
merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang menitik beratkan pada matematika. Adapun tujuan pembelajaran matematika disemua jenjang pendidikan persekolahan adalah:26 a. Tujuan yang bersifat formal Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada penalaran dan membentuk kepribadian. b. Tujuan yang bersifat material Tujuan yang bersifat material lebih menekankan kepada kemampuan menerapkan matematika dan ketrampilan matematika. Pembelajaran akan efektif apabila pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai
tujuan
pembelajaran
sesuai
dengan
harapan.
Keefektifan
pembelajaran matematika tergantung pada pendekatan (approach) yang digunakan. Pendekatan pembelajaran matematika adalah upaya memperoleh kemampuan matematika melalui cara-cara tertentu. Soedjadi membedakan pendekatan pembelajaran menjadi dua, yaitu:27 a.
Pendekatan materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik matematika tertentu menggunakan materi matematika lain,
b.
Pendekatan pembelajaran, yaitu proses penyampaian atau penyajian topik matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya
24
Mutadi, op. cit., hlm.1. Ibid, hlm. 15. 26 R. Soedjadi, op. cit., hlm. 45. 27 Ibid, hlm. 102. 25
19
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen-komponen dalam kegiatan belajar mengajar meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.28
3. Model Pembelajaran Tutor Sebaya Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.29 Ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan guru, misalnya pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
pada
masalah,
pembelajaran
yang
berbasis
kompetensi,
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, belajar tuntas, konstruktivisme, dan sebagainya. Tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama, Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.30 pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran Kooperatif adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).31 Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep 28
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 41. 29 Amin Suyitno, op. cit., hlm. 1 30 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 42. 31 Mutadi , op. cit., hlm. 35.
20
bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.32 Kegiatan belajar bersama dapat membantu dan memacu belajar aktif. Dengan berkelompok peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan kepada teman-temannya. Hal ini memungkinkan peserta didik memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.33 Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk saling menolong atau membantu dalam hal kebaikan, sebagaimana firmanNya dalam QS. Al- Ma’idah 2:
. . .
⌧ “. . .Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.34 Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning
yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.35 Roger dan david Johnson, yang dikutip oleh Agus Suprijono mengatakan bahwa tidak semua kerja sama
bisa dianggap pembelajaran
kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: a. 32
Positive interdependence (saling ketergantungan)
Trianto, op. cit., hlm. 41. Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung: Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), Cet.1, hlm.31. 34 DEPAG RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra ), hlm 85. 35 Agus Supijono, op. cit., hlm. 58 33
21
b. c. d. e.
Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) Face to face promotive interaction (interaksi promotif) Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota) Group processing ( pemrosesan kelompok / evaluasi).36 Pada pembelajaran matematika di kelas, belajar dengan kerja
kelompok adalah kerja yang kooperatif bukan kompetitif, meskipun pada suatu keadaan khusus, hal tersebut dapat terjadi. Pada kegiatan ini sekelompok peserta didik belajar dengan porsi utama yaitu mendiskusikan tugas-tugas
matematika
yang
diberikan
gurunya,
saling
membantu
menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah, termasuk mengemukakan pendapatnya yang dapat dipahami oleh anggota lain sehingga anggota tersebut dapat meningkatkan kemampuan dirinya. Tutor sebaya merupakan sumber belajar selain guru, yaitu teman dari kelas yang lebih tinggi atau teman sekelas, dan keluarganya di rumah. Sumber belajar yang bukan dari guru tetapi dari orang lain yang lebih pandai.37 Ada beberapa ahli yang meneliti masalah tutor sebaya diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya adalah sebagai berikut: Tutor sebaya adalah sebuah model pembelajaran yang mana peserta didik mengajar peserta didik lainnya. Ada dua tipe peserta didik mengajar peserta didik lainnya, tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama dan tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar.38
36
Ibid Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 139 37
38
Akrom, “Penerapan metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI”, http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/penerapan-metode-tutorsebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, (diakses pada tanggal 19 November 2009)
22
Muntasir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan bahwa tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya peserta didik yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-muridya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya. Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu peserta didik yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi peserta didik merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.39 Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang jadi guru adalah teman sebaya kita atau umurnya itu sebaya. Selain itu ada juga pengertian lain yaitu Tutor sebaya adalah peserta didik di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Kalau biasanya guru adalah lebih tua dan muridnya lebih muda. Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi, sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.40 Karena dengan bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah hati, malu untuk bertanya ataupun minta bantuan. 39
Ibid Sawali Suhesetya, “Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya”, http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/ hlm. 2.(di akses hari selasa, tanggal 17 November 2009). 40
23
Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Manfaat peran tutor sebaya antara lain: 1.
Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya.
2.
Merupakan cara praktis untuk membantu secara individu dalam membaca
3.
Pencapaian kemampuan membaca dengan bantuan tutor sebaya hasilnya bisa menjadi di luar dugaan (lebih baik).
4. Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk membaca akan meningkat. 5. Mempererat hubungan antara sesama peserta didk. 6. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas serta melatih kesabaran,41 Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: a. memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata peserta didik satu kelas. b. mampu menjalin kerja sama dengan sesama peserta didik. c. memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik. d. memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama. e. memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik. f. bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab, dan g. suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.42 Menurut Hisyam zaini (2002:60) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran
41
Hamsa, “Metode Tutor Sebaya”, http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/metode-tutorsebaya.html., hlm. 2 (diakses pada hari selasa, 17 november 2009) 42 Sawali Suhesetya, op. cit., hlm. 2.
24
akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.43 Apabila model pembelajaran tutor sebaya ini diterapkan, maka langkah-langkahnya adalah: a.
Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi).
b.
Bagilah para peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Para peserta didik yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
c.
Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub-sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor sebaya.
d.
Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dlam kelas maupun di luar kelas.
e.
Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materisesuai tugasnya yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
f.
Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan. Beberapa studi menemukan keuntungan dan kekurangan dari metode
tutor sebaya, keuntungan tutor sebaya, antara lain:44 a.
Tutoring sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan umur, status, dan latar belakang antara peserta didik dengan guru. Antar peserta didik lebih mudah kerja sama dan komunikasi.
b.
Lebih mungkin terjadi pembelajaran personal, antara teman dengan teman.
43
Amin Suyitno, op. cit., hlm. 6. Paul Suparno, op. cit., hlm 140.
44
25
c.
Si tutor sendiri akan mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga menaikkan harga dirinya karena mampu membantu teman.
d.
Tutor teman akan lebih sabar dari pada guru terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar.
e.
Lebih efektif dari pada pembelajaran biasa karena peserta didik yang lemah akan dibantu tepat pada kekuranganny. Dan peserta didik yang lemah dapat terus terang memberi tahu tutornyamana yang belum jelas, tanpa malu-malu. Sedangkan kekurangan metode tutor sebaya adalah:
a.
Peserta didik yang dipilih menjadi tutor dan prestasinya baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang lain.
b.
Peserta didik yang dipilih menjadi tutor belumtentu bisa menyampaikan materi dengan baik.
4. Tinjauan Meteri Pokok Pecahan Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada kelas VII semester 1. Materi pecahan yang dibahas disini adalah operasi hitung pada pecahan. Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian suatu benda, atau bagian dari suatu himpunan. Apabila membagi suatu bilangan cacah dengan suatu bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan.45 Secara umum pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk
a b
dengan a,b €
Z dan b ≠ 0, a disebut pembilang, dan b disebut penyebut. Operasi pada pecahan yang akan dibahas di sini meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta perluasan dari operasi pecahan46
45
ST. Negoro & B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, (Bogor Selatan: Ghalia Ind onesia, 2005), hlm 248. 46 Sukino, Wilson Simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga), hlm. 43
26
1.
Penjumlahan dan Pengurangan pecahan. a. Bila penyebut sama: a c
+
b c
a
=
b
Jumlahkan pembilang (penjumlahan
c
pecahan) atau kurangkan pembilang (pengurangan pecahan), dengan a, b, c € Z dan c ≠ 0. a c
‐
b c
=
a -b c
Contoh (1) : (2) :
4 5
‐
1 5 2 5
+ =
3
1 3
4
5
5
5
4 -2 5
=
2 5
b. Bila Penyebut Berbeda : Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-pecahan dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-pecahan yang berpenyebut sama dulu dengan cara mancar KPK-nya (kelipatan persekutuan terkecil).
Contoh (3) :
2 3
+
4 5
=…
KPK dari 3 dan 5 adalah 15 2 3
+
4 5
=
2 ×5 3 ×5
+
4 ×3 5 ×3
=
10 15
+
12 15
=
24 15
=1
9 15
27
3
Contoh (4) :
1
-
8
2
=…
KPK dari 8 dan 2 adalah 8 5 8
2.
1
-
=
2
5 ×1 8 ×1
1 ×4
–
=
2 ×4
5 8
-
4 8
=
5-4 8
=
1 8
Perkalian Pecahan a. Berpenyebut Sama Jika
a c
×
b c
=
a ×b
=
c2
ab c2
Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut atau dikuadratkan, dengan c ≠ 0 5
Contoh (5) :
6
×
3 6
=
5 ×3 6
2
15
=
24
b. Berpenyebut berbeda Jika a b
a b
×
dan c d
=
c
adalah sembarang pecahan, maka :
d
a ×c b ×d
=
ac bd
(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)
2
Contoh (6) :
3.
3
×
5 7
=
2× 5 3 ×7
=
10 21
Pembagian Pecahan a. Berpenyebut Sama Jika a b
a b
:
dan c b
=
c b a c
adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka a
→b :
c b
=
a b
×
b c
=
a c
28
6
Contoh (7) :
2
:
7
7
=
6 2
=
b. Berpenyebut berbeda Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau dikalikan dengan invers (kebalikan) perkalian. perkalian dari a b
Contoh (8) :
4.
:
3 5
b
, a c d
:
a
karena
=
7 9
ad bd
=
:
27 45
b ac bd
:
×
=
35 45
b
bc
=
adalah invers (kebalikan)
b
1 dan sebaliknya.
a ad
a
=
3 5
a b
×
×
9 7
d c
=
27 35
Perluasan Materi Operasi Bilangan Pecahan Soal cerita yang berkaitan dengan bilangan pecahan Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan bilangan pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut. 1) Pahami soal cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 2) Pilihlah konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah di pahaminya. 3)
Lakukan penyelesaian sesuai dengan contohnua yang terdapat pada materi konsep operasi bilangan pecahan.
5. Penerapan Tutor Sebaya pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Diskripsi penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada materi pokok operasi bilangan pecahan:
29
Sebelum masuk pada tahap pertama guru mengadakan tes (pre-test) untuk mengetahui kemampuan peserta didik serta untuk mencari peserta didik yang pandai dalam kelas tersebut untuk dijadikan sebagai tutor.
Tahap I Guru memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan pecahan (pengertian pecahan, contoh dalam kehidupan sehari-hari). Tahap II Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang beranggotakan 5-6 orang dan menetapkan satu peserta didik sebagai tutor sebaya (berdasarkan hasil pre-test). Kemudian guru membagikan LKS yang berisikan tentang konsep dan permasalahan operasi hitung pada bilangan pecahan untuk didiskusikan secara kelompok. Tahap III Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugas kelompoknya. Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk bertanya. Tahap IV Guru meminta tutor masing-masing kelompok untuk mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Tahap V Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan dan membuat ringkasan materi pada operasi bilangan pecahan. Tahap VI Guru memberikan tugas rumah dan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik pada operasi bilangan pecahan. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran tutor sebaya pada materi pokok operasi bilangan pecahan akan betul-betul bermanfaat bagi peserta didik dan pembelajaran lebih bermakna. Serta dapat menumbuhkan
30
pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran matematika yang diterima secara lebih di sekolah.
B. Kajian Pustaka Setelah penulis melakukan penelusuran terhadap skripsi yang ada, sudah ada penelitian yang mirip dengan judul yang penulis kaji. Di antara judul yang dijadikan kajian dalam skripsi ini adalah skripsi yang ditulis oleh Endang Sukasih, dengan judul ‘”Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Sisiwa Kelas II SD Supriyadi Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”.47 Dalam kesimpulannya ditulis bahwa dengan model tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika sampai 85 % dan peserta didik semakin aktif. Hasil penelitian yang ditulis oleh Hajar Puji Kurniawati dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007”.48 Dalam kesimpulanya ditulis, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Kimia siswa yang menerapkan strategi pembelajaran aktif kartu sortir dengan hasil belajar Kimia peserta didik yang menerapkan strategi pembelajaran aktif tutor sebaya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nara Solikhah, dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok
47
Endang Sukasih, Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Siswa Kelas II SD Supriyai Semarang Tahun Pelajaran2005/2006, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2006. 48 Hajar Puji Kurniawati, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, prodi kimia, fakultas tarbiyah, UNNES, 2007.
31
Yogyakarta”.49 Mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah dengan bantuan tutor sebaya terbukti lebih baik di banding dengan pemecahan masalah tanpa bantuan tutor sebaya. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan yang sudah teruji keshahihannya. Maka peneliti akan mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Maksudnya yaitu bagaimana penerapan pembelajaran model pembelajaran tutor sebaya dalam menyelesaikan soal pecahan untuk meningkatkan hasil belajar, sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman belajar yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya penyelesaian soal pecahan pada pelajaran matematika.
C. Kerangka Berpikir Para peserta didik MTs NU Banat Kudus yang masih randah dalam pembelajaran, hal ini terlihat dari hasil ulangan peserta didik yang masih berada di bawah KKM MTs NU Banat Kudus yaitu 6,0. Akan tetapi masih ada harapan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pelajaran matematika. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, harus dimulai dari kelas-kelas dibawahnya yaitu sejak kelas VII. Jadi muncullah masalah yang mendesak untuk dipecahkan yaitu: (1) Bagaimana mempercepat pencapaian kompetensi dasar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada pelajaran matematika? ; (2) bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus dalam pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi 49
Nara Solikhah, Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok Yogyakarta, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2007.
32
bilangan pecahan?. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka secara kolaboratif guru pengajar kelas VII C MTs NU Banat Kudus bersepakat untuk menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Model pembelajaran tutor sebaya pada proses pembelajaran yang diterapkannya dapat mencapai hasil yang lebih apabila peserta didik terdorong untuk melakukannya. Proses pembelajaran dengan memberikan penguatan, motivasi, diaplikasikan dengan kehidupan sehari-hari serta pemberikan penilaian mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Dengan demikian peserta didik tidak beranggapan lagi bahwa pelajaran matematika sukar dan menakutkan, namun pada akhirnya apa yang mereka pikirkan dalam belajar matematika untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, termasuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar dapat tercapai oleh peserta didik. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian, dengan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada sub materi pokok operasi bilangan pecahan.
33
BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah peserta didik sebanyak 48 anak, yang semuanya perempuan. Hasil belajar peserta didik MTs NU Banat Kudus masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian peserta didik pada materi pokok operasi bilangan pecahan tahun 20082009 adalah 57,5. B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 21 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran matematika kelas VII semester gasal. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di MTs NU Banat yang beralamat di Jl. KHR. Asnawi No. 30 Kudus. C. KOLABORATOR Kolaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti sudah paham mengenai materi yang akan diajarkan. D. POSEDUR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 93.
34
nyata
dan
proses
pengembangan
kemampuan
dalam
mendeteksi
dan
2
memecahkan masalah. PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai peneliti sekaligus pengamat.3 Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaborasi, dimana guru bertugas melakukan tindakan dan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan.4 Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan, maka peneliti dalam melakukan penelitian materi pokok operasi bilangan pecahan menggunakan dua siklus. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Sebagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Pra siklus Pada kegiatan pra siklus ini akan dilihat kegiatan pembelajaran satu tahun pelajaran yang lalu. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat hasil belajar dari peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
2
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. 2. hlm. 15 4 M. Saekan Muchih, dkk, Classroom Action Research, ( Semarang: Rasail Media Group, 2009), Cet. 1, hlm. 54. 3
35
keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada siklus 1 dan siklus 2. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih dahulu diadakan pre test yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya (pecahan dan lambangnya, serta perbandingan, bentuk desimal, dan permil). Nilai dari pre-test akan digunakan sebagai skor awal dalam menentukan tutor sebaya, dan sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus pertama. Siklus I Pelaksanaan siklus I direncanakan dalam dua kali pertemuan dan pada akhir pertemuan kedua dilakukan tes evaluasi hasil belajar. 1) Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut : a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi pokok pecahan kemudian peneliti mencari apa penyebab peserta didik kurang aktif saat pembelajaran matematika berlangsung. b) Berkolaborasi dengan guru, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tutor sebaya untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2. Materi pada siklus pertama ini adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. c) Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada materi pokok operasi bilangan pecahan (penjumlahan dan pengurangan pecahan) beserta kunci jawabannya. d) Peneliti menyusun soal kuis beserta kunci jawabannya. e) Peneliti menyiapkan tugas rumah beserta kunci jawabannya. f)
Peneliti merancang pembentukan kelompok (melihat dari hasil pre-tes).
g) Peneliti menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawabannya. h) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan dan pendokumentasian. 2) Pelaksanaan (action)
36
Pada
tahap
ini
merupakan
pelaksanaan
terhadap
perencanaan
pembelajaran yang telah disiapkan. Tahap tindakan pada siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan. Dalam tindakan kelas ini dilakukan langkahlangkah sebagai berikut. Tindakan siklus I pertemuan I antara lain: a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Guru memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan pecahan (pengertian dan contoh bilangan pecahan), bilangan senilai yang dicari dengan kelipatan persekutuan terkecil). c) Guru memilih materi yang memungkinkan untuk dipelajari peserta didik secara mandiri, yaitu pada materi pokok operasi bilangan pecahan, yang dibagi dalam bab-bab materi (segman materi). d) Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang beranggotakan 6 orang dan menetapkan satu peserta didik sebagai ketua sekaligus sebagai tutor (berdasarkan hasil pre-test) e) Guru
membagikan
lembar
kerja
siswa
(LKS)
yang
berisikan
permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan untuk didiskusikan secara berkelompok. f)
Guru berkeliling membantu peserta didik yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugas kelompoknya.
g) Guru meminta perwakilan/tutor dari masing-masing kelompok untuk mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. h) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan materi yang telah disampaikan. i)
Guru membubarkan kelompok yang dibentuknya dan peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing.
j)
Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah (PR) secara individual kepada peserta didik.
37
Tindakan siklus I pertemuan II antara lain: a) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang materi sebelumnya. b) Guru memeriksa tugas rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan pertama, dan dikumpulkan. c) Guru memberikan kuis, sebagai pemantapan peserta didik sebelum diadakan tes. d) Guru mengadakan tes evaluasi materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. e) Guru berkeliling mengawasi jalannya tes. f)
Hasil tes peserta didik dikumpulkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Hasil tersebut dianalisis untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan.
3) Pengamatan (observation) Tahap
pengamatan
dilaksanakan
sewaktu
proses
pembelajaran
berlangsung. a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi kelompok dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas. b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi LKS. c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari teman yang belum paham dan berani mengerjakan tugas di papan tulis. d)
Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP.
4) Refleksi (reflection) a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I. b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksnaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
38
c) Mencatat kekurangan-kekurangan pada siklus I, terutama tentang aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugasnya secara kelompok maupun individual. Siklus II 1) Perencanaan (planning) Setelah merefleksikan dari hasil siklus I, dilanjutkan ke siklus II. Siklus II juga direncanakan dalam dua kali pertemuan. Dan ditindaklanjuti dari perencanaan sebagai berikut: a) Berkolaborasi
dengan
guru
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 3 dan pertemuan 4. Materi pada pertemuan 3 dan pertemuan 4 adalah perkalian, pembagian, dan perluasan operasi bilangan pecahan. b) Berkolaborasi dengan guru membuat lembar kerja siswa (LKS), pembentukan kelompok (berdasarkan hasil tes siklus I), c) Peneliti menyusun tugas rumah (PR), beserta kunci jawabannya. d) Menyiapkan lembar evaluasi dan pendokumentasian. e) Menyiapkan daftar nilai tes siklus I peserta didik yang akan dijadikan sebagai dasar pembagian kelompok belajar dimana peserta didik yang pandai disebar secara merata ke dalam masing-masing kelompok belajar yang bertugas sebagai tutor. 2) Pelaksanaan/tindakan (action) Tindakan merupakan pelaksanaan terhadap perencanaan pembelajaran yang telah disiapkan. Tahap tindakan pada siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan. dalam tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Tindakan siklus II pertemuan I antara lain: a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang materi sebelumnya.
39
c) Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang beranggotakan 6 peserta didik (berdasarkan hasil / niali tes pada siklus I) dengan peserta didik yang pandai disebar pada masing-masing kelompok dan bertugas sebagai tutor sebaya. d) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisikan tentang permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi perkalian, pembagian, dan perluasan bilangan pecahan untuk didiskusikan secara berkelompok. e) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi serta menghargai pendapat peserta didik. f)
Guru membimbing peserta didik dan menyimpulkan hasil diskusi.
g) Guru membimbing peseta didik untuk membuat ringkasan materi yang telah disampaikan. h) Guru membubarkan kelompok belajarnya dan kembali ke tempat duduknya masing-masing. i)
Guru memberikan tugas rumah (PR).
Tindakan siklus II pertemuan II antara lain: a) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. b) Guru memeriksa tugas rumah (PR) yang diberikan pada siklus II pertemuan pertama, dan dikumpulkan. c) Guru memberikan kuis silus II, sebagai pemantapan peserta didik sebelum diadakan tes. d) Guru mengadakan tes siklus II materi perkalian, pembagian, dan perluasan operasi pecahan e) Guru berkeliling mengawasi jalannya tes. 3) Pengamatan (observation) Tahap
pengamatan
dilaksanakan
saat
proses
belajar
mengajar
berlangsung. Dan evaluasi dilakukan dengan pemberian tes tertulis diakhir siklus.
40
4) Refleksi (reflection) Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan hasil tes. Pada siklus II ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan sehingga hasil belajar matematika peserta didik kelas VIIC MTs NU Banat Kudus dapat meningkat. Refleksi dilakukan meliputi seluruh kegiatan penelitian sejak dari siklus I sampai siklus II. Kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan siklus I. Berdasarkan hasil tes siklus II pada pembelajaran matematika, jika sudah memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian dihentikan, seandainya belum memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian dilanjutkan ke siklus III. Hasil tes kemampuan peserta didik dianalisis sesuai dengan target pencapaian penelitian. E. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yakni peserta didik dan guru. a. Data dari peserta didik digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dalam proses belajar mengajar matematika. b. Data dari guru digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode tutor sebaya dalam penggunaannya pada materi pokok operasi bilangan pecahan dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran matematika. 2. Jenis data Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu: a. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Data kualitatif pada penelitian ini yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru yang berupa lembar pengamatan. b. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif pada penelitian ini terdiri dari:
41
1) Data tentang hasil evaluasi belajar peserta didik 2) Data tentang keaktifan dan kinerja peserta didik. 5 3. Cara pengambilan data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk pengambilan data, yaitu: a.
Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang – barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah, dokumen, peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.6 Melalui metode ini peneliti mengumpulkan data mengenai daftar sasaran penelitian, yaitu daftar nama peserta didik kelas VIIC MTs NU Banat Kudus. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan kajian yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini, yakni berupa gambar-gambar saat proses pembelajaran.
b.
Tes Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis, lisan atau secara perbuatan.7 Teknik ini dilaksanakan untuk mendapatkan data kuantitatif mengenai peningkatan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas VII C setelah penerapan model tutor sebaya dilaksanakan pada materi pokok operasi bilangan pecahan. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis.
c.
Observasi Terbuka Observasi terbuka ialah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pensil, kemudian
5
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 131.
6
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 158. Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), hlm. 100 7
42
mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas.8 Tujuan pencatatan ini adalah untuk mp-enggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga urutan kejadian tercatat semuanya. Pencatatan dari observasi terbuka ini disesuaikan dengan selera pengamat, asal dilakukan sefaktual mungkin dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.9 Observasi digunakan untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan/aktivitas peserta didik dalam pembelajaran matematika. F. Penyusunan Instrumen 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi bilangan pecahan berikut ini: Tabel 1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pokok bilangan pecahan. 10 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan Memahami
sifat-sifat Melakukan
operasi
hitung
bilangan
operasi hitung bilangan dan pecahan. penggunaannya
dalam
pemecahan masalah Dalam penelitian ini peneliti mengambil indikator pada operasi hitung bilangan pecahan yang meliputi: a. Operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan b. Operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan c. Operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan d. Operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal perluasan operasi pecahan 8
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Rosdakarya, 2005), hlm. 110. 9 Ibid., hlm. 111. 10 Depag RI, Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, hlm.107
43
Penyusunan RPP disesuaikan dengan langkah-langkah penerapan pada pembelajaran tutor sebaya yang dititikberatkan pada enam komponen pada model pembelajaran tutor sebaya. 2. Lembar Kerja (LK) Pada
penyusunan
Lembar
Kerja,
peneliti
menggunakan
buku
panduan/paket Matematika untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga. 3. Tugas Rumah Tugas rumah disusun dengan menggunakan panduan buku Matematika untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga dan buku pelajaran Matematika Bilingual untuk SMP/MTs kelas VII terbitan Yrama Widya. 4. Tes evaluasi Untuk tes evaluasi disesuaikan dengan soal-soal yang terdapat dalam buku paket matematika sebagai rujukan peneliti. G. Teknik Analisis Data Metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar peserta didik dalam materi pokok operasi bilangan pecahan. 1. Pengumpulan Data Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis hasil yang telah dicapai peserta didik dalam tes evaluasi. Data observasi penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan dengan kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Pada tindakan tiap siklus masing-masing dua kali pertemuan kemudian diberi perlakuan kegiatan yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 2. Hasil observasi Hasil evaluasi siklus peserta didik Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal – soal, dianalisis dengan cara menghitung rata – rata nilai ketuntasan belajar secara klasikal.
44
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis melalui tes evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus. Dari data hasil tes peserta didik pada tiap siklus akan diketahui hasil persentase ketuntasan belajar peserta didik. Selanjutnya dari data tersebut diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung percentages correction. Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk mengetahui tes hasil belajar peserta didik. Seseorang dikatakan tuntas belajar secara individu jika telah mencapai nilai 60. Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Ketuntasan Individu Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase, yaitu: S=
R N
x 100
Keterangan: S = Nilai ketuntasan belajar secara individual. R = Jumlah jawaban benar tiap peserta didik. N = Jumlah item soal.11 Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu ≥ 60. b. Ketuntasan Klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat menentukan belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif prosentase, dengan perhitungan: P=
S N
× 100%
Keterangan: P = Persentase ketuntasan belajar S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar 11
M.Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2000), Cetakan Kesembilan, hlm. 112.
45
N = Jumlah keseluruhan peserta didik Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika rata – rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 75% dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan nilai minimal 60. H. INDIKATOR KEBERHASILAN Indikator kinerja yang menjelaskan keberhasilan adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada materi pokok operasi bilangan pecahan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata hasil belajar peserta didik ≥ 60 dengan ketuntasan klasikal ≥ 75%.12 yang berarti bahwa ≥ 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 60.
12
Asep Jihad, Pengembangan Kurikilum, Matematika(Tinjauan Teoritis dan Historis), (Bandung: Multi Pressindo, 2008), hlm. 112.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM MADRASAH 1. Sejarah Berdirinya Madrasah NU Banat Kudus Madrasah Tsanawiyah NU Banat Kudus (MTs NU Banat Kudus) yang diselenggarakan oleh yayasan pendidikan banat (YPB) sebagai badan hukum penyelenggara MTs NU Banat Kudus yang didirikan oleh sekelompok ulama’ dan tokoh masyarakat muslim di Kudus Jawa Tengah yang sadar dan menaruh perhatian terhadap keadaan dan perkembangan didang pendidikan umat islam dan bangsa indonesia pada umumnya, tepatnya pada tanggal 2 Januari 1957 oleh Yayasan Pendidikan Banat Kudus dengan akte notaris nomor: 45/81 dengan tokoh KH. Masdain Amin (Adik Hadlrotusy Syeh KHM. Arwani Amin). Yayasan ini berdasarkan pancasila berazazkan Islam Ala Ahlussunah Waljamaah dan bertujuan membangun dan memajukan masyarakat Indonesia terutama pelajar putri dalam bidang pendidikan agar menjadi warga negara yang cakap dan terampil serta bertanggung jawab terhadap agama, bangsa, negara, dan cita-cita awal berdirinya membekali wanitawanita Islam berpengetahuan Islam yang amali dan mampu memimpin wanita-wanita Islam untuk hidup maju bersama masyarakat yang lain, melangkah untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang zamani dan mampu berkompetisi positif dengan lembaga-lembaga lain yang siap melaksanakan program pengembangan baik fisik maupun non fisisk.1
2. Letak Geografis
1
Churiyati RF, Profil MTs NU Banat Kudus Tahun Ajaran 2009/2010, hlm. 3. ( yang diperoleh pada hari kamis tanggal 1 November 2009).
47
MTs NU Banat Kudus yang beralamat lengkap di Jl. KHR. Asnawi No. 30 Kudus, Kelurahan Damaran, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Bisa
diakses
pada
website:
www.banatnukudus.or.id,
E-mail:
[email protected]. Adapun batas-batas lokasinya adalah: a.
Sebelah Utara
: - Sekolah RAUDLOTUL ATHFAL (RA) Banat - NU Kudus dan Madrasah Qudsiyyah.
b.
Sebelah Selatan : Perempatan Jember
c.
Sebelah Timur : Menara Kudus
d.
Sebelah Barat
: SMP, SMA Muhammadiyah Kudus
Dari letak geografis di atas dapat dilihat bahwa MTs NU Banat menempati lokasi yang sangat strategi, dan tempatnya dekat dengan masjid menara Kudus. Karena letaknya di kota dan dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau.
3. Keadaan Guru dan Peserta Didik Para guru yang mengajar di MTs NU Banat Kudus ini berjumlah 52 guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mulai sarjana sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan data 2009/2010 adalah 1000 peserta didik. Dengan rincian kelas VII 331 peserta didik, kelas VIII 343 peserta didik, dan kelas IX 326 peserta didik.
4. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah NU Banat Kudus a. Visi Madrasah
48
Unggul dalam prestasi, Terjaga dalam mutu dan kwalitas, Terpadu dalam ilmu umum dan ilmu agama, Tebimbing dalam akhlaq terpuji, Terbina dalam nuansa Islami. b. Misi Madrasah Menyelenggarakan
pendidikan
yang
berorientasi
kwalitas,
baik
akademik, moral maupun sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM berkwalitas dibidang IMTAQ dan IPTEK dalam rangka mewujudkan Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur. c. Tujuan Madrasah Membekali peserta didik agar: 1) Mampu memahami ilmu agama dan umum. 2) Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud generasi muslim yang mar’atus sholihah berakhlaq mulia. 3) Memiliki ilmu keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat. 4) Mampu berkomunikasi sosial dengan modal bahasa asing praktis (Bahasa Arab dan Inggris). 5) Mampu memahami ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.2
B. HASIL PENELITIAN TINDAKAN 1. Pra Siklus
2
Ibid, hlm. 7.
49
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara (1 November 2009) dengan Ibu Nor Khusomah, S.Pd. Selaku guru matematika kelas VII MTs NU Banat Kudus menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika belum mampu mengaplikasikan model pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya, guru masih masih sering menggunakan metode ceramah, pemberian contoh, dan mengerjakan soa-soal, sehingga peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang menyukai pelajaran matematika dan menyebabkan hasil belajar rendah. Sebelum melakukan siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama peserta didik (lampiran 1) dan nilai awal yang akan dijadikan perbandingan pada siklus selama penelitian di MTs NU Banat Kudus. Nilai awal ini diambil dari ratarata nilai ulangan harian peserta didik kelas VII C materi pokok Bilangan pecahan tahun ajaran 2008/2009 terlampir (lampiran 2).
2. Siklus I Penelitian yang telah dilakukan telah diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pelaksanaan tindakan Tabel 1. Jadwal pelaksanaan siklus I
Hari/Tanggal
Waktu
Pertemuan
Materi
keSelasa, 3
1 x 40’
I
• Pre-Test
2 x 40’
2
• Penjumlahan
November 2009 Ahad, 8 November 2009
pengurangan bilangan pecahan
Selasa, 10
dan
1 x 40’
3
• Evaluasi Siklus I
50
November 2009 Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/tanggal
: Selasa, 3 November 2009
Waktu
: 11.00-11.40
Materi
: Pre-Test
Kegiatan pembelajaran diawali
oleh guru dengan mengucapkan
salam, peserta didik menjawab salam dan dilanjutkan membaca basmalah untuk mengawali pembelajaran. Kemudian guru melakukan absensi. Pada kegiatan ini terdapat tiga peserta didik yang tidak hadir dikarenakan sakit, peserta didik tersebut adalah Dhurra Ayu Tsalasila, Fachriatul Ummah, dan Luthfa Umi Azizah. Setelah melakukan absensi guru mengingatkan peserta didik bahwa pada pertemuan pertama ini akan dilaksanakan ulangan sekaligus sebagai Pre-test. Peserta didik diberi kesempatan oleh guru untuk membuka kembali buku atau catatan mereka selama 5 menit untuk dipelajari. Ketika waktu untuk belajar dirasa sudah cukup, guru meminta peserta didik untuk menutup dan memasukkan bukunya ke dalam tas. Guru membagikan soal pre-test kepada peserta didik, guru meminta peserta didik agar bekerja sendiri, tidak boleh bekerja sama. Guru memberikan batas waktu dalam mengerjakan soal pre-test selama 30 menit. Suasana kelas menjadi hening dan peserta didik tampak serius dalam mengerjakan soal-soal pre-test. Keseriusan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal pre-test dapat dilihat pada gambar berikut:
51
Gambar I. Pelaksanaan pre- test
Sekitar pukul 11.25 WIB guru bertanya kepada peserta didik, “anakanak sudah selesai belum? Kalau sudah bisa dikumpulkan di depan.” Anak- anak menjawab, “ belum bu, masih kurang sedikit” guru memberi toleransi waktu 5 menit lagi. Setelah batas waktu yang telah ditentukan selesai, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan pekerjaannya yang kemudian di koreksi bersama secara silang. Guru meminta peserta didik untuk bergantian maju menjawab soal-soal pre-test, yang kemudian didiskusikan bersama. Guru mendata nilai peserta didik dengan memanggil namanya satu persatu (lampiran3). Guru menyuruh peserta didik untuk mempelajari materi tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dirumah sebagai bahan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya (pertemuan ke-2). Lalu dilanjutkan guru memberi semangat kepada peserta didik untuk semakin giat dalam belajar. Dan guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah bersama kemudian guru mengucapkan salam dan peserta didik dengan serempak menjawabnya. Peneliti dan guru kemudian berdiskusi untuk menentukan dan pembentukan kelompok yang berdasarkan nilai pre-test. Peserta didik
52
kelas VII C ini dibagi menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik.(lampiran 24) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanaan pada: Hari/Tanggal
: Ahad, 8 November 2009
Waktu
: 10.20-11.40 WIB
Materi
: Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dengan serempak peserta didik menjawab salam dan dilanjutkan membaca basmalah untuk memulai pembelajaran, kemudian guru melakukan absensi, dengan bertanya “ apa hari ini ada yang tidak masuk?” salah satu dari peserta didik menjawab “ada, bu,? 3 anak.” kemudian guru melihat buku jurnal yang ada di atas meja guru dan mencatat nama-nama yang tidak masuk di dalam buku absen yang dibawa guru. Kemudian guru melakukan appersepsi materi sebelumnya yaitu pengertian pecahan, pecahan senilai, menyamakan pecahan dengan KPK. kemudian guru menulis beberapa soal di depan kemudian guru menyuruh peserta didik untuk maju kedepan mengerjakan soal tersebut. Guru hanya ingin mengetahui apakah peserta didik masih ingat dengan materi yang sudah diajarkan sebelumnya apa tidak. Setelah melakukan appersepsi, guru menjelaskan
model
pembelajaran
tutor
sebaya.
Kemudian
guru
mengumumkan pembagian kelompok, dan sekaligus menunjuk satu peserta didik untuk menjadi tutor sebaya pada masing-masing kelompok. Guru meminta peserta didik untuk langsung berpindah tempat sesuai kelompoknya masing-masing. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik mencari tempat dan anggota kelompoknya. Setelah suasana tenang, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa),(lampiran 8). Sebelum peserta didik berdiskusi guru menjelaskan
53
cara
kerja
yang
akan
dilakukan
masing-masing
kelompok
dan
menjelaskan tugas tutor dalam masing-masing kelompok. Guru memberi waktu 30 menit untuk berdiskusi.
Gambar 2. Peserta didik saling berdiskusi LKS siklus I
Pada pembelajaran ini guru tidak menjelaskan materi kepada peserta didik karena mereka belajar sendiri melalui handout yang telah diberikan. Suasana mulai tenang saat peserta didik mulai serius
berdiskusi
mengerjakan LKS. Ketika diskusi dalam kelompok, guru senantiasa mengawasi jalannya diskusi dan membantu kelompok yang menemukan kesulitan saat melengkapi LKS. Ada kelompok yang bertanya, yaitu kelompok 4 “Bu, yang nomor 7 pada penjumlahan berpenyebut berbeda ini maksudnya gimana?“. Kemudian guru mendatangi kelompok 4 tersebut dan memberikan pengarahan. Maksudnya, “pada gambar A itu menunjukkan pecahan berapa?
bu , lalu yang gambar C?
bu, itu
berarti gambar A dan gambar C pecahannya senilai. Begitu juga gambar B dan D, jadi kalau dijumlahkan (
=
)+(
=
) = . Beberapa peserta didik sudah mulai aktif
bertanya jika ada yang belum dipahami, tetapi masih banyak juga yang masih takut untuk bertanya. Seperti yang terjadi pada kelompok 3 dan kelompok 7, mereka kesulitan dalam menyimpulkan. Sehingga tutor dalam
54
kelompok tersebut kebingungan dan tidak bisa mengatasi. Kemudian guru mendatangi kelompok tersebut dan memberi pengarahan. Setelah waktu selesai sesuai kesepakatan, guru menyuruh tiap kelompok mengumpulkan hasil diskusinya. Peserta didik mengumpulkan LKS yang sudah dilengkapi dan itu sebagai nilai kelompok. Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk mendemonstrasikan hasil diskusi mereka. Akan tetapi belum ada peserta didik atau kelompok lain yang berani untuk maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan hasil diskusinya. kemudian guru menunjuk kelompok 5, kemudian dengan agak terpaksa tutor dalam kelompok 5 tersebut mau maju tapi masih malu dan takut. Peserta didik atau kelompok yang lain diminta untuk menanggapi hasil kerja temannya di depan kelas, saat guru menyuruh peserta didik untuk menanggapi hasil tulisan di depan, juga belum ada peserta didik yang spontan berani menanggapinya. Kemudian guru memberi sedikit umpan dengan berkata “kalo ada yang berani menanggapi atau bertanya, maka akan diberikan nilai plus pada kelompoknya,” baru salah satu dari kelompok 1 yang bernama Silma Yasari berani menanggapi dan bertanya. Bu hasil dari
=
kok
itu kan salah,
kemudian guru berkata, “ ya coba Silma maju dibetulkan!” lalu silma maju dan menulis jawabannya motivasi pada mbak Silma ya bagus!!
=
=
guru memberikan
55
Gambar 3. Peserta didik memprosentasikan hasil diskusiny
Setelah semua peserta didik mulai paham materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, para peserta didik dibimbing guru untuk menarik beberapa kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Guru kurang memotivasi peserta didik untuk lebih aktif, tapi guru lebih banyak menjelaskan. Saat pembelajaran akan selesai, guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik, sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan peserta didik bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan evaluasi atau ulangan dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan hari ini. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah “Alhamdulillahi robbil alamin” bersama dilanjutkan guru mengucapkan salam dan peserta didik serempak menjawabnya. Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Selasa, 10 November 2009
Waktu
: 10.20-11.00 WIB
Materi
: Evaluasi operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca basmalah bersama, guru menyapa peserta didik dan absensi. Pada pertemian ini semua peserta didik hadir. Guru mengingatkan kembali bahwa hari ini
56
akan dilakukan ulangan harian atau evaluasi materi pada pertemuan sebelumnya yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Sebelum guru membagikan soal evaluasi guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Lalu guru memberikan 2 soal kuis (lampiran 10) dengan menulis soalnya di depan, sebagai pemantapan peserta didik sebelum melakukan evaluasi. Pada saat itu tidak ada yang mau maju dan akhir nya guru menunjuk satu orang untuk maju mengerjakan soal kuis tersebut, tidak lama kemudian salah satu peserta didik maju untuk mengerjakan soal kuis yang kedua. Guru bersama-sama peserta didik mengoreksi bersama jawaban yang ada didepan. Setelah selesai guru meminta peserta didik untuk memasukkan buku matematikanya ke dalam tas masingmasing, kemudian guru membagikan lembar soal evaluasi. Suasana kelas terlihat tenang saat peserta didik mulai mengerjakan soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 20 menit untuk mengerjakan soal evaluasi.
Gambar 4. Peserta didik mengerjakan evaluasi siklus I
Setelah waktu yang ditentukan selesai, peserta didik disuruh mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam.
57
b. Hasil Pengamatan dan evaluasi Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus pertama, adalah sebagai berikut. 1) Hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik belum terbiasa belajar secara berkelompok, sehingga diskusi dalam kelompok belum terlihat hidup. Akibatnya pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model tutor sebaya belum terlaksana sebagaimana mestinya. b) Peserta didik masih takut untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapat. Hanya baru 3 peserta didik saja yang sudah aktif jika diberi umpan oleh guru. c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru aktif memantau kegiatan peserta didik di dalam kelas, dengan berkeliling saat peserta didik mengerjakan tugas. b) Guru memberikan umpan kepada peserta didik agar peserta didik aktif. c) Guru selalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat, maupun komentar. d) Guru kurang memotivasi peserta didik untuk belajar. c.
Refleksi Dari hasil pengamatan pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus II untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar terkait dengan pelaksanaan pembelajaran
58
matematika dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang membawa dampak pada prestasi belajar. Tindakan tersebut yaitu: 1. Berusaha lebih baik dalam memotivasi peserta didik untuk aktif dalam mengerjakan tugas bersama dengan kelompok ataupun dalam diskusi. 2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, tetapi menyeluruh. 3. Pembentukan kelompok belajar perlu ada perombakan anggota yaitu dengan cara penyebaran peserta didik yang pandai merata semua di semua kelompok belajar, sehingga diharapkan hasil pekerjaan kelompok belajar baik berupa penemuan konsep maupun latihan soalsoal dapat terselesaikan dengan baik dan lancar dari masing-masing kelompok. 4. Memaksimalkan pembelajaran melalui model pembelajaran tutor sebaya dengan memperhatikan konsep-konsep yang penting dalam operasi bilangan pecahan dan pembelajaran lebih kontekstual. 5. Memberikan waktu untuk praktik langsung dan bertanya berkaitan topik materi pelajaran. 6. Meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. d.
Evaluasi siklus I Evaluasi pada siklus I ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 10 November 2009 dengan durasi waktu 20 menit. Pada evaluasi siklus I ini guru memberikan soal evaluasi berjumlah 10 soal pilihan ganda. Adapun hasil tes evaluasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada lembar lampiran 13.
3 Siklus II Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian sudah tercapai, akan tetapi masih belum signifikan. Maka dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. a.
Pelaksanaan Tindakan Tabel 2. Jadwal pelaksanaan siklus I
59
Hari/Tanggal
Waktu
Pertemuan
Materi
keAhad,
2 x 40’
15
1
• Operasi
November
perkalian
pecahan
2009
• Operasi
pembagian
pecahan
dan
perluasan pecahan. Selasa, 17
1 x 40’
2
• Evaluasi
November
2009
pembagian, perluasan
perkalian, dan pada
pecahan. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertemuan I Pertemuan I dilaksanaan pada: Hari/Tanggal
: Ahad, 15 November 2009
Waktu
: 10.20-11.40 WIB
Materi
: Operasi perkalian, pembagian, perluasan pecahan. Guru masuk kelas, lalu guru mengucapkan salam dengan
serempak
peserta didik menjawab salam dari guru dan kemudian
disambung dengan membaca basmalah bersama, hal itu selalu dilakukan peserta didik setiap mau memulai pembelajaran. Guru melakukan absensi dengan bertanya kepada salah satu dari peserta didik yang duduk di depan meja guru, “hari ini siapa yang tidak masuk?” mbak anisa salma menjawab” Silvi Andriyani (sakit) dan Karina Widya armelia (ijin) bu!. Setelah absensi guru melakukan appersepsi tentang materi sebelumnya, dengan guru bertanya, “bagaimana cara mencari penjumlahan
dan
pengurangan pecahan dengan penyebut berbeda?”, peserta didik menjawab dengan bersama tapi tidak begitu jelas, kemudian guru menyuruh peserta didik untuk tunjuk jari yang mau menjawab pertanyaan dari guru. Ada 5 anak yang tunjuk jari mereka adalah Hanif Fauziyah,
60
Nidaan Khofiyya, Nurul Imaroh, Himmatul Elma, dan Anisa Salma. Tapi guru hanya menunjuk satu orang yaitu Himmatul Elma, kemudian dijawab pertanyaan itu, “ dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu dengan mencari KPKnya.” Guru memberi motivasi “ya bagus!”. Guru memberikan umpan lagi dengan bertanya,” apa ada yang berpendapat lain? Peserta didik diam dan kemudian guru menyimpulkan, benar jawaban dari mbak Himma kalau mau mencari penjumlahan atau pengurangan yang berpenyebut berbeda harus disamakan dahulu penyebutnya dengan cara mencari KPKnya. Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok yang heterogen, dan guru menunjuk satu orang untuk menjadi tutor sebaya pada masing-masing kelompok. pembagian kelompok tersebut berdasarkan pada hasil evaluasi siklus I (lampiran 23). Guru menyuruh peserta didik untuk berkelompok pada kelompoknya masing-masing. Peserta didik sudah terlihat lebih cepat dan tidak lagi saling berebut tempat dalam berkelompok dengan kelompoknya masingmasing. Setelah suasana kelas tertib dan sudah pada kelompoknya masing-masing guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing-masing kelompok (lampiran 17), di dalam LKS tersebut kelompok diminta untuk bisa menemukan konsep perkalian, pembagian, dan menyelesaikan soal cerita pada perluasan pecahan. Di dalam masingmasing kelompok tersebut terdapat satu tutor yang bertugas sebagai ketua kelompok sekaligus sebagai pengajar apabila ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan atau belum paham. Guru mengawasi jalannya diskusi, pada saat peneliti berkeliling memperhatikan aktifitas diskusi kelompok 6 bertanya pada peneliti, “ bu maksudnya pernyataan Berapa sisi tegaknya, berapa sisi datarnya, berapa luas daerahnya, itu gimana bu?” peneliti menjawab, “ itu maksudnya kalian disuruh memperhatikan gambar yang ada kemudian kalian amati sisi tegaknya itu menunjukkan pecahan berapa?
,
sisi datarnya?
,
61
lalu luasnya? Panjang x lebar = sisi datar x sisi tegak
=
x
= = ya pintar, berarti luas daerah pada gambar itu ya sama dengan luas persegi panjang karena daerah yang diarsir tersebut berbentuk persegi panjang. Peneliti bertanya “bagaimana sudah paham?” sudah bu, terima kasih..! kata kelompok 6.
Gambar 5. Diskusi LKS pada siklus II
Setelah selesai mendiskusikan LKS mereka dalam kelompok masing-masing, guru meminta tutor perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju memprosentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
62
Gambar 6. Tutor dari kelompok 2 sedang menulis hasil diskusinya.
Pada pertemuan kali ini peserta didik sudah mulai aktif dan berani memberi komentar maupun pendapat pada hasil pekerjaan temannya.
Ketika guru meminta tutor dari masing-masing kelompok
memprosentasikan hasil diskusinya di depan, kelompok lain juga sangat memperhatikan dan sudah aktif menanggapi atau bertanya. Setelah selesai guru meberikan klarifikasi sedikit tentang tanggapan-tanggapan peserta didik yang keliru sekaligus memberikan kesimpulan tentang materi pekalian, pembagian, dan perluasan pada pecahan. Saat disuruh menyimpulkan pun mereka serempak menyimpulkan pembelajaran dengan semangat. Dan guru sudah baik dalam memberikan motivasi belajar kepada peserta didik. Sebelum pembelajaran diahkiri, guru memberikan tugas rumah. Dan pembelajaran diakhiri dengan bacaan hamdalah kemudian guru salam, peserta didik menjawab dengan serempak. Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Selasa, 17 November 2009
Waktu
: 10.20-11.00 WIB
Materi
: Evaluasi operasi perkalian, pembagian, perluasan pecahan
63
Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca basmalah bersama, guru menyapa peserta didik dan absensi. Pada pertemuan ini semua peserta didik hadir. Guru mengingatkan kembali bahwa hari ini akan dilakukan ulangan harian atau evaluasi materi pada pertemuan sebelumnya yaitu operasi operasi perkalian, pembagian, perluasan pecahan . Setelah selesai guru bertanya kepada peserta didik, “apa kalian suadah siap untuk ulangan?” kalau sudah siap semua buku harap dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar soal evaluasi. Suasana kelas terlihat tenang saat peserta didik mulai mengerjakan soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 25 menit untuk mengerjakan soal evaluasi.
Gambar 7. Peserta didik mengerjakan evaluasi siklus II
Bel berbunyi waktunya istirahat dan itu juga pertanda jam pelajaran matematika berakhir. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil hasil pekerjaannya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam yang kemudian dijawab serentak oleh peserta didik. e.
Pengamatan
64
Pelaksanaan tindakan siklus II yang teramati oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik a)
Peserta didik sudah banyak yang berani bertanya kepada guru, pada siklus ke dua ini ada 8 peserta didik yang sudah mulai aktif bertanya atau mengemukakan pendapat dan berkomentar atas pendapat peserta didik lain.
b)
Kemajuan peserta didik yang ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi belajar mereka.
2) Hasil pengamatan aktivitas guru a)
Sebagaimana biasanya, guru selalu memantau kegiatan peserta didik, mengecek dan memperhatikan peserta didik, dan mendorong agar peserta didik selalu lebih baik dari sebelumnya.
b)
Guru senantiasa mendorong peserta didik untuk aktif dan tidak takut dalam mengemukakan pendapat.
f.
Refleksi Berdasarkan
data-data
yang
diperoleh
dari
penelitian
menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah baik dari siklus sebelumnya. Target meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai dengan rata-rata hasil belajar peserta didik di atas 60 dengan ketuntasan belajar 75% sudah tercapai pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak diadakan siklus berikutnya. g.
Evaluasi siklus II Evaluasi pada siklus II ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 17 November 2009 dengan durasi waktu 25 menit. Soal evaluasi ini berjumlah 10 soal yang semuanya pilihan ganda.
C. PEMBAHASAN 1. Prasiklus
65
Prasiklus
didapat
berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
guru
matematika kelas VII C MTs NU Banat Kudus Ibu Nor Khusomah, SP. Beliau
mengatakan
bahwa
dalam
pembelajaran
matematika
masih
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga peserta didik kurang aktif dan masik takut dan malu dalam bertanya atau berpendapat tentang materi yang belum di pahami. Pada prasiklus masih banyak terdapat peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan Madrasah, yaitu 6,0. Pada daftar nilai peserta didik tahun ajaran 2008/2009 terdapat 26 peserta didik tidak tuntas belajar dari 51 peserta didik. Ini berarti ketuntasan klasikal hanya mencapai 49%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: No.
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
Ketuntasan klasikal
1.
Prasiklus
57.5
49%
Table 3. hasil belajar prasiklus
2.
Siklus I Pada siklus I terlihat peserta didik belum begitu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mereka masih terlihat malu saat bertanya maupun mengeluarkan pendapat saat pelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan pada siklus I ini menunjukkan bahwa peserta didik belum dapat menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya jadi pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya belum bisa sepenuhnya diaplikasikan. Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada prasiklus. Dari rata-rata kelas pada prasiklus yaitu 57,5 meningkat menjadi 69,8. Sedangkan pada ketuntasan klasikal dari 49% sudah meningkat menjadi 72,9%. Pada siklus I dari 48 peserta didik yang tidak tuntas belajar berjumlah 13 peserta didik. Dan ketuntasan klasikal mencapai 72,9%. Ini berarti bahwa ketuntasan klasikal belum memenuhi indikator pencapaian yaitu 75%. Jadi perlu perbaikan dan dilanjutkan pada siklus II.
66
Adapun hasil nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No.
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
Ketuntasan klasikal
1
Prasiklus
57.5
49%
2
Siklus 1
69,8
72,9%
Tabel 3. Perbandingan hasil evaluasi prasiklus dan siklus I
3. Siklus II Pada pembelajaran siklus II peserta didik sudah terlihat aktif dibandingkan pada prasiklus dan siklus I. Pada siklus II peserta didik sudah berani untuk menyampaikan pendapat terhadap suatu pembahasan materi yang sedang dipelajari, bertanya tentang materi yang belum dipahami, maupun memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan temannya yang ditulis atau diprosentasikan di depan yang dirasa masih kurang tepat. Pada siklus II ini peserta didik sudah mulai terbiasa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok maupun berdiskusi. Peserta didik terlihat lebih semangat dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan, prosentase nilai yang diraih kelas sebanyak 72,9% dan nilai rata-rata yang dicapai 69,8. Maka dapat dikatakan bahwa pada siklus I dengan materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 75%. Maka perlu adanya siklus lanjutan serta perbaikan dari refleksi siklus I. Ketidakberhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran serta kurang memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta didik. Dari pengamatan yang telah dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti tampak bahwa proses pembelajaran masih kurang lancar. Kesiapan peserta didik di kelas belum maksimal saat disuruh mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan dalam melaksanakan tindakan pembelajaran dikelas.
67
Kemudian peneliti melanjutkan pada siklus II dengan bahasan operasi perkalian dan pembagian serta perluasan materi pada bilangan pecahan. Kekurangan dalam siklus I harus menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi guru pada saat penyusunan siklus II. Sebab siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I. Dan siklus II harus lebih baik dari pada siklus I. Pada siklus II guru sudah lebih memperhatikan dan memberi bimbingan yang lebih baik khususnya pada peserta didik yang belum tuntas pada siklus I. Siklus II ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 89,5% dengan nilai rata-rata 76,04. Banyaknya peserta didik yang sudah tuntas ada 43 peserta didik. Ini berarti pada siklus II sudah mencapai indikator pencapaian. Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIIC MTs NU Banat Kudus, kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada tahap siklus II. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu: Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 . Tabel 4 Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir pada Tahap Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus II No.
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
Ketuntasan klasikal
1
Prasiklus
57.5
49%
2
Siklus 1
69,8
72,9%
3
Siklus 2
76,04
89,5%
Kesimpulan dari proses pembelajaran siklus II adalah hasil tes belajar peserta didik pada materi pokok operasi bilangan pecahan, yaitu peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 60 adalah 76%. Hal ini disebabkan guru dalam menyampaikan materi sudah baik dan mengulangi pembelajaran jika peserta
68
didiknya belum jelas. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran karena peserta didik dilibatkan secara langsung. Dengan demikian ada peningkatan dari tahap prasiklus, siklus I sampai siklus II. Oleh karena itu hipotesis tindakan dapat tercapai. Hal ini menandakan bahwa indikator keberhasilan dalam pembelajaran telah tercapai pula.
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok operasi bilangan pecahan melalui model pembelajaran tutor sebaya peserta didik kelas VII C semester I MTs NU Banat Kudus dari bab I sampai bab IV, maka pada akhir skripsi ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C semester I MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok operasi bilangan pecahan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan niali skor test akhir dari masing-masing siklus yang dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasikan melalui pengamatan tentang hasil belajar peserta didik dengan indikator keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk prosentase peningkatan hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran matematika materi pokok operasi bilangan pecahan di MTs NU Banat Kudus dari pra siklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 49%, 72,9%, 89.5%. dan juga dapat dilihat dari nilai rata-rata pada masing-masing siklus yaitu pra siklus 57,5, meningkat menjadi 69,8 pada siklus I, meningkat 76,04 pada siklus II. Peningkatan nilai test diatas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,0.
B. SARAN Mengingat pentingnya metode pembelajaran tutor sebaya
untuk
meningkatkan semangat belajar peserta didik, peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut.
67
68
a. Untuk Guru Matematika 1. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham menyiapkan
pembelajaran
dengan
sebaik
mungkin,
agar
materi
tersampaikan secara maksimal. 2. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. 3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran matematika agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara kontinue sebagai program untuk meningkatkan semangat dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran. b. Pihak sekolah 1. Hendaknya
seluruh
pihak
sekolah
mendukung
dalam
kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. 2. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 3. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya meningkatkan kompetensi
termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat menghasilkan siswa yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.
69
C. PENUTUP Dengan
terselesaikannya
penulisan
skripsi
ini,
peneliti
tak
lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesuilitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Akrom, “Penerapan metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI”, http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/penerapanmetode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajarankkpi/, (diakses pada tanggal 19 November 2009).
Abdul Sholeh Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, juz 1, Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968. Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. 13 B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Ed.1, Cet. 3. Churiyati RF, Profil MTs NU Banat Kudus Tahun Ajaran 2009/2010, ( yang diperoleh pada hari kamis tanggal 1 November 2009).
Dalyono,M, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997. Djamarah Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008. Hamsa, “Metode Tutor Sebaya”, http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/metode-tutorsebaya.html., hlm. 2 (diakses pada hari selasa, 17 november 2009) Jihad Asep, Pengembangan Kurikilum, Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis), Bandung: Multi Pressindo, 2008. Kurniawati, Hajar Puji, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, prodi kimia, fakultas tarbiyah, 2007. Muchih Saekan M, dkk., Classroom Action Research, Semarang: Rasail Media Group, 2009. Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Muijs, Daniel dan David Reynolds, Effectif Teaching Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, 2008, Cet. 1.
Yogyakarta:
Munawar Indra, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar”, http://Indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhihasil.html Muslich Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ,Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, Semarang: 2007. Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, Semarang: Balai Diklat Keagamaan Semarang. Negoro, ST, & B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005. Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Rosdakarya, 2000, Cet 9. RI DEPAG, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra. _________, Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktur Jendral Pendidikan Islam, 2006. R. Soedjadi, R, Kiat Pendidikan Matematika di indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995. Silberman, Melvin L, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), Cet.1. Soemanto, Wasty, psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998 Solikhah, Nara Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok Yogyakarta, prodi matematika, fakultas tarbiyah, 2007. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, Suhesetya, Sawali, “Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya”, http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/ (di akses hari selasa, tanggal 17 November 2009). Sukasih, Endang, Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Siswa Kelas II SD
Supriyai Semarang Tahun Pelajaran2005/2006, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2006. Sukino, dan Wilson simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007. Suprijono,Agus, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. I. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES , 2007. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet.1, 2007, Cet. 1. Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008, Cet. 2. . Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Rosdakarya, 2005.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nasimatul Wardiyyah
NIM
: 3105345
Tempat Tanggal Lahir
: Kudus, 2 September 1987
Nama Orang Tua Ayah
: H. MC. Thoriq
Ibu
: Hj. Shorihah
Alamat asal
: Ds. Kauman Menara Kudus
Riwayat pendidikan
: 1. RA NU Banat Kudus Lulus tahun 1993 2. MI NU Banat Kudus Lulus tahun 1999 3. Mts. NU Banat Kudus Lulus tahun 2002 4. MA NU Banat Kudus Lulus tahun 2005 5. IAIN Walisongo Semarang Masuk tahun 2005
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS TAHUN AJARAN 2009/ 2010 No
NIS
NAMA
1.
8513
Anis Khumaidah
2.
8515
Anisa Salama
3.
8516
Anisatul Fu’adiyyah
4.
8548
Dhurra Ayu Tsalatsia
5.
8553
Diana Nurul Aini
6.
8559
Dyah Ayu Sekar Melati
7.
8566
Eni Rohmah
8.
8571
Fachriatul Ummah NB
9.
8581
Faukhil Wardah
10.
8590
Fitria Dwi Puspita Sari
11.
8591
Fitria Khoirin Nida
12.
8595
Hajar Amimah
13.
8597
Hanif Fauziyah
14.
8599
Harisatul Qoyyimah
15.
8601
Hilma Furaidha
16.
8602
Himmatul Elma
17.
8606
Ikmila Saniyal Muna
18.
8607
Imamatul Qudsiyah
19.
8614
Irma Rohmawati
20.
8620
Karina Widya Armelia
21.
8649
Luthfa Umi Azizah
22.
8651
Mafa Idatus Sholikah
23.
8655
Marwatunnisa Al- Mubaroka
24.
8675
Nada Alifatul Muna
25.
8679
Naela Nabila
26.
8681
Naili Izzatul Khoirina
27.
8688
Nazih Silvia
28.
8694
Nida Adzkiya
29.
8695
Nidaan Khofiyya
30.
8718
Nurul Imaroh
31.
8725
Rida Luthfiana Wakhidah
32.
8733
Rizki Astiananda
33.
8738
Roffany Haznati Parwakar
34.
8742
Salma Fitria
35.
8744
Saylin Nichlah Fachriyah
36.
8752
Silma Yasari
37.
8753
Silvi Andriyani
38.
8754
Silviana Camellia Dewi
39.
8755
Sima Cindy Masyhuri
40.
8756
Siska Septya Ariana
41.
8763
Siti Umi Ulfa Latifah
42.
8767
Syarifa Rahma Amalia
43.
8771
Teti Mualifah
44.
8774
Tirza Luthfia Lailitsari Agus
45.
8781
Ulfatul Muzakkiyah
46.
8783
Uli Irbah
47.
8802
Wulan Jari Husnul Khotimah
48.
8810
Zahrotul ‘Uyuni
Lampiran 2
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN MATERI PECAHAN TAHUN AJARAN 2008/ 2009 MTs NU BANAT KUDUS (Pra Siklus) No
INDUK
1.
8142
2.
NAMA
NILAI
Ket.
Alfiulin Nikmah
42
Tidak Tuntas
8144
Alfia Firyal Farhana Zul
52
Tidak Tuntas
3.
8145
Aliya Rahmawati
62
Tuntas
4.
8149
Aminah Sania
50
Tidak Tuntas
5.
8152
Ana Nafisatul Muflichah
40
Tidak Tuntas
6.
8164
Arina Zulfa
67
Tuntas
7.
8167
Ashfa Hidyah
60
Tuntas
8.
8180
Churriyatul Aziziyah
68
Tuntas
9.
8192
Dian Ayu Mutmainnah
53
Tidak Tuntas
10.
8195
Dina Wachidatus Salamah
62
Tuntas
11.
8201
Eka Fitriani
67
Tuntas
12.
8203
Elsa Kurnia Ni’mah
61
Tuntas
13.
8213
Fachrida Achmad
47
Tidak Tuntas
14.
8219
Farah Maulida
64
Tuntas
15.
8228
Fikriyah Melinda Sari
65
Tuntas
16.
8230
Fitri Utami Juliyanti
57
Tidak Tuntas
17.
8232
Fitriana Falikhatin Nihaya
55
Tidak Tuntas
18.
8239
Hardiani Amalia
53
Tidak Tuntas
19.
8247
I’anatunniswah
63
Tuntas
20.
8253
Ika Novita
60
Tuntas
21.
8272
Khodijatus Surur
60
Tuntas
22.
8274
Khoirin Nur Laili
66
Tuntas
23.
8292
Lubaba
52
Tidak Tuntas
24.
8298
Lusiana
62
Tuntas
25.
8301
Luthfatul Khoirul Ummah
58
Tidak Tuntas
26.
8304
Malikhatuz Zahroh
40
Tidak Tuntas
27.
8309
Maulida Ulya
60
Tuntas
28.
8312
Maulidina Aulia Dewi
55
Tidak Tuntas
29.
8314
Maurizca Salsabilla Rifa
73
Tuntas
30.
8319
Melisa Mariyam Jamilah
57
Tidak Tuntas
31.
8331
Nahila Salsabila
53
Tidak Tuntas
32.
8333
Naila Sulma
73
Tuntas
33.
8340
Nailin Nafisah
59
Tidak Tuntas
34.
8363
Noor Aini
63
Tuntas
35.
8370
Nor Hidayah
43
Tidak Tuntas
36.
8379
Nurul Firda Fatkhiyati. RD
47
Tidak Tuntas
37.
8384
Nurul Risna Chasanah
54
Tidak Tuntas
38.
8416
Shifa’ul Jannah Furoda
61
Tuntas
39.
8418
Sholikhah Zida Sakinatul
66
Tuntas
40.
8422
Siti Khodriyah
70
Tuntas
41.
8427
Soraya Inaratud Dujja
50
Tidak Tuntas
42.
8429
Suci Ariani Khumairo’
65
Tuntas
43.
8433
Syifa Alifatul Firdaus
58
Tidak Tuntas
44.
8442
Uus Safitri
55
Tidak Tuntas
45.
8452
Usrotul Yumna
62
Tuntas
46.
8458
Vina Azizatul Khusni
46
Tidak Tuntas
47.
8470
Wilda Siddatul Farokha
58
Tidak Tuntas
48.
8480
Zuhaidatun Nubailah
61
Tuntas
49.
8484
Zulia Ulfa
52
Tidak Tuntas
50.
8485
Zuliana Choirun Nisa’
42
Tidak Tuntas
51.
8486
Zuliatun
60
Tuntas
Rata-rata
57.5
Ketuntasan Klasikal •
Rata-rata =
∑f n
=
2929 51
= 57.5
49%
Di mana, ∑f
: Jumlah nilai
n
: Jumlah peserta didik
Rata-rata pada tahap prasiklus mencapai 57.5, pada tahap ini berarti belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60. •
P= P=
S N 25 51
×
100 %
× 100%
P = 49 % Keterangan: P
= Persentase ketuntasan belajar
S
= Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N
= Jumlah total peserta didik
Dan ketuntasan klasikal 49 %, ini juga berarti belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75%
Lampiran 3
NILAI PRE- TEST KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS No
NIS
NAMA
NILAI
1.
8513
Anis Khumaidah
80
2.
8515
Anisa Salama
100
3.
8516
Anisatul Fu’adiyyah
80
4.
8548
Dhurra Ayu Tsalatsia
70
5.
8553
Diana Nurul Aini
70
6.
8559
Dyah Ayu Sekar Melati
60
7.
8566
Eni Rohmah
70
8.
8571
Fachriatul Ummah NB
60
9.
8581
Faukhil Wardah
50
10.
8590
Fitria Dwi Puspita Sari
50
11.
8591
Fitria Khoirin Nida
60
12.
8595
Hajar Amimah
50
13.
8597
Hanif Fauziyah
60
14.
8599
Harisatul Qoyyimah
70
15.
8601
Hilma Furaidha
100
16.
8602
Himmatul Elma
90
17.
8606
Ikmila Saniyal Muna
100
18.
8607
Imamatul Qudsiyah
80
19.
8614
Irma Rohmawati
70
20.
8620
Karina Widya Armelia
60
21.
8649
Luthfa Umi Azizah
50
22.
8651
Mafa Idatus Sholikah
60
23.
8655
Marwatunnisa Al- Mubaroka
50
24.
8675
Nada Alifatul Muna
90
25.
8679
Naela Nabila
100
26.
8681
Naili Izzatul Khoirina
100
27.
8688
Nazih Silvia
80
28.
8694
Nida Adzkiya
60
29.
8695
Nidaan Khofiyya
70
30.
8718
Nurul Imaroh
80
31.
8725
Rida Luthfiana Wakhidah
50
32.
8733
Rizki Astiananda
60
33.
8738
Roffany Haznati Parwakar
70
34.
8742
Salma Fitria
80
35.
8744
Saylin Nichlah Fachriyah
80
36.
8752
Silma Yasari
70
37.
8753
Silvi Andriyani
50
38.
8754
Silviana Camellia Dewi
80
39.
8755
Sima Cindy Masyhuri
100
40.
8756
Siska Septya Ariana
90
41.
8763
Siti Umi Ulfa Latifah
60
42.
8767
Syarifa Rahma Amalia
70
43.
8771
Teti Mualifah
60
44.
8774
Tirza Luthfia Lailitsari Agus
100
45.
8781
Ulfatul Muzakkiyah
90
46.
8783
Uli Irbah
70
47.
8802
Wulan Jari Husnul Khotimah
80
48.
8810
Zahrotul ‘Uyuni
90
Lampiran 4
SOAL PRE- TEST Hari/ Tanggal : Nama
:
Kelas
:
Berilah tanda silang pada a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar! 1. Pecahan-pecahan berikut senilai dengan a. b.
8 10 12 15
c.
16
d.
20
4 5
, kecuali…
25 25
2. Dari pernyataan-pernyataan berikut: i. ii.
2 7 3 5
<
2
<
6
5
iii.
9
8 2
iv.
7
7
<
4
<
3
9 8
Yang benar adalah… a. Hanya (i) dan (ii) b. Hanya (i) dan (iv) c. Hanya (ii) dan (iii) d. Hanya (ii) dan (iv) 3. Pecahan a. b.
2 3 2 3
,
5
,
5
7 6
5 6
,
2 3
dan
, dan
5
, dan
5
6 7
5 7
dalam urutan naik adalah… c. d.
5 7 5 6
4. Hubungan yang benar untuk pecahan a.
3 4
5
1
6
2
< <
c.
,
5
,
5
6 7
, dan
2
, dan
2
3 5 4 6 5 6
, dan
3
1
4
2
< <
3 3 1 2
adalah…
b.
1 2
3
5
4
6
< <
5. Bentuk decimal dari
3
d. 7 40
4
1
5
2
6
< <
adalah…
a. 0,025
c. 0,25
b. 0, 175
d. 1,75
6. Bentuk pecahan yang paling sederhana dari 0,085 adalah… a. b.
17
17
c.
20 17
d.
40
7. Pecahan
5 8
20 17 40
dinyatakan dalam bentuk permil menjadi…
a. 12,5 %
c. 125 %
b. 62,5 %
d. 625 %
8. 16 a. b.
2 3
% dinyatakan dalam bentuk pecahan menjadi…
1 6 1 6
c. d.
7 10 7 10
9. Sebuah bambu mempunyai panjang 20 m, berapakah panjang
10.
a. 5 meter
c. 7 meter
b. 6 meter
d. 8 meter
39 7
bila diubah dalam bentuk campuran menjadi…
a. 5
c. 5
b. 5
d. 5
2 bagian bambu? 5
Lampiran 5
LEMBAR JAWAB SOAL PRE-TEST
1. C
: Pecahan
2. D
: ( i) <
4 5
2
2
7
9 6
5
7 4
8
9
2
3
7
8
( iv ) < :
5 6
=
35 42
karena 3
=
9
, 2 3
2 3
21 35
45
=
16
72
56
=
,
5
35
<
21
5
5
7
6
< <
30
32
42
56 5
,
1
7
=
30
=
6
42
6. C
: 0,085
7. D
: x 1000 % =
8. A
: 16 % =
9. D
: Panjang bambu 20 meter, panjang
10. C
:
,
1000
5
5000
8
8
39 7
2
50
3
3
% =
2 7 4
=
12
7 × 25
=
40 × 25
85 : 5 1000 : 5
1
3
5
2
4
6
, Jadi < <
: Bentuk decimal dari 85
20 25
, Jadi jika diurutkan naik menjadi
5. B
6
20
=
( Betul )
:
12
16
( Salah )
4. B
4
15
=
( Betul )
72
,
10
=
10
12
) ( Salah )
<
28
5
=
63
<
=
8
=
14
<
63
=
5
( iii ) <
3. A
18
=
3
( ii ) <
4
senilai dengan
=
175 1000
2 3
,
5 7
= 0,175
17 200
% = 625 % 50 3
x
1 100
= 39 : 7 = 5, sisa 4, jadi,
=
39 7
50
=
3 2 5
=5
4 7
1 6
bagian bambu,
2 5
x 20 = 8 meter
,
5 6
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA Nama Sekolah
: MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
:1.1.Melakukan
operasi
hitung
bilangan
pecahan
Indikator
:1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan 1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan
pada
bilangan pecahan 1.1.3.
Mampu
menyelesaikan
operasi
hitung
perkalian
pada
bilangan pecahan 1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal perluasan operasi pecahan
(Indikator 1& 2) I. Tujuan pembelajaran - Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada penjumlahan pecahan. - Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengurangan pecahan. II. Materi ajar : operasi bilangan pecahan - Penjumlahan dan pengurangan pecahan
a
b
a + b
c
c
Apabila penyebut pada pecahan sama, maka c + =
a b c
atau c - =
a ‐ b c
Jumlahkan
pembilang (penjumlahan pecahan) atau kurangkan pembilang (pengurangan pecahan). Apabila penyebut berbeda maka, disamakan penyebutnya dahulu dengan cara mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari masing-masing penyebut. Dengan a, b, c € Z dan c ≠ 0 III. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Tutor Sebaya Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. IV. Langkah-langakah pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Pegorganisasian Siswa
Waktu
Pendahuluan 1.
Apersepsi : Tanya jawab tentang pengertian dan
K
7 menit
K
3 menit
G
6 menit
G
4 menit
G
30 menit
G
15 menit
contoh bilangan pecahan. Contoh bilangan senilai dengan melalui kelipatan persekutuan terkecil (KPK), sebagai (pra syarat) 2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti
3.
Guru membagi kelompok belajar (tiap kelompok 4-5 peserta didik) berdasarkan hasil pre-tes. Dengan peserta didik yang pandai disebar ke kelompok untuk menjadi tutor sebaya.
4.
Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok belajar untuk didiskusikan.
5.
Kelompok belajar mendiskusikan dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) siklus I
6.
Melalui wakilnya atau tutornya, tiap-tiap kelompok memaparkan hasilnya di depan, disertai dengan
laporan pekerjaan kelompok belajar Penutup 7.
Guru memberikan simpulan dan klarifikasi seadanya
K
10 menit
I
3 menit
K
2 menit
tentang pemahaman peserta didik yang perlu di luruskan 8.
Guru memberikan tugas PR yaitu lembar tugas siswa (LTS) siklus I
9.
Guru membubarkan kelompok belajar dan kembali duduk seperti semula
Keterangan
: G = Group, K = Klasikal, I = Individu
V. Alat dan sumber belajar Buku paket matematika SMP kelas VII penerbit Erlangga dan LKS VI. Penilaian Jenis Tagihan Bentuk tagihan
: LKS : uraian
Contoh dan Soal Instrumen: Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan berikut: 1. Penjumlahan
a.
3 6 + 5 5
= ......................
b.
3 2 + 4 5
= ......................
2. Pengurangan a.
3 1 − 4 4
= ...................
b.
5 3 − 4 8
= ...................
Kudus, 20 Oktober 2009 Guru matematika
peneliti
Nor Khusomah, SP
Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui, Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati RF, S.Pd.I
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA Nama Sekolah
: MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Alokasi Waktu
: 1 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
:1.1.Melakukan
operasi
hitung
bilangan
pecahan
Indikator
:1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan 1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan
pada
bilangan pecahan 1.1.3. Mampu
menyelesaikan
operasi
hitung
perkalian
pada
bilangan pecahan 1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal perluasan operasi pecahan (Indikator 1& 2) I. Tujuan Pembelajaran -
Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada penjumlahan
-
Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengurangan
II. Materi Ajar - Penjumlahan dan pengurangan pecahan
a
b
Apabila penyebut pada pecahan sama, maka c + = c Jumlahkan
pembilang
(penjumlahan
pecahan)
a + b
atau
c
a
b
atau c = c
kurangkan
a ‐ b c
pembilang
(pengurangan pecahan). Apabila penyebut berbeda maka, disamakan penyebutnya dahulu dengan cara mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari masingmasing penyebut. Dengan a, b, c € Z dan c ≠ 0 III. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Tutor Sebaya Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. IV. Langkah-langkah pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian Siswa
waktu
K
2 menit
I
8 menit
I
2 menit
K
20 menit
K
3 menit
K
5 menit
Pendahuluan 1.
Guru memeriksa dan meminta mengumpulkan jawaban tugas rumah yang diberikan pada pertemuan pertama.
2.
Guru memberikan soal kuis siklus I, sebagai pemantapan peserta didik sebelum dilaksanakan tes siklus I, kegiatan inti
3.
Guru membagikan soal ulangan atau tes siklus I, pada semua peserta didik.
4.
Guru mengawasi jalannya pelaksanaan ulangan / tes siklus I, yang dikerjakan secara individu.
5.
Guru mengumpulkan hasil ulangan atau tes siklus I setelah selesai dikerjakan dengan waktu yang sudah di tentukan. Penutup
6.
Guru membimbing / menginformasikan cara belajar yang baik, untuk diterapkan pada siklus II. Keterangan : K = Klasikal,
I = Individu
V. Alat dan sumber belajar -
Buku paket matematika SMP Kelas VII dan referensi lain.
VI. Penilaian Jenis Tagihan
: Evaluasi
Bentuk tagihan
: pilihan ganda, tes tertulis
Contoh dan Soal Instrumen
: terlampir
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika
Peneliti
Nor Khusomah, S.P
Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui, Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati Rf, S.Pd.I
Lampiran n8
LEMBAR L R KEGIAT TAN SISW WA SIKLU US I
Sub Pokook Bahasan
: Penjumlahan P dan Pengurangan Pecah han
Hari / Taanggal
: ……………… … ………………………..
Nama Kelompok K
: 1..
4.
2..
5.
3..
6.
Kelas / Seemester
: VII V / Gasal
PENJUM MLAHAN BERPENYE B EBUT SAM MA Di gabung
A
B
C Gb.1
Dari gam mbar diatas, 1. gambar A meenunjukkan model m pecahhan 2. gambar B meenunjukkan model m pecahhan 3. jiika gambar A dan B di gabungkan g m maka menjaddi gambar C jaadi, gambar A + gambarr B = gambaar C +
=
KESIMP PULAN : ........................................................................................................ ......................................................................................................
NB : Un ntuk pengu urangan berpenyebut sama konsepnya sama dengan penjumlaha p an berpenyebu ut sama PENJUM MLAHAN DENGAN D P PENYEBUT T BERBEDA A
A
B
D ganti DI
Di ganti
Di D gabung
E
D
C
Gb. 2 Dari gam mbar di atas 1. Gambar G A meenunjukkan model pecahhan 2. Gambar G B meenunjukkan model pecahhan 3. Gambar G C meenunjukkan model pecahhan 4. Gambar G D meenunjukkan model pecahhan 5. Apakah A gamb bar A dan gaambar C sam ma? ...................................................... 6. Apakah A gamb bar B dan gaambar D sam ma? ..................................................... 7. Jiika gambar C dan gambaar D digabunngkan maka akan menjadi gambar E. E Jaadi, (gambarr A = gambaar C) + (gam mbar B = gam mbar D) = gaambar E (
=
)+ (
=
) =
PULAN : ............................................................................................................. KESIMP
........................................................................................................................................................... ..................................................................................................................... NB:
U Untuk
peengurangan
berpenyyebut
bed da
penjumlahan n berpenyeb but beda.
pilah titik-titiik di bawah ini, i Lengkap 3. Penju umlahan
3 6 + 5 5
a.
3 2 + 4 5
=
.... .... + ..... .....
=
.... .... + ... ...
=
..... .....
=
..... .....
b.
5 3 − 4 8
2. Pengurangan a.
3 1 − 4 4 =
.... .... − ..... .....
=
.... .... − ... ...
=
..... .....
=
..... .....
konsep pnya
sam ma
dengaan
Lampiran n9
KU UNCI JAW WABAN LEMBAR L R KERJA SISWA (L LKS) SIKL LUS I
¾ Penjjumlahan Berpenyebut B t Sama 1. Gambar G A meenunjukkan model pecahhan
2. Gambar G B meenunjukkan model pecahhan 3. Jiika gambar A dan gambaar B digabunngkan maka menjadi gam mbar C Jaadi, gambar A + gambaar B = gam mbar C +
=
KES SIMPULAN N : Apabila operasi o pada pecahan yanng berpenyeebut sama, maka m pembilan ngnya bisa laangsung diju umlahkan. Daan itu juga berfungsi b untuk opeerasi pengurrangan pada pecahan. +
=
-
=
¾ Penjjumlahan dengan peny yebut berbed da
1. Gambar G A meenunjukkan model pecahhan 2. Ganbar G B menunjukkan model m pecahhan 3. Gambar G C meenunjukkan model m pecahhan 4. Gambar G D meenunjukkan model pecahhan 5. Apakah A gambbar A dan gaambar C sam ma ? Ya 6. Apakah A gambbar B dan gaambar D sam ma ? Ya 7. Jiika gambar C dan gambaar D digabunngkan akan menjaadi m gam mbar E Jaadi, (gambarr A = gambaar C) + (gambbar B = gam mbar D) = gaambar E (
=
)+(
=
)=
KES SIMPULAN N : Untuk meenjumlahkann pecahan-peecahan denggan penyebutt berbeda harus mencari pecahaan senilainyaa dulu dengaan penyebut
sama(menyamakan ppenyebut mellalui KPK(kkelipatan persekutuan terkecil))).
¾ SOA AL 1. Penjumlahan P n
a a.
+
=
b b.
+
=
=
+
=
=
P n 2. Pengurangan a a.
=
b b.
=
=
=
=
=
Lampiran n 10
S SOAL KU UIS SIKLU US I Sub Pok kok Bahasan n
: Penjumlahan P n dan Pengu urangan Peecahan
Hari / Taanggal
: ……………… … ………………………..
Kelas / Semester S
: VII V C / Gasaal
SOAL Tentukaan hasil penjjumlahan dan d penguraangan berik kut !
3 3 3 1. 2 + + 1 5 8 4
2. 5
7 1 1 −1 − 3 6 4
= ……………
= ......................
= ……………
= ......................
= ……………
= .....................
KUNCI JAWABAN N
3 3 3 1. 2 + + 1 = 5 8 4
+
+
=
7 1 1 −1 − = 3 6 4
-
-
=
2. 5
=
=
= 5
Lampiran 11
SOAL TUGAS RUMAH (PR) SISWA SIKLUS I
Sub Pokok Bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Hari / Tanggal
: ……………………………………..
Nama
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Nilai
: ……………………………………..
Selesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berikut ! 1.
2.
3.
4.
2 4 + 5 9
5.
7 5 − 8 6
= ………
= ………
= ………
= ………
6 5 +1 10 8
6.
7 2 − 8 3
= ………
= ………
= ………
= ………
1 5 2 + 5 8
7.
4
3 5 −2 2 6
= ………
= ………
= ………
= ………
2 3 3 +5 3 5
8.
5
1 3 −3 2 4
= ………
= ………
= ………
= ………
~ SELAMAT MENGERJAKAN ~
Lampiran n 12
KUNC CI JAWAB BAN TUG GAS RUM MAH (PR) SIKLUS I
1.
+
2.
+
=
+ →
3.
+
4.
+
→
=
6.
=
+
= =
+ →
5.
=
= +
=
+
=
= =
=
= =
=
7.
→
=
=
8.
→
=
=
=
Lampiran 13
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Sub pokok bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Hari/ Tanggal
:……………..
Waktu
:……………..
Nama
:……………..
Kelas/ Semester
: VII C / Gasal
2
2
3
4
1. Nilai dar 5 - 1 a. 2 b. 4
1 12 1 12
2. Hasil dari
3 5
1
+
4
3 1
4
2
8
3. Nilai dari1 a. 1
6
b. 1
1
8 4 2
7
5
15
4. Bila P + = 1
1
+
3 4
5 2
1
5
2
6
b. 2
1 10 2 5
b. 3
5
20 19 20
3
c.
35 63
d.
35
d. 2
1
8 6
5
b. 1
5
1 10
1 10 3 5
5
1
6
2
a. 2 b. 3
- 3
7 9
9 10 2 9
29
1 6
adalah… 19 18
5
4
12
17 18
adalah…
d. 15
36
48
d. 1
6
c. 15
36
25
1
1
+6 +4
30
48
c. 2
d. 2
18
25
35
c. 2
18
10. Hasil dari 3
159
3
6
b. 15
35
1
8. Hasil dari 9 - 2
b. 3
170
1 , maka Q =…
6
a. 15
10
d. 3
5
9. Nilai dari 5
, maka P =…
c. 3
a. 2
a. 3
=…
7
29
2
17
3
+
1
5. 4 + R = 7 , maka R =… a. 2
a. 4
2
7. Bila 2 - Q
c. 1
d.
15
6
adalah…
c.
15
b.
d. 8
d.
20
a.
1
c.
9
b.
c. 4
adalah…
4
a.
6. Hasil dari 4
adalah…
5 6
-
3 8
32 36 31 36
adalah… c. 2 d. 3
22 48 22 48
Lampiran 14 KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I 2
2
2
3
4
3
1. C
:5 -1 =(5-1)(
2. C
:
3. A
:1 -
4. A
:P+ =
5. C
:4 +R=7
3 5
+
1
1
4
2
8
4
=
12
+
3
20
4
2
7
5
15
5
2
2
3
+
=
22
:4
7. D
:2 - Q =1
4
3
2
8
4
7
‐
8. B
:9 -2
9. C
:5
15
4
6
8
4
- +
8
2 5
=
7‐6
=
15
14
=
8
7
5
+
2
3
5
1
6
2
5 6
=1
6
6 8
1
2
1
2
2
5
2
5
3 7
=
154 + 15 35
=
169 35
=4
)=3(
5- 4 10
)=
29 35
1
1
5
4
2
3
2
3
Q=2 ‐1 = ‐
7
59
9
6
- 3 = 1
5
4
12
+6 +4
-
1
15
-
5 2
-
34 9
=
177 - 45 - 68 18
=(5+6+4)(
2 9
+
36
:3
=4
1
32
10. D
4 12
R=7 +=4 =(7-4)( +
1
9
12
)=4
12
2
3
1
2
=
8-6
)=4(
4
)
10
6. A
5
2
17
P= 1
1
20
=
= - +
2
3(
5
+
-
3 8
=
23 6
-
3 8
=
184 - 18 48
=
166 48
=3
22 48
1 4
=
+
=
15 - 8
64 18 5 12
6
=3
7
1
6
6
= =1 10 18
) = 15 (
8 + 9 + 15 36
) = 15
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
Nama Sekolah
: MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
:1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan dan
Indikator
:1.1.1.
Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan
1.1.2.
Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan
pada
bilangan pecahan 1.1.3.
Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan
1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan, serta pemecahan masalah pada soal perluasan operasi pecahan.
(Indikator 3&4)
I. Tujuan pembelajaran - Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada perkalian pecahan. - Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pembagian pecahan dan pemecahan masalah pada perluasan operasi peahan.
II. Materi M ajar : operasi o bilanngan pecahann - Perkalian pecahan p ¾ Perrkalian pecaahan dengann penyebut sama, jika
Pem mbilang dikkalikan pembbilang dan penyebut
a c
×
b c
=
a x b c2
=
a ab c2
p ataau dikalikan penyebut
dik kuadratkan, dengan d c ≠ 00. a
¾ Jik ka perkalian pecahan p denngan penyebut berbeda b dan
peccahan, makaa:
a c axc ac × = b x d = bd b d
c d
adalaah sembaranng
(pembilanng dikalikann pembilang,
pen nyebut dikalikan penyebbut). Dengan n b, d ≠ 0. - Pembagian n pecahan Jika b c
c a a c dan adalah semb barang pecahhan dengan b, d ≠ 0, maka : b b d d
= ac
a c : b d
= ba x
= ac
Pembagian n pecahan beerpenyebut tiidak sama dapat d dilakukkan dengan menyamakaan a b
penyebutnya terlebih dahulu d atau dikalikan denga d n inverrs (kebalikan n) perkalian . b
adalah invers (kebalikaan) perkaliann dari , karrena a
a
c
ad
cb
ad
a
a a × = 1 dan sebbaliknya. b b
d
Jadi, b : = bd : bd = bc = b x d c - Perluasan operasi pecaahan
Soal ceritaa yang berkaitan dengan bilangan pecahan. Untuk men nyelesaikan bentuk soall cerita yang g berkaitan ddengan bilanngan pecahann, dilakukan beberapa lan ngkah-langkkah sebagai berikut. b a.
Paham mi soal ceriita dengan menuliskan apa yang diketahui dan d apa yanng ditany yakan.
b.
Pilihlaah konsep yaang tepat denngan bentuk k soal cerita yyang telah di pahaminyaa.
c.
Lakukkan penyelessaian sesuai dengan conttoh yang terdapat pada materi m konseep operassi bilangan pecahan. p
III. Model M dan Metode M Pembbelajaran M Model Pembeelajaran : Tutor T Sebayaa
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. IV. Metode pembelajaran Konvensional, Tanya Jawab, dan Tutor Sebaya V. Langkah-langakah pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Pegorganisasian Siswa
Waktu
Pendahuluan
1.
Apersepsi : Tanya jawab tentang materi yang sudah
K
5 menit
K
2 menit
G
5 menit
G
40 menit
diajarkan sebelumnya(penjumlahan dan pengurangan pecahan). 2.
Penyampaian tujuan pembelajaran Kegiatan Inti :
4.
Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok heterogen yang setiap kelompok terdiri dari 6 peserta didik,(berdasarkan daftar ranking nilai siklus I), dengan peserta didik yang pandai disebar secara merata pada kelompok belajarnya dan bertugas sebagai tutor sebaya.
6.
Guru membagi Lembar Kerja Siswa(LKS) yang berisikan tentang permasalahan untuk memahami konsep dan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi perkalian, pembagian, dan perluasan bilangan
pecahan
untuk
didiskusikan
secara
berkelompok. Tutor dalam kelompok bertugas untuk mengajari teman yang masih belum bisa atau menglami kesulitan. 7.
Melalui
wakilnya
atau
tutor
sebaya
tiap-tiap
12 menit
kelompok memaparkan hasil pekerjaannya di depan, disertai laporan pekerjaan kelompok belajar. Penutup
8.
Guru memberikan simpulan atau penjelasan sedikit
K
10 menit
dan klarifikasi jika ada pemahaman peserta didik yang keliru atau salah untuk diluruskan. 9.
Guru memberikan tugas PR yaitu lembar tugas siswa
I
4 menit
K
2 menit
(LTS) siklus II. 10. Guru
membubarkan
kelompok
belajarnya
dan
kembali duduk seperti semula. Keterangan
: G = Group,
K = Klasikal,
I = Individu
VI. Alat dan sumber belajar Buku paket matematika SMP kelas VII VII. Penilaian Jenis Tagihan
: LKS
Bentuk tagihan
: uraian, tes tertulis
Contoh dan Soal Instrumen
:
1.
2⎞ ⎛ 3 1⎞ ⎛ 1 Hasil dari ⎜ 6 × 3 ⎟ + ⎜ 3 : 2 ⎟ = …............. 3⎠ ⎝ 4 3⎠ ⎝ 4
2.
Ateng menerima gaji Rp. 400.000 setiap bulannya. Sebelum menerima gaji ia mendapat potongan adalah ..............
3 40
dari gajiannya. Benar gaji yang ia terima setelah dipotong
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika
Peneliti
Nor Khusomah, S.P
Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati RF, S.Pd.I
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
Nama Sekolah
: MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Alokasi Waktu
: 1 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
:1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan
Indikator
: 1.1.1.
Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan
1.1.2.
Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan
pada
bilangan pecahan 1.1.3.
Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan
1.1.4.
Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal perluasan operasi pecahan
(Indikator 3&4)
I.
Tujuan pembelajaran -
Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada perkalian pecahan
-
Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pembagian pecahan
II. Mateeri Ajar -
Perkalian pecahan p ¾ Perkallian pecahaan dengan penyebut p saama, jika Pembiilang dikalikan pembillang dan peenyebut
a c
×
b c
=
a x b c2
=
a ab c2
p ataau dikalikan penyebut
dikuaddratkan, den ngan c ≠ 0. a
c
¾ Jika perkalian p peccahan dengaan penyebutt berbeda b ddan adalaah sembaranng d a c
axc
ac
pecahaan, maka: b× = b x d = bd (pemb bilang dikalikan pembilaang, penyebuut d dikalikkan penyebuut). Dengan b, d ≠ 0. - Pembagian n pecahan Jika
c a a c dann adalah seembarang peccahan dengan b, d ≠ 0, makka : b b d d
a b x b c
= ac
= ac
a c : b d
=
Pembagian n pecahan beerpenyebut tiidak sama dapat d dilakukkan dengan menyamakaan a b
penyebutnya terlebih dahulu d atau dikalikan denga d n inverrs (kebalikan n) perkalian . b
adalah invers (kebalikaan) perkaliann dari , kaarena a
a
c
ad
cb
ad
a
a a × = 1 dan sebbaliknya. b b
d
Jadi, b : = bd : bd = bc = b x d c - Perluasan operasi pecaahan
Soal ceritaa yang berkaitan dengan bilangan pecahan. Untuk men nyelesaikan bentuk soall cerita yang g berkaitan ddengan bilanngan pecahann, dilakukan beberapa lan ngkah-langkkah sebagai berikut. b a.
Paham mi soal ceriita dengan menuliskan apa yang diketahui dan d apa yanng ditany yakan.
b.
Pilihlaah konsep yaang tepat denngan bentuk k soal cerita yyang telah di pahaminyaa.
c.
Lakukkan penyelessaian sesuai dengan conttoh yang terdapat pada materi m konseep operassi bilangan pecahan. p
I.
Moddel dan Metoode Pembelaj ajaran Mod del Pembelajaaran
: Tutor T Sebayaa
Metode Pembelajaran
: Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas.
II. Langkah-langkah pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian Siswa
waktu
K
2 menit
I
3 menit
K
30 menit
K
3 menit
K
2 menit
Pendahuluan
1.
Guru memeriksa dan meminta tugas rumah (PR) pertemuan pertama siklus II kepada peserta didik untuk dikumpulkan.
2.
Guru membagikan soal ulangan atau tes siklus II, pada semua peserta didik. Kegiatan Inti
3.
Peserta didik mengerjakan ulangan atau tes siklus II dan guru mengawasi jalannya pelaksanaan ulangan / tes siklus II, yang dikerjakan secara individu.
4.
Guru mengumpulkan hasil ulangan atau tes siklus II setelah selesai dikerjakan dengan waktu yang sudah di tentukan. Penutup
5.
Guru membimbing / menginformasikan cara belajar yang baik, Keterangan : K = Klasikal,
I = Individu
III. Alat dan sumber belajar -
Buku paket matematika SMP Kelas VII, referensi lain sebagai pendukung
IV. Penilaian Jenis Tagihan
: Evaluasi
Bentuk tagihan
: pilihan ganda, tes tertulis
Contoh dan Soal Instrumen
: terlampir
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika
Peneliti
Nor Khusomah, S.P
Nasimatul Wardiyyah Mengetahui Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati Rf, S.Pd.I.
Lampiran 17
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS 2 Sub pokok bahasan
: Perkalian, pembagian dan perluasan operasi pecahan
Hari/tanggal
:
Nama/kelompok
: 1.
4.
2.
5..
3.
6
Kelas/semester
: VIIC/Gasal
Perkalian Pecahan
Gb.1 Perhatikan gambar1 diatas.! 1.)
Bangun tersebut merupakan persegi dengan panjang sisi 1 satuan Sisi datarnya dibagi menjadi...............................bagian yang sama Sisi tegaknya dibagi menjadi…………………..bagian yang sama
2.) Perhatikan daerah yang diarsir, apa bentuknya?............................... 3.) Nyatakan dalam bentuk pecahan, •
Berapa sisi tegaknya?.................
•
Berapa sisi datarnya?..................
•
Berapa luas daerahnya?..............
4.) Amati sekali lagi bentuk gambar 1 •
Persegi tersebut, terbagi menjadi berapa bagian yang sama?...........
•
Berarti, setiap bagian menyatakan pecahan?.........
•
Menyatakan pecahan berapakah daerah yang diarsir?............
5.) Jadi berapakah hasil luas daerahnya?........... Kesimpulan: …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………….....
Pembagiian pecahan n
G Gambar (i)
G Gambai (ii) Gb.2 Amati gaambar 2 1.) Menyyatakan pecaahan berapakkah gambar (i)?............. 2.) Menyyatakan pecaahan berapakkah gambar (ii)?............ 3.) Apabbila gambar (i) ( dibagi gambar (ii) maaka gambar (i) ( pecah meenjadi berapaa bagian?.......... Kesimpuulan:…………… …………………………………………………………… …………………… …………………… …………………… … … ……………… …………………… …………………… …………………… …………………………………………………………… …………………… …. . ……………… …………………… …………………… …………………… …………………………………………………………… …………………… ….
Perluasa an Operasi Pecahan P 1.) Atengg menerima gaji Rp. 4000.000 setiap bulannya. Sebelum S mennerima gaji ia mendapat potonngan
darii gajiannya. Benar gaji yyang ia terim ma setelah dippotong adalaah………………
…………………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …………………………………….. …………………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …………………………………….
Lampiran n 18
KU UNCI JAW WABAN LEMBAR L R KERJA SISWA S (L LKS) SIKL LUS 2
Perkaliaan Pecahan
1.) Sisi datarnya d dibaagi menjadi 4 bagian yanng sama Sisi tegaknya t dib bagi menjadi 3 bagian yaang sama 2.) Bentu uknya perseggi panjang 3.) - Sisii tegaknya addalah - Sisii datarnya addalah - Luaas daerahnyaa adalah
x
4.) - Terb bagi menjad di 12 bagian yang sama - Setiap bagian menyatakan m p pecahan - Yanng diarsir meenyatakan pecahan 5.) Hasill luas daerah hnya:
x
=
Kesimpu ulan: Hasil kali pecah han diperoleeh dengan cara mengaalikan penyyebut dengaan penyebbut dan pemb bilang denggan pembilan ng. Untu uk sembarangg bilangan ppecahan 0selaalu berlaku:
×
daan
dengaan b ≠ 0 dann d ≠
=
Jika dalam d perkaalian pecahann terdapat peecahan camppuran, maka pecahan camp puran harus dinyatakan d ssebagai pecaahan biasa
n Pembagiian Pecahan 1.) Menyyatakan pecaahan
2.) Menyyatakan pecaahan 3.)
: = 3 bagiaan
Kesimpu ulan: Membagi dengan sebuah s bilanngan sama arrtinya dengann mengalikaan dengan kan bilangann itu. Secara umum ditulis kebalik a:b=ax
, den ngan b = 0
an Operasi Pecahan P Perluasa Gaji aten ng Rp. 400.000 perbulan. Sebelum menerima gaji g ateng meendapat potoongan
maaka gaji atenng harus dipo otong
x 4000.000 = Rp. 30.000 Jadi setiaap bulan Ateeng menerim ma gaji sebesaar Rp. 400.0 000 – Rp. 30.000 = Rp. 370.000,3
Lampiran 19
SOAL TUGAS RUMAH (PR) SISWA SIKLUS II Sub Pokok Bahasan
: Perkalian, Pembagian, dan perluasan operasi pecahan
Hari / Tanggal
: ……………………………………..
Nama
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Selesaikan operasi hitungan perkalian, pembagian, dan perluasan operasi pecahan berikut ! 1.
2.
3.
7.
5 2 x 12 5
4.
4 1 : 5 3
= …………
= …………
= …………
= …………
7 10
x 1
5 8
5.
1 1 : 2 2 2
= …………
= …………
= …………
= …………
3
3 3 x 2 7 5
6.
5
2 1 : 2 5 5
= …………
= …………
= …………
= …………
2 1 Bila 4 + n = 7 , maka nilai n = … 5 2 …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….
8.
1 3 Pada sebuah toko kain tersedia kain sepanjang 30 m, kemudian laku terjual 4 m. 2 4 berapakah sisa kain tersebut… …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….
9.
Tersedia kain sepanjang X meter dibagikan kepada 5 orang maing-masng mendapatkan bagian kain sepanjang 3
1 m. berapakah nilai X = … 4
…………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………. ⎛ 2 2⎞ 3 10. Hasil dari ⎜1 − ⎟ : 2 = … ⎝ 5 3⎠ 4 …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….
Lampiran n 20
KUNCI K JA AWABAN TUGAS R RUMAH (PR) ( SISW WA SIKLU US II
1.
=
=
→
2.
3.
=
→
4.
=
8.
=
X:5=
10. (
):
→(
=
=
n=
=
→X:5=
=
=
→ n=
+ n =
7.
=
=
→
6.
=
=
=
→
=
=
=
=
5.
9.
=
=
=
→ X==
= (
):
=
=
):
=
=
:
=
×
Lampiran 21
SOAL EVALUASI SISWA PADA SIKLUS II
Sub Pokok Bahasan
: Perkalian, Pembagian, dan perluasan operasi pecahan
Hari / Tanggal
: ……………………………………..
Waktu
: 25 Menit
Nama
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: VII / Gasal
Berilah tanda silang pada a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar ! 1.
Hasil dari a. 2
2.
3.
b. 2
1 3
1 3
b. 4
1 6
2 3
d. 1
1 3
c. 4
2 3
d. 4
1 2
c.
6 10
d. 1
1 5
c.
1 5
d.
3 : 2 = …… 5
3 10
b.
Bila P :
1 1 = , maka P = …… 5 2
1 2
b.
a.
c. 1
3 1 = 2 , maka P = …… 5 2
Hasil bagi pecahan a.
4.
2 3
Bila P x a. 4
1 1 x 3 = …… 2 3
3 5
2 5
1 10
5.
Bila 5 a. 25
1 1 : P = , maka P = …… 2 5
1 2
b.
7µ_v•_²Ç_M$®±¢Œ³9À_SøO_•_õo_j>X_±³∙ŠÔ(ëÔ_ ©¨,<à‐Lý¢[É5ù_oónµ_¹Àõ
6?J_Ó¿ø ák
|…ÕRòäð¶ön_ §É‘Ÿ©_M¼Aã_gåÑ<44èOK‐jM„ Û_Ë~f©Eã__éÞ_∙Ô|+§Úµ´Ú”z$q_6–
?x€2xÁ_ÆsYZþ©?Š5o_Ú _Iáý7BÙ_rÇ?“çl__®ÐË £“×‐_jjž_±ŽÑu__ø’ãR‰_b_>E°sÐ,iË7QÔ’3ÇZé¼+«x wUÒwxfKsc_ù
„Ä_±Ói_ ʸ£u_½ãO_Z=üz•‐½”×M9B_êU_/~ÓÜ2–
_ Oð¶__ˆüs$*‹fuc_B0_‚¬ù__Åh_n_ù,w¿ö_‹ÿ_G=gü_ÿ_‘SQÿ_°µÇþËZ Ä_Å«©|Ô%´X×Ë_îÜžØ9ãèk/àçü Šš ý…®?öZ_'Ãïù_üÿ_a_ÿ_“Õ¿_ ÉSð_×Pÿ_Ñ_ª|>ÿ_‘ßÇ¿ö_ ù=[ñGü•?_ýu_ý_)_«ñ›þD˜?ì!_ó5ßMþ¢O÷ Oò®_ã7ü‰0 ØB_ækÐé Æü)ÿ_’c¡ÿ_×'ÿ_Ñ Z¾ÿ_‘_ÿö_¶ÿ_ÑK_ÃBÏMøU¢Mu¼B7_åp Ÿ1¸ç©ö®‡ÁñÉ_‚ ´_¤FŽHôëutq‚¤F ‚;__Ü¢Š(_šñ¿ˆ[Ã~_yí“ÍÔnXÂ92Lü/_ñ×ð©<_áÕðLJa²/æÝÈL÷“žL³7,Ä÷ô_ÀW;¥_øL~!Ükl wèú_k[_GË‐Áÿ_Y
õÇAø_^‡@_Ï
wc€ª_I'°ˉ“¾!øÊ__øžkµf____œg²_÷±êÝOàfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff52006f006f007400 200045006e0074007200790000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000016000500ffffffffffffffff0200000002ce020000000000c000000 000000046000000000000000000000000d076ae9d8692ca0103000000000300000000000001004f00 6c0065000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000a000201ffffffffffffffffffffffff0000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000001400000000000000010 043006f006d0070004f0062006a000000000000000000000000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000000000120002010100000004000000ffffffff00000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000100000066000000 0000000003004f0062006a0049006e0066006f0000000000000000000000000000000000000000000 000000000000000000000000000000000000000000000000000000012000200ffffffffffffffffffffffff000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000003000000060 0000000000000feffffff02000000fefffffffeffffff05000000060000000700000008000000090000000a00 0000fefffffffeffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ffffffffffffff010000020800000000000000000000000000000040eaee030a000023000bf00c000000d10 101000000030300000000230022f10c000000aa03004c000fbf03000100feff030a0000ffffffff02ce0200 00000000c000000000000046170000004d6963726f736f6674204571756174696f6e20332e30000c00 00004453204571756174696f6e000b0000004571756174696f6e2e3300f439b2710000000000000000 0000000000000011f004000000010000000f0004f05000000002020af00800000300040000000a0000 23000bf00c000000d10101000000030300000000230022f10c000000aa030054000fbf030080008000 0010f0040000002d00000000ffffffff030000000400000001000000ffffffff00000000000000009503000 04604000086010000010009000003c300000003001c00000000000500000009020000000005000000 020101000000050000000102ffffff00050000002e0118000000050000000b0200000000050000000c0 2e00340031200000026060f001a00ffffffff000010000000c0ffffffbaffffff000300009a0300000b000000 26060f000c004d617468547970650000c00008000000fa0200001000000000000000040000002d0100 00050000001402000201020500000013020002e9021c000000fb0280fe00000000000090010000000 00402001054696d6573204e657720526f02004f006c00650050007200650073003000300030000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 180002010300000005000000ffffffff0000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000004000000ae010000000000004500710075006100740069006f006e0020004 e0061007400690076006500000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000020000200ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000b0000003e000000000000000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0000000000000000000000000000000ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000006d616e00d89ff377e19ff 3772020f577580e6698040000002d01010008000000320a8e031b0201000000327908000000320a6c 01150201000000317908000000320a60023a000200000032370a00000026060f000a00ffffffff010000 0000001c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d0000580e6698000 00a0021008a0100000000ffffffff5cf31200040000002d01020004000000f0010100030000000000f377 2020f577db16662d040000002d0102001c00000002007dc12200000000000000d015160064c415000 0000000030101030a0a010288320002883700030e0000010288310000010288320000000000000001 02022253797374656d002ddb16662d00000a0021008a0100000000010000005cf31200040000002d0 1010004000000f0010200030000000000f879080000001c00000002007dc1330000000000000070111
600347b160000000000030101030a0a01030e00000102883300000102883500000002863d00028832 00030e00000102883100000102883200000000000026060f000a00ffffffff0100000000001c000000fb0 21000070000000000bc02000000000102022253797374656d00d37c1366d300000a0021008a010000 000001000000bcf31200040000002d01010004000000f00102000300000000000011f0040000000100 00000f0004f042000001050000050000000d0000004d45544146494c45504943540095030000bafbfff f8e0100000800950346040000010009000003c300000003001c000000000005000000090200000000 05000000020101000000050000000102ffffff00050000002e0118000000050000000b0200000000050 000000c02e00340031200000026060f001a00ffffffff000010000000c0ffffffbaffffff000300009a030000 0b00000026060f000c004d617468547970650000c00008000000fa0200001000000000000000040000 002d010000050000001402000201020500000013020002e9021c000000fb0280fe000000000000900 1000000000402001054696d6573204e657720526f6d616e00d89ff377e19ff3772020f577580e669804 0000002d01010008000000320a8e031b0201000000327908000000320a6c011502010000003179080 00000320a60023a000200000032370a00000026060f000a00ffffffff0100000000001c000000fb021000 070000000000bc02000000000102022253797374656d0000580e669800000a0021008a0100000000f fffffff5cf31200040000002d01020004000000f0010100030000000000 27 d. 27
6.
1 4
1 3 1 +4 ×2 = … 2 5 2
3 4
b. 20
⎛ 2 ⎝ 5
7. Hasil dari ⎜1 − a.
c. 25
1 4
Hasil dari 3 a. 20
1 2
1 4
d. 14
c. 15
17 ⎞ 3 ⎟:2 =… 20 ⎠ 4
1 5
b.
1 4
c.
4 31
d. 1
41 80
8. Tersedia kain sepanjang Y meter dibagaikan kepada 5 orang masing-masing mendapatkan bagian
1 4
kain sepanjang 3 meter, maka nilai Y yaitu… a. 16
1 m 2
b. 16
1 m 4
3 4
c. 15 m
d. 15
1 m 4
9. Sebuah kantor memberikan kain untuk baju lebaran kepada 12 karyawannyadengan maing-
3 5
masing mendaptkan 2 , maka panjang kain ang disediakan oleh kantor itu… a. 31
1 m 5
b. 31
2 m 5
3 5
c. 31 m
10. Seorang ibu memberi kain kedua anak dengan bagian sama 3 ukuran sama yaitu 2
4 m 5
1 meter, dan anak lagi dengan 4
1 meter, maka jumlah kain yang diberikan oleh ibu adalah… 2
b. 13
a. 13 m
d. 31
1 m 4
1 2
c. 13 m
d. 14 m
Lampiran 22 LEMBAR KUNCI JAWABAN SOAL EVAUASI PADA SIKLUS II
1 1 1 10 1x10 10 5 2 x3 = x = = = =1 2 3 2 3 2 x3 6 3 3
1.
C
:
2.
B
:Px
3.
A
:
4.
D
:P:
5.
B
:5
1 1 1 11 1 11 5 11 × 5 55 1 1 = = 27 :+ → p =5 : = : = × = 2 2 2 5 2 5 2 1 2 ×1 2 5
6.
C
:3
1 ⎛ 115 ⎞ 7 115 70 1 3 1 1 ⎛ 23 5 ⎞ +4 ×2 = 3 +⎜ × ⎟ = 3 +⎜ = + ⎟= + 2 5 2 2 ⎝ 5 2⎠ 2 ⎝ 10 ⎠ 2 10 20
1 3 =2 2 5
P= 2
1 1 5 5 5 5 x5 25 1 3 = =4 : =2 x = x = 6 2 3 2 3 2 x3 6 2 5
3 1 3x1 3 3 = :2 = x = 5 2 5 x 2 10 5 1 1 = 5 2
P=
1 1 1x1 1 x = = 2 5 2 x5 10
230 300 = = 15 20 20 7.
A
⎛ 1 ⎝ 2
: ⎜1 −
28 − 17 14 11 11 17 ⎞ 3 ⎛ 7 17 ⎞ 11 = ): : = ⎟:2 =⎜ − ⎟: = ( 20 ⎠ 4 ⎝ 5 20 ⎠ 4 20 4 20 4
11 4 4 1 × = = 20 11 20 5 8.
B
:Y:5=3
1 1 13 65 1 → Y=3 x5= ×5 = = 16 4 4 4 4 4
3 13 156 1 = 12 × = = 31 5 5 5 5
9. A
: 12 x 2
10. D : (2 x 3
1 1 13 5 26 15 26 + 30 ) + (3 x 2 ) = (2 x ) + (3 x ) = = + = 4 2 4 2 4 2 4 56 = 14 4
: Lampiran 23 DATA HASIL BELAJAR KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS PADA SIKLUS I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
NAMA ANIS KHUMAIDAH ANIS SALAMA ANISATUL FU'ADIYYAH DHURRA AYU TSALATSIA DIANA NURUL AINI DYAH SEKAR MELATI ENI ROHMAH FACHRIATUL UMMAH NB FAUKHIL WARDAH FITRIA DWI PUSPITASARI FITRIA KHOIRINNIDA HAJAR AMIMAH HANIF FAUZIYAH HARISATUL QOYYIMAH HILMA FURAIDHA HIMMATUL ELMA IKMILA SANIYAL MUNA IMAMATUL QUDSIYAH
NILAI 50 80 80 40 40 80 90 60 50 80 70 70 90 40 50 90 90 80
KETERANGAN TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
•
IRMA ROHMAWATI KARINA WIDYA ARMELIA LUTHFA UMI AZIZAH MAFA IDATUS SHOLIKAH MARWATUNNISA AL MUBAROKAH NADA ALIFATUL MUNA NAELA NABILA NAILI IZZATUL KHOIRINA NAZIH SILVIA NIDA ADZKIYA NIDAAN KHOFIYYA NURUL IMAROH RIDA LUTHFIANA WAKHIDAH RIZKI ASTIANANDA ROFFANY HAZNATU PARWA KARUNIA SALMA FITRIA SAYLIN NICHLAH FACHRIYAH SILMA YASARI SILVI ANDRIYANI SILVIANA CAMELIA DEWI SIMA CINDY MASYHURI SISKA SEPTYA ARIANA SITI UMI ULFA LATIFAH SYARIFA RAHMA AMALIA TETI MUALIFAH TIRZA LUTHFIA LAILITSANI AGUSTIN ULFATUL MUZAKKIYAH ULI IRBAH WULAN JARI HUSNUL KHOTIMAH ZAHROTUL 'UYUNI JUMLAH Rata-Rata Ketuntasan Klasikal ∑f Rata-rata = n =
3350 48
= 69,8
Di mana,
∑f
: Jumlah nilai keseluruhan
n
: Jumlah peserta didik
40 80 60 70 80 50 90 80 90 70 80 90 70 50
TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS
70 80 60 80 50 70 90 50 90 90 80 70 70 50 80 40 3350 69,8
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAKTUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS
72,9%
Rata-rata pada tahap siklus I mencapai 69,8, pada tahap ini berarti sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60. •
P= P=
S N 35 48
×
100
× 100%
P = 72,9 %
Keterangan:
P
= Persentase ketuntasan belajar
S
= Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N
= Jumlah total peserta didik
Dan ketuntasan klasikal 72,9%, ini juga berarti belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75% Lampiran 24 DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I Kelompok I
Kelompok V
1. Anisa Salma
1. Nazih Silvia
2. Imamatul Qudsiyah
2. Anis Khumaidah
3. Silma Yasari
3. Harisatul Qoyyimah
4. Zahrotul ‘Uyuni
4. Fitria Dwi Puspita Sari
5. Nurul Imaroh
5. Syarifa Rahma Amalia
6. Hajar Amimah
6. Karina Widya Armelia
Kelompok II
Kelompok VI
1. Hilma Furaidha
1. Sima Cindy Masyhuri
2. Anisatul Fu’adiyyah
2. Wulan Jari Husnul Khotimah
3. Roffany Haznati Parwakar
3. Diana Nurul Aini
4. Dyah Ayu Sekar Melati
4. Marwatunnisa Al- Mubaroka
5. Nada Alifatul Muna
5. Fitria Khoirin Nida
6. Silviana Camellia Dewi
6. Hanif Fauziyah
Kelompok III
Kelompok VII
1. Ikmilna Sanial Muna
1. Tirza Luthfia Lailitsani Agus
2. Nida Adzkiya
2. Saylin Nichlah Fachriyah
3. Eni Rohmah
3. Nidaan Khofiyya
4. Fachriatul Ummah NB
4. Riski Astiananda
5. Uli Irbah
5. Faukhil Wardah
6. Siska Septya Ariana
6. Silvi andriyani
Kelompok IV
Kelompok VIII
1. Naili Izzatul Khoirina
1. Himmatul Elma
2. Salma Fitria
2. Rida Luthfiana Wakhidah
3. Irma Rohmawati
3. Durra Ayu Tsalatsia
4. Ulfatul Muzakkiyah
4. Mafa Idatus Sholikah
5. Teti Mualifah
5. Naela Nabila
6. Luthfa Umi Azizah Lampiran 25
6. Siti Umi Ulfa Latifah
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II
Kelompok 1
Kelompok 2
1. Nidaa Khofiya
1. Siti Umi Ulafa Latifah
2. Fitria Khoirin Nida
2. Rida Luthfiana W
3. Luthfia Umi Azizah
3. Silvi Andriyani
4. Wulan Jari H
4. Tirza Luthfia
5. Diana Nurul Aini
5. Anis Khumaidah
6. Silma Yasari
6. Fitria Dwi Puspita Sari
Kelompok 3
Kelompok 4
1. Syarifa Rahma A
1. Naela Nabila
2. Dhurra Ayu Tsalatsia
2. Faukhil Wardah
3. Saylin Nichlah
3. Riski Astiananda
4. Zahrotul ‘Uyuni
4. Sima Cindy M
5. Fahriatul Ummah
5. Hajar Amimah
6. Mafa Idatus Sholikah
6. Nazih Silvia
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Nida Adzkiya
1. Hanif Fauziyah
2. Harisatul Qoyyimah
2. Imamatul Qudsiyah
3. Ulfatul M
3. Uli Irbah
Kelompok 7
Kelompok 8
1. Roffany Hasnatu P
1. Eni Rohmah
2. Ikmila Saniyal Muna
2. Anisa Salma
3. Nada Alifatul Muna
3. Salma Fitria
4. Marwatunnisa Al- M
4. Karina Widya Armelia
5. Teti Mualifah
5. Hilma Furaida
6. Himmamatul Elma
6. Irma Rohmawati
Lampiran 26 DATA HASIL BELAJAR KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS PADA SIKLUS II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
NAMA ANIS KHUMAIDAH ANIS SALAMA ANISATUL FU'ADIYYAH DHURRA AYU TSALATSIA DIANA NURUL AINI DYAH SEKAR MELATI ENI ROHMAH FACHRIATUL UMMAH NB FAUKHIL WARDAH FITRIA DWI PUSPITASARI FITRIA KHOIRINNIDA HAJAR AMIMAH HANIF FAUZIYAH HARISATUL QOYYIMAH HILMA FURAIDHA HIMMATUL ELMA IKMILA SANIYAL MUNA
NILAI 70 80 100 60 70 70 80 50 70 80 70 70 100 80 70 90 70
KETERANGAN TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
•
IMAMATUL QUDSIYAH IRMA ROHMAWATI KARINA WIDYA ARMELIA LUTHFA UMI AZIZAH MAFA IDATUS SHOLIKAH MARWATUNNISA AL MUBAROKAH NADA ALIFATUL MUNA NAELA NABILA NAILI IZZATUL KHOIRINA NAZIH SILVIA NIDA ADZKIYA NIDAAN KHOFIYYA NURUL IMAROH RIDA LUTHFIANA WAKHIDAH RIZKI ASTIANANDA ROFFANY HAZNATU PARWA KARUNIA SALMA FITRIA SAYLIN NICHLAH FACHRIYAH SILMA YASARI SILVI ANDRIYANI SILVIANA CAMELIA DEWI SIMA CINDY MASYHURI SISKA SEPTYA ARIANA SITI UMI ULFA LATIFAH SYARIFA RAHMA AMALIA TETI MUALIFAH TIRZA LUTHFIA LAILITSANI AGUSTIN ULFATUL MUZAKKIYAH ULI IRBAH WULAN JARI HUSNUL KHOTIMAH ZAHROTUL 'UYUNI JUMLAH Rata-Rata Ketuntasan Klasikal ∑ f 3650 Rata-rata = = = 76,04 48 n Di mana, ∑f
: Jumlah nilai
n
: Jumlah peserta didik
80 60 70 80 100 80 50 90 70 90 80 80 100 70 50 90 80 60 80 50 70 90 80 90 100 90 70 70 70 80 50 3650 76, 04
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS
89,5%
Rata-rata pada tahap siklus II mencapai 76,o4, pada tahap ini berarti sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60. •
P= P=
S N 43 48
×
100 %
× 100%
P = 89,5 % Keterangan: P
= Persentase ketuntasan belajar
S
= Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N
= Jumlah total peserta didik
Dan pada ketuntasan klasikal 89,5 %, pada siklus II ini sudah mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75%.