UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL PESERTA DIDIK KELAS VIIIB SEMESTER GASAL MTS NU NURUL HUDA MANGKANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh AHMAD MAKYY NA NIM. 053511131
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
ABSTRAK Ahmad Makyy Nurul Awwal (NIM: 053511131). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Peserta Didik Kelas VIIIB Semester Gasal MTS NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerepan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. 2) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini sangat sesuai dengan adanya perubahan kurikulum saat ini, yaitu KTSP yang dilandasi oleh kompetensi dan pembelajaran kontekstual. Banyaknya materi soal cerita pada matematika baik itu ditingkat SMP maupun SMA, perlu adanya model yang sesuai dalam meyelesaikan soal cerita. Bukan hanya itu dengan berlakunya KTSP dituntut peserta didik untuk lebih aktif. Adanya hal seperti itu Salah satu solusinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Penerapan model tersebut agar mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dan mencapai kompetensi materi sistem persamaan linier dua variabel. Pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik diperoleh dari 2 tahun yang lalu. Pada siklus I dan II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi akan dijadikan bahan rujukan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Sehingga proses dan hasil pelaksanaan siklus berikutnya diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Dari tiap siklus akan diukur keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pra siklus diperoleh rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 58.58 dan 56.25%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 35.2%. Setelah dilakukan siklus I rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan adalah 69.4 dan 65.85%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 67.14%. Pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar adalah 79.02 dan 87.8%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 85.67%. Dari hasil tersebut disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik MTs NU Nurul Huda kelas VIIIB semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan SPLDV untuk penyelesaian soal cerita.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Hj. Minhayati Saleh, S. Si, M.Sc Pembimbing I
Dra. Ani Hidayati, M.Pd Pembimbing II
iii
Tanda Tangan
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Tanda Tangan
Drs. Abdul Rohman, M.Ag Ketua Sidang
________________
________________
Yulia Romandiastri, S.Si Sekretaris Sidang
_________________
________________
Drs. Wahyudi, M.Pd Penguji I
_________________
_______________
Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc ________________ Penguji II
iv
________________
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang 14 Desember 2009 Deklarator
Ahmad Makyy Nurul Awwal
v
MOTTO
ﺍﻝ ﻥﱠﹶﺎﹺﺑﻳ ﹶﱂ ﻟﻪْﻚ ﻐﻣ ﻴﺮ ﻌﹺﻧ ﺍ ﻤ ﻧﹶﺍ ﹰﺔﻌ ﻤ ﻪ ﻋ ﺍ ﻮﹶﻗ ﻯ ﹶﻞ ﺣ ﹴﻡ ﱴ ﻳﻐ ﺮﻴ ﻭ ﻧﹶﺎﺑﹺﻣﹶﺎ ﺍﺴ ﹸﻔ ِ ﻢ ﹺﻬ . ﻭ ﺳ ﺍﷲ ﻥﱠﹶﺍَ ﻤ ﻴﻊ ﻋ ﻠﻴﻢ . “Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugrahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Al-Anfal: 53)1
1
Depertemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy syifa’: 1999), hlm. 270.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda cinta untuk: Kedua Orang Tuaku; Ayahanda H. Sa’di, Ibunda Hj. Alfiah, Adikku tersayang yang selalu aku banggakan: Ulin Nuha, M. Shodiqin dan Fina Lailati. Keluarga besar PP. Roudhotut Tholibin dan santriwan dan santriwati PP. Roudhotut Tholibin. Harapanku: semua keluargaku di Demak dan dan teman-temanku dilindungi Allah.
Dan sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat untuk: Pengasuh PP.Roudhotut Tholibin yang telah memberiku arahan dan nasehat. Pengasuh PP.At-Taslim yang telah memberiku pencerahan nilai-nilai spiritual. Guruku yang ada di MAN Lasem yang selalu memberiku motivasi. Seluruh dosen Matematika di IAIN Walisongo Semarang yang membimbingku sampai menyelesaikan tugas terakhirku di perkuliahan.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq,
hidayah dan inayahnya sehingga penulis
menyelesaikan penyususnan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan semua orang yang mengikuti jejak langkahnya dalam menjalani kehidupan yang fana ini. Dalam
upaya
menyelesaikan
penelitian
ini,
saya
telah
banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Bantuan-bantuan tersebut tentunya sangat berarti dan membawa manfaat yang besar bagi penulis. Untuk itulah dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada mereka. Terimakasih kepada: 1. Bapak Rektor, Bapak Dekan dan stafnya yang telah berkenan membantu secara administratif atas proses penyelasaian skripsi ini. 2. Bapak Saminanto, M.Sc, Ibu Minhayati Shaleh, M.Sc dan Ibu Dra. Ani Hidayati, M.Pd sebagai pembimbing dan guru abadi saya yang telah mengarahkan dan memberi spririt lahir batin demi selesainya skripsi ini secara maksimal. Mereka pulalah figur orang tua kedua saya. 3. Pak Rif’an, S. Ag seluruh murid kelas VIII B, Bapak Kepala Sekolah dan Bapak Waka Kurikulum dan segenap staf karyawan MTs. Nurul Huda yang membantu penulis selama proses penelitian hingga skripsi ini selesai. 4. para guru dan para pengasuh pondok pesantren yang selalu memberiku doa sehingga bisa terselesainya tugas ini. 5. Segenap kawan seperjuangan di Kawah Candradimuka LPM Edukasi terima kasih telah membangun pondasi berpikir dan bersikap saya. Suatu proses yang sangat penting menentukan bagi kehidupan saya ke depan. Tetap semangat para pejuang! 6. Segenap kawan seperjuangan di Himatika Walisongo terima kasih telah menjadi keluarga kedua.
viii
7. Segenap kawan seperjuangan yang ada di PP.Roudhotut Tholibin yang telah mendidik aku dalam hidup beraneragaman. 8. Segenap Bapak-Ibu dosen yang telah dengan ikhlas mendampingi penulis sebagai teman diskusi. Wabil khusus Bapak Saminanto dan Ibu Ani Hidayati yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi, Bapak H.Mursid selaku wali studi, Bapak Amin Suyitno, Bapak Agung Handayanto, Ibu Minhayati Saleh, selaku dosen matematika. 9. Bapak dan Ibu tersayang serta seluruh keluarga yang telah mendorong dan membantu penulis serta memberikan doa restu dalam menimba ilmu pengetahuan. 10. Segenap Keluarga besar Tuban dan Demak yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan kasih sayang. 11. Sahabat-sahabat mahasiswa dan segenap pihak
yang telah membatu
terselesainya skripsi ini . Semoga semua kebaikan mendapat imbalan surga dan keridha’an dari Allah. Dan juga semoga dengan amal sholeh tersebut mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Semoga skripsi sederhana ini dapat memberikan rmanfaat bagi dunia pendidikan, khusunya bidang matematika.
Semarang, 14 Desember 2009
Ahmad Makyy Nurul Awwal
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... ABSTRAK.............................................................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................... PENGESAHAN PENGUJI....................................................................... DEKLARASI................................................................................................... MOTTO.................................................................................................. PERSEMBAHAN................................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI.......................................................................................... DAFTAR TABEL................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. BAB I
i ii iii iv v vi vii viii x xiii xiv
: PENDAHULUAN........................................................................... 1 A. Latar Belakang....................................................................
1
B. Penegasan Istilah........................................................................ 4 C. Perumusan Masalah.................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian....................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ..............................................................
6
BAB II : DESKRIPSI TEORI........................................................................ 8 A. Kajian Teori.............................................................................. 8 1. Belajar……………………………………………………. 8 2. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar..................................... 11 a. Aktivitas Belajar ……..………………………………. 11 b. Hasil Belajar……………………………...................... 14 3. Pembelajaran Matematika .................................................. 16 4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC....................... 20 a. Pembelajaran Kooperatif secara umum........................ 21 b. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC...........................
26
5. Materi Pokok SPLDV....................................................... . 28 a. Subtitusi........................................................................ 29 b. Eliminasi ...................................................................... 30 c. Gabungan Subtitusi dan Eliminasi................................ 31 d. Penerapan SPLDV dalam Soal Cerita..........................
x
32
e. Penerapan CIRC dalam penyelesaian soal cerita Matematika.............................................................
34
B. Kajian Pustaka....................................................................
37
C. Kerangka Berfikir................................................................
40
D. Hipotesis Tindakan................................................................... 41 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 42 A. Jenis Penelitian .......................................................... ......
42
B. Subjek Penelitian................................................................
44
C. Kalaborator........................................................................
44
D. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................
44
1. Lokasi ..........................................................................
44
2. waktu...........................................................................
44
E. Desain Penelitian................................................................
46
a. Pra Siklus…………………………………………………. 46 b. Siklus I……………………………………………………. 47 c. Siklus II.......................................................................
49
F. Metode penyusunan instrumen................................................. 52 G. Metode Pengumpulan Data…………………………………… 53 H. Metode Analisis Data………………………………………… 55 I. Indikator keberhasilan………………………………………..
57
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………... 58 A. Gambaran Umum Madrasah........................………………....
58
1. Sejarah Berdirinya Madrasah.............................................. 58 2. Letak Geografis Madrasah..............................................
58
3. Struktur Organisasi Madrasah, Keadaan Guru dan Peserta Didik................................................................................... 59 B. Hasil Peneltian...................................................................
61
1. Hasil Penelitian Pra Siklus.................................................. 61 2. Hasil Penelitian Siklus I...................................................... 62 3. Hasil Penelitian Siklus II.................................................... 65
xi
C. Pembahasan.................................................... ……………….. 69 1. pembahasan pra siklus........................................................ 69 2. Pembahasan Siklus I..........................................................
70
3. Pembahasan Siklus II.........................................................
72
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP.................................
75
A. Simpulan............................................................................
75
B. Saran.................................................................................
76
C. Penutup....................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
TABEL 1……………………………………………………………………… 25 TABEL 2……………………………………………………………………… 45 TABEL 3……………………………………………………………………… 69 TABEL 4……………………………………………………………………… 72 TABEL 5……………………………………………………………………… 73
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Angket Peserta Didik
Lampiran 2
: Hasil Jawaban Angket
Lampiran 3
: Frekuensi Dan Presentase Jawaban Angket
Lampiran 4
: Daftar Hadir Ptk Peserta Didik
Lampiran 5
: Daftar Kelompok Peserta Didik
Lampiran 6
: Daftar Subjek Penelitian
Lampiran 7
: Denah Lokasi
Lampiran 8
: Instrument Wawancara
Lampiran 9
: Soal Dan Jawaban Tes Pretes
Lampiran 10 : Daftar Nilai Pretes Lampiran 11.a : Daftar Nilai Tahun Lalu 2007/2008 Lampiran 11.b: Daftar Nilai Tahun Lalu 2008/2009 Lampiran 12 : Daftar Nilai Pra Siklus Lampiran 13 : Lembar Observasi Pra Siklus Lampiran 14 : Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 15 : Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I Lampiran 16 : RPP Siklus I Lampiran 17 : Soal Dan Penilaian Kelompok Siklus I Lampiran 18 : Lembar Soal Dan Jawaban Tugas Rumah Siklus I Lampiran 19 : Soal Dan Jawaban Siklus I Lampiran 20 : Daftar Nilai Siklus I Lampiran 21 : Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 22 : Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I Lampiran 23 : RPP Siklus II Lampiran 24 : Soal Dan Penilaian Kelompok Siklus I Lampiran 25 : Lembar Soal Dan Jawaban Tugas Rumah Siklus II Lampiran 26 : Soal Dan Jawaban Siklus II Lampiran 27 : Daftar Nilai Siklus II Lampiran 28 : Daftar Nilai Tes Lampiran 29 : Lembar Dokumentasi Foto
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subyek yaitu peserta didik dan guru. Proses ini dialami oleh peserta didik dan guru. Dalam proses belajar peserta didik didorong oleh keingintahuan terhadap tujuan belajar. Tujuan belajar ini dirumuskan oleh guru dan diinformasikan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses belajar interaksi yang terjadi dalam pembelajaran merupakan suatu pengolahan informasi yang mana interaksi ini terjadi saat guru melaksanakan proses mengajar dengan peserta didik, dengan adanya interaksi akan muncul serangkaian kegiatan belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono menyatakan bahwa dalam teori kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.1 Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip belajar adalah keaktifan. Dengan demikian, belajar hanya dapat terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri. Dalam mewujudkan peserta didik aktif maka perlu adanya aktivitas belajar. Aktivitas belajar ini dapat terwujud jika peserta didik dihadapkan pada masalah. Muhammad Ali menyatakan bahwa siswa harus dituntut untuk berupaya melakukan pemecahan masalah.2 Setiap peserta didik yang menyelesaikan pemecahan masalah maka akan mendapatkan suatu perubahan atau pengalaman belajar dalam aktivitas belajar yang biasa dinamakan hasil belajar.
1
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),
hlm. 44. 2
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offet, 2004), Cet. XII, hlm. 21.
1
2
Dalam pembelajaran matematika terdapat dua macam pemecahan masalah yaitu pemecahan masalah pada soal non cerita dan soal cerita yang mempunyai proses penyelesaian dan aktivitas belajar yang berbeda. Berdasarkan beberapa pengalaman peserta didik dalam mempelajari matematika menyatakan bahwa penyelesaian soal cerita itu lebih sulit daripada soal noncerita. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu melakukan perubahan cara pengajarannya guna memperbaiki hasil belajar yang diperoleh peserta didik yaitu merencanakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kehidupan peserta didik dan diharapkan berorientasi pada aktivitas belajar. Syamsul Yusuf L.N menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh bagaimana partisipasinya peserta didik didalam mengikuti kegiatan interaksi dalam pendidikan tersebut. Semakin aktif peserta didik mengambil bagian dalam kegiatan interaksi tersebut, semakin mudahkannya untuk mencapai tujuan pendidikan.3 Berdasarkan uraian di atas masih ada lembaga pendidikan yang belum mampu mengaplikasikan strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas belajar. Salah satunya terjadi di MTs. NU Nurul Huda Mangkang khususnya pada materi pemecahan masalah matematika baik soal cerita maupun soal non cerita. Dalam hal ini soal cerita selama ini strategi yang digunakan adalah konvensional pada pembelajaran matematika. Dengan keadaan tersebut, peserta didik merasa bosan, kesulitan dalam memahami materi soal cerita, dan ketertarikan pada matematika menurun. Hal ini dibuktikan dengan angket yang telah peneliti sebarkan berkaitan dengan soal cerita yaitu 83.3% dari 36 peserta didik menyatakan bahwa soal cerita lebih tidak mudah daripada soal non cerita sehingga nilai pelajaran matematika merupakan nilai yang paling rendah jika dibandingkan dengan pelajaran lain. Dari 36 peserta didik 86.1% mengatakan demikian (frekuensi dan prosentase jawaban angket pada lampiran 3). Ini juga terbukti dengan nilai rata-rata tes formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) matematika 3
Syamsul Yusuf L. N., Buku Materi Pedagogik Pendidik Dasar. (Bandung: Sekolah Pasca Ssarjana, 2007), hlm. 190.
3
dua tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang 58.75, 58.4, ketuntasan belajar peserta didik kurang dari 75% dan aktivitas belajar peserta didik kurang dari 80%.4 Berdasarkan keadaan tersebut maka peneliti berkeinginan untuk membantu guru matematika di Madrasah tersebut menawarkan dan menerapkan strategi pembelajaran yang berbasis CTL (Contekstual Teaching and Learning). Salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita., yang berorientasi pada aktivitas belajar. Alasan para ahli pendidikan tentang penggunaan strategi pembelajaran kooperatif yang dikutip oleh Wina Sanjaya: a). Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, seta dapat meningkatkan harga diri. b). Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintergrasikan pengetahuan dengan keterampilan. 5 Amin Suyitno dalam pemilihan model-model pembelajaran dan penerapannnya di sekolah menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.”6 Dalam buku lain Amin Suyitno mengatakan: Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yakni: (1) salah satu anggota 4 Hasil wawancara dengan Pak Rif’an, S.E selaku Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIIB, yang diperoeh pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 242. 6 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan penerapannya di SMP, Makalah dalam pelatihan bagi Guru-guru Matematika SMP Se-Jawa Tengah, (Semarang: UNNES, 2006), hlm. 12.
4
kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4) Menulis urutan komposisi penyelesaian soal, (5) saling merevisi dan mengedit (jika ada yang perlu direvisi).7 Dengan demikian, model pembelajaran yang tepat diterapkan dalam penyelesaian soal cerita adalah pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan model pembelajaran yang tepat dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Peserta Didik Kelas VIIIB Semester Gasal MTS NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010”. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang diadakan. 1. Aktivitas belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Inilah yang menjadikan aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.8 Dengan demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar, peserta didik harus aktif
7
Amin Suyitno, Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita, Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2005 FMIPA UNNES, (Semarang: UNNES, 2005), cet. I, hlm. 1. 8 Sardiman, AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), Cet. IV, hlm. 93.
5
berbuat, atau dengan kata lain dalam belajar sangat membutuhkan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. 2. Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.9 Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah berupa nilai akhir atau nilai tes formatif yang diperoleh peserta didik pada tiap siklusnya. 3. Pembelajaran Kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada beberapa unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.10 4. CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition. CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning. Pembelajaran cooperative learning tipe CIRC adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan soal yang berbentuk cerita sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.11 5. Soal cerita adalah Soal cerita yang dimaksud adalah soal cerita matematika yang merupakan salah satu masalah yang harus dipecahkan dalam mata pelajaran matematika. Soal cerita ini mempunyai peranan penting dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 6. SPLDV adalah suatu persamaan yang tepat mempunyai dua peubah dan masing-masing variabelnya berpangkat satu.12 Materi ini merupakan salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran matematika khususnya di
9 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 10 Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 241 11 12
Amin Suyitno, op. cit., hlm. 12
Moh. Kholik A, Matematika untuk SLTP kelas 2 Semester 2, ( Jakarta: Penerbit Airlangga), 2003, hal.29.
6
tingkat satuan pendidikan SMP dan sederajatnya. Sesuai dengan kurikulum KTSP yang berlaku. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana skenario penerepan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010? 2. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010? 3. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah melalui CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010? D. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010 3. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010. E. Manfaat Penelitian Sedangkan hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
7
1. Bagi Peserta didik MTs. NU Nurul Huda Mangkang a. Dalam mengikuti proses belajar mengajar, diharapkan peserta didik mampu menerapkan prinsip-prinsip kerja sama dalam kelompoknya. b. Meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas. c. Adanya perubahan variasi dalam proses pembelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkan rasa senang belajar matematika. 2. Bagi Guru MTs. NU Nurul Huda Mangkang a. Adanya
perubahan
model
pembelajaran
matematika
dalam
menyelesaikan soal cerita yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC. b. Sumbangan pemikiran dan pengabdian guru dalam turut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang ditekuni. c. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas ini guru dapat mengembangkan secara kreatif terutama dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat dengan materi. 3. Bagi Pihak MTs. NU Nurul Huda Mangkang a. Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan sumber
pemikiran
sebagai
alternatif
meningkatkan
kualitas
pembelajaran, khususnya kualitas pembelajaran Matematika di MTs. NU Nurul Huda Mangkang. b. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC yang dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MTs. NU Nurul Huda Mangkang. c. Diharapkan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UN karena pelajaran matematika di MTs. NU Nurul Huda Mangkang.
BAB II DESKRIPSI TEORI A. Kajian Teori 1. Belajar Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kejadian telah dikenal, bahkan disadari atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap untuk memenuhi keinginan semua pihak, khususnya keinginan-keinginan pakarpakar di bidang pendidikan psikologi, sampai sekarang telah diberikan. Itu tidak berarti tidak perlu, dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan belajar. Para ahli telah mencoba menjelaskan pengertian belajar dengan mengemukakan rumusan/ definisi menurut sudut pandang masing-masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam belajar. Terdapat perbedaan pendapat antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Namun, perlu diketahui bahwa di samping perbedaan terdapat pula persamaan pengertian dalam definisi-definisi tersebut. Diantara
pengertian
belajar.
“Belajar
diartikan
aktivitas
pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar.”1 Ada beberapa definisi yang diungkapkan
oleh
pakar
pendidikan
salah
satunya,
Slameto,
mendefinisikan. “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.”2. Ada definisi yang lain yaitu menurut Sholeh Abdul Aziz mendefinisikan belajar:
1
hlm. 51.
Umar Tirtarahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:. Rineka Cipta, 2000),
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), hlm. 2.
8
9
ﺍﺍ ﻥﱠﻟﺘﻢﻠﱡﻌ ﻮﻫ ﺗﻐ ﻴﹺﻴﺮ ﻓﻲ ﻩِﺫ ﻤﻟﹾﺍ ِﻥ ﺘﻌ ﹺﻢﱢﻠﺮ ﹾﻄﻳ ﻋ ﺃﹸ ﻯ ﹶﻞﺒﺣﺮ ﺓ ﺳ ﺔ ﹶﻘَﺎﹺﺑ ﻴﹶﻓﺤ ﻓ ﺙﹸﺪﻴﻪ ﺗ ﺍﻐ ﻴﹺﻴﺮ ﺍ ﺟ ﺪ ﻳﺪ ﺍ3. “Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.” Muhibbin syah dalam bukunya yang berjudul ”Psikologi Pendidikan” ada tiga rumusan yang dapat ditinjuau dari beberapa sudut pandang: Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi/pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.4 Menurut teori disiplin mental belajar adalah “pelatihan dan pengumpulan pengetahuan.” Sedangkan dari teori behaviourisme, belajar adalah “suatu perubahan dalam tingkah laku.”5 Sehingga dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan perubahan tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan dan lain-lain. Belajar yang memiliki cangkupan yang begitu luas dan komprehensif memiliki prinsip-prinsip belajar, antara lain:6 a. Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, 3
Sholeh Abdul Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, Attarbiyah Waturuqu Al-Tadris, juz 1, (Mekkah : Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 91. 5 M. Aguston, Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2005), hlm. 18. 6 Slameto, op.cit., hlm. 27-28.
10
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya, c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. d. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya, e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. Dengan adanya prinsip di atas tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik. Secara global dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:7 a. Faktor
internal
(faktor
dari
dalam
peserta
didik),
yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Faktor internal meliputi aspek fisiologis, dan aspek psikologis. 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi tingkat kecerdasan peserta didik, sikap peserta didik, bakat peserta didik, minat peserta didik, dam motivasi peserta didik. b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) 1) Faktor keluarga, meliputi; cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. 2) Faktor sekolah, meliputi; metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat, meliputi; kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.8 7
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 132.
11
c. Faktor pendekatan belajar peserta didik Pendekatan belajar merupakan cara yang digunakan peserta didik dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor-faktor belajar tersebut menjadikan belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Belajar juga merupakan suatu yang komplek khususnya bagi peserta didik dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruinya. 2. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar a.
Aktivitas Belajar Mengapa di dalam belajar diperlukan aktivitas?. Pertanyaan tersebut mengingatkan kita pada prinsip belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Berangkat dari pengertian-pengertian diatas sangat jelas bahwa kegiatan pendidikan berlangsung dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut akan menjadi lebih efektif, apabila peserta didik sendiri ikut aktif dalam proses kegiatan pendidikan sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar dari aktivitas belajar. Aktivitas belajar ini dilakukan oleh peserta didik, dan diharapkan mampu mendapatkan banyak pengalaman belajar serta mampu memahami materi secara maksimal. Dalam
menyelesaikan
soal
cerita
matematika
dalam
pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik dituntut aktif dalam tim kelompoknya. Mereka saling menyampaikan idenya, kemudian untuk didiskusikan bersama. Setiap peserta didik memiliki peranan masingmasing sesuai dengan pengalaman dan kemampuannya. Aktivitas belajar ini tidak hanya ada aktivitas fisik yang berupa membaca, 8
Slameto, op.cit., hlm. 60.
12
menulis, mendengar, dan lainnya tetapi meliputi aktivitas spikis yang berupa memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, dan lainnya. Salah satu peranan guru dalam pembelajaran yaitu membantu peserta didik dalam memahami materi. Bimbingan guru akan mendorong dan mengarahkan mereka untuk melakukan aktivitas belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam membangkitkan aktivitas belajar peserta didik, diantaranya:9 a. Keaktifan Psikis 1). Mengajukan pertanyaan keaktifan dan membimbing diskusi peserta didik. 2). Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan. 3). Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keterangan, memberikan pendapat. b. Keaktifan Fisik 1). Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan bengkel, laboratorium, kelas, dan sebagainya. 2). Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya. Berdasarkan
kutipan
dari
Dimyati
dan
Mudjiono
mengemukakan pendapat dari Thorndike, mengatakan keaktifan peserta didik dalam belajar dengan hukum “Law of Exercise” yang berbunyi bahwa, “belajar memerlukan adanya latihan-latihan”.10 Sedangkan Montessori yang dikutip oleh Sardiman menyatakan, “peserta didik memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan
9
Ahmad Rohani HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1995), hlm. 6. 10 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006), hlm. 45.
13
mengamati
bagaimana
perkembangan
anak-anak
didiknya”.11
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan prinsip interaksi belajar mengajar, jika tidak ada aktivitas dalam belajar maka tidak akan terjadi belajar. Menurut Paul B. Diedrich menyusun macam-macam aktivitas peserta didik, diantaranya:12 a. Visual activities, meliputi membaca, memperhatikan gambar, percobaan. b. Oral activities, meliputi memberi saran, merumuskan, bertanya. c. Listening activities, meliputi mendengarkan uraian, diskusi, pidato. d. Writing activities, meliputi menulis cerita, karangan, laporan. e. Drawing activities, meliputi menggambar, membuat grafik, diagram. f. Motor activities, konstruksi.
meliputi
melakukan
percobaan,
membuat
g. Mental activities, meliputi memecahkan soal, menganalisa. h. Emotional activities, meliputi merasa bosan, gembira, semangat. Dengan berbagai macam-macam aktivitas yang dapat diterapkan di sekolah, maka keadaan sekolah menjadi lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan memperlancar peranan sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. S. Nasution Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena: 13 a. Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara integral.
hlm. 95.
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992),
12
S. Nasution, Diktaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 91. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakara: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.
13
175.
14
c. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan peserta didik. d. Peserta didik bekerja menurut minat dan kemantapan sendiri. e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. f. Mempercepat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru. g. Pengajaran dilaksanakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis. h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya asas aktivitas tersebut, kiranya jelas bahwa faktor aktivitas sangat mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan tujuan bisa mengaktifkan peserta didik. b. Hasil Belajar Apabila berbicara tentang hasil belajar, maka tidak lepas dari pembicaraan tantang kegiatan atau pelaksanaan belajar, mengingat proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Akan tetapi sering kali seorang guru dan peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang mengganggu pembelajaran. Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar haruslah dapat teratasi, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, karena hasil belajar dapat menunjukkan sampai dimana tercapainya tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam proses belajar mengajar. Menurut Mulyono Abdurrahman, “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”14 Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan, “hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.”15 Berdasarkan kedua pendapat 14
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 15 Nana Syodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102.
15
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu gambaran tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi pada materi yang disampaikan oleh guru di kelas. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penilaian hasil belajar ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan dengan efektif. Dari segi guru, penilaian hasil belajar sangat membentuk gambaran mengenai penerapan pembelajarannya, apakah model pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang telah terjadi sebelumnya. Pada pelajaran matematika terdapat tiga bagian aspek penilaian terdiri atas aspek pemahaman konsep, aspek penalaran, dan aspek pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dinilai adalah hasil belajar pada aspek pemecahan masalah khususnya bentuk soal cerita. Pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dikenalkan kepada peserta didik dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Sebagaimana yang dinyatakan dalam gambar di bawah ini yaitu: Instrumental input Raw input
Teaching-learning proses
Out put
Environmental input
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) yaitu peserta didik yang membawa faktor dalam yaitu fisiologi dan psikologi, merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini
16
diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching learning proses). Di dalam proses belajar mengajar turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan (environmental input) dan faktor yang sengaja dirancang (instrumental input). Guna mencapainya keluaran yang dikehendaki (out put).16 Adapun untuk lebih jelasnya sebagai berikut: a. Faktor luar Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada ranah diluar peserta didik, diantaranya: a) Lingkungan
: alam dan sosial
b) Instrumental
:
kurikulum/bahan
ajar,
guru/pengajar,
sarana dan fasilitas, administrasi/manajemen. b. Faktor dalam Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada peserta didik, diantaranya: a) Fisiologi
: kondisi fisik, kondisi panca indra
b) Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif.17 Adanya
faktor
yang
dipaparkan
di
atas
dimaksud
memberikan bekal atau pengetahuan kepada guru atau pengajar agar dalam mencapai hasil belajar tidak terpaku atau memperhatikan faktor dalam saja tetapi memperhatikan dua faktor tersebut sebagi ajuan memperbaikan hasil belajar peserta didik. Penjelasan tentang faktorfaktor hasil belajar menuntut seorang pengajar bukan hanya menjadi pengajar, tetapi menjadi pendidik karena pengajar belum tentu pendidik, sebaliknya pendidik pastilah pengajar. 3. Pembelajaran Matematika Pembelajaran menurut definisi Oemar Hamalik adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal 16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm.106-107 17 Ibid, hlm. 107
17
material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”18 Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik yang di dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar dan belajar (teaching dan learning). Jadi pembelajaran telah mencangkup belajar. “Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM).”19 Dengan demikian pembelajaran didefinisikan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan secara relatif permanen di dalam tingkah laku yang tampak sebagai hasil pengalaman. Adanya kesimpulan dari pembelajaran dapat didefinisikan pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar antara peserta didik, guru dan lingkungan sekitar dalam menguasai beberapa kompetensi matematika yang ada. Beberapa pendapat mengenai pengertian matematika diantaranya, menurut Hudoyo: Matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), strukturstruktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik yang menggunakan pembuktian deduktif.”20 Menurut Sujono dalam bukunya Abdul Halim Fathani, “matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan.”21 18
57
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.
19 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail Media Group, 2008), hlm.9 20 Techonly 13, “Proses Belajar Matematika Dan Hakekat Matematika”, http://techonly 13.wodpress.com/2009/07/04/proses-belajar-matematika-dan-hakekat-matematika/, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009 21 Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Jogjakatra: Ar-Ruzz Media,2009), hlm.19
18
Dari kedua pendapat tersebut disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang
berkaitan
dengan
angka,
struktur-struktur
dan
hubungan-
hubungannya yang diatur secara terorgorganisasi menurut urutan yang logis dan sistematis. Dengan mendefinisikan
beberapa
sudut
matematika,
pandang
menurut
R.
para
ilmuwan
Soedjadi,
ada
dalam
beberapa
karakteristik matematika sebagai berikut.22 a. b. c. d. e. f.
Memiliki objek yang abstrak. Bertumpu pada kesepakatan. Berpola pikir deduktif. Memiliki simbol yang kosong dari arti. Memperhatikan semesta pembicaraan. Konsisten dalam sistemnya. Pembelajaran matematika ini sudah harus dikenalkan kepada
peserta didik mulai dari SD sampai SMA bahkan juga di perguruan tinggi. Cornelius mengemukakan pentingnya belajar matematika adalah:23 a. b. c. d.
Sarana berpikir yang jelas dan logis. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman. Sarana untuk mengembangkan kreativitas.
e. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Dalam mengajarkan matematika seorang guru matematika yang professional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksnaan pembelajaran matematika. Wawasan itu berupa dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika, diantaranya yaitu:24 a.
Teori Thorndike Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang
22
peserta
didik
selembar
kertas
putih,
penerima
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,1990), hlm. 13. 23 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 253. 24 Gatot Muhsetyo, dkk., Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 8.
19
pengetahuan
yang siap
menerima pengetahuan secara pasif.
Pandangan belajar seperti ini mempunyai dampak terhadap pandangan mengajar. Mengajar dipandang sebagai perencanaan dari urutan bahan pelajaran yang disusun secara cermat, mengkomunasikan bahan kepada peserta didik, dan membawa mereka untuk praktik menggunakan konsep atau prosedut baru. Konsep dan prosedur baru itu akan semakin mantap jika makin banyak latiha. Pada prinsipnya teori ini menekankan banyak memberi praktik dan latihan kepada peserta didik agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan baik. b.
Teori Jean Piaget Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan, terutama untuk mnyesuaikan keabstrakan bahan matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat itu. Penerapan teori Piaget dalam pembelajaran matematika adalah perlunya keterkaitan materi baru pelajaran matematika dengan bahan pelajaran
matematika
yang
telah
diberikan,
sehingga
lebih
memudahkan peserta didik dalam memahami materi baru. c.
Teori Vygotsky Teori
Vygotsky
berusaha
mengembalikan
model
konstruktivistik belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. Melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator. Dengan kegiatan
yang
beragam,
peserta
didik
akan
membangun
pengetahuannya sendiri melalui diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan, dan presentasi. d.
Teori George Polya (pemecahan masalah) Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik
20
mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika perlu ditentukankan satu terobosan alternatif, yaitu sebuah terobosan pendekatan pembelajaran matematika, menurut Mutadi dalam bukunya terobosanterobosan tersebut yaitu sebagai berikut25: a.
Membuat pelajaran matematika hadir ke tengah siswa bukan sebagai sesuatu yang abstrak dan menakutkan, melainkan sebagai sesuatu yang berangkat dari kehidupan siswa itu sendiri,
b.
Memberikan satu permasalahan yang menantang untuk didiskusikan dan diselesaikan menurut cara berfikir meraka,
c.
Memberikan kesempatan untuk bekerjasama dan beradu argumentasi dalam memecahkan masalah dalam kelompok belejarnya,
d.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pemikiran-baik pribadi maupun kelompok- di depan kelas,
e.
Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran matematika. Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh
komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen-komponen dalam kegiatan belajar mengajar meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.26 4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam menyampaikan suatu materi, seorang guru diharapkan mampu menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kemampuan peserta didik dalam menerima materi. Menurut Wina Sanjaya, “strategi pembelajaran merupakan perencanaan, cara atau serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.”27 25 Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Depag Bekerjasama dengan Ditbina Widyaiswara LAN-RI, 2007)., hlm. 2-3. 26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 48. 27 Wina Sanjaya, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 326.
21
Berdasarkan pendapat di atas, ada pernyataan peserta didik mengenai kesulitan dalam mempelajari penyelesaian soal cerita pada pelajaran matematika maka, model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dipilih dalam meningkatkan aktivitas belajar guna meningkatkan hasil belajar. Menurut Soekamto,dkk mendefinisikan model pembelajaran adalah: kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.28 Pemilihan model pembelajaran ini mempunyai peranan penting dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada peserta didik dan mampu menciptakan komunikasi dua arah sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum menerapkan model pembelajaran tersebut, seorang guru harus memahami pembelajaran kooperatif agar mampu menanamkan nilainilai kerja sama dikalangan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan tidak semuanya kerja sama dalam kelompok belajar adalah kooperatif. Ada beberapa ketentuan-ketentuan atau batasan-batasan suatu kerja sama dalam kelompok dikatakan kooperatif. a.
Pembelajaran Kooperatif secara umum 1) Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif Mutadi
mendefinisikan
pembelajaran
kooperatif
atau
cooperative learning adalah “sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah, melengkapi latihan atau untuk mencapai tujuan tertentu.”29 Menurut Spencer Kagan dalam penulisannya yang berjudul “Cooperative Learning” menyatakan “cooperative learning is a successful teaching strategy in which small teams, each with 28
Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.5 29 Mutadi, op.cit, hlm.35
22
students of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject".”30 Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi mengajar yang baik dengan dalam kelompok kecil, dimana tingkat kemampuan setiap peserta didik berbeda, menggunakan sebuah variasi dalam aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka pada materi. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan sebuah group kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan bersama. 2) Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif ini berbeda kelompok belajar, bukan hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri. Pentingnya belajar kooperatif atau belajar bekerjasama dikemukakan oleh Syekh al-Zarnudji.
ﻛ ﹶﺫ ﻨﺮﹺﺍﺍﻟﺎﹾﻟﹺﺑ ﺎﺱﻮﹸﻠﻌ ﻟ ﹺﻡﺘﺤ ﻲ ﺍ# ﺗ ﹶﻻﻦﻜﹸ ﻣ ﻦ ُﻭ ﻨ ﻯﻝﹺﺃﺍﻟﺒ ﻯﻪﺑﻲﻌ ﺩ.31 ”Diskusikan ilmu dengan orang lain agar ilmu tetap hidup dan janganlah kamu jauhi orang-orang yang berakal pandai.” Beberapa karakteristik berikut: 32 a. Pembelajaran tim Tim
merupakan
tempat
pembelajaran kooperatif sebagai
untuk
mencapai
keberhasilan
pembelajaran. Oleh karena itu, semua anggota dalam tim harus saling membantu untuk mencapai keberhasilan tim. 30
Spencer Kagan,”Coopoerative Learning”, http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperative learnin, htm, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009. 31 Syekh al-Zarnudji, Ta’lim al-Muta’alim Thariq al-Ta’alum, (Semarang: Toha Putra, tt), hlm. 29. 32 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 244
23
b.
Manajemen kooperatif Dalam pembelajaran koperatif terdapat manajemen yang sangat berperan sebagai pedoman dalam bekerja sama, empat fungsi pokok dari manajemen kooperatif ini yaitu: fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
c.
Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan kooperatif merupakan keberhasilan bersama dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerja sama sesama anggota kelompok. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang mengajarkan bahwa manusia harus saling bekerja sama33 yaitu:
…ﻮﺍﻭﻧ ﺎﺗﻌﻭ ﻋﻠﹶﻰ ﺮ ﻯ ﺍﹾﻟﹺﺒﺘ ﹾﻘﻮﺍﻟﻭﻟﹶﺎ ﻭ ﻮﺍﻭﻧ ﺎﺗﻌ ﻋﻠﹶﻰ ﻥ ﺍﹾﻟﹺﺈﹾﺛ ﹺﻢ ﺍﺪﻭ ﻌ ﺍﹾﻟﻭ ﺗﻘﹸﻮﺍﺍﻪ ﻭ ﻪ ﹺﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ ﺪ ﺍﻟﻠﱠ ﻳﺷﺪ ﻌ ﹶﻘ ﺎﺏﹺﺍﹾﻟ. ". . . Dan tolong- menolonglah kamu atas kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong- menolong atas dosa dan kejelekan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.34 (QS. Al-Maidah: 2). d.
Keterampilan Bekerja Sama Keterampilan bekerja sama merupakan keanekaragaman kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah kelompok untuk memecahkan permasalahan secara bersama. Setiap anggota kelompok diharapkan mampu mewujudkan komunikasi dan
33
Sebagaimana Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume. 3, hlm. 14. 34 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah, (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1999), hlm. 157.
24
interaksi dengan anggota lain dalam menyampaikan ide, dan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. 3) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif.35 Tidak semua kerja kelompok dapat dikatakan pembelajaran kooperatif. Beberapa unsur yang terdapat pada pembelajaran kooperatif, diantaranya: a.
Ketergantungan Positif Keberhasilan
kelompok
anggotanya.
Setiap
tergantung
anggota
pada
mempunyai
usaha
setiap
kesempatan
menyumbangkan ide-ide kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian bagi anggota kelompok yang kurang mampu tidak merasa minder terhadap anggota yang lain. Sebaliknya, peserta didik yang lebih pandai juga tidak merasa dirugikan karena anggota yang kurang mampu, sedikit banyak sudah memberikan sumbangsih pada kelompok. b.
Tanggung Jawab Perseorangan Tanggung jawab perseorangan ini merupakan sesuatu yang harus dimiliki anggota dalam kelompok. Terwujudnya keberhasilan sangat ditentukan oleh peserta dalam memberikan sesuatu yang terbaik kepada kelompoknya. Sehingga semua anggota kelompok memutuskan untuk melaksanakan tugas masing-masing agar tidak menghambat jalannya belajar kelompok.
c.
Interaksi Tatap Muka Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas untuk bertatap muka dan berdiskusi kepada setiap anggota kelompok. Dengan demikian memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
35
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning Di RuangRuang Kelas, (Jakarta: Grsindo, 2007), hlm. 30
25
sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masingmasing anggota. d.
Partisipasi dan Komunikasi Antaranggota Dengan partisipasi dan komunikasi dalam pembelajaran kooperatif akan melatih sikap sosial peserta didik di masyarakat. Pada dasarnya, keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
e.
Evaluasi proses kelompok Dalam pembelajaran sangat diperlukan suatu evaluasi yang merupakan penilaian dari hasil belajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini, yang dimaksudkan evaluasi proses kelompok merupakan penilaian proses kerja kelompok dan hasil kerjasama untuk dapat bekerja lebih efektif. Evaluasi ini juga digunakan sebagai tahap perbaikan untuk pembelajaran yang akan datang.
4) Sintak atau langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.36 Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tahap atau fase, meliputi: Tabel 1
36
FASE-FASE
PEILAKU GURU
Fase 1 : Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2 : Present information Menyajikan informasi Fase 3: Organize students into learning teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan
Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm. 65
26
Fase 4 : Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Fase 5 : Test on the materials Mengevaluasi
transisi yang efisien Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokkelompok mempresentasikan hasil kerjanya Mempersiapkan cara untuk mengakui Fase 6 : Provide recognition Memberikan pengakuan atau usaha dan prestasi individu maupun kelompok penghargaan
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition. CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pada dasarnya model pembelajaran CIRC merupakan sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar.37 Dalam pembelajaran ini bertujuan untuk mengintegrasikan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pelajaran menulis. Robert E. Slavin mengemukakan bahwa, “unsur-unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif CIRC ada tiga jenis, yaitu kegiatan yang terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu.”38 Menurut Amin Suyitno, “pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khusus pada materi pemecahan
masalah
soal
bentuk
cerita.”39
Pembelajaran
ini
merupakan upaya meningkatkan hasil belajar, aktivitas belajar dan
37
Robert E. Slavin, Cooperatif Learning: Teori, Riset and Praktik, terj: Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 200. 38 Ibid, hlm.204 39 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan penerapannya di SMP, Makalah dalam pelatihan bagi Guru-guru Matematika SMP Se-Jawa Tengah, (Semarang: UNNES, 2006), hlm. 13.
27
keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita, sehingga model tersebut cocok untuk diterapkan di kelas. Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4-5 peserta didik. Dalam pembagian kelompok bersifat heterogen, yang tidak membedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik sehingga setiap kelompok diharapkan terdiri dari peserta didik yang pandai, sedang/lemah, dan masing-masing peserta didik merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kelompok tersebut, diharapkan peserta didik mampu meningkatkan daya pikir, kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Dengan mengadopsi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC maka dapat diterapkan pada pelajaran matematika khusunya pemecahan masalah pada soal bentuk cerita. Beberapa langkah CIRC dalam pembelajaran matematika, adalah sebagai berikut.40 a. Guru menjelaskan suatu materi tertentu kepada para peserta didiknya. b. Guru memberikan latihan soal cerita termasuk cara menyelesaikan soal cerita tersebut. c. Guru siap melatih peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. d. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik yang heterogen. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang. e. Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membagikannya kepada setiap peserta dalam kelompok yang sudah ditentukan. f. Guru memberitahukan agar setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut. 1) Salah satu anggota kelompok membaca dan anggota yang lain mendengarkan sambil mencermati soal cerita yang telah dibacakan.
40
Ibid, hal. 13-14
28
2) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, 3) Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, 4) Menuliskan penyelesaian soal cerita secara (menuliskan urutan komposisi penyelesaian),
sistematis
5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi). 6) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru. g. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. h. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan kepada kelompok secara proporsional. i. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal cerita yang diberikan guru. j. Guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas. k. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan. l. Guru memberikan tugas/ PR soal cerita secara individual kepada peserta didik tentang pokok bahasan yang dipelajari. m. Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ketempat duduknya masing-masing. n. Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi dalam pemecahan masalah khususnya soal bentuk cerita. o. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. 5. Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variable (SPLDV) Menurut Ronald Sitorus ”SPLDV adalah suatu sistem persamaan yang terdiri atas dua persamaan linier. Setiap persamaan memiliki 2 variabel.” Adapun bentuk umumnya : ax + by = c
29
px + qy = r.41 Keterangan: a, b, c, p, q, r merupakan konsonan yang bisa diisi dengan bilangan, sedangkan x dan y adalah variabel. Penyelesaiannya, yaitu mencari nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan tersebut, dengan beberapa cara diantaranya sebagai berikut: a. Subtitusi Menurut Cholik A. Sugiono, kata ”subtitusi” hampir sama artinya dengan ”pengganti”. Maka yang dimaksudkan dengan menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dengan metode subtitusi artinya ”dilakukan dengan cara menganti salah satu variabel dengan variabel lainnya, yaitu menganti x dengan y, atau menganti y dengan x.”42 Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) berikut ini dengan metode subtitusi! 3x + 2y = 16 2x - y = 6 Pembahasan: Metode Subtitusi: 2x – y = 6 y = 2x - 6 subtitusikan persamaan y = 2x – 6 ke persamaan 3x + 2y = 16 3x + 2 (2x - 6) = 16 3x + 4x – 12 = 16 7x = 28 x=4 Kita cari y dari persamaan: 41
Ronald Sitorus, Bimbingan Pemantapan Matematika SMP, (Bandung: CV.Yrama Widya), 2006, hlm. 41. 42 Moh. Kholik A, Matematika untuk SLTP kelas 2 Semester 2, ( Jakarta: Penerbit Airlangga), 2003, hal.38.
30
2x – y = 6 2.4–y=6 8 – 6 =y y=2 Jadi HP = {(4,2)} b. Eliminasi Menurut Cholik A. Sugiono, ”metode eliminasi artinya metode menghilangkan salah satu variabel. Pada metode eliminasi, angka dari koefisian variabel yang akan dihilangkan harus sama atau dibuat menjadi sama.”43 Perlu diketahui bahwa dua variabel yang sama akan tereliminasi atau hilang bila dikurangkan atau dijumlahkan. Artinya untuk menghilangkan variabel x atau y dapat dikurangkan atau dijumlahkan dengan variabel x atau y pada persamaan lain yang mempunyai koefisien sama. Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode eliminasi! x+y=6 2x –y = 0 Pembahasan: Metode Eliminasi: Eliminasi variabel y x+y=6 2x –y = 0 3x
+
= 6
x=2 Eliminasi variabel x dengan menyamakan koefisiennya
43
x+y=6
x 2 2x + 2y = 12
2x –y = 0
x 1 2x - y = 0
Ibid., hlm. 41.
-
31
3y = 12 y=4 Jadi HP = {(2,4)} Selanjutnya jika variabel yang akan dihilangkan dari dua persamaan yang diketahui tidak memiliki koefisian yang sama, maka koefisian dari peubah yang akan dihilangkan boleh dikalikan dengan suatu bilangan, sehingga koefisen peubah yang akan dihilangkan menjadi sama. Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode eliminasi! 2x -3 y = 17 3x + y = 9 Pembahasan: Metode Eliminasi: 2x -3 y = 17 x 1
2x - 3 y = 17
3x + y = 9
9x +3 y = 27 +
x3
11x = 44 x=
44 =4 11
2x -3 y = 17 2.4 -3 y = 17 8 -3 y = 17
-3 y = 17-8 -3 y = 9 y=
9 = -3. −3
jadi, Hp adalah {(4,-3)}.44 c. Metode Gabungan Eliminasi dan Subtitusi
44
Ibid., hlm. 41.
32
Dari beberapa cara menyelesaiakan Sistem Persamaan Linier, metode gabungan eliminasi dan subtitusilah yang sering digunakan untuk menyelesaikan suatu SPLDV. Ini dikarenakan, metode eliminasi dan subtitusi lebih mudah.
Contoh:
Tentukan HP dari SPLDV berikut dengan metode gabungan eliminasi dan subtitusi! 2x + 5y = 11 x + y = 4 Pembahasan:
Eliminasi variabel x 2x + 5y = 11 x 1 2x + 5y = 11 x+ y= 4
x 2 2x + 2y = 8
-
3y = 3 y=1
karena
x
telah
tereliminasi,
kita
akan
mencari
x
dengan
mensubtitusikan ke persamaan x+y=4 x+1=4 x=3
Jadi HP = {(3,1)} d. Penerapan SPLDV dalam Soal Cerita
Mengapa materi Sistem Persamaan Linier yang penulis teliti? Pembelajaran matematika untuk materi Sistem Persamaan Linier merupakan materi yang masih dianggap relatif sulit. Apalagi jika pembelajarannya sudah sampai pada soal cerita yang berkaitan dengan SPLDV. Langkah pertama untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang menggunakan perhitungan matematika adalah dengan menyusun
33
model matematika dari soal itu, lalu menyelesaikannya dengan SPLDV. Dari materi SPLDV ini, penulis mengambil Kompetensi Dasar yaitu siswa mampu merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan siswa dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan penafsirannya. Contoh:
Linda membawa dompet yang berisi 15 lembar uang seribu dan dua ribu rupiah. Jika jumlah uang Linda Rp 23.000,00. Berapa lembar masing-masing uang Linda? Pembahasan:
Misalkan banyaknya uang seribu rupiah adalah x, dan banyaknya uang dua ribu rupiah adalah y, maka model matematikanya adalah: x + y = 15
kemudian 1000x + 2000y = 23.000 x + 2y = 23
modelnya adalah x + y = 15…(i) x + 2y = 23….(ii)
dengan cara eliminasi variable x x + y = 15 -x + 2y = 23 - y = -8 y=8 y = 8 disubtitusikan ke persamaan (i): x + y = 15 x+ 8 = 15 x=7
Jadi uang seribu rupiah ada 7 lembar dan uang dua ribuan rupiah ada 8 lembar.
34
Jadi dapat disimpulkan untuk menyelesaikan soal-soal cerita tersebut terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam kalimat atau model matematika, baru kemudian diselesaikan persamaannya dengan beberapa metode dalam menyelesaikan system persamaan linier dua variable.
6. Penerapan CIRC dalam Penyelesaian Soal Cerita Matematika
Dalam perkembangan pembelajaran matematika sangat diperlukan diperlukan proses berpikir peserta didik. Berdasarkan kurikulum KTSP, hampir setiap materi matematika baik di tingkat SD, SMP, dan SMA terdapat pemecahan masalah dengan dua macam soal pemecahan masalah yaitu soal bentuk cerita dan soal non cerita. Dari dua jenis soal tersebut merupakan kesatuan dari pembelajaran matematika. Guru yang selesai memberikan pembelajaran matematika diusahakan memberikan latihan baik soal noncerita maupun soal bentuk cerita. Setelah itu peserta didik diharapkan mampu menguasai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penyelesaian dari masalah-masalah tersebut menghendaki adanya metode pemecahan. Suatu pemecahan masalah dapat dikatakan berhasil apabila
peserta
didik
mampu
mendefinisikan
dan
menganalisa
permasalahan, mendapat informasi yang diperlukan dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang dimiliki. Bobrow Jerry, “menyatakan bahwa proses penyelesaian merupakan metode langkah demi langkah yang membantu mengenali soal dengan cara yang teratur, terfokus, dan sistematis.”45 Penyelesaian soal cerita ini merupakan proses penerjemahan kalimat soal cerita ke dalam kalimat
45
Bobrow Jerry, Cliff Quick Review TM Matematika Dasar dan Pra-Aljabar, Alih Bahasa: Ervina YUdha Kusuma, S.S , (Bandung: Pakar Raya, 2004), hlm. 135.
35
matematika.
Dengan
demikian,
penyelesaian
soal
cerita
dapat
terselesaikan jika sudah memahami bilangan-bilangan yang diketahui. Tingkat kesulitan dari soal cerita itu dipengaruhi oleh panjang pendeknya kalimat, pemahaman menerjemahkan kalimat. Hal tersebut sangat berkaitan dengan tujuan dari pembelajaran matematika yaitu membantu peserta didik untuk mengenal situasi kontekstual sesuai dengan lingkungan yang memerlukan aturan operasi matematika yang telah dipelajari. Sebagaimana pendapat George Polya tentang langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut.46 a. Memahami masalah 1). Memahami kalimat. 2). Mengubah masalah dengan kalimat matematika. 3). Mengidentifikasi apa yang diketahui. 4). Mengidentifikasi apa yang ditanyakan. b. Menyusun rencana pemecahan. Dalam bagian ini peserta didik diminta untuk mencari hubungan antara apa yang diketahuhi dengan apa yang ditanyakan. Hubungan itu biasanya berupa teorema atau rumus-rumus matematika. c. Melaksanakan rencana pemecahan Peserta didik diharapkan memilih metode yang sesuai untuk menyelesaikan dengan persamaan atau model matematika yang ada. d. Memeriksa kembali. Peserta didik melakukan pemeriksaan terakhir atas jawaban yang telah diperoleh dari proses pengerjaan yang telah dilakukan, dalam hal ini melakukan kesimpulan dari penyelesaian permasalahan. Berkaiatan dengan langkah dalam penyelesaian, Amin Suyitno mengatakan, Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi rangkaian atau langkah-langkah kegiatan bersama yang spesifik, yakni: 46
John L. Mark, Athur A. Hiatt, Evelyn M. Nevfeld, Metode Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar , Alih Bahasa: Bambang Sumantri, (Jakarta:s Erlangga, 1998), hlm. 59.
36
(1) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4) Menulis urutan komposisi penyelesaian soal, (5) saling merevisi dan mengedit (jika ada yang perlu direvisi).47 Adanya dua pendapat tersebut, yang pendapat pertama menerangkan langkah-langkah secara umum dalam menyelesaikan soal cerita sedangkan pendapat kedua menerangkan langkah-langkah yang spesifik model CIRC dalam penyelesaian soal cerita, sehingga langkah- langkah penerapan model dalam materi soal cerita adalah sebagai berikut: 1. Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita atau permasalahan yang diberikan oleh guru 2. Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu. Contoh: wawan membawa uang yang berisi 10 lembar uang seribu dan lima ratus rupiah. Jika jumlah uang wawan Rp 22.000,00. Berapa lembar masing-masing uang wawan? Diketahui:
- 10 lembar uang seribu dan lima ratus rupiah - Jumlah uang wawan Rp 22.000,00 Misalkan banyaknya uang seribu rupiah adalah x, dan banyaknya uang lima ratus rupiah adalah y x + y = 10…(i)
1000x + 5000y = 22.000 x + 5y = 22….(ii) 47
Amin Suyitno, Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita, Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2005 FMIPA UNNES, (Semarang: UNNES, 2005), cet. I, hlm. 1.
37
Ditanya:
Berapa lembar masing-masing uang wawan? 3. Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, dalam hal ini rencana penyelesaian adalah model matematika atau kalimat matematika dengan begitu peserta didik menyelesaikan soal cerita dengan tingkat pemahaman masing-masing. Seperti kelanjutan langkah penyelesaian soal di atas.
Jawab:
maka model matematikanya adalah: x + y = 10…(i) x + 5y = 22….(ii)
kemudian gunakan eliminasi x + y = 10 x + 5y = 22 -4 y = -12, y = 3. y=3
disubtitusikan ke persamaan (i): x + y = 10 x + 3 = 10 x=7 Kesimpulan:
Jadi uang seribu rupiah ada 7 lembar dan uang lima ribuan rupiah ada 3 lembar. 4. Menulis urutan komposisi penyelesaian soal. Peserta didik dituntut untuk mengurutkan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita, sesuai di atas yaitu: diketahui, ditanya dan jawab serta kesimpulan. 5. Saling merevisi dan mengedit. Peserta didik dituntut untuk saling mengedit pekerjaan antar peserta didik, mencocokan dan
38
mendiskusikan hasil penyelesaian serta mengambil keputusan penyelesaian soal cerita yang dirasa benar. B. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik
terhadap
penelitian
yang
ada,
mengenai
kelebihan
maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan. Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya meliputi: Penelitian yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Cooperative Tipe CIRC Bermediakan Kartu Soal Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Segiempat Di Kelas VI SMP N 7 Semarang Tahun 2006/2007” oleh Muslikhah, mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Pada penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji pada pemecahan soal cerita matematika materi segiempat dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang menggunakan media kartu dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjuk model pembelajaran kooperatif tipe CIRC bermediakan kartu soal lebih efektif untuk mengajarkan materi bangun segi empat, khususnya dalam menyelesaikan soal cerita dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 48
48
Muslikhah, ” Keefektifan pembelajaran cooperative tipe CIRC bermediakan kartu soal terhadap hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi segiempat di kelas VI SMP N 7 Semarang Tahun 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
39
Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXA SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition(CIRC) ”oleh Noor Wijayanti, mahasiswa Universitas Negeri
Semarang. Pada penelitian ini mengkaji pada pemecahan soal cerita matematika materi peluang dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan ketuntasan belajar pada aspek pemahaman konsep 57%, aspek penalaran dan aspek penalaran dan komunikasi 36%, dan aspek pemecahan masalah 32%. Sedangkan pada siklus II, aspek pemahaman konsep 91%, aspek penalaran dan komunikasi 89% dan aspek pemecahan masalah 86%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan model tesebut daat meningkatkan hasil belajar.49 Selain itu juga pada penelitian yang berjudul “Menggunakan Aktivitas Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Persamaan Dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel Dengan Menggunakan Langkah Polya Dan Lembar Kerja Siswa Di Kelas VII SMP Islam Jondang Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2006/2007” oleh Khamidun Nugroho, mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Pada penelitian tersebut juga mengkaji pemecahan soal cerita matematika dengan materi yang berbeda yaitu persamaan dan pertidaksamaan satu variabel dengan menggunakan langkah penyelesaian dari polya dan lembar kerja untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I nilai rata-rata hasil tes 6.32. sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil tes 7.08. dari hasil tersebut terdapat peningkatan hasil belajar.50 49
Noor Wijayanti, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXA SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition(CIRC)”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007. 50 Khamidun Nugroho, “Menggunakan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dengan menggunakan langkah polya dan lembar kerja siswa di kelas VII SMP Islam Jondang Kedung Jepara Tahun pelajaran 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
40
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan yang sudah teruji keshahihannya. Dengan materi yang berbeda pada pelajaran matematika maka penulis mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Peserta Didik Kelas VIIIB Semester Gasal MTs NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Maksudnya yaitu bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dalam menyelesaikan soal
cerita materi SPLDV untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman belajar yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya penyelesaian soal cerita pada pelajaran matematika. C. Kerangka Berpikir
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah peserta didik akan merasa tertarik untuk mempelajari matematika karena materi yang disampaikan berupa soal cerita yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Dengan belajar secara kooperatif, peserta didik akan merasa lebih mudah untuk memahami materi yang dipelajari, karena adanya kerja sama dan tukar pikiran antara peserta didik dalam kelompoknya. Pada materi pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) jika penyampaiannya menggunakan metode kooperatif tipe CIRC akan membuat siswa lebih mudah untuk mempelajarinya. Peserta didik dapat mengetahui bahwa pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian soal cerita mempuyai keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang mungkin pernah dialami oleh peserta didik. Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian soal cerita yang dirasa sulit oleh peserta didik akan lebih mudah dipelajari, dikarenakan metode kooperatif tipe CIRC lebih menekankan pada kerja sama antar peserta didik dalam
41
kelompoknya dan sekaligus tipe kooperatif tersebut lebih spesifik dengan penyelesaian soal cerita. Sehingga akan menimbulkan peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar. Logikanya, Berdasarkan uraian tersebut jika pembelajaran pada materi pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian soal cerita
dilakukan
dengan
mengimplementasikan
model
pembelajaran
kooperatif tipe CIRC akan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC akan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik
MTs. Nurul Huda kelas VIII B semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian soal cerita.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik.1 Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap, secara rinci sebagai berikut: a. Perencanaan 1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan indikator keberhasilan penelitian. 2). Mempersiapka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. 3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses dan hasil tindakan. b. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran kooperatif CIRC dalam menyelesaikan soal cerita dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan. c. Pengamatan Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti mempersiapkan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama aktivitas belajar peserta didik yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam penyelesaian soal 1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
hlm. 3.
42
43
cerita. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan pengamanatan terhadap tindakan guru dalam pembelajaran. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran matematika dan dicari solusi dari permasalahan
pembelajaran yang telah berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang penerapan pembelajaran kooperatif CIRC dalam menyelesaikan soal cerita yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik guna berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam penyelesaian soal cerita. Pelaksanaan penelitian ini dengan model yang dibuat oleh John Elliot.2 Sebagaimana gambar di bawah ini: Pelaksanaan tindakan Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan tindakan Perencanaan
Siklus II
pengamatan
Refleksi Penelitian ini dilaksanakan dalam disusun dalam 3 tahap/siklus penelitian yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran matematika yaitu Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition). Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas
2
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hlm. 10
44
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal ini ditempuh untuk membandingkan dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. B. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIIB di MTs Nurul Huda Mangkang sejumlah 41 orang, yang terdiri dari 17 peserta didik laki-laki dan 24 peserta didik perempuan (daftar peserta didik ada pada lampir 6).3 C. Kalaborator Kalaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah peneliti yang bersama-sama dengan guru dalam melaksanakan penelitian, sedangkan guru tersebut adalah adalah guru matematika kelas VIIIB di MTs Nurul Huda Mangkang yaitu Bpk. Rif’an, S.Ag. D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIIIB di MTs NU Nurul Huda Mangkang Semarang.
2.
Waktu dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November pada semester gasal Tahun Pelajaran 2009/2010. Untuk lebih detainya ada pada jadwal penelitian sebagai berikut: jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di MTs. NU Huda Mangkang.
3
Hasil dokumentasi MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun ajaran 2009/2010, yang diperoleh pada hari 5 Oktober 2009.
45
Tabel 2
No
Tahapan
1.
Observasi Awal
Jadwal Penelitian Tanggal Alokasi Kegiatan /Bulan Waktu Oktober
2.
Pra penelitian
9-11-09
12-11-09
Satu bulan Dua jam pelajaran (2 x 45’) Dua jam pelajaran (2 x 45’)
3.
Penelitian Siklus 1
16-11-08
Dua jam pelajaran (2 x 45’)
4.
Siklus 2
19-11-08
Dua jam pelajaran (2 x 45’)
5.
Paska penelitian
Nov-Des
2 minggu
a. Wawancara dengan guru matematika kelas VIIIB b. Persiapan dan pencarian data yang mendukung rencana pelaksanaan penelitian a. Mengamati guru dalam mengajar matematika b. Evaluasi dan refleksi a. Perkenalan peneliti/ praktikan dengan peserta didik b. Pembahasan PR c. Mengerjakan soal pretes d. Membahas soal pretes a. Penjelasan peneliti tentang materi yang akan disampaikan dan sekaligus car penyelesaiannya dengan metode yang diterapkan. b. pembagian kelompok dan mengerjakan soal c. diskusi dan presentasi hasil diskusi d. pemberian tugas rumah e. pemberian soal formatif siklus I dan peserta didik mengerjakannya. a. Penjelasan peneliti tentang materi yang akan disampaikan dan sekaligus car penyelesaiannya dengan metode yang diterapkan. b. pembagian kelompok dan mengerjakan soal c. diskusi dan presentasi hasil diskusi d. pemberian tugas rumah dan pemberian soal formatif siklus II dan peserta didik mengerjakannya Pembuatan laporan hasil penelitian
Ket
46
E. Desain Penelitian penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Selain tahap pra siklus setiap siklus meliputi 4 (empat) tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Sebagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Pra siklus Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari
pembelajaran materi SPLDV pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya diperoleh nilai ratarata tes formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) matematika dua
tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda
Mangkang di bawah KKM yaitu dibawah 60, ketuntasan belajar peserta didik kurang dari 75% dan aktivitas belajar peserta didik kurang dari 80%. Informasi ini diperoleh dari Pak Rif’an, S.Ag selaku Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIB, yang diperoleh pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. Dari Kondisi seperti ini tentunya berakibat pada nilai mid semester atau semester karena materi tersebut berkaiatan. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat hasil belajar dari peserta didik dan keaktifan peserta didik. Untuk penggalian data tentang hasil belajar melalui dokumentasi sedangkan untuk keaktifan peserta didik tahun lalu dengan melakukan wawancara. Adapun bahan wawancara menggunakan
instrument keaktifan peserta didik pada siklus I dan II
sebagai pertanyaan untuk guru. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
keberhasilan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) pada siklus 1 dan siklus 2.
47
b. Siklus I 1. Perencanaan a) Peneliti dan guru merencanakan materi “Pemecahan Masalah konsep Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dalam Kehidupan Sehari-hari
yaitu
pemecahan
terhadap
soal
cerita”
dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. b) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi yang telah direncanakan, dan diserahkan kepada guru agar dipelajari sesuai yang dikehendaki oleh peneliti. c) Peneliti menyiapkan soal cerita 1 buah sebagai bahan diskusi peserta didik. d) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. e) Peneliti membentuk kelompok-kelompok yang heterogen (diperoleh dari soal tes pretes). Peserta didik dibagi menjadi 10 kelompok dan setiap kelompoknya beranggotakan 4-5 peserta didik. 2. Pelaksanaan Tindakan a). Guru memberikan salam kepada semua peserta didik. b). Guru mengadakan absensi terhadap kehadiran peserta didik. c). Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Adapun langkah-langkahnya secara mendetail telah disampaikan sebelum pelaksanaan siklus. d). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan soal cerita dengan langkah yang spesifik. e). Guru menyajikan materi pembelajaran (soal cerita tentang materi SPLDV) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
48
f). Guru menginformasikan tentang pembagian kelompok yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya dan meminta peserta didik untuk mengingat nama maupun teman kelompoknya. g). Guru bersama peneliti mengatur peserta didik dalam kelompok agar setiap anggota kelompok mampu bertatap muka. h). Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan pembagian tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara bersama-sama dengan penuh tanggung jawab. peneliti bertindak sebagai pengamat. i). Guru memberikan satu permasalahan kepada setiap kelompok. Dan setiap kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut. j). Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok dapat mengerjakan secara bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam pembelajaran CIRC yang dipandu oleh ketua kelompok. k). Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok. l). Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya kepada guru. m). Guru meminta perwakilan dari kelompok tertentu untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis. n). Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan. o). Guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi dan sambil mengulang hal-hal yang dianggap sulit sekaligus memberikan kesimpulan tentang penyelesaian soal cerita. p). Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing. q). Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi pemecahan soal cerita.
49
r). Guru memberikan tes formatif individu sebagai tingkat pemahaman dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. 3. Pengamatan a). Pengamatan terhadap peserta didik mengamati aktivitas belajar baik peserta didik dengan guru maupun peserta didik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam penyelesaian soal cerita matematika. b). mengamati guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe CIRC. c). Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian 4. Refleksi Refleksi merupakan analisis dan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada tahap siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra. a). Menganalisis hasil pengamatan siklus I untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II. b). Mendiskusikan dengan guru tentang hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya dalam siklus II. c. Siklus II 1. Perencanaan a). Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi yang sama dengan siklus I dengan pengelolaan kelas yang lebih efektif. b). Peneliti menyiapkan 1 buah soal cerita sebagai bahan diskusi peserta didik. c). Peneliti menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan guru kegiatan pembelajaran.
50
d). Peneliti menyiapkan kamera untuk dokumentasi. e). Peneliti membetuk kelompok-kelompok yang heterogen yang sama dengan siklus I. f). Guru diharapkan mampu memperbaiki pengelolaan kegiatan pembelajaran dan lebih memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. 2. Pelaksanaan Tindakan a). Guru memberikan salam kepada semua peserta didik. b). Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik. c). Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif tipe CIRC. d). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan soal cerita dengan langkah yang spesifik. e). Guru melalui tanya jawab dengan mengingatkan kembali tentang pemecahan masalah dalam menyelsaikan soal cerita matematika. f). Guru menyajikan sebuah soal cerita matematika pada materi SPLDV, dengan lebih menekankan pada penerjemahan dari soal cerita kebentuk kalimat matematika. g). Guru menginformasikan tentang pembagian kelompok sama seperti pertemuan pembelajaran siklus I. Guru mengulangi nama peserta didik dalam setiap kelompok. h). Guru bersama peneliti mengatur peserta didik dalam kelompok agar setiap anggota kelompok mampu bertatap muka. i). Guru tetap memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan pembagian tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara bersama-sama dengan penuh tanggung jawab. j). Guru memberikan 1 buah permasalahan kepada setiap kelompok. Dan setiap kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut sampai semua anggota kelompok mengerti apa yang telah didiskusikan..
51
k). Guru tetap membimbing agar peserta didik dalam kelompok dapat menyelesaikan secara bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam pembelajaran CIRC yang dipandu oleh ketua kelompok. l). Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan yang lebih
terhadap
setiap
kelompok
dalam
berdiskusi
untuk
menyelesaikan tugas kelompok. m). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi yang telah dipelajari dan dapat mengerjakan soal cerita yang telah diberikan. n). Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya kepada guru. o). Guru meminta perwakilan dari kelompok tertentu untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis. p). Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan. q). Guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi dan sambil mengulang hal-hal yang dianggap sulit sekaligus memberikan kesimpulan tentang penyelesaian soal cerita. r). Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertanya pada tahap-tahap penyelesaian soal cerita matematika yang dianggap paling sulit. s). Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing. t). Guru memberikan tes akhir sebagai evaluasi terakhir dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV. 3. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan yang sama pada siklus 1. 4. Refleksi Mendiskusikan hasil pengamatan bersama guru mitra. Setelah akhir siklus II ini maka diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
52
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita materi SPLDV. F. Metode Penyusunan Instrumen 1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP digunakan sebagai acuan untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. RPP tersebut dibuat sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai yaitu pembelajaran kooperatif tipe CIRC. 2. lembar Soal Dibuat sesuai dengan materi yang akan dikaji. Soal terdiri dari soal kelompok dan soal individu atau soal tes formatif. Soal tersebut diujikan pada siklus I dan siklus II. Untuk soal tes formatif pada siklus I diujikan sebagai pencapaian indikator keberhasilan sementara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, sebagai perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk refleksi pada siklus 2. Sedangkan tes formatif pada siklus 2, untuk melihat keberhasilan model pembelajaran CIRC dalam hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik. Sedangkan soal PR (Pekerjaan Rumah) sebagai stimulant agar peserta didik mau belajar dan memperdalam pokok bahasan yang dibahas. 3. Instrumen Pengamatan Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran materi SPLDV dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Untuk instrument pada siklus I diujikan sebagai pencapaian indikator keberhasilan sementara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, sebagai perbandingan keaktifan dan prosentase keaktifan belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk refleksi pada siklus 2. Sedangkan pengamatan pada siklus 2, untuk melihat
53
keberhasilan model pembelajaran CIRC dalam keaktifan dan prosentase keaktifan belajar peserta didik. G. Metode Pengumpulan Data Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Metode tes Metode tes merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehinggga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.4 Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita materi SPLDV sebagai hasil belajar peserta didik setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Dalam penelitian tersebut menggunakan soal tes yang berbentuk uraian. 2. Metode Observasi Metode observasi ini merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.5 Metode ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh guru dan aktivitas peserta didik. Pengamatan ini dilakukan setiap siklus untuk membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran yang akan direfleksikan diakhir siklus sebagai bahan dasar pelaksanaan pada siklus berikutnya.
4
Wayan Nurkaneana, Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 25. 5 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan penilaian pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), cet. 2, hlm. 109.
54
3. Metode Angket Metode Angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.6 Dalam penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup. Suharsimi Arikunto menyatakan angket tertutup merupakan sejumlah pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.7 Tujuan dari penggunaan ini untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam pemecahkan soal cerita dalam matematika. 4. Metode Wawancara Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.8 Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika, aktivitas dan hasil belajar peserta didik sebelum pemberian tindakan. 5. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.9
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D), (Bamdung: Alfabeta, 2008), hlm. 137. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakiek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi. V, hlm. 128. 8 Sugiyono, op.cit., hlm. 142 9 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 181.
55
Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasuk dalam subjek penelitian, data-data yang berkaitan dengan madrasah mulai dari struktur organisasi, daftar nama peserta didik yang menjadi subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir sebelum pemberian tindakan dan sebagainya. H. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan.10 Pada penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, merupakan penelitian untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 11 Data hasil pengamatan penelitian ini diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui pembelajaran matematika Cooperative Learning Tipe CIRC. Apabila datanya telah terkumpul, data diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif.12 Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.
10
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 344. Ibid, hlm. 309 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2006), hlm. 239. 11
56
1. Menghitung rata-rata. Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
x=
∑x N
Keterangan:
x
= rata-rata nilai.
∑x
= jumlah seluruh nilai.
N
= jumlah peserta didik.
2. Menentukan ketuntasan belajar a. Data yang diperoleh hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar individu dengan peserta didik dikatakan tuntas atau tidak tuntas apabila hasil belajar : > 60 ≤ 60
= tidak tuntas = tuntas .
Hal ini sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti dengan memperhatikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. b. Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan: Ketuntasan belajar:
∑ peserta didik yang tuntas belajar x100% ∑ seluruh peserta didik Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimum 60 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.
57
I.
Indikator Keberhasilan a. Meningkatnya aktivitas belajar peserta didik dengan presentase aktivitas belajar peserta didik > 80%. b. Meningkatnya rata-rata nilai hasil belajar peserta didik > 70 c. Meningkatnya presentase ketuntasan belajar peserta didik > 75%.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM MADRASAH 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Madrasah Tsanawiyah NU Nurul Huda Mangkangkulon Tugu Kota Semarang adalah Lembaga Pendidikan yang didirikan pada tanggal 2 Pebruari tahun 1968 oleh Pengurus MWC NU Semarang Tugu dan Pengurus Ranting NU Mangkangkulon yang sadar dan menaruh perhatian terhadap keadaan serta perkembangan pendidikan putra-putri Islam Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya pengelolaan penyelenggaraan Lembaga
dilakukan
oleh
Pengurus
Ranting
Nahdlatul
Ulama
Mangkangkulon.1 2. Letak Geografis Madrasah MTs NU Nurul Huda beralamat lengkap di Jalan Irigasi Utara Mangkangkulon 04/04 Tugu Semarang 50155, berlokasi di Kelurahan Mangkangkulon Kecamatan Tugu Kota Semarang, dengan jarak kurang lebih 16 kilometer dari pusat Kota, dan hanya seratus meter dari jalan raya Semarang-Jakarta. Lokasinya berada di lingkungan Masjid dan Pondok Pesantren. Adapun tata letak MTs NU Nurul Huda adalah sebagai berikut: 9 Sebelah selatan
: Pon Pes Putra Putri Al Ishlah
9 Sebelah Utara
: Rumah Penduduk
9 Sebelah Barat
: Masjid Attaqwiem
9 Sebelah Timur
: Jl. Irigasi Utara (PP Raudlatul Qur’an). 2
Adapun denah lokasi secara jelas (ada pada lampiran 7).
1
Hasil dokumentasi MTs. Nurul Huda Mangkang Semarang, yang diperoeh pada hari Senin tanggal 12 November 2009. 2 Ibid
58
59
3. Struktur Organisasi Madrasah, Keadaan Guru dan peserta didik. a. Struktur Organisasi MTs. Nurul Huda sebagai lembaga formal dalam pendidikan mempunyai banyak kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai keberhasilan disekolah maka dibentuklah struktur organisasi madrasah. Adapun struktur organisasi MTs. Nurul Huda Mangkang sebagai berikut:3 STRUKTUR MTs NU NURUL HUDA PENGURUS MTs NU NURUL HUDA
KOMITE
KEPALA MADRASAH WAKIL KEPALA MADRASAH
Ka. TU
TU Administrasi
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
OSIS
Pramuka
BP / BK
WALI KELAS
SISWA
Ibid
TU Perpustakaan
Wakil Kepela Bidang Pengajaran
GURU
3
TU Keuangan
60
b. Susunan Staf.4 SUSUNAN STAF MTs NU. NURUL HUDA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Kepala Madrasah
: Drs. H. Ajma’in Yahya
Wakil Kepala Madrasah
: Drs. H. Samsudin, S.Pd
Ka. TU
: M. Muhibuddin, S.Pd.I
Wakabid. Kurikulum
: Rif’an, S.Ag
Wakabid. Kesiswaan
: Mukhoyir, S.Ag
BK
: Sugeng, SE Dra. Hj. Sri Mulyati
4
Ibid
Staf TU Bid. Administrasi
: Maskon
Staf TU Bid. Keuangan
: Drs. Syahir
Staf TU Bid. Perpust & Sar Pras
: Agus Nahtadi
Wali Kelas 7. A
: Istiadatus Solekah, S.Ag
Wali Kelas 7. B
: Moh. Rifa’i, S.Sos.I
Wali Kelas 7. C
: Nasrullah, S.Pd.I
Wali Kelas 7. D
: Roisyatun, S.Pd
Wali Kelas 7. E
: Dzikron Masyhadi, S.H.I
Wali Kelas 8. A
: Ummi Hani’ I M, S.Ag
Wali Kelas 8. B
: Abdul Mukti, S.Ag
Wali Kelas 8. C
: Ali Murtadho, S.H.I
Wali Kelas 8. D
: Djasri Mustofa
Wali Kelas 9. A
: KH. Ali Hasan
Wali Kelas 9. B
: Masyhadi, S.Ag, SH
Wali Kelas 9. C
: Drs. Shobirin, M.Si
Wali Kelas 9. D
: Suryati, A.Md
Wali Kelas 9. E
: H. Mahbub Ghozaly
61
c. Keadaan Guru dan Peserta didik Para guru yang mengajar di MTs. Nurul Huda Mangkang ini berjumlah 28 guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbedabeda mulai sarjana sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan data 2009/2010 adalah 636 peserta didik. Dengan rincian kelas VII = 188, Kelas VIII = 228, sedangkan kelas IX = 220.5
B. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Prasiklus Pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode
yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih menggunakan metode yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi SPLDV kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh sedangkan aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru mereka dari tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru menjelaskan materi SPLDV maka dilanjutkan dengan memberikan contoh sedangkan peserta didik menyalinnya di buku tulis mereka masing-masing. Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari pembelajaran materi SPLDV pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya diperoleh nilai ratarata tes formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) matematika dua tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang di bawah KKM yaitu dibawah 60, ketuntasan belajar peserta didik kurang dari 75% dan aktivitas belajar peserta didik kurang dari 80%. Informasi ini diperoleh dari Pak Rif’an, S.Ag selaku Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIB, yang diperoeh pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. Dari Kondisi seperti ini tentunya berakibat pada nilai mid semester atau semester karena materi tersebut berkaitan. 5
Ibid
62
2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari senin, tanggal 16 November 2009 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative
Integrated
Reading
And
Composition).
Proses
pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan peserta didik membaca asmaul husna dan dilanjutkan dengan mengabsesn kehadiran peserta didik (daftar hadir pada lampiran 4 dan daftar peserta didik ada pada lampiran 6). Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan judul pokok bahasan dan indikator (RPP pada lampiran 16). Pokok bahasan yang dipelajari adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dalam menyelesaikan soal cerita. Guru memberi motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi dengan mengingat kembali materi SPLDV dalam menyelesaikan soal cerita. Dalam mengingat kembali tentang materi tersebut peserta didik berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan oleh guru. Guru memberikan permasalahan dan cara penyelesaian pemecahan masalah bentuk cerita dengan langkah-langkah yang spesifik, yaitu: apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan tulis cara menjawabnya
serta
kesimpulan
jawaban.
Guru
memberikan
kesempatan kepada peserta didik bagi yang belum paham untuk diulang secukupnya. Kemudian guru mempersilahkan peserta didik untuk membentuk kelompok yang telah dibuat (daftar kelompok pada lampiran 5) sesuai dengan nilai pretes (ada pada lampiran 10) untuk menyelesaikan permasalahan atau soal cerita (soal kelompok ada pada lampiran 17) yang dibagi oleh guru dengan setiap kelompok mendapat satu permasalahan yang sama dan mendapatkan satu lembar langkahlangkah yang sesuai dengan metode yang digunakan.
63
Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi serangkaian kegitan
seperti langkah-langkah yang telah
diberikan. Guru memberikan pengarahan agar semua anggota kelompok ikut serta dalam berdiskusi. Guru juga memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, jika diperlukan,
dan
ketua
kelompok
menyampaikan
keberhasilan
kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya, setelah waktu yang ditentukan habis, guru mempersilahkan seorang peserta didik untuk maju ke depan sebagai wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi tersebut. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang telah mempresentasikan hasil diskusinya. Guru membubarkan kelompok untuk kembali ke tempat masing-masing. Kemudian guru memberikan PR (soal PR ada pada lampiran 18 ). Sebagai penutup guru dan peserta didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita. Dilanjutkan dengan memberikan tes formatif dengan dua soal ( soal tes siklus I ada pada lampiran 19) untuk dikerjakan oleh peserta didik secara individu. Setelah berakhir waktunya, mengucapkan salam kepada peserta didik. b. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus pertama, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik belum mampu mengkondisikan diri dalam bentuk kelompok dikarenakan belum terbiasa dengan pembelajaran kelompok, dan terkesan malu-malu. Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC belum terlaksana sebagaimana mestinya. b) Peserta didik kurang berani bertanya, masih malu untuk menjawab pertanyaan dari guru atau teman. Oleh karenanya
64
guru kadang menunjuk ketua kelompok atau peserta didik yang lain untuk menjawab pertanyaan guru. c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. b) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini menyebabkan alokasi waktu tidak berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. c. Evaluasi Siklus I 1) Tes evaluasi Evaluasi pada siklus I ini dilakukan pada hari senin, tanggal 16 November 2009, dengan alokasi waktu 20 menit. Pada evaluasi siklus I ini guru memberikan soal dalam bentuk esai yang terdiri dari 2 butir soal (ada pada lampiran 19). 2) Evaluasi pelaksanaan Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I guru bersama
peneliti
melakukan
diskusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)
pada siklus I tersebut dengan
mendiskusikan hal-hal yang masih kurang dan perlu perbaikan adalah: a) Peserta didik belum bisa mengkondisikan diri dalam kelompok, sehingga diskusi kelompok belum nampak hidup. b) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. d) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
65
d. Hasil Refleksi Berdasarkan evaluasi pada siklus I maka perlu adanya perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru dalam memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mengkondisikan diri dalam berdiskusi kelompok. 2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik beriskusi kelompok. 3) Alokasi waktu akan lebih disesuaikan dengan soal yang diberikan kepada peserta didik. 4) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus II. 3. Hasil Penelitian Siklus II a. Pelaksanaan tindakan Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Siklus II dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 19 November 2009 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative
Integrated
Reading
And
Composition).
Proses
pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan peserta didik membaca asmaul husna dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran peserta didik (daftar hadir pada lampiran 4 dan daftar peserta didik ada pada lampiran 6). Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan judul pokok bahasan dan indikator (RPP pada lampiran 23). Pokok bahasan yang dipelajari adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dalam menyelesaikan soal cerita. Guru memberi motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi
66
dengan mengingat kembali materi SPLDV dalam menyelesaikan soal cerita pada siklus I. Dalam mengingat kembali tentang materi tersebut peserta didik berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan oleh guru. Guru memberikan permasalahan dan cara penyelesaian pemecahan masalah bentuk cerita dengan langkahlangkah yang spesifik, yaitu: apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan tulis cara menjawabnya serta kesimpulan jawaban yang sama dengan siklus I. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bagi yang belum paham untuk diulang secukupnya. Kemudian guru mempersilahkan peserta didik untuk membentuk kelompok yang telah telah dilakukan pada siklus I (daftar kelompok pada lampiran 5) untuk menyelesaikan permasalahan atau soal cerita (soal kelompok ada pada lampiran 24) yang dibagi oleh guru dengan setiap kelompok mendapat satu permasalahan yang sama dan mendapatkan satu lembar langkahlangkah yang sesuai dengan metode yang digunakan. Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi serangkaian kegitan
seperti langkah-langkah yang telah
dilakukan pada siklus I. Guru memberikan pengarahan agar semua anggota kelompok ikut serta dalam berdiskusi. Guru juga memberikan bimbingan secara merata kepada kelompok yang mengalami kesulitan, jika diperlukan, dan ketua kelompok menyampaikan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya, setelah waktu yang ditentukan habis, guru mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan sebagai wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Mereka sangat antusias untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil keja kelompok, ini dibuktikan banyaknya yang angkat tangan sebagai perwakialan kelompok untuk maju kedepan. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi tersebut. Mereka banyak bertanya kepada peserta didik yang mempresentasikan, sehingga guru pun membantu
67
untuk mengkondisikan mereka. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang telah mempresentasikan hasil diskusinya. Guru membubarkan kelompok untuk kembali ke tempat masing-masing. Kemudian guru memberikan PR. Sebagai penutup guru dan peserta didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita. Dilanjutkan dengan memberikan tes formatif dengan dua soal ( soal tes siklus II ada pada lampiran 26) untuk dikerjakan oleh peserta didik secara individu. Setelah waktu selesai guru meninggalkan ruangan dengan mengucapkan salam. b. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus II, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktifitas peserta didik a) Proses diskusi kelompok berjalan dengan lancar, hal ini karena peserta didik mulai terbiasa dengan pembelajaran berkelompok sehingga mampu mengkondisikan diri dalam bentuk kelompok. b) Peserta didik sudah berani pertanyaan guru tanpa guru menunjuknya. c) Antusias peserta didik dalam mempresentasikan di depan kelas sudah mulai nampak. d) Keaktifan peserta didik dalam bertanya ketika waktu presentasi semakin meningkat 2) Hasil pengamatan aktifitas guru a) Guru sudah terbiasa dengan model diterapkan. Hal ini dibuktikan guru sudah bias menguasai kelas dengan baik. b) Guru telah memberikan bimbingan secara merata ketika membimbing peserta didik berdiskusi kelompok. c) Guru memotivasi peserta didik dan memberi respon positif terhadap peserta didik yang aktif.
68
c. Evaluasi Siklus II 1) Tes evaluasi Evaluasi pada siklus II ini dilakukan kamis, tanggal 19 November 2009 dengan alokasi waktu 20 menit. Pada evaluasi siklus II ini guru memberikan soal dalam bentuk esai yang terdiri dari 2 butir soal (ada pada lampiran 26). 2) Evaluasi pelaksanaan Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus II guru bersama
peneliti
melakukan
diskusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) pada siklus II diperoleh adalah: a) Peserta didik sudah bisa mengkondisikan diri dalam kelompok, sehingga diskusi kelompok belum nampak hidup. b) Guru sudah maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. c) Peserta didik sudah bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. d) Hasil
belajar
peserta
didik
telah
mencapai
indikator
keberhasilan yang ditetapkan. e) Keaktifan peserta didik telah meingkat sesuai indicator yang ditetapkan. d. Hasil Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik daripada pada siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar peserta didik dan ketuntasan belajar dan prosentase keaktifan peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan yang dicapai. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
69
C. PEMBAHASAN 1. Pembahasan Prasiklus Pada pembelajaran prasiklus ini, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu belum menggunakan metode Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) yang ditawarkan oleh peneliti. Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari pembelajaran materi SPLDV pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya diperoleh nilai rata-rata tes formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) matematika dua tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang. Adapun hasil belajar dan keaktifan peserta didik pada tahun lalu dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3 Hasil belajar dan Keaktifan peserta didik tahun lalu
2007/2008
Rata-rata hasil belajar 58.75
Ketuntasan Belajar 62.5%.
Keaktifan peserta didik 35.63%
2008/2009
58.4
50%.
34.8%
Tahun
Berdasarkan data di atas (ada pada lampiran 11.a dan 11.b berkaitan dengan hasil belajar) dapat diperoleh rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 58.58 dan 56.25% (ada pada lampiran 12). Dokumentasi ini diperoleh oleh Pak Rif’an, S.Ag selaku Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIB, yang diperoleh pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. Berkaitan dengan keaktifan peserta didik tahun lalu, diperoleh dengan berdasarkan wawancara dengan Pak Rif’an, S.Ag pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009, dengan prosentase keaktifan peserta didik ada pada tabel di atas, sehingga prosentase keaktifan peserta didik pada pra siklus adalah 35.2% (ada pada lampiran 13).
70
Adanya hal tersebut bisa disimpulkan pembelajaran tahun-tahun lalu masih terpaku dengan guru dan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, ini menjadikan pembelajaran ini belum sesuai dengan apa yang dikatakan dengan pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran yang bersifat ceramah menjadikan penanaman konsep dalam materi kurang terutama materi soal cerita yang membutuhkan pemahaman dalam menterjemahkan kalimat matmatika. Dengan mengkaji pembelajaran 2 tahun yang lalu yang belum mampu menghasilkan nilai diatas rata-rata sesuai KKM, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah guru dan model pembelajaran yang perlu dirubah, untuk itu perlu adanya metode yang spesifik yang baru yang mampu menigkatkan aktivitas dan hasil belajar, salah satunya metode yang ditawarkan oleh peneliti yaitu Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition). 2. Pembahasan Siklus I Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 69.4 dengan presentase ketuntasan belajar 65.85% sebanyak 27 peserta didik tuntas belajar dan 14 peserta didik tidak tuntas belajar (ada pada lampiran 20) dan presentase aktivitas peserta didik sebesar 67.14% (ada pada lampiran 15). Berdasarkan hasil yang diperoleh ada beberapa kekurangan yang dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik. Guru belum dapat menyiapkan kondisi fisik peserta didik dengan baik. Guru kurang merata dalam membimbing peseta didik dalam kelompoknya, karena guru belum terbiasa melakukan model pembelajaran kooperatif, sehinggga ada beberapa kelompok yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya sesuai yang diinginkan. Kemudian guru juga kurang dapat memanfaatkan waktu secara proposional. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang dalam memahami materi yang diajarkan. Pada pembelajaran berikutnya diharapkan guru dapat memberikan bimbingan dan arahan secara jelas kepada pada tiap kelompok, dan dapat mengatur waktu secara proporsional.
71
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peserta didik pada siklus I, diskusi yang dilakukan peserta didik belum berjalan dengan baik. Hal ini peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, karena sebelumnya peserta didik hanya melakukan pembelajaran yang konvensional. Tidak semua anggota kelompok ikut aktif dalam berdiskusi, karena dalam satu kelompok terdiri dari peserta didik yang pandai, sedang dan kurang sehingga peserta didik kurang mampu masih mengharapkan tugas yang diberikan cukup dikerjakan oleh peserta didk yang pandai. Ada beberapa peserta didik yang merasa bahwa anggota kelompoknya kurang cocok sehingga antara peserta didik dalam kelompok tersebut kurang terjadi kerjasama. Dalam mempresentrasikan hasil diskusinya, perwakilan dari peserta didik masih kurang berani dan canggung,dikarenakan belum terbiasa. Peserta didik juga kurang berani dalam mengemukakan pendapat walaupu mereka telak diberi kesempatan. Pada pembelajaran berikutnya guru diharapkan dapat memberikan. Motivasi yang lebih baik dan penghargaan pada peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan pembelajaran. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tes formatif silklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil jawaban pada salah satu soal, peserta didik belum bisa mengerjakan dan mengetahuai apa yang dikehendaki oleh soal tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh di siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan nilai pra siklus, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
72
Tabel 4 Hasil belajar dan keaktifan belajar pra siklus dan siklus I
Rata-rata hasil belajar Ketuntasan belajar Prosentase keaktifan peserta didik
Pra Siklus
Siklus I
58.58
69.4
56.25%
65,85%
35.2%.
67.14%.
3. Pembahasan Siklus II Pada siklus II ini yang diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 79.02 dengan presentase ketuntasan belajar 87.8% (ada pada lampiran 27) dan presentase aktivitas peserta didik sebesar 85.67% (ada pda lampiran 22). Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan model Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) sudah berjalan dengan baik. Selama berlangsungnya siklus II diperoleh kemampuan guru dalam mengelolaan pembelajaran oleh guru sebesar 89%. Peningkatan ini disebabkan guru sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilakukan. Motivasi yang diberikan guru menjadikan peserta didik menyadari pentingnya materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan terhadap peserta didik pada pembelajaran siklus II menunjukkan persentase aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran model Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) sebesar 85.67%. Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada umumnya semua anggota kelompok sudah aktif mulai terlibat dalam menyelesaikan tugas kelimpoknya. Hal ini terjadi karena sudah setiap anak sudah memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktifnya peserta didk juga terjadi karena sudah menyadari bahwa ternyata
73
materi
tersebut
berhubungan
dengan
masalah
kehidupan
sehari-
hari.metode yang diterapkan juga cukup menarik dan mengurangi kebosananterhadap kegiatan belajar mengajar. Proses diskusi antara yang peserta didik dalam kelompoknya juga berlangsung dengan bai, karena interaksi antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai sudah terjadi. Pada siklus II ini peserta didik sudah berani dan banyak yang antusias untuk mempresentasikan hasi kerja kelompoknya.. Hal ini sudah mulai terbiasa dan punya keberanian untuk melakukan presentasi di depan kelas, hasil yang disampaikan cukup baik, dan peserta didik sudah tidak terlihat canggung dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Peserta yang memberi tanggapan terhadap hasil presentasi juga meningkat. Peserta didik juga aktif dan semangat pada waktu mengerjakan soal tes formatif secara individu yang diberikan dan sebagian besar peserta didik dapat menjawab dengan benar. Meningkatnya
aktivitas
peserta
didik
dalam
kegiatan
pembelajaran menyebabkan hasil belajar juga meningkat. Adapaun peningkatan presentase aktivitas dan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5 Perbandingan hasil belajar dan keaktifan belajar semua siklus G r a Rata-rata hasil belajar f Ketuntasan hasilbelajar Prosentase keaktifan belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
58.58
69.4
79.02
56.25%
65.85%
87.8%
35.2%.
67.14%.
85.67%.
Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tes formatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar
74
peserta didik 79.02 dan ketuntasan belajar 87.8% serta persentasee aktivitas belajar peserta didik 85.67%, maka dapat disimpulkan dengan penerapan
model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik MTs NU Nurul Huda kelas VIIIB semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan SPLDV untuk penyelesaian soal cerita.
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. SIMPULAN Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh simpulan berikut. 1. Skenario penerapan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada materi pokok SPLDV untuk menyelesaikan soal cerita adalah skenario penerapan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010. yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang bercirikan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC, yakni: (1) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4) Menulis urutan komposisi penyelesaian soal, (5) saling merevisi dan mengedit (jika ada yang perlu direvisi). 2. Aktivitas peserta didik dengan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada materi pokok SPLDV untuk menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan yaitu pada siklus I, presentase keaktivan peserta didik 67.14%, dan pada siklus II meningkat menjadi 85.67%. 3. Model Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok SPLDV untuk menyelesaikan soal cerita kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010. Ini terbukti pada siklus I rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar 69.4 dan 67.14%. dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 79.02 dan 87.8%. 75
76
B. SARAN Berdasarkan penelitian diatas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut. 1. Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami materi. 2. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar maka, dalam kegiatan pembelajaran pada penyelesaian soal cerita khususnya pada materi SPLDV disarankan menggunakan model pembelajaran tersebut. C. PENUTUP Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Sholeh Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, Attarbiyah Waturuqu alTadris, juz 1, Mekkah : Darul Ma’arif, t.th. Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999. Aguston, M., Strategi Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2005. Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo Offet, 2004. Al-Zarnudji, Syekh Ta’lim al-Muta’alim Thariq al-Ta’alum, Semarang: Toha Putra, tt. AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1992. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990. _____, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. _____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002. _____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Bahri, Syaiful Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah, Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1999.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. E., Robert Slavin, Cooperatif Learning: Teori, Riset and Praktik, terj: Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008. Halim, Abdul Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, Jogjakatra: Ar-Ruzz Media,2009. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001. _____, Proses Belajar Mengajar, Jakara: PT. Bumi Aksara, 2007. Jerry, Bobrow, Cliff Quick Review
TM
Matematika Dasar dan Pra-Aljabar, Alih
Bahasa: Ervina YUdha Kusuma, S.S , Bandung: Pakar Raya, 2004. Kholik, Moh. A, Matematika untuk SLTP kelas 2 Semester 2, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003. L., John Mark, Athur A. Hiatt, Evelyn M. Nevfeld, Metode Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar , Alih Bahasa: Bambang Sumantri, Jakarta: Erlangga, 1998. Lie, Anita, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grsindo, 2007. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Muhsetyo, Gatot dkk., Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Muslikhah, ” Keefektifan pembelajaran cooperative tipe CIRC bermediakan kartu soal terhadap hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi segiempat di kelas VI SMP N 7 Semarang
Tahun 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007. Mutadi, Pedekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Keagamaan-Depag Bekerja Sama Dengan Ditbina Widyaiswara Lan RI, 2007. Nasution, S., Diktaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Nugroho, Khamidun, “Menggunakan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dengan menggunakan langkah polya dan lembar kerja siswa di kelas VII SMP Islam Jondang Kedung Jepara Tahun pelajaran 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007. Nurkaneana, Wayan, Sunartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999. Quraish, M. Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat Rohani, Ahmad HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1995. Sanjaya, Wina, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
_____, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007. Sitorus, Ronald, Bimbingan Pemantapan Matematika SMP, Bandung: CV.Yrama Widya, 2006. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 1995. SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang : Rasail Media Group, 2008. Soedjadi, R., Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,1990. Spencer
Kagan,”Coopoerative
Learning”,
http://edtech.kennesaw.edu/intech
/cooperative learning,htm, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009. Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2009. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan penilaian pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D), Bamdung: Alfabeta, 2008. Supriyono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009. Suyitno, Amin, Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita, Prosiding
Seminar Nasional Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2005 FMIPA UNNES, Semarang: UNNES, 2005. _____, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan penerapannya di SMP, Makalah dalam pelatihan bagi Guru-guru Matematika SMP SeJawa Tengah, Semarang: UNNES, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995. Syodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Techonly 13, “Proses Belajar Matematika Dan Hakekat Matematika”, http://techonly 13.wodpress.com/2009/07/04/proses-belajar-matematikadan-hakekat-matematika/, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009. Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta:. Rineka Cipta, 2000. Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Wijayanti, Noor, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXA SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition(CIRC)”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007. Yusuf, Syamsul L. N., Buku Materi Pedagogik Pendidik Dasar, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana, 2007.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Ahmad Makyy Nurul Awwal
NIM
: 3105131
Tempat Tanggal Lahir
: Mekah, 13 September 1986
Alamat Asal
: Jl. Bulu raya RT. 02/RW. III Desa Bulu Jowo Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban Jatim
Jenjang Pendidikan 1. SDN Bulu Jowo II Lulus Tahun 2000 2. SMPN II Tuban Lulus Tahun 2003 3. MAN Lasem Lulus Tahun 2005 4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005 Pengalaman Organisasi Intra Kampus 1. Pengurus Harian Himatika IAIN Walisongo periode 2006/2007 2. Pengurus
SEMA
Fakultas
Tarbiyah
Periode
2008/2009 3. Redaktur Majalah edukasi periode 2008/2009 4. Redaktur Jurnal Edukasi Periode 2009/2010 Pengalaman organisasi ekstra kampus 1. Wakil Ketua PP. Roudhotut Tholibin periode 2008/2009 2. Dewan Pertimbangan Santri PP. Roudhotut Tholibin periode 2009/2010
Semarang, 14 Desember 2009 Peneliti
Ahmad Makyy Nurul Awwal NIM. 3105131
Lampiran 1 ANGKET PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs. NU NURUL HUDA MANGKANG Nama Kelas Alamat
:……………………………… :……………………………… :………………………………
Petunjuk: Silanglah jawaban a, b, c, atau d sesuai dengan pilihan anda dari setiap pertanyaan di bawah ini! Mohon diisi dengan sejujur-jujurnya! Angket ini disebarkan peneliti, murni untuk menyelesaikan skripsi dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika.
1. Mata pelajaran apa yang paling anda anggap sulit diantara mata pelajaran yang lain? a. Bahasa (Inggris/Indo) c. IPA b. Matematika d. IPS 2. Diantara nilai hasil belajar anda, pelajaran apa yang nilainya paling rendah? a. Bahasa (Inggris/Indo) c. IPS b. Matematika d. IPA 3. Apakah kamu berani bertanya jika belum paham tentang penjelasan guru? a. sangat berani b. berani c. kurang berani d. Tidak berani 4. Apakah anda menyukai pelajaran Matematika? a. tidak suka b. Biasa saja c. suka d. sangat suka 5. Menurut anda, apakah anda suka dengan soal cerita? a. tidak suka b. Biasa saja c. suka d. sangat suka 6. Apakah menurutmu soal cerita lebih mudah daripada soal non cerita? a. sangat mudah c. tidak mudah b. mudah d. Sulit sekali 7. Bagaimana gurumu dalam menerangkan soal cerita? a. jelas c. tidak jelas b. cukup jelas d. tidak jelas sekali 8. Apakah gurumu dalam menerangkan soal cerita menggunakan langkah-langkah tertentu? a. sering sekali c. jarang-jarang b. biasa saja d. tidak pernah 9. Apakah kamu sering mendapatkan soal-soal latihan atau PR yang berbentuk soal cerita? a. sering sekali c. jarang-jarang b. sering d. tidak pernah 10. Apakah kamu sering mendapatkan penyelesaian dari soal cerita yang diberikan gurumu? a. sering sekali c. jarang-jarang b. sering d. tidak pernah
“Selamat Mengerjakan” *Terimakasih atas partisipasi anda dalam membantu proses penelitian skripsi ini.
Lampiran 2 HASIL JAWABAN ANGKET PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS VIII.B NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Jawaban Soal Nomor
NAMA SISWA Afriyan Mustofa Sugma Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab Mutiah Rahma Aisyah Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah Rosidah Rudi Utomo Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro Syva Widi Ariyanti Wahyudi Prasetyo Zulfa Fepbiandani JUMLAH
KET.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
C B A C D A B D B B D B B B B B B C C C B B D A A B B B B B D A B B B B 36
B B B B D B B B B B B B B B B B B D B B B B B A B B B B B B C C B B B B 36
C C C C B C B C C B C C B B C C C B C C C C B C B C C C C B C C B B C C 36
C B C B B B B C C B D B B C C B C D B B B B C C B B C C B B B B B B B B 36
C B B B B B B C B C B C B B B C C A B B B B C C C C B B C B B B C B B B 36
C C C B C C C B C C C C C C C C C C B C C C C C C B B B C C C C C C C C 36
B B A B A A B B B B B A B B B A B C A B B B A B A B B B B B B B A B B C 36
A B B A B B C C B C D A C B B A A A A B A B B D A B A B A C B B C D B D 36
B A B C C B A C D B D C B C C C C A C D C A B D D C C C C C C C C D A D 36
B A B D A B A C C B D B A B C B B B D D B A B D D C B C B C C B C D A D 36
Alpa
Izin
Sakit
Alpa
Izin
Lampiran 3 FREKUENSI DAN PROSENTASE JAWABAN ANGKET PESERTA DIDIK KELAS VIII.B TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA No
Pernyataan soal
1.
Mata pelajaran apa yang paling sulit menurutmu?
2.
Diantara nilai hasil belajar anda, pelajaran apa yang nilainya paling rendah?
3.
Apakah kamu berani bertanya jika belum paham?
4.
Apakah anda menyukai pelajaran matematika?
5.
Menurut anda, apakah anda suka dengan soal cerita?
6.
Apakah menurutmu soal cerita lebih mudah daripada soal non cerita?
7.
Bagaimana gurumu dalam menerangkan soal cerita?
8.
Apakah gurumu dalam menerangkan soal cerita menggunakan langkahlangkah tertentu?
9.
Apakah kamu sering mendapatkan soal-soal latihan atau PR yang berbentuk soal cerita?
10.
Apakah kamu sering mendapatkan penyelesaian dari soal cerita yang diberikan gurumu?
Ket:
Frekuensi Rumus
Jawaban siswa a. Bahasa (Inggris/Indonesia) b. Matematika c. IPA d. IPS a. Bahasa (Inggris/Indonesia) b. Matematika c. IPS d. IPA a. sangat berani b. berani c. kurang berani d. Tidak berani a. Tidak suka b. Biasa saja c. suka d. sangat suka a. Tidak suka b. biasa saja c. suka d. sangat suka a. sangat mudah b. mudah c. tidak mudah d. Sulit sekali a. Jelas b. cukup jelas c. tidak jelas d. tidak jelas sekali a. sering sekali b. biasa saja c. jarang-jarang d. tidak pernah a. sering sekali b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah a. sering sekali b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah
Frekuensi
Prosentase
5 21 5 5 1 31 2 2 0 11 25 0 0 23 11 2 1 23 12 0 0 6 30 0 9 25 2 0 11 15 6 4 5 6 17 8 6 14 8 8
13.9% 58.3% 13.9% 13.9% 2.7% 86.1% 5.6% 5.6% 0% 30.6% 69.4% 0% 0% 63.8% 30.6% 5.6% 2.7% 63..8% 33.5% 0% 0% 16.7% 83.3% 0% 25% 69.4% 5.6% 0% 30.6% 41.6% 16.7% 11.1% 13.9% 16.7% 47.2% 22.2% 16.7% 38.9% 22.2% 22.2%
: Jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan tiap point : Frekuensi X 100% Total siswa (36)
Lampiran 4 DAFTAR HADIR KEGIATAN PTK SISWA KELAS VIII.B MTs.NU NURUL HUDA MANGKANG TAHUN 2009/2010 Jenis NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
NAMA SISWA Afriyan Mustofa Sugma Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab Mutiah Rahma Aisyah Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah Rosidah Rudi Utomo Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro Syva Widi Ariyanti Wahyudi Prasetyo Zulfa Fepbiandani
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
kelamin L L L L L L L L P P P L P L P P P P P L P P L L L P P P P P P L P P P P P L P L P
Lampiran 5 DAFTAR KELOMPOK BELAJAR KELAS VIIIB SIKLUS I Dan SIKLUS II
Kelompok I No. Nama Anggota 1.
Ahmad Abdul Kohar
2.
Ismi Ika Apriliani
3.
Malichatul Chasanah
4.
Mutiah Rahma Aisyah
5.
Nurul Hikmah
Kelompok II No.
Nama Anggota
1.
Muhammad Kasyanto
2.
Agus Zaenal Arifin
3.
Lukviana Dwi Herjianti
4.
MM. Anita Susilowati
Kelompok V No. Nama Anggota 1.
Dwi Kurniawan
2.
Rofiatul Azizah
3.
Rudi Utomo
4.
Irwan Cholik Sunarya
Kelompok VI No.
Nama Anggota
1.
Sahebah Puji Lestari
2.
Shiya Faoziyah Haqi
3.
Ahmad Ulul Azmi Firdaus Ahmad Ulil Absor
4.
5. Kelompok III No. Nama Anggota 1.
M. Farid Alfiana
2.
Setya Ningsih
3.
Reza Irnanda
4.
Laila Zulfitra
Kelompok VII No.
Nama Anggota
1.
Wahyudi Prasetyo
2.
Erniza Pratiwi
3.
Syva Widi Ariyanti
4.
Suciatun
5. Kelompok IV No. Nama Anggota 1.
Sunindro
2.
Afriyan Mustofa Sugma
3.
Zulfa Fepbiandani
4.
Eni Safitriana
5.
Kelompok VIII
No.
Kelompok IX No. Nama Anggota 1.
Didik Susila
2.
Esti Rahayu Astutik
3.
Nur Asmanah
4.
Muhammad Narsehab
Kelompok X No. Nama Anggota 1.
Fahrul Rizal
2.
Intan Okta Riana
3.
Lutfizal Nur Hidayatul P
4.
Muhammad Alaudin Zaki
Nama Anggota
1.
Isna Jayanti Rahayu
2.
Agus Sudarsono
3.
Septi Nur Fadhilah
4.
Rosidah
Lampiran 6
DAFTAR SUBJEK PENELITIAN PESERTA DIDIK KELAS VIIIB Wali Kelas Ketua Kelas
No.
L/P
1
L L L L L L L L P P P L P L P P P P P L P P L L L P P P P P
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
:Abdul Mukti, S.Ag :
NAMA PESERTA DIDIK Afriyan Mustofa Sugma Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab Mutiah Rahma Aisyah Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
P L P P P P P L P L P
Rosidah Rudi Utomo Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro Syva Widi Ariyanti Wahyudi Prasetyo Zulfa Fepbiandani
Lampiran 7
DENAH LOKASI MTs NU NURUL HUDA MANGKANG SMG
MASJID “BAITUL AMININ “
*
LOKASI
Lampiran 8 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA WAWANCARA Pokok-pokok wawancara dengan Bpk. Rif’an, S.E, selaku guru matematika kelas VIII B di MTs NU Nurul Huda Mangkang meliputi : 1.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika yang terjadi di MTs NU Nurul Huda Mangkang?
2.
Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran matematika?
3.
Bagaimana kondisi peserta didik/ kelas dalam pembelajaran matematika?
4.
Apakah peserta didik sering diberi soal sebagai latihan baik soal cerita maupun soal non cerita?
5.
Dengan mengetahui hasil belajar, apakah materi soal cerita pada SPLDV sulit bagi peserta didik?
6.
Berkaitan dengan perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai KKM dan berapa peserta didik yang tuntas belajar?
7.
Berapa rata-rata nilai peserta didik tahun lalu dan berapa kira-kira prosentase keaktifan peserta didik pada materi tersebut?
8.
Pada KBM di kelas, sudah banyak peserta didik yang berani bertanya dan mempresentasikan hasil pekerjaannya?
9.
Dengan berlakunya KTSP, apakah strategi pembelajaran matematika MTs NU Nurul Huda Mangkang sudah menerapkan strategi pembelajaran yang berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning)?
10. Pernahkah dalam pembelajaran matematika menggunakan metode cooperatif learning?
Lampiran 9 SOAL TES PRETES: Nama : Kelas : Waktu : 20 menit
Tentukan penyelesaian sistem persamaan berikut dengan metode gabungan subsitusi dan eliminasi! b. 2x + y = 3 dan 3x – 2y = 22 c. 4x – 3y = 11 dan -2x + 5y = -16
Kunci Jawaban Tes Awal Pretes: No.
Langkah-langkah penyelesaian
1.
2x + y = 3 dan 3x – 2y = 22
Skor
Langkah 1: Mengeliminasi variabel y dengan menyamakan koefisiennya. 2x + y = 3 x 2 4x + 2y = 6 3x – 2y = 22 x 1 3x - 2y = 22 7x = 28, maka x = 4
2.
20
Langkah 2: Subtitusi nilai x= 4 ke persamaan 2x + y = 3 2 (4) + y = 3 8 +y =3 y = -5
20
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(4,-5)}.
10
4x – 3y = 11 dan -2x + 5y = -16 Langkah 1: Mengeliminasi variabel x. 4x - 3y = 11 x1 -2x + 5y = -16 x 2
4x - 3y = 11 -4x + 10y = -32 7y = -21,
20
maka y = -3 Langkah 2: Subtitusi nilai y= -3 ke persamaan 4x – 3y = 11 4x – 3(-3) = 11 4x + 9 = 11 4x = 2 x = 1/2
20
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(1/2,-3)}.
10
lampiran 10
DAFTAR NILAI PRETES Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: SPLDV
Jumlah Peserta didik yang diteliti : 41 anak Tahun Pelajaran
: 2009/2010
No.
L/P
1
L L L L L L L L P P P L P L P P P P P L P P L L L P P P P P P L
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Peserta Didik
Nilai
Keterangan
Afriyan Mustofa Sugma
50
TIDAK TUNTAS
Agus Sudarsono
60
TUNTAS
Agus Zaenal Arifin
45
TIDAK TUNTAS
Ahmad Abdul Kohar
40
TIDAK TUNTAS
Ahmad Ulil Absor
65
TUNTAS
Ahmad Ulul Azmi Firdaus
65
TUNTAS
Didik Susila
60
TUNTAS
Dwi Kurniawan
50
TIDAK TUNTAS
Eni Safitriana
70
TUNTAS
Erniza Pratiwi
55
TIDAK TUNTAS
Esti Rahayu Astutik
60
TUNTAS
Fahrul Rizal
60
TUNTAS
Intan Okta Riana
60
TUNTAS
Irwan Cholik Sunarya
65
Ismi Ika Apriliani
40
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Isna Jayanti Rahayu
55
TIDAK TUNTAS
Laila Zulfitra
75
TUNTAS
Lukviana Dwi Herjianti
80
TUNTAS
Lutfizal Nur Hidayatul P
60
TUNTAS
M. Farid Alfiana
45
TIDAK TUNTAS
Malichatul Chasanah
40
TIDAK TUNTAS
MM. Anita Susilowati
80
TUNTAS
Muhammad Alaudin Zaki
60
TUNTAS
Muhammad Kasyanto
40
TIDAK TUNTAS
Muhammad Narsehab
60
TUNTAS
Mutiah Rahma Aisyah
85
TUNTAS
Nur Asmanah
60
TUNTAS
Nurul Hikmah
85
TUNTAS
Reza Irnanda
75
TUNTAS
Rofiatul Azizah
50
TIDAK TUNTAS
Rosidah
60
TUNTAS
Rudi Utomo
65
TUNTAS
33 34 35 36 37 38 39 40 41
P P P P P L P L P
Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah
50 60
TIDAK TUNTAS TUNTAS
Setya Ningsih
45
TIDAK TUNTAS
Shiya Faoziyah Haqi
50
TIDAK TUNTAS
Suciatun
60
TUNTAS
Sunindro
45
TIDAK TUNTAS
Syva Widi Ariyanti
60
TUNTAS
Wahyudi Prasetyo
50
TIDAK TUNTAS
70
TUNTAS
Zulfa Fepbiandani Jumlah
2410
Rata-rata
58.78
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Pengamat
Rif’an, S. Ag
Ahmad Makyy NA
Lampiran 11.a
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: Matematika : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok
: SPLDV
Jumlah Peserta didik
: 48 anak
Tahun Pelajaran
: 2007/2008
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA ABDUL WACHID AFUAH AHMAD ASIF SAIFULLAH AHMAD ASRIFIN AHMAD KHUSNUL MAROM AHMAD MUNIF AJENG NUGRAHENI ANGGI MERDEKAWATI. K ANITA SETIYANI ARBA ANIS QUMAERAHMAH ASSIFAQOTUL MABRUR ATIKA ZULFA CHOIRUL CHANIN DINI AZIFAH PUTRI DWI ASIH WIDIASTUTI ENDAH PUJI LESTARI FAJAR PRASETYO FINA FITRI SUGIANTI FITRI HIDAYATULLAH HADWI NUR CHAYATI HERU SETIAWAN INDAH LUTFIYANI INTAN NURFANI JAZILATUR ROHMAH KIKI RIZKI AMALIA DEWI KURNIA SAFITRI LAILA NUR TAHAJUDA LINA RAHAYU LUDDVIA FARIDA M. KHOLID MAWARDI M, MABRUR SYAHRI SHIDIQ M. MIFTAHUDIN MALSI UMAR MUH. ISNAINI RIFQI MUH. ZUHRI AMIN NINDYA PUTRI EKA YANTI NUR FAIZIN NUR RIWAYATI
NILAI 40 60 70 40 50 50 70 60 70 70 55 55 60 60 60 80 60 60 65 55 60 70 70 60 70 50 50 50 50 40 70 60 40 40 70 60 40 60
KETERCAPAIAN PESERTA DIDIK TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
NUR ROFIQ PUJI ASTUTIK PUTRI YULSI AKHVADIAN RAGIL BAYU NUGROHO SITI KURNIATI SITI MUZAROFAH SUGATI WAHYU SAEFUDIN WULAN MEI LUAWATI FIFIN SUSANTO JUMLAH NILAI RAT-RATA
50 70 70 40 70 70 40 70 70 70 2820 58.75
TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: • • •
∑ nilai seluruh peserta didik ( x) = 2820 ∑ seluruh peserta didik tuntas belajar ( Ftb) = 30 ∑ peserta didik (N ) = 48 Ftb ∑x Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = Ketuntasan belajar(%) = x100% N
=
N
2820 48
= 58.75
=
30 48
x 100%
= 62.5%
Ttd, Guru Mata Pelajaran
Rif’an, S. Ag
Lampiran 11.b
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: Matematika : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok
: SPLDV
Jumlah Peserta didik
: 48 anak
Tahun Pelajaran
: 2008/2009
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA ACHMAD ARIFIN ACHMAD NUR SALIM AHMAD SAEFULLAH ANI AMBARSARI ANIK ZARO'AH ANTON PRAYITNO ARIDA ARIFANI ARIFIN RUSTIN ABIDIN BAGUS AHMADHON BAMBANG NUGROHO DEWI FITRIANA DIAH RATNASARI EKA YULI SULFIYATI EKO WIDODO FEBRIANA PUSPA SUKMA IDA MURNIYATI IRMA SAFITRI JAZILATUL MUNASIFAH KHOIRUN NIKMAH LAILATUL AROFAH M. ALVIAN SYAH PUTRA M.NUR HIDAYATULLAH FIRDAUS M. NURUL ANWAR MISBAHUL MUNIR MUH. BAHRUL ULUM MUH. LUTFI ANANTA MAFTUCHATUS SAADAH MASRUROTUN AINIYAH MILADIAH MUFTI NUR HABIBAH MUH.RIFQI SETIAWAN MUH. RYAN PAMBUDI MUH. SABIDIN MUHIS ADTYA ROHMAN NIRMAS DARA ANANDA NUR AINI NUR AMALIATUS SOLIKAH NUR CHASANAH NURUL WAHIDAH
NILAI 45 50 55 65 50 55 65 60 45 65 55 65 45 55 70 50 65 60 50 65 60 65 55 45 45 50 70 60 70 50 75 60 70 70 60 55 60 60
KETERCAPAIAN PESERTA DIDIK TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
70 50 55 75 50 70 55 50 55 55 2800 58.4
RATNA AYU SAPUTRI RINI RISMAWATI ROCHMAWATI FITRIA SAEFUL ANAM SHODIQ GHOZALI SITI MUKATUN THOIFUR AZMI TRIO PUTRA PAMUNGKAS UMI KHASANAH WASIS TRI WAHYUNI JUMLAH NILAI RATA-RATA
TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: • • •
∑ nilai seluruh peserta didik ( x) = 2800 ∑ seluruh peserta didik tuntas belajar ( Ftb) = 24 ∑ peserta didik (N ) = 48 Ftb ∑x Ketuntasan belajar(%) = x100% Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
=
N
2800 48
= 58.4
=
24 48
x 100%
= 50%
Ttd, Guru Mata Pelajaran
Rif’an, S. Ag
Lampiran 12
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS
Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: Matematika : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok
: SPLDV
Tahun Pelajaran
: 2 tahun yang lalu yaitu 2007-2009
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Daftar Nilai Pra Siklus Pada tahun 07-08 Pada tahun 08-09 45 40 50 60 55 70 65 40 50 50 55 50 65 70 60 60 45 70 65 70 55 55 65 55 45 60 55 60 70 60 50 80 65 60 60 60 50 65 65 55 60 60 65 70 55 70 45 60 45 70 50 50 70 50 60 50 70 50 50 40 75 70 60 60 70 40 70 40 60 70 55 60 60 40
KETERANGAN
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
60 70 50 55 75 50 70 55 50 55 55 2800 58.4 50%
60 50 70 70 40 70 70 40 70 70 70 2820 58.75 62.5%
JUMLAH NILAI RAT-RATA KETUNTASAN BELAJAR
Keterangan: Dengan adanya pengambilan nilai hasil pada materi SPLDV pada 2 tahun yang lalu, maka didapat: •
Pada tahun 2007-2008 didapat nilai rata-rata = 58.75 dan ketuntasan belajar = 62.5%.
•
Pada tahun 2008-2009 didapat nilai rata-rata = 58.4 dan ketuntasan belajar = 50%. Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =
jumlahnilairata jumlahtahun 58.75 + 58.4 = 2 = 58.58
Ketuntasan belajar(%) =
jumlahketuntasanbelajar jumlahtahun =
62.5% + 50% 2
= 56.25%
Kesimpulan: Hasil di atas sebagai rata-rata hasil belajar peserta didik di prasiklus sebesar 58.58 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 56.25%. Hasil ini sebagai pembanding pada siklus berikutnya. Ttd, Guru Mata Pelajaran
Rif’an, S. Ag
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Pra Siklus Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Tahun Lalu Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok
: SPLDV
Pada tahun
: 2007-2008
Jumlah peserta didik
: 48 anak
Pengamatan tindakan NO.
ASPEK PENGAMATAN
I
KEGIATAN AWAL
BANYAK SISWA
a. Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
43
b. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang
30
diajukan guru. II
KEGIATAN INTI c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pemecahan soal
43
cerita. d. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok. e. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok. f. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas..
15
g. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat atau hasil diskusi waktu diskusi kelompok. h. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. 40 Jumlah perolehan skor = 171 Skor maksimal
= 480
Maka, Prosentase (%) aktivitas peserta didik =
171 x 100% 480 = 35.63%
KESIMPULAN: Pencapaian aktivitas peserta didik pada tahun ajaran 2007-2008 adalah 35.63%.
Pada hasil
aktivitas ini belum tersentuh oleh model pembelajaran jadi masih menggunakan konvensional. Dengan melihat hasil tersebut jelas bahwa kurangnya interaksi antar peserta didik.
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Rif’an, S. Ag
Ahmad Makyy NA
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Tahun Lalu Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok
: SPLDV
Pada tahun
: 2008-2009
Jumlah peserta didik
: 48 anak
Pengamatan tindakan NO.
ASPEK PENGAMATAN
I
KEGIATAN AWAL
BANYAK SISWA
a. Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
40
b. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat
30
yang diajukan guru. II
KEGIATAN INTI c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang
42
pemecahan soal cerita. d. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok. e. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok. f. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan
15
mengenai materi yang dibahas.. g. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat atau hasil diskusi waktu diskusi kelompok. h. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. 40
Jumlah perolehan skor = 167 Skor maksimal
= 480
Maka, Prosentase (%) aktivitas peserta didik =
167 x 100% 480
= 34.8% KESIMPULAN: Pencapaian aktivitas peserta didik pada tahun ajaran 2008-2009 adalah 34.8%.
Pada hasil
aktivitas ini belum tersentuh oleh model pembelajaran jadi masih menggunakan konvensional. Dengan melihat hasil tersebut jelas bahwa kurangnya interaksi antar peserta didik menyebabkan keaktifan peserta didik sangat kurang Prosentase Keaktifan Pra Siklus: Dengan melihat keaktifan pada tahun lalu, maka prosentase keaktifan peserta didik pada pra siklus adalah menjumlahkan prosentase aktivitas tahun 2007/2008 dan tahun 2008/2009 kemudian dibagi dengan dua =
35 .63 % + 34 .8% 2 = 35.2%
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Rif’an, S. Ag
Ahmad Makyy NA
Lampiran 14 LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Nama Guru yang diamati
: Bpk. Rif’an, S.Ag
Satuan Pendidikan/ Kelas
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang/ VIIIB
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: SPLDV
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Indikator
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Diamati Hari/ Tanggal
: Senin/ 16-11-2009
Jam Pelajaran Ke
: I-II
Jumlah Sisiwa Waktu diamati
: 41 peserta didik
Tindakan Mengajar
No.
Aspek Pengamatan 1
1.
Pelaksanaan 2 3
Apersepsi ¾ Menyiapkan kondisi fisik peserta didik
√
¾ Menyampaikan tujuan pembelajaran.
√
¾ Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan
√
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang telah disampaikan. ¾
Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk
√
belajar. 2.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC ¾ Pemberian permasalahan dan penyelesaian pemecahan
√
masalah dengan bentuk cerita dengan tipe CIRC ¾ Menjelaskan jalannya pembelajaran kooperatif tipe
√
CIRC. ¾ Membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik
√
secara heterogen (berdasarkan hasil prasiklus). ¾ Menumbuhkan kerjasama antar anggota kelompok
√
peserta didik untuk bekerja secara kelompok. ¾ Membimbing kinerja kelompok baik secara individu
√
maupun klasikal secara proporsional. √
4
¾ Membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan masalah. ¾ Memotivasi peserta didik untuk menyampaikan hasil
√
diskusi di depan kelas. ¾ Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
√
kepada teman yang ada di depan kelas. ¾ Memberikan umpan balik dan evaluasi atas materi yang
√
telah dipresentasikan oeh peserta didik secara singkat. ¾ Mengevaluasi pembelajaran koperatif tipe CIRC. 3.
√
Menutup pelajaran ¾ Memberikan tes soal cerita secara individu untuk
√
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang ditentukan. ¾ Menyimpulkan materi diakhir pembelajaran dengan
√
strategi tersebut pemecahan masalah khususnya tentang pemecahan soal cerita. •
KRITERIA PENILAIAN, 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Jumlah maksimal skor = 64 Prosentase = Skor X 100% 64
Diperoleh skor = 43 Prosentase
= 43 X 100% 64 = 67.1%
Penarikan Kesimpulan: Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus I kurang optimal, hal ini terbukti dngan adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang belum
terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, perlu
perbaikan untuk mengoptimalkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi SPLDV.
Semarang, 16 November 2009 Pengamat
Ahmad Makyy NA
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi Hinpunan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok
: SPLDV
Hari/Tanggal
: Senin/16-11-2009
Jam Pelajaran Ke
: I-II (dari jam 07.00 s/d jam 08.30)
Jumlah peserta didik yang waktu diamati
: 41 anak
Pengamatan tindakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama A
Afriyan Mustofa Sugma Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab Mutiah Rahma Aisyah Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah Rosidah Rudi Utomo
B 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 3 4 3 3 2 4 2 4 4 4 2 4
Aspek Pengamatan C D E F 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 1 1 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2
Jumlah G 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 4 3 1 1 4 2 2 4 3 2 3
H 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2
14 13 14 14 19 21 24 24 27 24 24 20 22 27 23 23 24 29 21 14 21 28 24 16 15 30 21 26 29 25 20 25
Prosentase (%) 43.75% 40.63% 43.75% 43.75% 59.38% 65.63% 75.00% 75.00% 84.38% 75.00% 75.00% 62.50% 68.75% 84.38% 71.88% 71.88% 75.00% 90.63% 65.63% 43.75% 65.63% 87.50% 75.00% 50.00% 46.88% 93.75% 65.63% 81.25% 90.63% 78.13% 62.50% 78.13%
33 34 35 36 37 38 39 40 41
Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro Syva Widi Ariyanti Wahyudi Prasetyo Zulfa Fepbiandani
Jumlah skor KETERANGAN: •
3 3 3 3 3 3 3 3 4 131
3 3 2 2 2 2 3 3 4 115
3 3 2 2 2 2 3 3 3 111
3 3 2 2 2 1 3 3 4 113
3 3 3 3 3 2 3 3 4 118
2 2 2 2 2 1 2 2 3 97
3 2 2 2 2 1 2 1 3 95
2 2 2 2 2 2 2 2 3 101
22 21 18 18 18 14 21 20 28 881
68.75% 65.63% 56.25% 56.25% 56.25% 43.75% 65.63% 62.50% 87.50%
ASPEK PENGAMATAN, ¾
¾
Kegiatan awal a.
Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
b.
Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan guru.
Kegiatan inti C. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pemecahan soal cerita. D. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok. E. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok. F. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas.. G. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat atau hasil diskusi waktu diskusi kelompok. H. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.
•
KRITERIA PENILAIAN, 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh: 9
Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 881
9
Skor Maksimum = 1312
Maka, Prosentase (%) aktivitas peserta didik =
881 x 100% 1312 = 67.14%
KESIMPULAN: Pencapaian aktivitas peserta didik dengan peserta didik pada siklus I adalah 67.14%. Dengan hasil aktivitas yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 80%. Sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV untuk meningkatkan hasil belajar Kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang harus melaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Semarang, 16 November 2009 Pengamat
Ahmad Makyy NA
Lampiran 16 SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
I.
: : : : :
MTs. NU Nurul Huda Mangkang Matematika VIIIB/I 1 pertemuan (2 jam pelajaran) memahami SPLDV dan menggunakannya dalam pemecahaan masalah.. : menyelesaika model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirsnnya : menyelesaika model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirsnnya
TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan memahami konsep SPLDV, peserta didik mampu menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV.
II. MATERI PEMBELAJARAN Menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV. III. METODE PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Compocition) dengan metode ekspositori, tanya jawab, diskusi kelompok dan pemberian tugas. IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Kegiatan Pembelajaran 1.
2. 3.
4.
Pendahuluan: Apersepsi: ¾ Mengingat kembali tentang bagaimana cara menyelesaikan SPLDV dengan metode subtitusi dan eliminasi Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti: Pemberian permasalahan dan cara penyelesaian pemecahan masalah bentuk cerita dengan langkah-langkah yang spesifik, yaitu: apa yang diketahui, tulis apa yang ditanyakan dan tulis cara menjawabnya. Tanya jawab dengan peserta didik tentang materi yang telah disampaikan, apakah peserta didik sudah paham atau belum, apabila belum paham maka penjelasan diulang lagi kembali (secukupnya).
5.
Membacakan nama kelompok setiap kelompok yang terdiri 4 peserta didik yang heterogen (berdasarkan hasil pretes).
6.
Guru memberikan satu soal cerita pada tiap kelompok.
7.
Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi serangkaian kegitan sebagai berikut. a. Salah satu anggota kelompok membaca, yang lainnya mendengarkan sambil memahami maksud soal tersebut.
Pengorganisasian Peserta didik Waktu K
5’
K
2'
K
10’
K
5’
K
5’
G
3’
G
10’
8.
9.
b. Bersama-sama membuat prediksi/menafsirkan isi soal cerita, termasuk apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu. c. Saling membuat rencana penyelesaian. d. Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut e. Memeriksa kembali penyelesaian. f. Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
G
8’
Dalam pelaksanaan item no.7, guru berkeliling mengawasi, membimbing kerja kelompok dan fasilitator jika diperlukan.
K
10’
Salah satu perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya didepan kelas.
K
5’
G
3’
K
2’
K
2’
I
20’
10.
Guru mengevaluasi dan memberikan hasil yang tepat.
11.
Guru membubarkan kelompok. Dan peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing.
12.
Guru memberikan tugas rumah Penutup: Guru bersama peserta didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita.
13.
Guru memberikan tes formatif berdasarkan materi yang telah diberikan (lampiran). Keterangan: I =Individual; K = Klasikal; G = Group 14.
V. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN ♦ Buku Paket Matematika kelas VIII semester I. ♦ Lembar Kerja Siswa kelas VIII semester I. ♦ Lingkungan sekolah dan lingkungan kelas yang mendukung materi. VI. PENILAIAN 1. Prosedur Tes: ¾ Tes Awal ¾ Tes Proses ¾ Tes Akhir 2.
3.
:: Ada : Ada
Jenis Tes: ¾ Tes Awal :¾ Tes Proses : Pengamatan ¾ Tes Akhir : Tertulis Essay Alat Tes: ¾ Tes Awal :¾ Tes Proses : Terlampir ¾ Tes Diskusi : Terlampir Semarang, 16 November 2009
Mengetahui, Kepala MTs NU Nurul Huda Semarang
Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Ajma’in Yahya
Rif’an, S.Ag
Lampiran 17
TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I Kelompok …. Nama Anggota:
1. 2. 3. 4. 5.
………………………………… ………………………………… ………………………………… ………………………………… ...................................................
Diskusikanlah pemecahan soal cerita dibawah ini!!! Nanda membeli 3 batang pensil dan 5 buku tulis seharga Rp 14.500,00. Ani membeli 2 batang pensil dan 3 buku yang sama dengan yang dibeli oleh Dewi seharga Rp. 9.000,00. Jika Santi membeli 1 batang pensil dan 4 buku tulis tersebut dengan uang sebesar Rp. 20.000,00. Berapakah besar uang kembaliannya Santi?
Penyelesaian: 1) Menentukan apa yang diketahui (diketahui)
2) Menentukan apa yang ditanyakan (ditanya)
3) Melaksanakan perencanaan atau mencari jawaban(jawaban)
4) Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban (Kesimpulan)
Selamat Mengerjakan “Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul”
KUNCI JAWABAN TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I Langkah-langkah penyelesaian
) Menentukan apa yang diketahui dalam kalimat matematika. •
Nanda membeli 3 batang pensil dan 5 buku tulis seharga Rp 14.500,00
•
Ani membeli 2 batang pensil dan 3 buku yang sama dengan yang dibeli oleh Dewi seharga Rp. 9.000,00.
) Menentukan apa yang ditanyakan dalam kalimat matematika. Jika Santi membeli 1 batang pensil dan 4 buku tulis tersebut dengan uang sebesar Rp. 20.000,00. Berapakah besar uang kembaliannya Santi? ) Melaksanakan rencana atau mencari jawaban Misalkan harga 1 batang pensil = x Harga 1 buku tulis = y Model matematikanya adalah : 3x + 5y = 14.500…….(i) 2x + 3y = 9.000……(ii) Dengan metode eliminasi 3x + 5y = 14.500 x 2 6x + 10y = 29.000 2x + 3y = 9.000 x 3 6x + 9y = 27.000 _ y = 2.000 kemudian mencari x, 2x + 3y = 9.000 2x + 3(2.000) = 9.000 2x + 6.000 = 9.000 2x = 3.000 x = 1.500 Jika Santi membeli 1 batang pensil dan 4 buku tulis tersebut dengan uang sebesar Rp. 20.000,00, maka 1x + 4y = ....... 1(1.500)+ 4 (2.000) = 9.500 ) Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban. Jadi, besar uang kembaliannya Santi adalah 20.000 – 9.500 = 10.500
Lampiran 18
Lembar Soal Tugas rumah Siklus I Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal cerita (DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut. d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis! 1.
2.
Meri dan tatik bekerja pada sebuah pabrik roti bagian pembungkusan roti. Meri dapat membungkus 150 roti setiap jam dan tatik dapat membungkus 200 roti setiap jam. Banyak waktu yang dipergunakan untuk bekerja meri dan tatik tidak sama. Jumlah jam untuk bekerja meri dan tatik adalah 15 jam dan banyak roti yang dapat dibungkus 2.650 buah. Tentukan lama bekerja meri dan tatik! Perbandingan antara umur ariel dan zaky adalah 9 :7. Empat tahun yang lalu perbandingan umur mereka 7: 5. Tentukan umur mereka masing-masing ?
Jawaban Soal Tugas rumah Siklus I No.
Langkah-langkah penyelesaian
Skor
1.
5
Diketahui : Meri dapat membungkus 150 roti setiap jam, tatik dapat membungkus 200 roti setiap jam. Jumlah jam mereka = 15 jam dan banyak roti yang dapat dibungkus = 2.650
2
Ditanya: Tentukan lama bekerja meri dan tatik?
15
Jawaban:. Misal : jam meri = x, jam tatik = y Maka, model menjadi x + y = 15 150x + 200 y = 2.650
3x + 4 y = 53
Dengan menggunakan metode subtitusi x + y = 15
x = 15 – y
3x + 4 y = 53 3(15 – y)+ 4 y = 53 45 – 3y + 4 y = 53 y = 53 - 45 y=8 x + y = 15 x + 8 = 15 x=7 3
Kesimpulan: Jadi lama bekerja meri dan tatik adalah 7 jam dan 8 jam 2.
5
Diketahui : Perbandingan umur ariel dan zaky =9 : 7 Empat tahun lalu perbandingan umur mereka = 7: 5
2
Ditanya: Tentukan umur mereka masing-masing?
15
Jawaban: Misal umur ariel = x dan umur zaky = y perbandingan kedua bilangan = 9 : 7, sehingga menjadi 9 x = 7y 9 x - 7y= 0 Empat tahun lalu = 7(x –4) = 5(y – 4) = 7x –28 = 5y – 20 = 7x- 5y = 28-20 = 7x - 5y = 8 Maka sistem persamaannya adalah 9x - 7y= 0 7x – 5y=8
Dengan metode subtitusi 9 x = 7y x = 7/9 y 7 ( 7/9 y )– 5y=8 49/ 9 y – 5y = 8 49/ 9 y – 45 / 9 = 8 4/ 9 y = 8 y = 8* 9/ 4 y = 18 9x - 7y= 0 9x – 7(18)= 0 9x – 126 = 0 x = 126 x = 14 3
Kesimpulan: Jadi umur ariel dan zaky adalah 14 dan 18
•
PENILAIAN Nilai =
∑ skor
Lampiran 19
Lembar Soal Tes Siklus I
Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal cerita (DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut. d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis! 1. 2.
Harga 4 pensil dn 5 buku tulis Rp. 20.000,00 sedangkan harga 3 pensil dan 4 buku tulis Rp. 18.000,00. Berapa harga 1 pensil dan 1 buku tulis! Jumlah 2 bilangan cacah adalah 30 dan selisih kedua bilangan itu adalah 6. Tentukan kedua bilangan itu !
Lembar jawaban Soal Tes Siklus I
Nama siswa
:..............................................
No. Absen/ Kelas
:..............................................
Jawaban Soal Tes Siklus I No.
Langkah-langkah penyelesaian
Skor
1.
10
Diketahui : 4 pensil +5 buku tulis = 20.000 3 pensil + 4 buku tulis = 15.500
5
Ditanya: Berapa harga 1 pensil dan 1 buku tulis?l
30
Jawaban:. Misal : pensil = x, buku tulis = y Maka, model matematika menjadi 4x + 5 y = 20.000 3x + 4 y = 15.500 Kemudian menggunakan metode eliminasi 4x + 5 y = 20.000 x 3 12x + 15 y = 60.000 3x + 4 y = 15.500 x 4 12x + 16 y = 62.000 - y = -2.000 y = 2 .000 4x + 5 y = 20.000 4x + 5 (2.000) = 20.000 4x + 10.000 = 20.000 4x = 10.000 x = 2.500 Kesimpulan:
5
Jadi harga 1 pensil dan 1 buku tulis adalah 2.500 + 2.000 = 4.500
2.
Diketahui :
10
Jumlah bilangan cacah = 30 Selisih kedua bilangan = 6 Ditanya:
5
Tentukan kedua bilangan itu ? Jawaban: Misal kedua bilangan itu adalah x dan y Jumlah kedua bilangan = x + y= 30 Selisih dua bilangan = x – y= 6 Maka sistem persamaannya adalah x + y= 30 ............(1) x – y= 6 ...............(2)
30
dengan menggunakan metode subtitusi x – y= 6 x=6+y. kemudian persamaan 2 dimasukkan ke persamaan 1 x + y= 30
x=6+y
(6 + y) + y= 30
x = 6 + 12
6 + 2y = 30
x = 18
2 y = 24 y = 12 Kesimpulan: Jadi kedua bilangan itu adalah 18 dan 12.
• PENILAIAN Nilai =
∑ skor
Lampiran 20
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
5
Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: Matematika : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok
: SPLDV
Jumlah Peserta didik yang Hadir: 41 anak Tahun Pelajaran
NO. L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L L L L L L L L P P P L P L P P P P P L P P L L L P P P P P P
: 2009/2010
NAMA PESERTA DIDIK Afriyan Mustofa Sugma Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab Mutiah Rahma Aisyah Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah Rosidah
NILAI
KETERANGAN
70
TUNTAS
75
TUNTAS
75
TUNTAS
80
TUNTAS
80
TUNTAS
65
TUNTAS
80
TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
80
TUNTAS
80
TUNTAS
50
TIDAK TUNTAS
50
TIDAK TUNTAS
80
TUNTAS
75
TUNTAS
75
TUNTAS
80
TUNTAS
85
TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
65
TUNTAS
85
TUNTAS
85
TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
75
TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
90
TUNTAS
85
TUNTAS
85
TUNTAS
85
TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
65
TUNTAS
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
L P P P P P L P L P
Rudi Utomo Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro Syva Widi Ariyanti Wahyudi Prasetyo Zulfa Fepbiandani Jumlah
55
TIDAK TUNTAS
75
TUNTAS
75
TUNTAS
50
TIDAK TUNTAS
70
TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
50
TIDAK TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
55
TIDAK TUNTAS
75
TUNTAS
2845
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai prasikus diatas maka, didapat: • • •
∑ nilai seluruh peserta didik ( x) = 2845 ∑ seluruh peserta didik tuntas belajar ( Ftb) = 27 ∑ peserta didik ( N ) = 41 Ftb ∑x Ketuntasan belajar(%) = x100% Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
=
N
2845 41
= 69.4
=
27 41
x 100%
= 65.85%
Kesimpulan: Pencapaian rata-rata hasil belajar di siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata hasil belajar sebesar 69,4 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 65,85%. Oleh karena itu, agar penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi SPLDV untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang berhasil, maka harus dilaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II. Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Pengamat
Rif’an, S. Ag
Ahmad Makyy NA
Lampiran 21 LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Nama Guru yang diamati
: Bpk. Rif’an, S.Ag
Satuan Pendidikan/ Kelas
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang/ VIIIB
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: SPLDV
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Indikator
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Diamati Hari/ Tanggal
: Kamis/19-11-2009
Jam Pelajaran Ke
: I-II
Jumlah Sisiwa Waktu diamati
: 41 peserta didik
Tindakan Mengajar
No.
Aspek Pengamatan 1
1.
Pelaksanaan 2 3
4
Apersepsi ¾ Menyiapkan kondisi fisik peserta didik
√
¾ Menyampaikan tujuan pembelajaran.
√
¾ Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan
√
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang telah disampaikan. ¾
Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk
√
belajar. 2.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC ¾ Pemberian permasalahan dan penyelesaian pemecahan
√
masalah dengan bentuk cerita dengan tipe CIRC ¾ Menjelaskan jalannya pembelajaran kooperatif tipe
√
CIRC. ¾ Membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik
√
secara heterogen (berdasarkan hasil prasiklus). ¾ Menumbuhkan kerjasama antar anggota kelompok
√
peserta didik untuk bekerja secara kelompok. ¾ Membimbing kinerja kelompok baik secara individu
√
maupun klasikal secara proporsional. ¾ Membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
√
menyelesaikan masalah. ¾ Memotivasi peserta didik untuk menyampaikan hasil
√
diskusi di depan kelas. ¾ Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
√
kepada teman yang ada di depan kelas. ¾ Memberikan umpan balik dan evaluasi atas materi yang telah dipresentasikan oeh peserta didik secara singkat.
√
¾ Mengevaluasi pembelajaran koperatif tipe CIRC. 3.
Menutup pelajaran
√
¾ Memberikan tes soal cerita secara individu untuk
√
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang ditentukan. ¾ Menyimpulkan materi diakhir pembelajaran dengan
√
strategi tersebut pemecahan masalah khususnya tentang pemecahan soal cerita. •
KRITERIA PENILAIAN, 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Jumlah maksimal skor = 64 Prosentase = Skor X 100% 64
Diperoleh skor = 57 Prosentase
= 57 X 100% 64 = 89%
Penarikan Kesimpulan: Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus II sudah optimal, hal ini terbukti dngan adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang sudah terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, dengan adanya pengelolan pembelajaran yang optimal, maka siklus II ini sudah cukup dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi SPLDV.
Semarang, 19 November 2009 \
Pengamat
Ahmad Makyy NA
Lampiran 22
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi Hinpunan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Satuan Pendidikan
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok
: SPLDV
Hari/Tanggal
: Senin/19-11-2009
Jam Pelajaran Ke
: I-II (dari jam 07.00 s/d jam 08.30)
Jumlah peserta didik yang waktu diamati
: 41 anak
Pengamatan tindakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama A
Afriyan Mustofa Sugma Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab Mutiah Rahma Aisyah Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah Rosidah Rudi Utomo Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah
B 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4
3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4
Aspek Pengamatan C D E F 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
Jumlah G
H 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4
24 21 21 21 29 29 23 24 31 26 27 24 26 31 31 27 31 31 29 22 24 31 31 23 25 31 31 31 31 26 26 31 27 31
Prosentase (%) 75.00% 65.63% 65.63% 65.63% 90.63% 90.63% 71.88% 75.00% 96.88% 81.25% 84.38% 75.00% 81.25% 96.88% 96.88% 84.38% 96.88% 96.88% 90.63% 68.75% 75.00% 96.88% 96.88% 71.88% 78.13% 96.88% 96.88% 96.88% 96.88% 81.25% 81.25% 96.88% 84.38% 96.88%
35 36 37 38 39 40 41
Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro Syva Widi Ariyanti Wahyudi Prasetyo Zulfa Fepbiandani
Jumlah skor KETERANGAN: •
3 4 4 3 4 3 4 136
4 4 3 3 4 3 4 135
3 4 3 3 4 4 4 145
3 4 3 3 4 3 4 147
4 4 3 3 4 3 4 151
4 4 3 3 4 3 4 140
4 3 3 3 3 3 3 126
4 4 3 3 4 4 4 144
29 31 25 24 31 26 31 1124
90.63% 96.88% 78.13% 75.00% 96.88% 81.25% 96.88%
ASPEK PENGAMATAN, ¾
¾
Kegiatan awal a.
Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
b.
Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan guru.
Kegiatan inti c.
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pemecahan soal cerita.
d.
Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok.
e.
Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok.
f.
Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas..
g.
peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat atau hasil diskusi waktu diskusi kelompok.
h.
Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.
•
KRITERIA PENILAIAN, 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Berdasarkan data pada siklus II ini maka, diperoleh: 9
Skor keseluruhan yang diperoleh = 1124
9
Skor Maksimum = 1312
Maka, Prosentase (%) aktivitas peserta didik =
1124 x 100% 1312
= 85.67% KESIMPULAN: Pencapaian aktivitas peserta didik di siklus II ini sudah lebih mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 80%. Terbukti dengan hasil aktivitas peserta didik pada siklus II yaitu 85.67%. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV untuk meningkatkan aktivitas belajarpeserta didik Kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang sudah berhasil dan sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I.
Semarang, 19 November 2009 Pengamat,
Ahmad Makyy NA
Lampiran 23 SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : :
MTs. NU Nurul Huda Mangkang Matematika VIIIB/I 1 pertemuan (2 jam pelajaran) memahami SPLDV dan menggunakannya dalam pemecahaan masalah. : menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya. : Menyelesaiakan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
VII. TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan memahami konsep SPLDV, peserta didik mampu menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV. VIII. MATERI PEMBELAJARAN Menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV. IX. METODE PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Compocition) dengan metode ekspositori, tanya jawab, diskusi kelompok dan pemberian tugas. X.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Kegiatan Pembelajaran 1.
Pendahuluan Apersepsi: Mengingat kembali tentang penyelesaian soal cerita.
Pengorganisasian Peserta didik Waktu K
8’
K
2’
I
10’
Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. 3.
Guru memberikan salah satu contoh jawaban atas tugas rumah sesuai dengan permintaan peserta didik dan menerangkan kepada peserta didik agar dapat dipahami.
4.
Kegiatan Inti Membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri 4 peserta didik yang heterogen (berdasarkan hasil tes formatif siklus I).
K
5’
5.
Guru memberikan satu permasalah cerita pada tiap kelompok.
G
3’
6.
Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi serangkaian kegitan sebagai berikut. a. Salah satu anggota kelompok membaca, yang lainnya mendengarkan sambil memahami maksud soal tersebut. b. Bersama-sama membuat prediksi/menafsirkan isi soal cerita, termasuk apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu. c. Saling membuat rencana penyelesaian. d. Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut(menuliskan urutan komposisi penyelesaian). e. Memeriksa kembali penyelesaian. f. Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
G
10’
Dalam pelaksanaan item no.7, guru berkeliling mengawasi, membimbing kerja keompok dan fasilitator jika diperlukan. 7.
Salah satu perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya didepan kelas.
G
8’
8.
Guru mengevaluasi dan memberikan hasil yang tepat, kemudian memberikan kesempatan peserta didik lain untuk bertanya.
G
10’
K
5’
10.
K
3’
11.
K
2’
K
5’
I
20’
Guru membubarkan kelompok. 9. Guru memberikan tugas rumah
11.
Penutup: Guru bersama peserta didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita.
Guru memberikan tes formatif berdasarkan materi yang telah diberikan (lampiran). Keterangan: I =Individual; K = Klasikal; G = Group XI. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN ♦ Buku Paket Matematika kelas VIII semester I. ♦ Lembar Kerja Siswa kelas VIII semester I. ♦ Lingkungan sekolah dan lingkungan kelas yang mendukung materi. 12.
XII. PENILAIAN 1. Prosedur Tes: ¾ Tes Awal : Ada ¾ Tes Proses : Ada ¾ Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes: ¾ Tes Awal : Oral Test ¾ Tes Proses : Pengamatan ¾ Tes Akhir : Tertulis Essay 3. Alat Tes: ¾ Tes Awal : Tercantum dalam RPP ¾ Tes Proses : Terlampir ¾ Tes Diskusi : Terlampir
Semarang, 19 November 2009 Mengetahui, Kepala MTs NU Nurul Huda Semarang
Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Ajma’in Yahya
Rif’an, S.Ag
Lampiran 24
TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II Kelompok …. Nama Anggota: 1. ………………………………… 2. ………………………………… 3. ………………………………… 4. ………………………………… 5. ....................................................
Diskusikanlah pemecahan soal cerita dibawah ini!!! " Harga 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal adalah Rp. 90.000,00, sedangkan harga 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal adalah Rp. 130.000,00. Tentukan harga sepasang sepatu dan sepasan sandal!
Penyelesaian: 1) Menentukan apa yang diketahui(diketahui)
2) Menentukan apa yang ditanyakan (ditanya)
3) Melaksanakan perencanaan atau mencari jawaban(jawaban)
4) Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban.(kesimpulan)
Selamat Mengerjakan “Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul”
KUNCI JAWABAN TUGAS DISKUSI KELOMPOK II Langkah – langkah menyelesaikan soal cerita dan penilaian! Langkah-langkah Penyelesaian ) Menentukan apa yang diketahui dalam kalimat matematika. 2 ps sepatu dan 3 ps sandal adalah Rp. 90.000,00 3 ps sepatu dan 4 ps sandal adalah Rp. 130.000,00 ) Menentukan apa yang ditanyakan dalam kalimat matematika. Harga sepasang sepatu dan sepasan sandal? ) Melaksanakan rencana atau mencari jawaban Misal: Jika ps sepatu adalah x dan ps sandal adalah y, maka model matematikanya adalah 2x + 3y = 90.000 3x + 4y = 130.000, penyelesainnya: 2x + 3y = 90.000 x 3 6x + 9y = 270.000 3x + 4y = 130.000 x 2 6x + 8y = 260.000 – y = 10.000 2x + 3y = 90.000 2x + 3 (10.000 )= 90.000 2x + 30.000 = 90.000 2x = 90.000 – 30.000 2x = 60.000 x = 30.000 ) Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban. Jadi harga sepasang sepatu dan sepasang sandal adalah x = harga sepasang sepatu = Rp.30.000 y = harga sepasang sandal = Rp.10.000
Lampiran 25
Lembar Soal Tugas rumah Siklus II Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal cerita (DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut. d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis! 1. 2.
Perbandingan 2 bilangan bulat positif x dan y adalah 3: 2 dan jumlahnya 20. Tentukan masing-masing bilangan itu? Angga mengadakan perjalanan dengan sepeda motor sejauh x km dalam waktu t jam dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Jika untuk menempuh jarak itu ia menghendaki 10 menit lebih cepat, maka kecepatan rata-ratanya menjadi 72 km/jam. Berapa jarak yang ditempuh?
Jawaban Soal Tugas rumah Siklus II No.
Langkah-langkah penyelesaian
1.
Diketahui :
Skor 3
Perbandingan dua bilangan bulat x dan y adalah 3: 2 dan jumlahnya =20 Ditanya: Tentukan masing-masing bilangan itu?
2
Jawaban: Misal dua bilangan itu adalah = x dan y, maka
15
x + y= 20 Perbandingan dua bilangan bulat x dan y adalah 3: 2 menjadi ¾
x : y= 3:2
¾
3x = 2y
¾
3x - 2y = 0
Maka modelnya x + y= 20
x = 20 - y
3x – 2y=0 Dengan menggunakan metode subtitusi 3x – 2y=0 3( 20 - y ) – 2y=0 60 – 3y - 2y =0 -5y = - 60 y = 12 x + y = 20 x + 12 = 20 x=8 Kesimpulan: 2.
Jadi kedua bilangan itu adalah 8 dan 12
5
Diketahui :
5
dengan v= 60 km/jam, maka: Jarak = kecepatan x waktu x =60t dengan v=72 km/jam waktu menjadi 10 menit lebih cepat Ditanya:
2
Berapa jarak yang ditempuh? Jawaban: Misal x = jarak , t = waktu jika v= 60 km/jam, maka: Jarak = kecepatan x waktu
15
x =60t kemudian jika v=72 km/jam, maka: waktu= (t-1/6) jam Jarak = kecepatan x waktu x = 72 (t-1/6) x = 72 t – 12 terdapat dua persamaan yaitu: x =60t x = 72 t – 12 kemudian memasukkan persamaan yang ke-1 ke-2 60t = 72 t – 12 - 12 t = -12 t=1 jarak yang ditempuh x = 72 t – 12 x = 72 (1) – 12 x = 60 Kesimpulan: jadi jarak yang ditempuh adalah 60 km
•
PENILAIAN Nilai =
∑ skor
3
Lampiran 26
Lembar Soal Tes Siklus II
Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal cerita (DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut. d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis! 1. 2.
Jumlah panjang dan lebar sebuah persegi panjang adalah 240. jika panjangnya lebih 50 cm dari lebarnya. Tentukan luas persegi panjang tersebut? Harga 4 buku dan 3 pensil Rp 5.500,00 sedang harganya 5 pensil adalah 2.500. Jika adik membeli 1 buku dan 10 pensil berapa adik harus membayar?
Lembar jawaban Soal Tes Siklus II Nama siswa
:..............................................
No. Absen/ Kelas
:..............................................
Jawaban Soal Tes Siklus II 1.
10
Diketahui : P+l = 240 P= l + 50
5
Ditanya: Tentukan luas persegi panjang tersebut?
30
Jawaban: Misal P= x, l= y, maka x + y= 240 x = y + 50
x - y= 50
maka model matematika x + y= 240 x - y= 50 dengan metode subtitusi x + y= 240 (y + 50)+ y= 240 2y + 50 = 240 2y = 190 y = 95 maka x x = y + 50 x = 95 + 50 x = 145 Kesimpulan:
5
Jadi luas persegi panjang adalah L = 95 x 145 = 13775. 2.
Diketahui :
10
4 buku + 3 pensil = 5.500 5 pensil = Rp 2.500 Ditanya:
25
Jika adik membeli 1 buku dan 10 pensil berapa adik harus membayar! Jawaban: Misalkan Buku = x, pensil = y, maka 4 x + 3y = 5.500 5y = 2.500, maka model matematikannya 4 x + 3y = 5.500 .........(i)
30
5y = 2.500...................(ii) Mencari nilai y 5y = 2.5004
4x + 3y = 5.500
y = 500, mencari x
4 x + 3(500) = 5.500 4 x + 1.500 = 5.500 4 x = 4.000 x = 1.000
Kesimpulan: Jadi jika adik membeli 1 buku dan 10 pensil berapa adik harus membayar = 1x + 10y = ....... 1(1.000)+ 10 (500) = 6.000
• PENILAIAN Nilai =
Lampiran 27
∑ skor
5
DAFTAR HASIL BELAJAR SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: MTs. NU Nurul Huda Mangkang : Matematika : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya Materi Pokok : SPLDV Jumlah Peserta didik yang diamati : 41 anak Tahun Pelajaran : 2009/2010
NO. L/P
P
Sahebah Puji Lestari
NAMA PESERTA DIDIK
NILAI
KETERANGAN
70
TUNTAS
1
L
Afriyan Mustofa Sugma
2
L
Agus Sudarsono
70
TUNTAS
3
L
Agus Zaenal Arifin
70
TUNTAS
4
L
Ahmad Abdul Kohar
85
TUNTAS
5
L
Ahmad Ulil Absor
70
TUNTAS
6
L
Ahmad Ulul Azmi Firdaus
55
TIDAK TUNTAS
7
L
Didik Susila
75
TUNTAS
8
L
Dwi Kurniawan
80
TUNTAS
9
P
Eni Safitriana
85
TUNTAS
10
P
Erniza Pratiwi
80
TUNTAS
11
P
Esti Rahayu Astutik
80
TUNTAS
12
L
Fahrul Rizal
80
TUNTAS
13
P
Intan Okta Riana
75
TUNTAS
14
L
Irwan Cholik Sunarya
75
TUNTAS
15
P
Ismi Ika Apriliani
85
TUNTAS
16
P
Isna Jayanti Rahayu
80
TUNTAS
17
P
Laila Zulfitra
80
TUNTAS
18
P
Lukviana Dwi Herjianti
100
TUNTAS
19
P
Lutfizal Nur Hidayatul P
85
TUNTAS
20
L
M. Farid Alfiana
55
TIDAK TUNTAS
21
P
Malichatul Chasanah
80
TUNTAS
22
P
MM. Anita Susilowati
85
TUNTAS
23
L
Muhammad Alaudin Zaki
55
TIDAK TUNTAS
24
L
Muhammad Kasyanto
80
TUNTAS
25
L
Muhammad Narsehab
90
TUNTAS
26
P
Mutiah Rahma Aisyah
100
TUNTAS
27
P
Nur Asmanah
90
TUNTAS
28
P
Nurul Hikmah
100
TUNTAS
29
P
Reza Irnanda
90
TUNTAS
30
P
Rofiatul Azizah
85
TUNTAS
31
P
Rosidah
55
TIDAK TUNTAS
32
L
Rudi Utomo
55
TIDAK TUNTAS
85
TUNTAS
P
Septi Nur Fadhilah
80
TUNTAS
P
Setya Ningsih
80
TUNTAS
P
Shiya Faoziyah Haqi
85
TUNTAS
P
Suciatun
80
TUNTAS
L
Sunindro
70
TUNTAS
P
Syva Widi Ariyanti
80
TUNTAS
L
Wahyudi Prasetyo
90
TUNTAS
P
Zulfa Fepbiandani Jumlah
90
TUNTAS
3240
•
∑ peserta didik ( N ) = 41 Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =
∑x N =
Ketuntasan belajar(%) =
3240 41
= 79.02
Keterangan Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai prasikus diatas maka, didapat: •
∑ nilai seluruh peserta didik
•
∑ seluruh peserta didik
Ftb x100% N =
36 41
x 100%
= 87,8%
Kesimpulan: Pencapaian hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Terbukti dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79.02 dengan ketuntasan belajar yaitu 87.8%. Sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang sudah berhasil yaitu dengan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I. Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Pengamat
Rif’an, S. Ag
Ahmad Makyy NA
( x) =
tuntas bela
Lampiran 28 DAFTAR NILAI TES Mata Pelajaran
: Matematika
Aspek
: Pemecahan Masalah berupa soal cerita Pada materi SPLDV
Kelas/ Semester
: VIIIB/ I
Tahun Pelajaran : 2009/2010 No.
Nama
Siklus I
Siklus II
1
Afriyan Mustofa Sugma
70
70
2
Agus Sudarsono Agus Zaenal Arifin Ahmad Abdul Kohar Ahmad Ulil Absor Ahmad Ulul Azmi Firdaus Didik Susila
75
70
75
70
80
85
80
70
65
55
80
75
Dwi Kurniawan Eni Safitriana Erniza Pratiwi Esti Rahayu Astutik Fahrul Rizal Intan Okta Riana
55
80
55
85
80
80
80
80
50
80
50
75
Irwan Cholik Sunarya Ismi Ika Apriliani Isna Jayanti Rahayu Laila Zulfitra Lukviana Dwi Herjianti Lutfizal Nur Hidayatul P
80
75
75
85
75
80
80
80
85
100
55
85
M. Farid Alfiana Malichatul Chasanah MM. Anita Susilowati Muhammad Alaudin Zaki Muhammad Kasyanto Muhammad Narsehab
65
55
85
80
85
85
55
55
75
80
55
90
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26
Mutiah Rahma Aisyah
90
100
27
Nur Asmanah Nurul Hikmah Reza Irnanda Rofiatul Azizah Rosidah Rudi Utomo
85
90
85
100
85
90
55
85
65
55
55
55
Sahebah Puji Lestari Septi Nur Fadhilah Setya Ningsih Shiya Faoziyah Haqi Suciatun Sunindro
75
85
75
80
50
80
70
85
55
80
50
70
55
80
55
90
75
90
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Syva Widi Ariyanti 40 Wahyudi Prasetyo 41 Zulfa Fepbiandani Jumlah 39
Nilai rata-rata
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Rif’an, S. Ag
2845 69.4
3240 79.02
Pengamat
Ahmad Makyy NA
Lampiran 29
LEMBAR DOKUMENTASI Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Di awal pembelajaran, guru menjelaskan soal cerita, memberi latihan dan menjelaskan soal cerita dalam bentuk SPLDV
Peserta didik sedang melakukan kerja kelompok untuk soal cerita atau masalah yang diberikan oleh guru
Guru memberi bimbingan kepada kelompok untuk bediskusi dalam menyelesaikan soal cerita
salah satu peserta didk sedang mempresentasikan atau menyajikan pekerjaan kelompok
Menjelang akhir pembelajaran, guru menjelaskan secara klasikal tentang pemecahan masalah dalam soal cerita
Peserta didik sedang mengerjakan tes formatif