PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MATERI POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X A MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2009–2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
ATIK LIULIN NUHA 3105020
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
i
ABSTRAK
Atik Liulin Nuha (NIM: 3105020). Penerapan model Penerapan Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam Materi Pokok Logaritma guna Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X A MAN Semarang 2 Semester Gasal Tahun Pelajaran 20092010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2009. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma (2) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didikmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma kelas X A MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas X A MAN Semarang 2. Obyek penelitian ini adalah di MAN Semarang 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yaitu kelas X A yang jumlahnya ada 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri. Pengumpulan data menggunakan angket motivasi belajar dan soal kuis dan tes evaluasi. Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, motivasi belajar peserta didik mempunyai prosentase 47% dan rata-rata hasil belajar 59.23 dengan ketuntasan klasikal 48,5%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 62.96% dan rata-rata hasil belajar 74.29 dengan ketuntasan klasikal 71.1%. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 77, 77% dan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) di MAN Semarang 2 untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika dan dapat memberikan dorongan atau motivasi belajar kepada peserta didik untuk senantiasa meningkatkan motivasi belajar untuk bisa berprestasi dan berkompetisi dengan sehat.
ii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Desember 2009 Deklarator,
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
iii
MOTTO x´ {Þá5 ŵR Ée y ..... É#`ÎÚMl`Z `N"Ê % ¶® ApÚ}Íf pÚ}ÉÉ `kÝÎ Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan1
1
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 946.
iv
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis sederhana ini yang telah memberi arti dalam hidupku kepada: ¾ Bapak dan umy tercinta (Bpk Abdul Aziz dan Umy Sumiati), hanya ini yang baru bisa ku persembahkan. Terima kasih atas lantunan doa, motivasi, keikhlasan, pengorbanan, kesabaran, dan ridho yang selalu mengiringi langkahku hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah. Terima kasih juga karena telah menjadi orang tua sekaligus sahabat terbaik bagiku. ¾ Keluarga Masku (M. Luthfi Hakim dan mbak Ni’matul Arifah) tersayang, terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian. Semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah warrahmah dan penuh berkah. ¾ Adikku tercinta (Azza Nur Fitria), terima kasih atas motivasi dan doa serta telah jadi sahabat serta saudari terbaik yang pernah ku miliki. Salam sukses selalu... ¾ Keluarga BANI AHMAD KHUSEIN terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian sehingga menghantarkan aku menuju gerbang kesuksesan. ¾ Alby (Mas Misbah), terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi, dan doa darimu yang selalu mengiringi setiap langkahku dan setia selalu menemaniku meniti masa depan. Yakinlah semua akan indah pada waktunya. Jadi jangan menyerah dan terus berjuang. ¾ Sahabat–sahabat terbaik dan terindahku farida, lina, sabik, siwi, slamy, kiki, (Alm.) Azhar Aniq yang selalu memberi motivasi dan selalu ada saat suka maupun dukaku (kau adalah tempatku berbagi kisah) dan teman-temanku anak Tadris Matematika khususnya Angkatan 2005 yang tidak bisa aku sebut satu per satu, terima kasih telah mengukir warna dalam kehidupanku. ¾ Semua pihak yang pernah ada atau hanya melintas, terimakasih telah ikut mengukir,
mewarnai,
menghiasi
hidupku
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baikmu, amin ….
v
dan
membantuku
dalam
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terlesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang merestui pembahasan skripsi ini dan selaku Wali Studi yang telah bersedia memberikan pengarahan selama penulis menjadi mahasiswa. 2. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si M.Sc., Saminanto, S.Pd M.Sc dan H. Mursid, M.Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini. 3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menambah ilmu. 4. Drs. Muhammad Sholeh, M.Ag selaku Kepala MAN Semarang 2, Jamaluddin M.Ag selaku WAKA Kurikulum, Isti’anah S.Pd. dan Rus Hamidah, M.Pd selaku guru pamong beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta membantu mengarahkan dan memberikan saran yang berharga dalam penelitian skripsi ini. 5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga dengan doa dan motivasimu sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
vi
6. Sahabat, teman-teman dan keluarga besar Tadris Matematika yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak ada yang penulis kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Amin. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Desember 2009 Penulis,
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan dan kompetisi seperti sekarang ini, pendidikan dianggap penting mengambil peran dalam kehidupan. Karena pendidikan merupakan suatu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Salah satu prinsip dalam melaksanakan pendidikan adalah peserta didik secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Untuk dapat terlaksana dan suksesnya suatu kegiatan, pertama harus ada dorongan atau motivasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut, karena motivasi akan nenyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.1Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu harus ada motivasi. Begitu juga dalam proses pembelajaran atau pendidikan, peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang berlangsung. Kegiatan belajar bersama (kelompok) dapat membantu memacu belajar aktif. Dengan berkelompok peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan kepada temannya sehingga peserta didik memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.2 Hal ini terjadi karena peserta didik merasa lebih santai dan senang bila belajar dan berdiskusi dengan teman sendiri. Apabila sudah mempunyai motivasi yang kuat dan merasa senang, peserta didik dapat aktif sehingga menunjukkan minat, aktivitas dan partisipasinya dalam 1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm.
72. 2
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif , (Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), hlm.25.
1
2
mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan. Begitu juga pada pembelajaran matematika, bila peserta didik memiliki motivasi yang kuat dan dapat aktif maka matematika tidak akan menjadi pelajaran yang paling menakutkan lagi. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir.3 Matematika merupakan sebuah ilmu yang memberikan kerangka berfikir logis universal pada manusia. Disamping itu, matematika merupakan satu alat bantu yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau matematika ditempatkan sebagai Mathematics Is King as Well as Good Servant. Namun dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi matematika.4 Salah satu materi matematika yang membutuhkan pemahaman konsep, penalaran dan ketelitian adalah logaritma karena dalam materi tersebut terdapat variasi soal yang sangat unik dan perkembangan rumus sehingga peserta didik harus pandai menganalisanya. Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang, duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa butuh malah cenderung menyepelekan padahal timbulnya kebutuhan dapat menimbulkan motivasi yang mendasari tingkah laku tertentu atau mencapai tujuan tertentu pula.5 Dengan tidak memiliki motivasi belajar maka sering kali 3
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: UNM, 2003), hlm. 40. 4 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm.1. 5 Oemar Hamalik, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 119.
3
hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 yaitu ibu Istianah S.Pd pada tanggal 28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu guru menjelaskan materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung bercanda dengan teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. Motivasi belajar peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika. Mereka merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu merupakan momok apalagi dalam materi logaritma yang didalamnya berisi rumus-rumus sehingga sebelum
mengotak-atik
soal,
mereka
sudah
menyerah
dahulu
dan
mengandalkan teman yang pandai tanpa berusaha untuk bisa mengerjakan sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas X A dalam materi pokok logaritma pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70. Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok logaritma masih rendah yaitu 57. sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas X A tahun pelajaran 2007-2008 yaitu 58.6 Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang relatif monoton, kurang variatif, tidak terencana dengan baik, yang pada akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan guru hanya “asal menjalankan tugas” saja dan kurangnya inovasi guru dalam pengelolaan pembelajarannya guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika guru harus memilih dari berbagai variasi pendekatan, strategi, model yang sesuai dengan situasi 6
Wawancara dengan ibu Isti’anah pada tanggal 28 Maret 2009
4
sehingga tujuan dari suatu pembelajaran yang direncanakan dapat dicapai karena membangkitkan motivasi peserta didik merupakan salah satu peran dan tugas tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.7 Perlu diketahui, bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi yang disampaikan, tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Model pembelajaran juga dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya mendongkrak
keberhasilan
proses
belajar
mengajar.
Karena
model
pembelajaran bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan peserta didik sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan peserta didik bosan. Mengingat pentingnya variasi pembelajaran di kelas yang akan berimplikasi dengan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur kerjasama antar peserta didik dalam kelompok, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran individu dan penambahan skor dilakuakn setelah kuis, dan antar kelompok dipertandingkan dalam permainan yang edukatif. Jsdi, setiap anggota harus memahami materi lebih dulu sebelum mengikuti kuis dan game. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari matematika sehingga peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah dan dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dalam pembelajaran di kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan peserta didik dalam bekerjasama sekaligus menjelaskan kepada teman sekelompok yang tidak paham. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa bosan 7
Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 135.
5
dan memperoleh manfaat yang maksimal baik dari motivasi belajar maupun hasil belajarnya. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatf tipe TGT karena pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XA MAN Semarang 2 pada materi pokok logaritma. Peneliti memilih materi pokok logaritma karena sebagian besar peserta didik masih kebingungan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan variasi soal yang unik pada sifat–sifat logaritma. Dalam hal ini penulis mengambil
judul
“PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MATERI
POKOK
LOGARITMA
GUNA
MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XA MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010”.
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang diadakan. Beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas adalah sebagai berikut: 1. Penerapan Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan teori, prinsip, peraturan atau informasi ke dalam situasi yang baru. 2. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah–langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
6
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.8 3. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
adalah
sebuah
grup
kecil
yang
bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).9 4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) Model pembelajaran ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep, dan ketrampilan.10 5. Logaritma Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah diketahui.11 Logaritma merupakan materi pembelajaran
dari mata
pelajaran matematika yang diberikan di kelas X semester gasal tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai kurikulum yang berlaku sekarang. 6. Motivasi belajar Motivasi
dan
belajar
merupakan
dua
hal
yang
saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita–cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut 8
Amin Suyitno, Pemilihan Model – Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, (Semarang: UNNES, 2007), hlm. 1. 9 Mutadi, op.cit., hlm.35. 10 Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 181. 11 Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 28.
7
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.12 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya peningkatan motivasi peserta didik yang diperoleh dari angket yang diberikan oleh guru kepada peserta didik setelah evaluasi dilakukan pada setiap siklus. 7. Hasil belajar Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan tertentu. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.13 Peningkatan hasil belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya peningkatan nilai peserta didik yang diperoleh dari kuis dan tes evaluasi diakhir pertemuan siklus. 8. Peserta didik kelas X A Peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan masih terdaftar sebagai peserta didik MAN Semarang 2. 9. MAN Semarang 2 merupakan salah satu lembaga pendidikan setara SMA yang berlatar belakang Agama Islam yang bertempat di Semarang.
C. Pembatasan Masalah Tepat atau tidak penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games
Tournament)
pada
materti
pokok
logaritma
untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2. D. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas
maka
permasalahan
yang
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut: 12
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 23. 13
Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm. 111, Cet.5.
8
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2?
E. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini, memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan motivasi belajar paserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). 2. Untuk meningkatkan hasil belajar paserta didik kelas XA MAN Semarang 2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peserta didik MAN Semarang 2: a.
Hasil belajar peserta didik MAN Semarang 2 dalam mata pelajaran matematika khususnya pada
materi pokok
logaritma dapat
meningkat. b.
Kompetensi peserta didik di bidang matematika khususnya pada materi pokok logaritma dapat meningkat.
c.
Motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran matematika dapat meningkat.
9
d.
Terjalin sikap gotong-royong dan kerjasama yang baik antar peserta didik.
e.
Terciptanya persaingan yang sehat dalam berprestasi di kelas.
2. Manfaat bagi guru MAN Semarang 2: a.
Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari dan oleh guru yang
menitikberatkan
pada
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang diharapkan dapat dipakai seterusnya di MAN Semarang 2. b.
Adanya penelitian ini diharapkan akan mewujudkan kesepakatan dari para guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada proses pembelajaran khususnya pelajaran matematika di MAN Semarang 2.
c.
Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara berfikir.
d.
Memberikan dorongan dan dukungan akan pentingnya bertekad untuk terus memperbaiki diri.
3. Bagi pihak sekolah a.
Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
b.
Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat meningkatkan peringkat MAN Semarang 2.
c.
Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN karena pelajaran matematika.
d.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama untuk rujukan pembelajaran MAN Semarang 2.
10
4. Manfaat bagi peneliti : a.
Memberikan
wawasan
baru kepada peneliti tentang
model
pembelajaran yang efektif dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). b.
Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak di lapangan.
c.
Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap melaksanakan berbagai model pembelajaran di lapangan, sesuai kebutuhan lapangan agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.
G. Kajian Pustaka Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik
terhadap
penelitian
yang
ada,
mengenai
kelebihan
maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan. Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya meliputi: skripsi yang ditulis mahasiswi UNNES, Rosa Civiliani Widyastuti (4101404082) tahun 2008 yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang ”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 37 Semarang yang
11
terletak di kelurahan Sompok 43 Semarang ini menjelaskan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat menumbuhkan semangat peserta didik memberi peluang yang cukup untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dalam menyerap informasi ilmiah dan dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dan bekerja sama dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil observasi dimana rata – rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 75,26% dengan kriteria sangat tinggi sedangkan pada siklus II sebesar 86,24% dengan kriteria sangat tinggi.14 Selain itu Zainab Aminatun (3104307) mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009” penelitian yang dilakukan di MTs Al-Khoiriyyah Semarang yang terletak di Jl. Bulustalan IIIA/253 Semarang menjelaskan bahwa dengan metode Teams Games Tournament (TGT) peserta didik dapat aktif dalam pembelajarannya. Dengan kerja kelompok peserta didikpun bisa saling tukar pendapat dengan peserta didik yang lain. Hal ini menyebabkan rata–rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 70,25% dengan kriteria sangat sedang adapun pada siklus II sebesar 95,54% dengan kriteria sangat tinggi.15 Hj. Rusmawati telah memaparkan penelitiannya dalam judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Indikatornya 14
Rosa Civiliani Widyastuti, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang”, Skripsi UNNES, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008), hlm. 93, t.d. 15 Zainab Aminatun, ”Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009), hlm. 78, t.d.
12
dapat dilihat dari observasi penguasaan peserta didik terhadap materi bangun datar di lapangan. Hasil ini mungkin disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan masih terpusat pada guru sehingga peserta didik dalam pembelajaran
menjadi
pasif
dalam
memahami
dan
menguasai
pengertian/konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat memacu semangat peserta didik saling membantu dalam mengkontruksi konsep dan prinsip dalam matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA MTs NIPI Rakha Amuntai.16 Menurut analisa penulis, dari berbagai kajian yang telah penulis sebutkan di atas belum ada yang membahas tentang peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma. Oleh karena itu layak kiranya jika penulis mengangkat judul tersebut sebagai bahan kajian yang akan disusun dalam bentuk skripsi, yang nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangsih kekayaan wacana dalam dunia pendidikan dan melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya pada pelajaran matematika.
16
Rusnawati, ”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)”, http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswakelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-gamestournament/hlm. 29.
13
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Beberapa pengertian mengenai belajar: Menurut kamus Oxford Learner’s Pocket : Learning is knowledge gained by study. (belajar adalah pengetahuan yang didapat dari belajar).1 Menurut Clifford T. Morgan: “Learning is relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).2 Writing dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai berikut: Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accursas as result of experience. (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman).3
ﻴﻌﺭﻑ ﺍﻟﺘﻌﻠﻡ ﺒﺄﻨﻪ ﺘﻐﻴﺭ ﻓﻰﺍﻷﺩﺍﺀ ﺃﻭﺘﻌﺩﻴلﻓﻰ ﺍﻟﺴﻠﻭ ﻙ ﻋﻥ ﻁﺭﻴﻕ ﺍﻟﺨﺒﺭﺓ 4
ﻭﺍﻟﻤﺭﺍﻥ
Menurut Sardiman, belajar adalah suatu usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju 1
244.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary, (New York: Oxford University Press, 2003), hlm.
2
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 33-34. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rusdakarya, 2005), hlm. 90, Cet. 11. 4 Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, (Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah, 1978), hlm. 8. 3
13
14
terbentuknya kepribadian seutuhnya.5 Sedangkan menurut Slameto, belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
6
hidupnya. Batasan-batasan diatas secara umum bisa disimpulkan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang secara relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Sebagimana sabda Rosulullah SAW:
:ﻗﺎﻝ, ﺍﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ, ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ,ﻭﻋﻦ ﺃﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ((ﺳﻬﻞ ﺍﷲ ﻟﻪ ﺑﻪ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﺍﱃ ﺍﳉﻨﺔ. ))ﻭﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ () ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ “Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka, maka Allah 8 akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”7 b. Prinsip – prinsip Belajar Diantara prinsip belajar universal yang dirumuskan UNESCO melalui 4 pilar pendidikan (1996) yaitu: 1) Learning to know adalah prinsip belajar tidak hanya berorientasi kepada produk/hasil belajar, akan tetapi harus berorientasi kepada proses belajar. 2) Learning to do adalah prinsip belajar tidak hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,
5
22.
6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), hlm.
Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2. 7 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah), hlm. 370. 8 Mustofa Muhammad ‘Amarat, Jawahirul Bukhori, (Libanon: Darul Kitabul Islami, 1940), hlm. 58.
15
akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi. 3) Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama. 4) Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk manusia yang “menjadi dirinya sendiri” dengan kata lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggungjawab sebagai manusia. 9
2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”.10 Menurut oemar hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar menerangkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.11 Sedangkan
martinis
yamin
dalam
bukunya
strategi
pembelajaran berbasis kompetensi menjelaskan motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan dan pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk
9
Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 335. 10 Prasetya Irawan et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996), hlm. 41-42. 11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.158.
16
tercapainya suatu tujuan.12 Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik manakala peserta didik merasa membutuhkan (need). Peserta didik yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.13
b. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Setidak – tidaknya terdapat enam faktor yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak subtansial terhadap motivasi belajar peserta didik. Keenam faktor yang dimaksud yaitu (1) Sikap, (2) Kebutuhan, (3) Rangsangan, (4) Afeksi, (5) Kompetensi, (6) Penguatan. Berikut
disajikan
secara
ringkas
untuk
memperhatikan
bagaimana masing–masing faktor motivasi memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik dan juga bagaimana faktor– faktor tersebut dapat dikombinasikan ketika guru merancang strategi motivasi dalam pembelajaran. 1) Sikap Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (guru-murid, orang tua–anak, dan sebagainya). Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi atau diubah. Seorang
12
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), hlm. 80. 13 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 135.
17
guru harus meyakini sikapnya akan memiliki pengaruh aktif terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran. 2) Kebutuhan Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami individu sebagai sesuatu kekuatan internal yang memandu peserta didik untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar perasaan yang menekan dalam memenuhi kebutuhannya. Keinginan biasanya mengarahkan pada kepuasan atau kenikmatan. Apabila peserta didik membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat
termotivasi.
Guru
menumbuhkan
motivasi
belajar
berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik. 3) Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan didalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif.
Rangsangan
secara
langsung
membantu
memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik apabila peserta didik tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada peserta didik tersebut. Proses pembelajaran dan materi yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun apabila mereka tidak menemukan proses yang merangsang, maka perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan peserta didik yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran. 4) Afeksi Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional (kecemasan, kepedulian dan kepemilikan) dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Peserta didik merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi peserta didik tersebut dapat memotivasi
18
perilakunya kepada tujuan. Guru hendaknya memahami bahwa emosi peserta didik bukan saja mempengaruhi perilaku melainkan juga mempengaruhi cara berfikirnya. Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong peserta didik bekerja keras. Integritas emosi dan berfikir peserta didik itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif. 5) Kompetensi Manusia
pada
dasarnya
memiliki
keinginan
untuk
memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah bekerja keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara afektif. Di dalam pembelajaran, rasa kompetensi pada peserta didik itu akan timbul apabila menyadari bahwa pengetahuan atau yang diperoleh telah memenuhi standar yang telah ditentukan. Apabila peserta didik mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang telah dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hal ini datang dari kesadaran peserta didik bahwa dia secara intensional telah menguasai apa yang telah dipelajari berdasarkan pada kemampuan dan usahanya sendiri. Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah saling melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada kepercayaan diri untuk berkembang, dan memberikan dukungan emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai ketrampilan dan pengetahuan baru. Perolehan kompeten dari belajar baru itu selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.
19
6) Penguatan Salah satu hukum psikologi paling fundamental adalah prinsip penguatan (reinforcement). Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Para pakar psikologi telah menemukan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan positif atau negatif. Penggunaan penguatan yang efektif, seperti penghargaan
terhadap
hasil
karya
peserta
didik,
pujian,
penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel penting didalam perancangan pembelajaran. 14
c. Jenis–Jenis Motivasi Belajar Adapun jenis–jenis motivasi menurut martinis yamin dibedakan menjadi dua jenis, masing–masing adalah: 1) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak
berhubungan
dengan kegiatan belajarnya sendiri.15
Beberapa bentuk motivasi belajar diantaranya adalah ; (1) Belajar demi memenuhi kewajiban; (2) Belajar demi mnghindari hukuman yang diancamkan; (3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan; (4) Belajar demi meningkatkan gengsi; (5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua dan guru; (6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/ golongan administratif.16
14
Cet. 3.
15 16
Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES, 2006), hlm. 158-165, Ibid., hlm. 86. Martinis Yamin, Op.Cit., hlm. 85.
20
2) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Pada intinya motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dilalui dengan satu–satunya jalan adalah belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subjek belajar.17 Ada empat kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan. Keempat kondisi motivasional tersebut adalah: 1) Perhatian (Attention) Perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen–elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks. Apabila elemen–elemen seperti itu dimasukkan dalam rancangan pembelajaran, hal ini dapat menstimulir rasa ingin tahu peserta didik. Namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut tidak berlebihan, sebab akan menjadikan stimulus hal biasa dan kehilangan keefektifannya. 2) Relevansi (Relevance) Relevansi
menunjukkan
adanya
hubungan
materi
pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi
peserta
didik
akan
terpelihara
apabila
mereka
menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan 17
Catharina Tri Anni, op.cit., hlm.86.
21
pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Nilai motif pribadi (personal motive value), menurut Mc Mlelland mencakup tiga hal, yaitu: a) Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), b) Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power), dan c) Kebutuhan untuk berfasilisasi (needs for affiliation). 3) Kepercayaan diri (Confidance) Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses dan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas berikutnya. 4) Kepuasan (Satisfaction) Keberhasilan
dalam
mencapai
suatu
tujuan
akan
menghasilkan kepuasan, dan peserta didik akan termotivasi untuk terus berusaha untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar peserta didik. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, guru dapat meggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.18
18
Ibid., hlm. 48.
22
d. Cara Menggerakkan atau Membangkitkan Motivasi Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan
motivasi
belajar
peserta
didik.19
Guru
dapat
menggunakan berbagai cara menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar peserta didiknya, antara lain ialah sebagai berikut: 1) Memberi angka Peserta didik yang mendapat angka baik akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya bagi yang mendapat nilai jelek akan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. 2) Pujian Pemberian pujian kepada yang telah peserta didik lakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. 3) Hadiah Pemberian kepada peserta didik yang berprestasi di berbagai bidang besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. 4) Kerja Kelompok Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok kadang-kadang ada perasan untuk mempertahankan nama baik kelompok, hal itu menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar. 5) Persaingan Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial kepada peserta didik. Hanya saja persaingan individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik. 6) Tujuan dan level of aspiration Dari keluarga akan mendorong kegiatan peserta didik.
19
Ibid., hlm.29.
23
7) Sarkasme Sarkasme adalah mengajak peserta didik yang memiliki hasil belajar yang kurang. Hal ini mendorong kegiatan demi nama baiknya, ataupun sebaliknya. 8) Penilaian Penilaian secara kontinu akan mendorong peserta didik belajar. 9) Karyawisata dan ekskursi Cara ini dapat membangkitkan motivasi peserta didik. 10) Film pendidikan Hal ini dapat menambah pengalaman baru dan menarik perhatian serta minat peserta didik. 11) Belajar melalui radio. 20 Paling sedikit terdapat empat cara yang dapat dilakukan guru untuk
membangkitkan
kehangatan
dan
motivasi
kentusiasan,
belajar
peserta
menimbulkan
didik,
yaitu:
ingin
tahu,
rasa
mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan minat belajar peserta didik.21 Seringkali peserta didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. Misalnya, karena keadaan lingkungan yang mengancam, perasaan takut diasingkan oleh kelompok bila peserta didik berhasil, atau karena kabutuhan untuk berprestasi pada diri peserta didik sendiri kurang atau tidak ada. Ada tidaknya motivasi untuk berprestasi pada diri peserta didik cukup mempengaruhi kemampuan intelektual peserta didik agar dapat berfungsi secara optimal. Saran–saran
untuk
membantu
mengurangi
hambatan
kemampuan intelektual: 20
Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm 166-168. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 85. 21
24
1) Hendaknya pengajar turut memperhatikan kondisi kesehatan fisik peserta didik. 2) Membantu pengembangan sifat – sifat positif pada diri peserta didik seperti rasa percaya diri dan perasaan dihargai. 3) Memperbaiki kondisi motivasi peserta didik. Melalui pemberian inisiatif atas keberhasilan peserta didik (dapat berupa pujian, angka yang baik), guru membantu meningkatkan motivasi peserta diidk sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan usaha pencapaian tujuan pengajaran lebih lanjut. 4) Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi peserta didik. Melalui pemberian kesempatan melaksanakan tugas–tugas yang relevan, misalnya didalam kelompok diskusi, dimuka kelas, dan lain–lain, memungkinkan kesempatan yang lebih baik bagi peserta didik untuk belajar. 5) Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin. Misalnya, melalui penyajian sejumlah masalah yang bervariasi, pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang suatu pemikiran. 22
3. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar Chatarina Tri Anni dalam bukunya Psikologi Belajar mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar
22
Slameto, Op.Cit., hlm. 136.
25
setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.23 Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik (dalam hal ini guru), satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal (internal assessment), sedangkan yang diselenggarakan pemerintah termasuk penilaian eksternal (eksternal assessment).24 Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.25 Belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam pengeryian banyak hubuangannya denga tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan 5 jenis/ 5 tipe, hasil belajar yakni: 1) belajar kemahiran intelektual (kognitif). 2) belajar informasi verbal. 3) belajar mengatur kegiatan intelektual. 4) belajar sikap. 5) belajar ketrampilan motorik. 26
b. Pengertian Matematika Kata matematika berasal dari Yunani yaitu mathematike yang berarti reating to learning. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu (knowledge, science) dan mathein yang mengandung arti belajar (berfikir).27 Menurut Erman Suherman, matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Matematika itu ilmu
23 24 25 26
288.
27
Chatarina Tri Anni, Op.Cit., hlm.5, Cet.3. Griya Astuti, Model Penilaian Kelas, (Jakarta: Puslitbang, 2006), hlm. 2. Ibid., hlm. 7. Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, op.cit., hlm.
Herman Hudojo, Pengembangan (Malang:UNM, 2003), hllm. 43.
Kurikulum
dan
Pembelajaran
Matematika,
26
tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya.28 Sedangkan Soedjadi dalam bukunya kiat pendidikan matematika di Indonesia menyajikan beberapa definisi atau pengertian matematika diantaranya adalah: 1) Matematika
adalah
cabang
ilmu
pengetahuan
eksak
dan
terorganisir secara sistematik. 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 29
c. Karakteristik dan Tujuan Pendidikan Matematika 1) Ada beberapa karakteristik matematika diantaranya yaitu: a) Memiliki objek kajian abstrak Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak.Objek–objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi fakta
yang bersifat abstrak (berupa konvensi–
konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu), konsep/ide abstak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklarifikasikan
sekumpulan
objek),
operasi
abstrak
(pengerjaan hutang, aljabar dan pengerjaan matematika yang lain), dan yang terakhir yaitu prinsip (objek matematika yang komplek). b) Bertumpu pada kesepakatan Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting karena untuk menentukan aksioma agar dalam membuktikan tidak berputar–putar. Selain digunakan untuk menentukan aksioma juga digunakan untuk konsep 28
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Malang: UPI, 2003), hlm. 15. 29 Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Depdiknas, 2000), hlm. 11.
27
primitif agar dalam mendefinisikan itu jelas sehingga tidak terjadi perselisihan dan perbedaan. c) Berpola pikir deduktif Dalam matematika berpola pikir deduktif, maksudnya yaitu matematika berpangkal dari aksioma yang bersifat umum dapat dituturkan hingga memperoleh sifat–sifat khusus. Matematika
tidak
menerima
generalisasi
berdasarkan
pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif.30 d) Memiliki simbol yang kosong dari arti Banyak sekali simbol–simbol yang digunakan dalam matematika baik berupa huruf maupun simbol yang lain. Kosongnya arti simbol maupun tanda dalam model matematika itu justru memungkinkan “intervensi” matematika kedalam berbagai pengetahuan. Makna huruf dan tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. e) Memperhatikan semesta pembicaraan Sehubungan dengan kosongnya arti simbol–simbol dan tanda-tanda dalam model matematika tersebut maka dalam matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup pembicaraannya bilangan, maka simbol– simbol diartikan bilangan. f) Konsisten dalam sistemnya Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai ikatan dan ada yang dapat dipandang terlepas satu sama lain namun tidak ada satupun sistem yang bertentangan atau kontradiksi dengan sistem tersebut. 31
30 31
Erman Suherman et. al., Op. Cit., hlm. 18. Soedjadi, Op. Cit.,hlm. 18.
28
2) Tujuan Pendidikan matematika Tujuan pendidikan matematika dibagi menjadi dua yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. a) Tujuan matematika secara umum adalah: (1)
Mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efisien.
(2)
Mempersiapkan peserta didik agar dapat maenggunakan matematika dan pola fikir matematika dalam kehidupan sehari – hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
b) Tujuan matematika secara khusus adalah: Dalam GBPP matematika untuk pendidikan dasar memiliki tujuan khusus yaitu: (1)
Menumbuhkembangkan
ketrampilan
berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari–hari. (2)
Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
(3)
Memiliki pengetahuan matematika sebagai bakal untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
(4)
Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika. Selanjutnya tujuan khusus pengajaran matematika untuk
Sekolah Menengah Umum: (1)
Peserta didik memiliki kemampuan matematika sebagai bakal untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
29
(2)
Peserta didik memiliki ketrampilan matematika sebagai peningkatan metode matematika dasar untuk dapat digunakan dikehidupan yang lebih luas (dunia kerja) maupun kehidupan sehari–hari.
(3)
Peserta didik mempunyai pandangan yang lebih luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.
(4)
Peserta
didik
memiliki
kemampuan
dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
yang
dapat
32
d. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya: 1) Internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik 2) Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi startegi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.33 Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar mengatakan jika hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping itu juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan 32 33
Ibid.,hlm. 43. Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm.132.
30
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan salah satu faktor lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran(tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran).34 Adapun
menurut
Sumadi
Suryabrata,
faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar adalah: 1) Faktor internal, terdiri dari: a) Faktor fisiologi: keadaan jasmani yang segar dan berfungsinya panca indera. b) Faktor psikologis: adanya sifat ingin tahu, adanya sifat kreatif dan adanya keinginan untuk mendapatkan simpati orang tua, guru, dan teman–temannya. 2) Faktor eksternal, yang meliputi: a) Faktor non sosial seperti: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, dan alat yang dipakai untuk belajar. b) Faktor sosial seperti: lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat. 35
e. Alat –alat Bantu Untuk Mengukur Hasil Belajar Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah satu mata rantai yang menyatu terjalin didalam proses pembelajaran peserta didik. Menurut Suharsimi arikunto dalam bukunya dasar–dasar evaluasi pendidikan menjelaskan, tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil pembelajaran pada
34
Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm.39–40. 35 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), hlm. 249.
31
setiap atau sekelompok peserta didik. Ada dua macam yaitu pretes dan post tes (tes formatif).36 Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes. Bentuk tes ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, ada juga tes tertulis (menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini disusun secara objektif dan uraian, serta tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaiannya mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri dan studi kasus.37
4. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Proses pembelajaran dengan model ini menerapkan prinsip belajar kooperatif yaitu proses belajar yang berbasis kerjasama. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar peserta didik dan antar komponen – komponen di sekolah, termasuk kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik dan lembaga terkait.38 Adapun menurut pembelajaran kooperatif menurut J. Drost, SJ adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). Pengelompokan memberi kesempatan peserta didik bekerjasama satu dengan yang lain, yang
merupakan kesempatan untuk
merencanakan, menyimpulkan/menganalisis dalam suasana yamg lebih 36
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 36, Cet. 3. 37 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 5, Cet. 13.. 38 Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran, (Semarang, UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 94, Cet.4.
32
baik. Lebih–lebih lagi, suatu kelompok kecil membuat anak–anak yang berbeda sifat dan kemampuannya saling berinteraksi (misalnya, para sahabat, anak yang suka menyendiri, anak yang pandai berbicara, pecinta mesin, suaatu gabungan berbagai kemampuan).39 Dengan kata lain dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain. Seperti firman Allah SWT:
....
⌧ “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebijakan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S. Al-Maidah: 2).40 Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari, bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkan dan 39
J. Drost. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia, 1999), hlm.91. 40 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 142.
33
dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.41 Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukakn besarnya kelompok belajar, yaitu (1) kemampuan anak, (2) ketersediaan bahan, (3) ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar semua anak aktif menyelesaikan tugas–tugas mereka.42
b. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif Ada beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang berbeda, tetapi semuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang dimaksud adalah bahwa ketika peserta didik melakukan pekerjaan dalam grupnya, mereka lakukan dengan saling bekerjasama (they work cooperative). Ciri-ciri dasar lainnya adalah: 1) Setiap anggota dalam sebuah grup harus menerima bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan tertentu. 2) Setiap anggota dalam grup harus menyadari bahwa permasalahan yang mereka pecahkan adalah permasalahan grup. 3) Untuk menyelesaikan/melengkapi tugas kelompoknya, setiap peserta didik harus berbicara satu dengan yang lain terlibat aktif dalam mendiskusikan setiap permasalahan.
41
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 7. 42 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 125.
34
4) Yang perlu dijelaskan pada semua orang adalah bahwa hasil pekerjaan setiap anggota memiliki andil yang besar dalam sukses/tidaknya sebuah grup.43 Sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima pokok (johnson & johnson, 1993), yaitu: 1) Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap peserta didik mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota.
Untuk
menjagaa
keadilan,
setiap
anggota
menyumbangkan poin diatas nilai rata-rata mereka. Beberapa peserta didik yang kurang mampu tidak akan minder terhadap rekan-rekan mereka karena mereka juga memberikan sumbangan. Malah mereka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan demikian menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, peserta didik yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan mereka. 44 Untuk terciptanya kelompok yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan
setiap
anggota
kelompok.
Inilah
hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok diharapkan 43
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm. 35-36. 44 Anita lie, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas), (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 32.
35
mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.45 2) Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola pemikiran dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik akan meras bertanggungjawab melakukan yang terbaik. 3) Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesmpatan untuk bertemu muka dan diskusi, kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. 4) Komunikasi antar anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan peserta didik mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5) Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 46
c. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
Cet.3.
45
Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, op.cit., hlm. 246,
46
Anita lie, Op.Cit., hlm.35.
36
1) Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas pembelajaran kooperatif diantaranya: a) Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety) -
menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik
-
menggantikan bentuk persiangan (competition) dengan saling
-
kerjasama (cooperation)
melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses belajar.
b) Belajar melalui komunikasi (learning through comunication) , seperti: -
mereka dapat berdiskusi (discus), berdebat (debate), atau gagasan,
konsep
dan
keahlian
sampai
benar-benar
memahaminya. -
Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab (take responbility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
-
Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnite (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level), dan cacat fisik (disability).
c) Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dna menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan dan mempertanyakan gagasangagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.
d. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran: -
Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang.
-
Memerlukan periode lama.
37
-
Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya dicapai peserta didik. 47
5. Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
TGT
(Teams
Games
Tournament) a Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) TGT singkatan dari Teams Games Tournament. Menurut Amin Suyitno TGT merupakan model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Penambahan skor perolehan tim/kelompok setelah pelaksanaan kuis, antar kelompok dipertandingkan suatu permainan edukatif (Edukative Games).48 Sedangkan menurut Melvin L. Silberman inti dari TGT adalah menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa juga digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep, dan ketrampilan.49 Pembelajaran koperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan, aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran aktif peserta didik dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT melibatkan pengakuan tim dan tanggungjawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Inti kegiatan dalam TGT adalah: 1) Mengajar: guru mempresentasikan materi pelajaran
47
Mutadi, Op.Cit., hlm. 37. Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Dan Penerapannya di SMP (Semarang: UNNES, 2007), hlm. 10. 49 Melvin L. Silberman , Active Learning 101 cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama dengan Penerbit Nuansa, 2004), hlm. 181. 48
38
2) Belajar pada tim: peserta didik belajar melalui kegiatan kerja dalam tim/kelompok mereka dengan dipandu oleh Lembar kegiatan, untuk menuntaskan materi pelajaran. 3) Pemberian kuis: peserta didik mengerjakan kuis secara individual dan tidak boleh kerjasama untuk menambahkan skor tim/kelompok setelah pelaksanaan kuis, antar kelompok dipertandingkan suatu permainan edukatif (educative games).50 4) Penghargaan: pemberian pengharagaan kepada peserta didik yang berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis. Untuk itu guru harus mempersiapkan suatu permainan yang mendidik yang dimainkan peserta didik setelah pelaksanaan kuis. Dengan demikian, peserta didik memainkan permainan dengan anggota-anggota
kelompok
lain
untuk
memperoleh
tambahan
skor/poin bagi tim mereka. Berlomba–lomba dalam memperoleh nilai sangat bagus dan sangat mendidik, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 48.
⌧
.......
...... “Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang
50
Amin Suyitno, op.cit., hlm. 10
39
telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba – lombalah berbuat kebajikan”. (QS. Al Maidah: 48).51
b Komponen – komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu: 1) Presentasi di kelas Materi pelajaran diperkenalkan dalam presentasi didepan kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan/diskusi pelajaran yang di pimpin oleh guru, dengan cara ini, para peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benarbenar memperhatikan penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. 2) Tim Tim terdiri dari 4-5 peserta didik yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, untuk mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik. Pada setiap poinnya, ditekankan harus membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. 3) Game Menurut Slavin, memberikan uraian tentang arti tim: 51
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, op.cit., hlm.154.
40
”The games are composed of content-relevant questions designed to test the knowlegde student gain from class presentations and team practice”.52 Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang konteksnya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Setiap kelompok memperoleh soal–soal game. Guru mengocok kartu bernomor (yang berisi nomor–nomor soal) dan bagi kelompok yang bisa dapat mengacungkan jari mereka. Hal ini dilakukan secara rebutan antar kelompok. Game ini dikemas dalam turnamen. 4) Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. 53 Menurut Melvin L. Silberman dalam buku ”Active Learning 101 cara belajar peserta didik aktif” turnamen dapat dilakukan dengan ronde sebanyak–banyaknya namun harus memberi kesempatan tim untuk menjalani sesi belajar antar masing–masing ronde. Lamanya turnamen belajar bervariasi, bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa jam.54 5) Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan setifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. 55
Tim mendapatkan julukan ”tim Kurang” jika nilai kelompok < 9,
julukan ”Tim Baik” jika 9 ≤ nilai kelompok < 10, ”Tim Hebat” jika 10 ≤ nilai kelompok < 12, dan “Tim Super” jika nilai kelompok ≥ 12.
52
Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, research, and practice, (Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995), hlm. 84. 53 Robert E. Slavin, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 166. 54 Melvin L. Silberman, op.cit, hlm.182. 55 Robert E. Slavin, op.cit., hlm. 146.
41
Langkah–langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma adalah sebagai berikut: 1) Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang rumus sifat-sifat logaritma:
log(axb)= g log a + a log b
a)
g
b)
g
c)
g
log a n = nx g log a
d)
a
log b =
⎛a⎞ log⎜ ⎟= g log a − g log b ⎝b⎠
e) a
a
log b
x x
log b 1 = b , x > 0 dan x ≠ 1 log a log a
=b
2) Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen. 3) Guru membagi lembar kegiatan kepada tiap kelompok untuk membantu peserta didik memahami materi dan guru memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila diperlukan. 4) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan soal dalam lembar kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada temannya. 5) Berikan kunci jawaban lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 6) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik tentang materi sifat-sifat logaritma yang telah diberikan. 7) Membahas soal kuis bersama–sama dengan peserta didik. 8) Memberikan soal game yang dikerjakan dalam kelompok.
42
9) Guru mengocok kartu soal dan dengan cara rebutan anggota kelompok mengerjakan soal game didepan kelas. 10) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok. 11) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan meteri pembelajaran. 12) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah. 13) Penghargaan kepada kelompok dan memberikan hadiah kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi. Untuk mengetahui peningkatan poin kemajuan perlu diketahui skor awal atau skor dasar. Skor awal mewakili skor rata–rata pada kuis sebelumnya. Skor awal digunakan untuk menambah poin kemajuan setelah mengerjakan game. Penghargaan dapat diberikan berdasarkan pada rata–rata skor yang dicapai oleh kelompok. Kriterianya sebagai berikut: Nilai kelompok < 9
: Tim Kurang
9 ≤ Nilai kelompok < 10 : Tim Baik 10 ≤ Nilai kelompok < 12 : Tim Hebat Nilai kelompok ≥ 12
: Tim Super
Ketika memberikan penilaian akhir pada peserta didik, nilai hendaknya didasarkan pada nilai kuis dan evaluasi akhir. Karena jika penilaian didasarkan pada kemampuan tim maka ini dipandang sebagai sesuatu yang tidak adil bagi anggota tim yang memperoleh nilai tinggi.
6. Logaritma Logaritma yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat, akar dan logaritma.
43
Kompetensi Dasar :
1.1
Menggunakan
aturan
pangkat,
akar
dan
logaritma. Materi logaritma terdapat pada SMA/MAN. Dalam penelitian kali ini akan dibahas mengenai sifat – sifat logaritma.
SIFAT – SIFAT LOGARITMA Sifat–sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk– bentuk logaritma kedalam bentuk–bentuk yang diinginkan. Sifat–sifat tersebut adalah:
a. Sifat 1 Jika a, b, dan c positif serta g = 0, g ≠ 1, maka: 1) Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma dari masing – masing bilangan tadi, ditulis: g
log(axb)= g log a + g log b
2) Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing – masing bilangan itu, ditulis: g
⎛a⎞ log⎜ ⎟= g log a − g log b ⎝b⎠
3) Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis: g
log a n = nx g log a
Bukti : Misalkan (i)
a
a
log b = p ⇔ b = a p
a
log c = q ⇔ c = a q
log(bc)= a log(a p .a q )
44
= a log a p + q =p+q = a log b + a log c (terbukti) (ii)
a
b a ap = log q c a
log
= a log a p − q = p-q = a log b − a log c (terbukti) (iii) a log b n = a log(a p ) n = a log a np = np =n a log b
(terbukti)
Contoh :
A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut : 1.
2
log( xy )
2.
5
log
3. 4 log x 5
p q
4. a log 3 x
Pembahasan:
1.
2
log( xy ) = 2 log x + 2 log y
2.
5
log
3.
4
log x 5 =5 4 log x
4.
a
log 3 x = a log x 3 =
p 5 = log p − 5 log q q
1
1a log x 3
B. Sederhanakan:56
56
37.
1.
2
log 4+ 2 log 8
2.
7
log 217 − 7 log 31
Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.
45
3. 2 log 25 − 3 log 5 + log 20 Pembahasan:
1.
2
log 4+ 2 log 8 = 2 log(4 x8) = 2 log 32 = 5
2.
7
⎛ 217 ⎞ log 217 − 7 log 31 = 7 log⎜ ⎟ ⎝ 31 ⎠
= 7 log 7 =1 3. 2 log 25 − 3 log 5 + log 20 = log 25 2 − log 5 3 + log 20 =log
25 2 + log 20 53
⎛ 25 2 ⎞ = log⎜⎜ 3 x 20 ⎟⎟ = log 100 = 2 ⎝ 5 ⎠
b. Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma)
Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka: a
log b =
x x
log b 1 = b , x > 0 dan x ≠ 1 log a log a
Bukti: Misalkan a log b = p ⇔ b = a p
log b x log a p p x log a = = = p = a log b x x x log a log a log a x
maka
Selanjutnya
a
log b =
x x
log b = log a
1 1 = b (terbukti ) log a log a x log b
x
Contoh:
Jika dalam a.
2
log 3 = a , nyatakan logaritma-logaritma berikut dibawah ini
46
8
a.
b. 3 log 2
log 3
Pembahasan:
a.
8
log 3 =
b.
3
log 2 =
log 3 log 3 1 log 3 1 2 1 = = = log 3 = a 3 log 8 log 2 3 log 2 3 3 2
1 1 = log 3 a
c. Sifat 3
Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat–sifat yang terdahulu:m adalah bilangan bulat dan n bilangan asli ≥ 2
log ax a log b= g log b n m 2) g log a m = g log a n gn n g 3) log a = log a 1)
g
Contoh:
a. Hitunglah 2 log 5 x 5 log 64 b. Jika 2 log 3 = a, nyatakan logaritma – logaritma berikut ini dalam a. (i) 4 log 81
(ii) 8 log 27
Pembahasan:
a.
2
log 5 x 5 log 64 = 2 log 64= 2 log 2 6 = 6 4
b. (i)
2
log 81= 2 log 3 4 =
8
(ii)
42 log 3 = 2a 2
3
log 27 = 2 log 33 = 2 log 3 = a
d. Sifat 4
Jika a > 0, a ≠ 1, dan b > 0, maka: a
Bukti:
a
log b
=b
47
Misalkan a log b = x ⇔ a x = b a a
a
a
log b
log b
= ax
= b (terbukti) 57
Contoh:
Tentukan hasil dari: a. 3
3
log 5
b. 3
9
log 4
c. 9
3
log 2
=2
log 4
Pembahasan:
a. 3
3
log 5
b. 3
9
log 4
=5 =3
32
1
log 4
=3
3
log 4 2
=3
3
1
c. 9
3
log 4
=9
92
log 4
=9
9
log 4 2
=9
9
log 16
= 16
Dengan ringkasan materi dan contoh-contoh tersebut peserta didik harus mampu menganalisa soal yang akan diberikan dengan cermat. Walaupun sekilas soal yang diberikan sangat sulit tapi jika peserta didik telah memahami konsep yang ada, pasti peserta didik dapat mengerjakan soal tentang logaritma dengan mudah. Pemahaman konsep dan penalaran setiap peserta didik sangatlah berbeda-beda maka diharapkan dengan diadakannya kerja sama dalam kelompok, peserta didik dapat saling membantu menjelaskan kepada temannya yang belum paham demi meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada materi pokok logaritma. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini diharapkan peserta didik tidak merasa jenuh karena didalamnya ada permainan yang mendidik, kuis, dan kerjasama dalam kelompok sehingga hal demikian dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik.
57
Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2007), hlm.56.
48
7. Keterkaitan Teori dengan Judul
Dalam proses belajar mengajar peserta didik sering kali kesulitan menerima materi yang disampaikan oleh guru. Kesulitan tersebut termasuk pelajaran matematika salah satunya materi logaritma yang terdiri dari banyak rumus yang sebenarnya mempunyai pola yang unik sehingga banyak peserta didik yang mengeluhkan rumitnya cara mengerjakan. Karena selama ini peserta didik selalu pasif dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik menyepelekan pelajaran. Padahal dalam materi pokok logaritma ini peserta didik dituntut mengerjakan soal yang beraneka ragam bentuk. Sehingga sebelum mengerjakan soal, peserta didik sudah menyerah. Materi pokok logaritma sangat cocok menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT karena didalamnya terdapat pengakuan tim, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran individu, antar kelompok dipertandingkan dalam permainan yang edukatif sehingga peserta didik akan termotivasi untuk belajar guna meningkatkan skor tim mereka, peserta didik akan merasa nyaman dalam belajar bersama temannya, ada tanggungjawab individu agar skor kelompok meningkat sehingga tidak ada tekanan karena setiap kelompok harus bekerjasama sehingga setiap anggotanya paham akan materi yang dipelajari. Dengan
demikian
diharapkan
dengan
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak hanya hasil belajar peserta didik yang meningkat tetapi juga motivasi belajar peserta didik juga karena melalui penarapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT guru dapat mengkondisikan peserta didik sedemikian hingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran, mampu bekerja sama diantara paserta didik sehingga hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik meningkat.
B. Hipotesis Tindakan
49
Berdasarkan uraian masalah yang ada diatas, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apabila dilakukan penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) pada materi pokok logaritma, maka motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dapat ditingkatkan.
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR).1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.2 PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti sekaligus pengamat.3 Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaborasi. Sumber data penelitian ini adalah peserta didik dan guru. Jenis data yang diperoleh adalah kuntitatif dan kualitatif. Adapun lokasi penelitiannya yaitu MAN Semarang 2. Penelitian ini mengkaji tentang motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 93, Cet. 13. 2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2.
49
50
1. Model Penelitian PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencakup empat daur: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:4
4
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Mahasiswa IAIN Walisongo (Semarang: -----,2008), hlm.7.
51
Permasalahan Hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada materi pokok logaritma masih rendah,peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
Refleksi I Hasil refleksi siklus 1 digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus II
Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan) (Rencana tindakan I) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma
Analisis Data I: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.
Pengamatan I Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi logaritma dan memberi angket.
Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan) Belum Terselesaikan (Rencana tindakan II) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma Refleksi II Jika belum berhasil, refleksi siklus II digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.
Pelaksanaan Tindakan II Guru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).
Analisis Data II: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.
Masalah terselesaikan?
Pelaksanaan Tindakan I Guru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).
Pengamatan II Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi pokok logaritma, dan memberi angket..
Berhenti pada siklus ini!
Gambar.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
52
Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap, secara rinci sebagai berikut: a. Perencanaan 1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator keberhasilan penelitian. 2). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. 3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses dan hasil tindakan. b. Pelaksanaan Kegiatan
yang
dilaksanakan
dalam
tahap
ini
adalah
melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan. c. Pengamatan Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran dan mencatat peserta didik dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran matematika dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang telah berlangsung guna perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih dahulu diadakan pre tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya (pengertian logaritma). Nilai dari kuis akan digunakan sebagai skor awal
53
dalam menentukan poin bagi kemajuan tim dalam game. Sedangkan untuk tiap – tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipasif antara guru mata pelajaran matematika kelas X A MAN Semarang 2 dengan peneliti. a
Pra siklus Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang akan ditawarkan pada guru pelajaran sehingga pengajaran yang di gunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru kelas adalah model pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan kurang menarik minat peserta didik untuk belajar matematika sehingga proses pembelajaran matematika materi pokok logaritma pada dua tahun sebelumnya belum memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 70. Perolehan ini perlu ditingkatkan menjadi 70 sesuai KKM. Informasi tersebut diperoleh dari Ibu Isti’anah, S.Pd selaku guru matematika tahun ajaran 20082009 dan 2007-2008 di MAN Semarang 2 pada tanggal 28 Maret 2009.
b Siklus I Pada siklus I, topik yang akan dibahas adalah sifat – sifat logaritma yang berkaitan dengan logaritma pembegian, perkalian, dan bilangan berpangkat. 1) Perencanaan a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi pokok logaritma kemudian peneliti mencari apa penyebab peserta didik kurang aktif saat pembelajaran matematika berlangsung. b) Peneliti menyiapkan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pokok logaritma sub bab sifat – sifat logaritma.
54
c) Peneliti menyiapkan lembar kegiatan pada materi pokok logaritma beserta kunci jawabannya. d) Peneliti menyiapkan soal untuk kuis. e) Peneliti menyiapkan soal – soal game. f) Peneliti menyiapkan soal evaluasi. g) Peneliti menyiapkan tugas rumah. h) Peneliti merencanakan pembentukan kelompok i) Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif untuk peserta didik. j) Peneliti menyiapkan lembar angket untuk mengetahui motivasi peserta didik. k) Peneliti
menyiapkan
hadiah
bagi
peserta
didik
yang
memperoleh nilai tertinggi.
2) Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut: a) Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan motivasi belajar. b) Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen. c) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang sifat – sifat logaritma. d) Menyampaikan materi secara singkat. e) Membagi lembar kegiatan untuk membantu peserta didik memahami materi yang akan diajarkan.
55
f) Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila diperlukan. g) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan lembar kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada temannya. h) Berikan kunci lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri. i)
Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diberikan.
j) Memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap – tiap kelompok. k) Guru mengocok kartu soal. l) Dengan cara rebutan anggota kelompok mengerjakan soal game didepan kelas. m) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok. n) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil belajar. o) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah. p) Memberikan lembar angket motivasi. q) Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan hadiah kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.
56
3) Pengamatan a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi kelompok dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas. b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi lembar kegiatan. c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari teman yang belum paham dan berani mengerjakan tugas di papan tulis. d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP. 4) Refleksi a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I. b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksnaan kegiatan penelitian dalam siklus II. c
Siklus II Pada siklus II, topik yang dibahas adalah sifat – sifat logaritma berikutnya. Pada prinsipnya, semua kegiatan sklus II mirip dengan kegiatan siklus I,. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. 1) Tahapannya tetap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 2) Materi pelajaran berkelanjutan. 3) Diharapkan, kerjasama kelompok semakin meningkat. Data hasil belajar diambil dari hasil kuis dan nilai evaluasi akhir pada tiap siklus. Data tentang proses belajar mengajar pada saat dilaksanakan penelitian tindakan kelas diambil dengan lembar observasi. Data tentang refleksi dan perubahan – perubahan yang
57
terjadi di kelas diambil dari jurnal, angket, dan hasil tes akhir pembelajaran. Nilai hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata kuis ditambah dengan evaluasi akhir pada siklus II lebih besar dari siklus I. Motivasi belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata angket semua peserta didik pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.
3. Sumber Data dan Jenis Data a. Sumber data adalah subyek penelitian itu sendiri. Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik pada kelas X A yang berjumlah 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.5 Tabel. 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas X A MAN Semarang 2
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 5
NIS 09003 09004 09005 09006 09007 09008 09009 09010 09011 09012 09013 09014 09015 09016 09017 09018 09019 09020 09021 090222 09023 09024 09025 09026 09027
NAMA AGUS NURYONO AHMAD ADZLAN AIDA FITRIA KURNIAWATI AKHLIS NUR SOFI ARI SETIAWAN BAHAR MARIO NOR SANDI DEDY SANTOSO DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY DIAH FITRIYANI DWI ARIFIANI EKA OKTAVIA PUSPITASARI GALIH AFRIZAL TANJUNG INDAH YULIANTI KHISNUL ULUM KHOLIFATUL HASANAH LAILATUR RAICHAH LIA FUADA ZUHRIA LILIS SETIYOWATI LIYYA MUFLIKHATUNNISA LUCYANA M. KHAFIDHUL MUFID M. KHARIS FUADI MIFTAHUL CHOIR MIFTAHUL ROHMAH MINA KUSANIA
Dokumen MAN Semarang 2 Tahun Ajaran 2009/2010
58
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
09028 09029 09030 09031 09032 09033 09034 09035 09036 09037 09038 09039 09040 09041 09042 09043 09044 09045 09046 09047
MUHAMMAD IDHAM KHOLID MUHAMMAD ZULFIKAR MUNDAKIROH NADHIFAH NINIK WIJAYANTI NUR NAYATUL LAILI NUR SANTI HIDAYAH NURUL KHASANAH RISKA DITAVIVIANI RIZQI NUR LAELA SANI NUR HIDAYAH SELINDA A SIGIT PRAYOGO SITI KODRIYAH ULIL AMRI WAHYU SETIONO WIDARTI YASINTA MAULIDSARI YOGA ARI SETIAWAN ZAINUL WAFA
b. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan kualitatif yang berupa (a) penilaian hasil kuis, (b) hasil tes, dan (c) angket motivasi belajar.
4. Kolaborator Kolaborasi (kerjasama) dalam PTK antara guru dengan peneliti menjadi hal penting terutama dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan
keputusan
yang
akhirnya
melahirkan
kesamaan tindakan (action). Melalui kerjasama, mereka secara bersama dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/ atau peserta didik di sekolah. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran yang saling membutukan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerja sama sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada
59
kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun uysulan, melakukan tindaka, observasi, merekam data, evaluasi, refleksi, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.6 Adapun kerjasama di sini berupa sudut pandang dari kolabolator dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kolabolator yang dapat memberikan masukan-masukan demi tercapainya tujuan penelitian. Yang menjadi kolaborator disini adalah Ibu Dra. Rus Hamidah, M.Pd. Pengalaman mengajar beliau tidak kurang dari 15 tahun. Karena pengalaman mengajar beliau sudah lama diharapkan kolaborator ini dapat memberikan masukan-masukan dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran selama siklus dalam penelitian yang dilaksanakan.
5. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X A yang berjumlah 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.
6. Waktu dan tempat penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 30 hari, dimulai tanggal 7 Agustus sampai 5 September 2009 di kelas X A MAN Semarang 2.
6
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo, (Semarang: -------, 2008), hlm.7.
60
7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas di MAN Semarang 2. Tabel. 2 Jadwal Penelitian No. Rencana Kegiatan
Waktu (minggu) ke1
1. 2.
Kondisi awal
4
5
6
7
8
X
X
Persiapan
Menyusun penelitian.
4.
3
X
(observasi awal) Menyusun Pelaksanaan pembelajaran
3.
2
Konsep
instrumen
X
X
Menyepakati jadwal dan tugas penelitian
X
Diskusi Konsep pelaksanaan penelitian.
X
Pelaksanaan Mempersiapkan bahan pembelajaran.
X
Pelaksanaan siklus 1.
X
Melakukan Refleksi tindakan siklus I.
X
Pelaksanaan Siklus II
X
Melakukan Refleksi tindakan siklus II.
X
Pembuatan Laporan Menyusun konsep laporan penelitian. Penyelesaian laporan
X
61
B. INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Tercapainya tujuan pertama, yaitu adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam pada materi pokok logaritma ≥ 65%. 2. Tercapainya tujuan kedua, yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam pada materi pokok logaritma yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah 70 dengan ketuntasan klasikal 85%.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi metode yaitu: 1. Wawancara (Interview) Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interviu digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.7 Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika, motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik sebelum pemberian tindakan pada materi pokok logaritma di tahun pelajaran sebelumnya. 2. Metode Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang– barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda–benda tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen, 7
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 155.
62
peraturan–peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.8 Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nama peserta didik dan guru, dokumen (catatan hasil belajar) 9, dan arsip–arsip lain yang berhubungan dengan penelitian. Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasuk dalam subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir sebelum pemberian tindakan dan sebagainya. Selain itu juga digunakan untuk pengambilan gambar peserta didik dalam melaksanakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). 3. Metode Tes Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban–jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan.10 Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang telah dicapai peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam belajar matematika pada materi pokok logaritma sub bab sifat–sifat logaritma. Tes disusun oleh peneliti. Tes dalam penelitian ini ada dua yaitu kuis dan evaluasi akhir. Hasil tes tersebut dalam penelitian ini disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar pada siklus I dipakai untuk melihat keberhasilan sementara dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), yang akan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, dan siklus I sebagai evaluasi untuk merefleksi pada siklus II. Sedangkan hasil belajar pada siklus II adalah untuk melihat keberhasilan model pembelajaran matematika
dengan
model
pembelajaran
TGT
(Teams
Games
Tournament). Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang kemampuan menyelesaikan soal sifat-sifat logaritma sebagai hasil belajar peserta didik
8
Ibid., hlm. 158. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 125. 10 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 100, Cet. 4. 9
63
setelah penerapan pembelajaran pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Dalam penelitian ini menggunakan soal uraian. 4. Metode Observasi Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.11 5. Metode Angket atau Kuesioner (Questionnaires) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal–hal yang ia ketahui.12 Metode angket ini digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Motivasi belajar pada siklus I dipakai untuk melihat keberhasilan
sementara
dalam pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), yang akan dibandingkan dengan motivasi belajar pada pra siklus, dan siklus Isebagai evaluasi untuk merefleksi pada siklus II. Sedangkan motivasi belajar pada siklus II adalah untuk melihat keberhasilan model pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
D. METODE ANALISIS DATA Analisis
data
merupakan
usaha
untuk
memilih,
membuang,
menggolongkan, menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk mendukung tujuan dari penelitian. Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
11 12
Ibid., hlm. 109. Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 151.
64
1. Analisis kualitatif digunakan untuk
memberikan informasi yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta didik dan perolehan skor motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok logaritma . Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar dan motivasi belajar. Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk menghitung prosentase motivasi peserta didik yang dilihat dari angket dan mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik. 1. Hasil kuesioner (angket) motivasi belajar peserta didik Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, analisis ini dilakukan pada instumen angket dengan menggunakan teknik diskriptif melalui prosentase dan rata–rata skor motivasi belajar peserta didik secara klasikal. Instrumen angket terdiri dari 30 pertanyaan. Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut: a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan. Sehingga jumlah skor maksimal adalah 90. Adapun perhitungan prosentase hasil angket motivasi belajar adalah: Prosentase (%) =
n x100% N
Keterangan: N = Jumlah seluruh skor n = Jumlah skor yang diperoleh oleh peserta didik
65
% = Tingkat prosentase yang dicapai Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor ≥ 85%
: motivasi belajar peserta didik tinggi.
65% ≤ Skor ≤ 84%
: motivasi belajar peserta didik sedang.
45% ≤ Skor ≤ 64%
: motivasi belajar peserta didik cukup.
Skor ≤ 44%
: motivasi belajar peserta didik kurang.
Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata nilai motivasi belajar semua peserta didik adalah: x=
∑X P
Keterangan:
x
= Rata – rata nilai motivasi peserta didik
∑X
= Jumlah seluruh nilai
P
= Jumlah peserta didik Adapun rumus yang digunakan untuk prosentase dari rata-rata nilai
motivasi belajar peserta didik adalah: Prosentase (%) =
r x100% R
Keterangan: R = Jumlah seluruh skor r = Jumlah rata-rata skor motivasi belajar peserta didik % = Tingkat prosentase yang dicapai 2. Hasil evaluasi siklus peserta didik Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal–soal, sianalisis dengan cara menghitung rata–rata nilai ketuntasan belajar secara klasikal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis (kuis individu dan evaluasi akhir). Kuis pada siklus I terdiri dari 2 soal essay dan di setiap soal terdapat 3 item dan evaluasi akhirnya terdiri dari 4 soal essay sehingga jumlah seluruhnya 10 soal. Jika setiap jawaban benar maka
66
bernilai 10, jika kurang sedikit nilainya 8,mendekati benar 5 namun jika jawaban salah bernilai 3, bila tidak diisi bernilai 0. Sedangkan pada siklus II kuis terdiri dari 2 soal essay dan evaluasi akhirnya terdiri dari 3 soal essay sehingga jumlah seluruhnya 5 soal. Jika setiap jawaban benar maka bernilai 20, jika mendekati benar nilainya 12, namun jika jawaban salah bernilai 8, bila tidak diisi bernilai 0. Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Ketuntasan Individu Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu 70 . b. Ketuntasan Klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat menentukan
belajar
klasikal
menggunakan
analisis
diskriptif
prosentase, dengan perhitungan: Ketuntasan belajar klasikal = Keterangan:
m x100% M
M = Jumlah seluruh peserta didik m = Jumlah peserta didik belajar individu % = Tingkat prosentase yang dicapai
Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika rata–rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 85% dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan ≥ 70. c. Nilai perkembangan peserta didik Hasil dari kuis individu selain untuk mengetahui kemampuan individu juga dapat digunakan untuk penambahan skor tim/kelompok selain skor yang didapat dari game. Nilai rata – rata kuis siklus I: Nilai rata – rata kuis siklus II:
jumlahnila isemuaangg ota 30 jumlahnila isemuaangg ota 20
67
Setiap soal game bernilai 2. Nilai kelompok : Nilai rata – rata kuis + nilai perolehan saat game. Nilai
kelompok
yang
diperoleh
kemudian
penghargaan menurut penggolongan sebagai berikut: Nilai kelompok < 9
: Tim Kurang
9 ≤ Nilai kelompok < 10
: Tim Baik
10 ≤ Nilai kelompok < 12
: Tim Hebat
Nilai kelompok ≥ 12
: Tim Super
diberikan
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus Dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi matematika. Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang, duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa butuh malah cenderung menyepelekan. Dengan tidak memiliki motivasi belajar maka sering kali hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008 yaitu ibu Istianah S.Pd pada tanggal tanggal 28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu guru menjelaskan materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung bercanda dengan teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. Motivasi belajar peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika. Mereka merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu merupakan momok dan sulit apalagi dalam materi logaritma yang didalamnya berisi rumus-rumus yang sangat membutuhkan pemahaman konsep yang jelas dalam mengerjakan soal yang bervariasi namun sebelum mengotak-atik soal, 68
69
mereka sudah menyerah dahulu dan mengandalkan teman yang pandai tanpa berusaha untuk bisa mengerjakan sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas X pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70. Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok logaritma (Menggunakan aturan logaritma dan melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan logaritma) masih rendah yaitu 59. Sedangkan nilai rata-rata untuk materi pokok logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2007-2008 yaitu 60 sedangkan untuk motivasi pada 2 tahun sebelumnya juga didapat masih rendah yaitu 47%.
B. Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Implementasi tindakan Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. Tabel 3. Jadwal pelaksanaan siklus I Hari/ Tanggal
Waktu
Jam ke-
Selasa, 25 Agustus 2009
2 x 25’
5&6
2 x 25’ Rabu, 26 Agustus 2009
7&8
Implementasi Tindakan − Materi(Sifat logaritma perkalian dua bilangan, Sifat logaritma pembagian dua bilangan dan Sifat logaritma dari perpangkatan) − Memahami lembar kegiatan − Kuis − Game − Evaluasi − Mengisi angket motivasi belajar
70
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/Tanggal Waktu
: Selasa, 25 Agustus 2009 : 09.20– 10.10 WIB
Implementasi Tindakan
: 9 Materi(Sifat logaritma perkalian dua bilangan, Sifat logaritma pembagian dua bilangan dan Sifat logaritma dari perpangkatan) 9 Memahami lembar kegiatan 9 Kuis
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab dengan serempak. Guru apersepsi materi sebelumnya yaitu tentang pengertian logaritma. Guru menulis 5 2 dan guru bertanya,”5 2 itu sama dengan berapa?” kemudian serentak peserta didik
menjawab
25
setelah
itu
menyuruh
peserta
didik
mengubahnya ke dalam bentuk logaritma seperti yang telah guru ajarkan pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik menjawab bersama-sama, “ 5 log 25 = 2 ”. Setelah melakukan apersepsi, guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dimana peserta didik harus saling bekerja sama dengan teman tim dalam membahas lembar kegiatan guna meningkatkan nilai tim pada saat kuis dan game sehingga
mendapat
predikat
tim
super.
Guru
kemudian
menjelaskan secara singkat mengenai materi pelajaran, ” Jika a, b, dan c positif serta a ≠ 1, logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma dari masing – masing bilangan tadi, ditulis: g log(axb)= g log a + a log b ,
logaritma
pembagian
dua
bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing – masing
71
⎛a⎞ bilangan itu, ditulis: g log⎜ ⎟= g log a − g log b sedangkan logaritma ⎝b⎠ suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis: g log a n = nx g log a ”. Namun pada saat guru menjelaskan banyak peserta didik yang gaduh sehingga tidak mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru menjelaskan materi secara singkat, guru meminta peserta didik berkelompok sesuai kelompok (Lihat lampiran 19) yang telah guru tentukan sebelumnya. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berkelompok. Ada yang saling berebut tempat duduk, ada yang ribut mencari anggota kelompoknya dan ada yang mengeluh pada guru, “Bu..saya minta pindah ke kelompok
lain
karena
kelompok
saya
anaknya
tidak
menyenangkan” dan gurupun menanggapinya, ”Tidak boleh, karena ini adalah sebuah proses adaptasi kamu untuk mengenal semua teman-temanmu, masak kamu cuma berteman dengan anak tertentu saja” dan akhirnya diapun menuruti kata-kata guru. Selain itu semua ternyata juga ada anak yang lupa pembagian kelompoknya dengan bertanya, ”Bu, saya kelompok mana ya karena saya lupa”. Guru menjawab, ”Namamu siapa” peserta didik tadi menjawab, ” Dheanira Intan Risky S”. “Sebentar saya carikan (selang berapa detik) Dheanira Intan Risky S masuk kelompok Sunan Ampel. Ayo mana yang kelompok sunan ampel? Ini temanmu”.
Langsung
anggota
kelompok
sunan
mengacungkan jari. Dengan seketika Dheanira Intan
ampel Risky S
bergabung dengan kelompoknya. Setelah
seluruh
peserta
didik
mengelompok,
guru
menjelaskan cara kerja dan tanggung jawab masing-masing peserta didik dalam kelompok. Guru membagikan lembar kegiatan (Lihat lampiran 4) kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama. Suasana ramai ketika kelompok mempelajari lembar kegiatan
72
sedikit sekali peserta didik yang saling berdiskusi dan berusaha memahami dengan saling tanya, karena banyak yang ngobrol dan bercanda dengan teman kelompok lain hingga guru berusaha memberikan pengarahan kembali mengenai cara kerja dan tanggung jawab tim. Peserta didik yang ngobrol dan bercanda tadi mulai mengerti dan mengikuti diskusi yang berlangsung. Suasana yang tadinya ramai karena banyak yang ngobrol kini berubah menjadi kondusif dan diskusi berjalan dengan baik. Ada kelompok yang berani bertanya pada guru namun juga ada yang masih malu. Kelompok sunan bonang yang belum paham mengenai soal dalam lembar kegiatan bertanya pada guru dengan mengacungkan jarinya, ”Maaf bu mau tanya” dan seketika itu guru yang sedang berkeliling mengawasi mendekati kelompok yang mengalami kesulitan tersebut, “Bu, untuk soal lembar kegiatan nomor 2 yaitu 2log 25-3 log 5 + log 20 itu angka yang ada didepan berupa basis atau tidak?” dan gurupun menjawab, “Ini bukan basis tapi berupa angka biasa”. Namun ternyata bukan hanya kelompok sunan bonang yang tidak paham hingga akhirnya gurupun menjelaskan pada semua peserta didik. Namun setelah mereka dijelaskan ternyata lembar kegiatan nomor 2 banyak kelompok yang tidak bisa. Dalam kelompokpun ada yang saling bekerja sama memecahkan soal namun masih ada kelompok yang hanya orang tertentu yang mengerjakan sedangkan yang lainnya hanya melihat dan diam tanpa mau bertanya tentang cara menyelesaikannya. Sekiranya waktu untuk membahas lembar kegiatan telah selesai, guru memberikan jawaban dari lembar kegiatan tersebut untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Namun ternyata masih ada anggota kelompok yang tidak mau memahami soal yang ada malah asyik berbicara dengan kelompok lain hingga mengganggu kosentrasi teman lain sehingga guru menyuruh diam,
73
ada juga yang malas-malasan karena puasa ramadhan namun juga ada yang antusias. Dari jawaban yang guru berikan pesera didik banyak yang mengatakan, ”Oh….Gitu tho caranya! Ternyata soal nomor 2 itu harus dijadikan pangkat dulu”. Dan gurupun hanya tersenyum melihat kata-kata mereka. Anggota kelompok sunan bonang yang belum paham ada yang bertanya cara mengerjakan soal nomor 2 dan sani menjelaskannya, ”Angka yang ada didepan harus
dijadikan
pangkat
log 25 2 − log 5 3 + log 20 2: log
hulu
seperti
sifat
ke3
menjadi
setelah itu masukkan sifat ke1dan
25 2 + log 20 hingga hasilnya log 53
⎛ 25 2 ⎞ ⎜⎜ 3 x 20 ⎟⎟ = log100=2”. ⎝ 5 ⎠
Setelah cukup waktu untuk bekerja kelompok, guru membagi lembar kuis (Lihat lampiran 6) yang dikerjakan secara individu di tempat duduk semula. Suasanapun kembali ramai dan saat mengerjakan kuis ada peserta didik0 yang masih bertanya pada guru, “Bu mau tanya untuk 3 log 4 5 itu caranya gimana?” namun
guru memberikan pengarahan, “Kalau kuis itu tidak boleh tanya lagi dan harus dikerjakan sendiri apalagi materi perpangkatankan baru saja kalian dapatkan materinya”. Pada saat peserta mengerjakan kuis suasana sangat ramai, banyak peserta didik yang bertanya pada teman lain. Guru menegur, ”Ayo tidak boleh ramai dikerjakan sendiri-sendiri ya!”. Setelah waktu untuk mengerjakan kuis dinilai cukup, guru meminta peserta didik mengumpulkannya didepan kelas namun pada saat itu malah digunakan untuk peserta didik mencontek temannya. Setelah semua selesai mengumpulkan dan sebelum mengakhiri pembelajaran, guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan game dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan hari ini. Diharapkan peserta didik belajar dirumah untuk persiapan game guna
74
meningkatkan nilai tim, peserta didikpun menjawab, ”Iya bu…..” dan rata-rata nilai kuis anggota kelompok tadi dijadikan nilai awal bagi nilai kelompok. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada: Hari/Tanggal Waktu
: Rabu, 26 Agustus 2009 : 10.20– 11.10 WIB
Implementasi Tindakan
: 9 Game 9 Evaluasi 9 Mengisi angket motivasi belajar
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab dengan lirih karena hari sudah siang. Guru apersepsi materi sebelumnya yaitu sifat logaritma perkalian dua bilangan, sifat logaritma pembagian dua bilangan dan sifat logaritma dari perpangkatan. Guru langsung mengingatkan kembali apa yang akan dilakukan pada pertemuan kali ini. Peserta didik dengan antusias menjawab, ”Game...”. Setelah itu guru meminta peserta didik kembali mengelompok seperti kemarin. Dalam suasana yang ramai karena peserta didik bergerak menuju kelompoknya, ada peserta didik mendekati guru, ”Bu saya minta pindah kekelompok lain...”. Gurupun tersenyum dan mendekati kelompok tadi dan memberikan pengarahan kepada kelompok tersebut agar bisa bekerja sama dengan lebih baik. Saat suasana mulai tenang setelah peserta didik berkumpul dengan kelompoknya guru membagikan soal game (Lihat lampiran 10) lalu menjelaskan bagaimana tata cara mengikuti game. Guru mengocok kartu bernomor (Lihat lampiran 24). Ternyata yang keluar pertama kali adalah nomor 4. Dengan cepat, perwakilan
75
kelompok sunan gunung jati mengangkat jari telunjuk dan guru menyuruhnya maju menuliskan jawaban didepan kelas. Selesai mengerjakan, guru menyuruh menjelaskan kepada teman-teman lain namun dia malu hingga langsung duduk. Akhirnya guru bersama-sama ” 4 log
dengan
peserta
didik
mengoreksi,
20 4 + log 8= 4 log 4+ 4 log 8= 4 log(4.8)= 4 log 32 Bagaimana hasil 5
pekerjaan teman kalian benar/salah?”dengan serempak mereka menjawab:”Benar...”. Kelompok sunan gunung jatipun bersorak. Saat guru belum selesai mengocok soal berikutnya ternyata banyak peserta didik yang sudah mengacungkan jari telunjuk hingga gurupun memberikan pengarahan, ” Tidak boleh mengacungkan jari sebelum soal itu dibahas secara kelompok”. Namun yang namanya anak, mereka tetap saja berebutan ingin maju didepan kelas sehingga suasanapun menjadi hidup. ”Soal berikutnya adalah nomor 13(dengan mengangkat kartu)”. Ternyata banyak yang sudah mengacungkan jari hingga guru harus memilih kelompok yang maju dan memilih kelompok sunan ampel untuk maju, namun sewaktu perwakilan kelompok sunan ampel maju banyak protes dari kelompok lain bahwa tadi kelompoknya yang dulu mengangkat jari.Guru memberitahu kalau harus didiskusikan dulu dengan kelompok biar guru tidak bingung saat semuanya mengacungkan jari. Sebelum perwakilan sunan ampel selesai, guru mengocok kembali kartu dan yang keluar adalah nomor 8, dengan cara rebutan mereka meminta agar guru memilihnya. Dan guru menunjuk kelompok sunan giri. Berhubung spidol ada 3 jadi guru kembali mengocok kartu dan yang keluar adalah nomor 14. Kelompok sunan gresik yang dipilih saat mengacungkan jari. Setelah ketiganya selesai, dikoreksi bersama, ”Nomor 13 ada yang salah tidak? Apa benar log( x 2 y 3 z ) = log x 2 + log y 3 + log z saja?” peserta didik menjawab, ”Tidak...”.Gurupun menambahi, ”Iya ini
76
masih ada lanjutannya yaitu pangkatnya diturunkan jadinya 2logx + 3log y + log z ”. ”Nomor 8 bagaimana?” peserta didik ada yang jawab:”Bu
log(5.8) − log 4 = log 40 − log 4 = log
40 = log 10 = 1 ”. 4
“Iya benar sekali. Lha untuk nomor 14 bagaimana …”.” Ga bisa bu…”. “Lho materinya kan sudah dipelajari. Untuk yang didalam akar itu dijadikan perpangkatan dahulu lalu baru dijadikan pembagian logaritma”. Setelah selesai mengoreksi guru mengocok lagi kartu dan mengatakan secara urut” Yang keluar nomor 5, 10, 6”. Kelompok yang maju adalah kelompok Bonang, Muria, dan Kalijaga dan ternyata setelah dikoreksi bersama jawaban mereka benar semua. Guru kembali mengocok soal dan yang keluar adalah nomor 11,1, dan 15. Suasana kelas yang hidup membuat guru bingung memutuskan siapa yang maju. Akhirnya yang maju secara urut adalah kelompok sunan Bonang, Muria, dan Kudus. Setelah mereka selesai mengerjakan didepan kelas guru mengoreksi bersama, ”Mari dikoreksi bersama. Untuk nomor 11 yang benar adalah 2
( )
1
log 3 3 = 2 log 3+ 2 log 3 = 2 log 3+ 2 log 3 2 = 2 log 3 +
12 log 3 . 2
Nomor 1 sudah benar! Untuk nomor 10 bagaimana?”. Ada yang menjawab, “Jawabannya kurang bu…?”. Guru, “Yang benar 4
4
2 log 48+ 4 log + 4 log 8 = 3 2 log(48. .8)= 4 log 256= 4 log 4 4 = 4 4 log 4 = 4.1 = 4 ”. 3 Setelah selesai mengoreksi guru mengocok lagi kartu dan
mengatakan secara urut” Yang keluar nomor 3, 7”. Kelompok yang maju adalah kelompok Kudus, dan Drajat dan ternyata setelah dikoreksi bersama jawaban mereka benar semua. Untuk 3 kartu
77
terakhir guru menunjuk perwakilan sunan bonang, kudus dan ampel diantara peserta didik yang ingin maju. Namun ternyata setelah dikoreksi jawaban mereka salah semua. Suasana berebutan terjadi selama game dan kebanyakan soal yang dijawab salah/kurang tepat karena mereka terburu-buru dalam menjawab tanpa didiskusikan dengan kelompok. Hingga harus dibenarkan lagi secara bersama-sama. Bulan ramadhan tidak membuat peserta didik bermalas-malasan malah mereka sangat antusias mengikuti game. Setelah semua soal game terjawab, guru memberikan tes evaluasi (Lihat lampiran 14) yang dikerjakan secara individu. Walaupun mereka kelihatan kelelahan setelah game tapi mereka sangat antusias mengerjakan soal tes sehingga suasanapun hening. Sebelum pelajaran diakhiri, guru membagikan angket motivasi (Lihat lampiran 20) dan meminta peserta didik mengisinya dengan jujur. Ada peserta didik yang bertanya, ”Ini lembar apa bu? Apa gunanya?”. Guru menjawab, ” Ini adalah angket motivasi untuk mengetahui seberapa besar perhatian dan motivasi kalian dengan diadakannya model pembelajaran TGT”. Dengan sisa-sisa tenaga setelah melakukan game dan tes, peserta didik mengisi angket motivasi. Saat peserta didik mengisi angket guru memberikan pengarahan untuk belajar dirumah guna meningkatkan skor tim dan lebih bisa bekerja sama. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
b. Hasil observasi Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Guru aktif memberikan pengarahan kepada peserta didik yang belum paham, peserta didik yang ramai dan sudah berkeliling memantau kerja kelompok.
78
2) Guru telah memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta didik. 3) Peserta didik belum sepenuhnya bisa menggunakan waktu yang ada dengan baik. 4) Peserta didik kurang aktif berpendapat dan bertanya kepada teman dalam kelompok ketika diskusi berlangsung, hanya sebagian saja yang sudah berani menjelaskan kepada teman dan bertanya pada guru. 5) Dalam menjawab soal game peserta didik terburu-buru dan kurang berdiskusi dengan kelompok dan mengandalkan jawabannya sendiri sehingga jawaban kadang ada yang salah. 6) Peserta didik belum mematuhi aturan dalam menjawab soal game. 7) Peserta didik yang aktif dan nilainya bagus sehingga mendapatkan hadiah dari guru yaitu Sani nur hidayah dan kelompok yang mendapat predikat tim super adalah kelompok sunan bonang, kudus, dan muria. Semua itu diumumkan pada pertemuan berikutnya.
c. Hasil Refleksi Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I masih banyak kekurangan-
kekurangan yang harus diperbaiki. Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan adalah: 1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang, sehingga kegiatan diskusi belum berjalan sebagaimana mestinya. 2) Masih banyak peserta didik yang ramai sendiri dengan cara berbicara dengan teman kelompok lain, banyak peserta didik
79
belum
berani
untuk
bertanya,
aktif
mengungkapkan
pendapatnya maupun memberi komentar terhadap jawaban teman. Hanya beberapa peserta didik saja yang sudah mulai berani bertanya dan berpendapat. 3) Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga peserta didik merasa batas waktu yang diberikan kurang lama. 4) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham dengan materi yang diberikan. 5) Cara terbaik agar peserta didik tidak berebutan menjawab soal game. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru mengupayakan agar peserta didik aktif dalam kelompok, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik dan akan memberi pengarahan manfaat kerjasama dalam kelompok. 2) Guru harus memberikan semangat agar peserta didik mau berpendapat dan bertanya kepada guru ataupun teman sekelompok. 3) Guru akan lebih menyesuaikan waktu yang ada dan meminta peserta didik lebih menghargai dan memanfaatkan waktu. 4) Guru membuat strategi agar peserta didik mudah menerima pelajaran dengan waktu yang singkat. 5) Guru akan membagi soal game perkelompok dan memberikan waktu untuk mengerjakan secara kelompok. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus I.
80
2. Siklus II
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus ke II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. a. Implementasi Tindakan Tabel 4. Jadwal pelaksanaan siklus II Hari/ Tanggal
Waktu
Jam ke-
Selasa, 2 x 25' 1 September 2009
5&6
Rabu, 2 x 25' 2 September 2009
7&8
Implementasi Tindakan − Materi (Mengubah bilangan pokok logaritma, perpangkatan dengan logaritma) lembar − Memahami kegiatan − Kuis 9 Game 9 Tes Evaluasi 9 Mengisi anget motivasi belajar
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/Tanggal Waktu
: Selasa, 1 September 2009 : 09.20– 10.10 WIB
Implementasi Tindakan
: 9 Materi(Mengubah bilangan pokok logaritma, perpangkatan dengan logaritma) 9 Memahami lembar kegiatan 9 Kuis Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik
menjawab dengan serempak. Guru langsung mengumumkan peserta didik yang mendapatkan hadiah berupa buku saku rumusrumus matematika SMA kepada peserta didik yang aktif dan mendapat nilai tinggi yaitu sani nur hidayah dan menyuruhnya
81
maju ke depan kelas disambut tepuk tangan dari teman-temannya dan mengumumkan kelompok yang mendapat predikat tim super yaitu kelompok sunan kudus, muria, dan bonang (Lihat lampiran 25). Kelompok yang disebut tadi langsung bersorak ria kemudian guru memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk bisa lebih bekerja sama dan memanfaatkan waktu dengan baik, dan bisa aktif dalam kelompok guna meningkatkan skor kelompok agar mendapat predikat tim super. Gurupun memberikan apresepsi tentang materi sebelumnya. “Logaritma perkalian dua bilangan = jumlah logaritma dari masing – masing bilangan, logaritma pembagian dua bilangan = selisih logaritma dari masing – masing bilangan, logaritma suatu bilangan berpangkat = pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan. Bagaimana rumus-rumusnya secara berturut-turut?”.
Peserta
didik
bersama-sama
menjawab,
⎛a⎞ “ g log(axb)= g log a + a log b , g log⎜ ⎟= g log a − g log b , ⎝b⎠ g
log a n = nx g log a ..” kemudian guru menjelaskan secara singkat
mengenai materi pelajaran setelah itu meminta peserta didik berkelompok sesuai kelompok sebelumnya. Namun lagi-lagi suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berkelompok. Ada yang saling berebut tempat duduk untuk kelompoknya, ada yang ribut mencari anggota kelompoknya namun sudah tidak ada yang mengeluh pada guru minta pindah kelompok. Guru membagikan lembar kegiatan (Lihat lampiran 5) kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama. Suasana ramai namun kondusif ketika kelompok mempelajari lembar kegiatan karena peserta didik sedang asyik berdiskusi dengan baik. Ada yang bertanya kepada temannya, “Untuk contoh pada sifat ke2 itu bagaimana caranya ko bisa ketemunya seperti itu?” dan temannya menjawab,
”Itukan
ada
rumusnya
bahwa
82
a
8
log b = log 3 =
x x
log b 1 = b , jadi log a log a
untuk
log 3 log 3 1 log 3 1 2 1 = = = log 3 = a ”. 3 log 8 log 2 3 log 2 3 3
Namun tanpa ada rasa takut, kelompok yang belum paham mengenai soal dalam lembar kegiatan ada yang bertanya pada guru dan seketika itu guru yang sedang berkeliling mengawasi mendekati
kelompok
yang
mengalami
kesulitan
tersebut.
“Bagaimana ada yang belum paham”. Peserta didik tadi menjawab, “Iya bu. Untuk soal c pada lembar kegiatan itu apa tidak bisa dibuat secara langsung? Terus bagaimana cara mengerjakannya?”. Guru menjelaskan, ”Untuk soal c itu kalian harus pandai dalam mengubah dan mengotak-atik angka. Pertama dibuat seperti sifat ke 2 terussalah satu log dipindah ruas agar nanti bisa mudah mengerjakannya” dan soal c lembar kegiatan ternyata banyak menyita perhatian kelompok. Sekiranya waktu untuk membahas lembar kegiatan telah selesai, guru memberikan jawaban dari lembar kegiatan tersebut untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Lagi-lagi guru mendengar jawaban dari peserta didik, ”Oh ternyata jawabannya begitu ya, kelihatannya sulit tapi ternyata cukup sederhana jawabannya”. Guru menanggapinya, ”Yang penting kalian itu harus paham dan hafal sifat-sifatnya dijamin nanti mudah mengerjakan walaupun soal itu dianggap sulit”.Anggota yang belum paham telah berani bertanya pada teman satu kelompok, hal ini menjadikan suasana kelas menjadi kondusif. Setelah cukup waktu untuk bekerja kelompok, guru membagi lembar kuis (Lihat lampiran 7) yang dikerjakan secara individu di tempat duduk semula. Suasanapun kembali ramai. Dalam mengerjakan kuis berganti menjadi sepi. Sekiranya waktu yang
diberikan
telah
usai
guru
meminta
peserta
didik
83
mengumpulkan didepan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan game dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan hari ini. Peserta didik mengatakan, ”Asyik besok game lagi dan saya harus mempersiapkannya biar besok bisa maju lagi dan jawabannya benar”. Guru menambahkan, ”Kalian harus lebih belajar lagi supaya skor kelompok neningkat dan harus bisa lebih bekerja sama dengan teman”. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada: Hari/Tanggal Waktu
: Rabu, 2 September 2009 : 10.20– 11.10 WIB
Implementasi Tindakan
: 9 Game 9 Evaluasi 9 Mengisi anget motivasi belajar
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik masih menjawab dengan lirih karena hari sudah siang walau terlihat keantusiasan mereka menjalani game. Guru apersepsi materi sebelumnya yaitu mengubah bilangan pokok logaritma, perpangkatan dengan logaritma. ”Bagaimana cara mengubah bilangan pokok logaritma a log b = apa?dan a bersemangat a
a
log b
mereka
menjawab” a log b =
a
log b
x x
= apa?”. Dengan
log b 1 = b , dan log a log a
= b bu….”. Dengan mengacungkan jempol guru menjawab,
”Bagus..bagus.., kalian memang anak pintar semuanya”.Guru langsung mengingatkan kembali apa yang akan dilakukan pada pertemuan kali ini. Peserta didik dengan antusias menjawab, ”Game bu....”. Setelah itu guru meminta peserta didik kembali
84
mengelompok seperti kemarin. Gurupun memberikan pengarahan kepada semua kelompok agar bisa bekerja sama dengan baik dan memberitahu jika cara mengerjakan game didepan kelas berbeda dengan yang kemarin. Saat suasana sudah tenang, guru menjelaskan bagaimana tata cara mengikuti game, ”Untuk game kali ini berbeda dengan yang kemarin, Game ini kartu bernomor yang dikocok langsung dibagi keseluruh kelompok secara merata, tidak boleh dibuka dulu sebelum semua kartu dibagi. Ibu nanti beri aba-aba untuk membuka dan setelah itu dikerjakan secara kelompok, yang sudah selesai bisa maju dan apabila jawabannya salah kelompok lain bisa memperbaikinya”. Kemudian guru membagikan soal game (Lihat lampiran 11) dan mengocok kartu bernomor dan membagi kartukartu tadi pada tiap kelompok(satu kelompok satu kartu bernomor). Dengan cara bersamaan guru meminta kartu tadi dibuka dan dikerjakan secara berkelompok. Kelompok sunan giri yang mendapat soal nomor 5 mengeluh, ”Wah kita ko dapat soalnya sulit sekali” hingga mereka terlihat sangat serius mengerjakan soalnya. Semua kelompok terlihat saling berdiskusi dengan anggotanya sehingga suasana agak ramai. Guru memberitahu, ”Bagi yang sudah selesai bisa mengerjakan didepan kelas”. Ternyata ada tiga kelompok yang maju kedepan yaitu sunan bonang (nomor 2), Sunan Muria (nomor 4) dan sunan kalijaga (nomor 3). Setelah semuanya selesai, guru bersama dengan peserta didik
mengoreksi.
bagaimana?apakah
”Untuk benar
kelompok
sunan
bonang
a log 16 a log 2 4 4a log 2 = = 4 ?”. = a log 2 a log 2 a log 2
Jawab peserta didik” Benar bu…”. “Selanjutnya apakah jawaban kelompok
( log 3 )( 5
2
9
sunan
muria
benar
bahwa
log5 4 ) = (2 5 log 3)(4 9 log 5)saja?”. Ayo yang bisa maju
memperbaiki hasilnya. Lagi-lagi peserta didik berebutan maju
85
sehingga guru harus menunjuk salah satunya. Dan jawaban perbaikan dari kelompok sunan bonang ternyata setelah dikoreksi bersama-sama
jawabannya
bahwa 5 log 625= 5 log 5 4 = 4 5 log 5 = 4(1) = 4 .
benar Jawaban
dari
kelompok sunan kalijagapun setelah dikoreksi jawabanya benar. Kelompok sunan kalijaga sangat senang dan mengatakan, ”Yes, jawaban kita benar”. Guru mengatakan, ”Ayo kelompok mana lagi yang bisa mengerjakan silahkan maju?” kelompok Sunan kudus (nomor 6), drajat (nomor 1), dan Gunung jati (nomor 8)pun maju. Selesai mengerjakan, guru meminta peserta didik mengoreksi dan ternyata jawaban dari kelompok sunan kudus salah namun tidak yang mau maju hingga gurupun harus membenarkannya. Guru, ”Bagaimana jawaban dar kelompok Sunan drajat dan sunan gunung jati apakah ada yang salah?”. Guru bersama-sama dengan peserta didik mengoreksi. Ternyata nomor 8 salah dan peserta didik kembali berebutan ingin maju. Hal itu membuat guru harus dengan sabar dan meminta peserta didik tidak tergesa-gesa mengacungkan jarinya. Bulan ramadhan tidak membuat peserta didik bermalas-malasan malah mereka sangat antusias mengikuti pelajaran dan guru menunjuk kelompok sunan kudus berusaha memperbaikinya dan jawaban perbaikan itu ternyata juga belum benar. Akhirnya gurupun harus memperbaiki bersama-sama. Setelah selesai mengoreksi guru mengatakan, ”Ayo kelompok sunan gresik, sunan giri, dan sunan gunung jati silahkan maju?”. Namun yang mereka jawabannya salah dan guru membahas bersama-sama. Setelah semua soal game terjawab, guru memberikan tes evaluasi (Lihat lampiran 15) yang dikerjakan secara individu. Suasanapun kembali hening. Sebelum pelajaran diakhiri, guru membagikan angket motivasi (Lihat lampiran 21) dan meminta peserta didik mengisinya dengan jujur. Ada peserta didik yang
86
bertanya,”Lho kok soalnya sama bu?”. Guru menjawab,” Ya memang sama. Ibu ingin melihat peningkatan motivasi belajar kalian ketika ibu menggunakan model pembelajaran TGT ini”. Dengan sisa-sisa tenaga setelah melakukan game dan tes, peserta didik mengisi angket motivasi. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
b. Hasil observasi Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Guru telah meningkatkan motivasi peserta didik dengan cara memberikan penghargaan/hadiah dan pengarahan ketika mereka tidak semangat dan malas. 2) Peserta
didik
lebih
bisa
memahami
materi
ketika
guru
menyampaikannya dengan baik. 3) Guru dan peserta didik dapat menggunakan waktu secara baik dan bermanfaat. 4) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada teman dalam kelompok/guru ketika diskusi berlangsung. 5) Dalam menjawab soal game peserta didik selalu berdiskusi dengan kelompok dan game berlangsung secara baik.
c. Hasil Refleksi Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi dengan guru partner, hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut: 1) Guru
mampu
meningkatkan
motivasi
peserta
didik
dan
memberikan apersepsi kepada peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar. 2) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada teman dalam kelompok ketika diskusi berlangsung.
87
3) Dalam menjawab soal game peserta didik selalu berdiskusi dengan kelompok. 4) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan. 5) Peserta didik yang mendapat hadiah yaitu M. Idham Kholid dan kelompok-kelompok yang mendapat predikat tim super yaitu Tim bonang dan ampel (Lihat lampiran 26) diumumkan oleh guru pada pertemuan berikutnya (setelah penelitian selesai). C. Pembahasan 1. Pra Siklus
Untuk pra siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa nilai harian materi pokok logaritma (sifat-sifat logairtma) peserta didik kelas X A tahun pelajaran 2007-2008 dan 2008-2009. Peneliti juga meminta guru untuk mengisi angket motivasi peserta didik untuk data pra siklus.Nilai rata-rata kelas X A tahun pelajaran 2007-2008 adalah 59.54 dengan ketuntasan kasikal 57% sedangkan untuk tahun pelajaran 2008-2009 adalah 58.92 dengan ketuntasan kasikal 40%. Dari kedua tahun pelajaran tersebut didapat nilai rata-rata 59.23 dengan ketuntasan kasikal 48.5%.Sedangkan untuk motivasi belajar peserta didik diperoleh 47%. Tabel 5. Perolehan Hasil belajar, Ketuntasan klasikal, dan motivasi belajar pada pra siklus. Nilai
Pra siklus
Hasil belajar
59.23
Ketuntasan klasikal
48.5%
Motivasi belajar
47%
Selebihnya lihat lampiran 28 dan 29.
88
2. Siklus I Pelaksanaan siklus I adalah 2 hari pada hari 25 dan 26 Agustus 2009. Pada hari pertama adalah guru menyampaikan materi secara singkat tentang sifat logaritma perkalian dua bilangan, sifat logaritma pembagian dua bilangan dan sifat logaritma dari perpangkatan, setelah itu peserta didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan sebelumnya guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang terakhir pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk semula. Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik mengelompok sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru mengocok kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan jari dan guru akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah pelaksanaan game selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat duduk asalnya untuk mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara individu, kegiatan terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar. Dari data-data yang diperoleh didapat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik
74.29 dengan prosentase ketuntasan klasikal 71.1%
sedangkan motivasi belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal. Ini terlihat dari pengamatan dan diperkuat dengan hasil angket motivasi belajar yang telah diisi pada siklus I. Indikator motivasi belajar yang masuk kategori kurang dengan prosentase 5%, indikator motivasi belajar yang masuk kategori cukup dengan prosentase 42%, dan indikator motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 53% dengan rata – rata motivasi belajar pada siklus I sebesar 56.67 dan mencapai prosentase 62.96%(lampiran 20).
89
Tabel 6. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Pada Siklus I Indikator
Siklus I
Tinggi
-
Sedang
53%
Cukup
42%
Kurang
5%
Dari nilai rata-rata hasil belajar dan hasil angket motivasi belajar peserta didik pada siklus I tersebut maka indikator keberhasilan dari peneliti belum tercapai yaitu nilai rata – rata hasil belajar ≥ 70 dan ketuntasan klasikal ≥ 85%, sehingga perlu diadakan siklus II. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus dan Siklus I Nilai
Pra siklus
Siklus I
Motivasi belajar
47%
62.96%
Hasil belajar
59.23
74.29
Ketuntasan klasikal
48.5%
71.1%
3. Siklus II Pelaksanaan siklus II adalah 2 hari pada hari 1 dan 2 September 2009. Pada hari pertama adalah guru mengumumkan keompok yang memperoleh predikat super dan peserta didik yang mendapatkan hadiah, setelah itu menyampaikan materi secara singkat tentang mengubah bilangan pokok logaritma dan perpangkatan dengan logaritma, setelah itu peserta didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan sebelumnya guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang terakhir pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk semula. Pertemuan
kedua
yaitu
guru
meminta
peserta
didik
mengelompok sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru mengocok kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan
90
jari dan guru akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah pelaksanaan game selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat duduk asalnya untuk mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara individu, kegiatan terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar. Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal. Ini bisa dilihat dari peningkatan perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 79.64 dengan ketuntasan klasikal sebesar 93.3% dan peningkatan prosentase motivasi belajar peserta didik yang telah mencapai. Indikator motivasi belajar yang masuk kategori cukup dengan prosentase 20%, indikator motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 58%, dan indikator motivasi belajar yang masuk kategori tinggi dengan prosentase 22% dengan rata–rata motivasi belajar pada siklus II sebesar 70 dan mencapai prosentase 77.78%(lampiran 21). Tabel 8. Perbandingan Prosentase nilai motivasi belajar peserta didik kelas X A Indikator
Siklus I
Siklus II
Tinggi
-
22%
Sedang
53%
58%
Cukup
42%
20%
Kurang
5%
-
Adapun untuk perbandingan perolehan nilai antar pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Nilai
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Motivasi belajar
47%
62.96 %
77.78%
Hasil belajar
59.23
74.29
79.64
Ketuntasan klasikal
48.5%
71.1%
93.3%
91
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar dan motivasi belajar
peserta
didik
meningkat
dan
sudah
mencapai
indikator
keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu motivasi belajar ≥ 65%, nilai rata–rata hasil belajar ≥ 70 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% sehingga siklus II dipandang sudah cukup. Dan ternyata dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.
92
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma guna meningkatkan motivasi belajar dan hsil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 semester gasal tahun pelajaran 2009-2010 dari bab I sampai bab V,
maka pada akhir skripsi ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma di kelas X A MAN Semarang 2 adalah langkah-langkah pembelajaran yang operasional yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang sudah diterapkan di dalam skenario pembelajaran. 2. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam pembelajaran matematika ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang 2. Hal ini ditunjukan pada peninggkatan hasil akhir tiap siklus yaitu pada pra siklus rata-rata motivasi belajar peserta didik 47% dan rata-rata hasil belajar sebesar 59.23 dengan ketuntasan belajar 48.5%, pada siklus I motivasi belajar peserta didik sudah meningkat dari pada sebelumnya yaitu 62.96% dan nilai rata–rata peserta didik mencapai 74.29 dengan ketuntasan klasikal 71.1%,
pada siklus II terjadi peningkatan
motivasi belajar menjadi 77.78% dan nilai rata – rata peserta didik mencapai 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%.
92
93
B. Saran – saran Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas X A MAN Semarang 2 semester gasal peneliti menyajikan saran sebagai berikut: 1. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang kini telah menjamur sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan lagi ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) sangat perlu diterapkan oleh guru kelas X A MAN Semarang 2 pada khususnya dan guru kelas X disekolah lain pada umumnya, karena model pembelajaran ini dapat memacu semangat/motivasi belajar peserta didik dan mereka dapat melatih sosialisasi dengan teman serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Penutup Untaian syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT dengan kalimat hamdalah “Alhamdulillahirobbil’alamin” karena hanya dengan keajaiban tangan–tangan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sysrat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris MAtematika IAIN Walisongo Semarang. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin… Amin…. Amin…. Allahumma Amin…Sekian dari penulis dan rasa terima kasih selalu tercurah pada semua insan Illahi.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah, 1978. Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Abu, Zakaria Yahya Imam bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, Libanon : Darul Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah. Aminatun, Zainab, Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs AlKhoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009. Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. ________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Astuti, Griya, Model Penilaian Kelas, Jakarta: Puslitbang, 2006. Bahri, Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Civiliani, Widyastuti Rosa, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: Karya Toha Putra, 1995. Drost. J. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT.Gramedia, 1999. Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Hamalik, Oemar, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. __________, Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Bumi Aksara, 2001. Hudojo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Malang:UNM, 2003. Irawan, Prasetya dkk, Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008. Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning DiruangRuang Kelas), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002. Mulyasa E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007. Nur Ali, Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008. Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New York: Oxvord University Press, 2003. Rusnawati, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament), http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajarmatematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-modelpembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/ Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
___________, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 135.Uno Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1992. Sembiring, Suwah dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007. Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif , terj. Raisul Muttaqien, Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004. Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 195. Slavin, Robert E., Cooperative Learning: Theory, research, and practice, Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995. __________, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), terj. Nurulita, Bandung: Nusa Media, 2008. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Depdiknas, 2000. Sudjana, Nana, Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, Cet.5 _______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, Cet. 13. ________, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007. Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Malang: UPI,2003. Sugandi, Achmad, Teori Pembelajaran, Semarang, UPT MKK UNNES, 2006, Cet.4.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993. Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Dan Penerapannya di SMP, Semarang: UNNES, 2007. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rusdakarya, 2005, Cet. 11. Tri, Anni Catharina, Psikologi Belajar, Semarang: UPT UNNES, 2006, Cet. 3. Wirodikromo, Sartono, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
Lampiran 1 TABEL NAMA PESERTA DIDIK KELAS X A MAN SEMARANG 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
NIS 09003 09004 09005 09006 09007 09008 09009 09010 09011 09012 09013 09014 09015 09016 09017 09018 09019 09020 09021 090222 09023 09024 09025 09026 09027 09028 09029 09030 09031 09032 09033 09034 09035 09036 09037 09038 09039 09040 09041
NAMA AGUS NURYONO AHMAD ADZLAN AIDA FITRIA KURNIAWATI AKHLIS NUR SOFI ARI SETIAWAN BAHAR MARIO NOR SANDI DEDY SANTOSO DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY DIAH FITRIYANI DWI ARIFIANI EKA OKTAVIA PUSPITASARI GALIH AFRIZAL TANJUNG INDAH YULIANTI KHISNUL ULUM KHOLIFATUL HASANAH LAILATUR RAICHAH LIA FUADA ZUHRIA LILIS SETIYOWATI LIYYA MUFLIKHATUNNISA LUCYANA M. KHAFIDHUL MUFID M. KHARIS FUADI MIFTAHUL CHOIR MIFTAHUL ROHMAH MINA KUSANIA MUHAMMAD IDHAM KHOLID MUHAMMAD ZULFIKAR MUNDAKIROH NADHIFAH NINIK WIJAYANTI NUR NAYATUL LAILI NUR SANTI HIDAYAH NURUL KHASANAH RISKA DITAVIVIANI RIZQI NUR LAELA SANI NUR HIDAYAH SELINDA A SIGIT PRAYOGO SITI KODRIYAH
40 41 42 43 44 45
09042 09043 09044 09045 09046 09047
ULIL AMRI WAHYU SETIONO WIDARTI YASINTA MAULIDSARI YOGA ARI SETIAWAN ZAINUL WAFA
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: MAN Semarang 2 : Matematika : X/Gasal : Logaritma : Sifat – sifat Logaritma : 4x 25 menit : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat, akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma. 1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma. I. Tujuan Pembelajaran. 1. Peserta didik dapat membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma 2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma. II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma. Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab bersama. Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk – bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat tersebut adalah: 1) Sifat 1 Jika a, b, dan c positif serta g > 0, g ≠ 1, maka: a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma dari masing–masing bilangan tadi, ditulis: g
log(axb)= g log a + g log b
b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing–masing bilangan itu, ditulis: g
⎛a⎞ log⎜ ⎟= g log a − g log b ⎝b⎠
c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis: g
log a n = nx g log a
III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Ceramah, diskusi, tanya jawab. IV. Langkah Pembelajaran:
Pengorganisasian No
Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik
Waktu
Pendahuluan :
1.
Guru
memberikan
informasi
tentang
tujuan
K
3 menit
K
5 menit
K
3 menit
K
5 menit
G
3 menit
G
3 menit
G
10 menit
G
5 menit
pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan motivasi belajar. 2.
Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.
3.
Guru menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang sifat – sifat logaritma.
Kegiatan Inti :
4.
Guru menyampaikan materi secara singkat.
5.
Peserta
didik
mengelompok
sesuai
nama
kelompoknya. 6.
Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu kelompok memahami materi yang akan diajarkan.
7.
Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila diperlukan.
8.
Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar
kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri. 9.
Guru memberikan kuis secara individu untuk
I
13 menit
G
2 menit
K
5 menit
G
25 menit
K
2 menit
I
8 menit
K
2 menit
K
3 menit
K
1 menit
I
2 menit
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diberikan. 10. 11.
Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap–tiap kelompok. Guru mengocok kartu soal. Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan
12. 13. 14.
soal game didepan kelas. Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok. Guru memberikan tes evaluasi individu
Penutup : 15.
Guru membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan.
16.
Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman materi yang telah disampaikan.
17.
Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu yang memperoleh nilai tertinggi.
18.
Peserta didik mengisi angket motivasi.
Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal. V. Media, Sarana dan Sumber Belajar. 1. Media Belajar : Lembar kegiatan. a. b. Kuis Game c. 2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis. 3. Sumber Belajar :
a. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006. b. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007, Cet.1.
VI. Penilaian : 1. Prosedur Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada 3. Alat Tes: Terlampir
Semarang, 25 dan 26 Agustus 2009 Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Peneliti
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: MAN Semarang 2 : Matematika : X/Gasal : Logaritma : Sifat – sifat Logaritma : 4x 25 menit : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat, akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Mengubah bilangan pokok logaritma. 1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam memecahkan masalah.
I. Tujuan Pembelajaran. 1. Peserta didik dapat mengubah bilangan pokok logaritma. 2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam memecahkan masalah. II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma. Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab bersama. Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk – bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat tersebut adalah: 2) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka: a
log b =
x x
log b 1 = b , x > 0 dan x ≠ 1 log a log a
Bukti: Misalkan a log b = p ⇔ b = a p log b x log a p p x log a = = = p = a log b x x x log a log a log a x
maka
Selanjutnya
a
log b =
x x
log b = log a
1 1 = b (terbukti ) log a log a x log b
x
3) Sifat 3 Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu:
log ax a log b = g log b n m b. g log a m = g log a n gn n g c. log a = log a
a.
g
4) Sifat 4 Jika a > 0, a ≠ 1, dan b > 0, maka:
a
a
log b
=b
Bukti: Misalkan a log b = x ⇔ a x = b
a log b = a x a a log b = b (terbukti) a
III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Ceramah, diskusi, tanya jawab. IV. Langkah Pembelajaran:
Pengorganisasian No
Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik
Waktu
Pendahuluan :
1.
Guru
memberikan
informasi
tentang
tujuan
K
3 menit
K
4 menit
pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan motivasi belajar. 2.
Guru menyampaikan apersepsi dengan memancing peserta didik mengingat kembali tentang sifat – sifat logaritma dalam penjumlahan, pengurangan, dan
perkalian logaritma dan menyampaikan indikator tentang sifat – sifat logaritma. Kegiatan Inti :
3.
Guru menyampaikan materi secara singkat.
4.
Peserta
K
10 menit
kelompok
G
3 menit
Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu
G
3 menit
G
10 menit
G
5 menit
I
12 menit
G
2 menit
didik
mengelompok
sesuai
sebelumnya. 5.
kelompok memahami materi yang akan diajarkan. 6.
Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila diperlukan.
7.
Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
8.
Guru memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diberikan.
9.
Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap–tiap kelompok.
10.
Guru mengocok kartu soal.
K
5 menit
11.
Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan
G
25 menit
K
2 menit
I
8 menit
K
2 menit
K
3 menit
soal game didepan kelas. 12.
Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
13.
Guru memberikan tes evaluasi individu
Penutup :
14.
Guru membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan.
15.
Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman
materi yang telah disampaikan. 16.
Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu
K
1 menit
I
2 menit
yang memperoleh nilai tertinggi. 17.
Peserta didik mengisi angket motivasi.
Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal. V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.
2. Media Belajar
:
a.
Lembar kegiatan.
b.
Kuis
c.
Game
2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis. 3. Sumber Belajar : c. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006. d. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007, Cet.1. VI. Penilaian :
4. Prosedur Tes: d. Tes Awal : Ada e. Tes Proses : Ada f. Tes Akhir : Ada 5. Jenis Tes: d. Tes Awal : Ada e. Tes Proses : Ada f. Tes Akhir : Ada 6. Alat Tes: Terlampir
Semarang, 1 dan 2 September 2009 Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Peneliti
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
Lampiran 4
LEMBAR KEGIATAN SIKLUS I SIFAT – SIFAT LOGARITMA 1) Sifat 1
Jika a, b, dan c positif serta g ≠ 1, a > o, b > 0 maka: a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma dari masing–masing bilangan tadi, ditulis: g
log(axb)= g log a + g log b
b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing–masing bilangan itu, ditulis:
g
⎛a⎞ log⎜ ⎟= g log a − g log b ⎝b⎠
c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis: g
log a n = nx g log a
Bukti : Misalkan (i)
a
a
log b = p ⇔ b = a p
a
log c = q ⇔ c = a q
log(bc)= a log(a p .a q ) = a log a p + q =p+q = a log b + a log c (terbukti)
(ii)
a
log
b a ap = log q c a = a log a p − q = p-q
= a log b − a log c (terbukti) (iii) a log b n = a log(a p ) n = a log a np = np =n a log b
(terbukti)
Contoh : A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut : 1.
2
log( xy )
2.
5
log
p q
Pembahasan: 1.
2
log( xy ) = 2 log x + 2 log y
2.
5
log
p 5 = log p − 5 log q q
Untuk menjabarkan bentuk suatu logaritma, kadang – kadang kita menggunakan lebih dari satu rumus logaritma. B. Sederhanakan: 1.
2
log 4+ 2 log 8
2.
7
log 217 − 7 log 31
Pembahasan:
1.
2
log 4+ 2 log 8 = 2 log(4 x8) = 2 log 32 = 5
2.
7
⎛ 217 ⎞ log 217 − 7 log 31 = 7 log⎜ ⎟ ⎝ 31 ⎠
= 7 log 7 =1
Soal:
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut : a.
4
log x 5
b.
a
log 3 x
2. Sederhanakan: 2 log 25 − 3 log 5 + log 20 Jawaban Lembar kegiatan
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut : a.
4
log x 5 = 5 4 log x
b.
a
log 3 x = a log x 3 =
1
1a log x 3
2. Sederhanakan: 2 log 25 − 3 log 5 + log 20 = log 25 2 − log 5 3 + log 20
=log
25 2 + log 20 53
⎛ 25 2 ⎞ = log⎜⎜ 3 x 20 ⎟⎟ = log 100 = 2 ⎝ 5 ⎠
Lampiran 5
LEMBAR KEGIATAN SIKLUS II Sifat – sifat Logaritma (mengubah bilangan pokok logaritma) 1) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka: x log b 1 log b = x = b , x > 0 dan x ≠ 1 log a log a Bukti: Bukti: Misalkan a log b = p ⇔ b = a p a
p x log a log b x log a p = = = p = a log b x x x log a log a log a x
maka
Selanjutnya
a
log b =
x x
log b = log a
1 1 = b (terbukti ) log a log a x log b
x
Contoh: Jika 2 log 3 = a , nyatakan 8 log 3 dalam a. Pembahasan: log 3 log 3 1 log 3 1 2 1 a. 8 log 3 = = = = log 3 = a 3 log 8 log 2 3 log 2 3 3 Soal: a. Jika 2 log 3 = a , nyatakan 3 log 2 dalam a. 2) Sifat 3 Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu: m bilangan bulat dan n bilangan asli ≥ 2, g > 0, g ≠ 1. log ax a log b = g log b n m f. g log a m = g log a n gn n g log a = log a g. e.
g
Contoh: a. Hitunglah 2 log 5 x 5 log 64 b. Jika 2 log 3 = a, nyatakan 4 log 81 dalam a. Pembahasan: a. 2 log 5 x 5 log 64 = 2 log 64= 2 log 2 6 = 6 2 4 b. 4 log 81= 2 log 3 4 = 2 log 3 = 2a 2 Soal: b. Jika 2 log 3 = a, nyatakan 8 log 27 dalam a.
3) Sifat 4 Jika a > 0, a ≠ 1, dan b > 0, maka:
a
a
log b
=b
Bukti: Misalkan a log b = x ⇔ a x = b a log b = a x a a log b = b (terbukti) a
Contoh: Tentukan hasil dari: 3 9 a. 3 log 5 b. 3 log 4 Pembahasan: 3 a. 3 log 5 = 5 b. 3
9
log 4
=3
32
3
log 2
=2
log 4
1
log 4
1 92
3
c. 9
=3
3
log 4 2 9
=3 2
3
9
c. 9 log 4 = 9 log 4 = 9 log 4 = 9 log16 = 16 Contoh: Jika log p = a, log q = b, dan log r = c, nyatakan log p qr 4 dalam bentuk a, b dan c. Pembahasan: 1. log p qr 4 =log p + log q + log r 4 1 1 = log p + log q + 4 log r = a + b + 4c 2 2 Soal: c. Misalkan 2 log 3 = a dan 3 log 5 = b. Nyatakan 2 log 5 dalam a atau b. Jawaban Soal Lembar kegiatan 1 1 a. 3 log 2 = 2 = log 3 a
(
(
3
)
log 27 = 2 log 33 = 2 log 3 = a 1 c. 2 log 3 = a ⇒ log 2 = log 3; a 3 log 5 = b. ⇒ log 5 = b log 3 log 5 b log 3 Maka: 2 log 5 = = = ab log 2 1 log 3 a
b.
8
)
SOAL KUIS SIKLUS I
Lampiran 6
Nama : Kelas : Kelompok : Skor Nilai : Tata Tertib Mengerjakan Kuis : 1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan kuis 2. Dilarang bekerjasama dengan teman lain
3. Dilarang membuka buku/L embar kegiatan Soal Kuis
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma di bawah ini : a.
a
log(xz )
b.
a
log
c.
3
log 4 5
y c
2. Nyatakan bentuk – bentuk berikut ini dalam bentuk logaritma tunggal: a. Log3 + log 5 b. Log 28 – log 7 c.
4
log128− 4 log 8
Alhamdulillahirobbil Alamin Setiap Langkah Dapat Menghasilkan Keberhasilan Jika Dilakukan Dengan Bersungguh-sungguh Diiringi Dengan Doa GOOD LUCK
Lampiran 7
SOAL KUIS SIKLUS II
Nama : Kelas : Kelompok : Skor Nilai :
Tata Tertib Mengerjakan Kuis : 1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan kuis. 2. Dilarang bekerjasama dengan teman lain. 3. Dilarang membuka buku/LKS SOAL KUIS : 1. Jika log m = s, log n = t, dan log o = u, nyatakan log 3
m no 3
dalam s, t, dan
u. 2. Misalkan 2 log 3 = a dan 3 log 5 = b. Nyatakan 6 log15 dalam a atau b.
Alhamdulillahirobbil Alamin Setiap Langkah Dapat Menghasilkan Keberhasilan Jika Dilakukan Dengan Bersungguh-sungguh Diiringi Dengan Doa
GOOD LUCK
Lampiran 8
JAWABAN SOAL KUIS SIKLUS I 1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma di bawah ini : = a log x + a log z ( Skor 10) a. a log( xz ) y = a log y − a log c b. a log ( Skor 10) c 1 1 = 3 log 5 4 = 3 log 5 ( Skor 10) c. 3 log 4 5 4 2. Nyatakan bentuk – bentuk berikut ini dalam bentuk logaritma tunggal: a. Log3 + log 5 = log (3 x 5) = log 15 (Skor 10) 28 = log ( Skor 10) b. Log 28 – log 7 = log 4 7 128 c. 4 log128− 4 log 8 = 4 log 8 = 4 log16= 4 log 4 2 = 2 4 log 4 = 2.1 = 2 ( Skor 10)
Lampiran 9 JAWABAN SOAL KUIS SIKLUS II
SOAL KUIS : 1. Jika log m = s, log n = t, dan log o = u, nyatakan log 3
m no 3
dalam s, t, dan
u. Pembahasan: log 3
m no
= log
3
m − log 3 n + log o 3 1
1
= log m 2 − log n 3 + log o 3 1 1 = log m − log n + 3 log o 2 3 1 1 ( Skor 20) = s − t + 3u 2 3 2. Misalkan 2 log 3 = a dan 3 log 5 = b. Nyatakan 6 log 15 dalam a atau b. Pembahasan: 1 2 log 3 = a ⇒ log 2 = log 3; a log 5 = b. ⇒ log 5 = b log 3 log 15 log 3 + log 5 log 3 + b log 3 1 + b a (b + 1) 6 log 15 = = = = = ( Skor 1 a + 1 (a + 1) log 6 log 3 + log 2 log 3 + log 3 a a 3
20)
Lampiran 10
SOAL GAME SIKLUS I Nyatakanlah bentuk – bentuk berikut dalam bentuk logaritma tunggal: 1. 2 log x +5 2 log y 2. 5 2 log m − 2 log p 3. 9 log 36+ 9 log 18− 9 log 24 4. 4 log 20− 4 log 5+ 4 log 8 1 5. 4 log y − 4 log x 3 Hitunglah hasil dari: 6. 6 log 4+ 6 log 9 7. 3 log 54− 3 log 2 8. log 5 + log 8 − log 4 9. log 60 - log 3 + log 5 2 10. 4 log 48+ 4 log + 4 log 8 3 Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini: 11. 2 log 3 3 12. a log( xy 3 ) 13. log( x 2 y 3 z )
( )
14. 5 log
15. 6 log
y x3 7x3 y 2 z
Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing GOOD LUCK
Lampiran 11 SOAL GAME SIKLUS II
Sederhanakan ! log 8 x 2 log 27 + 9 log 243 a log 16 2. a log 2 a log 25 3. a log 625 4. ( 5 log 9 )( 9 log 625) 1.
3
Misalkan diketahui 2 log 3 = pdan 2 log 5 = q. Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q. 5. 6.
6
log 50 log 20
18
Diketahui 8 log 3 = a, nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a. 7. 8.
2
9.
32
4
log 3 log 3
⎛1⎞ log⎜ ⎟ ⎝3⎠
Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing FASTABIQUL KHOIROTS
Lampiran 12
JAWABAN SOAL GAME SIKLUS I Nyatakanlah bentuk – bentuk berikut dalam bentuk logaritma tunggal: 1.
2
log x +5 2 log y
= 2 log x + 2 log y 5 = 2 log xy 5
2. 5 2 log m − 2 log p
= 2 log m 5 − 2 log p = 2 log
3.
9
log 36+ 9 log 18− 9 log 24
4.
4
log 20− 4 log 5+ 4 log 8 = 4 log
5.
4
log y −
= 9 log
14 log x 3
m5 p
36.18 9 648 9 = log = log 27 24 24
20 4 + log 8= 4 log 4+ 4 log 8= 4 log(4.8)= 4 log 32 5 1 y y = 4 log y − 4 log x 3 = 4 log 1 = 4 log 3 x x3
Hitunglah hasil dari: 6.
6
log 4+ 6 log 9
7.
3
log 54− 3 log 2
8. log 5 + log 8 − log 4
= 6 log(4.9)= 6 log 36= 6 log 6 2 = 2 6 lg 6 = 2.1 = 2 54 = 3 log = 3 log 27 = 3 log 33 =33 log 3 = 3.1 = 3 2
= log(5.8) − log 4 = log 40 − log 4 = log
40 = log 10 = 1 4
9. log 60 - log 3 + log 60 5=log + log 5 = log 20 + log 5 = log(20.5) = log 100 = 2 3 2 10. 4 log 48+ 4 log + 4 log 8 = 3 2 4 log(48. .8)= 4 log 256= 4 log 4 4 = 4 4 log 4 = 4.1 = 4 3 Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini:
( )
1
12 log 3 2
11. 2 log 3 3
= 2 log 3+ 2 log 3 = 2 log 3+ 2 log 3 2 = 2 log 3 +
12. a log( xy 3 ) 13. log( x 2 y 3 z )
= a log x + a log y 3 = a log x +3 a log y = log x 2 + log y 3 + log z = 2 log x + 3 log y + log z
14. 5 log 6
15. log
y x3 7x3 y 2
z
1
3
= 5 log y − 5 log x 3 = 5 log y 2 − 5 log x 2 = 1 2
15 3 log y − 5 log x 2 2
= log 7 x + log y − log z =36 log 7 x + 2 6 log y − 6
3
6
2
6
16 log z 2
Lampiran 13
PEMBAHASAN SOAL GAME SIKLUS II Sederhanakan ! 3 2
log 8 x log 27 + log 243 = log 2 x 2 log 33 + 9 log 35 5 ⎛3⎞ = ⎜ ⎟(3)x 3 log 2 x 2 log 3 + 3 log 3 2 ⎝2⎠ 5 93 = log 3 + (1) 2 2 9 5 = (1) + = 7 2 2 a log 16 a log 2 4 4a log 2 = =4 = 2. a log 2 a log 2 a log 2 1.
3
2
9
a log 25 3. a log 625 4.
( log 9)( 5
9
log 625
)
3
a log 5 2 2a log 5 2 a log 5 2 1 = = = = = a log 5 4 4a log 5 4 a log 5 4 2 = 5 log 625= 5 log 5 4 = 4 5 log 5 = 4(1) = 4
Misalkan diketahui 2 log 3 = pdan 2 log 5 = q. Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q. 2 log 3 = p ⇔ log 3 = p log 2; 2
log 5 = q ⇔ log 5 = q log 2
5.
6
7.
2
8.
4
9.
32
log 50 = log 50 2 log 5 + log 2 2(q log 2) + log 2 2q + 1 = = = log 6 log 2 + log 3 log 2 + p log 2 1+ p + + q log 2 2 + q log 20 2 log 2 log 5 2 ( 1 ) = = = = 6. 18 log 20 log 18 log 2 + 3 log 3 1 + 3( p log 2) 1 + 3 p Diketahui 8 log 3 = a, nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a. 8
log 3
log 3
⎛1⎞ log⎜ ⎟ ⎝3⎠
log 3 = log 2
a = 3a 18 1 8 log 8 log 8 3 3 8 log 3 a a a 3a = 8 = = = = 2 28 2 2 log 4 8 log 8 log 8 3 3 3 8 8 2 8 −1 log 3 log 3 2 log 3 2a 8a = 8 = = = = 3 38 3 3 log 32 8 4 log 8 log 8 4 4
=
8
a
1 3
=
a
=
Lampiran 14
Soal Tes Akhir Siklus I Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini: 1. log( x 2 y 3 z ) 2.
5
log
y x3
Hitunglah hasil dari: 3.
6
log 4+ 6 log 9
4.
3
log 54− 3 log 2
Lampiran 15
Soal Tes Akhir Siklus II 1. Jika 25 log 5 2 x = 8, makax = 2. 5 log 49 x 7 log 25 = 3. Jika 2 log 7 = a, maka 8 log 49 =
(
)(
)
Jawaban Tes Akhir 1. Jika
25
log 5 2 x = 8, makax =
Jawab:
2.
52
log 5 2 x = 8 2x 5 log 5 = 8 2 x.1 = 8makax = 8
( Skor 20)
( log 49)x( log 25) = Jawab : ( log 7 )x( log 5 ) = (2 log 7 )( log 5 ) = 2( log 5 ) = 2(2 log 5) = 2(2.1) = 4 ( Skor 20) 5
7
5
2
7
2
5
5
2
7
5
3. Jika 2 log 7 = a, maka 8 log 49 = 2
Jawab:
log 7 2 2a 2a = 2 = 2 3 3 log 2 3 log 2
( Skor 20)
2
Lampiran 16 Jawaban Tes Akhir Siklus I
1. log( x 2 y 3 z )
= log x 2 + log y 3 + log z = 2 log x + 3 log y + log z ( Skor 10) 1
3
y 1 3 log 3 = 5 log y − 5 log x 3 = 5 log y 2 − 5 log x 2 = 5 log y − 5 log x ( Skor10) 2 2 x
2.
5
3.
6
log 4+ 6 log 9
4.
3
log 54− 3 log 2 = 3 log
= 6 log(4.9)= 6 log 36= 6 log 6 2 = 2 6 lg 6 = 2.1 = 2 ( Skor 10) 54 3 = log 27= 3 log 33 =33 log 3 = 3.1 = 3 ( Skor 10) 2
Lampiran 17
TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Tahun Pelajaran No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
: : : : :
Nama 1 2 Agus Nuryono 10 10 Ahmd Adzlan 10 10 Aida Fitria K. 10 10 Akhlis Nur Sofi 10 10 Ari Setiawan 10 10 Bahar Mario NS 10 10 Dedy Santoso 10 10 Dheanira IRS 10 10 Diah Fitriyani 10 10 Dwi Arifiani 10 10 Eka Oktavia P 10 10 Galih Afrizal T 10 10 Indah Yulianti 5 10 Khisnul Ulum 10 10 Kholifatul H 10 10 Lailatur R 10 10 Lia Fuada Z 10 10 Lilis Setiyowati 10 10 Liyya MN 10 10 Lucyana 10 10 M. Khafidhul M 10 10 M. Kharis Fuadi 10 10 Miftahul Choir 10 10 Miftahul R 10 10 Mina Kusania 10 10 M. Idham K 10 10 M. Zulfikar 10 10 Mundakiroh 10 10 Nadhifah 10 10 Ninik Wijayanti 10 10 Nur Inayatul L 10 10 Nur Santi H 10 10
MAN Semarang 2 Matematika Logaritma X A / Gasal 2009 – 2010 Nilai Yang Diperoleh Kuis 3 4 5 6 1 10 10 5 5 3 8 5 5 5 8 10 10 5 5 3 3 8 5 5 8 10 8 5 5 8 8 5 5 3 8 5 10 5 8 8 10 10 5 5 8 10 10 5 5 5 10 10 5 5 8 10 8 5 5 10 8 5 5 3 8 8 8 5 5 8 10 10 5 5 8 8 5 5 5 8 10 10 10 5 8 5 8 5 5 10 5 10 10 5 8 10 10 10 5 8 8 5 5 3 8 5 10 10 5 8 8 5 5 3 3 10 8 5 5 8 10 5 8 5 3 10 10 10 5 3 5 5 8 5 3 5 10 10 5 8 10 10 10 10 3 8 10 5 5 3 8 5 3 5 8 10 10 5 5 10 5 8 5 5 10
Evaluasi 2 3 8 8 10 10 3 10 10 8 10 10 10 3 10 8 8 8 10 10 10 10 10 3 10 3 5 8 10 10 5 10 10 10 8 3 8 8 10 10 10 3 10 10 10 8 10 10 8 8 8 3 8 8 10 3 8 8 10 10 10 10 8 3 8 3
4 3 3 10 3 3 3 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 5 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Nilai 72 74 76 70 79 65 77 79 78 83 74 65 65 81 69 86 67 79 91 65 81 65 79 70 72 65 74 82 64 72 74 67
Ket T T T T T TT T T T T T TT TT T TT T TT T T TT T TT T T T TT T T TT T T TT
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nurul Khasanah Riska Dita V Rizqi Nur Laela Sani Nur H Sellinda A Sigit Prayogo Siti Kodriyah Ulil Amri Wahyu Setiono Widarti Yasinta MS Yoga Ari S Zainul Wafa
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 5 10 10 8 10 10 5 10 10 10 10 10 10 8 5 5 10 10 5 5 10 10 10 5 5 10 10 10 10 5 8 10 10 5 8 5 8 JUMLAH RATA - RATA
5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 8
3 8 8 8 8 0 8 8 3 3 3 8 8
8 8 10 10 10 10 8 10 10 10 8 10 5
3 10 10 10 10 5 5 10 10 3 10 5 10
3 3 3 3 3 0 3 5 3 3 3 3 3
67 82 81 86 86 58 74 83 69 74 72 76 75 3343 74.289
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 10 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 8 Jawaban mendekati benar : nilai 5 Jawaban salah : nilai 3 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 74.29 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 32 Ketuntasan Klasikal = 71.1 Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.
Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
TT T T T T TT T T TT T T T T
Lampiran 18
TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Tahun Pelajaran No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
: : : : : Nama
Agus Nuryono Ahmd Adzlan Aida Fitria K. Akhlis Nur Sofi Ari Setiawan Bahar Mario NS Dedy Santoso Dheanira IRS Diah Fitriyani Dwi Arifiani Eka Oktavia P Galih Afrizal T Indah Yulianti Khisnul Ulum Kholifatul H Lailatur R Lia Fuada Z Lilis Setiyowati Liyya MN Lucyana M. Khafidhul M M. Kharis Fuadi Miftahul Choir Miftahul R Mina Kusania M. Idham K M. Zulfikar Mundakiroh Nadhifah Ninik Wijayanti Nur Inayatul L Nur Santi H
MAN Semarang 2 Matematika Logaritma X A / Gasal 2009 – 2010 Nilai Yang Diperoleh Kuis Evaluasi 1 2 1 2 3 20 20 12 8 8 20 20 20 20 8 20 20 20 20 12 20 12 12 8 8 20 12 20 8 12 20 12 20 20 12 20 12 20 8 12 20 20 12 8 12 20 20 20 20 12 20 20 20 20 20 20 12 20 12 12 20 12 20 8 20 20 20 12 12 8 20 12 20 20 8 20 12 20 8 12 20 12 20 8 12 20 20 12 12 12 20 20 20 8 20 20 20 12 8 12 20 12 20 8 12 20 12 12 8 12 20 20 20 20 12 20 12 20 12 12 20 20 20 8 12 20 12 20 8 12 20 20 20 20 20 20 20 20 8 8 20 20 12 20 8 20 12 20 20 12 20 12 20 8 12 20 20 20 8 8 20 12 20 20 8
Nilai 68 88 92 60 72 84 72 72 92 100 76 80 72 80 72 72 76 88 72 72 64 92 76 80 72 100 76 80 84 72 76 80
Ket TT T T TT T T T T T T T T T T T T T T T T TT T T T T T T T T T T T
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nurul Khasanah Riska Dita V Rizqi Nur Laela Sani Nur H Sellinda A Sigit Prayogo Siti Kodriyah Ulil Amri Wahyu Setiono Widarti Yasinta MS Yoga Ari S Zainul Wafa
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 12 12 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 12 12 20 20 20 20
8 12 80 8 12 80 12 12 84 20 12 92 20 20 100 8 8 76 20 12 92 20 12 76 20 12 76 8 12 80 8 12 80 8 12 80 8 8 76 JUMLAH 3584 RATA - RATA 79.64
T T T T T T T T T T T T T
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 20 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 12 Jawaban salah : nilai 8 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 79.64 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 42 Ketuntasan Klasikal = 93.3 % Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.
Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Lampiran 19 DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK Sunan Gunung Jati 1. Miftahul Choir 2. M. Kharis Fuadi 3. Yasinta Maulidsari 4. Miftahul rohmah 5. Lucyana
1. 2. 3. 4. 5.
Sunan Muria Akhlis Nur Sofi Dwi Arifiani Eka Oktavia P Ari Setiawan Indah Yulianti
Sunan Drajat 1. Kholifatul Hasanah 2. Lailatur Raichah 3. Dedy Santoso 4. Khisnul Ulum 5. Bahar Mario Nor Hadi
Sunan Ampel 1. Agus Nuryono 2. Dheanira Intan RS 3. Aida Fitria K 4. Ahmad Adzlan 5. Diah Fitriyani
Sunan Bonang 1. Wahyu Setiono 2. Sani Nur Hidayah 3. Widarti 4. St Kodriyah 5. Selinda A
Sunan Kudus 1. M. Zulfikar 2. Mundakiroh 3. Nadhifah 4. Mina Kusania 5. M. Idham Kholid
Sunan Kalijaga 1. Galih Afrizal Tanjung 2. Lia Fuada Zuhria 3. M. Khafidhul Mufid 4. Lilis Setiyowati 5. Liyya Muflikhatun N Sunan Gresik 1. Sigit Prayogo 2. Nur Inayatul Laili 3. Ulil Amri 4. Nur Santi Hidayah 5. Ninik Wijayanti Sunan Giri 1. Riska Ditaviviani 2. Nurul Khasanah 3. Rizqi Nur Laela 4. Zainul Wafa 5. Yoga Ari Setiawan
Lampiran 20 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I
Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk : 1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar. Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Kisi – kisi Indikator Kehadiran saat 1.Perhatian peserta didik pelajaran terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT
Persiapan Pelajaran
Usaha mendalami pelajaran
Partisipasi
Mendengarkan
Pertanyaan 1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika. 2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika. 3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah. 4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika. 5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika. 6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah. 7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. 8.Saya selalu
SS
S
peserta didik pelajaran dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung. 9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika. Kemampuan 10.Bila ada materi yang untuk bertanya tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok. Kemampuan 11.Saya sangat senang mengikuti mengikuti game dan game dan kuis kuis. 12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis. Kemampuan 13.Saya menjawab menjawab dengan benar soal dalam kuis dan kuis dan game. game 14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis. Kemauan 15.Saya mencatat apa untuk mencatat yang diterangkan pelajaran oleh guru. 16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis. Kemampuan 17.Saya selalu menjelaskan menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham. Tanggapan 18.Menurut saya tentang pelajaran pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah. 19.Saya merasa senang saat mengerjakan
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Sikap peserta didik terhadap kelompoknya
soal-soal matematika. Tanggapan 20.Saya lebih leluasa tentang diskusi bila berdiskusi dengan teman. 21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham. Kemauan 22.Bila ada soal yang untuk sulit saya akan mengerjakan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya. 23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan. Kemauan 24.Saya berusaha mengumpulkan mengumpulkan tugas tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai. 25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan. Kemauan 26.Dengan usaha keras meningkatkan saya akan berusaha skor meningkatkans kor tim. 27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman. Kemauan 28.Saya selalu kerjasama bekerjasama dengan baik dengan temanteman sekelompok. 29.Kelompok saya selalu saling
Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT
a. b. c. d.
menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal. 30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.
Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut: Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor ≥ 85% : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang. Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah: ∑X x= P Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑ X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik
Lampiran 21 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk : 1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar. Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Kisi – kisi Indikator Kehadiran saat 1.Perhatian peserta didik pelajaran terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT
Persiapan Pelajaran
Usaha mendalami pelajaran
Partisipasi peserta didik
Mendengarkan pelajaran
Pertanyaan 1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika. 2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika. 3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah. 4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika. 5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika. 6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah. 7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. 8.Saya selalu mendengarkan
SS
S
TS STS
dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung. 9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika. Kemampuan 10.Bila ada materi yang untuk bertanya tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok. Kemampuan 11.Saya sangat senang mengikuti mengikuti game dan game dan kuis kuis. 12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis. Kemampuan 13.Saya menjawab menjawab dengan benar soal dalam kuis dan kuis dan game. game 14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis. Kemauan 15.Saya mencatat apa untuk mencatat yang diterangkan pelajaran oleh guru. 16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis. Kemampuan 17.Saya selalu menjelaskan menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham. Tanggapan 18.Menurut saya tentang pelajaran pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah. 19.Saya merasa senang saat mengerjakan
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Sikap peserta didik terhadap kelompoknya
soal-soal matematika. Tanggapan 20.Saya lebih leluasa tentang diskusi bila berdiskusi dengan teman. 21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham. Kemauan 22.Bila ada soal yang untuk sulit saya akan mengerjakan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya. 23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan. Kemauan 24.Saya berusaha mengumpulkan mengumpulkan tugas tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai. 25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan. Kemauan 26.Dengan usaha keras meningkatkan saya akan berusaha skor meningkatkans kor tim. 27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman. Kemauan 28.Saya selalu kerjasama bekerjasama dengan baik dengan temanteman sekelompok. 29.Kelompok saya selalu saling
Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT
e. f. g. h.
menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal. 30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.
Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut: Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor ≥ 85% : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang. Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah: ∑X x= P Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑ X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik
Lampiran 22 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Siklus I N A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Perolehan Skor 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 0 2
2 2 1 2 1 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1
4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 0 1
5 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2
6 1 2 2 1 3 1 3 3 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1
7 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2
8 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 0 1
10 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
J
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 46 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 52 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 59 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 49 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 63 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 48 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 68 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 3 3 1 3 2 2 2 2 66 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 60 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 52 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 66 1 2 1 2 1 1 1 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 0 1 0 37 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 60 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 59 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 54 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 72 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 53 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 0 2 1 44 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 2 1 1 45
P %
K
51 57 65 54 70 53 75 73 66 57 73 41 66 66 65 60 67 80 58 48 50
C C S C S C S S S C S K S S S C S S C C C
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1
2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
2 1 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1
2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2
2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2
2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2
2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2
1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1
2 0 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2
1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
2 0 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2
2 2 1 2 1 56 62 C 2 2 2 2 2 63 70 S 2 2 2 2 2 54 60 C 2 2 3 2 2 59 65 S 2 1 2 2 2 61 67 S 2 1 2 1 1 53 58 C 2 1 1 2 1 59 65 S 1 2 1 2 1 51 56 C 2 2 2 2 2 62 68 S 2 2 2 2 1 60 66 S 2 2 2 2 2 65 72 S 1 2 1 1 1 46 51 C 2 1 2 2 1 51 56 C 2 1 1 1 1 40 44 K 2 1 2 1 1 45 50 C 2 0 2 2 1 51 56 C 2 2 2 2 2 65 72 S 2 2 2 2 2 65 72 S 2 2 2 2 2 68 75 S 3 2 2 2 2 67 74 S 2 2 2 2 2 62 68 S 2 2 2 2 2 66 73 S 2 1 2 2 2 57 63 C 1 1 1 2 1 50 55 C Jumlah Nilai Keseluruhan : 2550 Rata – rata : 56.67 Prosentase : 62.96 %
Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor ≥ 85%
: motivasi belajar peserta didik tinggi.
65% ≤ Skor ≤ 84%
: motivasi belajar peserta didik sedang.
45% ≤ Skor ≤ 64%
: motivasi belajar peserta didik cukup.
Skor ≤ 44%
: motivasi belajar peserta didik kurang.
Dari hasil angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik didapat: Jumlah skor peserta didik scara keseluruhan adalah 2550 Rata-rata motivasi belajar peserta didik adalah 56.67 dan prosentase motivasi belajar peserta didik sebesar 62.96%.
Lampiran 23 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Siklus II NA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 0 3 2
J P K Perolehan Skor % 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 60 66 S 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 71 78 S 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 79 87 T 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 55 61 C 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 77 85 T 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 58 64 C 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 79 87 T 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 78 86 T 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 73 81 S 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 61 67 S 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 81 90 T 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 1 45 50 C 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 71 78 S 2 3 1 3 1 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 72 80 S 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 69 76 S 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 62 68 T 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 66 73 S 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 83 92 T 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 66 73 S 2 2 0 1 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 48 53 C 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 3 2 2 1 2 0 2 1 3 50 55 C 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 68 75 S
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 2 2
3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1
3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3
1 2 3 1 1 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2
3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2
1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1
3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3
3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3
3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2
3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2
3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1
3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3
3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 3
3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3
3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3
3 2 3 3 1 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1
2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 1
1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2
3 3 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2
3 3 1 3 3 2 1 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2
2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 1 3
1 3 3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2
1 3 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 3 1
3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2
3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1
2 3 3 3 78 86 T 2 2 2 2 60 66 S 3 3 3 3 68 75 S 2 2 2 3 71 78 S 1 2 1 3 69 76 S 1 3 2 2 69 76 S 3 2 3 3 61 67 S 2 3 3 3 75 83 S 2 3 2 2 69 76 S 2 2 3 3 71 78 S 2 2 2 3 55 61 C 2 3 2 2 57 63 C 1 1 1 2 46 51 C 2 2 2 2 53 58 C 1 2 2 3 62 68 S 2 3 3 3 77 85 T 2 2 3 3 74 82 S 3 3 3 3 82 91 T 2 2 3 3 74 82 S 2 2 3 3 67 74 S 2 2 2 3 76 84 S 1 3 3 3 66 73 S 2 2 2 2 61 67 S Jumlah Skor Keseluruhan : 3013 Rata – rata : 70 Prosentase : 77.78%
Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor ≥ 85%
: motivasi belajar peserta didik tinggi.
65% ≤ Skor ≤ 84%
: motivasi belajar peserta didik sedang.
45% ≤ Skor ≤ 64%
: motivasi belajar peserta didik cukup.
Skor ≤ 44%
: motivasi belajar peserta didik kurang.
Dari hasil angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik didapat: Jumlah skor peserta didik scara keseluruhan adalah 3013 Rata-rata motivasi belajar peserta didik adalah 70 dan prosentase motivasi belajar peserta didik sebesar 77.78%. Ternyata terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran TGT. Dari siklus I yang awalnya 62.96% meningkat menjadi 77.77% pada siklus II.
Lampiran 24
KARTU BERNOMOR
1 2 3
4
6 7
9 10
8
5
11 12 13 14 15
Lampiran 25
Tabel Perhitungan Skor Perkembangan TGT Kelas X A MAN Semarang 2 Pada Siklus I No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3
Nama Anggota SD Miftahul Choir 48 M. Kharis Fuadi 41 Yasinta Maulidsari 48 Miftahul rohmah 48 Lucyana 41 Jumlah 226 Rata – rata 7. 53 Nilai Kelompok : 9. 53 Nama Angggota SD Riska Ditaviviani 53 Nurul Khasanah 50 Rizqi Nur Laela 50 Zainul Wafa 49 Yoga Ari Setiawan 50 Jumlah 252 Rata – rata 8. 4 Nilai Kelompok : 9.4 Nama SD Akhlis Nur Sofi 41 Dwi Arifiani 50 Eka Oktavia Puspitasari 48 Ari Setiawan 48 Indah Yulianti 41 Jumlah 228 Rata – rata 7.6 Nilai Kelompok : 11.6 Nama SD Kholifatul Hasanah 43 Lailatur Raichah 55 Dedy Santoso 48 Khisnul Ulum 50 Bahar Mario Nor Hadi 41 Jumlah 237 Rata - rata 7.9 Nilai Kelompok : 9.9 Nama SD Galih Afrizal Tanjung 41 Lia Fuada Zuhria 43 M. Khafidhul Mufid 50
NG
Kelompok
2
Sunan Gunung Jati
2
TIM BAIK
NG
Kelompok
1
Sunan Giri
1
TIM BAIK
NG
Kelompok
2,2
Sunan Muria
4
TIM SUPER
NG
Kelompok
2
Sunan Drajat
2
TIM BAIK
NG
Kelompok
2
Sunan Kalijaga
4 5
Lilis Setiyowati 50 Liyya Muflikhatun N 55 Jumlah 239 2 Rata – rata 7.96 Nilai Kelompok : 9.96 No. Nama SD NG 1 Agus Nuryono 50 2 Dheanira Intan Risky S 55 3 Aida Fitria K 55 1,1 4 Ahmad Adzlan 43 5 Diah Fitriyani 50 Jumlah 253 2 Rata - rata 8.43 Nilai Kelompok : 11.43 No. Nama SD NG 1 Sigit Prayogo 43 2 Nur Inayatul Laili 50 3 Ulil Amri 50 1 4 Nur Santi Hidayah 43 5 Ninik Wijayanti 41 Jumlah 227 1 Rata - rata 7.56 Nilai Kelompok : 8.56 No. Nama SD NG 1 M. Zulfikar 50 2 Mundakiroh 55 1,1,2 3 Nadhifah 48 4 Mina Kusania 55 5 M. Idham Kholid 43 Jumlah 251 Rata - rata 8.36 Nilai Kelompok : 12.36 No. Nama SD NG 1 Wahyu Setiono 43 2 Sani Nur Hidayah 55 3 Widarti 55 1,1,2 4 St Kodriyah 50 5 Selinda A 55 Jumlah 258 4 Rata - rata 8.6 Nilai Kelompok : 12.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game
TIM BAIK
Kelompok Sunan Ampel
TIM HEBAT
Kelompok Sunan Gresik
TIM KURANG
Kelompok Sunan Kudus
TIM SUPER
Kelompok Sunan Bonang
TIM SUPER
Lampiran 26
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4
Tabel Perhitungan Skor Perkembangan TGT Kelas X A MAN Semarang 2 Pada Siklus II Nama Anggota SD NG Miftahul Choir 32 M. Kharis Fuadi 40 1 Yasinta Maulidsari 40 Miftahul rohmah 40 Lucyana 32 Jumlah 184 1 Rata – rata 9.2 Nilai Kelompok : 10.2 Nama Angggota SD NG Riska Ditaviviani 40 Nurul Khasanah 40 Rizqi Nur Laela 40 1 Zainul Wafa 40 Yoga Ari Setiawan 40 Jumlah 200 1 Rata – rata 10 Nilai Kelompok : 10 Nama SD NG Akhlis Nur Sofi 32 Dwi Arifiani 40 Eka Oktavia Puspitasari 32 1 Ari Setiawan 32 Indah Yulianti 40 Jumlah 176 1 Rata – rata 8.8 Nilai Kelompok : 9.8 Nama SD NG Kholifatul Hasanah 32 Lailatur Raichah 32 2 Dedy Santoso 32 Khisnul Ulum 32 Bahar Mario Nor Hadi 32 Jumlah 160 2 Rata – rata 8 Nilai Kelompok : 10 Nama SD NG Galih Afrizal Tanjung 32 Lia Fuada Zuhria 40 2 M. Khafidhul Mufid 32 Lilis Setiyowati 40
Kelompok Sunan Gunung Jati TIM HEBAT
Kelompok
Sunan Giri TIM HEBAT
Kelompok Sunan Muria
TIM BAIK
Kelompok Sunan Drajat
TIM HEBAT
Kelompok Sunan Kalijaga
5
Liyya Muflikhatun N 40 Jumlah 184 Rata – rata 9.2 Nilai Kelompok : 11.2 No. Nama SD 1 Agus Nuryono 40 2 Dheanira Intan Risky S 40 3 Aida Fitria K 40 4 Ahmad Adzlan 40 5 Diah Fitriyani 40 Jumlah 200 Rata – rata 10 Nilai Kelompok : 12 No. Nama SD 1 Sigit Prayogo 40 2 Nur Inayatul Laili 40 3 Ulil Amri 32 4 Nur Santi Hidayah 32 5 Ninik Wijayanti 32 Jumlah 176 Rata – rata 8.8 Nilai Kelompok : 8.8 No. Nama SD 1 M. Zulfikar 40 2 Mundakiroh 40 3 Nadhifah 32 4 Mina Kusania 32 5 M. Idham Kholid 40 Jumlah 184 Rata – rata 9.2 Nilai Kelompok : 11.2 No. Nama SD 1 Wahyu Setiono 32 2 Sani Nur Hidayah 40 3 Widarti 40 4 St Kodriyah 40 5 Selinda A 40 Jumlah 192 Rata – rata 9.6 Nilai Kelompok : 13.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game
2
TIM HEBAT
NG
Kelompok
2
Sunan Ampel
2
TIM SUPER
NG
Kelompok
1
Sunan Gresik
1
TIM KURANG
NG
Kelompok
1,1
Sunan Kudus
2
TIM HEBAT
NG
Kelompok
2,2
Sunan Bonang
4
TIM SUPER
Lampiran 27 NILAI ULANGAN HARIAN MATERI POKOK AKAR PANGKAT KELAS X A TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Agus Nuryono Ahmd Adzlan Aida Fitria K. Akhlis Nur Sofi Ari Setiawan Bahar Mario NS Dedy Santoso Dheanira IRS Diah Fitriyani Dwi Arifiani Eka Oktavia P Galih Afrizal T Indah Yulianti Khisnul Ulum Kholifatul H Lailatur R Lia Fuada Z Lilis Setiyowati Liyya MN Lucyana M. Khafidhul M M. Kharis Fuadi Miftahul Choir Miftahul R Mina Kusania M. Idham K M. Zulfikar Mundakiroh Nadhifah Ninik Wijayanti Nur Inayatul L Nur Santi H Nurul Khasanah Riska Dita V Rizqi Nur Laela Sani Nur H Sellinda A Sigit Prayogo Siti Kodriyah
Nilai 60 40 55 45 55 50 60 60 45 40 30 65 45 60 65 55 40 35 55 40 40 55 30 60 50 60 40 45 35 40 60 65 55 40 35 45 55 30 35
40 41 42 43 44 45
Ulil Amri Wahyu Setiono Widarti Yasinta MS Yoga Ari S Zainul Wafa JUMLAH RATA - RATA
50 60 45 60 55 40 2185 48.55
Lampiran 28
Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2008-2009 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Agustina Ahmad Bashori Ahmad Khamid Fajar Ahmad Nasrullah Anggreini Kumala Sari Askhabul Falaq Ayu Diah Rahmatika Wijayanti Choirun Nisa’ Dwi Bachtiar Eka Werdiawati Eni Haryanti Fonny Ayu Susiyanti Halimatussa’diyah Ika Atiul Wijayanti Imron Amirullah Lutfhi Hakim M Khoirul Umam M Agung Wibowo M Bysri M Khoirul Imam M Nur Aziz Musa’adah Nanang Sugiyo Setono Ngatini Nur Kholik Nurul Annisa Rifki Sahab Roro Ayuninghati Samsul Ma’arif Siti Khoiriyah Siti Nur Aliyah Siti Zulaikhah Siti Istiqomah Sunarti Susi Setiyowati Umy Kulsum Miftahul Janan Jumlah Nilai Rata-rata
Nilai 55 72 75 40 75 50 53 54 71 63 43 54 35 50 52 75 80 35 72 54 42 59 53 75 56 75 73 72 53 71 40 75 51 71 42 43 71 2180 58.92
Ket. TT T T TT T TT TT TT T TT TT TT TT TT TT T T TT T TT TT TT TT T TT T T T TT T TT T TT T TT TT T
Ketuntasan Klasikal
40%
Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2007-2008 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Aji Saifullah Anik Listiati Ari Dwi Antono Aris Cristianto Ahmad Habib Asikin Andi Bawi Ginanjar Anis Inaroh Catur Wahyu Setioningsih Dwi surya setianingsih Dian Agustina Fitriyanti Hisyam Ali Ifrokhah Koko Amianto Joko Nugroho Jum’atir Rofiah Masadah Maria Ulfa M Hatta M Munir Amin M Abdul Kholis Munirotul Hasanah Nena Nur Khamidah Nur Janah Nur Afiah Nurrohmah Rochayanah Rudi Pamungkas Siti Anisah Siti Nur Janah Siti Nur Antia Suro Wibowo Tantri Adi Ningsih Umu Mukarumah Jumlah
Nilai 34 28 71 78 23 77 35 79 71 78 75 71 73 46 43 75 34 51 74 72 42 76 41 73 74 50 75 80 74 45 73 36 53 32 71 2154
Ket. TT TT T T TT T TT T T T T T T TT TT T TT TT T T TT T TT T T TT T T T TT T TT TT TT T
Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal
59.54 57%
Dari data 2 tahun pelajaran berturut-turut didapat : Nilai rata-rata pra siklus :
NA + NB 58.92 + 59.54 118.46 = = = 59.23 2 2 2
Jadi untuk pra siklus nilai rata-ratanya adalah 59.23 Ketuntasan Klasikal pra siklus :
KKA + KKB 40% + 57% 97% = = = 48.5% 2 2 2
Jadi untuk pra siklus ketuntasan klasikalnya adalah 48.5%
Keterangan:
Ket.
: Keterangan
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
NA
: Nilai rata-rata tahun pelajaran 2008-2009
NB
: Nilai rata-rata tahun pelajaran 2007-2008
KKA
: Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2008-2009
KKB
: Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2007-2008
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(Isti’anah S.Pd.)
Lampiran 29 ANGKET DIISI GURU
Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk : 1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar. Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Kisi – kisi
Indikator Kehadiran saat pelajaran
Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika Persiapan Pelajaran
Partisipasi peserta didik dalam belajar mengajar
Mendengarkan pelajaran
Pertanyaan 1.Peserta didik sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika. 2. Peserta didik sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika. 3. Peserta didik sangat sedih jika tidak masuk sekolah. 4. Peserta didik selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika. 5. Peserta didik selalu mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung. 6.Peserta didik selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
SS
S
TS STS
√
√
√
√
√
√
Kemampuan untuk bertanya
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
7. Bila ada materi yang tidak peserta didik pahami, peserta didik akan bertanya kepada guru/teman. Kemauan 8. Peserta didik untuk mencatat mencatat apa yang pelajaran diterangkan oleh guru. 9. Peserta didik mencatat apa yang ditulis dipapan tulis. Kemampuan 10.Peserta didik selalu menjelaskan menjelaskan kepada teman bila diantara mereka ada yang belum paham. Tanggapan 11.Menurut peserta tentang didik pelajaran pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah. 12.Peserta didik merasa senang saat mengerjakan soalsoal matematika. Kemauan 13.Bila ada soal yang untuk sulit peserta didik mengerjakan akan berusaha sampai peserta didik bisa menyelesaikannya. 14.Peserta didik hanya mengerjakan soal yang bisa peserta didik kerjakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
Kemauan 15.Peserta didik mengumpulkan berusaha tugas mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai. 16.Peserta didik akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai peserta didik kerjakan. Sikap peserta didik terhadap model konvensional
17.Peserta didik sangat senang jika guru menggunakan model model konvensional.
√
√
√
Motivasi belajar : 24 x100% = 47% 51 Dari angket yang diisi oleh guru pada tahun pelajaran sebelumnya didapat bahwa motivasi peserta didik masih rendah yaitu 47%.
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(Isti’anah S.Pd.)
Lampiran 30
DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN
Peserta didik memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
Guru sedang mengocok kartu bernomor
Guru sedang memperlihatkan kartu bernomor
Peserta didik sedang mengerjakan evaluasi
Peserta didik sedang berdiskusi kelompok membahas lembar kegiatan
Perwakilan kelompok sunan ampel mengerjakan soal game dipapan tulis
Perwakilan dari kelompok sunan bonang mengerjakan soal game
Kelompok sunan bonang sedang mengerjakan soal game
Guru memberikan penghargaan kepada Sani Nur Hidayah