Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MENYEBUTKAN CONTOH ORGANISASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT KELAS V SDN KALIPANG 4 KEC. GROGOL KAB. KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program PGSD FKIP UNP KEDIRI
Oleh: LAHIRA RINA JUWITA
NPM: 10.1.01.10.0211
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MENYEBUTKAN CONTOH ORGANISASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT KELAS V SDN KALIPANG 4 KEC. GROGOL KAB. KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 LAHIRA RINA JUWITA NPM: 10.1.01.10.0211 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Program Studi PGSD
[email protected] Drs. Agus Budianto, M.Pd dan Wahid Ibnu Zaman, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengamatan peneliti pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu materi wajib yang ada pada setiap jenjang pendidikan. Namun minat belajar siswa pada bidang pendidikan kewarganegaraan yang masih rendah perlu mendapat perhatian khusus, karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor penting dalam melaksanakan kegiatan dan usahanya. Pada prakteknya, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih banyak mengalami banyak kendala. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah cara penerapan model pembelajaran explicit instruction? (2) Bagaimana hasil belajar siswa dalam menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat, dengan dan tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction? (3)Apakah benar dengan penerapan model pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kalipang 4 Kab. Kediri? Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan mengambil rancangan eksperimental sebagai rancangan penelitian. Peneliti melakukan penerapan model pembelajaran explicit instruction untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran explicit instruction terhadap hasil belajar siswa dalam menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kalipang 4 Kab. Kediri Tahun Ajaran 2014/2015. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Hasil belajar belajar siswa kelas V SDN Kalipang 4 Kab. Kediri Tahun Ajaran 2014/2015dalam menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakatdengan menggunakan model pembelajaran explicit instructionsangat baik. Hal ini dibuktikan dengan melihat nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu mencapai . (2) Hasil belajar belajar siswa kelas V SDN Kalipang 4 Kab. Kediri Tahun Ajaran 2014/2015dalam menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakattanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction masih dibawah KKM. Hal ini dibuktikan dengan melihat nilai rata-rata kelas tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction yaitu mencapai . Nilai rata-rata tersebut lebih rendah daripada nilai rata-rata kelas dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction. (3) Model pembelajaran explicit instructionmempunyai pengaruh terhadap hasil belajar menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat kelas V SDN Kalipang 4 Kec. Grogol Kab. Kediri Tahun Ajaran 2014/2015 LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kata Kunci : model, pembelajaran Explicit Instruction, hasil belajar,contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mata pembelajaran Pendidikan Pancasila
I. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana
untuk
mengembangkan
dan
dan
Kewarganegaraan
menjadi
Pendidikan
(PPKn)
berubah
Kewarganegaraan
melestarikan nilai luhur dan moral yang
(PKn) dan dalam Kurikulum 2004 disebut
berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang
sebagai mata pelajaran Kewarganegaraan
diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk
(Citizenship).Mata
perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
baik
masyarakat,
yang memfokuskan pada pembentukan diri
warganegara dan makhluk ciptaan Tuhan
yang beragam dari segi agama, social kultur,
Yang
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi
sebagai
individu,
Maha
Esa.
Perilaku-
perilakutersebutadalahseperti
yang
tercantum
di
Undang
dalampenjelasanUndang-
Nomor
PendidikanNasionalpasal
warga
Negara
pelajaran
Indonesia
yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
20tentangSistem
oleh Pancasila dan UUD 1945. Fungsinya
39
adalah sebagai wahana untuk membentuk
ayat
(2)
yaituperilaku yang memancarkan iman dan
warga
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berkarakter yang setia kepada bangsa dan
dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
negara Indonesia dengan merefleksikan
golongan agama, perilaku yang bersifat
dirinya
kemanusiaan
bertindak sesuaidengan amanat Pancasila
yang
adil
dan
beradab,
perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat kebudayaan
yang beranekaragam
dan
beranekaragam
negara
dalam
yang
cerdas,
kebiasaan
terampil,
berfikir
dan
dan UUD 1945 (Balitbang, 2002: 7). Miftahul Huda (2013:2) menyatakan bahwa :
kepentingan, perilaku yang mendukung
Pembelajaran bukanlah aktivitas,sesuatu
kerakyatan
yang
mengutamakan
yang di lakukan oleh seseorang ketika ia
kepentingan
perorangan
dan
golongan
tidak melakukan aktivitas yang lain.
sehingga perbedaan pemikiran, pendapat
Pembelajaran juga bukanlah sesuatu
atau kepentingan diatas melalui musyawarah
yang berhenti untuk dilakukan oleh
dan
yang
seseorang. Lebih dari itu,pembelajaran
mewujudkan
bisa terjadi di mana saja dan pada level
mufakat,
mendukung keadilan
serta
upaya
social
perilaku
untuk bagi
seluruh
rakyat
Indonesia.
yang berbeda-beda,secara individual, kolektif,ataupun sosial.
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Minat
belajar
siswa
pada
bidang
siswa, merasa cukup mencatat, menghafal
pendidikan kewarganegaraan yang masih
konsep-konsep
rendah perlu mendapat perhatian khusus,
diceramahkan
karena minat merupakan salah satu faktor
terstruktur yang diberikan dikerjakan secara
penunjang keberhasilan proses belajar. Di
tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar
samping
memenuhi formalitas.
itu
minat
yang
timbul
dari
kebutuhan siswa merupakan faktor penting
dan oleh
Keempat,
teori-teori guru,
praktik
yang
tugas-tugas
kehidupan
di
dalam melaksanakan kegiatan dan usahanya.
masyarakat baik dalam bidang politik,
Pada prakteknya, pembelajaran Pendidikan
ekonomi, social budaya, hukum, agama
Kewarganegaraan masih banyak mengalami
sering kali berbeda dengan wacana yang
banyak kendala.
dikembangkan dalam proses pembelajaran
Pertama, guru pengampu matapelajaran pendidikan
kewarganegaraan
masih
mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran.
di kelas. Akibatnya siswa sering kali merasa apa yang dipelajari dalam proses belajar di kelas sebagai hal yang sia-sia. Kelima, letak sekolah yang ada di pinggir kota dan daerah asal siswa yang juga
Kedua, jumlah siswasetiap kelas cukup
berasal
besar (40-45 siswa).Terkait dengan jumlah
kendala
siswa yang cukup besar di setiap kelas ini,
wawasan siswa menjadi sangat terbatas dan
proses belajar dihadapkan pada kenyataan
kurang, sehingga dalam proses pembelajaran
keberadaan pembelajaran
dari
pinggir
dalam
kota,
merupakan
pembelajaran,
karena
sarana
dan
prasarana
siswa di kelas menjadi tidak aktif dan tidak
yang
kurang
memadai,
bergairah untuk bersama-sama proaktif.
sehingga hal tersebut juga menyebabkan
Untuk meningkatkan hasil belajar
guru kurang dapat mengenali sikap dan
Pendidikan
perilaku individual siswa atau murid secara
materi menyebutkan contoh organisasi
baik.Hal
pada
di lingkungan sekolah dan masyarakat
kurangnya perhatian siswa terhadap materi
siswa kelas V SDN Kalipang 4 Kab.
pembelajaran.
Kediri
ini
dapat
berdampak
Ketiga, sebagian siswa memandang mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
mendorong
peneliti
pada
untuk
mencoba menerapkan sebuah model pembelajaran.
Model
pembelajaran
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran
yang dipilih adalah model pembelajaran
yang
explicit instruction. Pemilihan model ini
bersifat
teoritis.Akibatnya,
konseptual ketika
dan
mengikuti
didasarkan
pada
kecocokan
antara
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
untuk mengetahui pengaruh model
model pembelajaran dengan materi yang di gunakan peneliti. Model
pembelajaran
Explicit
merupakan
suatu
Instruction pendekatan
pembelajaran
mengajar
yang
explicit
instruction
terhadap penguasaan konsep tentang menyebutkan contoh organisasi di
dapat
membantu siswa dalam mempelajari
lingkungan sekolah dan masyarakat.
keterampilan dasar dan memperoleh informasi
yang
selangkah
demi
dapat
Peneliti
diajarkan
nantinya siswa memiliki motivasi dalam
pengaruh model pembelajaran explicit
Pendidikan
Kewarganegaraan
yang
instruction
bersifat
lebih mudah dipahami. Diharapkan modelpembelajaran
organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
hasil belajar
mempelajari
menyebutkan
contoh
Dan
penelitian
ini
difokuskan pada siswa kelas V SDN
akan lebih efektif dan efisien. Sehingga
siswadalam
penguasaan
Explicit
Instruction, kegiatan belajar mengajar
mampu meningkatkan
terhadap
konsep tentang menyebutkan contoh
konseptual danteoritis, bisa menjadi
dengan
experimen
untuk mengetahui ada atau tidaknya
selangkah.Sehingga,
mempelajari
melakukan
Kalipang 4 Kec. Grogol Kab. Kediri
materi
organisasi
tahun ajaran 2014/2015.
di
lingkungan sekolah dan masyarakat siswa kelas V SDN Kalipang 4 Kab. Kediri.
II.
III.
HASIL DAN KESIMPULAN
Ringkasan hasil analisis Lmaks sesudah menggunakan model pembelajaran explicit
METODE
instruction.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif
dalam
penelitian
ini
mengambil rancangan experimental sebagai rancangan penelitian. Hal ini sejalan dengan fokus penelitian yaitu
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
xi 33 47 53 60 67 73 80 87 93 100
f 1 1 1 2 2 6 2 10 7 3
fi 1 2 3 5 7 13 15 25 32 35
Zi -3,044769963 -2,141660228 1,754613199 -1,303058332 -0,851503464 -0,464456435 -0,012901568 0,4386533 0,825700329 1,277255196
F(Zi) 0,0012 0,0166 0,0401 0,0968 0,1977 0,3228 0,496 0,6664 0,7939 0,898
S(Zi) 0,028571429 0,057142857 0,085714286 0,142857143 0,2 0,371428571 0,428571429 0,714285714 0,914285714 1
│F(Zi) - S(Zi)│ 0,027371429 0,040542857 0,045614286 0,046057143 0,0023 0,048628571 0,067428571 0,047885714 0,120385714 0,102
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Terdapat pengaruh signifikan dari penerapanmodel
pembelajaran
Djahiri, A. Kosasih. 1995. Dasar Umum Metodologi Pengajaran Pendidikan Nilai Moral. Bandung: Lab. Pengajaran PMP-IKIB Bandung.
explicit instruction terhadap hasil belajar
menyebutkan
contoh
organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat kelas VSDN Kalipang 4 Kec. Grogol Kab. Kediri tahun ajaran 2014/2015.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik . Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful B. & Aswan Zain. 2006. StrategiBelajarMengajar.Jakarta :RinekaCipta Hamzah B., dan Nurdin. 2011. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda,
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Badan Penelitian dan Pengembangan. 2002. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Tahun 1945. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian Edisi ke-2. Surakarta : UNS Press. Depdiknas. 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Bahan Sosialisasi KTSP. Jakarta. Depdiknas. Depdiknas. 2006. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas. Dimyati&Mudjono. 2006. BelajardanPembelajaran.Jakarta :RinekaCipta
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ngalimun. 2012. Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers. Sudrajat, Akhmad. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra Publishing. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyitno, Amin. 1997. Pemilihan Modelmodel Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Publisher. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2003. Jakarta: Sinar Grafika. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2003. Jakarta: Sinar Grafika. Zain, Aswan. 2010. Strategi Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Belajar
W.J.S. Poerwadarminta,Kamus Bahasa Indonesia.
Umum
Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I.
LAHIRA RINA JUWITA | 10.1.01.10.0211 FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 10||