FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPULO KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh:
RAHMAH Nim : 121010210024
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
1
2
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPULO KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH TAHUN 2013 Rahmah1, Eva Purwita2 xi + 5 BAB + 52 Halaman + 10 Tabel + 10 Lampiran Latar Belakang: Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1, 3 persen pertahun. Dengan laju petumbuhan penduduk berkisar dalam angka tersebut, diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk Indonesia berjumlah 270 juta jiwa. Jumlah penduduk ini sebenarnya bisa dikurangi menjadi 240 juta jiwa jika pemerintah berhasil menekan angka pertambahan penduduk menjadi satu persen per tahun melalui program Keluarga Berencana. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh pada tanggal 21 Agustus sampai dengan 02 September 2013 yang diperoleh sampel 98 responden, dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. selanjutnya dilakukan dengan uji chi square. Hasil Penelitian: ada hubungan antara pendidikan dengan metode kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. Ada hubungan antara pendapatan dengan metode kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,001. Dan ada hubungan antara pengetahuan dengan metode kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000.
Saran: diharapkan pada penelitian dimasa yang akan datang diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang metode kontrasepsi implant. Kata kunci Daftar Bacaan
1 2
: Pendidikan, Pendapatan, Pengetahuan, dan Metode Kontrasepsi Implant : 19 Buku (2000-2010) + 2 Internet
Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah
3
ABSTRAK FACTORS RELATED TO THE USE OF CONTRACEPTION IMPLANTS ACCEPTORS KB IN THE AREA KUTA ALAM Of NATURAL HEALTH CENTER LAMPULO BANDA ACEH YEAR 2013 Rahmah1, Eva Purwita2 xi + Chapter 5 + 10 Table + 52 Page +10 Appendix Background : Indonesia's population growth rate is currently about 6.6 million people or 1 , 3 percent per year . With a population 's growth rate range in the figure , predicted in 2015 the total population of Indonesia amounted to 270 million people . The actual amount of the population could be reduced to 240 million if the government managed to suppress population growth rate of one percent per year through the family planning program. Objective: To determine the factors associated with the use of contraceptive implant acceptors in the Work Area Health Center Lampulo Kuta Alam subdistrict of Banda Aceh in 2013. Methods: This study is an analytic study with cross sectional approach is implemented in the Work Area Health Center Lampulo Kuta Alam sub-district of Banda Aceh on August 21 until September 2, 2013 obtained samples of 98 respondents , using a random sampling technique . Data was collected through questionnaires . then performed with the chi square test. Results : Correlation between education and contraceptive implant method in the Work Area Health Center Lampulo Kuta Alam sub-district of Banda Aceh in 2013 with a P - Value of 0.000 . There is a relationship between income with implant contraceptive method in the Work Area Health Center Lampulo Kuta Alam sub-district of Banda Aceh in 2013 with a P - Value of 0.001 . And there is a relationship between knowledge with implant contraceptive method in the Work Area Health Center Lampulo Kuta Alam sub-district of Banda Aceh in 2013 with a P - Value of 0.000 . Suggestion : expected future studies obtained significant results and to increase the knowledge and experience of relevant research methodology of implant contraceptive methods . Keywords : Education, Income, Knowledge, and Implant Contraceptive Methods Reading List : 19 Books ( 2000-2010 ) + 2 Free
4
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah Memenuhi Persyaratan Untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 25 September 2013
Pembimbing
(EVA PURWITA, SST, M.Keb)
MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKes U’Budiyah Banda Aceh
(CUT ROSMAWAR, SST)
5
PENGESAHAN PENGUJI
JUDUL
: FAKTOR-FAKTOR YANG YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPULO KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH TAHUN 2013.
NAMA
: RAHMAH
NIM
: 121010210024
MENYETUJUI: PEMBIMBING
EVA PURWITA, SST, M.Kes
PENGUJI I
CUT SRI YANTI, SST, M. Keb
MENYETUJUI KETUA STIKes U’BUDIYAH
MARNIATI, M. Kes
Tanggal Lulus 25 September 2013
PENGUJI II
ARIFUL ADLI, SKM, M. Kes
MENGETAHUI KETUA PRODI D IV KEBIDANAN
CUT ROSMAWAR, SST
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunia Nya penulis telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “FaktorFaktor Yang Yang Mempengaruhi Akseptor KB Dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan diploma IV Kebidanan Yayasan U’Budiyah Banda Aceh. Dalam menyusun Skripsi, peneliti banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, maka penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada; Ibu Eva Purwita, SST, M. Keb. selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan Skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan, kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan STIKes U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nurlaila Ramdhan, SST, selaku Ketua Prodi DIV STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
7
4. Ibu Cut Sri Yanti, SST, M. Keb, dan Bapak Ariful Adli, SKM, M.Kes. selaku Penguji Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan dan arahan pada penulisan Skripsi ini. 5. Para Dosen dan Staf Akademik DIV STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 6. Keluarga Tercinta peneliti yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi penulis, selalu menghibur peneliti dikala duka juga tak bosan memberikan dorongan demi terselesaikannya Skripsi ini. 7. Semua teman-teman angkatan 2012, yang telah memberikan dorongan dan dukungan dalam pelaksanaan Skripsi. Akhirnya peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini, semoga berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Banda Aceh, Agustus 2013
Peneliti
8
DAFTAR ISI
halaman ABSTRAK ........................................................................................................ ABSTRACT ......................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I
PENDAHULUAN A Latar Belakang ........................................................................... B. Rumusan Masalah ..................................................................... C. Tujuan Penelitian....................................................................... 1. Tujuan Umum ...................................................................... 2. Tujuan Khusus ..................................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................................
i ii iii iv v vii ix x xi
1 5 5 6 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga Berencana (KB) ......................................................... 8 B. Konsep Kontrasepsi ................................................................... 9 C. KB Implant ................................................................................ 11 D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant ....................................................................................... 22 1. Pendidikan............................................................................. 22 2. Sosial Ekonomi ..................................................................... 23 3. Pengetahuan .......................................................................... 25 E. Kerangka Konsep ...................................................................... 27 F. Hipotesis .................................................................................... 28 BAB III KERANGKA KONSEP A. Jenis Penelitian ............................................................................ 29 B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 29 C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
9
D. Instrument Penelitian .................................................................. E. Pengumpulan Data....................................................................... F. Teknik Pengolahan Data .............................................................. G. Definisi Operasional ................................................................... H. Metode Analisis Data ..................................................................
30 32 32 33 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 38 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 38 C. Pembahasan ................................................................................. 44 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 51 B. Saran ............................................................................................ 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL halaman Tabel 3.1
Definisi Opersional...................................................................
35
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ..............
38
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ........................................................................................
39
Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ........................................................................................
39
Distribusi Frekuensi Metode Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ...................................................................
40
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ........................................................................................
40
Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ........................................................................................
41
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ........................................................................................
41
Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Metode Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ................................................
42
Hubungan Pendapatan Ibu Dengan Metode Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ................................................
43
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Metode Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 2013 ................................................
44
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
11
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1 : Kerangka Konsep …………………………………………..
27
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembaran Koesioner Penelitian.
Lampiran 2
: Kunci Jawaban Koesioner.
Lampiran 3
: Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4
: Surat Selesai Pengambilan Data Awal
Lampiran 5
: Surat Izin Penelitian
Lampiran 6
: Surat Selesai Penelitian
Lampiran 7
: Master Tabel
Lampiran 8
: SPSS Out Put
Lampiran 9
: Daftar Konsul
Lampiran 10
: Biodata Penelitian
13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Sarwono, 2002). Pemerintah Indonesia mulai menerima gagasan KB (Keluarga berencana) sejak tahun 1970 dengan membentuk badan koordinator keluarga berencana nasional yang pada dasarnya langsung dibawah Presiden, sehingga dalam perkembangannya menunjukkan bahwa Indonesia dianggap telah berhasil melaksanakan Gerakan Nasionalnya dengan mengikutsertakan semua komponen bangsa, dari gerakan tersebut dapat kita ketahui bahwa adanya gerakan keluarga berencana yang telah menjadi pilar gerakan sayang ibu, sehingga dapat dicapai pembatasan jumlah anak, tidak terlalu tua atau terlalu muda untuk hamil sehingga pada interval tidak terlalu pendek dapat meningkatkan kesejahteraan yang optimal (Manuaba, 2008). Sudah lebih dari tiga dasa warsa, program KB telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka fertilitas yang semula 5,6 per wanita pada tahun 1980 menjadi 2,6 anak wanita usia subur. Hal ini menunjukkan bahwa progran KB telah diterima dan membudaya di masyarakat. Pencapaian program KB dari waktu ke waktu terus
14
meningkat, pada tahun 1997 yaitu 56,4% kemudian sangat meningkat menjadi 60,3% pada tahun 2003. Dari pencapaian tersebut, masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang sifatnya praktis dan efektifitas tinggi seperti pil dan suntik (BKKBN, 2007). Keluarga Berencana (KB) juga merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif
mendasar dan utama untuk mengoptimalkan manfaat keluarga
berencana bagi kesehatan, pencegahan kematian dan kesakitan bagi ibu. Program KB yang efektif diharapkan dapat menyumbang kepada usaha terwujudnya demographic transition yang kondusif atau mendukung pembangunan agar tercapai tujuan pembangunan dalam rangka ikut menwujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia (Sarwono, 2005). Faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi implant salah satunya pendidikan, seseorang yang berpendidikan rendah dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan pemakaiannya. Dalam pertumbuhan jumlah penduduk di dunia yang sangat pesat dengan laju pertumbuhan yang tinggi yaitu sekitar 17,1 per seribu penduduk. Apabila tidak dilakukan upaya untuk mengatur laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini maka akan timbul masalah di segala aspek kehidupan seperti pada sosial-ekonomi (Ilyas, 2001). Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi implant oleh pasangan diantaranya adalah pengetahuan. Jika pengetahuanya tentang KB sudah dapat dipahami secara luas maka dalam pemilihan alat
15
kontrasepsi dapat di lakukan dengan tepat di pelayanan kesehatan terdekat (Notoadmodjo, 2007). Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1, 3 persen pertahun. Dengan laju petumbuhan penduduk berkisar dalam angka tersebut, diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk Indonesia berjumlah 270 juta jiwa. Jumlah penduduk ini sebenarnya bisa dikurangi menjadi 240 juta jiwa jika pemerintah berhasil menekan angka pertambahan penduduk menjadi satu persen per tahun melalui program Keluarga Berencana (BKKBN, 2007). Peserta KB baru secara nasional sampai dengan bulan maret 2012 sebanyak 2..20.510 peserta. Apabila dilihat pertahun kontrasepsi maka: 137.067 peserta IUD (6,78%), 32.503 peserta MOW (1,61%), 5.382 peserta MOP (0,27%), 125.512 peserta kondom (6,21%), 164.872 peserta implant (8,16%), 1.008.577 peserta suntik (49,92%), dan 546.597 peserta pil (27.05%). Mayoritas peserta KB baru bulan Maret 2012, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang (non MKJP), yaitu sebesar 83.18% dari seluruh peserta KB. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP, dan implant hanya sebesar 16.82% (BKKBN, 2012). Data Dinkes Provinsi Aceh tahun 2012 disebutkan bahwa
PUS ada
623.148 pasangan, yang mengikuti program KB sebagai peserta KB baru adalah 74.982 pasangan (12.03%) dengan pemakaian IUD 956 jiwa (1.20%), Metode Operasi Pria (MOP)/Metode Operasi Wanita (MOW) 303 jiwa (0.38%), Implant
16
1.275 jiwa (1.59%), Suntik 42.295 jiwa (52.88%), Pil 32.036 jiwa (40.05%), Kondom 2.996 jiwa (3.75%), Obat vagina 29 jiwa (0.04%), dan lain-lain 4,52 jiwa (0.12%). Sedangkan yang mengikuti program KB sebagai peserta KB aktif adalah sebesar 328.447 pasangan (52.71%) dengan pemakaian IUD 5.632 jiwa (1.51%), Metode Operasi Pria (MOP)/Metode Operasi Wanita (MOW) 3.950 jiwa (1.06%), Implan 5.726 jiwa (1.54%), Suntik 177.510 jiwa (47.73%), Pil 171.635 jiwa (46.15%), Kondom 9.126 jiwa (2.45%), Obat vagina 39 jiwa (0.01%) dan lainlain 86 jiwa (0%) (Dinkes NAD 2012). Sedangkan data dari Dinkes Kota Banda Aceh tahun 2012 disebutkan bahwa PUS sebanyak 24.861 pasangan, yang mengikuti program KB sebagai peserta KB baru adalah 2.395 pasangan (9,6%), dengan pemakaian IUD 45 jiwa (1,9%), Metode Operasi Pria (MOP) 0 jiwa, Metode Operasi Wanita (MOW) 1 jiwa (0,0%), Implan 29 jiwa (1,2%), Suntik 1.241 jiwa (51,8%), Pil 839 jiwa (35,0%), Kondom 240 jiwa (10,0%). Sedangkan yang mengikuti program KB sebagai peserta KB aktif adalah 13.015 pasangan (52.4%) dengan pemakaian IUD 47 jiwa (0,4%), Metode Operasi Pria (MOP) 1 orang (0,0%), Metode Operasi Wanita (MOW) 0, Implan 58 jiwa (0,4%), Suntik 6.975 jiwa (53,6%), Pil 5154 jiwa (39,6%), Kondom 780 jiwa (6,0%) (Dinkes Kota Banda Aceh, 2012). Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Lampulo tahun 2012 jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) seluruhnya 5.241 orang, akseptor KB baru seluruhnya 179 orang (2,2%), yang terbagi dalam akseptor pil 58 orang (32.4%), suntik 88 orang (49.16%) IUD 2 Orang (1.12%), Implant 1 orang (0.56%) dan kondom sebanyak 30 orang (16.76%). Sedangkan akseptor KB aktif
17
seluruhnya 2.113 orang (40,3%), yang terbagi dalam akseptor pil 865 orang (40,9%), suntik 1.156 orang (54,7%), IUD 6 Orang (0,3%), Implant 1 orang (0,0%) dan kondom sebanyak 85 orang (4,0%) (Puskesmas Lampulo, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak PUS yang tidak mengikuti program KB, maka terdapat perbedaan yang besar antara akseptor yang mengikuti program KB dengan yang tidak mengikuti. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara kepada beberapa PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo mengatakan bahwa mereka enggan menggunakan alat kontrasepsi implant, dikarenakan kontrasepsi implant dilarang dalam agama Islam sehingga mereka tidak perlu mengatur kelahiran dengan cara tersebut, serta akseptor takut untuk menggunakan alat kontrasepsi, hal ini merupakan kurangnya pengetahuan oleh aseptor terhadap implant. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Kotrasepsi Implant Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Apa Saja Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Kontrasepsi Implant Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013”.
18
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013”. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013. b. Untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
pendapatan
penggunaan
kontrasepsi implant pada akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013. c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dibidang kebidanan khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi implant.
19
2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian bagi peserta didik dan mata kuliah kebidanan anak terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi implant. 3. Bagi Instansi Pelayanan Sebagai bahan masukan untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan program KB dan dapat memberi pelayanan bagi masyarakat. 4. Bagi Ibu-Ibu Akseptor Dapat menambah pengetahuan ibu-ibu akseptor sehingga ibu dapat memilih kontrasepsi yang tepat sesuai dengan keadaan kesehatan ibu dan pendapatan ekonomi.
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana (KB) Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral untuk kesejahteraan keluarga. Adapun tujuan dari keluarga berencana adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu serta keluarga khususnya dan bangsa pada umumnya, serta juga untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kemampuan negara untuk menaikkan produksi dan penyediaan jasa-jasa. Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program keluarga berencana bertujuan untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera, melalui upaya perencaan dan pengendalian jumlah kelahiran (jumlah anak) per keluarga untuk terciptanya masyarakat yang bahagia dan sejahtera. (BKKBN, 2008). Pelayanan keluarga berencana dapat diperoleh di klinik keluarga berencana. Mengingat pentingnya keluarga berencana ini maka pelayanan keluarga berencana di integrasikan ke dalam pelayanan kesehatan pada umumnya. Berdasarkan kenyataan ini maka klinik keluarga berencana terdapat di BKIA (Balai Kesejahteraaan Ibu dan Anak), RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat), Rumah Sakit Umum, Klinik Bersalin dan Puskesmas. Selain itu ada pula Tim Medis Keliling (TMK) yang terdiri dari tenaga-tenaga klinik keluarga berencana yaitu
21
dokter/bidan, pembantu bidan dan Pengendali lapngan Keluarga Berencana (PLKB) yang mengunnjungi suatu daerah, biasanya yang jauh dari klinik keluarga berencana (Anonimous, 2009). Keluarga Berencana (KB) di Indonesia di latar belakangi oleh tingginya kematian ibu dan bayi yang bervariasi setiap tahunnya selain itu untuk mencapai kesejahteraan,
program
Keluarga
Berencana
(KB)
direncanakan
guna
meningkatkan sumber daya manusia yang berorientasi pada masa depan dengan menekankan dampak pertumbuhan dan mengendalikan kemiskinan (Manuaba, 2008).
B. Konsep Kontrasepsi Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencengah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen, pada wanita dinamakan tubektomi dan pada pria dinamakan vasektomi (Winkjosostro, 2008). Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami yang istrinya berumur antara 18 tahun sampai 45 tahun atau pasangan suami istri yang istrinya berumur 18 tahun dan sudah haid atau istri yang berumur lebih dan 50 tahun tetapi masih haid. Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berumur 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda (BKKBN, 2008). Dalam melaksanakan upaya pencegahan kehamilan terdapat beberapa metode kontrasepsi yaitu menurut Saifuddin (2003) adalah :
22
1. Metode Sederhana a. Tanpa alat atau obat 1) Senggama terputus. 2) Pantang Berkala b. Dengan obat atau alat 1) Kondom 2) Diafragma atau Cap. c. Spermisida 1) Aerosol (busa) 2) Tablet vagina, suppositoria, atau dissolvable film 3) Krim. 2. Metode Efektif a. Pil KB b. AKDR. Suntik KB c. Implant 3. Metode Mantap a. Pada Wanita: Tubektomi b. Pada Pria: Vasektomi.
23
C. KB Implant 1. Pengertian Implant Implant adalah alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usia subur yang dipasang dibawah bawah kulit lengan atas bagian dalam kira-kira 610 cm dari lipat siku. 2. Mekanisme kerja KB Implant a. Lendir serviks menjadi kental b. Mengganggu proses pembekuan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. c. Mengurangi transportasi sperma d. Menekan ovulasi (Saefuddin, 2003). 3. Keuntungan KB Implant a. Efektivitas tinggi b. Perlindungan jangka panjang (5 tahun) c. Pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan d. Tidak memerlukan periksa dalam e. Bebas dari pengaruh ekstrogen f. Tidak mengganggu kegiatan seggama g. Tidak mengganggu produksi ASI h. Akseptor perlu kembali ke klinik bila ada keluhan i. Biasa mempengaruhi haid j. Dapat di cabut setiap saat sesuai kebutuhan k. Tidak melindungi IMS/HIV (Saefuddin, 2003).
24
4. Kerugian KB Implant a. Pemasangan (ineertic) dan pencabutan (expulsi/extractic) harus di lakukan oleh tenaga terlatih. b. Lebih mahal c. Sering timbul perubahan pada pola haid d. Akseptor tidak dapat membuka sendiri e. Beberapa perempuan segan untuk menggunakan karena kurang mengenal f. Implan kadang dapat terlihat orang lain karena di lengan g. Petugas perlu skill kerja untuk pemasangan dan pencabutan implant (Saefuddin, 2003). 5. Jenis KB Implant a. Norplant: Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga yang berisi 36 mg tironorgestrol untuk 5 tahun b. Implanon: Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi 68 mg 3keto-desogestrel untuk 3 tahun c. Jadena dan indoplant: Terdiri dari 2 batang yang berisi 75 mg levonorgestrel untuk 3 tahun (Saefuddin, 2003). 6. Waktu Penggunaan KB Implant a. Setiap saat selama siklus haid hari kedua sampai hari ke 7 b. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan c. Penggantian de arkon hormonal lain d. Penggantian dari alkon non hormonal
25
e. Pasca keguguran dan pasca persalinan (Saefuddin, 2003). 7. Efek Samping dan penanggulangannya a. Amenorea b. Spotting c. Ekspulsi d. Infeksi pada daerah insersie e. Berat badan naik turun (Saefuddin, 2003). 8. Pemasangan Implant a. Peralatan Dan Instrumen Untuk Pemasangan Inplant 1) Meja periksa (tempat tidur) 2) Batang implant dalam kantong 3) Doek lobang steril 4) Mangkok tempat kapsul nortplant. 5) Sarung tangan dtt (sepasang) 6) Larutan anti septik dalam mangkok 7) Obat anasthesi (konsentrasi 1 %). 8) Spuit 5-10 ml 9) Trokar 10 dan mandrin 10) Skapel 11 atau 15 11) Verban band aid atau plaster 12) Kasa steril 13) Epinetrin atau ciortison 14) Forcep mosquito (klem bengkok)
26
15) Bak instrument bertutup 16) Cairan chlorin 0,5 % 17) Cairan dtt 18) Waslap 19) Tempat sampah: basah, kering, benda tajam 20) Tempat cuci tangan (air bersih) 21) Sabun untuk cuci tangan 22) Template (patron) 23) Sarung tangan rumah tangga. b. Persiapan Pelaksanaan Pemasangan 1) Bersihkan lokasi (lengan) dengan sabun dan bilas sampai benar bersih 2) Persiapan tempat tidur klien 3) Baringkan akseptor dengan lengan yang jarang digunakan diletakkan pada meja samping (penyangga lengan) 4) Tentukan lokasi pemasangan, 8 cm diatas lipat siku dan gunakan template. 5) Persiapan alat-alat, buka dan letakkan dalam bak steril. 6) Masukkan kapsul implant dalam mangkok steril. c. Tindakan Sebelum Pemasangan 1) Cuci tangan dengan 6 langkah 2) Pakai sarung tangan dtt 3) Hitung alat-alat pemasangan: jumlah kapsul
27
4) Lakukan pembersihan lokasi insersi dengan larutan anti septik, dari arah dalam keluar secara melingkar 8-13 cm dan biarkan
2 menit
sampai kering. 5) Gunakan doek steril berlubang pada lengan yang akan di insersi. 6) Lakukan anastesi dengan dosis 3 ml. 7) Suntikan perlahan-lahan sehingga membentuk jalur antara 1-2, 3-4, 5-6, masing-masing 1 ml. d. Pemasangan Kapsul 1) Lakukan insisi dangkal dengan sudut 450. 2) Perhatikan 2 tanda (garis) pada trokar masuk dibawah kulit, tanda (2) batas trokar yang harus tetap dibawah kulit setelah memasang kapsul. 3) Memasukkan trokar dengan sudut yang kecil 4) Angkat trokar keatas sehingga kulit terangkat dan masukkan kapsul, dorong perlahan. 5) Saat trokar masuk sampai batas (1), cabut pendorong trokar. 6) Masukkan kapsul dalam trokar dengan menggunakan pinset atau ibu jari-jari telunjuk secara membentuk kipas (sesuai template). 7) Lakukan pedorongan kapsul secara perlahan-lahan: tapi jangan mendorong dengan paksa. 8) Tarik tabang trokar dengan ibu jari dan telunjuk kearah luka, (tanda-tanda) muncul ditepi luka insisi.
28
9) Keluarkan kapsul dari trokar dan pastikan kapsuil telah masuk dibawah kulit. 10) Tanpa mengeluarkan trokar putar ujung trokar kearah lateral kanan, kembali seperti semula, geser 150 mengikuti pola kipas. 11) Untuk mengurangi resiko ekspulsi pastikan ujung kapsul yang terdekat 5 mm dari luka insisi. 12) Jangan mengeluarkan trokar sebelum seluruh kapsul terpasang. 13) Pastikan seluruh kapsul telah terpasang. 14) Pastikan seluruh ujung kapsul tidak berada pada sisi luka insisi ( 5 mm). 15) Keluarkan trokar perlahan-lahan, tekan tepat insisi dengan jari kasa selama 1 menit Kmol bersihkan dan tutup luka dengan kasa steril. Bereskan alat dan cuci tangan (Saefuddin, 2003). 9. Pencabutan Implant a. Metode Pencabutan Metode pencabutan untuk semua jenis sama, hanya berbeda dalam jumlah: Ada 3 cara/metode dalam pencabutan: 1) Metode standar: Menggunakan klem mosquito atau crile U menjepit kapsul digunakan sejak awal 1980. 2) Metode (Tehnik) “U”, sejak tahun 1993. 3) Metode pop-out (1992).
29
b. Persiapan Bahan Dan Peralatan 1) Meja periksa/tempat tidur pesektor 2) Penyangga lengan/meja samping 3) Sabun untuk mencuci lengan/tangan 4) Doek lobang steril 5) 3 mangkok dtt untuk larutan anti septik, air dtt, larutan chlorin 0,5% 6) Sarung tangan dtt 7) Larutan anti septik 8) Obat anastesi, konsentrasi 1 % 9) Spuit 5-10 ml + jarum suntik panjang 2,5-4 cm (No 22). 10) Ember berisi cairan dtt. Chiorin 0,5 %. 11) Tempat sampah basah, kering Perban, 12) Skapel (pisau bedah) no. 11. 13) Klem: bengkok, lurus ‘U’ 14) Sarung tangan rumah tangga c. Persiapan sebelum tindakan. Ada 6 langkah untuk klien: 1) Lengan klien dibersihkan dengan sabun dan air bersih, keringkan. 2) Tutup atau beri alas tempat tidur klien. 3) Atur posisi tidur klien dengan tangan yang akan diinsisi disangga. 4) Raba kapsul implant untuk menentukan lokasi insisi. 5) Beri tanda bila kapsul ditemukan untuk memudahkan pencabutan.
30
6) Siapkan untuk pelaksanaan tindakan pencabutan. d. Persiapan sebelum pencabutan. Ada 7 langkah untuk petugas: 1) Cuci tangan 6 langkah. 2) Pakai sarung tangan dtt. 3) Persiapan alat-alat atur menurut posisi. 4) Bersikan lokasi insisi dengan larutan arti septik ser melingkar 8-13 cm. 5) Pasang doek stril. 6) Lakukan anastesi pada lokasi insisi dengan 3 cm obat anastesi sama seperti pemasangan sebelumnya menentukan posisi kapsul. 7) Lakukan usapan pada lokasi penyuntikan untuk mempecepat reaksi obat anastesi. e. Tindakan Pencabutan Kapsul 1) Metode standar a) Tentukan lokasi insisi (dekat siku) kira-kira 5 mm dari ujung kapsul. b) Lakukan insisi melintang (jangan terlalu lebar) 4 mm c) Kelurkan kapsul yang terdekat dengan menggunakan klem. d) sisi dengan jari tangan, saat ujung kapsul tanpa diujung isnsi jepit dengan klem dan keluarkan. e) Bila kapsul terjepit pada jaringan perut, lakukan pemotongan jaringan perut ser tumpul atau lebarkan.
31
f) Bersihkan, buka jaringan ikat yang memngelilingi kaspsul untuk memperjelas ujung kapsul. g) Jepit kapsul dan keluarkan ser hati-hati. h) pilih kapsul yang lebih mudah atau dekat luka insisi terlebih dahulu. 2) Metode Pencabutan Tehnik “U” a) Tentukan lokasi insisi antara kapsul 3 dan 4
5 mm dari ujung
kapsul dekat siku. b) buat insisi
4 mm memanjang sejajar kapsul (Jangan lebar)
c) Masukan ujung klem pemegang kapsul (mos quito) atau ctile. d) Fiksasi kapsul terdapat dengan luka insisi dengan jari telunjuk. e) masukan klem lebih dalam hingga menyentuh kapsul, bukan klem, jepit kapsul dengan panjang kapsul 5 mm, tarik keluar insisi, kembalikan (tarik melingkar) pegang klem 1000 kearah bahu klien untuk memaparkan ujung kapsul. f) Bersihkan kapsul dengan kasa stril untuk memudahkan pengeluaran kapsul. g) Gunakan klem lengkung untuk pengeluaran kapsul, buang dalam larutan klorin 0,5 %. h) Selesaikan pencabutan seluruhnya dengan tehnik yang sama, pastikan (hitung) jumlah kapsul seluruhnya.
32
3) Metode Pop-Out a) Raba ujung kapsul (dekat siku) untuk memilih sala satu kapsul yang di tengah kemudian buat insisi 2-3 mm dekat kapsul (diujung kapsul) b) Lakukan penekanan dengan ujung jari (tangan kiri sehingga ujung kapsul berada diujung luka insisi, sehingga mudah dikeluarkan. c) Masukan ujung tajam skapel dalam luka menuju sisi sampai menyentuh ujung kapsul, potong jaringan ikat yang menutupi kapsul, kemudian tekan kapsul keujung luka insisi. d) Tekan jaringan ikat sudah dibebaskan dengan ibu jari sehingga ujung kapsul terpapar e) Tekan sedikit ujung kapsul, sehingga kapsul muncul (Pop-Out) pada luka isnsisi, sehingga dengan mudah dapat dipegang (Saefuddin, 2003). 10. Pengawasan Pasca Pencabutan a. Kapsul yang sudah atau tidak tampak. Lakukan USG-Rontogen pada lokasi pemasangan. b. Tindakan Setelah Pencabutan 1) Menutup luka insisi degan kasa stiril. 2) Luka insisi tidak perlu di jahit. 3) Periksa bila ada perdarahan.
33
4) Anjurkan kembali bila ada keluhan atau 3-4 hari pencabutan (Saefuddin, 2003). 11. Yang Boleh Menggunakan Implant a. Wanita dalam usia reproduksi b. Telah atau belum memiliki anak c. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) b. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi a. Pascapersalinan dan tidak menyusui b. Pascakeguguran c. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap d. Riwayat kehamilan ektopik e. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell) f. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen g. Sering lupa menggunakan pil (Saefuddin, 2003). 12. Yang tidak boleh menggunkan implant a. Hamil atau diduga hamil b. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya c. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi e. Mioma uterus dan kanker payudara
34
f. Ganguan toleransi glukosa (Saefuddin, 2003).
D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kontrasepsi Implant Pada Akseptor KB. Faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi implant adalah pengetahuan, sosial ekonomi, dan pendidikan. Seseorang yang berpendidikan rendah dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan pemakaiannya (Ilyas, 2001). 1. Pendidikan Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah melalaui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang berlangsung di sekolah atau luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara jelas di masa akan datang. Pendidikan adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, rajukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran (Notoarmodjo, 2003). Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu, pendidikan menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagian, pendidikan diperlakukan untuk mendapatkan
35
informasi untuk menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Nursalam, 2003). Tingkat penerimaan program keluarga berencana dipengaruhi oleh faktor pendidikan baik suami maupun istri, biasanya dengan makin tingginya pendidikan yang dicapai maka penerimaan akan semakin mudah dengan pendidikan seseorang dapat berpikir secara rasional dan terbuka ide-ide baru dan perubahan, selain itu pendidikan juga berpengaruh secara tidak langsung melalui peningkatan status sosial, orang yang berpendidikan lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan karena mereka menyadari sepenuhnya manfaat pelayanan kesehatan. 2. Pendapatan Pendapatan adalah perolehan uang yang diterima oleh selama satu bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Faktor ekonomi sangat memberikan pengaruh yang berarti pada masyarakat miskin meskipun yang berasal dari kalangan berada. Namun tidak mempunyai autonomy untuk menentukan jumlah anak yang dimilikinya. Ekonomi keluarga memberikan pengaruh berarti pada masyarakat di desa atau perkotaan.pengaruh yang diberikan tidak terbatas pada harga dari pelayanan kontrasepsi atau kontrasepsi itu sendiri, akan tetapi meliputi uang yang harus dikeluarkan ketempat pelayanan kontrasepsi dan dalam menggunakan alat kontrasepsi (Barnett, 2008). Distribusi pendapatan adalah pengukuran untuk mengukur kemiskinan relatif. Distribusi pendapatan biasanya diperoleh dengan menggabungkan
36
seluruh individu dengan menggunakan skala pendapatan serorang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk kedalam kelompok kelompok berbeda yang berdasarkan pengukuran atau jumlah pendapatan yang mereka terima (Notoatmodjo, 2003). Dalam Peraturan Genernur Aceh (2013), adapun dijelaskan bahwa distribusi pendapatan adalah pengukuran untuk mengukur kemiskinan relatif. Distribusi pendapatan biasanya diperoleh dengan menggabungkan seluruh individu dengan menggunakan skala pendapatan seorang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk kedalam kelompok berbeda yang berdasarkan pengukuran atau jumlah pendapatan yang mereka terima. Pada tingkat pendapatan adalah perolehan pendapatan seperti uang yang diterima selama satu bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Upah Minimum Provinsi (UMP) Nanggroe Aceh Darussalam pada UMR yang sudah ditetapkan tahun 2013 adalah Rp. 1.550.000.- perbulan, ini menggambarkan bahwa penghasilan keluarga minimal untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga di Nanggroe Aceh Darussalam adalah Rp. 1.550.000.- perbulan. Bila penghasilan keluarga tidak mencapai Rp. 1.550.000.- perbulan, maka akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga, termasuk dalam memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan (PerGub Aceh, 2013). Apabila seseorang dengan kondisi sosial ekonomi yang semakin baik maka ia akan cenderung membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Dimana wanita dengan sosial ekonomi yang relatif baik akan mampu menerima
37
dan menjaring informasi yang lebih baik, di bandingkan dengan seseorang yang kondisi ekonominya buruk. Demikian juga dengan, wanita yang mempunyai penghasilan sendiri biasanya mempunyai kedudukan atau posisi yang lebih baik dalam kehidupan keluarga yaitu mereka tidak terlalu tergantung pada suami dan lebih cenderung cepat mengambil kesimpulan termasuk dalam hal pemakaian kontrasepsi. 3. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indra
pendengaran
(telinga),
dan
indra
penglihatan
(mata)
(Notoatmodjo, 2010). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : a. Mengetahui (Know) Tahun diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
38
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pendidikan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan mampu menjelaskan secara benar mengenai objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis
merupakan
kepada
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
39
f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Karakteristik penilaian pengetahuan seseorang dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: 1. Baik, bila responden dapat menjawab dengan frekuensi 76 – 100% dari seluruh pernyataan yang diberikan. 2. Cukup, bila responden dapat menjawab dengan frekuensi 56 – 75% dari seluruh pernyataan yang di berikan. 3. Kurang, bila responden dapat menjawab pertanyan dengan frekuensi <56% dari seluruh pernyataan yang diberikan (Arikunto, 2006). Banyak faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur untuk mengikuti program KB, diantaranya adalah pengetahuan. Jika pengetahuanya tentang KB sudah mendalam maka dalam pemilihan alat kontrasepsi dapat di lakukan dengan tepat, apabila pengetahuan tentang KB masih kurang maka dalam pemilihan dan pelaksanaanya merupakan kendala. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang dapat dilakukan pengukuran dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang
ingin
diukur
dari
subjek
penelitian
atau
responden
(Notoatmodjo, 2007).
E. Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi implant adalah pengetahuan, sosial ekonomi, dan pendidikan. Seseorang yang berpendidikan
40
rendah dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan pemakaiannya (Ilyas, 2001). Untuk lebih jelasnya, maka variabel dapat di gambarkan dalam kerangka konsep berikut : Variabel Independent
Variabel Dependent
Pendidikan Pendapatan
Metode Kontrasepsi Implant
Pengetahuan
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
F. Hipotesis 1. Ha = Ada pengaruh antara sosial ekonomi terhadap penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB. 2. Ha = Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB. 3. Ha = Ada pengaruh antara sikap terhadap terhadap penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB .
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara-cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005), untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan responden yang di amati. Dalam penelitian ini adalah seluruh PUS yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh dengan jumlah PUS yang mengikuti program KB yaitu 5.241 orang akseptor pada tahun 2012. 2. Sampel Teknik yang di pakai dalam pengambilan sampel adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode acak dengan mengambil subjek bukan berdasarkan strata. Adapun pengukuran
42
sampel dilakukan dengan dengan menggunakan rumus slovin (1960) (Notoatmodjo, 2007). n=
N 1 + N (d) 2
Keterangan: n
= Besarnya sampel
N = Besarnya populasi d
= Derajat presisi (10%)
n=
5.241 1 + 5.241(0,1) 2
n =
5.241 1 + 5.241(0.01)
n =
5.241 1 + 52,41
n =
5.241 53,41
n = 98 Selanjutnya penentuan sampel pada ibu akseptor KB di dihitung dengan rumus proporsional sampling sebagai berikut: SPI =
n X JS N
Keterangan: SPI =
Jumlah sampel pada tiap-tiap sub populasi
n
=
Jumlah responden dalam sub populasi
N
=
Jumlah responden dalam populasi
43
JS
=
Jumlah sampel yang dibutuhkan
Tabel 4.2 Populasi dan sampel dalam penelitian pada ibu akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Gampong Peunayong Laksana Keuramat Kuta Alam Beurawe Kuta Baro Bandar Baru Mulia Lampulo Lamdingin Lambaro Skep Total
Populasi Ibu Akseptor KB 524 406 522 468 557 521 463 532 416 379 453 5.241
Sampel 10 7 10 9 10 10 9 10 8 7 8 98
Kemudian sampel dipilih secara random sampling, teknik pengambilan sampel dengan cara acak ini yaitu dengan cara mengundi anggota populasi, peneliti akan membuat nomor undi misalnya, untuk Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh berjumlah 5.241 diantaranya jumlah sampel yaitu 98 orang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh tahun 2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 21 Agustus sampai dengan 02 September 2013.
44
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu sebagai berikut: 1. Bagian I, merupakan data demografi yang berupa identitas responden yang meliputi nomor responden, umur, agama, pekerjaan, Jumlah anak, dan alamat. 2. Bagian II, yaitu dengan 1 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui pasangan usia subur mengetahui/mengerti tentang kontrasepsi implant dengan indikator ya dan tidak. 3. Bagian III, yaitu dengan 1 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pendidikan dengan cara cheklis pada indikator dasar (SD dan SMP), menengah (SMP), Tinggi (DIII/S1). 4. Bagian IV, merupakan kuesioner dengan 1 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dengan cara cheklis pada indikator rendah jika < Rp. 1.550.000, dan tinggi jika ≥ Rp. 1.550.000. 5. Bagian V, merupakan kuesioner dengan 15 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan akseptor KB, yang berbentuk Multi Choice yang dibagikan kepada responden oleh peneliti. Kemudian setelah selesai di kumpulkan kembali kepada peneliti dimana jawaban disusun dalam bentuk skala guttman yang meliputi, jika benar diberikan score 1 dan yang salah 0.
45
E. Pengumpulan Data Adapun langkah-langkah pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: 1. Persiapan pengumpulan data, yaitu persiapan yang dilakukan dengan melewati prosedur yang ada, yaitu dengan memperoleh izin dari Ketua Prodi Studi Jurusan Dilpoma IV Kebidanan dan juga Izin melalui kepala Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh, kemudian diberikan pada masingmasing Kepala Desa yang akan dilakukan penelitian. 2. Pengumpulan data, dilakukan setelah mendapatkan izin dari kepala Kecamatan, kemudian peneliti bersama enumerator (sebanyak 3 orang) yang telah dilatih sebelumnya tentang penelitian, selanjutnya peneliti dan enumerator berpencar untuk menuju ke rumah responden. Saat berjumpa dengan calon responden, peneliti dan numerator memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian serta meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani lembaran persetujuan bersedia menjadi responden. Selanjutnya diberikan kuesioner penelitian dengan menjelaskan tata cara pengisian sampai mengerti, kemudian dipersilahkan untuk mengisi kuesioner. Setelah kuesioner selesai diisi, maka diteliti terlebih dahulu sebelum dikumpulkan. Peneliti melakukan pengecekan, jika semua data sudah terkumpulkan maka peneliti melaporkan ke Kantor Kecamatan untuk mendapatkan surat selesai melakukan penelitian.
46
F. Teknik Pengolahan Data Menurut Budiarto (2001), pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 1. Editing Mengaoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian atau pengambilan data. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan memeriksa isi instrument pengumpulan data. Pengecekan ini dilakukan langsung pada tempat penelitian dan pada jam yang sama. 2. Coding Mengklarifikasi jawaban menurut macamnya dengan memberikan kode tertentu. Pada tahap ini data yang telah diperoleh diberi angka atau kode tertentu untuk memudahkan pengenalan data. Kode diberikan dengan mencantumkan nomor 01 dan seterusnya pada pengenalan responden. Untuk jawaban responden masing-masing diberikan nilai sesuai dengan skala pengukurannya. 3. Tranfersing Data yang telah diberi kode responden disusun secara berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang ingin diteliti. 4. Tabulating Mengelompokkan responden berdasarkan kategori dalambentuk penyajian distribusi frekuensi kemudian ditentukan rata-rata persentasenya.
47
G. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi Operasional
1.
Kontrasepsi implan.
Tindakan yang dilakukan oleh akseptor KB untuk mencegah kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi implant.
1
Pendidikan
Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh responden.
2
Pendapatan
3
Pengetahuan
Kondisi keuangan ibu pada akseptor KB yang cenderung mengeluarkan biaya untuk mengikuti program KB. Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang penggunaan metode kontrasepsi implant.
No
Cara ukur Variabel Dependen Menggunakan Kuesioner dengan kriteria: - Ya: Jika akseptor mengetahui/mengerti tentang KB implant. - Tidak: Jika akseptor tidak mengetahui/mengerti tentang KB implant.
Alat Ukur Kuesioner
Variabel Independen Penyebaran kuesioner dengan Kuesioner kriteria: - Dasar: jika responden menyelesaikan SD dan SMP. - Menengah: jika responden menyelesaikan SMA/SMU. - Tinggi: jika responden menyelesaikan Perguruan Tinggi. Penyebaran kuesioner dengan Kuesioner kriteria: - Rendah: jika
Menggunakan 15 item pertanyaan dengan kriteria: - Baik: jika jawaban benar >76-100%. - Cukup: jika jawaban benar 56-76%. - Kurang: jika jawaban benar <56%.
Kuesioner
Skala Ukur Nominal
- Ya - Tidak
Ordinal
- Dasar - Menengah - Tinggi
Ordinal
- Rendah - Tinggi
Ordinal
- Baik - Cukup - Kurang
H. Metode Analisa Data 1. Analisa univariat Analisa data pada penelitian ini merupakan analisa Univariat Kemudian ditentukan presentasi (P) dengan menentukan rumus sebagai berikut:
Hasil Ukur
48
p=
fi x 100% n
Keterangan: p
= Persentase
fi = Frekuensi yang diamati n
= Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap (Budiarto, 2001). 2. Analisa bivariat Untuk mengukur asosiasi antara dua atau lebih variabel kuantitatif dipakai tes statistik Chi-square atau X kuadrat (x2). Data masing-masing sub variabel dimasukkan ke dalam tabel kontingensi (tabel silang). Kemudian tabel-tabel kontingensi tersebut dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-square test (x2), dengan rumus sebagai berikut: X =∑ 2
(O − e)2 e
totalbaris × totalkolom e= grandtotal
Keterangan:
O = frekuensi observasi
e = frekuensi harapan Pengujian hipotesa dilakukan dengan Chi-square observasi dan tabel dengan kriteria bahwa jika X 2 observasi < X 2 tabel maka hipotesa (Ha) diterima, dan jika X 2 observasi ≥ X 2 tabel maka Ha ditolak. Untuk mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013, dilakukan Uji Chi-Square. Uji Chi-Square merupakan teknik analisa korelasi yang sesuai untuk penelitian
49
ini, karena variabel dependen dan independen pada penelitian ini dalam bentuk data deskrit (data frekuensi atau data kategori). Perhitungan statistic untuk
analisa
tersebut
dilakukan
dengan
menggunakan
program
komputerisasi, pengolahan data diinterprestasikan menggunakan nilai probilitas dengan criteria sebagai berikut: a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (Harapan) lebih dari 5, maka uji yang digunakan adalah ”Fisher Exack Test”. b. Bila pada tabel 2x2 tidak dijumpai nilai E<5, maka uji yang digunakan sebaiknya ”Continuity Correction (a")”. c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3 dll, maka yang digunakan ”Person Chi-Squere”.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Kecamatan Kuta Alam merupakan salah satu daerah yang terletak di Kota 2
Banda Aceh dengan jumlah 11 Desa, dengan luas Wilayah 10,2045 Km (1020,45Ha). Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat malaka 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Baiturrahman 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Syiah kuala 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta raja
B. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 Umur Frekuensi No 1 <20 Tahun 9 2 20-30 Tahun 69 3 >30 Tahun 20 Jumlah 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 9,2 70,4 20,4 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 98 responden, mayoritas umur responden berada pada kategori usia 20-30 tahun sebanyak 69 orang (70,4%).
51
b. Pekerjaan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 No 1 2 3 4
Pekerjaan Frekuensi Pegawai Negeri Sipil 3 Pegawai Swasta 19 Pedagang 2 Ibu Rumah Tangga 74 Jumlah 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 3,1 19,4 2,0 75,5 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 98 responden, mayoritas ibu dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 74 orang (75,5%). c. Jumlah Anak Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 Jumlah Anak Frekuensi No 1 Primipara 30 2 Multipara 61 3 Grande Multipara 7 Jumlah 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 30,6 62,2 7,1 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 98 responden, mayoritas ibu dengan multipara sebanyak 61 orang (62,2%).
52
2. Analisis Univariat a. Metode Kontrasepsi Implant Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Metode Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 No Metode Kontrasepsi Implant Frekuensi 1 Ya 47 2 Tidak 51 Jumlah 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 48,0 52,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 98 responden, mayoritas yang tidak mengerti/mengetahui tentang metode kontrasepsi implant sebanyak 51 orang (52,0%). b. Pendidikan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 Pendidikan Frekuensi No 1 Dasar 29 2 Menengah 43 3 Tinggi 26 Jumlah 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
% 29,6 43,9 26,5 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 98 responden, mayoritas ibu yang berpendidikan menengah sebanyak 43 orang (43,9%).
53
c. Pendapatan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 No 1 Rendah 2 Tinggi
Pendapatan
Jumlah Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
Frekuensi 51 47 98
% 52,0 48,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 98 responden, mayoritas ibu yang berpendapatan rendah sebanyak 51 orang (52,0%). d. Pengetahuan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 No 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang
Pengetahuan
Jumlah Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
Frekuensi 24 35 39 48
% 24,5 35,7 39,8 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari 48 responden mayoritas ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 39 orang (39,8%).
54
2. Analisa Bivariat a. Hubungan Pendidikan Dengan Metode Kontrasepsi Implant Tabel 4.8 Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Metode Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 Metode Kontrasepsi Implant Ya Tidak No Pendidikan Jumlah f % f % 1 Dasar 6 20,7 23 79,3 29 2 Menengah 19 44,2 24 55,8 43 3 Tinggi 22 84,6 4 15,4 26 Jumlah 47 48,0 51 52,0 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
%
PValue
100,0 100,0 100,0 100,0
0,000
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa, dari 47 responden yang berpendidikan dasar dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 6 orang (20,7%), dan yang berpendidikan menengah dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 19 orang (44,2%), sedangkan yang berpendidikan tinggi dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 22 orang (84,6%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai P-Value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pendidikan dengan metode kontrasepsi implat di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
55
b. Hubungan Pendapatan Dengan Metode Kontrasepsi Implant Tabel 4.9 Hubungan Pendapatan Ibu Dengan Metode Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 Metode Kontrasepsi Implant Ya Tidak Jumlah No Pendapatan f % F % 1 Rendah 16 31,4 35 68,6 51 2 Tinggi 31 66,0 16 34,0 47 Jumlah 47 48,0 51 52,0 98 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
%
PValue
100,0 100,0 100,0
0,001
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukan bahwa, dari 47 responden yang berpendapatan
rendah
dengan
mengetahui/mengerti
tentang
metode
kontrasepsi implat sebanyak 16 orang (31,4%), dan yang berpendapatan tinggi dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 31 orang (66,0%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pendapatan dengan metode kontrasepsi implat di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
56
c. Hubungan Pengetahuan Dengan Metode Kontrasepsi Implant Tabel 4.10 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Metode Kontrasepsi Implant Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 Metode Kontrasepsi Implant Ya Tidak No Pengetahuan f % F % 1 Baik 21 87,5 3 12,5 2 Cukup 14 40,0 21 60,0 3 Kurang 12 30,8 27 69,2 Jumlah 47 48,0 51 52,0 Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2013)
Jumlah
%
PValue
24 35 39 98
100,0 100,0 100,0 100,0
0,000
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukan bahwa, dari 47 responden yang berpengetahuan baik dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 21orang (87,5%), dan yang berpengetahuan cukup dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 14 orang (40,0%),
sedangkan
yang
berpengetahuan
kurang
dengan
mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 12 orang (30,8%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pengetahuan dengan metode kontrasepsi implat di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.
57
C. Pembahasan 1. Hubungan Pedidikan Dengan Metode Kontrasepsi Implant Dari hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 47 responden yang berpendidikan dasar dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 6 orang (20,7%), dan yang berpendidikan menengah dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 19 orang (44,2%), sedangkan yang berpendidikan tinggi dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 22 orang (84,6%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pendidikan dengan metode kontrasepsi implat di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Putri (2006), dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan alat kontrasepsi adalah 0,002. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah melalaui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang berlangsung di sekolah atau luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
58
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara jelas di masa akan datang (Notoarmodjo, 2003). Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu, pendidikan menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagian, pendidikan diperlakukan untuk mendapatkan
informasi
untuk
menunjang
kesehatan
sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup (Nursalam, 2003). Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu akseptor KB banyak yang tidak mengetahui tentang metode kontrasepsi implant, hal ini disebabkan karena pendidikan ibu akseptor sudah memadai yaitu pada tingkat pendidikan menengah. Demikian juga sebaliknya pada akseptor yang memiliki pendidikan tinggi, biasanya dengan makin tingginya pendidikan yang dicapai maka penerimaan akan semakin mudah dengan pendidikan seseorang dapat berpikir secara rasional dan terbuka ide-ide baru dan perubahan, selain itu pendidikan juga berpengaruh secara tidak langsung melalui peningkatan status sosial, orang yang berpendidikan lebih mudah
mendapatkan pelayanan
kesehatan karena mereka menyadari sepenuhnya manfaat pelayanan kesehatan, terutama dalam mengetahui tentang metode kontrasepsi implant.
2. Hubungan Pendapatan Dengan Metode Kontrasepsi Implant Dari hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 47 responden yang berpendapatan
rendah
dengan
mengetahui/mengerti
tentang
metode
59
kontrasepsi implat sebanyak 16 orang (31,4%), dan yang berpendapatan tinggi dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 31 orang (66,0%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pendapatan dengan metode kontrasepsi implat di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Putri (2006), dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan tingkat pendapatan dengan pengetahuan alat kontrasepsi adalah 0,000. Pendapatan adalah perolehan uang yang diterima oleh selama satu bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Faktor ekonomi sangat memberikan pengaruh yang berarti pada masyarakat miskin meskipun yang berasal dari kalangan berada. Namun tidak mempunyai autonomy untuk menentukan jumlah anak yang dimilikinya. Ekonomi keluarga memberikan pengaruh berarti pada masyarakat di desa atau perkotaan.pengaruh yang diberikan tidak terbatas pada harga dari pelayanan kontrasepsi atau kontrasepsi itu sendiri, akan tetapi meliputi uang yang harus dikeluarkan ketempat pelayanan kontrasepsi dan dalam menggunakan alat kontrasepsi (Barnett, 2008). Distribusi pendapatan biasanya diperoleh dengan menggabungkan seluruh individu dengan menggunakan skala pendapatan serorang kemudian
60
dibagi dengan jumlah penduduk kedalam kelompok kelompok berbeda yang berdasarkan pengukuran atau jumlah pendapatan yang mereka terima (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu akseptor KB yang berpendapatan rendah dengan tidak mengetahui/mengeti tentang metode kontrasepsi implant, hal ini dikarenakan banyak ibu yang tidak mengakses informasi sehingga ibu belum mengerti tentang kontrasepsi implant. Sebalinya, jika seseorang yang berpendapatan tinggi maka informasi yang didapat semakin memadai, dan ia akan cenderung membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Dimana wanita dengan pendapatan yang relatif baik akan mampu menerima dan menjaring informasi yang lebih baik, di bandingkan dengan seseorang yang kondisi ekonominya buruk. Demikian juga dengan, wanita yang mempunyai penghasilan sendiri biasanya mempunyai kedudukan atau posisi yang lebih baik dalam kehidupan keluarga yaitu mereka tidak terlalu tergantung pada suami dan lebih cenderung cepat mengambil kesimpulan termasuk dalam hal pemakaian kontrasepsi.
3. Hubungan Pengetahuan Dengan Metode Kontrasepsi Implant Dari hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 47 responden yang berpengetahuan baik dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 21orang (87,5%), dan yang berpengetahuan cukup dengan mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 14 orang (40,0%),
sedangkan
yang
berpengetahuan
kurang
dengan
61
mengetahui/mengerti tentang metode kontrasepsi implat sebanyak 12 orang (30,8%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pengetahuan dengan metode kontrasepsi implat di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Putri (2006), dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan pengetahuan alat kontrasepsi adalah 0,012. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Menurut
Notoatmodjo
(2007),
dijelaskan
bahwa
pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
62
Pemahaman adalah suatu proses dimana seseorang dapat melihat manfaat dari objek tersebut. Kemudian ia mengalaminya serta menjadikan miliknya untuk perkembangan pribadinya yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi implant dan mampu mengembangkan pengetahuannya pada orang lain. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari penggunaan alat kontrasepsi implant (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoatmodjo (2007), dijelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan alat kontrasepsi implant yang digunakan ibu disebabkan oleh rendahnya pengetahuan yang dimiliki ibu. Pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan sangatlah penting. Jika pengetahuannya tentang alat kontrasepsi sudah mendalam maka dalam pemilihan alat kontrasepsi dapat di lakukan dengan tepat, apabila pengetahuan tentang alat kontrasepsi masih kurang maka dalam pemilihan dan pelaksanaanya merupakan kendala. Salah satu alat kontrasepsi yang kurang diminati ibu yaitu alat kontrasepsi implant karena implant merupakan alat kontrasepsi yang tidak bisa dipasang sendiri tetapi harus di lakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian atau skil. Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu akseptor KB yang berpengetahuan baik hanya 24 orang, dan akseptor KB yang berpengetahuan kurang didapat sebanyak 39 orang, hal ini merupakan masih kurangnya pemahaman ibu akseptor KB tentang metode kontrasepsi implant. Semakin ibu tidak memperoleh informasi maka semakin kurang pula pengetahuan ibu tentang
63
metode kontrasepsi implant. Dengan demikian, informasi yang didapatkan akan sangat mempengaruhi pengetahuan ibu. Karena semakin banyak ibu mendapatkan informasi tentang metode kontrasepsi implant maka semakin baik juga pengetahuan ibu akseptor KB.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktpr-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013, dapat disimpulkan: 1. Ada hubungan antara pendidikan dengan metode kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 2. Ada hubungan antara pendapatan dengan metode kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,001. 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan metode kontrasepsi implant di Wilayah Kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000.
B. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang kontrasepsi implant.
65
2. Bagi Tempat Penelitian, diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan informasi dan motivasi kepada ibu agar ibu mengerti tentang metode kontrasepsi implant. 3. Bagi Masyarakat, diharapkan agar menambah informasi sehingga metode kontrasepsi implant dapat dimengerti dengan baik dan benar. 4. Bagi Institusi Pendidikan, diharapkan dapat menambah literatur atau bacaan di perpustakaan di Diploma IV Kebidanan U’Budiyah, dan juga sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode kontrasepsi implant.
66
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2009. Keluarga Berkualitas. www.http://keluargaberkualitas.com. (di kutip pada tanggal 02 April 2013). Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Barnett, B., 2008. Cots Can Influence Family PlanningDecisions. (dikutip tanggal 17 Maret 2013). Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Buku Kedokteran. BKKBN, Pembangunan Program Kesehatan Berencana Nasional Menuju Indonesia Sehat 2010. BKKBN NAD. 2008. Dinkes, 2012. Profil Kesehatan Provinsi NAD Tahun 2011. Banda Aceh. _____, 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2011. Banda Aceh. Ilyas, 2001. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: EGC. Manuaba, 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Propesi Bidan, Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. _____________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. _____________, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. Nursalam, 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Puskesmas Lampulo, 2012. Laporan Tahunan Kegiatan Puskesmas Lampulo 2011, Puskesmas Lampulo Kota Banda Aceh. Saiffuddin A.B., 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustak.
67
_____________, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Sarwono, P., 2005. Bunga Rampai; Obstetri dan Genekologi Sosial, Jakarta: Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. ______________, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2002. Wiknjosastro, H., 2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. ______________., 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Yulita, N, 2010. Faktor-Faktor Ibu Tidak Menggunakan Implant Di Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar Tahun 2010. Akademi Kebidanan Saleha. Banda Aceh.
68
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPULO KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH TAHUN 2013
Nomor Responden
: ..........................................
Tanggal Pengisian
: ..........................................
I. Identitas Responden 1. 2. 3. 4. 5.
Umur Agama Pekerjaan Jumlah anak Alamat
: : : : :
II. Metode Kontrasepsi Implant 1. Apakah Ibu tahu dan mengerti tentang kontrasepsi implant …? 2.
Ya
3.
Tidak
2. Jenis kontrasepsi apa yang ibu gunakan? a.
Pil
b.
Suntik
c.
Kondom
d.
AKDR (Kontrasepsi Dalam Rahim)
e.
Implant (Kontrasepsi Dalam Kulit Lengan Atas)
III. Pendidikan 1.
SD
2.
SMP
3.
SMA
4.
DIII dan PT
69
IV. Pendapatan Jumlah penghasilan ibu akseptor KB dalam sebulan adalah Rp. .....................
V. Pengetahuan Petunjuk : Isilah tanda (X) pada salah satu kolom jawaban dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. 1. Kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit lengan atas kepada ibu adalah pengertian dari: a. PIL b. Implant (alat kontrasepsi bawah kulit) c. AKDR (Alat kontrasepsi dala rahim) 2. Tujuan dari pemakaian alat kontrasepsi implant adalah: a. Untuk menambah kelahiran bayi. b. Untuk menjarangkan kelahiran bayi. c. Untuk Meningkatkan Jumlah Penduduk 3. Kapan sebaiknya dipasang alat kontrasepsi implant adalah: a. Setiap saat yang dibutuhkan b. Sebelum melahirkan c. Sesudah keguguran dan sesudah persalinan 4. Dibawah ini adalah wanita yang tidak dapat menggunakan implant, kecuali: a. Wanita yang sedang hamil b. Wanita usia subur c. Wanita dengan penyakit berat. 5. Wanita yang menggunakan kontrasepsi implant adalah: a. Wanita yang belum menikah b. Wanita yang sudah tua/pikun c. Wanita usia subur yang masih mendapat haid.
70
6. Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi implant adalah kecuali: a. Amenorea b. Spotting (bercak darah) c. Pendarahan yang tidak hentinya 7. Apa saja keuntungan dari pemakaian alat kontrasepsi implant adalah kecuali: a. Sangat efektif, karena pengembalian kesuburan yang cepat kembali. b. Tidak mengganggu produksi ASI c. Mahal dan menimbulkan perubahan pada pola haid. 8. Bentuk kelemahan dari alat kontrasepsi implant, kecuali: a. Mahal, menimbulkan perubahan pada pola haid. b. Pemasangan dan pencabutan harus dilakukan oleh tenaga terlatih. c. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. 9. Siapa saja yang boleh menggunakan jenis alat kontrsepsi implant: a. Wanita usia subur yang belum menikah b. Wanita usia subur yang sudah menikah c. Laki-laki 10. Cara kerja kontrasepsi implant adalah: a. Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya pembuahan sel telur. b. Mencegah tumbuhnya jerawat c. Mempercepat datangnya haid 11. Kontrasepsi implant digunakan dapat bertahan selalam beberapa tahun: a. 3 tahun b. 6 tahun c. 7 tahun 12. Kontrsepsi implant yang dipasang pada lengan terdiri dari: a. 2 batang kapsul b. 5 batang kapsul c. 7 batang kapsul
71
13. Apa Saja keuntungan dari pemakaian kontrsepsi implant adalah a. Lebih murah b. tidak mengganggu pola haid c. Tidak mengganggu produksi ASI 14. Pemasangan kontrsepsi implant dapat dilakukan oleh: a. Sendiri b. Dokter umum c. Tenaga terlatih atau bidan 15. Yang tidak boleh menggunakan kontrsepsi implant adalah: a. Wanita dengan riwayat kanker payudara b. Wanita dengan haid teratur c. Wanita dalam usia reproduksi
72
LEMBARAN JAWABAN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPULO KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH TAHUN 2013
Pengetahuan 1. B 2. B 3. C 4. B 5. C 6. C 7. C 8. A 9. B 10. A 11. A 12. A 13. C 14. C 15. A
73
SPSS OUT PUT
Frequencies Statistics
N
Valid
Umur 98
Pekerjaan 98
Jumlah Anak 98
0
0
0
Missing
Metode Kontrasepsi Implant 98
Pendidikan 98
Pendapatan 98
Pengetahuan 98
0
0
0
0
Frequency Table Umur
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
< 20 Tahun
9
9.2
9.2
21-35 Tahun
69
70.4
70.4
>36 Tahun
20
20.4
20.4
Total
98
100.0
100.0
Pekerjaan
Valid
PNS Pegawai Swasta Pedagang
Frequency 3
Percent 3.1
Valid Percent 3.1
19
19.4
19.4
2
2.0
2.0
IRT
74
75.5
75.5
Total
98
100.0
100.0
Jumlah Anak
Valid
Primipara
Frequency 30
Percent 30.6
Valid Percent 30.6
Multipara
61
62.2
62.2
Grande Multipara Total
7
7.1
7.1
98
100.0
100.0
Metode Kontrasepsi Implant
Valid
Frequency 47
Percent 48.0
Valid Percent 48.0
Tidak
51
52.0
52.0
Total
98
100.0
100.0
Ya
74
Pendidikan
Valid
Frequency 29
Percent 29.6
Valid Percent 29.6
Menengah
43
43.9
43.9
Tinggi
26
26.5
26.5
Total
98
100.0
100.0
Dasar
Pendapatan
Valid
Frequency 51
Rendah
Percent 52.0
Valid Percent 52.0
Tinggi
47
48.0
48.0
Total
98
100.0
100.0
Pengetahuan
Valid
Frequency 24
Percent 24.5
Valid Percent 24.5
Cukup
35
35.7
35.7
Kurang
39
39.8
39.8
Total
98
100.0
100.0
Baik
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Pendidikan * Metode Kontrasepsi Implant
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
Pendapatan * Metode Kontrasepsi Implant
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
Pengetahuan * Metode Kontrasepsi Implant
98
100.0%
0
.0%
98
100.0%
75
Pendidikan * Metode Kontrasepsi Implant Crosstab Metode Kontrasepsi Implant Ya Pendidikan
Dasar
Count
13.9
15.1
29.0
79.3%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
12.8%
45.1%
29.6%
6.1%
23.5%
29.6%
19
24
43
Count
20.6
22.4
43.0
% within Pendidikan
44.2%
55.8%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
40.4%
47.1%
43.9%
% of Total
19.4%
24.5%
43.9%
22
4
26
Count Expected Count
Total
29
20.7%
Expected Count
Tinggi
Ya 23
% within Pendidikan
% of Total Menengah
Tidak 6
Expected Count
Total
12.5
13.5
26.0
% within Pendidikan
84.6%
15.4%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
46.8%
7.8%
26.5%
% of Total
22.4%
4.1%
26.5%
47
51
98
Count Expected Count
47.0
51.0
98.0
% within Pendidikan
48.0%
52.0%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
100.0%
100.0%
100.0%
48.0%
52.0%
100.0%
% of Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Exact Sig. (2-sided)
22.883(a) 24.771 23.768
2 2
.000 .000
.000 .000 .000
21.965(b)
1
.000
.000
Exact Sig. (1-sided)
98
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.47. b The standardized statistic is -4.687.
.000
Point Probability
.000
76
Pendapatan * Metode Kontrasepsi Implant Crosstab Metode Kontrasepsi Implant Ya Pendapatan
Rendah
Count
Ya
16
35
51
26.5
51.0
% within Pendapatan
31.4%
68.6%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
34.0%
68.6%
52.0%
% of Total
16.3%
35.7%
52.0%
Count
31
16
47
22.5
24.5
47.0
% within Pendapatan
66.0%
34.0%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
66.0%
31.4%
48.0%
% of Total
31.6%
16.3%
48.0%
47
51
98
Expected Count
Total
Tidak
24.5
Expected Count
Tinggi
Total
Count Expected Count
47.0
51.0
98.0
% within Pendapatan
48.0%
52.0%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
100.0%
100.0%
100.0%
48.0%
52.0%
100.0%
% of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig. (2-sided) .001
10.377
1
.001
11.961
1
.001
Value 11.722(b)
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
11.602(c)
N of Valid Cases
98
1
.001
Exact Sig. (2-sided) .001
Exact Sig. (1-sided) .001
.001
.001
.001
.001
.001
.001
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.54. c The standardized statistic is -3.406.
Point Probability
.000
77
Pengetahuan * Metode Kontrasepsi Implant Crosstab Metode Kontrasepsi Implant Ya Pengetahuan
Baik
Count
3
24
12.5
24.0
% within Pengetahuan
87.5%
12.5%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
44.7%
5.9%
24.5%
% of Total
21.4%
3.1%
24.5%
Count
14
21
35
16.8
18.2
35.0
% within Pengetahuan
40.0%
60.0%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
29.8%
41.2%
35.7%
% of Total
14.3%
21.4%
35.7%
Count
12
27
39
18.7
20.3
39.0
% within Pengetahuan
30.8%
69.2%
100.0%
% within Metode Kontrasepsi Implant
25.5%
52.9%
39.8%
% of Total
12.2%
27.6%
39.8%
Expected Count
Total
Ya
21
Expected Count
Kurang
Tidak
11.5
Expected Count
Cukup
Total
Count Expected Count % within Pengetahuan % within Metode Kontrasepsi Implant % of Total
47
51
98
47.0
51.0
98.0
48.0%
52.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
48.0%
52.0%
100.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
20.540(a) 22.353 21.412
2 2
.000 .000
.000 .000 .000
17.132(b)
1
.000
.000
98
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.51. b The standardized statistic is 4.139.
.000
Point Probability
.000
78
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap
: Rahmah
Tempat / tanggal Lahir
: Samalanga /23 Agustus 1988
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswi
Alamat
: Jl. Indra Budiman Dsn. Tgk. Disayang Desa Lampulo Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh.
No. Hp
: 0852 6081 2244
Nama Orang Tua a. Ayah
: H Zakaria Hamid
b. Ibu
: Hj. Khamsiah
Pekerjaan Orang tua a. Ayah
: Wiraswasta
b. Ibu
: Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua
: Samalanga
Nama Suami
: T. Fakhrizal, ST
Riwayat Pendidikan a. SD Tahun 2000 b. SMP Tahun 2003 c. MAS Tahun 2006 d. AKBID Tahun 2010 e. Diploma IV U’Budiyah Banda Aceh Tahun 2013
Tertanda
(Rahmah)