HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP SIKAP KEBARAGAMAAN SISWA DI SD NEGERI CANGGAL KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : SUMARI NIM : 11408285
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: SUMARI
NIM
: 11408285
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Tarbiyah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “ Hubungan antara prestasi pendidikan agama Islam terhadap sikap Keberagamaan siswa SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung Tahun 2009/2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Peneliti
SUMARI NIM. 11408285
iv
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 323433-323706 Kode Pos 57021 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa : Nama
: SUMARI
NIM
: 11408285
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Hubungan antara prestasi pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan siswa SD Negeri Canggal,
Kecamatan
Candiroto,
Temanggung 2010 Untuk diujikan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga,
Juli 2008
Pembimbing
Drs.H. Alfred L , M.Si NIP. 19622810 199103 1 003
v
Kabupeten
ABSTRAK
Sumari, jurusan PAI pada Fakultas Tarbiyah ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2010. Judul skripsi “Hubungan antara prestasi pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan siswa SD Negeri Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupeten Temanggung 2010.” Adapun penerapan sikap keberagamaan dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri Canggal scara teori adalah sikap atau perbuatan keagamaan dalam kegiatan yang berhubungan dengan kaidah-kaidah agama Islam yang berkaitan dengan prestasi pendidikan agama Islam siswa dengan hupotesis bahwa sikap keberagamaan mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam, artinya simakin tinggi sikap keberagamaan semakin tinggi pula prstasi belajar pendidikan agama Islam siswa. Namun kenyataannya di SD Negeri Canggal berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terdapat hasil sebagai berikut tidak terdapat pengaruh yang positif dalam sikap keberagamaan terhadap nilai prestasi belajar pendidikan agama Islam, semakin aktif atau giatnya sikap kebergamaan siswa semakin meningkat pula prestasi belajar siswa SD Negeri Canggal ditolak berdasarkan nilai rxy mempunyai nilai observasi 0,000 jika dikonfermasi dengan 1% maupun 5% dari r (product moment) lebih kecil sehingga hipotesanya ditolak.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmmu pengetahuan bagi umat manusia. Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai
persyaratan untuk
menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di SD khususnya dan dunia pendidikan Islam pada umumnya. Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. 2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si. 3. Kepala SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto. 4. Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan merestui dalam keberhasilan skripsi ini. 5. Istriku tercinta yang telah memberikan dorongan materiil dan spirituil dalam proses studi. 6. Rekan Guru di SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto. 7. Siswa – siswi SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto. vii
8. Ananda tercinta. 9. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan mendorong vi sehingga penulisan skripsi ini selesai Tiada yang dapat penulis berikan atas semua bantuan yang telah diberikan kecuali untaian do’a yang tulus “Jazakumullah ahsanal jaza.” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiyah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Salatiga,
2010 Penulis
SUMARI
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3 E. Definisi Operasional ...................................................................... 3 F. Hipotesis ...................................................................................... 3 G. Metode Penelitian .......................................................................... 4 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 4 2. Penentuan Subyek Penelitian ....................................................... 5 3. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 6 4. Metode Analisis Data ................................................................ 8 H. Sistematika Penulisan .................................................................. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sikap Keberagamaan 1. Pengertian Shalat ................................................................. 13 2. Keutamaan Bersih dan Suci .................................................. 14 3. Syarat-syarat Sah Shalat ....................................................... 15 4. Rukun Shalat.......................................................................... 16 5. Dasar-dasar Pelaksanaan Shalat ............................................. 17 6. Syarat Wajib Shalat ............................................................... 18 7. Hal-hal yang membatalkan Shalat .......................................... 20 8. Cara Mengerjakan Shalat ....................................................... 21 B. Al Qur’an ...................................................................................... 21 C. Akhlak 1. Pengertian Akhlak .................................................................. 22 2. Tujuan Pendidikan Akhlak ..................................................... 25 3. Proses Terbentuknya Akhlak .................................................. 26 D. Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ...................................................... 35 2. Pengertian Teori-teori dan Prinsip Belajar ................................ 41 3. Prestasi Belajar ......................................................................... 44 E. Pendidikan Agama Islam 1. Dasar Pendidikan Islam ........................................................... 50 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................................... 50 3. Faktor Pendidikan Agama Islam ............................................... 51 4. Materi Pendidikan Agama Islam ................................................ 52 ixviii
5. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................... 56 BAB III PENYAJIAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya ...................................................................... 59 B. Keadaan Unsur Pendidikannya ..................................................... 59 1. Sekolah Sumber Siswa .............................................................. 59 2. Keadaan Guru-guru serta Tenaga Kependidikan ....................... 60 C. Struktur Organisasi ....................................................................... 62 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan .................................................................. 70 B. Analisis Lanjut ............................................................................. 72 C. Analisis Uji Hipotesis .................................................................... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 77 B. Saran-saran ................................................................................... 77 C. Kata Penutup ................................................................................. 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xix ix
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP SIKAP KEBARAGAMAAN SISWA DI SD NEGERI CANGGAL KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009/2010
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SUMARI NIM : 11408285
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 xi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: SUMARI
NIM
: 11408285
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Tarbiyah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “ Hubungan antara prestasi pendidikan agama Islam terhadap sikap Keberagamaan siswa SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung Tahun 2009/2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Peneliti
SUMARI NIM. 11408285
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama
: SUMARI
2. Tempat / tanggal lahir
: Temanggung, 12 Juli 1961
3. Pekerjaan
: Guru
4. Pendidikan
: D II
5. Agama
: Islam
6. Alamat rumah
: Muntung, Candiroto,Temanggung Jawa Tengah
Nama orang tua : 1. Ayah Pekerjaan 2. Ibu
: Amat Sukaeri : Tani : Sabini
Pekerjaan 3. Nama suami
: Tani : Rochimah
Pekerjaan
: Guru
Alamat rumah
: Muntung, Candiroto,Temanggung Jawa Tengah
Pendidikan : 1. MWB Ringinanom
Lulus Tahun 1972
2. PGAN 4 Tahun Parakan
Lulus Tahun 1976
3. PGAN 6 Tahun Parakan
Lulus Tahun 1979
4. D II Wali Songo Semarang
Lulus Tahun 1997
5. Masuk Program SI STAIN Salatiga
Tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya apabila keterangan saya ini palsu, maka saya bersedia dituntut di muka hakim.
Temanggung, 30 Juni
SUMARI xiii
2010
xiv vii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
:
Nama
: SUMARI
NIM
: 11408285
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga,
2010
Ketua
Sekretaris
_________________
_________________
xv
NIP.
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta, Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi dkk, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung Bumi Aksara. Aryani, Ayu Sekar dkk, 2004, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga. Azis, Erwati, 2003, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Solo, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,. Depag RI, 1984, Al-Qur’an Terjemahan, Jakarta, Pelita III. Depag RI, 2002, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Depdiknas, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Hadi, Sutrisno, 2001, Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta , Andi. Gie, The Liang, 1995. Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta, Liberty. Margono, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta. Nasution, 1982, Asas-Asas Kurikulum, Bandung, Jemmars. Nasution, 1984, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta, Bina Aksara. Nata, Abuddin, 1998, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Nata, Abuddin, 2006, Ahlak Tasawuf, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Nurdin, Safrudin, 2002, Guru Profesional dan Impolementasi Kurikulum, Jakarta, Ciputat Pers. Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta. 16
Syah, Muhibbin, 1995, Psikologi Belajar Sebagai Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin, 2005, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Surahmad, Winarno, 1982, Pengantar Interaksi Mengajar, Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung, Tarsito. Suryabrata, Sumadi, 1984, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Rajawali Pers. Winataputra, Udin S, 1993, Proses Belajar Mengajar yang Efektif, Jakarta, Bina Karya. Winataputra, Udin Sarifudin dkk, 1995, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. www.geogle.com, 11.48 Am, Ridwan 202 (06.08.51), Ketercapaian Belajar, 02 Juni 2008. www.siaksoft net, 17.00 Am, Setiawan, 2006, Pengertian Prestasi, 23 Mei 2008.
17
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Fauzan dengan nomer induk Mahasiswa 11408288 yang berjudul “Hubungan antara prestasi pendidikan agama Islam terhadap sikap Keberagamaan siswa SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung Tahun 2009/2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)
Salatiga, 25 September 2010/ 16 Syawal 1431 H Panitia Sidang Sekretaris
Ketua
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 1958082719831002
Dr. Ahmad Hariyadi, M.Pd. NIP. 1957011121992311005
Penguji I
Penguji II
Drs. H.A. Mahzumi, M.Ag. NIP. 195005151981031005
Roudin, M.Ag NIP. 19730526199031005
Dosen Pembimbing
Drs. H. Alfred L, M.Si NIP. 196228101991031003 18
19
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penilaian bertujuan memperoleh data mengenai pencapaian tujuan hasil belajar yang menuju ketingkat kemampuan dan keberhasilan
siswa
dalam
pencapaian
tujuan-tujuan
pembelajaran serta mengukur atau menilai pengalaman belajar, kegiatan belajar dan metode mengajar Pendidikan Agama Islam yang dipergunakan dan biasa disebut prestasi belajar . Dalam penilaian pendidikan agama Islam berdasarkan PP 74 tentang prosedur operasional standar atau yang disebut POS tingkat sekolah dasar penilaian pendidikan agama Islam selain penilaian akademik, paktik masik ada penilaian yang bersifat afektif dimana pada pelompk ini sebenarnya ada empat yang harus dinilai yaitu satu kelompok pendidikan agama Islam dan akhlak mulia, dua kelmpok kewarganegaraan, ketiga kelompok estetika dan keempat kelompok pendidikan olah raga jasmani dan kesehatan. Pada penulisan ini dititik beratkan pada kelompok satu
dan penulis
sipulkan pada sebuah judul”
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA SD NEGERI
CANGGAL
KEC.
TEMANGGUNG 2009/2010 1
CANDIROTO
KAB.
2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang melatar belakangi penelitian ini fokusnya, “Sejauhmana sikap keberagamaan siswa terhadap prestasinya, adapun fokus ini penulis jabarkan kedalam 3 sub fokus sebagaimana berikut : 1. Bagaimana hasil prestasi
belajar PAI siswa
SD Negeri
Canggal ? 2. Bagaimana sikap keberagamaan siswa SD Negeri Canggal ? 3. Sejauhmana sikap keberagamaan siswa terhadap prestasinya siswa SD Negeri Canggal ? C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dalam mendiskripsikan
penelitian
ini
adalah untuk
prestasi Pendidikan Agama Islam dengan
sikap keberagamaan siswa SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temangung 2.Tujuan khusus Ada 2 tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu : a. Untuk mendiskrisikan hasil belajar PAI siswa SD Negeri Canggal b. Untuk mendiskripsikan sikap keberagamaan siswa SD Negeri Canggal
3 c. Untuk mendiskripsikan sikap keberagamaan siswa terhadap prestasinya siswa SD Negeri Canggal D. Manfaat Penelilian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis a.Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pembiasaan ibadah siswa b.Manfaat Praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai parameter program prestasi belajar PAI siswa E. Definisi Operasional 1. Sikap ; adalah Perbuatan berdasarkan pendirian pendapat atau keyakinan; ( Poerwodarminto.1984; 944 ) 2.
Keberagamaan ; Dimaksudkan keberagamaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan kaidah-kaidah agama Islam
3. Prestasi belajar ; Nilai yang diperoleh siswa pada kurun waktu pelajaran 2009/2010 F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data
4 yang
dikumpulkan,
sehubungan
denagn
itu
penulis
merumuskan Hipotesis sebagai berikut : “ Sikap keberagamaan mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam” artinya semakin tinggi sikap keberagamaan semakin tinggi pula pretasi belajar pendidikan agama Islam siswa. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal maka penulis mempergunakan pendekatan kuantitatif. Menurut (Borg dan Gall : 1989) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random , penelitiabersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Prof Dr Sugiyono: 2008. 14 Dalam penelitian ini prestasi pendidikan agama Islam sebagai variabel terikat sedangkan sikap keberagamaan siswa sebagai variabel terikat. Untuk itu sebagai bahan penulisan skripsi ini diperlukan pengumpulan data dengan metode-metode sebagai berikut :
5 a. Metode penentuan subyek b. Metode pengumpulan data c. Metode analisis data 2. Penentuan Subyek Penelitian a. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit-unit yang cirri-cirinya akan diduga (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989 : 152 ) Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi. Oleh akrena subyeknya meliputi semua yang terdapat didalam populasi (Suharsimi Arikunto, 1983 : 91 ) Dalam penelitian ini obyek populasi diteliti, hasilnya dianalisa, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SD Negeri Canggal Unit Pelaksana Teknis Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung. b. Sampel Sampel adalah : Bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan teknik tertentu (Muh Ali, 1985 : 54 ).
6 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto : Sekedar ancer-ancer jika kurang dari 100 lebih baik diambil semua/ populasi selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih ( Suharsimi Arikunto, 1983 : 94 ) Atas dasar ketentuan tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah 100 % dan jumlah sample penilis tetapkan sebanyak 25 % dari jumlah populasi yang ada. 3.Teknik pengumpulan data Pengumpulan
data
pada
penelitian
ini
dengan
menggunakandua sumber : a. Library Research, yaitu digunakan untuk menyusun landasan teori dengan menggunakan beberapa buku literatur yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini menggunakan metode induktif, deduktif dan komparatif. b. Field Research, yatu mengumpulkan data tentang keadaan lapangan yang menjadi objek penelitian,
dengan
menggunakan
metode
sebagai berikut : 1). Metode angket Metode angket adalah merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
7 memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ingin diketahui (Suharsimi Arikunto, 1993 : 102 ). Angket ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari siswa tentang gaya mengajar guru, dengan mengisi angket yang telah disediakan. 2).Metode Observasi Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh indera (Suharsimi Arikunto, 1993 : 126). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dengan mengamati langsung terhadap obyek penelitian, interaksi siswa dengan para guru. 3).Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variable yang berupa transkrip, catatan buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya ( Sutrisno Hadi, 1989 : 202 ). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data lengkap mengenai keadaan SD Negeri Canggal, mulai dari tenaga pengajar, keadaan siswa dan sebagainya.
8 4).Metode interview/wawancara Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian (Sutrisna Hadi,1989 : 193). Metode interview merupakan metode yang cukup baik karena dengan interview akan diketahui tanggapan,
pendapat,
keyakinan,
perasaan,
motivasi maupun reaksi dari interviewer dalam interview ini dengan cara tidank terstruktur. Dan interview ini Kepala Sekolah, guru Agama, guru kelas dan penjaga sekolah. 5).Metode Analisis Data a).Analisis Pendahuluan Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisa kuantitatif. Riset kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan pada penyususnan teori yang didimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris ( Redja Mudyahardjo, 2002 : 164 )
Dalam hali ini analisi dat kuantitatif lebih mengacu pada ststistik deskriptif yang dalam penelitian ini akan berfungsi untuk menyajikan
9 gambaran singkat tentang kolerasi yang signifikan antara sikap keberagamaan siswa terhadap prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Canggal tahun pelajaran 2009/2010. Dengan data yang diperoleh maka penulis melakukan analisis melalui pengolahan data penelitian yang telah diperoleh. Adapun data tersebut diambil dari hasil angket yang diajukan kepada responden. Penilaian dengan memberikan score sebagai berikut : 1) Menjawab a mendapatkan nilai 4 (baik ) 2) Menjawab b mendapatkan nilai 3 (cukup) 3) Menjawab c mendapatkan nilai 2 (sedang) 4) Menjawab d mendapatkan nilai 1 (kurang) b. Analisis Uji Hipotesis Menggunakan rebilitas item-item dengan teknik pengelompokan data anatara variable gaya mengajar (
x
) dan motivasi belajar (
dikolerasikan
dengan
rumus
y
) kemudian
korelasi
product
moment. Adapun rumus yang dipakai adalah rumus kolerasi product moment sebagai berikut :
10 Dimana : rxy N ∑xy ∑x ∑y
= Angka indeks korelasi “r” product moment = Number of cases = jumlah hasil kali anatara skor x dan skor y = jumlah seluruh skor x = jumlah seluruh skor y ( Anas Sudijono, 1987 : 193 )
Adapun Analisis lebih lanjut akan penulis uraikan pada pembahasan hasil penelitian dan uji hipotesis pada bab IV. c.Interpensi hasil penelitian Dalam interprestasi hasil penelitian ini penulis menggunakan
koefisien
determinasi
untuk
mengetahui seberapa jauh kekuatan hubungan anatar variable predictor dan variable criterion. Setelah mengetahui hasil dari angka korelasi dari “r” product moment selanjutnya dimasukkan pada rumus koefisien determinasi yaiyu r2 yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi. Koefisien korelasi anatar variable X dan variable Y ditunjukkan dengan angka yang dapat berkisar dari -1 sampai +1. Simbul yang digunakan ialah huruf r. koefisien deternimasi ( coefficient of determination). ( Soehardi Sigit, 2001 : 135 ) H. Sistematika Penulisan Dalam sistematika pembahasan skripsi ini penulis akan menyampaikan urut-urutan yang akan disajikan dalama skripsi ini. Bagian formalitas berisikan halaman judul, halaman nota dinas, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi. BAB I
PENDAHULUAN
11 Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustakan, hipotesis, variable penelitian, metode penelitian, interprestasi data, dan sistematika pembahasan. BAB II
PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Berisikan kajian teoritik
yang
memuat
beberapa
permasalahan : A. Tinjauan tentang Prestasi belajar meliputi : pengertian belajar, pengertian teori-teori dan prinsip belajar, prestasi belajar B. Sikap Keberagamaan siswa memuat ; Karakteristik aqidah akhlak, fungsi aqidah akhlak, tujuan aqidah akhlak C. Pendidikan Agama Islam Berisikan pembahasan mengenai : pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar Pendidikan Islam, faktor Pendidikan Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama Islam, dan materi Pendidikan Agama Islam SD. BAB III
LAPORAN PENELITIAN Menguraikan Gambaran Umum SD Negeri Canggal Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung Tahun pelajaran 2009/2010. Dalam hal ini diuraikan aspek-
12 aspek yang terkait dengan letak dan keadaan geografis, sejarah singkat berdirinya, keadaan guru dan muridnya, struktur organisasinya, fasilitas pembelajaran. Data khusus, yang meliputi data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap keberagamaan siswa.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN UJI HIPOTESIS Membahas tentang masalah pokok/inti, yaitu mengenai hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan siswa di SD Negeri Canggal Candiroto tahun pelajaran 2009/2010.
BAB V
PENUTUP Berisikan kesimpulan dari penelitian dalam skripsi, saran-saran dan penutup. Bagian akhir dari pembahasan skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sikap Keberagamaan 1. Pengertian Shalat Pengertian shalat adalah “Sembahyang” 6 ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan, beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam dengan syaratsyarat tertentu atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai dengan ucapanucapan tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula “Salat ialah ibadat yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta’ala dan disudahi dengan memberi salam” .Manusia mempunyai kesadaran batin, maka semua gerak tingkah lakunya, seharusnya mempunyai kontak dengan batinnya. Ibadah selain berfungsi untuk berbakti kepada Allah, juga membawa efek kesucian lahir batin, menjadikan orang baik yang jauh dari noda-noda kejahatan. Dengan penghayatan ibadah diharapkan sistem nilai yang menyangkut keimanan berpadu dengan system
norma
yang menyangkut syari’at yang di dalamnya termasuk ibadah. Nilai-nilai iman yang dihayati dengan ibadah akan menebalkan iman dan norma-norma syari’at termasuk didalam ibadah. Jika
13
14 dihayati
dengan
baik,
akan
membawa
kesucian
yang
berpengaruh pada moral. Seperti dalam Al Qur’an
surat Al Mukminun 1-2
berbunyi :
قد ا فلح ا لمؤ منو ن الذ يه هم في صلو تهم خا ثعو ن Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalat mereka” (Ahmad Tohaputra,1984;526 ) Dengan shalat yang baik dan benar akan tercipta kepribadian muslim yang sesuai dengan tujuan beragama Islam. Kepribadian merupakan susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis
dalam
diri
suatu
individu
yang
menentukan
keunikannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2. Keutamaan Bersih dan Suci Sebelum Shalat Bersuci ialah membersihkan badan, pakaian, tempat atau benda-benda lain dari najis atau hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syari’at Islam. Dengan demikian bersuci ada dua macam yaitu bersuci dari najis dan bersuci dari hadas baik hadas kecil seperti buang air kecil, buang air besar maupun hadas besar seperti junub. Bersuci dari najis berlaku pada badan, pakaian dan tempat, sedangkan bersuci dari hadas khusus pada badan seperti wudhu, mandi dan tayamum sebagai pengganti wudhu atau mandi.
15 Menurut H. Mudjahid (1997:34) bersuci dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Membersihkan diri dari kotoran dan najis dengan cara menghilangkannya dari badan, pakaian atau tempat yang terkena
najis dengan menggunakan alat-alat bersuci
seperti air, tanah dan sebagainya. b. Membersihkan diri dari hadas kecil dengan wudhu, dan dari hadas besar dengan mandi atau tayamum sebagai pengganti wudhu dan mandi. c. Membersihkan diri dari yang memburukkan pemandangan seperti
menggunting
tambut,
kuku,
Laranganari-ari,
Laranganketiak, dan lain sebagainya. d. Membersihkan gigi dari segala macam kotorannya. e. Membersihkan
diri
dari
dosa
dan
kesalahan
dan
membersihkan jiwa perangai yang keji melalui bertaubat. 3. Syarat-syarat Sah Shalat a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Dalam pelajaran ditingkat Sekolah Dasar biasanya disebutkan dengan istilah thaharah.sebagaimana yang dikemukakan Anshori Umar Thaharah menurut bahasa, artinya bersih, sedangkan menutut syara, thaharah berarti sucinya mushalli ( orang
16 yang shalat ), badannya , pakaiannya dan tempat shalatnya dari najis seperti kentut“ (Anshori Umar, 1986; 82 ) b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis. c. Menutup aurat d. Mengetahui masuknya waktu shalat. e. Menghadap ke kiblat (Ka’bah) 4. Rukun Shalat a. Niat, terbagi dua : 1) Asal makna niat adalah “menyengaja” suatu perbuatan, dengan adanya kesengajaan ini, perbuatan dinamakan ikhtiari (kemauan sendiri, bukan dipaksa). 2) Niat pada syara’ yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah agar supaya diridhai-Nya. b. Berdiri bagi orang yang kuasa. Bagi orang yang tidak kuasa berdiri ia boleh shalat dalam keadaaan duduk, kalau tidak kuasa duduk, ia boleh berbaring, dan kalau tidak kuasa berbaring, boleh terlentang. c. Takbiratul-ihram d. Membaca surat Fatihah e. Ruku’ serta tuma’ninah (berdiam sebentar). f. I’tidal serta tumaninah (berdiam sebentar). Artinya berdiri betul kembali seperti pada ketika membaca Al-Fatihah g. Sujud dua kali serta tuma’ninah (berdiam sebentar)
17 h. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah i.
Duduk akhir
j.
Membaca tasyahud akhir
k. Membaca salawat atas Nami Muhammad SAW. l.
Memberi salam yang pertama (ke kanan).
m. Menertibkan rukun. 5. Dasar-dasar pelaksanaan shalat Allah berfirman dalam surat Al Ankabut sebagai berikut ;
ا ٌ ا نصال ة تُٓٗ عٍ ا نفحشب ء ٔ ا نًُكش ٔ نز كش ا هلل أ كبش Artinya: Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, dan sungguh Allah itu adalah lebih utama. Al Ankabut. 45 (Ahmad Tohaputra, 1984; 635 ) Sedang firmannya yang lain tersebut surat Al Baqarah adalah sebagai berikut :
ٔ ا قيًٕ ا ا نصال ة ٔ ا تٕ ا ا نز كب ة Artinya : Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat. Al Baqarah. 110 (Ahmad Tohaputra, 1984; 30 ) Dalam hal shalat ini rasulullah saw bersabda :
ّفش ضت ا نصال ة عهٗ ا نُبٗ صهٗ ا هلل عهيّ ٔ صهى نيهت أ صش ٖ ب خًضيٍ ثى َقصت حتٗ جعهت خًضب ثى َٕ د ٖ يب يحًذ اَّ ال يبذ ل ا سِٔ أ حًذ ٔانُضبئ ٔتش يز
ٍنقٕ ل نذ ٖ ٔ اٌ نك بٓز ِ ا نخًش خًضي ٖٕصحى
18 Artinya: Shalat itu difardlukan atas Nabi saw pada malam diisra’kan sebanyak lima puluh kali dikurangi hingga lima,lalu ia dipanggil: Hai Muhammad ! putusanku tidak dapat diobah lagi, dan dengan shalat lima waktu ini, kau tep mendapat ganjaran limapuluh kali, HR Ahmad,Nasa’I danturmudzi yang menyatakan sahnya (Sayyid Sabiq,1981;157 ) Atas dasar firman Allah dan sabda rasulullah diatas maka shalat fardu / wajib ada 5 waktu bagi orang Islam yang tidak berhalangan wajib melaksanakannnya 6. Syarat-syarat Wajib Shalat Adapun syarat-syarat wajib shalat adalah sebagai berikut : a. Islam Orang yang tidak Islam tidak wajib untuk mengerjakan shalat, karena meskipun dikerjakan tidak sah juga. Namun justru akan mendapat siksaan nanti di akhirat, sebab ia tidak shalat dan ia dapat mengerjakan shalat dengan jalan masuk Islam terlebih dahulu. Seperti orang kafir, apabila mereka masuk
Islam
tidak diwajibkan
mengqada shalat sewaktu mereka belum Islam, begitu pula puasa dan ibadah-ibadah lainnya, tetapi amal kebaikannya sebelum masuk Islam tetap akan mendapat pahala. b. Suci dari Haid dan Nifas Bagi muslimah yang sedang dalam keadaan berhalangan bulan yaitu haid atau sedang nifas maka tidak berkewajiban
untuk
melakukan
sebagaimana sabda rasul
sholat
sebagaimana
19
ا نيش ا ر ا حب ضت نى تصم ٔنى تصى
Artinya : “ Bukankah wanita itu tidak melakukan shalat dan puasa bila sedang haid ?” selanjutnya pada yang lainnya di sebutkan
ٕٔ عٍ يعب ر قب ل صأ نت عب ئثت فقهت يب بب ل ا نحب ئص تقضٗ ا نص تقضٗ ا نصال ة قب نت كب ٌ يصيبُب ر نك يع س صٕ ل ا هلل و ٔال صهٗ ا هلل عهيّ ٔ صهى فُٕء يش بقضب ء ا نصٕو ٔال َٕء يش بقضب ء ا نصال ة Artinya ; “ Dan dari mu’adz ra. Katanya: Pernah saya bertanya kepada “Aisyah ra, saya tanyakan : “ Kenapa wanita haid itu harus mengganti puasanya, sedang shalatnya tidak ? “ Maka di jawab “ Kami memang pernah terkena seperti itu semasa hidup Rasulullah saw. Namun kami (hanya) disuruh mengganti puasa, dan tidak disuruh mengganti shalat Dan berikutnya juga masih berkaitan yaitu ;
ٔ عٍ ا و صهًت س ضٗ ا هلل عُٓب قب نت كب َت ا نًش ا ة يٍ َضب ء ا نُبٗ صهٗ ا هلل عهيّ ٔ صهى تقعذ فٗ ا ّنُفب س ا سبعيٍ نيهت ال يأ يش ْب ا نُبٗ صهٗ ا هلل عهي ٔ ا نّ ٔ صهى بقضب ء صال ة ا نُفب س Artinya: “ Dan Ummu Salamah ra. Ia mengatakan : “ Salah seorang
istri Nabi saw. Mengalami
nifas empat puluh malam, sedang Nabi saw.
20 Tidak menyuruh mengganti shalat( yang tertinggal selama nifas ) ( Anshori Usman,1981; 152 ) c. Berakal d. Baliq (dewasa) Umur dewasa dapat ditandai dengan : 1) Cukup berumur lima belas tahun 2) Keluar mani. 3) Mimpi bersetubuh 4) Mulai keluar haid bagi perempuan. e. Telah sampai dakwah. Orang yang belum menerima perintah (ajaran agama) tidak dituntut dengan hukum. f. Melihat atau mendengar. Melihat atau mendengar menjadi syarat wajib shalat walau pada suatu waktu untuk kesempatan mempelajari hukum-hukum syara’, orang buta dan tuli sejak dilahirkan, tidak dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syara’. g. Jaga/ lupa 7. Hal-hal yang Membatalkan Shalat a) Meninggalkan salah satu rukun atau memutuskan rukun sebelum sempurna dengan sengaja, umpanya I’tidal sebelum sempurna ruku’.
21 b) Meninggalkan salah satu syarat, seperti : berhadas, kena najis baik badan atau pakaian, dan terbuka aurat. c) Berbicara dengan sengaja bukan untuk kemaslahatan. d) Banyak bergerak. e) Makan atau minum 8. Cara Mengerjakan Shalat a. Berdiri sambil menghadap ke kiblat. b. Melakukan takbiratul ihram. c. Membaca Surat Al-Fatihah. d. Membaca Surat atau ayat Al Qur’an. e. Ruku’ dengan tuma’ninah (tenang) tidak tergesa-gesa. f. I’tidal serta tuma’ninah g. Sujud dengan tuma’ninah. h. Duduk antara dua sujud dengan tuma’ninah. i.
Sujud yang keda dengan tuma’ninah.
j.
Duduk tasyahud awal
k. Bacaan tasyahud awal. l.
Bacaan tasyahud akhir.
m. Membaca salam ke kanan dan ke kiri. B.
Al Qur’an Al Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Al Qur’an adalah “ masdar “ yang diartikan dengan arti isim maful, yaitu “maqru= yang dibaca”. Sedang menurut istilah ahli agama adalah ; Nama bagi kalamullah yang diturunkan
22 kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mashaf. Secara ringkasnya, dapat dikatakan, bahwa Al qur’an itu wahyu illahi yang
diturunkan
kepada
nabi
Muhammad
SAW,
yang
disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir. Allah menurunkan Al qu’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia. C.
Akhlak 1) Pengertian Akhlak. Pendidikan akhlak sama dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan budi pekerti dan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Untuk mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan yang sebenarnya dari pendidikan, bukan berarti kita tidak mementingkan pendidikan jasmani atau ilmu apapun segi – segi praktis lainnya, tetapi artinya bahwa kita memperhatikan segi - segi pendidikan adalah seperti juga segi – segi lainnya. Tentang pengertian akhlak akan diperjelas sebagai berikut : Pengertian akhlak adalah berasal dari bahasa arab jama’ dari kata khuluq, yang berarti budi pekerti, moral atau akhlak yang mengandung persesuaian serta hubungan antara kholik dengan makhluk. Al Ghozali mengatakan dalam kitabnya Ihya’ulumuddin, bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang timbul dari padanya perbuatan – perbuatan dengan
23 mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran, sehingga keadaannya menjadi kebiasaan. ( Yunahar Ilyas, 2002; 1 ) Adapun pengertian khuluq disini sifat yang tercantum dalam jiwa, dari padanya lahirlah perbuatan yang mudah dan gampang, tanpa perlu dipikirkan dan dipertimbangkan. Apabila keadaan yang murni itu menimbulkan perbuatan yang baik atau terpuji menurut akal itu dinamakan akhlak yang baik san apabila keadaan yang murni itu menimbulkan perbuatan yang jelek maka dinamakanakhlak yang buruk. Dan akhlak itu akan diwujudkan akhlak yang dalam perbuatan sehari – hari dimana manusia itu hidup untuk mengetahui baik buruknya akhlak seseorang maka dapat dilihat perbuatannya, gerak geriknya dari segi lahiriah. Kemungkinan terjadi seseorang yang mempunyai sikap
baik,
tetapi
dia
tidak
dapay
berbuat
karena
ketidakmampuannya dan sering pula terjadi orang yang berbuat baik karena sesuatu hal yang lain, bukan karena sikap batinnya yang ikhlas. Misalnya : Ada orang yang jatuh dari kendaraan, kemudian ada orang lain yang menolong dan kemungkinan orang yang menolong itu hendak mengambil manfaat dari orang yang ditolong itu, maka yang demikian bukanlah yang dinamakan akhlak yang baik.
24 Sedangkan pengertian akhlak menurut Al Ghozali, beliau mengatakan sebagai berikut :
ا نخهق عبب س ة عٍ ْيئت انُش ال صحت عُٓب تصذ س اال فعب ل بضٓش نت ٔ بشش فٗ غيش حب جت ا نٗ فكش ٔ س فيت Artinya : Akhlak adalah suatu bawaan sifat jiwa yang dari padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran terlebih Jika anak sudah memiliki nilai –
nilai akhlak
sebagaimana yang digambarkan oleh para ahli diatasm niscaya ia akan mampu membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. Ada ahli lain
yang memberikan pengertian tentang
akhlak yaitu bahwa akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan.antara hati nurani dan pikiran(Zakiyah Daradjat,1995;10 ) Dengan demikian akhlak ialah menangnya keinginan dari beberapa keinginan seseorang dengan langsung berturut – turut, lebih lanjut bahwa akhlak itu bisa dilihat yang disebut kelakuan / muamalah, sedang yang tidak kelihatan disebut budi, jadi kelakuan adalah gambaran dan bukti adanya akhlak. Dan sebagai pembinaan Akhlak dan pendidikan agama Zakiah Daradjat mengemukakan sebagai berikut :
25 “Sesungguhnya sumber akhlak yang paling utama adalah agama, karena akhlak merupakan cermin dari keadaan keimanan yang terpantul dalam kehidupan sehari-hari. Setelah kita melihat dari kedua penyampaian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang mempersoalkan baik dan buruk, perkataan dan perbuatan seseorang, baik lahir maupun batin serta mengatur dan memberi petunjuk di dalam pergaulan antar sesama manusia. 2) Tujuan Pendidikan Akhlak Segala sesuatu pasti mempunyai arah dan tujuan yang telah pasti, sesuai dengan hal ini bahwa pendidikan akhlak mempunyai tujuan juga, antara lain : Menurut Prof. Ahmad Amin, beliau memberikan pengertian, bahwa : Akhlak sama dengan etika, sedang menurut dia tujuan etika bukan hanya untuk mengetahui pandangan (theory) bahkan setengah dari tujuannya, ialah mempengaruhi dan mendorong kehendak kita, supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebiasaan dan kesempurnaan dan memberi faedah kepada sesame manusia. Maka etika itu ialah mendorong kehendak agar berbuat baik, akan tetapi ia tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian manusia. Pada dasarnya pendidikan akhlak merupakan bagian dari pendidikan agama, oleh karena itu para ahli pendidikan
26 Islam telah sepakat, bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadlilah (keutamaan), mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan kehidupan yang suci seluruhnya, jujur dan ikhlas.( .Ahmad Amin, 1992, 18 ) Firman Allah SWT berbunyi :
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar – benar berbudi pekerti yang agung (Q.S. Al qalam, ayat 4)” 3) Proses terbentuknya akhlak pada anak Semenjak kecil melalui sosialisasi kepada seseorang telah ditanamkan nilai- nilai kebudayaan umumnya dari nilai – nilai etika pada khususnya. Mereka dididik dalam laku perbuatan yang dianggap dan dipandang baik dan dijauhkan dari laku perbuatan yang dianggap dan dipandang kurang baik, didikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
27 a) Faktor keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertama – tama menerima pendidikan dari orang tuanya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasardasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini akan lebih peka terhadap pengeruh pendidikan. Maka dalam hal ini yang harus diperhatikan membiasakan laku perbuatan yang baik di dalam keluarga, karena semua bentuk tingkah laku orang tua akan ditiru oleh anaknya, baik dalam pergaulan hidup maupun dari cara mereka berbicara, bertindak dan sebagainya. Maka sangat penting dalam kehidupan keluarga harus dijaga, agar suatu keluarga itu selalu dalam keadaan yang tentram, sehingga anak akan betah tinggal dirumah dan mudah untuk mendidiknya serta mudah untuk diawasi. Selain itu keluarga seharusnya menghargai pendapat dari anak serta menerima pribadinya secara utuh, dengan demikian anak merasa kerasan tinggal di rumah kalau situasi rumah mau menerima dan menghargai pribadinya. Disamping itu pendidikan moral lebih baik diberikan
sejak
anak
masih
kecil,
dengan
jalan
membiasakan kepada peratura – peraturan dan sifat – sifat
28 yang baik sesuai dengan nilai – nilai ajaran Islam. Orang tua seharusnya menyadari, bahwa kehadiran anak itu merupakan amanah yang harus dididik dengan baik juga memeliharanya,
karena
besok
akan
dimintai
pertanggungan jawab, sebagaimana ditegaskan dalam Al Qur’an surat Al Tahrin ayat 6:
Artinya : Hai orang – orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Dengan demikian pendidikan akhlak di dalam keluarga dapat betul – betul dilaksanaka, dengan harapan anak– anaknya kelak akan menjadi manusia dewasa yang bermoral tinggi dan berbudi pekerti yang luhur. b) Faktor Sekolah Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, karena makin besar kebutuhan, maka orang tua mengerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga pendidikan (sekolah), hal ini berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Oleh karena sekolah hendaknya diusahakan menjadi suatu
lapangan
yang
baik
bagi
pertumbuhan
dan
29 perkembangan mental serta moral anak didik di sepanjang tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Maka tugas guru dan semua staf yang bersifat keagamaan memberikan pendidikan budi pekerti serta dasar – dasar ilmu pengetahuan. Pendidikan budi pekerti yang bersifat keagamaan yang diselenggarakan di sekolah, haruslah merupakan lanjutan, setidak – tidaknya sangat bertentangan dengan hal – hal yang diberikan dalam keluarga. Akibat dari perbedaan yang diberikan antara di rumah dan di sekolah, kemungkinan akan menjadikan fatal terhadap pengetahuan anak, atau kemungkinan anak akan bingung dalam memilih. “ Si anak akan diharapkan pada pertentangan nilai – nilai, mereka akan bingung dan kemungkinan akan timbul rasa tidak percaya pada kedua badan tersebut.” Mengingat sekolah merupakan tempat pembentukan sikap social anak, maka sebagaimana yang diterangkan oleh Prof. Dr. Azis Gunssy : “ Bahwa sekolah adalah tempat untuk belajar, mencari berbagai ketrampilan dan untuk membentuk sikap social yang penting untuk menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan social yang lebih luas lagi. Dengan demikian bahwa sekolah mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk membentuk sikap social anak. Oleh karena itu hendaklah segala sesuatu yang berhubungan dengan
30 pendidikan dan pengajaran dapat membawa anak – anak didik kepada pembinaan mental yang sehat, moral yang tinggi dan pengembangan bakat sehingga anak – anak dapat lega, tenang dalam pertumbuhan dan jiwanya tidak goncang, kegoncangan jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh tingkah laku yang kuranbg baik. Untuk menghindari itu, seorang guru harus menjadi tauladan bagi murid – murid dalam bertindak dan berbuat. Setelah laku perbuatan pada anak (contoh : Makan, bekerja, menolong teman dan sebagainya) setiap hari dan berulang – ulang kali, dengan sengaja anak itu disuruh berbuat dan berlaku menurut norma – norma ketentuan agama, disamping itu ia mengalami sendiri (melihat, mendengar dan merasakan) yang dilakukan dalam lingkungannya. Perbuatan yang dibiasakan itu suatu ketika menjadi kebiasaan yang mendarah daging, membentuk suatu tabiat. Tabiat itu akhirnya memancarkan kemauan yang melahirkan laku perbuatan yang telah tertanam padanya. Seperti apa yang dikatakan Kant sebagai berikut : “Kemauan menetapkan keputuasan, menggerakkan laku perbuatan, sehingga terwujud tujuan. Bagi Kant kemauan yang baik menetapkan keputusan yang baik. Menggerakkan
31 laku perbuatan yang mewujudkan laku perbuatan yang baik pula, sebaliknya dengan kemauan jahat” . Sedangkan menurut Al Ghozali, beliau mengatakan : “Jika seorang bapak membiasakan yang baik – baik kepada anaknya dan mengajarkan yang baik itu kepadanya anak itu akan tumbuh di atas kebaikan tersebut dan selamat sentosa di sunia dan akhirat. Dari beberapa pendapat para ahli yang tertera di atas kemudian dapat disimpulkan bahwa terbentuknya akhlak pada anak itu timbul dari dalam jiwa mereka. Kemudian keluar dalam laku perbuatan atau berupa ucapan, karena mereka lebih dahulu mendapatkan kebiasaan – kebiasaan yang mereka lakukan, baik pengaruh itu di timbulkan oleh lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah, sehingga bentuk tingkat laku ataupun ucapan itu dengan medah keluar tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan lebih dahulu. Materi aqidah akhlak adalah salah satu bidang studi yang membahas tentang ajaran Islam dalam segi Aqidah Akhlak yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam secara keseluruhan yang membahas dan memberi bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini, serta bersedia mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari.
32 c) Karakteristik Materi Aqidah Akhlak Kompetensi yang dikembangkan dalam lingkungan madrasah adalah menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup,
menguasaan
kemampuan
akademik,
seni
dan
pengembangan kepribadian. Berdasarkan kompetensi tersebut maka pembelajaran agama Islam SD dijadikan sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat. Pendidikan
agama
Islam
meliputi
Aqidah
Akhlak, Qur’an Hadits, Figih, sejarah kebudayaan Islam. Materi tersebut dijadikan sebagai landasan pengembangan nilai spiritual masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh : perilaku baik buruk manusia dipelajari dalam materi Aqidah Akhlak. Pembelajaran
aqidah
akhlak
di
Madrasah
Ibtidaiyah sebagai bagian yang terintegrasi dari pembelajaran Agama Islam merupakan salah satu faktor yang menentukan pembentukan kepribadian siswa dalam kehidupan sehari-hari, secara substansial materi aqidah akhlak memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan sikap dan perilaku masing-masing.
33 d) Fungsi Aqidah Akhlak Fungsi pelajaran aqidah akhlak di Sekolah Dasar adalah : 1).
Pengembangan, ketaqwaan
yaitu
siswa
meningkatkan
kepada
Allah
keimanan
SWT
yang
dan telah
ditanamkan di lingkungan keluarga. 2).
Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3).
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
atau
membahayakan
dari diri
budaya siswa
lain dan
yang
dapat
menghambat
perkembangannya menuju Indonesia seutuhnya. 4). Pengajaran,
yaitu
menyampaikan
ilmu
pengetahuan
tentang keimanan dan akhlak. e) Tujuan Aqidah Akhlak Tujuan pendidikan aqidah akhlak adalah menjadikan manusia yang berkelakuan baik terhadap Allah SWT serta lingkungan dan sekitarnya termasuk kelakukan baik terhadap sesama. Melalui pembelajaran aqidah akhlak di sekolah diharapkan siswa mampu memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan norma yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
34 Perilaku yang baik didukung dengan adanya beberapa faktor yaitu keimanan dan pengetahuan tentang akhlak yang baik. Faktor tersebut mendorong manusia untuk berbuat baik bahkan pengetahuan aqidah akhlak telah ditanamkan sejak dini pada diri masing-masing dengan harapan dapat berpengaruh pada perilakunya, tetapi anggapan tersebut belum sepenuhnya benar karena belum tentu penanaman akhlak yang baik sejak dini menjadikan manusia untuk selalu berbuat baik. Melalui pembelajaran yang mengaktifkan perilaku siswa diharapkan dapat tercermin sikap dan perilaku masing-masing siswa sehingga mereka memiliki akhlak mulia sebagai bekal untuk kehidupan mendatang.
Perkembangan moral mempunyai aspek kecerdasan dan aspek impulsive. Anak harus belajar apa saja yang benar dan yang salah. Berikut contoh adab-adab salam : 1). Disunnahkan tatkala bertemu dua macam orang di jalan, yaitu orang yang berkendaraan supaya salam kepada yang berjalan kaki, yang sedikit kepada yang banyak dan yang kecil kepada yang besar. 2). Seyogyanya orang yang hendak memberikan salam kepada kaum muslimin dengan mengucapkan salam dan bukan dengan ucapan “selamat pagi” atau “selamat datang” atau
35 “halo”, namun hendaknya ia memulainya dengan salam kemudian baru ia boleh menyambutnya dengan sapaan yang diperbolehkan di dalam Islam. 3). Disukai
bagi
seorang
muslim
yang
akan
masuk
kerumahnya, mengucapkan salam terlebih dahulu karena sesungguhnya berkah itu turun beserta salam. Seperti kepribadian Nabi Muhammad SAW yang berakhlak terpuji, bijaksana, adil, jujur, berani, dan tegas, serta sungguh dalam
memimpin
masyarakat
Madinah
yang
membawa beliau ke jabatan penguasa formal untuk masa itu. Berakhlak terpuji dapat dilakukan di mana saja sebagai contoh saat berjumlah orang lain di jalan seharusnya dengan mengucapkan salam, berjabat tangan, dan menunjukkan wajah yang gembira.
D. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Belajar adalah berusaha (berlatih diri), supaya mendapat suatu kepandaian.( WJS Poerwadarminta; 1984;108 ) Maksudnya perbuatan murid yang umumnya di bidang intelektual, formal yang mengarah pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Hasil belajar tersebut dapat mengarah baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang
36 buruk, belajar juga merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubunganhubungan baru. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari beberapa para ahli antara lain : Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.( Tabrani Rusyan; 1992;7 ) Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya karena proses perkembangan. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan ini bukan dikatakan hasil belajar, melainkan kematangan, artinya belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik jika ia telah matang melakukan hal itu Menurut Carol, setiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberikan waktu atau kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya, sesuai dengan kapasitas masing-masing anak didik. Dengan demikian, taraf atau tingkatan belajar itu pada dasarnya merupakan fungsi dari proporsi waktu yang disediakan untuk belajar (time allowed for learning), dengan waktu yang diperlukan untukn belajar (time needed for learning) oleh setiap anak didik”.( Syaiful Bahri Djamarah;2006;21 )
37 a. BF Skinner, pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudidan diikuti oleh Robert Merger yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah
yang
ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut . b. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat. c. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu dalam atau terlalu sedikit. d. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran. e. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya, peletakan masing-masing materi
pelajaran
akan
mempelajari isi pelajaran.
memudahkan
siswa
dalam
38 f. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik. g. Guru dapat
dengan mudah mempersiapkan berbagai
keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar. h. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas”( Hamzah B Uno;2009; 34). Thorndike dengan S-R Bond Theorynya menyusun hukumhukum belajar sebagai berikut : 1) Hukum pengaruh (The law of effect ) Hubungan-hubungan diperkuat atau diperlemah tergantung pada kepuasan atau ketidaksenangan yang tidak berkenaan dengan penggunaannya. 2) Hukum Latihan (The law exercise) Atau prinsip use and disuse. Apabila hubungan itu sering dilatih, maka ia akan menjadi kuat (Fixed). 3) Hukum kesedian/kesiapan (The law of readiness) Apabila suatu ikatan (Bond) siap untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasan, sebaliknya apabila tidak
siap
maka
akan
ketidakpuasan/ketidaksenangan/terganggu.
menimbulkan
39 Hukum-hukum
yang
dikemukakan
oleh
Thorbdike itu, lebih dilengkapi dengan prinsip-prinsip, sebagai berikut : a) Siswa harus mampu membuat berbagai jawaban terhadap stimulus (multiple responses). b) Belajar dibimbing/diarahkan ke suatu tingkatan yang penting melalui sikap siswa itu sendiri. c) Suatu jawaban yang telah dipelajari dengan baik dapat digunakan juga terhadap stimulus yang lain (bukan stimuli yang semula), yang oleh Thorndike disebut dengan “Perubahan Asosiatif” (associative shifting). d) Jawaban-jawaban terhadap situasi-situasi baru dapat dibuat apabila siswa melihat adanya analogi dengan situasi-situasi terdahulu. e)
i.
siswa dapat mereaksi secara selektif terhadap faktor-faktor yang esensial di dalam situasi (prepotent element) itu. ( Oemar Hamalik; 2008; 44)
Al-Qur’an
Artinya : Tidak wajar bagi seseorang yang Allah telah berikan Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah. Akan tetapi (dia berkata) ; Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani.
40 Karena kamu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajari (Q.S. Al Imron : 79).
Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik beberapa konsepsi belajar sebagai berikut :
1) Hasil belajar atau tujuan belajar dapat tercapai apabila pembelajaran sudah memiliki kepribadian yang matang artinya kesiapan fisik dan mental untuk melakukan sesuatu. 2) Bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila peserta didik sesuai dengan tingkatan usia. 3) Proses belajar mengajar diarahkan kepada materi yang mudah dulu kemudian ke materi yang lebih sulit. 4) Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya, belajar apa yang dibuat dan mengerjakan apa yang dipelajari. 5) Peserta didik dibawa kepada tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar. 6) Kegiatan-kegiatan belajar atau dalam proses belajar perlu adanya apersepsi atau pengulangan materi pelajaran yang telah dipelajari.
41 2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar a. Teori-teori belajar Telah banyak penyelidikan terhadap psikologis tentang belajar dilakukan oleh para ahli untuk menentukan apakah yang terjadi setelah individu melakukan suatu pengalaman belajar berlangsung. Para ahli psikologi telah mengemukakan
pandangan-pandangan
teoritis
tentang
belajar yang disebut dengan teori-teori belajar karena dalam proses belajar sangat berhubungan erat dengan jiwa / psychologi. Dari beberapa teori tersebut penulis kemukakan 3 teori yaitu : 1) Teori belajar menurut psikologi daya 2) Teori
belajar
menurut
psikologi
assosiasi
(koneksionisme) 3) Teori belajar menurut psikologi Gestalt a) Teori belajar menurut psikologi daya Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya menanggapi, daya mengingat, daya berpikir, daya menghendaki. Daya-daya tersebut dapat diperkuat melalui latihan pembiasaan dan ulangan.
42 Berdasarkan pandangan ini maka belajar di sekolah diartikan sebagai melatih daya psikis terutama daya berpikir. b) Teori belajar menurut psikologi assosiasi Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang)
yang
mengenai
individu
melalui
penginderaan dan respone (reaksi) Edward L. Thorndike perintis teori ini mengemukakan antara lain : -
Kematangan kesiapan belajar dan motivasi berperan penting dalam keberhasilan belajar.
-
Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan hadiah, sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.
-
Dalam aspek belajar bidang kognitif dan bidang psikomotor terutama dalam belajar ketrampilan peranan trial and error cukup besar pengaruhnya.
c) Teori belajar menurut psikologi Gestalt Teori
ini
mengatakan
bahwa
belajar
merupakan suatu aktivitas yang menuju ke arah
43 tujuan tertentu, yaitu belajar terjadi jika telah diperoleh pemahaman atas suatu secara keseluruhan. Dengan memperlihatkan dari berbagai teori belajar yang telah diungkapkan diatasi. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa antara teori akan mempunyai faedah dan manfaat yang besar jika sesuai dengan penempatannya. b. Prinsip-prinsip belajar Belajar sebagai proses aktif, dimana dalam belajar terjadi saling berhubungan dan mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan, anak didik senantiasa dalam belajar akan memperoleh hasil yang baik. Apabila anak didik senantiasa memperlihatkan adanya prinsip-prinsip tersebut. Dimana siswa sadar akan hakekat dari perbuatan belajar. Dengan demikian siswa belajar penuh dengan pemahaman dan akan terhindar dari rasa bosan dan jemu. Adapun prinsip-prinsip belajar tertentu yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya yaitu : 1) Pelajar harus mempelajarinya sendiri apapun yang dipelajarinya
tidak
ada
seorangpun
yang
melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
dapat
44 2) Setiap pelajar belajar menurut tempo (kecepatannya sendiri) dan setiap kelompok umur memiliki variasi dalam kecepatan belajar. 3) Seorang pelajar akan belajar lebih banyak bilamana setiap
langkah belajar
yang dilaluinya
mendapat
penguatan. 4) Penguasaan secara penuh terhadap setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. 5) Pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar serta akan belajar dan mengingat lebih baik apabila ia diberi tanggung jawab untuk belajar mandiri Tentang prinsip-prinsip belajar di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar diperlukan adanya kesiapan jasmani maupun rohani, kemauan yang kuat agar menimbulkan suatu kegairahan anak dalam belajar. Usaha yang keras dan ulet secara terus menerus, motivasi dari berbagai pihak serta didasari dengan cita-cita yang luhur. 3. Prestasi belajar a. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi dan belajar, untuk mendapatkan pengertian atas kata tersebut maka penulis jelaskan lebih lanjut.
45 Kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (WJS Poerwadarminta, 1984; 895) Dari pengertian di atas maka prestasi adalah suatu hasil yang diperoleh setelah melakukan aktivitas. Dengan demikian maka prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu aktivitas belajar. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari beberapa para ahli antara lain : 1) Winkel, mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. 2) S. Nasution, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat dan prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni : kognitif, afektif dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut 3) Benyamin S. Blom, berpendapat bahwa prestasi belajar dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui ketuntasan dalam belajar 10 Berdasarkan
pengertian
di
atas,
maka
dapat
dijelaskan bahwa prestasi belajar seseorang didasarkan pada
46 tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : 1) Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri individu itu sendiri, yang termasuk faktor intern antara lain : a) Intelegensi Intelegensi
adalah
kemampuan
belajar
disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya, kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Menurut Whitherington, bahwa intelegensi adalah “Perbuatan yang sangat baik sebagai yang ternyata dalam suatau aktivitet yang efisien.” ( Whiterington, 1991; 198 ) b) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
47 Menurut Willian B. Michael, bakat adalah “Kapasitas seseorang atau potensi hipotensis yang dapat melakukan sesuatu tugas dimana sedikit menjalani latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan terlebih dahulu.” Michael berpendapat bahwa bakat meruapakan untuk melakukan suatu tugas dimana sebelumnya individu sedikit atau tidak dilatih untuk sesuatu itu. (Tabrani Rusyan, 1992; 42 ) c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan dengan disertai rasa sayang. Menurut Slameto, bahwa minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh” (Slameto, 2010;180 ) yang diminati seseorang diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. d) Motivasi Hoy dan Miskel dalam buku Educational Admiministration (1982:137) mengemukakan bahwa “Motivasi dapat didevinisikan sebagai kekuatankekuatan yang komplek” (.Ngalim Purwanto;1992; 72) Dalam memberikan motivasi seseorang guru berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan
perhatian
siswa
kepada
sasaran
tertentu. Dengan adanya dorongan siswa akan menekuni pelajaran. Melalui kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar siswa aktif.
48 2) Faktor ekstern Faktor
ekstern
adalah
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar siswa antara lain : a) Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat,
tempat
seseorang
dilahirkan
dan
dibesarkan. Selain itu juga keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama tempat pertama seseorang mendapatkan pendidikan dan bimbingan sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak. b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. c) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul, dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penulis dapat disimpulkan bahwa
49 dalam mencapai prestasi atau hasil yang sempurna dalam
belajar
perlu
adanya
hal-hal
yang
mempengaruhi belajar itu sendiri dengan adanya pengaruh dari kecerdasan, bakat, minat, kesenangan untuk belajar dengan keinginannya sendiri, motivasi, keinginan untuk belajar selain itu dalam mencapai prestasi belajar juga harus ada dukungan dan kerjasama antara beberapa pihak antara lain keluarga, sekolah dan masyarakat. c. Indikator prestasi belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa, perubahan hasil belajar tersebut bersifat intangible (tak dapat diraba) untuk itu guru dalam hal ini hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting diharapkan dapat mencerminkan perubahan sebagai hasil belajar siswa. Dari uraian di atas yang digunakan dalam mengukur prestasi belajar siswa yaitu peneliti melakukan evaluasi dengan
menggunakan
tes.
Sebelum
dan
sesudah
pembelajaran berlangsung dengan memperhatikan indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu), yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur yang dinyatakan dalam skor atau penilaian.
50 E. Pendidikan Agama Islam 1. Dasar Pendidikan Islam Yaitu pedoman untuk diadakannya pendidikan agama Islam. Dasar ini yang mendasi landasan sumber kekuatan dan keteguhan. Sehingga pendidikan itu mempunyai arah untuk mencapai suatu tujuan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Sebagai pendidik muslim, sudah menjadi kewajiban untuk memikirkan generasi muslim berikutnya akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan, karena dengan jalan memberikan pendidikan berarti sudah memerangi kebodohan sejak dari kanak-kanak hingga ke liang kubur. Dengan kata lain menuntut ilmu pengetahuan itu sama pentingnya dengan berperang mengusir musuh Islam. Islam
berarti
ajaran
yang
kita
imani,
memang
memerintahkan untuk mengajak kepada jalan yang lurus, baik pada
keluarganya
maupun
orang
lain
sesuai
dengan
kemampuannya. 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam Ada beberapa pendapat yang memberikan definisi tentang Pendidikan Agama Islam. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Agama
Islam
adalah
“Bimbingan
jasmani
dan
rohani
51 berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama” . Oemar Muhammad Al-Toumy Al Syaebany berpendapat bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan (HM. Arifin, 1987 : 13) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan. Kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilainilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak jarimah. 3. Faktor Pendidikan Agama Islam Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam seharihari sebetulnya tidak hanya pendidik dan peserta didik yang harus ada, akan tetapi masih ada faktor-faktor lain yang saling kait-mengkait antara satu dengan yang lainnya, timpang salah
52 satu faktor maka sukarlah untuk mencapai tujuan dalam proses pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan Islam ada lima : a. Faktor anak didik b. Faktor pendidik c. Faktor tujuan pendidikan d. Faktor alat pendidikan e. Faktor millieu / lingkungan 4. Materi Pendidikan Agama Islam Tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam antara tokoh pendidikan Islam yang satu dengan yang lain sedikit berselisih pendapat. Tetapi pada dasarnya mereka sama dan sepakat tentang ruang lingkup pendidikan Islam itu sendiri. Dan tentang hal ini semuanya merujuk kepada Al-Qur’an Surat Lukman ayat 13, 14, 17, 18, 19.
Artinya : Dan ingatlah ketika Lukman berkata pada anaknya. Hai anakku janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-
53 benar kedholiman yang besar. Dan kami perintahkan pada manusia berbuat baik kepada kedua orang tua ibu dan bapak, ibu yang telah mengandung dalam keadaan lemah dan semakin lemah dan menyapihkan dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua ibu bapakmu hanya kepadaKulah kembali. Hai anak-anakku dirikanlah sholat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap yang menimpa kamu. Sesungguhnya hal yang semacam ini hal yang diwajibkan oleh Allah. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai Dari ayat Al-Qur’an tersebut dapatlah diketahui bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam adalah : a. Pendidikan tauhid Yaitu yang menyangkut tentang keyakinan terhadap Allah. Sebuah pernyataan untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kalimat ini merupakan dasar dari Pendidikan Agama Islam, artinya bahwa semua aktivitas pendidikan ditujukan untuk berkeyakinan, bersikap dan berperilaku yang mencerminkan perwujudan keyakinan akan adanya Allah. Tauhid inilah sumber motivasi untuk hidup dengan meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Yang dimaksud tauhid atau keimanan dalam pengertian bukan hanya sekedar meyakini adanya Allah dan Rasul
Muhammad
saja
melainkan
pernyataan
ini
54 dimanifestasikan ke dalam sikap dan tingkah laku dengan menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya. Segala aktivitas itu dinamakan dengan ibadah atas sikap penghambaan diri kepada Allah pencipta alam semesta. b. Fikih Yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum Allah yang diturunkan kepada Nabi Allah Muhammad untuk disampaikan kepada manusia sebagai pegangan hidup. Syariah inilah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah serta manusia dengan makhluk lainnya termasuk alam sekitarnya. Hal
ini
penting
karena
Tauhid
haruslah
dimanisfestasikan ke dalam perilaku sehari-hari. Bentuk aturan dari manifestasi Tauhid diatur dalam syariah. c. Ibadah Sebagaimana syariah, ibadah merupakan menifestasi dari
pelaksanaan
Tauhid.
Sedangkan
ibadah
adalah
pelaksanaan hukum syariah yang menyangkut hubungan manusia dan Allah baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan yang langsung meliputi sholat, zakat, puasa, haji. Meskipun ibadah ini mempunyai dimensi sosial
55 artinya kemanfaatan bagi manusia lainnya tetapi yang lebih prinsip disini adalah hubungan langsung dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi dua macam yaitu ibadah mahdloh yaitu ibadah yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan syarat dan rukun seperti sholat dan sebagainya. Dan yang kedua yaitu ibadah ghoiru mahdlon yaitu ibadah yang dalam pelaksanaanya tidak terikat oleh syarat dan rukun seperti menolong orang, shodaqoh, infak. Meskipun demikian ibadah hendaklah merupakan suatu perwujudan sikap penghambaan dan pengabdian seorang makhluk kepada koliqnya. d. Akhlak Akhlak
atau
budi
pekerti
adalah
merupakan
rangkaian ruang lingkup pendidikan Agama Islam, karana akhlak, budi pekerti ini merupakan hal yang mengatur baik dan buruk, dan menagtur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitar. Tingkah
laku
atau
akhlak
seseorang
yang
dimanifestasikan ke dalam pebuatan. Sikap seseorang mungkin saja tidak digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari dengan perkataan lain kemungkinan adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu meskipun secara teoritis hal ini terjadi
56 tetapi dipandang dari sudut ajaran agama Islam itu tidak boleh terjadi atau kalaupun itu terjadi menurut ajaran agama Islam itu termasuk iman yang rendah. 5. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan agama bukan hanya meningkatkan rasa keagamaan saja. Akan tetapi menggabungkan seluruh aspek manusia. Sebab pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia. Pendidikan agama tentunya mempunyai fungsi dan peranan yang paling besar dibandingkan pendidikan pada umumnya, lebih-lebih bila hanya menitik beratkan pada aspek kognitif saja. Pendidikan agama harus mendapatkan perhatian khusus demi mencapai terbentuknya manusia muslim seutuhnya. Dengan menanamkan rasa keagamaan dalam diri seseorang, diharapkan agar orang tersebut dapat memahami ajaran agama, selanjutnya mengamalkan ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercapai akhlak yang mulia atau moral yang tinggi. Hal tersebut menjadi tujuan utama pendidikan Islam. Ini sesuai dengan tujuan Rasulullah yang diutus oleh Allah SWT kepada umat manusia yang tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Wujud pengamalan agama yang sesungguhnya sangat bermacam-macam jika dilaksanakan seorang dalam kehidupan
57 sehari-hari. Misalnya yang harus dilakukan oleh anggota lisan saja, seperti : berdo’a, berzikir, memohon ampun kepada Allah. Yang dilakukan oleh anggota tubuh selain lisan meliputi : a. Untuk kemaslahatan sendiri seperti : thaharah, shalat, puasa, zakat. b. Untuk kepentingan warga / famili seperti : nikah, berbakti pada orang tua, silaturrahmi, meyayangi budak, dan lainlain. c. Untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian pengamalan agama Islam yang penulis maksud adalah : tingkat pelaksanaan terhadap isi ajaran Islam yang diwujudkan dalam bentuk tindakan hati (niat), pikiran, ucapan lisan dan perbuatan anggota tubuh yang kesemuanya itu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Seorang yang mengaku dirinya muslim hendaklah mempunyai niat dan semangat untuk dapat memeluk agama Islam ini secara keseluruhan atau kaffah, seperti seruan AlQur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masukkanlah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-
58 langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
59 BAB III PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya dan Letak Geografis Sebagai suatu lembaga pendidikan pada awal mulanya berdiri tahun 1978. Lokasi pergedungan ada tiga tempat yang bersebrangan, pergedungan Timur dan Barat, yang menepati tanah seluas 800 M2 dengan jumlah luas bangunan 6.60 M2. B. Keadaan Unsur Pendidikannya 1. Sekolah Sumber Siswa Ditinjau dari kuantitas calon siswa tiap tahun yang mendaftar untuk menjadi calon siswa sudah melebihi kapasitas yang tersedia, hanya saja dari segi kualitas pendaftar umumnya calon siswa yang dari rumah tangga lebih besar dibandingkan yang dari TK, sehingga input yang masuk jauh dari yang duharapkan
karena
hal
ini
merupakan
kendala
yang
menghambat kualitas siswa di SD. Sistem penerimaan siswa baru, sedikit mengalami perubahan prosedur dan perubahan kebijakan antara lain : a. Calon pendaftar mengisi blangko pendaftaran siswa baru b. Setelah itu datang bersama orang tua, untuk diadakan wawancara dengan orang tua.
59
60 c. Dari pihak orang tua diminta kesanggupan untuk membantu pengembangan / pemeliharaan sarana pendidikan, serta upaya peningkatan mutu pendidikan. d. Penerimaan siswa baru didasarkan : 1) Tidak disyaratkan harus dari TK 2) TK lebih bagus 2. Keadaan Guru-guru Serta Tenaga Kependidikannya Guru
merupakan
kunci
keberhasilan
proses
pembelajaran di kelas, karena ia merupakan manajer di kelas, yang berfungsi mempromosikan fasilitas pembelajaran, yang kondisif bagi siswa untuk belajar secara aktif, untuk mengaktualisasikan kemampuan yang di milikinya. Guru dan tenaga kependidikan lainnya, merupakan kunci-kunci keberhasilan pencapaian tujuan peningkatan mutu pendidikan. a. Jumlah guru dan tenaga kependidikan : 1. Guru dinas
: 12 orang
2. GTT
: 2 orang
3. Tenaga penjaga
: 1orang
b. Dari segi ijasah Guru : 1. Yang sudah berijasah S2
: 0 orang
2. Yang sedang belajar S2
: 0 orang
3. Yang berijasah S1
: 1 orang
61 4. Yang sedang kuliah S1
: 5 orang
5. Yang berijasah DII
: 8 orang
6.
: 1 orang
Yang berijasah SMP
Adapun guru-guru di SD Negeri Cangal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Daftar Guru SD Negeri Canggal No Nama Guru 1 Sri Rahayu
Jabatan Kepala Sekolah
2
Tatik S
Guru Kelas I
3
Bandi S
Guru Kelas II
4
Wahyani
Guru Kelas III
5
Kurnia R
Guru Kelas IV
6
Ribut S
Guru Kelas V
7
Iin Ferina R
Guru Kelas VI
8
Atik susanti
Guru Penjaskes
9
Sumari
Guru Agama Islam
10
Wening R
Guru Bhs Inggris
11
Tri Fiana
Guru Bhs Jawa
12
Wiwik Puji A
Guru Kesenian
13
Astari W
Guru Kelas
14 15
F Rina K Awiyono
GTT Penjaga
62 3. Sarana Pendidikan SD Negeri Canggal SD Negeri Canggal, Kec. Candiroto, Kab. Temanggung memiliki tiga jenis ruang yaitu Pertama
: Ruang Pendidikan
Kelas 1. Ruang kelas 2. Ruang Perpustakaan 3. Ruang gudang 4. Ruang UKS 5. Ruang masjid/musholla C. Struktur Organisasi (Lampiran) 1. Pelaksanaan dalam Pengajarannya a. Pelaksanaan Pendidikan Kegiatan pembelajaran dilaksanakan setiap hari kecuali hari Ahad. Sedangkan waktu pembelajaran adalah pagi hari dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.15 WIB tiap hari tujuh jam pelajaran (kecuali hari Jum’at). Dengan perhitungan jam pelajaran 35 menit. b. Problema yang dihadapi serta pemecahannya 1. Input siswa yang umumnya dari ststus sosial ekonomi yang rendah 2. Input siswa ber-IQ pas-pasan
63 3. Pengaruh lingkungan yang kurang kondusif, destruktif terhadap pendidikan akhlak dan iman Upaya-upaya
yang
ditempuh
untuk
mengatasi
problema tersebut : 1. Mengadakan seleksi pembelajaran 2. Merekrut calon siswa yang berkualitas 3. Menjaring siswa yang berminat dan berbakat 4. Menjaring partisipasi orang tua pada pengembangan sarana pendidikan c. Data khusus Tabel 2 Data Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Wahyu Supriyanto Walyanti Surito Triyanti Rofiyono Zuliyah Sudi Santoso Kartiko Nur Rochman Rohhimah A Sodikin Roni Lestari Kristiana David Indrawan Joko Purnomo Nuzulia Anggraini Zuhrufa Fuaida Mulastri Ratu Bagus S Wahni Altrimo Waqiatul Afdholifah
No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama M Sadar Jayen Kurniawan Rima Funtia Ahmad Sugiyanto Suseno Umi Sarofah Tri Puji Lestari Jayadi M Nizar Chairus Usman Erwi Arrotin Fendi Dwicahyo Sandika Pratomo Yulinar Umu Artiko Dedik Setiadi Isroim Nurul Faizah Fifin Dwi Pratiwi M Nurfauzi Bayu Hendri D
64 22 23 24
Rachmah B Arsita Sanjaya Ariyadi
46 47 48
Heru Saputro Fitriyani Yeni Arifin
1. Nilai Sikap Keberagamaan Tabel No. 3 Nialai Anket Sikap keberagamaan Siswa SD Negeri Canggal Tahun 2009 / 2010 No Responden
1
2
3
4
5
6 7
8
9 10
1.
A A A
A
A A B
2.
A A A
A
B
3.
A A A
A
A A A A B A
4.
A A A
A
A A B
5.
A A A
B
B
6.
A A A
A
A A A A A B
7.
A
B A
A
A A A A A A
8.
A A B
B
A A A A A A
9.
A A A
A
B
10.
A A A
A
A A A A A B
11.
B
A A
A
A A A A A A
12.
A A B
A
A A A A A A
13.
B
A A
A
A A A A A A
14.
A
B A
A
B
15.
A A A
B
A A A A A A
A B A
A A A B A
B A A
A A A A A
B A A A A
A A A A A
Jumlah 28 28 29 28 28 29 29 28 28 29 29 29 29 28 29
65 16.
B
A A
A
A A A A A A
17.
A A A
A
A A A A A B
18.
A A A
A
A A A B A A
19.
A A A
B
A A A A A A
20.
A A A
A
A A A A A B
21.
B
A A
B
A A A A A A
22.
A A A
B
B
23.
A A A
A
A A B A A B
24.
A A A
A
B
25.
B
A A
B
A A A A A A
26.
A A B
A
A A B A A A
27.
A A A A
B
A A B A A
28.
A A A A
B
A A A A B
29.
A A A A
A A A A B A
30.
A A B A
A B A A A A
31.
A A A B
A A A A A B
32.
A A B A
A A B A A A
33.
A
B A A
A A A A A A
34.
B
A A A
A A A A A A
35.
B
A A A
A A A A A A
36.
A A A B
A A A A A A
37.
A A A A
A B A A A A
C B C C
C
A A B A A
28 29 29 29 29 28 28 28 28 28 28 29 28 28 28 29 29 29 29 29 29 29
66 38.
A A A A
B
39.
A A A B
A B A A A A
40.
A A A A
A A A B A A
41.
A A A A
A A B A A A
42.
A
B B A
A A A A A A
43.
A A A A
A A A A A B
44.
B
A A A A A A
45.
A A A A
B
46.
A A A B
A A A A A A
47.
A A A A
A A B A A A
48.
A A A A
A A A A A B
A A A
Kriteria penilaian : Jawaban A nilai 3 Jawaban B nilai 2 dan Jawaban C nilai 3
A A A A A
A A A A A
29 28 29 29 28 29 28 29 29 29 29
67 2. Nilai prestasi pendidikan agama Islam Tabel No. 4 Nilai prestasi pendidikan agama Islam Siswa SD Negeri Canggal Tahun 2009 / 2010 No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
A A B A
B
A A A
B
A
2.
A
B A A
A
A A B
B
A
3.
A A B A
A
A A A
A
A
4.
A
B A A
A
B A A
A
A
5.
A A A A
B
B A A
B
A
6.
A A A A
B
A A A
B
A
7.
A A A A
A
B A A
B
A
8.
B
A B A
B
A A A
A
A
9.
B
A B A
A
B A A
A
A
10.
A A B A
B
A B A
A
A
11.
B
A A A
A
A A A
A
A
12.
A A A A
A
B A A
A
A
13.
B
A A A
A
A A A
A
B
14.
A A A A
B
A A A
B
A
15.
A
B A A
B
A A B
B
A
16.
A A A A
B
A B A
A
A
17.
A A A A
B
A A A
B
A
Jumlah 27 27 29 28 27 28 28 27 27 27 29 29 28 28 27 28 28
68 18.
A A B A
B
A A A
A
A
19.
A
B A A
A
A A B
B
A
20.
A A A A
B
A B A
A
A
21.
A
B A A
B
B A A
A
A
22.
A A B A
A
A B A
A
A
23.
A
B A A
A
A B B
A
A
24.
A A B A
A
B B A
A
A
25.
A
B A A
B
B A A
A
A
26.
A A A A
B
A B A
B
A
27.
A A B A
A
A A B
B
B
28.
A A A A
A
B C A
A
A
29.
A A A A
B
A B A
B
A
30.
A A B A A
A A A
B
A
31.
A
B A A
A
B B A
B
A
32.
A
B A A
A
B A A
A
A
33.
A A B A
A
B B A
A
A
34.
A A A A
A
B B A
B
A
35.
A
B A A
A
A A A
A
A
36.
A A B A
B
B A A
A
A
37.
A
B A A
B
A A A
B
A
38.
A A A A
B
A A B
A
A
39.
A
A
B B A
B
A
B A A
28 27 28 27 28 27 27 28 27 26 29 27 28 27 28 27 28 29 27 27 28 27
69 40.
A A A A
B
A B B
A
A
41.
A
B A A
B
A A B
A
A
42.
A
B B A
A
A A A
A
A
43.
A A B A
B
A A B
A
A
44.
A
B B A
A
A A A
A
A
45.
A A A A
B
B A A
A
A
46.
A A B A
B
A B A
A
A
47.
A A B A
A
A B B
A
A
48.
A A A A
A
B B A
A
A
27 28 28 27 28 28 27 27 28
Dari data nilai tersebut di atas penulis kemudian memasukkan pada interval penilaian sebagaimana berikut : 0 – 5,0
kategori kurang
5,1 – 8,0
kategori cukup
8,1 – 10
kategori baik
70 BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini dikemukakan pembahasan dari permasalahan yang telah dikemukakan dalam Bab I yaitu : pertama bagaimana Perhatian orangtua siswa SD Negeri Canggal tahun pelajaran 2009 / 2010, kedua bagaimana nilai sikap keberagamaan siswa tahun pelajaran 2009 / 2010, ketiga bagaimana hubungan antara nilai sikap keberagaamaan tarhadap prestasi belajar agama Islam siswa SD Negeri Canggal pada tahun pelajaran 2009 / 2010.
A. Analisis Pendahuluan 1. Nilai Sikap Kebaragamaan siswa SD Negeri Canggal tahun pelajaran 2009 / 2010. Tabel No. 5 Nilai Perhatian orangtua Siswa SD Negeri Canggal 28
28
29
28
28
29
29
28
28
29
29
29
29
28
29
28
29
29
29
29
28
28
28
28
28
28
28
28
29
28
28
28
29
29
29
29
29
29
28
29
29
28
29
28
29
28
29
29
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel X yang akan dibicarakan kemudian. 70
71 2. Nilai prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Canggal Tabel No. 6 Nilai prestasi belajar pendidikan agama Islam Siswa SD Negeri Canggal
28
28
29
28
27
28
28
27
27
27
29
29
28
28
27
28
28
28
27
28
27
28
27
27
28
27
26
29
27
28
27
28
27
28
29
27
27
28
27
27
28
28
27
28
28
27
27
28
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel Y yang akan dibicarakan kemudian. Adapun dalam menganalisis data tentang perhatian orangtua terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri Canggal, penulis menggunakan analisis kuantitatif. Berdasarkan data tentang nilai yang disebarkan seperti tersebut di atas, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara Sikap Keberagamaan terhadap Prestasi pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Canggal tahun pelajaran 2009/2010, digunakan teknik data korelasi product moment dalam rumus sebagai berikut :
72 NXY (X )(Y )
rxy =
{NX (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 } 2
Keterangan : rxy
:
korelasi antara X dan Y
XY
:
perkalian variabel X dan Y
X
:
variabel nilai sikap keberagamaan
Y
:
variabel nilai prestasi belajar siswa
B. Analisis Lanjut Penulis dalam mencari korelasi koefisien product moment menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : Tabel No. 7 Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y No
X
Y
X2
Y2
XY
1
28
27
784
729
756
2
28
27
784
729
756
3
29
29
841
841
841
4
28
28
784
784
784
5
28
27
784
729
756
6
29
28
841
784
812
7
29
28
841
784
812
8
28
27
784
729
756
73 9
28
27
784
729
756
10
29
27
841
729
783
11
29
29
841
841
841
12
29
29
841
841
841
13
29
28
841
784
812
14
28
28
784
784
784
15
29
27
841
729
783
16
28
28
784
784
784
17
29
28
841
784
812
18
29
28
841
784
812
19
29
27
841
729
783
20
29
28
841
784
812
21
28
27
784
729
756
22
28
28
784
784
784
23
28
27
784
729
756
24
28
27
784
729
756
25
28
28
784
784
784
26
28
27
784
729
756
27
29
26
841
676
754
28
28
29
784
841
812
29
28
27
784
729
756
30
28
28
784
784
784
31
29
27
841
729
783
32
29
28
841
784
812
74 33
29
27
841
729
783
34
29
28
841
784
812
35
29
29
841
841
841
36
29
27
841
729
783
37
29
27
841
729
783
38
29
28
841
784
812
39
28
27
784
729
756
40
29
27
841
729
783
41
29
28
841
784
812
42
28
28
784
784
784
43
29
27
841
729
783
44
28
28
784
784
784
45
29
28
841
784
812
46
29
27
841
729
783
47
29
27
841
729
783
48
29
28
841
784
812
1372
1325
39228
36599
37875
Dari tabel di atas diperoleh : N
= 48
∑X2
= 39228
∑X
= 1372
∑Y2
= 36599
∑Y
= 1325
∑XY
= 37875
75 Berdasarkan data di atas rxy dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Dibulatkan menjadi 0.0006 C.
Analisis Uji Hipotesis Dari hasil perhitungan r xy = 0,000 , selanjutnya rxy (r observasi) tersebut dikonsultasikan dengan tabel product moment dengan N = 48 dalam taraf signifikasi 5% = 0,284. Dengan N = 48 taraf signifikansi 1% = 0,368. Setelah diteliti ternyata r product moment yang diperoleh (r observasi)
menunjukkan angka 0,000 dengan demikian r emplisit lebih
besar dari pada tabel korelasi product moment. Untuk taraf signifikansi 5% : ro = 0,000 < r1 = 0,284, sedang pada tarag signifikansi 1% : ro = 0,000 < r1 = 0,368. Berdasarkan hal tersebut di atas maka pembelajaran dengan perhatian orangtua tidak berpengaruh positif terhadap kedisiplinan siswa, atau tidak ada hubungan yang signifikan.
76 Dengan demikian maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi :
“Terdapat
pengaruh yang positif dalam sikap
keberagamaan terhadap Nilai prestasi belajar pendidikan agama Islam, semakin aktif atau giatnya Sikap Keberagamaan siswa, maka semakin meningkat pula prestasi belajar siswa siswa SD Negeri Canggal “ditolak.” Sedangkan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : “Tidak terdapat pengaruh yang positif sikap keberagamaan terhadap kedisiplinan Prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, SD Negeri Canggal.” “diterima.”
77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian terlebih dahulu Bab I hingga Bab IV penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai sikap keberagamaan siswa SD Negeri Canggal tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 8,70
tergolong baik.
2. Nilai Prestasi belajar pendidikan Agama Islam pada siswa SD Negeri Canggal tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata =
7,72
tergolong cukup. 3. Tidak ada korelasi antara sikap keberagamaan terhadap Nilai prestasi belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Canggal tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti pada taraf signifikansi 5% : r0 = 0,000 < r1 = 0,284 dan pada taraf signifikansi 1% : ro = 0,000 < r1 = 0,368. B. Saran-Saran 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam bahwa perhatian Sikap keberagamaan siswa ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa. 2. Perlu dipertimbangkan untuk sikap keberagamaan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, 77
78 disamping motivasi lain yang dapat mendorong prestasi belajar siswa. C. Kata Penutup Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa skripsi ini telah dapat penulis selesaikan dengan tiada aral melintang yang berarti. Walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu sekiranya terdapat kekeliruan dalam melangkah, salah ambil sewaktu memilih dan salah pasang sewaktu menyusun, itu semua hanyalah akibat dari kelemahan penulis. Untuk itu kepada semua pihak penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Dan hanya Allah penulis mohon hidayah. Semoga kesemuanya ini membawa manfaat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah. Amien.
79
Angket Penelitian A. Sikap Keberagamaan 1. Kewajiban shalat selalu dikerjakan tepat pada waktunya a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 2. Berbuat baik pada orangtua dilaksanakan dengan sadar a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 3. Karena sedang bepergian shalat wajib kita tinggalkan a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Setuju
80 4. Mengucap salam kepada teman sesama muslim …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 5. Jika ada orang bersin mengucap hamdalah …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 6. Tiap pagi dan sore membaca Al-quran …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 7. Menengok teman yang sakit …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu
81 e. Kurang setuju d. Tidak setuju 8. Setiap mau makan selalu membaca do’a …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 9. Mengucap kata permisi jika lewat didepan orang yang duduk …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 10. Menolong setiap orang yang membutuhkan pertolongan …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidal setuju
82 B. Prestasi Pendidikan Agama Islam 1. Nilai pendidikan agama Islam yang diperoleh selalu tuntas …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 2. Nilai pendidikan agama Islam yang diperoleh selalu tidak tuntas …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 3. Nilai pendidikan agama Islam yang diperoleh selalu kurang tuntas …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju
83 4. Sitiap ada PR selalu dikerjakan dirumah …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 5. Sitiap ada PR kadang dikerjakan dirumah a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 6. Setiap ada perintah mengerjakan soal selalu dikerjakan sendiri …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 7. Setiap ada perintah mengerjakan soal kadag-kadang dikerjakan sendiri …. a. sangat setuju b. Setuju
84 c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 8. Setiap ada perintah mengerjakan soal kadag-kadang dikerjakan Membuka buku…. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 9. Setiap ada perintah mengerjakan soal selalu dikerjakan dengan membuka buku sendiri …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu e. Kurang setuju d. Tidak setuju 10. Setiap ada perintah mengerjakan soal dikerjakan dengan teman …. a. sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu
85 e. Kurang setuju d. Tidak setuju
86 Nomor
:
Nama
:
No Pertanyaan A
Sikap keberagamaan
1
Aktif menjalankan shalat 5 Waktu
2
Aktif melaksanakan shalat rawatip
3
Aktif melaksanakan shalat berjamaah
4
Aktif membaca Al Qur’an
5
Mengucap salam sesama muslim
6
Jika mendengar orang yang bersin dan mengcap hamdallah melanjutkan
7
Setelah selesai mengerjakan suatu pekerjaan membaca hamdallah
8
Jika diperitah orangtua selalu dikerjakan
9
Setiap mau makan selalu berdo’a
10
Selalu pamit pada orangtua jika mau bepergian
A
B
C
87 Nomor
:
Nama
:
No Pertanyaan B
Prestasi PAI
1
Nilai pelajaran PAI yang diperoleh selalu tuntas
2
Setiap ada PR dikerjakan dirumah
3
Setiap ada perintah mengerjakan soal selalu di kerjakan sendiri
4
Mempunyai perasaan senang terhadap PAI
5
Kebiasaan membaca buku- buku PAI
6
Kesiapan sebelum menerima pelajaran PAI
7
Mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru PAI
8
Ada kecenderungan mem- praktikkan mapel PAI
9
Memperhatikan dengan baik selama guru PAI menerangkan
10
Bila ada ulangan PAI di kerjakan dengan tidak menyontek
A
B
C
88 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tohaputra, Al Jakarta,Depag, 1984
Qur’an
dan
terjemahnya,
Anshori Umar, Fiqih Wanita, Semarang, CV Asy Syifa’, 1981 Ahamd Amin, Ethika, Jakarta, N.V. Bulan Bintang,1992 Arifin,
Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta, N.V. Bulan Bintang, 1997
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajara Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009 Muhammad Ali, Penenlitian Prosedur dan Strategi, Bandung, 1982 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta, 1989 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1994 Omar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1993 Radja Mudjiharjo, Filsafat ilmu Pendidikan, Bandung, Remaja Rusdakarya, 2001 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid I, Bandung, Alma’rif,1981 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta, Reneka Cipta, 2010 Sugiyono, Metode Penelitian Alfabeta, 2008
Pendidikan,Bandung
:
Suharsimi Arinkunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1992 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, ANDI Offset, 1997
89 Suhardi Sigit, Pengantar Metodelogi Penelitian Sosial, Yogyakarta, BPVE, 2001 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta, PT Rinekas Cipta, 2008 Tabrani Rusyan,Pendekatan dalam Bandung, Remaja Karya, 1992
Proses
Belajar,
Yunahar Ilyas, Kuliyah Akhlak,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah,Jakarta,CV Rumaha,1995. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009