PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANGTUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : M SYARIF NIM : 11408290
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 323433-323706 Kode Pos 57021 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa : Nama
: M SYARIF
NIM
: 11408290
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada
siswa
SD
Negeri
Pateken,
Kecamatan
Wonoboyo, Kabupaten Temanggung tahun 2009/2010 Untuk diujikan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga,
Juli 2010
Pembimbing
Drs.H. Alfred L, M.Si NIP. 19622810 199103 1 003 ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: M SYARIF
NIM
: 11408290
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Tarbiyah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orantua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Tahun 2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Peneliti
M SYARIF NIM. 11408290
iii
ABSTRAK
M Syarif, Program Studi PAI pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2010. Judul skripsi “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun 2010.” Adapun penerapan metode pemberian hukuman oleh orangtua adalah caracara yang dilakukan oleh orangtua dalam mengatur putra-putrinya agar menjadi baik, sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh orangtua. Hukuman yang dimaksudkan hukuman yang bersifat mendidik bukan hukuman sebagaiman orang dewasa yang melanggar hukum Adapun yang melaksanakan hukuman disini adalah orangtua sedangkan yang melanggar hukuman adalah anak, dikandung maksud metode pemberian hukuman adalah agar anak intensitas belajar pendidikan agamanya meningkat penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan melakukan observasi, dan angket serta catatan lapangan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas belajar siswa tentang pendidikan agama Islam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belum semua pemberian hukuman oleh orangtua dapat menigkatkan intensitas belajar siswa khususnya pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo setelah dilakukan penelitian ini. Dengan hitungan statistik product momen sebagai berikut: Tidak ada korelasi antara metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti pada taraf signifikansi 5% : r0 = 0,037 < r1 = 0,297 dan pada taraf signifikansi 1% : r o = 0,037 < r1 = 0,361. dari 101 populasi dengan sampel sejumlah 50 siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmmu pengetahuan bagi umat manusia. Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai
persyaratan untuk
menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan Islam pada umumnya. Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. 2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Alfred L, M.Si. 3. Kepala SD Negeri Pateken Bapak Yunadi Purwatmoko, S Pd. 4. Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan merestui dalam keberhasilan skripsi ini. 5. Istriku tercinta yang telah memberikan dorongan materiil dan spirituil dalam proses studi. 6.
Rekan Guru Pateken Kecamatan Wonoboyo.
7. Siswa – siswi SD Negeri Pateken. v vi
8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan mendorong sehingga penulisan skripsi ini selesai Tiada yang dapat penulis berikan atas semua bantuan yang telah diberikan kecuali untaian do’a yang tulus “Jazakumullah ahsanal jaza.” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiyah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Salatiga,
September 2010 Penulis
M SYARIF
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4 F. Definisi Operasional ....................................................................... 4 G. Metode Peneitian ............................................................................ 7 H. Sistematika Penulisan ................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Hukuman ......................................................................... 12 1. Arti metode hukuman ............................................................... 12 2. Bentuk hukuman ...................................................................... 12 3. Syarat pelanggaran .................................................................... 13 4. Siapa yang memberi hukuman .................................................... 13 B. Orangtua ...................................................................................... 13 C. Intensitas Belajar .......................................................................... 14 1. Pengertian belajar .................................................................... 14 2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar ...................... 17 3. Prestasi belajar ......................................................................... 21 D. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 29
vii
1. Dasar pendidikan agama Islam .................................................. 29 2. Pengertian pendidikan agama Islam ........................................... 30 3. Faktor pendidikan agama Islam .................................................. 31 4. Materi pendidikan agama Islam ...................................................31 5.Tujuan pendidikan agama Islam .................................................. 35 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken ............................................. 38 1. Sejarah SDN Pateken ............................................................... 38 2. Letak geografis ......................................................................... 38 3. Keadaan guru, penjada dan siswa ............................................. 38 4. Struktur organisasi .................................................................... 40 B. Data siswa .................................................................................... 42 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis pendahulun ..................................................................... 46 B. Analisis lanjut .............................................................................. 48 C. Analisis uji hipotesis ...................................................................... 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 52 B. Saran-saran .................................................................................. 52 C. Kata penutup ................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama
: M SYARIF
2. Tempat / tanggal lahir
: Sleman, 12 Agustus 1952
3. Pekerjaan
: Guru Agama Islam
4. Pendidikan
: D II
5. Agama
: Islam
6. Alamat rumah
: Dusun Karanganyar, Desa Purbosari Kec. Ngadirejo,Temanggung Jawa Tengah
Nama orang tua : 1. Ayah Pekerjaan 2. Ibu
: Tomowidjojo : Tani : Semi
Pekerjaan 3. Nama istri
: Tani : Mudrikah
Pekerjaan
: Tani
Alamat rumah
: Dusun Karanganyar, Desa Purbosari, Kec. Ngadirejo, Temanggung Jawa Tengah
Pendidikan : 1. SR Cibuk Lor
Lulus Tahun 1965
2. PGAN 4 Tahun Yogyakarta
Lulus Tahun 1968
3. PGAN 6 Tahun Yogyakarta
Lulus Tahun 1974
4. D II IAIN Walisongo
Lulus Tahun 1996
5. Masuk Program SI ekstensi STAIN Salatiga
Tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya apabila keterangan saya ini palsu, maka saya bersedia dituntut di muka hakim. Temanggung, 30 Juni
M Syarif ix
2010
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
: Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orantua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Tahun 2010
Nama
: M SYARIF
NIM
: 11408290
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga,
2010
Ketua
Sekretaris
_________________
_________________
x
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta, Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi dkk, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung Bumi Aksara. Aryani, Ayu Sekar dkk, 2004, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga. Azis, Erwati, 2003, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Solo, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,. Depag RI, 1984, Al-Qur’an Terjemahan, Jakarta, Pelita III. Depag RI, 2002, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Depdiknas, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Hadi, Sutrisno, 2001, Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta , Andi. Gie, The Liang, 1995. Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta, Liberty. Margono, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta. Nasution, 1982, Asas-Asas Kurikulum, Bandung, Jemmars. Nasution, 1984, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta, Bina Aksara. Nata, Abuddin, 1998, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Nata, Abuddin, 2006, Ahlak Tasawuf, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Nurdin, Safrudin, 2002, Guru Profesional dan Impolementasi Kurikulum, Jakarta, Ciputat Pers. Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta. Syah, Muhibbin, 1995, Psikologi Belajar Sebagai Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin, 2005, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada. 11
Surahmad, Winarno, 1982, Pengantar Interaksi Mengajar, Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung, Tarsito. Suryabrata, Sumadi, 1984, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Rajawali Pers. Winataputra, Udin S, 1993, Proses Belajar Mengajar yang Efektif, Jakarta, Bina Karya. Winataputra, Udin Sarifudin dkk, 1995, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. www.geogle.com, 11.48 Am, Ridwan 202 (06.08.51), Ketercapaian Belajar, 02 Juni 2008. www.siaksoft net, 17.00 Am, Setiawan, 2006, Pengertian Prestasi, 23 Mei 2008.
12
PENGARUH METODE PEMBIRIAN HUKUMAN OLEH ORANGTUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG 2009/2010
SKRIPSI
Disusun Oleh : M SYARIF NIM : 11408290
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
13
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara M Syarif dengan nomer induk Mahasiswa 11408290 yang berjudul “PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i) Salatiga,
25 September 2010 16 Syawal 1431 H
Panitia Sidang Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd NIP. 196701112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. H.A. Mahzumi, M.Ag. NIP. 195005151981031005
Rovi’in, M.Ag NIP. 19730526199031005
Dosen Pembimbing
Drs. H. Alfred L, M.Si NIP. 196228101991031003 14
15
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam yang diberikan di SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung adalah untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilainilai tersebut dalam kehidupanindividu ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi
yang
dimiliki
manusia
yang
aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Allah. Sedangkan orangtua mempunyai tanggungjawab langsung pada putra-putrinya diluar jam sekolah sehingga bila di bandingkan keberadaan siswa di sekolah dengan siswa diluar jam sekolah adalah sepertiga di banding dua pertiga sudah barang tentu aturan-aturan masing-masing orangtua di rumah tidak sama, namun dalam memberikan bimbingan semua pernah mengalami memberikan hukuman pada putra-putrinya hal tersebut tidak terlepas pada siswa SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung yang siswanya telah terpengaruh oleh berbagai informasi yang masuk pada dirinya termasuk informasi dari media elektro maupun lingkungan yang lainnya namun tetap rajin belajar hal ini
yang menarik bagi penuli untuk
mengangkatnya dalam sebuah judul ”PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN 1
2
KECAMATAN
WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG 2010”
B. Perumusan masalah “ Rumusan masalah merupakan inti yang menjadi pokok penelitaian “ ( Lilik Sriyanti, 2008,26 ) Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang hendak diteliti adalah : 1. Bagaimana metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ? 2. Bagaimana intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ? 3.
Adakah pengaruh antara metode pembirian hukuman otang tua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ?
C. Tujuan Penelitian “ Tujuan penelitian merupakan suatu yang hendak dicapai melalui kegiatan penelitian yang dilakukan” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ) Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
3
1.
Untuk megetahui metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010
2.
Untuk mengetahui intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara metode pembirian hukuman otang tua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada
siswa
SDN
Pateken
Kecamatan
Wonoboyo
Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ? D. Hipotesis Penelitian “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan semantara terhadap masalah yang diteliti” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ), sehubungan denagn itu penulis merumuskan Hipotesis sebagai berikut : “ Metode pemberian hukuman oleh orang tua mempunyai hubungan yang positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa” artinya semakin tinggi Metode pemberian hukuman orang tua semakin tinggi pula intensitas belajar siswa.
4
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyrakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pustaka ilmu pendidikan. 2. Bagi Guru Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah penegtahuan bagi para guru dan calon guru tentang arti pentingnya metode pemberian hukuman orangtua unuk meningkatkan intensitas belajar siswa. 3. Bagi Sekolah Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi masukan untuk lebih meningkatkan mutu kegiatan proses belajar di SD Negeri Pateken, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul diatas maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, antara lain : 1. Hubungan Hubungan adalah berasal dari kata dasar “hubung: dan akhiran “an”. Hubungan adalah berangkaian / bersambung (yang satu dengan yang lain) (.W.J.S Poerwadarminta , 1982; 36)
5
2. Orang tua Orang tua adalah “ ayah ibu kandung : orang yang dianggap (cerdik, pandai, ahli, dsb) orang yang dihormati (disegani di kampung) (Depdikbud ,1987 ; 755) yang dimaksud disini orang tua adalah ibu, bapak dari anak atau wali murid dari anak yang bersangkutan”. Adapun metode pemberian hukuman orangtua merupakan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak, agar orang tua dan anak saling interaksi (hubunagn timbale balik) dalam kehidupan keluarga sehingga tercipta keharmonisan dalam keluarga 3. Hukuman Membuat anak disiplin kata “Disiplin” yang artinya tata tertib, yang dimaksud dari kata kedisiplinan di dalam anak disini adalah kepatuhan dan keteraturan anak dalam belajar yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan yang mencakup waktu belajar, materi belajar dan menyelesaikan tugas guru.
Adapun dalam
penulisan ini dimaksukan oleh penulis adalah disiplin sehingga intensitas dalam belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Pateken meningkat 3. Belajar Belajar adalah suatu aktifitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan –
6
perubahan dalam pengetahuan. Pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan ini bersifat secara relatif, konstan dan membekas. Kemudian yang menjadi indikator dari masing – masing variable ini adalah : a. Variabel metode pemberian hukuman orangtua 1. Pulang terlambat. 2. Tidak belajar. 3. Asik nonton TV. 4. Jadwal pelajaran lupa. 5. Tidak mempersiapkan pelajaran. 6. Tidak melaksanakan peket 7. Pulang sebelum waktunya 8. Ulangan menyontek 9. Berjanji tidak di tepati 10. Berkelahi b. Variabel intensitas belajar pendidikan agama Islam 1. Tekun mengulang pelajaran. 2.
Mengerjakan PR .
3. Memperhatkan materi pelajaran. 4. Menatat pelajaran . 5. Memperhatikan pelajaran. 6. Ikut kegiatan ekstra
7
7. Rajin belajar dan membaca Al Qur’an. 8. Mengucap salam. 9. Belajar pagi. 10. Prestasi belajar G. Metode Penelitian Metode menurut Koentjaraningrat adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan metode – metode ilmiah.
1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisna Hadi, Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan – kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Pateken, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 101 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi, Suharsini Arikunta memberikan patokan jika populasinya kurang dari 100 penelitian ini dijadikan penelitian populasi, tetapi jika lebih dari 100 maka diambil sebanyak 50% dari total populasi.
8
Dalam penelitian ini penulis mengambil sample secara acak dari kelas I, II, III, IV, V, VI ± sejumlah 50 siswa. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan data
adalah
cara
dan alat
untuk
mengumpulkan data. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, yaitu : a. Metode Angket Menurut Suharsini Asrikunto metode angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang ia ketahui, metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang “Metode pemberian hukuman Orang tua dan Intensitas Belajar pendidikan agama Islam”. b. Metode Observasi Metode Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Observasi disebut pula pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Untuk menggali data tentang metode pemberian hukuman orang tua dan intensitas belajar pendidikan agama Islam.
9
c. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu cara penggumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, catatan, buku, surat kabar, prasasti, agenda dan sebagainya. Ini digunakan untuk mengambil data tentang metode pemberian hukuman dan intensitas belajar pendidikan agama Islam, Serta catatan pelanggaran dengan cara membagikan angket. 4. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul, penulis menganalisa data dengan rumus sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh pemberian hukuman oleh orang tua terhadap intensitas belajar menggunakan rumus Prodact Moment sebagai berikut
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi x dan y xy : Produk dari x dan y x
: variable I
y
: variable II
n
: jumlah siswa yang diteliti / sampel
10
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, devinisi operasional, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Memuat tentang : a. Hukuman b. Orangtua c. Belajar d. Pendidikan Agama Islam. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Merupakan hasil penelitian lapangan yang meliputi tinjauan umum tentang
SDN
Pateken
Kecamatan
Wonoboyo
kabupaten
Temanggung yang berisi : tinjauan sjarah, letak geografis, keadaan siswa, keadaan guru, keadaaan Penjaga dan sarana prasarana serta data hasil angket.
11
BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini memuat analisis data pertama, data kedua dan data ketiga. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran – saran dan kata penutup.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Hukuman Hukuman adalah “ peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan mengenai susunan tugas “ ( WJS Poewadarmito, 1983; 364 ) dimaksudkan dalam penulisan ini adalah peraturan-peraturan keluarga yang dibuat oleh orangtua siswa, dimana pada siswa tinggal adapun megenai metode hukuman ini penuis sampaikan sebagaimana berikut : 1. Arti metode hukuman Arti metode hukuman yang dimaksudkan penulis adalah cera-cara yang dilakukan oleh orangtua dalam mengatur putra – putrinya agar menjadi baik, sesuai dengan harapan yang dinginkan oleh orangtua, keluarga, msyarakat, maupun agama tentunya disini agama Islam 2. Bentuk hukuman. Yang dimaksudkan bentuk hukuman disini bukan hukuman sebagaimana yang diberlakukan terhadap pelanggaran hokum, melainkan hukuman yang bersifat mendidik, dan kasih sayang saling asah, asih, dan asuh. Tentunya hukuman sudah disepakati antara keluarga, baik ayah, ibu, maupun orang yang lebih tua.
12
13
3. Syarat pelanggaran Terhadap syarat pelaggaran disini ditentukan bersama misalnya pelang terlambat, tidak belajar, asik nonton televise seharian, lupa jawal pelajaran, tidak mempersiapkan pelajaran, tidak melaksanakan peket baik dirumah maupun disekolah, membolos, ulangan menyontek, janji tidak ditepati, berkelahi. 4. Siapa yang memberi hukuman Adapun bila ditanyakan siapa yang berhak menghukum atau menentukan pelanggaran, jelas disini adalah orangtua. B. Orangtua Orangtua adalah “ setiap orang yang bertanggungjawab dalam satu keluarga, yang dalam penghimpunan sehari-hari lazim disebut ibu bapak “ ( Thamrin Nasution,1989; 1 ) “ Pengaruh negative yang timbul jika orangtua menggunakan hukuman badan yang tidak konsesten terhadap anak “ ( Moch Shohib; 1998;8) Selanjutnya dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13 menyebutkan Sebagai berikut :
14
Artinya : Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya : “ Hai anakku jangan kamu memper sekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar- benar kezaliman yang besar ( Sunaryo, 1996;654)
C. Intensitas Belajar 1. Pengertian Belajar Arti belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha (berlatih diri), supaya mendapat suatu kepandaian (Depdiknas, 2005 : 17). Maksudnya perbuatan murid yang umumnya di bidang intelektual, formal yang mengarah pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Hasil belajar tersebut dapat mengarah baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk, belajar juga merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubunganhubungan baru. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari beberapa para ahli antara lain : a. Mohamad Ali mengemukakan bahwa tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya karena proses perkembangan. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan ini bukan dikatakan hasil belajar,
15
melainkan kematangan, artinya belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik jika ia telah matang melakukan hal itu (Winataputra, 1993 : 2). b. Menurut J. Bruner ialah bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarkan dengan efektif dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap anak dalam setiap tingkat perkembangannya (Nasution, 1984:6). c. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education Psycology : The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif dan proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (reinforce) (Syah, 1995 : 90) d. Johann Heinrich Pestalozzi berpendapat bahwa anak lebih belajar efektif jikalau kita mulai dari yang konkrit kepada yang abstrak. Dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang dekat kepada yang jauh (Nasution, 1984 : 18). e. Al-Qur’an
16
Artinya : Tidak wajar bagi seseorang yang Allah telah berikan Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah. Akan tetapi (dia berkata) ; Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani. Karena kamu mengajarkan AlKitab dan disebabkan kamu tetap mempelajari (Q.S. Al Imron : 79). (Depag, 1984 : 89) f. Johann Friedrich Herbar ia mengemukakan belajar adalah tujuan pengalaman langsung hendaknya tidak semata-mata diberikan sekedar untuk memperoleh pengalaman saja, akan tetapi anak-anak harus pula diberikan bimbingan untuk mengubah pengalaman langsung itu menjadi pengetahuan (Nasution, 1984 : 19). g. Menurut golongan kontra informasi, bahwa kegiatan belajar adalah ulangan, mereka berpendapat bahwa pokok atau induk belajar adalah mengulangi
bahan
pelajaran
sehingga
akan
diingat
(dikuasai)
(Suryabrata, 1984 : 265). h. Hadits
Artinya : Barang siapa keluar / pergi dalam menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali. (Shabir, 1985 : 19) Hadits lain menyebutkan :
Artinya : Barang siapa yang belajar untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim) (Bahreisy, 1992 : 46)
17
Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik beberapa konsepsi belajar sebagai berikut : a. Hasil belajar atau tujuan belajar dapat tercapai apabila pembelajaran sudah memiliki kepribadian yang matang artinya kesiapan fisik dan mental untuk melakukan sesuatu. b. Bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila peserta didik sesuai dengan tingkatan usia. c. Proses belajar mengajar diarahkan kepada materi yang mudah dulu kemudian ke materi yang lebih sulit. d. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya, belajar apa yang dibuat dan mengerjakan apa yang dipelajari. e. Peserta didik dibawa kepada tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar. f. Kegiatan-kegiatan belajar atau dalam proses belajar perlu adanya apersepsi atau pengulangan materi pelajaran yang telah dipelajari. 2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar a. Teori-teori belajar Telah banyak penyelidikan terhadap psikologis tentang belajar dilakukan oleh para ahli untuk menentukan apakah yang terjadi setelah individu melakukan suatu pengalaman belajar berlangsung. Para ahli
18
psikologi telah mengemukakan pandangan-pandangan teoritis tentang belajar yang disebut dengan teori-teori belajar karena dalam proses belajar sangat berhubungan erat dengan jiwa / psychologi. Dari beberapa teori tersebut penulis kemukakan 3 teori yaitu : 1) Teori belajar menurut psikologi daya 2) Teori belajar menurut psikologi assosiasi (koneksionisme) 3) Teori belajar menurut psikologi Gestalt a) Teori belajar menurut psikologi daya Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya menanggapi, daya mengingat, daya berpikir, daya menghendaki. Daya-daya tersebut dapat diperkuat melalui latihan pembiasaan dan ulangan. Berdasarkan pandangan ini maka belajar di sekolah diartikan sebagai melatih daya psikis terutama daya berpikir. Menurut Prof. Drs. Nasution bahwa menurut teori ini diutamakan di sini bukanlah penguasaan bahan-bahan yang dipelajari, melainkan latihan dan bahan-bahan itu guna pembentukan dayadaya. Jadi pembentukan formalnya (mental discipline). (Nasution, 1982 : 70)
19
b) Teori belajar menurut psikologi assosiasi Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang) yang mengenai individu melalui penginderaan dan respone (reaksi) Edward L. Thorndike perintis teori ini mengemukakan antara lain : (Nasution, 1982 : 70) -
Kematangan kesiapan belajar dan motivasi berperan penting dalam keberhasilan belajar.
-
Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan hadiah, sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.
-
Dalam aspek belajar bidang kognitif dan bidang psikomotor terutama dalam belajar ketrampilan peranan trial and error cukup besar pengaruhnya.
c) Teori belajar menurut psikologi Gestalt (Nasution, 1982 : 72) Teori ini mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu, yaitu belajar terjadi jika telah diperoleh pemahaman atas suatu secara keseluruhan. Dengan memperlihatkan dari berbagai teori belajar yang telah diungkapkan diatasi. Maka penulis dapat mengambil
20
kesimpulan bahwa antara teori akan mempunyai faedah dan manfaat yang besar jika sesuai dengan penempatannya. b. Prinsip-prinsip belajar Belajar sebagai proses aktif, dimana dalam belajar terjadi saling berhubungan dan mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan, anak didik senantiasa dalam belajar akan memperoleh hasil yang baik. Apabila anak didik senantiasa memperlihatkan adanya prinsipprinsip tersebut. Dimana siswa sadar akan hakekat dari perbuatan belajar. Dengan demikian siswa belajar penuh dengan pemahaman dan akan terhindar dari rasa bosan dan jemu. Adapun prinsip-prinsip belajar tertentu yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya yaitu : 1) Pelajar harus mempelajarinya sendiri apapun yang dipelajarinya tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. 2) Setiap pelajar belajar menurut tempo (kecepatannya sendiri) dan setiap kelompok umur memiliki variasi dalam kecepatan belajar. 3) Seorang pelajar akan belajar lebih banyak bilamana setiap langkah belajar yang dilaluinya mendapat penguatan. 4) Penguasaan secara penuh terhadap setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
21
5) Pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar serta akan belajar dan mengingat lebih baik apabila ia diberi tanggung jawab untuk belajar mandiri (Depag RI , 2002 : 39). Tentang prinsip-prinsip belajar di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar diperlukan adanya kesiapan jasmani maupun rohani, kemauan yang kuat agar menimbulkan suatu kegairahan anak dalam belajar. Usaha yang keras dan ulet secara terus menerus, motivasi dari berbagai pihak serta didasari dengan cita-cita yang luhur. 3. Prestasi belajar a. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi dan belajar, untuk mendapatkan pengertian atas kata tersebut maka penulis jelaskan lebih lanjut. Kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Depdiknas, 2005 : 895). Dari pengertian di atas maka prestasi adalah suatu hasil yang diperoleh setelah melakukan aktivitas. Dengan demikian maka prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu aktivitas belajar. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari beberapa para ahli antara lain :
22
1) Winkel, mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. 2) S. Nasution, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat dan prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni : kognitif, afektif dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut (www.google .com 11.48 Am, Ridwan 202 (06.08.51), Ketercapaian Belajar, 07 Juni 2008). 3) Benyamin S. Bllom, berpendapat bahwa prestasi belajar dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui ketuntasan dalam belajar (www..siaksoft.net 17.00 Setiawan, 2006, Pengertian Prestasi, 23 Mei 2008). Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar seseorang didasarkan pada tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
23
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka
perlu
diperhatikan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain : 1) Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri individu itu sendiri, yang termasuk faktor intern antara lain : a) Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan
diri
dengan
keadaan
yang
dihadapinya,
kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan
tingkat
perkembangan
sebaya,
dalam
Al-Qur’an
disebutkan pada surat Az-zumar ayat 9 yaitu :
Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih berbentuk) ataukah orang yang beribadat di waktuwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut pada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhan-nya ? Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?”. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Depag, 1984 : 747)
24
Menurut Muhibbin, bahwa intelegensi adalah “Semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses” (Syah, 2005 : 147). b) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Menurut Hillgard, bakat adalah “The capacity to learn” yang berarti kemampuan untuk belajar. Maksudnya kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Slameto, 1995 : 57). Allah juga menjelaskan dalam Al-Quran Surat Al Isra’ ayat 84 yang berbunyi :
Artinya : Katakanlah (Muhammad) “ Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing, maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya (Depag, 1984 : 437)
25
c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan dengan disertai rasa sayang. Menurut Slameto, bahwa minat adalah “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan” yang diminati seseorang diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang (Slameto, 1995 : 57). Hal ini sesuai dengan hadits :
Artinya : Bagi seorang pelajar haruslah mempunyai kemampuan yang keras (Ismail, 1992 : 20).
d) Motivasi Motivasi adalah daya penggerak yang mendorong seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Winataputra, 1993 : 34). Dalam hadits juga disebutkan :
26
Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan baik, Dia akan memberikan kepahaman (ilmu) padanya mengenai masalah agama (HR. Buchori Muslim) (Ghozi, 1987 : 407).
Dalam memberikan motivasi seseorang guru berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan siswa akan menekuni pelajaran. Melalui kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar siswa aktif. 2) Faktor ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar siswa antara lain : a) Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat, tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Selain itu juga keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama tempat
pertama
seseorang
mendapatkan
pendidikan
bimbingan sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits yang berbunyi : -
Al-Qur’an surat An Nahl ayat 78
dan
27
Artinya :
-
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur (Depag, 1984 : 413).
Hadits
Artinya : Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci. Sehingga berubah padanya lisannya. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Thabrony) (As-Suyuty, 1999 : 99)
b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Guru haruslah mencintai pekerjaannya dan yakin bahwa dengan yang diajarkan adalah ilmu yang bermanfaat yang tidak akan putus amalnya. Meskipun dia sudah meninggal sesuai dengan sabda Nabi Muhammad :
28
Artinya : Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia, terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya (HR. Muslim) (Ghozi, 1987 : 408).
c) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul, dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penulis dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai prestasi atau hasil yang sempurna dalam belajar perlu adanya hal-hal yang mempengaruhi belajar itu sendiri dengan adanya pengaruh dari kecerdasan, bakat, minat, kesenangan untuk belajar dengan keinginannya sendiri, motivasi, keinginan untuk belajar selain itu dalam mencapai prestasi belajar juga harus ada dukungan dan kerjasama antara beberapa pihak antara lain keluarga, sekolah dan masyarakat.
29
c. Indikator prestasi belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa, perubahan hasil belajar tersebut bersifat intangible (tak dapat diraba) untuk itu guru dalam hal ini hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting diharapkan dapat mencerminkan perubahan sebagai hasil belajar siswa. Dari uraian di atas yang digunakan dalam mengukur prestasi belajar siswa yaitu peneliti melakukan evaluasi dengan menggunakan tes. Sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan memperhatikan indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu), yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur yang dinyatakan dalam skor atau penilaian. D. Pendidikan Agama Islam 1. Dasar Pendidikan Islam Yaitu pedoman untuk diadakannya pendidikan agama Islam. Dasar ini yang mendasi landasan sumber kekuatan dan keteguhan. Sehingga pendidikan itu mempunyai arah untuk mencapai suatu tujuan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Sebagai
pendidik
muslim,
sudah
menjadi
kewajiban
untuk
memikirkan generasi muslim berikutnya akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan, karena dengan jalan memberikan pendidikan berarti sudah
30
memerangi kebodohan sejak dari kanak-kanak hingga ke liang kubur. Dengan kata lain menuntut ilmu pengetahuan itu sama pentingnya dengan berperang mengusir musuh Islam. Islam berarti ajaran yang kita imani, memang memerintahkan untuk mengajak kepada jalan yang lurus, baik pada keluarganya maupun orang lain sesuai dengan kemampuannya. 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam Ada
beberapa
pendapat
yang
memberikan
definisi
tentang
Pendidikan Agama Islam. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama” . Oemar Muhammad Al-Toumy Al Syaebany berpendapat bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan (HM. Arifin, 1987 : 13) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan. Kemampuan dasar dan kemampuan
31
belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak jarimah. 3. Faktor Pendidikan Agama Islam Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam sehari-hari sebetulnya tidak hanya pendidik dan peserta didik yang harus ada, akan tetapi masih ada faktor-faktor lain yang saling kait-mengkait antara satu dengan yang lainnya, timpang salah satu faktor maka sukarlah untuk mencapai tujuan dalam proses pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan Islam ada lima : a. Faktor anak didik b. Faktor pendidik c. Faktor tujuan pendidikan d. Faktor alat pendidikan e. Faktor millieu / lingkungan 4. Materi Pendidikan Agama Islam Tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam antara tokoh pendidikan Islam yang satu dengan yang lain sedikit berselisih pendapat. Tetapi pada dasarnya mereka sama dan sepakat tentang ruang lingkup pendidikan Islam itu sendiri. Dan tentang hal ini semuanya merujuk kepada Al-Qur’an Surat Lukman ayat 13, 14, 17, 18, 19.
32
Artinya : Dan ingatlah ketika Lukman berkata pada anaknya. Hai anakku janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kedholiman yang besar. Dan kami perintahkan pada manusia berbuat baik kepada kedua orang tua ibu dan bapak, ibu yang telah mengandung dalam keadaan lemah dan semakin lemah dan menyapihkan dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua ibu bapakmu hanya kepadaKulah kembali. Hai anak-anakku dirikanlah sholat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap yang menimpa kamu. Sesungguhnya hal yang semacam ini hal yang diwajibkan oleh Allah. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai Dari ayat Al-Qur’an tersebut dapatlah diketahui bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam adalah :
33
a. Pendidikan tauhid Yaitu yang menyangkut tentang keyakinan terhadap Allah. Sebuah pernyataan untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kalimat ini merupakan dasar dari Pendidikan Agama Islam, artinya bahwa semua aktivitas pendidikan ditujukan untuk berkeyakinan, bersikap dan berperilaku yang mencerminkan perwujudan keyakinan akan adanya Allah. Tauhid inilah sumber motivasi untuk hidup dengan meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Yang dimaksud tauhid atau keimanan dalam pengertian bukan hanya sekedar meyakini adanya Allah dan Rasul Muhammad saja melainkan pernyataan ini dimanifestasikan ke dalam sikap dan tingkah laku dengan menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya. Segala aktivitas itu dinamakan dengan ibadah atas sikap penghambaan diri kepada Allah pencipta alam semesta. b. Fikih Yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum Allah yang diturunkan kepada Nabi Allah Muhammad untuk disampaikan kepada manusia sebagai pegangan hidup. Syariah inilah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah serta manusia dengan makhluk lainnya termasuk alam sekitarnya.
34
Hal ini penting karena Tauhid haruslah dimanisfestasikan ke dalam perilaku sehari-hari. Bentuk aturan dari manifestasi Tauhid diatur dalam syariah. c. Ibadah Sebagaimana syariah, ibadah merupakan menifestasi dari pelaksanaan Tauhid. Sedangkan ibadah adalah pelaksanaan hukum syariah yang menyangkut hubungan manusia dan Allah baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan yang langsung meliputi sholat, zakat, puasa, haji. Meskipun ibadah ini mempunyai dimensi sosial artinya kemanfaatan bagi manusia lainnya tetapi yang lebih prinsip disini adalah hubungan langsung dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi dua macam yaitu ibadah mahdloh yaitu ibadah yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan syarat dan rukun seperti sholat dan sebagainya. Dan yang kedua yaitu ibadah ghoiru mahdlon yaitu ibadah yang dalam pelaksanaanya tidak terikat oleh syarat dan rukun seperti menolong orang, shodaqoh, infak. Meskipun
demikian
ibadah
hendaklah
merupakan
suatu
perwujudan sikap penghambaan dan pengabdian seorang makhluk kepada koliqnya.
35
d. Akhlak Akhlak atau budi pekerti adalah merupakan rangkaian ruang lingkup pendidikan Agama Islam, karana akhlak, budi pekerti ini merupakan hal yang mengatur baik dan buruk, dan menagtur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitar. Tingkah laku atau akhlak seseorang yang dimanifestasikan ke dalam pebuatan. Sikap seseorang mungkin saja tidak digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari dengan perkataan lain kemungkinan adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu meskipun secara teoritis hal ini terjadi tetapi dipandang dari sudut ajaran agama Islam itu tidak boleh terjadi atau kalaupun itu terjadi menurut ajaran agama Islam itu termasuk iman yang rendah. 5. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan agama
bukan hanya
meningkatkan rasa
keagamaan saja. Akan tetapi menggabungkan seluruh aspek manusia. Sebab pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia. Pendidikan agama tentunya mempunyai fungsi dan peranan yang paling besar dibandingkan pendidikan pada umumnya, lebih-lebih bila hanya menitik beratkan pada aspek kognitif saja. Pendidikan agama harus
36
mendapatkan perhatian khusus demi mencapai terbentuknya manusia muslim seutuhnya. Dengan menanamkan rasa keagamaan dalam diri seseorang, diharapkan agar orang tersebut dapat memahami ajaran agama, selanjutnya mengamalkan ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercapai akhlak yang mulia atau moral yang tinggi. Hal tersebut menjadi tujuan utama pendidikan Islam. Ini sesuai dengan tujuan Rasulullah yang diutus oleh Allah SWT kepada umat manusia yang tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Wujud pengamalan agama yang sesungguhnya sangat bermacammacam jika dilaksanakan seorang dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya yang harus dilakukan oleh anggota lisan saja, seperti : berdo’a, berzikir, memohon ampun kepada Allah. Yang dilakukan oleh anggota tubuh selain lisan meliputi : a. Untuk kemaslahatan sendiri seperti : thaharah, shalat, puasa, zakat. b. Untuk kepentingan warga / famili seperti : nikah, berbakti pada orang tua, silaturrahmi, meyayangi budak, dan lain-lain. c. Untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian pengamalan agama Islam yang penulis maksud adalah : tingkat pelaksanaan terhadap isi ajaran Islam yang diwujudkan dalam bentuk tindakan hati (niat), pikiran, ucapan lisan dan perbuatan anggota tubuh yang kesemuanya itu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
37
Seorang yang mengaku dirinya muslim hendaklah mempunyai niat dan semangat untuk dapat memeluk agama Islam ini secara keseluruhan atau kaffah, seperti seruan Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masukkanlah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
38
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken 1. Sejarah SD Peteken Kecamatan Wonoboyo SD Negeri Pateken Kec. Wonoboyo Kabupaten Temanggung, pada awal berdirinya sebenarnya telah lama yaitu tahun 1976. Didirikan oleh Pemerintah disebut SD Impres, Kepala Sekolah yang pertama dijabat oleh Chatarina Suwarti, mulai tahun 1976 hingga 1996, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Ilyasak, dari tahun 1997 hingga tahun 2003, dan dilanjutkan oleh Bapak Martin Riyonto, S Pd, namun tahun 2010 ini dijabat oleh Bapak Yunadi Purwatmoko, S Pd sampai dengan penelitian ini berlangsung. 2. Letak geografis SD Negeri Pateken menempati lokasi di pegunungan tepatnya dilereng pengunungan sewu dikaki bukit sidoro, adapun siswa berjumlah 101 orang 3. Keadaan guru, penjaga dan siswa a. Keadaan guru Pada bab ini penulis kemukakan personalia guru SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009 / 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
38
39
Tabel 1 Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 / 2010
No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama / NIP 2 Yunadi Purwatmoko, S Pd NIP. 196406181983041001 Ciptowati, A Ma Pd Nip. 195511141975122007 Susaryati Nip. 195204241974012003 Herny Setya A, A Ma Pd Nip. 196208151983042010 Ngadiran,A Ma Pd Nip. 195110011973061001 Mulyani, A Ma Pd Nip. 196507031988061002 Mutinah, S Pd Nip. M Syarif, A Ma Nip. 195208121979121002 Anita Retnawati, A Ma Parman 195804081980111003
Jabatan 3 Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir 4 S1
Guru Kelas I
DII
Guru Kelas II
SPG
Guru Kelas III
D II
Guru Kelas IV
D II
Guru Kelas V
DII
Guru Kelas VI
S1
Guru PAI
D II
Guru Bhs Inggris Penjaga
D II SMA
b. Keadaan siswa Menurut data yang penulis peroleh dari bagian administrasi siswa bahwa siswa SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009 / 2010 sejumlah
40
101 siswa, untuk mengetahui data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel No. 2 Keadaan Siswa SD Negeri pateken Tahun Pelajaran 2009 / 2010
No 1 2 3 4 5 6
Kelas I II III IV V VI Jml
L 11 10 9 9 8 8 55
P 8 9 9 7 7 6 46
Jumlah 19 19 18 16 15 14 101
4. Struktur Organisasi Struktur organisasi dan personalia pada SD Negeri Pateken dapat dilihat pada tabel berikut :
41
Tabel No. 3 Struktur Organisasi SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Kepala Sekolah Yunadi P,S Pd
SDrs. Mansur Wakil Kepala RosyidiSekolah Ngadiran, A.Ma.Pd Komite sekolah
Perpustakaan Roliyah K, A.Ma.Pd
BENDAHARA Ciptowati, A.Ma.Pd Sapras Mulyani,A Ma Pd
Wali Kelas I. Ciptowati, A.Ma.Pd II. Susaryati III. Hery Setya A, A.Ma.Pd IV. Ngadiran, A Ma Pd V. Mulyani, A.Ma.Pd VI. Mutinah, S Pd
5. Sarana dan prasarana Proses belajar mengajar akan berhasil jika didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Terpenuhinya sarana dan prasarana akan menciptakan iklim yang menyenangkan siswa dalam belajar. Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri Pateken tercantum dalam tabel berikut :
42
Tabel No. 4 Sarana dan Prasarana SD Negeri Pateken Tahun 2009 / 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 15
Nama Barang Gedung milik sendiri Ruang kelas Ruang kantor Ruang perpustakaan Ruang UKS WC Guru WC Ka Sekolah WC Murid Masjid Koperasi Komputer Mesin ketik
Jumlah 2 6 1 1 1 2 1 4 1 1 1 1
B. Data Siswa yang mengisi angket SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 / 2010 1. Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua Tabel No. 5 Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua yang didasarkan pada angket Siswa SD Negeri Pateken Tahun 2009 / 2010 NO 1. 2. 1
1 C B
2 B B
JAWABAN NOMOR SOAL 3 4 5 6 7 8 B C C B A B B B A B A B
Data diperoleh dari wawancara dengan Kepala Sekolah.
9 C B
10 A B
TOTAL NILAI 18 22
43
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
B A B C A C B C C B B B A B B B B B C A C B B C C B A B B B B B A B B A C A A B A
A B B C B C B C C B B B C B B B C B B A C B B C C B A B B B B B B B B A C B B B B
A A A A C C C C C C B C C B C A A C C C C C C C C B B B B A B C B B B B A C B C C
B B A A C A C B A B C C A C C C B C A C C C C C A B B B A A A C B B B C C A B A C
C A A A A A A B C C C C A A C C C A A B A C C C A A A A B B A A C A B B C A C B A
C C B C A C C B C C C B A A C C C C A C A C A B C C C C B B B C C C A C B C C C A
A C C A C A B B A A A B B B C A A C A C B B B B B C C C C A A C A C A A C C C C B
A C C B C B A A A A A B C C A A C B A C B C A B B A A A A A B B A A C A B A A B B
C C B C C C B C B C C C C C B C C C C C C C C C B C C C B B B C B C B C C C B C B
A B A C A C A A A A A A A A A A B A B C C A A A A A A B A A B A A A A A A A A A A
22 19 22 19 19 17 20 18 19 19 19 17 21 20 17 20 17 17 22 15 16 15 19 15 19 20 22 19 22 25 23 17 22 20 22 22 16 21 20 18 22
44
44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
A A B B B A A
A A B A B B A
B A B C B B B
C B B B B B C
C B B B C A A
C C B C C B C
A C B A C C C
A B B A C C C
B B B B B C B
A C A A A B A
22 20 21 22 17 19 20
2. Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa Tabel No. 6 Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa yang didasarkan pada angket siswa SD Negeri Pateken Tahun 2009 / 2010 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
1 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
2 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
JAWABAN NOMOR SOAL 3 4 5 6 7 8 A A A C B A A A A A B B A B A A A B A A A C A B A B A C B B A A A A B A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B A A A A A B A A A C A B A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A A A A
9 B B B A C B C C A A A A A A A A A A A C
10 A A A A B A B A A A A A A A A A A A A A
TOTAL NILAI 26 27 27 27 22 28 26 28 30 29 30 30 30 28 29 27 30 30 28 28
45
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A B A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
C C C A A B C A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A C A B A C A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A B
C A A C B B B A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B A B
A C A C A C A A B B A A A A A C A A A C A C A A C A C A B C
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A A
26 25 26 25 28 26 25 30 28 28 30 30 30 30 30 28 30 30 28 28 30 28 30 30 26 30 28 29 28 26
Dari data nilai tersebut di atas penulis kemudian memasukkan pada interval penilaian sebagaimana berikut : 0 – 5,0
kategori kurang
5,1 – 8,0
kategori cukup
8,1 – 10
kategori baik
46
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini dikemukakan pembahasan dari permasalahan yang telah dikemukakan dalam Bab I yaitu : pertama bagaimana Perhatian orangtua siswa SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009 / 2010, kedua bagaimana Kedisiplinan belajara siswa tahun pelajaran 2009 / 2010, ketiga bagaimana hubungan antara perhatian orangtua tarhadap kedisilinan belajar siswa pada tahun pelajaran 2009 / 2010. A. Analisis Pendahuluan 1. Nilai Perhatian orangtua siswa SD Negeri Peteken tahun pelajaran 2009 / 2010. Tabel No. 8 Nilai Metode Pemberian Hukuman oleh orangtua Siswa SD Negeri Pateken tahun 2009/2010 18
22
22
19
22
19
19
17
20
18
19
19
19
17
21
20
17
20
17
17
22
15
16
15
19
15
19
20
22
19
22
25
23
17
22
20
22
22
16
21
20
18
22
22
20
21
22
17
19
20
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel X yang akan dibicarakan kemudian. 2. Nilai Intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Pateken 46
47
Tabel No. 9 Nilai Intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009/2010
26
27
27
27
26
28
26
28
30
29
29
30
30
28
29
27
30
30
28
28
26
25
26
25
28
26
25
30
28
28
30
30
30
30
30
28
30
30
28
28
30
28
30
30
26
30
28
29
28
26
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel Y yang akan dibicarakan kemudian. Adapun dalam menganalisis data tentang perhatian orangtua terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri Pateken, penulis menggunakan analisis kuantitatif. Berdasarkan data tentang nilai yang disebarkan seperti tersebut di atas, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009/2010, digunakan teknik data korelasi product moment dalam rumus sebagai berikut : rxy =
NXY (X )(Y ) {NX (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 } 2
48
Keterangan : rxy
:
korelasi antara X dan Y
XY
:
perkalian variabel X dan Y
X
:
variabel nilai metode pemberian hukuman oleh orangtua
Y
:
variabel nilai intensitas belajar PAI siswa
B. Analisis Lanjut Penulis dalam mencari korelasi koefisien product moment menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : Tabel No. 10 Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
X 18 22 22 19 22 19 19 17 20 18 19 19 19 17 21 20 17
Y 26 27 27 27 26 28 26 28 30 29 29 30 30 28 29 27 30
X2 324 484 484 361 484 361 361 289 400 324 361 361 361 289 441 400 289
Y2 676 729 729 729 676 784 676 784 900 841 841 900 900 784 841 729 900
XY 468 594 594 513 572 532 494 476 600 342 551 570 570 476 609 540 510
49
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
20 17 17 22 15 16 15 19 15 19 20 22 19 22 25 23 17 22 20 22 22 16 21 20 18 22 22 20 21 22 17 19 20 975
30 28 28 26 25 26 25 28 26 25 30 28 28 30 30 30 30 30 28 30 30 28 28 30 28 30 30 26 30 28 29 28 26 1409
400 289 289 484 225 256 225 361 225 361 400 484 361 484 625 529 289 484 400 484 484 256 441 400 324 484 484 400 441 484 289 361 400 19277
Dari tabel di atas diperoleh : N
= 50
∑X2
= 19277
900 784 784 676 625 676 625 784 676 625 900 784 784 900 900 900 900 900 784 900 900 784 784 900 784 900 900 676 900 784 841 784 676 39839
600 476 476 572 375 416 375 532 390 475 600 616 532 660 750 690 510 660 560 660 660 448 588 600 504 660 660 520 630 616 493 532 520 26807
50
∑X
= 975
∑Y2
= 39839
∑Y
= 1409
∑XY
= 26807
Berdasarkan data di atas rxy dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Dibulatkan menjadi 0.0377 C. Analisis Uji Hipotesis Dari hasil perhitungan r xy = 0,037, selanjutnya rxy (r
observasi)
tersebut
dikonsultasikan dengan tabel product moment dengan N = 50 dalam taraf signifikasi 5% = 0,297. Dengan N = 50 taraf signifikansi 1% = 0,361. Setelah diteliti ternyata r product moment yang diperoleh (r
observasi)
menunjukkan angka 0,037 dengan demikian r emplisit lebih besar dari pada tabel korelasi product moment. Untuk taraf signifikansi 5% : ro = 0,037 < r1 = 0,297, sedang pada taraf signifikansi 1% : ro = 0,037< r1 = 0,361.
51
Berdasarkan hal tersebut di atas maka metode pemberian hukuman oleh orangtua tidak berpengaruh positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa, atau tidak ada hubungan yang signifikan. Dengan demikian maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : “Terdapat pengaruh yang positif metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa, semakin aktif atau orangtua semakin aktif memberikan hukuman pada anak, maka semakin meningkat pula intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa siswa SD Negeri Pateken “ditolak.” Sedangkan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : “Tidak terdapat pengaruh yang positif pemberian hukuman orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam, siswa SD Negeri Pateken.” “diterima.”
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian terlebih dahulu Bab I hingga Bab IV penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai metode pemberian hukuman oleh orangtua siswa SD Negeri Pateken tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 6,5
tergolong cukup.
2. Nilai intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 9,3 tergolong baik. 3. Tidak ada korelasi antara metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti pada taraf signifikansi 5% : r0 = 0,037 < r1 = 0,297 dan pada taraf signifikansi 1% : ro = 0,037 < r1 = 0,361. B. Saran-Saran 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam bahwa metode pemberian hukuman oleh orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa. 2. Perlu dipertimbangkan untuk penggunaan metode pemberian hukuman oleh orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif dan mendorong intensitas
52
53
belajar pendidikan agama Islam siswa , disamping motivasi lain yang dapat mendorong intensitas belajar siswa.
C. Kata Penutup Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa skripsi ini telah dapat penulis selesaikan dengan tiada aral melintang yang berarti. Walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu sekiranya terdapat kekeliruan dalam melangkah, salah ambil sewaktu memilih dan salah pasang sewaktu menyusun, itu semua hanyalah akibat dari kelemahan penulis. Untuk itu kepada semua pihak penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Dan hanya Allah penulis mohon hidayah. Semoga kesemuanya ini membawa manfaat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah. Amien.
54
ANGKET Nama
:
Nomor
:
Alternatif jawaban : a. dipukul b. dimarahi c. diperingatkan No Soal Angket A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Metode Pemberian Hukuman Oleh Orangtua Terlambat pulang disetrap Tidak belajar Asik sehirian nonton TV Jadwal pelajaran lupa Tidak mempersiapkan pelajaran dengan baik oleh Tidak melaksanakan piket Mendahului pulang sebelum pelajaran berakhir Ulangan menyontek teman sebelah Bila berjanji pada teman tidak ditepati Jika berkelai
Skor jawaban A B C
55
Nama
:
Nomor
:
Alternatif Jawaban
: a. Senang b. Kurang senang c. Tidak senang
No Soal Angket B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Intensitas belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Anak mengulang pelajaran dirumah Mengerjakan PR dirumah Mencatat pelajaran dengan lengkap Menata buku selalu rapi Memperhatiakan pelajaran yang disampai guru Ikut kegiatan exstra pendidikan agama Islam Rajin belajar membaca Al Qur’an Mengucapkan salam setiap masuk dan keluar rumah Belajar pagi sebelum berangkat Prestasinya selalu meningkat
Skor jawaban A B C
56
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta, N.V. Bulan Bintang, 1997 Bahraisy Salim, Readus Sholihin, Bandung, Al Ma’arif, 1986 Conny Semiyawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka, 1984 Ahmad Tohaputra, Al Qur’an dan terjemahnya, Jakarta,Depag, 1984 Muh Shohib, Pola Asuh Orangtua, Jakarta, 1998 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999 S. Nasution, Didaktik Asas Asas Mengajar, Bandung, Jemmars, 1986 Lilik Sriyanti, Pedoman Penulisan Skripsi, Salatiga, STAIN Salatiga, 2008 Sunaryo, SH, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. Asy- Syifa, 1992 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cpta, 2010
Jakarta,
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Pesrsada, 1993 Thamrin Nasution, Peranan orangtua dalam meningkatka Prestasi Belajar anak, Jakarta,Gunung Mulia,1989 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka , 1987