PENGARUH KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN NURUSHSHOBAH DUSUN BANGUNHARJO KELURAHAN PULISEN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: DIAH NUR ENY NIM: 111 09 049
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
Dra Siti Asdiqoh, M.Si DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudari DIAH NUR ENY Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: DIAH NUR ENY
NIM
: 111 09 049
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN NURUSH-SHOBAH DUSUN BANGUNHARJO KELURAHAN PULISEN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 11 Maret 2014 Pembimbing
Dra Siti Asdiqoh, M.Si. NIP. 19680812 199403 2 003
SKRIPSI PENGARUH KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUSH-SHOBAH, DUSUN BANGUNHARJO, KELURAHAN PULISEN, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 DISUSUN OLEH: DIAH NUR ENY NIM : 11109049
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 5 April 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua penguji
: Drs. H. Miftahuddin, M.Ag.
Sekretaris penguji
: Wahidin, S.Pd.I, M.Pd.
Penguji I
: Drs. H. Nasafi, M.Pd.I.
Penguji II
: Dra. Ulfah Susilawati, M.Si.
Penguji III
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Salatiga, 7 April 2014 Ketua STAIN Salatiga
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Diah Nur Eny
NIM
: 11109049
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 12 Maret 2014 Yang menyatakan,
Diah Nur Eny NIM: 11109049
MOTTO
“ Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (berjamaah)”
(Q. S Al-Baqarah: 43)
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Q. S Al-Ankabut:45)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku: 1. Ayah Mawardi dan Ibu Sri Hariyani, sang motivator yang mampu mengisi setiap relung jiwa, memberikan semangat, menjadi penggerak dalam hidupku serta mendoakanku setiap waktu serta selalu berusaha mewujudkan setiap harapan dan impianku. 2. Kakak dan adikku tercinta, penyemangat hidup yang selalu mendorongku untuk menjadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 3. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati, menjadi fasilitator serta mendorongku agar mampu berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan sepanjang hidupku. 4. Keluarga Besar PAI B 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku. 5. Totok Haryanto, seseorang yang selalu menemaniku disaat suka dan duka dan sebagai penyemangat dalam setiap langkah hidupku. 6. Diana, iyak, Reiza, mbk di, temen-temenku yang selalu memberiku semangat. KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si, Selaku Ketua Program Studi PAI, sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk mnyelesaikan tugas skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Pengasuh Pondok Pesantren Nurush Shobah Dusun Bangunharjo Kelurahan Pulisen Kabupaten Boyolali yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di Pondok Pesantren tersebut. 5. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam
menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 13 Maret 2014 Penulis
DIAH NUR ENY
ABSTRAK Eny, Diah Nur. 2014. 11109049. Pengaruh Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri Pondok Pesantren NurushShobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen,KabupatenBoyolali Tahun 2013. Skripsi. JurusanTarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. SitiAsdiqoh, M.Si. Kata kunci: Kedisiplinan Shalat Berjamaah, Perilaku Sosial Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam pendidikan terutama dalam pendidikan Islam. Salah satu kegiatan rutin di pondok yaitu shalat berjama‟ah, yang mana jika shalat berjama‟ah itu dilaksanakan secara disiplin maka hal ini dapat membentuk perilaku sosial santri yang baik. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an bahwasanya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Akan tetapi, kenyataan di lapangan masih banyak sekali dijumpai tak sedikit dari santri yang melakukan penyimpanganpenyimpangan ketika di luar pondok. Padahal apabila shalat berjama‟ah ditegakkan secara disiplin, maka dapat membentuk perilaku sosial santri yang positif. Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah terhadap perilaku sosial santri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1)Kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah santri di Pondok Pesantren Nurush Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013, 2)Perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Nurush Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013, 3)Adakah pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Nurush Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen Kabupaten Boyolali tahun 2013. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah santri pondok pesantren, diambil sampel sebanyak 40 dari 202 responden, menggunakan teknik probability sampling. Dan dalam penerapannya dilakukan dengan cara simple random sampling, yaitu cara pengambilan sampel secara acak. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah terhadap perilaku sosial santri. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket dari kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah santri di pondok yang memperoleh kategori tinggi mencapai 82,5%, kategori sedang mencapai 17,5% dan kategori rendah mencapai 0%. Sedangkanuntuk perilaku sosial santri yang memperoleh kategori tinggi mencapai 87,5%, kategori sedang mencapai 12,5% dan kategori rendah mencapai 0%. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus product moment dan diperoleh rhitung sebesar 0,802 kemudian dikonsultasikan dengan rtabelpada product moment dengan N=40 dan taraf signifikansi 1% = 0,403. Ternyata nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel yaitu (0,802>0,403). Sehingga hasil dinyatakan signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa, ada
pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah terhadap perilaku sosial santri di pondok pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ………...............................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................
v
MOTTO........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................
viii
ABSTRAK...................................................................................................
x
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah............................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian....................................................................
6
F. Definisi Operasional.................................................................. 7 G. Metode Penelitian.....................................................................
9
H. Teknik Analisis Data…………………………………………
13
I. Sistematika Penulisan Skripsi.................................................... 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Kedisiplinan Shalat Berjamaah…………………….................... 16 1. Pengertian Kedisiplinan Shalat Berjamaah………………….
16
2. Dalil Tentang Shalat Berjamaah…………………….............
17
3. Aturan Dalam melaksanakan Shalat Berjamaah…………....
19
4. Tujuan Shalat Berjamaah……………………………………
21
5. Manfaat Shalat Berjamaah…………………………………..
22
B. Perilaku Sosial…………………………………………………
29
1. Pengertian Perilaku Sosial………………………………....
29
2. Aspek-aspek yang Membentuk Perilaku Sosial…………...
30
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial……….
31
C. Pengaruh kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah terhadap Perilaku Sosial Santri…………………………….
33
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian.............................
37
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Nurush-Shobah..........
37
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Nurush-Shobah........
38
3. Identitas Pondok Pesantren Nurush-Shobah.....................
39
4. Visi dan Misi Pondok Pesantren Nurush-Shobah..............
39
5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nurush-Shobah…..
40
6. Jadwal Diniyyah Santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah……………………………………………
41
7. Keadaan Asatid Wa Asatidzah di Pondok Pesantren Nurush-Shobah…………………………………
41
8. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah………
43
B. Penyajian Data……………………..........................................
43
1. Daftar tentang Responden................................................
45
2. Data Hasil Angket...............................................................
46
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Pertama...............................................................
48
B. Analisis Data Kedua.................................................................. 63 C. Interpretasi Data………………................................................ BAB V
67
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 68 B. Saran-saran................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Indikator Instrumen Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial ……...................................................................... 12 Tabel II Jadwal Diniyyah Santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah...........
42
Tabel III Daftar Dewan asatid wa asatidzah di Pondok Pesantren Nurush-Shobah, Boyolali .............................................................................. 42 Tabel IV Data Responden ……..................................................................... 44 Tabel V Jawaban Angket Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah ... 46 Tabel VI Jawaban Angket Tentang Perilaku Sosial………………............... 47 Tabel VII Nilai Angket Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah …... 50 Tabel VIII Interval Pengaruh Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama‟ah……………………………………………………....................
53
Tabel IX Nilai Nominasi Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah ………................................................................
54
Tabel X Frekuensi Kedisiplinan Melaksanakan shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah ............................. 57 Tabel XI Nilai Angket Perilaku Sosial ........................................................... 58 Tabel XII Interval Perilaku Sosial ….............................................................. 60 Tabel XIII Nilai Nominasi Periaku Sosial Santri ........................................... 61 Tabel XIV Frekuensi Perilaku Sosial Santri ................................................... 64 Tabel XV Unit Mencari Koefisien Antara Variabel Kedisiplinan Melaksankan Shalat Berjamaah (X) dan Variabel Perilaku Sosial Santri (Y) ......................................................................................................... 65 Tabel XVI Nilai Product Moment …………………………………………... 67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan ibadah yang paling utama dalam Islam secara mutlak, bahkan ia merupakan induk dari berbagai ibadah. Karena ibadah selain shalat, zakat, puasa, dan haji terkadang kewajibannya gugur atas individu muslim dalam sebagian kondisi dikarenakan udzur atau sebab lainnya(Bahnasi, 2004:10).Hal itu tidak berlaku dalam ibadah shalat, karena shalat harus tetap ditegakkan dalam kondisi apapun. Kecuali ketika seorang wanita sedang haid, maka tidak perlu mengganti keseluruhan sholat yang telah di tinggalkan. Shalat berjama'ah hukumnya adalah sunat muakkad, yakni sunah yang sangat penting untuk dikerjakan karena memiliki nilai yang jauh lebih tinggi derajatnya
dibandingkan
dengan
shalat
munfarid
atau
shalat
sendiri.Sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”(Q.S Al-Baqarah: 43). Shalat munfaridakan mengubah manusia sebagai seorang individualis, sedangkan shalat berjamaah akan menciptakan perubahan sosial. Inilah gerak dan fungsi shalat yang utama. Ia berpengaruh terhadap kehidupan mushalli secara sosial, hubungan dengan orang lain, dan pengaruh terhadap masyarakatnya. Ada perbedaan antara pengaruh terhadap manusia sebagai
seorang individu
dan pengaruh terhadap
dirinya di
tengah-tengah
masyarakat(Ilahi, 2004:11). Oleh
karena
itu,
Islam
sangat
mementingkan
jamaah
dan
mengkaitkannya dengan shalat, sehingga shalat berjamaah menjadi titik permulaan dalam mengubah suatu kaum. Terdapat ruh jamaah yang harmonis yang menguasai jamaah Islam, terutama dalam shalat berjamaah. Ruh ini bukanlah sesuatu yang tidak jelas, melainkan gerakan aktif untuk menuju ke arah yang lebih baik, ke arah amar ma‟ruf nahi munkar, serta membentuk pandangan umum bagi jamaah Islam yang lepas dari kezaliman dan menetapkan kebenaran (Bahnasi, 2008:248). Shalat senantiasa menyertai kehidupan seorang muslim dan menyertai solidaritas umat Islam dalam keberadaan mereka. Karenanya, ketika shalat menjadi titik awal untuk melakukan gerakan amar ma‟ruf nahi munkar. Shalat akan menjadi titik pemberangkatan untuk membangun masyarakat yang terbaik. Demikianlah Allah SWT mengaitkan shalat dengan gerakan amar ma‟ruf nahi munkar. Shalat, ketika berubah menjadi sekedar kebiasaan yang tidak bernilai apa-apa akan menjadi sebuah bentuk ibadah yang tidak memiliki pengaruh. Sementara itu, ibadah yang hidup adalah ibadah yang memancarkan pengaruh dari shalat kepada sesuatu yang ada di luar shalat, kepada
masyarakat
untuk
menebarkan
kemunkaran(Bahnasi, 2008:267).
kebaikan
dan
menghentikan
Tujuan shalat yang ditetapkan dalam Al-Qur‟an sebagaiberikut:
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan(Q.S Al-Ankabut: 45). Berdasarkan ayat tersebut salah satu hikmah shalat yaitu dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar. Semakin seseorang disiplin melaksanakan shalat berjamaah maka peluang untuk melakukan perilaku menyimpang (munkar) semakin sedikit bahkan tidak ada.
Dari
penjelasan
ayat
di
atas
maka
semakin
seseorang
aktifataudisiplin melaksanakan shalat berjamaah, maka perilaku sosialnya semakin baik. Para santri yang disiplin melaksanakan shalat berjamaah seharusnya mampu menumbuhkan perilaku sosial yang positif, baik di lingkungan pondok maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan pengamatan yang Penulis lakukan di lapangan menunjukkan bahwa seseorang yang disiplin melaksanakan sholat berjamaah tetapi masih banyak orang yang aktif melakukan perilaku sosial yang menyimpang. Terdapat tak sedikit dari santri yang melakukan perilaku negatif di luar lingkungan pondok, seperti berkelahi, nongkrong di pinggir jalan tanpa
tujuan yang jelas, dan bolos ngaji maupun bolos sekolah. Atas kenyataan tersebut maka penulis merasa terpanggil untuk meneliti lebih dalam mengenai“PENGARUH KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN
NUSRUSH-SHOBAH,
DUSUN
BANGUNHARJO,
KELURAHAN PULISEN, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013”.
B. RumusanMasalah Berdasarkanlatarbelakangmasalahdapatdirumuskanpermasalahanpenel itiansebagaiberikut: 1. Bagaimana kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah santri pondok pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013? 2. Bagaimana perilaku sosial santri pondok pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013? 3. Adakah pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku
sosial
santri
pondok
pesantren
Nurush-Shobah,
Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kapubaten Boyolalitahun 2013?
Dusun
C. TujuanPenelitian 1. Untuk mengetahui kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial santri Pondok Pesantren NurushShobah,Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013. 3. Untuk mengetahuipengaruhkedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri Pondok Pesantren Nurush Shobah,Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolalitahun 2013.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:64). Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ada pengaruh positif kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri Pondok Pesantren NurushShobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti sendiri maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan khususnya dalam ilmu pendidikan agama islam pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga progdi PAI dan memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis yang mengadakan penelitian berikutnya maupun mengadakan riset barudalam meningkatkan wacana tentang shalat berjamaah. 2. Manfaat Praktis a. Dengan penelitian ini diharapkan santri dapat menjalankan program (shalatberjamaah) yang ada sehingga ketika diluar pondok akan terbiasa melaksanakan shalat berjamaah. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang pentingnya
kedisiplinan
melaksanakan
shalat
berjamah
kepada
masyarakat agar dapat mengetahui akan arti pentingnya kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah paham dari pembaca,
penulis perlu
menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul di atas, yakni: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2007:849). 2. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” dibentuk kata benda, dengan awalan ke- dan akhiran –an, yaitu kedisiplinan, yang artinya suatu hal yang membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehendak-kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (Depdiknas, 2007:268). Dalam pengertian lain kediplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134). Sedangkan yang dimaksud kedisplinan disini adalah kedisiplinan santri dalam hal keaktifan dan kerutinan dalam melaksanakan shalat berjamaah, tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah serta sesuai dengan tata cara yang ditentukan. 3. Shalat berjamaah Secara lughawiarti kata shalat adalah doa,
sedangkan secara
terminologi adalah serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbirotulihram dan diakhiri dengan salam (Syarifuddin,
2003:20). Shalat diwajibkan Allah atas setiap umat islam yang sudah akil baligh sebanyak lima kali dalam sehari semalam, yaitu shalat dhuhur, ashar, magrib, isya‟, dan shalat subuh. Shalat wajib yang lima tersebut dianjurkan untuk dilakukan dengan berjamaah. Berdasarkan pengertian diatas maka kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah dapat diartikan suatu keadaan dimana seseorang selalu melaksanakan shalat berjamaah sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan. Ibadah yang wajib dilaksanakan sehari lima waktu berjamaah artinya, berkumpul atau beramai-ramai dan bersama-sama. Adapun indikator kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah antara lain: a. Melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu b. Selalu berusaha menempati shaf paling depan c. Melaksanakan shalat berjama‟ah di luar pondok d. Mengetahui syarat dan rukun shalat berjamaah e. Berdzikir dan berdo‟a setelah selesai shalat berjamaah
4. Perilakusosial Perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang berarti tingkah laku (Poerwodarminta, 2006: 865) dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan umum (Poerwodarminta, 2006: 1141). Perilaku sosial yang dimaksud adalah bagaimana reaksi dalam hubungan sosial santri terhadap sesama santri di lingkungan Pondok
Pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013. Dengan demikian perilaku sosial mempunyai arti tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum yang dilakukan oleh santri pondok pesantrenNurushShobah. Adapun indikator perilaku sosial antara lain: a. Menghargaipendapat orang lain b. Menjaga kerukunan antar sesama c. Tolong menolong dengan sesama di lingkungan pondok. d. Sopan santun dalam bergaul dengan orang lain e. Melaksanakan setiap kegiatan sosial di pondok
G. MetodePenelitian 1. Pendekatan dan Rancangan penelitian Pendekatan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan studi korelasional. Sedangkan penelitian ini sendiri adalah penelitian deskriptif. Dipilihnya pendekatan kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan antara varaiabel kedisiplinan dalam melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri. Peneliti mencari tahu adakah pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial. Penelitian ini mengarah pada studi korelasional dengan teknik angket. Variabel diidentifikasikan menjadi sub variabel guna menetukan
hipotesis. Dalam penelitian ini penyusun mencari pengaruh antara variabel X, yaitu kedisiplinan dalam melaksanakan shalat berjamaah, dengan variabel Y, yaitu perilaku sosial santri. 2. Lokasidanwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Nurush-Shobah Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali yang dilaksanakan mulai bulan September 2013, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan. 3. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi adalah kesuluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002:130). Sedangkan menurut sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh santri dipondok pesantren Nurush-shobah, Dusun Bangunharjo, Kabupaten Boyolali. Jumlah keseluruhan santri di pondok Nurush-shobah sebanyak 202santri. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109).
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
dilakukan sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika jumlah subyeknya
besar
dapat
diambilantara10%-15%
atau
20%-
25%ataulebih(Arikunto: 2002:112). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 20% dari jumlah populasi. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 40 santri, yang terdiri dari 20 santri putra dan 20santri putri. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2012:82). Dalam penerapannya, teknik probability sampling ini akan dilakukan dengan cara simple random sampling, yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
4. Metodepengumpuldata a. MetodeAngket Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan) untuk diisi langsung oleh responden (Fathoni, 2006:111). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah dan perilaku
sosial
santri
di
pondok
pesantren
Nurush-Shobah,
Dusun
Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013. b. Metode dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporankegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian (Riduwan, 2010:77). Metode ini penulis lakukan untuk memperoleh data tentang guru,siswa, keadaangedung dan lain sebagainya. 5. InstrumenPenelitian Untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang sempurna, maka penulis menggunakan instrumen-instrumen sebagai alat pengumpul data sebagai jawaban dari masalah-masalah yang ada. Adapun jumlah soal dari masing-masing angket adalah 10. Jadi dirinci dengan tabel sebagai berikut: Tabel 1 Indikator Instrumen Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah dan Perilaku Sosial Santri Variabel
Indikator 1. Melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu Kedisiplinan 2. Selalu berusaha Melaksanakan menempati shaf paling Shalat depan Berjamaah 3. Melaksanakan shalat berjama‟ah di luar pondok
No Angket 1,2 3,4 5,6 7,8
4. Mengetahui syarat dan 9,10 rukun shalat berjamaah 5. Berdzikir dan berdo‟a setelah selesai shalat berjamaah 1. Menghargai pendapat orang lain 1,2 2. Menjaga kerukunan antar sesama 3,4 3. Tolong menolong dengan Perilaku sesama di lingkungan 5,6 Sosial Santri pondok. 4. Sopan santun dalam 7,8 bergaul dengan orang lain 9,10 5. Melaksanakan setiap kegiatan sosial di pondok JumlahSoalAngket 20 Soal
H. Tehnik Analisis Data Untuk mengetahui persentase kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah dan perilaku sosial menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P
F x 100 % N
Keterangan : P
: Angka persentase
F
: Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N
: Jumlah sampel
100% : Bilangankonstan
Selanjutnya untuk mencari ada tidaknya pengaruh melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri,penulis menggunakan rumus product moment yaitu:
∑ √*( ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) )( ∑
(∑ ) )+
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi variable Xdan variable Y
X
: Variabel pengaruh
Y
: Variabel terpengaruh
XY
: Perkalianantara variable XdanvariabelY
N
: Jumlahsampel : Sigma
I.
Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada Bab I pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesispenelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II dalam penulisan skripsi ini mencakup tentang kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah yang meliputi: pengertian kedisiplinan shalat berjamaah, dalil tentang shalat berjamaah, aturan dalam melaksanakan shalat berjamaah, tujuan shalat berjamaah, manfaat shalat berjamaah, dan perilaku sosial yang meliputi: pengertian perilaku sosial, aspek-aspek yang membentuk perilaku sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, serta pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial. Bab III Laporan hasil penelitian berisi tentang gambaran umum keadaan Pondok Pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali berkaitan dengan sejarah berdirinya, letak geografis, strukturorganisasi, serta keadaan para santri. Selanjutnya menyajikan data responden dan jawaban angket tentang pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah dan perilaku sosial. Bab IV Analisis data meliputi analisis pertama dan kedua, untuk menjawab rumusan masalah tentang ada atau tidaknya pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo,Kelurahan Pulisen,Kabupaten Boyolali tahun 2013. Bab V penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian, saransaran, dan lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kedisiplinan Shalat Berjama’ah 1. Pengertian kedisiplinan shalat berjamaah Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134). Disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Kata “shalat” menurut arti bahasa adalah do‟a atau pujian. Sedang menurut istilah shalat merupakan upacara ritual menghadap Allah SWT. yang Maha Suci, yang harus berlangsung secara khidmat, dengan penghayatan penuh dan dengan bermodalkan ikhlas semata-mata hanya dipersembahkan kepada Allah SWT. dan demi mengharap ridhoNya(Khalil, 2006:29). Menurut Moh Fahrurozi (1999:69) bahwa yang dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama sekurangnya dua orang, yang fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam.
Dari beberapa pengertian di atas, maka kedisiplinan shalat berjamaah mengandung pengertian yaitu shalat yang dilakukan dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan (hukum) perintah wajib shalat, dilihat dari ketepatan waktu maupun pelaksanaannya, didirikan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, yang seorang di antara mereka menjadi imam sedang lainnya menjadi makmum. 2. Dalil tentang shalat berjama’ah Shalat berjama‟ah merupakan perintah Allah SWT. Umat Islam yang mengerjakan termasuk orang yang bertaqwa, yaitu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam Al-qur‟an, Allah SWT. memberikan landasan hukum yang jelas untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, yaitu:
Artinya: “Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (berjamaah”)(Q.S Al-Baqarah: 43). Ayat di atas diperkuat dengan hadis Nabi SAW sebagai berikut:
ِ ِ ِ ص َّل اهلل َعلَْي ِو َ اَ َّن َر ُس ْوَل اهلل:َع ْن َعْبداهلل بْ ِن عُ َمَر َرض َي اهلل َعْن ُه َما ِ ْاْلماع ِة اَف صالَِة الْ َف ّد بِ َسْبع َو ِع ْش ِريْ َن َ ََو َسلَّم ق َ َ َ َْ ُصالَة َ ض ُل م ْن َ :ال .َد َر َجة Artinya: “Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian” (H.R Muttafaq „Alaihi).
ص َّل اهلل َعلَْي ِو َو َسلَّم َ َو َع ْن اَِِب ُىَريْ َرة َر ِض َي اهلل َعْنوُ اَ َّن َر ُس َ ول اهلل ِ والَّ ِذي نَ ْف ِسي بِي ِد:ال ٍ َآمر ِِبَط ح ي ف ب ن ا ت م َه د لق ه َّ ُُث,تطب ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ ْ ُ ُ َ ْ َ َ َق َ َ ِ ُ ُثَّ آمر رجالً فَي ؤَّم النَّاس,ا َِبالصال ف اِ ََل هل ن د ؤ ي ف ة ُ َ َ ُ ُثَّ أخاَل, ُ َ َ َ ُ َ َُ ُ َّ آمَر ُ َ ِ والَّ ِذى نَ ْف ِسى, َّ ِر َجال الَ يَ ْش َه ُد ْو َن َ احر َق َعلَْيه ْم بُيُ ْوتَ ُه ْم ّ َ ف,الصالَة ِِ ِ ِ ِ ْ َمرمات هد َ ْي َح َسنَتَ ْْي لَ َش َ بيَده لَ ْويَ ْعلَ ُم اَ َح ُد ُى ْم اَنّوُ ََي ُد َعرقا ََسينا أ َْو .َالعِ َشاء Artinya: “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya ingin rasanya aku menyuruh mengumpulkan kayu bakar hingga terkumpul, kemudian aku perintahkan sholat dan diadzankan buatnya, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang itu, lalu aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjama'ah itu dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan mendapatkan tulang berdaging gemuk atau tulang paha yang baik niscaya ia akan hadir (berjamaah) dalam sholat Isya' itu” (H.R Muttafaq „Alaihi). Dalil di atas memerintahkan sekaligus menekankan kepada kaum Muslimin agar melaksanakan ruku‟ beserta orang-orang yang ruku‟, dalam artian agar kaum muslimin melaksanakan shalat secara berjamaah. Allah SWT. Mendorong kita, kaum muslimin untuk menegakkan shalat berjamaah, karena dengan shalat berjamaah akan terhimpun jiwa untuk bersama-sama memunajat (berkomunikasi) kepada Allah, sekaligus untuk mewujudkan kerukunan dan sikap saling tolong menolong antara orangorang mukmin. Dengan berkumpul dan shalat akan terbuka kesempatan
untuk melakukan musyawarah untuk memecahkan permasalahan bersama demi kemaslahatan dan kemajuan(Shiddieqy, 2000:98). Jadi berdasarkan dalil di atas shalat berjama‟ah sangatlah dianjurkan untuk dilakukan oleh kaum muslimin, karena di dalamnya banyak sekali manfaat ataupun hikmah yang dapat kita ambil untuk kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Aturan dalam melaksanakan shalat berjamaah Imam dan makmum adalah sebutan bagi orang mukmin yang mengerjakan shalat secara berjamaah. Shalat yang dilakukan secara bersama-sama membutuhkan tata aturan supaya pelaksanaan sesuai dengan syariat Islam. Umat Islam wajib mengambil hukum ibadah sesuai sesuai dengan Al-Qur‟an dan Al-Hadits yang shahih. Amal ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada perintah ajaran dalam Islam dan sesuai dengan tata tertib, sehingga untuk mengharapkan tujuan dan makna ibadah tersebut dapat tercapai, maka tata tertib dalam dalam mendirikan jamaah harus diketahui, baik tata tertib sebagai imam maupun makmum. Adapun syarat-syarat menjadi imam yaitu sebagai berikut: a. Imam jama‟ah menunaikan amanah-amanah Allah, yakni memelihara diri dari fusuq (kefasikan). b. Imam fasih, keras dalam pembacaan Al-Qur‟an (Al-fatihah, surah dan dzikir) dalam menunaikan shalat berjamaah.
c. Islam,
baliq,
berakal,
laki-laki
tulen,
suci
dari
hadats
dan
nifas(Qhothani, 2006:327-329). Dalam pelaksanaan shalat berjama‟ah tentunya terdapat seorang imam dan satu atau lebih dari seorang makmum. Di samping imam mempunyai syarat-syarat tertentu, makmum pun juga demikian. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang makmum. Adapaun menurut Syaiful Bakhri dkk (2006: 145-146) syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh makmum adalah sebagai berikut: 1) Niat mengikuti imam. 2) Mengikuti gerakan imam. 3) Mengetahui segala yang dikerjakan imam baik melihat langsung maupun sebagian shaf yang melihat imam, mendengar suara imam, atau suara pengeras suara imam. 4) Shalat makmum yang sesuai dengan shalat imam. 5) Imam dan makmum harus berada di satu tempat. 6) Makmum tidak boleh bertentangan dengan imam dalam aktifitas sunah, seperti bila imam mengerjakan sujud tilawah, maka makmum wajib mengerjakannya. 7) Posisi makmum tidak lebih ke depan dari posisi imam. 8) Shalatnya imam sah menurut keyakinan makmum. 9) Tidak bermakmum kepada orang yang berkewajiban mengulangi shalat, seperti orang yang bertayamum karna dingin, atau bertayamum karena tidak ada air di tempa yang biasa ada air.
10) Imam bukan orang yang ikut (makmum). 11) Orang laki-laki tidak boleh bermakmum kepada perempuan atau orang banci. Orang banci juga tidak boleh bermakmum kepada orang perempuan. Demikianlah kiranya hal-hal yang harus dipenuhi oleh seorang imam maupun makmum dalam pelaksanaan shalat berjama‟ah. Jika syarat-syarat di atas dipenuhi oleh imam dan makmum, maka makna dan tujuan ibadah shalat tersebut dapat dicapai, yaitu diterima oleh Allah SWT. 4. Tujuan shalat berjamaah Menurut Al-Qathani (2006:16-18), tujuan shalat berjamaah yaitu melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar Islam, amalan yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan tepat pada waktu dan selalu menjaganya, membiasakan kedisiplinan, dan memperbaiki penampilan. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Melaksanakan perintah Allah Pelaksanaan shalat berjamaah mengandung makna pelaksanaan perintah Allah, sebagai bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh orang yang beriman. b. Makna agama demi syiar Islam Shalat berjamaah merupakan makna dari pelaksanaan agama, syiar Islam serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukkan dia muslim.
c. Amalan yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan tepat waktu dan selalu menjaganya Faedah shalat berjamaah yang lain adalah menjadi penyebab terlaksananya shalat tepat pada awal waktu, atau paling tidak pada waktu yang semestinya. Ini merupakan bagian dari amalan yang paling utama di sisi Allah. d. Membiasakan kedisiplinan Faedah shalat berjamaah yang lain adalah menjaga kedisiplinan dan hidup teratur. Pelajaran ini diambil dari sikap mengikuti imam dalam takbir dan perpindahan dari satu gerakan shalat ke gerakan yang berikutnya, tidak mendahului atau melambatkan diri darinya atau bersamaan dengannya atau mengejar gerakannya atau mengalahkan gerakannya. Jadi seorang makmum tidak boleh mendahului imamnya. e. Memperbaiki penampilan Pelaksanaan shalat berjamaah biasanya juga menjadikan seseorang muslim memperhatikan penampilannya, sehingga berusaha untuk tampil sebaik mungkin dengan pakaian yang bersih dan aroma yang harum, sebab ia bertemu dan berkumpul dengan saudarasaudaranya, baik di waktu siang atau malam disetiap kali melakukan kewajiban shalat menghadap sang khaliq. 5. Manfaat shalat berjamaah Banyak manfaat yang bisa diambil ketika seseorang menunaikan shalat berjamaah, baik manfaat di dunia maupun manfaat di akhirat.
Betapa
indahnya
ketika
shalat
berjamaah
ditegakkan.
Manusia
berbondong-bondong datang ke masjid saat adzan berkumandang. Mereka bersegera menyambut seruan Allah SWT saat waktu shalat tiba. Mereka tinggalkan segala perniagaan dunia, bertemu dengan Rabbnya dengan penuh ketundukan, ketawadhu‟an, serta beribadah dengan penuh keikhlasan. Adapaun manfaat shalat berjamaah menurut Haryanto (2007) antara lain sebagai berikut: a. Membentuk manusia yang bersih Islam adalah agama akhir zaman sehingga harus sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Salah satu ajaran Islam adalah tuntutan mengenai kebersihan. Tuntutan ini sesuai dengan ilmu kesehatan. Sebenarnya Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan. Sehingga sebelum mengerjakan shalat seorang muslim dituntut untuk bersih badan, pakaian, maupun tempat. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”(Q.S Al-Maidah: 6). b. Terhindar dari sifat keluh kesah dan kikir Pada saat membicarakan manusia kadang-kadang tidak imbang, yaitu hanya melihat dari sisi nilai tambah atau kelebihan manusia, misalnya diciptakan paling mulia atau baik, umat yang terbaik, telah dimuliakan Allah, dan sebagainya. Namun kita sering lupa membahas sisi kelemahan manusia, salah satunya adalah manusia mempunyai sifat keluh kesah dan kikir. Ini merupakan salah satu penyakit hati dan tentunya perlu ada obatnya. Salah satu obatnya adalah shalat (Haryanto, 2007:173). Dengan kata lain shalat ini mempunyai fungsi sebagai obat hati, yaitu menghindarkan diri seseorang dari sifat keluh dan sifat kikir. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,dan apabila ia mendapat
kebaikan
ia
Amat
kikir,kecuali
orang-orang
yang
mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya” (Q.S Al-Ma‟arij: 19-23). c. Memperoleh kebahagiaan surga Tujuan manusia yang paling tinggi adalah kebahagiaan dan kebahagiaan paling tinggi adalah memperoleh surga. Namun surga bukanlah diberikan secara gratis alias cuma-cuma kepada manusia. Berbagai amaliyah yang kita jalankan belum tentu diterima oleh Allah dan berakhir di surga. Salah satu amalan yang akan menghantarkan kita untuk memperoleh kebagiaan di dunia dn akan surga firdaus adalah shalat. Namun tidak sekedar shalat saja, tetapi dilandasi iman, khusyuk dalam shalat dan memelihara shalat tersebut (Haryanto, 2007:175). Sebagaimana firman Allah SWT. sebagai berikut
Artinya:“Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya” (Q.S Al-Mukminun: 9-11).
d. Memperoleh ketenangan Bagi umat Islam shalat merupakan salah satu cara untuk menghilangkan stres, karena shalat meruakan salah satu bentuk dzikir dan dzikir itu salah satu fungsinya adalah menghilangkan stres. Hal ini sejalan dengan firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu”(Q.S Ar-Ra‟d: 28). e. Salah satu pintu memperoleh rezeki Orang Islam harus kaya karena kefakiran akan mendekati kekufuran. Namun dalam hal ini Islam tidak hanya tergantung pada rezeki itu sendiri, namun adapula kegiatan-kegiatan ibadah yang ujungujungnya akan memberikan dampak pada kebutuhan manusia, baik itu rezeki atau yang lain. Firman Allah SWT dalam sebagai berikut:
Artinya: “ 2. Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. 3. Memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. 4. Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu
jika
kamu
ragu-ragu
(tentang
masa
iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuanperempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. 5. Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya (Q.S Ath-Thalaq: 2-5). f. Memperoleh cahaya pada hari kiamat
Salah satu fadhilah bagi seseorang yang melakukan shalat adalah diberi cahaya pada hari kiamat. Fadhilah ini sebagai balasan bagaimana ia di malam gelap gulita pergi ke masjid. Firman Allah SWT. sebagai berikut:
Artinya: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaanperumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu(Q.S An-Nur: 35). g. Mencegah perbuatan keji dan munkar Salah satu keutamaan shalat bejamaah dapat mencegah mushalli dari perbuatan keji dan munkar, seperti menjarah, memfitnah, membakar,
menghujat,
korupsi,
kolusi,
dan
tindakan
lainnya(Haryanto, 2007:179). Janji Allah dalam QS.Al-Ankabut: 45 sebagai berikut:
negatif
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat
Allah
(shalat)
adalah
lebih
besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Q.S Al-Ankabut: 45). Banyak umat Islam yang menganggap remeh urusan shalat berjama‟ah. Padahal Nabi Shallallahu „Alaihi wa Sallam sampai pernah hendak membakar rumah sahabat yang enggan berjama‟ah. Ternyata ketegasan Nabi SAW itu ada bukti rahasianya, sekaligus bukti betapa beliau sangat mencintai umatnya. Diantara rahasia yang dimaksud adalah shalat berjamah memiliki banyak sekali manfaat yang sangat agung, seperti yang telah dipaparkan di atas. Oleh karena itu, sangat disayangkan sekali jika kita meninggalkan shalat berjamaah tanpa adanya udzur yang jelas.
B. Perilaku Sosial 1. Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial tersusun dari dua kata yaitu, perilaku dan sosial. Perilaku menurut Walgito (2001:10), adalah tingkah laku atau aktivitas yang ada pada individu organisme yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai
individu atau organisme itu. Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan (Poerdarminta, 2006:1141). Jadi perilaku sosial adalah tingkah laku manusia yang tidak timbul dengan sendirinya, namun akibat dari adanya rangsangan atau pengaruh yang datangnya dari luar, sehingga apabila pengaruh yang mengenainya itu pengaruh baik, maka baik pula apa yang dikerjakan dan sebaliknya apabila pengaruh buruk yang ia dapatkan buruk, maka buruk pula yang dikerjakan. 2. Aspek-aspek yang membentuk perilaku sosial Baron dan Byrne (2005:77-78), berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku seseorang, yaitu: a. Perilaku dan karakterisitik orang lain Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini pendidik memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial santri karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan anak untuk melakukan suatu perbuatan.
b. Proses kognitif Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadikan dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. c. Lingkungan Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilku sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata. d. Tata budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial Manusia dalam berperilaku dan berbuat sesuatu diakibatkan oleh adanya beberapa faktor atau sebab, perkembangan individu itu akan
ditentukan
baik
oleh
faktor
pembawaan
maupun
oleh
faktor
lingkungan(Walgito, 1997:46). Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Faktor dari dalam (internal) Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa berupa faktor geetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang merupakan aspek volisonal yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Ketika faktor dalam diri baik, maka akan menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam-macam. b. Faktor dari luar (eksternal) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah, dan masyarakat akan mempengaruhi perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan adanya reinforcement
hukuman dan hadiah yang ada dalam komunitas tersebut. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor ekonomi individu. Kondisi masyarakat yang dan stabil akan berdampak baik pada perilaku seseorang, begitu juga kondisi masyarakat yang tidak kondusif akan menimbulkan perilaku yang buruk sebagai bentuk perwujudan dari perasaan dan emosinal. Perubahan iklim dan cuaca juga mempengaruhi perilaku seseorang. Disini perilaku timbul sebagai wujud penyesuian diri terhadap cuaca yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan faktor penting dalam perilaku seseorang. Keadaan ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan
seseorang
berbuat
nekat
dan
semaunya
tanpa
mempedulikan orang lain. Seseorang akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan meski dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan melakukan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan yang terus mendesak (Walgito, 2001:47-49).
C. Pengaruh Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Ibadah shalat yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam adalah bangunan megah indah yang memiliki sejuta ruang yang menampung semua inspirasi dan aspirasi serta ekspresi positif seseorang
untuk berperilaku baik, karena perbuatan dan perkataan yang terkandung dalam shalat banyak mengandung hikmah, yang diantaranya menuntut kepada mushalli untuk meninggalkan perbuatan keji dan munkar (Abdurrahman dkk, 2006:274). Pelaksanaan shalat berjamaah berkaitan erat dengan perilaku yang dilakukan, karena perilaku seorang muslim merupakan sebuah cerminan keaktifan dalam melaksanakan shalat. Semakin seorang itu khusyu‟ dalam shalat dan selalu mengingat Allah, maka tindakan yang dia lakukan akan terjaga, dia akan berfikir seribu kali ketika hendak melakukan tindakan munkar karena ia sadar betul bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah (Muhyiddin, 2006:26). Sayangnya shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku‟, sujud, dan salam. Sebuah kombinasi gerakan fisik yang terkait dengan tatanan fiqih, tanpa ada kemauan yang mendalam atau keinginan untuk memahami hakikat yang terkandung dalam simbol-simbol shalat. Sehingga banyak orang yang rajin shalat atau rajin beribadah, namun perilakunya tidak sunyi dari kemaksiatan dan kekerasan, tidak segan-segan untuk melaksanakan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, padahal rajin melaksanakan shalat. Shalat sebagai sebuah perintah yang pasti benar dan pasti pula membawa kebaikan kebahagiaan hamba di dunia dan di akhirat. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Q.S Al-Ankabut: 45). Ayat di atas menunjukkan bahwa shalat memiliki kekuatan protektif diri yang sangat luar biasa. Sayangnya, idealitas yang digambarkan oleh nash shalat selalu saja tidak sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari. Banyak orang yang shalat namun masih saja membunuh, berzina, korupsi, menindas, menghancurkan dan menzalimi orang dan lain-lain. Dalam masyarakat masih terdapat berbagai individu yang berbeda perilaku dan kebiasaannya. Ada yang hidup tertib dan santun karena sudah mapan secara sosial ekonomi, namun ada pula kurang beruntung sehingga kekecewaan hidup terlampiaskan lewat berbagai perilaku keseharian yang menyimpang dari norma-norma. Sehingga diharapkan penerapan dan pelaksanaan shalat secara konsisten dan berdisiplin dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Pelaksanaan shalat yang seperti ini akan melahirkan sebuah rasa kehadiran Tuhan dalam diri dan selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT. Oleh karena itu akan merasa dipantau dan diperhatikan Allah. Implikasinya adalah diri akan terjaga. Muncullah rasa malu sehingga seseorang tidak akan sanggup melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma Islam atau perilalu
menyimpang. Penjelasan di atas dapat membuktikan bahwa shalat dapat menjadi perisai diri sepanjang dilaksanakan dengan kehadiran hati (khusyu‟) dan konsisten. Sebagaimana diungkapkan oleh Musbikin (2007:276) bahwa shalat akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan manusia apabila didirikan dengan benar serta penuh keyakinan dan penghayatan. Setelah melihat beberapa uraian di atas, maka apabila kita perhatikan dengan seksama tentulah dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasanya terdapat pengaruh antara kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah terhadap perilaku sosial.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nurush-Shobah Nurush-Shobah adalahsebuah pondok pesantren yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan. Tepatnya di Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali. Pondok Pesantren Nurush-Shobah secara resmi berdiri padatahun 1990 olehAl-MukaromK H.MalkanSiroj. Awalmula berdirinya pondok ini, para santri dahulu mencari tempat untuk menimba ilmu agama, akan tetapi mereka tidak mendapati majlis untuk menimba ilmu tersebut. Kemudian para santri tersebut silaturahim kepada salah satu tokoh agama (kyai) diwilayah itu. Tokoh agama tersebutyaitu Al-Mukarom K.HMalkanSiroj. Kemudian beliau dengan senang hati mengabulkan permintaan para santri untuk belajar ilmu agama bersamanya. Pada saat itu, pembelajaran diadakan di rumah ALMukarom K.H MalkanSiroj yang baru di ikuti beberapa santri saja.Para santri seacara terbuka mengajak teman, saudara, maupun kerabat untuk bergabung belajar ilmu agama bersama mereka.Usaha para santri dalam mengajak kerabatnya tersebut lambat laun membuahkan hasil, yaitu semakin bertambahnya kwantitas para santri untuk belajar menuntut ilmu agama bersama Al-Mukarom K.H MalkanSiroj.
Melihat para santri begitu antusias untuk belajar di pondok tersebut membuat K.H Malkan Siroj terpanggil untuk mendirikan pondok pesantren.Pada tahun 1990 Al-Mukarom K.H Malkan Siroj secara bertahap mulai mendirikan pondok pesantren Nurush-Shobah.Hingga saat ini perkembangan santri semakin bertambah banyak. Dalam pembelajaran di pondok tersebut santri tidakhanya belajarilmu agama dankitabsaja, namun mereka juga dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan tertentu, seperti belajar bengkel, las listrik, latihan berwirausaha, dan lain-lain, sehingga diharapkan ketika mereka sudah selesai belajar di pondok, mereka mempunyai ketrampilan yang bisa diterapkan dan dikembangkan.
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Nurush-Shobah Letak
geografis
pondok
pesantren
Nurush-Shobah
Dusun
Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali terletak sebagai berikut: a. Batas bagian barat
: Perumahan penduduk
b. Batas bagian utara
: Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali
c. Batas bagian timur
: SMK 1 Boyolali
d. Batas bagian selatan
: Perumahan penduduk
Jadi letak pondok pesantren Nurush-Shobah ini berada di antara rumah penduduk .
3. Identitas Pondok Pesantren Nurush-Shobah Nama
: Pondok Pesantren Nurush-Shobah
Alamat Lengkap
: Dusun Bangunharjo RT. 07 RW.02, Desa Pulisen, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah
Tahun Didirikan
: 1990
Nama Pengasuh Pondok
: Al Mukarom K.H Malkan Siroj
No.Tlp / Hp
: 0276.325634
4. Visidan Misi Pondok Pesantren Nurush-Shobah a. Visi Terbentuknya jiwa dan kepribadian generasi muslim yang bertaqwa, berakhlaq mulia, peka dan tanggap terhadap komunitasnya serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. b. Misi 1. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 2. Membiasakan akhlaq yang mulia. 3. Mencetak generasi muslim yang berakhlaqul karimah yang mampu menghadapi tantangan zaman modern. 4. Mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara maksimal.
5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nurush-Shobah Struktur Pengurus Pondok Pesantren Nurush-Shobah Pengasuh Romo K.H Malkan Siroj
Ketua M. Jamaludin M. Salim
Bendahara Agus Bintoro Slamet Hary
Sekretaris M. Arif Hamid M. Nur Aziz
6. Pendidikan Sie 7.Muslimin 8.Hadziq
Sie Keamanan M. Ridwan Muslimin M. Ichsan Z
Sie Perlengkapan Andriyanto M. Ichsan
Sie Kebersihan M. Nur Aziz A. Hadziq
6. Jadwal Diniyyah Santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah Tabe lII Jadwal Diniyyah Santri Kelas Hari
Shifir
I
II
III
IV
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Sabtu
Alala NurulYaqin Fasholatan RisalatulKa B. Arab Ust. Ust. Ust. milah Ust. Mukhlisin Muslimin Hadziq Ust. Joko S Hamid AkhlaqulBa MabadiFiqi AqidatulA TuhfatulAthf Shorof Shorof nin h wam al Ust. Ust. Hadziq Ust. A. Ust. Ust. Ust. Aziz Hadziq Suwarno Asmuri Slamet Jurumiyah Shorof ‘Awamil I’lal Taqrib Ta’limul. Ust. Ichsan Ust. Ichsan Ust. Ichsan Ust. Ichsan Ust. Ust. Sholihin Z. Z. Z. Z. Ichsan Z. BulughulM Maqshud Taqrib Imrithi Maqshud arom Imrithi Ust. Agus Ust. Agus B. Ust. Salim Ust. Agus B. Ust. Ust. Salim B. Khoironi Alfiyah Alfiyah Alfiyah Alfiyah Alfiyah Taqrib Ust. Ust. Ust. Ust. Ust. Ust. Aziz PuputArifi PuputArifi PuputArif PuputArifin PuputArifin Abbas n n in Fasholatan Ust. Hadziq
7. Keadaan Asatidz Wa Asatidzah di Pondok Pesantren Nurush-Shobah TabelIII Daftar Dewan Asatid Wa Asatidzah di Pondok Pesantren NurushShobah Pulisen, Boyolali
No
Nama
Pengampu
1
Nur Hanifah Kamalia
Tajwid, Aqidatul awam
2
Reni Azizatul Muslihah
Risalatul Kamilah
3
Siti Romdhinah
Bahasa Arab
4
Umi Chariroh
Alala, Akhlaqul Banat
5
Maricina Fitriyani
Fasholatan
6
Emi Rochana
Nahwu, Jurumiyah, Tasrifain
7
Ica Maya Sofiana
Nahwu, Mabadi Juz II
8
Toyibatuz Zahro
Aqidatul Awam, Akhlaqul Banat
9
Anis Ulfia
Tajwid (Sifaul Jinan), Tuhfatul Atfal
10
Mudzalifah
Taqrib, tasrifan, Jurumiyah
11
Siti Mufidah
Mabadi Fiqih Juz II
12
Hadziq
Shorof, Fasholatan
13
Mukhlisin
Alala
14
Muslimin
NurulYaqin
15
Hamid
Bahasaarab
16
A. Suwarno
AkhlaqulBanin
17
Aziz Abbas
Tuhfatulathfal, Taqrib
18
Asmuri
MabadiFiqih
19
Slamet
Aqidatulawam
20
Sholikin
Ta’limul
21
Ichsan Z.
22
Agus B.
Taqrib, Maqsud
23
Salim
Bulughul, Marom
Jurumiy, Shorof, Awamil, I’lal, Taqrib
24
Puput Arifin
Alfyiah
8. KegiatanSantri a. Mujahadah dengan masyarakat lingkungan pondok pesantren b. Diskusi pondok c. Berjanji d. Tahfidz Al-Qur‟an e. Diskusi perkamar f. Kerja Bakti
B. Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di Pondok Pesantren Nuruh-Shobah: 1. Data TentangResponden TabelIV Daftar Nama Responden
No
Jenis Kelamin NamaResponden
Laki-Laki
Perempuan
Usia (th)
1
FI
L
16
2
WN
L
14
3
KM
L
18
4
AM
L
18
5
MA
L
15
6
WN
L
13
7
SD
L
14
8
NR
L
16
9
R
L
17
10
CS
L
15
11
KU
L
20
12
MI
L
17
13
ZY
L
21
14
T
L
17
15
AA
L
16
16
MN
L
17
17
MM
L
19
18
WR
L
15
19
AS
L
18
20
AR
L
17
21
NS
P
19
22
IMS
P
20
23
SM
P
20
24
APR
P
14
25
NJ
P
20
26
AU
P
19
27
ER
P
18
28
MF
P
20
29
Y
P
17
30
NHK
P
16
31
DR
P
15
32
TSM
P
15
33
SM
P
17
34
SR
P
14
35
LM
P
16
36
UK
P
14
37
SNA
P
16
38
SY
P
14
39
WI
P
15
40
SA
P
19
2. Data HasilAngket a. Data angket kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah TabelV Jawaban Angket Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah
No resp.
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
3
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
4
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
5
B
A
C
B
B
B
A
A
A
A
6
A
A
B
A
B
B
A
A
A
B
7
B
A
B
A
B
A
A
A
A
A
8
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
9
A
A
B
A
A
A
A
A
A
10
B
A
B
A
B
A
A
A
A
A
11
B
A
A
A
C
C
B
C
B
B
12
B
A
B
A
B
A
A
C
A
A
13
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
14
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
15
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
16
A
A
A
A
B
B
A
C
A
A
17
B
A
B
A
B
B
A
A
A
B
18
B
A
B
A
B
B
A
A
A
B
19
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
20
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
21
B
A
B
A
B
A
A
A
A
B
22
B
A
A
A
C
C
A
B
A
B
23
B
B
B
A
B
B
B
A
A
A
24
B
A
B
B
B
C
B
A
B
B
25
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
26
B
A
B
A
C
A
A
A
A
A
27
B
A
B
A
C
B
A
A
A
A
28
C
A
A
A
C
C
A
A
A
A
29
B
A
B
A
B
C
A
A
A
A
30
B
A
B
A
B
C
A
C
A
B
31
B
A
B
A
C
B
A
A
A
A
32
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
33
A
A
B
B
B
B
A
A
A
A
34
A
A
B
A
B
B
B
A
A
A
35
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
36
B
C
B
A
C
C
A
A
A
A
37
B
A
B
B
A
A
B
B
B
B
38
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
39
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
40
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
b. Data Angket Perilaku Sosial Santri Tabel VI Jawaban Angket Tentang Perilaku Sosial Santri
No resp.
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
3
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
4
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
5
B
B
B
A
B
B
A
B
A
A
6
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
7
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
8
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
9
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
10
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
11
A
B
A
C
C
C
B
B
C
B
12
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
13
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
14
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
15
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
16
A
C
A
A
A
A
A
C
A
C
17
A
A
A
A
A
A
C
A
A
C
18
A
B
A
B
A
A
A
A
A
19
A
B
A
A
A
A
A
B
A
C
20
A
B
A
A
A
A
A
B
A
C
21
A
A
A
A
A
A
A
B
A
C
22
A
B
B
A
A
B
B
B
C
A
23
A
A
A
A
A
A
A
B
A
C
24
A
B
B
B
A
A
A
B
B
B
25
A
B
A
A
A
A
A
A
A
C
26
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
27
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
28
A
B
A
A
A
A
A
B
A
C
29
A
A
A
A
A
A
A
A
B
C
30
B
C
B
A
A
A
B
B
A
A
31
A
C
A
A
A
A
A
A
C
A
32
B
A
B
A
A
B
A
B
A
C
33
A
C
A
A
A
B
A
B
A
C
34
B
B
A
A
A
A
A
B
A
B
35
B
C
A
A
A
A
A
B
A
A
36
B
C
B
A
C
C
A
A
A
A
37
B
A
B
B
A
A
B
B
B
B
38
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
39
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
40
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
B
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini, setelah seluruh data dari hasil penelitian dan penyebaran angket terkumpul penulis akan menganalisis data tersebut. Sehingga di ketahui tingkat kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri pondok pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo,Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013. A. Analisis Data Pertama Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri maka penulis akan menganalisis menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
F 100 0 0
Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah N : Jumlah tetap responden Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri maka data yang telah diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis akan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
∑ √*( ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) )( ∑
(∑ ) )+
Keterangan: : Angka indek korelasi : Jumlah sampel yang diselidiki ∑
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
∑
: Variabel bebas
∑
: Variabel terikat Langkah
selanjutnya
menyiapkan
tabel
tentang
kedisiplinan
melaksanakan shalat berjamaah dan perilaku sosial santri. 1. Data kedisplinan melaksanakan shalat berjamaah Data kedisplinan melaksanakan shalat berjamaah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 (sepuluh) soal pertanyaan, masingmasing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
TabelVII Nilai AngketKedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah
No Item
Jumlah
No resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
5
2
3
1
2
2
2
3
3
3
3
24
6
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
26
7
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
27
8
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
28
9
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
28
10
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
27
11
2
3
3
2
1
1
2
1
2
2
19
12
2
3
2
3
2
3
3
1
3
3
25
13
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
14
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
26
15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
16
3
3
3
3
2
2
3
1
3
3
17
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
25
18
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
25
19
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
26
20
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
26
21
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
27
22
2
3
3
3
1
1
3
2
3
2
23
23
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
25
24
2
3
2
2
2
1
2
3
2
2
21
25
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
29
26
2
3
2
3
1
3
3
3
3
3
26
27
2
3
2
3
1
2
3
3
3
3
25
28
1
3
3
3
1
1
3
3
3
3
24
29
2
3
2
3
2
1
3
3
3
3
25
30
2
3
2
3
2
1
3
1
3
2
22
31
2
3
2
3
1
2
3
3
3
3
25
32
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
33
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
26
34
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
26
35
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
28
36
2
1
2
3
1
1
3
3
3
3
22
37
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
23
38
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
23
39
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
29
40
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
27
26
Setelah perhitungannilai kedisplinan melaksankan shalat berjamaah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan interval melalui perhitungan dengan rumus nilai tertinggi dikurangi nilaiterendah dengan pedoman sebagai berikut: (
i=
)
keterangan I
: Interval item
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval Untuk pengaruhkedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah,
dengan jumlah 10 item soal diketahui nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10, maka berdasarkan rumus tersebut, intervalnya sebagai berikut: (
)
(
)
i= i= i= i=
i= 7 Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah seperti tabel di bawah ini:
TabelVIII Interval Pengaruh Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah
No
Nilai Interval
Jumlah Santri
Nilai Nominasi
Artinya
1
24– 30
33
A
Tinggi
2
17– 23
7
B
Sedang
3
10- 16
0
C
Rendah
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk kedisplinan melaksanakan shalat berjamaah yang mendapat nilai tinggi dengan nilai interval 24 – 30 sebanyak 33 santri. b. Untuk kedisplinan melaksanakan shalat berjamaah yang mendapat nilai sedang dengan nilai interval 17 – 23 sebanyak 7 santri. c. Untuk kedisplinan melaksanakan shalat berjamaah yang mendapat nilai rendah dengan nilai interval 10 – 16 sebanyak 0 santri. Kemudian dibuat tabel nominasi A, B, C untuk mengetahui kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah.
TabelIX Nilai NominasiKedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah
No Responden
Jumlah
Nilai Nominasi
1
30
A
2
30
A
3
30
A
4
30
A
5
24
B
6
26
B
7
27
A
8
28
A
9
28
A
10
27
A
11
19
C
12
25
B
13
30
A
14
26
B
15
30
A
16
26
B
17
25
B
18
25
B
19
26
B
20
26
B
21
27
A
22
23
B
23
25
B
24
21
C
25
29
A
26
26
B
27
25
B
28
24
B
29
25
B
30
22
C
31
25
B
32
27
A
33
26
B
34
26
B
35
28
A
36
22
C
37
23
B
38
23
B
39
29
A
40
27
A
Setelah
diketahui
berapa
banyak
pengaruh
kedisiplinan
melaksanakan shalat berjamaah yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi, sedang, maupun rendah, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus :
F 100 0 0
Keterangan: P : Prosentase perolehan
F : Frekuensi mentah N : Jumlah tetap responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut : a. Tingkatkedisiplinan melaksankan shalat berjamaah yang mendapat nilai tinggi dengan nominasi A sebanyak 33 santri, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
x 100 %
P= 82,5 % b. Tingkatkedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah yang mendapat nilai sedang dengan nominasi B sebanyak 7 santri, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
x 100 %
P= 17,5 % c. Tingkatkedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah yang mendapat nilai rendah dengan nominasi C sebanyak 0 santri, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
x 100 %
P= 0 %
Tabel X FrekuensiKedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah
No
Nilai Kedisiplinan shalat
Interval
Frekuensi
Prosentase
berjama’ah 1
Tinggi
24-30
33
82,5 %
2
Sedang
17-23
7
17,5 %
3
Rendah
10-16
0
0%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : a. Santri yang mendapatkan nilai A pada kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah sebanyak 33 orang dengan prosentase 82,5 %. b. Santri yang mendapatkan nilai B pada kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah sebanyak 7 orang dengan prosentase 17,5 %. c. Santri yang mendapatkan nilai C pada kedisiplinan melaksanakan shalat berjama‟ah sebanyak 0 orang dengan prosentase 0 %. 2. Data Tentang perilaku sosial santri Data tentang perilaku sosial santri diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 (sepuluh) soal pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3. b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2. c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1.
Tabel XI Nilai AngketPerilaku Sosial Santri
No Item
Jumlah
No resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
5
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
24
6
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
29
7
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
9
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
10
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
29
11
3
2
3
1
2
1
2
2
1
2
19
12
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
28
13
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
28
14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
15
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
29
16
3
1
3
3
3
3
3
2
3
1
25
17
3
3
3
3
3
3
1
3
3
1
26
18
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
27
19
3
2
3
3
3
3
3
2
3
1
26
20
3
2
3
3
3
3
3
2
3
1
26
21
3
3
3
3
3
3
3
2
3
1
27
22
3
2
2
3
3
2
2
2
1
3
23
23
3
3
3
3
3
3
3
2
3
1
27
24
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
24
25
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
27
26
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
27
27
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
28
28
3
2
3
3
3
3
3
2
3
1
26
29
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
27
30
2
1
2
3
3
3
2
2
3
3
24
31
3
1
3
3
3
3
3
3
1
3
26
32
2
3
2
3
3
2
3
2
3
1
24
33
3
1
3
3
3
2
3
2
3
1
24
34
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
26
35
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
26
36
2
1
2
3
1
1
3
3
3
3
22
37
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
23
38
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
23
39
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
29
40
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
27
Setelah perhitungan nilai perilaku sosial santridiketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan interval melalui perhitungan dengan rumus nilaitertinggi dikurangi nilaiterendah dengan pedoman sebagai berikut:
i=
(
)
keterangan I
: Interval item
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval Untuk mengetahui perilaku sosial santri, dengan jumlah 10
(sepuluh)itemsoal diketahui nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 19, maka berdasarkan rumus tersebut, intervalnya sebagai berikut:
i= i=
(
)
(
)
i= i= i= 7 kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi perilaku sosialsantri seperti tabel di bawah ini: Tabel XII IntervalPerilaku Sosial Santri
No
Nilai Interval
Jumlah Santri
Nilai Nominal
Artinya
1
24 – 30
35
A
Tinggi
2
17 – 23
5
B
Sedang
3
10 – 16
0
C
Rendah
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk perilaku sosialsantri yang mendapat nilai baik dengan nilai interval 24 – 30sebanyak 35 santri. b. Untuk perilaku sosialsantri yang mendapat nilai cukup dengan nilai interval 17 - 23 sebanyak 5 santri. c. Untuk perilaku sosialsantri yang mendapat nilai kurang dengan nilai interval 10 - 16 sebanyak 0santri. Kemudian dibuat tabel nominasi A, B, C, untuk mengetahui perilaku sosial santri.
Tabel XIII Nilai NominasiPerilaku Sosial Santri
No. responden
Jumlah
Nilai Nominasi
1
30
A
2
29
A
3
30
A
4
30
A
5
24
B
6
29
A
7
30
A
8
30
A
9
30
A
10
29
A
11
19
C
12
28
A
13
28
A
14
30
A
15
29
A
16
25
B
17
26
B
18
27
A
19
26
B
20
26
B
21
27
A
22
23
B
23
27
A
24
24
B
25
27
A
26
27
A
27
28
A
28
26
B
29
27
A
30
24
B
31
26
B
32
24
B
33
24
B
34
26
B
35
26
B
36
22
C
37
23
B
38
23
B
39
29
A
40
27
A
Setelah diketahui berapa banyak perilaku sosialsantri yang memperoleh nilai dengan kategori baik, cukup, maupun kurang, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus :
F 100 0 0
Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah
N : Jumlah tetap responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut : a. Tingkat perilaku sosial santri yang mendapat nilai dengan nominasi A sebanyak 35 santri, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
x 100 %
P= 87,5 % b. Tingkat perilaku sosial santri yang mendapat nilai dengan nominasi B sebanyak 5santri, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
x 100 %
P= 12,5 % c. Tingkat perilaku sosialsantri yang mendapat nilai dengan nominasi C sebanyak 0 santri, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
x 100 %
P= 0%
Tabel XIV Frekuensi Perilaku Sosial Santri
No
Nilai perilaku sosial santri
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi (A)
23– 30
35
87,5 %
2
Sedang (B)
17– 23
5
12,5 %
3
Rendah (C)
10–16
0
0%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : a. Santri yang mendapatkan nilai A untuk perilaku sosial sebanyak 35 santri dengan prosentase 87,5 %. b. Santri yang mendapatkan nilai B untuk perilaku sosial sebanyak 5 santri dengan prosentase 12,5 %. c. Santri yang mendapatkan nilai C untuk perilaku sosial sebanyak 0 santri dengan prosentase 0 %.
B. Analisis Data Kedua Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosialsantri maka langkah pertama adalah menyusun tabel kerja seperti di bawah ini:
Tabel XV Unit Mencari Koefisien Antara VariabelKedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah(X) dan VariabelPerilaku Sosial Santri (Y)
No. Responden 1
30
30
900
900
900
2
30
29
900
841
870
3
30
30
900
900
900
4
30
30
900
900
900
5
24
24
576
576
576
6
26
29
676
841
754
7
27
30
729
900
810
8
28
30
784
900
840
9
28
30
784
900
840
10
27
29
11
19
19
729 361
841 361
783 361
12
25
28
625
784
700
13
30
28
900
784
840
14
26
30
676
900
780
15
30
29
900
841
870
16
26
25
676
625
650
17
25
26
625
676
650
18
25
27
625
729
675
19
26
26
676
676
676
20
26
26
676
676
676
21
27
27
729
729
729
22
23
23
529
529
529
23
25
27
625
729
675
24
21
24
441
576
504
25
29
27
841
729
783
26
26
27
676
729
702
27
25
28
625
784
700
28
24
26
576
676
624
29
25
27
625
729
675
30
22
24
484
576
528
31
25
26
625
676
650
32
27
24
729
576
648
33
26
24
676
576
624
34
26
26
676
676
676
35
28
26
784
676
728
36
22
22
484
484
484
37
23
23
529
529
529
38
23
23
529
529
529
39
29
29
841
841
841
40
27
27
729
729
729
Jumlah
1041
1065
27371
28629
27938
Dari tabel di atas diketahui : ∑X
: 1041
∑Y
: 1065
∑ X2
: 27371
∑ Y2
: 28629
∑ XY
: 27938
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment, yaitu sebagai berikut:
(∑ √*( ∑
(∑ ) )( ∑ (
√*(
√*(
(∑ )(∑ )
)
(
) (
) )(
)(
(∑ ) )+ )(
) (
) )+
)+
√* (
)(
)+
√
0,802
C. Interpretasi Data Dengan diperolehnya nilai product moment (rxy) di atas, maka untuk menentukan taraf signifikansi disajikan nilai-nilai product moment dalam tabel taraf signifikansi 5% dan 1% sebagai berikut : Tabel XVI Nilai Produck Moment
Taraf Signifikansi N
40
5%
1%
0,312
0,403
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang diambil adalah N=40, yaitu pada taraf signifikansi 1% diperoleh tabel 0,403. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghubungkan r hitung penelitian dengan r pada tabel, pada taraf signifikansi 1%.Apabila r hitung koefisien diperoleh lebih besar
dari nilai r tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan.Artinya hipotesis yang penulis ajukan diterima. Sehingga dapat dibandingkan berdasarkanr tabel tersebut dengan r hitung atau nilai yang diperoleh dalam perhitungan : 0,802>0,403 pada taraf signifikansi 1% Berdasarkan analisis di atas, nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santriPondok
Pesantren
Nurush-Shobah,Dusun
Bangunharjo,Kelurahan
Pulisen,Kabupaten Boyolali tahun 2013.Dengan demikian kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah sangatberperan dalam membentuk perilaku sosial santri. Ini berarti semakin tinggi kedisiplinan melaksanakana shalat berjamaah maka semakin baik pula perilaku sosial santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah,Dusun Bangunharjo,Kelurahan Pulisen,Kabupaten Boyolali tahun 2013.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1.
Kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah berada pada kategori tinggi, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa yang berada pada kategori tinggi berjumlah 33 santri dengan prosentase 82,5%, adapun yang berada pada kategori sedang berjumlah 7 santri dengan prosentase 17,5%, dan yang berada pada kategori rendah berjumlah 0 santri dengan prosentase 0%. Dengan demikian, kedisiplinan melaksanakan shalat berjama’ah santri di pondok pesantren Nurush-Shobah tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 82,5%.
2.
Perilaku sosial santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah berada pada kategori tinggi, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa yang berada pada kategori tinggi berjumlah 35 santri dengan prosentase 87,5%, berada pada kategori sedang berjumlah 5 santri dengan prosentase 12,5%, dan yang berada pada kategori rendah berjumlah 0 santri dengan prosentase 0%. Dengan demikian, perilaku sosial santri di pondok pesantren Nurush-Shobah tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 87,5%.
3.
Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan melaksanakan shalat berjama’ah terhadap perilaku sosial santri Pondok Pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013. Hal ini dapat dilihat setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus product moment dan diperoleh nilai sebesar 0,802 kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada product moment dengan N: 40 diperoleh taraf signifikansi 1% : 0,403. Ternyata nilai
lebih besar daripada nilai r tabel yaitu (0,802>0,403). Sehingga hasil
dinyatakan sangat signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan ada pengaruh signifikan antara kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri pondok Pesantren Nurush-Shobah, DusunBangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali tahun 2013.
B. Saran-Saran 1. Untuk Pondok Pesantren a. Walaupun hasil penelitian tentang pelaksanaan shalat berjama‟ah santri dikatakan sudah baik,
namun harus terus diupayakan adanya
pembiasaan dan contoh-contoh yang baik serta diciptakan suasana keagamaan yang harmonis, misalnya sering mengadakan pencerahan atau siraman rohani setelah shalat berjama‟ah dan sebagainya. b. Untuk memantau perilaku keberagamaan santri agar lebih baik, perlu diadakan kerjasama yang harmonis antara pondok pesantren dengan orang tua atau wali santri. 2. Untuk orang tua Hendaknya diupayakan suasana keluarga yang agamis dengan sering membiasakan shalat berjama‟ah bersama keluarga. Disamping itu orang tua perlu mengadakan pengawasan terhadap perkembangan dan perubahan yang dialami anak. Sehingga apabila terjadi atau terdapat hal-hal yang dapat menggangu perkembangan jiwanya dapat dicari segera jalan keluarnya. 3. Untuksantri
a. Semua ilmu yang diterima di bangku pondok pesantren baru akan ada maknanya apabila ilmu itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Hendaknya meningkatkan kedisiplinan dan keistiqomahan dalam melaksanakan shalat berjama‟ah, baik mengenai waktu dan cara pelaksanaannya. c. Bergaullah dengan orang-orang shaleh, niscaya akan mendapatkan ilmudarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Masykuri dkk. 2006. Kupas Tuntas Shalat (Tata cara dan hikmahnya). Jakarta: Erlangga Al-Qathani, Said bin Ali, bin Wahf. 2006. Eksiklopedia Menurut Al-Qur’an dan As-Sunah. Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi 2000.Kuliah Ibadah Ditinjau Dari Segi Hukum dan Hikmah. Semarang: Pustaka Rizka Putra Bahnasi, Muhammad. 2004. Shalat Sebagai Terapi Psikologi.Bandung: PT. Mizan Pustaka Baron A Robert, & Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga Dani K . 2002. Kamus Lengkap bahasa. Surabaya:Penerbit Putra Harsa Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Fahrurozi, Muh. 1999. Kunci Ibadah. Jakarta: Pustaka Imani Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodolgi penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Cetakan ke 1. Jakarta : Rineka Cipta Haryanto, Sentot. 2007. Kajian Aspek-Aspek Psikologis Ibadah Shalat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ilahi, Fadhal . 2010. Shalat Berjamaah Bersama Rasulullah. Yogyakarta: Dar Ibn hazm, Beirut-Libanon Kementrian Agama RI. 2010. Al-qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. J-ART M.S Khalil. 2006. Tata Cara Shalat Nabi. Bantul: Izzan Pustaka Muhyiddin, Asep & Salahuddin, Asep. 2006. Shalat Bukan Sekedar Ritual.Bandung: Remaja Kosdakarya. Cet. 1 . Musbikin, Imam. 2007. Rahasia Shalat Khusyuk.Yogyakarta: Mitra Pustaka.Cet.ke 1.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta Syarifudin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqih. Bogor: Kencana Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Andi Offset.
PENGARUH KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUSH-SHOBAH, DUSUN BANGUNHARJO, KELURAHAN PULISEN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
A. Kisi-kisi Kedisiplinan Melaksanakan Shalat Berjama’ah Variabel
Indikator 6. Melaksanakan tepat waktu
shalat
Item Angket berjamaah
7. Selalu berusaha menempati shaf Kedisiplinan paling depan Melaksanakan 8. Melaksanakan shalat berjama‟ah di Shalat luar pondok Berjama‟ah 9. Mengetahui syarat dan rukun shalat berjamaah 10. Berdzikir dan berdo‟a setelah selesai shalat berjamaah
1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10
B. Kisi-kisi Perilaku Sosial Santri Variabel
Indikator
Item Angket
6. Menghargai pendapat orang lain
1, 2
7. Menjaga kerukunan antar sesama
3, 4
8. Tolong menolong dengan sesama di lingkungan pondok.
5, 6
Perilaku Sosial 9. Sopan santun dalam bergaul dengan Santri orang lain 5. Melaksanakan setiap kegiatan sosial di pondok
7, 8
9, 10
DAFTAR NILAI SKK Nama
: Diah Nur Eny
Nim
: 111 09 049
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah/ PAI
Dosen PA
: Dra. Lilik Sriyanti, M.Si
No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Status
Skor
18-20 Agustus 2009
Peserta
3
21 Agustus 2009
Peserta
3
25-29 Agustus 2009
Peserta
3
24 Mei 2010
Peserta
3
2 November 2010
Peserta
2
Peserta
2
22 Juni 2011
Peserta
6
23 September 2011
Peserta
2
Piagam Orientasi Pengenalan Akademik 1
dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga Tahun 2009 Sertifikat Pelatihan Emotional Spiritual
2
Intelligence Quotient (ESIQ) Mahasiswa Baru STAIN Salatiga
3
UPT Perpustakaan (User Education) STAIN Salatiga Sertifikat Musabaqoh Tilawatil Qur’an
4
(MTQ) Mahasiswa II Jamiyyatul Qurro’ walhuffadz (JQH)
5 6
SK Praktikum Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) SK Praktikum Etika Profesi Keguruan
25 Novenber 2010
Seminar Nasional “Pilar-Pilar 7
Penanggulangan Korupsi di Indonesia Perspektif Agama, Budaya, dan Negara”
8
SK Praktikum Metodologi Pendidikan
Agama Islam 9
SK Praktikum Telaah Kurikulum
11 Februari 2012
Peserta
2
Pendidikan Agama Islam Seminar Regional “Peran Mahasiswa 10
dalam Mengawali BLSM (BLT) Tepat
3 Mei 2012
Peserta
4
23 Juni 2012
Peserta
6
13 Maret 2013
Peserta
6
26 Maret 2013
Peserta
6
27 Mei 2013
Peserta
6
08 Juli 2013
Peserta
6
06 September 2013
Panitia
3
Sasaran 11
12
13
Seminar Nasional “Mewaspadai Gerakan Islam Garis Keras di Perguruan Tinggi Seminar Nasional “HIV AIDS Bukan Kutukan dari Tuhan Seminar Nasional “Ahlussunah Waljamaah dalam Perspektif Islam Indonesia” Seminar Nasional “Norma Hukum Serta
14
Kebijakan Pemerintah dalam Mengendalikan Harga BBM Bersubsidi” Seminar Nasional “Mengawali Pengendalian BBM Bersubsidi, Kebijakan
15
BLSM yang tepat sasaran serta Pengendalian Inflasi dalam Negeri sebagai Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi” Piagam Penghargaan Masa Ta’aruf
16
(MASTA) “Making an Incredible Youth Generation” IMM Kota Salatiga Jumlah
63
Salatiga, 13 Maret 2014
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP : 19750211 200003 1 001
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH NURUSH-SHOBAH Alamat: Dusun Bangunharjo RT. 07 RW.02, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali No. Telp.( 0276).325634
SURAT KETERANGAN NOMOR : 423.4 / 444 /2014
Yang bertanda tangan di bawah ini, Pengasuh Pondok Pesantren NurushShobah menyatakan Mahasiswi, yaitu: a. Nama
: Diah Nur Eny
b. NIM
: 11109049
c. Jurusan / Fakultas
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Yang bersangkutan benar-benar telah melakukan penelitian di pondok pesantren Nurush-Shobah, Dusun Bangunharjo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali mulai tanggal, 10 Januari 2014 s.d 10 Maret 2014 Skripsi dengan judul (PENGARUH KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUSHSHOBAH, DUSUN BANGUNHARJO, KELURAHAN PULISEN, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013). Demikian surat keterangan ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya.
Boyolali, 14 Maret 2014
KHM
K.H Malkan Siroj
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
:Diah Nur Eny
Tempat, Tanggal lahir : Boyolali, 1 Juni 1991 Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Anggorosari RT 05/ RW 01 Pulisen, Boyolali
Menerangkan Dengan Sesungguhya PENDIDIKAN 1.
Tamatan MI N Boyolali tahun 2003
2.
Tamatan MTs N Boyolai tahun 2006
3.
Tamatan MA N 1 Boyolali tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Boyolali, 13 Maret 2014 Saya yang bersangkutan,
DIAH NUR ENY