SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA Plt. Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan
Disampaikan dalam Workshop Nasional “Kupas Tuntas Kebijakan Asimetris di Perbatasan Negara” Jakarta, 10 Agustus 2016
KERANGKA PAPARAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
HASIL EVALUASI USULAN DAERAH UNTUK PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017
UPAYA PENYELARASAN PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
KERANGKA DISKUSI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
LANDASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA KEBIJAKAN RPJPN RPJMN 2005-2025 2015-2019 KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN
• Arah kebijakan • Pendekat an
• Sasaran • Kebijakan • Kegiatan Pokok
RKP • Prioritas • Pengarusu tamaan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/ RTRWN (PP 26/ 2008) Penataan Ruang (UU 26/ 2007)
KOORDINASI ANTAR K/L; ANTARA PUSAT DAN DAERAH
PERBATASAN SEBAGAI HALAMAN DEPAN NEGARA
WILAYAH NEGARA (UU NO 43/2008) BNPP (PERPRES 12/2010)
Pemerintah Daerah (UU 23/ 2014) 4
KAWASAN PERBATASAN NEGARA SEBAGAI HALAMAN DEPAN NEGARA • Pemerintah Pusat memiliki mandat “kewenangan” dan “kewajiban” untuk membangun kawasan perbatasan negara, sebagaimana Pasal 361 (ayat 2, 3, 7) UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah. • Pemerintah pusat memiliki kemampuan untuk berkoordinasi dan bekerja sama dengan: – Pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota – Pemerintah negara sahabat yang wilayahnya berbatasan langsung dengan wilayah NKRI
• Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara perlu dilakukan dengan semangat kebersamaan dan kerjasama antara: – Pemerintah Pusat, – Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dan – Pemerintah Negara Sahabat 5
KEBIJAKAN RKP TAHUN 2017
RKP “MEMBANGUN KAWASAN PERBATASAN SEBAGAI HALAMAN DEPAN NEGARA”
2017 HOLISTIK TEMATIK
INTEGRATIF
SPASIAL
6
PENDEKATAN PEMBANGUNAN : HOLISTIK, TEMATIK DAN TERINTEGRASI KAWASAN PERBATASAN
Holistik - Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional sasaran Isolasi Lokpri/kabupaten perbatasan negara, perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Settap BNPP, Kemen ATR, dan Kemen KLH, Kementan PUPR, Kemenhub, Kominfo, Kemen ESDM, Kemen, Pemerintah Daerah, dll.
Integratif: Pencapaian sasaran mengatasi isolasi Lokpri/kabupaten perlu dilakukan secara terintegrasi melalui peningkatan jalan (strategis nasional, paralel, non status/strategis daerah); transportasi laut/udara, pengadaan ketenagalistrikan dan EBT; kuota BBM, pengadaan akses informasi dan telekomunikasi, dan seterusnya (kombinasi berbagai program/kegiatan).
Spasial:
Pembangunan akses pembuka isolasi, harus mempertimbangkan karakteristik lokasi lokpri/kabupaten perbatasan, misal kepulauan atau daratan, jika daratan kebutuhan dominan adalah jalan yang fungsional hingga membuka desa; sedangkan jika kepulauan maka kebutuhan akses adalah transportasi laut dan/atau udara.
Pembangunan Pusat Pertumbuhan/PKSN Perbatasan, harus mempertimbangkan lokasi PKSN, berdekatan dengan PLBN, terintegrasi dengan jalan/bandara/pelabuhan, gudang, pasar, kawasan industri pengolahan, dan lain-lain. 7
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
ESENSI PERENCANAAN PERBATASAN
• Menimbang potensi sumber daya yang akan dikelola, dan keterbatasan infrastruktur perbatasan, • Menimbang ketersediaan APBN dan APBD, • Upaya Pemihakan/Afirmasi dan Kebutuhan asimetris
• Menentukan prioritas : – Mempertimbangkan tingkat kemendesakan – mempertimbangkan rentang waktu, – mempertimbangkan lokasi. 9
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA 1. Kebijakan pembangunan perbatasan difokuskan ke Lokpri, sebagai wilayah pinggiran negara. 2. Pemda memahami pembangunan Lokpri perbatasan menjadi kewajiban/kewenangan Pemerintah Pusat (UU 23/2014).
3. Yang mengetahui karakter kabutuhan dan arah pengembangan Lokpri perbatasan adalah Pemda dan Settap BNPP, sementara K/L memerlukan input informasi yang konkrit. 4. K/L mensyaratkan usulan dilakukan oleh daerah (kabupaten/kota, provinsi) melalui e-planning. 10
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA 5. K/L agar memberikan kuota target/sasaran, anggaran ke Lokpri (kecamatan terluar perbatasan) sebagai afirmasi, serta antisipasi pemberian program/kegiatan dan regulasi khusus (asimetris) yang diperlukan. 6. BNPP memberikan dorongan agar Badan Pengelola Perbatasan Daerah, intensif memberikan input ke SKPD, Bappeda, Bupati/Walikota mengenai kebutuhan Lokpri Perbatasan.
11
UPAYA PENYELARASAN DOKUMEN PERENCANAAN DALAM PEMBANGUNAN PERBATASAN RPJP 20052025
RTRWN
GRAND DESIGN PENGELOLAAN PERBATASAN 2011-2025 Desain Pengelolaan Batas Wilayah dan Kawasan Perbatasan
RTR KSN PERBATASAN
Jk panjang
Jk menengah
RPJMN 20152019
RENCANA INDUK NASIONAL PENGELOLAAN PERBATASAN 2015-2019 Kebijakan, Strategi, Sasaran, Target Outcome, Agenda Program, Rencana Kebutuhan Anggaran, dan Lokus Prioritas
RENSTRA BNPP dan RENSTRA K/L 2015-2019
Tahunan RKP TAHUNAN
Tahun 2017 & 2018 ?
RENCANA AKSI TAHUNAN Kegiatan dan alokasi Anggaran oleh K/L dan Pemerintah Daerah Setiap Tahun
Renja K/L RKA K/L
12
MEKANISME PENYELARASAN PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA 2017 RPJMN 2015-2019
RTR, RDTR PERBATASAN RENCANA INDUK 2015-2019
JARING ASMARA
3 Masukan Rancangan Awal Renja K/L
2
Diturunkan dari
Dikonsolidasikan/ Dikoordinasikan dengan K/L anggota BNPP dan K/L terkait
4
1
RANCANGAN AWAL RENCANA AKSI 2017
2
3
Dikonsultasikan/K onsolidasikan dengan Kab/Ko dan Provinsi
Data Kebutuhan Perbatasan di Daerah Terkonsolidasi
5
Untuk dimasukkan dalam BAHAN MUSRENBANGNAS
4 Untuk dimasukkan dalam UKPPD
MUSRENBANGNAS 2016
7 RKP 2017
6 FINAL RENCANA AKSI 2017
8 RENJA 2017
13
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
HASIL EVALUASI USULAN DAERAH UNTUK PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017
1. Pembangunan 10 PKSN sebagai Pusat Pengembangan Perbatasan Negara
5. Peningkatan kualitas diplomasi, kerja sama sosial ekonomi.
Mewujudkan halaman depan negara sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga
2. Membuka isolasi Lokpri, peningkatan sarpras, peningkatan SDM dan penguatan sosial ekonomi serta penyediaan air baku.
1
•Setap BNPP •Kemenhub; •Kemen PUPR; •Kemen KP; •Kemen Perdagangan •Kemen Sos •Kementerian Desa PDTT
•Kemen KUKM •Kemen Perindustrian •Kemen Pertanian •Kementerian ATR/BPN •BNPB •Kementerian Keuangan •BIG
2
•Setap BNPP •Kemen PUPR; •Kemenhub; •Kemen ESDM; •Kemenkominfo; •Kemen Perdagangan; •Kemen PPA •Kemendagri
•Kemen KUKM; •Kemedikbud; •Kementerian Agama; •Kemen Naker •Kemenkes; •BNPB •Kementeria Desa PDTT
3
•Setap BNPP; •Kemen PUPR; •Kemen Keuangan; •Kemen ESDM •Kemen Hukum dan Ham
•Kemen Kominfo •TVRI, RRI •Kemen BUMN •PT. PLN
4 4. Pengamanan sumber daya dan batas wilayah darat, laut dan udara.
3. Pembangunan PLBN Terpadu.
5
•Setap BNPP •Kemen Pertahanan •Kementerian Kominfo •Kemen KP •LSN •Bakamla •Setap BNPP; •Kemen Dalam Negeri; •Kemen Luar Negeri •BIG
15
PROGRAM PRIORITAS 1
Pembangunan 10 PKSN sebagai Pusat Pengembangan Perbatasan Negara 25
20
15
10
5
0
Provinsi Aceh
Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Sumatera Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kepulauan Utara Barat Timur Utara Riau Belum Ada Kesepakatan
• • •
Provinsi Maluku
Provinsi Maluku Utara
Belum Dibahas
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Disetujui
Provinsi Papua
Provinsi Riau
Provinsi Provinsi Sulawesi Papua Barat Utara
Ditolak
Pada Program Prioritas Nasional Pembangunan 10 PKSN terdapat dua Provinsi yang tidak mengusulkan program di dalamnya, yaitu Sumatera Utara dan Papua Barat. Provinsi Kepulauan Riau memiliki usulan program yang paling banyak disetujui, dan beberapa ditolak karena Provinsi tersebut memiliki usulan paling banyak. Usulan yang ditolak terkait usulan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan prioritas Kementerian untuk tahun 2017. Provinsi Kalimantan Barat, NTT dan Papua mendapatkan prioritas pelaksanaan Inpres no. 6/2015.
16
PROGRAM PRIORITAS 2 Membuka Isolasi Lokpri, Peningkatan Sarpras Peningkatan SDM, dan Ekonomi Perbatasan 250
200
150
100
50
0 Provinsi Aceh
Provinsi Provinsi Provinsi Kalimantan Kalimantan Kalimantan Barat Timur Utara
Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Maluku
Belum Ada Kesepakatan
•
Provinsi Maluku Utara
Provinsi Provinsi Provinsi Riau Nusa Papua Tenggara Timur Belum Dibahas Disetujui Ditolak
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera Utara
Pada Program Prioritas Nasional ke -2 banyak usulan yang belum dibahas. Usulan kegiatan yang belum dibahas diantaranya adalah usulan pembangunan jalan. Usulan jalan per satuan ruas sangat banyak di Program Prioritas ke dua sehingga menyulitkan untuk dibahas. Selain itu beberapa usulan sudah disepakati di dalam Prioritas Nasional lain.
Provinsi Papua Barat
17
PROGRAM PRIORITAS 3
Pengembangan PLBN Terpadu 25
20
15
10
5
0 Provinsi Aceh
Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kepulauan Barat Timur Utara Riau
Provinsi Maluku
Belum Ada Kesepakatan
•
Provinsi Maluku Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Belum Dibahas
Provinsi Papua
Disetujui
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Papua Barat
Ditolak
Pada Program Prioritas Nasional (PPN) ke - 3 tidak banyak usulan yang dibahas karena prioritas ini berkaitan erat dengan pelaksanaan Inpres No. 6/2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 PLBN. Hal tersebut dikarenakan Pembangunan PLBN Terpadu merupakan kewenangan pusat. Selain itu pembahasan lebih difokuskan untuk PPN 1 dan 2. 18
PROGRAM PRIORITAS 4
Pengamanan Sumber Daya dan Batas wilayah Darat, Laut, dan Udara 6 5 4 3 2 1 0 Provinsi Aceh
Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kepulauan Barat Timur Utara Riau
Provinsi Maluku
Belum Ada Kesepakatan
•
Provinsi Maluku Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Belum Dibahas
Provinsi Papua
Disetujui
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Provinsi Sumatera Papua Barat Utara
Ditolak
Pada Program Prioritas Nasional ke- 4 tidak banyak usulan yang dibahas karena merupakan kegiatan Pemerintah Pusat. Hal tersebut dikarenakan Program/Kegiatan K/L seputar Pengamanan Sumber Daya dan Batas wilayah Darat, Laut, dan Udara merupakan kewenangan pusat. Selain itu pembahasan lebih difokuskan untuk PPN 1 dan 2. 19
PROGRAM PRIORITAS 5
Peningkatan Kualitas Diplomasi, Kerja Sama Lintas Batas Negara 7 6 5 4 3 2 1 0 Provinsi Aceh
Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kepulauan Barat Timur Utara Riau
Provinsi Maluku
Belum Ada Kesepakatan
•
Provinsi Maluku Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Belum Dibahas
Provinsi Papua
Disetujui
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Provinsi Sumatera Papua Barat Utara
Ditolak
Pada Program Prioritas Nasional (PPN) ke-5 tidak banyak usulan yang dibahas karena merupakan kegiatan Pemerintah Pusat. Hal tersebut dikarenakan Program/Kegiatan K/L seputar Peningkatan Kualitas Diplomasi, Kerja Sama Lintas Batas Negara merupakan kewenangan pusat. Selain itu pembahasan lebih difokuskan untuk PPN 1 dan 2.
20
USULAN KEGIATAN DAERAH TAHUN 2017 20.000.000
JUMLAH DANA DIAJUKAN DALAM USULAN PER K/L (DALAM JUTA RUPIAH) 18.000.000
17.322.044
16.000.000 14.000.000 12.000.000 10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.511.796 4.000.000 2.263.715 2.000.000
990.105 594.171 478.470 470.876 158.333 25.900 50.769 21.447 1.587 300 144.369 1.500 34.900
3.264 139.840
27.300 37.500127.50892.050 3.500
0
Usulan terbanyak ditujukan kepada Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan 21
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
UPAYA PENYELARASAN PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
PENYUSUNAN RENCANA AKSI PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2018
1. Esensi penyusunan Rencana Aksi adalah untuk memberi masukan RKP/ danmengarahkan Renja KL /SKPD Tahun 2018, sehingga harus disusun sebelum proses penyusunan Renja KL/SKPD dan RKP/D. 2. Proses penyusunan Renja KL/SKPD dan RKP/D 2018 dimulai dengan Musrenbang pada tahun 2017. Untuk itu Rancangan Awal Renaksi 2018 harus disusun sebelum proses rangkaian Musrenbang nasional tahun 2017 dimulai. 3. Mempertimbangkan hal tersebut maka Rancangan Awal Rencana Aksi 2018 harus disusun pada tahun 2016 (Agustus-Desember) untuk masukan materi Musrenbangnas 2017. 4. Renaksi yang disusun untuk tahun 2017 agar terus dikawal oleh Sektapi BNPP terhadap K/L-K/L hingga Renja K/L dan RKA K/L 23 Final.
AGENDA PEMBAHASAN RENCANA AKSI TAHUN 2018
2015
2016 Des
Jun
2017
2018
Nov Des Jan Mar Apr Mei RATEK K/L
Penyusunan Rancangan Renaksi 2017
Pembahasan dengan DPR Pagu Anggaran 2017
Pagu Definitif 2017 Rancangan Akhir Renaksi 2018*
Penetapan RKP 2018 Musrenbangnas 2017
RENAKSI T.A 2018 : • Dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan RKP 2018 dan Musrenbangnas 2017;
• Dijadikan masukan K/L teknis dalam penyusunan draft Renja K/L, • Perpres Renaksi dan hasil Musrenbang dijadikan pegangan dalam pembahasan dengan DPR agar lebih fokus dan konsisten terhadap proses pembahasan teknokratis dan bottom up. 24
PENYUSUNAN RENCANA AKSI DIMULAI PADA TAHUN-2 MULAI DISUSUN TAHUN 2016 (T-2) JUNI (M2-3)
JUNI (M3)
JULI (M3-4)
AGUSTUS (M1-4)
Konsolidasi penyusunan Renaksi dengan pemerintah provinsi & kabupaten (per Wiayah)
Bappenas membuat kisi-kisi penyusunan Renaksi, format & mekanisme perencanaan
Konsolidasi bersama BNPP
Jadwal Penyusunan; Mekanisme; Format RENAKSI
Penyusunan Kerangka Renaksi 2018 oleh BNPP
Penyampaian format Renaksi kepada pemerintah provinsi & kabupaten
BNPP menyusun Rancangan Awal Renaksi
NOVEMBER (M1) s/d DESEMBER (M1)
melakukan koordinasi dengan K/L
Finalisasi Rancangan Renaksi
Masukan Renaksi terbentuk di tiap daerah
SEPTEMBER (M1-4)
Konsolidasi dengan K/L
Masukan Ratek dengan K/L terkait
JANUARI 2017
25
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI (AGENDA RINCI SEKTAP BNPP) 1
2
Rapat Penyusunan dan perumusan awal Renaksi (internal Keasdepan)
3 Forum Penyusunan dan perumusan Renaksi Keasdepan
7
6
Forum Rakorbangtas Nasional Rancangan Final Renaksi BNPP (M I Des T-2)
Surat Kepala BNPP dan Lampiran Dok. Rancangan Final Renaksi BNPP (M II Des T-2)
Rancangan Renaksi Kedeputian (M II Nov T-2)
5 Rapat Persiapan Rancangan Renaksi Antarlintas Kedeputian (Internal BNPP)
Forum Harmonisasi dan Sinkronisasi Rancangan Renaksi BNPP Bahan Rakorbangtas Rancangan Renaksi BNPP (M III Nov T-2)
Penyampaian Rancangan Final Renaksi BNPP (Tindaklanjut Rakorbangtas Nasional)
Pelaporan Hasil Rancangan Renaksi Kedeputian
Rancangan Renaksi Kedeputian (M II Sep T-2)
Rancangan Awal Renaksi Keasdepan
Bahan Awal Renaksi (2 Th. berikutnya)
8
4 Forum Penyusunan dan perumusan Renaksi Kedeputian
Menteri/Kepala LPNK anggota BNPP dan Non Anggota BNPP terkait
9 Gubernur Provinsi Kws.Perbatasan Negara dan Bupati/Walikota (melalui Surat Gubernur , M IV Des T-2)
Catatan Kompilasi Rancangan Renaksi Kedeputian
1 0
Persiapan Forum Pra Ratek/Ratek K/L Anggota dan Non Anggota BNPP terkait. Persiapan Forum UPPD Prov/Kab/Kota/Kec./Desa
26
FORMAT PEMBAHASAN RENAKSI
27
TABEL KEBUTUHAN PROGRAM/KEGIATAN = RENAKSI BNPP Kabupaten: XXX PRIORITAS NASIONAL
PROGRAM NASIONAL
KEGIATAN NASIONAL
KETERANGAN
KONDISI EXISTING
Pembangunan Jalan 112 Km Pararel Perbatasan
Pembangunan Pembangunan Jalan 109 Km 1.1 Pembangunan 10 PKSN sebagai Strategis Daerah sarana dan PEMBANGUNAN Pusat prasarana di kota (Non Status) DAERAH Pengembangan pusat Perbatasan PERBATASAN pertumbuhan Negara Pembangunan 2 Bandara Bandara Perintis
SASARAN IMPLEMENTASI (Mengacu Rinduk BNPP) 2016
150 Km
210 Km
-
Renaksi 2017
KONSEP Renaksi 2018
.... Km
... Km
... Km
.... Km
... Km
... Km
.... Km
... Km
... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Km
.... Bandara
.... Bandara
.... Bandara
.... Bandara
KEWENANGAN LOKASI KEMENTERIAN/L PROVINSI EMBAGA
Kecamatan ...
KABUPATEN
Kemen PUPR V V Kemen PUPR V V Kemen PUPR V V
Keterangan: • Kondisi eksisting merupakan kondisi riil yang ada di lapangan sampai dengan tahun terakhir sebagai baseline. • Kolom kebutuhan mengacu kepada dokumen Rinduk BNPP dan diharapkan dapat menunjukkan SPM dalam suatu Kmg tertentu • Kolom Implementasi merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pada tahun berjalan • Kolom RENAKSI 2017, 2018 sebagai rencana pemenuhan kebutuhan di tahun tersebut • Kolom Lokasi menunjukkan kecamatan prioritas, sehingga terlihat sinkronisasi dalam mendukung kegiatan lainnya, contohnya untuk mendukung pembangunan Puskesmas di Kecamatan xxx, diperlukan pembangunan jalan dan PLTS di lokasi yang sama • Kewenangan program merupakan kolom yang menunjukkan Stakeholder terkait yang akan melakukan intervensi terhadap jalannya program kegiatan yang diusulkan. 28
28
PENGUATAN PROVINSI DAN KOORDINASI BNPP NO
1
Butir Renaksi
PENGUATAN PERAN PROVINSI
Penjelasan 1. Diperlukan penguatan peran Pemerintah provinsi dalam dalam mengawal penyusunan dan mensingkronisasi RENAKSI Kawasan Perbatasan yang berada di wilayahnya 2. Upaya penguatan peran sinkronisasi oleh Pemerintah Provinsi didukung dengan lembar pengesahan rencana pembangunan perbatasan di wilayahnya 1. Keasdepan BNPP memberi masukan terhadap kebutuhan program prioritas per wilayah yang disusun berdasarkan hasil koordinasi dan kunjungan lapangan di daerah
2
PEMBAGIAN 2. Biro Perencanaan melakukan memastikan penyusunan Renaksi dilaksanakan pada T-2 bersama para Asdep PERAN ASDEP dalam 3. Biro Perencanaan dan para Asdep melakukan verifikasi korelasi BNPP usulan pemda dengan nomenklatur Renja K/L, sehingga output dari Renaksi dapat digunakan sebagai masukan bagi penyusunan RKP 2018 dan masukan bagi penyusunan APBD dan pengisian aplikasi musrenbangnas oleh pemeirntah kabupaten 29 29
KERANGKA DISKUSI 1. Apa kebutuhan regulasi dan/atau program/kegiatan yang asimetris di perbatasan masing-masing wilayah ? 2. Apa program/kegiatan prioritas yang sesuai dengan kebutuhan perbatasan yang memerlukan afirmasi/pemihakan? 3. Bagaimana memperkuat koordinasi perencanaan perbatasan: a. Antara Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kabupaten/Kota dengan SKPD Kabupaten; b. Antara BPP Provinsi dengan SKPD Provinsi; c. Antara BPP dengan Bappeda. 30
TERIMA KASIH