JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO Fauziah Anggraini, Mursid Rahardjo,Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso is a hospital that has received ratings blue for PROPER. The hospital is classified in the government hospitals with the classification of type B education. The average amount of harzardous and toxic waste generated as much as 80.55 kg / day with an average number of patient visits as many as 391 people / day. Based on the field observations that has done, the management of hazardous and toxic waste in this hospital has not managed well arcconding to Government Regulation No. 101 in 2014, Environment Minister Decision No.r 06 in 2013 and Health Minister Decision No. 1204 in 2004. The purpose of this study was to assess the management of hazardous and toxic waste to PROPER index in RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. This research methodology used in this research was qualitative and quantitative approaches with cross sectional design. The population of this study was executing management of hazardous and toxic wastes by using total sampling technique. The results showed data types and volume hazardous and toxic waste management, reporting activity of hazardous and toxic waste management, license and validity period hazardous and toxic waste management, the implementation of permit conditions, the amount of waste managed hazardous and toxic, and hazardous and toxic waste management with third-party, Based on Health Minister Decision No. 1204 in 2004 lug process, transportation, storage and management of B3 waste management not eligible. Based on the results of this research hazardous and toxic waste come from 7 hospital primary care with various types of hazardous and toxic was syringes, plabot, scalpel, infusion hoses, catheters hoses, tissue and fluids body, the result of assessment hazardous and toxic waste management by 70% and PROPER ranking was blue. Key Words : Hazardous and Toxic Waste Management, RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, PROPER PENDAHULUAN
merupakan
Latar Belakang
kesehatan yang menjadi pendonor limbah.
salah
satu
pelayanan
Dengan meningkatnya jumlah rumah sakit Masalah
kesehatan
merupakan
setiap tahunnya maka akan terjadinya
masalah yang berkaitan langsung dengan
peningkatan limbah Bahan Berbahaya
masalah
dan
lingkungan.
Rumah
sakit
723
Beracun
(B3).1
Sehingga,
perlu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
adanya evaluasi pengelolaan limbah B3
radiologi, limbah container bertekanan
yang dihasilkan terhadap penilaian indeks
dan limbah dengan kandungan logam
PROPER.
berat yang tinggi sesuai dengan kode
Rumah
Sakit
pelayanan
ialah
institusi
kesehatan
limbah D227 pada PP Nomor 18 jo 85 Tahun 1999.5
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara
menyediakan
paripurna
pelayanan
rawat
Berdasarkan
gawat darurat. Menteri
Pemerintah
inap,
limbah B3 perlu dikelola sesuai dengan
Nomor
peraturan
Berdasarkan Peraturan
yang
74
telah
Tahun
ada
2001,
sehingga
pengelolaan lingkungan hidup rumah sakit
Nomor
perlu dilakukan secara sistematis dan
340/Menkes/Per/III/2010, klasifikasi rumah
berkelanjutan.6Perencanaan,pelaksanaan,
sakit dibedakan menjadi rumah sakit
pemantauan, dan melakukan perbaikan
umum dan rumah sakit khusus. Untuk
dalam
rumah sakit umum memiliki 4 tipe yaitu
sakit
rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B,
berkelanjutan dan konsisten. Selain itu
rumah sakit tipe C, dan rumah sakit tipe
sumber daya manusianya juga perlu
D.
Kesehatan
Peraturan
yang
pelayanan rawat jalan, dan pelayanan 2
dengan
3
pengelolaan harus
lingkungan rumah dilakukan
secara
memahami permasalahan terkait dengan Limbah Bahan Berbahaya dan
pengelolaan
lingkungan
rumah
sakit
Beracun (B3) ialah sisa suatu usaha dan
sehingga kinerja lingkungan rumah sakit
atau kegiatan yang mengandung bahan
semakin baik.7
berbahaya dan/atau beracun karena sifat dan/atau
kosentrasinya
Menerapkan
sistem
dan/atau
manajemen lingkungan rumah sakit dapat
jumlahnya, baik secara langsung maupun
memberikan manfaat berupa perlindungan
tidak
terhadap
langsung,
dan/atau dan/atau
dapat
merusak
mencemarkan
lingkungan
membahayakan
hidup,
lingkungan
lingkungan
dan
masyarakat.
Pelaksanaan
limbah
dapat
B3
pengelolaan
dilakukan
apabila
medis
padat
hidup, kesehatan,keberlangsungan hidup
pengelolaan
makhluk hidup lainnya. 4
dilakukan dengan baik yaitu dengan cara
Limbah B3 yang dihasilkan oleh
mengetahui
limbah
kesehatan
jumlah
timbunan
limbah
kegiatan rumah sakit merupakan limbah
medis dan karakterisitik limbah yang
medis yang terdiri dari limbah infeksius,
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit.
limbah patologi, limbah benda tajam,
Pengelolaan
limbah kimia, limbah sitotoksis, limbah
limbah
yang
dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ada dalam 724
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sistem
manajemen
sakit
maka
akan
(e-Journal) 2356-3346)
lingkungan
rumah
dengan
membantu
dalam
kelembagaan, pembiayaan, hukum dan
melihat
aspek
teknis,
peran serta masyarakat.10
mematuhi peraturan perundang-undangan dan sistem manajemen praktis yang telah
Program
Penilaian
Peringkat
didesain untuk meminimalkan dampak
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
lingkungan akibat limbah B3 dan dapat
Lingkungan
mengurangi biaya yang dibutuhkan dan
disebut PROPER ialah suatu program
program pengelolaan limbah yang efektif.8
penilaian terhadap upaya penanggung
Upaya
pengelolaan
harus
berdasarkan
yang Menteri
limbah
mengendalikan
Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004
kerusakan
tentang
Kesehatan
yang
biasa
pencemaran
lingkungan
dan/atau
hidup
serta
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
Lingkungan
beracun.
Rumah Sakit terdiri dari proses minimisasi
berdasarkan
limbah;
tercantum
pemilahan,
atau
jawab usaha dan/atau kegiatan dalam
Keputusan
Kesehatan
Persyaratan
B3
Hidup
pewadahan,
PROPER
dilaksanakan
tahapan pada
yang
Peraturan
telah Menteri
pemanfaatan kembali, dan daur ulang;
Lingkungan Hidup Republik Indonesia
pengumpulan,
dan
Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Program
penyimpanan di lingkungan rumah sakit;
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
pengumpulan,
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.11
pengangkutan
pengangkutan,
pengemasan, ke
luar
dan
rumah
sakit;
Kriteria
pengolahan dan pemusnahan.9 Untuk
melakukan
PROPER
meliputi : sistem manajemen lingkungan; evaluasi
pemanfaatan sumber daya yang terdiri
pengelolaan limbah B3 diperlukan adanya
atas;
indikator
pengurangan
limbah
bahan
pengelolaan
limbah.
berbahaya dan beracun, reduce, reuse,
berguna
untuk
dan recycle (3R) limbah padat non bahan
menunjukkan kemajuan dalam rangka
berbahaya dan beracun, pengurangan
menuju
pencemar
Indikator
tujuan
kinerja
penilaian
kinerja
pencapaian
sasaran
organisasi
bersangkutan.10kinerja limbah
dapat
maupun yang
konservasi
dan
penurunan beban pencemaran air, dan
pengelolaan diukur
udara,
perlindungan
dengan
keanekaragaman
hayati;
masyarakat;
dan
pemberdayaan
membandingkan kinerja nyata dengan
penyusunan dokumen ringkasan kinerja
hasil atau sasaran yang diharapkan,
pengelolaan lingkungan.11
disamping itu kinerja juga sangat terkait
Tingkatan
dengan tingkat efisiensi dan efektivitas
peringkat
pada
PROPER paling rendah berwarna hitam, 725
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
kemudian merah, biru, hijau dan yang
sampling untuk pembuat dan pengambil
tertinggi ialah berwarna emas. Rumah
kebijakan dan petugas pengelola limbah
sakit termasuk perusahaan yang wajib
rumah
mengikuti PROPER karena memiliki risiko
sampling untuk pekerja non pengelola
dalam
limbah
pencemaran
air,
pengendalian
sakit,
dan
rumah
teknik
sakit.
aksidental
Dengan
jumlah
pencemaran udara, pengendalian limbah
sampel sebanyak 10 orang.rumus Taro
B3
Yamane dan sampel berjumlah 76 orang.
dan
pengelolaan
limbah
yang
dihasilkan oleh kegiatan pelayanan rumah
Teknik
sakit.12
adalahquota sampling.
sampling
yang
digunakan
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso merupakan
salah
satu
rumah
HASIL DAN PEMBAHASAN
sakit
A. Karakteristik Limbah B3 RSPI Prof.
pemerintah dengan klasifikasi tipe B Pendidikan dengan jumlah pasien dalam
Dr. Sulianti Saroso
setahun 142592 pasien pertahun. Rumah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sakit ini telah memperoleh peringkat
karakteristik
PROPER berwarna biru selama 3 tahun
menjadi 3 yaitu :
terakhir.
1. Sumber limbah
limbah
Limbah
B3
yang
dibedakan
dihasilkan
berasal dari 7 pelayanan utama rumah sakit yang terdiri dari dari METODE PENELITIAN
pelayanan rawat inap, pelayanan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini
observasional
adalah
yang
rawat
jalan,
penelitian
darurat,
deskriptif
pelayanan
bersifat
radiologi,
farmasi,
pelayanan
laboratorium
dan
operasi.
Berdasarkan
waktu
gawat
pelayanan
dengan menggunakan analisis kualitatif kuantitatif.
pelayanan
dan
pelayanan
penelitiannya, penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
2. Jenis limbah
Populasi dalam penelitian ini adalah pembuat
dan
pengambil
Jenis limbah yang dihasilkan
kebijakan,
terdiri dari jarum suntik, spuit,
petugas pengelola limbah rumah sakit,
masker disposable, plabot, pisau
dan pekerja non pengelola limbah rumah
bedah,
sakit. Teknik pengambilan sampel dalam
terkontaminasi,
penelitian ini menggunakanteknik total
benang
operasi,
kapas kassa
terkontaminasi, botol obat, selang 726
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
infus, selang kateter, placon, urine
digunakan untuk pembelian solar,
bag,
terkontaminasi,
perawatan incinerator, pengelolaan
plester, ampul, pembalut, kantong
limbah. Namun, pada saat ini,
daran, cairan serta jaringan tubuh.
incinerator sedang dalam perbaikan
verban
sehingga 3. Jumlah limbah
pengolahan
dilakukan
oleh pihak ketiga dengan biaya
Jumlah limbah yang dihasilkan selama
sebesar Rp. 7.000/kg limbah.
satu tahun yaitu bulan Mei 2014 hingga April 2015 sebesar 2459,2 kg per
3. Sarana dan Prasarana
tahun.
Sarana dan prasana limbah yang disediakan oleh pihak rumah sakit
B. Sumber Daya Pengelolaan Limbah
terdiri dari tempat sampah medis,
B3 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
tempat sampah domestik, tempat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penampungan sementara domestik,
sumber daya pengelolaan limbah B3
tempat
dibedakan menjadi 3 yaitu :
medis,
1. Tenaga Pelaksana
sementara
penamungan tempat
penyimpanan
khusus
limbah
kantong
dalam pengelolaan limbah rumah
beberapa ukuran, kantong plastik
sakit terdiri dari 2 orang petugas
hitam, safety box, alat pelindung diri
cleaning
untuk
khusus
kuning
B3,
Tenaga pelaksana yang bertugas
service
plastic
sementara
tenaga
dengan
pelaksana,
pengangkutan limbah dari sumber
incinerator, jalur khusus limbah,
menuju
trolly khusus pengangkutan limbah.
tempat
penampungan
sementara, dan 1 orang petugas C. Hasil
incinerator yang bertugas untuk melakukan
pembakaran
menggunakan
incinerator
limbah dan
perawatan incinerator.
Observasi
Limbah
Bahan
Beracun
(B3)
Pengelolaan
Berbahaya RSPI
dan
Prof.
Dr.
Sulianti Saroso Berdasarkan hasil observasi yang
2. Biaya Pengelolaan
telah
dilakukan
berdasarkan
Biaya yang dianggarkan rumah
Kepmenkes
Nomor
sakit
1204/Menkes/SK/X/2004
dalam
rumah
untuk
pengelolaan
sakit
200.000.000/bulan.
sebesar Dana
limbah Rp.
pengelolaan limbah B3, RSPI Prof.
ini
Dr. Sulianti Saroso memperoleh nilai 727
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
70 % dari nilai minimal 80 % untuk
dinilai
rumah sakit dengan klasifikasi tipe B.
pencatatan,
penilaian
aspek
pelaporan; status izin; pemenuhan
penampungan, aspek pengangkutan
ketentuan izin; open dumping, open
dan aspek pemusnahan. Pada aspek
burning,
penampungan rumah sakit ini tidak
terkontaminasi;
melakukan desinfeksi langsung pada
yang dikelola; pengelolaan limbah B3
wadah setelah dikosongkan. Pada
dengan pihak ketiga; dumping dan
aspek pengangkutan rumah sakit ini
pengolahan limbah B3 dengan cara
hanya
melakukan
pengangkutan
tertentu.13
menuju
tempat
penampungan
Rumah
ini
dilihat
dari
terdiri
dari
identifikasi,
dan
pendataan;
pemulihan
lahan
jumlah limbah
sakit
telah
B3
melakukan
sementara dua kali dalam sehari,
pendataan dan identifikasi limbah B3
padahal seharusnya dilakukan lebih
yang
dari dua kali dalam sehari. Dan pada
neraca limbah B3, masa berlaku
aspek pemusnahan incinerator yang
pengelolaan limbah B3 menggunakan
dimiliki
incinerator telah habis dan dalam
oleh
memiliki
rumah
suhu
sakit
maksimal
hanya 1000oC
proses
padahal seharusnya suhu minimal yang ditetapkan adalah >1000 C.
pemenuhan 100%
D. Penilaian Indeks PROPER dalam
izin
Lingkungan ketentuan
dibuktikan
adanya
dari Hidup,
izin
dengan
telah seluruh
limbah yang dihasilkan telah berhasil
Bahan
dikelola seluruhnya, tidak melakukan
Berbahaya dan Beracun (B3) RSPI
open dumping, dan pemulihan lahan
Prof. Dr. Sulianti Saroso
terkontaminasi,
Terdapat 8 aspek yang dilakukan
yang dikelola oleh pihak ketiga telah
dalam
PROPER
tercatat dalam neraca limbah B3,
dalam Pengelolaan limbah Bahan
logbook limbah B3 dan dokumen
Berbahaya dan Beracun di RSPI Prof.
manifest
Dr. Sulianti Saroso sesuai dengan
dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
pengelolaan limbah B3 dengan pihak
Republik Indonesia Nomor 06 Tahun
ketiga dilakukan oleh PT. Wastec
2013
Penilaian
International sebagai pihak pengolah
Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan
dan PT. Jalan Hijau sebagai pihak
penilaian
tentang
Limbah
dengan
perpanjangan
Kementerian
o
Pengelolaan
dibuktikan
Indeks
Program
Lingkungan Hidup. 8 aspek yang
jumlah limbah
limbah
B3
kontrak
dan
B3
sesuai
perjanjian,
pengangkut yang telah memiliki izin 728
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
dari Kementerian Lingkungan Hidup
Hidup Nomor 06 Tahun 2013
dan Kementerian Perhubungan, dan
tentang
Program
tidak melakukan open burning dan
Peringkat
Kinerja
pengolahan
dalam Pengelolaan Lingkungan
limbah
dengan
cara
tertentu.
Hidup
Penilaian Perusahaan
memperoleh
peringkat
berwarna biru untuk pengelolaan E. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan
limbah B3.
Dan untuk
Berbahaya dan Beracun RSPI Prof.
meningkatkan
Dr. Sulianti Saroso
PROPER yang diperoleh dari biru
Berdasarkan
penelitian
peringkat
yang
menjadi hijau, RSPI Prof. Dr.
dilakukan kinerja pengelolaan limbah
Sulianti Saroso harus memiliki
B3 dibedakan menjadi 2 yaitu :
program
1. Jumlah limbah B3 yang terkelola
Responsibility
Corporate (CSR)
Social terhadap
sesuai perundangan
lingkungan dan masyarakat di
Jumlah limbah B3 yang terkelola
sekitarnya.
sesuai
melakukan minimisasi limbah B3
dengan
undangan
perundang-
sebesar
29.402,9
Dan
juga
harus
lebih dari 50%.
kg/tahun. Jumlah limbah B3 ini KESIMPULAN
merupakan seluruh limbah yang dihasilkan oleh RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
memberikan kesehatan
pada
1. Karakterisitik
limbah
bahan
dalam
berbahaya dan beracun (LB3) di
pelayanan
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso terdiri
masyarakat.
dari :
Limbah yang dihasilkan ini telah
a. Sumber limbah bahan berbahaya
terkelola seluruhnya.
dan beracun (LB3) medis berasal dari 7 pelayanan utama rumah
2. Peringkat
PROPER
yang
sakit.
diperoleh Peringkat
b. Jenis limbah bahan berbahaya yang
dan beracun (LB3) medis yang
diperoleh oleh RSPI Prof. Dr.
dihasilkan meliputi jarum suntik,
Sulianti Saroso berdasarkan hasil
spuit, masker disposable, plabot
penilaian penaatan pengelolaan
infuse,
limbah
operasi, kapas terkontaminasi,
B3
Peraturan
PROPER
pada Menteri
lampiran
II
Lingkungan
pisau
bedah,
benang
kassa terkontaminasi, botol obat, 729
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
selang infuse, selang kateter,
Sulianti
placon,
persyaratan
urine
bag,
verban
Saroso
(e-Journal) 2356-3346)
belum
memenuhi
sesuai
dengan
terkontaminasi, plester, ampul,
Keputusan
Menteri
pembalut bekas darah, kantong
Republik
Indonesia
Nomor
darah, jaringan tubuh serta cairan
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
tubuh.
persyaratan kesehatan lingkungan.
2. Sumber
daya
dalam
Kesehatan
pengelolaan
Hasil penilaian pengelolaan limbah
limbah bahan berbahaya dan beracun
bahan berbahaya dan beracun (LB3)
(LB3) di RSPI Prof. Dr. Sulianti
sebesar 70 % dari nilai minimal 80%.
Saroso terdiri dari :
4. Hasil penilaian pengelolaan limbah
a. Tenaga pelaksana terdiri dari 2
bahan berbahaya dan beracun (LB3)
(dua) orang petugas cleaning
berdasarkan
service khusus limbah 1 (satu)
Limbah B3 dalam Keputusan Menteri
orang petugas incinerator yang
Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun
bertugas
2013
untuk
melakukan
pembakaran limbah medis.
Kriteria
tentang
Pengelolaan
Program
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
b. Biaya yang dianggarkan untuk
Pengelolaan
Lingkungan
pengelolaan limbah B3 sebesar
memperoleh
penilaian
Rp. 200.000.000/bulan.
berwarna biru.
c. Sarana
dan
prasana
Penilaian
Hidup PROPER
yang
5. Kinerja pengelolaan limbah bahan
menunjang kegiatan pengelolaan
berbahaya dan beracun (LB3) dinilai
limbah B3 terdiri dari tempat
terdiri dari :
sampah medis dan domestik,
a. Jumlah limbah bahan berbahaya
tempat penampungan sementara
dan beracun (LB3) yang terkelola
(TPS),
sesuai
tempat
penyimpanan
sementara khusus B3 umum,
b. Peringkat
box, Alat Pelindung Diri (APD)
diperoleh
untuk
penilaian
incinerator,
dan
pengelola, jalur
khusus
hasil
PROPER
yang
berdasarkan
hasil
aspek
pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan
pengangkutan limbah. 3. Berdasarkan
peraturan
perundangan ialah 100 %.
kantong plastik kuning, safety
petugas
dengan
beracun observasi
(LB3)
yang
telah
dilakukan ialah berwarna biru.
pengelolaan limbah bahan berbahaya DAFTAR PUSTAKA
dan beracun (LB3) di RSPI Prof. Dr. 730
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
1.
Kemenkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Cair di Rumah Sakit. Jakarta : Ditjen PPM dan PL Departemen Kesehatan RI.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta. 2009.
3.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta. 2010
4.
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Jakarta. 1995
5.
Peraturan Pemerintah Nomro 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta. 1999
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta. 2001
7.
Adisasmito, W. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012
8.
Adisasmito, W. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta. 2004
9.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta. 2010
(e-Journal) 2356-3346)
11. Peraturan Menteri LIngkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. 2013 12. Kementerian Lingkungan Hidup RI. Hasil Penilaian PROPER Periode 2013-2014. Jakarta. 2014
10. Prawirosentono, S. Manajemen Sumber Daya Manusia : Kebijakan Kinerja Karyawan. BPPE Yogyakarta. 1999
731