PENGELOLAAN LIMBAH B3 Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM “Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat”
Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016 Dinar 2016
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pengaturan: UUPPLH Ordonansi Bahan Berbahaya Stb. 1949/377 PP 7/1973 ttg Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan,& Penggunaan Pestisida PP 18/1999 jo. PP 85/1999 ttg Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya& Beracun PP 74/2001 ttg Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun Convention for the Prevention of Pollution from Ships 1973 (MARPOL) Convention on the Control of Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Their Disposal 1989 (Basel) Dinar 2016
Apakah yang dimaksud dengan limbah bahan berbahaya beracun (B3)? Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung B3 yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (Pasal 1 PP No. 18 Tahun 1999) Dinar 2016
Penjelasan Kategori Limbah B3 (1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibator korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain. Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan. Dinar 2016
Penjelasan Kategori Limbah B3 (2) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan,atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, karena tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia yang kadaluarsa. Dinar 2016
Klasifikasi limbah B3 Diidentifikasi sebagai limbah B3 apabila setelah melalui pengujian memiliki salah satu atau lebih karakteristik sebagai berikut : a. mudah meledak; b. mudah terbakar; c. bersifat reaktif; d. beracun; e. menyebabkan infeksi; dan f. bersifat korosif. Dinar 2016
Konvensi BASEL • Konvesi Basel merupakan sebuah konvensi prakarsa
PBB diselenggarakan di Basel, Switzerland pada akhir tahun 1980, adalah rancangan regulasi mengenai pengetatan atas pembuangan limbah beracun berikut turunannya terhadap dampak lingkungan hidup efektif tahun 1990 setelah dilakukan ratifikasi [1] oleh negara-2 peserta lalu dibentuk The Conference of the Parties disingkat COP sebagai badan pelaksananya terdiri Competent Authorities dan sekretariat tetap berkedudukan di Geneva, Switzerland Dinar 2016
Ratifikasi Konvensi BASEL • Peran Pemerintah Indonesia dalam pengawasan
perpindahan lintas batas limbah B3 tersebut telah diratifikasi Konvensi Basel pada tanggal 12 Juli 1993 dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993. • Konvensi Basel telah dijelaskan kembali Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001 • Konvensi Basel telah dijelaskan kembali Peraturan Presiden No. 60 tahun 2005 Dinar 2016
Pengelolaan Limbah B3 Berdasar UUPPLH (Pasal 59) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan limbah B3 yag dihasilkannya Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan pada pihak lain Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya Dinar 2016
1953: Kasus Minamata Neurologis: otot lemah, hilang penglihatan, fungsi otak terganggu, koma, dan meninggal 1959 ketahuan kalau neurologis pd kasus Minamata disebabkan oleh logam berat metilmerkuri (hg) yg berasal dr pabrik kimia “Chisco co.” (memproduksi PVC/plastik) 1960: Kasus Itai-itai (aduh-aduh) Gejala: gigi berwarna kuning, daya penciuman berkurang, mulut kering, sel darah merah menurun, sumsum tulang rusak, ginjal terganggu, metabolisme kalsium terganggu, tulang menjadi lembek yg kmd patah-patah, deformasi kerangka tulang tinggi bdn menyusut sampai 30 cm. 1968 diketahui bahwa penyebabnya adl logam berat cadmium (cd). 2004: Buyat ??? Dinar 2016
Kaitan Limbah Medis dan Limbah B3 Berdasar Lampiran Tabel 2 PP No 18 Tahun 1999 jo PP No 85 Tahun 1999 Limbah medis masuk dalam kategori limbah B3, sesuai dengan daftar limbah spesifik dengan kode limbah D 227 (limbah klinis, produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, residu dari proses insinerasi) Dinar 2016
Akibat Hukum berdasar UUPPLH 1. Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin : pidana penjara 1-3 tahun denda Rp 1 miliar – Rp 3 miliar 2. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan : pidana penjara 1-3 tahun denda Rp 1 miliar – Rp 3 miliar Dinar 2016