PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL, PROTOKOL DAN LAPORAN AKHIR
RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................. i Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii Daftar Lampiran ............................................................................................................................. iii BAB I LATAR BELAKANG .......................................................................................................1 1.1 Dasar Hukum ...........................................................................................................2 1.2 Tujuan ......................................................................................................................2 1.3 Dasar Hukum ...........................................................................................................2 1.4 Sasaran .....................................................................................................................2 1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................................3 1.6 Pengertian ...............................................................................................................3 BAB II SISTEMATIKA PENULISAN ..........................................................................................5 2.1 Sistematika Penulisan Proposal ...............................................................................5 2.2 Sistematika Penulisan Propotokol ...........................................................................5 2.3 Sistematika Penulisan Laporan Akhir ......................................................................6 BAB III PENYUSUNAN PROPOSAL KAJIAN ..........................................................................8 3.1 Elemen Proposal Kajian ..........................................................................................8 3.2 Penilaian Proposal Kajian .....................................................................................17 BAB IV PENYUSUNAN PROTOKOL KAJIAN ......................................................................19 BAB V
PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR ..........................................................................34 5.1 Elemen Laporan Akhir ...........................................................................................34 5.2 Isi Laporan Kajian/Penelitian ...............................................................................36 5.3 Aspek Lain yang Perlu Diperhatikan ....................................................................40
BAB V
PENUTUP ....................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Kelengkapan Protokol Pengkajian 2. Formulir Penilaian Protokol 3. Masukan, Perbaikan dan Saran 4. Protokol Pengkajian
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1138/Menkes/SK/XI/2009, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta ditetapkan sebagai Pusat Pengkajian dan Rujukan Nasional Penyakit Infeksi. Dan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2360/Menkes/PER/XI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 247/Menkes/PER/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso bahwa Direktorat Pengkajian Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan pengkajian klinik, pengkajian epidemiologi, imunologi dan pengkajian faktor risiko penyakit infeksi dan penyakit menular. Oleh karena itu, agar dihasilkan proposal dan protokol kajian/penelitian yang baik dan benar sesuai kaidah ilmiah, maka perlu disusun petunjuk teknis penyusunan proposal, protokol dan laporan akhir kajian/penelitian yang dapat dijadikan acuan bagi pelaksana kajian/penelitian dari internal Direktorat Pengkajian Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular maupun dari eksternal(Unit/Instalasi/SMF/Bidang/Bagian di lingkungan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso).
1.2 DASAR HUKUM a. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Pengkajian dan Pengembangan Kesehatan b. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2360/Menkes/PER/XI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 247/Menkes/PER/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso
1
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1138/Menkes/SK/XI/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta sebagai Pusat Pengkajian dan Rujukan Nasional Penyakit Infeksi. d. Rencana Strategis Bisnis RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta Tahun 2015-2019 e. Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kesehatan Nomor : HK.02. 04/2/692.2/201.1 tentang Pedoman Manajemen Pengkajian dan Pengembangan Kesehatan. f. Keputusan
Direktur
Utama
RSPI
HK.02.04/VII.2/1136/2016 tanggal 29
Prof
Dr.
Februari 2016
Sulianti
Saroso
Nomor
tentang Pedoman Pengkajian
Penyakit Infeksi & Penyakit Menular.
1.3 TUJUAN a. Sebagai acuan dalam menyusun proposal pengkajian b. Sebagai acuan dalam menyusun protokol pengkajian c. Sebagai acuan dalam menyusun laporan akhir
1.4 SASARAN Pelaksana kajian dari internal serta eksternal Direktorat Pengkajian Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular yang melaksanakan kajian/penelitian lingkup penyakit infeksi dan penyakit menular di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
1.5 RUANG LINGKUP Ruang lingkup buku petunjuk teknis ini yaitu: a.
Penyusunan proposal pengkajian
b.
Penyusunan protokol pengkajian
c.
Penyusunan laporan pengkajian
1.6 PENGERTIAN a. Proposal adalah suatu rencana kerja tertulis yang disusun secara sistematis, meliputi garis besar (outline) yang menjelaskan tentang siapa (who), apa (what), mengapa (why), 2
bagaimana (how), di mana (where), kapan (when), dan untuk siapa (for whom) pengkajian itu akan dilaksanakan. Penulisan proposal mengikuti sistematika yang dijelaskan dalam juknis penyusunan proposal. b. Protokol Pada dasarnya penyusunan protokol pengkajian sesuai dengan penyusunan proposal. Protokol harus merinci prosedur dari setiap kegiatan pokok pengkajian (alur kerja, instrument pengambilan data, surat ijin pengkajian/penleitian, SK Tim Pengkajian, persetujuan etik, dll). Protokol menjelaskan tentang siapa atau apa, mengapa, bagaimana, di mana, kapan, dan untuk siapa pengkajian itu akan dilaksanakan. c. Kajian adalah (1) aktifitas yang dilakukan dengan metode ilmiah terhadap objek tertentu sehingga dapat
dihasilkan pengertian mendalam
proses/langkah-langkah sistematis
terhadap objek tersebut, (2)
yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data untuk mendapatkan dan meningkatkan kepemahaman suatu topi/isu yang signifikan. d. Laporan akhir pengkajian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu pengkajian setelah kegiatan pengkajian berakhir, sebagai pertanggungjawaban ilmiah dan sebagai dokumen tertulis lengkap dari kegiatan pengkajian. Laporan akhir pengkajian merupakan bagian penting dari proses pengkajian yang meliputi : perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penulisan laporan, pemanfaatan dan publikasi hasil pengkajian, serta evaluasi pengkajian. e. Pengkajian internal adalah pengkajian yang dilaksanakan di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, dengan peneliti utama yang berasal dari Unit/Instalasi/SMF RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dan menggunakan dana DIPA RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. f. Pengkajian eksternal adalah pengkajian yang dilaksanakan di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, dengan peneliti utama yang berasal dari institusi lain (di luar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso) dan sumber dana pengkajian dari institusi tersebut. g. Data kajian adalah data kuantitatif,
data kualitatif maupun gabungan
keduanya, yang bersumber dari dokumen yang sudah ada maupun data primer yang dihasilkan dari suatu penelitian atau survei. serta dapat bersumber baik dari data internal maupun eksternal institusi.
3
h. Logistik dalam penyelenggaraan kajian penyakit infeksi dan penyakit menular adalah bahan atau sarana yang diperlukan dan dipergunakan dalam rangka pencapaian tujuan kajian. i. Pelaku pengkajian adalah semua individu yang melakukan aktifitas pengkajian tanpa diskriminatif, baik yang formal ditetapkan sebagai tenaga fungsional peneliti, perekayasa, dan akademik maupun yang tidak berstatus formal tetapi secara nyata melakukan aktivitas pengkajian. j. Kode etika pelaku pengkajian adalah pedoman yang digunakan oleh institusi dalam memandu setiap pelaku pengkajian kesehatan yang bernaung didalamnya untuk berperilaku baik dan dijadikan landasan keputusan dalam memberikan sanksi bagi pelaku pengkajian yang berperilaku buruk.
4
BAB II SISTEMATIKA PENULISAN
2.1. Sistematika Penulisan Proposal Proposal merupakan suatu rencana kerja tertulis yang disusun secara sistematis, dan diajukan untuk memperoleh dana. Proposal adalah garis besar (outline) yang menjelaskan tentang siapa (who), apa (what) mengapa (why), bagaimana (how), dimana (where), kapan (when), dan untuk siapa (for whom), penelitian tersebut akan dilaksanakan. Proposal merupakan dasar penyusunan protokol. Berdasarkan pengertian tersebut maka sistematika penyusunan proposal meliputi: 1. Judul kajian 2. Identitas pengusul 3. Ringkasan p kajian 4. Latar belakang 5. Masalah kajian 6. Tujuan kajian 7. Manfaat 8. Metodologi 9. Susunan tim kajian 10. Rencana anggaran biaya
2.2. Sistematika Penulisan Protokol Protokol disusun sangat rinci dari setiap tahapan penelitian baik yang satu tahun atau tahapan yang bersifat multi years (lebih dari 1 tahun). Protokol menjelaskan tentang siapa atau apa, mengapa, bagaimana, kapan dan untuk siapa penelitian ini akan dilaksanakan. Protokol disusun dengan menggunakan format yang terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut: 1. Judul kajian 2. Identitas pengusul penelitian 3. Daftar isi 5
4. Ringkasan kajian 5. Pendahuluan (yang terdiri dari: latar belakang, masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian). 6. Metodologi
kajian
(yang terdiri dari: kerangka teori/kerangka konsep, hipotesis,
definisi operasional variabel, disain penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel, instrument pengumpul data, bahan dan prosedur kerja atau pengumpulan data, pengolahan dan analisis data) 7. Etik penelitian, 8. Daftar kepustakaan, 9. Lampiran 10. Susunan tim peneliti, 11. Jadwal penelitian, 12. Rekapitulasi biaya (Rincian Rencana Anggaran) 13. Biodata ketua pelaksana dan peneliti, 14. Persetujuan atasan yang berwenang 15. Kesediaan anggota tim peneliti
2.3. Sistematika Penyusunan Laporan Akhir Laporan penelitian memberikan informasi kegiatan yang telah dilaksanakan serta hasil yang telah dicapai sehingga luaran yang akan diperoleh seyogyanya diungkapkan secara rinci dan operasional seperti dalam protokol. Bahan laporan penelitian terdiri sebagian dari protokol dan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu penelitian setelah kegiatan penelitian berakhir. Laporan penelitian merupakan pertanggungjawaban ilmiah dan sebagai dokumen tertulis lengkap dari kegiatan penelitian. Dokumen ini merupakan bagian penting dari proses penelitian yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, penulisan laporan, pemanfaatan dan publikasi hasil penelitian, serta evaluasi penelitian. Perlu digarisbawahi bahwa laporan penelitian tidak berhenti/ selesai setelah menyusun laporan administrasi (pertanggung jawaban penggunaan dana yang diberikan), tetapi harus dilanjutkan dalam menyusun transkrip untuk publikasi. Format transkrip harus disesuaikan dengan jurnal/majalah ilmiah
6
tempat transkrip akan dimuat/dituju. Oleh karena itu format transkrip bukan bagian dari panduan ini. Menyusun laporan penelitian merupakan suatu keharusan bagi peneliti yang melaksanakan penelitian, dengan berprinsip pada: kejujuran, etika, kaidah ilmiah, berdasar pada data dan hasil, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat laporan penelitian : - Pemahaman terhadap kerangka teori dan kerangka konsep penelitian - Kecukupan bahan pustaka sebagai acuan dan bahan pembahasan - Kelengkapan data Analisis data sudah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian
Laporan kajian disusun menurut urutan sebagai berikut: 1. Judul kajian 2. Susunan Tim Kajian (sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama), 3. Persetujuan Etik 4. Persetujuan Atasan Langsung (Menyetujui Direktur teknis) 5. Kata Pengantar 6. Ringkasan Eksekutif 7. Abstrak 8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel/Gambar/Grafik/Peta/Lampiran
Isi laporan penelitian terdiri dari : 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode 4. Hasil 5. Pembahasan 6. Kesimpulan dan Saran 7. Daftar Kepustakaan 8. Lampiran
7
BAB III PENYUSUNAN PROPOSAL PENGKAJIAN
3.1. ELEMEN PROPOSAL PENGKAJIAN Elemen Proposal pengkajian disusun dengan komponen sebagai berikut : 1. Judul pengkajian a. Judul mencerminkan topik dan tujuan pengkajian, yang menggambarkan secara cepat kepada pembaca ide kunci dari pengkajian yang akan dilaksanakan. b. Judul harus singkat, jelas, dan maksimal terdiri dari 20 kata. c. Bila diperlukan menggunakan anak judul (sub judul) 2. Identitas pengusul pengkajian a. Pengusul adalah ketua pelaksana pengkajian b. Identitas terdiri dari: nama pengusul, gelar akademik, jabatan, instansi, alamat, telepon/faksimili instansi dan e-mail. 3. Ringkasan pengkajian a. Ringkasan pengkajian adalah uraian singkat dari latar belakang, masalah yang akan diteliti, tujuan,metode, tempat dan waktu pengkajian serta data/informasi/ pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan. b. Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas, kurang lebih 250-300 kata 4. Pendahuluan a. Latar belakang Mencakup komponen-komponen masalah yang perlu diteliti berdasarkan pengamatan peneliti, pengkajian pustaka dan hasil-hasil pengkajian terdahulu, yang merupakan bahan pertimbangan (justification) penetapan fokus pengkajian dan hipotesis bila diperlukan b. Perumusan masalah pengkajian 1) Mengidentifikasi masalah pengkajian 2) Masalah pengkajian merupakan kesenjangan antara yang terjadi (fakta) dengan yang seharusnya terjadi jelas, relevan, nalar, terdokumentasi.
8
3) Masalah pengkajian dapat common sense atau intuitif tetapi harus berdasarkan data, yang identifikasi/pemecahannya hanya dapat dicari melalui pengkajian 4) Membatasi/ memfokuskan/mendefinisikan masalah dengan formulasi antara lain: Kelayakan masalah, besar dan luas masalah, Urgensi dari masalah, Karakteristik populasi/ sampel pengkajian, Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah, Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan upaya tersebut, Prediksi terhadap keberhasilan pengkajian, Masalah pengkajian tidak merupakan item-item tetapi suatu deskripsi. c. Pertanyaan pengkajian 1) Melakukan telaah pustaka 2) Pertanyaan pengkajian digunakan untuk merancang pengkajian 3) Judul pengkajian mencerminkan topik dan tujuan pengkajian, yang menggambarkan secara cepat kepada pembaca ide kunci dari pengkajian yang akan dilaksanakan. 4) Judul harus singkat, jelas, dan maksimal terdiri dari 20 kata. 5) Bila diperlukan menggunakan anak judul (sub judul) 5. Tujuan pengkajian a. Tujuan umum adalah pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari pengkajian yang diusulkan b. Tujuan khusus merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum, harus spesifik dan dapat dicapai dalam waktu yang telah ditentukan, dinyatakan dengan tindakan yang menggunakan kata kerja aktif (to), misalnya mengukur (to assess, to measure), mengidentifikasi (to identify),menentukan (to determine), membandingkan (to compare) 6. Manfaat pengkajian a. Manfaat untuk program sebagai masukan untuk penyusunan kebijakan dan program pembangunan kesehatan (redesign program) atau merumuskan program baru b. Iptek, sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi c. Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam keluarga, atau untuk bahan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat d. Industri, dalam proses, produk dan teknologi baru e. Peneliti dan institusi pengkajian, untuk memperoleh HAKI
9
7. Hipotesis (bila diperlukan) a. Tidak semua pengkajian membutuhkan hipotesis. b. Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan uji statistik yang sesuai. c. Hipotesis diperlukan untuk pengkajian eksperimen dan analitik. d. Hipotesis dalam pengkajian ini harus operasional dalam bentuk narasi (bukan hipotesis nol). e. Hipotesis juga memberi petunjuk tentang tipe data yang harus dikumpulkan dan tipe analisis yang harus dilakukan. f. Hipotesis perlu memikirkan masalah pokok yang menjadi sasaran pengkajian (variabel terikat), dan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan, menentukan, atau mempengaruhi situasi masalah (variabel bebas).
8. Metodologi pengkajian a. Kerangka teori Kerangka teori merupakan kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada (dengan menyebutkan sumber rujukan) dan saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka konsep b. Kerangka konsep 1) Kerangka konsep atau kerangka pikir merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti, untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang dipelajari (variabel dependent) dan variabel faktornya (variabel independent). 2) Kerangka konsep dikembangkan dari suatu kerangka teori, permasalahan yang akan diteliti dalam hubungannya dengan masalah, pertanyaan, tujuan, hipotesis, variabel, disain dari suatu pengkajian. Kerangka konsep harus dinyatakan dalam bentuk diagram dengan disertai penjelasannya (narasi) yang mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel. 3) Kerangka konsep bukan alur rencana kerja/kegiatan c. Desain pengkajian
10
Disain pengkajian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan pengkajian, meminimalkan kesalahan dengan memaksimalkan reliabilitas (kepercayaan) dan validitas (kesahihan) hasil pengkajian. d. Tempat dan waktu 1) Tempat pengkajian daerah atau lokasi di mana pengkajian akan dilakukan, 2) Waktu pengkajian adalah bulan, tahun dan periode lamanya pengkajian berlangsung sejak awal pengkajian yaitu sejak penyusunan protokol sampai laporan akhir (laporan ilmiah) selesai. e. Populasi dan sampel 1) Populasi pengkajian adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri sama (manusia, hewan, senyawa, sistem, fasilitas, bahan biologi tersimpan/BBT, organisasi) 2) Sampel pengkajian adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi. 3) Sample population adalah dari mana (from which) sampel akan diambil 4) Batasan populasi pengkajian harus diidentifikasi dengan jelas oleh peneliti sebagai dasar penentuan sampel f. Besar sampel Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan tujuan pengkajian, dapat melalui perhitungan sendiri, tabel, atau bantuan piranti lunak komputer. g. Kriteria inklusi dan ekslusi 1) Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek pengkajian/populasi agar dapat diikutsertakan dalam pengkajian. 2) Kriteria eksklusi, disebut juga kriteria penolakan, adalah keadaan yang menyebabkan subyek pengkajian yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak dapat diikutsertakan dalam pengkajian. 3) Ekslusi bukan kebalikan dari inklusi. h. Variabel 1) Pengertian Variabel -
Variabel bebas adalah faktor yang tidak terpengaruh oleh perlakuan atau faktor yang dapat mempengaruhi.
-
Variabel terikat adalah faktor yang dapat berubah karena perlakuan atau variabel outcome 11
-
Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada tujuan, dan kerangka konsep.
2) Definisi operasional -
disusun dalam bentuk matrik, yang berisi : nama dan deskripsi variabel, indikator, skala yang digunakan (nominal, ordinal, interval dan rasio), rujukan dan cara mengukurnya
i. Instrument dan cara pengumpulan data 1) Untuk pengkajian kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen terstruktur, pengukuran, dan pemeriksaan. 2) pengkajian kuantitatif harus divalidasi/kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pengumpulan data. 3) Pengumpulan data pada pengkajian kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview), diskusi kelompok terarah (focus group discussion), observasipartisipatif dan penelusuran dokumen 4) Instrumen untuk pengkajian kualitatif harus terstandarisasi
Instrumen berbentuk
kuesioner dapat dikembangkan sendiri harus melalui proses validasi yang sesuai dengan target subyek pengkajian 5) Instrument menggunakan kuesioner dari sumber lain yang sudah merupakan milik publik (public domain) dapat langsung digunakan
j. Pengumpulan data 1) Pengumpulan data dilakukan sejak di lapangan/laboratorium/klinik untuk memeriksa kelengkapan dan ketepatan pengumpulan data, termasuk pengkodean (coding). 2) Proses manajemen data dimulai dari verifikasi dan editing data (untuk mengecek kelengkapan dan konsistensi data yang dikumpulkan), entri data, pembersihan data (data cleaning) sampai data siap untuk diolah dan dianalisis, dengan tahapan sebagai berikut : a) Pengumpulan data primer Melakukan wawancara dengan subyek pengkajian menggunakan kuesioner
12
b) Pengumpulan data sekunder Mengumpulkan data yang diperoleh dari sumber: Data rekam medik Data hasil pemeriksaan laboratorium Laporan sanitasi Laporan surveilans pencegahan & pengendalian infeksi Laporan surveilans epidemiologi Laporan gizi Laporan kegiatan kesehatan & keselamatan kerja dll c) Pengolahan data 1) Tahap editing (pemeriksaan data) : melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian kuesioner dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden. 2) Tahap Coding (pemberian code) : melakukan pemberian kode pada setiap lembar kuesioner, dengan cara mengisi kotak-kotak yang telah tersedia pada bagian kanan kuesioner. 3) Tahap Entry data (memasukan data) : memasukan data kuesioner yang telah dikoding kedalam komputer untuk dianalisis. 4) Tahap Cleaning (membersihkan data) : melakukan pengecekan data (variabel data) yang telah dimasukan ke dalam program komputer sebelum dilakukan analisis lebih lanjut. Tahapan ini bertujuan untuk menghindari kesalahan, sehingga hasil analisa data sesuai dengan data sebenarnya. d) Analisa data 1) Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan pengkajian, dimulai dengan deskripsi karakteristik data (frekuensi distribusi). 2) Menyebutkan jenis uji (parametrik dan atau nonparametrik), teknik analisis seperti chi square, t-test, anova, dan regresi yang di sesuaikan dengan jenis data (kategori, kontinyu, dll) dan tujuan pengkajian. 3) Analisis
data
kualitatif
dilakukan
dengan
cara
kategorisasi
dan
konseptualisasi, naratif, content, taxonomy, dll. 13
e) Penyimpanan data melakukan penyimpanan data hasil pengkajian pada server terkait dan dapat diakses oleh pihak terkait yang mempunyai kewenangan atas data tersebut f) Keamanan data - Membuat kategori penyimpanan data, yaitu kelompok data publik (data yang bisa diakses oleh siapa yang membutuhkan) dan data yang dikecualikan (data khusus dengan akses terbatas - Membuat password dengan akses terbatas untuk data-data yang dikecualikan
k. Prosedur pengkajian Proposal - Identifikasi Masalah - Draft Proposal
Protokol Pengajuan protokol ke KEPK Ethical Approval Pengajuan Ijin Pengkajian ke Direktur Teknis
Pelaksanaan pengkajian 1. Pengumpulan data 2. Observasi lapangan 3. Pengolahan data Data kasar Analisa Data Draft Hasil Analisa Data FGD Draft laporan FGD
Laporan akhir
Draf artikel
Diseminiasi hasil
14
9. Pertimbangan etik pengkajian a. Semua pengkajian yang mengikutsertakan manusia atau hewan coba sebagai subyek pengkajian, harus mendapatkan persetujuan etik pengkajian dari Komisi Etik. b. Persetujuan Etik harus diperoleh sebelum pelaksanaan pengkajian. c. Informed Consent diperoleh dari subyek setelah mendapatkan penjelasan pengkajian. 10.
Pertimbangan ijin pengkajian Ijin pengkajian diperoleh dari unit/SMF/Instalasi tempat pengkajian dilakukan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
11.
Daftar kepustakaan a. Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut harus dituliskan sesuai dengan kaidah ilmiah. Ketentuan jumlah kepustakaan untuk jurnal -
Buku ajar/ text book (10-20 th terakhir)
-
Jurnal nasional/internasional ( 5 th terakhir)
-
Pedoman tatalaksana (terbitan terakhir)
b. Rujukan pustaka yang dituliskan di dalam Daftar kepustakaan hanya yang terkait langsung dengan isi proposal. c. Penulisan rujukan dilakukan dengan metode Vancouver (penomeran menurut urutan rujukan yang digunakan)/ harvard
12.
Susunan tim pengkajian a. susunan tim disajikan dalam bentuk tabel yang menguraikan tentang nama anggota tim,kedudukan di dalam tim pengkajian, keahlian dan uraian tugasnya b. Tim peneliti terdiri dari seorang Ketua Pelaksana/Peneliti Utama, sejumlah Peneliti dan Pembantu Peneliti menurut kebutuhan serta Konsultan apabila diperlukan. c. Ketua Pelaksana/ Peneliti Utama bertanggung jawab atas semua aspek pengkajian. d. Para Peneliti bertanggung jawab terhadap salah satu aspek sesuai dengan bidang keahliannya. e. Setiap anggota tim peneliti inti perlu memberikan tanda tangan persetujuan bersedia berpartisipasi dalam pengkajian
15
13.
Jadwal kegiatan a. Jadwal kegiatan biasanya disajikan dalam bentuk tabel yang berisi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, tolok ukur beserta masing-masing satuannya, dan target kegiatan per triwulan dalam jumlah dan persennya. b. Uraian kegiatan perlu dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan (pengurusan ijin, pengadaan bahan dan alat, persiapan lapangan, penyusunan kuesioner, dan lainlain), pelaksanaan pengkajian, pengolahan dan analisis data, dan pembuatan laporan.
14.
Rincian rencana anggaran pengkajian a. Disusun berdasarkan jenis pengeluaran yaitu honor peneliti, bahan (habis pakai), alatalat, perjalanan, dan lain-lain pengeluaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Untuk setiap pembelian, harus disebutkan macam/jenis (spesifikasi), jumlah yang diperlukan c. Dalam rencana biaya untuk perjalanan, harus menyebutkan jumlah orang yang akan bepergian, tempat tujuan, frekuensi, lama dan kategori transportasi yang akan digunakan. d. Rencana anggaran harus mencakup semua tahapan kerja seperti yang diuraikan dalam rincian prosedur kerja, yang terdiri dari (a) belanja honor output kegiatan, (b) belanja non operasional, (c) belanja bahan, (d) belanja perjalanan, (e) belanja jasa profesi (untuk nara sumber paket meeting lintas sektor)
15.
Biodata ketua pelaksana dan anggota peneliti a. nama dilengkapi dengan gelar kesarjanaan, b. alamat yang mudah dihubungi melalui pos surat, telepon, faksimili dan e-mail, c. riwayat pendidikan profesional, d. riwayat pekerjaan, e. riwayat pengkajian dan publikasi dalam majalah ilmiah (nama majalah, judul artikel, volume, nomor, halaman dan tahun). f. Pengkajian dan publikasi dalam majalah ilmiah 5 (lima) tahun terakhir, diutamakan yang berhubungan atau terkait dengan materi permasalahan pengkajian yang diusulkan agar dapat dilihat sebagai track record. 16
16.
Persetujuan atasan yang berwenang, -
Proposal pengkajian harus ditandatangani oleh Ketua Pelaksana/Peneliti Utama dan diketahui oleh Atasan langsung pengusul pengkajian dan disetujui oleh Direktur Teknis yang bersangkutan
17.
Lampiran-lampiran Berkas yang dilampirkan dalam proposal antara lain: a. Rekomendasi dari Atasan b. Kuesioner c. Prosedur pemeriksaan/penentuan analisis laboratorium d. Prosedur penanganan efek samping untuk uji klinik e. Lembar penjelasan pengkajian kepada subyek f. Lembar persetujuan subyek (informed consent) g. Ethical clereance
3.2. PENILAIAN PROPOSAL KAJIAN Penilaian dan seleksi proposal dilakukan supaya proposal tersebut lebih bekualitas dan terarah, sehingga hasil pengkajian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Setiap proposal yang diusulkan oleh peneliti harus sudah dinilai dan diseleksi oleh Bidang Pengkajian Imunologi dan Faktor Risiko. Penilaian proposal meliputi aspek relevansi, metode, kelayakan dan cara penulisan. 1. Relevansi a. Penilaian dari aspek relevansi yang merupakan kebaruan masalah pengkajian, harus mengacu pada Rencana Pembangunan Bidang Kesehatan, Renstra Bidang Kesehatan, Prioritas dan Agenda Riset Kesehatan Nasional dan masalah bidang kesehatan yang mendesak. b. Aspek relevansi meliputi urgensi kebutuhan data, kebutuhan program, masukan bagi Iptek, orisinalitas pengkajian, dan/atau merupakan dasar untuk melakukan pengkajian lebih lanjut. c. Penting untuk mengetahui apakah topik pengkajian yang diusulkan tersebut sebelumnya sudah pernah diteliti, baik di lokasi seperti yang diusulkan maupun di lokasi lain dengan kondisi yang sama. 17
d. Apakah telah ada ulasan tentang kemungkinan pemecahan yang belum tuntas, sehingga masih memerlukan pengkajian lebih lanjut. e. Apabila telah ada pemecahannya, maka topik ini tidak perlu diteliti lagi dan penilaian tidak perlu dilanjutkan.
2. Metode Aspek metoda meliputi tempat dan waktu pengkajian, jenis dan disain, populasi dan sampel, estimasi besar sampel, cara pemilihan dan penarikan sampel, variabel, instrumen dan cara pengumpulan data, bahan dan prosedur kerja, manajemen dan analisis data, serta perlu tidaknya pertimbangan etik.
3. Kelayakan Aspek kelayakan meliputi kompleksitas sumber daya yang dibutuhkan seperti susunan tim peneliti, waktu, peralatan yang tepat, bantuan teknis dan sumber dana (pembiayaan) serta dana lokal yg tersedia. Kelayakan dikaji dari segi kecukupan, efisiensi, dan kepatutan. Penilaian aspek kelayakan dalam sumber daya manusia, maka penilaiannya adalah: a. Ketua Pelaksana pengkajian harus menguasai metodologi pengkajian, etika pelaku pengkajian, etika pengkajian serta memahami substansi pengkajian. Untuk pengkajian uji klinik, ketua pelaksana pengkajian harus mempunyai kompetensi sesuai dengan topik pengkajian dan memiliki sertifikat GCP yang masih berlaku. b. Anggota Tim Peneliti harus mempunyai latar belakang keilmuan yang berkaitan dengan topik pengkajian dan mempunyai peranan yang jelas serta nyata dalam pelaksanaan pengkajian, yang diuraikan dalam SK Tim Pengkajian c. Bila diperlukan dapat menggunakan konsultan yang memiliki kompetensi sesuai dengan topik pengkajian (metodologi atau analisa data) untuk membantu proses pelaksanaan pengkajian agar sesuai kaidah ilmiah dan etik serta menghasilkan output yang dapat digunakan untuk perbaikan layanan di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
18
BAB IV PENYUSUNAN PROTOKOL KAJIAN
Pada dasarnya sistematika penyusunan protokol pengkajian sesuai dengan penyusunan proposal. Yang membedakan adalah penyusunan protokol harus merinci prosedur dari setiap kegiatan pokok pengkajian. Elemen Proposal pengkajian disusun dengan komponen sebagai berikut :
1.
Judul Pengkajian a.
Judul mencerminkan tujuan pengkajian
b.
Judul haus menggambarkan secara cepat kepada pembaca ide kunci dari pengkajian yang akan dilaksanakan.
c.
Judul harus singkat, jelas, mencerminkan tujuan pengkajian dan maksimal terdiri dari 20 kata.
2.
Identitas Pengusul Pengkajian a. Pengusul pengkajian adalah Ketua Pelaksana Pengkajian. b. Identitas terdiri dari: Nama Pengusul, Gelar Akademik, Instansi/Kantor, Alamat, Telepon/Faksimili Kantor dan e-mail.
3.
Daftar Isi Untuk memudahkan pembaca menemukan berbagai BAB, bila diperlukan gunakan Sub-bab
4.
Ringkasan Pengkajian a. Ringkasan pengkajian adalah uraian singkat dari latar belakang, masalah yang akan diteliti, metoda pengumpulan data yang akan dilakukan, tempat dan waktu pengkajian serta data/informasi/pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan. b. Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas, maksimal 250-300 kata, tanpa subjudul.
5.
Pendahuluan a. Latar Belakang Penjabaran
latar
belakang
pengkajian
mencakup
komponen-komponen
masalah
teridentifikasi yang perlu diteliti berdasarkan pengkajian pustaka dan hasil pengkajian, topik pengkajian, pertanyaan pengkajian, pertimbangan (justification) fokus pengkajian dan 19
pengkajian pustaka. Suatu pengkajian penting untuk dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah diteliti atau sangat jarang diteliti, ada pengkajian tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam analisisnya, atau hasil pengkajian masih kontradiktif dan belum konsisten, atau isu-isu penting lainnya yang belum teridentifikasi permasalahannya.
b. Topik Pengkajian Dalam pendahuluan harus disebutkan alasan pemilihan topik pengkajian, dan topik pengkajian harus: 1) Relevan dengan masalah yang dihadapi, sesuai dengan urgensi dan aktualitas masalah kesehatan. 2) Tidak merupakan duplikasi dengan pengkajian lain dalam kondisi atau lokasi yang serupa. 3) Layak untuk diteliti/ditinjau dari ketersediaan sumber aya manusia, peralatan, dana, dan kemungkinan menemukan responden. 4) Memberikan hasil yang dapat dimanfatkan oleh stakeholders, mempertimbangkan aspek etik pengkajian. 5) Memperhatikan kebijakan pemerintah dalam bidang tersebut 6) Pemilihan topik seharusnya tidak terlalu sempit yang dapat menyebabkan tidak ditemukan informasi apapun mengenai topik tersebut.
c. Pertimbangan/Justifikasi Fokus Pengkajian Merupakan alasan/argumentasi mengapa pengusul memilih fokus pengkajian tersbut yang disusun berdasarkan urgensi masalah, hasil-hasil pengkajian terdahulu, prioritas program ataupun pendana, ketersediaan dana dan sarana, atau untuk melengkapi khasanah ilmu pengetahuan.
d. Pengkajian Pustaka 1) Pengkajian pustaka merupakan analisis peneliti terhadap hasil-hasil pengkajian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan dapat dipakai untuk menunjukkan apakah pengkajian sebelumnya sudah mampu menjawab masalah, atau menjawab sebagian sehingga memerlukan pengkajian. 20
2) Bisa juga dipakai untuk menunjukkan apakah hasil-hasil pengkajian sebelumnya saling mendukung atau justru kontradiktif satu dengan lainnya.
e.
Perumusan Masalah Pengkajian 1) Definisi Masalah Pengkajian Tidak semua masalah kesehatan memerlukan pengkajian, misalnya ada masalah kesehatan yang
dapat diselesaikan melalui perbaikan manajemen, peningkatan
koordinasi, pelatihan, dan pemenuhan ketersediaan sumberdaya Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah membatasi/ memfokuskan/mendefinisikan masalah dengan formulasi yang memuat antara lain: a) Kelayakan masalah b) Besar dan luas masalah c) Urgensi dari masalah d) Wilayah geografis yang terpengaruh, e) Karakteristik populasi/ sampel pengkajian, f) Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah, g) Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan upaya tersebut.
2) Pertanyaan Pengkajian a.
Pertanyan pengkajian adalah pertanyaan yang diharapkan dapat terjawab dari hasil pengkajian.
b.
Telaahan pustaka dapat membantu untuk melihat pertanyaan mana yang penting, terutama bila telah menguasai topik dan masalahnya.
c.
Pertanyaan pengkajian dapat dijadikan pedoman untuk merancang pengkajian. Pertanyaan pengkajian dapat merupakan pertanyaan ulangan dari pengkajian yang sudah ada, apabila masih berlaku untuk masa kini, tempat atau populasi.
d.
Sebagai contoh sejumlah besar penderita TB tidak menyelesaikan secara tuntas pengobatannya. Pertanyaan pengkajiannya: 1) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang penderita TB tidak kembali lagi ke Puskesmas 21
2) untuk mengambil obatnya ? 3) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang penderita Tb tidak meminum obatnya ? 4) Faktor-faktor apa yang dapat mendorong seorang pendeita TB menyelesaikan pengobatannya secara tuntas ? 5) Bagaimana cara menaikkan cakupan pengobatan ?
6.
Tujuan Pengkajian Tujuan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan harus logis dan sistematis sesuai dengan identifikasi dan batasan masalah, serta pertimbangan penting masalah pengkajian tersebut. a. Tujuan Umum Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari pengkajian yang diusulkan. b. Tujuan Khusus 1) Tujuan khusus merupakan cerminan komponen atau unsur yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan umum. 2) Tujuan khusus tergambar dalam kerangka konsep dan searah dengan variabel yang digunakan. Tujuan ini langsung berkaitan dengan masalah pengkajian dan menunjukkan variabelvariabel yang akan diperiksa/diukur, merupakan penjelasan dari apa yang akan dilakukan dalam pengkajian, dimana, dan untuk keperluan apa. 3) Tujuan khusus harus diukur, nyata, spesifik dan dapat dicapai dalam waktu yang telah ditentukan. 4) Tujuan khusus dinyatakan dengan tindakan yang menggunakan kata kerja (to), yang tentu saja sesuai dengan permasalahannya, misalnya mengukur (to assess, to measure),
mengidentifikasi
(to
identify),
menentukan
(to
determine),
membandingkan (to compare).
22
7.
Manfaat Pengkajian a. Hasil pengkajian dapat dimanfaatkan oleh berbagai pemangku kebijakan (stakeholders), masyarakat ilmiah dan pelaksana program: 1) Rumah sakit sebagai masukan untuk perbaikan mutu pelayanan di unit/SMF/Instalasi terkait 2) Penentu kebijakan sebagai masukan untuk penyusunan kebijakan dan program pembangunan kesehatan (evidenced base policy) 3) Iptek, sebagai masukan untuk pengkajian lebih lanjut untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 4) Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam keluarga, atau untuk bahan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, masyarakat industri, dalam nemtuk paten atau merek, termasuk proses dan produk, serta penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan, masyarakat ilmiah 5) Peneliti, institusi pengkajian untuk memperoleh HAKI b. Hasil-hasil yang akan diperoleh dari pengkajian ini perlu disebutkan secara spesifik, dan dengan cara bagaimana hasil pengkajian dapat dimanfaatkan oleh berbagai stakeholders diatas.
8.
Hipotesis a. Hipotesis tidak selalu ada dalam suatu protokol pengkajian, kecuali dalam suatu pengkajian untuk mencari pembuktian. Hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara variabel bebas (independent) dan vriabel terikat (dependent) yang menjadi pusat perhatian. b. Hipotesis juga memberi petunjuk tentang tipe data yang harus dikumpulkan dan tipe analisis yang harus dilakukan untuk mengukur hubungan yang ada. c. Dalam menuliskan hipotesis pertama-tama perlu dipikirkan tentang masalah pokok yang menjadi sasaran pengkajian (variabel terikat), kemudian perlu dipertimbangkan faktorfaktor yang mungkin menyebabkan, menentukan, atau mempengaruhi situasi masalah (variabel bebas).
23
9.
Metode Pengkajian a. Kerangka Teori 1) Pengkajian apa pun tidak akan terlepas dari kerangka teori. Pengkajian tidaklah berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi operasional. 2) Kerangka teori merupakan kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada dan saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka konsep. 3) Kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. 4) Kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat.
b. Kerangka Konsep 1) Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus, sehingga konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. 2) Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Melalui pengembangan kerangka kerja konseptual, memungkinkan kita untuk menguji beberapa hubungan antar variabel, sehingga kita dapat mempunyai pemahaman yang komprehensif atas masalah yang sedang kita teliti. 3) Kerangka konsep pengkajian merupakan uraian tentang hubungan antara variabel yang terkait dalam masalah terutama yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan pengkajian pustaka. 4) Kerangka konsep pengkajian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui pengkajian-pengkajian yang akan dilakukan. 24
5) Kerangka konsep pengkajian harus dinyatakan dalam bentuk skema atau diagram. 6) Penjelasan kerangka konsep pengkajian diperlukan dalam bentuk narasi mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel. Kerangka konsep bukan alur rencana kerja/kegiatan.
c.
Tempat dan Waktu 1) Tempat pengkajian adalah lokasi dan institusi dimana data akan diperoleh (subyek pengkajian, bahan/sampel diambil/diperiksa). 2) Waktu pengkajian dimulai sejak awal pengkajian sampai laporan akhir pengkajian selesai.
d.
Disain Pengkajian 1) Disain pengkajian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan pengkajian, meminimalkan kesalahan dengan memaksimalkan reliabilitas dan validitas. 2) Disain pengkajian sangat tergantung pada masalah pengkajian, sejauh mana telah diketahui masalah tersebut, dan sejauh mana kemungkinan sumber data bisa didapatkan. 3) Disain pengkajian untuk jenis intervensi adalah eksperimen dan kuasi eksperimen dimana peneliti dapat menciptakan kondisi dan mengukur pengaruh dari setiap kondisi. 4) Disain pengkajian untuk jenis non-intervensi adalah eksploratif, deskriptif, dan analitik/komparatif. 5) Pengkajian eksploratif dapat dilakukan dengan rancangan studi kualitatif atau etnografis. 6) Pengkajian deskriptif dapat dilakukan dengan rancangan survei (potong lintang), laporan kasus atau survei cepat. 7) Pengkajian analitik/komparatif dapat dilakukan dengan rancangan potong lintang komparatif (cross sectional comparative), kohort (cohort), kasus kontrol (case control).
25
8) Disain pengkajian yang tepat akan menghasilkan kesimpulan pengkajian yang benar (sahih), dapat diandalkan (reliable), karena metode yang digunakan dalam situasi permasalahan yang sama dapat diulang oleh orang lain.
e.
Populasi dan Sampel 1) Populasi pengkajian adalah kumpulan individu subyek pengkajian (manusia, hewan, senyawa atau sistem). Cara menentukan populasi pengkajian, tergantung pada masalah yang di teliti. 2) Sampel pengkajian adalah unit yang mewakili populasi pengkajian, dapat berupa individu, keluarga, hewan coba, tumbuhan dll.dapat berupa individu, keluarga, hewan coba, tumbuhan, dll.
f.
Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel a.
Besar Sampel 1) Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan tujuan pengkajian, dapat melalui perhitungan sendiri, tabel, atau bantuan piranti lunak komputer. 2) Bila tujuannya untuk menghitung perbedaan proporsi maka gunakan rumus perhitungan sampel untuk beda proporsi. 3) Bila tujuannya untuk menghitung perbedaan rata-rata, gunakan rumus perhitungan sampel untuk beda rata-rata. Besar sampel hasil perhitungan biasanya di tambah 510% untuk antisipasi kemungkinan gagal (drop out). 4) Dalam memilih rumus perhitungan besar sampel harus diperhatikan jenis data yang akan diuji apakah memiliki skala ratio, interval, ordinal atau nominal.
b.
Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel 1) Untuk mendapatkan sampel yang sesuai harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 2) Kriteria inklusi maupun eksklusi harus dinyatakan dengan jelas dan logis. Cara penarikan sampel tergantung dari metode pengkajian yang dipakai (kualitatif, kuantitatif dan kombinasi) dan kelayakan (SDM, kondisi lapangan). 26
3) Untuk metode kuantitatif dasar penarikan sampel adalah probability samping, sedangkan metode kualitatif didasarkan pada non probability samping. Probability sampling meliputi (a) simple random sampling, (b) sistematik random sampling, (c) stratified random sampling, (d) cluster random sampling dan (e) multistage random sampling. Non probability sampling terdiri dari (a) convenience atau accidental sampling, (b) purposive sampling, (c) judgment sampling, (d) expert sampling dan (e) quota sampling
g.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1) Kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi harus dinyatakan dengan jelas dan logis. Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan dalam pengkajian. 2) Persyaratan ini biasanya mencakup karakteristik subyek, termasuk demografis dan geografis, serta periode waktu yang ditentukan. 3) Kriteria eksklusi, disebut juga kriteria penolakan, adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam pengkajian. Kriteria eksklusi bukan kebalikan dari kriteria inklusi. 4) Contoh untuk pengkajian klinis uji coba malaria, kriteria inklusi dapat terdiri dari: pasien dengan diagnosis malaria tanpa komplikasi, berumur 15-50 tahun, tidak sedang hamil/menyusui, tidak alergi pada obat yang sedang diuji dan bersedia berpartisipasi dalam pengkajian. Kriteria eksklusi dapat mencakup adanya penyakit lain yang menyertai. 5) Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan pengkajian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel adalah karakteristik dari subyek pengkajian, atau fenomena yang dapat memiliki beberapa nilai. 6) Variabel pengkajian yang dikumpulkan harus jelas antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). 7) Variabel bebas adalah variabel yang dianggap mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dapat berupa jenis perlakuan, faktor risiko, prediktor, dan kausa.
27
8) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Contohnya status terinfeksi HIV atau tidak terinfeksi HIV, merupakan variabel terikat. Pengukuran variabel dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran, yakni: a) skala nominal, b) skala ordinal, c) skala interval dan d) skala ratio
h.
Definisi Operasional 1) Definisi operasional merupakan batasan atau pengertian tentang variabel yang akan diukur, dan ditetapkan oleh peneliti (bukan definisi dari kamus bahasa). 2) Definisi operasional
dibuat untuk
memudahkan dan menjaga
konsistensi
pengumpulan data, menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. 3) Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah semua variabel yang dikumpulkan dan dianalisis, dapat
diukur secara operasional
dan dapat
dipertanggung jawabkan (sedapat mungkin menggunakan referensi yang sudah baku). 4) Untuk memudahkan sebaiknya dibuat matriks, mencakup nama variabel, penjelasan tentang variabel tersebut, metoda pengukuran, skala ukur dan pengkategorian.
i.
Instrumen dan Cara Pengumpulan Data 1) Instrumen dan cara pengumpulan data harus dijelaskan secara rinci. Instrumen pengumpulan data pengkajian dapat berupa alat (harus memenuhi syarat untuk peralatan pengkajian), kuesioner atau formulir untuk observasi. 2) Alat untuk kegiatan pengumpulan data harus divalidasi/kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pengumpulan data. 3) Kuesioner dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan kuesioner dari sumber lain yang sudah merupakan milik publik (public domain), namun demikian tetap harus melalui proses ujicoba yang sesuai dengan target subyek pengkajian. Dalam pengkajian etnografis, instrumen pengkajian adalah peneliti itu sendiri.
28
4) Cara pengumpulan data: a) Data primer dikumpulkan dengan cara : - Pengamatan/pemeriksaan/pengukuran dengan menggunakan alat. Misalnya jam, skala, mikroskop, spektrofotometer, dan timbangan berat badan - Wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara, tape recorder, voice recorder. - Cara pengambilan spesimen (darah, sisa biologis lainnya), peralatan yang digunakan, SDM, - Cara pengambilan, jumlah spesimen yang diambil (dalam cc) dan proses selanjutnya. - Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) menggunakan pedoman diskusi dan tape recorder. - Teknik pengumpulan data lain yang relevan (misalnya delphi technique, life history, mapping, nominal group technique). b) Data sekunder dikumpulkan antara lain dengan cara menggunakan daftar isian, formulir kompilasi data, rekam medik dll.
a. Pelatihan tenaga pengumpul data diperlukan untuk memaksimalkan kualitas data yang dikumpulkan dan mengurangi adanya bias pengumpul data. Tenaga pengumpul data harus memenuhi kelayakan dan uji profesi atau ketrampilan khusus lainnya
j.
Bahan dan Prosedur Kerja a. Bahan pengkajian adalah zat, obat, alat dan suplai yang dibutuhkan dalam pengkajian. Prosedur kerja harus menggunakan metoda yang baku atau modifikasi, dan kemungkinan untuk dapat dikerjakan (feasible). b. Tahapan kerja diuraikan dengan jelas dan rinci, serta dianjurkan untuk menyertakan bagian alur kerja. Misalnya pengkajian yang menggunakan spesimen manusia atau hewan perlu diuraikan: cara pengambilan spesimen antara lain peralatan yang digunakan, tempat pengambilan pada bagian tubuh, tenaga yang melakukan, frekuensi pengambilan, perlakuan terhadap spesimen (pengawetan, pengemasan,
29
penyimpanan, pengiriman) dan prosedur pemeriksaan/penentuan laboratorium yanG digunakan dan tenaga yang melaksanakan.
k.
Manajemen dan Analisis Data 1) Rencana manajemen dan analisis data harus dipersiapkan sebelum data dikumpulkan. 2) Rencana yang perlu dipersiapkan mencakup penggunaan perangkat proses dan analisis data, misalnya secara manual atau menggunakan komputer. 3) Manajemen data dilakukan sejak di lapangan/laboratorium/klinik dengan memeriksa kelengkapan dan ketepatan pengumpulan data, termasuk penyandian (coding). 4) Proses manajemen data selanjutnya meliputi entri, verifikasi kategorisasi dan ringkasan data (untuk kualitatif). 5) Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan pengkajian dimulai dengan deskripsi karakteristik data (frekuensi distribusi). 6) Perlu disebutkan jenis uji (parametrik dan atau non-parametrik), teknik analisis seperti chi square, t-test, anova, regresi, korelasi dan sebagainya di sesuaikan dengan jenis data (kategori, kontinyu, dll) dan tujuan pengkajian. Piranti lunak (software) pengolah atau penganalisis data dan versi yang digunakan perlu disebutkan misalnya Fox-Base, SPSS, Epi Info, dan program lain yang relevan. 7) Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara kategorisasi dan konseptualisasi, naratif, content, dan taxonomy atau dengan pendekatan kualitatif lainnya.
10. Pertimbangan Ijin Pengkajian a. Ijin pengkajian diperoleh dari instansi pemerintah terkait (Kemendagri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota) dan lokasi tempat pengkajian dilakukan (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas), sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Ijin pengkajian diajukan ke Pemerintah Provinsi cq Bakesbang Linmas dan diteruskan ke Pemerintah Kab/Kota lokasi pengkajian.
11. Pertimbangan Etik Pengkajian a. Semua pengkajian yang menggunakan manusia atau hewan sebagai subyek pengkajian harus mendapatkan persetujuan etik pengkajian dari Komisi Etik. Perlakuan pada 30
subyek yang menggunakan manusia dan hewan, dampak dan cara mengatasi dampak juga menjadi pertimbangan Komisi Etik. b. Selain itu, sebelum pengkajian dimulai juga harus mendapatkan persetujuan dari subyek pengkajian setelah
yang bersangkutan mendapatkan penjelasan dari peneliti
(persetujuan setelah penjelasan atau informed consent). c. Format Naskah Penjelasan dan Persetujuan setelah Penjelasan dapat dibaca dalam Buku Pedoman Operasional Komisi Etik Pengkajian Kesehatan, Badan Litbangkes atau etik pengkajian setempat). Permohonan persetujuan etik diajukan dalam bentuk protokol oleh pimpinan Satuan Kerja.
12. Daftar Kepustakaan a.
Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut harus dituliskan sesuai dengan kaidah ilmiah.
b.
Rujukan pustaka yang dituliskan di dalam Daftar Kepustakaan hanya yang terkait langsung dengan isi proposal.
c.
Penulisan rujukan dilakukan dengan metode Vancouver (penomeran menurut urutan rujukan yang digunakan).
Text book Lorrie, James H., and Harry V.Roberts. Basic Methods of Marketing Research. New York: McGraw-Hill, 1951. Artikel dari jurnal Clements JD, Stanton BF, Chakraborty J, Chowdury S, Rao MR, Ali M, et al. Measles vaccination and childhood mortality in rural Bangladesh. American Journal of Epidemiology 1998; 128: 13309., 1951.
Referensi publikasi elektronik MYERS, Michael P.; YANG, Jay; and STAMPE, Per. Visualization and functional analysis of a maxi-K channel (mSlo) fused to green fluorescent protein (GFP). EJB Electronic Journal of Biotechnology (online). 15 December 1999, vol.2, no.3 (cited 21 March 2000). Available from:http://www.ejb.org/content/vol2/issue3/ full/3/index. html.ISSN 07173458
31
13. Susunan Tim Peneliti a. Susunan tim peneliti disajikan dalam bentuk tabel yang menguraikan tentang nama anggota tim, kedudukan di dalam tim pengkajian, keahlian yang relevan dan uraian tugasnya. b. Tim peneliti terdiri dari seorang Ketua Pelaksana, Peneliti Utama, sejumlah Peneliti dan Pembantu Peneliti menurut kebutuhan serta Konsultan apabila diperlukan. c. Ketua Pelaksana bertanggung jawab atas semua aspek pengkajian. d. Peneliti Utama membantu Ketua Pelaksana dalam semua aspek pengkajian. e. Para Peneliti bertanggung jawab terhadap salah satu aspek sesuai dengan bidang keahliannya. f. Setiap anggota tim peneliti inti perlu memberikan tanda tangan persetujuan berpartisipasi. Hal ini merupakan dokumen pelengkap dalam menerbitkan Surat Keputusan Susunan Anggota Tim Pelaksana Pengkajian.
14. Jadwal Pengkajian a. Jadwal kegiatan disajikan dalam bentuk tabel berisi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, tolok ukur beserta masing-masing satuannya, dan target kegiatan per triwulan dalam jumlah dan persennya. b. Uraian kegiatan perlu dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan (pengurusan ijin, pengadaan bahan dan alat, persiapan lapangan, penyusunan kuesioner, dan lain-lain), pelaksanaan pengkajian, pengelohan dan analisis data, dan pembuatan laporan.
15. Rincian Rencana Anggaran a. Rincian rencana anggaran disusun berdasarkan jenis pengeluaran yaitu (a) belanja honor output kegiatan, (b) belanja non operasional, (c) belanja bahan, (d) belanja perjalanan, (e) belanja jasa profesi (untuk nara sumber paket meeting lintas sektor) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Untuk setiap pembelian, harus disebutkan macam/jenis (spesifikasi), jumlah yang diperlukan, harga satuan dan harga keseluruhan. Dalam rencana biaya untuk perjalanan, harus menyebutkan jumlah orang yang akan bepergian, tempat tujuan, frekuensi, lama
32
dan kategori transportasi yang akan digunakan. Rencana anggaran harus mencakup semua tahapan kerja seperti yang diuraikan dalam rincian prosedur kerja.
16. Biodata Ketua Pelaksana dan Peneliti a.
Biodata Ketua Pelaksana dan Peneliti Utama pengkajian ditulis secara berurutan: nama dilengkapi dengan gelar kesarjanaan, alamat yang mudah dihubungi melalui pos surat, telepon, faksimili dan email, riwayat pendidikan profesional, riwayat pekerjaan, riwayat pengkajian dan publikasi dalam majalah ilmiah (nama majalah, judul artikel, volume, nomor, halaman dan tahun).
b.
Pengkajian dan publikasi dalam majalah ilmiah 5 (lima) tahun terakhir, diutamakan yang berhubungan atau terkait dengan materi permasalahan pengkajian yang diusulkan agar dapat dilihat sebagai track record.
17. Persetujuan Atasan Yang Berwenang a. Protokol pengkajian harus ditandatangani oleh Ketua Pelaksana dan diketahui oleh kepala bidang terakit serta disetujui oleh Direktur Pengkajian PI & PM. b. Hal tersebut dimaksudkan agar protokol yang dibuat oleh Tim peneliti dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan administratif. 18. Lampiran Berkas yang dilampirkan dalam protokol pengkajian antara lain: 1. Susunan Tim Pengkajian 2. Jadwal Kegiatan Pengkajian 3. Rencana Anggaran Belanja 4. Kesediaan Anggota Tim Pengkajian 5. Persetujuan Atasan yang Berwewenang 6. Kuesioner 7. Formulir Penjelasan 8. Inform Consent 9. Ethical Approval 10. Pernyataan Kerahasiaan Data 11. Surat Keputusan Dirut tentang Tim Pengkajian 33
BAB V PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
Laporan pengkajian memberikan informasi kegiatan yang telah dilaksanakan serta hasil yang telah dicapai sehingga luaran yang akan diperoleh seyogyanya diungkapkan secara rinci dan operasional seperti dalam protokol. Bahan laporan pengkajian terdiri sebagian dari protokol dan dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan. Menyusun laporan pengkajian merupakan suatu keharusan bagi peneliti yang melaksanakan pengkajian, dengan berprinsip pada kejujuran, etikat, kaidah ilmiah, berdasar pada data dan hasil, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat laporan pengkajian : 1. Pemahaman terhadap kerangka teori dan kerangka konsep pengkajian 2. Kecukupan bahan pustaka sebagai acuan dan bahan pembahasan 3. Kelengkapan data 4. Analisis data sudah dilakukan sesuai dengan tujuan pengkajian
5.1. Elemen Laporan Akhir Pengkajian Secara garis besar, elemen laporan akhir pengkajian disusun menurut urutan sebagai berikut: 1. Judul Pengkajian a. Halaman judul berisi: 1) Bagian atas: laporan akhir pengkajian dan judul pengkajian 2) Bagian tengah: nama penyusun laporan (hanya peneliti yang terlibat dalam penulisan laporan) 3) Bagian bawah: nama dan alamat instansi, serta tahun penulisan laporan b. Judul laporan pengkajian harus sesuai dengan judul di dalam dokumen protokol. c. Judul laporan pengkajian bisa berubah karena suatu hal yang tidak dapat dielakkan, dan harus dijelaskan dalam kata pengantar dan pendahuluan. d. Tuliskan nama penyusun yang bertanggung jawab dalam penulisan laporan pengkajian. Sebagai penulis utama umumnya adalah Ketua Pelaksana pengkajian. e. Tata letak (lay out) halaman muka perlu diperhatikan.
34
f. Laporan pengkajian yang bersifat rahasia (untuk pengajuan hak paten, masalah yang menimbulkan keresahan sosial, masalah yang menyangkut rahasia negara dan sebagainya) diberi tulisan “rahasia untuk kalangan terbatas”.
2.
Susunan Tim Peneliti Susunan Tim Peneliti sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Direktur Utama tentang pembentukan tim pelaksana pengkajian. Hal ini berlaku bagi tim peneliti yang terlibat dalam pengkajian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
3.
Surat Keputusan Pengkajian Adalah Surat Keputusan (SK) Direktur Utama tentang Pelaksanaan Pengkajian.
4.
Kata Pengantar a. Kata pengantar berfungsi untuk menjelaskan secara singkat maksud laporan pengkajian, topik pengkajian, manfaat hasil pengkajian dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung pengkajian dan sumber pembiayaan. b. Jika ada perubahan judul, maka harus dijelaskan di dalam kata pengantar.
5.
Ringkasan Eksekutif a. Ringkasan eksekutif merupakan bagian dari laporan pengkajian yang ditujukan untuk para pengambil keputusan serta diletakkan di halaman paling depan sesudah halaman muka. b. Ringkasan eksekutif adalah laporan singkat hasil pengkajian teknis/ilmiah yang disajikan dalam “bahsa eksekutif”. c. Di dalam ringkasan eksekutif tidak ada tabel, grafik, dan kepustakaan. Jumlah halaman sekitar 2-3 halaman, dengan isi sebagai berikut: - Judul dan nama penyusun - Latar belakang dan tujuan - Hasil utama dan relevansi - Kesimpulan dan saran yang mempunyai implikasi bagi pengelola program.
35
d. Ringkasan eksekutif hanya ditulis untuk pengkajian yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pengelola program.
6.
Abstrak a. Abstrak merupakan ringkasan isi laporan pengkajian. Abstrak laporan pengkajian harus singkat, padat dan jelas, dengan jumlah kata antara 200-250. b. Abstrak umumnya mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode pengkajian, tempat dan waktu pengkajian, data/pengetahuan/teknologi yang dihasilkan serta kesimpulan. c. Di dalam abstrak tidak ada tabel, grafik, dan kepustakaan. Untuk memudahkan penelusuran perlu ditambahkan kata kunci, antara 3 - 5 kata, dan diletakkan di bagian bawah.
7.
Daftar Isi Untuk memudahkan pembaca menemukan berbagai Bab, bila diperlukan gunakan Sub-bab.
8.
Daftar Tabel/Gambar/Grafik/Peta Berisi judul-judul dari Tabel/Grafik/Peta/Gambar sesuai dengan urutan nomornya.
9.
Daftar Lampiran Berisi judul-judul dari lampiran yang ada beserta halaman sesuai dengan urutan nomornya.
5.2. Isi Laporan Akhir 1. Pendahuluan a. Pendahuluan harus mengacu pada protokol pengkajian, antara lain latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang mendukung pengkajian dilakukan. b. Tuliskan kepustakaan yang terkait saja. c. Tambahan informasi dalam bagian ini diperlukan apabila pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan dokumen protokol pengkajian atau ada suatu perubahan/penyesuaian yang tidak dapat dielakkan. d. Alasan mengapa tidak sesuai perencanaan perlu dikemukakan dalam bagian ini.
36
2. Tinjauan Pustaka a. Tinjauan atau pengkajian pustaka merupakan analisis peneliti terhadap hasil-hasil pengkajian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan dapat dipakai untuk menunjukkan apakah pengkajian sebelumnya sudah mampu menjawab masalah, atau menjawab sebagian sehingga memerlukan pengkajian. b. Tinjauan pustaka dalam laporan pengkajian bisa sama atau lebih lengkap dari yang tertulis dalam protokol pengkajian.
3. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan umum dan tujuan khusus harus sesuai dengan yang ada dalam protokol pengkajian. b. Manfaat pengkajian dapat dirinci yaitu manfaat bagi penentu kebijakan, iptek, masyarakat umum, masyarakat industri dan masyarakat ilmiah
4. Hipotesis a. Hipotesis tidak selalu ada dalam suatu pengkajian, kecuali dalam suatu pengkajian untuk mencari pembuktian. b. Jika dalam pengkajian terdapat hipotesis dituliskan sesuai dengan yang ada dalam protokol pengkajian.
5. Metode a. Metoda pengkajian diuraikan secara jelas dan sistematis sesuai dengan protokol pengkajian. b. Apabila ada perubahan yang dilakukan atau penyimpangan dari protokol atau disain pengkajian semula, perlu dijelaskan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun administrasi. c. Pengkajian menggunakan subyek manusia dan/atau hewan coba harus melampirkan fotokopi persetujuan komisi etik pengkajian (ethical clearence).
37
6. Hasil a. Hasil pengkajian harus disajikan secara sistematis untuk mencapai tujuan dan diberi keterangan jelas mengapa hipotesis pengkajian (bila ada) ditolak atau diterima. b. Penyajian hasil pengkajian dapat dilengkapi dengan tabel, grafik dan gambar, atau narasi verbatim (penuturan dari responden) untuk mendukung dan saling melengkapi, diuraikan secara naratif. c. Narasi untuk tabel hanya memberi penekanan hasil pengamatan yang penting, tidak merupakan pengulangan tabel. d. Tabel dibuat dengan spasi ganda. e. Penomoran tabel sesuai dengan urutan penampilan dalam laporan. Judul tabel singkat dan informatif. Penjelasan lebih lanjut ditempatkan pada catatan kaki di bawah tabel, bukan pada judul. f. Singkatan dalam tabel dijelaskan pada catatan kaki dengan menggunakan simbol secara berurutan sebagai berikut: *, ¶, §, **, †, ††, ǂ, ǂǂ. g. Judul tabel diletakkan di atas tabel dan judul atau keterangan gambar diletakkan dibawah gambar. h. Hasil pengkajian yang bersifat rahasia (untuk pengajuan hak paten, masalah yang menimbulkan keresahan sosial, masalah yang menyangkut rahasia negara, dan sebagainya) diperlakukan secara khusus untuk kalangan terbatas.
7. Pembahasan a. Pembahasan hasil dimaksudkan untuk mengemukakan analisis terhadap hasil/temuan yang diarahkan untuk mendapatkan kesimpulan guna memenuhi tujuan pengkajian. b. Dalam bagian ini perlu dilakukan interpretasi terhadap hasil/temuan yang diperoleh. c. Pembahasan dapat dilakukan dengan cara: 1) Melakukan analisis mendalam terhadap hasil pengkajian yang diperoleh untuk menjawab 2) pertanyaan pengkajian atau hipotesis yang dirumuskan. 3) Melakukan pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan masalah yang akan 4) dipecahkan.
38
5) Melakukan pembandingan dengan hasil pengkajian sebelumnya dan referensi yang dibaca 6) Keterbatasan hasil pengkajian dalam menjawab pertanyaan pengkajian.
8. Kesimpulan dan Saran a.
Kesimpulan diambil atas dasar hasil dan pembahasan yang terkait dengan masalah dan tujuan pengkajian. Saran dalam suatu laporan pengkajian hendaknya terkait dengan kesimpulan dan implikasinya.
b.
Perlu dijelaskan apakah saran tersebut ditujukan kepada masyarakat umum, pengelola program dan ilmiah.
c.
Juga harus dituliskan implikasinya, apakah pada implikasi kebijakan, implikasi peningkatan kualitas permodelan/program, formula, paten dan sebagainya. Kesimpulan dan saran sebaiknya ditulis sesuai urutan tujuan khusus dan umum.
9. Daftar Kepustakaan a. Daftar kepustakaan harus dituliskan dalam setiap laporan pengkajian. Rujukan yang dicantumkan hanya yang terkait langsung dengan isi laporan. Penulisan rujukan dilakukan dengan cara Vancouver. b. Contoh cara Vancouver: a) Text book Lorrie, James H., and Harry V.Roberts. Basic Methods of Marketing Research. New York: McGraw- Hill, 1951. McCall, George J., and J.L.Simmons (eds.). Issues in Participant Observation. Reading, Mass.: Addison-Wesley, 1969. b) Artikel dari jurnal Clements JD, Stanton BF, Chakraborty J, Chowdury S, Rao MR, Ali M, et al. Measles vaccination and childhood mortality in rural Bangladesh. American Journal of Epidemiology 1998; 128: 13309., 1951. c) Referensi publikasi elektronik MYERS, Michael P.; YANG, Jay; and STAMPE, Per. Visualization and functional analysis of a maxi-K channel (mSlo) fused to green fluorescent protein 39
(GFP). EJB Electronic Journal of Biotechnology (online). 15 December 1999, vol.2,
no.3
(cited
21
March
2000).
Available
from:
http://www.ejb.org/content/vol2/issue3/ full/3/index.html.ISSN 07173458.
10. Lampiran a. Laporan akhir pengkajian, dapat dilengkapi dengan data atau berbagai tabel dan gambar penting yang dapat dimanfaatkan untuk menelusuri kembali hasil pengkajian tersebut, apabila diperlukan. b. Kelengkapan berbagai data dan/atau tabel penting tersebut dapat disertakan sebagai lampiran dalam dokumen laporan akhir. c. Selain itu, apabila perlu untuk melengkapi laporan pengkajian dapat juga dilampirkan berbagai teknik, perhitungan, atau rumus yang digunakan, dan berbagai keterangan lain yang dianggap perlu sebagai informasi. d. Lampiran diberi nomor urut lampiran dan apabila ada lampiran yang terdiri lebih dari satu halaman harus diberi nomor halaman sendiri.
5.3. Aspek Lain yang Perlu Diperhatikan Setelah konsep laporan dibuat, perlu dilakukan evaluasi secara keseluruhan dengan memperhatikan beberapa hal berikut (sebaiknya dibuat checklist) : 1. Apakah semua hasil/temuan pengkajian yang penting telah dimasukkan dalam bab hasil? 2. Apakah hasil sudah menjawab tujuan pengkajian ? 3. Apakah ada hasil yang kontradiktif dari temuan-temuan tersebut ? 4. Apakah data dalam teks/narasi sesuai dengan data dalam tabel ? 5. Apakah penempatan judul dalam tabel sudah sesuai ketentuan? 6. Apakah gambar dan tabel yang dirujuk telah benar ? 7. Apakah kesimpulan telah dibuat secara logis menurut hasil pengkajian dan tersusun menurut urutan kepentingannya ? 8. Apakah kelemahan dari pengkajian telah diungkapkan dan dijelaskan ? 9. Apakah masih mungkin untuk membuat laporan pengkajian ini menjadi lebih padat, tanpa menurunkan kualitas dan menghilangkan temuan-temuan yang penting ?
40
10. Apabila merasa harus ada penghargaan, perlu disampaikan penghargaan/penghormatan kepada siapa saja yang membantu, dan dituliskan dalam bagian ucapan terima kasih.
5.4. Bentuk Pelanggaran Kode Etika Pelaku Pengkajian Pelanggaran kode etika pelaku pengkajian, dalam bentuk : a. Fabrication yaitu mengarang, mencatat dan/atau mengumumkan hasil pengkajian tanpa pembuktian telah melakukan proses pengkajian. b. Falsification yaitu memanipulasi bahan pengkajian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan data atau hasil sedemikian rupa, sehingga pengkajian itu tidak disajikan secara akurat dalam catatan pengkajian. c. Plagiarisme adalah sebuah perbuatan yang tidak jujur sebab mengambil karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya pribadi. Jenis-jenis plagiarisme antara lain: 1) Word by word Plagiarism adalah mengutip atau menjiplak kata-kata, kalimat atau penggalan kalimat, paragraf, bab bahkan seluruh karya orang lain sesuai dengan karya asli tanpa mengubah kata-kata atau susunan kalimatnya sedikitpun dan tanpa mencantumkan nama penulis dan sumber informasi. 2) Word switch plagiarism adalah mengutip atau mengambil kalimat atau penggalan kalimat atau paragraf dari karya penulis lain kemudian mengganti beberapa kata di dalam kalimat tersebut tanpa mencentumkan nama penulis maupun sumber darimana bagian yang dikutipnya berasal. 3) Style plagiarism adalah mengutip atau menjiplak gaya menulis sama dengan gaya penulis asli, tanpa mencantumkan nama penulis dan sumber darimana gaya penulisan tersebut dikutip. 4) Metaphor plagiarism adalah mengutip atau menjiplak sebuah bagian dari karya tulis lain dan menggunakannya untuk memperjelas makna dari tulisan sendiri. 5) Idea plagiarism adalah mengambil, mengutip atau memakai gagasan seorang penulis yang telah mengeluarkan sebuah ide untuk pemecahan suatu masalah atau untuk menggambarkan sebuah konsep tentang suatu fenomena dan dikutip untuk dipakai dalam karya tulis sendiri tanpa mencntumkan anam penggagas dan sumber informasi 6) Self plagiarism atau plagiarisme daur ulang atau swa plagiarisme atau plagiarisme diri atau karya tulis duplikat atau publikasi berulang adalah mengutip atau menjiplak 41
sebagian atau seluruh hasil karyanya sendiri secara identik dan mengirimkannya ke sejumlah jurnal untuk diterbitkan, tanpa mencantumkan informasi tentang karya sendiri yang dikutipnya atau tanpa menyebutkan bahwa kaynya terdahulu sudah pernah dimuat oleh sebuah majalah ilmiah sebelumnya. 7) Plagiarism dari akses elektronik/internet adalah mengunduh karya-karya tulis dari sebuah majalah elektronik tanpa mendaftar terlebih dahulu dan tanpa ijin dari editor majalah elektronik. d. Pemerasan pelaku pengkajian dan pembantu peneliti (exploitation) seperti peneliti senior memeras tenaga peneliti yunior dan pembantu pengkajian untuk mencari keuntungan, kepentingan pribadi, mencari, dan/atau memperoleh pengakuan atas hasil kerja pihak lain. e. Perbuatan tidak adil (injustice) sesama pelaku pengkajian dalam pemberian hak kepengarangan dengan cara tidak mencantumkan nama pengarang dan/atau salah mencantumkan urutan nama pengarang sesuai sumbangan intelektual seorang peneliti. Peneliti juga melakukan perbuatan tidak adil dengan mempublikasi data dan/atau hasil pengkajian tanpa izin lembaga
penyandang dana pengkajian atau menyimpang dari
konvensi yang disepakati dengan lembaga penyandang dana tentang hak milik karya intelektual (HAKI) hasil pengkajian. f. Kecerobohan yang disengaja (intended careless) dengan tidak menyimpan data penting selama jangka waktu sewajarnya, menggunakan data tanpa izin pemiliknya, atau tidak mempublikasikan data penting atau penyembunyian data tanpa penyebab yang dapat diterima. g. Penduplikasian (duplication) temuan-temuan sebagai asli dalam lebih dari satu saluran, tanpa ada penyempurnaan, pembaruan isi, data dan tidak merujuk.
5.5. Cara menghindari Plagiat 1.
Plagiat dapat dihindari dengan cara: a. Catat semua informasi rujukan secara benar b. Gunakan tanda kutip (“...‟) jika menggunakan kata aslinya c. Bedakan dengan jelas antara ide sendiri dari ide orang lain dan peneliti
42
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan kemenkes RI. Panduan Penyusunan Proposal, Protokol dan Laporan Akhir Pengkajian tahun 2012. 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Panduan Kajian Kesehatan. 2015
44
Lampiran 1 FORMULIR KELENGKAPAN PROTOKOL PENGKAJIAN Nomor Protokol JudulPengkajian Ketua Pelaksana Unit Kerja
:………………………. :………………………. :………………………. :……………………….
No
Isi Protokol
i. ii. iii. iv.
Cover/Halaman Judul Judul Pengkajian Identitas Pengusul Pengkajian Daftar isi/Tabel/Gambar/Lampiran
Ada/Tidak Ada Tidak
Keterangan Skor
UNSUR UTAMA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Ringkasan penelitian Latar Belakang Masalah Pengkajian Tujuan Pengkajian Manfaat Pengkajian Kerangka Pikir/Kerangka Konsep Desain pengkajian Lokasi dan Waktu Kriteria Inklusi dan Eksklusi Besar sampel Cara pengambilan sampel Instrumen Cara pengumpulan data Pengolahan dan Analisis Data Etik penelitian, Daftar kepustakaan Susunan Tim Pengkajian Jadwal kegiatan pengkajian Rincian Anggaran Persetujuan atasan yang berwenang Kesediaan anggota tim peneliti JUMLAH Jakarta, ………………………. Reviewer (…………….) 44
Lampiran 2 FORMULIR PENILAIAN PROTOKOL :………………………. :………………………. :………………………. :……………………….
Nomor Protokol JudulPengkajian Ketua Pelaksana Unit Kerja No Unsur yang dinilai
Bobot (%)
Nilai
Bobot x Nilai
Keteranngan
SUBSTANSI 1
RELEVANSI (masalah yang diteliti relevan dengan RPJMN, Renstra KemenKes, Arah dan prioritas pembangunan Kesehatan 20102014, MDG’s, Roadmap Satker).
20
2
METODE PENELITIAN a. Kesinambungan Judul dengan masalah yang diteliti, Tujuan, Hipotesis (bila ada), Metodologi, teknik analisis b. Ketepatan pemilihan desain (kerangka konsep, desain) c. Jumlah sampel (power analisis, representativeness) dan teknik sampling d. Kejelasan penentuan dependent, independent dan confounder serta menjawab pertanyaan penelitian. KELAYAKAN STUDI Kelayakan kompetensi dan jumlah peneliti dalam mencapai tujuan, rasio dana tersedia terhadap hasil yang akan diperoleh, teknologi, tempat yang tepat, waktu yang dibutuhkan. CARA PENULISAN Konsistensi dan kejelasan penggunaan istilah, kepatuhan terhadap kaidah ilmiah dan etika penelitian KELENGKAPAN PROTOKOL Diisi sesuai skor kelengkapan protokol penelitian 15-20 skor 5, 10-14 skor 4, 5-9 skor 2, 1-4 skor 1
30
3
4
5
30
10
10
JUMLAH Jakarta, ………………………. Reviewer (…………….) 45
Lampiran 3 MASUKAN, PERBAIKAN DAN SARAN
Judul protokol:
Ringkasan:
Latar belakang dan perumusan:
Tujuan: Metoda: Analisa data: Daftar pustaka: Susunan tim peneliti: Pembiayaan: Komentar umum:
Jakarta, ………………………. Reviewer (…………….)
46
LAMPIRAN 4
PROTOKOL PENGKAJIAN 1. Identitas Pengusul a. Nama b. Jabatan c. Unit Kerja d. Alamat kantor e. No telepon/Hp f. Alamat e-mail g. Alamat rumah
: : : : : : :
1. Judul Penelitian (Pilih judul yang singkat tapi cukup menjelaskan gagasan penelitian ini)
2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
Identitas Pengusul Daftar isi Ringkasan Penelitian Latar Belakang (Meliputi a) topik b) pertimbangan/justtificatio fokus penelitian c) kajian pustaka d) perumusan masalah e) pertanyaan penelitian f)hipotesa bila ada TUJUAN PENELITIAN (umum dan khusus) MANFAAT PENELITIAN (sesuai dengan output) HIPOTESA (apabila ada) METODA (Uraikan skema kerangka pikir, uraikan secara jelas prosedur dan desain penelitian untuk mencapai tujuan di atas, cara koleksi, analisis dan interpretasi data)
9.1. Kerangka teori /konsep 9.2. Hipotesa ( bila ada ) 9.3. Definisi Operasional variabel 9.4. Desain Penelitian 9.5. Tempat dan Waktu 9.6. Populasi dan Sampel (Estimasi dan Cara Pemilihan) 9.7. Instrumen Pengumpul Data 9.8. Bahan dan Prosedur Pengumpul data 9.9. Pengolahan dan Analisis Data 10. Etik Penelitian 11. Daftar Pustaka 12. Susunan Tim Pengkajian Kedudukan No Nama Keahlian/Pekerjaan dalam Tim
Uraian tugas
Waktu
1 2 3
47
13. Jadwal Kegiatan Pengkajian No
Kegiatan
Tahun…….. Jan
1
Pembuatan proposal kajian
2 3
Penyusunan protokol kajian Pengajuan kaji etik
Feb Mar
April Mei Jun Jul
Ags Sept Okt Nov Des
- Membuat surat pengajuan kaji etik - Tanggapan Review Protokol kajian dari KEPK
- Perbaikan protokol kajian sesuai
4
5
6
7
8
9 10 11
hasil Review KEPK - Surat keterangan lolos kaji etik Pengajuan SK TIM - Pembuatan SK Tim - Pengajuan usulan SK Tim - SK Tim Kajian sdh ttd Dirut Pelaksanaan kajian - Membuat surat izin pengambilan data ke unit terkait - Disposisi izin pengambilan data - Koordinasi dengan kepala unit/Instalasi/SMF tentang rencana pelaksanaan kajian Analisa Data - Pengumpulan data - Melakukan observasi lapangan - Melakukan entry data - Mengolah data - Menelaah data Menyusun Draft laporan - Pembahasan hasil analisis data dengan Tim kajian Menyusun laporan - Pembahasan laporan kajian dgn tim - Finalisasi laporan kajian Menyusun artikel ilmiah Desiminasi hasil kajian Rekomendasi hasil kajian - Pembahasan usulan rekomendasi dengan tim kajian dan kepala Unit/SMF/Instalasi terkait
48