DAFTAR PUSTAKA Abrahamson, J.H. (1984) Metode survei dalam kedokteran komunitas, Pengantar Studi Epidemiologi dan Evaluatif, Gadjah Mada University Pres, Yogjakarta. Amelia, R. (2014), Analsis Faktor Risiko Kejadian Filariasis, Jurnal, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK-UNNES, Semarang Indonesia, diakses pada 18 Oktober 2014, (http://journal.unnes.ac.id/home). Vol 3, No 1. Anonim, (2007), Filariasis. Pusat Informasi Penyakit Infeksi R.S. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta. Anonim, (2008), Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari. Ardias, A. (2012) Faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhu bungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Sambas, Jurnal, Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol.11, No.2, diakses pada 19 Oktober 2014, (http://www.ejournal.undip.ac.id/home/vol 11). Fadila, E.A. (2008), Uji Potensi Minyak Peppermint (Mentha piperita Linn) sebagai Repellent terhadap nyamuk culex sp. pada tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar. Journal, Elabrary Brawijaya University diakses pada 20 Oktober 2014, < http://elibrary.ub.ac.id/file/pdf >. Chin, J. (2000), Control of Communicable disease manual (17th Edition). American Public Health Association, Washington. Coreil, J. Mayard, G. Addis, D. (2003), Support Group for Women with Lymphatic Filariasis in Haiti, Specil Program for Research & Training in Tropical Diseases (TDR). Departemen Kesehatan (2003) Petunjuk pelaksanaan kaki Gadjah di Puskesmas, Jakarta. Departemen Kesehatan (2004) Alat bantu (tool kit) untuk eliminasi filariasis, Jakarta. Departemen Kesehatan (2005) Pedoman penatalaksanaan kasus klinis fialariasis, Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta.
Departemen Kesehatan, (2006a) Epidemiologi Filariasis, Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta. Departemen Kesehatan (2006b) Pedoman Penentuan dan Evaluasi Daerah Endemis Filariasis , Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta. Departemen Kesehatan, (2006c) Pedoman Promosi Kesehatan dalam Eliminasi Filariasis, Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta. Departemen Kesehatan, (2006d) Pedoman Pengobatan Massal Filariasis, Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta. Gandahusada, S, Ilahude,D.H., Pribadi,W. (1998) Parasitologi Kedokteran , Universitas Indonesia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Gillspire, H.S., Pearson, D.R., (2001) Principles and Practice Clinical Parasitology, John Wiley & Sons ltd. England. Heelan, J.S., Ingersell, W.F., (2002) Essentials of Human Parasitology, Delmar a Division of Thomson Learning, Inc. Albany. Hutagalung, J. (2010) Faktor Risiko Kejadian Penyakit Lymphatic Filariasis di Kabupaten Propinsi Sumatera Barat, Tahun 2010, Jurnal, Outbreak Surveillance and Investigation Report diakses 21 Oktober 2014, < http://www.osirjournal.net/upload/files/vol 7 > , Issue 1, p. 9-15. Juriastuti, P. Kartika, M. Djaja, M. (2010) Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kelurahan Jati Sampurna, Jurnal, Makara Kesehatan, Vol 14, No 1 : 31-36, diakses pada 18 Oktober 2014, (http://journal.ui.ac.id/health/article/download/645/630). Kardingsih (2001) Model pengobatan filariasis malayi dengan Diethil Carbamazine Citrate (DEC) dosis bertahap di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, Badan Litbang Kesehatan Depkes RI, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. (2010), Rencana Nasional Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di Indonesia, Direktorat P2B2, Direktur Jenderal PP & PL, Jakarta. Komariah. Pratita, S. Malaka, T. (2010) Pengendalian Vektor, Artikel, Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang, diakses pada 20 Oktober 2014,
. 78
Kurniawan,
L.(2001) Filariasis, aspek klinis, diagnosis, pengobatan dan pemberantasannya, Badan Litbang Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J., & Lwanga, S.K. (1997) Besar sampel dalam penelitian kesehatan, (terjemahan) Gadja Mada University Press, Yogyakarta. Indonesia, hal. 53-61. Mahdiniansyah, (2002) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Filariasis Malayi di Kecamatan Cempaka Mulia Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Tesis, M.Kes, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat – Field Epidemiology Training Program – FETP Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Mc Mahon, J.E. and Lawrence, R.A., 1996 Filariasis dalam Cook, G. (Eds). Manson’s tropical diseases 20th. ELBS – W.B. Saunders, London. Murti B., (1997) Prinsip dan metode riset epidemiologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nasrin. (2008) Faktor- Faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Bangka Barat. Tesis, M.Kes, Jurusan Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro Indonesia, Notoatmodjo (2003) Pendidikan dan perilaku kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo (2007) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Putra, A., (2007) Faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, Tesis, M.Kes, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat – Field Epidemiology Training Program – FETP Gadjah Mada Press, Yogyakarta Rukmono, B. (1983) Dasar Parasitologi Klinis, (terjemahan) P.T.Gramedia Jakarta. Sajogjo (1981) Pendekatan kebutuhan dasar manusia bagi perbaikan gizi kaum miskin, Perhimpunan peminat gizi dan pangan-IPB Bogor. Saniambara, N., (2005) Filariasis dan beberapa faktor yang berhubungan dengan penularannya di Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao Provinsi NTT, Tesis, M.Kes, Program Studi Ilmu Kedokteran Tropis – 79
Field Epidemiology Training Program – FETP Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Sarwono, S. (2004) Sosiologi Kesehatan, beberapa konsep beserta aplikasinya, Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Sastroasmoro, S. Ismail, S. (2002) Dasar-Dasar Metodologi Klinis, Edisi ke-2 Sagung Seto, Jakarta 2002. Sarungu, Y. dkk. (2012), Faktor Risiko Lingkungan dan Kebiasaan Penduduk berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Distrik Windesi Kabupaten Yapen Waropen Provinsi Papua Barat, Jurnal, Kesehatan Lingkungan Indonesia, diakses pada18 Oktober 2014. (http://ejournal.undip.ac.id) Vol II. No,1, April 2012, hlm 76-81. Schimt, G.D. Robert, L.S., (2000) Foundation of parasitology. 6th ed. The McGraw Hill Companies, Inc. Setiawan (1981) Pendekatan kebutuhan dasar manusia bagi perbaikan gizi kaum miskin, Perhimpunan peminat gizi dan pangan-IPB Bogor. Sigit, S.H., Hadi, U.K., (2006) Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan Biologi dan Pengendalian. Fakultas Kedokteran, Institut Pertanian Bogor, Hal, 27-33. Sihombing, M. (2012) Bahan Anti Nyamuk (Mosquito repellent) dari Akar Tuba (Deris elliptica), Artikel, Fakutas Pertanian Universitas Sumatera Utara, diakses pada 18 Okrober 2014, (http://reportsitory.usu.ac.id). Soeyoko (2002) Penyakit Kaki Gadjah (Filariasis Limfatik) : Permasalahan dan Alternatif Penanggulangannya, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FK-UGM, Yogyakarta. Sudjadi, F.A., (1996) Morfologi Brugia malayi non periodik penyebab filariasis di Kalimantasn Timur. Berkala Ilmu Kedokteran 2 (28).p. 66-68. Taviv, Y. Milana, S. Aprioza, Y. (2007) Perilaku Penggunaan Kelambu dan Rumah Sehat terhadap Kejadian Penyakit Tular Vektor (Malaria, Filariasis dan DBD) pada masyarakat di Provinsi Jambi, Jurnal, Loka Libang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Batu Raja Sumatera Selatan, diakses 19 Oktober 2014, < www.litbangkes.depkes.go.id/contact >. 80
Uloli, R., (2007) Analisis faktor-faktor risiko kejadian filariasis di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, Tesis, M.Kes, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat – Field Epidemiology Training Program – FETP Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Upadhyayula, S.M. Mutheneni, R. Kadiri, M. Kumaraswamy S. Nagala, B.(2012), A Cohor Lymphatic Filariasis on Socio Economic Condition in Andhra Pradesh India. PLoS One (online.) 19 Maret 2012, 7(3) : e. World Health Organization (2007) Lymphatic filariasis, Media Centre, diakses pada 14 Februari 2007, (http://www.int/media centre/fasctsheets/fs 102. Revised Sept. 2000). World Health Organization (2000) Lymphatic Filariasis, Geneva, diakses pada 14 Februari 2007, (http://www.who.int/wer). World Health Organization (2013) A Handbook for National Elimination Program, Printed in Italy, WHO / HTM /NTD / PCT / 2013.10, diakses pada 19 Oktober 2014, (http://www.who.int/wer).
81