MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
DEPARTEMEN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
SINTESA HASIL PENELITIAN
BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI SERAT TANAMAN HUTAN
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Bogor, 13-14 Nopember 2014
Kegiatan Penelitian 2010 - 2014 RPI : Penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu # Silvikultur jenis alternatif kayu serat untuk pulp di lahan gambut (jenis terentang, geronggang, mahang, sekubung) # Silvikultur jenis alternatif kayu serat untuk pulp di lahan mineral (jenis jabon, binuang bini, sesendok, mahang, sekubung) RPI : Penelitian pengelolaan HHBK FEMO # Teknologi produksi jenis tanaman hutan penghasil HHBK FEMO (lebah Trigona spp)
RPI : Bioteknologi hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan # Pembangunan sumber benih (jenis jabon putih, kulim, binuang bini, jabon merah, dan geronggang) MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Rencana Kegiatan Penelitian 2015 - 2019 RPI : Pengelolaan hutan tanaman # Teknik Silvikultur, perlindungan dan kuantifikasi pertumbuhan hutan tanaman Jenis Alternatif Penghasil Kayu Serat di Lahan Mineral (2015-19) # Teknik Silvikultur dan kuantifikasi pertumbuhan hutan tanaman Jenis Alternatif Penghasil Kayu Serat di Lahan Gambut (2015-19) # Pengaruh teknik silvikultur terhadap karakter kayu serat (2015-19) # Analisis financial dan Sosial pembangunan hutan tanaman penghasil kayu pulp alternatif (2018-19)
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Rencana Kegiatan Penelitian 2015 – 2019 RPI : Pengelolaan HHBK # Peningkatan produktivitas dan kualitas produk lebah Trigona sp (2016-2019) # Budidaya bambu penghasil serat (2016-2019)
Pembangunan sumber benih. * Jenis jabon putih, kulim, binuang bini, jabon merah, geronggang, terentang dan Acacia crasikarpa
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
SINTESA HASIL
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Jabon Putih (Anthocephalus cadamba) • Umur 4 tahun mempunyai tinggi, diameter dan produktivitas reratanya adalah 4.74 m dan 5.50 cm dan 12.47 m3/ha • Pertumbuhan dan produktivitas terbaik diperoleh pada jarak tanam 2mx2m • Produksi serasah jabon sebesar 0,27 – 5,11 ton/ha/th • Laju dekomposisi serasah jumur 1 sampai 5 tahun berkisar antara 0,5% - 1,6%/tahun. Lama waktu dekomposisi berkisar antara 1,8 tahun hingga 5,6 tahun, • Pertumbuhan pada pola agroforestri menunjukkan pertumbuhan tinggi dan diameter yang lebih baik dibanding monokultur
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Geronggang (Cratoxylum arborescens) • Persen hidup umur 3,5 tahun adalah 86 %, tinggi 7,72 m, diameter. 8,44 cm • Persentase jumlah tanaman dengan tingkat kerusakan tanaman adalah rendah-sedang • Produksi serasah sebesar 7.04 ton/ha/tahun • Dekomposisi massa serasah termasuk dalam kategori lambat • Tumbuhan di bawah tegakan didominasi oleh kelompok fern (pakispakisan)
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Mahang (Macaranga pruinosa) • Persen hidup umur 3,5 tahun adalah 82 %, tinggi 8,85, diameter 9,9 cm • Persentase jumlah tanaman dengan tingkat kerusakan tanaman adalah rendah – sedang • Produksi serasah sebesar 4,74 ton/ha/tahun • Dekomposisi massa serasah termasuk dalam kategori lambat • Tumbuhan di bawah tegakan didominasi oleh kelompok fern (pakispakisan)
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Skubung (Macaranga gigantea) • Persen hidup umur 3,5 tahun adalah 68 %, tinggi 5,89 m, diameter 7,51 m • Persentase jumlah tanaman dengan tingkat kerusakan tanaman adalah sedang - berat • Produksi serasah sebesar 4,96 ton/ha/tahun • Dekomposisi massa serasah termasuk dalam kategori lambat • Tumbuhan di bawah tegakan didominasi oleh kelompok fern (pakispakisan)
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Sesendok (Endospermum diadenum) • Persen hidup umur 1 tahun adalah 51%, tinggi 137 cm dan diameter 3,5 cm Binuang Bini (Octomeles sumatrana) • Persen hidup umur 6 bulan adalah 87,50%, tinggi 105,3 cm dan diameter 1,92 cm Terentang Rawa (Campnosperma coriaceum) • Pemberian pupuk NPK (15-15-15) dosis 200 gr/tanaman/tahun belum berpengaruh thd pertumbuhan awal. Umur 2,5 thn persen hidupnya 67%. Tinggi 2,56 m dan diameter 4,31 cm
Terentang Darat (Campnosperma auriculatum) • Persen hidup umur 8 bulan adalah 60%, tinggi 50,89 cm dan diameter 1,1 cm MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Acacia crasicarpa Produksi serasah pada rotasi kedua umur 1 s/d 5 tahun sebesar 5,31 s/d 7,35 ton/ha/th Laju dekomposisi serasah pada rotasi kedua umur 1 sampai 5 tahun antara 0,14 %/hari hingga 0,52%/hari. Lama waktu dekomposisi berkisar antara 60 hingga 85 bulan. • Tingkat kesuburan tanah rotasi kedua tergolong rendah baik secara fisik, kimia maupun biologi, dan lebih rendah dibandingkan pada tanah di hutan alam. Namun demikian, semakin tua umur tanaman (1 sampai 5 tahun) terdapat perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara umum • Input hara melalui serasah sangat kecil, sedangkan akumulasi hara dalam biomas pohon sangat besar. Defisit hara semakin besar dengan bertambahnya umur tanaman
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Eucalyptus pelita Produksi serasah di lahan HTI Eucalypthus pellita rotasi kedua sebesar 2,63 s/d 3,87 ton/ha/th (umur 1 s/d 4 tahun) Laju dekomposisi serasah di lahan HTI E. pellita rotasi kedua umur 1 s/d 4 tahun rata-rata 0,34 %/hari. Lama waktu dekomposisi ratarata serasah adalah 36 bulan (3 tahun) Tingkat kesuburan tanah di HTI E. pellita rotasi kedua tergolong rendah baik secara fisik, kimia maupun biologi, dan lebih rendah dibandingkan pada tanah di hutan alam. Namun demikian, semakin tua umur tanaman (1 sampai 5 tahun) terdapat perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara umum. Input hara melalui serasah sangat kecil, sedangkan akumulasi hara dalam biomas pohon sangat besar. Defisit hara semakin besar dengan bertambahnya umur tanaman
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Budidaya Lebah Madu (1)
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
Introduksi tanaman sorgum di areal HTI Acacia mangium meningkatkan kuantitas dan kualitas populasi lebah dan produksi madu Apis cerena, yaitu CP (crude protein) tubuh lebah meningkat 26% individu lebah pekerja, jumlah sisiran sarang meningkat 3 buah/koloni/bln serta produksi madu meningkat 760 cc/koloni/bln. (810 menjadi 1.670 cc/kol/bln) Pada eksplorasi di Kab. Kampar (Riau) dan Kab. Tanah Datar (Sumbar) ditemukan jenis Trigona itama yang bersarang di rongga pohon dan Trigona airdiipenus yang bersarang di bangunan yang beratap Lebah Trigona itama dapat beradaptasi pada stup (kotak pemeliharaan) ukuran 15 x 15 x 40 cm Kandungan senyawa propolis bervariasi tergantung dari lokasi budidaya dan vegetasi pendukungnya.
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Budidaya Lebah Madu (2) Tipe stup (kotak pemeliharaan) tidak berpengaruh nyata thd volume sarang Trigona itama, dengan kecenderungan tipe kotak vertical memiliki nilai lebih tinggi dari pada horizontal. Tipe stup tidak berpengaruh nyata thd jumlah sel madu dan pollen Trigona itama, dengan kecenderungan tipe kotak vertical memiliki nilai lebih tinggi dari pada horizontal Budidaya ditempat lingkungan diatas 500 dpl tidak disarankan untuk jenis Trigona itama, tetapi yang cocok adalah Trigona minangkabau Manipulasi udara dan cahaya pada salah satu sisi stup meningkakan produksi raw propolis. Propolis trap dari plastik streamin maupun plastik transparan juga meningkatkan produksi raw propolis MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
Pembangunan Sumber Benih
Jabon putih seluas 1,25 ha, penaman September 2011 Kulim seluas1 ha, penanaman April 2014 Geronggang, penanaman Nopember 2014 seluas 2 ha Jabon merah, bibit di persemaian, rencana penanaman Desember 201, 4 seluas 2 ha Binuang bini, bibit di persemaian, rencana ditanaman 2015 seluas 1,2 ha Terentang, rencana penaman 2015 seluas 2 ha Acacia crasikarpa, rencana penaman 2016 seluas 2 ha
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY
TERIMA KASIH
MINISTRY OF FORESTRY REPUBLIC OF INDONESIA
FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY