Seri Data dan Informasi Sosek KP No.04 Penelitian Panel Kelautan Dan Perikanan Nasional (Panelkanas) Dan Analisis Dinamika Nilai Tukar Perikanan Dalam Mendukung Sistem Ketahanan Pangan Untuk Pengentasan Kemiskinan “Kemiskinan Dan Ketahanan Pangan”
Tenny Apriliani, dkk
Seri Data dan Informasi Sosek KP No.04 Penelitian Panel Kelautan Dan Perikanan Nasional (Panelkanas) Dan Analisis Dinamika Nilai Tukar Perikanan Dalam Mendukung Sistem Ketahanan Pangan Untuk Pengentasan Kemiskinan “Kemiskinan Dan Ketahanan Pangan” ISBN : 978-979-3893-56-3 Diterbitkan Oleh : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) bekerja sama dangan Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network (IMFISERN) Penanggung Jawab : Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Penyunting: Budi Wardono Penulis : Tenny Apriliani, Andrian Ramadhan, Maulana Firdaus, Hikmah, Subhechanis Saptanto, Rikrik Rahadian, Hakim Miftakhul Huda, Nensyana Shafitri, Cornelia Mirwantini Witomo, Lindawati, Rizki Aprilian Wijaya, Asep Jajang Setiadi, Ari Suswandi, Irawati, Arifa Desfamita, Santi Astuti, Suhana
Design Cover : Ari Suswandi Tata Letak : Arifa Desfamita Santi Astuti Asep Jajang Setiadi Irawati ISI DAPAT DIKUTIP DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNYA Publikasi ini dicetak dengan menggunakan Anggaran Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 ii
Kata Pengantar Puji dan syukur, kami panjatkan kehadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas perkenan dan ridho-Nya jugalah Output Penelitian Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (Panelkanas) dan Analisis Dinamika Nilai Tukar Perikanan dalam Mendukung Sistem Ketahanan Pangan untuk Pengentasan Kemiskinan berupa data dan informasi ini dapat diselesaikan. Data dan informasi yang disajikan meliputi empat paket data dan informasi yaitu (1) aset, pendapatan dan konsumsi; (2) Struktur dan dinamika usaha; (3) Nilai Tukar Perikanan dan (4) Kemiskinan dan Ketahanan Pangan. Data dan Informasi yang ditampilkan merupakan data dan informasi pada tingkat rumah tangga perikanan untuk 4 (empat) tipologi perikanan yaitu Perikanan Tangkap Laut (PTL), Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan (PTPUD), Perikanan Budidaya dan Produk Kelautan-Garam. Buku keempat ini berisikan data dan informasi mengenai tingkat kemiskinan dan kondisi ketahanan pangan rumah tangga pada empat tipologi perikanan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Bapak Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP), yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan penelitian ini. Terima kasih yang sama, kami sampaikan pula kepada berbagai pihak yang turut membantu sehingga terlaksananya kegiatan penelitian ini, terutama sesama tim peneliti dan teknisi, hingga selesainya buku data dan informasi ini. Semoga dokumen data dan informasi ini ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama Direktorat Teknis terkait di Kementerian Kelautan dan Perikanan, antara lain Ditjen Perikanan Tangkap , Ditjen Budidaya, Ditjen KP3K, Pusdatin serta pemerintah daerah setempat.
Jakarta, Januari 2013
Tim Peneliti
iii
Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................. iii Daftar Isi........................................................................................................ iv Daftar Tabel .................................................................................................. vi Penjelasan Ringkas ........................................................................................1 Cakupan data .................................................................................................4 I.
Pendahuluan .........................................................................................1
II.
Metodologi ...........................................................................................3
2.1. Jenis Data ..............................................................................................3 2.2. Metode Pengumpulan Data..................................................................3 2.3. Metode Analisis Data ............................................................................4 III.
Konsep dan Definisi ..............................................................................5
3.1. Rumah Tangga Perikanan .....................................................................5 3.2. Kemiskinan ............................................................................................5 3.3. Garis Batas Kemiskinan .........................................................................5 3.4. Ketahanan Pangan ................................................................................6 3.5. Ketersediaan Pangan ............................................................................6 3.6. Aksesibilitas ..........................................................................................6 3.7. Kualitas dan Keamanan Pangan ............................................................6 IV.
Data dan Informasi ...............................................................................8
4.1. Kemiskinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan ............................8 A.
Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Karakteristik Rumah Tangga ..................................................................................................8
B.
Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Garis Batas Kemiskinan ............................................................................................................12
C.
Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolute menurut Bank Dunia ...........................................................................15 iv
4.2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan ..............16 A.
Ketersediaan Pangan ..........................................................................17
B.
Kualitas dan Keamanan Pangan ..........................................................19
v
Daftar Tabel Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Tangkap Laut Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Pelagis Besar dan Pelagis Kecil dan Demersal, 2012 .................................................................
8
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Sungai dan Rawa Banjiran dan Waduk, 2012 .............................................
9
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Budidaya Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Buidaya Air Tawar, Payau dan Laut, 2012 ..
9
Tabel 4.4.
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Produk Kelautan Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Tambak Garam, Payau dan Laut, 2012 ........................ 10
Tabel 4.5.
Kondisi Rumah Tinggal Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 ...................................... 11
Tabel 4.6.
Status Wilayah Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ............................................................................ 12
Tabel 4.7.
Persentase Rumah Tangga Miskin (P0), Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Pada Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 ... 13
Tabel 4.8.
Kondisi Kemisikinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Pada Berbagai Tipologi Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolut Menurut Bank Dunia, 2012 .......................................... 15
Tabel 4.9.
Kategori Wilayah yang Rentan Terhadap Kerawanan Pangan Pada Berbagai Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Komposit ......................................... 16
Tabel 4.10.
Ketersediaan Bahan Pangan Beras dan Ikan Pada Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 ... 17 vi
Tabel 4.11.
Rata-Rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 ... 19
vii
Penjelasan Ringkas Berdasarkan pendekatan 14 indikator, pada umumnya rumah tangga kelautan dan perikanan berada pada tingkat kesejahteraan ”kurang sejahtera” dimana kondisi rumah tinggal merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan, namun indikator luas bangunan dan bahan bangunan tidak dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan seutuhnya, karena kondisi rumah tinggal dapat dipengaruhi oleh adat maupun kebiasaan penduduk pada suatu daerah tertentu, seperti halnya ditemui pada rumah tangga perikanan di Kab. OKI dan Jeneponto yang rumahnya terbuat dari bahan kayu. Berdasarkan pendekatan Garis Kemiskinan, diketahui bahwa persentase rumah tangga miskin terbesar terdapat pada rumah tangga perikanan tangkap laut (pelagis kecil dan demersal) di Kab. Cirebon (48%) dan rumah tangga perikanan tangkap perairan umum daratan (waduk) di Kab. Purwakarta (43%). Pada rumah tangga perikanan budidaya laut di Kabupaten Klungkung memiliki nilai indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan yang tinggi jika dibandingkan pada rumah tangga pada tipologi lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran rumah tangga pada lokasi tersebut jauh dari nilai garis kemiskinan serta ketimpangan pengeluaran diantara rumah tangga tergolong cukup besar dibandingkan pada tipologi lainnya. Berdasarkan pendekatan garis kemiskinan absolute menurut Bank Dunia, diketahui bahwa rumah tangga perikanan di Kabupaten Purwakarta, Sampang dan Jeneponto tergolong dalam kategori rumah tangga miskin. 1
Kondisi ketahanan pangan rumah tangga perikanan dan kelautan yang ditinjau dari aspek ketersediaan pangan menunjukkan bahwa ketersediaan pangan beras dalam rumah tangga tidak terlepas dari kondisi wilayah pada lokasi penelitian. Wilayah yang memiliki produksi beras tinggi memiliki kecenderungan ketersediaan beras pada rumah tangga kelautan dan perikanan menjadi tinggi pula, hal ini ditunjukkan pada rumah tangga perikanan di Kab. Cianjur, dimana Kab.Cianjur dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat. Selain itu ketersediaan beras dalam rumah tangga juga tidak terlepas dari status mata pencaharian kepala keluarga maupun ART lainnya yang bekerja sebagai petani dan mengusahakan tanaman padi. Untuk ketersediaan ikan dalam rumah tangga diketahui bahwa pada rumah tangga perikanan tangkap (laut dan perairan umum daratan) memiliki ketersediaan ikan yang lebih tinggi dibandingkan tipologi lainnya. Hal ini dikarenakan ikan hasil tangkapan tidak seluruhnya dijual, namun ada yang dibawa pulang untuk dikonsumsi serta adanya ikan hasil pemberian. Secara agregat, tingkat konsumsi energi dan protein rumah tangga kelautan dan perikanan pada semua tipologi PANELKANAS berada diatas kebutuhan gizi minimum atau diatas 2.100 Kkal/hari (energi) dan 52 gram/hari (protein). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas keamanan pangan pada masyarakat kelautan dan perikanan cukup baik. Meskipun jika ditinjau dari kondisi kesejahteraan rumah tangganya, tidak semua rumah tangga kelautan dan perikanan berada dalam kondisi yang sejahtera dan pada saat tertentu masyarakat memiliki kesulitan ekonomi,
2
namun sistem sosial yang ada dimasyarakat masih menjamin pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga kelautan dan perikanan.
3
Cakupan data Cakupan data yang ditampilkan dalam penelitian ini meliputi data yang terkait dengan kondisi kemiskinan dan kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga di empat bidang PANELKANAS. Kondisi kemiskinan rumah tangga kelautan dan perikanan dilihat berdasarkan 3 pendekatan yang digunakan antara lain yaitu (1) pendekatan karakteristik rumah tangga (14 variabel) dan (2) pendekatan berdasarkan garis batas kemiskinan dan (3) garis batas kemiskinan absolute menurut Bank Dunia. Garis batas kemiskinan menurut BPS terbagi atas dua yaitu garis batas kemiskinan perkotaan dan garis kemiskinan pedesaan. Secara nasional garis batas kemiskinan untuk daerah perkotaan pada tahun 2012 (agustus) adalah Rp.267.408 kapita/bulan dan untuk daerah perdesaan adalah Rp.229.226 kapita/bulan.Untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga kelautan dan perikanan di masing-masing tipologi yaitu berdasarkan aspek ketersediaan pangan yang ditinjau dari
jumlah
ketersediaan pangan pada wilayahnya dan produksi pangan yang dihasilkan oleh rumah tangga perikanan, jenis pangan yang akan dilihat dari segi aspek ketersediaan dalam rumah tangga yaitu beras dan ikan. Pada penelitian ini difokuskan pada ketersediaan beras dan ikan pada rumah tangga yang diproxi melalui tingkat konsumsi per kapita.
4
I.
Pendahuluan
Mengurangi jumlah penduduk miskin dan memantapkan ketahanan pangan
merupakan
tujuan
yang
harus
dicapai
dalam
kerangka
pembangunan global ( MDGs) sampai dengan tahun 2015. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki komitmen dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dan memantapkan ketahanan pangan telah melakukan
berbagai
upaya,
antara
lain
dengan
menetapkan
penanggulangan kemiskinan dan pemantapan ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas dan arah kebijakan pembangunan nasional. Kemiskinan merupakan salah satu isu yang paling penting dalam perspektif sosial ekonomi. Secara definisi, kemiskinan dapat diartikan sebagai situasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar. Sementara BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun non makanan. Namun demikian, konsep mengenai kemiskinan terus berkembang tergantung dari sudut pandang melihat kemiskinan tersebut. Kemiskinan dan ketahanan pangan merupakan dua indikator kesejahteraan yang saling terkait, rumah tangga yang tergolong dalam kategori miskin (kurang sejahtera) sangat identik dengan kondisi yang rentan terhadap pemenuhan pangannya. Menurut Bank Dunia ketahanan pangan diartikan sebagai ”secure access at all times to sufficient food for a healthy life” (akses semua orang setiap saat pada pangan yang cukup untuk hidup sehat). Indonesia mengadopsi dan mengadaptasi berbagai rumusan ketahanan pangan dan dituangkan ke dalam UU RI No: 7 tahun 1996 tentang pangan. Ketahanan 1
pangan
didefinisikan
sebagai
kondisi
terpenuhinya
pangan
bagi
rumahtangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (Pasal 1 UndangUndang Nomor 7 tahun 1996). Hal ini tidak berubah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No 68 tahun 2002 tentang ketahanan
pangan.
Ketahanan
pangan
merupakan
konsep
yang
multidimensi, yaitu meliputi mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi. Memperhatikan definisi ini, maka konsep ketahanan pangan di Indonesia melibatkan tiga aspek : yaitu (1) ketersediaan, (2) aksesibilitas dan (3) kualitas dan keamanan. Masyarakat kelautan dan perikanan utamanya nelayan identik dengan kemiskinan Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, penduduk miskin di indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47 persen % di antaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan termasuk nelayan didalamnya. Namun demikian, informasi terkait kondisi kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan secara umum belum banyak diungkap, khususnya pada skala rumah tangga. Untuk mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan yang mendasar di tingkat pedesaan, yang bersumber dari kondisi rumah tangga perikanan dari 4 tipologi utama yaitu Perikanan Tangkap Laut (PTL), Perikanan Tangkap Umum Daratan (PTPUD), Perikanan Budidaya (PB) dan Produk Kelautan-Garam (PK-GARAM).
2
II. 2.1.
Metodologi
Jenis Data Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan primer. Data
sekunder merupakan data-data yang didapat dari hasil publikasi dari lembaga-lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) serta lembagalembaga lain yang mendukung. Agar dapat memahami perkembangan dan dinamika sosial ekonomi di skala pedesaan diperlukan beberapa desa contoh yang diteliti secara berkala. Data semacam ini disebut data ”panel” yang merupakan kombinasi dari data penampang lintang (cross section) dan data deret waktu (time series). Data primer ini diperoleh dari hasil sensus dan survey terhadap rumah tangga perikanan dan kelautan pada masing-masing desa contoh. 2.2.
Metode Pengumpulan Data Data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini.
Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk menyusun data-data pendukung dalam penentuan lokasi kegiatan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survai monitoring dan/atau studi kasus di lokasi terpilih; selanjutnya data primer tersebut disebut sebagai data panel mikro. Panel data mikro merupakan data berkala yang dikumpulkan dari responden (baik individu maupun keluarga) yang sama. Panel data mikro dikumpulkan melalui survei penampang lintang terhadap sejumlah responden yang dilakukan secara berkala. Desa contoh di setiap propinsi dipilih secara sengaja (sesuai dengan tujuan) dengan mempergunakan beberapa
3
pertimbangan keberadaan sistem usaha perikanan serta jenis perairan (perairan laut dan pantai). 2.3.
Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada tahun 2012 adalah analisis
deskriptif statistik dan diinterpretasikan secara tabulasi silang dengan uraian deskriptif yang menggambarkan kondisi perkembangan sosial ekonomi masyarakat pedesaan di sektor kelautan dan perikanan
4
III. Konsep dan Definisi 3.1.
Rumah Tangga Perikanan Rumah tangga perikanan adalah rumah tangga yang melakukan
kegiatan usaha dibidang kelautan dan perikanan (perikanan tangkap laut, perikanan perikanan tangkap perairan umum daratan, perikanan budidaya, dan produk kelautan garam) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual. 3.2.
Kemiskinan Kemiskinan dapat diartikan sebagai situasi ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar (Setiono, 2011). Sementara BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun non makanan.
3.3.
Garis Batas Kemiskinan Garis batas kemiskinan menurut BPS terbagi atas dua yaitu garis
batas kemiskinan perkotaan dan garis kemiskinan pedesaan. Secara nasional garis batas kemiskinan untuk daerah perkotaan pada tahun 2010 adalah Rp. 232.989 /kapita/bulan dan sedangkan untuk daerah pedesaan adalah Rp. 192.354 /kapita/bulan.
5
3.4.
Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensi, yaitu
meliputi mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi. Memperhatikan definisi ini, maka konsep ketahanan pangan di Indonesia melibatkan tiga aspek : yaitu (1) ketersediaan, (2) aksesibilitas dan (3) kualitas dan keamanan. 3.5.
Ketersediaan Pangan Aspek ketersediaan pangan yang ditinjau dari jumlah ketersediaan
pangan pada wilayahnya dan produksi pangan (ikan) yang dihasilkan oleh rumah tangga perikanan. Data dan informasi mengenai ketersediaan pangan pada masing-masing wilayah mengacu pada data dan informasi yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan pada masing-masing regional (kabupaten) dalam satuan Kg/Kapita/Bulan. 3.6.
Aksesibilitas Aksesibilitas mencakup pada akses fisik dan ekonomi bagi individu
untuk mendapatkan pangan. Akses fisik yaitu meliputi kemudahan dalam menjangkau penyedia pangan. Berupa kemudahan jarak , sarana dan infrastruktur antara pengakses pangan (rumah tangga perikanan) terhadap penyedia pangan tersebut. 3.7.
Kualitas dan Keamanan Pangan Kualitas dan keamanan pangan merujuk pada pangan yang bermutu
dan aman bagi kesehatan. Pangan dinyatakan kebutuhan gizi minimum 6
yaitu perkiraan kalori dan protein. Dilihat dari jumlah kebutuhan kalori dan protein, maka kebutuhan minimum seseorang bisa hidup layak dan sehat yaitu dengan terpenuhinya energi sebanyak 2.100 kkal/kapita/hari dan protein sebanyak 50 gram/kapita/hari (direkomendasikan dalam Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 1978).
Berdasarkan Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) yang merupakan nilai pengeluaran minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkal/kapita/hari.
7
IV. Data dan Informasi 4.1. Kemiskinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan A.
Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Karakteristik Rumah Tangga
Tabel 4.1.
Kelas
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Tangkap Laut Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Pelagis Besar dan Pelagis Kecil dan Demersal, 2012 Rentang Nilai
Tingkat Kesejahteraan
Pelagis Besar
Pelagis Kecil dan Demersal
Bitung
Sibolga
Sambas
Cirebon
Sampang
I
0,00 - 0,25
Sangat Miskin
0%
0%
3%
0%
0%
II
0,26 - 0,50
Miskin
29%
5%
39%
3%
6%
III
0,51 - 0,75
Kurang Sejahtera
45%
69%
58%
64%
82%
IV
0,76 - 1,00
Sejahtera
26%
26%
0%
33%
12%
Sumber : Data Primer Diolah, 2012.
8
Tabel 4.2.
Kelas
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Sungai dan Rawa Banjiran dan Waduk, 2012 Sungai dan Rawa Banjiran Waduk Rentang Nilai Tingkat Kesejahteraan OKI Purwakarta
I
0,00 - 0,25
Sangat Miskin
0%
4%
II
0,26 - 0,50
Miskin
29%
85%
III
0,51 - 0,75
Kurang Sejahtera
84%
11%
0%
0%
IV 0,76 - 1,00 Sejahtera Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Tabel 4.3. Kelas
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Budidaya Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Buidaya Air Tawar, Payau dan Laut, 2012 Budidaya Air Tawar Budidaya Air Payau Budidaya Laut Rentang Tingkat Nilai Kesejahteraan Cianjur Subang Gresik Pangkep Klungkung
I
0,00 - 0,25
Sangat Miskin
0%
0%
0%
0%
0%
II
0,26 - 0,50
Miskin
5%
0%
0%
0%
5%
III
0,51 - 0,75
Kurang Sejahtera
70%
16%
33%
87%
68%
25%
84%
68%
13%
26%
IV 0,76 - 1,00 Sejahtera Sumber : Data Primer Diolah, 2012
9
Tabel 4.4. Kelas
Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Produk Kelautan Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Tambak Garam, Payau dan Laut, 2012 Rentang Nilai Tingkat Kesejahteraan Sumenep Jeneponto
I
0,00 - 0,25
Sangat Miskin
3%
0%
II
0,26 - 0,50
Miskin
10%
48%
III
0,51 - 0,75
Kurang Sejahtera
65%
45%
Sejahtera
23%
8%
IV 0,76 - 1,00 Sumber : Data Primer Diolah, 2012
10
Tabel 4.5. N o 1. 2.
3.
4. 5. 6.
Kondisi Rumah Tinggal Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 Unit: Persentase (%) Pelagis Pelagis Wadu Budidaya Air Budidaya Air Tambak Karakteristik Kecil Besar k Payau Tawar Garam Demersal Luas Rumah a. > 8m2 84 83 85 87 83 87 b. <= 8m2 16 18 15 13 18 13 Jenis Lantai a. Keramik 4 43 19 11 40 5 b. Ubin 80 28 11 16 30 3 c. Kayu 16 30 70 74 30 92 Jenis Dinding a. Tembok 20 0 11 8 3 8 b. Semi Tembok 64 68 4 3 68 3 c.Bambu/Rumbia 16 33 85 89 30 90 Fasilitas MCK a. MCK Pribadi 76 98 26 95 98 31 b. MCK Bersama 24 3 74 5 3 69 Sumber a. Listrik 100 100 81 100 100 100 Penerangan b. Non Listrik 0 0 19 0 0 0 Sumber Air a. Air PAM 48 55 4 97 53 21 Minum b. Sumur Pribadi 52 28 59 3 30 23 c. Air Bersama 0 18 37 0 18 56 11
B. Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Garis Batas Kemiskinan Tabel 4.6. Status Wilayah Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) No Provinsi Kabupaten Desa Klasifikasi 1 Sumatera Utara Sibolga Aek Habil Perkotaan 2 Kalimantan Barat Sambas Penjajab Perkotaan 3 Sulawesi Utara Bitung Batu Lubang Perkotaan 4 Jawa Barat Cirebon Gebang Mekar Perkotaan 5 Jawa Timur Sampang Ketapang Barat Perdesaan 6 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Berkat Perdesaan 7 Jawa Barat Purwakarta Panyindangan Perdesaan 8 Jawa Barat Cianjur Cikidangbayabang Perkotaan 9 Jawa timur Gresik Pangkah Wetan Perkotaan 10 Sulawesi selatan Pangkep Talaka Perdesaan 11 Bali Klungkung Batununggal Perkotaan 12 Jawa Barat Subang Sumur Gintung Perdesaan 13 Jawa Timur Sumenep Pinggir Papas Perdesaan 14 Sulawesi selatan Jeneponto Pallenggu Perdesaan Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010
12
Tabel 4.7.
Persentase Rumah Tangga Miskin (P0), Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P 2) Pada Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012
No I.
Tipologi/Lokasi
Desa
Indeks Kemiskinan P0
P1
0,23
0,012
P2
Perikanan Tangkap Laut 1. Pelagis Besar - Bitung
Batu Lubang
0,0043
2. Pelagis Kecil – Demersal
II.
- Sibolga
Aek habil
- Sambas
Penjajab
0,676
0
(0,001) 0,014
0,007
0
- Cirebon
Gebang Mekar
0,43
0,012
0,0058
- Sampang
Ketapang Barat
0,12
0,006
0,0014
Panyindangan
0,48
0,012
0,0039
Berkat
0,31
0,010
0,0036
Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan 3. Waduk - Purwakarta 4. Sungai dan Rawa Banjiran - OKI
III.
Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau
13
No
Tipologi/Lokasi
Desa
Indeks Kemiskinan
- Gresik
Pangkah Wetan
P0 0,08
P1 0,006
P2 0,0012
- Pangkep
Talaka
0,158
0,013
0,007
- Cianjur
Cikidangbayabang
0,08
0,013
0,0063
- Subang
Sumur Gintung
0,03
0,004
0,0006
Batu Nunggul
-
0,026
0,0256
- Sumenep
Pinggir Papas
0,25
0,006
0,0014
- Jeneponto
Pallenggu
0,03
0,010
0,0042
6. Budidaya air Tawar
7. Budidaya Laut - Klungkung IV.
Produk Kelautan 8. Tambak Garam
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
14
C.
Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolute menurut Bank Dunia Tabel 4.8. Kondisi Kemisikinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Pada Berbagai Tipologi Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolut Menurut Bank Dunia, 2012 No I.
II.
III..
IV.
Tipologi/Lokasi Perikanan Tangkap Laut 1. Pelagis Besar - Kota Bitung 2. Pelagis Kecil – Demersal - Kota Sibolga -Kabupaten Sambas - Kabupaten Cirebon - Kabupaten Sampang Rata-Rata Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan 3. Waduk (Kabupaten Purwakarta) 4. Sungai dan Rawa Banjiran (Kabupaten OKI) Rata-Rata Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau - Kabupaten Gresik - Kabupaten Pangkep Rata-Rata 6. Budidaya air Tawar - Kabupaten Cianjur - Kabupaten Subang Rata-Rata 7. Budidaya Laut - Kabupaten Klungkung Produk Kelautan 8. Tambak Garam - Kabupaten Sumenep - Kabupaten Jeneponto Rata-Rata
Pendapatan (Rp/Kapita/Hari)
Keterangan : * data masih dalam proses pengolahan Sumber : Data Primer Diolah, 2012
15
44.140 21.339 12.350 22.168 9.897 17.802 9.633 14.522 12.078
28.597 17.408 23.003 18.553 56.949 37.751 17.077
14.305 5.412 9.859
4.2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Tabel 4.9.
No
Kategori Wilayah yang Rentan Terhadap Kerawanan Pangan Pada Berbagai Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Komposit
Tipologi
I.
Perikanan Tangkap Laut
II.
Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan Perikanan Budidaya
III.
IV.
Produk Kelautan
Provinsi
Kota/Kabupaten
Kategori
a. Sumatera Utara b. Kalimantan Barat c. Sulawesi Utara d. Jawa Barat e. Jawa Timur a. Sumatera Selatan b. Jawa Barat
a. Sibolga* b. Sambas c. Bitung* d. Cirebon e. Sampang a. OKI b. Purwakarta
a. b. c. d. e. a. b.
a. Jawa Barat
a. - Cianjur - Subang b. Gresik c. Pangkep d. Klungkung a. Sumenep b. Jeneponto
a. - Prioritas 5 - Prioritas 6 b. Prioritas 6 c. Prioritas 6 d. Prioritas 6 a. Prioritas 2 b. Prioritas 4
b. Jawa Timur c. Sulawesi Selatan d. Bali a. Jawa Timur b. Sulawesi Selatan
No data Prioritas 2 No data Prioritas 5 Prioritas 1 Prioritas 4 Prioritas 6
Keterangan : * = Daerah Perkotaan tidak ada data Sumber : Dewan Ketahanan Pangan, World Food Programme, 2009
16
A. Ketersediaan Pangan Tabel 4.10. Ketersediaan Bahan Pangan Beras dan Ikan Pada Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 Beras (Kg/Kapita/Bulan)
Ikan (Kg/Kapita/Bulan)
10,48
5,76
- Kota Sibolga
7,19
7,23
- Kabupaten Sambas
4,5
3,8
- Kabupaten Cirebon
8,38
2,61
- Kabupaten Sampang
9,73
3,98
Rata-Rata
8,43
4,61
No I.
Tipologi/Lokasi Perikanan Tangkap Laut 1. Pelagis Besar (Kota Bitung) 2. Pelagis Kecil – Demersal
II.
III..
Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan 3. Waduk (Kabupaten Purwakarta)
12,8
3,9
4. Sungai dan Rawa Banjiran (Kabupaten OKI)
8,14
3,28
Rata-Rata
10,47
3,59
- Gresik
8,35
2,70
-Pangkep
8,5
4,5
Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau
17
Beras (Kg/Kapita/Bulan) 8,43
Ikan (Kg/Kapita/Bulan) 3,60
- Cianjur
15,5
5,8
- Subang
10,52
2,33
Rata-Rata
13,01
4,07
12,64
2,00
-Sumenep
9,32
3,79
- Jeneponto
11,50
4,74
10,41
4,26
No
Tipologi/Lokasi Rata-Rata 6. Budidaya air Tawar
7. Budidaya Laut - Klungkung IV.
Tipologi Produk Kelautan 8. Tambak Garam
Rata-Rata
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
18
B. Kualitas dan Keamanan Pangan Tabel 4.11. Rata-Rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 Energi (Kkal/ Protein (Gram/ No Tipologi/Lokasi Kapita/Hari) Kapita/Hari) I. Perikanan Tangkap Laut 1. Pelagis Besar (Kota Bitung) 2.396 68 2. Pelagis Kecil – Demersal - Kota Sibolga 2.124 70 - Kabupaten Sambas 3.897 102 - Kabupaten Cirebon 1.825 59 - Kabupaten Sampang 4.834 121 Rata-Rata 3.170 88 II. Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan 3. Waduk (Kabupaten Purwakarta) 2.501 71 4. Sungai dan Rawa Banjiran (Kabupaten OKI) 2.563 61 Rata-Rata 2.532 66 III.. Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau - Kabupaten Gresik 2.630 70 - Kabupaten Pangkep 1.903 62 Rata-Rata 2.266 66 19
No
Tipologi/Lokasi
6. Budidaya air Tawar - Kabupaten Cianjur - Kabupaten Subang Rata-Rata 7. Budidaya Laut - Kabupaten Klungkung IV. Tipologi Produk Kelautan 8. Tambak Garam - Kabupaten Sumenep - Kabupaten Jeneponto Rata-Rata Sumber : Data Primer Diolah, 2012
20
Energi (Kkal/ Kapita/Hari)
Protein (Gram/ Kapita/Hari)
3.880 2.400 3.140
131 73 102
2.235
6
2.271 2.765 2.518
58 68 78