Seri Data dan Informasi Sosek KP 7 Model Pengembangan Inovasi Kelembagaan Pengelolaan Waduk dan Situ Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan
Asnawi, dkk
1
Seri Data dan Informasi Sosek KP 7 Model Pengembangan Inovasi Kelembagaan Pengelolaan Waduk dan Situ Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan ISBN : Diterbitkan Oleh : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) bekerja sama dengan Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network (IMFISERN) Penanggung Jawab : Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Penyunting : Hendra Yusran Siry Penulis : Asnawi, Risna Yusuf, Zahri Nasution, Tajerin, Sastrawidjaja, Hendra Yusran Siry, Pujoyuwono M., Baden Mucharam, Tikkyrino Kurniawan, Freshty Yulia Arthatiani, Hertria Maharani Putri Desain Cover : Ari Suswandi Desain/Tata Letak: Irawati Arifa Desfamita Asep Jajang Setiadi Novianty Trisaka Bualangi Santi Astuti ISI DAPAT DIKUTIP DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNYA Publikasi ini dicetak dengan menggunakan Anggaran Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 2
KATA PENGANTAR Puji dan syukur, kami panjatkan kehadapan Yang Maha Kuasa karena atas perkenan dan ridho-Nya Seri Data dan Informasi Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan No 7 ini dapat diselesaikan. Buku data dan informasi
ini
merupakan
kegiatan
Model
Pengembangan
Inovasi
Kelembagaan Pengelolaan Waduk dan Situ dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan yang dibiayai dari APBN tahun 2011. Data dan Informasi yang disajikan pada buku ini merupakan data dan informasi yang diteliti, dikaji dan dianalisis dalam kegiatan Model Pengembangan Inovasi Kelembagaan Pengelolaan Waduk dan Situ dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan selama tahun 2011. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ini. Terima kasih juga diucapkan kepada berbagai pihak, yang telah banyak membantu kelancaran dalam pengumpulan data lapangan kegiatan penelitian ini. Tim peneliti menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada Penanggung Jawab dan Tim Labdata yang telah menyunting dan menerbitkan buku seri data dan informasi ini. Terima kasih yang sama, kami sampaikan pula kepada berbagai pihak yang turut membantu sehingga terlaksananya kegiatan penelitian ini, serta tersusunnya buku data dan informasi ini.
3
Semoga buku data dan informasi ini bermanfaat untuk kegiatan penelitian selanjutnya dan untuk masukan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Saran perbaikan yang bersifat positif konstruktif sangat diharapkan.
Jakarta,
Desember 2011
Tim Peneliti
4
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................3 DAFTAR ISI ........................................................................................5 DAFTAR TABEL ..................................................................................6 DAFTAR GAMBAR ...........................................................................15 PENDAHULUAN ................................................................................1 METODOLOGI ...................................................................................3 2.2 Data Yang Dikumpulkan ......................................................3 2.3 Teknik Pengumpulan Data, Pengukuran Efektivitas Kelembagaan.........................................................................5 KONSEP DAN DEFINISI ......................................................................5 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................88
5
DAFTAR TABEL Tabel 1. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu di, Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.........7 Tabel 2. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.........................................................................................7 Tabel 3. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....7 Tabel 4. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ........7 Tabel 5. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ..........................8 Tabel 6. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.........8 Tabel 7. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ........9 Tabel 8. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .......................................................9 6
Tabel 9. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya , Tahun 2011 ......................................................................10 Tabel 10. Upaya Perbaikan dan Bentuk Penguatan Kapasitas Kelembagaan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Perairan Waduk Malahayu Berdasarkan Jenis Kelembagaan dan Permasalahannya..................15 Tabel 11. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................20 Tabel 12. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................20 Tabel 13. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan
Pembinaan dan
Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ..........................................................................................................20 Tabel 14. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .................21 Tabel 15. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .................21 Tabel 16. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk 7
Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................21 Tabel 17. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .................22 Tabel 18. Sebaran Kategori Efektivitas Keseluruhan Kelembagaan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .................22 Tabel 19. Kategori Efektifitas Jenis Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden, Tahun 2011 ....................................................23 Tabel 20. Upaya Perbaikan dan Bentuk Penguatan Kapasitas Kelembagaan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Perairan Waduk Jatiluhur Berdasarkan Jenis Kelembagaan dan Permasalahannya..................28 Tabel 21. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................37 Tabel 22. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011....................................................................37 Tabel 23. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................37 8
Tabel 24. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ..38 Tabel 25. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 38 Tabel 26. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................38 Tabel 27. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ..39 Tabel 28. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ......................................39 Tabel 29. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya, Tahun 2011 ...........................................................40 Tabel 30. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011..................................................................................................44 Tabel 31. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011..................................................................................................45 9
Tabel 32. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .......45 Tabel 33. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .........................45 Tabel 34. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ......................................46 Tabel 35. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .......46 Tabel 36. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .........................46 Tabel 37. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .....................................................47 Tabel 38. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya, Tahun 2011 ...........................................................48 Tabel 39. Perubahan Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................57
10
Tabel 40. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Pengutan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................58 Tabel 41. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................59 Tabel 42. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................60 Tabel 43. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011..................................................................................................61 Tabel 44. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................62 Tabel 45. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011.......................................................................................63 Tabel 46. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................64 11
Tabel 47. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya , Tahun 2011 ............................................65 Tabel 48. Perubahan Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................66 Tabel 49. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Pengutan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 .....................................................67 Tabel 50. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................68 Tabel 51. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................69 Tabel 52. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011..................................................................................................70 Tabel 53. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur di, Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................................................................71 12
Tabel 54. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011..................................................................................................72 Tabel 55. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan elaPengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................73 Tabel 56. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 ....................75 Tabel 57. Komparasi dan Perubahan Efektivitas Keseluruhan Kelembagaan Eksisting Antara Waduk Malahayu dan Waduk Jatiluhur, 2011.......76 Tabel 58. Rata-rata Skor dan Kategori Modal Sosial Nelayan di Periaran Waduk Malahayu, untuk Masing-masing dan Keseluruhan Indikator, 2011..................................................................................................77 Tabel 59. Hasil Pengujian Korelasi antara Peubah Bebas Indikator-Indikator Modal Sosial dengan Peubah Terikat Efektivitas Kelambagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu ...........................77 Tabel 63. Topik dan Hasil Kesepakatan FGD Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, 2011.....................................................................................78 Tabel 64. Topik dan Hasil Kesepakatan FGD Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, 2011 .............................................................................78 Tabel 65. Rata-rata Biaya, Penerimaan, Produktivitas dan Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Waduk Malahayu, Jawa Tengah selama Setahun (2011).....................................................................84
13
Table 66. Rata-rata Biaya, Penerimaan, Produktivitas dan Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Waduk Jatiluhur, Jawa Barat selama Setahun (2011) .................................................................................85
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proporsi Sebaran Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu di Kabupaten Brebes, Tahun 2011. ..9 Gambar 2. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ............11 Gambar 3. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ............11 Gambar 4. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ............12 Gambar 5. Kondisi Kelembagaan Konservasi
dalam Pemanfaatan dan
Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............................................12 Gambar 6. Kondisi Kelembagaan Pengawasan
dalam Pemanfaatan dan
Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............................................13 Gambar 7. Kondisi Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011............13 Gambar
8.
Kondisi
Kelembagaan
Monitoring
dan
Evaluasi
dalam
Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ...........14
15
Gambar 9. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten
Purwakarta, Tahun
2011..................................................................................................22 Gambar 10. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ....24 Gambar 11. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ....24 Gambar 12. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur,di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ....25 Gambar 13. Kondisi Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan
Waduk
Jatiluhur,
di
Kabupaten
Purwakarta,
Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 .........................25 Gambar 14. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan
Waduk
Jatiluhur,
di
Kabupaten
Purwakarta,
Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 .........................26 Gambar 15. Kondisi Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ....26 Gambar 16. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ....27 Gambar 17. Peta Potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Wonogiri ..36 Gambar 18. Gambar Papan Perda No. 9 tahun 2003 ....................................36 16
Gambar 19. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Tahun 2011..................................................................................................39 Gambar 20. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ........41 Gambar 21. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur,di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ........41 Gambar 22. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan
dalam
Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ........42 Gambar 23. Kondisi Kelembagaan Konservasi
dalam Pemanfaatan dan
Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 .........................42 Gambar 24. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur,di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 .........................43 Gambar 25. Kondisi Kelembagaan pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ........43 Gambar 26. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ........44
17
Gambar 27. Proporsi Sebaran Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Tahun 2011..................................................................................................47 Gambar 28. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............49 Gambar 29. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............49 Gambar 30. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan
dalam
Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............50 Gambar 31. Kondisi Kelembagaan Konservasi Pengelolaan
Situ
Panjalu,
dalam Pemanfaatan dan
Kabupaten
Ciamis,
Jawa
Barat,
Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 .........................50 Gambar 32. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan
Situ
Panjalu,
Kabupaten
Ciamis,
Jawa
Barat,
Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011.........................51 Gambar 33. Kondisi Kelembagaan Pemasaran
Hasil Produksi dalam
Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............51 Gambar 34. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 ..............52
18
Gambar 35. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011..................................................................................................52 Gambar 36. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi Perikanan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 ................................................53 Gambar 37. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011...............................................................53 Gambar 38. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Konservasi dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 ................................................................................54 Gambar 39. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 ................................................................................54 Gambar 40. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 ................................................55 Gambar 41. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 .....................................................................55 Gambar 42. Komparasi Keseluruhan Kelembagaan Eksisting dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 .............................56 Gambar 43. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan...................................................57
19
Gambar 44. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ...........58 Gambar 45. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan ...........59 Gambar 46. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Konservasi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan ...................................60 Gambar 47. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ....................................61 Gambar 48. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan ...................................62 Gambar 49. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah di lakukan Penguatan ...................................63 Gambar 50. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Tahun 2011.64 Gambar 51. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan...................................................66 Gambar 52. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ...........67 Gambar 53. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ...........68 Gambar 54. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Konserv. asi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ....................................69 Gambar 55. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan ...................................70
20
Gambar 56. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ....................................71 Gambar 57. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ....................................72 Gambar 58. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan ..........................................................................................................73 Gambar 59. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta Tahun 2011. ..........................................................................................................74 Gambar 60. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes
Terhadap
Materi
Penguatan
Kelembagaan
Melalui
Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 ...................................79 Gambar 61. Masyarakat Nelayan di Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes Terhadap Aspek Pemahaman dan Aspek Manfaat dari Materi Pengembangan Organsiasi dan Usaha dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, 2011 ..........................................................79 Gambar 62. Respon Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Terhadap Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perbenihan di Sekitar Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes 2011 ................................................80 Gambar 63. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 ...................................80 Gambar 64. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur , Kabupaten Purwakarta Terhadap Aspek Pemahaman dan Aspek Manfaat dari
21
Materi Pengembangan Organsiasi dan Usaha dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, 2011 .....................................81 Gambar 65. Respon Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Terhadap Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perbenihan di Sekitar Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes 2011 ............................................81 Gambar 66. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 ...................................82 Gambar 67. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 ...................................82 Gambar 68. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan usaha, 2011 ....................................83 Gambar 69. Esensi Organisasi Ekonomi Nelayan ...........................................86 Gambar 70. Rancang Bangun Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Waduk dan Situ dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan ...................87
22
PENDAHULUAN Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan perairan umum seyogyanya berdasarkan atas prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Secara mendasar arti dari pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk dapat memenuhi kebutuhannya (WCED, 1988). Dalam prinsip ini, pemanfaatan dan pengelolaan
sumberdaya
perikanan
perairan
umum
harus
mempertimbangkan beberapa aspek penting; yaitu aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Dari aspek ekologi, pemanfaatannya harus menggunakan teknologi yang bersifat
ramah
lingkungan,
sementara
dari aspek
ekonomi,
pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut menghasilkan nilai ekonomi terhadap pengguna; misalnya sumber penghasilan. Kemudian, dari aspek sosial, pemanfaatan dan pengelolaan yang dilakukan terhadap sumberdaya perikanan perairan umum tersebut dapat diterima masyarakat yang berkepentingan (pemangku kepentingan; stakeholders). Ketiga aspek yang dikemukakan
diatas
terbentuk
dalam
suatu
kerangka
peraturan
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan perairan umum yaitu dalam suatu kelembagaan. Di lain pihak, pengembangan produksi perikanan perairan umum tidak akan optimal jika tidak terintegrasi dengan pengembangan pemasaran, lingkungan, kelembagaan. Hal ini berkaitan dengan pendekatan rasionalitas eko-sosial yang berkeyakinan bahwa segala permasalahan lingkungan hidup berakar pada masalah sosial. Kemudian, secara garis besar masalah-masalah
1
sosial itu bersifat kelembagaan, ideologis, psikologis dan budaya (Little, 2000). Beberapa perairan umum waduk dan situ ini telah melakukan pengelolaan sumberdaya perikanan dengan sistem restocking atau penebaran kembali ikan, khususnya masyarakat nelayan yang melaksanakan usaha penangkapan ikan di perairan umum tersebut (BBRSEKP, 2010). Penebaran ikan tersebut, tidak saja dilaksanakan oleh masyarakat nelayan, tetapi juga dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Penebaran tersebut dilakukan hampir setiap tahun dan telah berlangsung lama beberapa dekade terakhir ini. Terkait dengan penebaran kembali ikan (restocking) yang diadakan oleh berbagai pihak, maka seyogyanya dibentuk kelembagaan yang melaksanakan pengelolaan terhadap sumberdaya perikanan yang ada di perairan umum waduk atau situ tersebut (Purnomo et al., 2008). Dengan demikian, tujuan akhir yang ingin dicapai dalam program dan atau kegiatan penebaran kembali ikan (restocking) pada suatu perairan adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar perairan yang dikelola melalui peningkatan produktivitas pemanfaatan sumberdaya perikanan (DJPB, 2003). Secara sosial ekonomi, kegiatan penebaran kembali ikan ke dalam peraian waduk harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat nelayan, dan hal ini dapat dicapai jika kelembagaan nelayan yang ada dan terbentuk telah melembaga pada masyarakat nelayan tersebut. Sejauhmana inovasi kelembagaan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat pemanfaat dan pengelola sumberdaya perikanan di suatu perairan waduk dan situ akan sangat tergantung dengan efektitivitas
inovasi
tersebut
dalam
penerapannya.
Disamping
itu,
karakteristik sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat juga merupakan 2
aspek yang berpengaruh dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan umum waduk dan situ (Kartamihardja et al., 2008). Untuk itu perlu diteliti kondisi yang terkait dengan efektivitas inovasi kelembagaan melalui penguatan kapasitas masyarakat dalam kegiatan teknologi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan.
METODOLOGI 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Keseluruhan aktivitas kegiatan penelitian akan dilakukan dalam rentang waktu mulai dari Januari sampai dengan Desember 2011. Lokasi kegiatan penelitian adalah sentra kegiatan perikanan perairan umum di perairan waduk dan situ pada beberapa provinsi terpilih yang dominan memiliki sumberdaya dan usaha perikanan perairan umum waduk dan situ. Lokasi tersebut adalah Waduk Malahayu- Jawa Tengah; Waduk JatiluhurJawa Barat; Waduk Gajah Mungkur – Jawa Tengah; dan Situ Panjalu-Jawa Barat. Waduk Malahayu dan Waduk Jatiluhur dijadikan lokasi utama penelitian (mendapatkan tahapan penelitian secara lengkap) sedangkan Waduk Gajah Mungkur dan Situ Panjalu dalam penelitian ini merupakan lokasi pendukung yang hanya mendapatkan perlakuan survei kondisi awal (Baseline Survey). Wilayah Provinsi Jawa Barat juga digunakan sebagai lokasi untuk kegiatan studi literatur dan atau konsultasi, koordinasi, dan konsinyasi kegiatan penelitian. 2.2 Data Yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan pada kegiatan penelitian ini berupa data sekunder maupun data primer. Data sekunder yang dapat dikumpulkan antara lain berupa laporan hasil penelitian dan atau kajian yang terkait 3
dengan berbagai aspek sosial ekonomi dan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perairan dan perikanan di perairan umum waduk dan situ. Data primer yang dikumpulkan disesuaikan dengan fokus kajian dan tujuan penelitian yaitu: 1.
Data kelembagaan eksisting pengelolaan waduk dan situ dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat nelayan dan masyarakat pemanfaat lainnya.
2.
Data karakteristik sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat terkait dengan kelembagaan eksisting pengelolaan waduk dan situ.
3.
Data respon masyarakat nelayan dan pemanfaat sumberdaya lainnya terhadap inovasi kelembagaan melalui penerapan teknologi pengelolaan waduk dan situ yang berkelanjutan.
4.
Data efektifitas implementasi inovasi kelembagaan melalui penerapan teknologi pengelolaan sumberdaya perikanan (restoking, pembatasan mata jaring, pembatasan musim penangkapan, dan pembatasan areal penangkapan) berdasarkan indikator: (a) Prinsip batas; (b) distribusi manfaat; (c) pengaturan pilihan-kolektif; (d) kegiatan yang bersifat memonitor; (e) pemberian sanksi; (f) mekanisme penyelesaian konflik; dan (g) pengorganisasian hak kepemilikan.
5.
Data penguatan kelembagaan yang disampaikan pada pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat pemanfaat sumberdaya perikanan dan perairan, terutama nelayan dalam kerangka pengembangan model inovasi kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan.
6.
Data prakiraan dampak inovasi kelembagaan melalui penerapan teknologi
terhadap
peningkatan
produktivitas
dan
pendapatan
masyarakat pemanfaat sumberdaya perairan dan perikanan.
4
2.3 Teknik Pengumpulan Data, Pengukuran Efektivitas Kelembagaan 2.3.1 Teknik Pengumpulan Data Data sekunder dikumpulkan dengan cara mempelajari terhadap bahan pustaka atau laporan penelitian yang terkait dengan fokus penelitian (studi literatur). Di lain pihak, data primer akan dikumpulkan melalui survei terstruktur menggunakan panduan kuesioner dan FGD (Focus Group Discussion).
KONSEP DAN DEFINISI Kelembagaaan merupakan himpunan norma-norma pada segala tingkatan yang berkisar dari suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat dalam suatu wadah organisasi tertenu.
Definisi lain juga
dikemukakan oleh North (1991) bahwa kelembagaan adalah aturan main dalam suatu masyarakat. Kelembagaan juga adalah seperangkat aturan suatu masyarakat atau organisasi yang berperan untuk meumudahkan koordinasi antar orang-orang untuk memperoleh harapan mereka masingmasing serta layak dari suatu kegiatan tertentu. Prinsip-prinsip
dalam
kelembagaan
pemanfaatan
dan
pengelolaan sumberdaya tersebut adalah sebagai berikut; (1) Prinsip batas yang dapat ditentukan dengan jelas untuk dapat menentukan kepemilikan seseorang atau rumah tangga terhadap sumberdaya tersebut; (2) Distribusi manfaat dari aturan yang tepatguna proporsional dengan pembiayaannya; kemudian aturan yang tepatguna juga terkait dengan waktu, tempat, teknologi, dan kuantitas unit sumberdaya terkait dengan kondisi lokal; 5
(3) Pengaturan pilihan-kolektif, yaitu hampir semua individu dipengaruhi oleh aturan operasional yang dapat merubah partisipasinya dalam pelaksanaan pengaturan; (4) Adanya kegiatan yang bersifat memonitor kondisi sumberdaya dan perilaku penggunanya yang akuntabel; (5).
Pemberian sanksi kepada pengguna yang melanggar aturan yang diterapkan sesuai dengan tingkatan kesalahan dan konsteks kejadian pengguna tersebut dari petugas yang akuntabel atau dari pengguna lainnya atau keduanya.
(6) Ada mekanisme penyelesaian konflik diantara pengguna dan antara pengguna dan petugas yang dapat diakses secara cepat, biaya rendah dan tersedia secara lokal; (7) Ada pengorganisasian hak kepemilikan yang diakui bagi para pengguna atau
kelembagaannya
yang
tidak
dapat
dikuasai
atau
dicampurtangani oleh pemerintah.
6
Tabel 1. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu di, Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total
0 6 24 0 0 30,00
0,00 20,00 80,00 0,00 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 2. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
18 12 0 0 0 30,00
60,00 40,00 0,00 0,00 0,00 40,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 3. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 5.00 5.01 – 10.00 10.01 – 15.00 15.01 – 20.00 20.01 - 25.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
0 18 12 0 0 30,00
0,00 60,00 40,00 0,00 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) 7
Tabel 4. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
0 1 26 3 0 30,00
0,00 3,33 86,67 10,00 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 5. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 6.60 6.61 - 13.20 13.21 - 19.80 19.81 - 26.40 26.41 - 33.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
0 5 22 3 0 30,00
0,00 16,67 73,33 10,00 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 6. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 6.60 6.61 - 13.20 13.21 - 19.80 19.81 - 26.40 26.41 - 33.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
9 21 0 0 0 30,00
30,00 70,00 0,00 0,00 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
8
Tabel 7. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 9.40 9.41 - 18.80 18.81 - 28.20 28.21 - 37.60 37.61 - 47.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
8 22 0 0 0 30,00
26,67 73,33 0,00 0,00 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 8. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
0.00 - 54.80 54.81 - 109.60 108.61 - 164.40 164.41 - 219.20 219.21 - 274.00 Total
0 19 11 0 0 30
0,00 63,33 36,67 0,00 0,00 100,00
KELEMBAGAAN
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif
Monev Pemasaran Pengawasan Konservasi Penyuluhan Saprokan Pelaku Utama
Sangat Efektif
0%
20% 40% 60% 80% 100%
Gambar 1. Proporsi Sebaran Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu di Kabupaten Brebes, Tahun 2011. Sumber: Data Primer Diolah, 2011. 9
Tabel 9. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya , Tahun 2011 DIMENSI ATURAN MAIN
1. Prinsip Batas 2. Distribusi Manfaat 3. Pilihan Kolektif 4. Kegiatan Memonitor 5. Pemberian Sanksi 6. Penyelesaian Konflik 7. Hak Kepemilikan
Rataan per Kelembagaan
KATEGORISASI DAN SKOR KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA
SAPROKAN
PENYULUHAN
KONSERVASI
PENGAWASAN
PEMASARAN
MONEV
Sedang 2,24 Sedang 2,53
Lemah 1,35 Lemah 1,67
Sedang 3,00 Kuat 3,33
Kuat 3,24 Kuat 3,17
Kuat 3,51 Kuat 3,08
Sedang 0,56 Lemah 1,49
Sangat lemah 0,26 Sedang 2,06
Sedang
Lemah
Kuat
Sangat kuat
Sedang
Lemah
Sedang
2,57
1,80
3,22
4,28
2,33
1,78
1,35
Lemah
Sangat lemah
Sangat lemah
Lemah
Lemah
Lemah
Lemah
1,67
0,22
0,89
1,61
1,33
1,06
1,09
Lemah
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Sedang
Sangat lemah
Sangat lemah
1,80
0,10
1,78
2,53
2,40
0,53
0,78
Sedang
Sedang
Sangat lemah
Sedang
Sedang
Lemah
Lemah
2,73
0,87
0,55
2,40
2,10
1,60
1,55
Lemah
Sangat lemah
Sedang
Sangat lemah
Lemah
Sangat lemah
Lemah
1,78
1,00
2,38
0,80
1,60
0,47
1,41
Sedang
Sangat Lemah
Sedang
Sedang
Sedang
Lemah
Lemah
17,37
6,80
10,17
20,83
24,73
7,97
12,80
Sumber: Data Primer Diolah (2011) 10
Gambar 2. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 3. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011 11
Gambar 4. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 5. Kondisi Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
12
Gambar 6. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Gambar 7. Kondisi Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
13
Gambar 8. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
14
Tabel 10. Upaya Perbaikan dan Bentuk Penguatan Kapasitas Kelembagaan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Perairan Waduk Malahayu Berdasarkan Jenis Kelembagaan dan Permasalahannya. No 1
LEMBAGA/INSTITUSI
KELEMBAGAAN (FUNGSI)
Kelompok Nelayan
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Kegiatan memonitor
Upaya Perbaikan - Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas - Penyusunan petugas formal
- Pemberian sanksi
- pembuatan aturan yang tegas - konsistensi penegakan sanksi - kejelasan sanksi dan peraturan - peradilan yang terbuka dan transparan - adanya petugas penangkap/semacam polisi air
- Hak Kepemilikan
- pemetaan kepemilikan - legalitas kepemilikan - kejelasan kepemilikan - hukuman untuk pelanggar kepemilikan - peradilan atas hak kepemilikan
- Kegiatan memonitor
- Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas - Penyusunan petugas formal - Pemberian insentif
Pelaku Utama
Pengawasan
ALTERNATIF SOLUSI Bentuk Penguatan Kapasitas Pelatihan dan Pendampingan peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok nelayan dengan memprioritaskan upayaupaya perbaikan dalam kegiatan memonitor, pemberian sanksi dan hak kepemilikan
Pelatihan dan Pendampingan peningkatan kapasitas kelembagaan pengawasan dengan memprioritaskan upaya-upaya perbaikan dalam kegiatan memonitor dan hak kepemilikan
Lanjutan Tabel 10…. (1) No 1
LEMBAGA/INSTIT USI
KELEMBAGAA N (FUNGSI)
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN
Kelompok Nelayan Pengawasan
- Hak Kepemilikan
- Kegiatan memonitor
Konservasi
- Hak Kepemilikan
ALTERNATIF SOLUSI Upaya Perbaikan
Bentuk Penguatan Kapasitas
- pemetaan kepemilikan - legalitas kepemilikan - kejelasan kepemilikan - hukuman untuk pelanggar kepemilikan - peradilan atas hak kepemilikan - Pemberian insentif - Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas - Penyusunan petugas formal - Pemberian insentif
Pelatihan dan Pendampingan peningkatan kapasitas kelembagaan konservasi dengan memprioritaskan upaya-upaya perbaikan dalam kegiatan memonitor dan hak kepemilikan
- pemetaan kepemilikan - legalitas kepemilikan - kejelasan kepemilikan - hukuman untuk pelanggar kepemilikan - peradilan atas hak kepemilikan - Pemberian insentif
2
Penyuluh
Penyuluhan
- Kegiatan memonitor
- Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas
Penyampaian rekomendasi kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai institusi yang bertanggung
Lanjutan Tabel 10… (2) No 2
LEMBAGA/IN STITUSI
KELEMBAGAAN (FUNGSI)
Penyuluh
Penyuluhan
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Kegiatan memonitor
ALTERNATIF SOLUSI UPAYA PERBAIKAN - Penyusunan petugas formal - Pemberian insentif
- Pemberian sanksi
- pembuatan aturan yang tegas - konsistensi penegakan sanksi - kejelasan sanksi dan peraturan - peradilan yang terbuka dan transparan - adanya petugas penangkap/ semacam polisi air
3
Dinas KP
- Penyelesaian Konflik
- adanya peraturan - mengefektifkanperanpemimpinatautokohmasyarakat - mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan adil
- Prinsip Batas
- Pemetaan Kewenangan dan Tupoksi yang jelas - Koordinasi antar Instansi yang efektif - Koordinasi antara pemerintah dan swasta yang efektif - Koordinasi antara pemerintah dan Nelayan yang efektif - Dukungan anggaran yang jelas dan memadai
- Pemberian sanksi
- mengawasi pembuatan aturan yang tegas - mengawasi konsistensi penegakan sanksi
Monev
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS jawab atas kegiatan penyuluhan untuk melakukan penguatan kapasitas kelembagaan penyuluhan dengan memprioritaskan upaya-upaya perbaikan kegiatan memonitor, pemberian sanksi dan penyelesaian konflik.
Penyampaian rekomendasi kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai institusi yang bertanggung jawab atas kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan pengelolaan Waduk Malahayu untuk melakukan penguatan kapasitas kelembagaan monitoring dan evaluasi dengan memprioritaskan upaya-upaya perbaikan prinsip
Lanjutan Tabel 10… (3) NO 3
LEMBAGA/INSTITUS I
KELEMBAGA AN (FUNGSI)
Dinas KP
Monev
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Pemberian sanksi
- Kegiatan memonitor
ALTERNATIF SOLUSI UPAYA PERBAIKAN - kejelasan sanksi dan peraturan dari instansi diatasnya - mengadakan peradilan yang terbuka dan transparan - Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas - Penyusunan petugas formal - mengawasi Pemberian insentif
- Penyelesaian Konflik
- mengawasi penerapan peraturan - mengawasi efektifitas peran pemimpin atau tokoh masyarakat - mengawasi mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan adil
- mengawasi Pemberian insentif - Hak Kepemilikan
- mengawasi pemetaan kepemilikan - mengawasi legalitas kepemilikan - mengawasi kejelasan kepemilikan - mengawasi hukuman untuk pelanggar kepemilikan - mengawasi peradilan atas hak kepemilikan - mengawasi Pemberian insentif
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS
Lanjutan Tabel 10… (4) No
4
LEMBAGA/INSTIT USI Penyedia Input dan Pemasar Output
KELEMBAGA AN (FUNGSI)
Sarana Produktif Perikanan
Pemasaran
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN
ALTERNATIF SOLUSI Upaya Perbaikan
- Kegiatan memonitor
- Meningkatkan peran penyedia saprokan
- Pemberian sanksi
- Meningkatkan komitemen penyedia saprokan
- Hak Kepemilikan
- Distribusi Manfaat
- Meningkatkan peran pemasar hasil/bakul
- Pilihan Kolektif
- Meningkatkan komitemen pemasar hasil/bakul
- Kegiatan Memonitor - Pemberian Sanksi - Penyelesaian Konflik - Hak Kepemilikan
Sumber: Diolah Berdasarkan Data dan Informasi dari Tabel 9.
Bentuk Penguatan Kapasitas
Menginisiasi pembentukan lembaga koperasi nelayan yang bergerak dalam penyediaan saprokan dan pemasaran hasil perikanan serta permodalan usaha perikanan.
Tabel 11. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
3 11 15 1 0 30,00
10,00 36,67 50,00 3,33 0,00 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 12. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 8.00 8.01 - 16.00 16.01 -24.00 24.01 - 32.00 32.01 - 40.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
0 3 5 15 7 30.00
0.00 10.00 16.67 50.00 23.33 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 13. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR 0.00 - 5.00 5.01 - 10.00 10.01 - 15.00 15.01 - 20.00 20.01 - 25.00 Total
Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
10 14 6 0 0 30,00
33,33 46,67 20,00 0,00 0,00 100,00
Tabel 14. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
30 0 0 0 0 30,00
100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
Tabel 15. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 9.40 9.41 - 18.80 18.81 - 28.20 28.21 - 37.60 37.61 - 47.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
2 11 16 1 0 30,00
6,67 36,67 53,33 3,33 0,00 100,00
Tabel 16. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
0.00 - 6.00 6.01 - 12.00 12.01 - 18.00 18.01 - 24.00 24.01 - 30.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
3 5 11 9 2 30,00
10,00 16,67 36,67 30,00 6,67 100,00
Tabel 17. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
30 0 0 0 0 30,00
100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
0.00 - 9.40 9.41 - 18.80 18.81 - 28.20 28.21 - 37.60 37.61 - 47.00 Total
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 18. Sebaran Kategori Efektivitas Keseluruhan Kelembagaan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 53.40 53.41 - 106.80 106.81-160.20 160.21 - 213.60 213.61 - 267.00 Total
JUMLAH RESPONDEN
%
5 25 0 0 0 30
16,67 83,33 0,00 0,00 0,00 100,00
KELEMBAGAAN
Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
Monev
Tidak efektif
Pengawasan
Kurang efektif
Penyuluhan
Cukup efektif Efektif
Pelaku Utama
Sangat Efektif 0%
50%
100%
Gambar 9. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Tahun 2011. Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Tabel 19. Kategori Efektifitas Jenis Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Menurut Persepsi Responden, Tahun 2011 DIMENSI ATURAN MAIN
KATEGORISASI DAN SKOR KELEMBAGAAN Pelaku Utama
Saprokan
Penyuluhan
Konservasi
Pengawasan
Pemasaran
1. Prinsip Batas
Lemah 1.88
Sedang 2.62
Sedang 2.33
Sangat Lemah 0.00
Lemah 1.86
Sedang 3.31
2. Distribusi Manfaat
Sedang
Sedang
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Kuat
2.67
3.44
1.83
0.00
2.64
4.06
Lemah
Kuat
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Sangat Kuat
1.57
3.23
1.44
0.00
2.14
3.56
Sedang
Kuat
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Kuat
2.78
1.72
1.06
0.00
1.83
1.56
Lemah
Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Kuat
Lemah
1.73
1.00
0.67
0.00
1.93
1.13
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Sangat Lemah
Sedang
Lemah
1.80
0.83
1.10
0.00
1.40
1.73
Sedang
Sangat Lemah
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Lemah
0.00 Sangat Lemah
2.22
0.75
1.07
0.00
1.43
2.72
0.00
3. Pilihan Kolektif
4. Kegiatan Memonitor
5. Pemberian Sanksi
6. Penyelesaian Konflik
7. Hak Kepemilikan
Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
Monev Sangat Lemah 0.00 Sangat Lemah 0.00 Sangat Lemah 0.00 Sangat Lemah 0.00 Sangat Lemah 0.00 Sangat Lemah
PELAKU UTAMA 2.22
Pengorganisasian hak…
1.80
Mekanisme penyelesaian…
1.73
Pemberian sanksi
2.78
Kegiatan monitoring 1.57
Pengaturan pilihan-kolektif
2.67
Distribusi manfaat 1.88
Prinsip batas
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 10. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
SAPROKAN Pengorganisasian hak…
Mekanisme penyelesaian konflik
0.75 0.83 1.00
Pemberian sanksi
1.72
Kegiatan monitoring
3.23
Pengaturan pilihan-kolektif
3.44
Distribusi manfaat 2.62
Prinsip batas
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat emah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 11. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
PEMBINAAN & PENYULUHAN 1.07
Pengorganisasian hak…
1.10
Mekanisme penyelesaian konflik
0.67
Pemberian sanksi
1.06
Kegiatan monitoring
1.44
Pengaturan pilihan-kolektif
1.83
Distribusi manfaat
2.33
Prinsip batas
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 12. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur,di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
KONSERVASI Pengorganisasian hak…
Mekanisme penyelesaian konflik Pemberian sanksi Kegiatan monitoring Pengaturan pilihan-kolektif Distribusi manfaat Prinsip batas 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 13. Kondisi Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
PENGAWAS 1.43
Pengorganisasian hak…
1.40
Mekanisme penyelesaian konflik Pemberian sanksi
1.93
Kegiatan monitoring
1.83
2.14
Pengaturan pilihan-kolektif
2.64
Distribusi manfaat 1.86
Prinsip batas
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 14. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
PEMASARAN 2.72
Pengorganisasian hak… Mekanisme penyelesaian konflik Pemberian sanksi Kegiatan monitoring Pengaturan pilihan-kolektif Distribusi manfaat Prinsip batas
1.73 1.13 1.56 3.56 4.06 3.31
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 15. Kondisi Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
MONEV Pengorganisasian hak… Mekanisme penyelesaian konflik Pemberian sanksi Kegiatan monitoring Pengaturan pilihan-kolektif Distribusi manfaat Prinsip batas 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Gambar 16. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 20. Upaya Perbaikan dan Bentuk Penguatan Kapasitas Kelembagaan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Perairan Waduk Jatiluhur Berdasarkan Jenis Kelembagaan dan Permasalahannya. No
LEMBAGA/INSTITUSI
KELEMBAGAAN (FUNGSI)
1
Kelompok Nelayan
Pelaku Utama
ALTERNATIF SOLUSI
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Prinsip batas
- Pilihan kolektif
- Pemberian sanksi
UPAYA PERBAIKAN -
Pemetaan Kewenangan dan Tupoksi yang jelas Pemetaan daerah yang Jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Pembuatan aturan yang tegas Kejelasan sanksi dan peraturan Peradilan yang terbuka dan transparan Adanyapengawasanbersamaterhadap peraturan Membiasakan musyawarah untuk mufakat
- Pembuatan aturan yang tegas - Konsistensi penegakan sanksi - Kejelasan sanksi dan peraturan - Peradilan yang terbuka dan transparan
- Penyelesaian konflik
- Adanya peraturan dan hukum yang jelas - Mengefektifkan peran pemimpin atau tokoh masyarakat - Mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan adil - Peradilan yang terbuka dan transparan jika diperlukan
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS Pelatihan dan Pendampingan peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok nelayan dengan memprioritaskan upayaupaya perbaikan dalam prinsip batas, pilihan kolektif, pemberian sanksi dan penyelesaian konflik
Lanjutan Tabel 20… (1) No 1
LEMBAGA/INSTITUSI Kelompok Nelayan
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Pengawasan
ALTERNATIF SOLUSI
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN
UPAYA PERBAIKAN
- Prinsip batas
-
Pemetaan Kewenangan dan Tupoksi yang jelas Pemetaan daerah yang Jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Adanya petugas penangkap/ semacam polisi air
- Distribusi manfaat
-
Pemetaan areal penangkapan yang jelas Pemetaan daerah konservasi yang jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Adanya petugas penangkap/ semacam polisi air Pengaturan yang jelas antar perikanan dan kebutuhan lainnya
- Pilihan kolektif
- Mengawasi pembuatan aturan yang tegas - Mengawasi kejelasan sanksi dan peraturan - Mengawasi peradilan yang terbuka dan transparan - Adanya pengawasan bersama terhadap peraturan - Mengawasi jalannya musyawarah untuk mufakat
- Kegiatan memonitor
- Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS Pelatihan dan Pendampingan peningkatan kapasitas kelembagaan pengawasan dengan memprioritaskan upaya-upaya perbaikan dalam kegiatan memonitor dan hak kepemilikan serta menekankan kepada prinsip batas, distribusi manfaat, dan pilihan kolektif
Lanjutan Tabel 20… (2) No 1
LEMBAGA/INSTITUSI Kelompok Nelayan
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Pengawasan
ALTERNATIF SOLUSI
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Kegiatan memonitor
UPAYA PERBAIKAN - Penyusunan petugas formal - Pemberian insentif
- Hak Kepemilikan
Konservasi
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS
- pemetaan kepemilikan - legalitas kepemilikan - kejelasan kepemilikan - hukuman untuk pelanggar kepemilikan - peradilan atas hak kepemilikan - Pemberian insentif
- Prinsip batas
-
Pemetaan Kewenangan dan Tupoksi yang jelas Pemetaan daerah Konservasi yang Jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Adanya petugas penangkap/ semacam polisi air Peradilan yang terbuka dan transparan
- Distribusi manfaat
-
Pemetaan daerah konservasi yang jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Adanya petugas penangkap/ semacam polisi air
- Pengaturan yang jelas antar perikanan dan kebutuhan lainnya
Pelatihan dan Pendampingan peningkatan kapasitas kelembagaan konservasi dengan memprioritaskan upaya-upaya perbaikan dalam kegiatan memonitor dan hak kepemilikan serta menekankan kepada prinsip batas, distribusi manfaat, pilihan kolektif, dan pemberian sanksi
Lanjutan Tabel 20… (3) No 1
LEMBAGA/INSTITUSI Kelompok Nelayan
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Konservasi
ALTERNATIF SOLUSI
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Distribusi manfaat
UPAYA PERBAIKAN - Menjaga bersama waduk dari limbah
- Pilihan kolektif
-
Pembuatan aturan yang tegas Kejelasan sanksi dan peraturan Peradilan yang terbuka dan transparan Adanya pengawasan bersama terhadap peraturan Membiasakan musyawarah untuk mufakat
- Kegiatan memonitor
- Pembuatan Jadwal - Pengadaan fasilitas untuk petugas - Pembuatan sanksi untuk petugas - Penyusunan petugas formal - Pemberian insentif
- Pemberian sanksi
- Pembuatan aturan yang tegas - Konsistensi penegakan sanksi - Kejelasan sanksi dan peraturan - Peradilan yang terbuka dan transparan
- Penyelesaian konflik
- Adanya peraturan dan hukum yang jelas - Mengefektifkan peran pemimpin atau tokoh masyarakat - Mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan adil
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS
Lanjutan Tabel 20… (4) No 1
2
LEMBAGA/INSTITUSI Kelompok Nelayan
Penyuluh
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Konservasi
Penyuluhan
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Penyelesaian konflik
ALTERNATIF SOLUSI UPAYA PERBAIKAN
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS
- Peradilan yang terbuka dan transparan jika diperlukan
- Hak Kepemilikan
-
- Distribusi manfaat
-
- Pilihan kolektif
-
Pemetaan kepemilikan Legalitas kepemilikan Kejelasan kepemilikan Hukuman untuk pelanggar kepemilikan Peradilan atas hak kepemilikan Pemberian insentif
Pemetaan daerah konservasi yang jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Adanya petugas penangkap/ semacam polisi air Pengaturan yang jelas antar perikanan dan kebutuhan lainnya - Menjaga bersama waduk dari limbah Pembuatan aturan yang tegas Kejelasan sanksi dan peraturan Peradilan yang terbuka dan transparan Adanya pengawasan bersama terhadap peraturan
- Membiasakan musyawarah untuk mufakat
Penyampaian rekomendasi kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai institusi yang bertanggung jawab atas kegiatan penyuluhan untuk melakukan penguatan kapasitas kelembagaan penyuluhan dengan memprioritaskan upayaupaya perbaikan kegiatan kegiatan memonitor dan hak kepemilikan serta menekankan kepada prinsip batas, distribusi manfaat, pilihan kolektif, dan pemberian sanksi
Lanjutan Tabel 20… (5) No 2
LEMBAGA/INSTITUSI Penyuluh
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Penyuluhan
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Kegiatan memonitor
- Pemberian sanksi
- Penyelesaian Konflik
3
Dinas Kelautan dan Perikanan
Monev
- Prinsip Batas
ALTERNATIF SOLUSI UPAYA PERBAIKAN -
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS
Pembuatan Jadwal Pengadaan fasilitas untuk petugas Pembuatan sanksi untuk petugas Penyusunan petugas formal Pemberian insentif
- Pembuatan aturan yang tegas - Konsistensi penegakan sanksi - Kejelasan sanksi dan peraturan - Peradilan yang terbuka dan transparan - Adanya peraturan - Mengefektifkan peran pemimpin atau tokoh masyarakat - Mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan adil - Pemetaan Kewenangan dan Tupoksi yang jelas - Koordinasi antar Instansi yang efektif - Koordinasi antara pemerintah dan swasta yang efektif - KoordinasiantarapemerintahdanNelayanyangefektif - Dukungan anggaran yang jelas dan memadai
Penyampaian rekomendasi kepada pihak Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai institusi yang bertanggung jawab atas kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan pengelolaan Waduk Jatiluhur untuk melakukan penguatan kapasitas kelembagaan monitoring dan evaluasi dengan
Lanjutan Tabel 20… (6) No 3
LEMBAGA/INSTITUSI Dinas Kelautan dan Perikanan
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Monev
ALTERNATIF SOLUSI
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN - Distribusi manfaat
UPAYA PERBAIKAN -
Pemetaan areal penangkapan yang jelas Pemetaan daerah konservasi yang jelas Peraturan penangkapan yang jelas Hukum penangkapan yang jelas Adanya petugas penangkap/ semacam polisi air Pengaturan yang jelas antar perikanan dan kebutuhan lainnya
- Pilihan kolektif
-
Pembuatan aturan yang tegas Kejelasan sanksi dan peraturan Peradilan yang terbuka dan transparan Adanya pengawasan bersama terhadap peraturan Membiasakan musyawarah untuk mufakat
- Kegiatan memonitor
-
Pembuatan Jadwal Pengadaan fasilitas untuk petugas Pembuatan sanksi untuk petugas Penyusunan petugas formal Mengawasi Pemberian insentif
- Pemberian sanksi
- Mengawasi pembuatan aturan yang tegas - Mengawasi konsistensi penegakan sanksi - Kejelasan sanksi dan peraturan dari instansi diatasnya - Mengadakan peradilan yang terbuka dan transparan
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS memprioritaskan upayaupaya kegiatan memonitor dan hak kepemilikan serta menekankan kepada prinsip batas, distribusi manfaat, pilihan kolektif, dan pemberian sanksi
Lanjutan Tabel 20… (7)
No 3
LEMBAGA/INSTITUSI Dinas Kelautan dan Perikanan
KELEMBAGAAN (FUNGSI) Monev
PERMASALAHAN DALAM DIMENSI ATURAN MAIN
ALTERNATIF SOLUSI UPAYA PERBAIKAN
- Penyelesaian Konflik
- Mengawasi penerapan peraturan - Mengawasi efektifitas peran pemimpin atau tokoh masyarakat - Mengawasi mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan adil - mengawasi Pemberian insentif
- Hak Kepemilikan
- Mengawasi pemetaan kepemilikan - Mengawasi legalitas kepemilikan
BENTUK PENGUATAN KAPASITAS
- Mengawasi kejelasan kepemilikan - Mengawasi hukuman untuk pelanggar kepemilikan - Mengawasi peradilan atas hak kepemilikan - Mengawasi Pemberian insentif 4
Penyedia Input dan Pemasar Output
Saprokan
- Pemberian sanksi - Penyelesaian Konflik
- Meningkatkan peran penyedia saprokan - Meningkatkan komitemen penyedia saprokan
- Hak Kepemilikan Pemasaran
- Pemberian Sanksi - Penyelesaian Konflik - Hak Kepemilikan
Sumber: Diolah Berdasarkan Data dan Informasi dari Tabel 9.
- Meningkatkan peran pemasar hasil/bakul - Meningkatkan komitemen pemasar hasil/bakul
Menginisiasi pembentukan lembaga koperasi nelayan yang bergerak dalam penyediaan saprokan dan pemasaran hasil perikanan serta permodalan usaha perikanan.
Gambar 17. Peta Potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Wonogiri Sumber:
Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wonogiri, (2010)
Gambar 18. Gambar Papan Perda No. 9 tahun 2003 Sumber:
Foto Tim Peneliti (2011)
Tabel 21. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total Sumber: Data Primer Diolah (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
0 1 8 23 8 40.00
0.00 2.50 20.00 57.50 20.00 100.00
Tabel 22. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
2 7 22 8 1 40.00
5.00 17.50 55.00 20.00 2.50 95.00
Tabel 23. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
0.00 - 6.00 6.01 - 12.00 12.01 - 18.00 18.01 - 24.00 24.01 - 30.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN 4 11 16 6 3 40.00
% 10.00 27.50 40.00 15.00 7.50 100.00
Tabel 24. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
1 4 11 16 8 40.00
2.50 10.00 27.50 40.00 20.00 97.50
Tabel 25. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 6.60 6.61 - 13.20 13.21 - 19.80 19.81 - 26.40 26.41 - 33.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
4 2 5 24 5 36.00
11.11 5.56 13.89 66.67 13.89 100.00
Tabel 26. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
0.00 - 6.60 6.61 - 13.20 13.21 - 19.80 19.81 - 26.40 26.41 - 33.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
3 5 11 16 5 40.00
7.50 12.50 27.50 40.00 12.50 100.00
Tabel 27. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 9.40 9.41 - 18.80 18.81 - 28.20 28.21 - 37.60 37.61 - 47.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
12 15 4 9 0 40.00
30.00 37.50 10.00 22.50 0.00 100.00
Tabel 28. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 54.80 54.81 - 109.60 108.61 - 164.40 164.41 - 219.20 219.21 - 274.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
0 8 18 14 0 40
0.00 20.00 45.00 35.00 0.00 100.00
Gambar 19. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Tahun 2011. Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
Tabel 29. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya, Tahun 2011 DIMENSI ATURAN MAIN 1. Prinsip Batas 2. Distribusi Manfaat 3. Pilihan Kolektif 4. Kegiatan Memonitor 5. Pemberian Sanksi
KATEGORISASI DAN SKOR KELEMBAGAAN Pelaku Utama kKuat 3.89 Kuat 3.92 Kuat 3.40 Kuat 3.17 Kuat 3.30
6. Penyelesaian Konflik 7. Hak Kepemilikan
Rataan per Kelembagaan
Saprokan Kuat 3.71 Kuat 3.21 Kuat 3.65 Lemah 1.25 Sangat lemah 0.78
Penyuluhan Kuat 3.58 Sangat kuat 4.38 Kuat 3.25 Kuat 3.08 Sangat lemah 0.71
Konservasi Kuat 3.69 Sangat kuat 4.42 Sangat kuat 4.21 Kuat 3.21
Pengawasan Kuat 3.60 Kuat 3.13 Sedang 2.97 Kuat 3.21
Pemasaran Kuat 3.54 Kuat 3.88 Kuat 3.67 Sedang 2.21
Monev Sedang 2.05 Lemah 1.59 Lemah 1.81 Sedang 2.17
Sedang 2.43
Sedang 2.50
Lemah 1.50
Lemah 1.50
Sedang 2.55 Sedang 2.83
Sedang 2.49 Lemah 5.92
Lemah 1.45 Sedang 2.28
Kuat 3.28 Lemah 1.68
Kuat 3.40 Lemah 1.28
Sedang 2.68 Sedang 2.67
Lemah 1.38 Lemah 1.08
Kuat 26.88
Sedang 19.40
Sedang 12.73
Kuat 25.55
Sedang 28.40
Sedang 18.55
Lemah 16.13
Sumber: Data primer hasil wawancara dengan responden (2011)
Gambar 20. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 21. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur,di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 22. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 23. Kondisi Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Kelembagaan Pengawasan Hak Kepemilikan Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi Kegiatan Memonitor
Pilihan Kolektif Distribusi Manfaat Prinsip Batas 0
1
2
3
4
5
Gambar 24. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur,di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 25. Kondisi Kelembagaan pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, di Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Gambar 26. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Tabel 30. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
0.00 - 7.80
46
100.00
Kurang efektif
7.81 - 15.60
0
0.00
Cukup efektif
15.61 - 23.40
0
0.00
0 0 46.00
0.00 0.00 0.00
KATEGORISASI Tidak efektif
Efektif Sangat Efektif
23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
Tabel 31. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
6 13 27 0 0 46.00
13.04 28.26 58.70 0.00 0.00 86.96
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60 15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 32. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
Tidak efektif Kurang efektif
0.00 - 6.00 6.01 - 12.00
46 0
Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
12.01 - 18.00 18.01 - 24.00 24.01 - 30.00 Total
0 0 0 46.00
KATEGORISASI
% 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 33. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
Tidak efektif Kurang efektif
0.00 - 7.80 7.81 - 15.60
Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
15.61 - 23.40 23.41 - 31.20 31.21 - 39.00 Total
0 27 19 0 0 46.00
0.00 58.70 41.30 0.00 0.00 100.00
KATEGORISASI
Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
Tabel 34. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 6.60 6.61 - 13.20 13.21 - 19.80 19.81 - 26.40 26.41 - 33.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
46 0 0 0 0 46.00
100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Tabel 35. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 6.60 6.61 - 13.20 13.21 - 19.80 19.81 - 26.40 26.41 - 33.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
20 26 0 0 0 46.00
43.48 56.52 0.00 0.00 0.00 100.00
Tabel 36. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, di Kabupaten Ciamis, Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 9.40 9.41 - 18.80 18.81 - 28.20 28.21 - 37.60 37.61 - 47.00
46 0 0 0 0
100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
46.00
100.00
Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
Tabel 37. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang efektif Cukup efektif Efektif Sangat Efektif
0.00 - 54.80 54.81 - 109.60 108.61 - 164.40 164.41 - 219.20 219.21 - 274.00 Total Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
JUMLAH RESPONDEN
%
46 0 0 0 0 46
100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Gambar 27. Proporsi Sebaran Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Tahun 2011. Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 38. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya, Tahun 2011 KATEGORISASI DAN SKOR KELEMBAGAAN DIMENSI ATURAN MAIN
1. Prinsip Batas 2. Distribusi Manfaat
3. Pilihan Kolektif
4.Kegiatan Memonitor
SAPROKA N
PENYULUHAN
PELAKU UTAMA
KONSERVA SI
PENGAWASA N
PEMASARA N
MONEV
Sangat Lemah 0.00
Kuat 3.86
Sangat Lemah 0.00
Kuat 3.14
Sangat Lemah 0.00
Lemah 1.23
Sangat Lemah 0.00
Sangat Lemah 0.00
Kuat
Sangat Lemah
Kuat
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
3.12
0.00
3.12
0.00
4.06
0.00
Sangat Lemah
Kuat
Sangat Lemah
Sedang
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
0.00
3.96 Sangat Lemah
0.00
2.90
0.00
4.75
0.00
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah 0.00
5. Pemberian Sanksi
6.Penyelesaian Konflik
7. Hak Kepemilikan
Rataan per Kelembagaan
0.00
0.83
0.00
0.07
0.00
Sangat Lemah 0.00
0.98 Sangat Lemah 0.02
Sangat Lemah 0.00
Sangat Lemah 0.35
Sangat Lemah 0.00
Sangat Lemah 0.00
Sangat Lemah 0.00
Sangat Lemah
Sedang
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Sangat Lemah
0.00
2.04
0.00
0.00
0.00
Sangat Lemah
Kuat
Sangat Lemah
Lemah
Sangat Lemah
0.00 Sangat Lemah
0.00 Sangat Lemah
0.00
3.04
0.00
1.33
0.00
0.07
0.00
Sangat lemah
Sedang
Sangat lemah
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Sangat lemah
0.00
15.95
0.00
15.20
0.00
6.91
0.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Kelembagaan Pelaku Utama Hak Kepemilikan Pemberian Sanksi Pilihan Kolektif Prinsip Batas 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gambar 28. Kondisi Kelembagaan Pelaku Utama (Kelompok Nelayan) dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Saprokan 3.04
Hak Kepemilikan
2.04
Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi
0.02
Kegiatan Memonitor
0.98
3.96
Pilihan Kolektif
3.12
Distribusi Manfaat
3.86
Prinsip Batas
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gambar 29. Kondisi Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
D.3.3 Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan
Penyuluhan Hak Kepemilikan Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi Kegiatan Memonitor Pilihan Kolektif Distribusi Manfaat Prinsip Batas
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gambar 30. Kondisi Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Konservasi Hak Kepemilikan Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi Kegiatan Memonitor Pilihan Kolektif Distribusi Manfaat Prinsip Batas
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gambar 31. Kondisi Kelembagaan Konservasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Pengawasan Hak Kepemilikan Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi Kegiatan Memonitor Pilihan Kolektif Distribusi Manfaat Prinsip Batas
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gambar 32. Kondisi Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Pemasaran Hak Kepemilikan Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi Kegiatan Memonitor Pilihan Kolektif Distribusi Manfaat Prinsip Batas
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gambar 33. Kondisi Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Monev Hak Kepemilikan Penyelesaian Konflik Pemberian Sanksi Kegiatan Memonitor Pilihan Kolektif Distribusi Manfaat Prinsip Batas
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
Gambar 34. Kondisi Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Berdasarkan Dimensi Aturan Mainnya Tahun 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00 50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang efektif
Cukup efektif
MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif
GAJAH MUNGKUR
Gambar 35. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00 50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang Cukup efektif efektif MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif
GAJAH MUNGKUR
Gambar 36. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Penyedia Sarana Produksi Perikanan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00 50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang efektif
Cukup efektif
MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif
GAJAH MUNGKUR
Gambar 37. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00 50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang Cukup efektif efektif MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif GAJAH MUNGKUR
Gambar 38. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Konservasi dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00 50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang efektif
Cukup efektif
MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif
GAJAH MUNGKUR
Gambar 39. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00 50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang Cukup efektif efektif MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif GAJAH MUNGKUR
Gambar 40. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00 75.00
50.00 25.00 0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang Cukup efektif efektif MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif GAJAH MUNGKUR
Gambar 41. Perbandingan Kondisi Eksisting Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100.00
75.00
50.00
25.00
0.00 Tidak efektif JATILUHUR
Kurang Cukup efektif efektif MALAHAYU
Efektif
Sangat Efektif GAJAH MUNGKUR
Gambar 42. Komparasi Keseluruhan Kelembagaan Eksisting dari Tiga Waduk (Malahayu, Jatiluhur dan Gajah Mungkur), 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 39. Perubahan Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN KATEGORI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif
JUMLAH RESPONDEN
%
0.00-7.80
0
0.00
Kurang Efektif
7.18-15.60
6
20.00
Cukup Efektif
15.61-23.40
24
80.00
Efektif
23.41-31.20
0
Sangat Efektif
31.21-39.00
0 30
Total
SETELAH PENGUATAN JUMLAH RESPONDE N 0
PERUBAHA N (%)
KETERAN GAN
% 0.00
0.00
Tetap
1
3.33
-16.67
Menurun
6
20.00
-60.00
Menurun
0.00
16
53.33
53.33
Meningkat
0.00
7
23.33
23.33
Meningkat
100
30
30
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan pelaku utama berubah meningkatkan dari dominasi kategori “cukup efektif” menjadi efektif.
39.00 Skor Efektivitas Kelembagaan
Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60
Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 43. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 40. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Pengutan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 INTERVAL SKOR
KATEGORI
PENGUATAN JUMLAH RESPONDE % N 18 60.00
PENGUATAN JUMLAH RESPONDE % N 18 60.00
PERUBAH AN (%)
KETER ANGA N
0.00
Tetap
Tidak efektif
0.00-7.80
Kurang Efektif
7.18-15.60
12
40.00
12
40.00
0.00
Tetap
Cukup Efektif
15.61-23.40
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
Efektif
23.41-31.20
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
100
30
Total
30
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan sarana produksi perikanan tidak mengalami perubahan kategori (tetap)
39.00
Skor Efektivitas Kelembagaan
Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60
Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 44. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 41. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 KATEGORI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang Efektif
PENGUATAN
PENGUATAN %
PERUBAH AN (%)
KETERANGA N
0.00 60.00
JUMLAH RESPONDEN 0 4
0.00 13.33
0.00 -46.67
Tetap Menurun
12
40.00
9
30.00
-10.00
Menurun
23.41-31.20
0
0.00
14
46.67
46.67
Meningkat
31.21-39.00
0
0.00
3
10.00
10.00
Meningkat
100
30
100
0.00-7.80 7.18-15.60
JUMLAH RESPONDEN 0 18
Cukup Efektif
15.61-23.40
Efektif Sangat Efektif
Total
30
%
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan pembinaan dan penyuluhan berubah meningkat dari dominasi kategori “kurang efektife” menjadi “efektif” 39.00
Skor Efektivitas Kelembagaan
Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60
Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 45. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 42. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 PENGUATAN JUMLAH % RESPONDEN 0 0.00 1 3.33
PENGUATAN JUMLAH % RESPONDEN 0 0.00 0 0.00
KATEGORI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang Efektif
0.00-7.80 7.18-15.60
Cukup Efektif
15.61-23.40
26
86.67
8
Efektif
23.41-31.20
03
10.00
Sangat Efektif
31.21-39.00
0 30
Total
PERUBAH AN (%)
KETERA NGAN
0.00 -3.33
Tetap Menurun
26.67
-60.00
Menurun
17
56.67
46.67
Meningkat
0.00
5
16.67
16.67
Meningkat
100
30
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan konservasi berubah meningkat dari dominasi kategori “cukup efektife” menjadi “efektif”
39.00 Skor Efektivitas Kelembagaan
Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60
Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 46. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Konservasi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 43. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN JUMLAH % RESPONDEN 0 0.00 5 16.67
SETELAH PENGUATAN JUMLAH % RESPONDEN 0 0.00 0 0.00
KATEGORI
INTERVAL SKOR
Tidak efektif Kurang Efektif
0.00-7.80 7.18-15.60
Cukup Efektif
15.61-23.40
22
73.33
8
Efektif
23.41-31.20
3
10.00
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
Total
30
PERUBAH AN (%)
KETERA NGAN
0.00 -16.67
Tetap Menurun
26.67
-46.67
Menurun
13
43.33
33.33
Meningkat
0.00
9
30.00
30.00
Meningkat
100
30
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan pengawasan berubah meningkat dari dominasi kategori “cukup efektife” menjadi “efektif” 39.00 Skor Efektivitas Kelembagaan
Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60 Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 47. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 44. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 PENGUATAN
INTERVAL
PENGUATAN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
9
30.00
0.00
Tetap
70.00
21
70.00
0.00
Tetap
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
23.41-31.20
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
Total
30
100
100
100
KATEGORISASI
SKOR
RESPONDEN
%
RESPONDEN
Tidak efektif
0.00-7.80
9
30.00
Kurang Efektif
7.18-15.60
21
Cukup Efektif
15.61-23.40
Efektif Sangat Efektif
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan pemasaran hasil perikanan tidak mengalami perubahan kategori (tetap) 39.00
Skor Efektivitas Kelembagaan
Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60 Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 48. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Tabel 45. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 INTERVAL
PENGUATAN
PENGUATAN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
8
26.67
0.00
Tetap
73.33
22
73.33
0.00
Tetap
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
23.41-31.20
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
30
100
100
100
KATEGORISASI
SKOR
RESPONDEN
%
RESPONDEN
Tidak efektif
0.00-7.80
8
26.67
Kurang Efektif
7.18-15.60
22
Cukup Efektif
15.61-23.40
Efektif Sangat Efektif Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara keseluruhan efektivitas kelembagaan monitoring dan evaluasi tidak mengalami perubahan kategori (tetap)
Skor Efektivitas Kelembagaan
39.00 Sangat Efektif
31.20 Efektif
23.40 Cukup Efektif
15.60 Kurang Efektif
7.80 Tidak Efektif
0.00 Sebelum Penguatan
Sesudah Penguatan
Gambar 49. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah di lakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 46. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 PENGUATAN
PENGUATAN PERUB
KATEGORISASI
INTERVAL SKOR
JUMLAH
JUMLAH
RESPOND
AHAN
%
RESPONDEN
%
(%)
KETERANGAN
EN Tidak efektif
0.00-54.80
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
Kurang Efektif
58.81-109.60
19
63.33
3
10.00
-53.33
Menurun
Cukup Efektif
108.61-164.40
11
36.67
27
90.00
53.33
Meningkat
Efektif
164.41-219.20
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
Sangat Efektif
219.21-274.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
30
100
30
100
Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Kelembagaa
Keterangan: Warna kuning menunjukan bahwa setelah dilakukan penguatan kelembagaan, secara rata-rata dari keseluruhan kelembagaan pengelolaan dan pemanfaatan waduk, kategori efektivitas kelembagaan tersebut meningkatkan dari “kurang efektif” menjadi “cukup efektif” Monev Pemasaran
Tidak Efektif
Pengawasan
Kurang Efektif Cukup Efektif
Konservasi
Efektif
Penyuluhan
Sangat Efektif
Saprokan Pelaku…
0
50
100
Proporsi (%)
Gambar 50. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Tahun 2011. Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 47. Kategorisasi Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Menurut Jenis dan Dimensi Aturan Mainnya , Tahun 2011
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 48. Perubahan Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN KATEGORI
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
%
JUMLAH RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
3
10.00
2
6.67
-3.33
Menurun
Kurang Efektif
7.18-15.60
11
36.67
13
43.33
6.67
Meningkat
Cukup Efektif
15.61-23.40
15
5000
8
26.67
-23.33
Menurun
Efektif
23.41-31.20
1
333
136
20.00
16.67
Meningkat
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
1
3.33
3.33
Meningkat
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan. .
19.70 20.00
15.33
15.00 10.00 5.00 0.00 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 51. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pelaku Utama dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 49. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Pengutan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL
KATEGORI
SKOR
JUMLAH
%
RESPONDEN
JUMLAH RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
2
6.67
1
3.33
-3.33
Menurun
Kurang Efektif
7.18-15.60
19
63.33
18
60.00
-3.33
Menurun
Cukup Efektif
15.61-23.40
7
23.33
8
26.67
3.33
Meningkat
Efektif
23.41-31.20
2
6.67
2
6.67
0.00
Tetap
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
1
3.33
3.33
Meningkat
100.00
30.00
100.00
Total
30.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan: Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan .
40 30
15.60
15.60
20 10
0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 52. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Penyediaan Sarana Produksi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 50. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL
KATEGORI
SKOR
JUMLAH
%
RESPONDEN
JUMLAH RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
10
33.33
5
16.67
-16.67
Menurun
Kurang Efektif
7.18-15.60
14
46.67
12
40.00
-6.67
Menurun
Cukup Efektif
15.61-23.40
6
20.00
8
26.67
6.67
Meningkat
Efektif
23.41-31.20
0
0.00
5
16.67
16.67
Meningkat
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
100.00
30.00
100.00
Total
30.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Skor efektifitas kelembagaan
Keterangan: Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan
25
20 15 10
9.83 6.57
5 0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 53. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pembinaan dan Penyuluhan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 51. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Konservasi Terkait dengan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL
KATEGORI
SKOR
JUMLAH
JUMLAH
%
RESPONDEN
RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
30
100.00
1
3.33
-96.67
Menurun
Kurang Efektif
7.18-15.60
0
0.00
6
20.00
20.00
Meningkat
Cukup Efektif
15.61-23.40
0
0.00
16
53.33
53.33
Meningkat
Efektif
23.41-31.20
0
0.00
7
23.33
23.33
Meningkat
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
100.00
30.00
100.00
Total
30.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan:
Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan.
40 30 20 10 0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 54. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Konserv. asi Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 52. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pengawasan dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN KATEGORI
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL SKOR
JUMLAH
JUMLAH
%
RESPONDEN
RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
2
6.67
1
3.33
-3.33
Menurun
Kurang Efektif
7.81-15.60
11
36.67
6
20.00
-16.67
Menurun
Cukup Efektif
15.61-23.40
16
53.33
16
53.33
0.00
Tetap
Efektif
23.41-31.20
1
3.33
7
23.33
20.00
Meningkat
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Tetap
100.00
30.00
100.00
Total
30.00
Sumber: Data primer yang diolah, 2011. Keterangan:
Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan.
50 40 30 20 10 0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 55. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 53. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemasaran Hasil Produksi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur di, Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN KATEGORI
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL SKOR
JUMLAH RESPONDEN
JUMLAH
%
RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
2
6.67
1
3.33
-3.33
Menurun
Kurang Efektif
7.81-15.60
11
36.67
6
20.00
-20.00
Meningkat
Cukup Efektif
15.61-23.40
16
53.33
16
53.33
-16.67
Menurun
Efektif
23.41-31.20
1
3.33
7
23.33
26.67
Menurun
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
6.67
Meningkat
30.00
100.00
30.00
100.00
Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Keterangan:
Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan.
30 20 10 0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 56. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 54. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN KATEGORI
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL SKOR
JUMLAH
JUMLAH
%
RESPONDEN
RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
30
100.00
24
80.00
-20.00
Menurun
Kurang Efektif
7.81-15.60
0
0.00
1
3.33
3.33
Meningkat
Cukup Efektif
15.61-23.40
0
0.00
2
6.67
6.67
Menurun
Efektif
23.41-31.20
0
0.00
3
10.00
10.00
Menurun
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
Meningkat
100.00
30.00
100.00
Total
30.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.. Keterangan:
Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan.
50 40 30 20 10 0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 57. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pengawasan Perikanan dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: DataPrimer Diolah, 2011
Tabel 55. Sebaran Kategori Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan elaPengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 SEBELUM PENGUATAN
SETELAH PENGUATAN
INTERVAL
KATEGORI
SKOR
JUMLAH
%
RESPONDEN
JUMLAH RESPONDEN
PERUBAH
KETERANGA
%
AN (%)
N
Tidak efektif
0.00-7.80
5
16.67
1
3.33
-13.33
Menurun
Kurang Efektif
7.81-15.60
25
83.33
20
66.67
-16.67
Menurun
Cukup Efektif
15.61-23.40
0
0.00
6
20.00
20.00
Meningkat
Efektif
23.41-31.20
0
0.00
3
10.00
10.00
Meningkat
Sangat Efektif
31.21-39.00
0
0.00
0
0.00
0.00
30.00
100.00
30.00
100.00
Total
Tetap
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Skor Efektivitas kelembagaan
Keterangan:
Warna hijau menunjukkan setelah dilakukan penguatan kelembagaan, terjadi peningkatan pada kategori kelmbagaan, warna kuning tetap, dan warna merah menunjukkan penurunan.
250 200 150
99.17 71.27
100 50 0 sebelum penguatan
sesudah penguatan
Gambar 58. Perubahan Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk dari Sebelum dan Sesudah dilakukan Penguatan Sumber: Data Primer Diolah, 2011..
KELEMBAGAAN
Monev Pemasaran
Tidak efektif
Pengawasan
Kurang efektif
Konservasi
Cukup efektif
Penyuluhan
Efektif
Saprokan
Sangat Efektif
Pelaku Utama 0%
50%
100%
Gambar 59. Proporsi Sebaran Efektifitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta Tahun 2011. Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
Tabel 56. Sebaran Kategori Efektivitas Kelembagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Setelah Penguatan Menurut Persepsi Responden Tahun 2011 DIMENSI ATURAN MAIN
1. Prinsip Batas
2. Distribusi Manfaat
3. Pilihan Kolektif
4. Kegiatan Memonitor
5. Pemberian Sanksi
6.Penyelesaian Konflik
7. Hak Kepemilikan
KATEGORISASI DAN SKOR KELEMBAGAAN Pelaku Utama
Saprokan
Penyuluhan
Konservasi
Pengawasan
Pemasaran
Monev
Sedang
Sedang
Sedang
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Lemah
2.48
2.62
2.94
1.41
2.39
3.31
0.74
Kuat
Kuat
Sedang
Lemah
Kuat
Sangat Kuat
Sangat Lemah
3.11
3.44
2.61
1.89
3.17
4.06
0.54
Sedang
Kuat
Sedang
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Lemah
2.23
3.23
2.44
2.00
2.56
3.56
0.72
Kuat
Lemah
Lemah
Lemah
Sedang
Lemah
Sangat Lemah
3.22
1.72
1.94
1.61
2.44
1.56
0.72
Sedang
Sangat Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Sedang
Lemah
Sangat Lemah
2.27
0.83
0.89
1.23
2.33
1.13
0.30
Sedang
Sangat Lemah
Lemah
Lemah
Lemah
Lemah
Sangat Lemah
2.43
0.75
1.37
1.13
1.73
1.73
0.50
Sedang
Lemah
Lemah
Sangat Lemah
Lemah
Sedang
Sangat Lemah
2.56
1.60
1.97
1.47
2.21
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
0.67
0.43
Tabel 57. Komparasi dan Perubahan Efektivitas Keseluruhan Kelembagaan Eksisting Antara Waduk Malahayu dan Waduk Jatiluhur, 2011 Lokasi Waduk (per Kelembagaan) I. Malahayu 1. Pelaku Utama 2. Saprokan 3. Penyuluhan 4. Konservasi 5. Pengawasan 6. Pemasaran 7. Monev Rataan II. Jatiluhur 1. Pelaku Utama 2. Saprokan 3. Penyuluhan 4. Konservasi 5. Pengawasan 6. Pemasaran 7. Monev Rataan
Skor
Sebelum Penguatan Kategori
Skor
Setelah Penguatan Kategori
Perubahan Arah
%
17.37 6.8 10.17 20.83 24.73 7.97 12.8
sedang sangat lemah Sedang Sedang Sedang Lemah Lemah
27.73 6.8 16.23 27.43 33.27 7.97 12.8
kuat sangat lemah Kuat Kuat Kuat Lemah Lemah
Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Tetap
59.64 0.00 59.59 31.69 34.53 0.00 0.00
100.67
lemah (kurang efektif)
132.23
sedang (cukup efektif)
Meningkat
31.35
15.33 15.6 6.57 0.00 18.1 15.67 0.00
Sangat Kuat Sangat Kuat Sedang Lemah Sangat Kuat Sangat Kuat Lemah
19.7 15.6 9.83 10.57 22.17 15.67 5.63
Sangat Kuat Lemah Kuat Sangat Kuat Sangat Kuat Sangat Kuat Sedang Lemah (kurang efektif)
Tetap Menurun Meningkat Meningkat Tetap Tetap Meningkat tetap (kurang efektif)
28.51 0.00 49.62 0.00 22.49 0.00 0.00
71.27
Sumber: Data Primer Diolah (2011)
lemah
99.17
39.15
Tabel 58. Rata-rata Skor dan Kategori Modal Sosial Nelayan di Periaran Waduk Malahayu, untuk Masing-masing dan Keseluruhan Indikator, 2011 INDIKATOR MODAL SOSIAL 1. Partisipasi Sosial Masyarakat di Dalam Komunitas 2. Tingkat Resiprositas dan Proaktivitas di dalam Kegiatan Sosial 3. Perasaan Saling Mempercayai dan Rasa Aman 4. Jaringan dan Koneksi Dalam Komunitas 5. Jaringan dan Koneksi Antar Teman dan Keluarga 6. Toleransi dan Kebhinekaan 7. Nilai Hidup dan Kehidupan
INTERVAL SKOR
SKOR
KATEGORI
5,00 - 20.00
14.13
Sedang
6,00 - 24,00
17.40
Sedang
10,00 - 40,00
29.87
Sedang
6,00 - 24,00
17.90
Sedang
5,00 - 20,00
16.27
Tinggi
5,00 - 20,00
14.43
Sedang
7,00 - 28,00
23.17
Tinggi
8. Koneksi/ Jaringan kerja di Luar Komunitas
5,00 - 20,00
14.10
Sedang
9. Partisipasi dan Keanggotaan Kelompok di Luar Komunitas
5,00 - 20,00
10.00
Sedang
49,00 - 216,00
157.27
Sedang
Keseluruhan Indikator ModalSosial
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 59. Hasil Pengujian Korelasi antara Peubah Bebas Indikator-Indikator Modal Sosial dengan Peubah Terikat Efektivitas Kelambagaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Waduk Malahayu PEUBAHAN BEBAS
NILAI KOEFISIEN PERSON-X
2
CONTENGEN SI
ASYMP.SIG N. (2-sided)
1. Partisipasi sosial masayarakat di dalam komunitas
4.870
0.374
0.088 *
2. Tingkat resiprositas dan proaktivitas di dalam Kegiatan sosial
10.952
0.517
0.004 **
3. Perasaan saling mempercayai dan rasa aman
1.429
0.213
0.213
ns
4. Jaringan dan koneksi di dalam komunitas
4.059
0.345
0.131
ns
5. Jaringan dan koneksi antar teman dan keluarga
17.870
0.611
0.000***
6. Toleransi dan kebhinekaan
1.513
0.219
0.469
ns
7. Jaringan/koneksi di luar komunitas
0.719
0.153
0.343
ns
8. Nilai hidup dan kehidupan
5.000
0,378
0.083 *
9. Partisipasi dan keanggotaan kelompok di luar Komunitas
6.429
0,420
0.040 **
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Keterangan: Hasil Pengujian menggunakan Sofware SPSS 16.0 (2011) *** = sangat nyata; ** = nyata; * = cukup nyata; ns = tidak nyata
Tabel 60. Topik dan Hasil Kesepakatan FGD Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes, 2011 No A.
TOPIK
HASIL KESEPAKATAN FGD
KEGIATAN RESTOCKING 1. Jenis ikan untuk restoking
Nila Hitam (nila best)
2.
Saat/kapan dilakukan restoking
3.
Lokasi/dimana dilakukan restoking
(1)
Paling lambat akhir bulan april 2011
4.
Siapa yang terlibat restoking
-
B.
Lebak Salam; (2) Kracak; dan (3) Citamiang
Seluruh pengurus dan angggota kelompok nelayan Pemda dan DPRD Muspika Banjarharjo Empat Kepala Desa sekitar Waduk Malahayu BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) masingmasing desa Muspika Kecamatan Cibingbin Pemda Provinsi Jateng KKP BBWS Cimanuk-Cisanggarung
SARANA PENGAWASAN (PERAHU JAGA) Akan dilakukan study kelayakan (spesifikasi, proses pembuatan dan sebagainya) dengan dikordinasikan oleh DINAS KP KABUPATEN BREBES.
Sumber: Data Primer Diolah, (2011) Tabel 61. Topik dan Hasil Kesepakatan FGD Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, 2011 No C.
TOPIK
HASIL KESEPAKATAN FGD
KEGIATAN RESTOCKING 1.
Jenis ikan untuk restoking
Nila Hitam (nila best)
2.
Saat/kapan dilakukan restoking
Paling lambat akhir bulan april 2011
3.
Lokasi/dimana dilakukan restoking
2 lokasi
D.
KEGIATAN RESTOCKING 4.
Siapa yang terlibat restoking
- Seluruh pengurus dan angggota kelompok nelayan - Pemda dan DPRD - BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) masingmasing desa
Sumber: Data Primer Diolah, (2011)
-
- KKP
-
- Perum Jasa Tirta II
Skor Efektivitas Kelembagaan
18.00 Tinggi
14.00 Sedang
10.00 Rendah
6.00 Organisasi
usaha
Gambar 60. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Skor Efektivitas Kelembagaan
9.00 Tinggi
7.00 Sedang
5.00 Rendah
3.00 Paham Organisasi
Manfaat Paham Usaha Organisasi
Manfaat Usaha
Gambar 61. Masyarakat Nelayan di Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes Terhadap Aspek Pemahaman dan Aspek Manfaat dari Materi Pengembangan Organsiasi dan Usaha dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Skor Efektivitas Kelembagaan
18.00 Tinggi
14.00 Sedang
10.00 Rendah
6.00
Gambar 62. Respon Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Terhadap Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perbenihan di Sekitar Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2010
Skor Efektivitas Kelembagaan
18.00 Tinggi
14.00 Sedang
10.00 Rendah
6.00 Organisasi
usaha
Gambar 63. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Skor Efektivitas Kelembagaan
9.00 Tinggi
7.00 Sedang
5.00 Rendah
3.00 Paham Organisasi
Manfaat Paham Usaha Organisasi
Manfaat Usaha
Gambar 64. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur , Kabupaten Purwakarta Terhadap Aspek Pemahaman dan Aspek Manfaat dari Materi Pengembangan Organsiasi dan Usaha dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Skor Efektivitas Kelembagaan
18 Tinggi
14 Sedang Rendah
10 6
Gambar 65. Respon Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Terhadap Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perbenihan di Sekitar Waduk Malahayu, di Kabupaten Brebes 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2010
Skor Efektivitas Kelembagaan
18.00 Tinggi
14.00 Sedang
10.00 Rendah
6.00 Organisasi Jatiluhur
usaha Malahayu
Gambar 66. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Skor Efektivitas Kelembagaan
9.00 Tinggi
7.00 Sedang
5.00 Rendah
3.00 Paham Manfaat Paham Usaha Organisasi Organisasi Jatiluhur Malahayu
Manfaat Usaha
Gambar 67. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan Usaha, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Skor Efektivitas Kelembagaan
18 Tinggi
14 Sedang
10 Rendah
6
Jatiluhur Malahayu
Gambar 68. Respon Masyarakat Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Terhadap Materi Penguatan Kelembagaan Melalui Pengembangan Organisasi dan usaha, 2011 Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Tabel 62. Rata-rata Biaya, Penerimaan, Produktivitas dan Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Waduk Malahayu, Jawa Tengah selama Setahun (2011) URAIAN
SATUAN
VOLUME
HARGA PER SATUAN (Rp.)
NILAI (Rp.)
A. BIAYA TETAP Investasi Perahu Mesin Jaring Jala
M3 PK Unit Unit
2,46 5,07 2 1
Penyusutan Perahu Mesin Jaring Jala
M3 PK Unit Unit
2,46 5,07 2 1
Liter Paket Paket Paket
449 330 1 1
5.600 7.717 26.160 182.641
12.074.675 2.766.133 2.546.500 26.160 182.641
Paket Paket Paket Paket Jam
1 1 1 1 2.002
236.333 90.962 93.462 100.000 4.505
236.333 90.962 93.462 100.000 9.020.000
B. BIAYA TIDAK TETAP BBM Ransum SIUP Retribusi Pemeliharaan - Perahu - Mesin - Jaring - Jala Tenaga Kerja
732.104 209.353 1.045.283 277.500
759.290 197.873 164.097 547.101 106.944
C. BIAYA TOTAL (C) D. PENERIMAAN (R) - Nila - Jambal - Mas - Gabus
759.290 4.534.124 1.800.000 1.060.417 1.846.667 370.000
12.833.964
Kg Kg Kg Kg
1151 401 328 475
6.889 8.967 12.167 7.042
18.853.319 7.927.113 3.592.226 3.988.233 3.345.746
E. RASIOPENERIMAAN TERHADAP BIAYA (R/C)
1,47
F. PRODUKTIVITAS - Produktivitas Per Trip Penangkapan Ikan - Produktivitas Per Jam Curahan Tenaga Kerja
57.131 9.417
G. PENDAPATAN
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
6.019.355
Table 63. Rata-rata Biaya, Penerimaan, Produktivitas dan Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Waduk Jatiluhur, Jawa Barat selama Setahun (2011) URAIAN
SATUAN
VOLUME
A. BIAYA TETAP Investasi Perahu Mesin Jaring Jala
M3 PK Unit Unit
2,27 5,20 7 1
Penyusutan Perahu Mesin Jaring Jala
M3 PK Unit Unit
2,27 5,20 7 1
B. BIAYA TIDAK TETAP BBM Ransum SIUP Retribusi Pemeliharaan - Perahu - Mesin - Jaring - Jala Tenaga Kerja
HARGA PER SATUAN (Rp.)
863.333 304.248 43.450 325.000
904.850 .425.714 1.956.667 1.582.091 293.421 325.000 904.850 239.432 106.908 914.705 143.750
Liter Paket Paket Paket
594 330 1 1
5.950 10.000 15.000 60.000
10.419.278 3.501.667 3.300.000 15.000 60.000
Paket Paket Paket Paket Jam
1 1 1 1 1.606
283.478 104.706 0 0 4.247
83.478 104.706 6.820.000
C. BIAYA TOTAL (C) D. PENERIMAAN (R) - Nila - Jambal - Mas - Oscar
NILAI (Rp.)
11.293.966
Kg Kg Kg Kg
748 305 177 551,76
6.385 7.244 6.833 2.105
20.557.120 14.223.012 5.172.750 1.782.330 .557.120
E. RASIO PENERIMAAN TERHADAP BIAYA (R/C)
1,82
F. PRODUKTIVITAS - Produktivitas Per Trip Penangkapan Ikan - Produktivitas Per Jam Curahan Tenaga Kerja
62.294 12.800
G. PENDAPATAN
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
9.263.154
Gambar 69. Esensi Organisasi Ekonomi Nelayan Sumber: Diadopsi dari Pakpahan (1991)
Gambar 70. Rancang Bangun Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Waduk dan Situ dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan Sumber: Diadopsi dari Pakpahan (1991)
DAFTAR PUSTAKA Akhmad, S. 2007. Membangun Gerakan Ekonomi Kolektif dalam Pertanian Berkelanjutan: Perlawanan terhadap Liberalisasi dan Oligopoli Pasar Produk Pertanian. Tegalan. Babad. Purwokerto. Arkadie, B.V. 1989. The Role of Institution in Development. Proceeding of the World Bank, Annual Conference on Development Economic. World Bank. Bodgan, R. and Taylor, S.J. 2000. Introduction to Qualitative Research Methods. New York. John Willey. Burns, T. R., 1987. Teori Struktural Tentang Pertukaran Sosial. Dalam T.R. Burns, T. Baumgarner, dan P. Devile. (Eds). Manusia, Keputusan, Masyarakat; Teori Dinamika Antara Aktor dan Sistem Untuk Ilmuwan Sosial. Studi di Bidang Sibernetika. No. 10. PT Pradnya Paramita. Jakarta. Collen, M. and Whiteford, H. 2001. The Interrealations of Social Capital with Health and Mental Health. Discussion paper. Mental Health and Social Program Branch Commonwealth. Department of Health and Agent care. Canberra. The Commonwealth Australia. Cook, T.D. and Reichard. 2002. Qulatitative and Quantitative Methods in Evaluation Research. Beverly Hills, CA, Sage. Dislutkan Brebes (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes). 2009. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes. Fukuyama, F. 2002. Thje Great Descriptrion: Isu, Sintesis dan Gagasan. Gramedia Oustaka Utama. Jakarta. Hasbullah, F. 2006. Social Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. MR-United Press, Jakarta. Jamal, H. 2008. Mengubah Orientasi Penyuluh Pertanian. Balitbangda propinsi Jambi. Jambi.
Kemalasari. 2005. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Migran di Desa Penimbang, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, provinsi Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Lenggono, P.S. 2004. Modal Sosial dalam Pengelolaan Tambak: Studi Kasus pada Komunitas Petambak di Desa Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kertanegara. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Little,
A. 2000. Environmental and eco-social rationality: Challenges for political economy in late modernity. New Political Economy; Vol.5/1, pp 121-133.
Marshall, C dan Rossman, G. B, 1989. Designing Qualitative Research, Sage Publications, London. Menkokesra. 2005. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Nasional. Tim Koordinasi Penyiapan Penyusunan Perumusan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan. Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 2007. Analisis data Kualitatif: Buku Sumber tenatang Metode-Metode Baru. Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Pendqamping: Mulyanto. Penerbit Universitas Indonesia, UI-Press. Jakarta. Mintoro, Abunawan., 1999. Keragaan Beberapa Pola Usaha Penangkapan Ikan di Laut. Hal.620-631. Buku 2 Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Musmulyadi. 2007. Membangun Kesadaran dan Keberdayaan Petani. Diakses dari internet tanggal 14 Maret 2007.
Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Remadja Rosdakarya. Edisi Revisi. Bandung. Ostrom, E., 1990. Governing the Commons: the evolution of institutions for collective action. Cambridge University Press. New York. Ostrom, E., 1999. Self-Governnance and Forest Resources. Occasional Paper No. 20. Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor. Indonesia. Pakpahan, A. 1991. Perspektif Ekonomi Institusi dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam. Ekonomi dan Keuangan. Vol. 1, Hal.: 445-464. Papyne, M. 1997. Modern Social Work Theory. Second Edition. McMillan Press, Ltd. London. Patton, M. Q., 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Budi Puspo Priyadi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Purnomo, Kunto., et al. 2009. Laporan Teknis Penelitian Perikanan Berbasis Budidaya CBF di Perairan Waduk dan Danau di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Loka Riset Pemacuan Stok Ikan Jatiluhur. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Saragih, B. 2002. Pengembangan agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Menghadapi Abad ke 21. http://www. 202. 18. 43/ jstm (online). 10 Oktober 2002. Satria, A. 2009 . Menyimak Nasib Nelayan: Dari Ekologi Politik Nelayan, Penerbit LKIS, Yogyakarata. Siegel, S. 1998. Non Parametric Statistics for the Behavioural Sciences. Second Edition McGraw-Hill. The University of Michigan. 312 p. Sprent, P. and Smeecon, N.C. 2001. Applied Non Parametric Statistics Methods. Third Edition. Vahapman & Hall/CRS. 461 p. Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Townsley, P. 1996. Rapid Rural Appraisal, Participatory Rapid Appraisal, and Aquaculture. FAO Fisheries Technical Paper No. 358. Rome. FAO. 109 p. WCED, 1988. Hari Depan Kita Bersama, Gramedia, Jakarta. Yustika, A.E. 2006. Perdesaan, Pertanian dan Modal: Tinjauan Ekonomi Kelambagaan. Makalah disampaikan dalam Kongres ISEI XVI di Manado dengan Tema: “Meletakkan Kembali Dasar-dasar Pembangunan Ekonomi yang Kokoh”. 18-20 Juni 2006 dalam Jurnal Ekonomi Indonesia, No. 2, Desember 2007.