Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANDA ACEH Suhartati Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Email:
[email protected] ABSTRAK Proses pembelajaran yang berorientasi pada guru mengakibatkan aktifitas siswa selama pemebelajaran tidak maksimal. Siswa cenderung pasif. Dampak berikutnya adalah siswa tidak memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan. Termasuk juga pada materi Teorema Pythagoras. Penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching diyakini dapat memperbaiki proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mendeskripsikan peningkatannya, serta meninjau aktifitas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banda Aceh selama penerapan model Reciprocal Teaching. Sabjek penelitian berjumlah 24 siswa, dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Tindakan yang diberikan dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa Penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 2 Banda Aceh, dengan peningkatan rata-rata 16,56%., dan siswa aktif selama pembelajaran dengan model reciprocal teaching. Kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Reciprocal Teaching PENDAHULUAN Masih banyak guru di sekolah yang menghindar untuk menerapkan model-model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam belajar. Guru lebih memilih metode ceramah yang kadang-kadang diselipi dengan metode tanya jawab. Meskipun sudah sejak lama para ahli pembelajaran meminta guru untuk mempertimbangkan kembali penggunaan metode ceramah. Roestiyah (1994: 36) menyatakan bahwa menyampaikan konsep melalui pembelajaran ceramah dan informasi belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan. Soedjadi (2000:21) menambahkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah selama ini terbiasa dengan aturan sajian sebagai berikut: (1) Diajarkan teori/definisi/teorema; (2) diberikan contohcontoh; (3) diberikan latihan soal. Akibat dari keadaan di atas adalah pembelajaran menjadi berorientasi pada guru. Termasuk juga pada pembelajaran matematika. Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran kurang melibatkan aktifitas siswa secara optimal sehingga siswa kurang aktif dalam belajar. Sementara pembelajaran yang ideal itu adalah pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Karena sasaran kegiatan pembelajaran adalah siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan di atas adalah menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan materi pelajaran dan keadaan siswa. Salah satunya yaitu model pembelajaran Reciprocal Teaching berbantuan alat peraga. Model pembelajaran Reciprocal Teaching merupakan suatu model pembelajaran yang mempunyai yang mempunyai empat strategi mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa (Trianto, 2009,174). Melalui model pembelajaran ini siswa dan guru saling berdiskusi untuk memperbaiki pemahaman siswa tentang apa yang diperoleh dari sumber 343
Suhartati belajar, termasuk makna bacaan siswa. Alat peraga adalah media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat dan dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (As’ari, 1998:7). Penerapan pembelajaran Reciprocal teaching berbantuan alat peraga akan dilaksanakan dalam bentuk penelitian di SMP Negeri 2 Banda Aceh. Hal ini dengan menimbang hasil belajar siswa kelas VIII yang masih belum sesuai dengan harapan pada materi Teorema Pythagoras. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut: 1. Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching berbantuan alat peraga pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 2 Banda Aceh. 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching berbantuan alat peraga pada materi teorma pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 2 Banda Aceh. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan partisipan. Peneliti berperan sebagai perencana, perancang, pengumpul data, penganalisa data, dan pelapor penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Banda Aceh. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 24 orang. Subjek penelitian diambil berdasarkan pertimbangan guru bidang studi matematika yang mengajar di kelas. Sabjek dengan kemampuan yang heterogen dan belum pernah belajar Teorema Pythagoras selama di kelas VIII. Prosedur yang ditempuh untuk menganalisis data mengacu pada pendapat Miles dan Huberman (1992:16) yaitu : (1) reduksi data, (2) penyajian data,dan (3) penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara berurutan. Proses reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, menyederhanakan data mentah yang diperoleh dari berbagai sumber di lapangan. Penyajian data dilakukan untuk memaparkan hasil reduksi, disusun secara sistematis. Data ini berupa perencanaan, kegiatan pembelajaran, hasil tes, hasil observasi, catatan lapangan, dan wawancara. Penyajian data dimaksud untuk mendapatkan pola-pola yang bermakna dan memberi kemungkinan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin validitas temuan penelitian ini, perlu dilakukan pengecekan data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu (Moleong, 2000:178). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber dengan jalan membandingkan data hasil pekerjaan siswa, observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara. Tahap-tahap dalam penelitian ini meliputi tahap pratindakan dan tahap tindakan. Tahap pratindakan terdiri dari penentuan subjek penelitian dan refleksi awal berdasarkan hasil tes awal. Tahap tindakan mengikuti model yang dikembangkan oleh Hopkins (dalam Tim Pelatih Proyek, 1995:5) berupa suatu siklus spiral yang meliputi perencanaan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian, sehingga diperoleh data yang disimpulkan sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan pembelajaran. Setiap siklus melewati kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan tes akhir siklus untuk mendapatkan hasil belajar siswa.
344
Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran pada Siklus I Materi pembelajaran pada Siklus I adalah menemukan rumus teorema pythagoras dan menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui, menentukan jenis segitiga siku-siku dan menentukan triple pythagoras. Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan renana pembelajaran. Beberapa temuan selama kegiatan pembelajaran sehubungan dengan aktifitas siswa adalah sebagai berikut: 1. Dialog antara guru dan siswa terjadi saat guru mendemonstrasikan pembelajaran, saat pembimbingan kerja kelompok, dan saat siswa menjadi ‘guru siswa’. 2. Siswa serius mendiskusikan tugas yang ada di dalam LKS, baik saat merangkum maupun saat memprediksi pertanyaan yang mungkin muncul. 3. Siswa melaksanakan peran sebagai guru siswa saat pemaparan hasil kerja kelompok, membuat kesimpulan dan melaksanakan refleksi pembelajaran. 4. Siswa yang berperan sebagai ‘guru siswa’ malu-malu dalam melaksanakan tugasnya. 5. Banyak siswa senyum bahkan tertawa saat siswa yang lain sedang melaksanakan perannya sebagai ‘guru siswa’. 6. Siswa Aktif selama Kegiatan Pembelajaran. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran padaSiklus II Materi yang disampaikan pada Siklus II adalah menghitung panjang diagonal pada bangun datar dan bangun ruang serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan teorema pythagoras. Temuan berbeda dari temuan pada Siklus I selama kegiatan pembelajaran sehubungan dengan aktifitas siswa adalah sebagai berikut: 1. Banyak siswa yang bertanya tentang materi pada ‘guru siswa’ selama ‘guru siswa’ melaksanakan perannya. 2. Siswa yang berperan sebagai ‘guru siswa’ sudah lebih berani dan tidak lagi malu-malu dalam melaksanakan tugasnya. 3. Tidak ada lagi siswa yang tertawa saat ,guru siswa’ melaksanakan perannya. Hasil Tes Siklus I dan Siklus II Tabel 2. Skor Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran pada Siklus 1 Skor Subjek Siklus I Siklus II Peningkatan 70 78 8 Sabjek 1 Sabjek 2 Sabjek 3 Sabjek 4 Sabjek 5 Sabjek 6 Sabjek 7 Sabjek 8 Sabjek 9 Sabjek 10 Sabjek 11 Sabjek 12 Sabjek 13 Sabjek 14 Sabjek15 Sabjek 16 Sabjek 17 Sabjek 18
54 74 68 36 52 72 35 80 52 70 72 72 46 60 80 52 60
Persentase Peningkatan 11,43
74 80 70 58 55 78 52 80 52 74 76 76 36 68 80 78
20 16 12 22 3 6 17 0 0 4 4 4 -10 8 0 23
37.04 21,62 17,65 61,11 5,77 8.33 48,57 0 0 5.71 55,55 55,55 -21,74 13,33 0 44,23
80
20
33,33 345
Suhartati Sabjek 19 Sabjek 20 Sabjek 21 Sabjek 22 Sabjek 23 Sabjek 24 Jumlah Rata-rata
80 48 72 38 72 60 1475 61,46
88 74 80 46 80 68 1681 70,04
8 16 8 8 8 8 213 8,875
10 33,33 11,11 21,05 11,11 13,33 39,74 16,56
Pembahasan Penerapan model pembelajaran Rechiprocal Teaching Ternyata memberikan pengaruh positif bagi siswa proses pembelajaran materi Pythagoras di kelas VIII SMP 2 Banda Aceh. Pelaksanaan pembelajaran yang berbeda dari pelaksanaan pembelajaran-pembelajaran sebelumnya menyebabkan siswa termotivasi untuk aktif dalam belajar. Bentuk tagihan yang menuntut siswa untuk dapat berdiri di depan kelas layaknya guru, yang menjelaskan hasil diskusi dalam kelompoknya, serta memandu teman-temannya untuk menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan menyebabkan siswa serius berdiskusi dan bertanya kepada guru agar tugas sebagai ‘guru siswa’ dapat dilaksanakan dengan baik. Dampak dari penerapan model Rechiprocal Teaching terhadap hasil belajar tentu saja selaras dengan proses belajar. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses belajar, tentu saja aktifitas mental siswa juga meningkat. Oleh karena itu guru harus pintar memilih strategi yang dapat memaksimalkan aktifitas fisik dan aktifitas mental siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman dkk (2001:60) bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan dan metode yang banyak melibatkan siwa secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik maupun mental. Sehingga akhirnya peningkatan hasil belajar dapat terwujud. Tentu saja keberhasilan pembelajaran tidak dengan cepat dapat terwujud. Siswa perlu beradaptasi dengan perubahan suasana pembelajaran yang dirancang oleh guru. Dalam penelitian ini terlihat masih ada siswa yang tersenyum bahkan tertawa saat siswa lain berperan sebagai ‘guru siswa’. Hal ini sesuai dengan temuan Arifiandy (2013:19) dalam penelitiannya bahwa pada pembelajaran Rechiprocal Teaching siswa sering menertawakan temannya yang mnjadi guru siswa sehingga merusak suasana. Namun dengan arahan dari guru, prilaku ini pada siklus II sudah dapat diatasi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 2 Banda Aceh, dengan peningkatan rata-rata 16,56%. 2. Siswa aktif selama pembelajaran dengan model reciprocal teaching. DAFTAR PUSTAKA Arifiyandy, Risky Gani. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Matematika MelaluiModel Reciprocal Teaching Pokok BahasanTeorema Pythagoras SiswaKelas VIII Semester 1 Smpnegeri 2 Porong.Malang: (Skripsi) As’ari. 1998. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif dalam Pemahaman Materi Matematika, Jurnal Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Pengajarannya. 27(1):13, . Universitas Negeri Malang 346
Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
Miles, M. B. & Huberman, M. A. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohidi. 1992. Jakarta: Universitas Indonesia Pers. Moleong. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Suparno, Paul. 1997. FilsafatKontruksitivismedalamPendidikan.Yogyakarta: Kanisius. Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Dikti. Soedjadi, R. 2007. Masalah Kontekstual sebagai batu Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Pusat Sain dan Matematika Sekolah Unesa. Suherman , E dkk (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICAUPI. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Impelmentasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.
347