Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI YANG MENGGUNAKAN PESTISIDA GAMPONG SUSOH KECAMATAN BLANG PIDIE TAHUN 2015 Aris Winandar Fakultas kesehatan Masyarakat,Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Email :
[email protected] ABSTRAK
Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik yang berupa tumbuhan, seranggga, maupun hewan lain di lingkungan kita.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada petani yang menggunakan pestisida Gampong Susoh Kecamatan Balng Pidie Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitik dengan pendekatan “Cross Sectional” Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang berada di Gampong Susoh yaitu berjumlah 129 orang. Dalam penelitian ini diperoleh jumlah sampel sebanyak 56 orang,.Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani yang menggunakan pestisida di Gampong Susoh dengan nilai P.value = 0,043< α = 0,05, Tidak ada hubungan pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani yang menggunakan pestisida di Gampong Susoh dengan P.value = 0,922 ≥ α = 0,05, Ada hubungan perilaku dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani yang menggunakan pestisida di Gampong Susoh dengan P.value = 0,024 < α = 0,05 Ada hubungan tindakan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani yang menggunakan pestisida di Gampong Susoh dengan P.value adalah 0,040 < α = 0,05. Kata Kunci : Penggunaan APD, Petani, Pestisida PENDAHULUAN
Masalah kesehatan senantiasa berubah. Perubahan-perubahan tersebut memerlukan pengkajian mendaalam serta pemkiran ulang terhadap pendekatanpendekatan yang selama ni di lakukan. Diperlukan penyesuaian system untuk menghadapinya. Dalam sejarah jenis penyakit di Indonesia ada yang hilang, naamun banyak pula jenis pertambahannya. Dalam situasi perubahan, semakin lambat penyesuaian system dilakukan untuk menghadapinya, semakin banyak menimbulkan korban (Ahmadi, 2008). Tujuan dari pengembangan Kabupaten/Kota sehat adalah tercapainya kondisi Kabupaten/Kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat, untuk hidup, bertempat tinggal, dan bekerja bagi warganya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan perekonomian masyaraakaat (Hartono, 2011) Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan mampu memlihara dan meningkatkan kesehatannya, promosi kesehtan mempunyai misi utama untuk memampukan masyarakat. Guna mewujudkan ataau mencapa misi tersebut 37
Aris Winandar
secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis (Notoatmodjo, 2010). Manusia mempunyai berbagai aktivitas untuk memunuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi bahan makanan, minuman, barang dan lainnya dari sumber daya alam yang tersedia. Di sisi lain, aktivitas tersebut menghasilkan barang-barang yang akan di konsumsi, namun disisi lain aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang tidak di inginkan atau tidak berguna. Makin hari makin bertambah banyak, haal ini erat hubungannya makinbertambahnya jumlah penduduk disatu pihak dan dipihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap (Mubarak & Chayatin, 2009). Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang di pakai untuk melindungi perorangandari bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan yang dilakukannya. APD harus di anggap sebagai garis pertahanan terakhir, karena sering kali peralatan ini tidak peraktis untuk dipakai dan menghambat gerakan. Tidak mengherankan jika APD dikesampingkan oleh pekerja karena dapat membuat rasa gerah, berkeringat, dan cepat lelah, sebab memang menahan panas tubuh dan uap air didalamnya. APD telah menjadi peratan pelindung yang sedemikian pentingnya karena fungsinya yang cukup akurat di berbagai jenis pekerjaan di dalam dunia industry , baik industry barang maupun jasa (Anizar, 2012). Berdasarkan laporan Dinkes Blang Pidie masyarakat yang bertani dalam pemakaian APD dengan baik maupun masyarkat yang tidak memakaia APD, kadangkadang tidak menggunakan tempat memeperdulian diri sendiri. Misalnya sebagian masyarakat, yang telah yang bertani menggunakan APD namun tidak dipakai dengan sempurna, misalnya dalam menggunakan topi mereka memiringkannya di atas kepala, begitu juga dengan jenis pemakaian APD lainnya dibiarkan saja tidak di pakai dengan baik, seperti tidak.(Laporan Dinkes Blang Pidie, 2014). Berdasarkan laporan Dinkes Blang Pidie dari 129 orang petani di Gampong Susoh terdapat 51 petani dalam penggunaan APD, menggunakan dan menyimpan pestisida dengan baik dan yang tidak menggunakan APD dan menggunakan APD namun tidak sempurna sebanyak 78 orang (Laporan Dinkes Balng Pidie, 2014). METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan “Cross Sectional” dimana data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat atau variable akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersama. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat Hasil penelitian terhadap petani dalam hal penggunaan alat pelindung diri pada saat memberikan memberika pestisida pada tanamannya ditunjukkan dalam Tabel 1.
38
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petani yang Menggunakan Pestisida Variabel Frekuensi Persentase Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap Tidak Lengkap
20 37
35,1 64,9
Pengetahuan Tinggi Rendah
25 32
43,9 56,1
Pendidikan Dasar Menengah
19 38
33,3 66,7
Perilaku Baik Tidak Baik
22 35
38,6 61,4
Tindakan Baik Kurang Baik
19 38
33,3 66,7
Tabel 1. Menunjukkan bahwa dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) mayoritas tidak lengkap dengan persentase (64,9), pada tingkat pengetahuan juga menunjukkan mayoritas masih rendah (56,1), pendidikan mayoritas masih ditingkat menengah (66,7), demikian juga dengan perilaku dengan keadaan yang tidak baik (61,4) dan tindakan menunjukkan masih kurang baik (66,7) 2.2. Analisa Bivariat Tabel 2. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Penggunaan APD PTotal Value Pengetahuan Lengkap Tidak Lengkap f % F % F % 0,043 Tinggi 10 40,0 15 60,0 25 100 Rendah 10 31,3 22 68,8 32 100
α
0,05
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 25 responden dengan pengetahuan tinggi sebanyak 10 orang (40,0%) yang lengkap menggunakan APD, dan dari 32 responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 10 orang (31,3%) yang lengkap menggunakan APD..Berdasarkan uji statistik diketahui p.value = 0,043, artinya nilai p.value <α = 0,05, ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani yang menggunakan pestisida
39
Aris Winandar
Tabel 3. Hubungan Pendidikan Dengan Penggunaan APD
Pendidikan
Dasar Menengah
Penggunaan APD Lengkap Tidak Lengkap f % F % 6 31,6 13 68,4 14 36,8 24 63,2
Total
α
PValue
f 19 38
% 100 100
0,922 0,05
Berdasarkan tabel 3. Menunjukkan bahwa dari 19 responden dengan pendidikan dasar sebanyak 6 orang (31,6%) yang menggunakan APD dengan lengkap, selanjutnya dari 38 responden yang berpendidikan menengah sebanyak 14 orang (36,8%) yang menggunakan APD dengan lengkap Berdasarkan uji statistik diketahui p.value = 0,922, artinya nilai P.Value ≥ α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa kerja (H0) ditolak, maka tidak ada hubungan pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani yang menggunakan pestisida Tabel 4. Hubungan Perilaku Dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri Penggunaan APD Total Perilaku
Lengkap f 8 12
Baik Tidak baik
Pvalue
Α
0,024
0,05
Tidak Lengkap
% 36,4 34,3
F 14 23
% 63,6 65,7
f
%
22 35
100 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 22 responden yang berperilaku baik sebanyak 8 orang (36,4 %) yang lengkap menggunakan APD dan dari 35 responden yang berperilaku tidak baik sebanyak 12 orang (34,3%) yang lengkap menggunakan APD Berdasarkan uji statistik diketahui p.value = 0,024, artinya nilai p.value <α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa kerja (Ha) dIterima, yang berarti ada hubungan perilaku dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani yang menggunakan pestisida Tabel 5. Hubungan Tindakan Dengan Penggunaan Alat Diri Penggunaan APD Tindakan
Total Lengkap
Baik Kurang Baik
Pvalue
α
0,040
0,05
Tidak Lengkap
f
%
F
%
8 12
42,1 31,6
11 26
57,9 68,4
f 19 38
% 100 100
Berdasarkan tabel 5.menunjukan bahwa dari 19 responden yang bertindak secara baik sebanyak 8 orang (42,1 %) dengan lengkap menggunakan APD dan dari 38 40
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
responden yang bertindak kurang baik sebanyak 12 orang (31,6 %) dengan lengkap menggunakan APD Berdasarkan uji statistik diketahui p.value = 0,040, artinya nilai p.value <α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa kerja (Ha) diterima, yang berarti ada hubungan tindakan dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani yang menggunakan pestisida Pembahasan Variabel Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap Tidak Lengkap Pengetahuan Tinggi Rendah
Frekuensi
Persentase
20 37
35,1 64,9
25 32
43,9 56,1
Pendidikan Dasar Menengah
19 38
33,3 66,7
Perilaku Baik Tidak Baik
22 35
38,6 61,4
Tindakan Baik Kurang Baik
19 38
33,3 66,7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada petani yang menggunakan pestisida, berdasarkan hasil analisis menunjukan pada tingkat penggunaan alat pelindung diri pada petani dalam menggunakan pestisida mayoritas masih tidak lengkap, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor lain sepeti pemahaman petani dan kenyamanan penggunaan alat pelindung diri itu sendiri pada saat digunakan. Apabila petani masih juga tidak menggunakan alat pelindung diri maka akan berisioko pada kondisi kesehatannya dengan konsekuensi yang kurang baik Pada pengetahuan petani menunjukkan mayoritas juga masih rendah terhadap penggunaan alat pelindung diri, hal tersebut disebablan oleh informasi yang didapatkan masih kurang memadai dan sumber informasi yang valid dalam penyampaian mengenai bagaimana dan apa dampak negatif saat pengunaan pestisida tanpa menggunakan alat pelindung diri. Disamping itu pendidikan masyarakat yang masih rendah juga sebagai salah satu indikator masalah yang berdampak pada sikap masyarakat yang tidak mengetahui risiko dari pekerjaan dalam penggunaan peptisida terhadap kesehatan petani,untuk merubah sikap petani agar dapat menjauhi dampak risiko negatif dari pekerjaan nya terhadap kesehatan dalam penggunaan peptisida membutuhkan proses dan tahapan yang tidak singkat 41
Aris Winandar PENUTUP Kesimpulan
Hasil penelitian di lapangan masih banyak para pekerja yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang dampak tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat bekerja. Pengetahuan pekerja diperoleh untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama Oleh karenanya beberapa pekerja tidak menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan. Mayoritas masyarakat banyak yang tidak manggunakan APD dalam bekerja. Ini di karenakan masyarakat belum mengetahui manfaat menggunakan APD, mereka tidak membawa perlengkapan APD ke kebun ataupun kesawah karena kurangnya pengetahuan, sebagian ibu tidak mau tahu dan tidak mendapat informasi dari petugas kesehatan akibat masyarakat banyak yang tinggal diperdalaman desa. Kepercayaan dari keluarga juga memberikan kontribusi yang besar dalam menggunakan APD Ada hubungan perilaku penggunaan APD, karena perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh perilaku keegoisan. perilaku merupakan perasaan, keyakinan, dan kecendrungan prilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sperilaku meliputi kognisi, afeksi, dan kecendrungan bertindak. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah pengalaman khusus, komunikasi dengan orang lain, adanya model, iklan dan opini, lembaga-lembaga sosial dan lembaga ke agamaan. perilaku dapat menarik dan dapat mempengaruhi seseorang untuk tidak menggunakan APD dalam bekerja. Biasanya seseorang lebih cepat terpengaruh terhadap perilaku tersebut. Hal ini disebabkan karena perilaku pekerja sangat berperan aktif terhadap kebiasaan dalam menggunakan APD. Oleh karena itu seorang pekerja yang berperilaku terhadap kebiasaan tidak menggunakan APD dalam bekerja patut diwaspadai dan dicegah, salah satunya melalui kompanye kesehatan dari petugas setempat yang kreatif, agar dapat menarik dan bernuansa jiwa pekerja di lingkungan para petani, begitu juga tindakan pada petani yang masih kurang baik dalam penggunaan APD, apabila tidak ada perubahan maka akan berdampak negatif pada kesehatan petani tersebut. Saran. Perlu adanya sosialisasi maupun promosi mengenai penggunaan alat pelindung diri pada petani yang sesuai dengan standar agar tidak terus terpapar dari bahan peptisida. Peran serta lembaga adat setempat juga dapat memberikan kontribusi kepada petan dalam upaya memberikan motivasi kepada petani agar ada perubahan persepsi dan sikap yang lebih positif dalam penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di ladang dengan adanya penggunaan pestisida itu sendiri. Bagi pihak dinas kesehatan setempat perlu melakukan evaluasi kondisi kesehatan bagi para petani dengan tidak menggunakan alat pelindung diri agar dapat dilakukan penanganan kuratif maupun promotif serta preventif. Daftar Pustaka Ahmadi, Umar Fahmi., 2008. Horizon Baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta. Anizar., 2012. Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Industri, Yogyakarta: Graha Ilmu 42
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
Adnani, Hariza., 2009. Perilaku Petugas Pengumpul Sampah Untuk Melndungi Dirinya Dari Penyakit Bawaan Sampah Diwilayah Patang Puluhan, Yogyakarta: Stikes Surya Global Atmanto, Ireng Sigit., 2011. Behavior Determinants In The Use Of Ppe Based On Hazard Assessment In Foundry Company Ceper Klaten, Semarang: Fakultas Teknik – Universitas Wahid Hasyim Fitriani, Sinta., 2011. Promosi Kesehatan, Yogyakarta: Graha Ilmu Hartono, Bambang., 2011. Promosi Kesehatan; Sejarah Dan Perkembangannya Di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta. Handayani, dkk., 2008. Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri, Umur Dan Masa Kerja Dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bagian Rustic Di PT Borneo Melintang Buana Eksport, Yogyakarta: FKM-UAD Maywati, Sri., 2013. Kontribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Kejadian Infeksi Nematode Usus (Studi Pada Petugas Pengangkut Sampah Dikota Tasikmalaya), FIK-Universitas Siliwangi. Mukono., 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Airlangga University Pres Mubarak, & Chayatin., 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Medika Mubarak, Wahit Ikbal., 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu Notoatmodjo., 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsif Dasar, Jakarta: Rineka Cipta ., 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta. ., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan , Jakarta: Rineka Cipta Priyatno Dwi., 2010. SPSS. Jakarta: PT Buku Seru Rorimpandey ,Meilany., 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengelasan Di Bengkellas, Kota Manado: FKM-Universitas Sam Ratulangi Saryono., 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan, Yoyakarta: Nuha Medika. Suma’mur., 2009. Higini Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes, Jakarta: Cv. Sagung Seto. Sucipto, Cecep Dani., 2011. Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Amdal, Yogyakarta: Gosyen Publishing. Triwibowo & Pusphandani., 2013. Kesehatan Lingkungan & K3, Yoyakarta: Nuha Medika. Tombili & Mardewi., Studi Pengetahuan , Sikap Dan Tindakan Tentang Alat Pelindung Diri Pada Petugas Pengumpul Sampah Di Dinas Kebersihan Kota Kendaria, Staf Pengajar Prodi S1 Kesmas STIK Avicenna,Alumni STIK Avicenna,
43