Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW PADA ATLET SEPAKTAKRAW ACEH BESAR TAHUN 2015 Yudi Ikhwani1) Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
1)
ABSTRAK Keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepaktakraw pada atlet sepak takraw aceh besar tahun 2015 berbeda satu sama lain. Reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan tubuh atlet juga berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan secara bersama-sama dengan keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan uji korelasi (correlation research) dan rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 15 orang atlet olahraga sepaktakraw. Instrumen penelitian terdiri dari peralatan dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data, termasuk formulir isian tes yang berkaitan dengan masing-masing tes. Pengumpulan data dilakukan melalui rangkaian tes terkait dengan masing-masing variabel yang diteliti. Peralatan analisis data yang digunakan adalah korelasi. Penelitian menemukan (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,840. (2) Kelentukan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan smash sepaktakraw, ditunjukkan oleh nilai koefiesien korelasi (r) sebesar 0,773. (3) Daya ledak tungkai memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan smash sepaktakraw ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,556, dan (4) Kecepatan reaksi kaki, kelentukan dan daya ledak tungkai memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan smash sepaktakraw ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,883. Semakin cepat reaksi kaki, semakin baik kelentukan dan semakin kuat daya ledak tungkai, akan semakin baik pula keterampilan smash sepaktakraw. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut (kecepatan reaksi kaki, kelentukan dan daya ledak tungkai) sangat menentukan keterampilan smash sepaktakraw. Kata Kunci: Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Tungkai, Kelentukan dan Keterampilan Smash Sepaktakraw. PENDAHULUAN Permainan sepaktakraw sangat digemari oleh para pemuda dan masyarakat pada beberapa daerah di Indonesia, terutama yang berdomisili di pesisir pantai. Sepaktakraw adalah nama perpaduan antara bahasa Malaysia dan Thailand, sepak berasal dari bahasa Malaysia, sedangkan takraw berasal dari bahasa Thailand yang artinya bola. Cara memainkan bola pada permainan sepaktakraw adalah dengan menggunakan kaki, kepala atau badan asalkan dalam keadaan memantul. Permainan sepaktakraw merupakan perpaduan unsur seni bertemu satu dengan lainnya, sehingga permainan ini merupakan tontonan yang menarik untuk disaksikan karena penuh dengan aksi-aksi akrobatik. Untuk itulah, agar dapat bermain sepaktakraw dengan baik, maka dibutuhkan keterampilan. Istilah keterampilan adalah suatu istilah yang mengandung kualitas yang relatif, hanya dapat dinilai di lapangan terhadap seseorang dengan jalan membandingkan antara sesama anggota kelompok. Pengertian keterampilan di atas menunjukkan bahwa suatu penampilan yang berketerampilan mengandung empat faktor pendukung yaitu kecepatan,
219
Yudi Ikhwani ketepatan, efisiensi dan kemampuan menyesuaikan atau kemampuan beradaptasi. Umumnya suatu keterampilan dalam olahraga yang dilakukan terbatas pada waktu pelaksanaan. Smash sepaktakraw adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak terakhir dari serangan dalam permainan sepaktakraw. Kegagalan melakukan smash akan memberikan peluang pihak lawan untuk menyerang balik atau bola mati di lapangan sendiri ataupun keluar lapangan permainan. Keberhasilan melakukan smash akan memberikan poin atau angka untuk regu penyerang. Proses gerakan smash dalam permainan sepaktakraw adalah pemain harus melakukan reaksi kaki yang cepat untuk mengantisipasi umpan, melompat dengan kekuatan maksimal disertai gerakan badan dan sepakan yang luwes, cepat dan tepat. Pada saat melakukan smash sepaktakraw, pemain harus memaksimalkan kemampuan reaksi kaki, daya ledak tungkai, meliukkan badan sambil bergerak cepat ke arah datangnya bola, dan menyepak bola dengan keras di atas net. Smash dalam permainan sepaktakraw memerlukan reaksi kaki yang cepat untuk bergerak ke arah bola atau antisipasi arah umpan, lentingan bola, dan jenis putaran bola. Smasher harus mampu melangkah dengan reaksi yang cepat untuk menentukan posisi tubuh yang tepat pada saat akan melompat dan menyepak bola di atas net. Smash sepaktakraw memerlukan timing yang tepat antara posisi sebelum melompat, loncatan di udara, ayunan kaki sepak dengan laju dan ketinggian bola yang diumpankan oleh apit, sehingga kemampuan reaksi kaki sangat menentukan. Hubungan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw terkait dengan kemampuan reaksi dalam istilah yang sebenarnya yakni gerak pertama yang dilakukan setelah menerima stimulus. Kemampuan reaksi kaki menentukan gerakan untuk melakukan smash sepaktakraw yaitu ketepatan posisi, lompatan yang sesuai dengan umpan, serta sepakan bola di atas net yang tepat. Keterlambatan melakukan reaksi terhadap bola yang diumpan tekong menyebabkan antisipasi kurang akurat sehingga smash yang dilakukan tidak sempurna atau tidak terarah, tersangkut di net, atau keluar lapangan permainan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, keterampilan smash sepaktakraw dapat ditentukan oleh kecepatan reaksi, daya ledak tungkai dan kelentukan. Hal ini disebabkan olahraga sepaktakraw memerlukan adanya kecepatan reaksi kaki dari pemain olahraga tersebut. Tanpa adanya kecepatan reaksi kaki, maka kemampuan untuk bermain sepaktakraw dipastikan sulit ditingkatkan. Apalagi kaki merupakan salah satu komponen fisik yang memegang peranan utama dalam kegiatan olahraga sepaktakraw. Dikaitkan dengan keberadaan atlet olahraga sepaktakraw di Kabupaten aceh besar, dapat dipastikan bahwa kecepatan reaksi kaki di antara sesama atlet berbeda satu sama lain. Indikasi adanya perbedaan kecepatan reaksi tidak hanya dapat diketahui dari hasil pengamatan ketika mereka bermain sepaktakraw, tetapi terlihat dari postur tubuh dan kelincahan mereka dalam bermain. Perbedaan postur tubuh juga memungkinkan terjadinya perbedaan kecepatan reaksi kaki dikalangan atlet olahraga sepaktakraw. Selain itu, adanya perbedaan kemampuan atlet dalam lari 30 meter juga mengindikasikan bahwa kecepatan reaksi kaki mereka juga berbeda. Daya ledak otot tungkai dan kelentukan tubuh dikalangan atlet olahraga sepaktakraw di aceh besar juga relatif berbeda. Indikasi adanya perbedaan tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan kemampuan mereka dalam memainkan bola hingga melakukan smash ke arah lawan. Selain itu, secara praktis indikasi adanya perbedaan daya ledak otot tungkai juga terlihat dari hasil pengukuran daya ledak otot tungkai dengan lompat tegak (vertical jump). Adanya keterkaitan antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan kelentukan tubuh dengan keterampilan smash sepaktakraw seperti dijelaskan di atas, juga sudah dibuktikan oleh penelitipeneliti sebelumnya. Karena itu, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw di Kabupaten aceh besar terkait dengan ketiga variabel tersebut ? Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Tungkai, dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Smash Sepaktakraw Pada Atlet Sepak takraw Aceh Besar Tahun 2015. 220
Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui hubungan antara daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. 4. Untuk mengetahui hubungan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan secara bersama-sama (simultan) dengan keterampilan smash sepaktakraw dikalangan atlet sepak takraw di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dapat dilihat dari gambar berikut ini: (X1) ((X X21)
(Y)
)
(X3)
)
Keterangan: X1 = Kecepatan Reaksi Kaki X2 = Daya Ledak Otot Tungkai X3 = Kelentukan Tubuh Y = Keterampilan Smash Sepaktakraw Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah atlet cabang olahraga sepaktakraw di Kabupaten Aceh Besat Tahun 2015 yang berjumlah 15 orang.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berkaitan dengan alat yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Sesuai dengan variabel yang diteliti, maka instrumen penelitian terdiri dari peralatan dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data, termasuk formulir isian tes yang berkaitan dengan masing-masing tes. 1. Keterampilan smash sepaktakraw Pengukuran smash sepaktakraw didasarkan pada berapa banyak skor yang dapat dikumpulkan atlet dalam 10 kali dalam 3 x percobaan (Thamrin, 1995:75). Skornya diambil yang terbaik. Alat dan fasilitas yang digunakan terdiri dari bola takraw, lapangan yang telah ditandai dengan nilai, alat tulis menulis dan net. 2. Kecepatan reaksi kaki Pengukuran kecepatan reaksi kaki dapat dilakukan dengan lari 30 meter. Hal ini didasarkan pada pendapat Gambetta (1991:215) menjelaskan, nomor sprint terdiri dari beberapa fase yaitu fase kecepatan reaksi dan kecepatan langkah serta kecepatan maksimal 221
Yudi Ikhwani yang di sertai dengan panjang langkah. Pada fase kecepatan reaksi dapat dilihat posisi tubuh dan mekanik lari saat atlet keluar dari start block terlihat condong ke depan ketika berlari. Alat atau fasilitas yang digunakan terdiri dari Lapangan datar jarak minimal 40 meter, dibatasi garis start dan garis finish jarak 30 meter dan lebar 1,22 meter, Stopwatch, peluit, bolpoint dan formulir dan bendera star. Prosedur pelaksanaan tes tersebut sebagai berikut: a. Teste siap berdiri di belakang garis star. b. Dengan aba-aba “siap” teste siap berlari dengan star berdiri. c. Dengan aba-aba “ya” teste siap berlari secepat-cepatnya dengan menempuh jarak 30 meter sampai melewati garis akhir. d. Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba “ya” e. Pencatatan waktu dilakukan sampai dengan persepuluh detik (0,1 detik), bila memungkinkan dicatat sampai dengan perseratus detik (0,01 detik). 3. Daya ledak otot tungkai Pengukuran daya ledak otot tungkai dilakukan menggunakan tes lompat tegak (vertical jump) untuk mengukur daya ledak otot tungkai ke arah atas. Alat dan fasilitas yang digunakan terdiri dari (1) papan berskala cm, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm dipasang pada dinding yang rata atau tiang .jarak antara lantai dengan nol pada papan tes adalah 150 cm, (2) Serbuk kapur, (3) Alat penghapus papan tulis, (4) Alat tulis dan (5) Formulir tes. 4. Kelentukan Pengukuran kelentukan dilakukan untuk memperoleh data dimana dari data tersebut dapat diketahui tingkat kelentukan seseorang. Alat yang digunakan untuk tes kelentukan biasanya yaitu bangku/mistar dengan ukuran 50 cm atau biasa juga yang disebut dengan Flexibility Meter. Satuan alat ini yaitu centimeter (cm). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian terdiri dari beberapa tahapan menurut variabel yang diteliti, sebagai berikut: 1. Kecepatan Reaksi Kaki Tujuannya adalah untuk mengukur kecepatan reaksi kaki. Pengumpulan data yang berkaitan dengan kecepatan reaksi kaki dilakukan melalui tes lari 30 meter. Cara pengukuran sebagai berikut. (1) Dengan aba-aba “siap” testee siap lari dengan start berdiri, setelah aba aba “yaak” bersamaan bendera start diangkat, testee lari secepat-cepatnya menempuh jarak 30 meter sampai melewati garis finish. (2) Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish. (3) Kecepatan dicatat sampai dengan 0,1 detik, bila memungkinkan dicatat sampai dengan 0,01 detik. (4) Lakukan tes lari tersebut dua kali, setelah berselang satu kali pelari berikutnya/kelompok lari berikutnya dan kecepatan lari yang terbaik yang dihitung. (5) Testee dinyatakan gagal apabila pelari melewati atau menyebrang ke lintasan lainnya. (6) Tiap testee melakukan lari 30 meter sebanyak 2 kali
222
Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
Gambar : Tes Lari 30 Meter Sumber: Johnson & Nelson (2000) Tabel : Norma kecepatan lari 30 meter No Norma 1 Baik Sekali 2 Baik 3 Sedang 4 Kurang 5 Kurang Sekali Amir (2010)
Prestasi (Detik) 3,58-3,91 3,92-4,34 4,35-4,72 4,73-5,11 5,12-550
Norma kecepatan lari seperti dalam Tabel di atas, sekaligus dijadikan norma dalam pengukuran kecepatan reaksi kaki. Hal ini didasarkan pada pendapat Gambetta (1991:215) yang menjelaskan bahwa, nomor sprint terdiri dari beberapa fase yaitu fase kecepatan reaksi dan kecepatan langkah serta kecepatan maksimal yang disertai dengan panjang langkah. Pengumpulan data yang berkaitan dengan daya ledak tungkai dilakukan dengan cara tes lompat tegak. Tujuannya adalah untuk mengukur daya ledak otot tungkai. Cara pengukuran sebagai berikut. (1) Gantungkan papan ukuran lompat tegak di tembok. (2) Atlet berdiri menyamping dan kaki kanan/kiri merapat ke tembok. (3) Tangan kanan/kiri berkapur diluruskan ke atas setingg-tingginya dan disentuhkan pada papan ukuran lompat tegak. Bekas sentuhan yang tertinggi merupakan tinggi raihan. Atlet siap melompat. (4) Atlet melompat setinggi-tingginya dengan bantuan ayunan kedua lengannya. (5) Saat melompat, sentuhkan jari-jari tangan yang berkapur ke papan ukuran.
(6) Selisihkan tinggi raihan dengan hasil raihan pada saat melompat.
223
Yudi Ikhwani
Gambar : Tes Daya Ledak Tungkai Sumber: Johnson & Nelson (2000) Selanjutnya pengumpulan data yang berkaitan dengan kelentukan menggunakan flexometer. Langkah-langkah pengukuran tersebut. (1) Pipa 0 diletakan pada tepi tembok (2) Testi melepas sepatu dan kaos kaki (3) Pantat, punggung, dan kepala merapat ketembok (4) Panjang kaki dicatat sampai cm penuh (5) Testi melakukan taihan kedepan penuh (6) Lakukan minimal 3 detik ( lakukan 2 kali berurutan ) (7) Kelentukan tubuh diukur dengan selisih antara jarak raihan dengan panjang kaki dalam centimeter.
Gambar : Tes Kelentukan Sumber: Johnson & Nelson (2000) Tabel : NormaTes Kelentukan dengan modified sit and reach test No Laki-laki Katagori Perempuan 1 23,75- Above Baik Sekali 25,75- Above 2 21,25-23,5 Baik 22,5-25,5 3 18,75-21 Sedang 20,0-25,25 4 17-18,5 Kurang 18-19,75 5 Below-16,75 Kurang Sekali Below-17,75 Sumber: Amir (2010) 224
Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
Selanjutnya pengumpulan data yang berkaitan dengan smash sepaktakraw. Tujuannya adalah untuk mengukur keterampilan smash sepaktakraw. Pengukuran dilakukan dengan cara sebagai berikut (Waharsono, 1997: 43). (1) Smash dilakukan di depan net (2) Bola dilemparkan sendiri oleh testi setelah aba-aba “mulai” (3) Smash di arahkan ke lapangan yang telah ditandai dengan angka (nilai) (4) Saat melakukan smash kedua kaki harus lepas dari lantai (5) Setiap testi melakukan smash 10 kali dalam 3 kali percobaan. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu giliran melakukan smash pada percobaan berikutnya. (6) Skor yang dicatat adalah jumlah nilai yang diperoleh dalam 10 kali melakukan smash pada tiap percobaan.
Gambar : Tes Keterampilan Smash Sepaktakraw Sumber: Waharsono (1997) Teknik Analisis Data Sebagai pendukung ketepatan dalam menyimpulkan diterima atau tidaknya hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, yakni dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan terhadap keterampilan smash sepaktakraw maka teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas, diformulasikan sebagai berikut. 1. Menghitung Rata-rata 2. Perhitungan Standar Deviasi 3. Menghitung Koefisien Antara Variabel 4. Menghitung Koefisien Antara Variabel ( X ) dan ( Y ) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan positif antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw. Hal ini berarti semakin cepat reaksi kaki semakin baik keterampilan smash sepaktakraw. Sebaliknya atlet dengan reaksi kaki kurang cepat, dapat berdampak negatif pada keterampilan smash sepaktaktraw. Dengan demikian dapat diartikan terdapat hubungan searah antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw. Keterampilan smash sepaktakraw seseorang atlet ditentukan oleh kecepatan reaksi kaki atlet yang bersangkutan. Kemampuan reaksi tergantung pada proses rangsangan syaraf pendengaran dan syaraf perintah atau penglihatan. Rangsangan pendengaran misalnya pada bunyi bola yang disepak oleh lawan menyebabkan pemain melakukan reaksi dengan cepat untuk mengambil posisi, sekaligus merupakan usaha untuk mengembalikan bola ke lapangan lawan, atau melakukan 225
Yudi Ikhwani umpan agar dapat dismash oleh apit. Rangsangan syaraf perintah yaitu setelah bola yang disepak oleh lawan ke lapangan kita, menyebabkan syaraf-syaraf spinal memberi perintah kepada kaki untuk mengontrol bola yang datang sehingga bola dapat dikembalikan atau diumpan. Rangsangan syaraf penglihatan yang menentukan kemampuan reaksi kaki, misalnya bola yang datang dari hasil sepakan lawan, melalui penglihatan kita sehingga menimbulkan rangsangan untuk mengambil posisi dan mengontrol bola yang datang dan berusaha melakukan umpan yang baik atau mengembalikan bola ke lapangan permainan lawan. Temuan penelitian yang mengindikasikan adanya keterkaitan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw sesuai dengan pendapat Harsono (1988:217) yang menyatakan, kemampuan reaksi dalam istilah yang sebenarnya adalah reaction time adalah gerak pertama yang dilakukan setelah menerima stimulus. Kemampuan reaksi kaki menentukan gerakan untuk melakukan smash sepaktakraw yaitu ketepatan posisi, lompatan yang sesuai dengan umpan, serta sepakan bola di atas net yang tepat. Keterlambatan melakukan reaksi terhadap bola yang diumpan tekong menyebabkan antisipasi kurang akurat sehingga smash yang dilakukan tidak sempurna atau tidak terarah, tersangkut di net, atau keluar lapangan permainan. Kemampuan mempertahankan konsentrasi pada gerakan-gerakan menyepak bola yang dilakukan pada saat bermain sepaktakraw dapat memberikan pengaruh positif untuk mengembangkan kemampuan reaksi kaki dalam bermain sepaktakraw. Konsentrasi yang kurang untuk melakukan smash sepaktakraw menyebabkan gerakan reaksi menjadi lambat karena proses informasi pada stimulus yakni bola yang datang menjadi terlambat diproses melalui sistem sarat spinal.
1. Hubungan daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw Hasil perhitungan statistik seperti dijelaskan sebelumnya menunjukkan terdapat hubungan antara daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw. Atlet dengan daya ledak tungkai lebih baik akan memiliki keterampilan smash sepaktakraw yang juga lebih baik. Sehingga terdapat hubungan searah antara daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw. Proses gerakan smash sepaktakraw berlangsung kurang dari 30 detik sehingga tergolong dalam keterampilan daya ledak anaerobik. Keterampilan smash sepaktakraw sangat tergantung dari kualitas daya ledak otot tungkai. Temuan penelitian ini yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara daya ledak tungkai dengan keterampilan smash sepaktakraw sesuai dengan pendapat Harsono (1988:199) yang menyatakan teknik cabang olahraga yang dilakukan dengan gerakan yang sangat cepat disertai tenaga yang maksimal seperti smash sepaktakraw, sangat ditentukan oleh daya ledak tungkai untuk mencapai kekuatan dan kecepatan smash. Daya ledak tungkai menentukan kekuatan dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk meloncat lebih tinggi sambil membalikkan badan disertai ayunan tungkai untuk menyepak bola di atas net dengan kontraksi maksimal.
2. Hubungan kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw Kelentukan tubuh memiliki hubungan dengan keterampilan smash sepaktakraw. Semakin baik kelentuan tubuh seseorang atlet semakin baik pula keterampilan smash sepaktakraw. Sebaliknya seseorang atlet dengan kelentukan tubuh kurang baik, maka keterampilan smash sepaktakraw juga akan cenderung kurang baik. Sehingga dapat hubungan yang searah kelentukan tubuh dengan keterampilan smash sepaktakraw. Adanya keterkaitan antara keterampilan smash sepaktakraw dengan kelentukan tubuh disebabkan smash dalam permainan sepaktakraw dilakukan dengan loncatan secara luwes dan gerakan-gerakan tungkai untuk menyepak bola dengan cepat dan kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:163) yang menyatakan bahwa kualitas kelentukan memungkinkan otot-otot atau sekelompok otot untuk berkontraksi memanfaatkan ruang gerak persendian 226
Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015
ISSN : 2337 - 8085
secara maksimal untuk menyepak bola dalam melakukan smash sepaktakraw secara cepat, tepat, terarah, dan lebih keras. Kelentukan yang dimiliki seseorang atlet dalam olahraga sepaktakraw bermanfaat (a) Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi, (c) Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelicahan (agility), (c) Membantu memperkembangkan prestasi, (d) Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan dan (e) Membantu memperbaiki sikap tubuh. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa temuan penelitian ini yang mengindikasikan adanya hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan smash sepaktakraw. Semakin baik kelentukan semakin baik pula keterampilan smash sepaktakraw. Demikian pula sebaliknya, seseorang atlet dengan kelentukan kurang baik, dapat berpengaruh negatif pada keterampilan smash sepaktakraw dalam diri atlet tersebut. sehingga ada hubungan searah antara kelentukan dengan keterampilan smash sepaktakraw pada atlet sepaktakraw kabupaten aceh besar tahun 2015. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecepatan reaksi kaki dengan keterampilan smash sepaktakraw ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,840. Semakin cepat reaksi kaki berarti semakin baik keterampilan smash sepaktakraw. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi kaki memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan smash sepaktakraw. 2. Kelentukan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan smash sepaktakraw, ditunjukkan oleh nilai koefiesien korelasi sebesar 0,773. Semakin baik kelentukan semakin baik pula keterampilan smash sepaktakraw. Hal ini berarti bahwa kelentukan juga memegang peranan penting dalam menentukan keterampilan smash sepaktakraw. 3. Daya ledak tungkai memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan smash sepaktakraw ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,556. Semakin baik daya ledak tungkai semakin baik pula keterampilan smash sepaktakraw. Hal ini berarti bahwa keterampilan smash sepaktakraw secara nyata ditentukan oleh daya ledak tungkai. 4. Kecepatan reaksi kaki, kelentukan dan daya ledak tungkai memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan smash sepaktakraw, ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,883. Semakin cepat reaksi kaki, semakin baik kelentukan dan semakin kuat daya ledak tungkai, akan semakin baik pula keterampilan smash sepaktakraw. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut sangat menentukan keterampilan smash sepaktakraw. Saran Memperhatikan hasil penelitian di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Bagi atlet yang ingin meningkatkan prestasi mereka dalam olahraga sepaktakraw, sebaiknya meningkatkan kecepatan (1) reaksi kaki, (2) daya ledak tungkai dan (3) kelentukan. 2. Bagi para pelatih olahraga sepaktakraw, sebaiknya berupaya untuk mengarahkan atlet sepak takraw agar dapat meningkatkan kecepatan reaksi kaki mereka, daya ledak tungkai dan kelentukan tubuh mereka. Hal ini disebabkan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan tubuh memiliki hubungan searah dengan keterampilan smash sepaktakraw. Sehingga peningkatan kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kelentukan tubuh diharapkan mampu meningkatkan keterampilan smash sepaktakraw 227
Yudi Ikhwani DAFTAR PUSTAKA Amir, Nyak. (2010). Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Olahraga Suatu Pendekatan Praktis, Syiah Kuala University Press, Banda Aceh. Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Gambetta, V. (1991). Essential Considerations for the Development of a Teacing Model for the 100 Meters Sprint. Jounarl of New Studies in Athletics. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Depdikbud Dirjen Dikti.Jakarta. Johnson, Barryl. (1986). Practical Measurement for Evaluation in Physical Education. MacMillan Publishing Company: New York. Thamrin. (1995). Penyusunan Tes Keterampilan Bermain Sepak Takraw. Yogyakarta: Lemlit IKIP Yogyakarta Waharsono. (1997). Pembelajaran Sepaktakraw. Jakarta : Dikmenum. Depdikbud.
228