Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014
ISSN : 2337 - 9952
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA ANEUK PAYA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR 1,2
Yunita Fitrianda1, Cut Efriana2 Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh Email:
[email protected] ABSTRAK
Angka Kematian Balita yang masih tinggi, salah satu yang menjadi penyebabnya adalah kehadiran Ibu Balita yang masih jarang dalam kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu diasumsikan sabagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan Angka Kematian dan kesakitan Balita serta dapat meningkatkan status gizi Balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Keaktifan Ibu Balita pada kegiatan posyandu di desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel berjumlah 55 orang ibu yang mempunyai balita di desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu (P = 0,00), dan ada hubungan antara sikap dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu (P = 0,00). Ibu yang mempunyai balita hendaknya aktif mengikuti rutinitas kegiatan posyandu karena penting dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan balita. Kata Kunci : Kata Kunci : Keaktifan Ibu, Posyandu PENDAHULUAN Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan yang sasarannya adalah seluruh masyarakat. Program posyandu merupakan strategi pemerintah untuk menurunkan Angkat Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kelahiran. Untuk mempercepat penurunan AKI, AKB dan Angka Kelahiran diperlukan peran serta masyarakat dalam kegiatan di posyandu (Muninjaya, 2012). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010, menjelaskan bahwa 50 % Balita di Indonesia tidak melakukan penimbangan teratur di posyandu. Riset ini sekaligus menunjukkan kecenderungan semakin bertambah umur seorang balita, maka tingkat kunjungan ke posyandu untuk melakukan penimbangan rutin semakin menurun. Sedangkan data dari profil kesehatan Aceh tahun 2013, dari 105.469 Bayi di tahun 2013 yang rutin membawa Bayi dan Balita ke posyandu sebanyak 95.169 (90,23%) dan sebanyak 89.404 (84,57%) Bayi dan Balita tidak mendapatkan KMS. Tahun 2014 dari 115.565 Bayi, yang 166
Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014
ISSN : 2337 – 9952
rutin membawa Bayi dan Balita ke posyandu sebanyak 70.581 (61.07%) (Ali Khomsan, 2014). Upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan dan perbaikan gizi adalah dengan meningkatkan peran serta masyarakat melalui posyandu. Kegiatan posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan Balita serta dapat meningkatkan status gizi balita (Meilani, 2009) Kegiatan posyandu penting untuk Bayi dan Balita, karena tidak terbatas hanya pemberian imunisasi saja, tetapi juga memonitor tumbuh kembang Bayi dan Balita melalui kegiatan penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Pencegahan dan penganan gizi buruk juga dapat segera ditangani sedini mungkin, karena pada dasarnya anak Balita bergizi buruk tidak semua lahir dalam keadaan berat baban tidak normal (Adisasito, 2010). Keaktifan Ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak Balitanya. Agar tercapai itu semua maka Ibu yang memiliki anak Balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi Balitanya terpantau (Kristiani, 2010). Beberapa dampak yang dialami Balita, bila Ibu Balita tidak aktif dalam kegiatan posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang penyuluhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengatahui pertumbuhan berat badan Balita tiap bulan, Ibu Balita tidak mendapatkan pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Dengan aktif dalam kegiatan posyandu Ibu Balita dapat memantau tubuh kembang balitanya (Depkes RI, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Lhoknga, kegiatan posyandu di desa Aneuk Paya pada tahun 2015, didapatkan 122 Balita. Yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) sebanyak 60 Balita (49,1%), yang mendapatkan penimbangan sebanyak 50 (40,9%) Balita, dan 12 orang Balita Bawah Garis Merah (BGM) (Puskesmas, Aneuk Paya, 2015). Hasil survey awal terhadap kegiatan posyandu yang ada di desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015, bahwa di desa Aneuk Paya ada 21 Balita dan 12 Bayi, sedangkan yang hadir dalam kegiatan posyandu hanya 9 Balita dan 2 Bayi. Ketidakhadiran Ibu Balita dalam kegiatan posyandu adalah dikarenakan sikap ibu yang masih acuh, cuek, dan tidak mau tahu tentang pentingnya posyandu, pengatahuan ibu yang masih kurang tentang pentingnya posyandu menjadi salah satu alasan ibu balita untuk tidak hadir dalam kegiatan posyandu. Padahal dampak dari ketidakhadiran ke posyandu adalah ibu tidak dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita. METODE PENELITIAN Desain dalam penelitian adalah crosss secional study yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Peneliian dilakukan pada tanggal 10 sampai 25 Juli 2014 di Desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar berjumlah 122 orang. Besar sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin dan diperoleh sebanyak 55 orang. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan Statistic Program Service Sulotion(SPSS) Versi 17.0. Metode uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square.
167
Yunita Fitrianda, dan Cut Efriana HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal10 s/d 25 Juli 2014 dengan membagikan kuesioner berjumlah 25 pertanyaan kepada 55 responden, maka diperoleh data tentang, hubungan pengetahuan dan sikap dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu di Desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu Balita No
Karakteristik Individu
Jumlah
Persen
7 48 55
12,8 87,2 100,0
9 8 24 4 10 55
16,3 14,6 43,7 7,3 18,1 100,0
33 8 14
60 14,6 25,4
21 24 10 0 55
38,1 43,7 18,2 0 100,0
Umur 1 2
12-24 tahun (Remaja) 25-44 tahun (Dewasa) Jumlah
1 2 3 4 5
SD SMP SMA D3 S1 Jumlah
Pendidikan
Pekerjaan 1 2 3
IRT Swasta PNS Jumlah Anak
1 2 3 4
1 Anak 2 Anak 3 Anak ≥ 4 Anak Jumlah Sumber : Data Primer (diolah 2014).
Tabel 1. menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki umur 25-44 tahun yaitu berjumlah 48 responden (87,2%), dengan pendidikan mayoritas responden yang memiliki berpendidikan SMA sebanyak 24 responden (43,7%), mayoritas memiliki pekerjaan IRT sebanyak 33 responden yaitu (60%) dan mayoritas memiliki jumlah anak 2 yaitu berjumlah 24 responden (43,7%).
168
ISSN : 2337 – 9952
Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 Tabel 2 Distribusi Pengetahuan Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu No 1 2
Pengetahuan Baik Kurang Jumlah
Jumlah 25 30 55
Persen 45,5 54,5 100,0
Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita mayoritas kurang yaitu 30 responden (54,5%). Tabel 3. Distribusi Sikap Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu No 1 2
Sikap Positif Negatif
Jumlah 24 31
Persen 43,6 56,4
55
100,0
Jumlah
Dari Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa sikap ibu balita mayoritas negatif terhadap kegiatan posyandu yaitu 31 responden (56,4%). Tabel 4. Distribusi Keaktifan Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu No 1 2
Keaktifan Ibu Aktif Tidak Aktif Jumlah
Jumlah 26 29 55
Persen 47,3 52,7 100,0
Dari Tabel 4. di atas dapat diketahui bahwa keaktifan ibu balita mayoritas tidak aktif yaitu 29 responden (52,7%). Tabel 5. Hubungan Pengetahuan dengan Keaktifan Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu No 1 2
Pengetahuan Baik Kurang Jumlah
Keaktifan Ibu Aktif Tidak Aktif f % F % 23 92,0 2 8,0 3 10,0 27 90,0 26 100,0 29 100,0
Total f 25 30 55
% 100,0 100,0 100,0
P
0,000
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketehui bahwa ibu yang tidak aktif pada kegaitan posyandu lebih banyak dijumpai pada responden yang berpengetahuan kurang yaitu 27 responden (90,0%) dibandingkan responden berpengetahuan baik yang hanya 2 (8,0). Hasil uji chi square diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu. 169
Yunita Fitrianda, dan Cut Efriana Tabel 6. Hubungan Sikap dengan Keaktifan Ibu Balita Pada Kegiatan Posyandu
No 1 2
Sikap Positif Negatif Jumlah
F 21 5 26
Keaktifan Ibu Ya Tidak % f % 87,5 3 12,5 16,1 26 83,9 100,0 29 100,0
Total f 24 31 55
% 100,0 100,0 100,0
P
0,000
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa ibu yang tidak aktif pada kegiatan posyandu lebih banyak dijumpai pada responden yang bersikap negatif yaitu 26 (83,9%) dibandingkan responden bersikap positif yang hanya 3 (12,5%). Sedangkan hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak aktif pada kegaitan posyandu lebih banyak dijumpai pada responden yang berpengetahuan kurang yaitu 27 responden (90,0%) dibandingkan responden berpengetahuan baik yang hanya 2 responden (8,0). Hal ini disebabkan karena ibu tidak mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan di posyandu serta gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang ia miliki. Atas dasar pengetahuan tentang posyandu, tujuan dan manfaat yang diperoleh di posyandu memungkinkan prilaku ibu untuk hadir untuk hadir pada setiap pelaksanaan posyandu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohif (2012), yang meneliti dengan judul hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang menemukan bahwa pengetahuan ibu berhubungan secara signifikan dengan perilaku ibu berkunjung ke posyandu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suharti (2012), juga menemukan bahwa pengetahuan berhubungan secara bermakna dengan perilaku kunjungan ke posyandu di Banjarnegara Jawa Tengah. Pengetahuan ini sebagai salah satu dasar pembentukan perilaku seseorang. Orang yang berpengetahuan banyak, akan cenderung mudah mengeksplorasi keinginan dalam bentuk tindakan. Tindakan yang direncanakan dapat mengarah pada tindakan positif atau negatif, hal ini tergantung dari akhlak dan kebudayaan seseorang. Jadi untuk memperkaya pengetahuan seseorang harus aktif menerima input untuk itu seseorang harus mempertimbangkan logika dalam pengambilan keputusan untuk berperilaku yang baik. Hal ini tidak sesuai yang diteliti oleh Indra (2009), keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu menunjukkan bahwa dari 36 responden, lebih dari setengah responden 170
Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014
ISSN : 2337 – 9952
aktif dalam kegiatan posyandu yaitu sebanyak 20 responden (55,6%). Hasil tersebut berarti paling banyak responden bersifat positif karena menurut Wahyuni (1994) posyandu erat sekali kaitannya dengan peran serta aktif masyarakat (partisipasi ibu balita). Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu diantaranya adalah usia ibu, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, faktor jumlah keluarga, faktor penghasilan, serta sikap. Hal ini dapat diasumsikan pengetahuan yang kurang dengan keaktifan ibu tidak aktif ini dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh oleh ibu bailta, baik dari petugas kesehatan maupun media cetak seperti buku-buku atau elektronik seperti televisi, karena petugas kesehatanjarang mengadakan penyuluhan-penyuluhan kesehatan khususnya tentang manfaat-manfaat dalam kegiatan posyandu. Dan melihat hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan keaktifan dalam kegiatan posyandu. Hal ini dikarenakan pengetahuan responden sebagai faktor predisposisi dari perilaku sehingga responden melakukan penelitian akan menimbulkan perilaku yang baik maupun kurang dalam memafaatkan posyandu. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu yang tidak aktif pada kegiatan posyandu lebih banyak dijumpai pada responden yang bersikap negatif yaitu 26 responden (83,9%) dibandingkan responden bersikap positif yang hanya 3 responden (12,5%). Sikap negatif dengan tidak aktif keatifan ibu ini dikarenakan ibu tidak begitu paham tentang pentingnya kegiatan posyandu maka oleh sebab itu ibu kurang menyetujui kegiatan posyandu sehingga kurang motivasi ibu untuk mendatangi kegiatan tersebut, dan akhirnya kurang meningkatkankeaktifan ibu dalam mendatangi posyandu balita. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan Rohif (2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu yang mempunyai balita 0-5 tahun ke posyandu di Lubuk Tanjung Wilayah Kerja Puskesmas Kota Lubuk Linggau menemukan bahwa sikap ibu berhubungan secara signifikan terhadap kunjungan ibu ke posyandu, artinya semakin positif sikap ibu maka kunjungan ke posyandu akan semakin aktif. Penelitian lain dilakukan oleh Tri Wahyudianingsi (2009) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan posyandu III Dusun Boto Kabupaten Tulungagung. Pemantauan pertumbuhan juga dapat dipantau melalui kartu menuju sehat (KMS). Sesuai yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2011), menuturkan bahwa sikap tidak bisa dilepaskan dari ranah kognitif karena munculnya sikap didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju. Sehingga disini terlihat bahwa adanya suatu hubungan antara ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah afektif (sikap). Adanya sikap terhadap kegiatan posyandu yang dimiliki oleh ibu berdampak pada adanya keinginan untuk menghadiri kegiatan posyandu. Semakin baik sikap merekat terhadap kegiatan posyandu, maka semakin tinggi keinginan mereka untuk menghadiri kegiatan posyandu. Hal ini dapat diasumsikan sikap negatif dengan tidak aktif keatifan ibu ini dikarenakan ibu jarang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan kader, karena tenaga kesehatan dan kader jarang mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya manfaat kegiatan posyandu bagi kesehatan ibu dan anak. Dan melihat hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu balita dengan keaktifan dalam kegiatan posyandu. Hal ini dikarenakan bahwa sikap seseorang terhadap stimulus atau objek akan menimbulkan sikap positif dan sikap negatif. Semakin baik sikap seseorang maka semakin aktif pula sikap positif yang akan terbentuk. 171
Yunita Fitrianda, dan Cut Efriana PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu (P = 0,00), dan ada hubungan antara sikap dengan keaktifan ibu balita pada kegiatan posyandu (P = 0,00). Saran Ibu yang mempunyai balita hendaknya aktif mengikuti rutinitas kegiatan posyandu karena penting dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan balita. DAFTAR KEPUSTAKAAN Muninjaya, 2012. Posyandu Desa Siaga Panduan Bidan dan Kader: www. Pentingnya Kader.com Ali Khomsan, 2014. 50% Balita Indonesia Jarang Ke Posyandu http://www.beritasatu.com /kesehatan/143263-50-balita-indonesia-jarang-ke-posyandu.html yang dikutip pada tanggal 10 Mei 2015. Meilani, 2009. Kebidanan Komunitas, Fitramaya, Yogyakarta Adisasmito, 2010. Manajemen Puskesmas Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu. http://Irc-kmpk.ugm.ac.id Kristiani, 2010, Pemanfaatan Pelayanan Posyandu: http://Irc-kmpk.ugm.ac.id Depkes RI, 2012. Pelayanan Posyandu.http://bkkbn.go.id/news_detail Rohif, 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Posyandu Dengan Keaktifan Dalam Kegiatan Posyandu Desa Walikukun Wilayah Kerja Puskesmas Widodaren Kabupaten Ngawi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah: Surakarta Notoatmodjo, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Edisi Revisi 2011: Jakarta
172