Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252 7141
PENGARUH PENGALAMAN, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan)
Putri Retno Wulan Nora Hilmia Primasari
Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur Jakarta JL. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta 12260
ABSTRACT This research analyzes the influence of the experience, independency, and due professional care to audit quality decision partially or simultaneously. The population in this study is that auditors are in the public accounting firm located in South Jakarta. The author was only able to obtain 35 respondents that can be used as research samples and all samples met the criteria. The data obtained in this study using a convenience sampling method to distribute questionnaires to the public accounting firm located in South Jakarta. This study uses multiple linear regression with SPSS version 19,0 and Microsoft Office 2007. The conclusion of this study is due professional care partially positive effect on the audit quality, while the partially understanding of experience and independency do not affect the audit quality. In simultaneous testing indicates that the variable experience, independency and due professional care affect significant and positive the audit quality. Keywor d: Experience, Independency, Due Professional Care, and Audit Quality.
ABSTRAKSI Penelitian ini menganalisis pengaruh pengalaman, independensi, dan due professional care terhadap kualitas audit secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang berada di dalam Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penulis hanya mampu memperoleh 35 responden yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian dan semuanya memenuhi kriteria sampel. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode convenience sampling dengan menyebarkan kuesioner ke Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 19,0. Kesimpulan dari penelitian ini adalah due professional care secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman dan independensi secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kualitas audit. Pada pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel pengalaman, independensi, dan due professional care berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kualitas audit. Kata Kunci: Pengalaman, Independensi, Due Professional Care dan Kualitas Audit
133
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
PENDAHULUAN Semakin beratnya tantangan profesi akuntansi dimasa sekarang dan yang akan datang disadari benar oleh para auditor. Hal ini berdasarkan adanya perubahan di segala aspek kehidupan manusia, baik dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dimana segala bentuk liberalisme baik perdagangan maupun investasi dari sektor barang maupun jasa akan berlaku secara penuh. Salah satu profesi dari akuntan yang paling menonjol adalah akuntan publik terutama karena kegiatan audit (pemeriksaan) atas laporan keuangan yang dibuat manajemen (Nimastuti, 2005). Informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan bertujuan memberi kemudahan kepada para investor dan kreditur untuk menilai laporan keuangan serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kembali investasi (return on investment). www.elib.unikom.ac.id Namun demikian, dalam praktiknya tidak sedikit pelanggaran terhadap etika profesi dilakukan. Dari tinjauan historis yang ada membuktikan adanya berbagai kasus perdata dan pidana di Amerika Serikat sejak periode 1970-an diantaranya kasus Penn Central (1972), Equity Funding (1974), Kllearn Properties (1977), adalah serentetan kasus yang menggambarkan beragam tindakan penyelewengan dan kecurangan profesi audit (Primasari, 2007). Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam. Berbagai bukti tersebut diatas menunjukkan kepada kita bahwa adanya penurunan kualitas citra Sumber Daya Manusia akuntan atau auditor, dan mulai adanya peralihan kepercayaan terhadap kinerja auditor dan Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Dimana masalah – masalah tersebut harus segera diatasi. www.waspada.co.id Pengalaman auditor akan menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan, sehingga tidak diherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang tidak berpengalaman akan berbeda
demikian
halnya
dengan
mengambil
keputusan
tugasnya
(www.joernalakuntansi.wordpress.com). Dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP, 2011) ditegaskan bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang auditor independen untuk melaksanakan audit harus memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam bidang auditing. 134
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013, hal 133-146
Selain itu dalam melakukan tugas profesionalnya, auditor juga dituntut untuk bersikap dan bertindak independen dan objektif. Pengertian independensi berdasarkan Standar auditing seksi 220.1 (2011) artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, ia tidak dibenarkan untuk memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Selanjutnya persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang auditor seperti dinyatakan dalam Pernyataan Standar Auditing (SA seksi 230 SPAP, 2011) adalah keahlian dan due professional care. Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 (SPAP (2011:230:1), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berfikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Elisha dan Bawono, (2010). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu independensi, pengalaman, due professional care. Sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit.
Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, pembatasan masalah akan ditekankan pada tiga faktor yang mempengaruhi kualitas audit, yaitu pengalaman, independensi dan due professional care. Selain itu penelitian ini hanya difokuskan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan dan para respondennya adalah para auditor yang bekerja di KAP tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Tinjauan Pustaka Kualitas audit Menurut Alim dkk (2007), Kualitas Audit adalah suatu probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Menurut Wooten (2003) dalam Prasetyo (2010) untuk mengukur kualitas auditor, digunakan dimensi dan indikator sebagai berikut: 1) 135
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
Deteksi salah saji, 2) Kesesuaian dengan Standar Profesional Akuntan Publik, 3) Kepatuhan terhadap Standar Operasional Perusahaan, 4) Resiko Audit, 5) Prinsip kehati – hatian. Pengalaman Penentuan resiko salah saji laporan keuangan mengharuskan auditor memahami karakteristik kekeliruan, yaitu (Hartoko,dkk, 1997): (1) materialitas dampak kekeliruan terhadap laporan keuangan, (2) jenjang manajemen atau karyawan yang terlibat, (3) luas penyembunyian dan kekeliruan, (4) hubungan dengan prosedur pengendalian tertentu yang telah ada, dan (5) laporan keuangan tertentu yang dipengaruhi. Colbert (1989) dalam Farhan dan Halim (2004), mengobservasi bahwa auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan judgement yang memiliki tingkat kekeliruan lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman. Sejalan dengan itu, Tubbs (1992) dalam Farhan dan Halim (2004) mengungkapkan hasil yang konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa auditor yang berpengalaman mampu mengingat lebih banyak kekeliruan dan lebih sedikit jumlah kesalahan yang dilakukan, serta auditor yang berpengalaman memiliki kemampuan mengingat lebih banyak kekeliruan yang tidak lazim. Independensi Standar auditing seksi 220.1 (SPAP,2011) menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudak dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, ia tidak dibenarkan untuk memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Sedangkan American Institute Of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan bahwa independensi adalah suatu kemampuan untuk bertindak berdasarkan integritas dari objektivitas. Meskipun integritas dan objektivitas tidak dapat diukur secara pasti, tetapi keduanya merupakan hal yang mendasar bagi profesi akuntan publik. Mulyadi (2002) menyatakan independence in fact merupakan suatu kejujuran yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Kejujuran dalam pemeriksaan akuntan dapat juga berarti suatu pengungkapan atas fakta – fakta seperti apa adanya yang ditemukan selama melakukan pemeriksaan akuntan yang dilakukan sesuai dengan norma – norma profesionalnya. Sedangkan, independence in appereance merupakan suatu sikap yang timbul dari persepsi orang lain terhadap independensi akuntan publik. Untuk memelihara independence in appereance, akuntan publik harus menghindari 136
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013, hal 133-146
keadaan – keadaan yang memungkinkan masyarakat keraguan independensinya, yaitu dengan tidak berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan klien. Due professional care Due Professional Care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No.4 seksi 230.1 SPAP (2011), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berfikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
Pengembangan Hipotesis Menurut Sekaran (2009:135), hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha1
: Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha2
: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha3
: Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha4
: Pengalaman, independensi, due profesional care berpengaruh terhadap kualitas audit.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Begitu banyak obyek yang bisa menjadi obyek penelitian, akan tetapi obyek penelitian pada penelitian ini ialah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Populasi auditor di wilayah Jakarta Selatan berjumlah 1479 auditor. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik convenience sampling. Maka dari keseluran populasi yang berupa 87 Kantor Akuntan Publik (KAP) di 137
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
wilayah Jakarta Selatan yang berdasarkan data pada direktorat Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dari http://www.iapi.or.id. Karena terbatasnya waktu dan biaya penelitan, peneliti hanya berhasil memperoleh data dari 5 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dijadikan sampel penelitian. Tabel 1: Kronologis Pemilihan Sampel Penelitian No. 1 2 3
Jumlah Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah Jakarta Selatan. Auditor yang tidak bersedia menerima kuesioner. Auditor yang bersedia menerima kuesioner.
1479 (1444) 35
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Menurut Sarwono (2012:34), variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Dimana kualitas audit menurut Dahlan (2009) merupakan suatu pengujian yang dilakukan secara seksama dan beraturan atas laporan keuangan dalam menilai terhadap kekonsistenan, ketepatan, dan kewajaran penerapan standard akuntansi yang diterima umum. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah dengan menggunakan skala likert. Rating dirancang dalam lima poin skala likert, yaitu : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu – Ragu 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)
138
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013, hal 133-146
Tabel 2 : Operasional Variabel Variabel
Dimensi
Pengalaman (X1)
Berhadapan dan berinteraksi dengan Klien Independence in Fact
Independensi (X2)
Indikator 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1.
Independence in Appereance
2. 3.
1. Skeptisme profesional Due Professional Care (X3)
2. 1. 2.
Keyakinan memadai
3.
1.
Deteksi salah saji 2.
1. Kualitas Audit (Y)
Kesesuaian dengan standar profesional akuntan public
Kepatuhan terhadap standar operasional perusahaan
139
2.
1.
Pelatihan Auditor Pendidikan Auditor Lama Kerja Auditor Objektif dan berprasangka Sikap dan pikiran yang jujur Perhatian terhadap langkah – langkah pemeriksaan Laporan keuangan yang diaudit dapat dipercaya. Ketaatan terhadap peraturan Menghindari keadaan – keadaan yang meragukan independensi Pikiran yang selalu mempertanyakan Pengumpulan dan penilaian bukti audit Bebas dari salah saji material Dilakukan sejumlah pengujian dalam audit Pencantuman estimasi yang tidak pasti dalam laporan keuangan manajemen Pengungkapan deteksi salah saji yang diakibatkan karena pengendalian intern perusahaan klien yang lemah. Ketidak cukupan bukti dalam proses auditing menimbulkan resiko. Pelaksanaan standar pekerjaan lapangan yang dilakukan auditor dengan baik. Dipatuhinya standar professional akuntan public oleh auditor terwujud dalam tanggungjawab terhadap laporan atas hasil audit. Untuk menghasilkan audit yang berkualitas, auditor harus tetap waspada terhadap manajemen perusahaan klien.
Item Pernyataan 1 2 3 1 2
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
3
Ordinal
4
Ordinal
5
Ordinal
6
Ordinal
1
Ordinal
2
Ordinal
3
Ordinal
4
Ordinal
5
Ordinal
1
Ordinal
Skala
Sumber
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner 2
Ordinal
3
Ordinal
4
Ordinal
5
Ordinal
Kuesioner
Kuesioner
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
Variabel
Dimensi
Indikator
Item Pernyataan
Skala
6
Ordinal
1. Auditor harus menetapkan sebuah usulan atau kebijakan yang terjadi dalam perusahaan klien. 2. Auditor harus mempertimbangkan kemungkinan salah saji material terhadap saldo akun.
Resiko audit
Kualitas Audit (Y)
Sumber
Kuesioner 7
Ordinal
8
Ordinal
Kuesioner 1. Prinsip kehati-hatian auditor dalam proses auditing terwujud dalam kegiatan pengevaluasian intergritas manajemen.
Prinsip kehati – hatian
Sumber : Diolah Sendiri
Distribusi Data Penelitian Dan Profil Responden Adapun hasil survey responden yang ikut membantu dalam mengisi kuesioner berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan saat ini, dan masa kerja responden di Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah sebagai berikut Tabel 3: Usia Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<25 th
26
74.3
74.3
74.3
25-45 th Total
9 35
25.7 100.0
25.7 100.0
100.0
Sumber : Output SPSS Ver. 19,0
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa 26 responden atau 74,3% berusia kurang dari 25 tahun, dan 9 orang responden atau sekitar 25,7% berusia antara 25 sampai 45 tahun. Tabel 4: Jenis_Kelamin Frequency Pria Valid
Wanita Total Sumber : Output SPSS Ver. 19,0
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
14
40.0
40.0
40.0
21 35
60.0 100.0
60.0 100.0
100.0
140
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013, hal 133-146
Berdasarkan tabel diatas, bahwa diketahui 14 responden atau sekitar 40% berjenis kelamin pria dan sisanya 21 responden atau sekitar 60% adalah berjenis kelamin wanita. Tabel 5: Pendidikan Terakhir Frequency D3 Valid
S1 S2 Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
3
8.6
8.6
8.6
30 2 35
85.7 5.7 100.0
85.7 5.7 100.0
94.3 100.0
Sumber : Output SPSS Ver. 19,0
Berdasarkan pada data pendidikan terakhir diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 3 responden atau 8,6% berpendidikan terakhir D3, sebanyak 30 responden atau 85,7% berpendidikan terakhir S1, dan sisanya sebanyak 2 responden atau 5,7% berpendidikan terakhir S2. Tabel 6: Jabatan Frequency Supervisor Valid
Senior Auditor Junior Auditor Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
11.4
11.4
11.4
10 21 35
28.6 60.0 100.0
28.6 60.0 100.0
40.0 100.0
Sumber : Output SPSS Ver. 19,0 Berdasarkan data responden diatas, terdapat 4 responden atau 11,4% menjabat sebagai supervisor, 10 responden atau 28,6% menjabat sebagai senior auditor, dan 21 responden atau 60,0% menjabat sebagai junior auditor. Tabel 7: Lama_Kerja Frequency <5 th 5-10 th >10th Total Sumber : Output SPSS Ver. 19,0 Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
26
74.3
74.3
74.3
6 3 35
17.1 8.6 100.0
17.1 8.6 100.0
91.4 100.0
Berdasarkan pada data lama masa kerja responden diatas, dapat diketahui bahwa responden dengan masa kerja <5 tahun sebanyak 26 responden atau 74,3%, responden dengan masa kerja antara 5 sampai 10 tahun sebanyak 6 responden atau 17,1%, dan >10 tahun masa kerja sebanyak 3 responden atau sama dengan 8.6%. 141
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Secara Parsial (T-Test) Tabel 8 Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B 61.514
Std. Error 45.376
Pengalaman .373 Independensi .173 Due Professional .699 Care a. Dependent Variable: Kualitas Audit Sumber : Output SPSS Ver. 19,0
.232 .179 .222
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
1.356
.185
.289 1.602 .139 .967 .481 3.146
.119 .341 .004
.337 .529 .468
VIF 2.971 1.891 2.136
Hasil uji T diatas : a.
Nilai T hitung untuk koefisien Pengalaman (X1) adalah sebesar 1,602. Nilai T tabel (5%:31) sebesar 2,039. Maka T hitung (1,602) < T tabel (2,039), Ho1 diterima dan Ha1 ditolak artinya pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Angka sig untuk koefisien pengalaman (X1) sebesar 0,119, maka sig (0,119) > 0,05, Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Artinya pengalaman secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Baik auditor yang berpengalaman maupun yang tidak berpengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Saripudin (2012). Hal ini dikarenakan bahwa auditor yang tidak berpengalaman juga mampu menghasilkan kualitas audit yang baik karena keahlian audit dan pengetahuan tentang audit yang dimilikinya. Selain itu, auditor junior yang mewakili rata – rata pengalaman 0-5 tahun dalam melaksanakan tugas audit diawasi dan direview oleh auditor senior sehingga dalam penugasannya auditor pemula atau junior juga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
b.
Nilai T hitung untuk koefisien Independensi (X2) adalah sebesar 0,967. Nilai T tabel (5%:31) sebesar 2,039. Maka T hitung (0,967) < T tabel (2,039), Ho2 diterima dan Ha2 ditolak artinya independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Angka sig untuk koefisien independensi (X2) sebesar 0,341, maka sig (0,341) > 0,05, Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Artinya independensi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini konsisten dengan Nugraha (2012), yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh dengan kualitas audit. Artinya semakin independen seorang auditor tidak mempengaruhi kualitas audit. Hal ini kemungkinan dikarenakan independensi lebih mengacu pada sikap 142
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013, hal 133-146
yang timbul dari persepsi orang lain terhadap independensi akuntan publik (independence
in
appereance)
dari
pada
kejujuran
dalam
pemeriksaan
(independence in fact) c.
Nilai T hitung untuk koefisien Due Professional Care (X3) adalah sebesar 3,146. Nilai T tabel (5%:31) sebesar 2,039. Maka T hitung (3,146) > T tabel (2,039), Ho3 ditolak dan Ha3 diterima artinya due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Angka sig untuk koefisien due professional care (X3) sebesar 0,004, maka sig. (0,004) < 0,05, Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Artinya due professional care secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Elisha dan Bawono (2010) yang menyatakan Due Professional Care berpengaruh dengan kualitas audit. Hal ini sesuai dengan SPAP tahun 2001 pasal 150.1 menyatakan bahwa syarat seorang auditor adalah keahlian dan due professional care. Hal ini berarti bahwa kecermatan, keseksamaan dan kehati – hatian menuntut tanggung jawab setiap penugasan audit yang bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik untuk mendalami standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan dengan semestinya.
Jadi kesimpulan hasil uji T diatas menyatakan bahwa Ho3 ditolak dan Ha3 diterima dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel due professional care terhadap kualitas audit. Sedangkan Ha1 dan Ha2 ditolak karena tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Simultan (F-Test) Tabel 9: ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 70989.680
Df
Mean Square 3
23663.227
36456.512
31
1176.017
107446.192
34
F 20.122
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Due Professional Care, Independensi, Pengalaman b. Dependent Variable: Kualitas Audit Sumber : Output SPSS Ver. 19,0
Kesimpulan atas output uji F diatas : a.
F hitung diketahui sebesar 20,122 dan F tabel (5%, 3 (df1 =k – 1), 31 (df2 =n–k) sebesar 2,911. Karena F hitung > F tabel, maka Ho4 ditolak dan Ha4 diterima.
143
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
b.
Angka sig. diketahui sebesar 0,000. Artinya sig. < 0,05, maka Ho4 ditolak dan Ha4 diterima. Jadi, hasil uji F menunjukkan bahwa dalam penelitian ini Ho4 ditolak dan
menerima Ha4 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel pengalaman, independensi, dan due professional care terhadap kualitas audit. Pengalaman
auditor
diperlukan
dalam
proses
melakukan
audit.
Semakin
berpengalaman seorang auditor maka ia mampu menghasilkan kualitas audit yang baik. Serta independensi auditor juga diperlukan untuk menilai bukti – bukti audit secara objektif dan menggunakan due professional care untuk menilai dan menghasilkan kualitas audit yang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 19,0. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Kualitas Audit. 2. Independensi tidak berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Kualitas Audit. 3. Due Professional Care berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Kualitas Audit. 4. Pengalaman, Independensi, dan Due Professional Care berpengaruh signifikan dan positif secara simultan terhadap Kualitas audit. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah: 1. Memperbanyak lagi jumlah responden dan Kantor Akuntan Publik agar mendapatkan data yang lebih akurat, karena jika jumlah responden dan Kantor Akuntan Publik yang semakin banyak akan mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh. 2. Dalam melakukan penelitian ini, hendaknya lebih memahami terlebih dahulu mengenai variabel – variabel yang berkaitan dengan instrument penelitian tersebut agar pembuatan kuesioner dapat menjadi lebih handal. 3. Menambah variabel – variabel bebas lainnya yang memiliki kemungkinan adanya pengaruh terhadap pertimbangan keputusan auditor selain variabel –
144
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 Oktober 2013, hal 133-146
variabel yang digunakan dalam penelitian ini agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. 4. Masa – masa penelitian hendaknya dilakukan setelah bulan April dikarenakan kesibukan yang dimiliki oleh Kantor Akuntan Publik pada akhir tahun, kebanyakan dari auditor pada bulan oktober sampai februari sedang mengaudit dan banyak yang bertemu dengan klien, sehingga jarang sekali berada di Kantor Akuntan Publik. 5. Dapat memperluas populasi, sehingga populasi penelitian tidak hanya diambil dari Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Selatan.
DAFTAR PUSTAKA Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, Liliek Purwanti. 2007. “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”. Makassar: Simposium Nasional Akuntansi. Dahlan, Muhammad. 2009. “Analisis Hubungan Antara Kualitas Audit Dengan Diskresioneri Akrual dan Kebebasan Auditor” . Working Paper In Accounting and Finance. Farhan, Djuni dan Abdul Halim, 2004. “Penelitian terhadap Faktor yang Mempengaruhi ketaatan pada Standar Profesi dan Akuntabilitas profesi Akuntan Publik: Usahawan, No 9, Th.XXXIII Elisha Muliani, Singgih dan Icuk Rangga Bawono. 2010. “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor Di Kap “Big Four” Di Indonesia)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Nimastuti, Niken Andini, 2005. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi (PPA)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tidak dipublikasikan. Nugraha Agung, Eka Putra (2012). “Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi : Pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta)”. S1 thesis, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Prasetyo, Tio. 2010. “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta”, Jurnal Akuntansi. Primasari, Nora Hilmia. 2007. Pengaruh Perbedaan Gender, Persepsi, Pengalaman, Tanggung Jawab Terhadap Kepatuhan Auditor Pada Etika Profesi (Studi Empiris pada Auditor di Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tidak dipublikasikan. 145
Putri Retno Wulan, Nora Hilmia Primasari – Pengaruh Pengalaman, Independensi, Dan Due…..
Saripudin. Netty Herawaty. Rahayu. 2012. “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang)”. e-Jurnal Binar Akuntansi Vol. 1 No. 1, September 2012 Sarwono, Jonathan. 2012. Mengenal SPSS STATISTICS 20 : Aplikasi untuk Riset Eksperimental. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Sekaran, U. 2006. Research Methods for Business, Edisi 4 Buku 1 dan 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Hartoko, Sri dkk, 1997. “Pengaruh Pengalaman pada Struktur pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan”. Perspektif, No 06/Edisi April-Juni. www.elib.unikom.ac.id waktu download : 4 Maret 2013 www.iapi.or.id waktu download: 22 Maret 2013 www.waspada.co.id waktu download: 21 Maret 2013 Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303 - 1522
146