Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIM-BANGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA-3 SMA NEGERI 6 BANDA ACEH 1,2
M.Yani1, Mariati2 Pendidikan Kimia FKIP USM ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di kelas XI IPA-3 SMAN 6 Banda Aceh pada materi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia, berdasarkan hasil penelitian melalui model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan model Reciprocal Teaching siswa belajar dalam kelompok dan bergantian dengan guru menerangkan materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia pada kelompok. Instrumen yang digunakan LKS, soal post tes, angket aktivitas siswa dan angket respon . Data yang diperoleh dari hasil belajar (post-test) rata-rata peningkatan hasil belajar dengan persentase 80,95%, hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan pertama dengan persentase 72,91 % pada pertemuan pertama dan 86,45 % pada pertemuan kedua, serta respon siswa yang merasa sangat setuju dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan persentase 88,9 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar yang pada pokok materi faktor-faktor yang mepengaruhi kesetimbangan kimia siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: Reciprocal Teaching, hasil belajar, aktivitas siswa PENDAHULUAN Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991) pendidikan diartikan sebagai peroses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan menusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, Ruslan (2011). Menurut Suryosubroto (2010) Pendidik adalah bagian dari lingkungan yang sangat penting peranannya dalam membantu anak mengembangkan kemampuan dan potensi agar bermamfaat bagi kehidupannya, baik secara perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat, serta kehidupannya sehari-hari, baik pada saat sekarang ataupun untuk persiapan kehidupannya yang akan datang. Jadi, pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sengaja untuk mengubah prilaku manusia baik secara individu maupun secara kelompok sehingga dapat mendewasaakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Suryosubroto (2010), menyatakan bahwa anak pada waktu dilahirkan dibekali dengan beberapa ragam kemampuan dan pembawaan. Maka pendidikan wajib 71
M. Yani, dan Mariati
menginsafkannya bahwa pada mereka terdapat berbagai pembawaan yang wajib diketahui sendiri, dimana ada pembawaan yang baik dan ada pembawaan yang buruk. Pendidikan wajib menimbulkan kesediaan dan semangat pada anak didik agar dengan kekuatan dan aktivitas sendiri mengembangkan bakat dan pembawaan yang baik, yang dimilikinya dan meninggalkan lingkungan yang merugikan karena menghambat perkembangan bakat dan pembawaan yang baik dan menyuburkan perkembangan bakat dan pembawaan yang buruk. Pendidikan disekolah pada hakikatnya adalah melalui proses belaja-mengajar. Rusman (2012) menyatakan belajar pada hakikatnya adalah proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Prilaku guru adalah membelajarkan dan prilaku siswa adalah belajar Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat adanya interaksi seseoarang dengan orang lain dan dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Johari dan Rahmawati (2006) Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Jadi, dengan banyaknya konsep kimia dan struktur-struktur yang harus dipelajari siswa, menyebabkan kebanyakan siswa mempunyai anggapan bahwa pelajaran kimia itu sulit. Hal ini mengisyaratkan bahwa pelajaran kimia sulit bagi siswa Menurut Mulyasa, (Dalam Yuli Dwi Proborini 2009) Siswa dikatakan telah belajar tuntas apabila telah mencapai nilai 70% dari tujuan pembelajarannya. Dengan kata lain nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70. Berdasarkan hasil observasi dilapangan , masih ada siswa kelas XI IPA-3 yang belum tuntas dalam belajarnya pada tahun ajaran 2013/1014. Dengan kekurangan-kekurangan yang ada, maka peneliti memilih pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan pendekatan Modification of Reciprocal Teaching. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching) yang disajikan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pendekatan Reciprocal Teaching pertama kali ditemukan oleh Palisear dan Brouwn pada tahun 1984. Palinscar (dalam Alflanti, dkk 2013) menyatakan empat tahapan dalam model pembelajaran reciprocal teaching yaitu “summarizing, questioning generating, clarifying, predicting”. Prinsip kegiatan pembelajaran strategi Reciprocal Teaching yang pertama adalah menyusun pertanyaan (question generating). Kegiatan menyusun pertanyaan dapat melatih keterampilan berpikir kritis. Kegiatan menyusun pertanyaan merupakan usaha mengembangkan rasa ingin tahu siswa untuk memperoleh beberapa informasi. Prinsip kegiatan pembelajaran kedua dari strategi Reciprocal Teaching adalah kegiatan memprediksi (prediction). Kegiatan memprediksi dapat melatih siswa dalam mengambil keputusan dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi siswa misalnya dalam menjawab pertanyaan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan data pengamatan secara langsung terhadap peroses pembelajaran di kelas, yaitu terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Banda Aceh semester ganjil pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia 72
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
tahun pelajaran 2015-2016. Waktu penelitiannya dilakukan dari tanggal 19-21 November 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Banda Aceh pada tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 21 orang siswa yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Penelitian yang penulis laksanakan menggunakan model Modification of Reciprocal Teaching dengan metode diskusi kelompok, maka untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut. a.
Lembar observasi aktivitas siswa Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama pembelajaran berlansung dengan model pembelajaran Modification Of Reciprocal Teaching. b. Tes akhir (Post-test) Tes ini diberikan kepada siswa setelah berlangsungnya proses belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemempuan atau pengetahuan siswa setelah diterapkan model pembelajaran Modification Of Reciprocal Teaching pada materi faktorfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. c.
Angket Angket pada penelitian ini berisikan tentang aktivitas siswa terhadap model Modification Of Reciprocal Teaching yang telah diterapkan. Angket tersebut berisikan 10 pertanyaan dan setiap pertanyaan terdapat alternatif jawaban “ya” atau “tidak” juga disertai alasan siswa mengapa memilih salah satu alternatif jawaban yang telah ditentukan. Angket ini akan diberikan pada pertemuan terakhir sebelum jam pelajaran berakhir. HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian hasil belajar dapat diperoleh dari pemberian soal post-tes sebanyak 10 butir soal yang diberikan diakhir pembelajaran pada pertemuan kedua Tabel 1. Hasil post-tes Data dianalisis
Hasil analisis
Jumlah keseluruhan siswa
21 orang
Jumlah yang tuntas
17 orang
Jumlah yang tidak tuntas
4 orang
Pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlansung diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang diamati oleh pengamat. Pengamatan terhadap aktivitas siswa merupakan penilaian yang bertujuan untuk melihat interaksi siswa dalam proses pembelajaran baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan kedua. Data hasil pengamatan terhadap 73
M. Yani, dan Mariati
aktivitas siswa juga dinyatakan dalam persentase, data tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama. Data yang Dianalisis Jumlah aspek yang diamati
Hasil Analisis : 12 pertanyaan
Jumlah skor pengamat satu
: 36
Jumlah skor pengamat satu
: 34 = 72,91 %
Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan kedua. Data yang Dianalisis Jumlah aspek yang diamati
Hasil Analisis : 12 pertanyaan
Jumlah skor pengamat satu
: 42
Jumlah skor pengamat satu
: 41 = 86,45 %
Setelah proses pembelajaran pertemuan kedua berlansung dengan menggunakan model pembelajaran modification of reciprocal teaching, kemudian diakhir pertemuan kedua ini dilanjutkan dengan pemberian lembaran tanggapan siswa (angket) terhadap penerapan model pembelajaran modification of reciprocal teaching pada materi faktorfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia sebanyan 10 pertanyaan. Tabel 4: Data pengamatan angket respon siswa Data yang Dianalisis Jumlah pertantaan
Hasil Analisis : 10 pertanyaan
Tanggapan respon positif
: 88,9 %
Tanggapan respon negatif
: 11,1 %
Peningkatan hasil belajar siswa sangat tergantung pada penguasaan serta teknik mengajar guru dalam PBM (Proses Belajar Mengajar). Semua itu dapat terwujut jika siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran itu sendiri. Peroses belajar mengajar yang terlalu serius juga cendrung membosankan, banyak siswa yang mengeluh, mengantuk, tidak mengerti apa yang di jelaskan guru dan sebagainya. Didalam kegiatan belajar mengajar harus diimbangi dengan canda tawa serta permainan-permainan yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan semangat siswa dalam menerima semua materi yang akan disampaikan guru. Apabila siswa atusias dan dapat bekerjasama dengan baik, maka akan berdampak baik pada akhir belajar yaitu dengan meningkatnya hasil belajar siswa di dalam kelas. Seiring dengan berjalannya waktu model pembelajaran Modification Of Reciprocal Teaching telah ditemukan dan menjadi alternatif yang positif untuk melakukan pembelajaran di kelas. 74
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
Penerapan pendekatan Modification of Reciprocal Teaching mampu meningkatkan pemahaman konsep fisika secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor, diantaranya penerapan pendekatan Modification of Reciprocal Teaching dilakukan dengan mengajak siswa untuk belajar secara mandiri dimana siswa dituntut untuk mempelajari materi sebelum proses pembelajaran dilakukan. Halini sesuai dengan pendapat Ferrold E. Komp dalam Pujiastuti (2004) yang menyatakan bahwa belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan secara sendiri, disertai rasa tanggungjawab sendiri sesuai dengan kecepatan dan minatnya sendiri. Keaktifan atau keterlibatan siswa untuk melaksanakan belajar secara mandiri nmerupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Selain itu, dalam penerapan pendekatan Modification of Reciprocal Teaching guru menggunakan pembelajaran secara klasikal dan berkelompok. Pembelajaran secara klasikal dilakukan oleh guru pada awal pembelajaran yaitu dengan mengulas materi yang telah dibaca oleh siswa sebelum pembelajaran dilakukan, sehingga lebih efisien. Hal ini sesuai pendapat Dimyati dan Mudjiono (1994) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran secara klasikal guru dapat membelajarkan sekelompok siswa, sehingga tergolong efisien. Selain itu, pembelajaran secara berkelompok dilakukan oleh siswa untuk mendiskusikan soal-soal yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Sebagaimana yang telah peneliti lakukan, yaitu dengan penerapan model pembelajaran Modification Of Reciprocal Teaching, telah diperoleh hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan tabel obsevasi aktivitas siswa, pada pertemuan pertama siswa mengikuti prosedur pembelajaran dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan hasil observasi pada pertemuan pertama dengan persentasi 72,91%. Pada pertemuan kedua, masing-masing diperoleh hasil obsservasi 86,45%. Terjadi kenaikan persentasi aktivitas siswa yang cukup signifikan dan hal ini mengindikasikan bahwa siswa sangat senang dengan model pembelajaran Modification Of Reciprocal Teaching dan telah dibuktikan dengan hasil belajar yang memuaskan, yaitu telah mencapai ketuntasan secara klasikal dengan persentase 80,95 %. Adapun hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlansung masih ada siswa yang tidak sungguh-sungguh dan kurang ketelitian dalam menjawab pertanyaan, dan ada juga siswa yang kurang berminat dalam pembelajaran kimia, tidak maksimal dalam mengerjakan soal, dan keterbatasan waktu yang tersedia. Ketidak seriusan ini ditunjukan dengan hasil pengisisan angket oleh siswa, yaitu beberapa responden memberikan keterangan secara dasar kurang menyukai materi kimia. Meskipun demikian, hasil belajar secara keseluruhan telah menunjukan hasil yang memuaskan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, diperoleh simpulan bahwa: 1. Penerapan pembelajaran Modification of Reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar kimia yang signifikan pada pokok materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 6 Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016. 2. Penerapan pembelajaran Modification of Reciprocal teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penerapan pembelajaran Modification of Reciprocal 75
M. Yani, dan Mariati
teaching siswa memberikan tanggapan positif dan sangat merasa senang mengikuti pembelajan dengan pendekatan modification of reciprocal teaching. DAFTAR PUSTAKA Alflanti, Jekti.P dan Sulifah . P . 2013. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal Teaching dengan Teknik Example Non Example Terhadap terhadap Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa (SiswaKelas XI MAN 2 Jamber). Jurnal Pendidikan Biologi FKIP Jember. Vol. 2.No. 3. Hal 187-200 Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pujiastuti, E. 2004. Makalah: Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching dalam Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Semarang : Jurusan Matematika UNNES. Rahmawati. 2006. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Dengan Pendekatan Modification Of Reciprocal Teaching Pokok Materi Larutan Penyangga Siswa Kelas XI Ipa Semester II SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi (tidak dipublikasikan) Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2006. Ruslan. S. 2011. Psikologi Pendidikan. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung. CV. Alfabeta. Suryosubroto. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Yulia Dwi Proborini. 2009. Penerapan Pendekatan Moderat (Modification Of Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/2009.Skripsi (tidak dipublikasi) Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2009.
76