SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I
1.
Topik Permasalahan
:
Tidak mampu menolak ajakan teman
2.
Bidang Bimbingan
:
Pribadi
3.
Kompetensi Dasar
:
Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar menyelesaikan masalah dalam kelompok
4.
Jenis Layanan
:
Konseling kelompok
5.
Fungsi Layanan
:
Pemahaman dan pengentasan
6.
Tujuan Umum
:
Konseli dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya
7.
Sasaran Layanan
:
8.
Uraian Kegiatan
:
FL, BS, MD
8.1 Pembentukan 8.1.1. Salam 8.1.2 Menerima secara terbuka dan mengungkapkan terima kasih 8.1.3 Berdoa 8.1.4 Menjelaskan pengertian dan tujuan konseling kelompok 8.1.5 Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok 8.1.6 Menjelaska asas-asas konseling kelompok 8.1.7 Perkenalan dilajutkan dengan permainan 8.2 Peralihan 8.2.1 Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok
8.2.2 Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut 8.2.3 Mengenali suasana kesiapan anggota secara keseluruhan untuk memasuki kegiatan berikutnya 8.2.4 Memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam konseling kelompok 8.3 Kegiatan 8.3.1 Menjelaskan masalah pribadi yang hendak dikemukakan oleh anggota kelompok 8.3.2 Memberikan kesempatan anggota untuk mengemukakan masalah pribadi masing-masing 8.3.3 Memilih atau menetapkan masalah yang akan dibahas 8.3.4 Membahas masalah terpilih secara sistematik dan tuntas 8.3.5 Kesimpulan 8.3.6 Penilaian secara lisan 8.4 Pengakhiran 8.4.1 Menjelaskan bahwa konseling kelompok akan diakhiri 8.4.2 Kesan-kesan anggota kelompok 8.4.3 Ucapan terima kasih 8.4.4 Berdoa 8.4.5 Perpisahan 9.
Model Konseling
:
Behavioral
10. Tempat Penyelenggaraan
:
Ruang Bimbingan dan Konseling (BK)
11. Waktu
:
6x90 menit
12. Penyelenggara Layanan
:
Peneliti
13. Pihak yang disertakan
:
-
14. Alat dan Perlengkapan
:
Kertas dan alat tulis
15. Evaluasi
:
Konseling
dikatakan
berhasil
apabila
konseling kelompok ini dapat mengatasi
masalah 16. Tindak Lanjut
:
Apabila siswa tersebut belum bisa mengatasi masalah
akan
dilanjutkan
konseling
kelompok siklus berikutnya
Mengetahui,
Salatiga, 23 September 2011
Guru Bimbingan dan Konseling
Peneliti
Dra. Sri Lastuti
Endah Pramukti Nugraheni
NIP 19610815 198703 2 002
132007001
VERBATIM KONSELING KELOMPOK SIKLUS I
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
KONSELI
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
26 September 2011
WAKTU
:
12.30-14.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi I : Ko
:
“Selamat siang.”
Ki
:
“Selamat siang Mbak.”
Ko
:
“Terima kasih karena kalian semua telah bersedia mengikuti kegiatan pada siang hari ini.”
Ki
:
“Sama-sama Mbak.”
Ko
:
“Baiklah mari sebelum kita memulai kegiatan pada siang ini, mari kita terlebih dahulu berdo’a menurut kepercayaan kita masing-masing.”
Ko
:
“Sebelum kita lebih jauh melaksanakan kegiatan ini, alangkah baiknya kalau kita berkenalan terlebih dahulu.”
Ki
:
“Iya Mbak.”
Ko
:
“Oke kalau begitu bisa kita mulai dari saya dahulu. Perkenalkan nama saya Endah Pramukti, saya adalah mahasiswa UKSW. Apa ada pertanyaan mengenai diri saya?”
Ki
:
“Tidak Mbak.”
Ko
:
“Selanjutnya gantian kalian dan bisa dimulai dari sebelak kanan saya.”
MD
:
“Nama saya MD.”
BS
:
“Nama saya BS.”
FL
:
“Nama saya FL.”
Ko
:
“Terima kasih kalian telah memperkenalkan diri kalian. Mari kita lanjutkan kegiatan kita, kegiatan ini adalah konseling kelompok. Apakah teman-teman mengetahui tentang konseling kelompok?”
Ki
:
“Belum Mbak.”
Ko
:
“Konseling kelompok adalah membahas suatu masalah yang bersifat pribadi dalam suasana kelompok, sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan. Misalnya MD mempunyai masalah tertentu maka kita akan membahas bersama-sama dan mencoba untuk mencarikan solusinya
secara bersama-sama.” Ki
:
“Apakah kerahasiaannya dapat terjaga?”
Ko
:
“Pertanyaan yang bagus, jadi di sini saya akan menjaga kerahasiaan dari apa yang telah kita bahas. Dan kalian semua juga harus dapat menjaga rahasia tidak boleh membocorkan atau memberitahukan yang kita bahas di sini kepada orang lain. Apakah kalian semua bersedia menjaga rahasia?”
Ki
:
“Bersedia Mbak.”
Ko
:
“Bagus kalau begitu, selain itu kalian juga harus terbuka dalam mengungkapkan masalah tidak perlu ragu. Karena semua yang ada di sini telah sepakat untuk menjaga rahasa.”
Ki
:
“Ya, Mbak.”
Ko
:
“Ada beberapa hal yang dapat kalian dapatkan dalam konseling kelompok ini yaitu yang pertama adalah kalian yang menyelesaikan masalah kalian, saling bertukar pikiran dengan teman lain dan belajar untuk mengungkapkan pendapat dan menyanggah orang lain.”
Ki
:
“Iya, Mbak.”
(kemudian pemimpin kelompok mengajak untuk melakukan sebuah permainan “menyanyi”) Ko
:
“Baiklah kalian begitu nampak antusias dalam mengikuti permainan kita
akan kelanjutan kegiatan kita. Apa masih ada yang belum jelas?” Ki
:
“Tidak, Mbak.”
Ko
:
“Dalam konseling nanti kita ada kontrak waktu yang berarti kesepakatan waktu
dalam
kita
membahas
suatu
permasalahan.
Saya
akan
menawarkan kalau kegiatan kita berjalan selama 6 sesi dan setiap sesi berdurasi 90 menit.” Ki
:
“Kalau saya setuju Mbak.”
Ko
:
“Kita telah sepakat bahwa kita akan lakukan 6 sesi dan dengan durasi waktu 90 menit per sesinya. Ok karena waktu kita sudah habis untuk sementara waktu kita sampai di sini dan kita lanjutkan besok tanggal 27 September 2011.”
Ki
:
“Iya Mbak.”
Ko
:
“Mari kita berdoa terlebih dahulu sebelum kegiatan kita akhiri.”
(kegiatan diakhiri dengan bersalaman)
VERBATIM KONSELING KELOMPOK
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
KONSELI
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
27 September 2011
WAKTU
:
12.30-14.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi II : (Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan salam dan doa. Dan juga anggota kelompok diajak untuk melakuka bernyanyi.) “Baiklah, jika di pertemuan pertama kita telah membicarakan mengenai Ko
:
apa itu konseling kelompok, tujuan dan manfaatnya. Maka sekarang kita akan melakukan konseling kelompok. Apa kalia semua sudah siap?”
Ki
:
“Siap, Mbak.”
Ko
:
“Seperti yang telah saya jelaskan kemarin, kita akan membahas suatu
permasalahan yang bersifat pribadi yang berasal dari kalian dan kita akan memecahkan secara bersama-sama. Dan semua yang ada disini boleh menanggapi dan memberikan masukan dalam memecahkan masalah. Karena kalian sudah siap kita mulai saja. Silahkan masing-masing dari kalian dapat menyebutkan permasalahan kalian secara bergantian.” BS
:
“Saya tidak bisa menolak ajakan teman saya membolos untuk merokok.” “Saya tidak bisa menolak ajakan teman saya membolos untuk minum-
MD :
minuman keras.” “Saya tidak bisa menolak ajakan teman saya membolos untuk bermain
FL :
playstation (PS).” “Terima kasih kalian telah mengungkapkan beberapa persoalan yang
Ko
mengganggu kalian. Dan kita akan membahas persoalan tersebut satu : persatu. Sebelumnya siapa yang ingin masalahnya kita bahas lebih dahulu?” “Karena teman-teman yang lain diam, saya siap kalau masalah saya
BS :
dibahas terlebih dahulu.” Ko
:
“Ok, bagaimana dengan yang lain? Apa setuju?”
Ki
:
“Setuju Mbak.”
Ko
:
“Baiklah kalau begitu kita bisa awali dengan pengungkapan lebih jauh lagi dari BS. Silahkan BS ceritakan lebih lanjut persoalan kamu.” BS
:
“Begini Mbak. Saya diajak teman saya untuk membolos lalu saat
membolos, saya diajak teman saya untuk merokok. Awalnya saya menolak Mbak tetapi teman saya memaksa untuk merokok.” Ko
:
“Apakah setiap kali kamu membolos, kamu merokok?”
BS
:
“Iya Mbak, saya dipaksa teman-teman saya untuk mencobanya.”
Ko
:
“Apakah kamu tidak bisa menolak untuk tidak merokok?” “Sudah Mbak, tetapi mereka memaksa saya untuk mencobanya. Selain
BS
:
itu saya juga takut kalau saya dibilang tidak gaul oleh teman-teman saya Mbak.” “Baiklah siapa diantara kalian yang mau bertanya atau menanggapi
Ko
: permasalahan yang sedang dialami oleh BS?” “Tindakan apa yang telah kamu lakukan untuk menolak ajakan teman
MD
: kamu untuk membolos?” “Awalnya saya bohong kepada teman saya kalau hari ini saya ada
BS
:
ulangan harian. Tetapi teman saya selalu berhasil mengajak saya untuk membolos.” “Kenapa kamu tidak mengatakan secara tegas kalau kamu tidak mau
FL
: diajak membolos lagi?” “Saya takut bilang seperti itu. Saya takut kalau saya tidak gaul tidak mau
BS
: membolos dan merokok.” “Dengan kamu bersikap tegas maka kamu dapat menghargai diri sendiri.
FL
: Dengan harapan orang lain juga akan menghargai dirimu.”
BS
:
“Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh FL.” “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk mendorong kita agar dapat
Ko
: bersikap tegas dan mampu mengungkapkan segala perasaan untuk mengatakan “tidak”.”
BS
:
“Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mbak?” “Begini BS, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kamu agar dapat melatih ketegasan. Kamu diminta untuk berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang yang mampu berperilaku tegas dalam
Ko
:
mengambil keputusan. BS sebagai siswa yang diajak teman membolos. Sedangkan MD dan FL sebagai siswa yang mengajak BS untuk membolos.
Kemudian
ungkaplah
segala
emosi,
perasaan
yang
mengganjal di hatimu. Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan di hatimu?” “Baiklah…..Sebenarnya saya takut, saya tidak bisa ngomong seperti
BS :
itu?” “Coba kamu keluarkan segala perasaan yang ingin kamu sampaikan FL
: kepada teman kamu yang mau mengajak kamu membolos.”
BS
:
“Baiklah saya akan coba.”
MD
:
“Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan emosi
yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak mampu kamu ungkapkan.” BS
:
“Saya akan coba untuk melakukannya.”
Ko
:
“Bagaimana apa sekarang kamu bisa mengatakan kepada teman kamu?”
BS
:
“Ya, Insya Allah.” “Apakah kamu bisa berperilaku tegas meluapkan semua perasaan kamu
MD
: dan keinginan kamu untuk tidak membolos lagi?”
BS
:
MD
:
“Iya. Saya bisa.” “Apakah kamu mampu berjanji untuk mengucapkan untuk tidak membolos lagi?” “Iya. Saya aka berjanji untuk mengucapkan untuk tidak membolos lagi.
BS
:
Saya akan berjanji bahwa saya sanggup dan mampu untuk berperilaku tegas terhadap teman yang mengajak untuk membolos lagi.” “Apakah kamu bisa benar-benar mengucapkan untuk tidak membolos
Ko
: setelah proses konseling selesai?” “Iya. Saya yakin pasti bisa. Saya sudah tidak akan membolos lagi jika
BS
: ada teman yang mengajak saya untuk membolos.” “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan mengajak
Ko
: kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”
Ki
:
“Setuju Mbak.”
(konselor dan konseli bernyanyi.)
Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain peran, konseli sebagai siswa yang diajak membolos sedangkan kedua konseli lain sebagai siswa yang mengajak membolos. Kedua siswa yang mengajak membolos, konseli diajak oleh kedua temannya untuk membolos. Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu mengutarakan niatnya dengan tegas untuk tidak membolos lagi kepada teman-temannya. Ko
:
“Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?” “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya menikmatinya Mbak. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya untuk berani
BS
: mengatakan dengan tegas dan berani menolak ajakan teman untuk membolos.”
Ko
:
“Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?” “Kesan saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan niat saya
BS
: untuk tidak membolos kepada teman-teman saya.”
MD
:
“Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”
BS
:
“Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”
FL
:
“Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan bermain peran?” “Saya mampu mengutarakan niat saya dengan tegas untuk tidak BS
: membolos lagi kepada teman-teman saya.”
Ko
:
“Kalau
kita
ingin
masalah
kita
selesai
kita
harus
berusaha
menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana BS apa kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah kamu?” “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mbak. Semoga BS
: masalah saya dapat terselesaikan Mbak.”
Ko
:
“Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”
BS
:
“Iya Mbak. Terima kasih.”
Ko
:
“Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan dilanjutkan pada tanggal 28 September 2011. Apakah kalian setuju?” Ki
:
“Setuju Mbak.”
Ko
:
“OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan berdoa.”
(Setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan bermain)
VERBATIM KONSELING KELOMPOK
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
NAMA
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
28 September 2011
WAKTU
:
12.30-14.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi III (Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan salam dan doa.) “Jika di pertemuan yang lalu kita telah membantu permasalahan BS. Ko
: Maka sekarang kita akan bantu satu permasalahan dari kalian.”
FL
:
“Lalu permasalahan siapa yang akan kita bahas Mbak?”
Ko
:
“Saya tawarkan kepada kalian masalah siapa dahulu?”
MD
:
“Masalah saya saja Mbak.”
“Baiklah kalau begitu. Kita langsung saja. MD bisa menceritakan Ko
: apa yang menjadi gagguan MD.” “Baiklah Mbak. Saya itu mempunyai masalah saya sering diajak membolos dengan teman-teman saya. Saat membolos saya diajak
MD
:
oleh teman-teman saya untuk minum-minum keras. Padahal saya tahu kalau minum-minuman keras itu tidak baik untuk kesehatan Mbak dan membuat mabuk, Mbak.” “Apa setiap kali kamu membolos kamu mencoba untuk minum-
Ko
: minuman keras?” “Iya Mbak. Saya disuruh mencoba oleh teman-teman saya.
MD
: Sebenarnya saya tidak suka Mbak.”
FL
:
“Kenapa kamu tidak untuk menolaknya?” “Saya sudah pernah mencobanya. Tetapi saya sulit untuk
MD
:
melakukannya karena teman-teman yang mengajak membolos selalu memaksanya Mbak.” “Hal apa yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi masalahmu
BS
: tersebut?” “Saya sudah pernah mencoba untuk berbohong kepada teman saya
MD
: kalau sekolahan saya sedang diadakan Test Tengah Semester.”
FL
:
“Apakah teman-teman kamu percaya?”
MD
:
“Ada yang percaya. Tetapi mereka tetap mengajak saya untuk
membolos dan mencoba untuk minum-minuman keras.” “Kenapa kamu tidak mengatakan secara tegas kalau kamu tidak BS
: mau diajak membolos lagi?” “Saya takut bilang seperti itu. Saya takut kalau saya tidak gaul tidak
MD
: mau membolos dan merokok.” “Dengan kamu bersikap tegas maka kamu dapat menghargai diri
FL
: sendiri. Dengan harapan orang lain juga akan menghargai dirimu.”
MD
:
“Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh FL.” “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk mendorong kita agar
Ko
: dapat bersikap tegas dan mampu mengungkapkan segala perasaan untuk mengatakan “tidak”.”
MD
:
“Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mbak?” “Begini MD, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kamu agar dapat melatih ketegasan. Kamu diminta untuk berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang yang mampu
Ko
: berperilaku tegas dalam mengambil keputusan. BS sebagai siswa yang diajak teman membolos. Sedangkan BS dan FL sebagai siswa yang mengajak MD untuk membolos. Kemudian ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di hatimu. Bagaiamana sudah siap
untuk meluapkan segala perasaan di hatimu?” “Baiklah Mbak…..Sebenarnya saya takut untuk berbicara seperti itu MD
: Mbak?” “Coba kamu keluarkan segala perasaan yang ingin kamu sampaikan
Ko
: kepada teman kamu yang mau mengajak kamu membolos.”
MD
:
“Baiklah saya akan coba.” “Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan
BS
:
emosi yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak mampu kamu ungkapkan.”
MD
:
“Saya akan coba untuk melakukannya.”
BS
:
“Apakah kamu bisa mengatakan hal itu kepada teman kamu?”
MD
:
“Ya, Insya Allah.” “Apakah kamu bisa berperilaku tegas meluapkan semua perasaan
FL
: kamu dan keinginan kamu untuk tidak membolos lagi?”
MD
:
“Iya. Saya bisa.” “Apakah kamu mampu berjanji untuk mengucapkan untuk tidak
Ko
: membolos lagi?” “Iya. Saya aka berjanji untuk mengucapkan untuk tidak membolos lagi. Saya akan berjanji bahwa saya sanggup dan mampu untuk
MD
: berperilaku tegas terhadap teman yang mengajak untuk membolos lagi.”
“Apakah kamu bisa benar-benar mengucapkan untuk tidak FL
: membolos setelah proses konseling selesai?” “Iya. Saya yakin pasti bisa untuk tidak membolos lagi jika ada
MD
: teman yang mengajak saya untuk membolos.” “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan mengajak
Ko
: kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”
Ki
:
“Setuju Mbak.”
(konselor dan konseli bernyanyi.) Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain peran, konseli sebagai siswa yang diajak membolos sedangkan kedua konseli lain sebagai siswa yang mengajak membolos. Kedua siswa yang mengajak membolos, konseli diajak oleh kedua temannya untuk membolos. Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu mengutarakan niatnya dengan tegas untuk tidak membolos lagi kepada teman-temannya. Ko
:
“Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?” “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya menikmatinya Mbak. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya untuk berani
MD
: mengatakan dengan tegas dan berani menolak ajakan teman untuk membolos.”
Ko
:
“Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”
MD
:
“Kesan saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan niat
saya untuk tidak membolos kepada teman-teman saya.” BS
:
“Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”
MD
:
“Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.” “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan
FL
: bermain peran?” “Saya mampu memahami kesalahan pada diri saya kalau saya tidak
MD
: berani menolak ajakan teman untuk membolos .” “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana BS apa
Ko
: kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah kamu?” “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mbak. Semoga
MD
: masalah saya dapat terselesaikan Mbak.”
Ko
:
“Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”
MD
:
“Iya Mbak. Terima kasih.” “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan
Ko
:
dilanjutkan pada tanggal 29 September 2011. Apakah kalian setuju?”
Ki
:
“Setuju Mbak.” “OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan
Ko :
berdoa.” (Kegiatan kelompok diakhiri denga kesan-kesan)
VERBATIM KONSELING KELOMPOK
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
NAMA
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
29 September 2011
WAKTU
:
12.30-14.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi IV (Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan salam dan doa.) Ko
“Kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah kalian sudah
:
siap?” Ki
“Siap Mbak….”
:
“Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan masalah Ko
: selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi BS yang beberapa sesi
sebelumnya telah kita bahas. Silahkan BS bisa mengungkapkan perkembangannya setelah mengikuti konseling kelompok.” “Saya sudah mencoba bicara dengan teman-teman saya yang mengajak saya untuk membolos dengan sikap tegas. Walaupun teman-teman yang BS
: mengajak membolos saya tidak percaya dan marah kepada saya, tapi saya sudah bulat kalau saya tidak mau membolos lagi.” “Setelah kamu melakukan semua itu apa perubahannya terhadap diri
Ko
: kamu?” “Saya bisa dan mampu bersikap tegas dengan apa yang akan saya ingin
BS
:
lakukan. Walaupun nanti konsekuensinya saya akan ditinggalkan oleh teman-teman saya yang mengajak untuk membolos.” “Dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya kamu sudah lebih baik
Ko
: dari kemarin.” “Iya Mbak. Dan saya akan berusaha untuk tetap melakukan tindakan
BS
:
yang tadi yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya merasa hal tersebut sangat membantu saya.” “Baiklah sebelum ke masalah FL, apakah BS masih ingin
Ko
: mengungkapakan seseuatu?”
BS
:
Ko
:
“Saya rasa tidak ada Mbak.” “Sekarang kita ke FL. Silahkan FL untuk mengungkapkan apa yang akan kamu ceritakan.”
“Terima kasih atas kesempatannya Mbak. Jadi saya itu diajak teman saya untuk membolos. Saat saya membolos oleh teman-teman saya, temanFL
: teman saya mengajak saya untuk bermain PS (playstation) Mbak. Padahal sebelumnya saya tidak pernah bermain PS Mbak.” “Apakah setiap kali kamu membolos kamu dan teman-teman kamu
Ko
: selalu bermain PS?”
FL
:
“Iya Mbak.”
Ko
:
“Apakah teman kamu ada yang mempunyai PS?”
FL
:
“Tidak ada Mbak. Saya diajak bermain di rental Mbak.” “Apakah kamu merasa uang saku yang diberikan oleh orang tua kamu
Ko
: kasih, kamu gunakan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat?” “Saya sebenarnya merasakan hal itu tetapi saya tetap dipaksa oleh teman-
FL
: teman saya untuk ikut mereka Mbak.”
BS
:
“Hal-hal apa yang sudah kamu lakukan?” “Saat saya diajak untuk membolos lagi sebenarnya saya sudah
FL
: menolaknya Mbak. Dengan alasan kalau hari itu ada ulangan Mbak.”
MD
:
“Apakah teman-teman kamu tetap memaksa?”
FL
:
“Iya. Mereka tetap memaksa saya untuk membolos.”
BS
:
“Kenapa kamu tidak menolaknya?” “Saya sudah pernah berfikiran seperti itu, tetapi saya takut untuk
FL
: mengatakannya.”
Ko
“Sampai kapan kamu untuk membolos terus?”
:
“Saya juga tidak tahu. Tetapi suatu saat saya pasti akan bicara kepada FL
: teman-teman saya kalau membolos itu tidak baik.” “Kenapa kamu tidak bersikap tegas untuk menolak ajakan teman kamu
MD
: untuk membolos?” “Saya takut untuk mengatakan hal tersebut. Saya takut kalau saya
FL
: dibilang tidak gaul oleh teman-teman saya.” “Sampai kapan kamu bersikap tidak tegas kalau kamu tidak mampu
BS
: menolak ajakan teman-teman kamu untuk membolos?”
FL
:
MD
:
“Tidak tahu….Saya takut untuk bersikap tegas.” “Dengan kamu bersikap tegas maka kamu dapat menghargai diri sendiri. Dengan harapan orang lain juga akan menghargai dirimu.”
FL
:
“Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh MD.” “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk mendorong kita agar dapat
Ko
: bersikap tegas dan mampu mengungkapkan segala perasaan untuk mengatakan “tidak”.”
FL
:
“Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mbak?” “Begini FL, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role playing
Ko
:
(bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kamu agar dapat melatih ketegasan. Kamu diminta untuk berperan sebagai diri
sendiri yakni sebagai orang yang mampu berperilaku tegas dalam mengambil keputusan. FL sebagai siswa yang diajak teman membolos. Sedangkan BS dan MD sebagai siswa yang mengajak FL untuk membolos. Kemudian ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di hatimu. Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan di hatimu?” FL
“Baiklah…..Sebenarnya saya takut, saya tidak bisa ngomong seperti
:
itu?” “Coba kamu keluarkan segala perasaan yang ingin kamu sampaikan Ko
: kepada teman kamu yang mau mengajak kamu membolos.”
FL
:
“Baiklah saya akan coba.” “Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan emosi
MD
:
yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak mampu kamu ungkapkan.”
FL
:
“Saya akan coba untuk melakukannya.”
BS
:
“Bagaimana apa sekarang kamu bisa mengatakan kepada teman kamu?”
FL
:
“Ya, Insya Allah.” “Apakah kamu bisa berperilaku tegas meluapkan semua perasaan kamu
MD
: dan keinginan kamu untuk tidak membolos lagi?”
FL
:
“Iya. Saya bisa.”
Ko
:
“Apakah kamu mampu berjanji untuk mengucapkan untuk tidak
membolos lagi?” “Iya. Saya aka berjanji untuk mengucapkan untuk tidak membolos lagi. FL
:
Saya akan berjanji bahwa saya sanggup dan mampu untuk berperilaku tegas terhadap teman yang mengajak untuk membolos lagi.” “Apakah kamu bisa benar-benar mengucapkan untuk tidak membolos
MD
: setelah proses konseling selesai?” “Iya. Saya yakin pasti bisa. Saya sudah tidak akan membolos lagi jika
FL
: ada teman yang mengajak saya untuk membolos.” “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan mengajak
Ko
: kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”
Ki
:
“Setuju Mbak.”
(konselor dan konseli bernyanyi.) Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain peran, konseli sebagai siswa yang diajak membolos sedangkan kedua konseli lain sebagai siswa yang mengajak membolos. Kedua siswa yang mengajak membolos, konseli diajak oleh kedua temannya untuk membolos. Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu mengutarakan niatnya dengan tegas untuk tidak membolos lagi kepada teman-temannya. Ko
:
FL
:
“Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?” “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya menikmatinya Mbak. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya untuk berani
mengatakan dengan tegas dan berani menolak ajakan teman untuk membolos.” Ko
:
“Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?” “Kesa saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan niat saya
FL
: untuk tidak membolos kepada teman-teman saya.”
MD
:
“Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”
FL
:
“Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”
BS
:
“Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan bermain peran?” “Saya mampu mengetahui kekurangan yang ada pada diri saya yaitu saya FL
: tidak mampu mengungkapan menolak ajakan teman untuk membolos.” “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha
Ko
:
menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana BS apa kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah kamu?” “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mbak. Semoga
FL
: masalah saya dapat terselesaikan Mbak.”
Ko
:
“Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”
FL
:
“Iya Mbak. Terima kasih.” “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan
Ko
: dilanjutkan pada tanggal 1 Oktober 2011. Apakah kalian setuju?”
Ki
:
“Setuju Mbak.”
Ko
:
“OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan berdoa.”
(setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)
VERBATIM KONSELING KELOMPOK
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
NAMA
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
1 Oktober 2011
WAKTU
:
10.30-12.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi V : (Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan salam dan doa.) “Baiklah pada kesempatan ini, kita akan membahas perkembangan permasalahan MD dan FL yang pada sesi sebelumnya sudah Ko
:
mendapatkan solusinya. Yang pertama memulai dari MD. Silahkan MD
bagaiaman
solusinya?”
perkembangan
setelah
kamu
mendapatkan
“Saya sudah mempraktikkan sikap tegas kepada teman saya yang selalu mengajak saya untuk membolos Mbak. Walaupun untuk MD
:
mengatakan hal itu agak tegang tetapi ini demi kebaikan hidup saya, maka saya memberanikan diri untuk mengatakan hal ini kepada teman saya.”
Ko
:
MD
:
“Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?” “Saya akan bersikap tegas apabila ada teman-teman saya yang mau mengajak saya untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.”
Ko
:
“Apakah kamu ada pikiran untuk mencoba sesuatu yang lain?” “Sepertinya saya belum berfikir untuk mencoba hal yang lain. Untuk
MD
:
sementara saya akan bersikap tegas dahulu apabila ada teman-teman saya ada yang mengajak saya untuk melakukan hal yang tidak baik.” “Dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya kamu sudah lebih
Ko
: baik dari kemarin.” “Iya Mbak. Dan saya akan berusaha untuk tetap melakukan tindakan
MD
:
yang tadi yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya merasa hal tersebut sangat membantu saya.” “Baiklah sebelum bertanya perkembangan FL, apakah MD masih
Ko
: ingin mengungkapakan seseuatu?”
MD
:
“Saya rasa tidak ada Mbak.”
Ko
:
“Karena masih ada waktu kita akan lanjutkan lagi ke perkembangan
FL yang beberapa hari yang lalu telah mendapatkan solusi dari permasalahannya. Bagaimana perkembangan kamu FL?” “Setelah mengikuti konseling pada pertemuan yang lalu, saya mulai mencoba untuk melakukan sikap tegas saya Mbak. Saya tidak merasa FL
: khawatir kalau nantinya saya akan ditinggal oleh teman-temannya karena tidak mau diajak membolos lagi.” “Bagus kalau begitu dan sekarang komitmen kamu selanjutnya
Ko
: bagaimana?” “Saya akan terus mencoba untuk melakukan keputusan yang lalu,
FL
:
karena saya yakin semua itu ada prosesnya. Jadi kalau itu rutin saya lakukan pasti hasilnya akan lebih baik Mbak.” “Baguslah kalau begitu. Sebelum kita mengakhiri konseling
Ko
:
kelompok kali ini, mungkin masih ada yang ingin disampaikan dari FL?”
FL
:
“Saya rasa sudah cukup Mbak.”
Ko
:
“Kalau begitu untuk sesi kali ini kita akhiri saja.”
Ki
:
“Iya Mbak.”
Ko
:
“Kita lanjutkan hari berikutnya.”
Ki
:
“Ok.”
(konseling kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)
VERBATIM KONSELING KELOMPOK
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
NAMA
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
3 Oktober 2011
WAKTU
:
12.30-14.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi VI : (Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan salam dan doa. Dan juga anggota kelompok diajak untuk melakukan bernyanyi.) Ko
:
“Sekarang kita akan mengakhiri kegiatan ini pada hari ini dan ini sekaligus pertemuan yang terakhir. Saya merasa senang dan bangga dapat bersama dengan kalian dalam konseling kelompok yang telah kita lakukan dari sesi pertama sampai saat ini. Sebelum kita tutup, silahkan kalian satu persatu bisa mengungkapkan kesan-kesan dalam mengikuti
konseling kelompok dari awal sampai akhir. Bisa langsung di mulai dari sebelah kanan saya.” MD
:
“Saya merasa senang Mbak, karena dengan kegiatan ini masalah saya dapat terbantu dan dapat menjadi pengalaman bagi saya.”
Ko
:
“Terima kasih MD.”
FL
:
“Kurang lebih sama dengan MD masalah saya dapat terbantu dan menambah pengalaman. Selain itu masalah-masalah saya dapat dipecahkan di sini dan belajar membantu orang lain.””
Ko
:
“Terima kasih, selanjutnya BS.”
BS
:
“Selain menambah pengalaman dan permasalahan saya dapat terbantu, saya juga merasa bisa belajar membantu orang lain dan berkomunikasi dalam suasana kelompok.”
Ko
:
“Sekali lagi saya berterima kasih atas partisipasi kalian dalam konseling kelompok pada saat ini. Kiranya ini dapat kita jadi sebagai sebuah hal yang sangat berarti dalam kehidupan kita.”
Ki
:
“Iya Mbak.”
Ko
:
“Mari kita akhiri konseling kelompok pada saat ini dengan berdoa. Mari kita berdoa menurut kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai, ………Selesai.”
(Kegiatan diakhiri dengan bersalam-salaman)
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
A.
Topik Permasalahan
B.
Spesifikasi
C.
:
Tidak mampu menolak ajakan teman
1. Bidang Bimbingan
:
Pribadi
2. Jenis Layanan
:
Konseling Kelompok
3. Fungsi Layanan
:
Pengentasan dan Pemahaman
4. Sasaran Layanan
:
BS, FL, MD
1. Waktu/Tanggal
:
3 Oktober 2011
2. Tempat
:
Ruang BK
Pelaksanaan Layanan
3. Deskripsi dan Komentar tentang pelaksanaan layanan Kegiatan ini dimulai dengan berdoa, selanjutnya konselor menjelaskan tentang pengertian konseling kelompok, cara pelaksanaannya dan azaz dalam konseling kelompok. Kegiatan ini dilanjutkan dengan perkenalan dan disambung dengan permainan. Selanjutnya konselor member satu contoh
permasalahan yang dapat dibahas dalam konseling kelompok dan dilajutkan dengan meminta setiap anggota untuk mengungkapkan permasalahannya. Setelah proses konseling kelompok selesai konselor meminta setiap anggota untuk mengungkapkan hasil yang diperoleh setelah mengikuti konseling kelompok. Setiap sesi akhir dalam konseling kelompok diakhiri dengan berdoa bersama-sama. D.
Evaluasi (penilaian)
:
1. Penilaian proses Penilaian dilakukan ketika kegiatan berlangsung. Ketika mereka penulis menjelaskan mereka terlihat serius mendengarkan. Ketika penulis meminta mereka untuk berdiskusi, mereka aktif bertukar pendapat satu sama lain. 2. Penilaian hasil Kegiatan ini berjalan dengan baik, siswa terlihat ada motivasi antusias dalam mengikuti kegiatan yang ada. Anggota kelompok cukup aktif dalam mengikuti konseling kelompok ini. E.
Analisis Hasil Penilaian
:
Penilaian yang dilakukan yaitu dengan observasi ketika anggota melaksanakan konseling kelompok. Dari hasil observasi anggota kelompok melakukan konseling kelompok dengan baik. Setelah selesai konseling kelompok, konselor dan anggota kelompok melakukan evaluasi. Siswa mengatakan kalau siswa
sudah mulai menerapkan hasil dari kegiatan konseling kelompok. F.
Tindak lanjut
:
-
Salatiga, 3 Oktober 2011 Penulis,
Endah Pramukti Nugraheni 132007001
SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS II
1.
Topik Permasalahan
:
Tidak mampu menolak ajakan teman
2.
Bidang Bimbingan
:
Pribadi
3.
Kompetensi Dasar
:
Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar menyelesaikan masalah dalam kelompok
4.
Jenis Layanan
:
Konseling kelompok
5.
Fungsi Layanan
:
Pemahaman dan pengentasan
6.
Tujuan Umum
:
Konseli dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya
7.
Sasaran Layanan
:
8.
Uraian Kegiatan
:
FL, BS, MD
8.1 Pembentukan 8.1.1. Salam 8.1.2 Menerima secara terbuka dan mengungkapkan terima kasih 8.1.3 Berdoa
8.2 Peralihan 8.2.1 Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok 8.2.2 Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut 8.2.3 Mengenali suasana kesiapan anggota secara keseluruhan untuk memasuki kegiatan berikutnya 8.2.4 Perjalanan selama sudah tidak membolos yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam konseling kelompok 8.3 Kegiatan 8.3.1 Menjelaskan masalah pribadi yang hendak dikemukakan oleh anggota kelompok 8.3.2 Memberikan kesempatan anggota untuk mengemukakan masalah pribadi masing-masing 8.3.3 Memilih atau menetapkan masalah yang akan dibahas 8.3.4 Membahas masalah terpilih secara sistematik dan tuntas 8.3.5 Kesimpulan 8.3.6 Penilaian secara lisan 8.4 Pengakhiran 8.4.1 Menjelaskan bahwa konseling kelompok akan diakhiri 8.4.2 Kesan-kesan anggota kelompok 8.4.3 Ucapan terima kasih 8.4.4 Berdoa
8.4.5 Perpisahan 9.
Model Konseling
:
Behavioral
10. Tempat Penyelenggaraan
:
Ruang Bimbingan dan Konseling (BK)
11. Waktu
:
1x90 menit
12. Penyelenggara Layanan
:
Peneliti
13. Pihak yang disertakan
:
-
14. Alat dan Perlengkapan
:
Kertas dan alat tulis
15. Evaluasi
:
Konseling
dikatakan
berhasil
apabila
konseling kelompok ini dapat mengatasi masalah 16. Tindak Lanjut
:
Apabila siswa tersebut belum bisa mengatasi masalah
akan
dilanjutkan
konseling
kelompok siklus berikutnya
Mengetahui,
Salatiga, 7 Nopember 2011
Guru Bimbingan dan Konseling
Peneliti
Dra. Sri Lastuti
Endah Pramukti Nugraheni
NIP 19610815 198703 2 002
132007001
VERBATIM KONSELING KELOMPOK SIKLUS II
IDENTITAS
KONSELOR
:
Endah Pramukti
KONSELI
:
BS, FL, MD
KELAS
:
VIII F
TANGGAL
:
26 September 2011
WAKTU
:
12.30-14.00 WIB
TEMPAT
:
RUANG BK
Sesi I : (Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan salam dan doa. Dan juga anggota kelompok diajak untuk melakuka bernyanyi.) Ko
:
“Selamat siang.”
Ki
:
“Siang Mbak.”
Ko
:
“Bagaimana keadaan kalian semua?”
Ki
:
“Baik Mbak.”
Ko
:
“Terima kasih kalian sudah mau berkumpul di sini untuk mengikuti konseling kelompok.”
BS
:
“Kemarinkan sudah Mbak?”
Ko
:
“Di sini saya hanya menanyakan perkembangan kalian, apakah kalian masih membolos atau tidak setelah mengikuti konseling kelompok.”
BS
:
“Ooo…Begitu ya Mbak.”
Ko
:
“Iya BS. Sebelum kalian menceritakan perkembangan yang kalian alami setelah tidak membolos lagi, saya akan bertanya kepada kalian. Kalian masih ingat apakah konseling kelompok itu apa?”
MD
:
“Masih
Mbak.
Konseling
kelompok
itu
membahas
suatu
permasalahan yang bersifat pribadi dalam suasana kelompok. Dan kerahasiaannya terjamin Mbak.” Ko
:
“Betul sekali MD. Apakah kalian sudah siap untuk mengikuti konseling kelompok kali ini?”
Ki
:
“Siap Mbak.”
Ko
:
“Pada kesempatan kali ini, saya ingin menanyakan perkembangan BS setelah tidak membolos lagi. Silahkan BS kamu ceritakan perkembangan yang kamu alami selama 1 bulan ini.”
BS
:
“Terima kasih Mbak, atas kesempatannya yang diberikan kepada
saya. Setelah 1 bulan saya tidak membolos, saya jauh lebih baik Mbak. Saya sudah tidak takut dibilang tidak gaul, kuper oleh temanteman saya Mbak. Dan saya sudah mampu bersikap tegas apabila ada teman-teman yang mengajak saya membolos.” Ko
:
“Apakah kamu merasa nyaman berada di sekolah?”
BS
:
“Iya Mbak. Saya merasa jauh lebih nyaman daripada masih membolos dulu. Sekarang banyak teman yang mengajak saya untuk belajar bersama, apabila ada pelajaran yang saya tidak tahu, saya bisa bertanya kepada teman yang menguasai. Selain itu, temanteman sekolah ada yang mengajak saya untuk mengikuti organisasi seperti OSIS, remaja masjid (remas).”
Ko
:
“Baguslah kalau begitu. Lalu selama 1 bulan ini, masih adakah teman-teman mengajak kamu untuk membolos?”
BS
:
“Ada Mbak. Tapi saya secara tegas menolaknya Mbak.”
Ko
:
“Bagus. Sebelum melanjutkan ke MD, apakah BS masih ada yang di utarakan lagi?”
BS
:
“Tidak Mbak. Untuk sementara waktu sudah cukup Mbak.”
Ko
:
“Baiklah. Sekarang lanjut ke MD. Silahkan MD bagaimana perkembangannya?”
MD
:
“Terima kasih Mbak atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Perkembangan yang saya alami setelah 1 bulan tidak membolos lagi
adalah saya melakukan kegiatan positif, seperti melakukan olah raga bersama teman-teman, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.” Ko
:
“Baguslah kalau kamu sudah ada perubahan.”
MD
:
“Iya Mbak. Ini juga karena saya ingin berubah Mbak.”
Ko
:
“OK. Apakah masih ada yang kamu utarakan lagi?”
MD
:
“Tidak Mbak. Sudah cukup.”
Ko
:
“Baiklah. Sekarang lanjut ke FL. Silahkan FL ceritakan perkembangan yang kamu alami.”
FL
:
“Baiklah Mbak. Perkembangan yang saya alami sudah tidak membolos lagi adalah saya bisa bersikap tegas apabila ada yang mau mengajak membolos lagi dan saya juga mengikuti kegiatan yang positif seperti mengikuti OSIS, remaja masjid.”
Ko
:
“Masih
adakah
teman-teman
yang
mengajak
kamu
untuk
membolos?” FL
:
“Sudah tidak ada Mbak.”
Ko
:
“Apakah masih ada yang kamu sampaikan?”
FL
:
“Tidak Mbak.”
Ko
:
“Kalau sudah tidak ada yang kalian sampaikan, saya berterima kasih kepada
kalian
karena
kalian
sudah
mau
mengutarakan
perkembangan yang kalian alami selama 1 bulan untuk tidak
membolos lagi.” FL
:
“Iya Mbak. Saya juga berterima kasih atas bantuannya kepada saya. Dengan adanya konseling ini permasalahan yang kami alami, mampu terselesaikan dengan baik.”
MD
:
“Iya Mbak. Dengan konseling ini permasalahan yang dihadapi cepat selesai dan segera menemukan solusinya.”
Ko
:
“Semoga dengan diadakan konseling kelompok ini, kita dapat memetik manfaat.”
BS
:
“Iya Mbak.”
Ko
:
“Sebelum mengakhiri konseling ini, apakah masih ada yang kalian sampaikan?”
Ki
:
“Tidak Mbak.”
Ko
:
“Mari kita akhiri konseling kelompok pada saat ini dengan berdoa. Mari kita berdoa menurut kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai, ………Selesai.”
(Kegiatan diakhiri dengan bersalam-salaman)
LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
A.
Topik Permasalahan
B.
Spesifikasi
C.
:
Tidak mampu menolak ajakan teman
1. Bidang Bimbingan
:
Pribadi
2. Jenis Layanan
:
Konseling Kelompok
3. Fungsi Layanan
:
Pengentasan dan Pemahaman
4. Sasaran Layanan
:
BS, FL, MD
Pelaksanaan Layanan 1. Waktu/Tanggal
:
2. Tempat
:
7
Nopember 2011
Ruang BK
3. Deskripsi dan Komentar tentang pelaksanaan layanan Kegiatan ini dimulai dengan berdoa, selanjutnya konselor menjelaskan tentang pengertian konseling kelompok, cara pelaksanaannya dan azaz dalam konseling kelompok. Kegiatan ini dilanjutkan dengan perkenalan dan disambung dengan permainan. Selanjutnya konselor member satu contoh
permasalahan yang dapat dibahas dalam konseling kelompok dan dilajutkan dengan meminta setiap anggota untuk mengungkapkan permasalahannya. Setelah proses konseling kelompok selesai konselor meminta setiap anggota untuk mengungkapkan hasil yang diperoleh setelah mengikuti konseling kelompok. Setiap sesi akhir dalam konseling kelompok diakhiri dengan berdoa bersama-sama. D.
Evaluasi (penilaian)
:
1. Penilaian proses Penilaian dilakukan ketika kegiatan berlangsung. Ketika mereka penulis menjelaskan mereka terlihat serius mendengarkan. Ketika penulis meminta mereka untuk berdiskusi, mereka aktif bertukar pendapat satu sama lain. 2. Penilaian hasil Kegiatan ini berjalan dengan baik, siswa terlihat ada motivasi antusias dalam mengikuti kegiatan yang ada. Anggota kelompok cukup aktif dalam mengikuti konseling kelompok ini. E.
Analisis Hasil Penilaian
:
Penilaian yang dilakukan yaitu dengan observasi ketika anggota melaksanakan konseling kelompok. Dari hasil observasi anggota kelompok melakukan konseling kelompok dengan baik. Setelah selesai konseling kelompok, konselor dan anggota kelompok melakukan evaluasi. Siswa mengatakan kalau siswa
sudah mulai menerapkan hasil dari kegiatan konseling kelompok. F.
Tindak lanjut
:
-
Salatiga, 7 Nopember 2011 Penulis,
Endah Pramukti Nugraheni 132007001
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
MD
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
3 Oktober – 8 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
1
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
MD
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
10 Oktober – 15 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
2
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
MD
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
17 Oktober – 22 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
3
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
MD
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
24 Oktober – 29 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
4
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
MD
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
31 Oktober – 5 Nopember 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
5
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
FL
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
3 Oktober – 8 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
6
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
FL
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
10 Oktober – 15 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
7
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
FL
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
17 Oktober – 22 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
8
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
FL
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
24 Oktober – 29 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
9
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
FL
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
31 Oktober – 5 Nopember 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
10
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
BS
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
3 Oktober – 8 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
11
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
BS
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
10 Oktober – 15 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
12
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
BS
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
17 Oktober – 22 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
13
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
BS
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
24 Oktober – 29 Oktober 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
14
Ket
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Nama
:
BS
Kelas
:
VIII F
Waktu
:
31 Oktober – 5 Nopember 2011
Jam Ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
1
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
Ist
4
√
√
√
√
√
√
5
√
√
√
√
√
√
-
-
Ist
Ist
Ist
Ist
6
√
√
√
√
-
-
7
√
√
√
√
-
-
Ket : Diberi tanda √
15
Ket