SASARANDAN KEBIJAKSANAANPOKOK JANGKAPANJANGKEDUA PEMBANGUNAN DAN REPELITAVI
Oleh: Ginandjar Kartasasmita M e n t e r i N e g a r a P e r e n c a n a a nP e m b a n g u n a nN a s i o n a l / KetuaBappenas
& ARSIF DOI.
EAPPENAS .Acc. No. : CIaES :
ctrecked,']J.:.'.3...;..?tr
D i s a m p a i k a np a d a M U N A S K O R P R IK E - l V Jakarta, 13 April 1994
SASARAN DAN KEBIJAKSANAANPOKOK PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGKEDUA VI DAN REPELITA Oleh: Ginan djar Kartasasmita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Badan PerencanaanPembangunanNasional
RepelitaVl dirancangdan disusunberdasarkan: a. ArahanGBHN 1993. b.
pembangunan Hasil-hasil dalamPJP I sebagaimodal dasar dan garisawal PJPll. Tantangan-tantanganyang diperkirakanakan dihadapi, serta kendalayang dapat menghambatdan harus diatasi dan peluangyang dapat dimanfaatkandalam pelaksanaan pembangunan di masadepan.
2. Dalam naskah RepelitaVl terkandungpula rencana Pembangunan Jangka PanjangKedua dalam garis besarnya,yang yang akan dicapai25 tahun mendamemuat sasaran-sasaran tang. Repelita Vl merupakan bagian dari upaya mencapai dalam PJP ll tersebut dalam kurun 5 tahun sasaran-sasaran mendatang. 3.
RencanaPembangunan Jangka Panjang25 tahun kedua atau PJP ll disusun berdasarkanpetunjuk-petunjukpokok GBHN 1993 sebagaiberikut:
c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPNpadaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
a.
Pertama-tamamenjadi peganganadalah nilai-nilaidasar 'yang menjiwai GBHN 1993, yaitu makna dan hakekat pembangunannasional,asas-asaspembangunannasional, modal dasar,faktor dominan,Wawasan Nusantara,konsepsi ketahanannasionalserta kaidah-kaidahpenuntun pembangunan. dalampelaksanaan
b.
PJP ll merupakanproses kelanjutan, peningkatan, perluasandan pembaruandari PJPl. Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah mewujudkanbangsayang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin sebagailandasanbagi tahap pembangunan berikutnya.
d.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sasaran umum JangkaPanjangKeduaadalahterwujudnya Pembangunan kualitasmanusiadan kualitasmasyarakatIndonesiayang maju dan mandiridalam suasanatenteram dan sejahtera lahirbatin. Untuk mencapai sasaran tersebut, titik berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan,seiringdenganpeningkatankualitassumberdaya manusiadan didorong secarasaling memperkuat,saling terkait dan terpadu dengan pembangunanbidang-bidang lainnya.
f.
4.
PJP ll tetap bertumpukepadaTrilogiPembaPelaksanaan ngunan.
Di sampingarahanGBHN 1993, dalammenyusunrencanaPJP ll dan RepelitaVl berbagaitantangan perlu pula mendapat
bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakana,13 April 1994 c:ws6/samb-94/korpri,
2
perhatian,di antaranyamasalah-masalah yang belum terselesaikan secara tuntas dalam PJP l, serta yang akan kita hadapi dalam perjalananmembangunselamaPJP ll. Berbagai tantangan,kendala,dan peluangtersebutakan mempengaruhi penetapansasaran,jadwal pencapaiannya, serta kebijaksanaan itu diupayakanuntu k untuk mewujudkannya.Keseluruhannya diperhitungkandalam penyusunanRepelitaVl sebagaibagian dan tahap awal PJP ll. Beberapa diantaranya ingin kami kemukakandi sini.
5. Selama PJP I kesejahteraanrakyat telah meningkat secara nyata seperti tercermin dalam peningkatanpendapatanper kapita dari sekitar US$ 70 pada tahun 1969 menjadisekitar US$ 700 pada tahun 1993. Walaupunpeningkatanini cuku p besar,pendapatanper kapita rakyat Indonesiamasih rendah, apabilamisalnyadibandingkan dengannegara-negara tetangga dan negaraberkembanglainnyayang sekarangtelah menjadi negaraindustri. Mengejarketertinggalan dari bangsa-bangsa lain merupakantantanganbesardalamRepelitaVl dan PJPll. 6.
Selanj utnyameskipuntelah banyak dicapai kemajuandalam PJP l, namun masih terdapat berbagai kesenjangan,yaitu kesenjanganantardaerah,misalnyakawasanbarat dan timur Indonesia dan kesenjangan antara daerah perdesaan dan perkotaan;antarsektorterutamapertaniandenganindustridan jasa; dan kesenjanganantargolonganekonomi atau strata pendapatanmasyarakat.Adanya berbagaikesenjangantersebut merupakanmasalahdalam upaya mewujudkan cita-cita keadilansosialbangsaIndonesia.Selainitu kesenjanganjuga berarti bahwa potensi-potensitidak termanfaatkan secara optimal. Karenaitu, meningkatkanpemerataanatau memperkecil kesenjanganmerupakantantangan besar pula dalam PJP II.
c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPNpadaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
7.
Dalamkaitanitu selamaPJPlpendudukyang beradadi bawah garis k emiskinansudah sangat menurunjumlahnyadalam 20 tahun terakhiryaitu dari 60 persenmenjadi15 persen. Namun 1 5 persen itu berarti satu dari setiap tujuh orang Indonesia adalah sangat miskin. Selainmenyangkutmasalahkemanusiaan yang mendasarpenduduk miskin bukanlah penduduk yang produktif. Oleh sebab itu, salah satu tantangan dalam PJP ll adalahmenuntaskan masalahkemiskinanagar penduduk miskin meningkat kesejahteraannya dan sekaligusperannya dalampembangunan.
8.
Pertumbuhanberarti percepatanpeningkatanproduksi yang memerlukan perluasanpasar dalam skala besar yang sangat ditentukanoleh kemampuanbersaingdalammemasarkanhasilhasil produksi. Peningk atandaya saing memerlukantingkat efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi dan berarti memerlukan sumber daya manusiayang makin berkualita s. Oleh sebab itu, peningkatankualitassumber daya manusia sangat strategisdan penting dan merupakantantangan pul a dalam PJPll.
9. Dalam PJP ll masih akan terjadi pertumbuhanangkatan kerja yang relatif tinggi, padahalsekarangini jumlah tenaga kerja yang menganggur,setengah menganggur,ataupun bekerja penuh dengan produktivitas dan penghasilanyang renda h masih cukup besar. Menciptakanlapangankerjadalamjumlah yang cukup besar selama 25 tahun yang akan datang merupakantantanganyang tidak ringan. Masalahkita yang lebih besar lagi sebenarnyaadalah menghilangkankeadaan yang dewasaini mencapaisekitar36 setengahpengangguran, persen dari orang yang bekerja.Adanya setengah pengangguran yang besar menekan produktivitasdan menghambat penyerapanangkatankerjabaru.
c:ws6/samb-94/komri.bahanceramahMENPPNoadaMunasKORPRIJakarta.13 Aoril 1994
4
10. Berkaitandenganmasalahangkatankerjamasalahpokok lain dalam PJP ll, sepertijuga dalam PJP ladalah masalahkependudukan.Meskipunlaju pertumbuhannya sudahdapat ditekan, tetapi angka absolutnya tetap tinggi. Pada akhir PJP ll pendudukIndonesiasudahakanberjumlahsekitar258 juta da ri 189 juta sekarang;selainitu persebarannya tidak merata.Jug a dalam PJP ll akan terjadi proses perpindahanpenduduk dari perdesaan ke perkotaan yang makin cepat didorong oleh proses industrialisasi. Pada akhir PJP ll sekitar separuh penduduk Indonesia diperkirakan akan berada di wilayah perkotaan. Hal ini membawa berbagaidampak dan akiba t. Daerah perdesaan akan kehilangan tenaga kerja yang umumnya produktif dan terdidik dan daerah perkotaanaka n menghadapimasalahsosial ekonomidan sosial politik akibat urbanisasi. 1 1 . Selanj utnyakegiatanekonomiyang meningkat akan meningkatkan limbah produksi yang mempunyaidampak langsung terhadaplingkungan. Di sampingitu, kenaikanproduksiakan meningkatkan pula kebutuhan akan bahan mentah, yang sebagianbesarmemanfaatkansumberdaya alam, dan ada di antaranyatelah mendekatikeadaankritis,sepertitanah dan air di Jawa, serta sumber daya energi terutama minyak bumi. Menjagakelestariansumberdaya alam dan lingkunganhidup merupakantantanganbesarpula dalam PJPll yang diinginkan yang berkelanjutan. sebagaipembangunan 12. Selain itu, dalam proses modernisasibangsa menjadi tantangan pula untuk memelihara, mengembangkan, dan memantapkanpranata sosial dan budaya agar keterbukaan masyarakatdan interaksidengan bangsa lain serta pertumbuhan ekonomiyang cepat,tidak menimbulkanmasalahsosial yang merugikan kepribadian dan keutuhan bangsa serta mengganggustabilitasnasional. c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPNpadaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
13. Juga perlu diperhitungkansituasi di luar negeri yang tidak senantiasamenguntungkan. Ketidakpastianekonomi dunia, adanya blok-blok perdagangan,f luktuasi mata uang, harg a minyak yang cenderung turun, adanya gejala isyu politik dikaitkan dengan perdagangan dan kerja sama ekonomi, yang perlu diantisipasikemungmerupakanmasalah-masalah kinandampaknyabagi upayapembangunan. 14. Dari berbagaipetunjuk GBHN 1993 kemajuan,kemandirian, merupakankata-katakunci dalam pembadan kesejahteraan ngunanjangka panjangkedua.Atas dasaritu sasaran-sasaran PJP ll dikembangkanuntuk mencerminkantingkat kemajuan, kemandirian,dan kesejahteraan bangsayang meningkattinggi dalamGBHN. sepertiyang dikehendaki 15. Untuk mencapaikemajuan,kemandirian,dan kesejahteraan sepertiyang diinginkan,kegiatanekonomiharus berkembang dengan cepat. Sehubungandenganitu, dalam PJP ll pertumbuhan ekonomi diproyeksikancukup tinggi, yaitu rata-rata sekitar 7 persen per tahun (Tabel A.lV.a hal 2).Tingkat pertumbuhanini bahkanlebihtinggi dari tingkat pertumbuhan 25 tahun pertaffid, yaitu rata-rata 6,8 persen, yang oleh masyarakatinternasionaldinilaisebagaitingkat pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhanekonomiitu diiringioleh penurunan laju pertumbuhan penduduk hingga menjadi di bawah 0,9 persen per tahun menjelang akhir PJP ll. Dengan kedua sasaran itu maka sasaranpendapatanper kapita Indonesia pada akhir PJPll diharapkanakan meningkatmenjadihampir4 kali lipat dari tingkat yang sekarangdalam harga nyata, atau sekitar US$ 2600 pada harga tahun 1989/90 (TabelA.lV.b hal. 2l'.
c:ws6/samb-94/komri. bahanceramahMENPPN oadaMunasKORPRIJakarta.13 Anril 1994
6
16. Untuk mencapai berbagaisasaranitu sektor industri harus sudah berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian. Selain itu sektor industri juga diandalkansebagai penyerap utama lapangankerja yang produktif yang secara bertahap menggantikansektor pertanian.SelamaPJP ll sektor industri diharapkantumbuh rata-ratadi atas 9 persensetahun (Tabel A.lV.a.2 hal. 2l .Keterkaitan sektor industri dan sekto r pertanianditingkatkandenganmakin mengembangkanagroindustri dan agrobisnis.Demikian pula keterkaitan industri dengan sektor yang mengelola sumber daya alam lainnya sepertipertambangan, sehinggastrukturindustrimenjadilebih kukuh. 17. Dengan makin majunya sektor industri maka sumbanga n sektor pertanian dalam PDB diperkirakanterus menurun. Namun pertanianmasih akan tetap memegangperananstrategis dalamPJPll. Di sampingfungsinyamemenuhikebutuhan panganbagi pendudukyang jumlahnyabesar,sektor pertanian masih akan merupakansumber mata pencaharianutama da ri sebagianbesar angkatan kerja di Indonesia.Oleh karena itu sektor pertanianmasihdiharapkantumbuh relatifcukup tinggi, yaitu sekitar3,5 persensetahun(TabelA.lV.a.1hal. 2\. 18. Pembangunansektor industri dan pertanianmemerlukanduperdagangan, kungansektorlain sepertijasa perhubungan, da n pelayanan keuanganyang andal dan efisien. Sektor-sektor lainnyadiharapkantumbuh denganrata-ratalebihdari 7 persen setahun (TabelA.lV.a.3 hal. 21'.Keterkaitanyang makin kuat antara sektor industri dan pertaniandan dengan sektor jasa sangat penting dalam membangunjaringankegiatanekonomi yang efisiendan produktif. 19. Seiring dengan pembangunanekonomi, titik berat pembangunan dalam PJP ll adalah kualitassumber daya manusia. c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
7
Kebijaksanaandi bidang pendidikan,kesehatandan kesempatan kerja adalahunsur-unsurutama dalam pengembangan sumber daya manusia. Semua unsur tersebut sangat erat keterkaitannya dan memerlukan upaya yang bersungguhsungguh untuk meningkatkannya dalam 25 tahun yang akan datang. 20, Di bidangpendidikan(TabelA.lll.4 pada hal. 1\, programyan g utama adalah pendidikandasar 9 tahun yang akan dimulai dalam tahun pertamaRepelitaVl dan diharapkansudah tuntas selambat-lambatnya pada akhir Pelita Vlll. Setelah itu diharapkan sudah bisa mulai dipersiapkanwajib belajar 12 tahun untuk tahap selanjutnya.Padaakhir PJP ll diharapkan angka partisipasipendidikanSLTAsudah mencapai80 persen dari sekarangsekitar33 persen,dan pendidikantinggi sudah mencapai 25 persen dari sekarang sekitar 10,5 persen. Pendidikanjuga sudah harus makin mengarahdan tanggap terhadapkebutuhanpasarkerja. 21 . Erat kaitannyadenganpendidikandan amat pokok peranannya bagi pembangunansumber daya manusia yang berkualitas adalah pembangunandalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Demikianpentingnyahal ini, sehinggadalam GBH N 1993 i lmu pengetahuandan teknologi ditempatkansebagai salahsatu bidangpembangunansejajardenganbidang-bidang pembangunanlainnya.Peningkatanpenguasaanilmu pengetahuandan teknologi,akantercermindalampeningkatankadar teknologi pada produk yang kita hasilkansehingga mampu meningkatkan daya saingdi pasardunia. 22. Di bidang kesehatan(TabelA.lll.1 dan 2 hal.1) peningkatan pelayanan kesehatandan perbaikan gizi masyarakat akan meningkatkan usia harapan hidup menjadi 71 tahun, dari
c:ws6lsamb-94/korpri, bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
8
sekarangsekitar 63 tahun. Tingkat kematianbayi per 1 .000 kelahiranhidupturun dari 58 menjadisekitar26. 23, Dengan berbagai upaya tersebut, kita harapkan tambaha n angkatan kerja yang berjumlahsekitar 69 juta selama PJP ll yaitu dari 78,8 juta pada akhir PJP I menjadi147,9 juta pada akhir PJP ll, sebanyakmungkin dapat diserap(TabelA.ll hal. 1). dalam lima tahun 24. Selanjutnyamengenairencanapembangunan mendatangatau RepelitaVl. 25. Sejalandengansasaranumum PJP ll, GBHN mengamanatkan bahwa sasaran umum RepelitaVl adalah tumbuhnya sikap kemandiriandalam diri manusia dan masyarakat Indonesia melaluipeningkatanperan serta, efisiensi,dan produktivitas rakyat dalam rangka meningkatkantaraf hidup, kecerdasan lahir batin. Sejalanpula dengan titik berat dan kesejahteraan pembangunan dalam PJP ll prioritas Repelita Vl adalah pembangunansektor-sektordi bidangekonomidengan keterkaitanantaraindustridan pertanianserta bidangpembangunan lainnya seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 26. Untuk mencapaitujuandan sasaranumum GBHN 1993 seperti pembadijabarkandi atas, disusunsasarandan kebijaksanaan ngunan dalam RepelitaVl, berdasarkan:1) hasil-hasilyang yang ingin dicapai dicapai selama PJP l; 2) sasaran-sasaran 3) tantangan dalamPJPll sepertiyang tadi telah diungkapkan; dan kendalayang dihadapibaik dari dalam maupun dari luar negeri; dan 4) peluang pengembanganyang bersumberdari dalammaupunluar negeri.
bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994 c:ws6/samb-94/korpri,
9
perlu dimulaidengan pembangunan 27 . Setiapupaya perencanaan upaya untuk mengatasimasalahangkatan kerja. Terutama bagi bangsaIndonesia,sepertidikemukakanpada awal sajian ini, masalahpenyediaanlapangankerja produktif merupakan tantanganyang sangatmendesakdalam RepelitaVl. Sebagian besar dari pencari kerja baru adalahanak-anakmuda dan di antaranyaberpendidikanmenengahdan tinggi, yang menyebabkan masalahkesempatan kerja menjadi lebih rumit da n peka (TabelB-1 .ll hal. 41. Pada RepelitaVl angkatan kerja akan meningkatdengansekitar12,6 juta orang. diperkirakan 28. Pemecahanmasalahlapangankerjaberdimensiluas. Pertamatama masalahini ingin diatasi dari sumber awalnya, yaitu melaluiupayamenurunkanlaju pertumbuhanpenduduk.Dala m Repelita Vl dengan program-program kependudukan laju pertumbuhanpendudukdiupayakandapat diturunkanhingga mencapaisekitar 1,5 persenpada tahun terakhir RepelitaVl dari sedikitdi bawah 1,7 persenpada tahun terakhirRepelita V. Dengan tingkat pertumbuhantersebut, jumlah penduduk pada akhir RepelitaVl diperkirakanmencapaisekitar 2O4 juta jiwa (TabelB-1.l hal. 3). 29. Di samping segi kuantitatifnya,segi kualitatifnyaperlu mendapat perhatian pula karena berpengaruhpada pemecahan kualitassumberdaya masalahkesempatankerja. Peningkatan manusia merupakan kekuatan pembangunandan sekaligus tujuan pembangunan,Kualitassumberdaya manusiatercermin antaralain padataraf pendidikandan derajatkesehatannya. 30. Dalam Repelita Vl pembangunan di bidang pendidikan diarahkanpada penlngkatankualitasserta pemerataanpendidikan, terutama pendidikandasarserta pendidikankejuruan, untuk menghasilkantenaga-tenagaterampil dan profesion al yang memenuhikebutuhanpembangunan. Programyang amat bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994 c:ws6/samb-94/korpri,
10
penting dalam RepelitaVl adalahdimulainyawajib belajar9 tahun. Upaya ini perlu dilakukansecara cermat karena kita menyadari banyak kendalanya.Kendala yang paling utama adalah kondisi sosial-ekonomimasyarakat,di mana banyak rumah tangga yang terpaksa mempekerjakan anggota keluarganyayang berumurdi bawah 1 5 tahun untuk mencari nafkah. Pada akhir PJP I anak usia di bawah 15 tahun yang terpaksabekerjamasihberjumlah2,4 juta. Sasaranyang akan dicapaidi bidangpendidikandalamRepelitaVl ada pada Tab el B-1. lV.3 pada hal. 6. 31. Pembangunankesehatandalam RepelitaVl diarahkanuntuk meningkatkankualitasdan pemerataanjangkauanpelayanan kesehatanguna meningkatkanderajat kesehatanmasyarakat termasuk perbaikangizi. Beberapaindikatoryang merupakan sasaranpentingdalam RepelitaVl ada pada tabel B-1, antara lain: a. Angka kematianbayi diharapkanmenurun dari 58 oran g per 1000 kelahiranhidup menjadi 50 orang per 1000 kelahiranhidup (TabelB-1.|V.1hal. 5). b.
DengandemikianharapanHidup Waktu Lahir diharapkan meningkatdari 62,7 tahun menjadi64,6 tahun (TabelB1 .l V.2 hal.6l.
masalahkesempatankerjadan sekaligus 32. Untuk menanggulangi memantapkanprosestinggallandas,dalam RepelitaVl diupayakan untuk mencapailaju pertumbuhanekonomiyang cukup memadaidisertaidenganpemerataanyang makin meluasda n stabilitasyang senantiasa terpeliharamantap. 33. Selama RepelitaVl laju pertumbuhan ekonomi diupayakan untu k mencapai rata-rata 6,2 persen per tahun. SumberbahanceramahMENPPNpadaMunasKORPRIJakana,13 April 1994 c:ws6/samb-94/korpri,
11
sumber pertumbuhanutama selain berasaldari peningkatan investasi dan peningkatanpemanfaatan tenaga kerja, juga berasaldari peningkatanproduktivitasseluruh perekonomian (TabelB-1.111.1 dan 2 hal.4 dan 5). DalamRepelitaVl, sekitar 22 persen dari pertumbuhanekonomimerupakansumbangan dari peningkatanproduktivitasmasyarakat.Sejalandenganitu, produktivitas tenaga kerja yang diukur dengan nisbah nilai tambah per pekerja rata-rata akan meningkat sebesar 3,3 persen per tahun. Peningkatanproduktivitas tersebut akan dicapai melaluipeningkatanproduktivitasmodal dan tenaga kerja, peningkatan ef isiensi kelembagaan,dan penerapan teknologi. 34. Secara sektoral (TabelB-1 .lll.1 dan 3 pada hal. 4 dan 5), sasaranpertumbuhanpertanianadalah rata-ratasekitar 3,4 persenper tahun, industripengolahanrata-rata9,4 persenper tahun dan di dalamnyaindustripengolahannon-migasdiproyeksikanmeningkatdenganrata-rata10,3 persenper tahun, sedangkansektor lain pertumbuhannyarata-rata6,0 persen per tahun. Dengan perkembangan sektoral seperti itu, peranansektor industri dalam harga konstan 1989/90 akan meningkatmenjadisekitar 24,1 persendan sektor pertanian turun menjadisekitar17,6 persen. 35. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut dan laju pertumbuhanpenduduksebesar1,5 persenpada akhir Repelita Vl, ProdukDomestikBruto nominalper kapita Indonesiaakan melampaui US$ 1.OOO.PDB per kapita secara nyata aka n meningkatsekitar4,7 persenper tahun. 36. Dengan berbagai langkah tersebut di atas dan dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,2 persen setahun, dalam RepelitaVl akan diciptakanlapangankerjabaru bagi 11,9 juta orang (Tabel B- 1 .11.2h al 4l. Sektor pertanian diharapkan c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPNpadaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
12
menyerapsekitar 1,9 juta orang, industrisekitar3 juta orang dan sektor-sektorlain 7 juta orang. Dengan demikian maka terbukayang padatahun 1990 diperkiratingkat pengangguran kan 3 ,2 persen akan dapat diturunkan menjadi 0,8 persen pada akhir RepelitaVl. Selainitu, dalam rangkamengurangi jam kerjarata-rataper pekerjadiupasetengahpengangguran, yakan meningkat. 37 . Untuk mencapaisasaranpertumbuhanekonomi tersebut di dana investasiyang memadai, tersedianya atas dipersyaratkan yang diperkirakan sekitarRp 660 triliun atau sekitar8O persen lebih besardari realisasiinvestasiselamaRepelitaV atau 175 persenlebih besardari rencanainvestasiRepelitaV (TabelB1.V hal. 6). Investasitersebutterdiriatas investasipemerintah sebesarRp 176 triliun dan investasiswasta sebesarRp 484 triliunatau lebih dari73 persennya. 38. Untuk mencapai sasaran laju pertumbuhan ekonomi yang danainvestasiharussejalandengan ditetapkan,penghimpunan peningkatanefisiensipenggunaannya. Inti dari permasalahannya adalah meningkatkanefisiensidan produktivitassecara menyeluruh di segala bidang. Untuk itu, perlu digali dan pertumbuhan dikembangkansecaramaksimalsumber-sumber yang berasaldari dalamnegeri. pembangunan 39. Salahsatu langkahpentingdalamrangkapeningkatanefisiensi investasiadalahupayapenurunandana investasiyang dibutuhkan bagi setiap satuan peningkatan produksi. Upaya ini mencakupantaralain: a.
deregulasidan debirokratisasi melanjutkankebijaksanaan untuk menghapuskanhambatanyang menghalangigerak perekonomian;
bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIlakarta, 13 April 1994 c:ws6/samb-94/korpri,
13
b.
melanjutkan upaya penyempurnaan dan pemantapa n kelembagaandan aparatur secara menyeluruh baik di sektor pemerintah di pusat maupun daerah, di sektor swasta dan masyarakatpadaumumnya; memanfaatkansecaraoptimal kapasitasyang ada serta yang telahdibangun; saranadan prasarana memelihara
d.
mempertajamprioritasdanainvestasipemerintah; mendorong kegiataninvestasimasyarakat;
t.
memberi perhatian khusus bagi pengembanganusaha menengah dan kecil termasuk koperasi yang banya k menyeraptenagakerja,serta memperkukuhstruktur dunia usahanasional.
40. Penerimaan Pemerintah dalam APBN selama Repelita Vl diperkirakanberjumlahRp 443,5 triliun dengan perincianRp 382,0 triliun merupakanpenerimaandalam negeri, dan Rp 61,5 triliunmerupakanbantuanluar negeri(TabelB-9 hal. 17l'. 41. Penerimaanpajak (TabelB-1,V1hal.7) diharapkanmeningkat rata-rata 17,3 persenper tahun dalam RepelitaVl, sehingga peranan penerimaanpajak dalam penerimaandalam negeri akan meningkatdari sekitar 64 persenpada akhir RepelitaV menjadisekitar77 persenpada akhir RepelitaVl. Pada akh ir RepelitaVl perananpenerimaanmigas hanyalahtinggal 15,6 persendibanding28,7 persenpadaakhir RepelitaV. 42. Dalam rangka membangunkemandirianselama RepelitaVl, perananbantuanluar negerisebagaisumberdana untuk pembangunan diusahakanterus berkurang,sedangkanperanan tabungan pemerintah diupayakan terus meningkat. Dana bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994 c:ws6/samb-94/korpri,
14
bantuan luar negeri terutama yang bersyarat lunak dimanfaatkan secaramaksimaldengantetap memperhatikanbatasbatas yang aman. Dalam hubungan itu peranan tabungan pemerintahdalamanggaranpembangunan akan meningkatda ri sekitar 62 persen pada akhir RepelitaV menjadi sekitar 6B persenpada akhir RepelitaVl. 43. Dalam RepelitaVl, penghasilandevisa dari ekspor nonmigas akan meningkat dengan rata-rata 16,8 persen per tahun sehinggamencapaisekitarUS$ 61 miliar pada akhir Repelita Vl (Tabel B-1.Vll hal.7). Peningkatan ekspor nonmigas terutamadiharapkandari eksporhasilindustripengolahanyang meningkatdengan rata-rata17,8 persenper tahun sehingga mencapaisekitar US$ 55 miliar pada akhir RepelitaVl (Tabel B-1.Vll hal. 71. 44. Posisihutang luar negeridiproyeksikansenantiasaberada di dalam batas-batasyang aman, bahkan sebagai persentase dari PDB,stok hutang Indonesiadiharapkanturun dari sekitar 57 persen pada akhir RepelitaV menjadi sekitar 46 persen pada akhir RepelitaVl (TabelB-1.Vlll hal. B). Rasiopelunasan hutang pemerintahdan swasta terhadapekspor(Debt Service Ratio)diupayakanpula terus menurundari sekitar30,5 persen pada akhir RepelitaV menjadisekitar20,6 persenpada akh ir itu akan mencerminkankeadaan RepelitaVl. Keseluruhannya ekonomiyang makinmandiri. 45. Untuk mendukungkegiatanekonomiyang makin meningkat, prasaranaekonomi sepertijalan, jembatan, pengairan,pelabuhan laut dan udara, sarana pengangkutan,tenaga listrik, telekomunikasi,dan saranapengairanakan terus dibangun. prasaranaekonomiyang tidak seimbangdengan Ketersediaan peningkatan produksi dan jasa merupakan kendala dan mengurangitingkatefisiensiekonomisecaranasionaldan pada c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPNpadaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
15
gilirannyadapat mengganggustabilitasekonomi. Menyadari terbatasnya kemampuan Pemerintah, padahal kebutuhan prasaranaamat besar,maka partisipasimasyarakatdan dunia usaha dalam membangun prasaranaakan terus didorong, terutama di daerah yang tingkat pertumbuhannyatinggi, di mana i nvestasiswasta mempunyaikelayakanekonomi yang cukup tinggi.Dengan demikian upaya Pemerintah dalam pembangunanprasaranadan sarana secara bertahap dapat lebih ditujukan ke wilayah yang terbelakang dan untuk masyarakatyang tertinggal,dan untuk investasidi daerahdan pada kegiatan yang diperlukantetapi kurang menarik bagi swasta, termasuk di bidang pembangunan sumber daya ' manusiayang sifatnyamendasar. 46. Upayauntuk lebih memeratakanpembangunanserta menanggulangikemiskinandalamRepelitaVl akan ditingkatkan.Upaya ini didukung oleh kebijaksanaanmakro, baik kebijaksanaan fiskal, monetermaupun neracapembayaranyang serasi da n dinamis. Dalam rangka peningkatanpemerataankesempatan berusaha,perhatianyang lebihbesardiberikanuntuk mengembangkan usaha kecil termasuk pengusahasektor informal, tradisi onaldan koperasimelaluiperluasanaksesnyaterhadap sumber daya ekonomi serta kemudahan memasuki pasa r. Pemerataanpembangunanantarsektor diupayakan melalui penyeimbangansecara bertahap peranan dan sumbangan ketiga sektor ekonomi, yaitu pertanian, industri, dan jasa dalam rangka menciptakan nilai tambah dan produktivitas ekonomi nasionalyang tinggi sehinggaketimpanganpendapatan secara bertahap dapat dikurangi. Upaya pemerataan pembangunan daerahdiwujudkan denganmendoronginvestasi sumberdaya manusiadi dan mempercepatupaya peningkatan wilayahyang belumberkembang.
c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
16
47. Dalam rangkapembangunandaerah,perhatiankhususdiberikan kepada daerah transmigrasi, daerah terpencil, daerah minus, daerah kritis, daerah perbatasan,dan daerah terbelakanglainnya,yang disesuaikan denganprioritasdan potensi daerah yang bersangkutan. Pembangunankawasan timur Indonesia(KTl),sesuaidenganarahanGBHN 1993, mendapatKTI kan perhatianlebih besardalamRepelitaVl. Pembangunan dimaksudkanuntuk membangunkawasanyang rata-ratamasih tertinggaldibandingkawasanlainnyadengan memanfaatkan sumberdaya setempatseoptimalmungkin. 48. Upaya menanggulangikemiskinandilakukandengan memadan programpembangunanbaik dukan berbagaikebijaksanaan kebijaksanaan dan programsektoralmaupun regional.Dala m RepelitaVl upaya ini akan ditambahdengan program khusus yaitu l npres Desa Tertinggal. Sasaran dari kebijaksanaan penduduk penanggulangan kemiskinanini adalahberkurangnya miskin pada akhir RepelitaVl menjadisekitar 12 juta orang, atau 6 persendari seluruh penduduk Indonesia.Pada akhir Repelita Vll masalah kemiskinanmenurut pengertiankita sekarangdiharapkansebagianbesarsudahteratasi. 49. Demikianlahpokok-pokoktantangan, sasaran,dan kebijaksanaanyang harus kita hadapidalam PJP ll dan RepelitaVl. kita Sejak 1 April 1994 kita telah mengawalipelaksanaannya, tahun pertamaRepelitaVl, kita telah telah mulai melaksanakan mengawali pelaksanaanPJP ll. Sebagaimanad iamanatkan oleh maGBHN 1993 pembangunannasionaldiselenggarakan syarakatbersamapemerintah.Dalamhubunganini pemerintah berkewajibanuntuk memberikanpengarahandan bimbinga n, serta menciptakan iklim yang mendorong peran serta aktif masyarakatdalam pembangunan.Dengan demikianaparatur negara di pusat mau pun di daerah-daerahberperan amat pentingdalamupayameningkatkan peranserta masyarakat. c:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
17
50. Pembangunanyang makin luas dan komplek di masa-masa yang makin yang akan datang mengharuskanpelaksanaanya dan menuntutkualitasdan integritasaparatur terdesentralisasi, yang makin tinggi pula. Untuk itu unsur aparatur negara di pusat maupun di daerah menghadapitantangan ganda, (1 ) secarainternalharus dapat meningkatakandisiplin,pengetahuan dan keterampilannya untuk kelancaran pelaksanaan tugas; (21secaraexternalharusdapat meningkatkanefisinsi dan kualitaspelayanankepadamasyarakat,sehinggamenimbulkan kelancaranpelaksanaan,serta meningkatkan daya masyarakat. dan produktivitas saing,gairahpembangunan, 51. Keberadaan KORPRIsebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat,sebagaisatu-satunyawada h pembinaan non-kedinasanbagi segenap pegawai Republik Indonesiadalam upaya meningkatkankualitasdan integritas aparatur negara, menduduki posisi dan peranan yang amat penting; dan akan turut menentukan keberhasilanpembangunan di masa-masayang akan datang. Selain berperanan meningkatkan kemampuan profesional, pengetahuan dan keterampilan,keberadaanKORPRIjuga dimaksudkanuntuk lebih meningkatkanperjuangan,pengabdian,serta kesetiaannya kepadacita-citaperjuanganbangsadan negarakesatuan Republik IndonesiaberdasarkanPancasiladan UUD 1945, sangatpenting. 52. Sebabitu MUNAS KeempatKORPRIini, yang mengambiltema " Melalui Pengabdiannya KORPRISiap Melaksanakan da n MenyukseskanPembangunanJangka PanjangKedua dengan MeningkatkanKualitasS umberDaya Manusia",adalahsangat tepat. Tema tersebut sepenuhnyamencerminkankesadaran bahwa keberhasilanpembangunanakan ditentukanpula oleh kualitas,integritasdan kemampuanaparaturnegara. Kewac:ws6/samb-94/korpri, bahanceramahMENPPN padaMunasKORPRIJakarta,13 April 1994
18
jiban kita, segenapanggotaKORPRI untuk selanjutnyamelaksanakannyasecarasungguh-sungguh. 53. Saya yakin, dengan berpegangteguh pada Sapta Prasetya KorpsPegawaiRepublikIndonesia,setiapfungsionarisKORPRI akan mampu menjaditeladandalam melaksanakan fungsi da n tugasnya sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyara kat.
Jakarta,13 April 1994
c:ws6/samb-94/korpri, bahan ceramah MENPPN pada Munas KORPRI Jakarta, 13 April 1994
19