Sekretariat Negara Republik Indonesia
Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Habitat Dunia, di Jakarta, tgl. 3 Okt 2014 Jumat, 03 Oktober 2014
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERINGATAN HARI HABITAT DUNIA
 DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 3 OKTOBER 2014
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Yang saya hormati para Menteri dan para Wakil Menteri, para pimpinan organisasi internasional, para pemerhati dan pecinta lingkungan dan permukiman, para pejabat jajaran Kementerian Pekerjaan Umum,
Â
Hadirin sekalian yang saya cintai,
Â
Alhamdulillah, hari ini kita dapat bertemu di Istana Negara ini untuk bersama-sama membulatkan semangat dan tekad kita, serta untuk bersama-sama menyerasikan langkah dan upaya kita untuk meningkatkan habitat yang baik, lingkungan yang baik, di negeri kita. Kita sudah menyimak dan mendengarkan laporan dan penjelasan Menteri Pekerjaan Umum tadi, termasuk actions plan yang akan kita lakukan ke depan. Marilah kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.
Â
Saudara-saudara, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Setiap orang, termasuk kita semua yang ada di ruangan ini tentulah menginginkan kehidupan yang baik, kehidupan yang sejahtera lahir dan batin, memiliki tempat tinggal atau hunian yang layak. Tempat tinggal itu berada dalam lingkungan yang sehat. Orang-seorang dan keluarga juga mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan yang baik, dan sejumlah aspek yang akhirnya bisa disimpulkan bahwa manusia atau masyarakat itu hidup baik dan dalam lingkungan yang baik. Itulah yang juga telah tercantum dalam hak-hak asasi manusia, hak-hak dasar manusia yang dalam konstitusi kita juga telah dicantumkan secara eksplisit. Ini juga bersifat universal. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memiliki tekad untuk itu. Negara-negara mana pun di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang juga ingin seluruh penduduknya memiliki kehidupan dan lingkungan kehidupan yang baik.
Â
Saya kira Saudara mengetahui bahwa dari statistik kehidupan manusia sedunia sekarang ini, konon 1 miliar manusia boleh dikata belum memiliki kehidupan yang sejahtera dalam lingkungan kehidupan yang baik. Kalau penduduk bumi sekarang ini sudah lebih dari 7 miliar, maka yang paling konservatif, satu dari tujuh orang manusia di muka bumi ini belum hidup secara sejahtera dan belum berada dalam lingkungan kehidupan yang baik. Indonesia sendiri, tahun 2000, keadaannya bahkan lebih tidak baik. Satu dari lima manusia Indonesia dikatakan, ini statistik, data, hidup dalam tingkatan yang belum sejahtera dan dalam lingkungan yang tidak baik.
Â
Kita terus membangun dan membangun, dan angka tahun 2013, berarti tahun lalu, itu sudah berubah. Sekarang satu dari delapan penduduk Indonesia yang belum hidup secara sejahtera dan dalam lingkungan yang baik. Tentu semangat kita ingin lebih memperkecil angka itu, dalam arti lebih banyak lagi rumah tangga-rumah tangga yang hidupnya makin sejahtera dalam lingkungan ataupun http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
habitat yang makin baik. Itu tantangan kita, serta itu tugas kita semua.
Â
Pada tahun 2008, saya mewakili Indonesia diundang untuk menghadiri pertemuan puncak G-8 yang diperluas. Saudara tahu, G-8 itu adalah negara-negara maju, negara-negara yang ekonominya paling maju, ditambah waktu itu sejumlah negara yang disebut emerging economy. Ada Tiongkok, ada India, ada Brazil, ada Afrika Selatan, ada Indonesia. Yang ingin saya ceritakan bukan pertemuan punak G-8 Diperluas, G-8 Outreach namanya. Tetapi di Hokaido, Jepang, saya sempat melihat kiri kanan, melalui perjalanan darat, saya tengok perkampungan-perkampungan di Jepang, perkampungan itu termasuk huniannya, termasuk kebersihannya, termasuk keindahannya, saya menjadi amat terkesan. Saya dalam hati "Ya Allah, mudah-mudahan negeri kami suatu saat memiliki lingkungan seperti itu." Itu impresi saya melihat Jepang.
Â
Satu tahun kemudian, tahun 2009, dalam rangka pertemuan puncak G-20, G-20 Summit, tempatnya di Pittsburgh, saya melanjutkan kegiatan di Boston, ada satu acara, termasuk saya memberi ceramah di Harvard University. Lagi-lagi yang saya ceritakan adalah, saya jalan, saya tinggal di suatu tempat, saya amati lingkungannya, tenang, airnya bersih, mengalir, kemudian huniannya layak, tertib, begitu. Memori saya sama dengan ketika berkunjung ke Hokkaido, Jepang. Terus saya berpikir mengapa dua tempat itu, dan tentu masih banyak lagi tempat yang serupa di Eropa misalnya, karena memang negara itu sudah ratusan tahun membangun, sudah ratusan tahun merdeka, sudah maju peradaban yang dimiliki, civilization, termasuk pendidikan, kesehatan, dan jangan lupa ekonominya kuat, income perkapitanya tinggi, di atas US$ 40.000 per tahun per kepala. Dalam hati saya, ya pantas, ya bisa, bangsa atau negara yang berada dalam kondisi dan situasi seperti itu. Kemudian permohonan saya kepada Tuhan, Allah SWT, Ya Allah, pada saatnya nanti Indonesia menjadi negara yang kuat ekonominya, yang makin maju peradabannya, tingkat pendidikannya, income perkapitanya, anggaran untuk membangun infrastruktur, dan sebagainya. Dengan demikian, kita juga bisa seperti negara-negara itu.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Cerita yang lain saya pernah berkunjung ke Rio de Janeiro, di Brazil. Sangat terkenal tempat itu. Saya kira pertandingan World Cup kemarin juga dilaksanakan di sana. Pantainya indah. Kalau tidak salah namanya Copacabana, betul? Pak Marty, namanya Copa apa? Copacabana, ya, saya pernah ke sana. Tapi Rio de Janeiro yang terkenal sekali ternyata saya lihat jalan itu ada kawasan yang masih kumuh, slums area. Saya juga datang ke Manila belum lama, tahun lalu, tahun ini bahkan awal. Manila makin maju, gedung-gedungnya tinggi, ada juga kawasan yang kumuh, slums area. Dan juga banyak tempat di dunia, termasuk di Jakarta, termasuk di Surabaya. Di negeri kita, di kota-kota ada yang luar biasa, sama dengan New York, Los Angeles, Tokyo, London, tetapi juga ada yang masih kumuh. Itu juga potret yang menggugah kita.
Â
Tentu kalau ada tempat-tempat yang bersih, yang sehat, yang maju, jangan sampai berdampingan, bersebelahan dengan tempat-tempat yang kumuh. Yang kumuh kita angkat, kita bebaskan dari kekumuhannya. Begitu cita-cita kita, meskipun tidak seperti membalik telapak tangan, negara yang sudah bisa begitu itu ratusan tahun telah merdeka dan membangun. Bahkan ada yang lebih dari seribu tahun. Inggris itu tua sekali. Magna Charta itu tahun 1294, abad ke-13. Jadi tidak heran, kita belum seratus tahun merdeka. Tahun 2045, 30 tahun lagi baru satu abad. Jangan kecil hati, tapi punyalah cita-cita agar anak cucu kita, generasi mendatang nanti memiliki lingkungan yang kita harapkan seperti itu.
Â
Selama sepuluh tahun, kurang 17 hari. Jadi, 17 hari lagi saya jatuh tempo, selesai. Saya blusukan ke seluruh wilayah Indonesia. Jadi sebelum Pak Jokowi blusukan, saya sudah blusukan sejak tahun 2004 dulu, masuk ke tempat-tempat di tanah air. Saya senang ada tempat-tempat yang bagus, yang bersih, yang indah, yang maju. Tetapi mesti ketemu di kota mana pun, di provinsi mana pun, di kabupaten mana pun yang masih kumuh, di bawah jembatan airnya tidak mengalir, hitam, sampahnya, ada botol Aqua, ada gombal, ada pelepah pisang, macem-macem lah di situ. Dan banyak sekali tempat-tempat seperti itu. Ya yang namanya blusukan tadi itu ketemu, mengapa? Saya berpikir dan berpikir bagaimana tempat-tempat itu makin berkurang. Jadi kalau saya blusukan keluar-masuk itu outcome-nya policy, outcomenya program, outcomeÂ-Â--nya anggaran. Jadi bukan blusukan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
hanya untuk blusukan, tapi ada apa yang mesti dilakukan oleh pemerintah setelah melihat kondisi riil, berdialog, bertemu dengan rakyat, dan juga setelah saya berdiskusi dengan baik kepala desa, camat, bupati, walikota, gubernur dan sebagainya. Saya ceritakan semuanya itu adalah, itulah potret dunia, potret Indonesia, dan potret daerah-daerah di Tanah Air kita.
Â
Saudara-saudara,
Â
Bagi yang pernah belajar, apalagi ahli psikologi, ada seorang namanya Maslow. Kenal ya Maslow? Maslow itu punya teori yang disebut hierarki kebutuhan manusia. Ada satu sampai lima, tingkatan yang paling bawah, di atasnya lagi, di atasnya lagi, di atasnya lagi, sampai yang paling atas. Kata Maslow, manusia itu kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan yang sifatnya fisik, bisa makan, bisa minum, bisa beribadah, yang serba fisik lah. Itu yang dikerjar, tidak peduli yang lain, itu saja. Sehingga, negara atau masyarakat yang pendapatannya rendah atau sangat rendah, daya belinya kecil, tentu nationally income perkapitanya belum tinggi yang dipikir ya bagaimana bisa makan, bisa minum, kebutuhan sehari-harinya, belum bicara yang lain, angel, sulit untuk kita ajak bicara lebih dari itu. Kita harus mengerti sebagai pemimpin.
Â
Nah, setelah dia bisa makan, minum, cukuplah untuk itu, maka yang kedua hierarkinya, tingkatannya adalah dia ingin mendapatkan keamanan, security. Keamanan dirinya dari kejahatan, dari ini dari itu, keamanan finansialnya, bahkan juga keamanan kesehatannya untuk tidak mudah terkena penyakit, contohnya ebola, ataupun penyakit-penyakit yang lain, demam berdarah, kolera, disentri, yang dulu, meskipun sekarang di Indonesia makin kecil makin kecil, penyakit menular itu dan sekarang bahkan makin berkembang penyakit yang tidak menular, non communicable diseases karena lifestyle kita, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
karena income perkapita dan daya beli yang makin meningkat. Itu yang kedua.
Â
Setelah itu tercukupi, dua-dua itu, satu kebutuhan fisik, satu keamanan, baru dia merasa saya harus punya kawan, punya paguyuban, bisa bergaul, saya ada, ada peran, gitu. Setelah itu dapat, dia punya mulai bicara harga diri, esteem. Saya kan punya harga diri, punya kehormatan, saya harus begini, begitu. Nah, kalau itu sudah dilampaui, yang paling akhir adalah self actualization. Saya harus menjadi sesuatu sesuai dengan my dream. Saya harus menjadi orang sukses, orang yang berhasil, begitu.
Â
Negara yang sangat maju, yang maju, lima-limanya sudah ada. Nah, kita ada juga di Indonesia ini yang sudah punya lima-limanya, ada yang punya empat, ada yang punya tiga, ada yang punya dua, tetapi tidak sedikit yang punya satu. Oleh karena itulah, saya akhirnya sadar, meskipun saya sering kesel, marah, ini kok kotor, kok kumuh, kok ini kok itu, tapi saya kembalikan, ya dengan pengalaman-pengalaman melihat Boston, dengan Hokkaido, tetapi juga melihat negara-negara emerging economy yang lain yang keadaannya sama, maka sampailah ke satu pemahaman, konklusi, ya memang seperti itu, tetapi kita harus bekerja sekuat tenaga untuk mengubah keadaan negeri ini, ekonominya, pendidikannya, lingkungan hidupnya, dan sebagainya.
Â
Saudara-saudara,
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Saya pernah, waktu itu Safari Ramadhan, saya naik kereta api, terus masuk ke kampung-kampung, saya marah sekali. Misalkan kotor itu mulai dari Jakarta sampai Cirebon. Kiri-kanan rel kereta api sampah ya macem-macem. Setelah saya marah, dibersihkan makin bersih makin bersih. Mungkin kalau nggak saya lewati lagi bisa kembali lagi, kumat lagi. Tetapi lumayan lah sekarang, artinya makin bersih. Terus saya masuk SD di Bogor, ada SD yang sangat reot, kotor, ruangan gurunya kotor. Masya Allah, ini bagaimana? Enam tahun anak SD sekolah di situ hidupnya dalam keadan seperti itu sampai tua ya begitu dianggap baik. Saya marah. Meskipun setahun berubah total. Tetapi juga ada yang bagus-bagus. SD, SMP, SMA bagus, langsung saya kasih hadiah untuk menambah apa di sekolah itu.
Â
Jadi pendek kata, ada pejabat yang sangat peduli, ada pejabat yang kurang peduli. Mungkin kalau giliran lomba, mau ada Piala Adipura baru siang malam korvei, dicat, dikapur, kemudian dibersihkan, kerja bakti, gotong-royong, karena mengejar piala, apa itu? Adipura, ataupun piala-piala yang lain. Tetapi kalau nggak kembali business as usual. Ada. Mestinya tidak boleh begitu. Saya masuk ke asrama-asrama TNI-Polri, masuk ke tempat-tempat pendidikan sipil atau militer bagus sekali, bersih, sehat, airnya mengalir, tertib, mengapa yang lain tidak bisa? Harusnya bisa, meskipun tentu sekali lagi saya tahu ada kondisi rill masyarakat masih sebagian bergulat dengan urusan perut, urusan kehidupan sehari-harinya.
Â
Saudara-saudara,
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Itulah potret, our picture. Sekarang bagaimana ke depan, dan sebetulnya sudah kita mulai di era kepresidenan saya ini, ada sejumlah kebijakan dan program untuk meningkatkan itu semua. Saudara tahu, program-program pro rakyat itu puluhan triliun. Memang infrastruktur itu penting dan sangat penting, tetapi kalau APBN kita habis untuk infrastruktur dan kita tidak cukup untuk mengeluarkan anggaran pengurangan kemiskinan rasanya tidak adil.
Â
Oleh karena itulah, anggaran infrastruktur tetap besar dan makin besar, tapi saya mengajak swasta, mengajak BUMN yang non-APBN untuk membangun infrastruktur. Dan sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada rakyat miskin, untuk keadilan, kita juga anggarkan program-program penanggulangan kemiskinan. Nah, program-program penanggulangan kemiskinan itu ada yang disebut PNPM. PNPM itu ada PNPM Perdesaan ada PNPM Perkotaan, Program Nasional PM, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, ada kata-kata Mandiri, begitu ya. Tujuannya itu, desa-desa, kampung-kampung, jembatan kecil, pasar kecil, gorong-gorong. Ini juga triliunan yang kita keluarkan, dikandung maksud untuk mempercepat membikin lingkungan itu baik, keluar dari kekumuhan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Â
Demikian juga infrastruktur yang kita bangun, yang porsi pemerintah untuk itu. Tetapi kalau seperti bandar udara, pelabuhan laut, jalan tol, policy kita sekarang, swasta yang kita dorong, atau BUMN, atau public-private partnership. Itu yang kita kembangkan. Tetapi yang menjadi porsi pemerintah, ya pemerintah yang mengeluarkan. Itu cara kita untuk betul-betul secara sistematis, secara berkelanjutan, bertahap mengentaskan permukiman-permukiman yang kumuh, menjadi permukiman beserta lingkungannya yang lebih sehat dan lebih baik.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Saudara-saudara,
Â
Saya, meskipun sudah hampir selesai, berharap di seluruh Tanah Air para pejabat pemerintahan didukung oleh masyarakat luas, didukung oleh para pemerhati dan pecinta lingkungan dan permukiman, untuk terus melakukan upaya meningkatkan habitat yang baik di negeri tercinta ini. Percayalah, ya kalau manusia itu hidup dalam rumah tangga yang baik dan bersih, bersih dalam arti luas, hidup di RT, RW, kampung, dan desa yang baik, sehat, dan bersih, indah, lingkungannya baik begitu, hatinya akan seperti itu, bersih, sehat. Dan kalau sudah seperti itu, dia tidak mungkin mudah tergoda untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan, korupsi misalnya. Karena dasarnya bersih, hatinya bersih, diasuh oleh orang tuanya dalam lingkungan yang juga bersih, maka lahir dan batin ketika tumbuh menjadi manusia juga bersih. Dan itulah yang kita tuju, kehidupan di Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam konstitusi kita, dan semangat para pendiri republik dan juga semangat kita semua dari satu generasi ke generasi.
Â
Saudara-saudara,
Â
Itulah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, dan selamat memperingati Hari Habitat Dunia. Teruslah berupaya, berusaha, dan bekerja sekuat tenaga untuk membangun dan memajukan kawasan permukiman dan lingkungan di Indonesia. Sekian.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 October, 2017, 18:48