RS UNAIR Raih Tingkat Paripurna dalam Akreditasi KARS UNAIR NEWS – Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS UNAIR) pantas berbangga hati. Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada Selasa (7/6) lalu, telah merilis hasil akreditasi RS UNAIR. Berdasarkan surat keputusan tertanggal 17 Mei, RS UNAIR dinyatakan terakreditasi tingkat paripurna. Menurut Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI, selaku Direktur RS UNAIR mengucapkan terima kasih terhadap tim yang telah mempersiapkan akreditasi. Persiapan dilakukan dalam jangka waktu hampir tiga bulan. Karena pada umumnya, rumah sakit lainnya menyiapkan akreditasi dalam waktu minimal dua tahun. “Dengan kita meraih akreditasi paripurna, berikutnya kita akan menaikkan status RS UNAIR yang tadinya tipe C menjadi tipe B. Kemudian, menaikkan lagi status menjadi rumah sakit pendidikan,” tutur Prof. Nasron. Ada empat tingkatan akreditasi yang ditetapkan KARS berdasarkan sistem akreditasi versi 2012, yakni tingkat dasar, madya, utama dan paripurna. Untuk mencapai tingkat paripurna, suatu rumah sakit harus lulus penilaian 15 program kerja, diantaranya akses dan kontinuitas pelayanan, manajemen pemberian obat, pendidikan pasien dan keluarga, dan keselamatan pasien. Wakil Direktur Penunjang Medis RS UNAIR, Dr. Imam Subadi, dr., Sp.KFR, yang saat itu turut mendampingi Prof. Nasron, menjelaskan keputusan akreditasi berlaku sampai 16 Mei 2019. Rencananya, setiap tahun akan dilakukan reakreditasi oleh tim surveyor untuk menjamin mutu dan implementasi.
Manajer Keperawatan RS UNAIR, Purwaningsih, S.Kep., M.Kes, turut menambahkan keterangan dari segi sistem kerja sumber daya manusia. Dalam menghadapi akreditasi, koordinasi berjalan secara top down dan bottom up. Semua perintah dari pimpinan dijalankan bawahan dan dibarengi usulan dari bawah ke pimpinan. Alur inilah yang turut mensukseskan proses akreditasi. Kerjasama dari 500 sumber daya manusia ini yang menjadi kekuatan terbesar sehingga persiapan akreditasi yang berjalan singkat dapat berhasil. “Diharapkan akreditasi ini tidak hanya sekadar visitasi dan selesai. Namun kontinu dalam hal implementasinya. Sehingga diharapkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat menjadi lebih baik dan akan terus diperbaiki, karena itulah tujuan sebenarnya dari akreditasi,” pungkas Purwaningsih. (*) Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S.
Puluhan Perusahaan Tawarkan Kesempatan Kerja dan Beasiswa di Airlangga Career Fair 2016 UNAIR NEWS – Ingin mencari kerja dan beasiswa studi lanjut? Inilah kabar gembira buat Anda. Universitas Airlangga melalui Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) akan kembali menyelenggarakan bursa kerja “Airlangga Career Fair (ACF) XXVI, Scholarship & Entrepreneur EXPO” selama tiga hari berturut-turut pada tanggal 31 Maret hingga 2 April 2016. Gelaran ACF ke-26 ini akan diadakan di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Surabaya.
Ketua PPKK UNAIR Dr. Elly Munadziroh, drg., M.S., ditemui di kantornya, Kamis (24/3) menjelaskan, hingga saat ini sudah mendaftar 35 perusahaan yang menyatakan ambil bagian sebagai peserta program penyedia lapangan pekerjaan. Mereka itu baik BUMN, BUMD, perusahaan multinasional, maupun swasta terpercaya. Selain itu juga sudah terdapat sepuluh perusahaan yang menyatakan diri turut menjadi sponsor kegiatan ACF ini, diantaranya Bank Indonesia, Bank BTN, Bank BCA Tbk, Askrindo, PT KAI, dan Perum Peruri. ”Kita konsisten setiap tahun menyelenggarakan dua kali kegiatan ACF, setelah ini nanti ACF yang kedua sekitar September,” kata Dr. Elly Munadziroh. Puluhan perusahaan yang turut menyediakan formasi pekerjaan (job) tersebut antara lain PT Persadha Pamunah Limbah Industri (PPLi), JNE, PT Sutindo Torrecid Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Bukopin, PT Wika Ikon, PT Astra International Daihatsu, PT Intrias Mandiri Sejati, PT Salam Pacific Indonesia Line, Gloria Christian School, PT Realfood Winta Asia, Bank BTPN, MPM Distributor, PT Dharma Polimetal, Prasetiya Mulya Business School, PT Supra Surya Indonesia, PT Dharma Lautan Utama, PT Blue Bird Tbk., HM Sampoerna Tbk, PT Mutual Plus Global Resources, PT Siantar Madju. Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang sudah bertahun-tahun memimpin PPKK ini berharap pengunjung ACF tahun ini meningkat dari rata-rata setiap penyelenggaraan dikunjungi 10.000 pencari kerja/beasiswa. Ia menyatakan demikian sebab beberapa tahun lalu pernah ACF UNAIR ini dikunjungi sebanyak 16.000 pencari kerja. Apalagi kali ini pengunjung ACF tidak hanya mereka yang ingin mencari pekerjaan, tetapi juga mahasiswa atau lulusan S1 (sarjana) yang hendak mencari beasiswa studi lanjut. Hadirnya lembaga pemberi beasiswa ini berkat kerjasama PPKK dengan Pusat Urusan Internasional dan Kerjasama UNAIR atau IOP (International Office and Partnership). Lembaga tersebut
antara lain Edlink+ConneX, SUN Education, IDP, TEC, Caraka Mulia, DAAD, Education USA, AUG Student Services, Konsulat Jenderal Jepang, dan IFI. ”Kami masih tetap menggratiskan tiket masuk bagi pendaftar online, karena itu kunjungi www.ppkk.unair.ac.id,” tambah Dr. Elly Munadziroh. (*) Penulis: Bambang Bes
Danielle Tello, Wisudawan UNAIR Asal Kolombia, Ajak Kurangi Kemiskinan dan Ketimpangan Gender UNAIR NEWS – Diantara 2.292 wisudawan Universitas Airlangga yang dilantik oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., MCA., periode Maret 2016, Sabtu (19/3) kemarin terdapat lima mahasiswa asing yang turut dilantik. Salah satunya adalah Danielle Tello Roija, asal Kolombia yang telah menyelesaikan studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) dari penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Dalam prosesi kemarin, Danielle pula yang berpidato untuk mewakili semua wisudawan. Dalam awal pidatonya, Danielle mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia dan UNAIR karena telah memberinya kesempatan belajar melalui program KNB. Ia menyatakan, tidaklah ringan dalam menjalani studi di UNAIR ini, kendala yang utama adalah dalam hal adaptasi, terutama pada persoalan bahasa.
Selebihnya, Danielle menyampaikan pidatonya dengan materi yang serius. Paling awal ia mengajak kepada kawan-kawan wisudawannya untuk bergerak demi mengentaskan masalah di Indonesia, terutama di bidang kemiskinan dan ketimpangan gender. “Salah satu tantangan terbesar kita adalah kemiskinan. Di dunia ini ada 805 juta orang yang tak memiliki cukup makanan. Hari ini, pada 19 Maret, pada hari dimana kita diwisuda ini juga terancan 22.000 anak kecil akan meninggal karena kemiskinan,” tutur gadis asal Kolombia itu seraya menyambung dengan masalah ketimpangan gender. ”Saya, Daniele Tello, adalah perempuan yang berisiko lebih tinggi terhadap pemerkosaan atau pun bentuk kekerasan domestik. Risiko bentuk kekerasan itu lebih tinggi dari pada penyakit kanker, kecelakaan mobil, peperangan, dan malaria. Ini adalah tantangan bagi kita semua,” tutur Danielle serius. Ia juga mengingatkan tentang tantangan global lainnya, seperti pemanasan global, akses terhadap sanitasi dan air bersih, kelaparan, dan lainnya. Karena itu ia juga mengajak semua wisudawan ikut menyelesaikan tantangan global tersebut dengan cara individu masing-masing. ”Saya ingin kita bisa menyadari bahwa kita ini beruntung, termasuk saya. Saya merasa sangat beruntung dapat meraih gelar Master, sementara 62 juta perempuan lainnya di dunia tidak bisa mengenyam pendidikan,” tutur perempuan cantik ini. Ia juga berharap semua wisudawan ini dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki demi membangun masa depan lebih baik. Karena itu adalah cara terbaik untuk menjunjung almamater Universitas Airlangga. “Inilah komitmen saya. Saya ingin menjadi bagian dari solusi. Kita semua dapat menyelesaikan permasalahan tadi. Kita bisa mengatasi permasalahan itu dari jejak karir yang kita pilih. Kita hanya butuh langkah kecil utuk bergerak. Itulah cara kita
untuk membuat hidup kita lebih bermakna,” tutur Danielle. Danielle tak hanya mengajak para wisudawan untuk berkontribusi bagi negerinya. Ia juga memberikan contoh untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan. Untuk mengurangi ketimpangan, ia mengimbau “Anda” untuk memberikan gaji yang adil pada seluruh karyawan. Ia juga menyarankan “kita” untuk memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak karyawan. Tetapi ia tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan “Anda” dan “kita” tersebut. “Angkat kesejahteraan keluarganya sebagaimana menyejahterakan keluargamu,” pesan Danielle.
kamu
Sedangkan cara untuk mengurangi kemiskinan, Danielle meminta teman-temannya untuk mengajarkan berbagai macam pelatihan dan memberikan gaji yang layak kepada para asisten rumah tangga (sopir, pembantu, baby sitter). ”Bantulah mereka untuk lepas dari kemiskinan,” kata Danielle menutup sambutannya. (*) Penulis: Defrina Editor: Bambang Bes
20 Tim PKM UNAIR Lolos ke PIMNAS 2016 UNAIR NEWS – Naik signifikan. Dua kata itu yang pantas untuk melukiskan kabar gembira bahwa 20 tim program kreativitas mahasiswa (PKM) Universitas Airlangga dari 167 makalah yang didanai Dirjen Dikti, lolos untuk berkompetisi di final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-29 tahun 2016 di Institut Pertanian Bogor (IPB), 8-12 Agustus 2016.
Dari hasil pengumuman peserta yang lolos ke PIMNAS yang dikeluarkan resmi oleh Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Senin (25/7) malam, jumlah tim PKM UNAIR yang lolos ke PIMNAS 2016 ini meningkat signifikan. Tahun 2015 terdapat 13 tim PKM UNAIR yang lolos ke PIMNAS di Universitas Halu Oleo Kendari dan meraih peringkat IV. Sedangkan tahun 2014 terdapat 16 Tim PKM yang lolos ke PIMNAS di Undip Semarang. Bahkan sebelumnya (2013) hanya 11 tim tetapi menjadi runner-up PIMNAS Ke-26 di Unram Mataram. Dengan lolosnya 20 Tim PKM 2016 ini berarti UNAIR berada di urutan ke-6 dari puluhan perguruan tinggi di Indonesia yang meloloskan Tim PKM-nya ke PIMNAS. Disini ada empat kampus di Jatim yang masuk dalam sepuluh besar pengirim tim PKM ke PIMNAS. Sepuluh besar lolos ke PIMNAS itu adalah UGM 29 tim, UB 27 tim, UM 23 tim, Undip 22 tim, IPB 21 tim, UNAIR 20 tim, ITS 15 tim, UNS 13 tim, UI 12, dan UNY 12 tim. Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, SH., MH., CN., merespon positif hasil seleksi tim PKM ini. Dikatakan bahwa jumlah tim yang lolos ke PIMNAS tahun ini mencetak rekor karena meroket signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Dari 20 proposal PKM yang lolos itu rinciannya 4 proposal PKM-K (Kewirausahaan), 4 PKM-KC (Karsa Cipta), 3 PKM-M (Pengabdian Masyarakat), 6 PKM-PE (Penelitian Eksakta), 2 PKM-PSH (Penelitian Sosial Humaniora), dan 1 PKM-T (Teknologi). “Ini rekor baru. Tahun lalu hanya 13 finalis, dan sekarang 20 jadi meningkat 60%. Padahal PTN lain turun. Karena memang tahun ini kuotanya dikurangi separuh karena persoalan dana. Tapi UNAIR justru meroket. Semoga di final PIMNAS nanti UNAIR bisa mendapatkan banyak medali emas dan bisa masuk tiga besar,” kata Hadi Subhan. Keberhasilan meningkatkan tim PKM UNAIR yang lolos ke PIMNAS ini, menurutnya, merupakan dukungan dan kerjasama dari tim gabungan bidang kemahasiswaan, dosen yang tergabung dalam Tim
Pendamping Kemahasiswaan (TPK), BEM UNAIR bidang keilmuan, Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran, tim Garuda Sakti (alumni peraih medali pada PIMNAS) dan Ikatan Alumni PIMNAS. Soliditas tim ini bertujuan untuk mengharumkan nama UNAIR dalam kompetisi ilmiah mahasiswa tahunan terbesar di Indonesia ini. Selain soliditas tim, sejak awal 2016 UNAIR secara rutin mengadakan lokakarya dengan menghadirkan nara sumber kawakan untuk memberikan materi-materi menarik yang berkaitan dengan presentasi, pembuatan Power Point yang benar, hingga pembuatan poster. Terkait persiapan menuju PIMNAS pada 8–12 Agustus 2016 di Institut Pertanian Bogor, dikatakan 20 tim finalis UNAIR ini akan segera dikarantina pada akhir pekan ini. Rencananya, mahasiswa akan mendapat pembinaan intensif dengan materi serupa dari narasumber yang berkompeten. “Jumat besok (29/7) kami akan karantina 20 finalis tim ini dengan mendatangkan narasumber yang berpengalaman. Kami adakan pembinaan intensif sampai mendekati hari H dan akan memfasilitasi penuh kebutuhan para finalis, seperti mendatangkan ahli pembuat poster, Power Point, dsb,” terang Hadi Subhan. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Bambang Bes
Inilah Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR Periode 2016 UNAIR NEWS – Pertanyaan tentang siapa yang akan memegang tanggung jawab kepemimpinan BEM Keluarga Mahasiswa (KM) UNAIR
periode 2016 terjawab sudah. Mereka adalah Muhammad Rizky Fadilah (Ilmu Sejarah 2012, sebagai Ketua) dan Ihwanun Mudhofir Hariri (Ilmu Hukum 2013, sebagai Wakil Ketua). Pasangan yang mengusung slogan SUPER (Semangat Untuk Pembaruan Progresif) itu “mengalahkan” pasangan Independent Moh. Hadi Subarkah (Budidaya Perikanan 2012) dan Kesa Camelya (Teknobiomdik 2013). Keputusan itu dicetuskan secara musyawarah mufakat melalui sidang yang berlangsung sejak Selasa (8/3) hingga Rabu pagi (9/3). Hadir sebanyak 45 perwakilan eksponen mahasiswa. Antara lain, dari BEM, BLM, dan FORKOM, yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). “Alhamdulillah
sidang
berlangsung
lancar.
Memang,
ada
perbedaan pendapat. Namun, tidak sampai memanas sehingga akhirnya tetap berhasil mancapai mufakat” ungkap Arum Kusumaningtyas ketua pelaksana Pantia Pemilihan Kampus (PPK) 2016. Sebelum sidang penentuan, diadakan pemaparan visi misi masingmasing pasangan dalam Fit and Proper Test. Pada acara tersebut, masing-masing pasangan menyampaikan Grand Design kepemimpinan. Itu merupakan salah satu kesempatan untuk meyakinkan anggota MPM sebelum sidang. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam sidang penentuan adalah penilaian panelis yang didapatkan ketika Uji Masyarakat Kampus (UMK). Kemudian, masing-masing perwakilan fakultas menyampaikan pertanyaan secara bergantian dan menyampaikan aspirasi kreteria Ketua dan Wakil Ketua BEM KM UNAIR 2016. Minta Dukungan Biar Konsisten Setelah hasil musyawarah disepakati, pasangan yang terpilih didatangkan ke tempat sidang, ”Saya mendapat kabar ini ketika berada di Waru Sidoarjo,” ungkap Ketua BEM terpilih 2016 Muhammad Rizky Fadilah. “Saya mendapat berita ini ketika berada di Asrama setelah melaksanakan Sholat Gerhana Matahari”
papar Ihwanun Mudhofir Hariri, wakil ketua BEM terpilih. Mereka bercerita, sebenarnya sudah pasrah dengan hasil yang akan dicapai. Namun, di dalam hati masing-masing, mempunyai rasa keyakinan bahwa akan terpilih memimpin BEM KM UNAIR 2016. “Setelah pelantikan nantinya kami akan langsung bekerja. Yaitu, mengadakan Forum Besar yang diikuti oleh semua eksponen mahasiswa, termasuk BEM, se-UNAIR untuk pembicaraan arah pembentukan kabinet dan keberlangsungannya” kata Ace, sapaan akrab Rizky Fadilah. “Terima Kasih kepada semua yang telah mendukung. Semoga kami dapat mengemban tanggung jawab ini untuk UNAIR yang lebih baik. Mohon doa dan dukungan agar ami konsisten” tuturnya. (*) Penulis: Ahmad Janni Editor: Rio F. Rachman
Mutu Pendidikan UNAIR Capai Peringkat “Excellence” UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus memacu diri dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti, UNAIR berhasil mempertahankan status “Excellence Level” dalam penilaian mutu pendidikan. Mutu pendidikan di UNAIR mendapatkan sertifikasi sesuai standar ISO 9001:2015, MBNQA 2015-2016, dan IWA 2:2007. Pada hari Selasa (10/1) lalu, lembaga sertifikasi mutu DeCRA merilis hasil penilaian manajemen. Penilaian mutu didasarkan pada proses audit eksternal yang dilakukan pada tanggal 14-18 November dan 28-30 November 2016 lalu di hampir semua unit kerja di lingkungan UNAIR. Sertifikat itu akan berlaku sampai tanggal 17 Desember 2018.
Menanggapi hasil penilaian itu, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh sivitas akademika yang telah berusaha untuk menjaga mutu kelangsungan proses pendidikan. Menurut Rektor, UNAIR termasuk responsif dalam mengadopsi standar ISO 9001:2015 dalam manajemen pendidikan. “Tapi kita sudah dapat ISO 9001:2015, kita termasuk institusi yang responsif dalam menggunakan ISO 9001:2015, karena mengaitkan dengan isu-isu risk management,” tuturnya. Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, drh., DEA., menyampaikan seluruh aspek yang berkenaan dengan mutu pendidikan yang dinilai oleh lembaga audit. Aspek-aspek itu meliputi visi dan misi, kebijakan pendukung, sumber daya manusia, sarana prasarana, hingga kualitas lulusan. “Mulai dari bagaimana proses input, hingga output dan outcomenya saling terkait yang bertujuan untuk menghasilkan output dan outcome sebagaimana visi dan misi yang ditetapkan atau tujuan dan sasaran yang ditetapkan,” tutur Bambang. Terkait dengan hasil excellence yang berhasil dicapai oleh UNAIR, Bambang mengatakan bahwa pencapaian tersebut selaras dengan target yang ditetapkan. Lulusan Universitas Rene Descartes, Prancis, itu menambahkan, hasil tersebut bisa tercapai karena semua bidang berhasil melakukan strategistrategi dalam aspek yang dijadikan penilaian. Patokannya, mengarah pada kebijakan mutu yang berpegang pada prinsip BEST. BEST adalah kependekan dari based on morality, excellent (academic, research, dan community development), strong academic culture, dan target oriented. Namun, ia berharap ada peningkatan terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan. Apalagi dengan predikat yang telah dicapai, kebijakan-kebijakan UNAIR sudah barang tentu mengarah pada internasionalisasi.
“Ke depan yang perlu diperbaiki, menurut saya adalah semua level bisa bersama-sama mensinkronkan semua program dan langkahnya sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan berdasarkan target kinerja, baik dalam jangka panjang, menengah, maupun tahunan,” terangnya. Di tingkat lembaga/institusi/badan, ada sekitar 17 unit kerja yang diaudit terkait proses pengembangan kebijakan. Sedangkan, di tingkat program studi, ada 30 prodi dari berbagai jenjang pendidikan, dari seluruh fakultas yang diaudit terkait proses pembelajarannya. IWA 2 adalah bagian dari ISO (International Organization for Standarization) yang bertugas untuk melakukan audit dan penilaian terhadap lembaga penyelenggara pendidikan tinggi. Audit dan penilaian oleh lembaga eksternal dilakukan terhadap unit kerja di lingkungan UNAIR. Sedangkan, MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award) yang bertugas untuk menilai mutu organisasi-organisasi di bidang bisnis, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sektor non-profit lainnya. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh
dr. Purwati, Kartini Bidang Medis dari Universitas Airlangga UNAIR NEWS – Telah seabad lebih Raden Ajeng Kartini wafat. Kegigihannya dalam memperjuangkan hak perempuan untuk
mengenyam pendidikan masih meninggalkan jejak di benak masyarakat Indonesia. Setelah R.A. Kartini wafat, kini muncullah kartini-kartini baru yang meneruskan tongkat perjuangan, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu diantaranya adalah Dr. Purwati, dr., Sp.PD., FINASIM. Sebagai Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR, salah satu bentuk perjuangan Purwati adalah terus mengembangkan stem cell sebagai sebuah produk obat-obatan. Penelitian dan pengembangan stem cell masih tergolong baru di Indonesia. Maka dari itu, dibutuhkan pendalaman lebih lanjut guna mengetahui berbagai manfaat yang bisa didapat dari stem cell. Menjadi peneliti sekaligus praktisi medis memiliki kebanggaan tersendiri bagi Purwati. Ia membandingkan iklim penelitian di luar negeri dengan yang ada di Indonesia. Di Indonesia, sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen bukan hanya dituntut untuk mengajar dan mendidik, tapi juga melaksanakan pengabdian dan penelitian. Berbeda dibandingkan dengan yang ada di luar negeri.
jika
Meski demikian, peneliti yang juga merupakan staf pengajar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR tersebut, tetap berharap kualitas penelitian di Indonesia dapat terus berkembang, yakni dengan riset yang dapat menghasilkan produk inovatif. “Kalau di luar negeri peneliti ya hanya meneliti, pendidik ya hanya mendidik. Di Indonesia dituntut untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Walaupun pekerjaannya merangkap, produk penelitian kita tetap harus berkualitas dan inovatif supaya tidak menjadi bangsa yang terpuruk,” imbuh perempuan yang menempuh pendidikan doktoral di pascasarjana UNAIR tersebut. Sepanjang perjalanan karir yang telah dilalui, berbagai
perhargaan di bidang penelitian telah Purwati genggam. Seperti The Best Presenter pada penelitian Hepatologi pada KONAS PEGI Juli 2005 di Balikpapan, serta The First Winner of Free Paper Presentation (Research Category) KONAS PETRI di Semarang pada tahun 2011. Penghargaan tersebut merupakan salah satu bukti perjuangannya dalam bidang penelitian. Mengenai bidang stem cell yang tengah digeluti Purwati saat ini, ia berharap agar penelitian stem cell dapat terus dikembangkan untuk dapat menambah inovasi bidang medis di Indonesia. “Harapannya, kedepan bisa dibuat sebuah kebijakan atau standar operasional mengenai prosedur stem cell. Mencari tau stem cell itu baik buat penyakit apa saja, dan tidak signifikan untuk penyakit apa saja,” ujar perempuan yang juga menjabat sebagai sekretaris di Surabaya Regenerative Medicine Center tersebut. Selain menjalani kesibukan sebagai seorang peneliti dan pengajar di bidang medis, Purwati juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Diakui Purwati, menggeluti kiprah pada dunia penelitian medis membuat waktu untuk keluarga dan anak-anak banyak tersita. Namun, melalui pemahaman Purwati, keluarga dan anak-anaknya mengerti bahwa di luar keluarga ia adalah seorang wanita karir yang berjuang untuk kepentingan masyarakat luas. Sehingga dukungan dari keluarga dan anak-anak terus mengalir untuknya. “Waktu kebersamaan saya dengan anak-anak tersita banyak sekali. Seharusnya saya bisa mengajaknya bermain, kenyataannya justru pergi ke laboratorium atau praktek,” ujar ibu dari tiga orang anak tersebut. “Seorang ibu tidak akan pernah menjadi perempuan hebat tanpa support keluarga dan anak-anak, terutama bagi saya sebagai wanita karir,” pungkasnya. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Binti Q. Masruroh
Tim Basket Putri UNAIR Duduki Posisi Runner Up Liga Mahasiswa UNAIR NEWS – Laga final Liga Mahasiswa (LIMA) Basketball National musim keempat telah membuahkan hasil. Tim basket putri Universitas Airlangga berhasil meraih posisi runner up dalam babak final yang digelar di GOR C-Tra Arena, Bandung, pada Sabtu (21/2). Tim basket putri UNAIR harus puas dengan skor 44 poin atas tim Universitas Esa Unggul dengan skor 61 poin. Kapten tim basket putri UNAIR Putri Yuliana Anggita Bening mengatakan bahwa dirinya cukup bangga bisa membawa rekan-rekan timnya masuk ke babak final. Apalagi ini merupakan tahun terakhir bagi dirinya dan beberapa rekan timnya untuk berlaga di ajang LIMA dengan membawa nama besar UNAIR. Bagi Anggita yang berhasil mencetak 6 poin dan 10 rebound dalam laga final kali ini, faktor keberhasilan ini dipengaruhi oleh kerja keras, kekompakan, dan semangat pantang menyerah yang dimiliki oleh tim basket putri UNAIR. Pencetak poin terbanyak tim basket putri UNAIR, Nilam Rifai Savitri, mengatakan ada banyak peluang cetak skor yang tercipta untuknya. Sebagai pencetak 19 poin, ia merasa bangga bisa memberikan yang terbaik bagi UNAIR. Menurut Nilam, tim UNAIR bisa mengimbangi permainan lawan hingga quarter kedua. Namun, tim basket putri UNAIR harus mengakui keunggulan lawan timnya hingga quarter keempat. Pada permainan kali ini, komposisi pemain basket putri UNAIR terdiri dari jumlah pemain baru yang lebih banyak. Sehingga,
tim basket putri UNAIR sejak awal hanya menargetkan masuk babak semifinal. Keberuntungan terkadang tak selurus dengan target. Tak dinyana, tim basket putri UNAIR berhasil masuk ke babak final dan meraih posisi runner up. Hal ini diungkapkan oleh pelatih tim basket UNAIR, Aries Herman, di sela-sela waktu usai pertandingan. “Dari segi komposisi, 60% pemain tim basket putri UNAIR masih tergolong baru. Ini merupakan kali pertama mereka bertanding di LIMA sehingga dari segi pengalaman masih kurang dari tim lawan. Sebenarnya, masuk final ini sudah melebihi target. Cukup semifinal saja,” tutur Aries. Ke depannya, ia akan tetap menggiatkan latihan bagi pemain basket UNAIR. Tahun depan, ia menargetkan tim basket UNAIR akan menembus babak final, dan memboyong juara I nasional. Tim basket putri UNAIR berhasil masuk babak final setelah mengalahkan tim Universitas Parahyangan dengan skor 68-42 pada Sabtu (20/2) di tempat yang sama. Sedangkan, tim basket putra mengalami kekalahan pada babak perempat final saat melawan tim basket asal Universitas Pelita Harapan. Dalam sejarahnya, tim basket putra dan putri menorehkan prestasi gemilang di ajang LIMA. Pada periode 2013-2014 lalu, tim basket putra berhasil meraih juara III seri Jawa Timur, sedangkan tim putri UNAIR berhasil meraih juara I nasional di ajang LIMA. Pada periode 2014-2015, tim basket putri menduduki juara IV nasional, sedangkan tim putra meraih juara I seri Jatim. Pada periode 2015-2016, tim basket putri UNAIR menduduki juara II nasional, sedangkan tim putra babak perempat final nasional. (*) Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S.
Dua Pelajar 14 dan 15 Tahun Ini Lolos SNMPTN di UNAIR UNAIR NEWS – Sepekan yang lalu, ribuan pelajar dari seluruh penjuru tanah air sudah dapat melihat hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ratusan PTN yang tersebar di seluruh Indonesia pun siap menyambut genarasi penerus bangsa tersebut. Sebagai bagian dari salah satu PTN di Indonesia, UNAIR sendiri pada tahun ini menerima sebanyak 2.098 calon mahasiswa baru pada jalur SNMPTN. Dari jumlah 2.098 calon mahasiswa tersebut, ada dua calon mahasiswa yang terbilang ‘unik’. Pasalnya, kedua calon mahasiswa tersebut masih berusia 14 dan 15 tahun. Keduanya ialah Syarifah Salsabila (14) yang diterima pada program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Rania Tasya Ifadha (15) yang diterima pada program studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR. Syarifah merupakan lulusan Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, lahir pada 30 Juli 2001. Sedangkan Rania adalah lulusan dari SMAN 3 Semarang yang lahir pada 17 Februari 2001. Keduanya terhitung sebagai calon mahasiswa termuda UNAIR dari jalur SNMPTN tahun 2016 ini. “Keduanya lulus SMA dalam usia 14 dan 15 tahun. Ini pasti anak yang cemerlang secara akademik,” tutur Rektor UNAIR, Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA pada Senin, (16/5). Sementara itu, ada 8 calon mahasiswa lain yang diterima pada jalur serupa dan masih berusia 16 tahun. ke-8 calon mahasiswa tersebut diterima pada Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).
Pada jalur SNMPTN ini, sebagian besar calon mahasiswa merupakan warga Surabaya. Dari total calon mahasiswa yang diterima, sejumlah 37% atau setara 782 calon mahasiswa berasal dari SMA di wilayah Surabaya. Jumlah sisanya berasal dari berbagai wilayah di Jawa Timur, maupun berbagai kota di Indonesia. Prof Nasih juga mengatakan bahwa prosentase siswa dari Madrasah Aliyah (MA) yang diterima juga lebih banyak jika dibanding siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). “Prosentase siswa dari MA lebih tinggi dari pada SMK. Sejumlah 113 peserta yang lolos SNMPTN di UNAIR merupakan siswa dari MA. Menurut saya itu luar biasa. Diantara mereka saya yakin ada yang hafidz quran,” ujar Prof Nasih. Tahun ini, melalui jalur SNMPTN, Pendidikan Dokter FK menduduki peringkat pertama sebagai prodi yang paling banyak diminati. Dari 1895 pendaftar, ada 1312 peserta yang menempatkan Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertama. Dari keseluruhan jumlah tersebut, FK hanya mengambil 75 calon mahasiswa. Selanjutnya, prodi Manajemen FEB menjadi pilihan terbanyak kedua, dan disusul prodi Akuntansi menempati peminat terbanyak ketiga. Sejumlah 2098 calon mahasiswa tersebut belum tercatat sebagai mahasiswa UNAIR sebelum mereka melakukan pendaftaran ulang pada 31 Mei nanti. Waktu pendaftaran ulang akan bersamaan dengan seleksi jalur SBMPTN, sehingga calon mahasiswa yang bersangkutan harus memilih antara melakukan daftar ulang, atau mengikuti seleksi SBMPTN. “Jika tanggal 31 Mei nanti mereka tidak datang, atau mereka ikut tes lain, mereka akan gugur. Dan itu akan mempengaruhi persepsi kita terhadap sekolah yang bersangkutan,” ujar Prof Nasih. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan
Pendaftar Jalur Mandiri UNAIR Tembus 10.143 Orang UNAIR NEWS – Seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri merupakan peluang terakhir bagi lulusan sekolah menengah atas yang ingin diterima program studi S-1 di Universitas Airlangga. Sampai Kamis (14/7) pukul 13.00 WIB, jumlah pendaftar jalur mandiri reguler mencapai 10.143 orang. Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, ketika ditemui di ruangan kerjanya. Dari jumlah tersebut, prodi S-1 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, UNAIR, tetap menjadi prodi favorit pendaftar. Jumlah pendaftar prodi S-1 Pendidikan Dokter mencapai 2.540 orang. Dari jumlah pendaftar keseluruhan, sebanyak 189 orang mendaftar jalur mandiri kelas internasional. Sekitar 22 orang diantaranya adalah warga negara asing. Pada seleksi jalur mandiri tahun 2015, WNA pendaftar kelas internasional didominasi dari Malaysia. Namun, untuk tahun 2016, data asal negara pendaftar masih belum diketahui. Terkait dengan kelas internasional, Prof. Nasih menginginkan agar WNA dari berbagai negara bisa menjalani aktivitas perkuliahan di UNAIR. Bidikmisi Pada tahun 2016, UNAIR membuka jalur mandiri khusus Bidikmisi. Prof. Nasih tidak menetapkan kuota Bidikmisi pada jalur mandiri. Menurutnya, kuota Bidikmisi UNAIR dari pemerintah sebanyak 550 mahasiswa sudah terpenuhi lewat jalur SNMPTN (373 orang) dan SBMPTN (293 orang). Namun, ia akan memperjuangkan pertambahan kuota Bidikmisi
kepada pemerintah. Apabila permohonan pertambahan kuota tidak terpenuhi, maka peserta Bidikmisi jalur mandiri mendapatkan pembebasan biaya kuliah per semester. “Kita di jalur mandiri pun menerima Bidikmisi. Mudah-mudahan, mereka yang secara ekonomi kurang mampu bisa bersaing di jalur mandiri,” tutur Prof. Nasih. Program vokasi Selain seleksi penerimaan mahasiswa baru sarjana jalur mandiri, UNAIR juga sedang membuka seleksi maba vokasi. Sampai Kamis (14/7) pukul 13.00 WIB, jumlah pendaftar program vokasi mencapai 3.471 orang. Dari jumlah tersebut, prodi D-3 Perpajakan dan D-3 Akuntasi menjadi pilihan favorit. Jumlah pendaftar D-3 Perpajakan mencapai 661 orang, sementara D-3 Akuntansi mencapai 552 orang. Kuota masing-masing prodi tersebut adalah 120 orang. Berbeda dari proses seleksi tahun lalu, tahun ini jadwal seleksi program vokasi dilaksanakan bebarengan dengan jalur mandiri. Dengan adanya kebijakan ini, lulusan SMA/sederajat diharapkan segera menetapkan pilihan untuk melanjutkan studi jenjang sarjana atau diploma. “Karena ini bukannya saatnya coba-coba. Daftar S-1 di jalur mandiri, kalau tidak diterima baru daftar ke vokasi. Jangan coba-coba lagi. Mulai dari sekarang harus menentukan pilihan. Kalau lulusan dari SMEA (sekolah menengah ekonomi atas) atau STM (sekolah teknik menengah), kita dorong ke D-3,” tutur Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Bambang Bes.