LAPORAN UTAMA
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
7
RPJMA Finish bukan Berarti Pembangunan Berhenti “Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi motivasi bersama agar lebih semangat lagi dalam menggenjot berbagai program pembangunan yang prorakyat,” -- Zulkifli Hs -Kepala Bappeda
T
AHUN 2017 merupakan batas finish Rencana Program Jangka Menengah Aceh (RPJMA) untuk pemerintahan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf (Zikir). Di mana keduanya harus menuntaskan semua rencana yang sudah dicatat 5 tahun lalu untuk Aceh. Kendati demikian, bukan berarti pembangunan Aceh berhenti sampai di sini. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Zulkifli mengatakan justru tahun 2017 menjadi titik awal pembangunan menuju Aceh yang lebih global. Oleh karena itu, Bappeda memiliki peran yang sangat penting dalam pengalokasi anggaran untuk kegiatan prioritas pembangunan Aceh.
Pola alokasi anggaran tidak semata-mata atas usulan SKPD berdasarkan Tugas dan Fungsi, namun berdasarkan prioritas program yang bermanfaat untuk mendukung pencapaian sasaran agenda prioritas pembangunan Pemerintah Aceh. Untuk menutup RPJMA 2017, ada 10 program prioritas Pemerintah Aceh yang selaras dengan program prioritas nasional, yakni, reformasi birokrasi dan tata kelola; keberlanjutan perdamaian; dinul Islam, adat dan budaya; ketahanan pangan dan nilai tambah; penanggulangan kemiskinan; pendidikan; kesehatan; infrastrukutr yang terintegrasi; sumber daya alam berkelanjutan; dan kualitas lingkungan dan kebencanaan. Kesepuluh program ini sudah
dijalankan dengan baik. Untuk penanggulangan kemiskinan misalnya, Pemerintah Aceh terus berupaya untuk menurunkan angka kemiskinan di provinsi ini. Hal ini terlihat dari keseriusan Pemerintah Aceh untuk menurunkan angka kemiskinan yang hingga kini mencapai angka 17,11% dari sebelumnya yang pernah mencapai angka 19 persen. Atas upaya ini, Pemerintah Aceh mendapat penghargaan terbaik nasional ketiga pencapaian tujuan pembangunan millenium Development Goals (MDGs) 2016. Aceh masuk kategori capaian terbaik karena berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran serta konsen dalam bidang kesehatan serta pendidikan. Aceh juga berhasil mencapai target untuk kategori persentase penduduk miskin, perbaikan angka partisipasi sekolah (APS) pada usia SMP, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar, dan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Dr Sofyan Jalil, kepada Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, Rabu (20/4/2016) lalu. Kepala Bappeda Aceh Zulkifli Hs, menjelaskan pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam upaya pencapaian MDGs serta meningkatkan daya saing antar provinsi. “Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi motivasi bersama agar lebih semangat lagi dalam menggenjot berbagai program pembangunan yang prorakyat,” ujar Kepala Bappeda. Program pembangunan lainnya yang juga menjadi prioritas adalah pembangunan kedaulatan pangan, di mana Aceh ditargetkan menjadi lumbung pangan nasional. Pemerintah Provinsi Aceh menargetkan produksi padi pada 2017 akan naik sebesar 2,5 juta ton, setelah tahun 2016 petani Aceh mampu memproduksi 2,3 juta ton, sebuah angka yang sudah melampaui target yakni 2,1 juta ton. Lalu seperti apa gambaran kinerja Pemerintah Aceh jelang akhir perjalanan RPJMA? Menurut Kepala Bappeda Aceh Zulkifli, setidaknya 90 persen program pembangunan dijalankan sesuai dengan perencanaan yang ada.
“Pastinya ada yang belum tuntas. Dan siapapun pemerintah yang akan datang, harus bisa menjalankan dan melanjutkan program pembangunan, karena ini bukan program pribadi melainkan program pemerintah untuk masyarakat,” jelas Kepala Bappeda. Membangun, sebut Zulkifli, bukan hal yang mudah dan itu harus dilakukan sebijaksana mungkin. Membangun butuh proses dan tahapan, sehingga sebuah pembangunan berhasil dilakukan. Dan ini juga perlu dukungan masyarakat. “Masyarakat juga dimintakan bersyukur dengan apa yang sudah dinikmati saat ini. Dengan bersyukur itu berarti juga sudah menjaga hasil pembangunan dan artinya juga sudah ikut membantu secara mental. Untuk itu, semua pihak harus saling mendukung agar proses pembangunan di Aceh bisa berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya. Untuk periode RPJMA berikutnya, kita harapkan apa yang sudah ada dan belum tuntas harusnya dilanjutkan sehingga kebutuhan rakyat terpenuhui. “ Siapapun itu pemerintahannya harus bisa melihat keberlanjutan pembangunan dan manfaatnya bagi rakyat,” tegas Zulkifli.(yayan)
Pelabuhan Balohan segera Berbenah P
Alhamdulillah, ke depan, mulai tahun 2017 sampai 2019, Pelabuhan Balohan akan direnovasi dan dikembangkan menjadi lebih baik melalui proyek multiyears di bawah kendali BPKS,” -- Agustiar -Kasubbag TU UPTD Pelabuhan Penyeberangan Balohan Sabang
ELABUHAN Balohan yang menghubungkan Aceh daratan dengan Pulau Weh selama ini tampak sempit dan sesak. Berbagai fasilitas, terutama gangway (jembatan penghubung ke kapal) dan kantong parkir mobil dan sepeda motor, terlihat masih belum memadai. “Arus lalu lintas melalui Pelabuhan Balohan akhir-akhir ini tergolong tinggi. Khusus pada harihari besar dan akhir pekan penuh sesak. Pada sisi lain, fasilitas di sini masih serba terbatas,” kata Agustiar, Kasubbag TU UPTD Pelabuhan Penyeberangan Balohan, kepada Tabangun Aceh, di ruang kerjanya di Sabang, Rabu (20/4/2016). “Alhamdulillah, ke depan, mulai tahun 2017 sampai 2019, Pelabuhan Balohan akan direnovasi dan dikembangkan menjadi lebih baik melalui proyek multiyears di bawah kendali BPKS,” terang Agustiar. Agustiar merincikan beberapa item yang menjadi prioritas dalam proyek multiyears itu. Antara lain: Pembangunan dua dermaga permanen untuk kapal cepat, pembangunan kantong parkir sebagai tempat menampung mobil yang akan diangkut oleh kapal roro (roll on – roll off), pemasangan MB (movable bright) di ujung jembatan menuju kapal roro, dan beberapa fasilitas lainnya. “Pembangunan dua dermaga untuk kapal cepat saat ini sedang dalam proses tender di Kementerian Perhubungan di Jakarta. Sementara untuk pengembangan dan perluasan kantong parkir akan segera dibangun setelah selesai persoalan pembebasan lahan,” sebutnya.
“Ke depan akan ada dua jalur untuk mobil yang keluar dan masuk. Keduanya tidak boleh bercampur, karena rawan diselewengkan penggunaannya oleh pihak tertentu. Misalnya, pada saat mobil keluar dari kapal tiba-tiba ada yang menyelinapkan mobil masuk, dan ini sangat merugikan mobil di barisan antrian. Seharusnya mobil yang masuk ke kapal adalah yang sudah menunggu di kantong parkir,” Agustiar memberi contoh. Gangway tak terpakai Sementara itu, dalam amatan Tabangun Aceh di Pelabuhan Balohan terlihat sebuah bangunan gangway tinggi yang tidak terpakai.
Jembatan penghubung ke kapal (gangway) itu tampak terbengkalai. Pengguna kapal (penumpang) masih tetap menggunakan jembatan lama yang lebih rendah. “Gangway yang tinggi itu dibangun oleh BPKS pada tahun 2010. Tapi ia tak bisa dipakai karena bentuk dan ketinggiannya tidak sesuai dengan kapal yang tersedia,” kata Agustiar sembari menunjuk arah gangway dimaksud. Tidak dapat difungsikannya gangway kapal roro (masyarakat menyebutnya kapal lambat, red) tersebut barangkali dikarenakan pihak pengembang tidak berkoordinasi dengan pemakai (user) sebe-
Dermaga penyebrangan Balohan, Sabang. Foto direkam 5 Mei 2016.|
FOTO: IRFAN M NUR
lum melakukan pembangunan, sehingga out put tidak sesuai dengan kebutuhan. Jadwal Kapal ke Sabang Ada empat unit kapal yang melayari Balohan - Ulee Lheu setiap harinya, yaitu: Kapal BRR dua kali sehari; pukul 8.00 dan 14.30 (dari Sabang); 9.30 dan 15.30 (dari Banda Aceh). Sementara kapal cepat pada pukul 8.00 dan 13.30 (dari Sabang dan Banda Aceh). “Khusus pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu jadwalnya ditambah menjadi masing-masing tiga kali sehari. Begitu juga pada hari libur lainnya,” kata Agustiar. (hasan basri m nur)
8
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
Warga Laweung Sambut Gembira Kehadiran Pabrik Semen Ini adalah rezeki yang luar biasa yang datang kepada kami. Kami pasti bersyukur atas kehadiran nikmat ini,” -- Tgk. Fakhrurrazi MA -Imeum Mukim Laweung, Muara Tiga, Pidie
P
EMBANGUNAN pabrik semen di kawasan Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, disambut gembira dan rasa syukur oleh penduduk Laweung, khususnya penduduk Gampong Cot yang merupakan titik sentral pendirian pabrik tersebut. Ground breaking pabrik semen di kawasan ini telah dilakukan pada Sabtu tanggal 30 April 2016. Wartawan Tabangun Aceh yang meninjau lokasi pembangunan pabrik semen pada Sabtu (23/4) sempat berbincang-bincang dengan sejumlah tokoh masyara-
kat Laweung. Diantaranya dengan Camat Muara Tiga (Fahmi), Sekretaris Kecamatang Muara Tiga (M.Yusuf ), Imeum Mukim Laweung (Tgk Fakhrurrazi MA), Keuchiek Gampong (Cot Ishak Abdullah), dan beberapa tokoh pemuda lainnya. Kepada Tabangun Aceh, mereka menyatakan rasa gembira yang tak terhingga atas investasi besar di Laweung. Menurut mereka, Laweung yang selama ini agak terisolir dan nyaris luput dari perhatian pemerintah, akan segera memulai hidup baru yang lebih baik. “Ini adalah rezeki yang luar biasa yang datang kepada kami. Kami pasti bersyukur atas kehadiran nikmat ini,” kata Imeum Mukim Tgk. Fakhrurrazi dalam diskusi di sebuah warung kopi di Gampong Cot, yang ikut dihadiri puluhan tokoh dan warga desa. “Tidak benar ada demo penolakan dari warga Laweung terhadap pembangunan pabrik semen
ini. Kalau ada persoalan kecil yang muncul tentu perlu ditelusuri apa penyebabnya dan disikapi secara arif,” katanya. Masyarakat Laweung, tambah Tgk. Fakhrurrazi, menerima dengan tangan terbuka kehadiran investor untuk membuka pabrik semen, karena kehadirannya akan membuka lembaran baru bagi masa depan yang lebih baik bagi warga sekitar. “Karena itulah kami mendukung penuh parik ini,” katanya. “Menolaknya sama dengan menolak rezeki, dan dalam Islam tidak ada doa tolak rezeki,” ujar Fakhrurrazi seraya berharap agar pihak perusahaan mau membina dan memerhatikan warga sekitar. Bagaimana dengan kedatangan pekerja dari luar di perusahaan itu? “Sejauh mereka bersikap baik kepada kami tentu kami wajib menyambutnya dengan senyuman. Apalagi seandainya mereka mau berbagi ilmu dengan kami tentu kami akan bergembira,” pungkas Fakhrurrazi. (hasan basri m nur)
Guha Tujoh Tetap Milik Umum “Kabarnya lokasi Guha Tujoh ini tetap diberi akses untuk umum, dan tentunya kami akan tetap dapat mencari nafkah di sini,”
“ LOKASI pembangunan PT. Semen Indonesia di Laweung, Pidie, Aceh. Foto direkam 23 April 2016 | FOTO:TABANGUN ACEH
-- Ti Hasanah -Pedagang di Objek Wisata Guha Tujoh
GUHA Tujoh” di Gampong Cot, Laweung, masuk dalam kawasan pembangunan pabrik semen. Goa yang memiliki tujuh pintu keluar masuk ini merupakan objek wisata andalan masyarakat Kecamatan Muara Tiga, Pidie. Masyarakat setempat banyak yang meraup rupiah dari goa ini. Ada yang bekerja sebagai pemandu untuk masuk ke dalam goa seperti yang dilakoni Alim-
uddin, ada yang menjadi petugas parkir. Banyak pula masyarkat yang membuka warung kopi di seputar goa. Warung ini sebagian besar milik kaum perempuan Desa Cot. Mereka memanfaatkan kedatangan wisatawan untuk menjaja aneka makanan, minuman dan rokok. Walau akses jalan ke Guho Tujoh masih alami dan tanpa sedikit pun sentuhan pembangunan, namun setiap hari selalu
ada tamu. “Setiap hari ada yang berkunjung. Makanya saya membuka warung setiap hari pula,” ujar Ti Hasanah, pemilik warung di lokasi Guha Tujoh, kepada Tabangun Aceh, Sabtu (16/4). “Kabarnya lokasi Guha Tujoh ini tetap diberi akses untuk umum, dan tentunya kami akan tetap dapat mencari nafkah di sini,” tambah Ti Hasanah. “Pihak perusahaan akan membangun jalan menuju Guha Tujoh sekaligus akan memugarnya. Ini tentu akan meningkatkan daya tarik bagi objek wisata ini,” kata Ishak Abdullah, Keuchiek Gampong Cot Laweung. Keuchiek Gampong Cot menambahkan, pihak perusahaan nantinya akan membangun akses jalan ke Guha Tujoh yang lebih baik. Selama ini memang belum ada sentuhan pembangunan di sekitar lokasi goa yang indah dan menakjubkan ini. Meski begitu, Guha Tujoh tetap mendapat kunjungan wisatawan walau mereka harus bersusah payah berjalan kaki. (hasan basri m.nur)
Berdampak Positif pada Warga Laweung “Pihak perusahaan diharapkan juga perlu menyediakan beasiswa untuk putra-putri Laweung yang potensial untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang tinggi, termasuk mempersiapkan SDM lokal untuk belajar di jurusan pertambangan,”
“Kami juga berharap akan ada program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang selama ini memanfaatkan lahan pembangunan pabrik sebagai lahan gembala ternak dan bercocok tanam,” -- Ishak Abdullah -Keuchiek Gampong Cot, Kecamatan Muara Tiga
-- Fahmi -Camat Muara Tiga, Pidie
S
EMENTARA itu, Camat Muara Tiga, Fahmi, berharap agar kehadiran pabrik semen di Laweung akan membawa perbaikan kehidupan dalam berbagai segi bagi penduduk setempat. Keberadaan pabrik diharapkan mendatangkan manfaatnya bagi seluruh masyarakat Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie. “Selain merekrut tenaga lokal yang sesuai kemampuan, pihak perusahaan diharapkan juga perlu menyediakan beasiswa untuk putra-putri Laweung yang potensial untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang tinggi, termasuk
mempersiapkan SDM lokal untuk belajar di jurusan teknik pertambangan,” pesan Fahmi. Senada dengan Fahmi, Keuchie k Gampong Cot, Ishak Abdullah, mengharapkan agar kehadiran pabrik ini akan memberi dampak positif bagi kemajuan Laweung, dan Gampong Cot secara khusus. “80% lahan penambangan semen terletak di Gampong Cot, dan kami menyatakan mendukung penuh investasi ini. Kami hanya berharap agar gampong kami mendapat perhatian lebih dari perusahaan,” kata Ishak Abdullah.
Ishak berharap kehadiran pabrik raksasa itu akan memberi harapan masa depan pendidikan yang lebih baik bagi putra-putri setempat. “Dengan hadirnya perusahaan ini, anak-anak kami akan mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Perusahaan diharap mau membuka sekolah berkualitas dan dapat diakses oleh warga lokal,” harap Pak Keuchiek Gampong Cot. “Selain itu, kami juga berharap akan ada program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang selama ini memanfaatkan lahan pembangunan pabrik sebagai lahan gembala
ternak dan bercocok tanam,” pinta Keuchiek Ishak didampingi Iskandar, tokoh masyarakat setempat. Pembebasan lahan Keuchiek Ishak menambahkan, ada sedikit persoalan yang masih mengemuka. Dari sekitar 1.500 ha lahan masih terdapat 312 ha yang masih belum jelas statusnya. “Nah, lahan 312 hektar ini perlu diperjelas statusnya. Masyarakat hanya perlu penjelasan dari pihak pembebas lahan. Itu saja sebenarnya,” kata Ishak. Dia mengusulkan agar pihak pembebas lahan meningkatkan sosialisasi mengenai lahan dan berb-
agai kebijakan lainnya. “Dengan adanya penjelasan secara resmi dari perusahaan dan sesuai dengan peraturan, masyarakat akan memahaminya,” tambahnya. Ishak menyebutkan, penduduk Gampong Cot berjumlah sekitar 3.000 jiwa, terdiri 650 KK. Sekitar 80 persen lokasi penambangan semen terdapat di gampong ini. Gampong Cot adalah desa terpadat di Laweung. Selain Gampong Cot, sebagian Gampong Kule, Kecamatan Batee, juga masuk ke dalam rencana pembangunan pabrik oleh PT. Semen Indonesia. (hasan, aswar)
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
9
GUBERNUR Zaini Abdullah menghadiri penandatanganan kontrak bersama kegiatan strategis APBA Tahun Anggaran 2016.| FOTO: HUMAS ACEH
Gubernur Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar menerima kunjungan kerja Dubes Arab Saudi, Mustafa Ibrahim Al Mubaraq di Meuligoe Aceh Banda Aceh 27 April 2016.tif
TIM Tabangun Aceh bersama masyarakat Laweung di lokasi pembangunan pabrik semen (23/04/16). | FOTO: ASWAR LIAM /TABANGUN ACEH
PEMBANGUNAN sarana air bersih Embung Paya Seunara, Sabang (20/4/16). |
DERMAGA penyebrangan Balohan, Sabang (20/4/16).|
DERMAGA penyebrangan Balohan, Sabang (20/4/16).|
DISAIN Fly Over Jembatan Lamnyong, Banda Aceh.|
FOTO: CANDRA
SUMBER: SATKER PELAKSANA JALAN NASIONAL (PJN) WILAYAH II ACEH
DISAIN Fly Over Jembatan Lamnyong, Banda Aceh.|
FOTO: CANDRA
FOTO: CANDRA
SUMBER: SATKER PELAKSANA JALAN NASIONAL (PJN) WILAYAH II ACEH
10
LAPORAN KHUSUS
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
Segudang Asa di Pundak BPMA “Alhamdulillah, atas kerja keras dari Tim penjaring dan seleksi dua bulan lamanya, Kepala BPMA Marzuki Daham, sudah dilantik Menteri ESDM, Sudirman Said, di Jakarta, pada tanggal 11 April 2016.” -- Ir T Syakur -Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh
P
ENGESAHAN Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Bersama Minyak dan Gas Bumi di Aceh, menandai babak baru pengelolaan sumber daya alam di Aceh. PP yang sudah dinanti kelahirannya sejak 10 tahun lalu, menjadi salah satu pencapaian terbesar Pemerintahan Zikir (Zaini Abdullah-Muzakir Manaf ), pada tahun 2015 lalu. Sebagai latar belakang, pada Pasal 160 UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA), dengan tegas disebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh melakukan pengelolaan bersama sumber daya alam minyak dan gas bumi yang berada
di darat dan laut di wilayah kewenangan Aceh. Untuk melakukan pengelolaan bersama itu, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh dapat menunjuk atau membentuk suatu badan pelaksana yang ditetapkan bersama. Nah, setelah sukses memperjuangkan PP pengelolaan bersama migas ini, Tim Pemerintahan Aceh di bawah komando Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf, langsung bergerak cepat membentuk lembaga yang akan mengelola migas. Tidak sampai setahun kemudian, lembaga ini lahir dan diberi nama Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Ir Syakur, BPMA
yang ditemui Tabangun Aceh, beberapa hari lalu mengatakan, kelahiran BPMA merupakan babak baru bagi masyarakat Aceh dalam hal pengelolaan migas. Menurutnya, sesuai dengan PP Nomor 23 tahun 2015, pasal 29, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang selama ini mengelola migas di Aceh, harus telah menyerahkan semua dokumen kewenangan pengelolaan migas di Aceh kepada BPMA, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah setelah terbentuk BPMA. Artinya, dalam 6 bulan ke depan, SKK Migas sudah harus menyerahkan tugas dan kewenangan pengelolaan migasnya untuk wilayah
Aceh kepada pengurus BPMA. Syakur menyebutkan, BPMA lahir tepat waktu. Karena sesuai dengan isi pasal 93 PP 23 tahun 2015, Pemerintah dan Pemerintah Aceh harus sudah menyelesaikan penataan organisasi BPMA dalam jangka waktu paling lama 1 tahun, sejak PP Nomor 23 tahun 2015 itu diterbitkan 5 Mei 2015. Ini artinya, paling lambat, 5 Mei 2016 harus sudah terbentuk penataan organisasi BPMA. “Alhamdulillah, atas kerja keras dari Tim penjaring dan seleksi dua bulan lamanya, Kepala BPMA Marzuki Daham, sudah dilantik Menteri ESDM, Sudirman Said, di Jakarta, pada tanggal 11 April 2016. Marzuki Daham, terpilih menjadi Ketua BPMA, setelah dilakukan pemilihan dari tiga nama calon Ketua BPMA yang dikirim gubernur kepada Menteri ESDM,” kata Syakur. Ia melanjutkan, setelah pelantikan, Kepala BPMA Marzuki Daham, perlu segera membentuk struktur organisasi di bawahnya, merekrut lima orang pembantu dan personelnya serta menyiapkan rencana kerja serta penyusunan anggaran. Dalam struktur organisasi
BPMA, selain Kepala BPMA, masih ada tiga orang Komisi Pengawas. Komisi pengawas itu, berasal dari tiga unsur, yaitu Pemerintah, Pemerintah Aceh, dan masyarakat yang mempunyai pengetahuan dalam bidang migas. Khusus untuk unsur Komisi Pengawas BPMA dari masyarakat, akan ditetapkan oleh gubernur. Kemudian masih ada lima orang lagi yang akan menjadi pelaksana dan sebagai pembantu Kepala BPMA dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Lima orang unsur pelaksana ini, akan membawahi masing-masing tiga unit sub bidang kerja. Komisi Pengawas yang berjumlah tiga orang itu, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan dari Gubernur. Komisi pengawas memegang jabatan selama tiga tahun, dan sesudahnya dapat diangkat kembali untuk jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan. Sementara masa jabatan Kepala BPMA lima tahun dan dalam hal tertentu Menteri dengan persetujuan Gubernur dapat memperpanjang masa jabatan Kepala BPMA paling lama satu tahun. (heri hamzah)
Tugas dan Wewenang • Kepala BPMA: * Memimpin dan mengelola BPMA * Menandatangani kontrak kerja sama * Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan * Melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang kegiatan usaha hulu migas sesuai kontrak kerja sama * Membuat laporan pelaksanaan tugas dan laporan keuangan BPMA secara berkala kepada Menteri dan Gubernur * Mewakili BPMA di dalam dan di luar pengadilan * Mengangkat dan memberhentikan personalia BPMA • Tugas Komisi Pengawas: * Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala BPMA * Melakukan penilaian atas kinerja Kepala BPMA * Memberikan masukan dan pendapat kepada Menteri melalui Gubernur atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala BPMA * Memberikan laporan kepada Menteri dan Gubernur mengenai pelaksanaan tugas-tugas secara berkala dan atau apabila diperlukan • Kewenangan Komisi Pengawas: * Mengusul kepada Menteri dan Gubernur langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka penyempurnaan pengelolaan * Kedua meminta segala keterangan yang diperlukan kepada Kepala BPMA dan unsur pelaksana SALAH satu jalan pemasangan Jaringan gas bumi di Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara (26/4/16). |
FOTO: IRFAN MNUR
Organisasi BPMA Harus Segera Dibentuk “Cari orang yang berkualitas, ahli dalam bidangnya, cepat dalam bekerja, inovatif, kreatif, dan profesional. Jangan ada kolusi apalagi nepotisme. Utamakan putra daerah.” -- Muharuddin -Ketua DPRA
K
ETUA DPRA Tgk Muharuddin mengutarakan sejumlah harapan DPRA dan rakyat Aceh terhadap Kepala BPMA Marzuki Daham. Di antaranya, Kepala BPMA perlu secepatnya membentuk organisasi BPMA dan merekrut lima orang pembantu, ditambah tiga orang lagi untuk tiga unit bidang kerja. Muharuddin mengingatkan, pembentukan organisasi BPMA perlu dilakukan secepatnya, agar sebelum masa enam bulan ke depan, SKK Migas bisa menyerahkan berbagai dokumen kontrak kerja
sama blok migas dan kewenangan pengelolaam migas yang selama ini diawasinya di Aceh. Ketua DPRA juga mengingatkan agar dalam perekrutan lima orang pembantu, ditambah tiga orang untuk unit kerjanya, dilakukan secara selektif, transparan, dan profesional. “Cari orang yang berkualitas, ahli dalam bidangnya, cepat dalam bekerja, inovatif, kreatif, dan profesional. Jangan ada kolusi apalagi nepotisme. Utamakan putra daerah,” ujarnya. Ia menilai, keputusan Menteri ESDM memilih Marzuki Daham
sebagai Kepala BPMA, karena yang bersangkutan sudah berpengalaman dalam industri migas hulu dan hilir. Selain itu, Marzuki juga putra Aceh. “Kita tidak dilarang memilih putra daerah, tapi utamakan dulu kualitas orangnya bisa dipakai untuk memajukan BPMA atau tidak. Bukan sebaliknya, malah membuat BPMA jadi kurang dipercaya,” ujarnya. Dalam dunia bisnis sekarang ini, lanjut Muharuddin, masalah kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas, menjadi kebutuhan utama.
TERMINAL jaringan gas bumi (pipanisasi) di Lhoksukon, Aceh Utara (26/4/16). |
FOTO:
IRFAN MNUR
Baru dilanjutkan dengan membangun komunikasi serta jaringan ke ke dalam dan luar. Jika beberapa hal tadi bisa dijalankan oleh semua unsur BPMA, kredibilitas BPMA baru muncul. Ia akan disegani, dihormati lembaga migas lainnya di dalam dan luar negeri. BPMA akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Aceh,
karena ia bisa memberikan kembali masa kegemilangan migas Aceh dan masyarakat Aceh tidak lagi menjadi penonton, seperti masa kejayaan PT Arun dan Exxon Mobil. “BPMA harapan baru bagi masyarakat Aceh untuk menuju gemilangan era migasnya yang pernah hilang selama 30 tahun lalu,” ujar Muharuddin.(heri hamzah)
LAPORAN KHUSUS
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
11
Maimun Saleh Siap Sambut Tamu ke Sabang “Bandara Maimun Saleh adalah militer. Tapi, TNI-AU memberi ruang bagi penerbangan sipil ke Sabang yang saat ini dilayani Garuda Indonesia dari Kuala Namu Medan dengan pesawat ATR 72 berkapsitas 70 seats”, -- Ruslan -Kabid Perhubungan Laut dan Udara Dishubkominfo Sabang
TERMINAL kedatangan dan keberangkatan Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang (20/4/16). |
P
ULAU Weh dengan ibukota Sabang adalah destinasi wisata favorit di Aceh. Wisatawan silih berganti, saban hari, keluar masuk Sabang. Perlahan namun pasti, Sabang tumbuh dan berkembang secara alami, walau nyaris tanpa ada polesan berarti. Bagi wisatawan mancanegara taman bawah laut di sepanjang pesisir pantai Pulau Weh adalah daya tarik utama, khususnya di Iboih, Gapang dan Pulau Rubiah.
Sebaliknya, bagi wisatawan Nusantara, keberadaan titik Kilometer Nol Repubik Indonesia dan kondisi kota tua yang masih alami adalah daya tarik utamanya. Para tamu secara suka rela mengampanyekan kepada keluarga dan relasi mereka tentang keindahan Sabang. Makanya Sabang cepat populer dengan adanya “relawan” yang menyampaikan keunikan Sabang sepulang mereka dari sana. Ada dua cara untuk menjang-
kau Sabang, yaitu jalur laut melalui pelabuhan penyeberangan Balohan dan jalur udara melalui bandar udara Maimun Saleh. Bandara Maimun Saleh adalah bandara milik TNI-AU. Ia merupakan satusatunya jalur mencapai Sabang melalui udara. Tingginya animo masyarakat Indonesia dan dunia berkunjung ke Sabang telah mendorong Pemko Sabang, Pemda Aceh dan TNI-AU untuk memberi ruang bagi pener-
bangan sipil. Maka, sejak 5 Februari 2015 hingga kini telah dibuka penerbangan Kuala Namu – Sabang, dengan maskapai Garuda Indonesia. “Bandara Maimun Saleh adalah militer. Tapi, TNI-AU memberi ruang bagi penerbangan sipil ke Sabang yang saat ini dilayani Garuda Indonesia dari Kuala Namu Medan dengan pesawat ATR 72 berkapsitas 70 seats”, kata Ruslan, Kabid Perhubungan Laut dan Udara Dishubkominfo Kota Sabang, kepada
Pemko Usul Bandara Sipil ke Menhub “Menteri Perhubungan menyambut positif wacana yang disampaikan Wali Kota Sabang untuk pembangunan sebuah bandara sipil di Sabang,”
P
Ruslan. Sementara Sekretaris Dishubkominfo Sabang, Abdul Fattah, menambahkan, beberapa waktu lalu ketika Menteri Perhubungan Ignatius Jonan berkunjung ke Sabang, Wali Kota sudah menyampaikan wacana pembangunan bandara sipil itu. “Menteri Perhubungan RI menyambut positif wacana yang disampaikan Wali Kota Sabang untuk pembangunan sebuah bandara sipil di Sabang,” ujar Abdul Fattah. Kalau wacana ini terwujud, se-
Tiket Garuda ke Sabang Rp. 550 Ribu – Rp 1,6 Juta
but Fattah, Pemko Sabang bertugas menyiapkan lahan, sementara infarastrukturnya disiapkan oleh Kementerian Perhubungan RI. “Kami sudah ancang-ancang lahannya di kawasan sekitar Bango atau Beurawang,” katanya. “Idealnya Sabang itu punya bandara sipil seperti bandara Rembele di tanah Gayo atau bandara Cut Nyak Dhien di Nagan”, sela Ruslan, Kabid Perhubungan Laut dan Udara Dishubkominfo Kota Sabang. (hasan basri m.nur)
-- Resa Utari -Karyawati Garuda Indonesia Sabang
G
RUN way Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang (20/4/16). |
FOTO: CANDRA
Tabangun Aceh di ruang kerjanya, Rabu (20/4/2015). Menurutnya, kondisi bandara Maimun Saleh yang memiliki landasan pacu sepanjang 1.850 meter dengan lebar 30 meter itu sangat bagus. “Akan tetapi, untuk perpanjangan landasan agak sulit dilakukan karena kondisi lahan yang tidak memungkinkan,” tambah Ruslan yang didampingi Sekretaris Dishubkominfo, Abdul Fattah. (hasan basri m.nur)
“Sebelumnya Garuda melayani penerbangan tiga kali seminggu, yaitu Rabu, Jumat dan Minggu, Tapi sejak 11 November 2015 jadwal penerbangan Rabu sudah dibatalkan,”
-- Abdul Fattah -Sekretaris Dishubkominfo Sabang ADA sisi lain, Ruslan menjelaskan, Pemko Sabang mewacanakan perlunya sebuah bandara penerbangan sipil di Sabang. Ini untuk memajukan sektor pariwisata sekaligus menjawab minat beberapa maskapai yang ingin membuka rute khusus ke Sabang. “Firefly pernah menyatakan minat untuk membuka penerbangan langsung dari Pulau Pinang (Malaysia) ke Sabang (Pulau Weh). Begitu juga Wings Air dan Susi Air pernah menyatakan minat yang sama”, kata
FOTO: CANDRA
ARUDA Indonesia melayani penerbangan Kuala Namu – Sabang (PP) sebanyak dua kali dalam seminggu, yaitu Jumat dan Sabtu. Harga tiket rute Sabang – Kuala Namu, terendah Rp. 550 ribu dan tertinggi Rp. 1.6 juta, untuk sekali pergi. “Tiket Garuda Indonesia bisa dibeli langsung di kantor Garuda di sini, atau bisa juga di Sabang Guest House,” kata Resa Utari, karyawati Garuda Indonesia yang ditemui kantornya di kawasan Bandara Maimun Saleh Sabang. “Sebelumnya Garuda melayani penerbangan tiga kali seminggu,
FOTO: NENTENGRANSEL.COM
yaitu Rabu, Jumat dan Minggu, Tapi sejak 11 November 2015 jadwal penerbangan Rabu sudah dibatalkan karena penjualan seats tidak mencapai target,” ujar Resa. Sementara karyawan Garuda lainnya, Solpa Puji Harsagi, menyebutkan, jumlah kursi yang terjual sekitar 50 persen dari 70 kursi yang tersedia. “Tapi kalau pada musim liburan atau hari-hari besar semua seats terjual,” katanya. “Sabang ini market wisata. 90 persen yang berkunjung kemari adalah wisatawan, baik nasional maupun mancanegara,” tambah Solpa. (hasan basri m.nur)
12
LAPORAN KHUSUS
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
Wagub: Utamakan Tenaga Kerja Lokal P
“Kami imbau agar perusahaan tidak mengabaikan tenaga kerja setempat. Ini sangat penting saya sampaikan, jangan sampai tenaga kerja lokal tidak dilibatkan.” -- Muzakir Manaf -Wakil Gubernur Aceh
PEKERJA sedang mengerjakan bagian underpass jalan Simpang Surabaya, Banda Aceh. |
FOTO: YAYAN ZAMZAMI
EMERINTAH Aceh berharap proyek pembangunan dan investasi di Aceh dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal. Putra-putri Aceh harus diutamakan mulai proyek pembangunan, pengerjaan hingga pascapembangunan. Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf kepada Tabangun Aceh, Selasa (15/04/2016) mengatakan, penyerapan tenaga kerja lokal harus diutamakan, apapun bentuknya. Kata Wagub, sudah seharusnya perusahaan yang beroperasi di Aceh memberikan prioritas kepada tenaga kerja lokal demi mengatasi masalah pengangguran. “Kami imbau agar perusahaan tidak mengabaikan tenaga kerja setempat. Ini sangat penting saya sampaikan, jangan sampai tenaga kerja lokal tidak dilibatkan,” ujar Muzakir Manaf. Wagub mengatakan, jika keahlian yang dibutuhkan perusahaan dimiliki oleh pekerja lokal, sebaiknya tetap mengutamakan pekerja Aceh. Namun, jika akan mempekerjakan orang asing, harus ada kesetaraan antara pekerja lokal dan asing. Perlakuannya harus setara (equal). Setiap perusahaan dan investor yang masuk ke Aceh baik itu Penanam Modal Asing (PMA) maupun dalam negeri, terang Wagub, semua harus mengutamakan tenaga
kerja lokal. Hal ini, sebut Wagub, akan dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU), yang langsung ditandatangani oleh Pemerintah Aceh dan dari pihak perusahaan. “Ini harus kita upayakan dan lakukan, supaya pekerja lokal dapat diberdayakan maksimal. MoU atau kebijakan yang kita buat ini tujuannya untuk melindungi tenaga kerja kita,”kata Muzakir Manaf, sembari menegaskan pihaknya selalu mendukung setiap rencana investasi yang akan dilakukan di Aceh guna menambah lapangan kerja dan mengatasi pengangguran. Selain tenaga kerja, pria yang kerap disapa Mualem itu, juga berharap ada semacam peningkatan ekonomi masyarakat yang selama ini bergantung pada pertanian dan nelayan. Karena itu Muzakir Manaf menegaskan, pemerintah Aceh sudah melakukan berbagai terobosan untuk menaikkan kualitas para pekerja lokal sehingga bisa bersaing dengan pekerja asing maupun tenaga kerja luar daerah. “Kita tidak mau orang Aceh menjadi penonton di rumahnya sendiri,” ujarnya. Ia juga meminta instansi terkait di Aceh untuk berkoordinasi dalam memperkuat sumber daya manusia dan mengendalikan lapangan pekerjaan yang potensial untuk diisi pekerja lokal.(ridha)
Dismobduknaker Siap Penuhi Kebutuhan Tenaga Kerja “Dari hasil pembinaan dan latihan tenaga kerja di sejumlah Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh Aceh, kita siap menyambut pembangunan pabrik semen di Laweung.” -- Kamaruddin Andalah -Kadis Naker Mobduk Aceh
D
INAS Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja Aceh (Dismobduknaker) telah mempersiapkan ratusan tenaga kerja untuk menyambut berbagai proyek pembangunan di Aceh, termasuk pembangunan pabrik semen di Laweung, Kabupaten Pidie. Persiapan tenaga kerja itu dilakukan Dismobduknaker Aceh di 18 Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota. “Dari 18 BLK, enam di antaranya difokuskan sampai dengan operasionalnya. Ini sesuai dengan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Aceh sesuai dengan gagasan awal pemerintahan Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf ),” ungkap Kadis Mobduknaker Aceh, Kamaruddin Andalah, kepada Tabangun Aceh, beberapa hari lalu. Ia menyebutkan, keenam Balai Latihan Kerja yang mendapat fokus dalam pelatihan tenaga terampil yang siap mendapatkan peluang kerja dalam pembangunan pabrik semen tersebut, terdapat di Kota Sabang, Meulaboh (Aceh Barat), Tapaktuan (Aceh Selatan), Kota Subussalam, dan Redolong (Bener Meriah).
Kamaruddin Andalah menyebutkan, untuk tenaga pengelasan, Aceh mempunyai sampai dengan grade 4. Pada tahun 2016 ini, Dismobduknaker Aceh melalui Balai latihan Kerja (BLK) sudah menyiapkan 40 orang tenaga operator alat berat yang terbagi dalam dua angkatan atau tempat pelatihannya. Yaitu, 20 orang angkatan pertama dilatih di Balai Latihan Kerja Kota Lhokseumawe dan 20 orang angkatan selanjutnya, dilatih di Balai Latihan Kerja Meulaboh. Program yang bekerja sama dengan pihak ketiga ini, memanfaatkan peserta yang pernah magang di Jepang. Selain operator alat berat, Dismobduknaker Aceh tahun ini juga mendapat permintaan pelatihan 40 tenaga las argon. Pelatihan juga dibagai dua angkatan, masing-masing 20 di BLK Lhoksemawe dan 20 orang di BLK Subussalam. “Tahun ini kita juga akan melakukan sertifikasi profesi, bekerja sama dengan BLUPTB dan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) di bawah binaan Kementerian Ketenagakerjaan yang telah terlisensi oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” jelas kadis Mobduknaker Aceh.
“Pada tahun ini juga dinas Mobduknaker Aceh telah menyiapkan Pergub (Peraturan Gubernur) tentang pembentukan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Aceh,” sambung Kamaruddin Andalah. Pada prinsipnya, kata dia, Aceh sudah siap menyalurkan tenaga kerja jika dibutuhkan oleh perusahaanperusahaan yang akan membuka usaha di Aceh. Maupun pihak yang mendapatkan pekerjaan, terutama dalam pembangunan sejumlah infrasturtur dalam rangka pembangunan pabrik semen di Laweung. Kamaruddin berharap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Aceh memprioritaskan tenaga kerja lokal. “Kita juga siap melatih tenaga kerja hasil rekutmen perusahaan, sesuai spek kebutuhan atau kurikulum perusahaan itu sendiri,” ungkap Kamaruddin. Dinas Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja Aceh juga berharap pada tahun mendatang akan mendapatkan anggaran lebih untuk mempersiapkan tenaga kerja yang lebih banyak. Hal ini dalam rangka menciptakan peluang kerja yang lebih besar, sekaligus menurunkan tingkat pengangguran di Aceh.
MASYARAKAT Laweung, Pidie, sedang memperhatikan alat berat pada saat proses pengerjaan awal pembangunan pabrik oleh PT Semen Indonesia (23/4/16).| FOTO: TABANGUN ACEH
Kamarudin juga mengungkapkan, pada akhir bulan April ini pihaknya akan menyeleksi tenaga kerja magang ke Jepang. Untuk program tenaga magang ke Jepang dibutuhkan beberapa syarat, tapi tanpa membatasi kuota jumlah yang dikirim. “Karena disana nanti tenaga magang kita akan dibina atau dilatih, seperti etos kerja, keahlian, dan ketrampilan, serta
bentukan potensi untuk daya saing nanti setelah selesai magang,” ujarnya. Setelah pulang magang ini kebanyakan tenaga ini ikut bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Sebagian lainnya mendirikan usaha sendiri sesuai dengan keahlian yang diperoleh di Negara Matahari terbit itu. (mansurdin)
HABA BAPPEDA
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
13
Aceh Kembali Raih Penghargaan Nasional “Penghargaan ini untuk rakyat Aceh. Ini merupakan kebanggaan bagi Aceh. Namun yang terpenting adalah upaya implementasi programnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.” ---Zaini Abdullah--Gubernur Aceh
GUBERNUR Aceh dengan Gubernur DI Yokyakarta saat menerima penghargaan pembangunan millenium Development Goals (MDGs) 2016 di Jakarta. | FOTO: HUMAS ACEH
P
EMERINTAH Aceh meraih penghargaan terbaik Nasional ketiga pencapaian tujuan pembangunan millenium Development Goals (MDGs) 2016, untuk kategori laju pencapaian MDGs. Perhargaan pertama dan kedua diraih Provinsi Gorontalo dan Bali. Aceh masuk kategori capaian terbaik karena berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran serta konsen dalam bidang kesehatan serta pendidikan. Aceh juga berhasil mencapai target untuk kategori persentase penduduk miskin, perbaikan angka partisi-
pasi sekolah (APS) pada usia SMP, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar, dan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian. Penghargaan MDGs 2016 tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Dr Sofyan Jalil, kepada Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, di depan ratusan kepala daerah se-Indonesia, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2017 di Hotel Bidakara,
Jakarta Selatan, Rabu (20/4). Musrembangnas yang mengusung tema “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah” ini juga dihadiri sejumlah pejabat Eselon I Kementerian dan Lembaga di lingkungan Kementerian dalam Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo. Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan keberhasilan menggapai prestasi ini tidak terlepas dari peran seluruh komponen masyara-
kat, termasuk pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Penghargaan ini untuk rakyat Aceh. Ini merupakan kebanggaan bagi Aceh. Namun yang terpenting adalah upaya implementasi program dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Zaini Abdullah. Usai menerima penghargaan, Gubernur Zaini sempat bercanda dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X. “Aceh dan Yogya sama-sama istimewa,” ucap Zaini bernada lembut, yang disambut tawa Menteri Sofyan Jalil. Gubernur Zaini juga mendapat undangan khusus makan siang bersama dengan Menteri Sofyan Jalil dan Wakil Menteri Keuangan RI, Mardiasmo. Kepala Bappeda Aceh Zulkifli Hs menjelaskan, penghargaan MDGs tersebut dirumuskan oleh tim independen yang terdiri dari para pakar di masing-masing bidang. Penilaian dilakukan selama periode 2013-2015 dan berhasil memilih sejumlah provinsi terbaik dalam pencapaian sasaran tujuan pembangunan milenium. Dikatakannya, pemberian penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam upaya pencapa-
ian MDGs serta meningkatkan daya saing antar provinsi dalam pencapaian MDGs sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan rakyat terutama bagi masyarakat miskin.”Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi motivasi bersama agar lebih semangat lagi dalam menggenjot berbagai program pembangunan yang pro rakyat,” ujar mantan Kepala BPM Aceh itu. Seperti diketahui, Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah sudah sering menerima penghargaan atas kepemimpinannya dalam menahkodai Serambi Mekkah. Bahkan, pada 26 November 2015 lalu, Gubernur pernah menerima dua penghargaan sekaligus, yaitu Anugerah Kihajar Kategori Kebijakan Tingkat Utama di Jakarta dan penghargaan Bidang Lingkungan di Taman Hutan Raya Sultan Adam, Kalimantan Selatan. Ketika itu, penghargaan Kihajar atau bidang pendidikan ini diberikan karena Gubernur Zaini dinilai secara konsekuen peduli pendidikan, baik dalam Kategori Kebijakan maupun Kategori Program dan Implementasinya. Sedangkan penghargaan di bidang lingkungan karena Zaini Abdullah dinilai aktif mempromosikan gerakan penghijauan melalui kampanye gerakan nasional penanaman pohon di Aceh.(ridha)
Aceh Miliki Peta Kadastral untuk Perencanaan Pembangunan P
EMERINTAH Aceh, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh telah menerima dokumen data dasar dan peta kadastral dari pihak PT. Daemeter Consulting. Penyerahan dokumen yang sangat penting bagi perencanaan pembangunan Aceh ini, berlangsung di Kantor Bappeda Aceh, Kamis, 3 Maret 2016. Penyediaan Data Dasar dan Peta Kadastral untuk pelaksanaan Reduced Emissions from Deforestation dan Forest Degradation (REDD+) di Provinsi Aceh ini dilaksanakan oleh PT. Daemeter Consulting berdasarkan Kontrak Nomor PS/023/2014 tentang pen-
janjian kerja sama antara UNDP dengan LTSI/Daemeter. Kepala Bappeda Aceh Drs Zulkifli Hs MM mengatakan, data dasar dan peta kadastral ini sangat penting dan berguna bagi perencanaan pembangunan Aceh ke depan, terutama terkait dengan kebijakan one map policy atau perencanaan satu peta. Sehingga tercapai keterkaitan antara satu perencanaan dengan perencanaan yang lainnya karena menggunakan satu peta dasar yang sama dan dari sumber yang sama. “Ini akan sangat membantu pemerintah dalam merencanakan pembangunan yang saling sinergis antara satu dengan yang lainnya.
Hasil yang diperoleh bisa lebih akurat dan tepat guna,” ujarnya. Pihak UNDP, selaku pendukung utama pelaksana kegiatan tersebut menyampaikan bahwa selain Aceh, kegiatan yang sama juga dilakukan di beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Penyerahan dokumen tersebut seharusnya sudah dilaksanakan pada akhir tahun 2015 lalu. Namun karena berbagai hal yang tidak dapat dihindari, sehingga acara serah terima hasil pekerjaan dari kegiatan Penyediaan Data Dasar dan Peta Kadastral ini baru dapat dilaksanakan pada awal bulan Maret 2016. Kegiatan Penyediaan Data Dasar dan Peta Kadastral ini didasa-
ri atas Nota Kesepahaman antara Pemerintah Aceh dan Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut tentang Program Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut di Aceh, pada tanggal 17 Nopember 2014 Nomor: 20/MoU/2014, dan MoU -008/BP-RED+/11/2014. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung, mengembangkan, serta memantau program dan kegiatan implementasi REDD+ di Aceh dengan sumber dana dari APBN, APBD dan Dana Hibah Pemerintah Norwegia melalui UNDP. Produk-produk yang diserahkan
tersebut adalah hasil pekerjaan dari kegiatan Penyediaan Data Dasar dan Peta Kadastral yang telah selesai dilaksanakan tahun 2015. Yaitu berupa, dokumen-dokumen Provision of Baseline Data and Cadastral Maps for Priority Provinces in Indonesian (Lot 1: Aceh Province). Dokumen ini terdiri atas buku ATLAS dan buku-buku dokumen sebanyak 18 buah dokumen. Selain itu juga diserahkan data sampel berupa: Administrasi, Biosfisik, Wilayah Prioritas REDD, Rencana Ruang, Managemen Hutan dan Lahan, Sosial Ekonomi, Data Agreement (data kesepakatan), Verification, MXD, Aceh Data List include IMS.(adi)
Meminimalisir Kecelakaan di Seunapet “Istirahatlah setelah empat jam mengemudi. Saat istirahat usahakan untuk tidak makan sampai kenyang. Kekenyangan dapat membuat kita mengantuk,” -- Brigadir Marfyanto -Kepala SPK Polsek Lembah Seulawah
T
IKUNGAN Seunapet adalah tikungan paling berbahaya di lintasan Banda Aceh – Medan. Tikungan tajam ini terletak di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, tepatnya 4 km dari arah Saree menuju Banda Aceh.
Di ujung tikungan ini terdapat dua unit jembatan yang membelah sebuah sungai dalam jurang. Kendaraan yang mengalami kecelakaan biasanya akan berhenti di dalam sungai ini. Truck dan bus adalah dua jenis
kenderaan yang sering mengalami kecelekaan, terutama ketika memasuki jalan menurun dari arah Saree. Sopir yang menyetir dengan kecepatan tinggi sulit mengendalikan kendaraan di sini. Atas dasar itulah pihak terkait memasang sejumlah
rambu dalam bentuk mencolok di kawasan ini. “Biasanya kecelakaan di tikungan Seunapet terjadi bertubi-tubi. Jika sekali terjadi, biasanya akan ada kecelakaan susulan, sehingga beberapa pihak menganggap ada ‘penghuninya’ di situ”, kata Brigadir Marfyanto, Kepala Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Lembah Seulawah kepada Tabangun Aceh, Sabtu (16/4/2016). Menurut Marfyanto, kecelakaan di sini dipicu oleh beberapa sebab. “Diantaranya faktor kelalaian manusia seperti mengemudi terlalu ke kanan atau mengambil jalan orang, sopir mengantuk, kelelahan dan karena kendaraan tidak melakukan servis berkala,” katanya.
Dia menghimbau agar pengemudi mematuhi rambu-rambu lalu lintas, melakukan servis berkala, beristirahat setelah empat jam mengemudi, serta makan jangan terlalu kenyang. “Istirahatlah setelah empat jam mengemudi. Saat istirahat usahakan untuk tidak makan sampai kenyang. Kekenyangan dapat membuat kita mengantuk,” pesan Brigadir Marfyanto. Pemerintah Aceh mengusulkan pembangunan jembatan besar dan panjang untuk meluruskan tikungan Seunapet. Usulan ini masuk dalam proyek APBN 2017. Gubernur Aceh Zaini Abdullah sudah berulangkali menyampaikan komitmen ini. (hasan, aswar)
14
SERBA SERBI
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
Budaya, Benteng Melindungi Bangsa
KATA MEREKA Banda Aceh Butuh Banyak Jalan Layang
Dengan akar budaya yang kuat, niscaya identitas kita sebagai bangsa yang besar akan tetap tegar meski diterpa angin kencang globalisasi.” -- dr H Zaini Abdullah -Gubernur Aceh
M SYARIFAH NURAZIM (Karyawati Perusahaan Swasta) PEMBANGUNAN proyek raksasa fly over (jalan layang) dan under pass (jalan bawah tanah) di Simpang Surabaya Banda Aceh sudah sangat tepat. Saya setuju. Selain menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan juga akan memperindah wajah kota Banda Aceh. Saya dengar pembangunannya selesai tahun 2017 nanti dan harapan kami juga seperti itu. Sebenarnya Banda Aceh butuh banyak Jalan Layang, seperti di kawasan Jambo Tape, misalnya. Kawasan ini juga udah sangat padat arus lalu lintasnya. Ya, smoga kedepan Pemerintah makin peduli dan semakin proaktif dalam menata ruas jalan di Kota Banda Aceh. [ridha]
Fly Over Solusi Atasi Macet
ALAM puncak perhelatan tahunan itu berlangsung meriah dan spektakuler. Turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudianta, Perwakilan DPD dan DPR RI, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haytar, Mantan Gubernur Aceh Prof Syamsuddin Mahmud dan Azwar Abubakar, Direktur Utama TMII Bambang Susanto, para pejabat tinggi negara, perwakilan Duta Besar negara sahabat, Walikota Banda Aceh Hj Illiza Saa’duddin Djamal, para Bupati serta sejumlah Kepala SKPA lingkup Pemerintah Aceh. Kemeriahan juga terlihat dari busana yang dikenakan oleh ratusan para undangan, yaitu batik Kerawang Gayo, yang bercorak kuning emas. Dipadu dengan garis hijau hitam dengan dasar kainnya berwarna merah terang. Batik Kerawang Gayo tersebut telah ditetapkan sebagai pakaian resmi acara perayaan ulang tahun TMII tahun ini. Rombongan Menteri dan Gubernur Aceh yang tiba sekira pukul 20.15 Wib, disambut dengan tari ranup lampuan. Selanjutnya rombongan menuju pentas utama, tempat digelarnya puncak perayaan
HUT ke 41 Taman Mini Indonesia Indah. Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Takdir Feriza Hasan. Takdir Feriza merupakan qari terbaik Aceh, peraih juara Turkey International Holy Qur’an Memorization and Recitation Competition di Istanbul, tahun lalu. Dalam sambutannya, Gubernur Zaini mengatakan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya Nusantara. Sebab, kata Zaini, budaya nusantara merupakan benteng yang melindungi bangsa dari gencarnya ancaman globalisasi. “Tetaplah berjuang demi bangsa, demi keindahan ragam nusantara dan demi kuatnya persaudaraan sesama anak bangsa. Dengan akar budaya yang kuat, niscaya identitas kita sebagai bangsa yang besar akan tetap tegar meski diterpa angin kencang globalisasi,” kata Zaini. Gubernur juga menjelaskan tentang budaya Aceh yang sarat dengan syair-syair Islam. Para ulama, umara, dan tokoh adat, sebut Doto Zaini, juga saling bahu-membahu dalam memperkokoh fondasi seni budaya dalam kehidupan masyarakat Aceh. Tak heran, kata Gubernur, jika
syair-syair Islam melekat erat pada seni budaya Aceh, seperti pada Tari Saman, Tari Seudati, Tari Ratoh Duek, Didong, dan lain sebagainya. “Bahkan rencong sebagai senjata tradisional Aceh konon merujuk kepada tulisan Bismillah. Semua ini bagian dari ragam budaya bangsa yang pantas kita banggakan,” sebutnya. Gubernur juga turut menyampaikan terimakasih kepada manajemen TMII yang telah mempercayakan Aceh sebagai tuan rumah perayaan HUT ke-41 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tahun 2016. Menurutnya, ini merupakan sebuah kebanggaan sebab sebagai tuan rumah, Aceh berkesempatan menampilkan budaya Serambi Mekkah bersama ragam budaya daerah lainnya. Kerawang Gayo Sebagai Pakaian Resmi Pada puncak perayaan ulang tahun TMII kali ini, Aceh menampilan sejumlah budaya khas, termasuk pakaian Kerawang Gayo sebagai pakaian resmi. Kerawang Gayo merupakan pakaian tradisional masyarakat dataran tinggi Tanah Gayo. Motif Kerawang Gayo sudah ada sejak nenek moyang suku Gayo bermukim di Aceh. Sampai saat ini pun, Kerawang Gayo masih digunakan dalam berbagai acara budaya di Bumi Iskandar Muda. Motif Kerawang Gayo tidak hanya ada pada pakaian, tapi juga menjadi ciri khas seni ukiran Gayo, tenun, berbagai kerajinan tangan dan sebagainya. Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Frans Dellian menjelaskan, sebagai tuan rumah, Aceh menghadirkan 37 stand yang mewakili 23 kabupaten/kota di Tanah Rencong. Dengan mengunjungi semua stand itu, ungkap Frans Dellian, para pengunjung dapat melihat
Aceh Pamerkan Kekayaan Budaya di HUT Ke-41 TMII
ABDUL HAFIDH SYAMSURA (Mahasiswa) KATA “macet” di Banda Aceh sudah mulai jamak terdengar setiap hari, dan menurut saya pembangunan Jalan Layang (fly over) merupakan salah satu solusinya. Banda Aceh sudah sangat padat, karena volume kenderaan yang sudah melebihi daya tampung jalan. Harapan kita pembangunan fly over dan under pass di kawasan Simpang Surabaya mampu mengurangi macet Banda Aceh secara makro. Selain itu, Pemerintah juga harus meningkatkan kapasitas atau pelebaran di berbagai persimpangan jalan. Pelebaraannya bisa 1 atau 2 meter saja sehingga daya tampung meningkat. Ini harus dilakukan terutama pada jalur-jalur yang padat lalu lintas. [ridha]
berbagai bentuk kerajinan tangan dari Aceh, ragam budaya, dan potensi wisata. “Aceh memiliki 37 stand untuk pameran budaya dan kerajinan daerah, di mana 4 stand dikelola Pemerintah Aceh dan 23 lainnya masing-masing dikelola kabupaten/kota. Untuk Provinsi lain diwakili satu provinsi,” terang Frans Dellian, dalam kesempatan yang berbeda. Untuk festival busana daerah, keterlibatan Aceh diwakili busana dari Aceh Selatan dan Kota Banda Aceh. Untuk festival kuliner, masakan khas kepiting Nagan Raya mewakili Aceh bersaing dengan berbagai masakan dari provinsi lain. Khusus festival kuliner, jelas Frans Dellian, Aceh merupakan juara dua kali berturut-turut, yakni tahun 2014 yang diwakili masakan Aceh Selatan dan tahun 2015 yang diwakili masakan dari Gayo Lues. Sementara itu, untuk pawai budaya, Aceh Utara merupakan refresentatif Aceh, yang akan menampilkan tradisi peusijuek dengan melibatkan 80 peserta. “Semua itu kita hadirkan untuk mendekatkan budaya Aceh dan juga budaya Indonesia, sekaligus kita tunjukkan kepada dunia betapa indahnya keberagaman Indonesia,” pungkas alumnus Magister Administrasi Publik UGM,Yogyakarta ini. Perayaan ulang tahun TMII ke-41 tahun 2016 berlangsung selama sepekan, sejak 17 hingga 24 April, dengan menampilkan sejumlah seni budaya berbagai daerah di Indonesia. Pagelaran budaya yang diselenggarakan antaralain seni tari, atraksi budaya, pawai budaya, expo nusantara, pameran museum, pameran flora fauna, festival kuliner, parade busana dan pameran kerajinan. (ridha)
SEBANYAK 6600 penari Ratoh Jaroe Massal memeriahkan HUT Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke-41.|FOTO: JAMALUDDIN M JAMIL
A
CEH tampil sebagai juara umum Festival Budaya Nusantara dalam rangka HUT Ke-41 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, setelah berhasil meraih juara pada tiga kategori lomba. Kemenangan Aceh diumumkan pada acara penutupan yang berlangsung di Gedung Sasono Karya, Kompleks TMII, Jakarta, Rabu (20/4/2016). Selain karnaval budaya, dalam festival itu, Aceh juga memamerkan sejumlah produk unggulan tradisional seperti bhoi, keukarah, adee panggang, putu, dan bungong kayee. Aneka penganan tradisional tersebut di pamerkan di stand yang berbentuk “Rumoh Aceh”.
Sejumlah tarian Aceh juga menjadi tontonan menarik di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Aceh menampilkan tarian “Troen U Laot”, tarian “Meuen Bruek” atau permainan tempurung kelapa dari Sanggar Meuligoe Timu Aceh Timur dan sanggar Bener Meriah. Tarian “Troen U Laot” dimainkan sangat atraktif oleh penari dari Sanggar Cut Meutia Aceh Utara. “Tron U Laot” menggambarkan adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang pergi melaut menangkap ikan. Tarian ini dimainkan sejumlah penari perempuan dan penari lelaki, yang diiringi musik ritmis. Tarian tersebut menyampaikan pesan gembira. Di penghujung tar-
ian, ditampilkan rajutan jala. Pentas Seni Budaya HUT Taman Mini yang berlangsung di Gedung Sasana Krya, juga menampilkan Sanggar Meuligoe Timu dari Kabupaten Aceh Timur. Mempersembahkan tarian “Meu-en Bruek” atau permainan dari tempurung kelapa. Dimainkan delapan penari perempuan dan dua penari pria, yang bergerak dinamis seraya memainkan tempurung kelapa. Pertunjukan diawali gerak lembut penari perempuan dengan lilin menyala di dalam tempurung kelapa. Tidak hanya itu saja, penampilan drama musikal “Laksamana Keumalahayati” yang diperankan artis berdarah Aceh, Nova Eliza,
juga membuat pengunjung terkesima dan menggemparkan panggung Utama Teater Bhineka Tungga Ika, TMII. Drama musical yang menjadi suguhan pada acara puncak perayaan HUT TMII ke 41 itu, menceritakan tentang peran Laksamana Keumalahayati dalam mengusir penjajahan Portugis. Drama tersebut disutradarai Haris Syaus, salah seorang tokoh teater yang berdomisili di Jakarta. Pecahkan Rekor MURI Sebanyak 6.600 penari Ratoh Jaroe, memecahkan rekor MURI kategori jumlah penari terbanyak. Tari Ratoh Jaroe yang dibawakan ribuan pelajar dan mahasiswa DKI Jakarta tersebut, berlangsung di Lapangan Tugu Api Pancasila, Komplek TMII, Jakarta, Minggu (24/5/2016). Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, yang menyaksikan langsung persembahan tarian massal tersebut, tak kuasa menahan haru dan bangganya. “Sangat berkesan, ini sesuatu yang mengesankan bagi saya, karena tarian ini justru di bawakan oleh pelajar DKI,” kata Zaini Abdullah. Penutupan HUT TMII ke-41 selain dihadiri puluhan ribu pengunjung, juga turut hadir Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, dan jajaran Kepala SKPA Pemerintahan Aceh. [ridha]
Edisi 54
Nama
:
........................................................................
Alamat Rumah
:
........................................................................
Sekolah / Alamat
:
........................................................................
Kelas
........................................................................
:
........................................................................
MENDATAR : 1.Makna 3.Manusia 6.Berdoa (Bhs. Inggris) 8.Jenis seni sastra 10.Upaya, ikhtiar 12.Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW 15.Kantor berita Indonesia 17.Perbincangan, diskusi 19.Ombak kecil 21.Nama benua 23.Nama gurun di Afrika 26.Umpama, seperti 30.Setelah hari ini 32.Gunung tertinggi di dunia 35.Nama Nabi 38.Alpa 41.Nama ikan laut 43.Dikte 45.Salah satu hasil perkebunan 48.Bagian dari tumbuhan 50.Negara di Afrika 52.Kata pengantar 55.Salah satu seni tari Aceh 59.Salah satu jenis angkutan umum 61.Lagi (Bhs. Aceh) 62.Harum 63.Tuntas, selesai, khatam 65.Pendapatan Asli Daerah (singkat) 66.Air Susu Ibu (singkat) 67.Gembira 68.Sisa pembakaran 69.Panas (Bhs. Inggris) 70.Tolong 71.Makanan yang terbuat dari campuran bermacam buahbuahan dan dibumbui dengan manisan 72.Hak Pengelolaan Hutan (singkat). MENURUN : 1.Kota tempat Taj Mahal berada 2.Tempat tinggal raja 3.Ekor (Bhs. Aceh) 4.Surat Izin Mengemudi (singkat) 5.Salah satu huruf hijaiyah 6.Imbalan untuk amal baik 7.Salah satu kata sambung 9.Menang, kampiun 11.Jika, umpama 13.Satuan untuk menyebut ukuran satu karung 14.Kata tanya 16.Kata ganti milik 18.Berdoa (Bhs. Latin) 20.Karpet 22.Orang yang melihat suatu peristiwa 23.Tidak sakit 24.Hak Asasi Manusia (singkat) 25.Penggaris 27.Biaya 28.Ukuran 500 lembar kertas 29.Dawat 31.Penjara, bui 33.Penutup rumah bagian atas 34.Permulaan 36.Dua hari lagi 37.Teman Upin 39.Berilmu 40.Pengurus Zakat 42.Ucap, berkata 44.Kumpulan air yang sangat luas 46.Saya (Bhs. Arab) 47.Harapan 48.Daerah Aliran Sungai (singkat) 49.Universitas Teuku Umar (singkat) 51.Zat yang panas 52.Keringat 53.Suku di Papua 54.Sudah banyak umurnya 56.Membaca huruf demi huruf 57.Manjur, mujarab 58.Elok dan sedap dipandang mata 59.Salah satu warna 60.Bintang (Bhs. Inggris) 62.Waktu Indonesia Barat (singkat) 64.Tidak. Jawaban TTS Tabloid Tabangun Aceh Edisi 53: MENDATAR : 1.Piring 4.Kamus 7.Gosong 10.Euro 11.Make 12.Istana 14.April 15.Insang 17.Gaun 19.Enam 21.Planet 24.Tambang 26.Syawal 30.PAD 31.Antik 34.Intan 36.Job 37.Angin 38.Kalimat 42.Separuh 45.Lokomotif 48.Garansi 51.Arafura 55.Halia 58.Pula 59.Play 60.Polusi 61.Mesti 62.Antara. MENURUN : 1.Padi 2.Imbalan 3.Gelagat 4.Koran 5.Musrenbang 6.Smile 7.Gerimis 8.Seksama 9.Gang 13.Sial 16.Nusa 18.Untai 20/52.Nagan Raya 21.Pupuk 22.Amdal 23.Era 27.Yen 28.Wajar 29.Lebah 32.Nya 33.Katak 34.Ingat 35.Age 39.Anda 40.Isya 41.Tali 42.Sofa 43.Alif 44.Ujar 46.Ora 47.Oli 48.Grup 49.Riol 50.Sapi 53.Unta 54.Asia 55.HAM 56.Las 57.Api.
NAMA – NAMA PEMENANG TTS TABLOID TABANGUN ACEH EDISI 53 1. ALFI SYAKIRA, SD IT MADANI LHOKSUKON JL. MTG KEUPILA DESA GEULINGGANG NO. 1 – KLS II/B 2. DEENA NADHEERA, SDN 44 BANDA ACEH JL. T ISKANDAR CEURIH ULEE KARENG – KLS III 3. ASYIFA NURIZKI, MIN BUKIT BARO DESA JRUEK BALEE INDRAPURI ACEH BESAR – KLS V 4. SOFIATUN NAYLA, MIN SIMPANG IV LIPAH JL. MEDAN – BANDA ACEH, KLS V-C 5. ALFIN YAFIE ARIFIN, SDN 24 JL. TANOH ABEE LAMPINEUNG – KLS 1-C 6. M. REIFAN, MIN KOTA SIGLI JL. WAKI IBRAHIM NO. 1 KR- LUAR KEC. KOTA SIGLI PIDIE- KLS II/C. 7. UMAIRA AHMAZILLA, SDN 25 JL. PARI LAMPRIET – KLS II/A. 8 T.A. KARIM ALAMSYAH, SD KEUDEBING DESA LAMGABOH LHOKNGA – KLS III. 9. SUCI FAHIRA H. FASLON, MIN BANDAR BARU JL. LANGLEN L.PUTU KAB. PIDIE JAYA – KLS II/B. 10. EMI AFIFAH , TK KARTIKA JL. SYECH MUDAWALI (DEPAN BLANG PADANG)- KLS B/2.
TTS ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SD/MI. Kirimkan jawaban ke alamat redaksi, d/a Bappeda Aceh, Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan menyertai potongan TTS dan menulis identitas diri (Nama, TTL, Alamat Sekolah). Di sudut kiri amplop ditulis TTS Anak. Redaksi menyediakan bingkisan sekolah dan akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.
................................................................
: Kelas
................................................................
: Alamat Sekolah
................................................................
: Nama Sekolah
Nama Siswa
:
................................................................
Edisi 54
NAMA – NAMA PEMENANG MEWARNAI TABLOID TABANGUN ACEH EDISI 53 1. FADLUNSSALAM,TK POTEUMEUREUHOM ULEE KARENG- BANDA ACEH 2. MUHAMMAD NANDA, MIN KOTA BAKTI KEC. SAKTI, KAB PIDIE – KLS V. 3. NATHASYA AIDA FITRI, SDN 20 BANDA ACEH, JL POCUT BAREN NO. 67 – KLS III. 4. HUTI NADIA, SDN 18 BANDA ACEH JL. PUNGE BLANG CUT – KLS 4/a, 5. ARIF ZIKRI FARDIN, SDN 2 SAMADUA DESA UJUNG TANAH KEC. SAMADUA ACEH SELATAN – KLS V, 6. OVY MEUTIA DEWI, MIN MANGGENG JL. NASIONAL DESA PAYA KEC. MANGGENG ABDYA – KLS V/a. 7. MUHAMMAD KHALISH AL-FAIZ, SDN 6 BIREUEN JL. MALEM DEWA BIREUEN –KLS IV/a. 8. RAISA GHAISANI FARZANA, MIN MODEL BANDA ACEH JL. SYIAH KUALA NO. 9 GP. KEURAMAT- KLS 1 (ali bin abi thalib), 9. IBNU RAHNA FARHAN SM, SDN 32 BERAUWE BANDA ACEH – KLS II/b, 10. WIFQAN KAZA, MIN TIJUE KEC. PIDIE KAB. PIDIE DESA PAYA – KLS III/a
Gambar mewarnai di atas diperuntukkan bagi siswa-siswi TK/SD/MI. Warnailah, lebih baik menggunakan PASTEL/KRAYON. Gunting (boleh difoto copy) dan kirimkan ke alamat redaksi d/a Bappeda Aceh Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan mengisi identitas diri. Di sudut kiri amplop ditulis “MEWARNAI”. Redaksi menyediakan bingkisan sekolah kepada masing-masing karya terbaik. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.
16
TEROBOSAN
TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016
Umrah Bisa Langsung dari Bandara SIM Sekarang tidak perlu harus ke luar kota atau ke luar negeri, sebab maskapai Garuda resmi membuka jalur penerbangan langsung dari Aceh-Jeddah dengan menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus A330300,” --dr. H. Zaini Abdullah-Gubernur Aceh
G
UBERNUR Aceh, dr H Zaini Abdullah meresmikan penerbangan (flight) perdana Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, dalam rangka pelaksanaan ibadah umrah. Peresmian yang juga dihadiri Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal SE , perwakilan unsure Forkopimda Aceh dan jajaran Direksi PT Garuda Indonesia ini berlangsung di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Selasa (3/5). Gubernur Zaini dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama ini masyarakat Aceh yang melaksanakan umrah hanya dapat berangkat melalui Bandara Kualanamu, Medan atau Bandara Kuala Lumpur, namun dengan dibukanya jalur penerbangan langsung dari Aceh- Jeddah maka akan memudahkan masyarakat Aceh untuk melaksanakan ibadah umrah. “Sekarang tidak perlu harus ke
luar kota atau ke luar negeri, sebab mulai hari ini (kemarin -red) maskapai Garuda resmi membuka jalur penerbangan langsung dari AcehJeddah dengan menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus A330300. Insya Allah, penerbangan ini akan berlangsung dua kali dalam seminggu, sehingga masyarakat Aceh yang ingin menunaikan umrah dapat terbang dengan cepat dan tepat waktu,” kata Doto Zaini. Gubernur menuturkan, dalam setahun jumlah jamaah umrah dari Aceh mencapai 10.000 orang lebih, bahkan dari Banda Aceh saja mencapai 700 orang per tahun. Menurutnya, kehadiran penerbangan tersebut akan mendorong masyarakat Aceh untuk lebih bersemangat dalam menunaikan ibadah umrah. “Kehadiran penerbangan ini juga membuat beban biaya para jamaah lebih murah dan durasi penerbangannya lebih cepat hanya 7-8 jam. Saya mengimbau para perusahaan travel di Aceh dapat menyambut kehadiran penerbangan ini dengan menyajikan paket-paket
GUBERNUR Aceh melakukan gunting pita saat peresmian penermbangan perdana Banda Aceh - Jeddah - Banda Aceh, (3/5/16). | FOTO: HUMAS ACEH
umrah yang menarik dan sarat dengan kegiatan ibadah,” ujar Zaini membari menambahkan bahwa ia berharap agar biaya umrah dapat ditekan lebih murah agar semakin banyak masyarakat yang tertarik menunaikan ibadah ini,” tambah Gubernur Zaini. Gubernur juga menghimbau perusahaan travel di Aceh agar menyambut kehadiran penerbangan ini dengan menyajikan paket-paket umrah yang menarik dan sarat dengan kegiatan ibadah. “Kita memohon kepada Allah SWT, semoga langkah ini menjadi amal ibadah bagi seluruh keluarga besar perusahaan PT Garuda Indonesia, dan pada akhirnya memberi keuntungan kepada masyarakat Aceh,”tutup Doto Zaini. Sementara itu, General Manager PT Garuda Indonesia Aceh,
Nano Setiawan kepada Serambi mengatakan, penerbangan umrah tersebut merupakan rute SoloBanda Aceh-Jeddah. Total jumlah jamaah umrah pada penerbangan perdana kemarin sebanyak 169 orang. Terdiri atas 30 orang asal Aceh dan 139 orang jamaah umrah yang melalui Solo. Pesawat jenis Air Bus 330-300 yang digunakan tersebut memiliki 360 kursi (seats), sebanyak 260 kursi untuk jamaah melalui Solo dan 100 kursi untuk jamaah melalui Bandara SIM. Nano mengatakan, penerbangan perdana dengan pilot yang bernama Majedi asal Banjarmasin itu, take off dari Bandara SIM pukul 15.55 WIB dan akan tiba pukul 19.40 waktu Jeddah atau 23.40 WIB. Selanjutnya, penerbangan dari Bandara SIM setiap pukul
yang sama pada Selasa dan Kamis setiap pekan. Selain itu, seorang jamaah umrah asal Banda Aceh, Syarbini bin Ibrahim (74) yang didampingi istrinya, Ruhamah Manyak (70) yang ditemui Serambi mengaku bersyukur dengan adanya penerbangan dari Bandara SIM langsung ke Jeddah. “Pasalnya, suami saya sudah lama menyimpan keinginan untuk dapat berangkat umrah,” kata Syarbaini. “Alhamdulillah, dengan adanya penerbangan ini begitu tahu kami langsung pergi,” ujar Ruhamah yang mengatakan ia dan suami sudah mendaftar haji sejak 2009. “Bapak ada stroke dan kata dokter ada penyempitan tulang belakang. Dan keinginan Bapak untuk umrah sudah lama,” demikian Ruhamah. [ridha]
Pemerintah Aceh Setujui Perpanjangan Kontrak Swisscontact “Pemerintah Aceh mendukung penuh permintaan perpanjangan masa kerja Swisscontact di Aceh. Pemerintah Aceh juga menyetujui perluasan area kerjanya dari lima kabupaten menjadi delapan kabupaten,”
“Kami hendak melakukan sinkronisasi program pembangunan perkebunan di Aceh. Kami juga akan berusaha menghadirkan investor dan memperbesar premium fee kepada petani kakao di Aceh,” -- Dr. Rino Sadanoor -Head of Programme Swisscontact Indonesia
-- Dr. Ir. Zulkifli, M.Si -Sekretaris Bappeda Aceh
P
EMERINTAH Aceh mendukung keinginan Swisscontact untuk memperpanjang masa kerja dan luas lingkup kerjanya di Aceh. Komitmen ini disampaikan oleh Sekretaris Bappeda Aceh, Dr. Ir. Zulkifli, M.Si, dalam pertemuan dengan perwakilan Swisscontact di Bappeda Aceh. Pertemuan ini digelar untuk membahas isi surat yang dikirimkan oleh Program Director SCPP, Manfred Borer, kepada Gubernur Aceh pada tanggal 1 Maret 2016. Dalam suratnya, Borer meminta
persetujuan perluasan dan permohonan rekomendasi perpanjangan kerjasama. “Pemerintah Aceh mendukung penuh permintaan perpanjangan masa kerja Swisscontact di Aceh. Pemerintah Aceh juga menyetujui perluasan area kerjanya dari lima kabupaten menjadi delapan kabupaten,” kata Sekretaris Bappeda Aceh, Dr. Ir. Zulkifli, M.Si, usai memimpin pertemuan dengan perwakilan Swisscontact, Kamis (28/4/2016). “Swisscontact membangun in-
dustri kakao (coklat) di Aceh, mulai dari hulu sampai ke hilir. Ini tentu sangat membantu ekonomi masyarakat Aceh,” katanya. Kontrak kerja Swisscontact di Aceh akan berakhir pada 14 Juni 2016, yang dimulai sejak 14 Juni 2013. “Masa kerja Swiscontact diperpanjang lima tahun ke depan, sampai 2021,” tambah Zulkifli. Adapun wilayah kerja Swisscontact adalah Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Barat Daya, Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang. Ke depan akan ditambah tiga kabupat-
en lagi yaitu dari Pidie, Aceh Timur dan Aceh Utara. Di delapan kabupaten itu akan dibangun industri kakao. “Kita berharap Swisscontact melibatkan lebih banyak petani kakao sehingga mereka terberdaya secara ekonomi dan keahlian,” ujar Zulkifli. Hadir dalam pertemuan dengan Swisscontact itu antara lain Dr. Rino Sadanoor, Vedia Ahmad Djamaluddin (keduanya dari Swisscontact), pejabat dari Dinas Perkebunan Aceh, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Dinas
Perindag Aceh, BPM Aceh, Biro Ekonomi Setda Aceh, BPTP Aceh serta Forum Kakao Aceh “Kami hendak melakukan koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan perkebunan dengan pemerintah Aceh. Kami juga akan berusaha menghadirkan investor (buyer, red) dan memperbesar pendapatan berupa premium fee kepada masyarakat petani kakao di Aceh,” ungkap Rino Sadanoor yang merupakan Head of Programme Swisscontact Indonesia. (aswar, hasan)