REKONSTRUKSI ACEH N0. 28 ■ 2 SEPTEMBER 2006 ■ DUA MINGGUAN
http://e-aceh-nias.org/ceureumen/
PANTON
Penyuling Air Berhenti Menetes
Makmu dalam gle lee wase kacang Rame lam peukan lee ureung meukat Qanun Pilkada, kelheueh geurancang Syarat pakiban gubernur meuhat Putik pisang toeng jantoeng pisang klat Ureung poet kulat leethat dalam blang Calon gubernur ngoen wakil meuhat Ka geuboeh syarat baca quru’an Bukon lee sayang pisang teupeungat Teumon bulukat ka basi santan Wate Pilkada uloen peu ingat Beu ade that-that bek sampe curang Bukon le sayang keu bintang barat Teungoh loen lihat gadoeh meulayang Wahee tim sukses bek paksa rakyat Soe galak meuhat yue pileh rijang SULAIMAN A. GANI
■ HOTLI SIMANJUNTAK
2
Seorang profesor di Pusat Riset Sistem Penanggulangan Bencana Universitas Kyoto, Jepang mengatakan teknologi peringatan dini sangat penting, kendati itu bukan segalanya. Baca halaman 4 - 5.
Roda Tiga Lindas Warga
3
Berakit Rakit di Krueng Inong Firman Hadi Aceh Jaya
[email protected]
N Penyuling Air Berhenti Menetes
7 Dummm... Safrizal Pun Terpasung
ikmat kemerdekaan ternyata tak singgah ketiga desa di pedalaman Lamno, Aceh Jaya. Desa Pante Ceureumen, Sabet dan Maree terisolir oleh Krueng Inong. Warga di sana tak sabar lagi. Pasalnya sudah 61 tahun negeri ini merdeka. Tapi… Derita warga ketiga desa itu bagai tak terperi. Untuk menjangkau pusat kecamatan, Lamno, mereka dua kali menaiki rakit. Inilah satu-satunya sarana transportasi “modern” di sana. Rakit amat sederhana itu dibuat dari bambu. Tanpa mobil Setiap harinya, dia selalu ramai dipakai masyarakat. Jangan harap mobil sedan bisa lewat. Cuma si roda dua yang bisa melintas. Itu pun tak gratis. Setiap kendaraan roda dua dikenakan bea seribu saja. Manusia juga, Rp 1.000 per kepala. Sudah puluhan tahun, warga ketiga desa itu berakit-rakit selalu. Ke-
C M Y K
tiga desa tertinggal ini jaraknya sekira delapan kilometer dari Lamno. Penghuninya seribuan jiwa lebih. Mayoritas mereka petani. Jadi inilah rakit penyambung urat nadi kehidupan masyarakat di tiga desa pedalaman Lamno. Karena hanya dari rakit itulah masyarakat bisa membawa hasil alamnya untuk dijual di Pasar Lamno. Uroe peukan Desa-desa tersebut memproduksi hasil tani, antara lain kopi, kacang tanah, rotan, durian. Terkadang akses menuju ke pasar menjadi lambat ketika Uroe Peukan. Sebab sejak pagi sekali warga sudah antre. Kadangkala hingga pukul sebelas siang seluruh penumpang baru dapat menyeberang. Praktis membuat hasil alam warga, telat sampai di pasar. Parah lagi bila musim hujan. Arus sungai menjadi sangat deras. Otomatis rakit tidak bisa dipakai. Jika sudah begini, bisa empat hingga sepekan warga terkurung. Hubungan pun terputus.
Bisa dibayangkan bagaimana nasib warga, bila terisolir. Beragam kebutuhan baik itu bahan dapur seperti minyak tanah, menjadi langka. “Warga sudah lama menagih janji,” tukas Heri, seorang mahasiswa bakti sosial. Menanti janji Impian membuat jembatan, telah diusahakan sebelum konflik berkecamuk. Namun sampai kini tak terealisir, warga pun tak percaya lagi dengan pemerintah. “Yang berjanji banyak, apalagi musim pemilu. Tapi hasilnya nihil,” ujar Salami, ketua Pemuda Pante Ceureumen. Janji pejabat datang musim Pemilu. Mereka beretorika akan buat jembatan. Sekali lagi, itu cuma sebatas janji. “Masyarakat sudah bosan mendengar,” ujar warga yang lain. Sayangnya lagi, tiga desa ini juga masuk kategori hitam dalam kamus militer semasa konflik dahulu. Heri yang melakukan bakti sosial di sana mengatakan, sudah tiga tahun lebih daerah itu tak pernah mendapat perhatihan karena konflik. ■
2
CEUREUMeN
>> SMS
>> CEK BANUN
Menanti Janji BRA Kapan BRA melunasi janji di Peureulak Timur? Sedangkan pengecekan korban konflik sudah 5 bulan, sedangkan rekening rakyat hampir habis masa. Tolonglah diperhatikan. 085260205 XXX
Kapan Ganti Sewa Kami salah satu korban tsunami yang tinggal di daerah Deah Glumpang. Kami sekarang menyewa rumah. Kami pernah mendengar untuk penyewa yang tidak punya rumah akan diberi biaya ganti sewa. Bagaimana kami mendapatkannya? Lalu, bagaimana cara mendaptakan rumah bantuan dari BRR, dengan cara mencicil? Terima kasih atas dimuatnya sms ini. Husman-085260503XXX
Pilkada Terancam Proses Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nasional dijajaki, berapa persen yang sudah selesai? Kalau ini belum tuntas, Pilkada terancam minim pemilih. Marzi - 08126928 XXX
Buat Kuntoro
■ MAHDI ABDULLAH
Wahai Pak Kuntoro pimpinan BRR. Jangan ”mempermainkan” orang Aceh dengan cara-caramu yang tidak becus menangani BRR. Kami kecewa berat terhadap kinerjamu. 081360470XXX
>> KORUPSI
Roda Tiga Lindas Warga Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
■ HOTLI SIMANJUNTAK
B
ukan hanya di Banda Aceh, kasus bantuan becak juga merembet ke bumi Teuku Umar, Meulaboh Aceh Barat. Kemelut serupa juga terjadi di daerah itu. Siapa biangkerok segalanya, Persatuan Tiga Roda-kah? Sebab ada protes dari masyarakatnya. Penerima becak mencelat. Mereka merasa diperlakukan tidak adil. Pelakunya, tentu saja dituding Persatuan Tiga Roda Banda Aceh (PERTIBA). Sebab inilah lembaga yang khusus mendukung eksistensi abang becak. Ceritanya begini. Becak bantuan Menko Kesra diberikan untuk warga yang berprofesi sebagai tukang becak di Meulaboh. Jumlahnya sebanyak 40 (empat puluh) unit, meski pun yang benar-benar disalur menurut SuAK (Solidaritas untuk AntiKorupsi) hanya 35 unit. Bayar Iuaran Nah, setelah memperoleh becak, penerima harus membayar iuran sebesar Rp 15.000 per hari. Iuran wajib ini memang diatur dalam perjanjian tertulis. Dalam surat perjanjian yang ditandatangani Cut Fitri Marfiza dengan pen-
erima becak, disebutkan bahwa jangka waktu pembayaran kredit becak selama tiga tahun. Ternyata ada aroma lain yang kian membusuk. Pada awalnya tukang becak oke-oke saja. Namun, lama-kelamaan merasa diperlakukan secara tidak adil. Mereka merasa bahwa bantuan tersebut bukan untuk memberdayakan korban tsunami, tapi terkesan menjadi milik pribadi lembaga penyalurnya. Temuan SuAK Aceh Barat mengindikasikan becak bermesin motor merek Honda Win dikutip berbagai biaya. Katanya, dikenakan bea adm Rp 300.000 per unit becak. Ada 39
unit becak bantuan Menko Kesra, maka terkumpul biaya administrasi sebesar Rp 11.700.000 dari kutipan ini. Setoran harian Rp 15.000 per hari selama 3 tahun. Tak tahan Tak tahan oleh perlakuan lembaga penyalur, warga pun kemudian melaporkan kasus ini kepada SuAK. Lalu, SuAK pun menawarkan opsi sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi antara penerima bantuan dengan penyalur bantuan becak Menko Kesra itu. Semua anggota Pertiba juga keberatan dengan beban sewa yang terkesan tidak manusiawi. “Kalau memang itu peraturan dari
>> SMS Pembaca yang budiman. Mulai edisi depan Tabloid Ceureumén memberi kesempatan kepada anda untuk menyampaikan keluhan menyangkut rekontruksi, reintegrasi dan perdamaian. Uneg-uneg bisa dikirim ke nomor 081377237728. Rubrik SMS ini akan hadir setiap dua edisi atau setiap edisi nomor genap Ceureumén. Redaksi
Menko Kesra sebagai pihak yang memberi bantuan, kami tidak keberatan, padahal di beberapa kabupaten lain biaya kredit tersebut juga ditetapkan tapi setorannya lebih rendah dan limit waktu setorannya pun tidak begitu lama, tidak sampai 3 tahun. Dan setelah itu becak tersebut bisa menjadi hak milik yang sah, tapi yang terjadi malah becak yang sudah lunas disetor selama tiga tahun belum tentu menjadi hak milik,” demikian tutur warga. Sebagai modal Ketua PERTIBA Cabang Aceh Barat Cut Fitri Marphiza membenarkan melakukan pengutipan atas becak bantuan itu. Klarifikasi yang disampaikan kepada SuAK di kantor PERTIBA Aceh Barat, diakui becak Menko Kesra bukan diberikan, tapi disewakan selama 3 tahun. “Maksud penyewaan tersebut untuk menambah armada becak yang masih kurang disamping dijadikan modal koperasi,” katanya. Bukan kasus Ada yang mengompori Cut Fitri. Dia membantah adanya indikasi penyelewengan dana dalam kasus ini seperti dilaporklan SuAK. “Sebenarnya ini bukan kasus, tapi dibuat menjadi kasus,”
katanya kepada Ceureumén. Kalaupun ada kutipan uang Rp 15.000 per hari dan biaya administrasi awal sebesar Rp 300.000, itu adalah kutipan yang sah sesuai dengan perjanjian. “Kan tidak mungkin kita hanya memikirkan perut satu orang. Kita ingin memberdayakan mereka semuanya secara ekonomis,” katanya. Dikatakan, kekisruhan in juga muncul karena ada pihak ketiga yang mengompori. “Ini terjadi, karena ada pihak ketiga yang mengompori,” jelasnya. Menurutnya, Menko Kesra juga menyalurkan becak itu untuk Aceh berat berkat kerja keras lembaga yang dipimpinnya. Tanpa solusi Sebetulnya, telah diupayakan solusi dengan mengadakan pertemuan bersama. Namun, kekecewaan tetap tidak terbendung, karena abang-abang becak merasa tetap ada aturan yang memberatkan mereka. Dan sebelum ada solusi yang dirasa adil bagi semua pihak, becak itu diawasi SuAK Aceh Barat. “Untuk sementara dalam pengawasan kita sesuai dengan keinginan abang becak. Nanti akan kita carikan solusi bersama yang lebih adil,” kata Teuku Neta Firdaus, Kordinator BP SuAK Aceh Barat.■
>> FOKUS
CEUREUMeN
3
Dan Penyuling Pun Berhenti Menetes Asri Zaidir Banda Aceh
[email protected]
S
Seorang ibu sedang mencuci pakaian di sebuah istalasi air bersih, di Desa Siron, Lambaro.
■ HOTLI SIMANJUNTAK
udah setahun Habibah (35) tak lagi mengambil air bersih dari Instalasi Penjernihan Air yang terparkir di halaman PDAM, Lambaro, Aceh Besar. Padahal dulu, saban sore dia selalu sowan ke sana bersama sang suami untuk mengambil air yang keluar dari pipa mesin penyulingannya. “Sekarang sudah tidak ada, jadi saya tidak ambil air lagi,” ucap Habibah. “Menghilangnya” mesin tersebut karauan saja membuat Habibah dan juga warga yang biasa mengantri air bingung. Sebab, tak ada kabar pengiring kepergian mesin pemberian General Electric, Amerika Serikat itu. Semua Bingung Warga hanya mendengar selentingan kabar, alat tersebut diboyong ke Yogjakarta untuk membantu korban gempa di sana.”Ada yang bilang dibawa ke Yogjakarta,” ucap Habibah lagi. Tak hanya warga yang bingung. Mantan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Banda Aceh, Syamsul Bahri pun terkejut ketika tahu mesin penghasil air bersih itu tak bertengger lagi di sana. Padahal dulu saat dia terima, alat tersebut memang diberikan untuk membantu korban tsunami di Aceh. “Alat itu diberikan untuk korban tsunami di Aceh,” tukas Syamsul. Syamsul juga masih ingat ketika General Electric menyambanginya untuk menghibahkan alat itu pada Februari tahun lalu. Pihak General Electric memberikan alat penyuling air itu, untuk membantu Aceh dalam masa tanggap darurat. “Ketika itu air bersih memang sulit didapat, karenanya mereka memilih bantu penyuling air,” ucapnya lagi. Mengherankan Bantuan ini tentu saja membuat Syamsul senang. Apalagi bila mengingat akibat tsunami, hampir 50 persen pipa pengalir air milik PDAM hancur. Akibatnya, masyarakat kekurangan pasokan air bersih ke tempat hunian mereka. Ini tentu saja mengganggu. “Bantuan ini memang bertujuan meringankan masyarakat di masa tanggap darurat yang tak dapat pasokan air,” ucap Syamsul. Kini Syamsul mendengar alat tersebut tak lagi di sana. Dia pun heran. Menurutnya, saat ini Aceh sendiri masih sangat membutuhkan alat tersebut. Setiap hari, puluhan mobil tanki berkeliling ke barak mengantarkan air dari hasil sulingan. “Sampai saat ini Aceh masih butuh,” tegas dia. Syamsul gusar. Dia sebenarnya berniat akan memajukan program instalasi penyulingan air ini. Pihak PDAM dan
donatur akan bikin sebuah pabrik air mineral yang diolah dari Krueng Aceh. Air akan disuling, lalu dipasarkan. Hasil penjualan akan dimasukkan ke dalam kas daerah. Lobi Pun Buyar Demi mewujudkan impiannya, Syamsul telah melakukan lobi dengan pihak investor PT Metito, sebuah perusahaan dari Jakarta. Dari hasil lobi, Syamsul mengatakan bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan tentang penggunaan instalasi penjernihan air tersebut. Investor menyanggupi membantu dengan syarat apabila alat tersebut rusak, maka spare part-nya harus membeli pada perusahaan Metito tersebut. Belum tercapai keinginan Syamsul, pada 12 April 2005, dia digantikan oleh A. Ritonga. Akhirnya hasratnya pun buyar. Apalagi semuanya masih sebatas ucapan, belum tertulis dalam perjanjian kontrak. “Karena belum ada MoU, jadi mau dibilang apa,” jelasnya. Ritonga tak menyangkal apa yang dikatakan Syamsul. Namun menurut dia itu memang sudah menjadi ketentuan. Tak ada yang bisa disalahkan. Sebab, belum ada perjanjian yang dibuat oleh PDAM dengan pihak investor. Pinjaman Ke mana penyuling air itu? Ritonga mengatakan, dia mengetahuinya. Dia juga tahu alat tersebut diangkut dengan menggunakan truk. Namun, dia tak tahu ke mana alat tersebut dibawa. Sebab, alat ini bukan diberikan untuk PDAM, namun hanya sekadar untuk dipinjamkan.
Jadi, tak bisa disalahkan bila investor menarik kembali dan memindahkannya sesuai keinginan mereka. “Alat itu dipinjamkan. Jadi, kalau diambil kembali ya harus terima,” Ritonga pasrah. Pun begitu, PDAM akan terus beru-
saha untuk memasok air untuk masyarakat khususnya yang berada di barak pengungsian. “Kami akan terus berusaha untuk memenuhi, dan mudahmudahan tidak ada masalah,” ucapnya pasti. ■
Airnya Mengalir Ke Yogya? Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
B
ekas Direktur PDAM, Syamsul Bahri tak habis mengerti. Apalagi bila ingat instalasi pengolah air ini bernilai Rp 30 miliar lebih. Dia masih ingat saat mendarat di Aceh dengan memakai pesawat kargo Antonov. Instalasi air mineral ini dimanfaatkan untuk memproduksi air siap minum bagi pengungsi. “Alat ini mampu memproduksi air 40 liter per detik,” cerita dia beberapa waktu lalu soal kemampuan penyuling air itu. Katanya, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah lembaga dari Jakarta, kualitas air yang dihasilkan oleh instalasi ini sangatlah memuaskan. Konon, hasilnya lebih baik dibandingkan produk air mineral mana pun di republik ini. “Misalnya jika dibandingkan dengan air mineral produk dalam negeri. Jadi, mutunya jauh baik dari air me-
neral produk manapun di negeri ini,” jelas Syamsul Bahri. Biaya Tinggi Ia mengakui, biaya operasional instalasi pemroses air mineral tersebut relatif tinggi, yaitu mencapai Rp 8.000 per kubik. Karena tingginya biaya operasional, saat memproduksi air untuk kebutuhan pengungsi selama masa tanggap darurat, PDAM mendapat injeksi dana dari sejumlah lembaga. Itu sebab kala itu pernah dicari solusi supaya alat ini berproduksi secara komersial. Pasca tanggap darurat PDAM Tirta Daroy pernah berupaya menjalin kerjasama dengan PT Metito. Presdir PT Metito, Nabile Warich, yang asal Al-Jazair secara khusus pernah datang ke Aceh. Mereka bahkan sudah pernah meneken kontrak MoU untuk mengoperasikan instalasi air mineral tersebut untuk kebutuhan komersial. Keuntungannya ya, menurut Syamsul, untuk masyarakat Aceh juga. Itu sebab, ia sempat menyayangkan ketika alat tersebut dibawa ke Yogyakarta. ■
■ REDAKSI CEUREUMeN ■ Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur/Wartawan: Nani Afrida, Mohammad Avicenna, Muhammad Azami ■ Koordinator Artistik: Maha Studio ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Bagian Keuangan: Atik Hidayati ■ Bagian Umum: Ratnasari Dewi, Andi Yoga Tama ■ Bagian Sirkulasi: Surya Windu ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: Jl. Prada Utama No: 11 A. Gampong Prada, Banda Aceh. PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasi di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.
4
CERITA SAMP
CEUREUMeN
>> KOMENTAR ANDA
Apa perlu GAM dibubarkan? Saya setuju, sebab kata-kaa GAM dapat menimbulkan trauma pada keluarga korban GAM, lebih baik GAM jadi parpol dengan nama yang lain. Pengirim: 085260357xxx Menurut hemat kami, dalam rangka menjaga MoU, GAM tak perlu dibubarkan. Lagi pula, RI dengan siapa berunding kalau GAM dibubarkan? yang nggak-nggak aja. Pengirim: 08126925xxx Tolong GAM jangan dibubarkan sebelum semua anggota TNA mendapat dana, dan masyarakat korban konflik juga harus dapat dana untuk haknya seperti GAM.
Saya tidak setuju GAM dibubarkan, karena berkat perjuangan GAM, rakyat Aceh bisa hidup sejahtera di masa yang akan datang, dan berharap GAM tetap ada di Aceh. Pengirim: 085261921xxx Saya sangat setuju GAM dibubarkan. Sebab selama masa damai ini, saya melihat GAM dengan KPA-nya, mendirikan pemerintahan di dalam pemerintahan. Setahu saya, inti dari MoU Helsinki adalah dibubarkannya GAM dan kembali ke NKRI.
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Masyarakat Lamno 06517419xxx
Puluhan siswa sekolah menengah pertama sedang mempehatikan gambar ilustrasi tatacara “mengelak” tsunami, saat sebuah LSM memberikan pendidikan bagaimana bersikap kala bencana terjadi.
Apa Jurus Kita Bila Bencana?
Pengirim: 081360844xxx Membubarkan GAM, sama dengan membubarkan Hisbullah di Tanah Langit Libanon. Pengirim: 085260248xxx GAM/TNA jangan dibubarkan karena mereka pasukan yang berjasa bagi bangsa Aceh. Mana orang lain yang pikir nasib bangsa selain GAM. Saya mohon kepada petinggi GAM, GAM jangan dibubarkan kalau sayang masyarakat Aceh.
Mohammad Avicena Banda Aceh
[email protected]
Herman: 085260552xxx Bagaimana menurut perjanjian Helsinki? Tolong jangan diubah-ubah, karena kami rakyat Aceh ini sudah sangat jera dengan konflik. Kalau menurut hukum GAM harus bubar, ya bubar...!!! Nur di Jeunieb (korban Konflik) 085270614xxx Aceh kaya sumber daya alam, berapa banyak sudah dicuri Jakarta. GAM salah satu penjaga tersebut. Untuk GAM, bertindaklah sesuai dengan tuntutan agama dan hati nurani. Siapa yang jaga ini kalau GAM dibubarkan? Pengirim: 085260262xxx Saya rasa GAM tak perlu dibubarkan mungkin kalau mereka dibubarkan siapa yang membela hak-hak Aceh untuk yang akan datang. Umpama jika GAM tak ada mungkin UU-PA tak ada. Saran saya tak perlu perlu dibubarkan lebih baik ganti nama saja. Jangan pakai lagi mereka. Zainal Lambaro Pengirim: 085260240xxx
Mulai edisi ini Tabloid Ceureumén membuka rubrik baru yang kami namai “Komentar Anda”. Rubrik ini mengundang partisipasi pembaca untuk memberi komentar terkait dengan topik yang akan kita bahas per edisi. “Komentar Anda” akan hadir setiap dua edisi atau setiap edisi bernomor genap Ceureumén. Anda bisa mengirim pendapat ke nomor 081377237728 dengan menulis komentar_isi komentar anda. Bisa juga melalui email:
[email protected], atau lewat surat ke PO Box 061 Banda Aceh 23001.
H
aruo Hayashi, seorang profesor di Pusat Riset Sistem Penanggulangan Bencana Universitas Kyoto, Jepang mengatakan teknologi peringatan dini sangat penting, kendati itu bukan segalanya. “Peringatan dini apa pun dia tidak bisa menyelamatkan nyawa,” katanya. Namun, kata Hayasi itu hanya menjadi
perintah bertindak. “Orang harus tahu apa yang diutamakan.” Demikian katanya seperti dilansir sebuah koran ibu kota belum lama ini. Dalam konteks kekinian, kita belum melihat “perintah bertindak” dari pemerintah. Lalu bagaimana bila —semoga tidak— tragedi 26 Desember 2004 kembali terulang. Apa saja yang patut kita perbuat? langkah mana duluan yang harus digerak? Laporan dibawah ini kami harap bisa membantu kita.■
Belajarlah Dari “Saudara Tua”! Mohammad Avicena Banda Aceh
[email protected]
S
udah 20 bulan bencana gempa dan tsunami di Aceh berlalu. Pemerintah bagai tak menggubrisnya. Terutama dalam menghadapi musibah yang tanpa diduga datang kapan saja. Bukankah Aceh dan Indonesia umumnya rawan bencana? Secara geografis, daerah kita sudah jelas rentan musibah, tak jauh beda dengan “Suadara Tua” Jepang. Mereka juga sudah lama “berlangganan” gempa dan tsunami. Karena sudah kerap disambangi gempa, lantas jurus “samurai” pun keluar. Dinas Kebakaran Tokyo, C M Y K
mengeluarkan sepuluh jurus bila gempa datang. Barangkali ini berguna bagi kita. 1. Lindungi diri sendiri saat berasa saat gempa. Mungkin bisa di bawah meja, dengan kepala menunduk dan tangan di atasnya. Hanya berlari ke luar jika getaran sudah mengecil atau hilang. 2. Matikan kompor atau sumber api lain sat getaran mengecil atau jika api menyambar tempat lain. 3. Jauhi perabotan atau kaca yang mungkin jatuh. 4. Keluar ruang saat gempa mulai mengecil ata lenyap. 5. Matikan peralatan listrik, aliran air atau gas sebelum evakuasi.
6. Jangan panik. Perhatikan genting, kaca, baliho, atau barang-barang tinggi yang mungkin bisa menimpa kepala. 7. Jauhi tembok atau dinding 8. Setelah memastikan seluruh keluarga aman, cek tetangga. 9. Bekerja dengan tetangga mencari korban direruntuhan. Beri pertolongan pertama. 10. Cari informasi dari radio, televisi atau pejabat resmi. Jangan dengarkan isu yang tidak jelas sumbernya, seperti lewat pesan pendek (SMS) berantai. ■ Sumber www.tfd.metro.tokyo.jp, PMI Indonesia, dan IFRC dan Red Cros lainnya.
RITA SAMPUL
CEUREUMeN
5
“PERTAMA” untuk Bencana adalah radio komunikasi handie talkie jenis VHF dan HF. Diharapkan radio panggil ini bisa mengurangi korban karena semua bisa mengetahui datangnya bencana. “Jaringan radio ini akan tersambung ke Palang Merah Indonesia Nasional dan juga akan bekerja dengan bakornas,” kata Ardi. Akan ada 22 pusat komunikasi (base station) dan 10 alat pancar ulang (repiter) di seluruh Aceh. Dan akan ada 10 kendaraan yang difasilitasi dengan peralatan radio VHF dan HF. Untuk soal radio ini, PMI juga sudah mentraining 80 staf dan relawan operator radio. “Bencana itu datangnya tidak bisa dicegah. Yang bisa kita lakukan hanyalah mencegah banyaknya korban,” ujar Andi serius. ■ ■ HOTLI SIMANJUNTAK
P
alang Merah Indonesia bekerja sama dengan International Red Cross and red Cresent (IFRC) ternyata memiliki program early warning system tersendiri. Dan ini melibatkan masyarakat langsung. “Namanya PERTAMA, yaitu pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat,” kata Ardi Sofinar, Bagian komunikasi PMI kepada Ceureumén. Dalam PERTAMA, masyarakat diberikan pengetahuan tentang bencana dan penanggulangan risikonya. Training biasanya dilakukan oleh relawan palang merah di seluruh pelosok Aceh. Dan selesai training, akan dipilih beber-
apa orang yang akan masuk ke anggota siga bencana tingkat desa (SIBAD). “Kita tahu, bencana tidak hanya di kota tetapi juga di desa, nah masyarakat disini bukan hanya sebagai objek bencana, tetapi mereka menjadi pemain utama,” kata Ardi serius. Selama ini Palang merah sudah melakukan training ke beberapa tempat. Sosialisasi mereka soal pentingnya penganggulangan bencana juga dilakukan dengan memutar film kartun. “Filmnya kartun, sehingga mudah dicerna,” kata Ardi. Alat pendukung Selain sosialisasi dan pendidikan, palang merah juga memiliki alat pendukung untuk pengurangan risiko bencana. Salah satunya
Bak Bangka Jangan Dilupakan Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
M
■ MAHDI ANDULLAH
angrove, bakau atau dalam bahasa Aceh disebut bak bangka, sejatinya menjadi tanaman “hias” sepanjang pantai Aceh. Mangrove secara fisik mampu meredam kerusakan yang ditimbulkan oleh proses alam seperti angin, abrasi, dan intrusi air asin ke daratan. Mangrove juga dapat menyerap garam yang ada di dalam perairan dan mengeluarkannya lewat daun. Secara biologis, mangrove menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan, udang, tiram, dan kepiting. Kerusakan mangrove menyebabkan hewan-hewan ini kehilangan tempat. Berapa banyak hutan mangrove yang rusak akibat tsunami?
Kerusakan mangrove di Aceh telah terjadi jauh sebelum tsunami. Kajian yang dilakukan WIIP (Wetlands International Indonesia Programme) menunjukkan bahwa hingga tahun 1990, kurang dari separuh luas mangrove yang tersisa di Aceh, yaitu hanya tersisa sekitar 20.000 hektare, sedangkan luas semula 54.000 hektare. Data BRR menunjukkan bahwa luas lahan yang potensial sebagian mangrove di Aceh sekitar 168 ribu hektare. Sebagian besar telah rusak, baik akibat tsunami maupun akibat lain seperti penebangan dan alih fungsi lahan. BRR memperkirakan, potensi rehabilitasi hutan mangrove yang bisa dilakukan adalah 105 ribu hektare. Berapa persen yang sudah direhabilitasi? Dari perhitungan kasar Wet-
Mampu meredam kerusakan yang ditimbulkan oleh proses alam seperti angin, abrasi, dan intrusi air asin ke daratan.
lands Aceh, saat ini hanya mampu direhabilitasi sekitar 20-30 ribu hektare. Artinya, kurang dari 30%. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kerusakan yang tidak tertangani, yaitu sekitar 70 ribu hektare lagi, masyarakat harus secara sukarela melakukan rehabilitasi lingkungan pesisirnya sendiri. Kira-kira berapa kekuatan mangrove yang mampu meminimalkan kerusakan akibat tsunami? Sangat tergantung kepada ketinggian gelombang. Untuk wilayah yang terkena tsunami dengan kekuatan yang besar (ketinggian 10 - 20 meter) seperti di Banda Aceh, Aceh Besar, dan pantai barat, masyarakat menyaksikan sendiri bahwa keberadaan mangrove tidak mampu menghadapi gelombang tsunami. Jika tinggi gelombang tsunami di bawah 5 meter, seperti di Aceh Utara dan Aceh Selatan, mangrove dan hutan pantai terbukti efektif mengurangi dampak tsunami. Para ahli memperkirakan bahwa mangrove yang padat dengan ketebalan sekitar 150 meter akan mampu mengurangi daya rusak tsunami hingga 50%. Serapat apa dan seluas apa mangrove seharusnya ditanam? Jarak tanam mangrove sangat tergantung dengan peruntukan lahan dan jenis mangrove yang ditanam. Saat ini sebagian besar mangrove yang ditanam adalah jenis Rhizophora (Bangka). Jarak tanam yang direkomendasikan oleh Wetlands adalah sekitar 1x1 - 2x1 meter jika ditanam di pesisir atau di pinggir sungai. Tapi, jika ditanam di tengah tambak sebaiknya 2x2 meter atau lebih. Sedangkan ketebalan mangrove di setiap daerah berbeda-beda. Rekomendasi Departemen Kehutanan untuk Aceh adalah rata-rata 200 meter dengan memperhatikan kesesuaian lokasi. ■ C M Y K
Sirene sebagai peringatan terjadinya tsunami, kini di gantung di sebuah tower milik operator sebuah telepon selular di Daerah Punge Jurong, Ulheu Lhue, Banda Aceh. Early warning sistem merupakan salah satu cara untuk menghindarkan masyarakat dari bencana alam.
Bagaimana Masyarakat Bersiap Hadapi Bencana? ● ● ● ● ●
Pahami wilayah Anda Susun peta partisipatif Susun rencana pengurangan risiko Buat latihan siap siaga bencana Perkuat kerjasama berbagai pihak (PMI, Satkorlak, dinas sosial)
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Nani Afrida Banda Aceh
[email protected]
Seorang anggota pengkajian bencana alam gempa dan tsunami asal Jepang sedang memberikan pendidikan bagaimana bersikap kala bencana terjadi. Pendidikan mengenai pengenalan bencana secara dini merupakan sebuah cara pembelajaran untuk menghidari musibah yang tidak diinginkan.
Para ahli memperkirakan bahwa mangrove yang padat dengan ketebalan sekitar 150 meter akan mampu mengurangi daya rusak tsunami hingga 50%.
6
CEUREUMeN
> > > TANYA JAWAB Adakah Anggota TNA Menjadi TNI?
Nasi Goreng Bahari
Bahan : 200 gr nasi putih 30 gr udang kupas, rebus 30 gr cumi bersih, potong kotak rebus 30 gr ikan kakap, potongn kotak, rebus 1 butir telur, kocok 30 gr bawang bombay iris halus 1 sdm bawang putih cincang 1 sendok kecap
T:
2 sdm margarin garam, lada gula secukupnya
●
●
●
Cara membuat Panaskan margarin dalam wajan, kemudian tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum dan layu Masukkan telur, lalu aduk hingga telur matang, tambahkan nasi, ikan, udang dan cumi Masukkan semua bumbu, aduk dengan panas yang tinggi hingga bumbu meresap
Tony Hermansyah Medan, Sumatera Utara ■ REPRO: JELITA
N
asi goreng? Mengapa tidak. Apalagi di kawasan pesisir seperti Aceh, makanan laut justru sangat mudah didapat. Jadi tunggu apa lagi, mari memasak nasi goreng special dengan bahan dari laut.
Di dalam MoU ditegaskan bahwa mantan anggota TNA (Tentara Negara Aceh) diberikan kesempatan untuk menjadi anggota TNI (Tentara Negara Indonesia). Dise butkan bahwa, “Pasukan GAM akan memiliki hak untuk memperoleh pekerjaan sebagai polisi dan tentara organik di Aceh tanpa diskriminasi dan sesuai dengan standar nasional.” Pertanyaan saya, apakah sudah ada TNA yang diberikan kesempatan untuk menjadi anggota TNI?
●
●
●
hingga rata, lalu angkat Cetak nasi dengan menggunakan cetakan sesuai selera Lengkapi piring dengan telur dadar Selamat menikmati ■
Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Anda dan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda.
>> INFO LSM
J:
Menurut Pangdam Iskandar Muda Meyjen TNI Supiadin AS, hingga pekan lalu belum ada satu pun mantan anggota TNA yang masuk menjadi anggota TNI. Kata dia, betulnya pihak TNI membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mantan TNA dan seluruh rakyat Aceh untuk menjadi anggota TNI. Dia katakan, begitupun, tak ada perlakuan istimewa bagi bekas TNA untuk menjadi TNI. Siapa pun yang berminat harus memenuhi standar nasional yang sudah ditetapkan.
Ceureumén Dalam Format Baru
T:
Dalam edisi sebelumnya terlihat bahwa Ceureumén sudah mengubah formatnya. Sudah ada rubrik-rubrik baru misalnya “Tamu Kita”. Juga ada rubrik kandidat yang memprofilkan calon-calon yang akan ikut bertarung dalam Pilkada mendatang. Bisa dijelaskan, apa tujuan perubahan format Ceureumén kali ini? Silvia Kampus Unsyiah Darussalam, Banda Aceh
Bila Pilkada Ingat JPPR
N
ama Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) sebetulnya bukan nama baru. Lembaga ini sudah berkiprah sejak tahun 2004 lalu. JPPR ini memiliki jaringan 30 lembaga yang terdiri dari organisasi kemasyarakatan di bawah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga pendidikan, lembaga antar iman, lembaga kemahasiswaan dan radio. Visi JPPR adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang sadar, berpengetahuan dan partisipatif dalam membangun kedaulatan rakyat.
Sedang misinya memberikan dukungan kepada masyarakat luas agar sadar, berpengetahuan dan partisipatif dalam membangun kedaulatan rakyat. Libatkan ribuan relawan Dan pada pemilu presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan secara langsung tahun2004 JPPR menurunkan 100.000 relawan. JPPR juga melakukan kegiatan pendidikan pemilih dan pemantauan pemilu dengan lebih dari
141.000 relawan memantau proses pemungutan suara di TPS. Kini, pada pemilihan kepala daerah tahun 2005-2006 di Aceh, JPPR akan menurunkan relawan lebih kurang sebanyak 66.000 relawan yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah. Info lanjutan bisa hubungi Sekretariat JPPR Propinsi NAD Jl. T.Nyak Arief No 236 Jeulingke, Banda Aceh. ■
J:
Mulai edisi 27 Ceureumén memang mengubah formatnya. Ini untuk menyesuaikan dengan dinamika perkembangan situasi di Aceh. Seperti diketahui, tabloid dua mingguan ini juga mempunyai salah satu misi, yakni mendorong lahirnya kedamaian di Aceh. Itu sebabnya, rubrik-rubrik baru dibuka, seperti “Tamu Kita” dan “Kandidat.” Mendekati pelaksanaan Pilkada, setiap edisi Ceureumén berencana memuat tanya jawab singkat dengan kandidat yang ingin menjadi gubernur Aceh mendatang. Meski singkat, pembaca akan mengetahui apa yang sebenarnya ada di benak seorang kandidat terhadap suatu persoalan yang ditanyakan. Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabi-litasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email
[email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”
TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 28 Mendatar 1. Bersifat keagamaan 5. Kualitas 7. Cela, Noda 8. Ikan sotong 9. Selesai 10. Anak laki-laki dari 11. Gemuk ( Inggris ) 13. Suku yang mendiami kabu paten Aceh Tengah 15. Orang memberi informasi Menurun 1. Bunga Uang 2. Perut besar 3. Riol 4. Penyedap masakan 6. Pakaian seragam
10. Zodiak 12. Kurus ( Inggris ) 14. Kata ajakan Jawaban TTS Ceureumén No. 27 Mendatar 1. Diabetes, 5. Main, 6. Are, 7. Gas, 8. Riak, 9. And, 10. Asa, 12. Epos, 14. Transpor.
Lhokseumawe. 2. DRH. Abdullah Hamzah Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah, Darussalam 3. Ihsanul. AK. MTSS. Keutapang II. Jln. Hadiah no: 4A, Lambeu Banda Aceh
Menurun 1. Data, 2. Boa, 3. Tangkas, 4. Saus, 5. Merdeka, 9. Anut, 11. Akar, 13. Ons.
4. Ibrahim Hasandy. Desa Pasheu Beutong. Kec. Darul Imarah Aceh Besar
Pemenang Ceureumén Edisi No. 25 1. Ghaza Giffari, Jl. Mangga, Lr. Pandan no;3 Tempok Tenggoh
5. Rita Mursyidah. Jln. Medan – Banda Aceh No 18. Meunasah Blang Manyang Cut, Sp.3 Meureudu, Pidie.
Pengumuman pemenang TTS akan diumumkan setiap dua edisi berikutnya. Jawaban di kirim ke Po.Box 061 Banda Aceh. Kepada 5 (lima) pemenang akan mendapatkan kamus Bahasa Indonesia-Inggris.
CEUREUMeN
>> SOSOK
7
Desi Saifan Peusangan - Bireuen
[email protected]
S
atu lemari tua teronggok miring di sudut rumah. Dua dipan beralas tikar membikin sumpek saja. Ruang tamu juga sempit. Jangan tanya bagaimana kondisi penghuninya. Miskin. Kemiskinan itu pula yang ikut memasung Safrizal (23). Warga Desa Lueng Daneun, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen. Hidupnya adalah “penjara”. Di atas dipan beralas tikar kumal kaki kanan dipasung. Miris memang. Kendati perih, tak ada pilihan lain bagi orang tuanya. “Dia mengalami gangguan jiwa,” ujar sang ayah, Nurdin (53) saat menerima Ceureumén di belum lama ini. Dipasung Gangguan mental itulah yang membuat Safrizal hampir setahun dikurung. Di atas dipan, tubuh pria yang sempat duduk di kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah Negeri ini terbaring lesu. Jika sudah di alam bebas, Safrizal “ringan tangan”. Dia tak takut melempar batu ke siapa saja. Apalagi yang tak memenuhi permintaannya. Keadaan itulah yang memaksa Nurdin dan isterinya Hamidah (50) memilih jurus pasung. “Bagaimana pun kami sayang dia. Tapi kami tak mampu buat apa-apa dengan kondisi ekonomi keluarga
R
ALAS (Reconstruction of Aceh Land Administration System). Program ini dilaksanakan Badan Pertanahan Nasional. Salah satunya tujuanmya merekonstruksi administrasi pertanahan sesuai kondisi pratsunami. Apabila dokumentasi yang sebelumnya telah hilang, maka kesepakatan batasbatas bidang tanah akan dilaksanakan melalui musyawarah desa dengan warga desa, geucik bersama tokoh informal masyarakat desa dan didukung oleh fasilitator yang ada di lokasi desa tersebut. Jika kesepakatan kepemilikan dan batas tanah sudah ada dan ditandai dengan pemasangan patok tanda batas oleh warga masyarakat. Selanjutnya BPN akan melakukan pengukuran dan pemetaan terhadap bidang tanah serta melakukan verifikasi data yuridis untuk penerbitan sertifikat atas tanah. ■
kami yang sulit ini,” ungkap Nurdin, petani miskin yang bermodal sepetak sawah. Melihat Safrizal, Nurdin bagai kehilangan darah. Sedih berat. Dalam keluarga, dia anak penurut. Membantu orang tua di sawah adalah bakti Safrizal buat orang yang telah mendidiknya. Dentuman Tapi siapa nyana, sekira tahun 1999, ketika dia membantu orang tuanya di sawah, Safrizal terkejut hebat mendengar dentuman keras. Duuummm… Suaranya membahana, seakan tanah yang dia pijak bergetar hebat. “Safrizal terkejut, nyaris pingsan. Sejak saat itu kondisi dia berubah,” tutur sang ayah. Dia lebih banyak diam dan menyendiri dari komunitasnya. Tapi dia tetap penurut dan membantu kedua orang tuanya bekerja di sawah. Begitu pun, gerak-gerik dan tingkah lakunya tak membahayakan. Atas dasar itulah, pada suatu hari di tahun 2002, dia mengizinkan anak sulung dari untuk mengikuti sebuah aksi di Jeunib. Teman-teman sekampung pun juga ikut. Tidak Normal Sepulang dari aksi itulah, psikis Safrizal berubah dramatis berubah. Wajahnya memar plus luka-luka disekujur badan. Nurdin yakin anaknya dipukuli. Lebih sakit lagi, jiwa Safrizal juga memburuk. Di rumah yang beratap rumbia, Sa-
■ DESI SAIFAN
Dummm... Safrizal Pun Terpasung
SAFRIZAL hanya bisa menatap nanar. Hidupnya tinggal selebar dipan. Gerakannya pun tak lebih dari itu, apalagi dengan kaki terpasung.
frizal kerap berteriak tak karu-karuan. Sesekali ia meringkuk di bawah meja, atau pun kursi. Dia bagai menghindari kejaran sesuatu yang ditakutinya. “Gimana pak nanti mereka datang dan memukuli saya lagi,” kata Safrizal seperti yang dikutip Nurdin. Kalimat itu kerap terlontar dari mulut Safrizal. Keluarga miskin ini cuma mampu mengurut dada. Anak mereka tak normal lagi akibat konflik. Tak Punya Biaya Karena terbatas dana, hanya tiga kali Nurdin memboyong Safrizal ke dokter saraf di Lhokseumawe. Ia men-
gaku tak ada biaya untuk mengobati sang anak. “Untuk makan sehari-hari saja sulit.” Namun, guratan kesedihan terpancar jelas pada raut wajah Safrizal. Sekilas menyirat hasrat buat sembuh. Sama halnya yang dirasa kedua orang tuanya. Dia berharap ada dermawan yang terketuk hatinya; meringankan beban Safrizal untuk pulih. Sebab, konflik tak lagi bergeliat. Kerusuhan dan pertikaian “haram” bertahta lagi di tanah ini, karena Aceh sudah damai. Kendati damai masih mahal bagi Safrizal. ■
CEUREUMeN
>> SENI BUDAYA
8
Teater Kosong Masuk Sekolah
Mahdi Abdullah Banda Aceh
[email protected]
Maafkan aku, t’lah bertingkah salah Maafkan aku, t’lah membuat ayah kesal Hasratku hanya ingin bermain Entah mengapa, aku pun tak mengerti Kini aku terbujur kaku dipelukanmu Bukan aku menolak sorga Tetapi ada yang belum aku mengerti Mengapa aku tak boleh hidup lagi
B
T Yanuarsyah
ait lagu di atas yang diaransemen oleh Arifin Efendi, dinyanyikan bersama-sama, menjadi pengantar sebuah drama tragedi tentang kekerasan dalam rumah tangga dengan tajuk Jangan Rampas Duniaku oleh Teater Kosong di SMA Negeri 3, Banda Aceh, Sabtu (26/8) lalu. Kekerasan Topik kekerasan yang diangkat oleh Teater Kosong, seperti kejamnya seorang ayah (Sarbunis) terhadap keluarganya sendiri. Hanya gara-gara rokok yang dibeli oleh Ansari (Satria) kerena terlambat datang, maka Ansari tewas di tangan sang ayah, dan si ibu (Maida Yanuar) yang hendak membantu si anak pun, turut tewas karena kekejaman sua-
minya sendiri. Itulah sepenggal cerita kekerasan yang ditawarkan oleh Teater Kosong beberapa waktu lalu di sekolah-sekolah. Berdasarkan dialog tadi, para penonton diharapkan bisa aktif dan mencari solusi agar kekerasan itu bisa tertanggulangi. Solusi masalah Forum teater telah berkembang di Brazil, Amerika Latin sejak tahun 1960 yang digagas oleh seorang seniman teater, Augusto Boal. Dalam forum tersebut, audiensi atau peserta terlibat langsung dengan dialog teateral yang sedang dilangsungkan. Penonton yang semula pasif diharapkan akan menjadi peserta yang aktif. Sutradaranya, T Yanuarsyah (41), mengatakan “kita berharap terjadinya dialog mengenai suatu isu atau topik dalam forum ini. Peserta di beri kebebasan untuk memberikan ide-ide, sekaligus mencari cara pemecahan penyelesaian suatu masalah yang terjadi pada masyarakat dan lingkungannya”. Menitikkan air mata Pertunjukan yang berdurasi sekitar 15 menit, telah mencuatkan aura teateral yang berkualitas walau tanpa lighting dan tanpa “panggung”. Komposisi dari gerak, blocking, musik yang telaten,
■ MAHDI ABDULLAH
Siswa Pun Meneteskan Air Mata
Kekerasan dalam rumah tangga.
dan tata artistiknya yang sangat sederhana---hanya sebatang pohon sebagai sentral---tapi telah mampu menggugah penonton hingga beberapa siswa menitikkan air mata dan hanyut dalam dialog yang disampaikan. Program layatan yang bernama Forum Teater 2006 bertujuan untuk menggugah siswa dan masyarakat agar lebih aktif dalam menyikapi konflik yang kerap terjadi di tengah-tengah lingkungan dan keluarga. Forum teater ini terwujud atas kerjasama World Bank, ACI (Aceh Culture Institute), dan Teater Kosong. Hajatan ini merupakan hasil dari work shop yang digodok oleh The Necessary Stage, Singapura akhir 2005 lalu di Taman Budaya Aceh, Banda Aceh, dengan jumlah peserta berkisar 30-an pe-
serta dari seluruh Aceh. Adapun teater yang terpilih dari hasil work shop tahun lalu---untuk kegiatan forum teater di tahun 2006---adalah Teater Kosong, Teater Kuala, Teater Kosma, Teater Putih, dan Teater Raja Linge. Dua terakhir berdomisili dan beraktifitas di Takengon dan Bener Meriah, yang lainnya di Banda Aceh dan Aceh Besar. ■
INFO: Teater Raja Linge akan mentas di Takengon tanggal 3 September 2006, dan Teater Putih, 4 September di SMU Bandar Baru, Bener Meriah. 5 September di SMU Negeri 1, Babesen, Kab. Aceh Tengah. 6 September di SMU Negeri 1, Pegasing, Kab. Aceh Tengah. 7 September di Perguruan Tinggi Gajah Putih, Takengon.
>> KANDIDAT
Berharap Dukungan Kaum Marginal Nani Afrida Banda Aceh
[email protected]
I
C U T
I D A W A N I
dawani tergolong berani. Dia “Srikandi” di antara lelaki. Bagaimana tidak, dari sepuluh paket calon Kepala Pemerintahan, hanya dia yang kaum hawa. Mantan Kadis Kesehatan mengambil posisi calon wakil Kepala Pemerintahan Aceh dari jalur independen. Pasanganya, Ibrahim Hasyim. Apa kiatnya bertarung di Pilkada, simak penuturannya kepada Ceureumén.
Apa yang mendorong Anda maju menjadi calon wakil Kepala Pemerintahan Aceh? Inisiatif itu bukan dari saya sebenarnya. Waktu itu Bapak Ibrahim Hasyim mengatakan ingin mengandeng perempuan sebagai wakilnya. Lalu teman-teman perempuan menunjuk saya. Jujur saja saya tidak pernah terpikir untuk ikut ajang Pilkada Aceh. Namun karena saya melihat mereka, baik teman emosional yang bekerja di dinas kesehatan dan juga orang yang kenal saya mendukung. Lantas saya putuskan un-
tuk ikut. Dukungan mereka saya anggap sebagai amanah. Darimana saja basis massa Anda? Yah, penggalangan massa memang penting. Apalagi untuk maju sebagai calon independen membutuhkan 120 ribu suara atau sekitar 3 persen dari masyarakat Aceh. Pak Ibrahim berasal dari Aceh Timur, dukungan massa untuk beliau dari Aceh Timur mungkin akan lebih kuat karena beliau di kenal di Aceh Timur. Saya sendiri berharap mendapat massa dari jalur emosional yaitu di dinas-dinas kesehatan dan Pidie, karena saya berasal dari Pidie. Apakah Anda akan mendekati perempuan agar bisa menang? Ini memang sedang tren, menggunakan gender karena lebih popular. Saya juga tidak tahu berapa perempuan yang ikut pilkada kepala daerah kali ini. Tetapi saya lebih suka mengatakan bahwa saya lebih suka bila didukung oleh kaum marginal termasuk perempuan. Apa komentar Anda melihat kondisi Aceh yang selama ini diklaim sebagai daerah rawan korupsi? Aceh tidak terlepas dari Indonesia yang serba sentralistik. Soal korupsi ini bukan hanya di Aceh tetapi juga di provinsi lain. Butuh waktu lama untuk menanggulangi korupsi apalagi korupsi berjamaah seperti di Indonesia.
Anda mantan kepala RSU Zainoel Abidin (RSUZA), selama itu banyak yang bilang kondisi RSUZA sangat parah dengan korupsi saat itu. Tanggapan Anda? Saya punya obsesi untuk melakukan perbaikan. Karena diam saja juga tidak mungkin. Yang pasti setiap perubahan ada pro dan kontra. Saya pernah melakukan peningkatan tarif di kamar VIP, alasannya supaya orang kaya tidak disubsidi dan subsidinya ke orang yang tidak mampu. Namun banyak yang protes. Herannya yang protes justru yang tidak menginap di sana. Saya percaya setiap keputusan memang tidak akan membuat semua orang senang. Apa impian Anda bila terpilih? Sesuai visi, saya ingin Aceh menjadi tentram, sejahtera dan bermartabat. Saya juga berharap pelayanan kesehatan dasar yang gratis untuk masyarakat. Termasuk pemeriksaan kehamilan gratis karena Indonesia merupakan kawasan yang tingkat kematian ibu hamilnya cukup tinggi. ■ Nama : Cut Idawani Msc Tanggal Lahir : Meureudu 23 Maret 1949 Pendidikan : Medical doctor and Master of Medical Service di Australia Pekerjaan : Pensiunan PNS Asal : Meureudu Pidie Visi Misi : Aceh yang Tentram, Sejahtera dan Bermartabat
Pembaca setia Ceureumén. Sejak edisi 27 lalu, kami sudah menampilkan sebuah rubrik baru yang namanya; Kandidat. Rubrik ini tak punya tendensi ganda. Dia cuma sebatas memperkenalkan figur-figur yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Aceh Desember nanti. Anda sendiri yang menentukan pilihannya, sebab kami cuma “pangantar”. Selamat membaca!
C M Y K