i
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi ditetapkan sebagai Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model di Lampung sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.650/Menhut-II/2010, dengan luas wilayah kerja 58.162 hektar, yang seluruhnya merupakan hutan lindung dan terbagi menjadi tiga register, yaitu sebagian Register 39 Kota Agung Utara, Register 32 Bukit Rindingan dan sebagian Register 32 Way Waya dan berada di 4 wilayah kabupaten, yaitu: Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Barat. Organisasi KPHL Model Batutegi adalah UPTD dibawah Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. PP No. 6 tahun 2007 jo. PP No.3 tahun 2008 tentang fungsi dan tugas dari organisasi KPH telah mengamanatkan bahwa KPH mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan pengelolaan hutan berupa tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan. Dokumen rencana pengelolaan yang disusun ini merupakan guidelines dalam pelaksanaan seluruh kegiatan KPHL Batutegi. Rencana pengelolaan jangka panjang ini memuat tujuan, strategi, kegiatan serta target kelayakan pengembangan pengelolaan hutan dan memperhatikan aspirasi, nilai budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan serta Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kehutanan tahun 2010-2014. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL Batutegi diharapkan informasi yang dimiliki oleh KPHL Batutegi yang meliputi kondisi kawasan baik biofisik, sosial, ekonomi, kelembagaan dilengkapi dengan isu dan permasalahan serta tantangan yang dihadapinya dapat tersusun sebagai sebuah baseline data yang menjadi dasar dalam penentuan prioritas pengelolaan. Sehingga kedepannya dapat memberikan hasil yang sesuai dengan rencana dan target dari dibentuknya KPHL Batutegi. Maksud Penyusunan RPHJP KPHL Batutegi ini adalah : 1. Menyediakan rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang kurun waktu 10 tahun (2014-2023) untuk mengarahkan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan pada setiap blok dan petak di wilayah KPHL Batutegi. 2. Memberikan arahan bagi parapihak yang berkepentingan dalam pembangunan kehutanan di wilayah KPHL Batutegi.
kegiatan
Adapun Tujuan Penyusunan RPHJP-KPHL ini, antara lain : 1. Mewujudkan tata hutan dalam bentuk rancang bangun wilayah KPH untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pengelolaan hutan. 2. Mewujudkan rencana pengelolaan hutan yang menjadi acuan KPH dalam pencapaian fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial secara optimal Dalam wilayah kelola KPH Batutegi dibagi menjadi 2 (dua) blok, yaitu ; a. Blok Inti, difungsikan sebagai perlindungan tata air dan perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan, seluas 10.827 hektar iv
b. Blok Pemanfaatan Hutan Lindung, difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan yang berfungsi hutan lindung, seluas 47.334,46 hektar, yang terdiri dari areal berijin 11.103,65 hektar dan wilayah tertentu seluas 36.230,81 hektar. Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan hutan, maka wilayah kelola KPHL Batutegi dibagi menjadi enam wilayah resort yang masing-masing dikepalai oleh satu orang Kepala Resort. Adapun keenam resort tersebut adalah Resort Way Waya, Resort Banjaran, Resort Batulima, Resort Datar Setuju, Resort Way Sekampung dan Resort Ulu Semong. Berdasarkan hasil penafsiran citra landsat diketahui bahwa penutupan vegetasi wilayah kelola KPHL Batutegi didominasi dengan vegetasi non hutan, yaitu sebanyak 76,49 persen. Di dalamnya telah ada petani penggarap baik yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani dan memiliki ijin usaha HKm maupun yang belum. Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan cukup tinggi karena sebagian besar menjadikan kawasan hutan sebagai tempat mencari nafkah akan tetapi mereka memiliki persepsi yang cukup baik tentang kawasan hutan walaupun belum diimplementasikan dalam teknik budidaya yang sesuai. Dengan kondisi tersebut, maka potensi terbesar di wilayah kelola KPHL Batutegi adalah komoditi hasil petani penggarap berupa kopi, lada, kakao, karet, kemiri, pala, durian dll. Pengelolaan hutan di KPHL Batutegi harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain adalah: 1. Adanya pertambahan penduduk, sedangkan areal hutannya tidak bertambah. 2. Hutan sebagai penyangga kehidupan harus dapat dipertahankan struktur dan fungsinya sebagai hutan lindung dan sebagai catchment area bendungan Batutegi dan Way Sekampung, serta prinsip-prinsip kelestarian SDAH juga akan terus menjadi tuntutan umum. 3. Keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan merupakan keharusan 4. Untuk keberhasilan pengelolaan KPHL Batutegi, maka diperlukan kerjasama dengan parapihak Dengan kondisi tersebut maka KPHL Batutegi menetapkan visi yang ingin dicapai dalam pengelolaan kawasan hutan lindung adalah : “Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat”. Untuk mencapai visi tersebut, maka ditetapkan misi pengelolaan KPHL Batu Tegi sebagai berikut: 1. Memantapkan wilayah pengelolaan KPH Batu Tegi melalui penataan hutan dan administrasi KPHL serta pengelolaan hutan yang berbasis perencanaan. 2. Meningkatkan fungsi lindung daerah tangkapan air dan daya dukung DAS, dengan melakukan rehabilitasi lahan. 3. Memperkuat kelembagaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan usaha masyarakat sekitar hutan. 4. Meningkatkan kerjasama parapihak dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutannya. 5. Meningkatkan pemanfaatan hasil hutan nonkayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan. v
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Judul .....................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ............................................................................................
ii
Peta Situasi ..........................................................................................................
iii
Ringkasan Eksekutif ............................................................................................
iv
Kata Pengantar ....................................................................................................
vi
Daftar isi ...............................................................................................................
vii
Daftar Tabel .........................................................................................................
ix
Daftar Gambar .....................................................................................................
x
Daftar Lampiran ...................................................................................................
xi
I. Pendahuluan ...................................................................................................
1
A. Latar Belakang .............................................................................................
1
B. Maksud dan Tujuan .....................................................................................
3
C. Sasaran .......................................................................................................
4
D. Ruang Lingkup .............................................................................................
4
E. Batasan Pengertian .....................................................................................
5
II. Deskripsi Kawasan ........................................................................................
8
A. Risalah Wilayah .........................................................................................
8
1. Letak , luas dan batas wilayah ...............................................................
8
2. Kondisi biofisk .......................................................................................
12
3. Penutupan vegetasi ..............................................................................
14
B. Potensi Wilayah KPHL Batutegi .................................................................
15
1. Massa Tegakan .....................................................................................
15
2. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu ..........................................................
16
3. Flora Fauna Langka ..............................................................................
16
4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ..........................................
18
C. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan .............
19
D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan .............................
22
E. Kondisi Posisi KPHL Batutegi dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah ..............................................................................
29 vi
F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan .................................................
29
III. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan ..................................................................
36
A. Visi KPHL Batutegi ...................................................................................
36
B. Misi KPHL Batutegi ...................................................................................
37
C. Tujuan .......................................................................................................
38
IV. Analisis dan Proyeksi ...................................................................................
39
A. Analisis Data dan Informasi .......................................................................
39
B. Analisis Lingkungan Eksternal ..................................................................
40
C. Analisis Lingkungan Internal ......................................................................
41
D. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal ......................................................
42
E. Proyeksi Kondisi Wilayah Kelola KPHL Batutegi 10 Tahun Yang Akan Datang ....................................................................................
49
V. Rencana Kegiatan .........................................................................................
52
Rencana Kegiatan Strategis ...........................................................................
52
VI. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian ............................................
69
A. Pembinaan .................................................................................................
69
B. Pengawasan ...............................................................................................
70
C. Pengendalian ..............................................................................................
71
VII. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan .......................................................
72
A. Pemantauan dan Evaluasi ...........................................................................
72
B. Pelaporan ....................................................................................................
72
VIII. Penutup .......................................................................................................
74
Lampiran-lampiran
vii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Pembagian blok pengelolaan KPHL Batutegi ......................................
10
Tabel 2. Hasil Pemutakhiran Data Dinas Kehutanan Provinsi Lampung berdasarkan Luas KPHL Batutegi per Resort per Register .......................................
11
Tabel 3. Klasifikasi Lahan berdasarkan Tingkat Kekritisan Lahan .....................
14
Tabel 4. Luas penutupan lahan dan stratifikasi ................................................
15
Tabel 5. Rekapitulasi hasil pengolahan data primer inventarisasi sosial budaya masyarakat di sekitar KPHL Batutegi ..................................................
19
Tabel 6. Keadaan Penduduk di Kecamatan yang Berhimpitan dengan Wilayah Kelola KPHL Batutegi ...........................................................
22
Tabel 7. Luas Wilayah Tertentu pada Blok Pengelolaan KPHL Batutegi .........
29
Tabel 8. Rangkuman Analisis SWOT ...............................................................
42
Tabel 9. Komparasi Urgensi Faktor Internal .......................................................
43
Tabel 10. Komparasi Urgensi Faktor Eksternal ...................................................
44
Tabel 11. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal ...............................................
45
Tabel 12. Faktor- Faktor Kunci Keberhasilan .......................................................
48
Tabel 13. Alternatif Strategi..................................................................................
49
Tabel 14. Proyeksi Kondisi KPHL Batutegi Sepuluh Tahun Yang Akan Datang ..
50
viii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Peta Lokasi KPHL Batutegi ...............................................................
9
Gambar 2. Peta Pembagian Blok..........................................................................
10
Gambar 3. Peta Pembagian Wilayah Resort ........................................................
11
Gambar 4. Peta Identifikasi Kelas Aksesibilitas ....................................................
12
Gambar 5. Perbandingan tutupan lahan menurut hasil penafsiran citra Landsat tahun
2006 dan 2008 .........................................................................
14
Gambar 6. Flora Fauna di KPHL Batutegi ............................................................
17
Gambar 7. Potensi Wisata Alam di KPHL Batutegi .............................................
18
Gambar 8. Peta Kekuatan Organisasi ................................................................
47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Matriks Rencana Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Batutegi Provinsi Lampung 2. Peta Wilayah KPHL Batutegi Provinsi Lampung 3. Peta Tata Hutan KPHL Batutegi Provinsi Lampung 4. Peta Pembagian Resort Wilayah Kelola KPH Batutegi Provinsi Lampung 5. Peta Aksesibilitas KPHL Batutegi Provinsi Lampung 6. Peta Geologi KPHL Batutegi Provinsi Lampung 7. Peta Iklim KPHL Batutegi Provinsi Lampung 8. Peta Perijinan Penggunaan Kawasan Hutan KPHL Batutegi Provinsi Lampung 9. Peta Lahan Kritis KPHL Batutegi Provinsi Lampung 10. Peta Lereng KPHL Batutegi Provinsi Lampung 11. Peta Moratorium KPHL Batutegi Provinsi Lampung 12. Peta Penutupan Lahan KPHL Batutegi Provinsi Lampung 13. Peta Potensi KPHL Batutegi Provinsi Lampung 14. Peta RKTN KPHL Batutegi Provinsi Lampung 15. Peta Tanah KPHL Batutegi Provinsi Lampung 16. Peta Identifikasi Kelompok Tani Penggarap Dalam Wilayah Kelola KPHL Batutegi Provinsi Lampung 17. Peta Posisi KPHL Batutegi dalam Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung 18. Peta Rencana Pengembangan Wisata Alam Terbatas dalam Wilayah Kelola KPHL Batutegi Provinsi Lampung 19. Peta Rencana Budidaya Bambu dalam Wilayah Kelola KPHL Batutegi Provinsi Lampung 20. Peta Rencana Budidaya Pala dan Tanaman Bawah Tegakan dalam Wilayah Kelola KPHL Batutegi Provinsi Lampung 21. Peta Rencana Pengembangan Industri Pengolahan Hasil dalam Wilayah Kelola KPHL Batutegi Provinsi Lampung 22. Deklarasi Penyelamatan Bendungan Batutegi Provinsi Lampung
x
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir kerusakan sumberdaya hutan alam di Indonesia terus meningkat. Puncaknya adalah sejak dimulainya era reformasi tahun 1998 sampai dengan 2004. Pada saat itu perubahan kondisi politik yang dramatis tidak hanya menerpa perubahan tata kelola pemerintah pusat dan daerah tetapi juga menerpa tata kelola kewenangan dan pemanfaatan sumberdaya hutan. Pembentukan otonomi daerah ternyata tidak membawa kondisi yang lebih baik terhadap kondisi sumberdaya hutan. Kerusakan sumberdaya hutan ternyata semakin berat karena pemerintah daerah sebagai pemerintahan otonomi telah menjadikan kawasan hutan juga sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami situasi seperti diuraikan di atas. Kawasan hutan di Provinsi Lampung pada kenyataan lapangan telah mengalami perubahan penggunaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil sumberdaya hutan ternyata semakin lama semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan berusaha mencari format kebijakan untuk menciptakan model pengelolaan hutan yang optimal, efisien, dan lestari melalui pembentukan kelembagaan pengelolaan hutan di tingkat tapak dalam bentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada setiap fungsi kawasan hutan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. PP Nomor 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan dijelaskan bahwa Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disingkat KPH adalah wilayah unit terkecil pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Sesuai dengan PP Nomor 44 tahun 2004 pasal 32 ayat (1) bahwa institusi pengelola kehutanan RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
1
bertanggung
jawab terhadap pengelolaan hutan yang meliputi antara lain:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengelolaan, serta pengendalian dan pengawasan. Berkaitan dengan kebijakan Pemerintah tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung telah menyusun Rancang Bangun KPH dan Action Plan KPH Provinsi Lampung yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian kehutanan RI dengan menetapkan 16 wilayah yang terdiri dari 9 unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan 7 unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 68/Menhut-II/2010 tanggal 28 Januari 2010. Dengan dibaginya kawasan hutan menjadi wilayah-wilayah KPH yang selanjutnya akan dibentuk institusi pengelolanya, maka diharapkan hutan akan dikelola secara lebih baik. Dari 16 wilayah KPH tersebut, tiga diantaranya adalah unit KPH provinsi, yaitu KPHP Muara Dua di Kabupaten Way Kanan dan Tulang Bawang Barat, KPHP Gedong Wani di Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Timur serta KPHL Batutegi yang berada di empat wilayah administrasi kabupaten, yaitu Kabupaten Tanggamus, Pringsewu, Lampung Barat dan Lampung Tengah. Dari sisi kepentingan wilayah KPHL Batutegi memiliki peran yang cukup strategis.
Dengan wilayah kelola yang cukup luas yaitu 58.162 hektar
(SK Menteri Kehutanan
Nomor 650/Menhut-II/2010) dan berada di kawasan
hutan Register 39 Kota Agung Utara (sebagian), Register 22 Way Waya (sebagian), dan Register 32 Bukit Rindingan, yang seluruhnya mempunyai fungsi sebagai hutan lindung, areal ini menjadi salah satu DAS prioritas di Provinsi Lampung karena berfungsi sebagai catchment area bendungan Batutegi dan mengairi salah satu sungai besar, yaitu Way Sekampung. Dengan peran strategis yang menjadi tantangan bagi KPHL Batutegi, maka kegiatan pengelolaan hutan yang dilaksanakan harus direncanakan dengan baik agar profesional dan akuntabel. Dengan demikian, maka tahapan kegiatannya dapat dilakukan secara terarah dan tujuan pengelolaan diharapkan dapat tercapai. Atas dasar pemikiran tersebut maka disusunlah naskah Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL Batutegi Provinsi Lampung untuk periode 2014 - 2023.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
2
Operasionalisasi KPHL Batutegi dilaksanakan setelah terbit SK Menhut Nomor : 650/Menhut-II/2010, melaui berbagai kegiatan diantaranya: a. Kegiatan prakondisi pengelolaan hutan: 1) Pengadaan sarana dan prasarana, 2) Tata Hutan, 3) Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan (RPH), yang difasilitasi oleh BPKH Wilayah II Palembang. b. Konvergensi kegiatan teknis dari UPT Kemenhut, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan Dinas Kehutanan Kabupaten Tanggamus, Pringsewu, Lampung Barat dan Lampung Tengah. c. Mengingat pedoman pengesahan baru terbit pada tahun 2013 melalui Permenhut No. P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL dan KPHP, dan hasil diskusi dengan para Kepala KPH lingkup Regional Sumatera telah disepakati periode tahun RPHJP adalah 2014 – 2023, maka periode RPHJP KPHL Model Batutegi adalah Tahun 2014 – 2023. Penyusunan RPHJP KPHL Batutegi telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dengan diawali pelaksanaan inventarisasi potensi dan sosial budaya, yang dilanjutkan dengan penyusunan tata hutan.
Kegiatan yang difasilitasi oleh
Kementerian Kehutanan melalui BPKH Wilayah II Palembang ini melibatkan pihak akademisi sebagai pendamping.
Selama proses penyusunan RPHJP,
operasional KPHL Batutegi terus berjalan mengikuti alur rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya, sehingga rencana kegiatan yang tercantum dalam RPHJP sebagian merupakan kegiatan yang tidak terputus dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHL Batutegi sejak beroperasi pada tahun 2011. B. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RPHJP KPHL Batutegi ini adalah : 1. Menyediakan rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang kurun waktu 10 tahun (2014-2023) untuk mengarahkan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan pada setiap blok dan petak di wilayah KPHL Batutegi. 2. Memberikan arahan bagi para pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pembangunan kehutanan di wilayah KPHL Batutegi. Adapun tujuan penyusunan RPHJP KPHL Batutegi, antara lain : 1. Mewujudkan tata hutan dalam bentuk rancang bangun wilayah KPH untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pengelolaan hutan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
3
2. Mewujudkan rencana pengelolaan hutan yang menjadi acuan KPH dalam pencapaian fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial secara optimal C. Sasaran Sasaran
lokasi
pengelolaan
KPHL
Batutegi
berdasarkan
pada
SK. 650/Menhut-II/2010 meliputi Kelompok Hutan Kota Agung Utara (Reg 39), Bukit Rindingan (Reg 32) dan Way Waya (Reg 22) seluas 58.162 hektar. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah : 1. Mantapnya wilayah pengelolaan KPHL Batutegi melalui penataan hutan dan administrasi KPHL serta pengelolaan hutan yang berbasis perencanaan. 2. Kembalinya fungsi hutan lindung di wilayah kelola KPHL Batutegi melalui peningkatan presentase penutupan vegetasi hutan. 3. Kuatnya kelembagaan masyarakat penggarap yang mampu melaksanakan usaha. 4. Meningkatnya kerjasama parapihak dalam pengelolaan, perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan. 5. Meningkatnya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan RPHJP KPHL Batutegi, meliputi : 1. Pendahuluan, berisi: latar belakang; maksud dan tujuan; sasaran; dasar hukum; ruang lingkup; dan pengertian. 2. Deskripsi Kawasan KPHL Batutegi, yang terdiri dari: a) Risalah wilayah (letak, luas, aksesibilitas kawasan, batas-batas, sejarah wilayah, dan pembagian blok); b) Potensi wilayah (penutupan vegetasi, potensi kayu dan bukan kayu, keberadaan flora dan fauna, potensi jasa lingkungan dan wisata alam); c) Data dan informasi sosial budaya masyarakat di dalam dan sekitar hutan termasuk keberadaan masyarakat hukum adat; d) Data dan informasi ijin-ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah kelola; e) Kondisi posisi KPHL Batutegi dalam perspektif tata ruang wilayah dan pembangunan daerah; dan f) Isu strategis, kendala dan permasalahan. 3. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, menguraikan tentang kondisi yang ingin dicapai oleh KPHL Batutegi di masa depan serta target capaian-capaian utama yang diharapkan. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
4
4. Analisis dan Proyeksi, meliputi: a) Analisis data dan informasi yang tersedia; dan b) Proyeksi kondisi wilayah KPHL Batutegi di masa yang akan datang 5. Rencana Kegiatan, terdiri dari: a) Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan
hutan,
b)
Pemanfaatan
hutan
pada
wilayah
tertentu;
c) Pemberdayaan masyarakat; d) Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal yang berijin; e) Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin; f) Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan; g) Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam; h) Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin; i) Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait; j) Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM; k) Penyediaan pendanaan; l) Pengembangan database; m) Rasionalisasi wilayah kelola; n) Review rencana pengelolaan (minimal 5 tahun sekali); dan o) Pengembangan investasi. 6. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian 7. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 8. Penutup 9. Lampiran, meliputi : matriks rencana pengelolaan KPHL Batutegi dan berbagai jenis peta terkait
E. Batasan Pengertian 1.
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
2.
Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
3.
Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam.
4.
Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya di sebut KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
5
5.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan lindung.
6.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan produksi.
7.
Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan Pengelolaan Hutan yang disusun oleh Kepala KPH berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dengan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan jangka pendek.
8.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL atau KPHP yang selanjutnya disebut RPHJP KPHL atau KPHP adalah rencana pengelolaan hutan untuk seluruh wilayah kerja KPHL atau KPHP dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.
9.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL atau KPHP adalah rencana pengelolaan hutan untuk kegiatan KPHL atau KPHP dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
10. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, pemanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta pemungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. 11. Penggunaan Kawasan Hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan. 12. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. 13. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali hutan atau lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat penggunaan kawasan hutan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. 14. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
6
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. 15. Inventarisasi Hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap. 16. Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga dan atau berada di luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan untuk mengembangkan pemanfaatannya. 17. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan. 18. Blok Pemanfaatan adalah blok yang difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan peraturan perundang-undangan pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai hutan lindung. 19. Blok Inti adalah blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan. 20. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau silvikultur yang sama. 21. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPHL yang merupakan bagian dari wilayah KPHL yang dipimpin oleh Kepala Resort KPHL dan bertanggung jawab Kepada Kepala KPHL. 22. Verifikasi adalah suatu bentuk pengujian terhadap dokumen secara administratif dengan membandingkan terhadap pedoman yang berlaku. 23. Validasi adalah pencermatan terhadap substansi tertentu berdasarkan ketentuan untuk memastikan bahwa kualitas substansi tersebut memenuhi persyaratan kemanfaatan. 24. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang kehutanan. 25. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional yang selanjutnya disebut Kepala Pusdalbanghut Regional adalah satuan kerja di lingkup Kementerian Kehutanan yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan evaluasi perencanaan kehutanan di tingkat regional.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
7
II. DESKRIPSI KAWASAN A. Risalah Wilayah 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah a. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada 104°27’ - 104°54’ BT dan
5°5’ - 5°22’ LS. b. KPHL Batutegi meliputi sebagian kawasan Hutan Lindung Register 39
Kota Agung Utara, sebagian kawasan Hutan Lindung Register 22 Way Waya dan sebagian kawasan Hutan lindung Register 32 Bukit Ridingan c. KPHL Batutegi terletak pada DAS Sekampung. DAS Sekampung Hulu
memiliki 3 sungai utama, yaitu: 1) Way Sekampung yang mengalir dari pegunungan di sebelah barat, 2) Way Sangharus yang mengalir dari Gunung Rindingan, dan 3) Way Rilau yang mengalir dari pegunungan sebelah utara. d. Luas areal kelola KPHL Batutegi berdasarkan SK Menhut Nomor:
SK.68/Menhut-II/2010 tanggal 28 januari 2010 adalah 58.174 Ha. e. Kawasan KPHL Batutegi sebagian besar merupakan cacthment
area
bendungan Batutegi yang menjadi salah satu area penting di Provinsi Lampung. Areal ini terdiri dari kawasan hutan seluas +35.711 Ha (82,28 %) dan areal penggunaan lainnya seluas + 7.693 Ha (17,72 %). f. Batas-batas KPHL Batutegi adalah sebagai berikut : sebelah
1) Sebelah utara
: Non Hutan (APL) dan KPHL Unit VII
2) Sebelah selatan
: Non Hutan (APL)
3) Sebelah barat
: Non Hutan (APL) dan KPHL Kota Agung Utara
4)
Sebelah timur
: Non Hutan (APL) dan KPHL Unit VII
Secara visual, batas wilayah tersebut baru bisa dilihat pada peta karena di lapangan belum dibuat batas definitif yang disepakati oleh para pihak terkait. Padahal batas wilayah kelola merupakan hal penting yang harus ditetapkan di lapangan untuk memberi kepastian kawasan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
8
Gambar 1. Peta lokasi KPHL Batutegi
Dalam tata hutan pada KPH, blok diartikan sebagai bagian dari wilayah KPH yang memiliki persamaan karakteristik biogeofisik dan sosial budaya, bersifat relatif permanen yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen. Dengan definisi tersebut, maka wilayah kelola KPHL Batutegi dibagi menjadi 2 blok, yaitu blok inti dan blok pemanfaatan. a. Blok Inti, difungsikan sebagai perlindungan tata air dan perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan. b. Blok Pemanfaatan Hutan Lindung, difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan yang berfungsi hutan lindung. Terdapat dua jenis blok pemanfaatan, yaitu yang telah digarap oleh masyarakat, baik yang sudah mendapatkan ijin maupun yang belum dengan visualisasi dan data sebagai berikut :
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
9
Tabel 1. Pembagian Blok Pengelolaan KPH Batutegi No. 1 2
Uraian Blok Inti Blok Pemanfaatan a. IUPHKm b. Garapan petani yang belum mendapat IUPHKm tetapi telah membentuk kelompok c. Areal tidak ada kelompok tani Jumlah
Luas (ha) 10.827,00 47,334.46 11,103.65
30,570.58 5,660.23 58.162,00
Gambar 2. Peta Pembagian Blok Melihat adanya IUPHKm seluas 11.103,65 hektar, maka wilayah tertentu
merupakan
kumulatif
dari
b
dan
c
sehingga
jumlahnya
+ 36.230,81 hektar, akan tetapi angka ini masih mungkin mengalami penurunan mengingat pada areal yang telah digarap petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagian telah diusulkan IUPHKm. Selain itu, perhitungan lebih lanjut dan evaluasi yang mendalam terhadap IUPHKm karena melihat kondisi di lapangan di dalam areal HKm masih terdapat lahan-lahan kosong yang tidak digarap oleh petani, sehingga perlu dilakukan penertiban agar tidak ada lahan open acces
yang
mendorong terjadinya perambahan baru. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
10
Untuk efisiensi pengelolaan, maka wilayah kelola KPHL Batutegi telah dibagi menjadi 6 (enam) resort yang mempertimbangkan keberadaan Gapoktan-Gapoktan agar pembinaan terhadap petani bisa lebih fokus dan intensif. Adapun keenam resort tersebut yaitu: Resort Ulu Semong, Resort Datar Setuju, Resort Way Sekampung, Resort Banjaran, Resort Batulima, dan Resort Way Waya. Pembagian resort di KPHL Batutegi tersebut didasarkan atas keberadaan areal pemanfaatan HKm dan satuan sub-DAS.
Gambar 3. Peta Pembagian Wilayah Resort Berdasarkan hasil pemutakhiran data yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung pada tahun 2013, diperoleh data bahwa luas KPHL Batutegi yang aktual adalah sebagaimana table berikut: Tabel 2. Hasil Pemutakhiran Data Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Berdasarkan Luas KPHL Batutegi per Resort per Register. No 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Resort Way Waya Way Sekampung Datar Setuju Ulu Semong Banjaran Batulima
22
Register 32
7,191
428 7,191
428
39
Jumlah
3,590 14,422 7,872 8,864 11,254 8,397 54,399
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
10,781 14,422 7,872 8,864 11,682 8,397 62,018
11
2. Kondisi Biofisik Wilayah kawasan KPHL Batutegi merupakan daerah tangkapan air hulu Way Sekampung, yang berada pada ketinggian antara 200 – 1.750 meter dari permukaan laut (mdpl).
Daerah ini terbagi dalam beberapa satuan
morfologi yaitu satuan morfologi pegunungan, satuan morfologi kerucut gunung api dan satuan morfologi perbukitan. Satuan morfologi pegunungan terdapat pada bagian barat dan barat laut KPHL Batutegi dengan elevasi 400 – 1.250 mdpl. Satuan morfologi kerucut gunung api terdapat di barat daya KPHL Batutegi dengan variasi elevasi 500 – 1.750 mdpl (G. Rindingan). Satuan morfologi perbukitan bergelombang pada bagian utara, selatan, tenggara
dan
timur
laut
KPHL
Batutegi
dengan
variasi
elevasi
200 – 800 mdpl. Selanjutnya berdasarkan peta topografi DAS Sekampung Hulu dapat dibagi menjadi kelas lereng landai (3-8%), bergelombang (8-15%), berbukit (15-30%), agak curam (30-45%), dan curam (>45%) (Banuwa, 2008). Hal itu menunjukkan bahwa wilayah KPHL Batutegi ini didominasi oleh daerah bergelombang hingga berbukit.
Gambar 4. Peta Identifikasi Kelas Aksesibilitas RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
12
Akses menuju areal KPHL Batutegi berupa jalan tanah dan jalan setapak yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Untuk beberapa lokasi, tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda dua tanpa ada alat bantunya, seperti jalan menuju puncak Bukit Rindingan (setinggi 1600 mdpl) dan kawasan lindung di hulunya Way Sekampung aksesibilitasnya berat (1.068 mdpl), karena lokasinya yang terjal. Dari peta aksesibilitas terlihat bahwa hanya sekitar 5% saja dari seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi yang telah terbuka aksesibilitasnya. Tetapi bila data diatas ditumpangtindihkan dengan peta penutupan lahan dan melihat kondisi di lapangan, wilayah ini sudah cukup terbuka, hal ini terlihat dari dominasi penutupan vegetasi berupa pertanian campuran sekitar 53,73% dan banyak ditemukannya jalan-jalan setapak yang bisa dilewati oleh kendaraan roda 2 di hampir semua wilayah.
Analisis spasial yang
dilakukan melalui peta bisa jadi tidak mewakili kondisi sebenarnya mengingat jaringan jalan setapak belum tergambar sepenuhnya pada peta. Jenis tanah di dalam wilayah KPHL Batutegi di sebelah barat secara umum didominasi oleh jenis tanah alluvial adapun di sebelah timur didominasi oleh jenis tanah latosol dan di beberapa bagian kecil di daerah ketinggian didominasi oleh jenis tanah regosol, sedangkan tipe geologinya adalah sebagai berikut : di sebelah timur didominasi oleh volcanic, di bagian tengah oleh granitoid dan disebelah barat oleh clastic sediment. Berdasarkan hasil analisa peta lahan kritis yang diperoleh dari BPKH Wilayah II Palembang, di dalam wilayah kerja KPHL Batutegi terdapat lahan kritis seluas 14.405,10 hektar (24,77 %), dan sangat kritis 45,56 hektar (0,77%). Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat status kawasan merupakan hutan lindung. Akan tetapi dengan kondisi yang kondusif antara masyarakat penggarap dengan KPH diharapkan secara bertahap lahan kritis akan berkurang secara bertahap.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
13
Tabel 3. Klasifikasi lahan berdasarkan tingkat kekritisan lahan No
Kriteria
Luas (Ha)
Persentase
1
Tidak kritis
863.98
1.49
2
Agak kritis
39,926.61
68.65
3
Potensial kritis
2,515.77
4.33
4
Kritis
14,405.10
24.77
5
Sangat kritis
450.56
0.77
58,162.00
100.00
Jumlah
3. Penutupan Vegetasi a. Berdasarkan Peta Citra Landsat Provinsi Lampung Tahun 2008, tutupan lahan pada areal KPHL Batutegi adalah hutan lahan kering 0,71%, hutan lahan kering sekunder 1,92%, semak belukar 2,22%, dan pertanian lahan kering bercampur dengan semak/ kebun campur 95%. b. Kawasan hutan ini sebagian besar telah digarap oleh masyarakat dengan tanaman pokok kopi dan cokelat. Hasil penafsiran citra landsat pada tahun 2006 dan 2009 sebagai berikut : 4.55
11.69
0.02
83.74 hutan…
2006 Gambar 5.
2010
Perbandingan Tutupan Lahan Menurut Hasil Citra Landsat Tahun 2006 dan 2010
c. Berdasarkan perbandingan hasil penafsiran citra landsat pada wilayah kerja KPHL Batutegi, areal ini telah kehilangan hutan primer sebanyak 0,02% atau ±11,6 hektar dan peningkatan hutan sekunder semak belukar dalam jumlah yang signifikan. Hal yang mengkhawatirkan adalah munculnya tanah terbuka pada tahun 2010 seluas ±1.800 hektar dan ini terjadi hanya dalam waktu 4 tahun. d. Dari hasil penafsiran citra landsat resolusi tinggi yang dilaksanakan oleh Dirjen Planologi Kehutanan tahun 2011 diketahui penutupan lahan dalam wilayah kelola KPHL Batutegi sebagai berikut :
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
14
Tabel 4. Luasan penutupan lahan dan stratifikasi No
Penutupan Lahan
Luas (Ha)
Persentase (%)
Hutan Lahan Kering Sekunder
13.577,22
23,51%
Hutan 1
Non-Hutan 2
Pertanian Lahan Kering Campur Semak
31.037,07
53,73%
3
Semak Belukar
11.418,22
19,77%
4
Lahan Terbuka
1.307,42
2,26%
5
Awan
413,64
0,72%
6
Permukiman Sub-Total
Total
8,88
0,02%
44.185,23
76,49%
57.762,44
100,00%
B. Potensi Wilayah KPHL Batutegi 1. Massa Tegakan Berdasarkan hasil inventarisasi hutan yang dilakukan oleh BPKH Wilayah II Palembang pada tahun 2012, massa tegakan di KPHL Batutegi termasuk dalam kategori masih berhutan dengan potensi total seluruh jenis pohon yang berdiameter 20 cm keatas sebanyak 80,17 batang/ha dan volume sebesar 132,02 m³/ha.
Berdasarkan kelas komersil, potensi dibagi menjadi
sebagai berikut : a. Kelas komersil satu, untuk seluruh jenis yang ditemukan sebanyak14 jenis, jumlah batang 24,67batang/ha dan volume sebesar 45,31m³/ha b. Kelas komersil dua, untuk seluruh jenis yang ditemukan sebanyak 49 jenis, jumlah batang 29,25 batang/ha dan volume sebesar 46,35 m³/ha c. Kelas komersil empat, ditemukan sebanyak 25 jenis, jumlah batang 5,92 batang/ha dan volume sebesar 10,63 m³/ha. d. Kelas
komersil
lima,
ditemukan
sabanyak
4
jenis,
jumlah
batang
6,92 batang/ha dan volume 8,49 m³/ha. e. Kelas komersil enam (kayu rimba campuran), seluruh jenis ditemukan sebanyak 27 jenis, jumlah batang 13,67 batang/ha dan volume sebesar 21,67 m³/ha. Adapun potensi pada tingkat permudaan adalah sebagai berikut: a. Tingkat semai (seedling) terdapat 72 jenis, total jumlah batang seluruh jenis sebanyak
17.200
batang/ha
yang
didominasi
oleh
jenis
medang
(Dehaasia spp.) 9,79%, meranti (Shorea spp.) 7,46%, jambu-jambu (Eugenia) 5,72%, bandotan 5,14%, jatake 4,75%, dan pohon pasang (Quercu encloisocarpa Korth) 3,68%. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
15
b. Tingkat pancang (sapling) terdapat 75 jenis, total jumlah batang seluruh jenis sebanyak 3.377,59 batang/ha yang didominasi oleh jenis meranti (Shorea spp.) sebanyak 10,44%, medang (Dehaasia spp.) sebanyak 8,85 %, jambujambu (4,91 %), salam (4,67 %), cempaka (4,05 %), dan bandotan (3,93 %). c. Tingkat tiang (poles) terdapat 86 jenis, total jumlah batang seluruh jenis sebanyak
474,45
batang/ha
yang
didominasi
oleh
jenis
medang
(Cinnamomum spp.) sebanyak 15,94%, pasang 9,65%, meranti sebanyak 35,17 batang/ha atau 7,41%, cempaka sebanyak 30,52 batang/ha atau 6,43 %, suren sebanyak 21,23 batang/ha atau 4,48%, dan salam sebanyak 19,91 batang/ha atau 4,20%. 2. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu Sampai saat ini belum ada survey khusus tentang potensi hasil hutan bukan kayu dalam wilayah kelola KPH Batutegi, akan tetapi sebagai gambaran dipakai data potensi pada 2 (dua) gapoktan yang sedang menyusun proposal pengajuan IUPHKm dengan luas areal yang diusulkan +2.877 hektar. Hasil rerata per hektar dari masing-masing jenis tanaman yang ada pada kedua areal Gapoktan tersebut adalah sebagai berikut : Jenis Tanaman Penghasil buah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kopi Kakao Alpukat Kemiri Petai Jengkol Cengkeh Lada Nangka Durian
Jenis Tanaman Penghasil getah
1
Karet
Jenis Tanaman Penghasil kayu
1 2 3 4 5
Mahoni Cempaka Medang Albisia Jati
905,72 35,19 0,95 20,04 20,84 3,75 1,61 67,71 0,30 1,84
Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang Batang batang
54,82
batang
6,81 2,83 1,81 0,18 0,13
batang batang batang batang batang
3. Flora dan Fauna Langka Berdasarkan hasil inventarisasi Tim BPKH Wilayah II Palembang pada tahun 2012, ditemukan jenis flora sebanyak 67 jenis flora yang didominasi oleh jenis tumbuhan balam merah (Palaqium gutra), medang (Litsea sp.),
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
16
balam putih (Palaqium spp.), damar babi, meranti (Shorea spp.), gerunggang (Cratoxylon arborencens), bunut, dan simpur (Dilleni agrandifolia) Sedangkan International
hasil
inventarisasi
Animal Rescue
yang
(Yayasan
dilakukan
IAR)
yang
oleh
Yayasan
dilaporkan
pada
tahun 2010 pada areal seluas kurang lebih 10.000 ha di blok inti, diperoleh data sebagai berikut: a. Flora: Di KPHL Batutegi masih terdapat flora yang beraneka ragam, yaitu sekitar 238 species dari 55 famili. Di antaranya ada tanaman endemik bunga bangkai raksasa (Amorphophalus titanum), cengal (Hopea sangal), mersawa (Anisoptera marginata), pasah (Aglaia smithii), ramin (Gonistylus macrophyllus), dan keruing (Dipterocarpus retusus). b. Fauna: Ditemukan ada sekitar 17 famili dengan 29 jenis mamalia, dua diantaranya endemik, yaitu harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan bangsa monyet (Presbytis melalopus). Jenis burung yang ada sebanyak 38 famili dengan 140 spesies dan lima di antaranya endemik, yaitu sepah gunung (Pericrocotus miniatus), prenjak (Prima familiaris), cucak kerinci (Pycnonotus leucogrammicus), burung cabe (Dicaeum trochileum), dan bondol jawa (Lanchura leucogasstroides).
1
2
3
4
5
6
Gambar 6 . Flora Fauna di KPH Batutegi (IAR, Juli 2010) 1. Bunga bangkai (Amorphophallus titanum), 2. Shorea sp., 3. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), 4. Kancil (Muntiacus muntjak), 5. Monyet ekor panjang (Macaca nemestrina), 6. Burung elang (Spizaethus cirrhatus)
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
17
4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Tipe hujan di wilayah studi ditentukan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951), tipe iklim di klasifikasi menurut metode Koppen (1951 diacu dalam Manan 1980), dan zona agroklimat ditentukan berdasarkan Oldeman (1978). Data mengenai curah hujan wilayah studi menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.378,8 mm (Banuwa, 2008). Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus (83,4 mm) dan tertinggi pada bulan Desember (320,6 mm).
Selanjutnya berdasarkan tipe hujan,
wilayah studi termasuk tipe B, karena nilai Q (rata-rata bulan kering dibagi dengan rata-rata bulan basah) sebesar 18,89%, dengan tipe iklim Af, karena curah hujan terendah > 60 mm, dan suhu terendah > 18 oC, dan zona agroklimat C2, karena mempunyai bulan basah (> 200 mm) sebanyak 6 kali berturut-turut dan bulan kering (< 100 mm) sebanyak 2 kali. Keadaan iklim tersebut sangat mendukung dikembangkannya potensi lainnya, seperti jasa lingkungan. Keberadaan tiga sungai yang bermuara di sungai Way Sekampung, yaitu Way Sangarus dan Way Rilau, dan Way Serkampung itu sendiri dapat dinikmati ol leh masyarakat di hilir. Selain itu, kawasan hutan yang berada di hulu Way Sekampung dan Way Rilau Besar juga telah menjadi lokasi pelepasliaran beberapa satwa terutama jenis monyet ekor panjang (Macaca nemestrina) dan kukang (Nycticebus coucang) yang dilaksanakan oleh Yayasan IAR dan BKSDA Lampung. Hal tersebut dapat menjadi lokasi penelitian dan atau jenis wisata minat khusus lain seperti arung jeram, tubbing dan kegiatan lain yang memanfaatkan aliran sungai serta keindahan alam di lokasi tersebut.
a
b
c
Gambar 7. Poteni Wisata Alam di KPHL Batutegi : a) Jeram, b) Air Terjun, c) Geothermal
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
18
Di sekitar kawasan hutan yang berada di Kecamatan Ulu Belu pada saat ini telah dimanfaatkan potensi panas bumi dan telah menghasilkan energi listrik sebanyak 110 MW dan akan segera dibangun beberapa titik lagi yang diantaranya berada dalam KHL Reg 39 yang termasuk wilayah kelola KPHL Batutegi. Pemanfaatan panas bumi selain sebagai sumber pembangkit listrik, tetapi juga memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai tempat wisata sebagaimana yang telah dikembangkan di Kamojang Kabupaten Bandung. Oleh sebab itu, potensi ini akan terus dijajagi agar bisa terbina sinergi antara Pertamina Geothermal Energi sebagai pengolah panas bumi dengan KPHL Batutegi sebagai pengelola kawasan hutan. C. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan 1. KPHL Batutegi berhimpitan dengan sekitar 20 wilayah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Tanggamus dan satu desa di Kabupaten Pringsewu, satu desa di Kabupaten Lampung Barat, dan dua desa di Kabupaten Lampung Tengah. 2.
Mata pencaharian penduduk sekitar KPHL Batutegi adalah di sektor pertanian dengan dengan produk unggulan kopi dan kakao. Sebagian kecil lainnya sebagai pegawai negeri dan sektor jasa.
3.
Dari hasil inventarisasi sosial budaya yang dilaksanakan pada 4 titik sampel di desa sekitar wilayah kelola KPHL Batutegi diperoleh data sebagai berikut : Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Primer Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam/Sekitar KPHL Batutegi No.
Uraian
1 I. Jati Diri Responden 1 Umur 2 Pendidikan : - Tidak sekolah - SD - SMP - SMA - D3 - Sarjana 3 Status Perkawinan - Belum Kawin - Kawin 4 Jumlah anggota keluarga 5 Kegt utama 3 bulan terakhir : - di subsektor kehutanan - sektor pertanian non kehutanan - mengurus rumah tangga - sektor lainnya …
Hasil Rata-Rata di Lokasi Desa Sampel Sendang Baru Margosari Datar Lebuay Air Abang 2 3 4 5 43 tahun 0% 33 % 47 % 13 % 0% 0% 87 % 13 % 3–4orang 47 % 4% 13 % 2%
39,5 tahun
36,5 tahun
0% 29 % 36 % 21 % 7% 0%
0% 33 % 2% 13 % 13 % 13 %
93 % 7% 4 orang
93 % 7% 3-4 orang
83 % 9% 1% 8%
8% 23 % 15 % 54 %
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
36 tahun 0% 29 % 43 % 21 % 7% 0% 87 % 13 % 4 orang 14 % 14 % 14 % 57 %
19
1 II. Asal Usul Masyarakat 1 Lama tinggal di desa : - kurang 10 tahun - 10 s/d 20 tahun - 21 s/d 40 tahun - lebih dari 40 tahun 2 Apakah mrpkn penduduk asli : a. Ya b. bukan 3 Alasan menetap : a. turun temurun b. tugas c. mencari nafkah d. lainnya 4 Kegt. ekonomi yg dikembangkan: a. m’elola & memanfaatkan KH b.berdagang c. lainnya 5 Cara mendapat lahan hutan : a. jual beli b. dpt bagian dr msyrk setempat c. lainnya 6 Bagaimana cara pengelolaannya a. sama dg penduduk asli b. dg cara sendiri III. Akses hutan thd masyarakat 1 Pengethuan ttg batas desa : a. tahu, berdasarkan data/cerita b. tidak tahu 2 Letak rumah/tempat tinggal : a. Tepi hutan (luar kawasan hutan) b. dalam hutan 3 Jarak rumah ke kawasan hutan 4 Akses utama ke kawasan hutan a. jalan aspal b. jalan diperkeras c. jalan tanah d. sungai e. jalan setapak f. lainnya …. 5 Pengethuan ttg KH sekitar rumah a. tahu b. tidak tahu 6 Darimana pengetahuan ttg KH a. lurah/camat b. petugas kehutanan c. orang sekitar d. mengikuti penyuluhan e. plang f. lainnya … 7 Adakah batas desa dg KH a. ada b. tidak ada c. tidak tahu 8 Jika ada, jenis batas yg diketahui: a. Pal/tanda batas b. jalan diperkeras c. sungai d. lainnya … 9 Kondisi hutan sekitar rumah a. baik b. rusak
2
3
4
5
0% 15 % 46 % 38 %
5% 8% 25 % 17 %
7% 4% 27 % 27 %
0% 60 % 27 % 13 %
50 % 50 %
60 % 40 %
73 % 27 %
73 % 27 %
53 % 0% 27 % 2%
53 % 0% 47 % 7%
53 % 13 % 2% 13 %
63 % 6% 25 % 6%
53 % 7% 4%
87 % 0% 40 %
67 % 13 % 2%
73 % 27 % 0%
13 % 63 % 25 % 88 % 12 %
23 % 31 % 46 % 64 % 36 %
10 % 30 % 60 % 100 % 0%
33 % 33 % 33 % 86 % 14 %
57 % 43 %
64 % 36 %
73 % 27 %
64 % 36 %
93 % 7% 1,09 km
54 % 46 % 5,72 km
93 % 7% 2,12 km
100 % 0% 1,29 km
0% 15 % 62 % 0% 15 % 8%
0% 0% 80 % 0% 20 % 0%
0,0 % 0,0 % 80 % 0% 20 % 0%
0% 0% 80 % 0% 20 % 0%
86 % 14 %
73 % 27 %
80 % 20 %
69 % 31 %
0% 62 % 0% 38 % 0% 0%
7% 33 % 27 % 20 % 7% 7%
0% 46 % 38 % 8% 8% 0%
0% 60 % 30 % 10 % 0% 0%
100 % 0% 0%
93 % 0% 7%
100 % 0% 0%
91 % 0% 0%
100 % 0% 0% 0%
73 % 0% 7% 20 %
100 % 0% 0% 0%
100 % 0% 0% 0%
100 % 0%
93 % 7%
67 % 33 %
79 % 21 %
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
20
Dari data di atas terlihat bahwa responden rata-rata berumur 39 tahun dengan pendidikan terbanyak lulus SMP dan bekerja pada sektor kehutanan, yaitu mengelola dan memanfaatkan kawasan hutan. Persepsi ini agak bias mengingat sebenarnya walaupun para responden menggarap kawasan hutan tetapi pada saat ini masih membudidayakan jenis-jenis tanaman perkebunan dan pertanian. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa ketergantungan responden terhadap kawasan hutan cukup tinggi karena sebagian besar menjadikan kawasan hutan sebagai tempat mencari nafkah, akan tetapi mereka memiliki persepsi yang cukup baik tentang kawasan
hutan
walaupun
belum diimplementasikan
dalam teknik
budidaya yang sesuai. Dari kondisi tersebut, maka KPH sebagai institusi kehutanan baru di tingkat tapak harus meningkatkan pengetahuan mereka khususnya dari sisi kelembagaan dan teknik. Berdasarkan hasil pengamatan di dalam dan di sekitar wilayah kelola KPHL Batutegi tidak terdapat masyarakat adat. Desa-desa yang berbatasan merupakan desa baru yang dihuni oleh masyarakat dengan multikultur karena berasal dari berbagai suku. Walaupun tidak melalui inventarisasi yang mendalam tetapi secara umum dapat diketahui bahwa terdapat 4 suku dominan, yaitu Suku Jawa, Sunda, Semendo dan Lampung. Keempat suku tersebut telah berasimilasi dan bertoleransi satu sama lain dengan baik sehingga dapat hidup berdampingan tanpa konflik yang berarti. Sesungguhnya
ketersediaan
data untuk mengetahui kondisi
masyarakat yang berada di sekitar wilayah kelola KPHL Batutegi sangat terbatas. Survey inventarisasi sosial budaya yang dilakukan tidak memiliki keterwakilan yang cukup. Karena adanya kendala tersebut, maka untuk mengetahui keadaan masyarakat dilakukan pendekatan dengan melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) masing-masing kabupaten. Tabel 6 menyajikan intisari dari data yang tersedia di BPS pada empat kabupaten, yaitu Lampung Barat, Tanggamus, Pringsewu dan Lampung Tengah. Dari data di atas terlihat bahwa kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar wilayah kelola KPHL Batutegi sudah cukup baik karena tidak ada satu kecamatan pun yang menunjukkan angka di atas 10 baik untuk Keluarga Pra Sejahtera maupun Keluarga Sejahtera I seusai kriteria BPS. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
21
Tabel 6. Keadaan Penduduk di Kecamatan yang Berhimpitan dengan Wilayah Kelola KPHL Batutegi
No
Wilayah Administrasi
Jumlah penduduk L
P
Total
Densitas Org/km2
Pra S (%)
KS 1 (%)
Kab. Tanggamus 1
Kec. Air Naningan
14,439
12,612
27,051
198.32
5,9 1
4.95
2
Kec. Ulu Belu
15,241
22,863
38,104
110.68
3,54
5.30
3
Kec. Pulau Panggung
16,910
17,759
34,669
133.82
8.99
3.45
Kab. Pringsewu 4
Kec. Pagelaran Utara
*)
*)
14,592
5
Kec. Banyumas
*)
*)
19,245
482.92
*)
*)
*)
*)
Kab. Lampung Barat 6
Kec. Kebun Tebu
7
Kec. Gedung Surian
19,060
10,030
29,090
1,307.00
2.95
3.69
7,262
6,862
14,124
165.53
8.23
7.93
*)
*)
-
Kab. Lampung Tengah 8
Kec. Sendang Agung
*)
*)
Keterangan : Sumber BPS Lampung, data 2012 *) : tidak tersedia data di BPS Lampung
D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Dengan kondisi seperti dijelaskan di atas, sudah tergambar bahwa dalam wilayah kelola KPHL Batutegi didominasi pemanfaatan oleh masyarakat untuk berkebun.
Sampai saat ini terdapat ijin pemanfaatan
hutan kemasyarakatan (IUPHKm) sebanyak 10 unit gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari total 24 Gapoktan yang ada. 14 Gapoktan sisanya terdiri dari 8 Gapoktan yang telah diverifikasi Kementerian Kehutanan dan 6 Gapoktan sedang dalam tahap fasilitasi pengajuan permohonan IUPHKm. Adapun penyebaran Gapoktan dalam masing – masing resort adalah sebagai berikut : 1. Resort Ulu Semong a. Berada di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat. b. Terdapat 2 Gapoktan HKm yaitu Gapoktan HKm Tribuana dan
Wanajaya. 1) Gapoktan HKm Tribuana : a) Jumlah anggota ± 440 orang.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
22
b) Luas areal penetapan oleh Menhut 2547,22 Ha, yang sudah
terbit IUPHKm ± 678,37 Ha (yang sudah dilakukan pengukuran per bidang). c) SK Menhut No. 433/Menhut-II/2007 tanggal 11 Desember 2007
dan SK Bupati No. B.337/23/03/2007 tanggal 12-12-2007. 2) Gapoktan HKm Wana Jaya : a) Luas areal 1.781,20 Ha. b) Jumlah anggota 801 orang. c) Terdiri dari 13 kelompok. d) Proses pengajuan IUPHK baru sampai tahap usul penetapan
areal ke Menteri Kehutanan. e) Kondisi tutupan lahannya berupa lahan pertanian campuran,
tanah terbuka, semak belukar dan sedikit terdapat hutan sekunder. c. Semua areal di resort ini termasuk ke dalam blok pemanfaatan.
2. Resort Datar Setuju a. Berada di Kabupaten Tanggamus dalam kawasan hutan lindung
Register 39 Kota Agung Utara. b. Kondisi tutupan lahannya umumnya berupa lahan pertanian campuran
dan semak belukar. c. Di dalam resort ini yang ada adalah blok pemanfaatan. d. Wilayah resortnya terbagi habis menjadi 3 areal kelola Gapoktan HKm
yaitu Gapoktan Bina Wana Jaya 1, Bina Wana Jaya 2 dan Gapoktan Sinar Harapan. 1) Gapoktan Bina Wana Jaya 1 : a) Jumlah anggota ± 414 orang, b) Luas areal yang sudah terbit IUPHKM ± 1592,40 Ha. c) SK Menhut No. 751/Menhut-II/2009 tanggal 2-11-2009 dan SK
Bupati No. B.266/39/12/2009 tanggal 11-12-2009. 2) Gapoktan Bina Wana Jaya II : a) Jumlah anggota ± 281 orang, b) Luas areal yang sudah terbit IUPHKM ± 1.044,80 Ha. c) SK Menhut No. 751/Menhut-II/2009 tanggal 2-11-2009 dan SK Bupati No. B.265/39/12/2009 tanggal 11-12-2009. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
23
3) Gapoktan Sinar Harapan : a) Usulan IUPHKm telah diverifikasi tahun 2009 dan tetapi belum mendapatkan penetapan Areal Kerja HKm. b) Jumlah anggota ± 471 orang, dengan luas areal yang diusulkan ± 5.031,44 Ha. 3. Resort Way Sekampung a. Berada di Kabupaten Tanggamus dalam kawasan hutan lindung
Register 39 Kota Agung Utara. b. Kondisi tutupan lahannya umumnya berupa hutan sekunder, semak
belukar dan lahan pertanian campuran. c. Di dalam resort ini seharusnya sebagian besar berupa blok inti, karena
merupakan catchment area Way Sekampung, namun ternyata pengelolaan oleh masyarakat sudah merambah ke blok inti. d. Terdapat 2 Gapoktan HKm yaitu Gapoktan Mandiri Lestari dan
Gapoktan Wana Tani Lestari. 1) Gapoktan Mandiri Lestari : a) Jumlah anggota ± 235 orang, b) Luas areal yang sudah terbit IUPHKM ± 1.401,80 Ha. c) SK Menhut No. 751/Menhut-II/2009 tanggal 2 November 2009 dan SK Bupati No. B.262/39/12/2009 tanggal 11 Desember 2009. 2) Gapoktan Wana Tani Lestari : a) Proses
pengusulan
HKm
saat
ini
masih
dalam
tahap
penyusunan proposal dan pembuatan peta usulan dengan difasilitasi oleh KPHL Batutegi. b) Jumlah anggota ± 423 orang. c) Luas areal kerja HKm yang diusulkan ± 3.200 Ha. 4. Resort Banjaran a. Berada di Kabupaten Tanggamus dalam kawasan hutan lindung Register 39 Kota Agung Utara dan Register 32 Bukit Rindingan. b. Kondisi tutupan lahan umumnya berupa semak belukar, lahan pertanian campuran dan sedikit terdapat hutan sekunder. c. Sebagian dari resort ini menjadi blok inti di Bukit Rindingan, karena menjadi catchment area Way Sangharus. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
24
d. Terdapat 7 Gapoktan HKm yaitu Gapoktan Margo Rukun, Harapan Sentosa, Karya Tani Mandiri, Hijau Makmur, Karya Bakti, Sidodadi dan Gapoktan Trisno Wana Jaya. 1) Gapoktan Margo Rukun : a) Sudah mendapat SK Penetapan areal dari Menteri Kehutanan No. 751/Menhut-II/2009 tgl 2 November 2009 dan IUPHKm Bupati Tanggamus dengan SK Bupati No. B.264/39/12/2009 tanggl 11 Desember 2009. b) Terdiri dari 7 kelompok, jumlah anggota 400 orang dan luas areal IUPHKm 1.428,70 Ha. 2) Gapoktan Harapan Sentosa : a) Sudah mendapat SK Penetapan areal dari Menteri Kehutanan No. : 433/Menhut-II/2007 tgl 11 Desember 2007 dan IUPHKm dari
Bupati
Tanggamus
dengan
SK
Bupati
No.
:
B.335/23/03/2007 tanggal 12 Desember 2007. b) Terdiri dari 9 kelompok, jumlah anggota 273 orang dan luas areal IUPHKm 300 Ha. 3) Gapoktan Karya Tani Mandiri : a) Sudah mendapat SK Penetapan areal dari Menteri Kehutanan No. : 751/ Menhut-II/2009 tgl 2 November 2009 dan IUPHKm dari
Bupati
Tanggamus
dengan
SK
Bupati
No.
:
B.261/39/12/2009 tanggal 11 Desember 2009. b) Jumlah anggota 656 orang dan luas areal IUPHKm 1.977,60 Ha. c) Berada di areal KHL Register 32 Bukit Rindingan dan Register 39 Kota Agung Utara. 4) Gapoktan Hijau Makmur : a) Sudah mendapat SK Penetapan areal dari Menteri Kehutanan No. : 751/ Menhut-II/2009 tgl 2 November 2009 dan IUPHKM dari
Bupati
Tanggamus
dengan
SK
Bupati
No.
B.260/39/12/2009 tgl 11-12-2009. b) Jumlah anggota 656 orang dan luas areal IUPHKm 1.190,00 Ha. c) Berada di Areal KHL Register 32 Bukit Rindingan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
25
:
5) Gapoktan Karya Bakti : a) Sudah mendapat SK Penetapan areal dari Menteri Kehutanan No.: 751/Menhut-II/2009 tgl 2 November 2009 dan IUPHKm dari Bupati Tanggamus dengan SK Bupati No. : B.258/39/12/2009 tanggal 11 Desember 2009. b) Jumlah anggota 669 orang dan luas areal IUPHKm 1.896,40 Ha. c) Berada di Areal KHL Register 39 Kota Agung Utara. 6) Gapoktan Sidodadi : a) Usulan IUPHKm melalui Kab. Tanggamus dan telah diverifikasi tahun 2009, tetapi sampai saat ini belum mendapatkan penetapan Areal Kerja HKm. b) Jumlah anggota 392 orang dan luas areal IUPHKm 2.214,08 Ha. c) Berada di Areal KHL Register 39 Kota Agung Utara. 7) Gapoktan Trisno Wana Jaya : a) Proses pengusulan HKm saat ini masih dalam tahap penyusunan Proposal dan pembuatan peta usulan AKHKm dengan difasilitasi oleh KPHL Batutegi. b) jumlah anggota ± 400 orang, c) luas areal kerja HKm yang diusulkan ± 1096,139 Ha. 5. Resort Batulima a. Berada di Kabupaten Tanggamus dalam kawasan hutan lindung Register 32 Bukit Rindingan. b. Kondisi
tutupan
lahannya
mayoritas
berupa
lahan
pertanian
campuran, semak belukar dan sedikit berhutan sekunder. c. Sebagian dari resort ini termasuk blok inti, karena menjadi hulu Way Sangharus di Bukit Rindingan. d. Di wilayah Resort Batulima terdapat 2 Gapoktan HKm yaitu Gapoktan HKm KPPM dan Gapoktan Mahardika. 1) Gapoktan KPPM : a) Sudah mendapat SK Penetapan areal dari Menteri Kehutanan No. : 433/Menhut-II/2009 tgl 11 Desember 2007 dan IUPHKm Bupati Tanggamus dengan SK Bupati No. : B.333/23/03/2007 tanggl 12 Desember 2007.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
26
b) Terdiri dari 11 kelompok, jumlah anggota 304 orang dan luas areal IUPHKm 593,58 Ha. c) Areal kerja HKm KPPM sebagian berada di Register 32 Bukit Rindingan dan sebagian di Register 30 Gunung Tanggamus (wilayah kelola KPHL Kota Agung Utara). 2) Gapoktan Mahardika : a) Saat ini proses pengusulan IUPHKm telah dilakukan verifikasi oleh Kabupaten Tanggamus dan penyampaian proposal usulan penetapan Areal Kerja HKm ke Kementerian Kehutanan RI. b) Luas areal kerja HKm yang diusulkan seluas 2.366,50 Ha. c) Berada di Register 32 Bukit Rindingan. 6. Resort Way Waya a. Berada di Kabupaten Pringsewu dalam kawasan hutan lindung
Register 22 Way Waya. b. Kondisi tutupannya mayoritas berupa lahan pertanian campuran dan
semak belukar. c. Sebagian areal di resort ini merupakan blok inti, karena menjadi
catchment area Way Rilau. d. Di wilayah Resort Way Waya terdapat 3 Gapoktan HKm yaitu
Gapoktan HKm Wana Lestari, Sumber Makmur dan Gapoktan Sumber Tani Makmur. 1) Gapoktan Wana Lestari : a) Proses pengusulan IUPHKm saat ini masih dalam tahap penyusunan proposal dan pembuatan peta usulan areal kerja HKm dengan difasilitasi oleh KPHL Batutegi b) Jumlah anggota ± 1.500 orang c) Luas areal kerja HKm yang diusulkan seluas ± 4.000 Ha. d) Berada di Register 22 Way Waya Kab. Pringsewu. 2) Gapoktan Sumber Makmur : a) Saat ini proses pengusulan IUPHKm telah dilakukan verifikasi oleh
Kabupaten
Tanggamus tahun
2009
tetapi belum
mendapatkan penetapan Areal Kerja HKm. b) Jumlah anggota 670 orang, luas areal yang diusulkan 1.405,22 Ha. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
27
3) Gapoktan Sumber Tani Makmur : a) Saat ini proses pengusulan IUPHKm telah dilakukan verifikasi oleh
Kabupaten
Tanggamus
tahun
2009
dan
belum
mendapatkan penetapan Areal Kerja HKm. b) Jumlah anggota 1.281 orang dan luas areal yang diusulkan 2.230 Ha. Dari uraian di atas diketahui bahwa gapoktan yang
sudah mendapatkan
IUPHKm seluas 11,103.65 hektar, sedangkan 14 lainnya belum memiliki IUPHKm dengan luas 36.230,81 hektar (keterangan secara visual dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 2). Walaupun selain IUPHKm juga terdapat ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk pemanfaatan air bagi PDAM di wilayah Kecamatan Air Naningan dan sekitarnya, tetapi lokasi ijin berada di Resort Banjaran masuk dalam Gapoktan Hijau Makmur dengan luas sekitar 5 Ha. Dengan
demikian, maka wilayah tertentu KPH adalah seluas
36.230,81 Ha, secara rinci data disajikan pada Tabel 7.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
28
Tabel 7. Luas Wilayah Tertentu pada Blok Pengelolaan KPHL Batutegi No. 1 2
Uraian Blok Inti Blok Pemanfaatan a. Areal berijin b. Wilayah tertentu Jumlah
E. Kondisi
Posisi
KPHL
dalam
Perspektif
Tata
Luas (ha) 10.827,00 47,334.46 11,103.65 36,230,81 58.162,00
Ruang
Wilayah
dan
Pembangunan Daerah Rencana pembangunan wilayah mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dimana penggunaan kawasan hutan masih tetap mengacu kepada kawasan hutan yang telah ditunjuk oleh Menteri Kehutanan dan kawasan hutan hasil penataan batas di lapangan. Dengan demikian maka sesuai dengan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 256/Kpts-11/2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Propinsi Lampung wilayah kelola KPH Batutegi merupakan hutan lindung dan di dalam RTRW Provinsi Lampung tidak direncanakan untuk pembangunan sektor lain, sehingga pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh KPHL Batutegi merupakan bagian dari pembangunan wilayah. Rencana pola ruang wilayah kelola KPHL Batutegi merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kelola yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Mengingat kondisi RTRW yang tetap mempertahankan fungsi areal ini sebagai kawasan hutan lindung, maka pola tata ruang wilayah kelola KPHL Batutegi mengacu pada hasil analisa spasial terhadap kondisi wilayah kelola yang mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya faktor biogeofisik dan kepentingan areal tersebut bagi lingkungan (faktor ekologi dan sosial). F. Isu strategis, Kendala dan Permasalahan Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management) adalah sistem pengelolaan
hutan
yang
menjamin
keberlanjutan
fungsi
dan
sumberdaya hutan dengan memperhatikan fungsi ekonomi, lingkungan secara seimbang.
manfaat
sosial dan
Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari
berdasarkan tata hutan, rencana pengelolaan, pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi, maka seluruh kawasan hutan terbagi
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
29
ke dalam unit-unit pengelolaan di tingkat tapak. Unit terkecil itu telah diberi label KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) yang menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional, propinsi dan kabupaten/kota. Sesuai dengan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, maka hutan lindung dan hutan produksi menjadi kewenangan daerah. Dengan pembagian kewenangan itu maka untuk mewujudkan harapan pencapaian Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), Pemerintah mendorong pembangungan KPHP dan KPHL di daerah. Aturan tentang pembangunan KPH telah tersedia cukup lengkap bahkan sampai kompetensi bagi personil yang ditempatkan pada organisasi ini, akan tetapi secara operasional belum seluruh aturan dari Pemerintah cq. Kementerian Kehutanan benar-benar melihat keberadaan KPH sebagai unit manajemen pengelolaan hutan. Untuk melaksanakan pengelolaan tingkat tapak maka diperlukan wilayah kerja yang memiliki kepastian hukum yang jelas.
Kondisi hutan di Provinsi
Lampung secara umum telah ditata batas akan tetapi seiring dengan penetapan wilayah KPH, maka diperlukan penataan batas wilayah kerja KPH sehingga KPH sebagai pengelola dapat menjalankan tugasnya tanpa ada kekhawatiran akan melampaui batas wilayah kewenangannya. Dari uraian terdahulu tentang hasil penafsiran citra landsat yang menggambarkan kondisi penutupan lahan di wilayah kelola KPHL Batutegi, telah jelas terlihat bahwa sebanyak 76,49% kawasan hutan telah menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Kerusakan ini akan terus terjadi, mengingat masih banyak masyarakat yang mengandalkan mengolah lahan sebagai pekerjaan mereka, hal ini terlihat dari tingginya persentase masyarakat yang bekerja di sektor kehutanan,yaitu sebanyak 38%, dibandingkan dengan sektor lain yang hanya paling tinggi 17%. Keterikatan mereka dengan lahan dipengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung oleh latar belakang pendidikan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Berdasarkan hasil inventarisasi diketahui bahwa sebanyak 28% berpendidikan Sekolah Dasar dan 32% lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Kumulatif dari kedua level pendidikan tersebut menempati lebih dari separuh masyarakat responden. Sehingga dengan bermodalkan kemauan dan sedikit keterampilan mengolah lahan mereka masuk ke dalam kawasan hutan untuk mendapatkan penghasilan. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
30
Data diatas diperkuat dengan hasil sensus penduduk Provinsi Lampung tahun 2010 yang dikeluarkan oleh BPS Lampung, yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk Lampung pada periode 2000-2010 setiap tahunnya mencapai 1,24 persen, meningkat dari 1,17 persen pada periode 1990-2000. Pertumbuhan penduduk Lampung tergolong tinggi karena berada di atas target Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004 - 2009 yaitu 1,14 persen per tahun. Dari sisi tingkat pendidikan yang memiliki keterkaitan dengan tingkat kemiskinan, diketahui bahwa sebagian besar penduduk miskin hanya tamat SD dan SLTP, yaitu sebanyak 51,81 persen penduduk yang tergolong miskin berpendidikan antara SD dan SLTP, 39,49 persen tidak tamat SD, dan sisanya 8,7 persen tamat SLTA ke atas. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan penduduk miskin memiliki keterbatasan kualitas sumber daya manusia. Modal bagi penduduk miskin untuk mata pencahariannya hanya tenaga sehingga sebagian besar bekerja di sektor informal. Sektor informal tidak menuntut persyaratan pendidikan ataupun modal tertentu,sesuai dengan keadaan penduduk miskin. Walaupun telah terjadi penurunan presentase penduduk yang bekerja di sektor informal sejak tahun 2008 – 2010 tetapi tetap saja sektor informal masih menduduki posisi yang tinggi, yaitu 76,40%. Dengan demikian, wajar jika tekanan terhadap kawasan hutan akan semakin tinggi jika Pemerintah belum bisa menyediakan alternatif penghidupan lain khususnya bagi masyarakat miskin di sekitar kawasan hutan. Di lain pihak, kondisi ini menjadi sebuah peluang bagi berbagai kepentingan dengan memanfaatkan harapan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dengan berbagai cara, para pihak yang mempunyai kepentingan tersebut mengolah kondisi ini sehingga hutan dianggap ’sangat terbuka’, kompensasinya adalah masyarakat yang merasa dibela akan mengakomodir kepentingan pihak tersebut. Hal ini seringkali menjadi gangguan yang sulit untuk diatasi secara partial. Kemiskinan, tingkat pendidikan dan adanya berbagai kepentingan yang masuk ke dalam kawasan hutan, meningkatkan kompleksitas permasalahan pengelolaan kawasan hutan. Kondisi ini juga menyebabkan persepsi, perspektif, wawasan dan pengetahuan serta kesediaan untuk dibina pada masyarakat yang menggarap lahan kawasan juga berbeda-beda.
Dari hasil survey sosekbud
diatas diketahui bahwa secara umum masyarakat memiliki presepsi yang baik terhadap kawasan hutan.
Walaupun demikian, kenyataan di lapangan RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
31
ditemukan bahwa sebagaian besar masyarakat tidak mempertimbangkan fungsi kawasan sebagai hutan lindung, karena masih melakukan teknik budidaya seperti yang dilakukan di lahan milik, yaitu dengan cara membuka lahan dan tidak membuat stratifikasi tajuk agar menyerupai hutan yang sebenarnya. Keberadaan masyarakat perambah dan penggarap di dalam wilayah kerja KPHL Batutegi tersebut merupakan tantangan tersendiri. Untuk membersihkan areal dari perambah memerlukan energi dan biaya yang tidak kecil dan waktu yang lama. Terlebih lagi bila melihat kondisi umum masyarakat perambah yang tergolong miskin dan sangat tergantung pada lahan garapan. Oleh sebab itu, pendekatan yang persuasif diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan ini, sehingga harapan agar hutan tetap lestari dan masyarakat bisa sejahtera dapat terwujud. Telah dikemukakan di muka bahwa di Provinsi Lampung telah terbentuk 3 unit KPH yang disahkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung dengan bentuk UPTD. Sebagai organisasi milik daerah, maka pemerintah provinsi wajib membiayai inisiasi pembangunan KPH dan infrastrukturnya seperti sertifikasi SDM, pengelolaan konflik, rehabilitasi, perlindungan hutan dan lain-lain. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri di daerah, mengingat Provinsi Lampung pada saat ini belum menjadi daerah yang surplus. Dari proyeksi pendapatan tahun 2010 sebesar Rp. 1,650 triyun, Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 798,8 miliar (48,4% dan berasal dari Dana Perimbangan sebesar Rp. 851,2 miliar (51,6%), sedangkan kebutuhan dana pembangunan yang harus dikucurkan pada tahun yang
sama
adalah
Rp.
1,839
trilyun,
sehingga
masih
defisit
sekitar
Rp. 189 miliar. Dari anggaran pembangunan tersebut yang dialokasikan untuk Dinas Kehutanan masih sangat kecil, yaitu sebesar Rp. 5,240 miliar (0,32%). Hal ini sejalan dengan prioritas pembangunan di Provinsi Lampung yang masih mengedepankan pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan sarana prasarana umum. Seandainya pola alokasi APBD Provinsi Lampung masih menganut pola lama, maka dapat diprediksi tidak akan ada kenaikan alokasi anggaran yang signifikan dengan dibentuknya 3 (tiga) UPTD KPH, artinya organisasi baru ini akan merupakan beban yang harus dipikul oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Keseriusan Dinas Kehutanan dalam membangun KPH ini akan terlihat RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
32
dari proporsi anggaran yang dialokasikan untuk mendukung operasionalnya. Walaupun kondisi ketersediaan anggaran yang terbatas tersebut menjadi kendala yang krusial dalam mengoptimalkan kinerja KPH, akan tetapi sebenarnya
bisa diatasi jika persepsi para pihak terhadap KPH sudah baik.
Persepsi ini dapat diwujudkan dalam bentuk program yang sinergis antar sektor terkait untuk sama-sama meningkatkan optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan dalam wilayah kelola KPHL Batutegi yang memberi manfaat ekonomi baik bagi masyarakat maupun pemerintah serta manfaat ekologi. Akan tetapi hingga saat ini persepsi yang diharapkan belum terbangun dengan baik, salah satu bukti adalah dokumen kesepakatan antara gubernur dan sepuluh bupati/walikota seProvinsi Lampung yang ditandatangani pada tahun 2010 untuk menyelamatkan cacthment area Batutegi tidak ditindaklanjuti oleh pihak manapun. Ketika pada tahun 2012 dokumen tersebut diungkap kembali untuk menggugah para pihak terhadap komitmen yang sudah dibuat, ternyata masih juga belum mampu memberi motivasi mereka untuk bergerak menyusun program sinergis yang diharapkan. Sebagai unit pengelolaan tingkat tapak, KPH harus diisi oleh tenaga yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan. Karena seorang Kepala KPH memliki tanggung jawab yang berat, yaitu melaksanakan tata hutan dan menyusun rencana pengelolaan hutan serta menyelenggarakan pengelolaan hutan, selain itu juga berkewajiban menjabarkan kebijakan nasional, provinsi dan kabupaten/kota
untuk
diimplementasikan
di
lapangan,
melaksanakan
pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya serta membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan. Untuk mengisi kebutuhan personil yang kompeten di organisasi KPH sesungguhnya tersedia cukup di Provinsi Lampung, hanya saja belum semua personil memiliki cara pandang yang sama tentang keberadaan KPH. Mengingat tantangan tugas yang cukup kompleks dan tanggung jawab yang cukup berat, terlebih lagi harapan banyak pihak terhadap KPH yang begitu menggebu untuk dapat memperbaiki sistem yang selama ini berlaku dan dianggap tidak efektif dalam mengelola kawasan hutan, maka diperlukan personil yang memiliki idealisme serta dedikasi yang baik sebagai calon pengelolanya.
Untuk
menyamakan persepsi, membangun idealisme dan dedikasi tersebut diperlukan
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
33
input secara seragam dan mendalam, sehingga seyogyanya pemerintah dapat melaksanakan pendidikan dan latihan khusus bagi para calon pengelola ini. Lembaga KPH merupakan organisasi baru dengan personil-personil yang juga mungkin baru, akan tetapi sebagai organisasi baru, KPH mendapat tugas yang cukup berat dan kompleks, yaitu mengelola kawasan hutan yang pada saat ini telah memiliki permasalahan yang rumit serta telah menyentuh pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, adalah wajar bila pada masa awal lembaga ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berdiri dengan tegak. Selain akibat beban tugasnya, juga dimungkinkan akan timbul godaan-godaan yang akan merubah idealisme dan dedikasi yang seharusnya kokoh dipertahankan. Pengawasan dari pihak yang kompeten merupakan hal yang harus dipikirkan mekanismenya sehingga bisa berjalan efektif dan KPH tetap dapat bergerak sesuai dengan jalurnya. Apalagi aturan yang ada saat ini belum seluruhnya mendukung keberadaan KPH sebagai pengelola di tingkat tapak, sehingga di lapangan seringkali harus berbenturan dengan pihak lain tentang kewenangan. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa isu strategis dalam pembangunan KPH di Provinsi Lampung adalah sebagai berikut : a.
Tingginya gangguan hutan, yang menyebabkan kerusakan hutan yang terus meningkat sebagai faktor yang menjadi ancaman atas pelaksanaan pengelolaan hutan di KPHL Batutegi
b.
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan budidaya dalam kawasan hutan lindung yang tidak hanya memperhatikan lestari ekonomi tetapi juga lestari ekologi. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan pemulihan fungsi hutan menjadi lambat khususnya pada areal yang telah digarap oleh masyarakat. Melihat karakteristiknya maka faktor ini menjadi tantangan yang harus diatasi dalam pengelolaan KPHL Batutegi.
c.
Masih rendahnya persepsi para pihak tentang KPH.
Mengingat
kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh KPH, maka dengan persepsi yang baik diharapkan akan mendorong adanya dukungan terhadap pencapain tujuan pengelolaan hutan oleh KPHL Batutegi. Faktor ini merupakan hambatan yang dapat menyebabkan KPHL Batutegi sebagai institusi pengelola kawasan hutan tidak dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
34
d.
Operasional KPH belum optimal.
Hal ini merupakan kumulatif dari
permasalahan keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, belum lengkapnya aturan, keterbatasan sarana dan prasarana serta dukungan dan para pihak.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
35
III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN A. Visi KPHL Batutegi Berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah KPHL Batutegi serta isu-isu strategis pembangunan kehutanan jangka panjang, arah pembangunan jangka panjang kehutanan, maka pengelolaan hutan di KPHL Batutegi harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain adalah: 1. Hutan sebagai penyangga kehidupan harus dapat dipertahankan struktur dan fungsinya sebagai hutan lindung dan sebagai catchment area bendungan Batutegi dan Way Sekampung, serta prinsip-prinsip kelestarian SDAH juga akan terus menjadi tuntutan umum. 2. Adanya pertambahan penduduk, sedangkan areal hutannya tidak bertambah. 3. Keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan merupakan keharusan 4. Untuk keberhasilan pengelolaan KPHL Batutegi, maka diperlukan kerjasama dengan parapihak Hal tersebut akan menjadi basis bagi perencanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHL Batutegi, sehingga lembaga ini mampu : 1. Menjaga kualitas dan kuantitas ekosistem lingkungan sebagai penyangga kehidupan dan sebagai catchment area bendungan Batutegi dan Way Sekampung 2. Mencegah terjadinya bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan yang melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan dan menjalin kerja sama dengan para pihak. 3. Memproduksi hasil hutan non kayu, hasil hutan lainnya, dan jasa lingkungan 4. Secara simultan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat, khususnya bagi yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 – 2023
36
Apabila kondisi tersebut dikelola secara benar dan didukung oleh berbagai sektor terkait dan masyarakat sekitarnya, maka diharapkan akan dapat mengembalikan fungsi kawasan hutan KPHL Batutegi dengan tetap memberi manfaat
ekonomis
baik
bagi
masyarakat
maupun
bagi
pemerintah.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka visi yang ingin dicapai dalam pengelolaan kawasan hutan lindung oleh UPTD KPHL Batutegi dalam sepuluh tahun kedepan adalah : “Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat”. Visi tersebut menunjukkan bahwa KPHL Batutegi tetap memberi tempat yang penting bagi masyarakat melalui pemberian akses pemanfaatan untuk peningkatan kesejahteraannya. Hal ini mengarah kepada pencapaian tujuan pembangunan kehutanan sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yaitu penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan, serta sejalan dengan visi pembangunan nasional tahun 2006 2025 yaitu Indonesia yang Maju, Mandiri, serta Adil dan Visi pembangunan kehutanan “Kehutanan Penyangga Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2025 ” B. Misi KPHL Batutegi Untuk mencapai visi tersebut dan dengan mempertimbangkan isu strategis yang dikemukakan pada Bab 2, maka ditetapkan misi pengelolaan KPHL Batutegi, sebagai berikut: a. Memantapkan wilayah pengelolaan KPHL Batutegi melalui penataan hutan dan administrasi KPHL serta pengelolaan hutan yang berbasis perencanaan. b. Meningkatkan presentase penutupan vegetasi hutan di wilayah kelola KPHL Batutegi. c. Memperkuat kelembagaan masyarakat penggarap dengan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan usaha masyarakat sekitar hutan. d. Meningkatkan kerjasama parapihak dalam pengelolaan, perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutannya. e. Meningkatkan pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi ini akan dijabarkan ke dalam program-program yang visibel dan akuntabel.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 – 2023
37
C. Tujuan Penyelenggaraan kegiatan di KPHL Batutegi bertujuan untuk : a.
Terwujudnya wilayah pengelolaan KPHL Batutegi yang mantap berbasis perencanaan.
b.
Terwujudnya
kelestarian
fungsi
lindung
daerah
tangkapan
air
dan
meningkatnya daya dukung DAS. c.
Terwujudnya kelembagaan masyarakat yang kuat dan berdaya saing
d.
Terselenggaranya kerjasama parapihak dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan.
e.
Terselenggaranya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 – 2023
38
IV. ANALISIS & PROYEKSI
A. Analisis Data dan Informasi Dari uraian yang telah disampaikan pada Bab II, disimpulkan bahwa isu strategis dalam pengelolaan hutan di KPHL Batutegi adalah tingginya gangguan hutan, rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, masih rendahnya persepsi para pihak dan operasional KPH belum optimal. Keempat isu strategis tersebut merupakan intisari dari berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi di lapangan berdasarkan hasil pengamatan dan survey. dengan uraian sebagai berikut : 1. Risalah Wilayah a. Wilayah kelola KPHL Batutegi cukup luas (58.162 ha) paling luas dibanding 5 KPH yang ada di Provinsi Lampung saat ini b. Berdasarkan perhitungan dan overlay dengan peta ijin, diketahui masih ada areal yang tidak digarap masyarakat c. Memiliki sarana prasarana dasar untuk mendukung operasional 2. Potensi Wilayah Kelola Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD. 3. Sosial Budaya a. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa adanya persepsi yang baik dari para petani penggarap tentang kawasan hutan b. Dengan tingkat pendidikan yang cenderung rendah, petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik c. Kebutuhan akan lahan sangat tinggi karena belum mendapatkan alternatif penghidupan yang lebih baik akibat rendahnya keterampilan dan wawasan
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
39
4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Sebagian besar dimanfaatkan oleh petani penggarap yang telah tergabung
dalam
gabungan
kelompok
tani
dan
telah
terbentuk
kelembagaannya, baik yang sudah mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUP HKm) maupun yang masih dalam proses pengajuan, 5. Posisi Areal Kerja dalam RTRWP Merupakan salah satu DAS prioritas di Provinsi Lampung sehingga diharapkan akan mendapat perhatian dari banyak pihak, 6. Kendala dan Permasalahan a. Dasar hukum tentang KPH cukup kuat (UU 41/1999, PP 44/2004, PP 6/2007 jo PP 3/2008, dst), tetapi aturan tersebut belum komprehensifnya sehingga pada beberapa hal tertentu keberadaan KPH sebagai pengelola kawasan masih belum dilibatkan secara jelas. b. Tata hubungan kerja antara KPH provinsi dengan dinas yang membidangi kehutanan di kabupaten dan mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas, hal ini menjadi salah satu penyebab masih rendahnya partisipasi para pihak dalam mendukung operasionalisasi pengelolaan hutan Selanjutnya data-data tersebut dianalisa menggunakan metoda SWOT.
B. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam kuasa organisasi dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada organisasi tersebut, faktor yang termasuk lingkungan internal adalah faktor kekuatan (strenghtness) dan kelemahan (weakness) 1. Faktor kekuatan (Strengthness) -
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batutegi dengan kualifikasi yang memadai
-
Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD
-
Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat
-
Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan telah terbentuk kelembagaannya, baik yang sudah RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
40
mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) maupun yang masih dalam proses pengajuan dam memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan 2.
Kelemahan (weakness) yang dimiliki KPHL Batutegi adalah -
Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung operasional
-
Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi
-
data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup.
-
Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik
C. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktorfaktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja organisasi. Variabelvariabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman (threats) dan peluang (opportunities), yang keduanya memerlukan pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak organisasi. Berdasarkan hasil analisa diketahui yang faktor lingkungan eksternal adalah sebagai berikut: 1. Faktor peluang (opportunities) -
Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPHL
-
Sebagai cathment area bendungan Batutegi
-
Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas
-
Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH
2. Faktor ancaman (threats) -
Belum mantapnya wilayah kerja
-
Belum komprehensifnya aturan tentang KPH
-
Tingginya gangguan hutan
-
Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
41
Tabel 8. Rangkuman Analisis SWOT Faktor Lingkungan Internal KEKUATAN
KELEMAHAN
1. Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi yang memada
1. Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung operasional
2. Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD,
2. Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi
3. Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat 4. Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan telah terbentuk kelembagaannya, baik yang sudah mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) maupun yang masih dalam proses pengajuan dam memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan
3. Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup. Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik
Faktor Lingkungan Eksternal PELUANG
ANCAMAN
1. Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPHL
1. Belum mantapnya wilayah kerja 2. Belum komprehensifnya aturan tentang KPH
2. Sebagai cathment area bendungan Batutegi 3. Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas
3. Tingginya gangguan hutan
4. Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH
4. Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas
D. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal Setelah faktor internal dan eksternal dianalisa seperti disajikan dalam tabel 1 selanjutnya dilakukan penilaian untuk menentukan faktor pendorong, faktor penghambat dan faktor yang menjadi kunci keberhasilan atau faktor strategis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor strategis adalah faktor yang mempunyai nilai lebih besar dibanding dengan faktor lainnya terkait dengan pencapaian tujuan dan sasaran. dukungan
(kontribusi)
tinggi
dan
Faktor yang telah memberikan nilai
keterkaitan
tinggi
terhadap
berbagai
keberhasilan yang diraih organisasi dianggap sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Aspek yang dinilai dari tiap faktor adalah :
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
42
- Urgensi faktor terhadap misi, meliputi Nilai Urgensi (NU) dan Bobot Faktor (BF).
- Dukungan faktor terhadap misi, meliputi Nilai Dukungan (ND) dan Nilai Bobot Dukungan (NBD)
- Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi Nilai Keterkaitan (NK), Nilai Rata-Rata Keterkaitan (NRK) dan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK)
Untuk penilaian dilakukan secara kualitatif yang dikuantifikasi.
Rensis
Likert menganjurkan suatu penilaian dengan model rating scale yang selanjutnya disebut Model Skala Nilai.
Artinya nilai diberikan pada suatu faktor secara
kualitatif seperti sangat baik, baik, cukup, kurang atau buruk kemudian dikonversi ke dalam angka, sebagai berikut : -
Sangat baik Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik
: : : : :
5 4 3 2 1
Penilaian yang dilakukan dengan melihat NU dan BF, semakin penting
sebuah faktor maka akan sering muncul dalam perbandingan antar faktor sehingga bobot faktor yang merupakan prosentase NU terhadap jumlah NU juga akan semakin tinggi. Tabel 9. Komparasi Urgensi Faktor Internal No. a b c d e f g h
FAKTOR INTERNAL
a
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi yang memadai Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD, Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung operasional Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik JUMLAH
b
c
d
e
f
g
h
NU
BF %)
a
a
a
a
a
a
a
7
25,00
c
d
e
f
g
h
0
0
d
e
f
g
c
2
7,15
d
d
g
d
5
17,85
f
g
e
3
10,72
f
f
5
17,85
g
5
17,85
1
3,58
28
100,00
a a
c
a
d
d
a
e
e
d
a
f
f
d
f
a
g
g
g
g
f
a
h
c
d
e
f
g
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
43
Tabel 10. Komparasi Urgensi Faktor Eksternal No. a b c d e f g h
FAKTOR EKSTERNAL Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPH Sebagai cathment area bendungan Batutegi Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH Belum mantapnya wilayah kerja Belum komprehensifnya aturan tentang KPH Tingginya gangguan hutan Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas JUMLAH
a b a a
c
d
e
f
a a
a
a a
a
7
25,00
d e
f
g
b
1
3,57
c
e
f
g
c
3
10,71
e
f
g
d
2
7,14
e e
e
6
21,44
f
f
5
17,86
g
4
14,28
0
0
28
100,00
c
a c a d c a e
e e
a f
f
f
e
a g
g
g
e
f
d e
f
a b c
g
d
h NU
BF (%)
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
44
Tabel 11. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal No.
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
NU
BF
ND
NILAI KETERKAITAN (NK)
NBD 1
NRK
NBK
TNB
FKK
1
15.00
3.75
3.75
I
15
2
2.00
-
-
IV
14
15
3
3.00
0.21
0.02
III
13
14
4
4
10.00
1.79
0.64
II
12
13
14
15
5
5.00
0.54
0.11
III
11
6
13
14
15
6
8.00
1.43
0.77
I
7
7
7
13
14
7
7
10.00
1.79
0.64
II
8
11
12
13
14
15
8
3.00
0.11
0.01
IV
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
4
5
6
7
8
9
2
11
12
13
14
4
5
6
7
3
9
10
11
12
13
4
4
6
4
9
4
4
4
6
7
5
9
5
11
6
6
9
6
7
9
9
Strengths 1 2 3
4
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi yang memadai Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD, Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan
7.00
25.00
4.00
1.00
0.00
0.00
2.00
0.00
1
2.00
7.14
1.00
0.07
1
3
5.00
17.86
2.00
0.36
1
4
4
3.00
10.71
2.00
0.21
1
5
5
4
5.00
17.86
3.00
0.54
1
6
6
4
6
5.00
17.86
2.00
0.36
1
7
7
7
7
6
1.00
3.57
2.00
0.07
1
8
3
4
5
6
Weakness 5 6 7
8
Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung operasional Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik
7
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
45
No.
9 10 11 12
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL Opportunity Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPH Sebagai cathment area bendungan Batutegi Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH
NU
BF
ND
NILAI KETERKAITAN (NK)
NBD 1
2
3
4
5
6
7
8
9
NRK
TNB
FKK
3.50
3.50
I
2.00
0.07
0.01
IV
11
8.00
0.86
0.28
II
15
12
6.00
0.43
0.09
III
13
13
13.00
2.79
1.79
I
14
14
13.00
2.32
1.66
II
15
9.00
1.29
0.55
III
0.00
-
-
IV
10
11
12
13
14
15
16
9
9
9
9
9
9
9
14.00
11
12
13
14
15
10
11
13
14
15
13
14
13
7
25.00
4
1.00
1
9
9
9
9
9
9
9
1
3.57
2
0.07
1
2
10
4
5
6
7
8
9
3
10.71
3
0.32
1
11
11
4
11
11
7
11
9
11
2
7.14
3
0.21
1
12
12
4
12
6
7
12
9
12
11
NBK
Threats 13
Belum mantapnya wilayah kerja
6
21.43
3
0.64
1
13
13
13
13
13
13
13
9
13
13
13
14
Belum komprehensifnya aturan tentang KPH
5
17.86
4
0.71
1
14
14
14
14
14
14
14
9
14
14
14
14
15
Tingginya gangguan hutan
4
14.29
3
0.43
1
15
15
4
15
15
7
15
9
15
15
15
13
14
16
Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas
0
0.00
1.
0.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
46
Tabel 12. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan FAKTOR INTERNAL Strengths
Weakness
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi yang memadai (3.75) Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan (0,64)
Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi (0.77) Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup (0.64)
FAKTOR EKSTERNAL Opportunities
Threats
Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPH (3,50) Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas (0,28)
Belum mantapnya wilayah kerja (1,79) Belum komprehensifnya aturan tentang KPH (1,66)
S
((S-W) ; (O-T)) = (2,98 ; 1,71)
O
T W
Gambar 8. Peta Kekuatan Organisasi Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa organisasi berada pada kuadran I, berdasarkan teori Analisa SWOT hal ini menjelaskan bahwa organisasi berada pada kondisi kuat dan memiliki peluang. Strategi yang diambil adalah progresif artinya dapat terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan mencapai kemajuan secara maksimal
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
47
dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang kunci untuk meraihnya. Alternatif strategi yang dapat diambil dalam kondisi ini untuk mencapai visi “Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat”
adalah dengan melihat kombinasi factor kunci keberhasilan
sebagai berikut : Tabel 13. Alternatif Strategi No 1
2
Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) Kekuatan Kunci (S)
Peluang Kunci (O)
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batutegi dengan kualifikasi yang memadai Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan
Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPH Adanya program rehabilitasi pada DAS Prioritas
Alternatif strategi Mengoptimalkan peran KPH Batutegi dalam pemanfaatan hutan berbasis masyarakat Melaksanakan pembinaan berkelanjutan terhadap petani penggarap untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan lindung yang memberi kesejahteraan bagi masyarakat
Bila melihat hasil Analisis lingkungan strategis di atas, diketahui ada 2 (dua) alternatif
tujuan yang dapat dijalankan KPHL Batutegi, yaitu
mengoptimalkan peran KPHL Batutegi dalam pemanfaatan hutan berbasis masyarakat atau melaksanakan pembinaan berkelanjutan terhadap petani penggarap untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan lindung yang memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Berdasarkan pertimbangan subjektif dengan melihat tugas pokok dan fungsi organisasi, maka alternatif pertama merupakan strategi organisasi yang tepat, sehingga penyusunan program 10 tahun ke depan diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
48
1. Terwujudnya wilayah pengelolaan KPHL Batutegi yang mantap berbasis perencanaan. 2. Terwujudnya kelestarian fungsi lindung daerah tangkapan air dan meningkatnya daya dukung DAS. 3. Terwujudnya kelembagaan masyarakat yang kuat dan berdaya saing 4. Terselenggaranya kerjasama parapihak dan meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam
kegiatan
pengelolaan
hutan
yang
meliputi
perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan. 5. Terselenggaranya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
E.
Proyeksi Kondisi Wilayah KPHL Batutegi pada 10 Tahun yang Akan Datang Prinsip yang harus dipenuhi dalam pengelolaan hutan lindung adalah tercapainya 3 (tiga) fungsi pokok yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lainnya, yaitu : 1. Fungsi ekologis, sebagai suatu sistem penyangga kehidupan antara lain merupakan pengatur tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, menjaga keseimbangan iklim mikro, penghasil udara bersih, menjaga
siklus
makanan
serta
sebagai
tempat
pengawetan
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. 2. Fungsi ekonomis, sebagai sumber yang menghasilkan barang dan jasa baik yang terukur seperti hasil hutan berupa non kayu, maupun yang tidak terukur seperti jasa ekoturisme. 3. Fungsi sosial, sebagai sumber penghidupan dan lapangan kerja serta kesempatan berusaha bagi sebagian masyarakat terutama yang hidup di dalam dan sekitar hutan, serta untuk kepentingan pendidikan dan penelitian demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
49
Dengan visi KPHL Batutegi sebagaimana disampaikan sebelumnya, maka proyeksi kondisi wilayah KPHL Batutegi di masa yang akan datang diarahkan untuk dapat mencapai ketiga fungsi tersebut secara bertahap, hal ini dianalisa berdasarkan strategi pencapaian yang akan dilaksanakan sebagai berikut : Tabel 14 . Proyeksi Kondisi KPHL Batutegi Sepuluh Tahun yang Akan Datang No. 1.
Tujuan pencapaian Terwujudnya wilayah pengelolaan KPH Batu Tegi yang mantap berbasis perencanaan. -
2
3.
Terwujudnya kelembagaan masyarakat yang kuat dan berdaya saing Terwujudnya kelestarian fungsi lindung daerah tangkapan air dan meningkatnya daya dukung DAS.
-
Kondisi Saat Ini Sarana prasarana belum mencukupi Wilayah kelola belum ditata batas Belum memiliki data base dan dokumen peren-canaan yang memadai 76,49 % penutupan vegetasi adalah non hutan Perlindungan hutan dan penegakan hukum belum optimal SDM KPH Batutegi belum terpenuhi secara kuantitas dan kualitas Kelembagaan kelompok belum berjalan dengan baik Wawasan petani masih perlu ditingkatkan Kualitas panen petani masih rendah Akses pasar atas hasil panen petani belum terbuka Fungsi hutan lindung terganggu Gangguan hutan tinggi Perlindungan hutan belum optimal Keberhasilan rehabilitasi hutan belum optimal
Proyeksi 10 th yad - Sarpras tersedia dalam jumlah yang cukup - Wilayah kelola telah ditata batas secara utuh - Data base dan dokumen perencanaan tersedia dan tersusun - Penutupan vegetasi hutan meningkat - Perlindungan hutan dan penegakan hukum terlak-sana dengan baik - SDM KPH Batutegi terpenuhi secara kuantitas dan kualitas - Kelembagaan petani berjalan baik dan dievaluasi secara periodik - Wawasan petani meningkat - Kualitas panen petani tinggi - Pasar terbuka - Fungsi hutan lindung terpelihara - Gangguan hutan dapat diatasi dengan baik - Perlindungan hutan dapat dilaksanakan secara baik dengan melibatkan masyarakat - Rehabilitasi hutan terlaksana dan termonitor dengan baik - Laju sedimentasi dan tingkat erosi sebagai pengaruh membaiknya fungsi hutan dapat terukur secara periodik
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
50
No. 4.
5.
Tujuan Pencapaian Terselenggaranya kerjasama parapihak dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan. Terselenggaranya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan. -
Kondisi Saat Ini
Proyeksi 10 th yad
Potensi belum dimanfa-atkan secara optimal Kemampuan SDM dalam memanfaatkan potensi masih terbatas Partisipasi para pihak masih rendah
- Potensi yang ada dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan pemanfaatannya - SDM baik aparat maupun petani memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memanfaatkan potensi secara baik - Meningkatnya partisipasi para pihak
Hasil hutan non kayu dan jasa lingkungna belum teridentifikasi dengan baik Hasil hutan non kayu dan jasa lingkungna belum dimanfaatkan secara optimal Pemanfaatan belum dilakukan secara baik
- Potensi yang ada dapat dimanfaatkan optimal dan ditemukannya potensi unggulan - SDM mampu mengop-timalkan pemanfaatan po-tensi secara ramah lingkung-an
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
51
V. RENCANA KEGIATAN Rencana Kegiatan Strategis 1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya. Adapun program dan kegiatannya sebagai berikut: a. Pengadaan Peralatan Inventarisasi Lapangan Tujuan guna terpenuhinya kebutuhan peralatan inventarisasi lapangan, sumber dana dari APBN dan APBD serta direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014, 2015 dan 2019. b. Pemasangan Jaringan LAN dan Server Kantor KPHL Batutegi. Guna menunjang aktifitas perkantoran KPHL Batutegi menjadi lebih lancar, direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2015 dengan suber dana APBD. c. Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang. Tujuan guna tersedianya dokumen perencanaan jangka Panjang (10 tahun) KPHL Batutegi, dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2023 dengan suber dana APBD dan APBN. d. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Bertujuan untuk meningkatkan kemantapan perencanaan pengelolaan KPHL Batutegi setiap tahunnya dan dilaksanakan setiap akhir tahun dengan sumber dana APBD. e. Orientasi Batas Kawasan Hutan. Bertujuan untuk meningkatkan kemantapan status kawasan hutan dalam wilayah kelola KPHL Batutegi, direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014 - 2017 dengan sumber dana APBN dan APBD. f. Pembuatan Pal Batas Wilayah Kelola Bertujuan agar meningkatnya kemantapan status kawasan hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2014 – 2017 dengan dana APBD yang akan dilaksankan di batas luar wilayah kelola seluas ±185 km. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
52
g. Pemetaan Berdasarkan Kondisi Lapang Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya perpetaan riel KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. h. Pemeliharaan Batas Kawasan Hutan Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya kondisi batas kawasan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2022 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksankaan di batas luar kawasan register 32 dan 39 seluas ± 20 km. i. Pembuatan Batas Blok KPHL Batutegi Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya tata hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2015 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Blok lindung dan blok pemanfaatan seluas ± 100 km. j. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya peta pengunaan lahan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2016 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi. k. Inventarisasi lahan kritis di kawasan KPHL Batutegi Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya informasi lahan kritis di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2016, 2019 dan 2022 dengan dana APBN dan APBD yang dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. l. Pengukuran biomassa Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya data pengembangan biomassa, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2016 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilakankan di Resort Batulima dan Resort Ulu Semong. m.Inisiasi penghitungan karbon Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya data untuk pengembangan carbon trade, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2016 – 2018 dengan dana APBN/ APBD, Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Batulima dan Resort Ulu Semong. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
53
2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu a. Penanaman Tanaman Jenis MPTS di Blok Pemanfatan Kegiatan ini bertujuan agar kondisi penutupan lahan di blok pemanfaatan dapat membaik,
kegiatan
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan
pada
tahun
2014 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di Resort Banjaran Resort Ulu Semong atau Resort Batulima. b. Pengembangan Peternakan (di luar kawasan) dengan Penanaman Rumput Pakan Ternak Secara Agrosilvopastur dengan Pola Kemitraan. Kegiatan ini bertujuan agar berkembangnya sistem agrosilvopastur di sekitar wilayah kelola KPHL Batutegi dengan masyarakat, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2016 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di Resort Banjaran, Resort Batulima atau Resort Ulu Semong. c. Budidaya Bambu di Lahan Kritis dan Sekitar Sumber, Aliran dan Penampungan Air (mata air, sungai dan danau/waduk) Kegiatan ini bertujuan agar terjaganya kondisi lingkungan disekitar sumber air dan aliran air, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2017 dan 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. d. Penanaman Multistrata pada Areal yang Tidak Digarap Kegiatan ini bertujuan agar kondisi penutupan lahan pada areal yang tidak digarap dapat membaik, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2014 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di seluruh wilyah kelola KPHL Batutegi. 3. Pemberdayaan Masyarakat a. Inisiasi Pengelolaan Hutan Partisipatif Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya alternatif pengelolaan hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncankan akan dilaksankan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan diseluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. b. Pembangunan Kebun Bibit Rakyat Kegiatan ini bertujuan agar terpenuhinya kebutuhan bibit rehabilitasi hutan, kegiatan ini direncankan akan dilaksankan pada tahun 2015 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
54
c. Pembuatan Bibit Berkualitas Bagi Masyarakat Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya kualitas tanaman hasil penanaman, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di enam resort. d. Pelatihan Perbenihan dan Pembibitan Bagi Masyarakat Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya pengetahuan masyarakat, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. e. Pembinaan Perambah Kegiatan ini betujuan agar berkurangnya jumlah perambah yang ada di areal KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. f. Penertiban Bagi Penggarap yang Belum Mempunyai Ijin Kegiatan ini bertujuan agar berkurangnya jumlah penggarap tanpa ijin di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. g. Fasilitasi Pengusulan Ijin Bagi Petani yang Sudah Menggarap Lahan Hutan Kegiatan ini bertujuan agar terkelolanya pengusulan ijin HKm oleh KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. h. Pelatihan Tentang Komunikasi dan Pelaporan Hasil Kegiatan Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai komunikasi dan pelaporan hasil kegiatan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksankan di Kantor KPHL Batutegi. i. Pelatihan Diversifikasi Jenis Tanaman dan Usaha Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya keterampilan bidang kehutanan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
55
j. Pelatihan dan Pengembangan Pelebahan Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya keterampilan bidang kehutanan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan ada tahun 2016 – 2020 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi. k. Penanaman Vegetasi Pakan Lebah Kegiatan ini bertujuan agar kondisi penutupan lahan lebih baik, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 – 2020 dengan dana APBN/APBD, Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. l. Pengembangan Komoditas Unggulan Masyarakat Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya alternatif komoditi hasil hutan, kegiatan ini direncankan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. m.Pelatihan Pengolahan Kopi dan Pengembangannya Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya nilai tambah komoditi kopi di kawasan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2016 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di petani terpilih dari seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. n. Pelatihan Budidaya dan Kerajinan Bambu sebagai Upaya Membangun Ciri Khas Wilayah Kegiatan ini bertujuan agar terbangunya ciri khas komoditi asal KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2015 – 2017 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yanga akan dilaksankan di Resort Way Waya. o. Pengembangan Industri Rumahan Bambu Sebagai Upaya Membangun Ciri Khas Wilayah Kegiatan ini bertujuan agar terbangunnya industri rumahan ciri khas KPHL Batutegi, kegiatan ini diencanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 - 2019 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. p. Pemberian Pelatihan Tentang Peningkatan Kapasitas Dalam Penggarapan Lahan Hutan Sampai Dengan Pemasaran Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya pemahaman petani tentang usaha tani hutan yang baik, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
56
2018 dan 2019 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Air Naningan. q. Pembinaan
Masyarakat
Dalam
Pengembangan
Wisata
Alam
Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya kesadaran wisata masyarakat sekitar kawasan hutan KPHL Batutegi. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanaka pada tahun 2016 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. r. Penyuluhan Tentang Perlunya Konservasi Kepada Masyarakat Sekitar Kawasan Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya kesadaran konservasi masyarakat sekitar, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN, APND, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. s. Pelatihan Kepada Masyarakat Tentang Pengembangan Wisata Alam Kegiatan
ini
bertujuan
agar
meningkatnya
pengetahuan
wisata
alam
masyarakat, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2019 dengan dana APBN, APBD dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. t. Pelatihan Pemandu Wisata Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pengelolaan wisata alam KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2020 dengan dana APBN/APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. 4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan
Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan Pada Areal yang Berijin a. Koordinasi dengan Gapoktan Penggarap Lahan Hutan yang Sudah Memiliki Ijin HKm Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya efektifitas komunikasa antara KPHL dengan Gapoktan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi. b. Pembinaan Kelompok Masyarakat Penggarap Kegiatan ini bertujuan agar meningakatnya pengetahuan kelompok HKm, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di areal kerja Gapoktan HKm.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
57
c. Diskusi KPHL dan Petani Penggarap Hutan Tentang Pemanfaatan Hutan Secara Partisipatif Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya alternatif pengelolaan hutan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. 5. Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin a. Rehabilitasi Hutan di Resort Ulu Semong, Datar Setuju dan Way Sekampung. Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya kondisi tutupan lahan di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2019 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di Resort Ulu Semong, Resort Datar Setuju dan Resort Way Sekampung. b. Rehabilitasi Hutan di Resort Way Waya, Banjaran dan Batulima Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya kondisi tutupan lahan di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2019 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya, Resort Banjaran
dan Resort Batulima. Tujuan kegiatan ini untuk
meningkatkan kondisi tutupan lahan di KPHL Batutegi. c. Pembuatan Demplot Hutan Kemitraan Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun dari tahun 2014 s.d. 2023 dengan luas areal demplot 10 Ha dan dilaksanakan 2 titik lokasi di resort Way Waya, 2 titik lokasi di Resort Way Sekampung, 2 titik lokasi di Resort Datar Setuju. 2 titik lokasi di Resort Banjaran, 1 titik lokasi di Resort Ulu Semong dan 1 titik lokasi di Resort Batulima. Sumber dana pembuatan demplot ini dari APBD dan bertujuan agar meningkatnya kondisi tutupan lahan di KPHL Batutegi dan pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi. 6. Pembinaan
dan
Pemantauan
(Controlling)
Pelaksanaan
Rehabilitasi
dan
Reklamasi Pada Areal yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan. a. Pemantauan dan Pembinaan Pelaksanaan Rehabilitasi di Areal IUPHKm. Sumber dana dari APBD, lokasi kegiatan diseluruh areal kerja IUPHKm dalam KPHL Batutegi dan dilaksanakan secara kontinue setiap tahun 2014-2023. b. Pemantauan dan Pembinaan Pelaksanaan Rehabilitasi di Areal Ijin Lainnya Sumber dana dari APBD, lokasi kegiatan diseluruh areal kerja Ijin yang ada di KPHL Batutegi dan dilaksanakan secara kontinyu setiap tahun 2014-2013.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
58
7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam a. Patroli Rutin Batas Kawasan Hutan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya kemantapan keamanan kawasan hutan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. b. Pembuatan dan Pemasangan Papan Larangan di Kawasan Lindung Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya kemantapan keamanan kawasan hutan lindung, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2017, 2019, dan 2021 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. c. Penanggulangan Kebakaran Hutan Kegiatan ini bertujuan agar berkurangnya kejadian kebakaran hutan di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. d. Pembentukan Masyarakat Peduli Api Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya antisipasi kejadian kebakaran hutan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksankan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. e. Pembinaan Masyarakat Peduli Api Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya pengetahuan masyarakat, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2014, 2015, 2016, 2018, 2020 dan 2022 dengan dana APBN dan APBD yangakan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. f. Penertiban Perambah Kegiatan ini bertujuan agar berkurangnya jumlah perambah di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. g. Pembentukan Petugas Pengamanan Hutan Swakarsa (Pamhut Swakarsa) Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya antisipasi pengamanan kawasan hutan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
59
dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. h. Pembinaan Pengamanan Hutan (Pamhut) Swakarsa Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya operasional personil PAMHUT secara optimal, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. i. Operasi Pengamanan Hutan dan Penyidikan Kasus Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya kondisi keamanan kawasan hutan yang kondusif, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. j. Pembangunan Kantor Resort Sebagai Pos Pengamanan Hutan Kegiatan ini bertujuan agar kegiatan operasional resort berjalan dengan baik, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di enam resort yang ada di wilayah kelola KPHL Batutegi. k. Pembangunan menara pengawas kebakaran hutan Kegiatan ini bertujuan agar terkendalinya kejadian kebakaran hutan di Resort Ulu Semong, Resort Batulima, Resort Datar Setuju dan Resort Way Waya, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2020 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Resort Ulu Semong, Resort Batulima, Resort Datar Setuju dan Resort Way Waya. l. Penyuluhan Tentang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan, serta Penegakan Hukum Kegiatan ini bertujuan agar terbentuknya masyarakat sadar hukum di sekitar wilayah hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. m.Pelatihan Perlindungan Hutan Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya upaya Linhut secara prepentif, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014, 2016, 2018, 2020 dan 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
60
n. Pelatihan Konservasi Tanah dan Air, Pengukuran Debit Air dan Laju Sedimentasi di Perairan Sungai Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya kader yang menguasai teknik konservasi tanah dan air, laju sedimentasi di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2023 dengan dana APBN, APBD dan Mitra yang akan dilaksanakan di KPHL Batutegi. o. Penyusunan Program Bersama Para Pihak Untuk Kelestarian Satwa Kegiatan
ini bertujuan
agar terbentuknya
persamaan
persepsi upaya
pelestarian satwa, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2015 dan 2019 dengan dana APBN, APBD dan Mitra yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. p. Patroli Rutin Sebulan 2 Kali Kegiatan ini bertujuan agar terciptanya kondisi perlindungan hutan yang memadai,
kegiatan
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan
pada
tahun
2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. q. Monitoring Satwa yang Dilepasliarkan Kegiatan ini bertujuan agar terpantaunya kondisi satwa pasca dilepasliaran. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2019, dan 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. r. Penyusunan Kesepakatan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Tentang Pelestarian Satwa Liar Dilaksanakan dengan sumber dana APBD pada tahun 2015. s. Pembangunan Shelter dan Pos Pengamatan Satwa Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya sarana pengamatan satwa di lokasi pelepasliaran, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2017 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan di laksanakan di Resort Way Waya. t. Pembuatan Jalur Pengamatan Satwa Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya jalur pengamatan satwa yang memadai,
kegiatan
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan
pada
tahun
2016 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
61
u. Pengadaan Alat Transportasi Air Kegiatan ini bertujuan agar terpenuhinya kebutuhan alat transportasi air, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan dana APBN yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. v. Pembangunan Jalur Hijau Pembatas Blok Inti Dengan Luarnya Kegiatan ini bertujuan agar terbentuknya zona penyangga blok inti, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. w. Pemeliharaan Rutin Sarpras di Areal Pelepasliaran Satwa Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya kondisi sapras yang terpelihara, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 – 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. x. Pemasangan Papan Peringatan Adanya Pelepasliaran Satwa Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya upaya perventif perlindungan satwa, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Sekampung dan Resort Way Waya. y. Pembangunan Pos Pengamatan Satwa Kegiatan ini bertujuan agar terpenuhinya kebutuhan pos pengamatan satwa, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 – 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Sekampung dan Resort Way Waya. 8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin Seperti telah disampaikan terdahulu bahwa dalam wilayah kelola KPHL Batutegi tidak ada ijin lain selain ijin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan (IUPHKm), sehingga kegiatan koordinasi dan sinkronisasi dilakukan sekaligus dalam kegiatan koordinasi dengan gapoktan seperti telah dicantumkan pada poin 4.a. 9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait a. Penyusunan Perda Organisasi KPHL Batutegi Kegiatan ini bertujuan agar terbentuknya organisasi KPHL Batutegi yang memadai, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
62
b. Koordinasi Dengan Pihak Kepolisian Dalam Penegakan Hukum Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya sinergitas antar instansi dalam upaya penegakkan hukum kehutanan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kota Agung Kabupaten Tanggamus c. Fasilitasi Pertemuan Dengan Instansi Lain dan Pengusaha Untuk Pemasaran HHBK Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya akses pasar untuk memasarkan komoditi yang dihasilkan dari KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2019 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. d. Mendorong Pihak Lain Untuk Memfasilitasi Rehabilitasi dan Pemasaran HHBK Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya upaya percepatan rehabilitasi kawasan hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2019 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. 10. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia a. Penambahan Tenaga Administrasi-Akuntansi Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya operasional kantor KPHL Batutegi yang lebih baik, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2021 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. b. Penambahan Tenaga Pengamanan Hutan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya jumlah pengaman hutan yang memadai, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2020 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. c. Penambahan Tenaga Penyuluh Kehutanan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya jumlah penyuluh kehutanan yang memadai, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2016 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. d. Penambahan Tenaga Teknis Kehutanan Lainnya Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya jumlah tenaga teknis kehutanan yang memadai, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
63
dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. e. Pelatihan Bidang Teknis Kehutanan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya peningkatan kemampuan teknis staf KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2023 dengan dana APBN yang akan dilaksanakan di Pusdiklat Bogor. f. Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya kemampuan memproses tindak pidana kehutanan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Mega Mendung, Bogor. g. Pelatihan Bidang Manajemen Kegiatan ini bertujuan agar terlaksananya manajemen KPHL Batutegi yang optimal, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2021 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Pusdiklat Bogor. 11. Penyediaan Dana Diupayakan dengan melakukan penyusunan proposal kepada donor untuk mendukung kegiatan. Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya dukungan donor terhadap program KPHL Batutegi dan tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah.
Kegiatan
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan
pada
tahun
2014 – 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. 12. Pengembangan data base a. Pembuatan Data Base Tentang KPHL Batutegi Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya database KPHL Batutegi sebagai dasar
penyusunan
program
kerja,
kegiatan
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan pada tahun 2015 - 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. b. Penyusunan Sistem Informasi Kehutanan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya sistem informasi kehutanan KPHL Batutegi yang memadai, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
64
c. Inventarisasi Flora dan Fauna di Blok Inti Kegiatan ini bertujuan agar terpantaunya kondisi flora dan fauna di blok inti KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2017 dan 2019 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Gunung Payung ±1.000 Ha, Way Sekampung ± 7.000 Ha, Bukit Rindingan ± 5.500 Ha. d. Inventarisasi Potensi di Blok Pemanfatan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya data potensi sebagai dasar pengelolaan hutan di blok pemanfaatan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014, 2016, dan 2018 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya dan Resort Way Sekampung ± 20.000 Ha, Resort Banjaran dan Resort Batulima ± 13.000 Ha, Resort Datar Setuju dan Ulu Semong ± 12.000 Ha. e. Pendataan Petani Penggarap Lahan Hutan KPHL Batutegi Kegiatan ini bertujuan agar terkendalinya petani penggarap yang melakukan aktivitas di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014, 2015, 2019, dan 2020 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. f. Inventarisasi
Potensi
Sosial
Budaya
Masyarakat
yang
Mendukung
Pengelolaan Kawasan Kegiatan ini bertujuan agar penyusunan program pengelolaan kawasan KPHL Batutegi berbasis potensi social budaya, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2016, 2022 dan 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. g. Inventarisasi Tanaman Unggulan Masing-Masing Resort Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pengembangan potensi masingmasing resort, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2016, 2022 dan 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di enam resort KPHL Batutegi. h. Penyusunan Road Map Pengembangan Komoditas Unggulan dan Strategis Kehutanan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya strategi pengembangan komoditi unggulan dan stategis di KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
65
i. Penetapan Wilayah-Wilayah Tertentu Sebagai Cluster Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu dan Hasil Hutan Ikutan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pengembangan potensi HHBK dan hasil hutan ikutan berbasis cluster produksi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2017 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. j. Penyusunan Studi Tentang Pengembangan Wisata Alam Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pengembangan wisata alam yang terencana, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. k. Penafsiran Citra Landsat untuk Memantau Perkembangan Penutupan Vegetasi Dilaksanakan pada tahun 2015 dan tahun 2020 dengan sumber dana APBN dan mitra. 13. Rasionalisasi Wilayah Kelola Bila melihat penjelasan tentang tata ruang wilayah Provinsi Lampung yang disajikan pada bab sebelumnya, telah jelas bahwa di dalam wilayah kelola KPHL Batutegi tidak ada rencana pembangunan untuk sektor lain, sehingga tidak direncanakan adanya rasionalisasi wilayah kelola. 14. Review Rencana Pengelolaan a. Evaluasi Rencana Pengelolaan Kegiatan ini bertujuan agar tersusunnya RPJP KPHL Batutegi yang terukur dan dapat terlaksana, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. b. Monitoring dan Evaluasi Rutin Pada Masing-Masing Kegiatan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pencapaian yang optimal dari masingmasing kegiatan, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2023 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. c. Tindak Lanjut Hasil Monitoring Untuk Perbaikan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya perbaikan kegiatan tindaklanjut hasil monev, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014-2023 dengan dana APBN, APBD dan Mitra yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
66
15. Pengembangan nvestasi a. Mengundang Investor dalam Pengembangan Wisata Alam Kegiatan
ini
bertujuan
agar
terwujudnya
dukungan
investor
untuk
pengembangan wisata alam, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. b. Menggali Potensi Wisata Alam yang Menarik Untuk Dikembangkan Kegiatan ini bertujuan agar tergarapnya potensi wisata alami KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2016, 2022, dan 2023 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah kelola KPHL Batutegi. c. Pembinaan
Budidaya
Bambu
Di Sempadan
Sungai Sebagai Upaya
Membangun Ciri Khas Wilayah Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya budidaya bambu sebagai upaya pembangunan ciri khas KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2023 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. d. Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Pemasaran Hasil Hutan Bukan Kayu Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya kerjasama pemasaran HHBK dari KPHL Batutegi secara membaik dan terukur, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016, 2018, 2020, dan 2022 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan. e. Pembangunan Pabrik Penyulingan HHBK Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Produksi Petani Penggarap Melalui Pola Kemitraan Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya upaya peningkatan nilai tambah komoditi hasil petani binaan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2019 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Air Naningan/Ulu Semong. f. Pembuatan nota kesepahaman kerjasama antara pengurus gapoktan, pengusaha, dan KPH tentang pemasaran hasil hutan nonkayu Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pemasaran HHBK dengan melibatkan Gapoktan,
pengusaha,
dan
KPH.
Kegiatan
ini
direncanakan
akan
dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2018 dengan dana APBD yang dilaksanakan di Air Naningan. RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
67
g. Pembuatan Jalan Setapak Menuju Areal Wisata Alam Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya pengembangan potensi wisata alam, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2017 dan 2018 dengan dana APBN, APBD, dan Mitra yang akan dilaksanakan di Resort Way Waya. h. Penyediaan Peralatan Administrasi Perkantoran Kegiatan ini bertujuan agar terlaksananya administrasi perkantoran guna mendukung pelaksanaan program kerja, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014, 2015, 2019, dan 2020 dengan dana APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
68
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN A. Pembinaan Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi. Pembinaan atas penyelenggaraan KPHL Batutegi adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan tersebut. Pembinaan atas penyelenggaraan kegiatan di KPHL dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan sebagai wakil dari Pemerintah dan atau Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mewakili Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Pembinaan tersebut meliputi: 1. Koordinasi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dengan Kepala KPH se-Provinsi Lampung. Sebagai UPTD, maka koordinasi dapat dilaksanakan secara intensif dan rutin melalui berbagai kesempatan baik formal maupun informal, sedangkan dengan Kementerian Kehutanan dilakukan melalui kunjungan atau komunikasi dengan menggunakan media elektronik. 2. Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan administrasi. 3. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan administrasi.
Kegiatan ini perlu dilakukan secara periodik minimal dalam
setahun dan insidentil (sesuai dengan kebutuhan). 4. Pendidikan dan pelatihan.
Untuk memenuhi standar kompetensi kerja
nasional indonesia sektor kehutanan, maka SDM KPH perlu terus ditingkatkan kualitasnya. Walaupun pelaksana pendidikan dan pelatihan di daerah ditangani oleh Bandiklat Provinsi Lampung dan atau Pusdiklat Kementerian Kehutanan, tetapi Dinas Kehutanan Provinsi Lampung tetap berperan sebagai leading agar tujuan Diklat tepat sasaran. 5. Perencanaan,
penelitian,
pengembangan,
pemantauan,
dan
evaluasi
pelaksanaan administrasi.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
69
B. Pengawasan Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan atau tidak. Pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan di KPHL Batutegi adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan di KPHL Batutegi dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung yang meliputi: 1. Pengawasan atas pelaksanaan urusan administrasi; 2. Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, serta Peraturan Pemerintah lainnya. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung atas nama Pemerintah Daerah dapat memberikan penghargaan kepada KPHL Batutegi dalam pelaksanaan kegiatan jika ada prestasi yang dapat diraihnya. Selain itu dapat memberikan sanksi dalam rangka pengawasan penyelenggaraan kegiatan apabila ditemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran oleh pelaksnaan tugas tersebut. Sanksi dimaksud antara lain dapat berupa penataan kembali pejabat KPH, pembatalan pengangkatan pejabat, penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan daerah baik peraturan daerah, keputusan kepala daerah, dan ketentuan lain yang ditetapkan daerah serta dapat memberikan sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Walaupun KPH merupakan organisasi daerah, tetapi Kementerian Kehutanan tetap memiliki peran dalam melakukan pengawasan mengingat fungsi hutan memberi manfaat dan madharat bagi banyak manusia. Kegiatan pengawasan ini dapat dilaksanakan melalui laporan yang dibuat oleh KPHL Batutegi secara periodik dan disampaikan kepada Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan ditembuskan ke Kementerian Kehutanan. Jangka waktu penyampaian laporan setiap triwulan dan tahunan atau sesuai kebutuhan. Selain itu, juga pengawasan bisa dilaksanakan melalui kunjungan langsung ke lapangan dengan jangka waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan..
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
70
C. Pengendalian Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tanpa adanya pengendalian, maka kegiatan yang sudah direncanakan tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau bahkan melenceng dari sasaran yang seharusnya. Untuk itu, dalam pengelolaan KPHL Batutegi perlu adanya pengendalian program yang sudah direncanakan. Kegiatan ini merupakan kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung di daerah dan Kementerian Kehutanan sebagai instansi Pusat. Pelaksanaannya dilakukan secara periodik dan insidentil sebagai tindak lanjut dari analisa laporan yang disampaikan oleh KKPH.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
71
VII. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN A. Pemantauan dan Evaluasi Monitoring
atau
pemantauan
pengelolaan KPHL Batutegi
dan
evaluasi
pelaksanaan
rencana
dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti
pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil monitoring ini dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pengelolaan hutan di masa yang akan datang. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahap kegiatan kelompok sasaran, untuk dapat mengidentifikasi dan mencari solusi pemecahan permasalahan yang dihadapi. Walaupun monitoring dan evaluasi dapat dilakukan oleh semua lembaga yang berkompeten untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan, namun yang menjadi leading sektor tetap Dinas Kehutanan Provinsi Lampung sebagai induk organisasi KPHL Batutegi. Identifikasi masalah dan solusi pemecahannya dilaksanakan sepanjang tahun yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil monitoring. Bila pelaksanaan kegiatan ini dilakukan hanya oleh Dinas Kehutanan, maka laporan hasil monitoring juga disampaikan ke Kementerian Kehutanan B. Pelaporan Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan kegiatan di lapangan. Untuk itu, perlu ditetapkan sistem pelaporan sebagai berikut : 1. KPHL Batutegi wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan secara berkala kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung yang melaksanakan fungsi controling di bidangnya yang ditembuskan kepada Kementerian Kehutanan. 2. Laporan dibuat setiap triwulan dan pada setiap akhir tahun sebagai laporan tahunan RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
72
3. Indikator yang dilaporkan untuk dipantau dan dievaluasi adalah semua kegiatan sesuai dengan logical framework yang telah dibuat 4. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung yang melaksanakan fungsinya dalam
bidang
kehutanan,
melakukan
rekapitulasi
seluruh
laporan
perkembangan yang diterima dari KPHL Batutegi
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
73
VIII.
PENUTUP
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) ini merupakan acuan untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan di kawasan wilayah kelola KPHL Batutegi. Dengan telah disusun dan disahkannya RPHJP ini maka kegiatan yang sudah direncanakan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan anggaran. RPHJP akan dievaluasi setiap lima tahun, selanjutnya dilakukan penyesuaian pada periode lima tahun berikutnya. Rencana kegiatan dalam RPHJP ini diharapkan dapat mewujudkan visi KPHL Batutegi, yaitu “Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat”. RPHJP ini diharapkan dapat bermanfaat, untuk pengembangan hutan lindung, sebagai catchment area, sehingga KPHL Batutegi dapat menjadi sumber air Way Sekampung dan bendungan Batutegi.
Di sisi lain, melalui pemberdayaan
masyarakat, kawasan hutan ini diharapkan menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan dan pada waktunya KPHL Batutegi akan dapat memberi alternatif sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui usaha produktif yang dilakukan bersama masyarakat sehingga tujuan hutan lestari dan masyarakat sejahtera dapat terwujud.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023
74
Lampiran 1. Matriks Rencana Jangka Panjang Pengelolaan Hutan Lindung KPHL Batutegi Provinsi Lampung No 1
Program
Kegiatan
Inventarisasi a) Pengadaan peralatan berkala wilayah inventarisasi di lapangan kelola serta b) Pemasangan jaringan LAN dan penataan hutannya Server kantor KPHL Batutegi
Sumber Pendanaan
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Output
APBN, APBD
Terpenuhinya peralatan inventarisasi lapangan
APBD
Terpasangnya jaringan internet kantor KPHL Batutegi
c) Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang
APBN, APBD
Tersusunnya RPJP KPHL Batutegi
d) Penyusunan Rencana Kerja Tahunan
APBD
Tersusunnya rencana kerja tiap tahun KPHL Batutegi
e) Orientasi batas kawasan hutan
APBD & APBN
Terpantaunya batas kawasan dlm wil kelola KPHL Batutegi
f) Pembuatan pal batas wilayah kelola
APBD
Tersedianya pal batas kawasan hutan
g) Pemetaan berdasarkan kondisi lapang
APBN, APBD
Tersedianya peta berdasarkan kondisi lapang
h) Pemeliharaan batas kawasan hutan
APBN, APBD
Terpeliharanya batas kawasan hutan
i) Pembuatan batas blok KPHL Batutegi
APBN, APBD
Tersedianya batas blok KPHL Batutegi
j) Pembuatan peta penggunaan lahan
APBN, APBD dan Mitra
Tersedianya peta penggunaan kawasan KPHL
k) Inventarisasi lahan kritis di kawasan KPHL Batutegi l) Pengukuran biomassa
APBN, APBD
Terdatanya lahan kritis dalam KPHL Batutegi
APBN, APBD & Mitra
Tersedianya data biomassa di Res. Batulima & Ulusemong
m) Inisiasi penghitungan karbon
APBN/APBD, Mitra
Tersedianya data awal potensi karbon Tertanamnya jenis MPTS di Blok pemanfaatan Tersedianya rumput pakan ternak agrosilvopastur di sekitar kawasan
2 Pemanfaatan hutan a) Penanaman tanaman jenis MPTS APBN, APBD dan Mitra pada wilayah di blok pemanfaatan tertentu b) Pengembangan peternakan (di luar APBN, APBD kawasan) dg. penanaman rumput dan Mitra pakan ternak secara agrosilvopastur dg. pola kemitraan
No
Program
Kegiatan
3
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Output
c) Budidaya bambu dilahan kritis dan
APBN, APBD dan Mitra
Terciptanya budidaya bambu di sekitar sumber/aliran & penampungan air
d) Penanaman multistrata pada areal yang tidak digarap
APBN, APBD dan Mitra
Terciptanya tanaman multistrata pada areal non garapan
a) Inisiasi pengelolaan hutan partisipatif
APBN, APBD dan Mitra
Terselenggaranya pengelolaan hutan partisipatif
b) Pembangunan kebun bibit rakyat c) Pembuatan bibit berkualitas bagi masyarakat
APBN, APBD dan Mitra
Terbentuknya kebun bibt rakyat
APBN, APBD dan Mitra
Tersedianya bibit berkualitas bagi masyarakat
d) Pelatihan perbenihan dan pembibitan bagi masyarakat e) Pembinaan perambah
APBN, APBD dan Mitra
g) Penertiban bagi penggarap yang belum mempunyai ijin HKm
APBN, APBD dan Mitra
h) Pelatihan tentang komunikasi dan pelaporan hasil kegiatan
APBN dan APBD
Terselenggaranya pelatihan perbenihan bagi masyarakat Terkondisikannya perambah dalam kawasan KPHL Terdatanya penggarap tidak berizin di KPHL Batutegi Terbentuknya staf KPHL/petani yg paham ttg pelaporan kegiatan
i) Pelatihan dan pengembangan pelebahan
APBN dan APBD
Terciptanya wirausahawan perlebahan
j) Penanaman vegetasi pakan lebah
APBN/APBD,Mi tra
Tersedianya vegetasi pakan lebah
k) Pelatihan pengolahan kopi dan pengembangannya
APBN, APBD dan Mitra
Terwujudnya proses pengolahan kopi yg baik
sekitar sumber, aliran dan penampungan air (mata air, sungai dan danau/waduk)
3
Sumber Pendanaan
APBN, APBD dan Mitra
APBN, APBD l) Pelatihan budidaya dan kerajinan bambu sebagai upaya dan Mitra membangun ciri khas wilayah
m) Pengembangan industri bambu
APBN, APBD rumahan sebagai upaya membangun dan Mitra ciri khas wilayah
n) Pembinaan masyarakat dalam pengembangan wisata alam
APBN, APBD dan Mitra
Terwujudnya budidaya bambu dan kerajinan bambu di Resort Way waya Terwujudnya industri bambu rumahan di resort way waya Terbentuknya masyarakat sadar wisata alam
No
Program
4
Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berizin
5
6
Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin
Kegiatan
Sumber Pendanaan
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Output
a) Koordinasi dengan Gapoktan
APBD
Terciptanya koordinasi yg baik dg seluruh gapoktan pemegang izin HKm
b) Pembinaan Kelompok Pengelola Hutan Kemasyarakatan (HKm)
APBN, APBD
Terbentuknya kelompok2 HKm yg baik
penggarap lahan hutan yang sudah memiliki ijin HKm
a) Rehabilitasi Hutan di areal tidak APBN, APBD dan Mitra berijin
Terrehabnya hutan di areal tidak berijin seluruh wilayah kelola
b) Pembuatan demplot hutan kemitraan.
Tersedianya areal demplot di 10 titik lokasi yang tersebar pada 6 wilayah resort KPHL
APBD
Pembinaan & APBD a pemantauan dan pembinaan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi di areal kerja IUPHKm pelaksanaan rehabilitasi pd areal APBD b) pemantauan dan pembinaan izin & penggunaan pelaksanaan rehabilitasi di areal kawasan hutan
Semakin meningkatnya kualitas tutupan hutan KPHL Batutegi
Rencana a) Pembuatan dan pemasangan papan larangan di kawasan lindung Penyelenggaraan Perlindungan Hutan b) Penanggulangan kebakaran hutan dan Konservasi c) Pembentukan masyarakat peduli Alam
Terpasangnya papan tanda larangan pada blok lindung Tertanganinya setiap terjadinya kebakaran hutan Terbentuknya kelompok MPA
Semakin meningkatnya kualitas tutupan hutan KPHL Batutegi
kerja izin lainnya
7
api d) Pembinaan masyarakat peduli api e) Pembentukan Petugas Pengamanan Hutan Swakarsa (Pamhut Swakarsa)
APBN, APBD dan Mitra APBN, APBD APBN, APBD dan Mitra APBN, APBD
Terlatihnya kel. MPA
APBN, APBD
Terbentuknya personil Pamhut Swakarsa
No
Program
Kegiatan
Sumber Pendanaan
7 Rencana f) Pembinaan pengamanan hutan APBN, APBD Penyelenggaraan (Pamhut) swakarsa Perlindungan Hutan dan Konservasi g) Operasi pengamanan hutan dan APBN, APBD penyidikan kasus
Terbinanya personil Pamhut Swakarsa Berkurangnya gangguan pada kawasan hutan Tersedianya kantor resort sbg pos Pamhut
i) Pembangunan menara pengawas APBN, APBD kebakaran hutan
Tersedianya menara pengawas kebakaran hutan di 4 titik/resort
j) Penyuluhan tentang hukum dan
APBD
Terpahaminya aturan penegakkan hukum bidang kehutanan
k) Pelatihan konservasi tanah dan air,
APBN, APBD dan Mitra
Terbentuknya kader yg mengerti ttg KTA, debit air dan sedimentasi sungai
pengukuran debit air dan laju sedimentasi di perairan sungai
l) Penyusunan program bersama para APBN, APBD pihak untuk kelestarian satwa
dan Mitra
Tersusunya program pelestarian satwa
m) Monitoring satwa yang dilepasliarkan diareal tersebut n) Pembangunan shelter & pos pengamatan satwa
APBN, APBD
o) Pembuatan jalur pengamatan satwa p) Pembangunan jalur hijau pembatas
APBN, APBD dan Mitra
Tersedianya jalur pengamatan satwa
APBN, APBD dan Mitra
Terbangunnya jalur hijau penyangga blok inti
q) Pemeliharaan rutin sarpras di areal pelepasliaran satwa
APBD
Terpeliharanya sarpras di areal pelepasliaran
blok inti dengan luarnya
Rencana Penyelenggaraan koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin
Output
h) Pembangunan kantor resort sbg APBN, APBD pos pengamanan hutan
peraturan perundang-undangan, serta penegakan hukum
8
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
APBN, APBD dan Mitra
Koordinasi dengan Gapoktan penggarap APBD lahan hutan yang sudah memiliki ijin HKm
Termonitornya satwa yg dilepasliarkan Tersedianya shelter & pos pengamatan satwa
Terciptanya koordinasi yg baik dg seluruh gapoktan pemegang izin HKm
No 9
Program
Kegiatan
Koordinasi dan a) Penyusunan Perda organisasi Senergi Dengan KPH Batutegi Intansi dan b) Koordinasi dengan pihak Stakeholder Terkait kepolisian dalam penegakan
Sumber Pendanaan
Tersusunnya perda organisasi KPHL Batutegi
APBN, APBD
Terjalinya koordinasi dg Polri dalam penanganan perkara kehutanan
c) Fasilitasi pertemuan dengan instansi APBN, APBD
Terlaksananya pertemuan para pihak guna pemasaran HHBK
d) Mendorong pihak lain untuk memfasilitasi rehabilitasi dan pemasaran HHBK
APBD
Terlaksananya pertemuan para pihak guna m'percepat upaya rehabilitasi
a) Penambahan tenaga administrasi-akuntansi
APBN, APBD
Terpenuhinya tenaga administrasi-akuntansi
b) Penambahan tenaga pengamanan hutan
APBN, APBD
Terpenuhinya kebutuhan tenaga Pamhut
c) Penambahan tenaga penyuluh kehutanan d) Penambahan tenaga teknis kehutanan lainnya
APBN, APBD
Terpenuhinya kebutuhan tenaga penyuluh Terpenuhinya kebutuhan tenaga teknis kehutanan
e) Pelatihan bidang teknis kehutanan
APBN
Tersedianya staf KPH yg menguasai teknis kehutanan
f) Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
APBN, APBD
Tersedianya tenaga PPNS
g) Pelatihan bidang manajemen
APBN, APBD
Tersedianya staf KPH yg menguasai manajemen
lain dan pengusaha untuk pemasaran HHBK
11
Penyediaan Pendanaan
12 Pengembangan Database
Output
APBD
hukum
10 Rencana Penyediaan dan
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
dan Mitra
APBN, APBD
a) Penyusunan proposal kepada donor APBD
Tersusunnya proposal utk mencari donor pendukung
a) Pembuatan data base tentang KPHL Batutegi
APBN, APBD
Tersedianya database KPHL Batutegi
b) Penyusunan sistem informasi kehutanan
APBN, APBD
Terciptanya sistem informasi kehutanan di KPH BT
untuk mendukung kegiatan
No
Program
Kegiatan
Sumber Pendanaan APBN, APBD
Tersedianya data flora dan fauna di blok inti
d) Inventarisasi potensi di blok pemanfatan
APBN, APBD
Tersedianya data potensi di blok pemanfaatan
e) Pendataan petani penggarap lahan hutan KPHL Batutegi
APBN, APBD
Tersedianya data petani pengarap di KPHL Batutegi
f) Inventarisasi potensi sosial budaya
APBN, APBD
Tersedianya data potensi sosbud masyarakat sekitar kawasan
g) Inventarisasi tanaman unggulan APBN, APBD masing-masing resort
Tersedianya data/informasi tanaman unggulan resort
h) Penyusunan road map
Tersusunnya program road map pengembangan komoditas unggulan kehutanan Terwujudnya penentuan wilayah tertentu sbg cluster produksi HHBK
APBD
pengembangan komoditas unggulan dan strategis kehutanan
i) Penetapan wilayah-wilayah tertentu APBD sebagai cluster produksi hasil hutan bukan kayu dan hasil hutan ikutan
Rasionalisasi Wilayah kelola
14
Review Rencana Pengelolaan
Output
c) Inventarisasi flora & fauna di blok inti
masyarakat yang mendukung pengelolaan kawasan
13
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
j) Penyusunan studi tentang pengembangan wisata alam
APBN, APBD
Tersusunnya studi pengembangan wisata alam
k) Penafsiran citra landsat
APBN dan Mitra
Tersedianya data terupdate tentang kondisi hutan di wilayah kelola KPHL Batutegi
a. --
--
--
a) Evaluasi rencana pengelolaan
APBN, APBD
Terevaluasinya RPJP KPH
b) Monitoring & evaluasi rutin pada APBD masing-masing kegiatan
Terwujudnya monev rutin pd masing2 kegiatan
c) Tindak lanjut hasil monitoring untuk perbaikan
Terwujudnya tindaklanjut hasil monev
APBN, APBD dan Mitra
No
Program
15
Pengembangan Investasi
Kegiatan
Sumber Pendanaan
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Output
a) Mengundang investor dalam pengembangan wisata alam
APBN, APBD
Tertariknya investor pengembangan wisata alam
b) Menggali potensi wisata alam yang menarik untuk dikembangkan
APBN, APBD
Tergalinya potensi wisata alam yg potensial dikembangkan
c) Evaluasi pelaksanaan kerjasama APBD pemasaran hasil hutan bukan kayu
Terevaluasinya pelaksanaan kerjasama pemasaran HHBK
d) Pembangunan pabrik penyulingan
APBN, APBD dan Mitra
Terwujudnya pabrik penyulingan HHBK dg pola kemitraan
e) Pembuatan nota kesepahaman kerjasama antara pengurus gapoktan, pengusaha, dan KPH tentang pemasaran hasil hutan
APBD
Terwujudnya nota kesepahaman kerjasama antara gapoktan,pengusaha dan KPH
f) Pembuatan jalan setapak menuju areal wisata alam,
APBN, APBD dan Mitra
Terwujdnya jalan setapak menuju areal wisata alam
g) Penyediaan peralatan administrasi perkantoran
APBD
Tersedianya peralatan administrasi kantor
HHBK untuk meningkatkan nilai tambah produksi petani penggarap melalui pola kemitraan
Lampiran 22. Deklarasi Penyelamatan Bendungan Batutegi Provinsi Lampung