RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA PASURUAN TAHUN 2016
DINAS LINGKUNGAN HIDUP, KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
PEMERINTAH KOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridha dan karunia-Nya kami dapat menyampaikan Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan Tahun 2016. Ringkasan eksekutif ini merupakan ringkasan dari Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan yang telah disusun. Dengan adanya ringkasan ini diharapkan pembaca lebih mudah mengambil informasi dan memahami isi dari Dokumen Informasi Kinerja Pengelolan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan Tahun 2016. Harapan kami semoga Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah ini bermanfaat dan menggugah semua pihak untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan di wilayah Kota Pasuruan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik secara individu maupun instansional atas bantuan yang telah diberikan sehingga Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Pasuruan Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik.
Pasuruan,
Penyusun
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
April 2017
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
BAB I. PENDAHULUAN Penyusunan dokumen Informasi Kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah Kota Pasuruan, dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1.
Penggalian data dan informasi dari instansi terkait, lembaga masyarakat dan akademisi dengan acuan data dan informasi lingkungan hidup tahun 2016;
2.
Pembentukan tim penyusun dokumen dengan melibatkan organisasi perangkat daerah terkait, lembaga masyarakat dan akademisi yang concent terhadap lingkungan;
3.
Pemantauan, evaluasi dan analisa data dan informasi baik dilakukan dengan referensi literatur maupun dengan pengamatan langsung di lapangan;
4.
Penentuan isu prioritas yang dilaksanakan oleh tim penyusun dengan organisasi perangkat daerah terkait. Dalam penentuan isu prioritas ini dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan;
5.
Penyusunan dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah dengan pengumpulan, pengolahan data, analisi dan dokumentasi kebijakan dan penyajian laporan dilakukan dengan pendekatan model P-S-R ( Pressure- State-Response).
BAB II. ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Dalam penyaringan isu prioritas, tim penyusun melakukan koordinasi secara intensif dengan BAPPELITBANGDA Kota Pasuruan dalam melaksanakan tahap penyaringan isu prioritas. Tahapan dilaksanakan dengan beberapa langkah sistematis, yaitu : 1.
Musrenbang Kelurahan sebagai wadah penyaringan masalah lingkungan yang timbul dimasyarakat;
2.
Musrenbang Kecamatan sebagai wadah penyaringan lanjutan isu lingkungan yang lebih dominan di wilayah kecamatan
3.
Musrenbang Kota sebagai wadah menentukan indikator-indikator penentuan isu prioritas.
Indikator atau kriteria penetapan isu prioritas yang digunakan, antara lain : 1.
Memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pembangunan daerah dan nasional; 2.
Merupakan kewenangan pemerintah daerah;
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
pencapaian
sasaran
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
3.
Luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat;
4.
Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
5.
Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola;
6.
Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
2016
Berdasarkan ketujuh kriteria diatas maka didapatkan tiga isu prioritas dibidang lingkungan. Adapun 3 (tiga) isu prioritas lingkungan hidup daerah Kota Pasuruan yang segera mendapatkan penanganan serius adalah : 1.
Terjadinya banjir pada setiap musim hujan;
2.
Sampah belum terkelola secara optimal;
3.
RTH belum mencapai 30% dari luas wilayah kota.
Isu prioritas di atas kemudian dituangkandalam rekomendasi yang ditujukan kepada Walikota Pasuruan untuk ditindaklanjuti. Rekomendasi tersebut ditujukan kepada tim penyusun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Pasuruan Tahun 2016-2021. Isu banjir Banjir yang melanda wilayah Kota Pasuruan
merupakan
bencana
musiman, karena banjir yang terjadi
40 20 0
27
24
35
7
2 0
2 0
2016 2015
merupakan banjur kiriman dari hulu dan dengan topologi aliran sungai menyempit pada hilir menyebabkan banjir di area sekitar hilir sungai. Pemerintah
Kota
Pasuruan
Grafik.2. 1 Luasan wilayah terendam banjir tahun 2015 - 2016
terus
berupanya menanggulangi dampak banjir dengan normalisasi sungai, penghijauan di sepadan sungai, pemeliharaan plengsegan, sosialisasi tidak boleh buang sampah ke sungai, sosialisasi resapan dan LRB serta antisipasi banjir untuk mengurangi nilai kerugian dari masyarakat, hal ini dibuktikan dengan menurunnya lahan/ atau area genangan banjir yang dapat dilihat pada grafik diatas. Meskipun wilayah area rendaman banjir mulai berkurang, intensitas banir pada tahun 2016 bertambah dibandingkan dengan tahun 2015 dan kerugian materiil yang yang alami masyarakat semakin meningkat. Maka diperlukan perhatian khusus dari
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
pemerintah untuk menangani banjir, mengingat tata letak Kota Pasuruan yang berada di wilayah pesisir, maka banjir akan selalu hadir di Kota Pasuruan. Isu Sampah Sarana dan Prasana dalam pengelolaan sampah di Kota Pasuruan antara lain tempat pemrosesan akhir (TPA) di Kelurahan Blandongan, TPS dan TPS 3R. Namun permasalahan pengelolaan sampah di Kota Pasuruan belum dapat teratasi dengan maksimal. Masih adanya area yang belum mencakup wilayah layanan pengangkutan sampah 10,88%, timbulan sampah yang belum tertangani 16,5%, masih adanya TPS liar, pembakaran sampah, pembuangan sampah di sungai, dan permasalahan lain yang cukup komplek dalam penanganan pengolahan sampah. Berdasarkan data pengelolaan sampah di TPA, bahwa terjadi peningkatan sampah yang terangkut ke TPA dari tahun 2015 ke 2016 sekitar 7,09%. Hal ini disertai juga dengan penurunan reduksi sampah sekitar 0,5%. Bedasarkan hal-hal tersebut diatas maka sangat diperlukan tindakan atau kebijakan pemerintah dalam menangani pengelolaan sampah di Kota Pasuruan. Isu Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang terbuka hijau di Kota Pasuruan meningkat ±1,3 ha dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016. Luasan RTH tahun 2016 ± 26,8% dari total wilayah Kota Pasuruan dengan rincian RTH Publik sebesar 654 ha dan RTH Privat sebesar 325,7 ha. Dengan nilai 26,8% maka target adanya ruang terbuka hijau di Kota Pasuruan berdasarkan RTRW Kota Pasuruan 2011 – 2031 sebesar 30% maka perlu adanya tambahan ruang untuk penambahan ruang terbuka hijau. Upaya ini juga merupakan bagian untuk mengurangi pencemaran udara, konservasi ketersediaan air tanah dan membawa Kota Pasuruan lebih hijau, indah dan lestari dan membuat masyarakat Kota Pasuruan lebih nyaman.
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
BAB III. ANALISA PRESSURE, STATE DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tata Guna Lahan Berdasarkan RTRW dan tutupan lahannya luas kawasan lindung ±1.072 ha dan luas kawasan budidaya ±2.586 ha. Kawasan lindung di Kota Pasuruan antara lain sepadan pantai 9,43%, sepadan sungai 1,99% , ruang terbuka hijau 26,78%, kawasan hutan bakau 3,17% dan kawasan rawan banjir 22,91%. Peningkatan kawasan lindung berada pada kawasan RTH dengan peningakatan sebesar 1,3 ha. Kawasan budidaya di Kota Pasuruan ±2.586 ha berupa kawasan pertanian, non Lahan Lahan Perkebun Hutan an 140,19 191,73 (3,83%) (5,24%) Lahan Sawah 1138,37 Lahan (31,12%) Kering
pertanian dan perkebunan, Lahan Non Pertanian 1528,09 (41,77%)
Lahan Badan Air 544,95 (14,90%)
114,7 (3,14%) Grafik.3. 1 Penggunan Lahan di Kota Pasuruan
sedangkan
untuk
pertambangan tidak terdapat di wilayah Kota Pasuruan. Lahan non pertanian di Kota Pasuruan digunakan untuk segala
jenis
pemukiman,
bangunan industri,
perdagangan dan perkantoran lahan non pertanian pada tahun 2016 meningkat 0,63 ha dari tahun 2015. Peralihan lahan menjadi lahan non pertanian lebih dominan pada lahan perumahan dan kawasan usaha. Sedangkan untuk lahan pertanian terutama sawah pada tahun 2016 mengalamai penurunan sebesar 0,63 ha dari tahun 2015. Untuk luas lahan perkebunan pada tahun 2016 sebesar 140,19 ha dengan komoditas tamanan keras. Lahan hutan di wilayah Kota Pasuruan menempati area seluas 191,7 ha yang berupa lahan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya, lahan magrove 115,8 ha. Lahan kering di Kota Pasuruan mempunyai luasan sebesar 114,7 ha yang berada di wilayah dua kecamatan. Terhadap kualitas lahan di Kota Pasuruan, Pemerintah Kota Pasuruan melakukan pendataan dan diketahui bahwa lahan kritis di Kota Pasuruan mengalami penurunan ±1 ha yang berada di wilayah Kecamatan Gadingrejo, untuk evaluasi kerusakan lahan kering Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
Kota Pasuruan pad tahun 2016 melaksanakan analisa masih pada satu wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Bugul Kidul dengan mengambil lima sampling di lima lokasi. Hasil analisa menunjukkan parameter daya hantar dan redoks melebihi baku mutu (PP 150 tahun 2000) dan parameter lainnya masih di bawah baku mutu. Untuk lahan basah tidak terdapat di wilayah Kota Pasuruan. Sebagai daerah hilir, wilayah Kota Pasuruan merupakan wilayah pesisir utara yang menghadap ke Selat Madura. Sebagai wilayah pesisir, Kota Pasuruan mempunyai hutan mangrove dengan potensi lahan ±345 ha dan tutupan vegetasi sampai dengan tahaun 2016 ±115,8 ha dengan kerapatan ±1.189 pohon/ha yang membentang di tiga kecamatan di Kota Pasuruan. Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup, terutaman kawasan hutan maka Pemerintah Kota Pasuruan melakukan langkah penghijauan pada jalur hijau, pemukiman sekolah dan fasilitas umum serta reboisasi pada kawasan hutan mangrove. Kualitas Air Kualitas air di wilayah Kota Pasuruan dipengaruhi oleh kualitas air sungai, air laut dan air tanah. Terdapat 3 (tiga) aliran sungai besar di Kota Pasuruan, yaitu sungai Welang, sungai Gembog dan sungai Petung yang masuk dalam kualitas air kelas III. Berdasarkan hasil analia kualitas air didapatkan bahwa beberapa sungai tercemar ringan dan beberapa memenuhi. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana model penentuan dengan menggunakan meetode storet Tabel.3. 1 Kualitas air sungai di Kota Pasuruan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Sungai Sungai Petung Sungai Gembong Sungai Petung Sungai Gembong Sungai Welang Sungai Welang Sungai Petung Hulu Sungai Petung Tengah Sungai Petung Hilir
Waktu Sampling
Status Mutu Air
Mar-16 Mar-16 Sep-16 Sep-16 Sep-16 Mar-16 Apr-16 Apr-16 Apr-16
ringan memenuhi memenuhi ringan memenuhi memenuhi ringan ringan memenuhi
Kualitas air sungai ini dipengaruhi oleh buangan air limbah dari industri dan kegiatan domestik masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah Kota Pasuruan melaksanakan kegiatan Pemetaan Sumber Pencemar Air yang dimulai pada tahun 2015, dengan hasil kawasan masyarakat dan industri mana saja yang membuang Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
limbah ke sungai yang dipetakan. Tahun 2015 pemetaan dilaksanakan pada aliran sungai Gembong dan tahun 2016 dilaksanakan di aliran sungai. Dengan adanya pemetaan
tersebut
akan
memudahkan
pemerintah
dalam
melaksanakan
pengawasan dan pengendalian pencemaran air. Berdasarkan data analisa kualitas air laut, didapatkan bahwa kualitas air laut di wilaah Kota Pasuruan dengan baku sebagai mata pencaharian baik tangkap maupun budidaya beberapa parameter masih berada di atas baku mutu (KEPMENLH No. 54 Tahun 2004). Maka Pemerinta Kota Pasuruan terus berusaha untuk menjaga kualitas air lat dengan pengembangan konservasi hutan bakau dan normalisasi hilir sungai. Kota Pasuruan berada di ketinggian ±4 m di atas permukaan laut. Dengan ketinggian ini juga berpengaruh pada kualitas air tanah. Dibeberapa wilayah terutama pesisir, kualitas air tanah mempunyai kesadahan yang cukup tinggi sehingga tidak layak sebagai air minum. Untuk penggunaan air tanah sebagai bahan usaha dan/atau kegiatan, di wilayah Kota Pasuruan beberapa industri menggunakan dengan kapasitas yang cukup besar dan beberapa hanya sebagai bahan penolong. Namun untuk jumlah yang digunakan pemerintah masih mengalami kesulitan dalam pementauan dan pengendaliannya. Kualitas Udara Kualitas udara dipengaruhi oleh sumber emisi tidak bergerak (cerobong) dan sumber emisi bergerak (kendaraan bermotor). Sumber emisi tidak bergerak di Kota Pasuruan berasal dari beberapa kegiatan usaha, antar lain rumah sakit, industri tahu, industri penyamakan kulit dan industri pengolahan kayu. Semua sumber emisi tidak bergerak tersebut dilakukan pemantauan setiap satu tahun sekali oleh Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan. Selain itu pemerintah juga melakukan analisa kualitas udara ambien, yaitu udara disekiling kita, yang mempengaruhi lingkungan dan kesehatan manusia. Analisa kualitas udara ambien dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun dan hail analisa dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
35000
2016
30000
30000 25000
SO2
20000 15000
NO2
900
48,9
O3 BAKU MUTU
147,4
106,2
CO
7437,5
5687,5
Pasar Besar
141,6
6125
Terminal Untung Suropati
7125
Pertokoan Wachid Hasyim
4375 28,6
TPA Blandongan
Perum Bugul Kidul
4375 5000 57,5 0
Area UMKM mebel Bukir
10000
HC
Grafik.3. 2 Analisa Kualitas Udara Ambien Tahun 2016
Indek Kualitas Lingkungan Hidup Kota Pasuruan Tahun 2016 Berdasarkan data tutupan lahan, kualitas air dan kualitas udara maka didapatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) Kota Pasuruan tahun 2016, sebagai berikut : 1.
Indeks Tutupan Lahan Provinsi/ Kab./Kota
Penduduk
Luas Wilayah (km2)
1 Kota Pasuruan
209.960
36,58
No
2.
Luas Hutan/Luas Tutupan Wilayah Hutan (KM2) 9,80
26,78%
Indeks Pencemaran Air No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Sungai Sungai Petung Sungai Gembong Sungai Petung Sungai Gembong Sungai Welang Sungai Welang Sungai Petung Hulu Sungai Petung Tengah Sungai Petung Hilir
Waktu Sampling
Status Mutu Air
Mar-16 Mar-16 Sep-16 Sep-16 Sep-16 Mar-16 Apr-16 Apr-16 Apr-16
ringan memenuhi memenuhi ringan memenuhi memenuhi ringan ringan memenuhi
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Indeks Tutupan Hutan 47,04
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
Status Memenuhi Ringan Sedang Berat
Jumlah Persen Koefisien Nilai 5 56% 70 38,88889 4 44% 50 22,22222 0 0% 30 0 0 0% 10 0 9 61,11111
Nilai Indeks Penc. Air
3.
Indeks Pencemaran Udara Parameter
Rerata 18,87 48,25
NO2 SO2
EU 40,00 20,00
Rata-Rata Indeks Udara
4.
2016
IEU 0,4718 2,4124 1,4421
25,44
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Pasuruan Tahun 2016 No
Kab./Kota
1 Kota Pasuruan
Penduduk
Luas Wilayah (km2)
209.960
36,58
Indeks Penc. Udara
Indeks Indeks Tutupan Penc. Air Hutan
25,44
61,11
47,04
IKLH 44,78
Resiko Bencana Sebagai wilayah pesisir Kota Pasuruan indentik dengan banjir. Banjir terjadi pada musim hujan yang merupakan kiriman dari hulu yang berada di wilayah kabupaten. Tahun 2016 wilayah terendam banjir ± 35 ha, dimana luasan ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Namun pemerinah terus berusha untuk mengurangi dan menanggulangi resiko bencana banjir sehingga kerugian yang ditanggung masyarakat tidak besar. Bencana kebakaran kahan atau hutan terjadi pada lahan perkebunan atau lahan yang pemukiman milik mayarakat, sedangkan untuk bencana kekeringan, tanah longsor dan gempa bumi tidak terjadi di wilayah Kota Pasuruan. Perkotaan Kegiatan wilayah perkotaan yang sangat komplek sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Perkembangan perekonomian yang ditandai meningkatnya nilai PDRB dari tahun 2011 sampai dengan 2015 sebagaimana ditunjukkan grafik dibawah ini
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
7.000.000,0 6.000.000,0 5.000.000,0 4.000.000,0 3.000.000,0 2.000.000,0 1.000.000,0 -
2016
Peningkatan
PDRB
menandakan
peningkatan
sektor
ekonomi
serta
menandakan
peningkatan
pencemaran
kualitas
lingkungan air, udara dan 2011
2012
2013
2014
2015
tanah.
Grafik.3. 3 Nilai PDRB Kota Pasuruan Tahun 2011-2015
Sebagai langkah pemantauan dan pengendalian kualitas lingkunga pemerintah Kota Pasuruan melaksanakan beberapa program dan kebijakan melalui Dinas Lingkunga Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan. Program kegiatan tersebut antara lain melaksanakan pemantauan kualitas air,udara dan kerusakan tanah, pengawasan dan penaatan pengelolaan lingkungan terhadap usaha, pelayanan pengaduan masalah lingkugan, pemberlakuan ijin pembuangan air limbah, ijin penampungan dan TPS limbah B3, persyaratan dokumen lingkungan pada ijin usaha, pembinaan dan sosialisasi terkait pengelolaan lingkungan (pengelolaan sampah , konservasi air tanah, larangan buang air besar di sungai, larangan buang sampah di sungai). Dari semua kegiatan yang dilaksanakan memerlukan dana dan sumber daya manusia yang handal dan mumpuni di bidangnya terutama lingkungan. Pendanaan kegiatan berasal dari APBD dan APBN dan setiap tahun anggaran untuk lingkungan hidup terus meningkat. Organisasi Perangkat Daerah yang menangani linkungan hidup di Kota Pasuruan adalah Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan. Sumber daya manusia yang ada pada dinas ini cukup mumpuni namun masih kurang
maksimal
karena
kurangnya
personel
yang
sudah
mengikuti
pelatihan/kursus/diklat bidang lingkungan. Namun dengan segala keterbatasan pemerintah Kota Pasuruan berusaha keras dalam melaksanakan tugas, hal ini dapat dilihat dengan diterimanya beberapa penghargaan baik oleh instansi maupun masyarakat dibidang lingkungan, antara lain 6 tahun berturut-turut mendapatkan adipura, kelurahan berseri, adiwiyata mandiri, adiwiyata nasional dan kalpataru tingkat provinsi.
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
BAB IV. INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pengelolaan Sampah Menerapkan pengelolaan sampah 3R (reduse-reuse-recycle) atau kumpul-pilaholah-angkut Kebijakan yang menguatkan kegiatan tersebut, yaitu dengan adanya SK Walikota tentang , PERDA tentang Pengelolaan Sampah, Pembayaran PBB dengan Sampah, PERWALI tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dan pemanfaatan gas metan di TPA juag merupakan upaya pemanfaatan hasil sampah selain untuk mengurangi pencemaran udara. Selain itu keikutsertaan dunia usaha melalui CSR juga sangat menunjang, yaitu dengan terbangunnya beberapa unit gedung bank sampah Pembentukan Komunitas Perduli Lingkungan Salah satu upaya pengelolaan lingkungan yang langsung pada masyarakat adalah dengan adanya komunitas-komunitas lingkungan. Di Kota Pasuruan telah ada beberapa komunitas lingkungan, antara lain saka kalpataru dan kader lingkungan Program Konservasi Sumber Daya Alam Dalam kegiatan pengelolaan lingkungan dan konservasi sumber daya alam, pemerintah Kota Pasuruan memfasilitasi terlaksananya beberapa program pengelolaan lingkungan hidup, yaitu adiwiyata, kelurahan berseri, eco pesantren, eco office dan kampung organik Pengendalian Pencemaran Beberapa langkah pemerintah Kota Pasuruan dalam melaksanakan pengendalian pencemaran lingkungan, yaitu penetapan dasar hukum mengenai pengendalian pencemaran sehingga petugas atau pihak yang berwenang dalam melaksanakan tugas dilindungi oleh hukum
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
BAB V. PENUTUP Kesimpulan Dari data dan analisa pada dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan Tahun 2016, maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain : 1)
Isu prioritas yang ditetapkan adalah terjadinya banjir, pengelolaan sampag dan RTH belum menc30% dari luas wilayah kota.
2)
Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, terjadi penurunan luas lahan pertanian, yaitu pada tahun 2014 seluas 1.151 ha, tahun 2015 seluas 1.139 ha dan pada tahun 2016 kembali turun menjadi 1.138,37 ha yang disikapi dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2011 – 2031.
3)
Indeks kualitas lingkungan hidup Kota Pasuruan berada pada nilai 44, 78. Ini menandakan kualitas lingkungan di Kota Pasuruan masih cukup bagus dan perlu ditingkatkan lagi dengan progra kegiatan yang didukung oleh pemerintah dan masyarakat.
4)
Terjadi bencana banjir dan kebakaran di Kota Pasuruan, baik kebakaran lahan, rumah dan tempat usaha, dimana Pemerintah Kota Pasuruan telah mengambil beberapa kebijakan baik berupa Perda maupun Perwali yang ditindaklanjuti dengan beberapa program dan kegiatan guna mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya bencana banjir dan kebakaran pada tahuntahun mendatang
5)
Adanya peningkatan jumlah penduduk yang berkorelasi dengan peningkatan jumlah timbulan sampah harian penduduk, meningkatnya pencemaran air; udara dan tanah, maka Pemerintah Kota Pasuruan telah menerapkan beberapa kebijakan dan melaksanakan beberapa kegiatan pembangunan TPS 3R, pembentukan beberapa bank sampah, meningkatkan keperdulian masyarakat dalam bentuk pengaduan terkait pencemaran lingkungan dan mendorong masyarakat Kota Pasuruan semakin berperan aktif dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup melalui beragam aksi lingkungan guna
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan
Ringkasan Eksekutif Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pasuruan
2016
menciptakan Kota Pasuruan sebagai Kota Bhakti (Bersih, Hijau, Aman, Kreatif, Taat dan Indah) Rencana Tindak Lanjut Dengan telah terpetakannya berbagai permasalahan lingkungan yang dihadapi maka Pemerintah Kota Pasuruan melaksanakan kebijakan dan progranm kegiatan sebagai rencana tindak lanjut guna mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan, antara lain yaitu : 1)
Menjalin kerja sama sinergis dengan pemerintah daerah lain guna mengendalikan terjadinya banjir di Kota Pasuruan yang seringkali merupakan banjir kiriman dari luar Kota Pasuruan.
2)
Membentuk satgas yang mengawasi dan memberikan sanksi sebagai tipiring (tindak pidana ringan) kepada para pelaku pembuang sampah sembarangan, setelah melakukan pembinaan secara intensif kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dan penyediaan sarana persampahan yang memadai.
3)
Memberikan raport/ penilaian secara berkala kepada para pelaku usaha/ kegiatan dalam pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang tertuang dalam dokumen lingkungan hidup, disertai dengan sanksi dan reward (penghargaan).
4)
Memberikan intensif kepada para kader lingkungan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah masing-masing, sesuai pedoman pelaksanaan pekerjaan.
5)
Meningkatkan prosentase tutupan lahan di Kota Pasuruan hingga mencapai batas minimal tutupan lahan yang dipersyaratkan (30%) dari luas seluruh wilayah Kota Pasuruan dengan terlebih dahulu menyusun grand desain tutupan lahan sebagai acuan penetapan lokasi.
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan